rhinitis alergi - yuli

Upload: hendry-ramdhan

Post on 07-Jul-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Rinitis alergi merupakan penyakit hipersensitifitas tipe I (Gell & Coomb) yang

    diperantarai oleh IgE pada mukosa hidung. Gejala klinik yang timbul berupa bersin-bersin

    hdung beringus (rinore) hidung tersumbat yang disertai gatal pada hidung mata palatum

    sebagai akibat infitrasi sel-sel inflamasi dan dikeluarkan mediator kimia seperti histamin

     prostaglandin dan leukotrien. !enyakit ini merupakan penyakit atopi yang sering dijumpai

    sehari-hari dengan pre"alensi #$-%'.

    Rinitis alergi merupakan penyakit inflamasi yang banyak ditemui dan merupakan

    masalah kesehatan global. !enyakit ini ditemukan di seluruh dunia yang diderita sedikitnya#$-%' populasi dan pre"alensinya terus meningkat. i Indonesia pre"alensi $' anak-

    anak #$-*$' de+asa. !re"alensi terbesar pada usia #-*$ tahun. !re"alensi pada usia

    sekolah dan produktif meningkat yang mengakibatkan penurunan kualitas hidup baik fisik

    emosional gangguan bekerja dan sekolah gangguan tidur sakit kepala lemah malas

     penurunan ke+aspadaan dan penampilan. !ada anak berhubungan erat dengan gangguan

     belajar.

    ,  Initiatife Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma  tahun %$$#

    merekomendasikan bah+a rinitis alergi dapat digolongkan dalam % klasifikasi yaitu

    intermiten (kadang-kadang) bila gejala kurang dari hari perminggu atau kurang dari

    minggu dan persisten (menetap) bila gejala ditemukan lebih dari hari perminggu atau

    lebih dari minggu. /edangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit rinitis alergi dapat

    diklasifikasikan sebagai gejala ringan bila tidak ditemukan gangguan tidur gangguan

    aktifitas bersantai dan atau olahraga gangguan belajar atau bekerja dan gejala lain yang

    mengganggu serta gejala sedang sampai berat bila terdapat satu atau lebih gejala tersebut

    diatas. !embagian klasifikasi ini penting dalam penanganan rinitis alergi se0ara tepat dan

    rasional.

    Inter"ensi dini dan tepat dapat memperbaiki kualitas hidup dan produktifitas pasien

    dengan rinitis alergi dan juga dapat meningkatkan kemampuan akademik penderita rinitis

    alergi anak serta dapat menurunkan terjadinya komplikasi pada saluran napas ba+ah.

    #

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    2/37

    1ujuan terapi adalah menghambat proses patofisiologik yang menyebabkan terjadinya

    inflamasi kronik alergik. 2erdasarkan keadaan tersebut diatas maka diperlukan suatu

    tahapan penatalaksanaan yang bersifat holistik berupa edukasi penghindaran terhadap

    alergen farmakoterapi se0ara tepat dan rasional dan mungkin imunoterapi. alam hal

     pemberian terapi diperlukan pengetahuan yang memadai mengenai patogenesis

     patofisiologi rinitis alergi sebagai landasan dalam pemilihan obat yang tepat.

    %

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    3/37

    BAB II

    ANATOMI HIDUNG

    2.1. ANATOMI

    idung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke ba+ah3 

    #. pangkal hidung (bridge)

    %. dorsum nasi

    *. pun0ak hidung

    . ala nasi

    . kolumela dan

    4. lubang hidung (nares anterior).

    Gambar #. 5natomi idung 2agian 6uar

    idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra+an yang dilapisi oleh

    kulit jaringan ikat dan beberapa otot ke0il yang berfungsi untuk melebarkan atau

    menyempitkan lubang hidung. 7erangka tulang terdiri dari3 

    #. tulang hidung (os nasalis)

    %. prosesus frontalis os maksila dan

    *. prosesus nasalis os frontal

    *

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    4/37

    Gambar %. 5natomi 7erangka idung

    sedangkan kerangka tulang ra+an terdiri dari beberapa pasang tulang ra+an yang terletak 

    di bagian ba+ah hidung yaitu3 

    #. sepasang kartilago nasalis lateralis superior

    %. sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (kartilago alar mayor)

    *. beberapa pasang kartilago alar minor dan

    . tepi anterior kartilago septum.

    Rongga hidung atau ka"um nasi berbentuk tero+ongan dari depan ke belakang

    dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi ka"um nasi kanan dan kiri. !intu

    atau lubang masuk ka"um nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang

    disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan ka"um nasi dengan nasofaring. 

    2agian dari ka"um nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi tepat dibelakang

    nares anteriror disebut "estibulum. 8estibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai

     banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut "ibrise. 

    1iap ka"um nasi mempunyai buah dinding yaitu dinding medial lateral inferior 

    dan superior.  inding medial hidung ialah septum nasi. /eptum dibentuk oleh tulang dan

    tulang ra+an. 2agian tulang adalah lamina perpendikularis os etmoid "omer krista nasalis

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    5/37

    os maksila dan krista nasalis os palatina. 2agian tulang ra+an adalah kartilago septum

    (lamina kuadrangularis) dan kolumela. 

    /eptum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang ra+an dan periostium pada

     bagian tulang sedangkan diluarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. 2agian depan dinding

    lateral hidung li0in yang disebut ager nasi dan dibelakangnya terdapat konka-konka yang

    mengisi sebagian besar dinding lateral hidung.

    !ada dinding lateral terdapat buah konka. 9ang terbesar dan letaknya paling

     ba+ah ialah konka inferior kemudian yang lebih ke0il adalah konka media lebih ke0il lagi

    ialah konka superior sedangkan yang terke0il disebut konka suprema. 7onka suprema

    disebut juga rudimenter. 

    Gambar *. 5natomi idung 2agian alam

    7onka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan

    labirin etmoid sedangkan konka media superior dan suprema merupakan bagian dari

    labirin etmoid.  i antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit

    yang disebut meatus. 1ergantung dari letak meatus ada tiga meatus yaitu meatus inferior

    medius dan superior. :eatus inferior terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    6/37

    dan dinding lateral rongga hidung. !ada meatus inferior terdapat muara (ostium) duktus

    nasolakrimalis. :eatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga

    hidung. !ada meatus medius terdapat bula etmoid prosesus unsinatus hiatus semilunaris

    dan infundibulum etmoid. iatus semilunaris merupakan suatu 0elah sempit melengkung

    dimana terdapat muara sinus frontal sinus maksila dan sinus etmoid anterior.

    !ada meatus superior yang merupakan ruang di antara konka superior dan konka

    media terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus sfenoid. inding inferior merupakan

    dasar rongga hidung dan dibentuk oleh os maksila dan os palatum. inding superior atau

    atap hidung sangat sempit dan dibentuk oleh lamina kribriformis yang memisahkan rongga

    tengkorak dari rongga hidung. 

    2.2. PENDARAHAN

    2agian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid anterior dan

     posterior yang merupakan 0abang dari a.oftalmika sedangkan a.oftalmika berasal dari

    a.karotis interna.

    2agian ba+ah rongga hidung mendapat pendarahan dari 0abang a.maksilaris

    interna di antaranya ialah ujung a.palatina mayor dan a.sfenopalatina yang keluar dari

    foramen sfenopalatina bersama n.sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang

    ujung posterior konka media. 

    2agian depan hidung mendapat pendarahan dari 0abang-0abang a.fasialis. !ada

     bagian depan septum terdapat anastomosis dari 0abang-0abang a.sfenopalatina a.etmoid

    anterior a.labialis superior dan a.palatina mayor yang disebut pleksus 7iesselba0h. !leksus

    7iesselba0h letaknya superfisial dan mudah 0idera oleh trauma sehingga sering menjadi

    sumber epistaksis terutama pada anak. 

    8ena-"ena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan

    arterinya. 8ena di "estibulum dan struktur luar hidung bermuara ke ".oftalmika yang

     berhubungan dengan sinus ka"ernosus. 8ena-"ena di hidung tidak memiliki katup sehingga

    merupakan faktor predisposisi untuk mudahnya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.  

    2.3. PERSARAFAN

    4

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    7/37

    2agian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari

    n.etmoidalis anterior yang merupakan 0abang dari n.nasosiliaris yang berasal dari

    n.oftalmikus. Rongga hidung lainnya sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari

    n.maksila melalui ganglion sfenopalatina. 

    Ganglion sfenopalatina selain memberikan persarafan sensoris juga memberikan

     persarafan "asomotor atau otonom untuk mukosa hidung.Ganglion ini menerima serabut-

    serabut sensoris dari n.maksila serabut parasimpatis dari n.petrosus superfisialis mayor dan

    serabut-serabut simpatis dari n.petrosus profundus.Ganglion sfenopalatina terletak di

     belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. 

    ;ungsi penghidu berasal dari

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    8/37

     pengeringan udara yang berlebihan radang sekret kental dan obat-obatan. i ba+ah epitel

    terdapat tunika propria yang banyak mengandung pembuluh darah kelenjar mukosa dan

     jaringan limfoid. 

    !embuluh darah pada mukosa hidung mempunyai susunan yang khas. 5rteriol

    terletak pada bagian yang lebih dalam dari tunika propria dan tersusun se0ara paralel dan

    longitudinal. 5rteriol ini memberikan pendarahan pada anyaman kapiler perigalnduler dan

    subepitel. !embuluh eferen dari anyaman kapiler ini membuka ke rongga sinusoid "ena

    yang besar yang dindingnya dilapisi oleh jaringan elastik dan otot polos. !ada bagian

    ujungnya sinusoid ini mempunyai sfingter otot. /elanjutnya sinusoid akan mengalirkan

    darahnya ke pleksus "ena yang lebih dalam lalu ke "enula. engan susunan demikian

    mukosa hidungmenyerupai suatu jaringan ka"ernosus yang erektil yang mudahmengembang dan mengerut. 8asodilatasi dan "asokontriksi pembuluh darah ini dipengaruhi

    oleh saraf otonom.

    BAB III

    FISIOLOGI HIDUNG

    >

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    9/37

    2erdasarkan teori stru0tural teori e"olusioner dan teori fungsional fungsi fisiologis

    hidung dan sinus paranasal adalah3 

    #. ;ungsi respirasi

    ?ntuk mengatur kondisi udara humidikasi penyeimbang dalam pertukaran

    tekanan dan mekanisme imunologik lo0al.

    %. ;ungsi penghidu

    1erdapatnya mukosa olfaktorius dan reser"oir udara untuk menampung

    stimulus penghidu.

    *. ;ungsi fonetik

    9ang berguna untuk resonanasi suara membantu proses bi0ara danmen0egah hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang.

    . ;ungsi stati0 dan mekanik

    ?ntuk meringankan beban kepala.

    . Refle@ nasal.

    3.1 FUNGSI RESPIRASI

    ?dara inpirasi masuk ke hidung menuju system respirasi melalui nares anterior lalu

    naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke ba+ah ke arah nasofaring

    sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. 

    ?dara yang dihirup akan mengalami humidikasi oleh palut lender. !ada musim

     panas udara hampir jenuh oleh uap air sehingga terjadi sedikit penguapan udara inspirasi

    oleh palut lender sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.  

    /uhu udara yang melalui hidung diatur sehingga berkisar *=A Cel0ius. ;ungsi

     pengatur suhu ini dimungkinkan oleh banyaknya pembuluh darah di ba+ah epitel dan

    adanya permukaan konka dan septum yang luas. 

    !artikel debu "irus bakteri jamur yang terhirup bersama udara akan disaring

    dihidung oleh3 # 

    a. Rambut ("ibrissae) pada "estibulum nasi

    B

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    10/37

     b. /ilia

    0. !alut lender 

     ebu dan bakteri akan melekat pada palu lender dan partikel-

     partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refle@ bersin.

    3.2 FUNGSI PENGHIDU

    idung juga bekerja sebagai indra penghidu dan penge0ap dengan adanya mukosa

    olfaktorius pada atap rongga hidung konka superior dan sepertiga bagian atas septum.

    !artikel bau dapat dapat men0apai daerah ini dengan 0ara difusi dengan palut lendir atau

     bila menarik napas dengan kuat.

    ;ungsi hidung untuk membantu indra penge0ap adalah untuk membedakan rasamanis yang berasal dari berbagai ma0am bahan seperti perbedaan rasa manis stra+beri

     jeruk pisang atau 0oklat. uga untuk mebedakan rasa ayam yang berasal dari 0uka dan

    asam ja+a. 

    3.3 FUNGSI FONETIK 

    Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbi0ara dan menyanyi.

    /umbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang sehingga terdengar 

    suara sengau (rinolalia). 

    Resonansi oleh hidung penting untuk kualitas suara ketika berbi0ara dan menyanyi.

    /umbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang sehingga terdengar 

    suara sengau (rinolalia). idung membantu proses pembentukan konsonan nasal (mnng)

    rongga mulut tertutup dan hidung terbuka dan palatum mole turun untuk aliran udara.

    3.4 REFLEKS NASAL

    :ukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran

    0erna kardio"askuler dan pernafasan. Iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin

    #$

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    11/37

    dan nafas berhenti. Rangsangan bau tertentu akan menyebabkan sekresi kelenjar liur

    lambung dan pankreas.

    BAB IV

    RHINITIS ALERGI

    ##

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    12/37

    2.1. Definisi

    Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien

    atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya

    suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut.

    efinisi menurut , 5RI5 ( Allergic Rhinitis and It’s Impact on Asthma) tahun

    %$$# adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin rinore rasa gatal dan

    tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

    Gambar #. Rinitis alergi

    2.2. Epie!i"#"$i

    !re"alensi rinitis di dunia saat ini men0apai #$-%' atau lebih dari 4$$ juta penderita

    dari seluruh etnis dan usia. i 5merika /erikat lebih dari $ juta +arganya menderita

    rhinitis alergi. Rinitis alergi pada anak lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan

    anak perempuan sedangkan pada de+asa pre"alensi rinitis alergi laki-laki sama dengan

     perempuan. /ekitar >$' kasus rhnitis alergi berkembang mulai usia %$ tahun. Insidensi

    rinitis alergi pada anak-anak $' dan menurun sejalan dengan usia.   i Indonesia belum

    ada angka yang pasti tetapi di 2andung pre"alensi rinitis alergi pada usia #$ tahun

    ditemukan 0ukup tinggi (>').

    #%

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    13/37

    2.3. E%i"#"$i

    Rinitis alergi dan atopi se0ara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang

    se0ara genetik memiliki potensi alergi dengan lingkungan. Genetik se0ara jelas memiliki

     peran penting. !ada %$ D *$ ' semua populasi dan pada #$ D # ' anak semuanya atopi.

    5pabila kedua orang tua atopi maka risiko atopi menjadi kali lebih besar atau men0apai

    $ '. !eran lingkungan dalam dalam rhinitis alergi yaitu sebagai sumber alergen yang

    terdapat di seluruh lingkungan terpapar dan merangsang respon imun yang se0ara genetik 

    telah memiliki ke0enderungan alergi.

    a. /umber pen0etus

    Rhinitis 5lergi jenis musiman mun0ul disebabkan oleh reaksi alergi terhadap partikel udara

    seperti berikut ini3•  Ragweed  D 2ulu‐ bulu rumput yang paling umum terdapat sebagai pen0etus (di

    musim gugur)

    • /erbuk sari rumput (di akhir musim semi dan musim panas)

    • /erbuk sari pohon (di musim semi)

    • amur (berbagai jamur yang tumbuh di daun‐daun kering umumnya

    terjadi di musim panas)

    Rhinitis 5lergi jenis sepanjang tahun mun0ul disebabkan oleh reaksi alergi terhadap

     partikel udara seperti berikut ini3

    • 2ulu binatang peliharaan

    • ebu dan tungau rumah

    • 7e0oa

    • amur yang tumbuh di dinding tanaman rumah karpet dan kain pelapis

     b. ;aktor Risiko

    • /ejarah keluarga alergi

    #*

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    14/37

    • /etelah ada ri+ayat pernah terkena alergi lain seperti alergi makanan atau eksim

    • !aparan bekas asap rokok 

    • Gender laki‐laki.

    2.4. P&%"fisi"#"$i

    Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang dia+ali dengan tahap

    sensitisasi dan diikuti dengan tahap pro"okasireaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari % fase

    yaitu  Immediate Phase Allergic Reaction  atau reaksi alergi fase 0epat (R5;C) yang

     berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai satu jam setelahnya dan  Late Phase

     Allergic Reaction atau reaksi alergi fase lambat (R5;6) yang berlangsung %- jam dengan

     pun0ak 4-> jam (fase hiper-reaktifitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung sampai

    %-> jam.

    !ada kontak pertama dengan allergen atau tahap sensitisasi makrofag atau monosit

    yang berperan sebagai sel penyaji ( Antigen Presenting Cell 5!C) akan menangkap alergen

    yang menempel di permukaan mukosa hidung. /etelah diproses antigen akan membentuk 

    fragmen pendek peptide dan bergabung dengan molekul 65 kelas II membentuk komplek 

     peptide :C kelas II ( Major Histocompatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan

     pada sel 1 elper (1h$). 7emudian sel penyaji akan melepas sitokin seperti interleukin #

    (I6#) yang akan mengaktifkan 1h$ untuk berproliferasi menjadi 1h# dan 1h%. 1h% akan

    menghasilakan berbagai sitokin seperti I6* I6 I6 dan I6#*. I6 dan I6#* dapat diikat

    oleh reseptornya di permukaan sel limfosit 2 sehingga sel limfosit 2 menjadi aktif dan

    akan memproduksi Imunoglobulin E (IgE). IgE di sirkulasi darah akan masuk ke jaringan

    dan diikat oleh reseptor IgE di permukaan sel mastosit atau basofil (sel mediator) sehingga

    kedua sel ini menjadi aktif. !roses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator 

    yang tersensitisasi.  2ila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar dengan alergen yang

    sama maka kedua rantai IgE akan mengikat alergen spesifik dan terjadi degranulasi

    (pe0ahnya dinding sel) mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimia yang

    sudah terbentuk ( Preformed Mediators) terutama histamin. /elain histamin juga

    #

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    15/37

    dikeluarkan  ewly !ormed Mediators antara lain prostaglandin % (!G%) 6eukotrien

    (61) 6eukotrien C (61C) bradikinin  Platelet Acti"ating !actor   (!5;) dan

     berbagai sitokin. Inilah yang disebut sebagai reaksi alergi fase 0epat (R5;C).

    istamin akan merangsang reseptor # pada ujung saraf "idianus sehingga

    menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersin. istamin juga akan menyebabkan

    kelenjar mukosa dan sel goblet megalami hipersekresi dan permeabilitas kapiler meningkat

    sehingga terjadi rinore. Gejala lain adalah hidung tersumbat akibat "asodilatasi sinusoid.

    /elain histamin merangsang ujung saraf "idianus juga menyebabkan rangsangan pada

    mukosa hidung sehingga terjadi pengeluaran Inter Cell#lar Adhesion Molec#le # (IC5:#).

    !ada R5;C sel mastosit juga akan melepaskan molekul kemotaktik yang

    menyebabkan akumulasi sel eosinofil dan netrofil di jaringan target. Respons ini tidak  berhenti disini saja tapi gejala akan berlanjut dan men0apai pun0ak 4-> jam setelah

     pemaparan. !ada reaksi ini ditandai dengan penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi

    seperti eosinofil limfosit netrofil basofil dan mastosit di mukosa hidung serta peningkatan

    sitokin seperti I6* I6 dan I6 dan  gran#locyte macrophag colony stim#lating factor 

    (G:-C/;) dan IC5:# pada sekret hidung. 1imbulnya gejala hiperaktif atau hiperresponsif 

    hidung adalah akibat peranan eosinofil dengan mediator inflamasi dari granulnya seperti

     $osinophilic Cationic Protein (EC!)  $osiniphilic %eri"ed Protein (E!)  Major &asic

     Protein (:2!) dan  $osinophilic Peroxidase  (E!). !ada fase ini selain faktor spesifik 

    (alergen) iritasi oleh faktor non spesifik dapat memperberat gejala seperti asap rokok bau

    yang merangsang perubahan 0ua0a dan kelembaban udara yang tinggi.

    #

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    16/37

    Gambar %. !atogenesis Rinitis 5lergi

    2.'. G&!(&)&n His%"#"$i* 

    /e0ara mikroskopik tampak adanya dilatasi pembuluh darah ("asc#lar bad )  dengan

     pembesaran sel goblet dan sel pembentuk mukus. 1erdapat juga pembesaran ruang

    interseluler dan penebalan membran basal serta ditemukan infiltrasi sel-sel eosinofil pada

     jaringan mukosa dan submukosa hidung.

    Gambaran yang demikian terdapat pada saat serangan. iluar keadaan serangan

    mukosa kembali normal. 5kan tetapi serangan dapat terjadi terus meneruspersistensepanjang tahun sehingga lama kelamaan terjadi perubahan yang ire"ersibel yaitu terjadi

     proliferasi jaringan ikat dan hyperplasia mukosa sehingga tampak mukosa hidung menebal.

    2erdasarkan 0ara masuknya alergen dibagi atas3

    #. 5lergen inhalan yang masuk bersama dengan udara pernapasan misalnya3 tungau

    debu rumah ( %' pteronyssin#s( %' farina( &' tropicalis) ke0oa serpihan epitel kulit

     binatang (ku0ing anjing) rerumputan ( &erm#da grass) serta jamur ( Aspergill#s(

     Alternaria).

    %. 5lergen ingestan yang masuk ke saluran 0erna berupa makanan misalnya susu

    telur 0oklat ikan laut udang kepiting dan ka0ang-ka0angan.

    *. 5lergen injektan yang masuk melalui suntikan atau tusukan misalnya penisilin dan

    sengatan lebah.

    #4

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    17/37

    . 5lergen kontaktan yang masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa misalnya

     bahan komestik perhiasan.

    Gambar *. enis 5lergen

    /atu ma0am alergen dapat merangsang lebih dari satu organ sasaran sehingga

    memberi gejala 0ampuran misalnya tungau debu rumah yang memberi gejala asma

     bronkial dan rinitis alergi.

    engan masuknya antigen asing ke dalam tubuh terjadi reaksi yang se0ara garis besar 

    terdiri dari3

    #. Respons primer 1erjadi proses eliminasi dan fagositosis antigen (5g). Reaksi ini bersifat nonspesifik 

    dan dapat berakhir sampai disini. 2ila 5g tidak berhasil seluruhnya dihilangkan reaksi

     berlanjut menjadi respons sekunder.

    %. Respons sekunder 

    Reaksi yang terjadi bersifat spesifik yang mempunyai * kemungkinan ialah sistem

    imunitas seluler atau humoral atau keduanya di bangkitkan. 2ila 5g berhasil dieliminasi

     pada tahap ini reaksi selesai. 2ila 5g masih ada atau memang sudah ada defek dari

    sistem imunologik maka reaksi berlanjut menjadi respons tersier.

    *. Respons tersier 

    #=

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    18/37

    Reaksi imunologik yang terjadi ini tidak menguntungkan tubuh. Reaksi ini dapat

     bersifat sementara atau menetap tergantung dari daya eliminasi 5g oleh tubuh.

    Gell dan Coomb mengklasifikasikan reaksi ini atas tipe yaitu tipe # atau reaksi

    anafilaksis (hipersensitifitas tipe 0epat) tipe % atau reaksi sitotoksiksitolitik tipe * atau

    reaksi kompleks imun dan tipe atau reaksi tuberkulin (hipersensitifitas tipe lambat).:anifestasi klinis kerusakan jaringan yang banyak dijumpai dibidang 11 adalah

    tipe # yaitu rinitis alergi.

    2.+. K#&sifi*&si

    ahulu rinitis alergi dibedakan dalam % ma0am berdasarkan sifat berlangsungnya

    yaitu3#. Rinitis alergi musiman ( seasonal( hay fe"er( polinosis). Rinitis hanya ada di negara yang

    mempunyai musim.

    %. 5lergen penyebabnya spesifik yaitu serbuk (pollen) dan spora jamur. leh karena itu

    nama yang tepat ialah pollinosis.

    *. Rinitis alergi sepanjang tahun ( perennial ). Gejala pada penyakit ini timbul intermiten

    atau terus menerus tanpa "ariasi musim jadi dapat ditemukan sepanjang tahun.

    !enyebab yang paling sering ialah alergen inhalan terutama pada orang de+asa dan

    alergen ingestan. 5lergen inhalan utama adalah alergen dalam rumah (indoor ) 0ontoh3

    tungau dan alergen diluar rumah (o#tdoor ). 5lergen ingestan sering merupakan

     penyebab pada anak-anak dan biasanya disertai dengan gejala alergi yang lain seperti

    urtikaria gangguan pen0ernaan. Gangguan fisiologik pada golongan perenial lebih

    ringan dibandingkan dengan golongan musiman tetapi karena lebih persisten maka

    komplikasinya lebih sering ditemukan.

    /aat ini digunakan klasifikasi rinitis alergi berdasarkan rekomendasi , Initiati"e

    5RI5 (5llergi0 Rhinitis and its Impa0t on 5sthma) tahun %$$# yaitu berdasarkan sifat

     berlangsungnya dibagi menjadi3

    #. Intermiten (kadang-kadang)3 bila gejala kurang dari hariminggu atau kurang dari

    minggu.

    %. !ersisten menetap bila gejala lebih dari hariminggu dan lebih dari minggu.

    #>

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    19/37

    /edangkan untuk tingkat berat ringannya penyakit rinitis alergi dibagi menjadi3

    #. Ringan bila tidak ditemukan gangguan tidur gangguan aki"itas harian bersantai

     berolahraga belajar bekerja dan hal-hal lain yang mengganggu.

    %. /edang-berat bila terdapat salah satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas.

    Gambar . 7lasifikasi Rinitis 5lergi

    2.,. Ge-& K#inis

    Gejala klinis pada rihnitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin yang

     berulang. 2ersin merupakan gejala normal yang merupakan mekanisme fisiologik yaitu proses pembersihan diri ( self cleaning process). 2ersin dianggap patologik bila terjadinya

    lebih dari lima kali setiap serangan terutama merupakan gejala pada reaksi alergi fase 0epat

    dan kadang-kadang pada reaksi alergi fase lambat sebagai akibat pelepasan histamin.

    #B

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    20/37

    Gejala lain ialah keluar ingus (rinore) yang en0er dan banyak hidung tersumbat

    hidung dan mata gatal yang kadang-kadang disertai dengan banyak keluar air mata

    (lakrimasi).

    /ering kali gejala yang timbul tidak lengkap terutama pada anak. 7adang-kadang

    keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan utama atau satu-satunya gejala yang

    diutarakan oleh pasien.

    Gejala spesifik lain pada anak ialah terdapatnya bayangan gelap di daerah ba+ah

    mata yang terjadi karena stasis "ena sekunder akibat obstruksi hidung. Gejala ini disebut

    allergic shiner' /elain dari itu sering juga tampak anak menggosok-gosok hidung karena

    gatal dengan punggung hidung. 7eadaan ini disebut sebagai allergic sal#te. 7eadaan

    menggosok hidung ini lama kelamaan akan mengakibatkan timbulnya garis melintang didorsum nasi bagian sepertiga ba+ah yang disebut allergic crease.

    Gambar . 5llergi0 /hiner 

    Gambar 4. (7iri ke 7anan) 5llergi0 Crease dan 5llergi0 /allute

    5+itan gejala timbul 0epat setelah paparan allergen dapat berupa bersin mata atau

     palatum yang gatal berair rinore hidung gatal hidung tersumbat. !ada mata dapat

    menunjukkan gejala berupa mata merah gatal 0onjungti"itis mata terasa terbakar dan

    lakrimasi. !ada telinga bisa dijumpai gangguan fungsi tuba efusi telinga bagian tengah.

    %$

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    21/37

    2.. Di&$n"sis

    iagnosis rinitis alergi ditegakkan berdasarkan3

    a. 5namnesis

    5namnesis sangat penting karena seringkali serangan tidak terjadi di hadapan

     pemeriksa. ampir $' diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis saja. al

    yang perlu ditanyakan adalah gejala utama yang menonjol usia timbulnya gejala

    frekuensilama dan beratnya serangan pengaruh terhadap aktifitas dan tidur faktor 

     pen0etus apakah di dalam rumah di sekolah di tempat kerja adakah hipereaktifitas

    hidung faktor penyakit atopi lain dan atopi dalam keluarga serta ri+ayat pengobatan

    dan hasilnya.Gejala-gejala rinitis yang perlu ditanyakan adalah

    • 5danya bersin-bersin lebih dari kali (setiap kali serangan)

    • Rinore (ingus bening en0er dan banyak)

    • Gatal di hidung tenggorokan langit-langit atau telinga

    • Gatal di mata berair dan kemerahan

    • idung tersumbat (menetapberganti-ganti)

    • iposmiaanosmia

    • /ekret di belakang hidung post nasal drip atau batuk kronik 

    • 5danya "ariasi diurnal (memburuk pada pagi hari-siang dan membaik pada saat

    malam hari)

    • !enyakit penyerta3 sakit kepala berhubungan dengan tekanan hidung dan sinus

    akibat sumbatan yang berat kelelahan penurunan konsentrasi gejala radang

    tenggorokan mendengkur gejala sinusitis gejala seak nafas dan asma.

    • ;rekuensi serangan lama sakit (intermitenpersisten) beratnya penyakit efeknya

     pada kualitas hidup seperti adanya gangguan pada pekerjaan sekolah berolahraga

     bersantai dan melakukan akitifitas sehari-hari.!ada reaksi alergi fase 0epat gejala klinik yang menonjol adalh bersin-bersin

    gatal rinore dan kadang-kadang hidung tersumbat sedang pada reaksi alergi fase lambat

    gejala yang dominan adalah hidung tersumbat post nasal drip dan hiposmia.

    !erlu ditanyakan ri+ayat atopi dalam keluarga serta manifestasi penyakit alergi

    lain sebelum atau bersamaan dengan rhinitis seperti asma bronkial dermatitis atopi

    urtikaria dan alergi terhadap makanan.

    %#

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    22/37

    /umber penting alergen di lingkungan pasien juga ditanyakan seperti bagaimana

    kualitas udara dan sistem "entilasi dirumah maupun di lingkungan kerja adanya

     binatang peliharaan tipe lantai keadaan kamar mandi dan ruang ba+ah tanah sebagai

    gudang (bila ada). ;aktor pemi0u timbulnya gejala juga perlu ditanyakan seperti

    lingkungan di rumah kamar tidur tempat kerja sekolah kegemaran atau hobi yang

    dapat memi0u terjadinya gejala. 2ila pasien alergi terhadap debu rumah gejala

    memburuk di dalam rumah dan membaik di luar rumah. Gejala juga di pi0u bila pasien

    membersihkan rumah biasanya memburuk *$ menit sebelum tidur malam. 2ila alergi

    terhadap jamur gejala dapat terjadi sepanjang tahun memburuk pada lingkungan

    dengan kelembaban tinggi dan pada sore hari. 5danya keadaan hiperreaktifitas hidung

    terhadap iritan non spesifik seperti asap rokok udara dingin bau merangsang seperti bau parfum masakan dan polutan juga dapat memi0u serta memperberat gejala rhinitis.

    Ri+ayat pengobatan yang pernah dilakukan dan hasil dari pengobatan serta kepatuhan

     berobat juga perlu ditanyakan.

     b. !emeriksaan ;isik 

    !ada pemeriksaan fisik ditemukan gambaran yang khas pada anak berupa allergic

     shiner (bayangan gelap diba+ah kelopak mata karena sumbatan pembuluh darah "ena)

    allergic sal#te karena anak sering menggosok-gosok hidung dengan punggung tangan ke

    arah atas karena gatal dan allergi crease berupa garis melintang di dorsum nasi sepertiga

     ba+ah karena sering meggosok hidung. !ada anak dengan sumbatan hidung kronik 

    dapat menimbulkan  facies adenoid   karena sering bernafas le+at mulut. al ini

    menyebabkan lengkung palatum yang tinggi dan gangguan pertumbuhan gigi sehingga

    terjadi penonjolan kedepan dari gigi seri atas. pasien sering menggerak-gerakkan mulut

    dan gigi saat tidur terutama pada anak ditemukan adanya krusta dan kulit yang kasar di

    daerah lubang hidung.

    %%

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    23/37

    Gambar =. ;a0ies 5denoid

    !ada mata dapat ditemukan kemerahan dengan hiperlakrimasi. !ada rinoskopi

    anterior tampak mukosa konka inferior atau media edema basah ber+arna pu0at atau

    li"id disertai adanya sekret en0er bening dan banyak. !erlu juga dilihat apakah terhadap

    kelainan septum (lurus de"iasi spina krista) dan polip hidung yang dapat memperberat

    gejala hidung tersumbat. 2ila fasilitas tersedia dapat dilakukan nasoendoskopi apakah

    ada gambaran konka bulosa atau polip ke0il di daerah meatus medius serta komplek 

    osteomeatal.

    !ada pemeriksaan tenggorok mungkin didapatkan bentuk  geographic tong#e

    (lidah tampak seperti gambaran peta) yang biasanya akibat alergi makanan adenoidyang membesar permukaan dinding laring posterior kasar (cobble stone appearance)

    dan penebalan  lateral pharyngeal bands akibat sekret mengalir ke tenggorokan yang

    kronik.

     

    %*

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    24/37

    Gambar >. Geographi0 1ongue

    0. !emeriksaan !enunjang

    !emeriksaan In"itro 3

    itung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. emikian pula

     pemeriksaan IgE total ( prist)paper radio imm#nosorbent test ) seringkali menunjukkan

    nilai normal ke0uali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu ma0am penyakit

    misalnya selain rinitis alergi juga menderita asma bronkial atau urtikaria. !emeriksaan

    ini berguna untuk prediksi kemungkinan alergi pada bayi atau anak ke0il dari suatu

    keluarga dengan derajat alergi yang tinggi. 6ebih bermakna adalah pemeriksaan IgE

    spesifik dengan R5/1 ( Radio Imm#no *orbent +est ) atau E6I/5 ( $n,yme Lin-ed 

     Imm#no *orbent Assay). !emeriksaan sitologi hidung dari sekret hidung atau kerokan

    mukosa +alaupun tidak dapat memastikan diagnosis tetap berguna sebagai pemeriksaan

     pelengkap. itemukannya eosinofil dalam jumlah banyak menunjukkan kemungkinan

    alergi inhalan. ika basofil (F sellap) mungkin disebabkan alergi makanan sedangkan

     jika ditemukan sel !:< menunjukkan adanya infeksi bakteri.

    In"i"o 3

    5lergen penyebab dapat di0ari dengan 0ara pemeriksaan tes 0ukit kulit uji intrakutan

    atau intradermal yang tunggal atau berseri (*-in $nd)Point +itration. *$+/'  /E1

    dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai

    konsentrasi yang bertingkat kepekatannya. 7euntungan /E1 selain alergen penyebab

     juga derajat alergi serta dosis inisial untuk desensitisasi dapat diketahui.

    ?ntuk alergi makanan uji kulit  Intrac#tane#s Pro"ocati"e %il#tional !ood +est 

    (I!;1) namun sebagai baku emas dapat dilakukan dengan diet eliminasi dan

     pro"okasi 0Challenge +est/.

    5lergen ingestan se0ara tuntas lenyap dari tubuh dalam +aktu % minggu. 7arena itu pada

    Challenge +est( makanan yang di0urigai diberikan pada pasien setelah berpantang

    selama hari selanjutnya diamati reaksinya. !ada diet eliminasi jenis makanan setiap

    %

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    25/37

    kali dihilangkan dari menu makanan sampai suatu ketika gejala menghilang dengan

    meniadakan suatu jenis makanan.

    !emeriksaan IgE total serum3

    /e0ara umum kadar Ig E total serum rendah pada orang normal dan meningkat pada

     penderita atopi tetapi kadar Ig E normal tidak menyingkirkan adanya rinitis alergi. !ada

    orang normal kadar Ig E meningkat dari lahir ($-#7?6) sampai pubertas dan menurun

    se0ara bertahap dan menetap setelah usia %$-*$ tahun. !ada orang de+asa kadar F#$$-

    #$ 7?6 dianggap lebih dari normal. 7adar meningkat hanya dijumpai pada 4$'

     penderita rinitis alergi dan =' penderita asma. 1erdapat berbagai keadaan dimana

    kadar IgE meningkat yaitu infeksi parasit penyakit kulit (dermatitis kronik penyakit pemfigoid bulosa) dan kadar menurun pada imunodefisiensi serta multipel mieloma.

    7adar IgE dipengaruhi juga oleh ras dan umur sehingga pelaporan hasil harus

    melampirkan nilai batas normal sesuai golongan usia. !emeriksaan ini masih dapat

    dipakai sebagai pemeriksaan penyaring tetapi tidak digunakan lagi untuk menegakkan

    diagnosis.

    !emeriksaan IgE spesifik serum (metode R5/1)3

    !emeriksaan ini untuk membuktikan adanya IgE spesifik terhadap suatu alergen.

    !emeriksaan ini 0ukup sensitif dan spesifik (F>') akurat dapat diulang dan bersifat

    kuantitatif. /tudi penelitian membuktikan adanya korelasi yang baik antara IgE spesifik 

    dengan uji kulit gejala klinik dan tes pro"okasi hidung bila menggunakan alergen yang

    terstandarisasi. asil baru bermakna bila ada korelasi dengan gejala klinik seperti pada

    tes kulit. Cara lain adalah Modified RA*+ dengan sistem s0oring.

    !emeriksaan 6ain3

    !emeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan pertama untuk menegakkan diagnosis

    tetapi dapat dipakai sebagai pemeriksaan penunjang atau untuk men0ari penyebab lain

    yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik.

    a. itung jenis sel darah tepi

    %

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    26/37

    !emeriksaan ini dipergunakan bila fasilitas pemeriksaan lain tidak tersedia. umlah

    sel eosinofil darah tepi kadang meningkat jumlahnya pada penderita rinitis alergi

    tetapi kurang bermakna se0ara klinik.

     b. !emeriksaan sitologi sekret dan mukosa hidung2ahan pemeriksaan diperoleh dari sekret hidung se0ara langsung (usapan) kerokan

     bilasan dan biopsi mukosa. pengambilan sediaan untuk pemeriksaan ini sebaiknya

    dilakukan pada pun0ak R5;6 pas0a pa0uan alergen atau saat bergejala kuat.

    !emeriksaan ini tidak rutin dilakukan dan baisanya hanya untuk keperluan penelitian

    dan harus dikerjakan oleh tenaga terlatih.

    0. 1es pro"okasi hidungnasal challenge test 

    !emeriksaan ini dilakukan bila tidak terdapat kesesuaian antara hasil pemeriksaan

    diagnosis primer (tes kulit) dengan gejala klinik. /e0ara umum tes ini lebih sulit

    untuk diulang dibandingkan dengan tes kulit pemeriksaan Ig E spesifik. 1es

     pro"okasi menempatkan penderita pada situasi beresiko untuk terjadinya reaksi

    anafilaksis.

    d. 1es fungsi mukosilier !emeriksaan ini untuk kepentingan penelitian

    e. !emeriksaan aliran udara hidung

    erajat obstruksi hidung diukur se0ara kuantitatif dengan alat rinomanometer 

    (anterior dan posterior) atau rinomanometer akustik misalnya pas0a tes pro"okasi

    hidung. !emeriksaan ini tidak rutin dilakukan.

    f. !emeriksaan radiologi

    !emeriksaan foto polos sinus paranasal C1 s0an maupun :RI (bila fasilitas

    tersedia) tidak dapat dipakai untuk menegakkan diagnosis rhinitis alergi tetapi untuk 

    menyingkirkan adanya kelainan patologi atau komplikasi rhinitis alergi terutama bila

    respon pengobatan tidak memuaskan. !ada pemeriksaan foto polos dapat ditemukan

     penebalan mukosa sinus (gambaran khas sinus akibat alergi) perselubungan

    homogen serta gambaran batas udara 0airan di sinus maksila.

    g. 1es 0ukittusuk ( pric- test )1es kulit digunakan se0ara luas sebagai salah satu alat untuk menegakkan diagnosis

    alergi terhadap alergen dan merupakan indikator yang aman mudah dilakukan hasil

    0epat didapat biaya yang relatif murah dengan sensitifitas tinggi serta dapat dipakai

    sebagai pemeriksaan penyaring. 1es 0ukit dapat mendiagnosis rhinitis alergi akibat

    %4

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    27/37

    allergen inhalasi berderajat sedang sampai berat tetapi pada penderita dengan

    sensitifitas rendah kemungkinan tidak terdeteksi +alaupun terdapat korelasi dengan

    gejala klinik. 2ila pada anamnesis terdapat ke0urigaan adanya alergi sedangkan tes

    kulit negati"e tindakan yang perlu dilakukan adalah3 #. periksa obat-obatan yang

    dapat mempengaruhi hasil tes. %. periksa adakah penyebab hasil negati"e palsu. *.

    obser"asi pasien selama adanya paparan allergen yang tinggi. . lakukan tes

     pro"okasi atau tes intradermal (bila fasilitas tersedia).

    h. 1es intradermal1es ini memiliki sensitifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tes 0ukit

    +alaupun reaksi positif palsu atau reaksi anafilaksis lebih sering terjadi. /ebaiknya

    yang dilakukan tes intradermal hanya yang memberikan hasil negati"e pada tes

    0ukit./E1 (*-in $nd Point +itration) merupakan pengembangan tes intradermal larutan

    tunggal (disebut juga pengen0eran larutan berganda) dilakukan untuk alergen

    inhalan dengan menyuntikkan alergen dalam berbagai konsentrasi. /elain dapat

    mengetahui alergen penyebab dapat juga menentukan derajat alergi serta dosis a+al

    untuk imunoterapi.

    2./. Di&$n"sis B&nin$

    iagnosa 2anding dari rinitis alergi adalah sebagai berikut3

    #. Rhinitis

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    28/37

    iskinesia /ilia !rimer (!C juga disebut sindrom immotile-silia) ditandai oleh

     penurunan nilai ba+aan dari 0learan0e mukosiliar (!7/). :anifestasi klinis termasuk 

     batuk kronis rinitis kronis dan sinusitis kronis. titis dan otosalpingitis yang umum

    di masa kanak-kanak seperti juga poliposis hidung dan agenesis sinus frontalis.

    2.10. Pen&%&*s&n&&n

    /e0ara garis besar penatalaksanaan rinitis alergi terdiri dari * 0ara yaitu menghindari

    atau eliminasi alergen dengan 0ara edukasi farmakoterapi dan imunoterapi sedangkan

    tindakan operasi kadang diperlukan untuk mengatasi komplikasi seperti sinusitis dan polip

    hidung.

    a. :enghindari atau eliminasi alergen!ada dasarnya penyakit alergi dapat di0egah dan dibagi menjadi * tahap yaitu3

    #. !en0egahan primer untuk men0egah sensitisasi atau proses pengenalan dini

    terhadap allergen. 1indakan pertama adalah mengidentifikasi bayi yang

    mempunyai risiko atopi. !ada ibu hamil diberikan diet retriksi (tanpa susu telur

    ikan laut dan ka0ang) mulai trimester III dan selama menyusui. 2ayi mendapat

    5/I eksklusif selama -4 bulan. /elain itu kontrol lingkungan dilakukan untuk 

    men0egah pajanan terhadap allergen dan polutan.

    %. !en0egahan sekunder untuk men0egah manifestasi klinis alergi pada anak berupa

    asma dan pilek alergi yang sudah tersensitisasi dengan gejala alergi tahap a+al

     berupa alergi makanan dan kulit. 1indakan yang dilakukan dengan penghindaran

    terhadap pajanan allergen inhalan dan makanan yang dapat diketahui dengan uji

    kulit.

    *. !en0egahan tersier untuk mengurangi gejala klinis dan derajat beratnya penyakit

    alergi dengan penghindaran allergen dan pengobatan.

    !enghindaran alergen

    Cara ini bertujuan men0egah terjadinya kontak antara alergen dengan IgE spesifik yang

    terdapat dipermukaan sel mast atau basofil sehingga degranulasi tidak terjadi dan

    gejala dapat dihindarkan. !erjalanan dan beratnya penyakit berhubungan dengan

    konsentrasi alergen di lingkungan. ,alaupun konsep pengobatan ini sangat rasional

    namun dalam praktek adalah sangat sulit dilakukan. i negara tropis alergen utamanya

    %>

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    29/37

    adalah debu rumah dan serpihan kulit seranggatungau antara lain %ermatophagoides

     pteronysin#s dan farinae yang hidup pada debu rumah karpet kasur kapuk selimut

    tumpukan pakaian dan buku lama. isamping itu terdapat partikel alergen lain yang

    menempel pada debu rumah misalnya kotoran ke0oa serpihan bulu ku0ing dan anjing

    yang juga berperan aktif. amur yang terdapat dalam rumah seperti jenis  Aspergill#s

    dan  Penicilli#m sering ditemukan pada daerah yang lembab seperti kamar mandi

    dapur gudang serta atap yang bo0or.

    !en0egahan kontak dengan alergen dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan

    rumah menghindari penggunaan karpet memperbaiki "entilasi dan kelembaban udara.

    Edukasi terhadap penderita perlu diberikan se0ara teratur mengenai penyakit

     penatalaksanaan kepatuhan dalam berobat baik se0ara lisan maupun pertanyaan.?ntuk mengurangi populasi tungau dan paparan terhadap alergen terdapat beberapa

    0ara yang harus dilakukan yaitu

    #. 1idak menggunakan karpet kapuk dan menyingkirkan mainan berbulu dari kamar 

    tidur 

    %. :en0u0i selimut bed co"er( sprei sarung bantal dan guling serta kain kordin pada

    suhu 4$0*. :elapisi kasur bantal dan guling dari bahan yang impermeableanti tembus tungau

    . :enggunakan perabot yang mudah dibersihkan seperti dari kayu plasti0 atau

    logam dan hindari sofa dari kain. !embersihan yang sering dan teratur dengan penghisap debu atau dengan lap basah

    4. indari binatang peliharaan

     b. ;armakoterapi

    !erlu ditekankan bah+a penderita rinitis alergi harus menggunakan obat se0ara teratur 

    dan tidak pada saat diperlukan saja karena penggunaan yang teratur dan konsisten

    dapat mengontrol inflamasi mukosa dan mengurangi terjadinya komplikasi pada

    saluran napas lainnya. al penting lain adalah dalam memilih terapi harus diperhatikan

    terapi se0ara indi"idual berdasarkan berat ringannya penyakit.

    #. 5ntihistamin

    istamin merupakan mediator utama timbulnya gejala rinitis alergi pada fase 0epat

    dan dibentuk di dalam sel mast dan basophil ( preformed mediator ) istamin dapat

    dikeluarkan dalam berapa menit mempunyai efek "asoaktif yang poten dan

    %B

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    30/37

    kontraksi otot polos melalui # reseptor pada target organ. /e0ara klinis histamin

    dapat menyebabkan "asodilatasi peningkatan permeabilitas "askuler menurunkan

    "iskositas mukus bronkokonstriksi dan stimulasi saraf sensoris. al inilah yang

    menyebabkan gejala bersin rinore dan gatal pada hidung mata dan palatum.5ntihistamin adalah antagonis histamin reseptor # yang bekerja se0ara inhibitor 

    kompetitif pada reseptor # sel target dan merupakan preparat farmakologik yang

     paling sering dipakai sebagai lini pertama dalam pengobatan rinitis alergi.

    5ntihistamin dapat mengurangi gejala bersin rinore gatal tetapi hanya mempunyai

    efek yang minimal atau tidak efektif untuk mengatasi sumbatan hidung.

    5ntihistamin yang ideal harus tidak mempunyai efek antikolinergik anti serotonin

    anti adrenergi0 dan tidak mele+ati sa+ar darah otak tidak menyebabkan

    mengantuk dan mengganggu penampilan psikomotor serta dalam dosis tinggi tidak 

    mempengaruhi jalur ion kalium pada otot jantung yang menyebabkan perpanjangan

    inter"al 1 pada E7G atau menyebabkan aritmia jantung. 7arakteristik optimal

    se0ara farmakokinetik dan farmakodinamik termasuk absorpsi 0epat se0ara intra

    oral tidak ada interaksi dengan obat lain mula kerja 0epat lama kerja #%-% jam

    setelah pemberian dosis tunggal dan tidak terdapat takifilaksis.5ntihistamin generasi pertama bersifat lipofilik sehingga dapat menembus sa+ar 

    darah otak dan plasenta dan mempunyai efek anti kolinergik. Efek samping yang

    terjadi pada //! adalah rasa mengantuk lemah di,,iness( gangguan kognitif dan

     penampilan serta efek anti kolinergik seperti mulut kering kontipasi hambatan

    miksi dan glau0oma. 9ang termasuk kelompok ini adalah difenhidramin

    klorfeniramin hidroksisin klemastin prometasin dan siproheptadin.

    5ntihistamin generasi II lebih bersifat lipofobik sehingga sulit menembus sa+ar 

    darah otak dan plasenta bersifat selektif mengikat reseptor # tidak mempunyai

    efek anti kolinergik anti adrenergi0 dan efek pada //! sangat minimal sehingga

    tidak mempengaruhi penampilan ( performance). 9ang termasuk kelompok ini

    adalah loratadin astemisol aHelastin terfenadin dan 0etirisin. 1erfenadin dan

    astemisol menyebabkan penghambatan pada jalur ion 7alium yang menyebabkan

     perpanjangan inter"al 1 pada E7G. 2ila dikombinasikan dengan obat lain yang

    dimetabolisme di hati melalui enHim sitokrom !$ misalnya antibiotik golongan

    *$

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    31/37

    makrolid dan antijamur golongan aHol ke dua obat ini dapat menyebabkan

    timbulnya torsades de pointes  serta aritmia "entrikel sehingga kedua obat ini

    sudah tidak di rekomendasikan lagi. ;eksofenadin yang merupakan metabolit aktif 

    dari terfenadin dan desloratadin dapat digolongkan sebagai antihistamin generasi

    III karena tidak dimetabolisme di hati dan tidak menyebabkan kelainan pada

     jantung. bat antihistamin generasi ke II dan III ini mempunyai efek antiinflamasi

    menurunkan akumulasi eosinofil pelepasan sel mediator dari dari mostosit dan

     basophil menurunkan migrasi sel eosinofil dan ekspresi  ICAM   # ( Intracell#lar 

     Adhesion Molec#l 1).

    /aat ini terdapat % sediaan antihistamin topikal untuk rinitis alergi yaitu aHelastin

    dan le"o0abastin. 7edua jenis obat ini se0ara efektif dan spesifik bekerja sebagai

    # reseptor antagonis untuk mengatasi gejala bersin dan gatal pada hidung dan

    mata (rinokonjungti"itis alergi). 2ila digunakan % kali sehari dapat men0egah

    timbulnya gejala.

    %. ekongestan2erbagai jenis α    adrenergik agonis dapat diberikan se0ara per oral seperti

     pseudoefedrin fenilpropanolamin dan fenilefrin. bat ini se0ara primer dapat

    mengurangi sumbatan hidung dan efek minimal dalam mengatasi rinore dan tidak 

    mempunyai efek terhadap bersin gatal di hidung maupun di mata. !seudoefedrin

    merupakan stereoisomer efedrin dan mempunyai kerja yang sama dengan efedrin

    tetapi memiliki efek minimal terhadap tekanan darah atau jantung dan //!.

    !emberian pseudoefedrin dapat mengatasi hiperemi jaringan edem mukosa dan

    meningkatkan patensi jalan napas hidung. bat ini berguna untuk mengatasi rinitis

    alergi bila dikombinasikan dengan antihistamin.Efek samping dekongestan oral terhadap //! yaitu gelisah insomnia iritabel sakit

    kepala dan terhadap kardio"askuler seperti palpitasi takikardi meningkatkan

    tekanan darah dapat menghambat aliran air seni. !enggunaan obat ini harus hati-

    hati pada orang tua karena dapat meningkatkan tekanan darah dan jangan diberikan

     pada pasien rinitis alergi dengan kelainan jantung koroner dan glaukoma.!reparat dekongestan topikal seperti o@ymetaHolin fenilefrin @ylometaHolin

    nafaHolin dapat mengatasi gejala sumbatan hidung lebih 0epat dibandingkan

     preparat oral karena efek "asokontriksi dapat menurunkan aliran darah ke sinusoid

    *#

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    32/37

    dan dapat mengurangi udem mukosa hidung.

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    33/37

    seperti pada rinitis alergi musiman sebelum musim polen terjadi dan dapat

    diberikan dengan aman pada anak +anita hamil dan penderita usia lanjut.

    4. 7ortikosteroid topikal dan sistemik 

    7ortikosteroid topikal diberikan sebagai terapi pilihan pertama untuk penderita

    rinitis alergi dengan gejala sedang sampai berat dan gejala yang persisten

    (menetap) karena mempunyai efek anti inflamasi jangka panjang. /tudi

    metaanalisis membuktikan kortikosteroid topikal efektif untuk mengatasi gejala

    rinitis alergi terutama sumbatan hidung yang timbul pada fase lambat. /aat mulai

    kerjanya lambat (#% jam) dan efek maksimum di0apai dalam beberapa hari sampai

    minggu.

    2ila hidung sangat tersumbat kortikosteroid topikal tidak mudah men0apai mukosa

    hidung sehingga kadang diperlukan pemakaian dekongestan topikal misalnyao@ymetaHolin atau kortikosteroid oral selama kurang dari seminggu sebelum

     pemakaian kortikosteroid topikal.

    Efek spesifik kortikosteroid topikal antara lain menghambat fase 0epat dan lambat

    dari rinitis alergi menekan produksi sitokin 1h% sel mast dan basophil men0egah

     switching   dan sintesis IgE oleh sel 2 menekan pengerahan lokal dan migrasi

    transepitel dari sel mast basofil dan eosinofil menekan ekspresi G:-C/; I6-4

    I6-> R5

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    34/37

    hipertrofi berat dan tidak berhasil dike0ilkan dengan 0ara kauterisasi memakai 5g

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    35/37

    . Gangguan fungsi tuba eusta0hius

    2.12. P)"$n"sis

    /e0ara umum pasien dengan rinitis alergi tanpa komplikasi yang respon dengan

     pengobatan memiliki prognosis baik. !ada pasien yang diketahui alergi terhadap serbuk 

    sari maka kemungkinan rinitis pasien ini dapat terjadi musiman. !rognosis sulit diprediksi

     pada anak-anak dengan penyakit sinusitis dan telinga yang berulang. !rognosis yang terjadi

    dapat dipengaruhi banyak faktor termasuk status kekebalan tubuh maupun anomali

    anatomi. !erjalanan penyakit rinitis alergi dapat bertambah berat pada usia de+asa muda

    dan tetap bertahan hingga dekade lima dan enam. /etelah masa tersebut gejala klinik akan

     jarang ditemukan karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.

    *

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    36/37

    BAB V

    KESIMPULAN

    Rinitis 5lergi (R5) adalah inflamasi mukosa saluran hidung dan sinus yang

    disebabkan alergi terhadap partikel antara lain3 debu asap serbuktepung sari yang ada di

    udara. Gejala utama pada hidung yaitu hidung gatal tersumbat bersin-bersin keluar ingus

    0air seperti air bening. /eringkali gejala meliputi mata yaitu 3 berair kemerahan dan gatal.

    R5 merupakan penyakit umum dan sering dijumpai.

    !ada rinoskopi anterior tampak mukosa edema basah ber+arna pu0at atau li"iddisertai adanya sekret en0er yang banyak. 2ila gejala persisten mukosa inferior tampak 

    hipertrofi. Gejala spesifik lain pada anak adalah terdapatnya allergi0 shiner allergi0 salute

    dan allergi0 0rease.

    !emeriksaan alergi dengan tes kulit (tes 0ukit) terhadap berbagai allergen mungkin

    dapat menunjang penegakan diagnosis R5.2ila hasil belum dapat mengetahui mungkin

    diperlukan tes alergi intra dermal. !emeriksaan kadar lgE di darah meningkat (tidak 

    spesifik). !emeriksaan terhadap lgE spesifik terhadap alergen tertentu.

    !engobatan rhinitis alergi bergantung pada tingkat keparahan penyakit.

  • 8/19/2019 Rhinitis Alergi - Yuli

    37/37

    DAFTAR PUSTAKA

    #. 2ailey 2 et al. ead and ne0k /urgery-tolaryngology3 1hird Edition. %$$#.

    !hiladelphia3 6ippin0ott ,illiams & ,ilkins.

    %. 2ergstrm /E. !rimary Ciliary yskinesia. %$#$. 1ersedia di3

    http3+++.uptodate.0ompatients0ontenttopi0.doJ

    topi07eyKLC?;Go+>#h/+m?.

    *. Cummings C, ;redri0ksom : arker 65. tolaryngolohy ead and . /t 6ouis3 :osby. :eltHer E.  $"al#ation of +he 3ral Antihistamine for Patients with Allergic

     Rhinitis. %$$. 1ersedia di3 http3high+ire.stanford.edu.

    . :u0ha /: et al. Comparison of :ontelukast and !seudoephedrine in the

    1reatnement of 5llergi0 Rhinitis. %$$4. 1ersedia di3 http3high+ire.stanford.edu.

    4. ates 5 ,ood 5. +he ew $ngland 4o#rnal of Medicine5 %r#g therapy. #BB#.

    1ersedia di3 http3high+ire.stanford.edu.

    =. /heikh %-diagnosis

    >. /oepardi E. Iskandar