referat kosmetik ok
TRANSCRIPT
Sediaan kosmetika pemutih kulit digunakan dengan beberapa alasan, diantaranya
kesadaran untuk berpenampilan lebih baik dan keinginan memiliki wajah lebih
putih atau cerah. Cuaca tropis dengan curah sinar matahari yang melimpah
berperan akan lebih mencoklatkan kulit. Pada umumnya pencoklatan kulit
seringkali tidak merata, dan tampak seperti noda atau bercak-bercak. Namun perlu
diingat bahwa warna kulit manusia terdiri dari warna kulit konstitutif dan warna
kulit fakultatif. Diantara obat-obat pemutih, hidroquinon merupakan yang paling
banyak digunakan. Tetapi dengan adanya laporan potensi mutagenesitas dan
okronosis epidemi pada orang-orang Afrika, timbul dorongan untuk menemukan
obat-obat pemutih kulit yang relatif lebih aman digunakan, dengan berbagai
mekanisme kerja dan berbagai sumber bahan aktif baik sintetis, bahan alami atau
hasil biotransformasi dan fermentasi, seperti asam azaleat, asam kojic, green tea,
licorice, arbutin dan niasinamida. Sedangkan bahan-bahan yang mempercepat
kerja dari obat pemutih misalnya, asam retinoat, butionine sulfomina serta asam
alpha, beta dan poli hidroksi. Setiap pemakaian kosmetik pemutih kulit harus
diperhitungkan untung ruginya. Perlu dipertimbangkan pemilihan produk
kosmetik pemutih kulit yang tanpa label, maupun yang diinformasikan pada
media cetak dan elektronika Selain itu pemakaian kosmetik pemutih kulit perlu
diperhatikan beberapa faktor antara lain jenis pemutih kulit, jenis dan tipe kulit,
cara pemakaian, pekerjaan dan lingkungan serta waspada kemungkinan terjadinya
efek samping,
Abstrak :
Bleaching agent is used by many reasons, example awareness to get a better
performance and requirement to have lightener skin. Tropical wheather with
abbundants of sunlight have a prominent rule is darkening the skin. Usually skin
darkening doesn't cover the whole skin and give rise blotchy area. Human skin
colours consist of constitutive skin colour and facultative skin colour.
Hidroquinon is the most widely used among lightening agents. Due to report of
mutagenicity and epidemic ochronosis in Africa, make us to find other lightening
agents with lesser negative effects, derived from synthetic agent, natural agent as
well as biotransformation and fermentation products, such as azeleic acid, kojic
acid, green tea, licorice, arbutin and niacinamide. There are many enhancer-
lightening agents, eg retinoic acid, buthionine ximine and alpha, beta, poly
hidroxy acid. We have to consider the advantageous and disadvantageous effect of
lightening agents used. We must aware about lightening agents without labelle,
the property of lightening agents, skin type, mode of application, profession,
environment, and side effect,
PEMBENTUKAN PIGMEN MELAMIN
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase yang memiliki
peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim
tirosinase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan
kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui
beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam
ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit
diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi. 4 tahapan yang
dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang.
Tahap 1 : Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses
dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus pada
bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan
molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matrik protein.
Tahap 2 : Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian
dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak
sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.
Tahap 3 : Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit
terlihat.
Tahap 4 : Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan
melanin secara sempurna mengisi vesikel. Utrastruktur tidak ada yang terlihat.
Granul yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 µm dan diameter 0,4 µm.
Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma
melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari
epidermis. Proses transfer ini telah diobservasi secara langsung pada kultur
jaringan kulit.
Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di
dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas
inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.
Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel
epitel/keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin,
dibandingkan melanosit sendiri. Di dalam keratinosit, granul melanin bergabung
dengan lisosom – alasan mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian atas.
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit
yang menyebabkan pigmentasi pada kulit:
1. kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit.
2. perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan
3. penempatan terakhirnya dalam keratinosit
Gambar Diagram Melanosit, ilustrasi gambaran utama melanogenesis. Tirosinase
di sintesis dalam retikulum endoplasma yang kasar dan diakumulasikan dalam
vesikel kompleks Golgi. Vesikel yang bebas sekarang dinamakan melanosom.
Sintesis melanin dimulai pada melanosom tahap II, di mana melanin
diakumulasikan dan membentuk melanosom tahap III. Terakhirstruktur ini hilang
dengan aktivitas tirosinase dan membentuk granul melanin. Granul melanin
bermigrasi ke arah juluran melanosit dan masuk ke dalam keratinosit.1,2
BAHAN AKTIF DALAM SEDIAAN PEMUTIH KULIT
Pemutih kulit adalah produk yang mengandung bahan aktif yang dapat
menekan atau menghambat melamin yang sudah terbentuk sehingga akan
memberikan warna kulit yang lebih putih.
1. Merkury
Merkuri (Hg)/air raksa termasuk logam berat berbahaya yang dalam
konsentrasi dapat bersifa racun. Pemakaian merkuri (Hg) dalam krim pemutih
dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit yang akhirnya
dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pada
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanent pada
susunan saraf otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan
jangka pendek dalam dosis tinggi dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan
kerusakan ginjal, serta merupakan zat karsinogenik (menyebabkan kanker) pada
manusia (Arief, 2007).2,3
2. Hidrokuinon
Hidrokuinon termasuk phenolic coumpound, merupakan suatu inhibitor
tyrosinase yang menghambat konversi tyrosinase menjadi melanin, menghambat
pembentukan melanosom dan meningkatkan degradasi melanosom.
Hidrokuinon dapat mengurangi aktifitas tyrosinase hingga 90%.
Konsentrasi hidrokuinon 4% lebih efektif tetapi bersifat lebih iritasi dan dapat
menimbulkan efek samping yang lebih besar jika dibandingkan dengan
hidrokuinon 2%. Penggunaan hidrokuinon dapat menimbulkan efek samping yaitu
dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, perubahan warna kuku,
hipopigmentasi yang sementara “halo effect” pada pinggir lesi dan akan
menghilang apabila penggunaan hidrokuinon dihentikan.
Efek samping lain dari hidrokuinon namun jarang ditemukan yaitu
exogenous ochronosis, berupa makula biru kehitaman pada daerah yang dioleskan
hidrokuinon. Hal ini sering timbul akibat penggunaan hidrokuinon dengan
konsentrasi tinggi bahkan dapat dijumpai pada pemakaian hidrokuinon dengan
konsentrasi rendah (2%) dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini disebabkan
hidrokuinon dapat menghambat enzim homogentisic acid oxidase pada kulit
sehingga terjadi penumpukan homogentisic acid yang selanjutnya mengalami
polimerase untuk membentuk pigmen ochronotik. Exogenous ochronosis sering
dijumpai pada tipe kulit yang lebih gelap. Untuk menghindari efek samping
tersebut apabila tidak dijumpai perbaikan dalam waktu 4 bulan sebaiknya
penggunaan hidrokuinon dihentikan dan diganti dengan bahan pemutih yang
lain.3-6
3. Rhodamin B
Rhodamin B adalah zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada
industri kertas dan tekstil. Seperti air dan alkohol terutama metanol serta etanol,
rhodamin B juga bersifat polar dan sangat banyak digunakan pada jenis produk
kosmetik. Rhodamin B sangat berbahaya jika mengenai kulit, terhirup, mengenai
mata dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa: iritasi pada saluran
pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, iritasi saluran pencernaan, dan
bahaya kanker hati.7
4. Asam Retinoat / Tretinoin / Retinoic Acid (Retin –A)
Asam retinoat atau tretinoin adalah bentuk asam dan bentuk aktif dari
vitamin A (retinol) yang sering didapati pada kosmetik. Bahan ini sering dipakai
antara lain: pengobatan jerawat, untuk pemutih kulit, dan mengatasi kerusakan
kulit akibat paparan sinar matahari. Asam retinoat juga sering dimasukkan dalam
komposisi krim pemutih pada kosmetik karena dipercaya memiliki efek pemutih.
Efek asam retinoat ini adalah melalui penghambatan pigmen melanin seperti
beberapa senyawa pemutih lainnya
Pada penggunaan topical asam retinoat dalam kosmetik, dapat
menyebabkan iritasi kulit terutama buat yang berkulit sensitif. Sedangkan pada
penggunaan sistemik (misalnya peroral) asam retinoat memiliki efek teratogenik,
yaitu menyebabkan abnormalitas perkembangan janin dalam kandungan. Serta
dapat menyebabkan berbagai bentuk malformasi/kecacatan pada janin.
5. Monobenzyl Ether HQ
Monobenzyl Ether Hidroquinon (MBEH) sama dengan HQ yang termasuk
agen kimia golongan fenol atau ketakol. MBEH hamper selalu menyebabkan
depigmentasi ireversibel kulit. Sisa MBEH telah ditemukan dalam desinfektan,
germisida, baik hidangan dari karet, selotif dan apron karet. Dalam dermatologi
seharusnya dipakai untuk menghilangkan daerah yang tersisa selain kulit normal
pada pasien untuk vitiligo umum dan sukar disembuhkan. Mekanisme yang
diduga terjadi pada pigmentasi oleh MBEH adalah dengan penghancuran
melanosit selektif melalui pembentukan radikal bebas dan penghambatan
kompetitif system enzim tirosinase.2,8
6. Arbutin
Arbutin berasal dari ekstrak tanaman bearberry, yang dulu sering
digunakan oleh bangsa jepang. Jika dibandingkan dengan hidroquinon, maka daya
pemutih arbutin tidak sekuat hidroquinon. Produk yang mengandung arbutin dapat
dijual secara bebas tanpa resep dokter. Selain bearberry, arbutin juga ditemukan
pada tanaman gandum dan kulit buah pear. Bahan ini berfungsi sebagai pemutih
kulit wajah (skin lightening) yang bekerja dengan cara menghambat pembentukan
melanin dalam kulit yaitu dengan menghambat aktivitas tirosin. Karena arbutin
tidak menghidrolisa HQ bebas, agen selanjutnya tidak bertanggung jawab
terhadap efek inhibitor arbutin pada melanogenesis. Penghambatan sintesis
melanin (kira-kira 39%) terjadi pada konsentrasi 5x10 mol/L. Selain bekerja
dengan menghambat tirosin, arbutin juga bekerja dengan mengelupas kulit
epidermis (eksfoliasi). Beberapa pabrik melaporkan arbutin sebagai obat
depigmentasi yang efektif pada konsentrasi 1%.2,8
7. Asam azelaik
Secara alami asam azelaik didapat dari saturasi pityrosporum ovale, asam
azelaik mempunyai efek antiproliferatif dan sitotoksik terhadap melanosit. Efek
selanjutnya terjadi karena penghambatan yang agak kuat dari retioreduksin
reduktase, enzim yang terlibat dalam aktivasi oksireduktase mitokondria dan
sintesi DNA. Walaupun asam azelaik pada awalnya digunakan untuk pengobatan
akne, ternyata juga berhasil pada pengobatan lentiginosis, rosasea dan
hiperpigmentasi paska inflamasi. Selain berfungsi sebagai antibakteri, keratolitik,
komedogenik dan anti inflamasi. Asam azelaik juga mampu mengurangi
pigmentasi pada kulit terutama bagi mereka yang berkulit gelap dan bekas jerawat
warna coklat atau untuk kasus melasma. Asam azelaik 20% dilaporkan
mempunyai efektivitas yang sama dengan HQ 4% dalam mengatasi kulit gelap
tersebut. Efek samping dari bahan ini berupa iritasi kulit, rasa gatal, dan terbakar
hingga pengelupasan kulit.2,8
8. Asam kojik
Sebelum digunakan sebagai pemutih kulit, asam kojik telah banyak
digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan yang digunakan untuk menjaga
kualitas warna makanan. Asam kojik marupakan metabolit jamur yang biasa
dihasilkan oleh spesies jamur aspergillus, acetobacter, dan penicillium. Asam
kojik menghambat aktivitas katekolase tirosin, yang dibatasi enzim esensial dalam
biosintesis pigmen kulit melanin. Melanosit yang diobati dengan asam kojik
menjadi nondendritik, dengan penurunan jumlah melanin. Kemudian asam kojik
mencari oksigen reaktif yang dilepaskan secara berlebihan dari sel atau yang
dihasilkan dalam jaringan atau darah. Biasanya konsentrasi asam kojik yang
digunakan sebagai kosmetik berkisar antara 1-4%. Kelebihan asam kojik
dibandingkan bahan pemutih lainnya adalah kestabilannya dalam suatu produk
kosmetik. Akan tetapi dari hasil penelitian asam kojik lebih mengiritasi
dibandingkan HQ sehingga lebih baik dikombinasikan dengan kortikosteroid
topical untuk mencegah masalah tersebut. Beberapa penelitian kontroversial
menyimpulkan bahwa penggunaan asam kojik dalam dosis tinggi dapat bersifat
karsinogenik.2,8
9. Licorice ekstract
Glabiridin (glicyrrhia glabra) merupakan kandungan utama dari ekstract
licorice yang mampu memutihkan kulit. Cara kerjanya yaitu menghambat
melanogenesis (pembentukan pigmen kulit) dan juga mencegah terjadinya proses
inflamasi di kulit. Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan glabiridin
0,5% secara topical dapat menghambat sinar UV-B yang dapat memicu
terbentuknya pigmentasi dan kemerahan pada kulit.2,8
10. Vitamin C
Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan sama seperti
vitamin E. Vitamin ini banyak ditemukan pada jeruk dan sayuran berwarna hijau.
Kandungan vitamin C sangat populer dan banyak digunakan dalam produk
perawatan kulit, namun sayangnya produk vitamin C masih banyak yang belum
stabil. Bentuk vitamin C yang stabil adalah derivat vitamin C yang disebut
sebagai magnesium-L-ascorbyl-2-phospate. Salah satu penelitian menyatakan
bahwa derivat vitamin C yang digunakan secara topikal pada pasien melasma dan
lentigo senilis menunjukkan efek mencerahkan yang cukup signifikan. Hanya
saja, harga produk vitamin C yang stabil ini relatif lebih mahal ketimbang vitamin
C biasa.2,8
11. Asam Ellagik
Asam Ellagik ditemukan pada rapsberry, strawberry, dan pomegranate.
Berdasarkan suatu hasil riset laboratorium menyatakan asam ellagik dapat
memperlambat pertumbuhan tumor-tumor tertentu. Walaupun hasil riset ini sangat
menjanjikan, namun sampai saat ini belum ada bukti secara medis bahwa bahan
ini mampu mencegah dan mengobati kanker pada manusia. Selain diduga mampu
melawan kanker, asam ellagik juga berguna sebagai pemutih kulit. Pada tahun
1996 dijepang, Asam Ellagik disetujui sebagai bahan aktif yang mampu
mencegah terbentuknya spots dan freckles setelah luka bakar karena paparan sinar
matahari 2,8
DAFTAR PUSTAKA
1. Bloom & Fawcett. Buku Ajar Histologi. Edisi ke-12, Jakarta, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 11994 : 536-46.
2. I Zulkarnaen. Kosmetika pemutih kulit dan permasalahannya. Berkala Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. SMF Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Vol. 15 No.
1 April 2003.
3. Ahmed HHA dan Mahmoud ME. Review on Skin Whitening Agents.
Khartoum Pharmacy Journal. Vol 13 No. 1 June 2010.
4. JM Gillbro dan MJ Olsson. The melanogenesis and mechanisms of skin
lightening agents existising and new approaches. International Journal of
Cosmetic Science 33 (2011) 210-221.
5. Skin Lightening and Depigmenting Agents.
http://emedicine.medscape.com/article/1068091-overview#showall. di akses
tanggal 30-09-2012.
6. Ramona DL. Penatalaksanaan solar lentigenes. Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2008.
7. Bahaya Penggunaan Rhodamine B Sebagai Pewarna Makanan . Kementrian
kesehatan republik Indonesia. 26 Januari 2006
8. James, A.J., 2009. Skin Lightening and Depigmenting Agents.
http://emedicine.com/Dermatology/cosmetics.[diakses tanggal 29-09- 2012]. I
9.