renik-renik budaya danperistilahan cara · pdf filemasyarakat dari latar belakang budaya dan...

16
34 I Dosen FKJP Jururusan Bahasa Inggris Universitas Tanjung PUrRPontianak A. Pendahuluan Pringsewu terletak di sebelah barat kota Bandarlampung denganjarak tempuh 38 km atau dengan waktu tempuh jalan darat (mobil) 30-40 rnenit. Status pemerintahannya sernula adalah kewedanaan kernudian ketika ada pengernbangan wilayah-wilayah di sekitamya, Pringsewu menjadi kecamatan berdarnpingan dengan kecamatan-kecamatan lain yang semula dibawah kewedanaannya. Namun, karen a lokasi yang strategis dan pemah menjadi kewedanaan, kecamatan pringsewu relatif jauh lebih ramai dan lebih maju dibanding kecamatan-kecarnatan lain. Mulai Juli 2008 Pringsewu menjadi kabupaten dengan ibu kotanya Pringsewu. Fasilitas sosial dan fasilitas umum di Pringsewu dapat dikatakan lengkap, dari urusan-urusan kebutuhan makan-minum, kesehatan, hukum, pendidikan, sampai dengan perbankan tersedia di Pringsewu. Keadaan tersebut membuat Pringsewu menarik bagi banyak kalangan, tennasuk orang- orang yang membutuhkan layanan sampai dengan pemilik modal. Masyarakat Pringsewu amat kental dengan budaya dan bahasa Jawa, dari berbagai macam sub etnis Jawa, dari lawn Timur sampai Yogyakarta dan lawn Tengah. Masyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga banyak, seperti Padang, Sunda Batak, dan Cina. Masyarakat dengan latar belakang bahasa dan budaya Lampung tergolong sedikit. Kebanyakan orang-orang Lampung tinggal di daerah-daerah sekitar Pringsewu, Meskipun banyak masyarakat dari latar belakang bahasa dan budaya Jain lawn tetapi kebanyakan mereka dapat berbahasa Jawa, terutama mereka yang dari kalangan Sunda, Cina, dan Padang. Hal tersebut dikarenakan mereka sering berinteraksi dalam arti juaJ-beli dangan orang-orang Jawa. Sementara itu, orang-orang Batak kebanyakan tidak begitu paham dengan bahasa Jawa dibanding suku-suku di atas. Lain halnya dengan masyarakat dari suku Lampung; mereka yang bekerja di sektor transportasi dan pendidikan dapat berbahasa lawn karena frekuensinya berinteraksi Key Words: Javanese. Meal, Lexicon, Ethnolinguistics, Sapir-Whorf Javanese community in Pringsewu - Lampung came from various places in Java island. Their existence in Pringsewu has created a new linguistic situation. On one hand there have been maintenance on the dialect the brought from their places in Java and on the other hand they accommodate their fellows' dialects that were brought from the other places in Java. However, there is one phenomenon in common in their use of Javanese. The terms and expressions that they have used in their communication, particularly which are related to meals. are closely related to their concept of time and manner. In terms of politeness, Grice's Cooperative Principles is one of approach than can be used to explain their lexical choice. Abstract RENIK-RENIK BUDAYA DAN PERISTILAHAN CARA MAKAN MASYARAKA T JA WA DI PRINGSEWU - LAMPUNG OIeh Ikhsanudin'

Upload: leminh

Post on 02-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

34

IDosen FKJP Jururusan Bahasa Inggris Universitas Tanjung PUrRPontianak

A. Pendahuluan

Pringsewu terletak di sebelah barat kota Bandarlampung denganjarak tempuh 38km atau dengan waktu tempuh jalan darat (mobil) 30-40 rnenit. Status pemerintahannyasernula adalah kewedanaan kernudian ketika ada pengernbangan wilayah-wilayah disekitamya, Pringsewu menjadi kecamatan berdarnpingan dengan kecamatan-kecamatanlain yang semula dibawah kewedanaannya. Namun, karen a lokasi yang strategis danpemah menjadi kewedanaan, kecamatan pringsewu relatif jauh lebih ramai dan lebihmaju dibanding kecamatan-kecarnatan lain. Mulai Juli 2008 Pringsewu menjadikabupaten dengan ibu kotanya Pringsewu. Fasilitas sosial dan fasilitas umum diPringsewu dapat dikatakan lengkap, dari urusan-urusan kebutuhan makan-minum,kesehatan, hukum, pendidikan, sampai dengan perbankan tersedia di Pringsewu.Keadaan tersebut membuat Pringsewu menarik bagi banyak kalangan, tennasuk orang­orang yang membutuhkan layanan sampai dengan pemilik modal.

Masyarakat Pringsewu amat kental dengan budaya dan bahasa Jawa, dariberbagai macam sub etnis Jawa, dari lawn Timur sampai Yogyakarta dan lawn Tengah.Masyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga banyak, seperti Padang,Sunda Batak, dan Cina. Masyarakat dengan latar belakang bahasa dan budaya Lampungtergolong sedikit. Kebanyakan orang-orang Lampung tinggal di daerah-daerah sekitarPringsewu, Meskipun banyak masyarakat dari latar belakang bahasa dan budaya Jainlawn tetapi kebanyakan mereka dapat berbahasa Jawa, terutama mereka yang darikalangan Sunda, Cina, dan Padang. Hal tersebut dikarenakan mereka sering berinteraksidalam arti juaJ-beli dangan orang-orang Jawa. Sementara itu, orang-orang Batakkebanyakan tidak begitu paham dengan bahasa Jawa dibanding suku-suku di atas. Lainhalnya dengan masyarakat dari suku Lampung; mereka yang bekerja di sektortransportasi dan pendidikan dapat berbahasa lawn karena frekuensinya berinteraksi

Key Words: Javanese. Meal, Lexicon, Ethnolinguistics, Sapir-Whorf

Javanese community in Pringsewu - Lampung came from various places in Java island.Their existence in Pringsewu has created a new linguistic situation. On one hand therehave been maintenance on the dialect the brought from their places in Java and on theother hand they accommodate their fellows' dialects that were brought from the otherplaces in Java. However, there is one phenomenon in common in their use of Javanese.The terms and expressions that they have used in their communication, particularlywhich are related to meals. are closely related to their concept of time and manner. Interms of politeness, Grice's Cooperative Principles is one of approach than can be usedto explain their lexical choice.

Abstract

RENIK-RENIK BUDAYA DAN PERISTILAHAN CARA MAKANMASYARAKA T JAWA DI PRINGSEWU - LAMPUNG

OIeh Ikhsanudin'

Page 2: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

35

dengan orang Jawa tetapi yang bekerja di sektor perkebunan (para pekebun dcngankebun milik sendiri) kurang begiru rnemahami bahasa Jawa.

Bahasa Jawa di Pringsewu dipakai di semua sektor informal, Bahkan, dalamranah-ranah layanan sosial dan publik bahasa jawa digunakan dalam percakapaninterpersonal. Bahasa Indonesia dikuasai oleh scmua orang Pringsewu sebagai biasapengantar dalam kegiatan-kegiatan formal, terutama dalam pcrcakapan publik. Yangunik adalah bahwa bahasa Jawa di Pringsewu amat khas kepringsewuannya. Dalambeberapa pengalaman perantau asal Pringsewu di Jawa, orang yang semula tidak dikenaltetapi tcrdengar ketika berbicara dapat dikenali bahwa orang tersebut berasal dariPringsewu, Ketcrtengaraan sebagai orang asal Pringsewu ternyata bukan hanya ketikaseseorang berbahasa Jawa khas Pringsev..u telapi juga ketika seseorang berbahasaIndonesia, meskipun tidak selalu demikian. Tentu, fenomena tersebut amat menarikdikaji dari berbagai segi, seperti dari segi lingnistik, antropologi, maupun entologi,

Penelitian ini hanya memusatkan perhatian pada satu ranah kebahasaan dengantinjauan etnologi dan etnografi. Dalam arti, melalui pemahaman ekspersi kebahasaan,pcnclitian ini mengupayakan pcmahaman yang lebih dalam mengenai kebudayaanorang -orang Jawa di Pringsewu terkait keberadaanya di rantau, Pringsewu, terhadaplingkungannya, rerutama ranah sekirar peristiwa makan, Suatu ranah dalarn suatu budayadapat mencerminkan pola kehidupan budaya yong lebih luas knrena suatu urusan dalamsuatu masyarakat budaya akan sclalu dijalankan sesuai dengan sistem budayarnesyarakar budaya tersebut. 'Iidakleh mungkin suaiu masyarakat pada sam ranahrnengatur praktik kehidupannya dcngan terstratiflkasi ketat karena pcngaruh fcodalismelalu pada ranah lain mereka mengatur kchidupannya dengan pola yang amet egaliter,karena haI tersebut menyebabkan pertentangan sistem budaya mereka, Budaya bukanhanya milik seseoraog mela inkan dimiliki bersama oleb anggota masyarakat budayanya(.~hared).Kebudayaan bagaikan "a set 0/ control mechanism-plans, recipes. rules.instructions (what computer engineers call 'programs')-for governing behaviour".Paling tidak itulah yang dipahomi oleh Geertz (1965). Oleh karena itu, meskipun hanyadengan mengamati aspek-aspek bahasa dalam urusan makan dan makan-makan,panelitian ini diharap dapar juga memotret cara pembentukan dialek bahasa dan budayaJawa Pringscwu.

Kajian ini amal diilhomi oleh kajian·kajian karya-karya Whorl' yang terhimpundalam huku yang disunting oleh Carrol (1956) dan pemikiran-pemikiran Sopir sehinggagahungan kcduanya sering disebut hipotesis Sapir· Whorf. Dengan muatan pandaogantersebut, penelitian ini diawali dad sebuah hipotesis bahwa ada hubungan antara waktudan carll makan dengan Prinsip Kerjasama Grice dalliin komunikasi di kalanganmasyarakat Jawa di Pringse'A.ll.Pembatasan hanya pada orang-orang Jawa di Pringsewudigunakan unluk kebutuhan akademis bahwa kebenaran yang diungkap dalnm penelitianini tidak untuk digeneralisasikan lebih luas untuk seluruh masyamkllt Pringsewu, otaumasyarakat Jawa perantuauan atau bahkan untuk semus orang Jawa. Yang dimoksudPringsewu adalah daerah di pasar dan radius tiga kilometer dari pusat pasar Pringsewu,broom untuk seluruh kecamatan Pringsewu apllillgi unluk seluruh kabupaten PringseVl'U.B. Budayu terkait Makan

Orang Jawa di Pringsewu, sebagaimana manusia lain, adalah makhluk individuyang sckaligus anggota masyarakat. Orang· orang Jawa Pringsewu memiliki identitas­idcntitas illdividualitas, kemasyarakatan, keheragamaan, dan keberbudayaan.

Page 3: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

3M

C. Konsep-Kensep Terkatt Makan dan MiliumTerkait cera makan dan minum, masyarakat Jawa Pringsewu memihki kosa-kata

bahasa Jawa dari berbagai daerah yang diakomodasi mcnjadi kekayaan bersarna danmenjadi praktik budaya yang khas, Di antaranya adalah adalah rentetan istilah: nyarap'makan pagi', madang 'makan siang atau makan malam', saur 'rnakan sahur untukpuasa', buka 'makan atau minum untuk membatalkan puasa atau bcrbuka puasa',mangan 'makan secara umum tanpa kekhasan waktu maupun cara', randuk'mennmbahisi piring dengan nasi beserta kelengkapannya serelah nasi yang diambil scmula babisatau berkurang', menthong 'makan sejenis rnakan malam tetapi bukan waktu makanmalam dan yang makan sebenamya sudah makan malam', nguntal 'menelan makanandengan ukuran kecil atau obat tanpa dikunyah atsu dimut'. mamah 'rnengunyah', ngelek'menelan setelah cukup mengunyah', ngulu 'menelan setelah mcngunyah sedikit',mbadog 'Istilah untuk makan dengan konotasi kasar dan mercndahkan', njeg/ak'menelan makanan dengan ulruran yang tidak bisa diuntal tela pi tanpa dikunyah', moem"istilah manja sebutan sayang untuk makan', nggragas 'sifat scscorang yang mubnsembarangan dalam arti makan sesuaru yang kurang semeslinya dimakan', nedak'aktivitas binalong pianan yang makatl lanaman dan dapal dipakai untuk. ungkapanmetaforis kasill' menyamakan seseorang dengan binatang yang makan tanaman oranglain', mamah 'mengunyah', nyicip 'mencicipi', ngecap 'mengecap', nyalcot'menggigit',mbrakot 'menggunakan gigi seri dalam menggigil untuk menyobek makanan agar dapatdikunyah untuk dimakan', nggeget 'menggigil hati hati dalam negunyah atau dalammenahan sesuatu di mulut', nglethak 'memecahkan makonan yang keras dengangeraham'. nggayem 'aktivilas binlltong memamah biak yang mengunyah kembalimakanllIl yang telah di simpan di salah satu rongga alau menyamakan scseorang yangmakan dengan aktivitas binalang nietnamllh biok makan', nggag/ak 'istilah lain njeglalc',ko/u 'dapat ditelan atau sudah terteJal)'. keloloden 'gagol menelan brena mllkanan yangditc1an menyangkul di tenggorokan sehingga sulit ditelan dan sulit dikoluarkan', mUCH­

mum 'makan dengan mernasukkan makanan terlalu b~nyak ek mulul sehingga mulut

dinamisme masih juga mcnyciimuti sebagian pemeluk agama di Pringscwu. TcoriComte tampak tidak paralel dengan gejala yang ada di pringsewu, Menurut AugusteComte (1798-1853), ada tiga tahap perkembangan intclektcal, yang musing-musingmempakan perkembangan dari tahap sebelumnya (Comte 1896). Tahap pertamadinamakannya tahap teologis arau fiktif suatu tahap di mana manusia menafstrkangejala-gej ala di sekelilingnya seeara teologis yaitu dengan kekuatan-kekuatan yangdikendalikan oleh roh dewa-dewa atau Tuban Yang Mahakuasa. Tahap kedua yangmerupakan perkembangan dari tahap pertarna adelah tahap meraflsika. Pada tahap inimanusia menganggap bahwa di dalam seuap gejala terdapat kelruatan-kekuatan atau intitertentu yang mads akhimya akan dapat diungkapkan, Pada tahap ini manusia rnesihterikat oleh cita-cita tanpa verifikasi, oleh karena adanya kepercayaan bahwa seriap cita­cita terkait pada satu realitas tenentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum­hukum alam yong seragam, Tahap ketiga adalah tahap ilmu pengetahuan positit, Amatmudah didapati di Pringsewu orang-oraug Jawa yang di dalam dirinya masih terdapattiga lahar perkembangan tcrscbut pada waktu yang sama. Meskipun demikian, orangyang bcragama dengan pendekatan puritanisme mulai tumbuh dengan rasionalisme yangtinggi,

Page 4: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

39

,

terlalu penuh dan sulit mengunyah', keselak (walek) 'gagal makan karena tersedak donmakanan kembali kehrar', dan ngemut 'rnenahan rnakanan dalam muJut'. Sebagianbesar dan bahasa (bahasa-bahasa) Jaws dan sebagian kecil dari serapan (bahasa Arab).Mesklpun semua terkait dengan aktivitas makan tetapi tiap-tiap kala memiliki perbedaanciri semantik. Bahkan sebagian kala mengandung muatan konorauf dan sebagian dipakaisecara rnetaforis. Khusus niegla): dan nggaglak: adalah kala yang sama dengan variasiucapan. Rentcran kata-tata di alas hanya terdiri alas istilah-istilah dalam ragam ngoko,belum termasuk kata-kata yang dipakai dan dan untuk orang-orang tertentu, rnisalnyakarma madya honorific.

Hal yang dapat diungkap dengan keuyataan kayanys kose-kata di alas adalahbahwa kebudayaan Jawa yang dibawa ke Pringsewu masih memelihara presisi maknauntuk efektivitas komunikasi atau terjadi percampuran kode dialek dan setiap dialekdiakui sebagai kekayaan bersarna sehingga lama-kelarnaan suatu kosa kata dipakaisecara khusus sehingga terjadi gejala peyoratif atau mungkin juga pcrgcscran makna.Bisa saja duo kemungkinan tersebut sama-sama terjadi, Jawaban yang lebih meyakinkanhanya dapat dipcroleh melalui kajian komparatif (tcrutama kompratif historis) araudiakronis. Narnun, karena terhatasnya wakru, hal tersebut tidak dapat dilakukan padapenclitian ini.

Kekayaan kosa-kata scperti di atas bukan hanya ada pada hal-hal rerkait makan.Hal-hal terkait minum juga memiliki kosa-kata yang kaya, seperti: ngombe 'minumseeara umum dan tidek mengandung muatan afekrif maupun pernakaian khusus',nyruput 'rninum biasanya minuman panas dan dilakukan dengan menyedot udara lewlitmulut dengan bibir menyenruh gelas yang berisi minuman sehingga minuman panas ikuttersedor masuk dalam jumlah kecil dan menjadi lebih dingin', nyrtpit "seperti nyruputtetapi dengan tensga dan hnsil yang lcbih kecil'. nyucrtp 'minurn langsung dari botol danbibir mulut rncnempel bibir bolo I', nyesep 'rnenghisap air yang berada pada pembuluhkecil dan dalam jurnlah kecil rnenggunakan rnulut', nenggak 'minum langsung air yangmancur dari botol atau tcko atau bejana lain dengan mulut terbuka tenengadah',medhang 'minum minurnan berbumbu seperti kepi atau teh atau gula pelan-pelan atolltidak Iangsung habis sarnbil mengerjakan hal lain seperti ngobrol atau duduk-duduk',ngopi 'sama dengan medang tetapi yang diminum jelas air kopi seduhan·. ngelf:h'mctiallg lelapi yang diminum jclas air seduhan teh', nyusu 'minum air susu', keselak(kesclek) 'gagol minum karena tersedak sehingga aimya kembali keluor', nycrot'menghisap'. ngenyot 'menghisap letapi yang dihisap tidak langsung habis atau malohsebaglan ada yang kembali', nyo.or 'aktivitas unggas seperti bebek mcnggunokan pucuhunluk mencari makanan atau minum dalam air kotor sebingga menjadi metafora orangyang minwn dengan car8 &eperti bebek', ngokop 'minum langsung dengan mulut Icedalam bejans'.

Oi sarnping kosa kala mengenai makan dan minum, Ien;edia juga berbllgai kosakata mcngenoi keadaan seseorang terkait makan dan minum, yaitu lerkait kondisisesudah makan dan sesud.ah minum. Misalnya orang yang belum rnakon dapatmengalami Ilgelih (illweh) 'Iapar', kencol 'Iebih dan sekadar lapar dan digunakan untukdiri sendiri', kellgelien alau keluwien 'amal Iapar', dan Iw.liren ',unal sanga! lapsr' atau'kelaparan'. Sementara iru orang-orang setelah mllkan dapat merasakan wareg'kcnyang', kewaregen 'amal kenyang', kemlakaren 'kckenyangan sampai penn tcrasosakit', kcblathengen 'kekenyangan sa~i perut terasa sakil dan ingin buang air besar',

Page 5: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

40

D. Waktu dan Cara MakanDalam masyarakat Jawa Pringsewu, ada keterkaitan nama-nama waktu dan slIal­

saat makan. N EJ]IIunlidak berarti dalam setiap nllmn wllktu ada saat mokan. Hal lersebutamat mungkin disebabkan oleh serapan istilah Arab yang terkait dengan peribadatandalam agama Islam, agama yang m.emiliki pengikut mayritas di Pringsewu. Pada waktusubuh tidak la2im orang makan karena pada saal lerscbut orang-orang harusmenjalankan sholal subuh. Mungkin saja ada orang yang makan pada waktu subuh tetapihal terscbul tidak lerstruktur dalam budaya Jawa Pring~ewu. Nama-nama wakluselebihnya adalab esuk atau isuk 'pllgi atau sejak lepas subub sampai baYdJlg-baYllngpagi sepanjang badan', awan 'siang atau sejak bayang-bayang pBgi sepanjang badan

nek. 'perur sakit atau tidak nyaman karena kenyang dengan makanan yang kurang cocodengan kondisi penn', dan mbededek 'perut tidak nyaman karena padat oleh makanandan gas dari rnakanan'.

Peristiwa budaya sering juga terkait dengan atau disertai kegiatan rnakan-makanatau pemberian makanan. Peristiwa-peristiwa budaya tersebut jugu memiliki llamamasing-masing, NOIllIl-nama tersebut di antaranya adalah pesta 'makan bersama sebagaitanda kegembiraan', genduren 1I1au kenduren 'hadir dalam undangan suatu keluargadalam rangka berdoa dan pulangnya membawa bungkusan berisi nasi yang dilengkapikluban dan porongan ingkung sertajajan pasar', among-among 'acara kumpul anak-anakuntuk memperingati kelahiran seorang anak yang hidangannya nasi dengan klubandengan lauk tempe dan peyek serta telor diiris seper delapan', muniung' 'mengirim nasilengkap dalam rangka mengundang ke suatu resepsi', kupatan 'membuat ketupat dansayumya untuk acara lebaran', ngupat! atau ngebo 'mengundang orang-orang untukberdoa dalam rangka peringatan kehamilan bulan ke tujuh dengan pemberian hidanganmakan malam'.

Jika makanannya merupakan ikon suaru budaya atau herkedudukan perningdalam peristiwa budaya, biasanya terscdia nama-nama untuk jenis-jcnis makanantertenlu. Beberapa conrohnya adalah: berkat 'makanan yang dibawa pulang darikenduri", tajilan 'makanan yang diberikan untuk berbuka puasa atau suguhan kepadaorang-orang yang mengaji di bulan Ramadhan', sojen 'slljillll untuk makhluk halus yangdianggap menguasai suatu lokasi atau alam' , kiuban 'urap daun yang biasanya menycrtainasi dalarn berkat arau tumpeng atau among-among' bubur abang 'bubur nasi dengancampuran gula merah untuk orang rna yang berpengaruh yang hadir pada suatu kenduri' ,ambeng 'nasi beserta sayur dan lauk yang disajikan pada acara makan bersama setclahtarawih malam-malam tertentu bulan Ramadhan di masjid atau surau', kupat 'ketupat­hanya disaiikan pada han-han besar keagamaan seperti lebaran', tumpeng 'nasi eli alasnyiru yang dicetak berbentuk kerucut dan ditepiannya dilengkapi dengan kluban danlauk-pauk sella hanya disajikan pada peristiwa-peristiwa budaya tertemu', lonthong'nasi lembek dalam bungkusan daun pisang ketal hingga agak padat', .vega 'nasi', segawadllllng 'nasi yang telah lewat malum', lepet 'tepa!', ge.bing 'kelapa diiris kecil dantipis lalu digoreng biasanya untuk melengkapi nasi suguhan terkail peristiwa kClnlltian',jaburan 'makanan untuk berbuka puasa bersalna', hontot 'makanan sebllgai bekal',brengkesan 'makanan yang dibawakan kepada tamu setelah mengiladiri acara makanbersama keluarga terkait suatu perstiwa budaya alau sukumn keluarga', pacitan'mokllnan kecil yang disuguhkan kepada tamu', cemilan 'makanan kecil sehal"i-han'.

Page 6: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

41

sampai bayang-bayang sore sepanjang badan', beduk 'tengah hari SISU satu waktusingkat di tengah-tengah waktu awan', sore atau ngasar 'scjak bayang-bayang soresepanjang bad an hingga datang waktu matabari rerbenam', rep atau maghrib 'saatmatahari mula; terbenam hingga hilang cahaya rnatahari di langit", wengi atau bengi ataumbengi 'saat malarn <lISU ICPSBmaghrib ketika cahaya matahan hilang dari langit hinggudatang waktu subuh', dan tengah wengi atau tengah bengi 'tengah malam' .

Kebiasaan nyarap dilakukan pada waktu esuk. Umumnya pada saat esuk: orangsudah merasa ngelih karena tidak kemasukan makanan pada masa tidur malam. Konsepnyarap adalah makan pagi sekadamya untuk mengganjal atau mengalasi perut untukdisiapkan mcnghadapi makanan-makanan berikutnya pada hari itu, Volume makananyang dimakan pada saat nyarap tidak sebanyak makanan yang dikonsumsi pada makansiang. Makanan yang disantap pada saar nyarap disebut sarapan. Sarapan dapar rerdirialas sega anger 'nasi hangar' atau scga wadang 'nasi sisa semalam' dengan sayur danlauk ala kadarnya yang dilengkapi dengan air putih. Namun, sarapan juga lazim terdiriatas gorengan atau rebusan umbi-umbian maupun pisang yang disertai dengan air kopiatau air teh.

Pada waktu awan orang-orang macit, Orang Jawa Pringscwu macit untukberistirahat setelah bekerja sejak pagi. Jodi, konsep macit bukan sekadar terkait makananletapi juga tcrkait beristirahat sambil duduk-duduk bersama, Makanan yang disajikankepada orang-orang macit adalah pacitan, yang berupa jajan pasar, gorengan umbi­umbian atau pisang, atau godogan 'rcbusari' umbi-umbian "tau pisang, Orang-orangyang bekerju kepada orang lain biasanya dipaciti dan pucltannya rnestinya selalu dipacitoteh orang-orang yang berisitrahat kerja. Pcrisriwa macit biasanya bcrkisar 15-30 menit,yaitu setara dengan lamanya orang merokok satu batang rokok kretek. Meskipun bukansomal a-mala urusan makan, orang yang tidak dtpaciti tetap mcrasa ngcTih atuu luwihkarena sarapan di peru I suJah tcrccrna, ngelak. 'haus' karena cairan tubuh sudahberkurang, dan kecut 'rnulut masam karena ingin merokok,

Tengah hari, yang disebut bedug, adalah saat istiharat untuk makan siang. Baikmakan siang maupun makan malam disebut madtmg. Konsep madang belisi maltanmakanan nasi lengkap den~n sayur dan lauk, dengan air putih sebagai peJengkap. Buah­buahan biasanya disertakan dalam Beara !IIaksn siang. Karena volume makanan yangdisantap umumnya membual orang wareg 'ken yang' atau bahkan kewaregell'kekenYllIlgan', diperlukan waklU istirahat sambi I duduk-duduk bersama sejenoksebelum orang bekerja kembali. Orang yang tasl beribadah biasllnya madang setelahshol81 zuhur, sehingga selelah mabn juga dapa! /eyeh-/eyeh 'berislirahat sejenak'. Paraperokok biasanya merokok saat lcyeh-leyeh selelah madang. Orang-orang JawaPringsewu memandang makao Icrlalu banyak sebagai kebiasaan t~k letpuji walaupunbukan merupakan keburukan. Orang yang makan tcr!alu banyak sehingga amatkekenyangan alau kemlakaren atau sampai barus ke toilet keblethengen menjadiguarauan atau bahkan ejekan.

Di sore han orang-orang' medallg 'mlnum air berbumbu kopi atau leh danbiasanya maills'. Medang adalah konsep beristirahat di sore hari selelah bekeIjn. Orangmedang di ~ore bari bisa sambi! maeil. Medang biss dlJalcukan dengan ternan alauletangga .~ambil bertukar-pikiran, sesuai pekeIjaan mssing-masing. Umumnya, laki-lakimedang sambil ngro/u)k stsu udud. Hal hal penting dapa! diobrolkllll seears ringan padasaal medang sore hari. Biasanya mcngobrolkan masalah renting di saat medang sore bari

Page 7: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

42

E. Bahasa dan .PikiranKetersediaan perangkat-pcrangkat kebahasaan daIam mengakomodasi prakti­

prdktik budaYIl seperti dijeIaskan di atas membuktikan adanya keterkaitlln antara baha.sadan rikiran. KajilUl-kajian mengenai keterkaitan antara bohasa dan pikiran dapaldiikhtisarkan sebagai berikul. Pandangan yang mengaitkan bahasa dengan pikiran telahada sejak zaman kejayaan peradaban Yonani. Dalam mitologi Yunani terdapat DewaDionysus, yaitu anak Dews Zeus dan Semele. Karcna keistimewaannya, baik karena dioaDak Zeus maupun faktor-faklor kelebihannya, Dionysus mcnjadi dewa daIamkescharian masyarakar. Kerenyi menetjemahkan kisah milologi torsebut yang sudah

sekadar membuka pembicaraan. Hal-hal yang lebih serius dapat disepakati saat itu untukdibicarakan pada suatu waktu yang lain. Oleh karen a Itu, arnot lazim orang sengajamencari waktu atau menciptekan suasana medang yang santai di sore hari untukmemulai suatu pembicaraan dengan sesame anggota keluarga, ternan. otou tetangga.

Madwig wengi atau makoti malam biasa hanya disebut madang. Menu madanguntuk makan siang biasanya seglliengkap denganjangan 'sayur' dan lowuh 'Iauk-pauk'yang disertai dengan wedang 'air putih' dan biasanya juga dengan buah-buahan,khususnya gedang 'pisang', Saat madang. yang lazim di malam hari adalah seteJah diujung waktu maghrib sebelum datang waktu wengi atau sebeIum shoIat isya. Peristiwamadang menjelang malam adalah saat semua anggota keluarga berkumpul. Namun,sebagian keluarga madang setelah malam, saar orang sudah sholat isya dan anak-anaksudah pulang dari ngaji di masjid atau surau. Ada juga yang madang tenpamensyararkan kumpulnya semua anggota keluarga. Yang jelas, madang wengi dilakukansemua orang dan waktu yang dipilih setelah terbenarn mala hari, Keluarga-keluargayang mensyararkan berkumpunya semua anggoranya pada saat madang wengi biasanyamemanfaatkau waktu tersebut untuk berkomunikasi rnengenai keluarga, pendidikananak-unaknya, dan ada juga yang membicarakan masalah usaha ckonomi keluarga,Anggota kehiarga yang tidak muncul pada saal madang wengi biasanya dipertanyakan.

Orang-orang yang tidak segera tidur setelah pukul 21.00 biasanya medang ataumacit. Istilah medang atau macu biasanya dipakei secara bcrgantian karena biasanya dimalam hari orang macit sambil medang atau medang sambil macit untukmengbangatkan badan dan mengisi perut untuk manghidari kembung atau masuk angm,Orang macit di malarn hari biasanya bersama ternan-ternan atau tetangga, terutamauntuk bercengkarama sambil mendengarkan musik dengan istilah klenengan.

Peristiwa-peristiwa makan yang di luar pakcm di atas biasanya tcrkair sistcmlain, misalnya sistem puasa Ramadhan, yang rnengharuskan makan (.~ahur)dan berbukapuasa, Selain itu, kcgiatan makan yang diluar sistem dapat mcnjadi bahan gurauan,misalnya dengan istilah menthong 'makan malam setelah makan malam'. Orang-orangyang melakukan kegiatan makan ekstra biasa diolok dengan istilah brokoh atau dokoh'i~tilah untuk binatang yang berarti banyak makan' atau buta ijo 'nama tokoh raksasajabat dalarn duma pewayangan'.

Praktik budaya makar. di atas stldah berJangsung scjak kcdatangan orang -orangJawa datang di Pringsewu. Me~kipun dalam praklik kehldupan lidak diikuli seesra ketatkarena pola kehidupan yang dituntut adanyo penyesuaian cara hidup yang lerkait darijadwal kctja, Iransportasi, hingga peristiwa budaya lain yang mengharuskan orangmenunda atau mempt:rawal kegiatan makan.

Page 8: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

43

diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris. Salah satu bagianpenting berisi pengetehuan bahwa kesalingtertgantungan antara pikiran dan ujaranmempeJjelas bahwa bahasa tidak sekadar perangkat untk mengekspresikan kebenaranyang sudah mapan tetapi merupakan perangkat untuk menemukan kebenaran yangsemula belum diketahui. Keberagamannya adalah keberagaman yang bukan pada bunyidan tanda tetapi pada cara memandang dunia (Ralph Manheim, 1996). Meskipun hanyakisah dalam mitologi, hal tersebut perlu diperhatikan karena - ternyata - pada 1118S3-

masa berikutnya pengajian ihniah mengenai hal di atas terus berkembang meskipundengan kontroversi.

Kajian ilmiah pcrtama yang mengaitkan bahasa dan pikiran rnanusia di Iakukanoleh Humboldt (1836). Dalam bj iannya dinyarakan bahwa struktur bahasa-behesemanusia bervariasi atau berbeda-beda dan perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhiperkembangan mental manusia. Seiri ng dengan kajian di alas. EdwaTCISapir, muridFanz Boas, rneneruskan III'gurnengurunya bahwa bahasa bukan sistem yang lengkap danaistematis. Jadi, tidak dapat dikatakan behwa suatu kata mengekspresikan keadaanpikiran dan perilaku tcrtentu. Melainkan, sifar koheren dan sisematis bahasa bcrinteraksisecara lebih luas dengon pikiran dan perilaku. Pandangan Sapir kemudian berubahsesuai dcngan perkembangan waktu. Menjelang akhir hidupnya Sapir mengatakanbahwa bahasa bukan sekadsr cermin budaya dan tindakan berulang melainkan bahasadan pikiran memiliki hubungan soling mernpegaruhi.

Rekan Sapir yang bernama Whorf juga memiliki pandangan serupa, Din menulisbahwa Kita (manusia) memabami alam dengan bahasa ibu, Kategori-kategori dan tipe­tipe yang kita isolasi dari dunia fenomena tidal: kita dapati karena kategori-kategori dantipe-tipe tersebut tidak ada dalam benok orang yang mengamati, Sebaliknya, duniadirepresentasikan dalam perubahan kaleidoskop yang organisasikan olch pikiran kita -dan hal tcrscbut berarti diorganisasikan olch sistem bahasa yang ada dalam pikiran kita.Manusia membagi-bagi alam, mengorganisasikannya meniadi konsep-konsep, danmemberi atribut secara bermakna sesuai dengan kemauan kim karena kita ada lab pihak­pihak ynng setuju dengan pengorganisasian tersebut - yaitu persetujuan yang ada padamasyarakat kita - dan dikodifikasi sesuai dengan pola bahasa kita, Tidak semua orangyang mengamati alam diarahkan oleh bukri fisik yang sama terhadap gambaran jagatyang sama, kecuali latar kebahasaan mereka sarna atau paling tidak pada tataran tertentudapat dikalibrasi. Karena kesamaan cara berpikir mereka, para pakar kebahasaan danpakar antropologi menamai cara pandang ptau hipotesis tersebut sebagai hipOlcsis Sapir­Whorf (Sapir- Whorf Hipotesis).

Pandangan yang paling baru yang scnada dengan Sapir-Whor}' Hypothesisdikemukakan oleh James W. Underhill dalam wawancara tertulisnya dengan MlII'kTurner. Ketika mengomentari dUB sisi knat pandangan Lakoff-Johnson bahwa babasamembentuk sebagian pola pikir manusia dan bahasa tidak lepas dari kendalll, UnderhillmenYlltakan kesetujuannya. Men~tnya manusia bClpikir konseptual dengan bahasa danbahwa pembell\Jaran bahasa, inleraksi sosial, dan pembentukan kepribadillll merupakanhal-hal yang tidak dapat dipisahkan

Dalam salah satu paradigma, kebudayaan dipandang sebagai sislem adaptasimanus ill. Manusia berbudaya dalam rangka beradaplasi dengan IingkungalUlya sebinggaia dapat berlahan hid up dan berkembang. Ketika dunia belum maju sepet1i seknrang,manusia merasa kedinginan dan perlu mcmbakar dan memasak. Maka manusia mencari

Page 9: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

44

dan mengusahakan panas, sehingga dipcrolehlah api. Demikian juga dulam urU~~1I

mengusahaken pakaian dan perumahan. Kebudayaan manusia sekarang yang saratdengan teknologi juga mcrupakan adaptasi, tentunya adaptasi dengan tuntutan masalahkehidupan sekarang, yang hanyak tertimbun data dan informasi. Pandangan yang sudahsangat dikcnal IUj)~ in; memiliki keseiringan dengan teori evolusi. Manusia berevolusisecara budaya, dan dalam heberapa teori juga disebutkan bahwa mnnusia merupaknnujud muktakhir dan perjalanan evolusi secara biologis primata,

Namun, meskipun sangat dikcnal luas, teori kebudayaan scbagai sistern adaptasisudah tergolong ketinggaJan jaman. Kim) kepustakaan antropologi dipenuhi denganteori-teori kebudayaan dalam pandangan idcasional, Rata-rata pakar anrropologi musskini memahami kebudayaan dengan mengaitkannya dengan simbol, bahasa, dan sistem.Salah satunya adalah Goodenough. Baginya, kebudayaan suaru masyarakat berisi apasaja yang harus diketahui atau percaya agar dapat berlaku dengon cara yang daputditerima oleh siapapun di dalarn masyarakamya. Sangat paralel dengau definisikebudayaan tersebut, bahasa didefinisikannya sebagai apa saja yang hams diketahui agardapat saling berkomunikasi dengan para penutwnya sebuik-baiknya dan dcngan eMSyang saling dapat diterimn Ward H. Goodenough (1957). Pandangan Goodenoughterscbut berarti juga bahwa kebudayaan, sebagaimana bahasa. bersemayam di dalarnpikiran seseorang atau setiap orang yang menjadi anggora masyarakat budaya tertentu .Jadi, kcbudayaan rnerupakan perangkat mental seseorang anggota SUQlu masyarakatbudaya untuk hidup bersama, berkomunikasi, berjual-bcli, mcnafsirkan sesuatu dalarnkebudayaannya, dan melakukan pclbagai hal dalam rahnn kehidupannya. Olch karenaitu, pengertian kebudayaan tnenurut Goodenough ini seeing disebut dengen isrilan:"kcbudayaan sebaga! sistcm kognitif,"

Sernentara itu, Geertx, mcmahami kebudayaan sebagai sistcm marna simbolik.Hal terscbut juga berarri ideasional. Pemahaman tersebut juga sangat dekat dcnganpemahaman mengcnai bahasa. Sistem makna sirnbolik sangat crat kaitannya dengansistem semiotik, yang di dalamnya simbol berfungsi sebagai perangkat untukmengorrninikasikan makna dad benak seseorang dengan benak orang lain. Simbol­sirnbol budaya tidak ubahnya simbcl-sirnbol kebahasaan, yang selalu terdiri atas wujuddan arti atau makna. Wujud simbol selalu berupa sesuatu yang dapat diindera scdangkanarti adalah sesuatu yang dibentuk dalom pikiran scseorang setelah menccrap wujud.Yang juga perlu diperbatikar. adalah bahwa pemaknaan lerhadap wujud ~imbol harusscsuai dengan pemahaman bersama atau konvensi. Dengan alasan terscbut Gceltzberpendapal bahwo kebudayaan hukan berada di datam benak seseorang - melainkan diluar benak - dan berada di antara sekian banyak benak oro.ng yang mel1Jpskan anggotlldati ma$yarakat kebudayaan terkail.

Satu lagi leori dillam parndigms ideilSional adalah tcod Y'dng memandangkebudayaan sebagai sistem struktural. Teori ini dibangun oteh Levi-Strauss datamKeesing 0974;73), yang melakukan peneiitian dalam pengembullgan teori ini padamasyarakat Indian di Amerika. Strauss juga memandang kebudayaan sebagai sistemsimbolik ynng dimiliki bersama oleh rnasyarakatnya, bohkan sistcm simbolik Icrsebutbersifat kumulatif. Namun, pandangannya tidak berhcnti sampai di sistem maknu$imbolik. Korena ada kumulasi itu, pikiran seeara budaya melakukan pemolaan,mengontrasan biner, menjalin retasi antar sub sistem, dan rnengembangkan transfonnosi.Maka, terbentuklah slruktur dalam kebudayaan.

Page 10: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

45

2. Pemerlnbllnan dan Akomodasi; Melting PotMasyarakat p~rlu berkomunikasi satu sarna lain dan komunikasi ~tllalu

menyangkut hubungan antarpribadi maupun antarbudaya. Masyarakat Jawa Pringsewujuga pcrlu memertahankan din dari kclaparan dan kesulitan hidup Jain dengan carasaling lolong menolong. Agar lolong mennlong dapal dilakukan dengan baile, merekaperlu menghargai satu sarna lain. Dengan latar belakang lerscbllt, terjadilah

Konsep Chomsky mengeuai kompetensi dan kinerja (competence andperformance) melengkapi kajian-kejian di atas, Dalam pandangan Chomsky, yangkemudian dikutip dan diikuri oleh banyak bahasawan, konsep kornpetensi adalahkemampuan penutur statu behasa mengujarken dan mencerap ujaran yang secarasintaktis, semantis, dan fonologis berterima. Sementara itu, konsep kinerja adalah spayang diujarkan dan hasil interpretasi ujaran oleh sang penutur. KOIl1p"ICn,i adalahkctrampilan kcgnitif yang mendasari sedangkan kinerja adalah manifestasi actual dalamperilaku, Kebudayaan yang diacukan kepada hasil karya dapat didekatkan - wulaupuntidak samu pcrsis . dengan kinerja kebudayaan sedangkan kemampuan berkaryaseseorang merupakan kompetensi. Akan lebih tepat apabila kedekatan dua konseptersebut dikombinasikan dengan penjelesan Kecsing (1974: 13-?7) yang mempcrluaskonsep tersebut menjadi l'1I11111'111 competence dan sociocultural performance. Dalnmpandangan Keesing, kebudayaan menjadi sistern kompetensi yang dipahami bcrsama(shared:) dalam prinsip-prinsip yang rneluas Jan iebih dalam, dan dalam kekhasan­kekhasannya berbeda dari saru orang dengan orang lain, dan tidak setiap ornng hamsmcngctahui, memikirkan, dan merasakan kescluruhan dunia budayanya. Lalu,sociocultural performance dipahami para lei dengan perbundiagan antara performancedan cultural performance.

F. Pembahasan1. Pcndekatan yang digunakan

Dalam pembahasan ini, kebudayaan dipahami dalam tiga tataran. Tataranpertama adatah tataran konsep atau ide, yaitu berupa pengetahuun dan keyakinanmasyaraket Jawa Pringscwu di seputar keperluan dan kegiatan makan. Tataran keduaberupa perilaku, baik perilaku verbal maupun nonverbal, rcrkait keperluan dan kegiataumakan. Tataran ketiga berupa benda-benda yang digunakan atau diciptakan olehmasyarakat unruk keperluan dan aktivitas makan,

Dalam kajian etnologi, perilaku dan pcraagkat yang tersedia dapat digunekanuntuk menafsirkan gagasan atau ide yang melatarbclakangi atau mendasari perilaku donperangkat yang digunakan Stalu masyarakat. Meskipun pundangan Boas, Sapir, dunWhorf mengindikasikan bahwa perilaku verbal dan perangkat-perangkat yang digunakanoleh masyaraket bukan merupakan cermin pikiran masyarakat atau anggota masyarakat,dalam penelitian ini diyakini bahwa konsep budaya dopa! ditafsirkan dari perilaku danperalatan budaya karena bersandarken pada pandangan Chomsky dan Keesing. Jadi,dcngan berpangkal dari leon Chomsky dcngan kombinasi teori kecsing, dipahami bahwarnasyarakat Jawa Pringsewu secara kolektif memiJiki kompetcnsi kebahasaan dankcbudayaan yang terekspresi dalam kincrja bahasa dan budaya seheri-hari. Kompetensimasing-masing individu tidak mungkin sarna sebingga kinerjllny-<lpun tidak samo. Olchkanna kompetensi dan kinerja masing-masing dapat saling roelengkapi, terbenruklahkompetensi kan kinerja koleklif masYllrakalbudaya (Jawa Ptingsewu).

Page 11: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

46

3. Maksim TuturonUntuk mclengkapi kajian etnologis pad.. penelitiao ini. dilakukan juga knjian­

kajian yang bersifal etnografis. terutama sekadar memperkirllKan prinsip kerja sarnaGrice datum ma~yarakat Jaws Pringsewu. KOllsep Cooperative Principle (CP) atauPrinsip KeJjasamn mengalakan bahwa kontribusi percakapan sebagaimanadipen;yaratkan - sesuai saat dan lempat pcrcakopnn terscbut teIjadi - oleh rujuanpercakapan alau arab yang dilerima dalam ams percakapan yang teljadi. PrillsipKe~asama terdiri alliS empat maksim, yaitu maksim kuontitM, makoirn, kualitas.maksim, Telosi, don maksim corB.

Maksim lcuantitas 1l1ensyaralkan kontribusi par1isipan percakapan harusinformatif atau culcup (tidak kurang dan lidak lebib). Jika dilinjau dad cara makan,

pemcrtahanan bahasa dan budaya yang telah mcreka miliki masing-masing danmenghargai bahasa dan budaya scsuma. Maka, tcrjadilah adaptasi bahasa dan budayasesame orang Jawa Pringsewu. Hal tcrsebut dapat dirnengerti dengan mudah dalamkajian leon budaya sebagai si.~le"1adaptasi manusia dengan Iingkungannyu, rneskipunada anggapan bahwa teori tersebut sudah dianggap kctinggalan jaman,

Teori Goodenough, yang mengatakan bahwa budaya adalah segala sesuatu yanghams diketahui atau dipercaya agar anggora masyarakat budaya tersebut dapatberkomunikasi secara benar di masyarukatnya, dapat membantu rnclengkapi penjelasanterhadap bahasa dan budaya masyarakat Jawa Pringsewu di alas. Untuk dapat bertahanhidup, sesema perantau Jawa di Pringsewu harus suling tolong menolong sehingga perluberkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan amat bcrsinggungan dengan budaya-budayaJaW8 yang beragam yang dirniliki para pendatang dan berbagai velan Jawa, Akibatnya,setiap orang harus dapat mernahnmi atan paling tidak meugetahui perbcdaan dialesbudaya mereka. Proses tersebut menghasilkan kckayaan istileh dan praktik budaya dariberbagai dialek bahasa don buduya Jawa karcna semua dialck bahasa dan budaya yangdimiliki sesama perantau dan anak-anaknya hurus diakomodesi.

Gcjala pemertahanan dan akomodasi tcrsebut membuat masyarakar JawaPringsewu dapat benahan dengan kejawaarmya, IJi sarnping itu, proses pcmertahan danakomodasi tersebut menghasilkan "formulas!' bahasa dan budaya baru, yAng masihdiidentikkan dcngan bahasa dan budaya Jawa, Dari obscrvasi yang dilakuknn dalamkaitan penelitian ini, formulas! baru bahasa dan hudaya Jawa Pringsewu tcrscbut dapatdikenali oleh orang-arms yang datong dari berbagai kalangan dialek dan budaya diPulau Jawa. Pringsewu telah menjadi kawah persuaan atau me/ling pol orang-orangJawa dari berbagai dialek bahasa dan budaya Jawa. Sesuai yang disampaikan Underhill.kepribadian tidak dapat dipisahkan dari inreraksi sosial dan pcmbclajarun bahasa.Adanya berbagui diaJek bahasa dan budaya dolam irueraksi sosial orang-orang JawaPringsewu, menimbulkan pembentukan kepnbadian bam sebagai orang Jawa Pringsewuyang toleran dengan berbagai benruk dialek bahesa dan budaya Jaws akhirnyarnembentuk bahasa dan budaya "Jawa Bam" di Pringsewu, Bahasa dan budaya "bam"milik orang-orang Jaws Pringsewu itu juga melibatkan unsur utama yang bernamasimbol, seperti teori Geertz, Bahasa dan budaya sclalu dikomunikasiklln dengon simbol­simbol. Simbol-simboI yang lercipta bukan simbol yang aeak-ocakan melainkan simbol­simbol yang teratur dan terstrulaur. seperti yang lcrungkup dolam tcorl Levi·Straussdelam Keesing.

Page 12: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

47

keccnderungan berlakunya maksim kuntitas dalam bahasa JO"'II Pringsewu dapa!diindikasikan oleh tersedianya kata-kata yang berkonorasi negatif bagi orang yangmakan terlalu banyak, yaitu brokoh atau dokoh 'rakus' atau bahkan dijuluki buta ijo'raksasa jahat yang berrnulut besar dan berrnata besar'. Bahkan, tersedia juga kosa kataseperti kemlakaren atau keblethengen, yang juga berkonotasi negatif Untuk fenomenamakan atau pernberian yang terlalu sedlkit biasanya digunakan kosa kala saupil 'sebesarupil' untuk menyatakan bahwa yang terlalu sedikir juga tidak baik,

Maksim kuantitas rncniscayukan kejujuran dan kcbcnaran dalarn berbicara,Deugau data mengenai cara makan di atas, maksim kuentiras dapat diduga kuat berlakudalam cars bcrbicara orang-orang Jaws Pringsewu, Dalam cara makan orang JawaPringsewu, tersedia kosa kata nedak dan nggragas yang digunakan untuk fenomenarnakan yang tidak sernestinya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa scseorang yOllgberbicura harus menyampaikan informasi yang scmestinyu, yaitu yang benar.

Maksim reias; atau sering juga disebut dalam literatur belakangan sebaguimaksim relevansi (karena berintikan pesan 'be relevant) adalah maksim yang berisibatasan bahwa seseorang yang berbicaru ham.' mengutarakan scsuatu yang relcvnndengan siruasi dan kondisi, Dalam earn makan orang-orang Jawa Pringsewu tersedinkosa-kata untuk tiap-riap sajian, waktu makan, maupun jcnis menu secara rapih.Kegiatan makan yang dilakukan di luar wakru yang lazim dibcri islilah yang berkonotasinegatif, yaitu menthong, Bahkan terdapar pasangan-pasangan waktu, makanan, danminwnan yang dipahami bersama oleh masyarakatnya, Sebagai contoh, kegiatan nyarapselnlu dilakukan pada waktu esuk sambiIatau diiringi medang. Sarapan yang disnrap'dalah makanan yang lazim sebagai sarapan, seperti menu yang terdiri alas sedikit nasidengan sayur dan lauk sekadarnya atau gurengan atau dapat juga rebusan pisung atauumbi-umbian. Sarapan tidak dapat tcrdiri alas nasi lengkap (karena hanya unlukmadang) dan tidak juga bisa lerdiri alas emping (karena hanya unruk lawuh atau macit),Dari data bahasa terkajt mann, ada kecenderungan orang Jawa Pringsewu amatmemerhatikan maksim cara karenn ketersediaan perangkat-penmgkat bahasa dan jenis­jenis aktivitas dan mated makan amat hanyak.

Maksim cara bcrisi kcharusan bahwa kontribusi daiam percakapan jelas, maknaalau konlribusi percakapan lidak kabur dan lidak mendus. Rcnik-rcnik perungkat,kegialan, maupun materi maksn disediakan k(lsa-kata yang jeJas mcngandung subslansi,bentuk, dan fungis. Scbagai cuntoh, kegialan yang disebul medang, sudah mengandungiunsur-unsul' materi bahwa yang diminum pasti air scduhan dengan bumbu k(lpi otau teh,biasanya dilakukan sambiJ macit, ada unsur istirahat atau diiakuklUl dengan samai,biasanya air kopi atau teh disajikan dalnm cangkir yang diberi lambar. Konsep medangdibedakan deri konsep ngQmbe. Kegiatan ngombe 'minum' hanya digunakan untukminwn air putih untuk menghiJanWcan dahaga setelah kehilangan cairan dalam tubuhaInu untuk melegakan tenggor(lkan setelah makan sesuatu.

Dengan pembahasan di alas, dapsl dikatakan bahwo Prinsip K.eljasama Gricetcrccnnin di dahlm hal-hal scpular peristiw8 makall orang-orang Jawa Pringsewu. Oiakuisecora jujur dalam pemhohnsan ini bahwa pembuktian berlalcunya Prinsip Kerjasamabaru pada tahap prcpulan. Hal-hal yang lebih mendalam dalam pembuktian di alas masihdiperlukan kajian lebih Ianjut.

Page 13: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

4R

Bakker 5J, I.W.M, Pilsafat Kebudayaan: Sebuah Penguntar. Yogyakarta: Kanisius,!9R4.

Casson, Ronald W. Language Culture and Cognition,New York: Macmillan PublishingCo., Inc. 1981.

Chomsky, Noam. Aspects of the: Theory of Syntax. Cambridge, Massachusetts: TheM.I.T. Press.

Finnochiaro, Mary. English as a Second Language From Theory 10Practice. New York:Regents Publishing Company, Inc. 1974.

Geertz, Clifford. The impact of the concept of culture on the concept of man. DalamNew Views in lite Nature of Man. Editor: J.R. Platt. University of Chicago Pross.1965. pp. 93-118.

Grice, H.P. "Logic and Conversation", dalam John P. Kimball (Editor). Syntax andSemantics (Vol. J): Speech Acts. New York: Academic Press. pp, 41-58.

Kcesing, Roger M. "Theories of Culture", dalam Annuat Review of Anthropology .. ~:73-97. 1974, dlterbitkan uJang dalarn Casson 1981. pp. 42·66.

Kerenyi, Carl, Dionysos: Archetypal Image of Indestructible Life. Princeton, N.J:Princeton University Press, xxxi, (Ralph Manheim - 1996).

Levi-Strauss, C. Mythologiques, IV: L 'Home Nu. Paris: Pion. 1971.Sapir, Edward. Selected Writings of Edward Sapir in Language, CUlture, and

Personality., Editor. David G. Mandelbaum. University of California Press.Shibutani, Tamotsu, 1986. Social Process. An Introduction to Sociology. Berkeley:

University of California Press.Soekanto, Soerjono, Sosiolog): Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

1989. Him. 38-39.Stephen R Covey, The 8" llabit: From Effectiveness to Greatness. New York: Free

Press. 2004. pp. 64-93.

DAFfAR PUSTAKA

G. Kesimpulan

Dengan kajian etnologis, yang dilengkapi dengan knjian emografis, terhadapmasyarakat laws Pringsewu dapat disimpulaksa hal-hal sebagai berikut, Priagsewumerupakan melting pot «tau kawah persuaan berbegai dialek bahasa dan budaya yangada di berbagai tempat di Pulau Jawa. Persuaan yang meniscayskan pemertahanankehidupan tersebut juga mengakibatkan pemertahanan bahasa dan budaya. Di sampingitu, terjadi juga akomodasi sekelompok masyarakat yang berasal dari suatu daerah dipulau Jawa terhadap dialek bahasa dan budaya masyarakat dari daerah lain di PulauJawa, Akibalnya, terjadi "formulasi baru" dialek bahasa dan budaya laws yang khasPringsewu.

Renik-renik peristilaban dan hal-hal lain terkait makan masih membawa unsur­unsur Jawa yang kental. Dari renik-renik tersebut, dapat diketahui berlakunya PriosipKerjasema Grice, yang terdiri BIas empat maksim. Maksim-maksim kuanntas, kualitas,relasi, dan cara didukung oleh bukri-bukti peristilahan terkait makan dalam masyarakattersebut,

Page 14: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

49

Ikhsanudin lahir di Pringombo tahun 1966. Dosen Universitas Tanjungpura Pontianak.Tamat SI Program Studi Pendidikan Bahasa inggris 1991 di Universitas Lampung,menamatkan S2 Program Studi Linguisnk tabun 1996 Universitas Indonesia, dansekarang sedang kuliah di PPS UNJ Program Studi Pendidikan Bahasa 83.

Bio Data Penults:

Underhill, James W., "Meaning Language and Mind; An Interview with Mark Turner".Style: Volume 36, No.4. (Winter). HIm. 700·717. 2002. Copyright 2003. BbscoPublishing.http://search.ebscohost.comllogin.asox?direct=true&db=fth&AN.:910S794&sitecehost-live

Whorf, Benjamin Lee (John Carroll, Editor). Language, Thought, and Reality: SelectedWritings of Benjarnin Lee Wborf.MIT Press (1956) him. 212-214.

von Humboldt, Wilhelm, 1836. Uber das vergleichende Sprachstudium, dalam Gentner,et. al.; 2003; p.3 yang di dalamnya terdapat kutipan: Humboldt, W. von (1836).On language: The diversity of human language-structure and its influence on themental development of mankind (Po Heath, Trans.), Cambridge; CambridgeUniversity Press (1988).

Young, Kimball dan Raymond W. Mack, Sociology and Social Life. New York:American Company. 1959.

Page 15: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

PBDS TOIbun \:u.14 Hahlnlan 'uar18 I~SNlc·7 '.8? Jul; 2008 0853·2710

Program Studi Pendidikan Bahasaprogmm Pascasa/fdffi. u.'livers~asWffJeri Ja~arta

Penjn~hlan Kemam~uanMenyusunBa~a!aAra~ Melalui Pem~elajaraBKerjuama ( PRK)(YumnaRasyid UNJ)

(5\'-59)

Priosip Kerja Sama Dalam Percakapao Mabasiswa(Ed; Trjsno UNP)

(60-12/

ne AnalilYiorspeee~ACTS in <'Doctor Faustus A Play By Chri$lopher Marlowe(HariraluIJanna/1 UMI .lfal6lSll1 J

(73-87)

Renik-Rfnik Budara dan Peri!olahan•Cara Makan Masyarakaf Jawa di Priog!ewu . Lampung

(Ikhsanudin • Universitas Tanjung Pura)(34-<9)

Bencbmarking TesBahasa Inggris di SMP(Noldy Pelenkahu· UNHAW)

(1- 22)

Anjuran Moral Dalam Pappasang Makassar Sebagai Snafu Warisan Budaya/Wahyu KumiaU As';· UN M}

(23-33)

JURNALPENDIDlKAN BAHASA DAN SASTRA

ISSN 0853-2710Tahun ke-7. No.14, Juli 2008

Page 16: RENIK-RENIK BUDAYA DANPERISTILAHAN CARA · PDF fileMasyarakat dari latar belakang budaya dan bahasa lain juga ... dikaji dariberbagai segi,seperti darisegi lingnistik, antropologi,

1:1".11101JIlII~'lilS

ISSN 0853-2710