referat katarak

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu (Diabetes Mellitus).Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa. Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai 1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar karena katarak senilis/ ketuaan. Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari, perubahan dalam 1

Upload: agus-kresnadi

Post on 11-May-2017

609 views

Category:

Documents


100 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat katarak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus

cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina akibatnya

penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga

penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari

satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu

yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau

ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit

tertentu (Diabetes Mellitus).Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan),

karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak-anak maupun dewasa.

Data badan kesehatan PBB (WHO) menyebutkan penderita kebutaan di

dunia mencapai 38 juta orang, 48% di antaranya disebabkan katarak. Untuk

Indonesia, survei pada 1995/1996 menunjukkan prevalensi kebutaan mencapai

1,5% dengan 0,78% di antaranya disebabkan oleh katarak , dan yang terbesar

karena katarak senilis/ ketuaan.

Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal

terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari, perubahan

dalam persepsi warna, dan daya penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak

biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu beberapa bulan. Daya penglihatan

yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan perubahan yang

berperingkat (progresif). Menurut Istiantoro, katarak hampir tidak bisa dicegah

karena merupakan proses penuaan sel.

Meskipun tergolong penyakit menakutkan, operasi katarak membutuhkan

waktu relatif singkat yaitu 30-40 menit saja. Bahkan, teknologi kedokteran

terbaru memungkinkan pembiusan dilakukan melalui tetes mata saja. Sehingga

banyak orang keliru menganggap katarak bisa diobati hanya menggunakan obat

tetes mata.

Operasi katarak merupakan operasi yang mudah dan aman bagi kebanyakan

orang. Namun, sama seperti operasi lain, operasi katarak dapat menimbulkan

komplikasi seperti pendarahan dan kerusakan pada kornea atau retina yang

memerlukan pembedahan lebih lanjut.

1

Page 2: referat katarak

B. Anatomi dan Fisiologi Mata1

1. Kornea

Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan

difokuskan ke dalam pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang

transparan dimana kekuatan pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri

, dengan indeks bias 1, 38 .

2. Iris

Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris

yang akan menghalangi sinar masuk kedalam mata,iris juga mengatur jumlah

sinar yang masuk kedalam pupil melalui besarnya pupil.

3. Pupil

Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola

mata. Pada pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan

mengakibatkan mengecilnya pupil (miosis) dan m.dilatator pupil yang bila

berkontriksi akan mengakibatkan membesarnya pupil (midriasis)

Gambar 1. Anatomi mata.

4. Corpus siliaris

Berperan untuk akomodasi dan menghasilkan humor aquaeus

5. Lensa

Lensa dapat membiaskan sinar 20 % atau 10 dioptri dan berperan pada saat

akomodasi. 65 % lensa mengandung air dan 35 % protein

2

Page 3: referat katarak

6. Retina

Retina akan meneruskan rangsangan yang diterimanya berupa bayangan benda

sebagai rangsangan elektrik ke otak sebagai bayangan yang dikenal. Pada

Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel kerucut yang

mengenal frekuensi sinar.

7. Nervus Optikus

Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks

visual untuk dikenali bayangannya

3

Page 4: referat katarak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Katarak

Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat

disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada

lensa mata, yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena

faktor usia, namun dapat juga terjadi pada anak-anak yang lahir dalam kondisi

tersebut. Katarak juga dapat terjadi setelah trauma, inflamasi, atau penyakit lainnya.

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,

yaitu usia diatas 50 tahun. 1,2

Gambar 2. Mata dengan katarak.

B. Anatomi Lensa

Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna, dan hampir

transparan semua. Tebalnya sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Di belakang iris,

lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula tersebut

menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior dari kapsul

lensa. Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi nukleus, korteks, dan

epitel lensa. 65% lensa terdiri atas air, sekitar 35% protein ( kandungan protein

tertinggi diantara jaringan-jaringan tubuh ), dan sedikit mineral. Kandungan kalium

lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain.

1. Kapsul

Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun

dari kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung

isi lensa serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagian paling

4

Page 5: referat katarak

tebal kapsul berada di bagian anterior dan posterior zona preekuator, dan bagian

paling tipis berada di bagian tengah kutub posterior.

2. Serat Zonula

Lensa terfiksasi pada serat zonula yang berasal dari badan siliar. Serat zonula

tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan posterior

dari kapsul lensa.

3. Epitel Lensa

Tepat dibelakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-sel

epitel ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya, seperti

sintesis DNA, RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk

ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk

akan menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.

4. Nukleus dan korteks

Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan

menekan serat-serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat

yang baru akan membentuk korteks dari lensa.

C. Fisiologi Lensa

Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk

mempertahankan kejernihannya, lensa harus menggunakan aqueous humour sebagai

penyedia nutrisi dan sebagai tempat pembuangan produknya. Namun hanya sisi

anterior lensa saja yang terkena aqueous humour. Oleh karena itu, sel-sel yang berada

ditengah lensa membangun jalur komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan

membangun low resistance gap junction antar sel.

1. Keseimbangan Elektrolit dan Air di dalam lensa

Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah

seiring bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruang

ekstrasel. Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah 20µM dan pottasium sekitar

120µM. Konsentrasi sodium dan pottasium di luar lensa lebih tinggi.

Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa sangat tergantung dari

permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa sodium, Na+, K+ -ATPase. Inhibisi

Natrium Kalium ATPase dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan

meningkatnya air di dalam lensa.

5

Page 6: referat katarak

Keseimbangan Kalsium juga sangat penting bagi lensa. Konsentrasi Kalsium yang normal

di dalam sel adalah 30 µM, sedangkan diluar lensa 2 µM. Perbedaan konsentrasi Kalsium ini

diatur sepenuhnya oleh Kalsium ATPase. Hilangnya keseimbangan Kalsium ini dapat

menyebabkan depresi metabolisme glukosa, pembentukan protein high molecular weight, dan

aktivasi protease destruktif.

Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi lensa. Asam

amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada di sel epitel. Glukosa

memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transpor aktif.

2. Akomodasi lensa

Mekanisme yang dilakukan oleh mata untuk mengubah fokus dari benda jauh ke benda

dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh badan siliar terhadap

serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara klinis

mengurangi daya akomodasi.

Saat m. cilliaris berkontraksi, serat zonular relaksasi mengakibatkan lensa menjadi lebih

cembung, ketebalan axial lensa meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat m cilliaris relaksasi, serat

zonular menegang, lensa lebih pipih, dan kekuatan dioptri menurun.

Tabel 1. Perubahan yang terjadi pada saat akomodasi

Akomodasi Tanpa akomodasi

M. cilliaris Kontraksi Relaksasi

Ketegangan serat zonular Menurun Meningkat

Bentuk lensa Lebih cembung Lebih pipih

Tebal axial lensa Meningkat Menurun

Dioptri lensa Meningkat Menurun

Terjadinya akomodasi dipersarafi oleh saraf simpatik cabang Nervus Occulomotorius. Obat-

obat parasimpatomimetik ( pilocarpin ) memicu akomodasi, sedangkan obat-obat parasimpatolitik

( atropin ) memblok akomodasi. Obat-obatan yang menyebabkan relaksasi otot ciliar disebut

cyclopegik.

D. Etiologi Dan Patofisiologi

Lensa sebagian besar terbuat dari air dan protein. Protein tertentu dalam lensa

bertanggung jawab untuk menjaga kejernihannya. Selama bertahun-tahun, struktur

protein lensa yang berubah, akhirnya menyebabkan kekeruhan bertahap lensa. Jarang,

katarak dapat hadir pada saat lahir atau pada anak usia dini sebagai akibat dari cacat

6

Page 7: referat katarak

keturunan enzim, dan trauma parah pada mata, operasi mata, atau peradangan

intraokular juga dapat menyebabkan katarak terjadi lebih awal dalam kehidupan.

Faktor lain yang dapat menyebabkan perkembangan katarak pada usia lebih dini

meliputi paparan berlebihan cahaya ultraviolet, diabetes, merokok, atau penggunaan

obat-obatan tertentu, seperti steroid oral, topikal, atau inhalasi. Obat lain yang lebih

lemah kaitannya dengan katarak termasuk penggunaan jangka panjang statin dan

fenotiazin.3

Etiologi katarak kongenital yang paling umum termasuk infeksi intrauterin,

gangguan metabolisme, dan sindrom genetik ditransmisikan. Sepertiga dari katarak

pediatrik sporadis, mereka tidak berhubungan dengan penyakit sistemik atau mata.

Namun, mereka mungkin mutasi spontan dan dapat menyebabkan pembentukan

katarak pada keturunannya pasien. Sebanyak 23% dari katarak kongenital adalah

familial. Cara transmisi yang paling sering adalah autosomal dominan dengan

penetrasi yang lengkap. Jenis katarak mungkin muncul sebagai katarak total, katarak

polar, katarak lamelar, atau opasitas nuklear. Semua anggota keluarga dekat harus

diperiksa. Infeksi penyebab katarak termasuk rubella (yang paling umum), rubeola,

cacar air, cytomegalovirus, herpes simplex, herpes zoster, poliomyelitis, influenza,

virus EpsteinBarr, sifilis, dan toksoplasmosis.4

Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.

Patofisiologi di balik terjadinya katarak senilis amat kompleks dan belum sepenuhnya

dimengerti. Namun ada beberapa kemungkinan di antaranya terkait usia lensa mata

yang membuat berat dan ketebalannya bertambah, sementara kekuatannya menurun.

Kerusakan lensa pada katarak senilis juga dikaitkan dengan kerusakan oksidatif yang

progresif. Beberapa penelitian menunjukkan peningkatan produk oksidasi seperti

oxidized glutathione dan penurunan antioksidan (vitamin) dan enzim superoksidase.

Teori stres oksidatif pada katarak disebut kataraktogenesis.5

Lensa mengandung tiga komponen anatomis.  Pada zona sentral terdapat

nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula

anterior dan posterior.  Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan

warna menjadi coklat kekuningan .  Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri

di anterior dan poterior nukleus.  Opasitas pada kapsul poterior merupakan bentuk

katarak yang paling bermakna seperti kristal salju.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. 

Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke

7

Page 8: referat katarak

sekitar daerah di luar lensa.  Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan

koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke

retina.  Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks

air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan

mengganggu transmisi sinar.  Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai

peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.  Jumlah enzim akan menurun dengan

bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.3

E. Klasifikasi Katarak

Katarak secara umum diklasifikasikan berdasarkan: Morfologi, Maturitas, dan Age of

Onset.1

Morfologi

Katarak Nuklear

Pada katarak nuklear terjadi sklerosis pada nukleus lensa dan

menjadikan nukleus lensa menjadi berwarna kuning dan opak. Katarak

ini lokasinya pada bagian tengah lensa atau nukleus. Nukleus

cenderung menjadi gelap dan keras ( sklerosis ), berubah menjadi

kuning sampai coklat. Progresivitasnya lambat. Bentuk ini merupakan

bentuk yang paling banyak terjadi. Pandangan jauh lebih dipengaruhi

daripada pandangan dekat ( pandangan baca ), bahkan pandangan baca

dapat menjadi lebih baik ( miopisasi ).

Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi perubahan komposisi ion dari korteks

lensa serta komposisi air dari serat-serat pembentuk lensa. Katarak

menyerang pada lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks.

Biasanya mulai timbul usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat,

tetapi lebih cepat daripada katarak nuklear.

Katarak subcapsularis

Kekeruhan mulai dari kecil, daerah opak hanya dibawah capsul, dan

biasanya ada di belakang lensa. Pasien merasa sangat terganggu saat

membaca di cahaya yang terang dan biasanya melihat halo pada malam

hari. Dibagi menjadi katarak subcapsularis posterior dan Subcapsularis

anterior. Pada Subcapsularis posterior biasanya terdapat pada pasien

DM, Myotonic Dystrophy, dan steroid. Sedangkan pada subcapsularis

8

Page 9: referat katarak

anterior biasanya terdapat pada Glaukoma sudut tertutup akut

( Glaukomfleckens ), toksisitas amiodaron, miotic, dan Wilson disease.

Katarak Capsularis

Dibagi menjadi 2 jenis:

Anterior Capsular

1. Congenital : Kelainannya di membran pupil yang tidak

dapat lepas pada waktu lahir.

2. Acquired : Pseudoexfloation syndromes, Chlorpromazine,

yang disertai dengan sinekia posterior

Posterior Capsular

Congenital : Persisten hyaloid membran. Seperti ada hubungan

kapsul posterior dengan retina yang seharusnya menghilang

sejak lahir.

Katarak Lammelar

Katarak Sutural

Maturitas

Katarak Insipiens : Kekeruhan dimulai dari tepi equator menuju

korteks anterior dan posterior ( katarak kortikal ). Vakuol mulai terlihat

di dalam korteks. Pada katarak subcapsular posterior, kekeruhan mulai

terlihat di anterior subcapsular posterior, celah terbentuk antara serat

lensa dan korteks yang berisi jaringan degeneratif pada katarak

insipiens. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

Katarak Intumesen: Katarak yang terjadi akibat lensa yang menarik air

sehingga menjadi cembung. Masuknya air ke dalam celah lensa

mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris

sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal.

Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak

intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat danmengakibatkan

mipopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa

akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan

miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa

disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

9

Page 10: referat katarak

Katarak Immatur : Kekeruhan hanya mengenai sebagian lensa. Pada

katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan lensa yang degeneratif

Katarak matur : Kekeruhannya telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan

ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau

intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,sehingga lensa kembali

pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruhlensa yang bila lama

akan mengakibatkan kalsifikasi lensa.

Katarak hipermatur : Protein-protein di bagian korteks lensa telah

mencair . Cairan ini bisa keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan

lensa yang mengkerut dengan kapsul yang keriput. Katarak jenis ini

sebenarnya berbahaya karena dapat menyebabkan inflamasi sehingga

menyebabkan uveitis.

Katarak Morgagni : Katarak hipermatur yang nukleus lensanya

mengambang dengan bebas di dalam kantung kapsulnya.

Tabel 2. Perbedaan stadium katarak1

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah

(air masuk)

Normal Berkurang

(air keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata

depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test - + - Pseudops

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

Age of Onset

Katarak Congenital: Beberapa bayi ada juga yang lahir dengan katarak,

tetapi orang tua kurang memperhatikan dan baru terlihat ketika usianya

sudah 3 bulan. Semakin lambat dioperasi prognosis semakin buruk.

10

Page 11: referat katarak

Jika dapat melihat biasanya ambliopia dan tidak maksimum. Katarak

kongenital sebaiknya dioperasi sebelum usia 2 bulan.

Katarak Infantil merupakan kelanjutan dari katarak kongenital di mana

usia penderita di bawah 1 tahun.

Katarak Juvenile terjadi pada usia di bawah 9 tahun dan biasanya

kelanjutan dari katarak kongenital

Katarak Presenile terjadi pada usia lebih dari 9 tahun

Katarak senile terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Kebanyakan

katarak yang kita jumpai adalah jenis ini akibat proses degeneratif.

F. Manifestasi Klinis 1,5

Seorang pasien dengan katarak senilis biasanya datang dengan riwayat

kemunduran secara progresif dan gangguan dari penglihatan. Penyimpangan

penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang.

1. Penurunan visus, merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan pasien

dengan katarak senilis.

2. Silau, Keluhan ini termasuk seluruh spectrum dari penurunan sensitivitas

kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga

silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.

3. Perubahan miopik, Progesifitas katarak sering meningkatkan kekuatan dioptrik

lensa yang menimbulkan myopia derajat sedang hingga berat. Sebagai

akibatnya, pasien presbiop melaporkan peningkatan penglihatan dekat mereka

dan kurang membutuhkan kaca mata baca, keadaan ini disebut dengan second

sight. Secara khas, perubahan miopik dan second sight tidak terlihat pada

katarak subkortikal posterior atau anterior.

4. Diplopia monocular. Kadang-kadang, perubahan nuclear yang terkonsentrasi

pada bagian dalam lapisan lensa, menghasilkan area refraktil pada bagian

tengah dari lensa, yang sering memberikan gambaran terbaik pada reflek

merah dengan retinoskopi atau ophtalmoskopi langsung. Fenomena seperti ini

menimbulkan diplopia monocular yang tidak dapat dikoreksi dengan

kacamata, prisma, atau lensa kontak

5. Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan lensa mata tampak berwarna

keputihan

6. Ukuran kacamata sering berubah

11

Page 12: referat katarak

G. Diagnosis

Diagnosa katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untuk mendeteksi adanya penyakit-

penyakit yang menyertai, contohnya: Diabetes Mellitus, Hipertensi, dan cardiac

anomalies. Penyakit seperti Diabetes Mellitus dapat menyebabkan perdarahan

perioperatif sehingga perlu dideteksi secara dini dan bisa dikontrol sebelum operasi.

Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untuk mengetahui

kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subcapsuler posterior dapat

membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaan adneksa okuler dan struktur intraokuler

dapat memberikan petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya.

Pemeriksaan yang sangat penting yaitu test pembelokan sinar yang dapat mendeteksi

pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferen relatif yang mengindikasikan lesi saraf

optik.

Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa

tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata

depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaran lensa harus

dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil, posisi lensa dan

intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab subluksasi lensa dapat

mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya, kelainan metabolik, atau katarak

hipermatur. Kemudian lakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium

pada katarak senilis. Selain itu, pemeriksaan oftalmoskopi direk dan indirek dalam

evaluasi dari integritas bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan

retina dapat menilai gangguan penglihatan. 1,5

H. Penatalaksanaan

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala

katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup

dengan mengganti kacamata. Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat

menjernihkan lensa yang keruh.

Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih

dari bertahun-tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode

yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan

evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan

12

Page 13: referat katarak

implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa

yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi

(ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga prosedur operasi

pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan

phacoemulsifikasi.1,5

1. Intra Capsular Cataract Extraction ( ICCE ) / Ekstraksi Katarak Intra

Kapsuler ( EKIK )

Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.

Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan

dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarang metode ini hanya

dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak

akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat

lama populer. ICCE tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia

kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsular. Operasi

ini lebih susah untuk sembuh karena luka insisi yang sangat lebar sekitar 160-

1800, IOL harus diletakkan di camera oculi anterior atau dijahit di posterior, dan

resiko terjadi komplikasi atau penyulit lebih besar. Penyulit yang dapat terjadi

pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, kebocoran

vitreus, dan perdarahan.

2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE ) / Ekstraksi Katarak Ekstra

Kapsuler ( EKEK )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi

lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa

dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukan pada

pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intra ocular

posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan

dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps

badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat

mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi,

untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti

prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat

terjadinya katarak sekunder.

Meskipun phakoemulsifikasi telah menjadi metode ekstraksi ekstrakapsular

yang disukai untuk sebagian besar operasi katarak di Amerika Serikat sejak tahun

13

Page 14: referat katarak

1990-an, EKEK konvensional atau standar dianggap kurang berisiko untuk pasien

dengan katarak yang sangat keras atau jaringan epitel kornea yang lemah. Getaran

ultrasound yang digunakan dalam phakoemulsifikasi cenderung menimbulkan

stress kornea.

Sebuah ekstraksi katarak ekstrakapsular konvensional membutuhkan waktu

kurang dari satu jam untuk dilakukan. Setelah daerah sekitar mata telah

dibersihkan dengan antiseptik, kain steril digunakan untuk menutupi sebagian

wajah pasien. Pasien diberikan baik anestesi lokal untuk membuat mati rasa

jaringan di sekitar mata atau anestesi topikal untuk membuat mati rasa mata itu

sendiri. Eyelid holder digunakan untuk membuat mata tetap terbuka selama

prosedur. Jika pasien sangat gelisah, dokter mungkin dapat menggunakan obat

penenang secara intravena. 

Setelah anestesi telah diberlakukan, ahli bedah membuat sayatan di kornea

pada titik di mana sklera dan kornea bertemu. Meskipun panjang khas sayatan

EKEK standar adalah 10-12 mm pada 1970-an, perkembangan IOLs akrilik yang

dapat dilipat telah memungkinkan ahli bedah banyak untuk bekerja dengan

sayatan yang hanya 5-6 mm. Variasi ini kadang-kadang disebut sebagai EKEK

sayatan kecil (small-insision / SICS). Setelah sayatan dibuat, ahli bedah membuat

robekan sirkular di depan kapsul lensa, teknik ini dikenal sebagai

capsulorrhexis. Ahli bedah kemudian dengan hati-hati membuka kapsul lensa dan

membuang nukleus lensa dengan memberikan tekanan dengan instrumen

khusus. Setelah nucleus dikeluarkan, ahli bedah menggunakan suction untuk

menghisap sisa korteks lensa. Suatu bahan viskoelastik khusus disuntikkan ke

dalam kapsul lensa kosong untuk membantu mempertahankan bentuk sementara

ahli bedah memasukkan IOL. Setelah lensa intraokular telah ditempatkan dalam

posisi yang benar, substansi viskoelastik akan dibuang dan sayatan ditutup

dengan dua atau tiga jahitan6. 

14

Page 15: referat katarak

Gambar 3. Prosedur ECCE. Insisi yang dibuat lebih lebar daripada SICS.

3. Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) maksudnya membongkar dan memindahkan kristal

lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di

kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak,

selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur

sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui

irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih

dengan sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali

melakukan aktivitas sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital,

traumatik, dan kebanyakan katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak

senilis padat, dan keuntungan incisi limbus yang kecil agak kurang kalau akan

dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang lebih sering digunakan lensa

intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil seperti itu.

Dalam phakoemulsifikasi, ahli bedah menggunakan probe ultra-sound

dimasukkan melalui sayatan untuk memecah nukleus lensa menjadi potongan-

potongan yang lebih kecil. Teknik baru menawarkan keuntungan insisi yang lebih

kecil dari standar EKEK, jahitan sedikit atau tidak ada untuk menutup sayatan,

dan waktu pemulihan lebih pendek untuk pasien. Kelemahan adalah kebutuhan

untuk peralatan khusus dan kurva belajar yang curam untuk ahli bedah. Satu studi

15

Page 16: referat katarak

menemukan bahwa ahli bedah yang diperlukan untuk melakukan sekitar 150

katarak ekstraksi menggunakan phakoemulsifikasi sebelum tingkat komplikasi

mereka jatuh ke tingkat dasar7.

Teknik ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan EKEK konvensional,

terutama karena diperlukan insisi lebih kecil. Hal ini diyakini dapat mengurangi

surgically induced astigmatism dan memungkinkan refraksi stabil dan rehabilitasi

visi dan kegiatan sehari-hari. Selain itu, operasi phakoemulsifikasi menunjukkan

inflamasi dan kerusakan sawar darah-aqueus humor yang lebih rendah daripada

yang diamati dengan operasi EKEK 7.

Gambar 4. Prosedur phacoemulsification.

16

Page 17: referat katarak

4. Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan

teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena

lebih cepat sembuh, jahitan lebih sedikit atau tidak ada, kauterisasi minimal

sampai tidak ada daripada ECCE, dan lebih murah, tidak butuh latihan lama

dibanding phaco. Operasi ini menggunakan teknik insisi supero oblik (arah jam 9-

12)pada perbatasan sklera-konjungtiva selebar 5-6 mm, lalu membuat terowongan

(tunnel) untuk capsulorhexis, pengeluaran korteks lensa, sampai pemasukkan IOL

yang dapat dilipat. 8,9

Gambar 5. Lokasi insisi pada SICS.

Gambar 6. Lokasi insisi dan pembuatan terowongan (tunnel).

17

Page 18: referat katarak

Gambar 7. Langkah-langkah SICS.

Gambar 8. Terowongan (tunnel) pada SICS.

Gambar 9. Lokasi insisi yang meminimalisir komplikasi operasi katarak yaitu astigmatisma.

18

Page 19: referat katarak

Tabel 3. Keuntungan dan kerugian ICCE, ECCE, phaco, SICS

Metode Indikasi Keuntungan Kerugian

ICCE Zonula lemah Tidak ada resiko katarak

sekunder.

Peralatan yang dibutuhkan

sedikit.

Resiko tinggi kebocoran vitreous

(20%).

Astigmatisme.

Rehabilitasi visual terhambat.

IOL di COA atau dijahit di posterior.

ECCE Lensa sangat

keras.

Endotel kornea

kurang bagus.

Peralatan yang dibutuhkan

paling sedikit.

Baik untuk endotel kornea.

IOL di COP.

Astigmatisme.

Rehabilitasi visual terhambat.

Phaco Sebagian besar

katarak kecuali

katarak Morgagni

dan trauma.

Rehabilitasi visual cepat. Peralatan / instrumen mahal.

Pelatihan lama.

Ultrasound dapat mempengaruhi

endotel kornea.

SICS Hampir semua

katarak.

Rehabilitasi visual cukup

cepat.

Peralatan yang dibutuhkan

sedikit dan tidak mahal.

Pelatihan tidak begitu lama.

IOL di COP.

Tergantung keahlian ahli bedah.

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita

memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan cara

sebagai berikut:1,5

1. Kacamata afakia yang tebal lensanya

2. Lensa kontak

3. Lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata

pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah diangkat.

EKEK hampir selalu operasi elektif. Setelah operasi telah dijadwalkan, pasien

akan perlu memiliki pemeriksaan khusus yang dikenal sebagai keratometry jika IOL

yang akan ditanamkan. Pengujian, yang tidak menimbulkan rasa sakit, dilakukan

untuk menentukan kekuatan IOL yang dibutuhkan. Dokter spesialis mata mengukur

panjang bola mata pasien dengan USG dan kelengkungan kornea dengan alat yang

disebut Keratometer. Pengukuran yang diperoleh dari keratometer dimasukkan ke

dalam computer untuk menghitung kekuatan lensa IOL.

19

Page 20: referat katarak

IOL adalah pengganti lensa mata pasien, bukan untuk lensa korektif. Jika

pasien mengenakan kacamata atau lensa kontak sebelum katarak berkembang, ia

akan terus membutuhkannya setelah IOL ditanam. Koreksi lensa harus dilakukan

setelah operasi, karena mungkin membutuhkan penyesuaian.

Gambar 10. Lensa Intra Okuler / Intra Ocular Lens (IOL)

Pasien dapat menggunakan mata mereka setelah operasi. Pasien dapat pergi

bekerja keesokan harinya, meskipun mata yang dioperasi akan memakan waktu

antara tiga minggu sampai tiga bulan untuk sembuh sepenuhnya. Pada periode ini,

mereka harus memeriksa tajam penglihatan untuk melihat apakah kekuatan lensa

mereka harus diubah. Pasien dapat melakukan kegiatan normal mereka dalam satu

atau dua hari operasi, dengan pengecualian mengangkat barang berat atau

membungkuk dengan ekstrim. Kebanyakan dokter mata menyarankan pasien

memakai kacamata mereka selama hari dan tape perisai mata pada mata yang

20

Page 21: referat katarak

dioperasi pada malam hari. Mereka harus memakai kacamata hitam pada hari-hari

cerah dan hindari menggosok mata yang dioperasi. Selain itu, dokter mata akan

memberikan obat tetes mata selama satu sampai dua minggu untuk mencegah

infeksi, mengatasi rasa sakit, dan mengurangi pembengkakan. Hal ini penting bagi

pasien untuk menggunakan tetes mata persis seperti yang diarahkan.

Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka

pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas

insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat

dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak

dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak

dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa

intraokuler multifokal, lensa intraokuler yang dapat berakomodasi sedang dalam

tahap pengembangan.

Perawatan pasca bedah

Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya

lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan

untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat

benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2

bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika

nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya

dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara

dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat

dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen

( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ). Selain itu juga akan diberikan obat untuk :

1. Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat

maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul

benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.

2. Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan

perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan

yang tidak sempurna.

3. Obat tetes mata steroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk

mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.

21

Page 22: referat katarak

4. Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.

Hal yang boleh dilakukan antara lain :

1. Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan

2. Melakukan pekerjaan yang tidak berat

3. Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki

keatas.

Yang tidak boleh dilakukan antara lain :

1. Jangan menggosok mata

2. Jangan menggendong yang berat

3. Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya

4. Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar

5. Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

I. Komplikasi

Komplikasi katarak yang tersering adalah glaukoma yang dapat terjadi

karena proses fakolitik, fakotopik, fakotoksik

1.      Fakolitik

Pada lensa yang keruh terdapat kerusakan maka substansi lensa akan keluar

yang akan menumpuk di sudut kamera okuli anterior terutama bagian kapsul lensa.

Dengan keluarnya substansi lensa maka pada kamera okuli anterior akan bertumpuk

pula serbukan fagosit atau makrofag yang berfungsi merabsorbsi substansi lensa

tersebut. Tumpukan akan menutup sudut kamera okuli anterior sehingga timbul

glaukoma.

2.      Fakotopik

Berdasarkan posisi lensa Oleh karena proses intumesensi, iris, terdorong ke

depan sudut kamera okuli anterior menjadi sempit sehingga aliran humor aqueaous

tidak lancar sedangkan produksi berjalan terus, akibatnya tekanan intraokuler akan

meningkat dan timbul glaukoma.

3.      Fakotoksik

Substansi lensa di kamera okuli anterior merupakan zat toksik bagi mata sendiri

(auto toksik). Terjadi reaksi antigen-antibodi sehingga timbul uveitis, yang kemudian

akan menjadi glaukoma

22

Page 23: referat katarak

Selain komplikasi akibat penyakit itu sendiri, terdapat juga komplikasi akibat

pembedahan atau operasi. Komplikasi yang mungkin terjadi dengan operasi katarak

meliputi:10

1. Infeksi pada mata (endophthalmitis).

2. Pembengkakan dan cairan di tengah lapisan saraf (edema makula cystoid).

3. Pembengkakan penutup bening dari mata (kornea edema).

4. Pendarahan di depan mata (hyphema).

5. Meledaknya (pecahnya) kapsul dan kehilangan cairan (vitreous gel) di mata.

6. Lepasnya lapisan saraf di belakang mata (ablasio retina).

Komplikasi yang mungkin terjadi beberapa waktu setelah operasi meliputi:10

1. Masalah dengan silau.

2. Dislokasi lensa intraokuler.

3. Mengaburnya bagian dari penutup lensa (kapsul) yang tersisa setelah operasi,

sering disebut aftercataract (kekeruhan kapsul posterior). Ini biasanya bukan

masalah besar dan bisa diobati dengan operasi laser, jika diperlukan. Jenis IOL

dapat mempengaruhi seberapa besar kemungkinan kekeruhan setelah operasi.

4. Ablasi retina.

5. Glaukoma.

6. Astigmatisme atau strabismus.

7. Kendurnya kelopak mata atas (ptosis).

J. Prognosis

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga

tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang

tepat maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

K. Pencegahan

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah

oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang

memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung

terhadap sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap, dan sebagainya.

Pemberian intake antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat.

Katarak kongenital dicegah dengan skrining penyakit infeksi pra dan saat kehamilan.

23

Page 24: referat katarak

BAB III

KESIMPULAN

Katarak senilis adalah semua kekeruhan pada lensa yang terdapat pada usia lanjut

yaitu usia diatas 50 tahun.

Penyebab terjadinya katarak senilis adalah karena proses degeneratif. Selain itu

katarak senilis juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya penyakit metabolik,

trauma, serta paparan sinar ultraviolet.

Katarak senilis secara klinis dibedakan menjadi 4 stadium yaitu stadium insipien,

intumesen, imatur, matur, hipermatur, dan morgagni. Gejala umum gangguan katarak

meliputi penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut yang menghalangi, silau, dapat terjadi

penglihatan ganda pada 1 mata, memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca,

lensa mata berubah menjadi buram.

Pengobatan pada katarak adalah operasi. Untuk menentukan kapan katarak dapat

dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Apabila dibiarkan, katarak akan

menimbulkan gangguan penglihatan dan komplikasi seperti glaukoma, uveitis, dan kerusakan

retina.

Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis

disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang

memperberat seperti mengontrol penyakit metabolik, mencegah paparan langsung terhadap

sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata gelap dan sebagainya, pemberian intake

antioksidan seperti vitamin A, C, dan E secara teori bermanfaat.

Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga

tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat

maka prognosis pada katarak senilis umumnya baik.

24

Page 25: referat katarak

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. Katarak. Dalam: Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Ed. 3. FKUI: Jakarta. 2009.

hal. 200-12.

2. Razi. Katarak Senilis. Terakhir diperbaharui: 2011.Diakses dari

http://razimaulana.wordpress.com/2011/03/24/katarak-senilis/ , tanggal 15 April

2013.

3. Said. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak Senilis. Terakhir diperbaharui:

2010. Diakses dari http://alfinzone.files.wordpress.com/2010/12/patologi-pada-

katarak1.pdf , tanggal 15 April 2013.

4. Bashour M, Roy H. Congenital Cataract. Terakhir diperbaharui: 7 Agustus 2012.

Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210837-clinical#showall,

tanggal 15 April 2013.

5. Ocampo VVD, Roy H. Senile Cataract. Terakhir diperbaharui: 22 Januari 2013.

Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview , tanggal 15 April

2013.

6. Extra Capsular Cataract Extraction. Diakses dari

http://www.surgeryencyclopedia.com/Ce-Fi/Extracapsular-Cataract-

Extraction.html, tanggal 15 April 2013.

7. Quinlan M, Wormstone IM, Duncan G, Davies PD. Laboratory science

Phacoemulsification versus extracapsular cataract extraction: a comparative study

of cell survival and growth on the human capsular bag in vitro Original Article.

British Journal of Ophthalmology 1997;81:907–910

8. Gogate PM. Small incision cataract surgery: Complications and mini-review.

Indian J Ophthalmol. 2009 Jan-Feb; 57(1): 45–49. http://www.ncbi.nlm.nih.

gov/pmc/articles/PMC2661529/

9. Sharma RL, Panwar P. Minimal Duration Cataract Surgery – Small Incision Cataract

Surgery. Diakses dari http://www.djo.org.in/printerfriendly.aspx?id=159, tanggal 15 April

2013.

10. Husney A, Karp CL. Cataract Surgery. Terakhir diperbaharui: 24 Agustus 2011.

Diakses dari http://www.webmd.com/eye-health/cataracts/extracapsular-surgery-

for-cataracts, tanggal 15 April 2013.

25