refrat ileus dabeng

29
TUGAS REFERAT ILEUS OBSTRUKTIF Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Bedah RSUD Kebumen Disusun Oleh : Fahlian Wisnu Al ma’arif  08711074 Dokter Pembimbing : dr. Adi Purnomo, Sp. B FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2014 

Upload: fahlian-wisnu-al-maarif

Post on 03-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 1/29

TUGAS REFERAT

ILEUS OBSTRUKTIF 

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Stase Ilmu Bedah

RSUD Kebumen

Disusun Oleh :

Fahlian Wisnu Al ma’arif  

08711074

Dokter Pembimbing :

dr. Adi Purnomo, Sp. B

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2014 

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 2/29

BAB I

PENDAHULUAN

I.  Latar Belakang 

Istilah ileus dapat dipakai dalam keadaan obstruksi mekanik atau paralitik.

leusadynamic/paralitik terjadi ketika gerakan usus menghilang akibat adanya

hambatan dari neuromuscular dimana dapat kita temukan pada saat 1-4 hari pasca

operasi abdomen/laparotomi. Pemulihan dari gerakan usus halus dapat terjadi

dalam 24 jam, tetapi kolon dapat tetap dalam keadaan inersia selama 3-5 hari.

Ileus spastic terjadi karena hiperaktifitas usus yang tidak terkoordinasi yang

 biasanya disebabkan oleh keracunan logam berat, porfiria dan dalam keadaan

uremia.

Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya

obstruksi usus yang segera memerlukan pertolongan dokter. Di Indonesia ileus

obstruksi paling sering disebabkan oleh hernia inkarserata, sedangkan ileus

 paralitik sering disebabkan oleh peritonitis. Keduanya membutuhkan tindakan

operatif.

Merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai 60-

70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan apendisitis akut. Ileus memiliki

mortalitas tinggi jika tidak segera didiagnosis dan ditangani dalam 24 jam.

Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus

(Davidson, 2006). Di Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000

menderitaileus setiap tahunnya (Jeekel, 2003). Di Indonesia tercatat ada 7.059

kasus ileusparalitik dan obstruktif tanpa hernia yang dirawat inap dan 7.024

 pasien rawat jalan pada tahun 2004 (Departemen Kesehatan Indonesia).

Obstruksi usus halus menempati sekitar 20% dari seluruh pembedahan

darurat,dan mortalitas dan morbiditas sangat bergantung pada pengenalan awal

dan diagnosis yang tepat. Perlekatan usus sebagai penyebab dari Ileus saat ini

menempati urutan pertama. Maingot melaporkan bahwa sekitar 70% penyebab

dari Ileus adalah perlekatan. Survey Ileus Obstruksi di RSUD DR. Soetomo pada

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 3/29

tahun 2001 mendapatkan 50% dari penyebabnya adalah perlekatan usus,

kemudian diikuti Hernia 33,3%, keganasan 15%, Volvulus 1,7%.

Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada usus besar.

Keduanya memiliki cara penanganan yang berbeda dengan tujuan yang berbeda

 pula. Obstruksi usus halus yang dibiarkan dapat menyebabkan gangguan

vaskularisasi usus dan memicu iskemia, nekrosis, perforasi dan kematian,

sehingga penanganan obstruksi usus halus lebih ditujukan pada dekompresi dan

menghilangkan penyebab untuk mencegah kematian.

Obstruksi usus besar sering disebabkan oleh neoplasma atau kelainan

anatomic seperti volvulus, hernia inkarserata, striktur atau obstipasi. Penanganan

obstruksi kolon lebih kompleks karena masalahnya tidak bisa hilang dengan sekali

operasi saja. Terkadang cukup sulit untuk menentukan jenis operasi kolon karena

diperlukan diagnosis yang tepat tentang penyebab dan letak anatominya. Pada

kasus keganasan kolon, penanganan pasien tidak hanya berhenti setelah operasi

kolostomi, tetapi membutuhkan radiasi dan sitostatika lebih lanjut. Hal ini yang

menyebabkan manajemen obstruksi kolon begitu rumit dan kompleks daripada

obstruksi usus halus.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 4/29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. ILEUS 

Ileus merupakan suatu kondisi dimana terdapat gangguan pasase (jalannya

makanan) di usus yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan. Ileus

terutama dibagi dua berdasarkan penyebabnya, yaitu ileus obstruktif dan ileus

 paralitik (Hamami, 2003).

2.1Ileus Paralitik  

2.1.2 Definisi 

Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan dimana usus gagal atau

tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya

(Sjamsuhidajat, 2003). Ileus paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus

melainkan akibat dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang

 berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan yang dapat

mempengaruhi kontraksi otot polos usus. Ileus paralitik merupakan kondisi

dimana terjadi kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltic usus tanpa adanya

obstruksi mekanik. (Badash, 2005)

Ileus paralitik adalah hilangnya peristaltik usus sementara akibat suplai

saraf otonom mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak

mampu mendorong isi sepanjang usus, contohnya amiloidosis, distrofi otot,

gangguan endokrin, seperti diabetes militus, atau gangguan neurologis seperti

 penyakit Parkinson (Sjamsuhidajat, 2003)

2.1.3Etiologi 

Ileus pada pasien rawat inap ditemukan pada: (1) proses intraabdominal

seperti pembedahan perut dan saluran cerna atau iritasi dari peritoneal (peritonitis,

 pankreatitis, perdarahan); (2) sakit berat seperti pneumonia, gangguan pernafasan

yang memerlukan intubasi, sepsis atau infeksi berat, uremia, dibetes ketoasidosis,

dan ketidakseimbangan elektrolit (hipokalemia, hiperkalsemia, hipomagnesemia,

hipofosfatemia); dan (3) obat-obatan yang mempengaruhi motilitas usus (opioid,

antikolinergik, fenotiazine). Setelah pembedahan, usus halus biasanya pertama

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 5/29

kali yang kembali normal (beberapa jam), diikuti lambung (24-48 jam) dan kolon

(48-72 jam). (Badash, 2005).

Ileus terjadi karena hipomotilitas dari saluran pencernaan tanpa adanya

obstruksi usus mekanik. Diduga, otot dinding usus terganggu dan gagal

untukmengangkut isi usus. Kurangnya tindakan pendorong terkoordinasi

menyebabkan akumulasi gas dan cairan dalam usus.

Meskipun ileus disebabkan banyak faktor, keadaan pascaoperasi adalah

keadaan yang paling umum untuk terjadinya ileus. Memang, ileus merupakan

konsekuensi yang diharapkan dari pembedahan perut. Fisiologisnya ileus kembali

normal spontan dalam 2-3 hari, setelah motilitas sigmoid kembali normal. Ileus

yang berlangsung selama lebih dari 3 hari setelah operasi dapat disebut ileus

adynamic atau ileus paralitik pascaoperasi. Sering, ileus terjadi setelah operasi

intraperitoneal, tetapi mungkin juga terjadi setelah pembedahan retroperitoneal

dan extra-abdominal. Durasi terpanjang dari ileus tercatat terjadi setelah

 pembedahan kolon. Laparoskopi reseksi usus dikaitkan dengan jangka waktu yang

lebih singkat daripada reseksi kolon ileus terbuka.

Konsekuensi klinis ileus pasca operasi dapat mendalam. Pasien dengan

ileus merasa tidak nyaman dan sakit, dan akan meningkatkan risiko komplikasi

 paru. Ileus juga meningkatkan katabolisme karena gizi buruk. Secara keseluruhan,

ileus meningkatkan biaya perawatan medis karena memperpanjang rawat inap di

rumah sakit (Badash, 2005).

Beberapa penyebab terjadinya ileus:

  Trauma abdomen

  Pembedahan perut (laparatomy)

  Serum elektrolit abnormalitas

  Hipokalemia

  Hiponatremia

  Hipomagnesemia

  Hipermagnesemia

  Infeksi, inflamasi atau iritasi (empedu, darah)

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 6/29

1. Intrathorak

1. Pneumonia

2. Lower lobus tulang rusuk patah

3. Infark miokard

2. Intrapelvic (misalnya penyakit radang panggul)

3. Rongga perut

1. Radang usus buntu

2. Divertikulitis

3. Nefrolisiasis

4. Kolesistitis

5. Pankreatitis

6. Perforasi ulkus duodenum

  Iskemia usus

1.  Mesenterika emboli, trombosis iskemia

  Cedera tulang

1. Patah tulang rusuk

2. Vertebral Retak (misalnya kompresi lumbalis Retak )

  Pengobatan

1. Narkotika

2. Fenotiazin

3. Diltiazem atau verapamil

4. Clozapine

5. Obat Anticholinergic

2.1.4 Patofisiologi 

Patofisiologi dari ileus paralitik merupakan manifestasi dari terangsangnya

sistem saraf simpatis dimana dapat menghambat aktivitas dalam traktus

gastrointestinal, menimbulkan banyak efek yang berlawanan dengan yang

ditimbulkan oleh sistem parasimpatis. Sistem simpatis menghasilkan pengaruhnya

melalui dua cara: (1) pada tahap yang kecil melalui pengaruh langsung

norepineprin pada otot polos (kecuali muskularis mukosa, dimana ia

merangsangnya), dan (2) pada tahap yang besar melalui pengaruh inhibitorik dari

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 7/29

noreepineprin pada neuron-neuron sistem saraf enterik. Jadi, perangsangan yang

kuat pada sistem simpatis dapat menghambat pergerakan makanan melalui traktus

gastrointestinal (Badash, 2005).

Hambatan pada sistem saraf parasimpatis di dalam sistem saraf enterik

akan menyebabkan terhambatnya pergerakan makanan pada

traktusgastrointestinal, namun tidak semua pleksus mienterikus yang dipersarafi

serat saraf parasimpatis bersifat eksitatorik, beberapa neuron bersifat inhibitorik,

ujung seratnya mensekresikan suatu transmitter inhibitor, kemungkinan peptide

intestinal vasoaktif dan beberapa peptide lainnya.

Menurut beberapa hipotesis, ileus pasca operasi dimediasi melalui aktivasi

hambat busur refleks tulang belakang. Secara anatomis, 3 refleks berbeda yang

terlibat: ultrashort refleks terbatas pada dinding usus, refleks pendek yang

melibatkan ganglia prevertebral, dan refleks panjang melibatkan sumsum tulang

 belakang. (Nobie, 2003)

Respon stres bedah mengarah ke generasi sistemik endokrin dan mediator

inflamasi yang juga mempromosikan perkembangan ileus.

2.1.5Farmakologi 

Opioid menurunkan aktivitas dari neuron eksitatorik dan inhibisi dari

 pleksus mienterikus. Selain itu, opioid juga meningkatkan tonus otot polos usus

dan menghambat gerak peristaltik terkoordianasi yang diperlukan untuk gerakan

 propulsi.

  Opioid: efek inhibitor, blockade excitatory neurons yang mempersarafi

otot polos usus.

2.1.6Manifestasi Klinik  

Ileus adinamik (ileus inhibisi) ditandai oleh tidak adanya gerakan usus

yang disebabkan oleh penghambatan neuromuscular dengan aktifitas simpatik

yang berlebihan. Sangat umum, terjadi setelah semua prosedur abdomen, gerakan

usus akan kembali normal pada: usus kecil 24 jam, lambung 48 jam, kolon 3-5

hari.

Pasien ileus paralitik akan mengeluh perutnya kembung (abdominal

distention), anoreksia, mual dan obstipasi. Muntah mungkin ada, mungkin pula

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 8/29

tidak ada. Keluhan perut kembung pada ileus paralitik ini perlu dibedakan dengan

keluhan perut kembung pada ileus obstruksi. Pasien ileus paralitik mempunyai

keluhan perut kembung, tidak disertai nyeri kolik abdomen yang paroksismal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya distensi abdomen, perkusi

timpani dengan bising usus yang lemah dan jarang bahkan dapat tidak terdengar

sama sekali. Pada palpasi, pasien hanya menyatakan perasaan tidak enak pada

 perutnya. Tidak ditemukan adanya reaksi peritoneal (nyeri tekan dan nyeri lepas

negatif). Apabila penyakit primernya peritonitis, manifestasi klinis yang

ditemukan adalah gambaran peritonitis.

2.1.7Diagnosa 

Pada ileus paralitik ditegakkan dengan auskultasi abdomen berupa  silent

abdomen yaitu bising usus menghilang. Pada gambaran foto polos abdomen

didapatkan pelebaran udara usus halus atau besar .

2.1.8Anamnesa 

Pada anamnesa ileus paralitik sering ditemukan keluhan distensi dari usus,

rasa mual dan dapat disertai muntah. Pasien kadang juga mengeluhkan tidak bisa

BAB ataupun flatus, rasa tidak nyaman diperut tanpa disertai nyeri.

2.1.9Pemeriksaan fisik  

  Inspeksi 

Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup

kehilangan turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus

dilihat adanya distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Pada pasien

yang kurus tidak terlihat gerakan peristaltik.

  Palpasi 

Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun atau

nyeri tekan, yang mencakup „defence muscular‟ involunter atau rebound dan

 pembengkakan atau massa yang abnormal untuk mengetahui penyebab ileus.

  Perkusi 

Hipertimpani

  Auskultasi 

Bising usus lemah atau tidak ada sama sekali (silent abdomen) dan borborigmi

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 9/29

2.1.10Pemeriksaan penunjang 

Pemeriksaan laboratorium mungkin dapat membantu mencari kausa

 penyakit. Pemeriksaan yang penting untuk dimintakan adalah leukosit darah,

kadar elektrolit, ureum, glukosa darah dan amylase. Foto polos abdomen sangat

membantu untuk menegakkan diagnosis. Pada ileus paralitik akan ditemukan

distensi lambung, usus halus dan usus besar. Air fluid level ditemukan berupa

suatu gambaran line up (segaris). Hal ini berbeda dengan air fluid level pada ileus

obstruktif yang memberikan gambaran stepladder (seperti anak tangga).

Apabiladengan pemeriksaan foto polos abdomen masih meragukan, dapat

dilakukan foto abdomen dengan mempergunakan kontras.

2.1.11Penatalaksanaan 

Pengelolaan ileus paralitik bersifat konservatif dan suportif. Tindakannya

 berupa dekompresi, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengobati kausa

dan penyakit primer dan pemberiaan nutrisi yang adekuat (Sjamsuhidajat, 2003)

Prognosis biasanya baik, keberhasilan dekompresi kolon dari ileus telah dicapai

oleh kolonoskopi berulang (Levine, 1992). Beberapa obat-obatan jenis penyekat

simpatik (simpatolitik) atau parasimpatomimetik pernah dicoba, ternyata hasilnya

tidak konsisten. Untuk dekompresi dilakukan pemasangan pipa nasogastrik (bila

 perlu dipasang juga rectal tube).

Pemberian cairan, koreksi gangguan elektrolit dan nutrisi parenteral

hendaknya diberikan sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip pemberian

nutrisi parenteral. Beberapa obat yang dapat dicoba yaitu metoklopramid

 bermanfaat untuk gastroparesis, sisaprid bermanfaat untuk ileus paralitik

 pascaoperasi, dan klonidin dilaporkan bermanfaat untuk mengatasi ileus paralitik

karena obat-obatan. (Sjamsuhidajat, 2003)

1. Konservatif  

  Penderita dirawat di rumah sakit.

  Penderita dipuasakan

  Kontrol status airway, breathing and circulation.

  Dekompresi dengan nasogastric tube.

   Intravenous fluids and electrolyte 

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 10/29

  Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan.

2. Farmakologis 

  Antibiotik broadspectrum untuk bakteri anaerob dan aerob.

  Analgesik apabila nyeri.

  Prokinetik: Metaklopromide, cisapride

  Parasimpatis stimulasi: bethanecol, neostigmin

  Simpatis blokade: alpha 2 adrenergik antagonis

3. Operatif  

Ileus paralitik tidak dilakukan intervensi bedah kecuali disertai dengan

 peritonitis. Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastric untuk

mencegah sepsis sekunder atau rupture usus. Operasi diawali dengan laparotomi

kemudian disusul dengan teknik bedah yang disesuaikan dengan hasil explorasi

melalui laparotomi.

  Pintas usus : ileostomi, kolostomi.

  Reseksi usus dengan anastomosis

  Diversi stoma dengan atau tanpa reseksi.

GAMBARAN RADIOLOGI ILEUS PARALITIK

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 11/29

 

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 12/29

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 13/29

yang berpindah dan bakteri berlebih. semua hal ini bermanifestai klinik sebagai

obstruksi usus kecil.

Pemeriksaan fisik biasanya menunjukkan tanda perut kembung tanpa rasa

sakit, namun pasien bisa juga mempunyai gejala mirip obstruksi. Radiografi dari

foto polos abdomen mengungkapkan adanya keadaan yang terisolasi, dilatasi usus

 proksimal yang membesar, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, dan

 pencitraan kontras membedakan ini dari obstruksi mekanik.

Perawatan awal meliputi hidrasi, pemasangan NGT dan rectal tube,

koreksi ketidakseimbangan elektrolit, dan penghentian obat yang menghambat

motilitas usus. Dekompresi melalui kolonoskopi cukup efektif dalam mengurangi

 pseudo-obstruksi. Neostigmine intravena mungkin juga efektif, menghasilkan

 perbaikan pseudo-obstruksi dalam waktu 10-30 menit. Dosis 2,5 mg dari

neostigmine diinfuskan perlahan-lahan selama 3 menit dengan pengawasan

 jantung untuk mengamati efek bradikardi. Jika terjadi bradikardia, atropin harus

diberikan. Laparotomi dan reseksi usus untuk peritonitis dan iskemia merupakan

 jalan terakhir.

Obstruksi Mekanik  

Obstruksi mekanik usus dapat disebabkan oleh adhesi, volvulus , hernia,

intususepsi , benda asing, atau neoplasma. Pasien datang dengan nyeri kram perut

 berat yang paroksismal. Pemeriksaan fisik ditemukan borborygmi bertepatan

dengan kram perut. Pada pasien yang kurus, gelombang peristaltik dapat

divisualisasikan. Dengan auskultasi dapat terdengar suara bernada tinggi, denting

suara bersamaan dengan aliran peristaltic.

Jika obstruksi total, pasien mengeluhkan tidak bisa BAB. Muntah

mungkin terjadi tapi bisa juga tidak jika katup ileocecal kompeten dalam

mencegah refluks. Tanda peritoneal terlihat nyata jika pasien mengalami

strangulasi dan perforasi.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 14/29

Tabel berikut menyajikan perbedaan antara ileus, pseudo-obstruksi, dan

obstruksi mekanis.

Ileus  Pseudo-obstruksi  Mekanikal Obstruksi 

Gejala  Sakit perut, kembung,

mual, muntah,

konstipasi

 Nyeri kram perut,

konstipasi,

obstipasi, mual,

muntah, anoreksia

 Nyeri kram perut,

konstipasi, obstipasi,

mual, muntah, anoreksia

Temuan

Pemeriksaan

Fisik  

Silent abdomen,

kembung, timpani

Borborygmi,

timpani,

gelombang

 peristaltik, bising

usus hiperaktif atau

hipoaktif, distensi,

nyeri terlokalisasi

Borborygmi, timpani,

gelombang peristaltik,

 bising usus hiperaktif

ayau hipoaktif, distensi,

nyeri terlokalisasi

Gambaran

Radiografi 

dilatasi usus kecil dan

 besar, diafragma

meninggi

dilatasi usus besar

yang terlokalisir,

diafragma

meninggi

Bow-shaped loops in

ladder pattern,

 berkurangnya gas kolon

di distal, diafragma agak

tinggi, air fluid level.

Prognosis 

Prognosis dari ileus bervariasi tergantung pada penyebab ileus itu sendiri.

Bila ileus hasil dari operasi perut, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan

 berlangsung sekitar 24-72 jam. Prognosis memburuk pada kasus-kasus tetentu

dimana kematian jaringan usus terjadi; operasi menjadi perlu untuk membuang

 jaringan nekrotik. Bila penyebab primer dari ileus cepat tertangani maka

 prognosis menjadi lebih baik.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 15/29

3.1 Ileus Mekanik (Ileus Obstruktif) 

3.1.2 Definisi 

Ileus adalah hambatan pasase usus yang dapat disebabkan oleh obstruksi

lumen usus atau gangguan peristalsis usus. Secara garis besar dibagi menjadi dua

yaitu Ileus Obstruktif dan Ileus Paralitik. Ileus yang disebabkan oleh obstruksi

disebut juga ileus mekanik, dan memiliki angka kejadian tersering.

3.1.3 Klasifikasi 

Lokasi Obstruksi 

  Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum

  Letak Tengah : Ileum Terminal

  Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum

Stadium 

  Parsial : menyumbat lumen sebagian

  Simple/Komplit: menyumbat lumen total

  Strangulasi: Simple dengan jepitan vasa

Etiologi 

i.  Penyempitan lumen usus

  Isi Lumen : Benda asing, skibala, ascariasis.

  Dinding Usus : stenosis (radang kronik), keganasan.

  Ekstra lumen : Tumor intraabdomen.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 16/29

ii.  Adhesi

iii.  Invaginasi

iv. Volvulus

v. Malformasi Usus

Gambar 2.3 Bermacam penyebab ileus obstruktif. (Hamami,2003)

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 17/29

 

Patofisiologi 

Pada ileus obstruksi, hambatan pasase muncul tanpa disertai gangguan

vaskuler dan neurologik. Makanan dan cairan yang ditelan, sekresi usus, dan

udara terkumpul dalam jumlah yang banyak jika obstruksinya komplit. Bagian

usus proksimal distensi, dan bagian distal kolaps. Fungsi sekresi dan absorpsi

membrane mukosa usus menurun, dan dinding usus menjadi udema dan kongesti.Distensi intestinal yang berat, dengan sendirinya secara terus menerus dan

 progresif akan mengacaukan peristaltik dan fungsi sekresi mukosa dan

meningkatkan resiko dehidrasi, iskemia, nekrosis, perforasi, peritonitis, dan

kematian. (Purnawan, 2009)

Pada obstruksi strangulata, kematian jaringan usus umumnya dihubungkan

dengan hernia inkarserata, volvulus, intussusepsi, dan oklusi vaskuler.

Strangulasibiasanya berawal dari obstruksi vena, yang kemudian diikuti oleh

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 18/29

oklusi arteri, menyebabkan iskemia yang cepat pada dinding usus. Usus menjadi

udema dan nekrosis, memacu usus menjadi gangrene dan perforasi.

Diagnosis 

Diagnosis ditegakkan berdasarkan:

1. Anamnesis. 

   Nyeri (Kolik)

Obstruksi usus halus : nyeri dirasakan disekitar umbilikus

Obstruksi kolon : nyeri dirasakan disekitar suprapubik.

  Muntah

Stenosis Pilorus : Encer dan asam

Obstruksi usus halus : Berwarna kehijauan

Obstruksi kolon : onset muntah lama.

  Perut Kembung (distensi)

  Konstipasi

  Tidak ada defekasi

  Tidak ada flatus

Pada pemeriksaan fisik dapat pula ditemukan : 

  Adanya strangulasi ditandai dengan adanya lokal peritonitis seperti :

Takikardia, pireksia (demam), Rebound tenderness, nyeri lokal, hilangnya

suara usus local. Untuk mengetahui secara pasti hanya dengan laparotomi.

  Adanya obstruksi ditandai dengan :

Inspeksi 

Perut distensi, dapat ditemukan kontur dan steifung. Benjolan pada regio

inguinal, femoral dan skrotum menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada

Intussusepsi dapat terlihat massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat

dicurigai bila ada bekas luka operasi sebelumnya.

Auskultasi 

Hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi, borborhygmi. Pada fase lanjut

 bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 19/29

Perkusi 

Hipertimpani

Palpasi 

Kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia.

Rectal Toucher  

- Isi rektum menyemprot : Hirschprung disease 

- Adanya darah dapat menyokong adanya strangulasi, neoplasma

- Feses yang mengeras : skibala

- Feses negatif : obstruksi usus letak tinggi

- Ampula rekti kolaps : curiga obstruksi

- Nyeri tekan : lokal atau general peritonitis

Pemeriksaan penunjang 

Laboratorium 

Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan

diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya dan

membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang

normal. Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai

elektrolit yang abnormal. Peningkatan serum amilase sering didapatkan.

Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi, tetapi hanya terjadi

 pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi

non strangulata. Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi. Selain

itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin

terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis

 bila ada tanda –  tanda shock, dehidrasi dan ketosis.

Radiologik  

Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid

level” pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi.

Foto polos abdomen mempunyai tingkat sensitivitas 66% pada obstruksi usus

halus, sedangkan sensitivitas 84% pada obstruksi kolon.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 20/29

Foto Polos Abdomen 

Dapat ditemukan gambaran ”step ladder dan air fluid level” terutama pada

obstruksi bagian distal. Pada kolon bisa saja tidak tampak gas. Jika terjadi

stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya mucosa

yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus. Pelebaran udara usus halus atau

usus besar dengan gambaran anak tangga dan air-fluid level . Penggunaan kontras

dikontraindikasikan jika adanya perforasi-peritonitis. Barium enema diindikasikan

untuk invaginasi, dan endoskopi disarankan pada kecurigaan volvulus.

Gambar 2.4 Radiolagi dari Ileus obstruktif (American Gastroenterological

Association, 2003)

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 21/29

 

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 22/29

 

Diagnosis banding 

Ileus obstruksi harus dibedakan dengan:

1. Carcinoid gastrointestinal.

2. Penyakit Crohn.

3. Intussuscepsi pada anak.

4. Divertikulum Meckel.

5. Ileus meconium.

6. Volvulus.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 23/29

7. Infark Myocardial Akut.

8. Malignansi, Tumor Ovarium.

9. TBC Usus.

Penatalaksanaan  

Obstruksi mekanis di usus dan jepitan atau lilitan harus dihilangkan segera

setelah keadaan umum diperbaiki. Tindakan umum sebelum dan sewaktu

 pembedahan meliputi tatalaksana dehidrasi, perbaikan keseimbangan elektrolit

dan dekompresi pipa lambung. Tindakan bedah dilakukan apabila terdapat

strangulasi, obstruksi lengkap, hernia inkarserata dan tidak ada perbaikan pada

 pengobatan konservatif. (Purnawan,2009)

1. Persiapan penderita

Persiapan penderita berjalan bersama dengan usaha menegakkan diagnosa

obstruksi ileus secara lengkap dan tepat. Sering dengan persiapan penderita yang

 baik, obstruksinya berkurang atau hilang sama sekali. Persiapan penderita

meliputi :

  Balance Penderita dirawat di rumah sakit.

  Penderita dipuasakan

  Kontrol status airway, breathing and circulation.

  Dekompresi dengan nasogastric tube.

  Intravenous fluids and electrolyte

  Dipasang kateter urin untuk menghitung cairan.

2. Operatif

Bila telah diputuskan untuk tindakan operasi, ada 3 hal yang perlu :

  Berapa lama obstruksinya sudah berlangsung.

  Bagaimana keadaan/fungsi organ vital lainnya, baik sebagai akibat

obstruksinya maupun kondisi sebelum sakit.

  Apakah ada risiko strangulasi.

Kewaspadaan akan resiko strangulasi sangat penting. Pada obstruksi ileus

yang ditolong dengan cara operatif pada saat yang tepat, angka kematiannya

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 24/29

adalah 1% pada 24 jam pertama, sedangkan pada strangulasi angka kematian

tersebut 31%.

Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah yang dikerjakan

 pada obstruksi ileus :

a) Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah

sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata

non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.

 b) Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian

usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan

sebagainya.

c) Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi,

misalnya pada Ca stadium lanjut.

d) Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung

usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada

carcinomacolon, invaginasi strangulate dan sebagainya.

Pada beberapa obstruksi ileus, kadang-kadang dilakukan tindakan operatif

 bertahap, baik oleh karena penyakitnya sendiri maupun karena keadaan

 penderitanya, misalnya pada Ca sigmoid obstruktif, mula-mula dilakukan

kolostomi saja, kemudian hari dilakukan reseksi usus dan anastomosis.

3. Pasca Operasi

Suatu problematik yang sulit pada keadaan pasca bedah adalah distensi

usus yang masih ada. Pada tindakan operatif dekompressi usus, gas dan cairan

yang terkumpul dalam lumen usus tidak boleh dibersihkan sama sekali oleh

karena catatan tersebut mengandung banyak bahan-bahan digestif yang sangat

diperlukan. Pasca bedah tidak dapat diharapkan fisiologi usus kembali normal,

walaupun terdengar bising usus. Hal tersebut bukan berarti peristaltik usus telah

 berfungsi dengan efisien, sementara ekskresi meninggi dan absorpsi sama sekali

 belum baik.

Sering didapati penderita dalam keadaan masih distensi dan disertai diare

 pasca bedah. Tindakan dekompressi usus dan koreksi air dan elektrolit serta

menjaga keseimbangan asam basa darah dalam batas normal tetap dilaksanakan

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 25/29

 pada pasca bedahnya. Pada obstruksi yang lanjut, apalagi bila telah terjadi

strangulasi, monitoring pasca bedah yang teliti diperlukan sampai selama 6 - 7

hari pasca bedah. Bahaya lain pada masa pasca bedah adalah toksinemia dan

sepsis. Gambaran kliniknya biasanya mulai nampak pada hari ke 4-5 pasca bedah.

Pemberian antibiotika dengan spektrum luas dan disesuaikan dengan hasil kultur

kuman sangatlah penting. (Purnawan, 2009)

Komplikasi 

   Nekrosis usus

  Perforasi usus

  Sepsis

  Syok-dehidrasi

  Abses

  Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi

  Pneumonia aspirasi dari proses muntah

  Gangguan elektrolit

Prognosis 

Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan

operasi dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan

atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas

sampai sekitar 35% atau 40%.3 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan

dilakukan dengan cepat

4.1 Ileus Vaskuler 

Etiologi 

Terjadi akibat adanya sumbatan pada cabang-cabang arteri vena

mesentrika superior, arteri vena mesentrika inferior oleh thrombus dan embolus

sehingga terjadi : gangrenhekrosenekroseis perforasicepat terjadi

toksemia. Terjadinya ileus vaskuler juga dihubungkan dengan penderita infark

miokard dan atrium fibrilasi.

Komplikasi 

1. Trombus yang hebatvasa yang tersumbat pecah perdarahan

2. Keluarnya lendir, darah per anus

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 26/29

 

Penanganan 

1. Tidak ada tindakan konservatif (karena terjadinya lambat maka diagnose

ditegakkan setelah muncul gejala hebat)

2. Tindakan operatif : Dilakukan laparotomi, bila ada perdarahan diatasi dengan

reseksi segmen usus dengan mesentriumnya lalu dilakukan end to end

anastomose.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 27/29

BAB III

PENUTUP 

3.1 Kesimpulan 

Ileus dibedakan menjadi beberapa macam, ileus obstruktif, ileus paralitik

dan ileus vaskuler, Ileus lebih sering terjadi pada obstruksi usus halus daripada

usus besar. Penyebab terbanyak dari Ileus adalah perlekatan atau adhesi,

kemudian diikuti Hernia, keganasan, dan Volvulus.

Penegakan diagnosis pada illeus meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,

dan pemeriksaan penunjang, terdapat 4 gejala cardinal yang sering dijumpai yaitu

nyeri abdomen (kolik abdomen), muntah, distensi dan konstipasi. Pada

 pemeriksaan fisik akan ditemukan takikardia, demam, nyeri tekan abdomen, nyeri

lokal pada perut, dan distensi perut. Salah satu pemeriksaan penunjang pada illeus

adalah pemeriksaan radiologi, gambaran radiologi berupa pengumpulan gas dalam

lumen usus yang melebar (dilatasi) dinding usus menebal membentuk gambaran

heering bone appearance dan terdapat gambaran Air fluid level.

Prognosis dari ileus bervariasi tergantung pada penyebab ileus itu sendiri,

 bila penyebab primer dari ileus cepat tertangani maka prognosis menjadi lebih

 baik. Prognosis ileus baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 28/29

 

DAFTAR PUSTAKA 

American Gastroenterological Association. 2003. Reviews : Postoperatives Ileus :

Etiologies and Interventions. University of California San Fransisco :

California.

Badash, Michelle.  Paralytic Ileus (Adynamic Ileus, Non-mechanical Bowel

Obstruction). EBSCO Publishing, 2005.

Basson, M.D.: Colonic Obstruction. Editor: Ochoa, J.B., Talavera, F., Mechaber,A.J., and Katz, J. http://www.emedicine.com. Last Updated, June 14, 2004.

Davidson, Intestinal Obstruction. 2006. Available at: http//www.mayoclinic.com.

Accessed july 9, 2012.

Fiedberg, B. and Antillon, M.: Small-Bowel Obstruction. Editor: Vargas, J.,

Windle, W.L., Li, B.U.K., Schwarz, S., and Altschuler, S.

http://www.emedicine.com. Last Updated, June 29, 2004.

Hamami, AH., Pieter, J., Riwanto, I., Tjambolang, T., dan Ahmadsyah, I. Usus

Halus, apendiks, kolon, dan anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi

2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. Jakarta: EGC, 2003. Hal:

615-681.

Levine, B.A., and Aust, J.B. Kelainan Bedah Usus Halus. Dalam  Buku Ajar

 Bedah Sabiston’s essentials surgery. Editor: Sabiston, D.C. Alih bahasa:

Andrianto, P., dan I.S., Timan. Editor bahasa: Oswari, J. Jakarta: EGC,

1992.

Manaf M, Niko dan Kartadinata, H. Obstruksi Ileus. 2003. Available

at://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/06_ObstruksiIleus.pdf/06_ObstruksiIleu

s.html. Accessed juli 20, 2012

 Nobie BA. Obstruction, small bowel. 2007. Available at:

http//www.emedicine.com. Accessed juni 20, 2012.

Purnawan, Iwan. 2009. Ileus. Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

8/12/2019 Refrat ileus dabeng

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-ileus-dabeng 29/29

Price, S.A.  Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit . Editor: Price,

S.A., McCarty, L., Wilson. Editor terjemahan: Wijaya, Caroline. Jakarta:

EGC, 1994. 30

Sjamsuhidajat, R.; Dahlan, Murnizat; Jusi, Djang. Gawat Abdomen. Dalam  Buku

 Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Editor: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim.

Jakarta: EGC, 2003. Hal: 181-192.