resume detonator nonelektrik

7
W – XIII NON ELECTRIC DETONATOR 13.1 Tujuan Tujuan dari pembahasan materi ini adalah: Untuk memberi pengetahuan mengenai non electric detonator. 13.2 Nonel Nonel merupakan Singkatan dari non electrik yaitu bahan peledak yang bahan dasarnya biasanya adalah nitrogliserin atau ammonium nitrat yang diledakkan dengan detonator tanpa erus listrik. Dapat juga berarti detonator yang disudut dengan kabel yang diisi dengan bahan peledak (bukan dengan kabel arus listrik), juga dapat berarti kabel peledak yang menyulut detonator tanpa arus listrik. Detonator nonel (non-electric) dirancang untuk mengatasi kelemahan yang ada pada detonator listrik, yaitu dipengaruhi oleh arus listrik liar, statis, dan kilat serta air. Menggunakan proses transmisi signal energi rendah gelombang kejut menuju detonator tanpa mempengaruhi bahan peledak yang digunakan Transmisi signal terjadi di dalam suatu sumbu (tube) berdiameter 2 – 3 mm terbuat dari semacam lapisan plastik yang pada bagian dalamnya dilapisi dengan material reaktif yang sangat tipis

Upload: tamzy-aguante

Post on 20-Oct-2015

100 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

DOC

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Detonator Nonelektrik

W – XIII

NON ELECTRIC DETONATOR

13.1 Tujuan

Tujuan dari pembahasan materi ini adalah:

Untuk memberi pengetahuan mengenai non electric detonator.

13.2 Nonel

Nonel merupakan Singkatan dari non electrik yaitu bahan peledak yang

bahan dasarnya biasanya adalah nitrogliserin atau ammonium nitrat yang

diledakkan dengan detonator tanpa erus listrik. Dapat juga berarti detonator yang

disudut dengan kabel yang diisi dengan bahan peledak (bukan dengan kabel

arus listrik), juga dapat berarti kabel peledak yang menyulut detonator tanpa arus

listrik.

Detonator nonel (non-electric) dirancang untuk mengatasi kelemahan

yang ada pada detonator listrik, yaitu dipengaruhi oleh arus listrik liar, statis, dan

kilat serta air.

Menggunakan proses transmisi signal energi rendah gelombang kejut

menuju detonator tanpa mempengaruhi bahan peledak yang digunakan

Transmisi signal terjadi di dalam suatu sumbu (tube) berdiameter 2 – 3

mm terbuat dari semacam lapisan plastik yang pada bagian dalamnya dilapisi

dengan material reaktif yang sangat tipis

13.3 Komponen Utama Nonel

13.3.1 Sumbu Nonel

Sumbu nonel, berfungsi sebagai saluran signal energi menuju detonator

tunda Sumbu nonel terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah,

dan lapisan dalam yang masing-masing berfungsi sebagai berikut

Lapisan luar: untuk ketahanan terhadap goresan dan perlindungan

terhadap ultra violet.

Lapisan tengah: untuk daya regang dan ketahanan terhadap zat kimia.

Page 2: Resume Detonator Nonelektrik

Lapisan dalam: menahan bahan kimia reaktif, yaitu jenis HMX atau

octahydrotetranitrotetrazine dan aluminium, pada tempatnya. HMX ber-

suhu stabil dan memiliki densitas serta kecepatan detonasi yang tinggi.

Gambar 13.1Komponen Nonel

13.3.2 Detonator Nonel

Yang berkekuatan nomor 8. Komponen utama dalam detonator nonel

sama dengan detonator listrik yang membedakannya hanya pada mekanisme

pembentukan energi panasnya.

Gambar 13.2Komponen Detonator Nonel

tabung alumunium

isian dasarisian utama elemen tunda

elemen transisipenyumbat anti-statis

sumbu nonelpelapis baja

plug penutuptidak tembus air

Page 3: Resume Detonator Nonelektrik

13.3.3 Label Tunda

Label tunda yaitu label dengan warna tertentu yang menandakan tipe

priode tunda halfsecond, quartersecond, atau millisecond dan waktu nominal

ledaknya

D. “J” hook

“J” hook yaitu label dengan warna tertentu yang menandakan tipe priode

tunda halfsecond, quartersecond, atau millisecond dan waktu nominal ledaknya

Foto. 13.1Sumbu, Label Tunda dan “J” Hook pada Nonel

Waktu tunda detonator nonel

Penentuan waktu tunda detonator nonel lebih bervariasi karena

pemasangannya dapat dilakukan di dalam lubang ledak dan di permukaan :

1. Didalam lubang ledak (in-hole delay)

2. di permukaan disebut trunkline delay

Page 4: Resume Detonator Nonelektrik

Foto 13.2Sumbu Tunda pada nonel

13.4 Alat pemicu peledakan non-listrik

Alat pemicu non-listrik (nonel) dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu

penyulut sumbu api dan pemicu nonel atau starter non-electric. Alat pemicu

nonel (starter non-electric) dinamakan shot gun atau shot firer atau shot shell

primer. Seperti diketahui bahwa sumbu nonel mengandung bahan reaktif (HMX)

yang akan aktif atau terinisiasi oleh gelombang kejut akibat impact. Alat pemicu

nonel dilengkapi dengan peluru yang disebut shot shell primer dengan ukuran

tertentu (untuk buatan ICI Explosives berukuran No. 209). Shot shell primer

diaktifkan oleh pemicu, yaitu pegas bertekanan tinggi yang yang terdapat di

dalam alat pemicu nonel. Beberapa tipe alat pemicu nonel terlihat pada Gambar

3 dan 4 masing-masing buatan ICI Explosives dan Nitro Nobel. Pada Gambar 3

terlihat bahwa alat pemicunya menggunakan striker yang disisipkan di bagian

atas barrel, kemudian transmisi impact melalui shot shell primer ke sumbu nonel

menggunakan hentakkan kaki. Sedangkan pada Gambar 4 alat pemicu nonel

digenggam dan untuk melepas pegas di dalam alat pemicu agar shot shell primer

mentransmisikan impact ke sumbu nonel dengan cara dipukul.

Prosedur penggunaan alat pemicu ledak nonel untuk seluruh tipe seperti

pada Gambar 3 dan 4 adalah sebagai berikut:

1) Informasi dahulu tentang pelaksanaan peledakan ke sekitar lokasi peledakan

melalui corong mikropon atau handy- talky (HT) dan yakinkan bahwa situasi

benar-benar aman.

Page 5: Resume Detonator Nonelektrik

2) Sisipkan lead-in line atau extendaline atau “sumbu nonel utama” ke dalam

lubang yang tersedia pada alat pemicu ledak nonel.

3) Masukkan shot shell primer ke dalam lubang yang tersedia, kemudian tutup

oleh striker dan siap diledakkan.

Foto 13.3 Alat pemicu nonel buatan ICI Explosives

Foto 13.4 Alat pemicu nonel buatan Nitro Nobel

Page 6: Resume Detonator Nonelektrik

DAFTAR PUSTAKA

Yuliadi. ST. “Hand Out - Teknik Peledakan”, Universitas Islam Bandung

Modul 3 Peralatan Peledakan “Diktat Kursus Juru Ledak Kelas II”

Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara. Bandung. 2004