saluran empedu dan hati

Upload: patricia-reynolds

Post on 26-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    1/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    1

    SALURAN EMPEDU dan HATI

    SALURAN EMPEDU

    Umum

    - EMBRIOLOGI:

    cikal bakal saluran empedudan hatiberupapenonjolan sebesar 3 mm(timbul

    di daerah ventral usus depan) bagian kranialmenjadi hati, bagian kaudalmenjadipankreas, bagiansisanya

    menjadi kandung empedu dari tonjolan berongga yang bagian padatnya kelak jadi sel hati, tumbuh saluran

    empedu yang bercabang-cabang (seperti pohon di antara sel hati tersebut

    - ANATOMI: kandung empedu berbentuk bulat lonjong(seperti buah advokat), panjang 4-6

    cm, berisi 30-60 ml empedu bagian fundus menonjol sedikit ke luar tepi hati, di bawah arcus costae dex, di

    tepilateral muskulus rektus abdominis, sebagian besar korpus menempel dantertanam di dalam jaringan hati, kandung empedu tertutup seluruhnya oleh

    lipatan peritoneum viseral infudibulum kandung empedu longgar (karena tidak terfiksasi ke permukaan

    hati oleh lapisan peritoneum jika kandung empedu mengalami distensi

    (akibat bendungan oleh batu) maka bagian infudibulum menonjol seperti

    kantong (kantongHartmann) duktus sistikuspanjang 1-2 cm, diameter 2-3 mm dinding lumen

    mengandung katup berbentuk spiral (katup spiral Heister) yang

    memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke dalam kandung empedu tetapi

    menahan aliran keluarnyasalurah empedu ekstrahepatikterletak di dalam ligamentum hepatoduodenale,

    batas atasporta hepatis, batas bawah distalpapila Vater bagian hulu saluran empedu intrahepatikbermuara ke saluran yang paling kecil

    (kanalikulus empedu) yang meneruskan curahan sekresi empedu melalui duktus

    interlobariske duktus lobariske duktus hepatikusdi hilus panjang duktus hepatikus dexdansinantara 1-4 cm, panjang duktus hepatikus

    komunisbergantung letak muara duktus sistikus duktus koledukusberjalan di belakang duodenum menembus jaringan pankreas

    dan dinding duodenum membentukpapila Vater(yang terletak di sebelahmedial dinding duodenum) ujung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter Oddi(yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum)

    duktus pankreatikusumumnya bermuara di tempat yang sama dengan duktus

    koledukus di dalam ampula Vater(tetapi dapat juga terpisah)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    2/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    2

    - FISIOLOGI: empedu diproduksiolehsel hepatosit 500-1500 ml/hari, faktor yang mengatur

    pengaliran cairan empedu adsekresi empedu oleh hati, kontraksi kandungempedu, dan tahanan sfingter koledukuspuasa(empedu disimpan sementara dalam kandung empedu dan mengalami

    pemekatan 50%) makankandung empedu berkontraksi (hormon selamine-precursor-uptake and decarboxylation cells/APUD kolesistokinin/CCK,

    dari selaput lendir usus halus yang disekresi karena rangsang makanan

    berlemak/produk lipolitik di dalam lumen usus, merangsang n.vagus, sehinggaterjadi kontraksi kandung empedu) sfingter relaksasi dan empedu mengalir

    ke dalam duodenum (aliran tersebut sewaktu-waktu seperti disemprotkan karena

    secara intermiten tekanan saluran empedu akan lebih tinggi daripada tahanansfingter)

    - BIOKIMIA: komponen cairan empedu 90% : garam empedu(molekul steroid yang

    dibuat oleh sel hepatosit dan berasal darikolerterol), lesitin, dan kolesterol

    10% : bilirubin, asam lemakdangaram

    anorganik

    Kelainan Bawaan

    - AGENESIS/EKTOPIK/2 atau 3 kandung empedumerupakan kelainan bawaan yang

    jarang ditemukan

    - ATRESIA SALURAN EMPEDU adkelainan kongenital yang tidak diketahui etiologinya berhubungan dengan kolangiohepatis intrauterin yang disebabkan virus

    kelainan ini bukan suatu malformasi, sebab organ lain yang berasal dari daerah

    embrionik yang sama (ex : hati, duodenum, dan pankreas) tidak mengalami

    kelainanjenis:

    1. kolestasis intrahepatik

    2. kolestasis ekstrahepatik jenis embrional/fetal(1/3 penderita)

    awal proses yang merusak saluran empedu mulai sejak masa intrauterin

    hingga saat bayi lahir, tidak ditemukan masa bebas ikterus setelahperiode ikterus neonatorum fisiologi (2 minggu pertama kelahiran)

    pada pembedahan tidak ditemukan sisa saluran empedu di dalam

    ligamentum hepatoduodenale, dapat juga ditemukan kelainan bawaanlain (ex: malrotasi usus/pankreas ektopik)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    3/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    3

    jenisperinatal(2/3 penderita)

    gejala ikterus mulai ditemukan setelah periode ikterus fisiologikmenghilang, setelah masa itu timbul lagi ikterus yang progesif pada pembedahan dapat ditemukan sisa saluran empedu di dalam

    ligamentun hepatoduodenale, dan tidak disertai malformasi organ lainyang berdekatan

    perbedaan patof utama jenis embrional dengan perinatal adsaat

    mulainya kerusakan saluran empedu yang progesif neonatus penderita ikterus obstruksi intrahepatik/ekstrahepatik, menunjukkan

    ikterus, urin berwarna kuning gelap, tinja berwarna dempul (akolik), dan

    hepatomegali diagnosis:

    KLINIS untuk mebedakan kolestasis intrahepatik dengan ekstrahepatik adwarna tinja, BB, umur, saat awal tinja berwarna dempul, dan hepatomegali

    (bayi penderita kolestasis ekstrahepatik menunjukkan tinja yang > akolik,BB > besar, tinja berwarna dempul ditemukan pada usia > muda, dan

    konsistensi hati teraba normal) USG dapat ditemukan kelainan kongenital penyebab kolestasis

    ekstrahepatik (yaitu penyakit Carol, berupa dilatasi kistik saluran empedu) NGT dimasukkan sampai duodenum, lalu cairan duodenum di aspirasi,

    diagnosis atresia disokong jika tidak ditemukan empedu pada pemeriksaantersebut

    SKINTIGRAFI RADIOISOTOP HEPATOBILIER yaitu pemeriksaan

    kemampuan hati untuk produksi empedu, kemudian mengekskresikannya kesaluran empedu sampai tercurah ke dalam duodenum, jika terlihat

    senyawaan ini dapat diekskresikan ke dalam duodenum berarti adakolestasis intrahepatik, dan bukan kolestasis ekstrahepatik

    BIOPSI HATI PERKUTAN LAPARATOMI EKSPLORASI dilakukan kolangiografi serta biopsi hati,

    penampilan makroskopik hati berwarna coklat kehijauan dan noduler,kandung empedu mengecil karena kolaps, dan pada 75% penderita tidak

    ditemukan lumen yang jelas terapi:

    kolestasis ekstrahepatik dengan pembedahan portoenterostomi teknik Kasai

    dan bedah cangkol hati, bedah dekompresi portoenterostomi sebaiknya

    dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan (jika > 3 bulan, transplantasi hati >baik daripada hasil terbaik operasi dekompresi), indikasi tersering untuk

    melakukan transplantasi hati ad usia bayi telah terlalu tua untuk bedah Kasai

    a. bedah Kasailangkah pertama bedah portoenterostomi ad membukaligamentum hepatoduodenale untuk mencari sisa salurah ekstrahepatik

    yang berupa jaringan fibrotik jaringan fibrotik tersebut diikuti terus

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    4/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    4

    ke arah hilus hati di hilus akan ditemukan sisa saluran empedu yang

    terbuka di permukaan hati rekonstruksi hubungan saluran empedu di

    dalam hati dengan saluran cerna dilakukan dengan menjahitkanyeyenum ke permukaan hilus hati portoyeyunostomi ini dibuat secara

    anastomosisRoux-en-Y(setiap anastomosis usus berbentuk huruf Y

    menurut Roux) jika atresia hanya terbatas pada duktus hepatikuskomunis, sedang kandung empedu dan duktus sistikus serta duktus

    koledukus paten, maka cukup kandung empedu saja yang disambung

    dengan permukaan hati di daerah hilus pada bayi, dengan atresiasaluran empedu yang dapat dikoreksi langsung, harus dilakukan

    anastomosis mukosa dengan mukosa antara sisa saluran empedu dengan

    duodenum/yeyenum komplikasi postop ad kolangitis berulang yangtimbul pada 30-60% penderita yang dapat hidup lama (kolangitis

    umumnya mulai timbul 6-9 bulan setelah dibuat anastomosis terapikolangitis dengan pemberian antibiotik selama 2 minggu

    kemungkinan hidup 5 tahun setelah portoenterostomi 40%b. keberhasilan transplantasi hati setelah 1 tahun 65-80% indikasi

    transplantasi hati ad atresia saluran empedu intrahepatik yang disertai

    gagal fungsi hati kolestasis intrahepatik pada umumnya tidak memerlukan pembedahan

    (karena relatif jinak)

    - KISTA KOLEDUKUS

    etiologi: tidak jelas dimulai dengan anomali penyaliran saluran empedu dan saluran pankreas,

    serta gangguan mekanisme sfingter Oddi, infeksi dengan/tanpa reflukscairan pankreas mungkin merupakan faktor kausal

    jenis:

    1. dilatasi kistik tunggal (meliputi seluruh duktus koledukus komunis, duktus

    hepatikus komunis/kedua-duanya)2. divertikukulum (terpisah dari kandung empedu dan saluran ekstrahepatik

    yang asli)

    3. intraduodenum (dilatasi kistik saluran empedu yang berdasar di dindingduodenum)

    4. intrahepatik (campuran berbagai jenis kista)

    5. penyakit Carol (dilatasi kistik intrahepatik murni yang disertai fibrosis hatibawaan)

    komplikasi: obstruksi empedu, kolangitis, abses hati, ruptur, dan perubahan keganasan

    klinis:

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    5/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    5

    1. kelompok infantil/umur 3 bulan (dengan gejala ikterus obstruksi yang

    mirip ikterus karena atresia saluran empedu)

    2. kelompok lambat/umur 9 tahun (dengan gejala nyeri, massa di perut kananatas, serta ikterus, sering penderita datang dengan gejala perforasi spontan) diagnosis:

    KLINIS nyeri, massa intraabdomen, dan ikterus obstruksi (trias) LABORATORIUM menunjukkan kadar fosfatase alkali , hiperamilasemia,

    leukositosis BIOPSI HATI PERKUTAN menunjukkan tanda kolangitis dan kadang

    hipertensi portal USG mengevaluasi penderita dengan massa intraabdomen KOLANGIOPANKREATIKOGRAFI RETROGRAD ENDOSKOPI

    (ERCP) membantu diagnosis anomali letak saluran pankreas maupun

    bentuk dan batas kista saluran empedu terapi: reseksi kista(untuk mencegah bahaya perubahan keganasan, maka reseksi

    total kista koledukus dianggap tindakan terbaik) memperbaikidan menjamin penyaliran empedusambil memperhatikan

    keutuhan saluran pankreas yang mengalami anomali (perbaikan penyaliranempedu dengan prosedur sistoenterostomi tidak memuaskan karena timbul

    kolestasis dan refluks cairan usus, perubahan keganasan sering timbul di

    sisa dinding kista, karena itu bedah penyaliran sebagai tindakan sementaradilakukan pada bayi dengan KU terlalu lemah untuk menjalani bedah

    definitif berupa bedah reseksi)

    Trauma Hepatobilier

    - faktor yang mempengaruhi ringan-berat trauma hepatobilier :

    jenis tumpul, tajam, tembakan, deselerasi, kempaan

    etiologi pisau, peluru, kempaan, deselerasi, tumbuk pantul

    kekuatan kecepatan (lalu lintas, proyektil), ketinggian/jatuh

    arah jalannya di dalam badan

    - jenis kerusakan hepatobilier akibat trauma:

    parenkim (superfisial, dalam)

    pembuluh darah (vena porta, vena hepatika, arteri hepatika)saluran empedu (kandung empedu, saluran empedu)

    - ringkasan cedera saluran hati:

    etiologi cedera tumpul/tajam, deselerasi, kompresi, iatrogenik

    diagnosis anamnesis, sifat luka, tanda perdarahan dalam, USG,

    arteriografi, CT scan, laparotomi (diagnostik)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    6/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    6

    penanganan laparotomi (terapeutik)

    - komplikasi:

    hemobilia traumatik (ad perdarahan ke dalam saluran empedu karenadisebabkan cedera), perdarahan, infeksi, dan kebocoran empedu

    - klinis:

    trias(tanda perdarahan saluran cerna bagian atas, ikterus, dan nyeri perut kanan

    atas)- terapi:

    1. mengatasi perdarahan menghentikan perdarahan sementara dilakukan d/c penekanan manual

    langsung pada daerah yang berdarah dengan tampon/klem vaskuler

    atraumatik di daerah foramen Winslow penutupan ligamentum hepatoduodenale di dinding foramen Winslow

    dengan jari/klem vaskuler disebut perasat Pringle, menghasilkanpembuntuan a.hepatika dan v.porta sekali, sehingga darah tidak masuk lagi

    ke hati, jaringan hati dapat menahan keadaan iskemia 60 menit jikadilakukan oklusi itu, cukup untuk melakukan resusitasi dan menghentikan

    perdarahan secara definitif teknik pembedahan untuk menghentikan perdarahan secara definitif dengan

    ligasi a.hepatika/cabang yang dapat mengatasi perdarahan, selanjutnya

    untuk mengatasi perdarahan ad reseksi parsial hati

    2. mencegah infeksi dengan debrideman jaringan hati yang avaskuler penyebab infeksi ad kebocoran empedu serta jaringan nekrotik

    penyalir dapat dipilih jenis sistem terbuka/tertutup

    kadang dipasang penyalir T ke dalam duktus koledukus dengan tujuandekompresi dan mencegah pembuntuan karena udem3. penyaliran dan merekonstruksi saluran empedu

    terapi terbaik trauma kandung empedu ad kolesistektomi reparasi primer kerusakan saluran empedu berupa anastomosis ujung dengan

    ujung sangat jarang dilaksanakan, kecuali untuk trauma iatrogenik yang

    pemulihannya dilakukan saat itu juga kerusakan sistem saluran empedu akibat trauma ad saluran empedu yang

    ujungnya compang-camping, penanggulangan dengan ligasi patongan distal,

    lalu rekonstruksi berupa koledoko-yeyunostomi Roux-en-Y atau koledoko-

    duodenostomi pada hemobilia terapi terbaik dan paling banyak diterapkan ad embolisasi

    secara arteriografi, dengan mempergunakan gulungan benang baja/bahan

    pembentuk trombus yang lain jika hemobilia ringan (seperti yang sering

    terjadi pada pascabedah), cukup diobservasi dan sering sembuh spontan jika ada hematom hati yang ekspansif, pembedahan dilakukan untuk

    dekompresi hematom dan ligasi sumber perdarahan

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    7/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    7

    jika jaringan nekrotik intrahepatik/hematoma menjadi abses, harus segera

    diaspirasi/disalirkan perkutan, penderita harus bedrest dari kegiatan fisik

    untuk beberapa minggu jika timbul sepsis/hematoma intrahepatik membesar, harus dilakukan

    laparotomi

    Penyakit Degenerasi

    - jenis(pseudotumor) :

    1. kolesterolosis2. adenomiomatosis(makroskopis seperti topi petani)

    kedua pseudotumor disebut juga kolesitosis hiperplastik (yang dapat

    berhubungan dengan kejadian batu empedu

    Diskinesia Sistem Saluran Empedu- merupakan gangguan fisiologik yang diduga sebagai salah satu penyebab sindrom

    pascakolesistektomi dan pankreatitis residivans (mungkin disebabkan olehperubahan fungsional otot papila Vater, nyeri bilier yang timbul disebabkan oleh

    tonus otot sfingter Oddi yang me, dapat diukur dengan manometri)

    Tumor Ganas

    1. TUMOR GANAS SALURAN EMPEDU

    - jenis tumor >> adenokarsinoma pada duktus hepatikus/koledukus- histologik:

    murni sebagai adenokarsinoma (disebut juga kolangiokarsinoma), dapat juga

    mirip jaringan parut/kolangitis sklerotikans- metastasis: jaringan hati dan kelenjar limf hilus

    - klinis:

    keluhan utama ad ikterus obstruktif (yang progesif secara lambat disertai

    pruritus), abdomil discomfort (regio hypochondriaca dex)

    - diagnosis: klinisikterus

    distensi kandung empedu sehingga mudah diraba (jika tumor mengenai

    duktus koledukus kandung empedu tanpa nyeri, yang dapat diraba di bawah pinggir costae,

    tidak nyeri pada penderita ikterus obstruktif disebut trias (hukum

    Courvoiser) hepatomegali (kadang ditemukan karena bendungan)

    labtanda ikterus obstruksi USGmendeteksi pelebaran saluran empedu intrahepatik

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    8/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    8

    kolangiogram endoskopik retrograd(ERCP) dan kolangiogram transhepatik

    perkutan(PTC) menentukan lokasi tumor (tumor yang terletak di bifurkasi

    duktus hepatikus ad tumor Klatskin)- DD: ikterus obstruksi (karena batu saluran empedu), striktur, kolangitis sklerotikans,

    tumor jinak, tumor peri-ampula, tumor kaput pankreas, dan tumor metastasis dihati

    ikterus obstruktif :

    ikterus obstruktif

    batu tumor

    obstruksi parsial

    intermitenkolangitis

    kolik bilier

    hukum Courvoiser

    +

    ++

    +

    -

    hilang timbul

    --

    -

    +

    - terapi: adenokarsinoma saluran empedu yang baik untuk direseksi yaitu jika terdapat

    pada duktus koledukus bagian distal/palila Vater pembedahan d/c Whipple

    yaitu pankreatiko-duodenektomi tumor Klatskin pembedahan d/c eksisi dan hepatoyeyunostomi dengan

    anastomosis Roux-en-Y tindak bedah paliatif yaitu pintas alih berupa anastomosis biliodigestif

    berbentuk kolesistoduodenestomi, koledokoduodenostomi, ataukoledokoyeyunostomi Roux-en-Y (anastomosis biliodigestif ini baru dilakukan

    jika pemasangan pipa pintas di dalam duktus koledukus secara endoskopik tidakdapat dilakukan)

    2. TUMOR GANAS KANDUNG EMPEDU

    - tumor primer ad jenis adenokarsinoma dengan penyebaran invasif langsung ke

    dalam hati dan porta hati- metastasis ke kelenjar limf regional, hati, dan paru

    - klinis: keluhan utama biasanya ditentukan oleh kolesistolitiasis

    nyeri menetap di regio hypochondriaca dex (mirip kolik bilier) timbul kolesistitis akut (jika terjadi obstruksi duktus sistikus) ikterus obstruksi dan kolangitis akut (akibat invasi tumor ke duktus koledukus)

    - diagnosis: jika klinis hanya kolangitis, dan kandung empedu teraba membesar, harus

    dicurigai kemungkinan keganasan kandung empedu, sebab keadaan ini tidakbiasa ditemukan pada koledokolitiasis

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    9/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    9

    px fisik dapat diraba massa di daerah kandung empedu USG dan CT scan dapat menemukan tumor dan batu

    - DD: kolesistolitiasis dan kolesistitis kronik

    - terapi: kolesistektomi penderita kolelitiasis (pencegahan) jika ditemukan karsinoma kandung empedu sewaktu lapatotomi harus dilakukan

    kolesistektomi dan reseksi baji hepar selebar 3-5 cm disertai diseksi kelenjar

    limf regional di daerah ligamentum hepatoduodenale

    Kolelitiasis

    - BATU SALURAN danKANDUNG EMPEDU kriteria batu primer saluran empedu:1. ada masa asimptomatik setelah kolesistektomi

    2. morfologik cocok dengan batu empedu primer3. tidak ada striktur pada duktus koledukus/tidak ada sisa duktus sistikus yang

    panjang4. dapat ditemukan sisa cacing askaris/cacing jenis lain di dalam batu tersebut

    (khusus orang Asia) morfologik batu primer saluran empedu: bentuk ovoid, lunak, rapuh, seperti

    lumpur/tanah, warna coklat muda-

    tuajenis:

    1. batu kolesterol

    mengandung 70% kristal kolesterol, dan sisanya kalsiumkarbonat,

    kalsiumpalmitit, dan kalsiumbilirubinat, terbentuk hampir selalu di dalamkandung empedu

    bentuk soliter/multipel, permukaan licin/multifaset, bulat, berduri, dan adayang seperti buah murbei

    proses pembentukan (4 tahap) :

    1. penjenuhan empedu oleh kolesterol (dapat disebabkan oleh

    bertambahnya sekresi kolesterol/perelatif asam empedu/fosfolipid)2. pembentukan nidus/sarang burung(dapat berasal dari pigmen empedu,

    mukoprotein, lendir, protein lain, bakteria, atau benda asing lain)

    3. kristalisasi4. pertumbuhan batu (terjadi karena pengendapan kristal kolesterol di atas

    matriks inorganik dan kecepatannya ditentukan oleh kecepatan relatif

    pelarutan dan pengendapan, struktur matriks berupa endapan mineralyang mengandung garam Ca)

    2. batu kalsium bilirubinat ad batu empedu dengan kadar kolesterol < 25%, disebut juga batu

    lumpur/batu pigmen

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    10/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    10

    bentuk tidak teratur, kecil-kecil, dapat berjumlah banyak, warnanya

    bervariasi (coklat, kemerahan, hitam), berbentuk seperti lumpur/tanah yang

    rapuh kausal karena infeksi, stasis, dekonyugasi bilirubin dan ekskresi Ca lab kadar bilirubin yang tidak berkonyugasi me(di dalam kandung

    empedu/hati)3. batu campuran

    lokasi batu empedu: terbentuk di kandung empedu (t.u batu kolesterol)

    jika batu kandung empedu (kolelitiasis) berpindah ke dalam saluran empeduekstrahepatik disebut batu saluran empedu sekunder (koledokolitiasis

    sekunder) kolelitiasisad penyakit batu empedu yang ditemukan di dalam kandung

    empedu/di dalam duktus koledukus, atau kedua-duanya hepatolitiasisad batu empedu yang terdapat di dalam saluran empedu dari

    awal percabangan duktus hepatikus dex dan sin (meskipun percabangan

    tersebut mungkin terdapat di luar parenkim hati ). warna coklat, lunak,

    bentuk seperti lumpur dan rapuh, mengandung > 30% bilirubin yangbersenyawa dengan Ca. hepatolitiasis akan menimbulkan kolangitis

    piogenik rekuren/oriental

    - KOLELITIASIS batu kandung empedu dapat berpindah ke dalam duktus koledukus melalui

    duktus sistikus (vesica felea duktus sistikus duktus koledukus)

    batu empedu dari duktus koledukus dapat masuk ke dalam duodenum melalui

    papila Vater (duktud koledukus papila Vater duodenum) komplikasi: kolesistitis akut (dapat menimbulkan perforasi dan peritonitis),

    kolesistitis kronik, ikterus obstruktif, kolangitis, kolangiolitis piogenik, fistel

    bilioenterik, ileus batu empedu, pankreatitis dan perubahan keganasan klinis: dispepsia, epigastric pain, prekordium pain, penyebaran nyeri dapat ke

    punggung bagian tengah, skapula, atau puncak bahu, mual, muntah. Jika terjadi

    kolesistitis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik napas

    dalam dan sewaktu kandung empedu tersentuh ujung jari tangan sehinggapasien berhenti menarik napas (merupakan tanda rangsang peritoneum

    setempat, disebut Murphy Sign)px fisik:

    1. batu kandung empedu

    NT dengan punktum maksimum di daerah letak anatomik kandung empedu

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    11/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    11

    Murphy positf (NT bertambah sewaktu penderita menarik napas panjang

    karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan

    pemeriksa dan pasien berhenti menarik napas)2. batu saluran empedu kolangitis akut ringan-sedang(kolangitis bakterial non piogenik) ditandai

    dengan trias Charcot(febris dan menggigil, nyeri di daerah hati, danikterus)

    kolangiolitis(kolangitis piogenik intrahepatik) ditandai dengan lima gejala

    pentade Reynold(trias Charcotditambahsyok, dan kekacauan mental/pe

    kesadaran-coma) hepatolitiasisditandai dengan ditemukannya riwayat kolangitisyang hilang

    timbul laboratorium:

    peradangan akut dapat terjadi leukositosis, kadar fosfatase alkali serum dankadar amilase serum me jika adasindrom Mirizziakan ditemukan pebilirubin serum (akibat

    penekanan duktus koledukus oleh batu di dalam kandung empedu, dinding

    yang edema di daerah kantong Hartmann, dan penjalaran radang ke dinding

    yang tertekan tersebut)px pencitraan:

    USGuntuk deteksi batu kandung empedu dan pelebaran saluran empedu

    intrahepatik/ekstrahepatik, dapat dilihat juga dinding kandung empedu yangmenebal karena fibrosis/udem karena peradangan/sebab lain

    FPAdapat melihat batu kandung empedu yang radioopak (10-15%), kadang

    kandung empedu yang mengandung cairan empedu berkadar Ca , padaperadangan akut dengan kandung empedu yang membesar/hidrops, dan

    kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di regiohypochondriaca dex yang menekan gambaran udara dalam usus besar, di

    fleksura hepatika kolesistografidengan kontras per os untuk melihat batu radiolusen (gagal

    pada keadaan ileus paralitik, muntah, gangguan fx ginjal, kadar bilirubinserum > 2 mg/dl, obstruksi pilorus, dan hepatitis

    CT scanutnuk diagnosis keganasan kandung empedu yang mengandung

    batu Rdengan endoskopi retrograd di papila Vater(ERCP)/pungsi hati

    perkutan(PTC) untuk px batu empedu di duktus koledukus (indikasi : batu

    kandung empedu dengan gangguan fx hati yang tidak dapat dideteksidengan USG dan kolesistografi oral, ex: karena batu kecil)

    komplikasi:

    1. kolesistolitiasis asimptomatik

    obstruksi duktus sistikus

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    12/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    12

    kolik kolesistitis akut (empiema, perikolesistitis, perforasi)

    kolesistitis kronik (hidrops/empiema kandung empedu, fistelkelesistoenterogen, ileus batu empedu) karsinoma kandung empedu koledokolitiasis sekunder

    2. koledokolitiasis(primer/sekunder) asimptomatik kolik, ikterus obstruktif sirosis hepatis bilier, pankreatitis kolangitis, kolangiolitis fibrosi papila Vater, abses hati multipel

    KolesistitisKOLESISTITIS AKUT

    - klinis: keluhan:

    nyeri perut kanan atas bersifat kolik/terus-menerus nyeri menyebar ke punggung dan ke arah skapula febris, mual/muntah

    tanda: suhu 38-38,3 C, tanda peritonitis kanan atas nyeri costal perut kanan atas dan henti gerakan napas lokal

    NT intercostal tidak ada teraba kandung empedu/massa kanan atas, ikterus ringan

    - px penunjang: lab:

    leukositosis 12000-15000, kadan normal

    alkali fosfatase me, serum amilase me USG:

    kandung empedu membesar, dinding menebal adanya lumpur/batu gambaran destruksi dinding dan nanah/cairan sekitar kandung empedu

    (gangren pada komplikasi abses perikolesistitis)FPA:

    bayangan massa jaringan lunak lonjong yang menekan dinding colon

    transversum yang berisi udara- penyulit/komplikasi:

    empiema kandung empedu perforasi (peritonitis umum, massa perikolesistitis, fistel kolesistenterik)

    - DD:

    pankreatitisakut

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    13/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    13

    sulit dibedakan dengan kolesistitis akut, apalagi disertai dengan pekadar

    amilase darah

    ulkuspeptik riwayat epigastric pain yang berkurang dengan pemberian makanan/antasid FPA memperlihatkan bayangan udara bebas di dalam rongga peritoneum

    apendisitis akut sulit dibedakan dengan kolesistitis akut, apalagi dengan sekum yang terletak

    tinggi di kanan atas abseshati

    NT intercostalis di sisi lateral

    - terapi: konservatif:

    infus untuk terapi cairan, puasa NGT untuk dekompresi lambung antimikroba untuk kuman aerob dan anaerob

    kolesistektomi (cito) : elektif, jika tidak membaik setelah 2 x 24 jam

    kolesistektomi(elektif) : setelah penderita membaik pada terapi konservatif

    KOLESISTITIS AKALKULUS AKUT- adkolesistitis akut yang terjadi tanpa batu ( 5-10%)

    - etiologi: penderita gawat karena trauma multipel, postop pembedahan besar, sepsis,

    keracunan obat, gagal organ multipel, syok penderita yang puasa lama dan dirawat dengan nutrisi intravena (biasanya

    timbul stasis empedu yang kemudian menjadi lumpur empedu yang t/d endapanCa bilirubinat berperan untuk menimbulkan kolesistitis akalkulus)

    invasi kuman secara primer (salmonella typi, E.coli, dan Clostridium) gangguan aliran darah melalui a.sistika, serta obstruksi duktus sistikus (karena

    penyebab lain)

    - klinis: nyeri perut kuadran kanan atas, NT, defans otot, dan febris gangguan fx hati (fosfatase alkali , bilirubin , transminase serum)

    HIDROPS KANDUNG EMPEDU- adterjadinya distensi kandung empedu akibat proses patologik (fisiologik: puasa

    lama, neonatus prematur)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    14/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    14

    - etiologi: stenosis/obstruksi duktus sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu, pada

    kandung empedu yang normal (isinya berupa cairan keputihan yang jernih yangberasal dari kelenjar dinding sedangkan garam empedu diresorbsi, biasanyan

    tidak ada radang karena tidak didapat bakteri patogen, kadang timbul nyeri

    spontan dan NT karena tekanan)- komplikasi: kolesistitis akut, empiema

    - terapi: kolesistektomi

    EMPIEMA KANDUNG EMPEDU/KOLESISTITIS SUPURATIF- adkandung empedu yang berisi nanah

    - klinis: gejala toksik, febris, menggigil, dan leukositosis

    - terapi: antibiotik parenteral, dan kolesistektomi/kolesistostomi

    KOLESISTITIS KRONIK- etiologi: batu empedu (hampir selalu)

    - diagnosis: kolik bilier (khas: dicetuskan oleh makanan, lokasi di perut kanan atas dan

    nyeri alih ke titik Boas)

    dispepsi (dicetuskan oleh makanan, ex: gorengan/banyak lemak, jenis kol) batu kandung empedu (USG, dan kolesistografi)

    - DD: semua penyakit yang dapat menimbulkan nyeri di epigastrium, perut kuadran

    kanan atas, kuadran kiri atas, dan prekordial (ex: tukak peptik, gastritis, hernia

    hiatus, dan neoplasma lambung)

    0BSTRUKSI SALURAN EMPEDU

    - etiologi: batu,striktur (terjadi akibat proses fibrosis yang menyusul proses inflamasi dan

    infeksi berulang akibat iritasi dan trauma yang timbul sewaktu terjadi pasase

    batu empedu), udemdan inflamasi duktusyang menyertai kolesistitis- komplikasi:

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    15/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    15

    batu(kolik bilier, hidrops kandung empedu, kolesistitis kronik, dan kolesistitis

    akut dengan berbagai komplikasinya yaitu empiema, gangren dan perforasi,

    tetapi tanpa ikterus obstrusi)striktur( kolesistitis kronik/akut, dan hidrops kandung empedu)

    FISTEL BILIOENTERIK (fistel antara kandung empedu dan usus)- terjadi jika kandung empedu yang mengandung batu besar menempel pada dinding

    organ di dekatnya (ex: lambung, duodenum, colon transversum) dapat terjadi

    nekrosi kedua dinding karena tekanan, sehingga terjadi perforasi ke dalam lumenGI track

    OBSTRUKSI USUS OLEH BATU EMPEDU- batu empedu lolos masuk ke dalam lumen GI track, jika batu berukuran besar maka

    dapat menyumbat bagian tersempit GI track (ileum terminal) dan menimbulkanileus obstruksi

    Penanggulangan

    PENANGGULANGAN KOLELITIASIS NONBEDAH1. lisis batu disolusi dengan sediaan kolelitolitik lisis kontak dengan kateter perkutan2. litotripsi denganESWL(extra-corporal shock-wave-lithotripsi)

    3. endoskopik sfingterotomi ekstraksi dengan kateter Fogarty/basket

    berhasil pada koledokolitiasis melalui sfingterotomi sfingter Oddi di papilVater (yang memungkinkan batu keluar secara spontan/dengan

    menggunakan kateter Fogarty/basket indikasi pembedahan batu kandung empedu ad jika simptomatik indikasi kolesistektomi elektif konvensional/laparaskopik ad kolelitiasis

    asimptomatik pada penderita DM, dan kandung empedu yang tidak terlihat

    pada kolesistografi oral (yang menandakan stadium lanjut, atau kandung

    empedu dengan batu besar, diameter > 2 cm, karena lebih seringmenimbulkan kolelitiasis akut dibanding dengan batu yang lebih kecil)

    indikasi selektif lain ad kalsifikasi kandung empedu karena dihubungkan

    dengan kejadian karsinoma

    PENANGGULANGAN KOLEDOKOLITIASIS NONBEDAH1. penanggulangan medik penderita kolangitis akut

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    16/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    16

    IVFD (untuk koreksi gangguan keseimbangan cairan dan

    elektrolit,mengatasi syok)

    puasa, NGT (jika ada distensi perut) antibiotik sistemik, inj vit K (jika ada koagulapati) perbaikan KU 24-48 jam

    2. penanggulangan endoskopik jika tindakan di atas KU tidak membaik/KU

    dilakukan sfingterotomi endoskopik (untuk penyaliran empedu dan nanah

    dan membersihkan duktus koledukus dari batu pipa nasobilier indikasi sfingterotomi endoskopik ad riwayat kolesistektomi jika batu besar (diameter > 2 cm), sfingterotomi mungkin tidak dapat

    dilakukan, penderita dianjurkan litotripsi dahulu (untuk batu duktus

    koledukus secara mekanik dengan alat melalui papila Vater, ultrasonik/laser,umumnya dilakukan bersama-sama/dilengkapi sfingterotomi endoskopik penyaliran bilier transhepatik perkutan (percutaneous transhepatik biliar

    drainage=PTBD) biasanya bersifat darurat dan sementara sebagai alternatif

    untuk mengatasi sepsis pada kolangitis berat/mengurangi ikterus berat pada

    ikterus obstruksi saluran empedu distal karena kegananasan. Pada pasiendengan pipa T pada saluran empedu dapat juga dimasukkan koledoskop dari

    luar untuk membantu mengambil batu intrahepatik

    PENANGGULANGAN KOLESISTITIS AKUT1. konservatif( 60% penderita sembuh spontan) IVFD (untuk mengatasi dehidrasi dan gangguan elektrolit) puasa, NGT (untuk dekompresi lambung) antibiotik/antimikroba (untuk kuman gram negatif/anaerob)2. pembedahan(KU memburuk bedah cito, KU membaik bedah elektif)

    kolesistektomi dini s.d.a setelah 24-48 jam KU baik dan infeksi teratasi diagnosis diperjelas (apakah etiologinya batu, koledokolitiasis, dan

    kolangitis, serta penyakit penyerta seperti pankreatitis dievaluasi) pembedahan dilakukan sejak jam pertama penderita dirawat sampai 72 jam

    (tergantung kelengkapan diagnosis dan persiapan pre-op) keuntungan ad mempersingkat masa rawat inap 5-7 hari, mempersingkat

    waktu penyakit 30 hari bedah emergenci

    jika pada masa pre-op KU memburuk (karena peritonitis lokal kanan atas

    meluas, biasanya disebabkan oleh komplikasi berupa empiema, gangren danperforasi)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    17/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    17

    jika KU terlalu buruk untuk dilakukan pembedahan, tindakan sementara

    berupa kolesistostomi kateter perkutan dengan bimbingan USG

    kolesistektomi elektif jika KU membaik (umumnya 6 minggu - 3 bulan setelah penderita sembuh

    dari kolesistitis akut) kolesistektomi laparoskopik

    dilakukan pada kolesistitis kronik untuk mempersingkat masa rawat

    TERAPI BEDAH KOLEDOKOLITIASIS1. koledokotomi

    2. koledokoduodenostomi

    INDIKASI EKSPLORASI DUKTUS KOLEDUKUS SEWAKTUKOLESISTEKTOMI

    ?????????? hal 781

    ABSES HATI

    Abses Amuba

    - etiologi: entameba histolyticayang terbawa aliran v.porta ke hepar(tidak semua amuba

    yang masuk ke hepar menimbulkan abses, tergantung faktor pendukungnya)

    - faktor pendukungnya: pernah terinfeksi amuba (sebab kerentanan pasien lebih tinggi)

    kadar kolesterol me, post trauma hepar kecanduan alkohol

    - patologi: infeksi amuba terjadi radang dan nekrosis jaringan hepar sel hepar yang

    jauh dari fokus infeksi juga mengalami sedikit perubahan (meskipun tidak

    ditemukan amuba) perubahan diduga akibat toksin yang dikeluarkan olehamuba abses yang terjadi pada hepar sebetulnya bukan abses betul tetapi

    lebih menyerupai proses pencairan jaringan nekrosis multipel yang makin lama

    makin besar dan bergabung membentuk abses cairan abses t/d nekrosisjaringan hepar dan eritrosit yang berwarna tengguli abses tersebut dikelilingi

    oleh hiperplasia jaringan ikat (disebutsimpai) jaringan ikat ini yang

    membatasi perusakan lebih jauh (kecuali jika ada infeksi tambahan) abseshati bersifat soliter, steril, dan terletak di lobus kanan dekat kubah diafragma

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    18/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    18

    jarang ditemukan amuba pada cairan tersebut (jika ada, biasanya terdapat di

    daerah dekat dengan simpainya)

    - klinis:simptom : nyeri hypochondrium kanan, febris (38,5 C), diare nyeri bahu kanan (akibat iritasi diagfragma)

    sign : hepatomegali dan NT, nyeri spontan dan NT intercostalis efusi pleura dan atelektasis paru ikterus, pre-koma/koma (jarang) massa di epigastrium (jika lobus kiri yang terkena)

    - diagnosis:

    klinis : simptom dan sign lab:

    leukosit 5.000 30.000, umumnya 10.000 12.000) kadar fosfatase alkali me tes serologi titer amuba >/= 1 : 128

    pencitraan : R(terlihat kubah diagfragma kanan me, efusi pleura dan atelektasis paru) USG dan CT scan (untuk menentukan lokasi abses dan besarnya)

    - DD: klinis mirip abses amuba:

    kolesistitis akut, hepatitis virus akut, karsinoma hati primer tipe febrilperbedaan ditentukaan oleh:

    USG, pungsi, percobaan terapi dengan amubisid berupa dxper ex-clusionem

    - terapi : medik:

    metronidazole/tinidazole (bersifat amubisid jaringan), dosis 50 mg/BB/hari, 10 hari

    bedah(aspirasidanpenyaliran) : aspirasidengan tuntunan USG (agar dapat mencapai sasaran dengan tepat)

    dilakukan berulang-ulang secara tertutup/dilanjutkan dengan pemasangan

    penyalir kateter (tindakan aseptik dan antiseptik untuk mencegah infeksi

    sekunder) keuntungannya ad tidak mengganggu fx vital, sedikitmempengaruhi kenyamanan pasien, tidak menyebabkan kontaminasi rongga

    peritoneum, dan murah kontraindikasi ad asites dan struktur vital

    menghalangi jalannya jarumpenyaliranmelalui laparotomi dilakukan jika penderita gagal dengan terapi

    konservatif (medik dan aspirasi) indikasi lain ad abses hati lobus kiri

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    19/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    19

    yang mengancam pecah ke rongga peritoneum, abses pecah ke rongga

    peritoneum (atau organ lain termasuk ke dinding perut), dan infeksi

    sekunder yang tidak terkontrol- komplikasi:perforasi ke kranial:

    ke pleura (terjadi efusi pleura yang besar dan luas, dan pada aspirasi didapatcairan coklat)

    ke paru dan bronkus (penderita mengeluh sputumnya terasa seperti rasa hati,

    didapatkan juga hemoftisis) ke rongga perikard (terjadi efusi perikard dan tamponade jantung)jika

    infeksi dapat diatasi akan terjadi inflamasi kronik (seperti pada tb perikard)fase selanjutnya terjadi penyempitan jantung (perikarditis konstriktiva)

    emboli ke otak (terjadi abses amuba otak)

    perforasi ke kaudal: ke rongga peritoneum perforasi akut terjadi peritonitis umum

    perforasi kronik (sebelum perforasi omentum dan usus mempunyaikesempatan untuk melokalisir proses inflamasi) terjadi peritonitis lokal

    perforasi ke depan/ke sisi: ke arah kulit terjadi fistel infeksi sekunder dapat terjadi melalui sinus

    ini

    Abses Piogenik

    - merupakan 75% dari semua abses hati

    - pada anak dan dewasa mudaakibat komplikasi apendisitis- pada ortu akibat komplikasi penyakit saluran empedu

    - bentuk: soliter (membutuhkan terapi) multipel kecil-kecil yang tersebar di kedua lobus hati (tidak membutuhkan

    pembedahan)

    - etiologi:

    lokasi/patologi kausa/sumber

    sistem bilier sistem saluran empedu

    pileflebitis (pylephlebitis= peradangan di v.vorta) daerah abdomen/splankniktrauma hati

    sepsis sistemik

    iatrogenik dx dan tx

    alat di sekitarnya penyusupan

    penyebab lain idiopatik

    - klinis:

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    20/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    20

    symptom : febris (tergantung jenis abses dan kuman penyebab), menggigil

    nyeri perut, dan di bawah costae dex/kuadran kanan atas (nyeri jikaberbaring pada sisi kanan) lemah, BB , mual dan muntah, asites, diare ikterus (terdapat pada abses hati piogenik karena penyakit saluran empedu

    yang disertai dengan kolangitis supurativa dan pembentukan abses multipel)sign :

    hepatomegali, distensi di kuadran lateral atas abdomen, pembengkakandaerah intercostale

    NT di bawah costae dex/kuadran kanan atas palpasi teraba tumor di epigastrium (jika abses terdapat pada lobus sin) ikterus, efusi pleura

    - px: lab: leukosit /N, LED , fosfatase , anemi ringan serum amino transferase (prognosis buruk)

    pencitraan: FP R(elevasi/perubahan diagfragma kanan terlihat, garis batas udara dan

    cairan yang terdapat dalam rongga abses) R(pleuritis, empiema, abses paru, fistel bronkopleural) USG (informasi > teliti)

    aspirasi: aspirasi tertutup dengan bimbingan USG untuk tujuan aspirasi berulang, memasukkan antibiotik ke dalam rongga

    abses serta memasang pipa penyalir (untuk tindakan dx dan tx)

    - terapi: medik:

    antibiotik (kombinasi gentamisin, metronidazol, atau klindamisin) jika perlu, antibiotik dapat diberikan langsung ke saluran empedu (melaui

    penyalir yang dipasang sewaktu melakukan laparotomi) atau langsung ke

    sistem porta (melalui v.umbilikalis) keberhasilan tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah abses

    bedah: dilakukan pada pasien yang tidak menunjukkan hasil baik dengan terapi

    nonbedah

    laparotomi (dilakukan sayatan subkostal kananabses dibuka, dilakukan

    penyaliran, dicuci dengan NaCl dan larutan antibiotik serta dipasang penyalir jika letak abses jauh dari permukaan penentuan lokasi dilakukan dengan USG

    introperatif kemudian dilakukan aspirasi dengan jarum)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    21/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    21

    abses multipel bukan indikasi untuk pembedahan dan penyembuhannya

    tergantung antibiotik dan pungsi

    - prognosis: jika disertai septikemia, mortalitas dan morbiditas tinggi dipengaruhi umur tua penderita, adanya penyakit saluran empedu, adanya

    hubungan dengan keganasan, dan penyulit di paru-paru

    HIPERTENSI PORTAL

    Sejarah

    - pergantian abad 20 mulai dikenal petekanan portal tekanan cairan asites naik

    sampai 40 cm H2O diambil kesimpulan bahwa tekanan portal juga metahun

    1900 istilah hipertensi portal sudah dikenal dalam arti yang berlaku sampai

    sekarang

    Etiologi

    - Whipple(tahun 1945) obstruksi intrahepatik:

    sirosis hepatis (karena alkohol) fibrosis hati (karena infestsasi sistosoma mansoni, sistosoma japonikum

    dalam hati)

    sarkoidosis, dan hemokromatosis obstruksi ekstrahepatik:

    obstruksi v.porta, v.mesenterika dan v.lienalis (karena sepsis, trombosis,

    trauma daerah splanknik

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    22/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    22

    - klasifikasi hipertensi portal:

    bertambahnya tahanan aliran darah

    1. prahepatik trombosis v.porta

    2. hepatik prasinusoid

    fibrosis hati bawaan, sistosomiasis, sarkoidosis, kelainan mielooperatif,

    penyakit Wilson sinusoid dan pascasinusoid

    sirosis hati (portal, pascanekrotik, hemokromatosis, bilier)

    hepatitis (pascahepatitis, pascaalkohol, bilier) penyakit vena oklusif

    3. pascahepatik

    pascasinusoid obstruksi v.hepatika (sindrom Budd-Chiari) perikarditis konstriktiva gagal jantung kongestif

    bertambahnya aliran darah di dalam v.porta

    1. anastomosis arteri-vena

    2. sarkoidosis

    Patofisiologi

    - tekanan portal N (dalam keadaan istirahat) ad 5-10 cm H2Otidak terdapat

    kolateral yang berarti antara sirkulasi portal dan sirkulasi sistemik jika timbul

    hambatan anatomik/fungsional pada aliran portal, maka tekanan portal me- pemasukan arteri alat abdomen (akibat petahanan arteri dan meluasnya aliran

    darah splanknikus) mekan tekanan portal petekanan antegrad ini dapat

    menjelaskan mengapa tekanan portal tidak selalu dapat meseperti yangdiharapkan setelah pembuatan pintasan porta sistemik

    - petekanan portal menyebabkan kolateral bertambah luas dan banyak (ex :

    dinding depan abdomen, daerah retroperitoneal) dan GI track prox (lambung-

    esofagus) serta distal (rekto-anal)

    Gambaran Klinik

    VARISES ESOFAGUS

    etiologi - hipertensi portal

    - sirosis hepatis (hepatitis, alkoholisme, infestasi parasit)

    diagnosis - gejala dan tanda gangguan faal hati

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    23/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    23

    - asites, ensefalopati- perdarahan GI track atas, tekanan sistem porta

    - esofagoskopi, angiografiterapi - trasnfusi, tamponade balon, vasopresin, skleroterapi

    - transeksi esofagus distal

    - dekompresi sistem porto (pintasan intrahepatik dan ekstrahepatik)

    ASITES (sirosis hepatis)- jenis: eksudat :

    disebabkan radang, BJ dan kadar protein 3 g% transudat :

    disebabkan transudasi dari kapiler darah/sinusoid dan saluran limf hati ke

    dalam rongga peritoneum, warna pucat-kuning-hijau, BJ < 1.106 dan kadarprotein < 2,5 g/dl

    - terapi: nonbedah :

    diuretik (klorotiasid, asam etakrinat, dan furosemid)menambah ekskresi

    Na melalui ginjal secara efektif komplikasi berupa ensefalopati dan komahepatikum (karena berkurangnya K) harus diberikan K (aspar K 2 x 1

    tab) pemberian albumin serum obat antagonis aldosteron (karena pada sirosi hepatis terdapat pekadar

    aldosteron)

    bedah: indikasi: 1. asites tidak berkurang/menghilang setelah diobati terus-

    menerus selama 3-4 bulan (disebut asites yang tidakterkendali)

    2. perdarahan varises hebat yang memerlukan bedah cito

    HIPERSPLENISME- adsindrom klinik yang dapat terjadi pada splenomegali yang menyebabkan

    pansitopeni disertai hiperplasia sumsum tulang- etiologi:

    primer: hematologi primersekunder:

    splenomegali (pada sirosis hepatis) karena petekanan v.lienalis dan

    v.porta

    ENSEFALOPATI/KOMA HEPATIK

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    24/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    24

    - adkelainan faal sistem saraf sentral yang berhubungan dengan penyakit hati dan

    kegagalan faal hati

    - etiologi:penyakit hati beratgagal hati kronis dan progesifpengaruh bedah pintas portosistemik

    berhubungan dengan metabolisme amonia (digolongkan dalam ensefalopati

    portosistemik/koma hepatikum eksogen) koma revesibel terjadi pada penderita sirosis hepatis yang mengalami

    perdarahan GI track prox/diberi makan protein berlebihan (disebabkan oleh

    penyerapan hasil metabolisme protein yang mengandung nitrogen dari

    dalam usus sehingga terjadi pekadar amonia)- terapi:

    ensefalopati portosistemik : pembatasan pemberian makanan mengandung nitrogen evakuasi darah yang terdapat dalam kolon dari perdarahan varises esofagus mengatur kembali keseimbangan dalam usus antibiotik spektrum luas yang tidak diserap melalui usus (akan mengatur

    flora kolon dan mencegah pembentukan amonia)

    ringkasan penanggulangan hipertensi portal :

    hentikan perdarahan tekanan setempat dengan pipa balon sengstaken

    kurangi pendarahan portal ligasi a.lienalis, splenektomi

    putuskan hubungan kolateral/hilangkan varises ligasi vena sekitar lambung, transeksi esofagus distal reseksi esofagus distal dan lambung proksimal

    dekompresi tekanan portal bedah pintas intrahepatik bedah pintas ekstrahepatik (portokaval, splenorenal, mesenterikokaval)

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    25/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    25

    TUMOR HATI

    Tumor Ganas Primer (KARSINOMAHEPATOSELULER)- etiologi:sirosis hepatis (hepatitis):

    hepatitis akut tipe B dan Ckronik sirosis karsinoma hepatoseluler(hepatitis kronik dan sirosis merupakan faktor onkogenik bagi sel hati

    sehingga dapat menjadi ganas)sirosis hepatis (nonhepatitis):

    sirosis karsinoma hepatoseluler aflatoksin:

    merupakan bahan karsinogenik poten makanan yang banyakmengandung aflatoksin (oncom yang diproduksi oleh jamur aspergillus

    flavusdan aspergillusfumigatus) kacang-kacangan dan biji-bijian(produknya ad kedele, beras, gandum, dan jagung) mudah ditumbuhi jamur

    - patologi :(gambaran makroskopis) bentuk noduler multifokal (paling sering ditemukan) :

    menunjukkan gambaran dungkul yang banyak tersebar di hati, warna keruhkekuningan, terdapat satu nodul yang > besar dari yang lain

    bentuk masif unifokal (banyak ditemukan) : tumor berukuran besar, menempati salah satu lobus kadang menyebabkan perdarahan spontan rongga abdomen (karena

    pecahnya simpai tumor) bentuk difusdengan pertumbuhan infiltratif(jarang ditemukan):

    sulit dibedakan dengan gambaran sirosis makronoduler

    (gambaran mikroskopis) bentuk trabekuler/sinusoid(paling banyak)

    pseudoglanduler/asiner(jarang)fibrolameler(pada penderita muda, dan tidak berhubungan dengan sirosis)

    - klinis:gejaladan tanda:

    gejala dan tanda patologi

    lazim ditemukan :

    - nyeri perut- distensi perut

    - malaise

    - BB - anoreksia

    - besar hati/rangsangan permukaan peritoneum- tumor/atau asites

    - malaise/keganasan

    - gangguan sistemik- ganggual faal hepar

    kadang ditemukan :- ikterus - bendungan/sirosis intrahepatik

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    26/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    26

    - gawat abdomen- nyeri tulang

    - dispnea- hematemesis dan melena

    - ruptur/nekrosi tumor- metastasis tulang

    - metastasis paru, letak diagfragma tinggi- perdarahan varises esofagus

    - px fisik:

    - nevus laba-laba

    - hepatomegali karena tumor

    - bising nadi di hati (kompresi aorta/arteri, bising nadi pada tumor)- rangsangan peritoneum (nyeri napas dalam, suara gesekan)

    - asites, splenomegali, hipotrofi otot- febris karena infeksi/nekrosi tumor

    - pelebaran vena dinding perut karena hipertensi portal

    - tanda sirosis hepatis (spider nevi, splenomegali, eritema palmaris, ginekomastia)

    - diagnosis: diagnosis karsinoma hepatoseluler:

    Karsinoma hepatoseluler jarang ditemukan pada tahap dini karena _- pertumbuhan cepat dengan waktu ganda sel 10 hari

    - gejala dan tanda tidak nyata karena tumor tersembunyi di dalam hati

    - tidak menyebabkan gangguan faal hati

    - metastasis intrahepatik, metastasis ekstrahepatik agak lambat- perkembangan multifokal

    - tanda biokimia samar-samar dan tidak khas

    lab: biasanya menunjukkan tanda sirosis hepatis antigen HBs, SGOT, SGPT, dan kadar -feto-protein me

    pencitraan (USG) : bentuk masif unifokal (gambaran densitas meyang heterogen) bentuk noduler multifokal dan bentuk difus (gambaran densitas meyang

    heterogen) ukuran karsinoma di USG

    diameter tumor (cm) persentase (%)

    < 2 152-3 20

    3-5 25

    > 5 40

    biopsi hati: dengan tuntunan USG, jarum khusus ditusukkan melalui kulit mencapai

    tumor dan dilakukan aspirasi

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    27/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    27

    melalui jarum juga dapat dilakukan penyuntikan alkohol untuk skleroterapi

    - DD:

    massa daerah perut kanan atas tidak selalu tumor primer hati, dapat jugametastasis keadaan yang mirip tumor (abses, hematoma, dan kista hati)

    - metastasis:

    T (tumor primer)

    T0 (tidak terbukti tumor primer)T1 (tumor tunggal < 2 cm)

    T2 (tumor < 2 cm dengan invasi vaskuler)

    atau

    (Tumor multipel < 2 cm yang terbatas pada 1 lobus)

    T3 (tumor > 2 cm dengan invasi vaskuler)atau

    (tumor multipel > 2 cm yang terbatas pada 1 lobus)T4 (tumor multipel di dalam 2 lobus)

    N (kelenjar limf regional)

    N0 (tidak terdapat metastasis di kelenjar limf)

    N1 (metastasis di kelenjar limf)

    M (metastasis)

    - terapi: nonbedah:

    kemoterapi intraarterial, radiasi inj intratumor dengan alkohol 97% (bahan nekrotan) dilakukan dengan

    tuntunan USG hipertermi dengan kombinasi kemoterapi embolisasi melalui arteri (a.hepatika/cabang a.hepatika yang menuju tumor)

    dengan kombinasi pemberian sitostatik sisplatin, mitomisin, dan adriamisin(tumor dapat mengalami nekrosis dan mengecil)

    bedah: segmentektomi, lobektomi, lobektomi yang diperluas reseksi lobus/segmen dilakukan berdasarkan percabangan v.porta hati

    menurut Couinaud (ada 8 segmen yang dapat direseksi) hati mempunyai daya regenerasi besar, sehingga walaupun separuh hati

    direseksi, regenerasi terjadi tanpa mengurangi faal

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    28/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    28

    kriteria reseksibilitas ad tidak ada metastasis jauh, tumor terbatas di 1

    lobus/1 segmen, dan pascalobektomi sisa jaringan hati masih dapat

    memenuhi kebutuhan tubuh- jenis(yang lain) : kolangiokarsinoma, sarkoma, mesenkimoma dan hemangioendotelioma infantil angiosarkoma (sarkoma primer hati yang paling sering ditemukan)

    Tumor Ganas Sekunder (METASTASIS)

    - tumor yang bermetastasis ke hati: karsinoma GI track (t.u kolon dan lambung), mammae, paru, pankreas, ginjal,

    melanoma malignum, ovarium, dan uterus

    - cara metastasis: sirkulasi sistemik, v.porta, aliran limf

    - klinis: tahap dini : tidak ada

    tahap lanjut : BB , malaise, anoreksia, nyeri perut kanan atas, asites, dan ikterus

    - px fisik: hepatomegali/teraba tumor dari luar dan NT (palpasi), splenomegali (jarang)

    - lab: fosfatase alkali

    - dx:

    biopsi aspirasi hati dengan jarum khusus (dx pasti)

    - terapi: metastasektomi (tumor hati metastasis bisa direseksi)dilakukan hepatektomi

    parsial/reseksi sebagian berupa segmentektomi/lobektomi terapi sitostatik (sistemik, langsung melalui v.porta/a.hepatika)

    Tumor Jinak

    ADENOMA HATI

    - jarang, ditemukan setelah pemakaian obat antihamil, gejala timbul karena massatumor cukup besar, indikasi pembedahan jika tumor mengalami perdarahan/cepat

    membesar

    - dx: USG, angiografi (gambaran hipervaskularisasi)

    HEMANGIOMA- sering ditemukan. kadang soliter, multipel, dapat juga berukuran besar

    - umumnya terletak subskapsuler dan lobus kanan > banyak terkena daripada lobus

    kiri- jarang menimbulkan keluhan, kecuali tumor berukuran besar (nyeri)

    - jenis:

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    29/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    29

    hemangioma kavernosum (berasal dari pelebaran pembuluh darah hati) hemangioma sesungguhnya (merupakan proliferasi jaringan vaskuler embrionik

    hati)- komplikasi: perdarahan hati (karena hemangioma pecah spontan)

    - diagnosis: USG dan angiografi selektif

    - terapi: kecil dan tanpa keluhan (pada waktu pembedahan tidak perlu diekstirpasi) ada keluhan/jika ada resiko perdarahan (pembedahan)

    KOLANGIOMA- jarang ditemukan, berasal dari sistem bilier, biasanya berbentuk kista adenoma yang

    sukar dibedakan dengan kista hati yang lain

    HIPERPLASIA NODULER FOKAL- jarang terjadi perdarahan dan tumbuh membesar (ganas), dapat terjadi pada semua

    umur (biasanya umur 40 tahun), > banyak pada wanita, gambaran makroskopik

    berupa tumor kecil dengan diameter 2-3 cm), pembedaha dilakukan jika adakeluhan

    KISTA- umumnya soliter dan biasanya tanpa gejala (kecuali berukuran besar)

    - kista multipel sering disertai kista ginjal multipel, jika ditemukan kista multipel

    harus dipertimbangkan kemungkinan ekinokokosis- kista yang seluler dilapisi oleh epitel kubus dan biasanya golongan kistadenoma

    harus direseksi (karena cenderung berubah menjadi ganas)- kista yang mengandung empedu sebaiknya disalirkan ke colon secara Roux-en-Y

    CANGKOK HATI

    - pertama kali dilakukan pada tahun 1963diAS- sirosis hepatismerupakan resipien transplantasi hati

    - indikasi: penyakit parenkim kronik (hepatitis aktif kronik, sirosis hepatis, kolangitis

    sklerosans progesif, sindrom Budd Chiari, dan hemokromatosis)

    - faktor resiko besar: kadar bilirubin , kadar kreatinin , infeksi, asites, dan gizi kurang baik klasifikasi Child-Pugh(untuk menentukan resiko)

    kelas A B C

    mortalitas operasi (%) 0 10 50

    faal hati baik sedang burukpenyakit lanjut

  • 7/25/2019 Saluran Empedu Dan Hati

    30/30

    Created by dr. Doni Kurniawan

    30

    keadaan gizi baik sedang/baik sedang/buruk

    ensefalofati/gangguan neurologik - +/- jelas

    asites - +/- +, ++serum albumin (gr/dl) > 3,5 2,8 3,5 < 2,8

    bilirubin serum (mg/dl) < 2,0 2,0 3,0 > 3,0

    waktu protrombin (detik di atas N) < 4 4 6 > 6

    angka skor 1 2 3

    setiap kriteria diberikan angka 1, 2, atau 3

    kelas resiko diperoleh dengan jumlahkan angka skor

    kelas A = resiko kecil = 5-6kelas B = resiko sedang = 7-9

    kelas C = resiko besar = 10-15

    - KI: alkoholik, penyakit jantung/paru, dan keganasan diluar hati