referat katarak
DESCRIPTION
referat katarakTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
Katarak merupakan penyebab kebutaan utama di dunia pada saat ini.
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
bervariasi dan dapat disebabkan berbagai hal. Sebagian besar katarak timbul pada
usia tua sebagai akibat pajanan terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan
pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar gula
darah. Katarak ini disebut sebagai katarak senilis (katarak terkait usia). Sejumlah
kecil berhubungan dengan penyakit mata (glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa,
trauma, uveitis,) atau penyakit sistemik spesifik (diabetes, galaktosemia,
hipokalsemia, steroid atau klorpromazin sistemik, rubela kongenital). (2)
Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam
penglihatan menurun. Secara umum, penurunan tajam penglihatan berhubungan
langsung dengan kepadatan katarak. Epidemiologi penelitian-penelitian di
Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang, dan
angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang berusia
antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia
lebih dari 75 tahun. Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan
lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan
Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang
berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak. (2)
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
bervariasi dan dapat disebabkan berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan
proses penuaan. (6)
2.2 Epidemologi
Berdasarkan hasil data dari World Health Organization (WHO), katarak
merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan
yang paling sering ditemukan. (5)
Gambar 2.1Persentasi penyakit pada mata
Dari hasil survei di America didapatkan sekitar 10 % orang menderita
penyakit ini, dan prevalensi meningkat sampai sekitar 40% untuk mereka yang
berusia 65 sampai 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia
lebih dari 75 tahun, sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan
perkembangan pada masing – masing mata jarang sama. (6)
2
2.3 Etiologi katarak
Duke Elder mencoba membuat ikhtisar dari penyebab-penyebab yang
dapat menimbulkan katarak sebagai berikut. (1)
1. Sebab-sebab biologik :
a) Usia tua
Pada seluruh makhluk hidup lensa pun mengalami proses tua dimana
keadaan ini menjadi katarak.
b) Genetik
Pengaruh genetik dikatakan berhubungan dengan degenerasi yang
timbul pada lensa.
2. Sebab-sebab imunologik :
Badan manusia mempunyai kemampuan membentuk antibodi
spesifik terhadap salah satu dari protein-protein lensa. Oleh sebab-sebab
tertentu dapat terjadi sensitisasi secara tidak disengaja oleh protein lensa
yang menyebabkan terbentuknya antibodi tersebut, bila hal ini terjadi
maka dapat menimbulkan katarak.
3. Sebab-sebab fungsional :
Akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek yang buruk terhadap
serabut-serabut lensa dan cenderung memudahkan terjadinya kekeruhan
pada lensa. Ini dapat terlihat pada keadaan-keadaan seperti intoksikasi
ergotamin, keadaan tetani dan paratiroidisme.
4. Gangguan yang bersifat lokal terhadap lensa dapat berupa :
a) Gangguan nutrisi pada lensa
b) Gangguan permeabilitas kapsul lensa
3
c) Efek radiasi dari cahaya matahari
5. Gangguan metabolisme umum :
Defisiensi vitamin dan gangguan endokrin dapat menyebabkan
katarak misalnya seperti pada penyakit diabetes melitus atau
hiperparatiroid.
2.4 Klasifikasi katarak secara umum
1. Katarak kongenital
Merupakan kekeruhan pada lensa yang sudah didapatkan pada
waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan
kekeruhan lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi
gangguan pada kehidupan janin. Gangguan yang dapat mengakibatkan
kekeruhan lensa ini dapat akibat kelainan lokal intra okular atau kelainan
umum yang menampakkan proses penyakit pada janin.
Katarak kongenital ini dapat terjadi bersamaan dengan proses
penyakit ibu yang sedang megandung seperti pada rubella. Bentuk katarak
kongenital yang dapat terlihat memberikan kesan kepada kita
perkembangan embriologik lensa disertai saat terjadinya gangguan
perkembangan lensa. (3)
Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar
atau zonular, polaris posterior (piramidalis posterior, kutup posterior),
Polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katarak inti (katarak
nuklealis), dan katarak sutural. (3)
2. Katarak juvenil
4
Merupakan katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir
yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih perkembangan serat –
serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan
disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenile merupakan bagian
dari seatu gejala penyakit keturunan lainnya. (3)
3. Katarak traumatika
Merupakan katarak yang paling sering disebabkan oleh cedera
benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata, biasanya
karena sinar- X, anak panah, batu dan bahan radioaktif. Di dunia industri
saat ini tindakan pegamanan terbaik adalah sepasang kacamata pelindung
yang terbaik.
Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang –
kadang korpus vitreum masuk ke dalam lensa. Pasien mengeluh
penglihatan kabur secara mendadak, mata merah, lensa opak dan mungkin
terjadi perdarahan intraocular. Penyulit pada kasus ini biasanya adalah
infeksi, uveitis, ablasio retina dan glaukoma. (6)
4. Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain
seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis
pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis
anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.
Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik
endokrin dan keracunan obat.
5
5. Katarak senilis
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada
usia lanjut yaitu usia diatas 50 tahun. (10)
Katarak senilis terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Berbagai studi
cross- sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-
74 tahun adalah sebanyak 50%, prevalensi ini meningkat hingga 70%
pada individu diatas 75 tahun.(10)
Merupakan penyakit mata yang merusak ditandai dengan
penurunan visus secara bertahap dan penebalan progresif lensa. Katarak
senilis adalah salah satu penyebab utama kebutaan di dunia saat ini. (3)
Katarak senilis ini sering ditemukan dengan gejala pada umumnya
berupa: (3)
a. Distorsi penglihatan yang semakin kabur, pada stadium insipiens
pembentukkan katarak disertai penglihatan jauh makin.
b. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat
membaca lebih baik tanpa kacamata (second sight).
c. Miopia artifisial ini disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa
pada stadium insipien.
Patofisiologi
Aging Process
Patogenesis dari katarak yang berhubungan dengan usia belum
sepenuhnya diketahui. Berdasarkan usia lensa, terjadi peningkatan berat dan
ketebalan serta menurunnya kemampuan akomodasi. Lapisan serat kortikal
berbentuk konsentris, akibatnya nukleus dari lensa mengalami penekanan dan
pergeseran (nukleus sklerosis). Kristalisasi adalah perubahan yang terjadi akibat
modifikasi kimia dan agregasi protein menjadi high-molecular-weight-protein.
6
perubahan lain pada katarak terkait usia pada lensa termasuk menggambarkan
konsentrasi glutatin dan potassium dan meningkatnya konsentrasi sodium dan
kalsium.(11)
Tiga tipe katarak yang berhubungan dengan usia adalah nuklear, kortikal,
dan subkapsular posterior katarak. Pada beberapa pasien penggabungan dari
beberapa tipe juga ditemukan.
Nuclear cataract
Pada dekade keempat dari kehidupan, tekanan yang dihasilkan dari fiber
lensa perifer meyebabkan pemadatan pada seluruh lensa, terutama nukleus.
Nukleus bewarna coklat kekuningan (brunescent nuclear cataract). (11)
Cortical cataratc
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi
cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada
keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat
dekat dengan bertambahnya usia. Katarak nuklear sering dihubungkan dengan
perubahan pada kortek lensa. Beberapa perubahan morfologi yang akan terlihat
pada pemeriksaan slip-lamp dengan midriasis maksimum:
Vacuoles: akumulasi cairan akan terlihat sebagai bentuk vesicle cortical
sempit yang kecil. Sisa vacuoles kecil dan meningkat jumlahnya.
Water fissure: pola dari fissure yang terisi cairan, dan akan terlihat diantara
fiber.
Lamella yang terpisah: suatu zona berisi cairan diantara lamella
Cuneiform cataract: ini sering ditemukan dengan opaksitas radier dari lensa
perifer seperti jari-jari roda.
Posterior subcapsular cataratc
Merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini
menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta
kemampuan membaca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes melitus,
pasca radiasi, dan trauma. (11)
Obat Yang Menginduksi Perubahan Lensa
Kortikosteroid
7
Penggunaan kostikosterod jangka panjang dapat meginduksi terjadinya
PSCs. Tergantung dari dosis dan durasi dari terapi, dan respon individual terhadap
kortikosteroid yang dapat menginduksi PSCs. Terjadinya katarak telah dilaporkan
melalui beberapa rute : sistemik, topikal, subkonjungtival dan nasal spray. Pada
suatu penelitian dilaporkan, pasien dengan menggunakan prednisolon oral dan
diobservasi selama 1-4 tahun, 11% yang menggunakan 10 mg/hari menjadi
katarak. Pada penelitian lain, beberapa pasien mendapat steroid topical berlanjut
menjadi keratoplasty yang berlanjut menjadi katarak setelah mendapatkan sekitar
2.4 drops per hari 0,1% dexametasone selama periode 10,5 bulan. Beberapa
steroid dapat menginduksi PSCs pada anak dan bisa reversibel setelah
penghentian penggunaan steroid.
Phenotiazine
Phenotiazine merupakan golongan major dari psikotropik, yang dapat
menyebabkan terjadinya deposit pigmen pada anterior epitelium lensa pada
konfigurasi axial. Deposit tersebut tergantung dari dosis dan lama pemberian.
Miotik
Antikolinestrase dapat menginduksi katarak. Insiden terjadinya katarak
telah dilaporkan sebesar 20% pada pasien setelah 55 bulan menggunakan
pilokarpin dan 60% pada pasien yang menggunakan phospoline iodine.(9)
Katarak Metabolik
Diabetes mellitus
Diabetes mellitus dapat mempengaruhi kejernihan dari lensa, refraksi dan
kemampuan akomodasi. Jika glukosa darah meningkat, akan meningkatkan
komposisi glukosa dalam humor aqueous. Glukosa pada aqueous akan berdifusi
masuk ke dalam lensa, sehingga komposisi glukosa dalam lensa akan meningkat.
Beberapa dari glukosa akan di konversi oleh enzim aldose reduktase menjadi
sorbitol, yang mana tidak akan dimetabolisme tetapi tetap di lensa. Setelah itu,
perubahan tekanan osmotik menyebabkan masuknya cairan ke dalam lensa, yang
menyebabkan pembengkakan lensa. Fase saat terjadinya hidrasi lensa dapat
menyebabkan perubahan kekuatan refraksi dari lensa. Pasien dengan diabetes juga
dapat terjadi penurunan kemampuan akomodasi, sehingga presbiopi dapat terjadi
pada usia muda.(9)
8
Galaktosemia
Galaktosemia adalah ketidakmampuan untuk menkonversi galaktosa
menjadi glukosa. Sebagai konsekuensi ketidakmampuan hal tersebut, terjadi
akumulasi galaktosa pada seluruh jaringan tubuh, lebih lanjut lagi galaktosa kan
dikonversi menjadi galaktitol (dulcitol), sejenis gula alkohol dari galaktosa.
Galaktosemia dapat terjadi akibat defek pada 1 dari 3 enzimes yang terlibat dalam
proses metabolism galaktosa : galactosa 1-phosphate uridyl transferase,
galactokinase, atau UDP-galactose-4-epimerase. Pada pasien dengan
galaktosemia, 75% akan berlanjut menjadi katarak. Akumulasi dari galaktosa dan
galaktitol dalam sel lensa akan meningkatkan tekanan osmotik dan masuknya
cairan kedalam lensa. Nukleus dan kortek bagian dalam menjadi lebih keruh,
disebabkan oleh “oil droplet”.(9)
Efek Dari Nutrisi
Meskipun difesiensi nutrisi dapat menyebabkan katarak pada percobaan
melalui binatang, etiologi ini masih sulit diketahui untuk terjadinya katarak pada
manusia. Beberapa penelitian menyebutkan multivitamin, vitamin A, vitamin C,
vitamin E, niasin, tiamin, riboflavin, beta karoten, dan kosumsi tinggi protein
dapat melindungi untuk terjadinya katarak. Beberapa penelitian lainnya juga
menemukan vitamin C dan Vitamin E memiliki sedikit atau tidak ada efek untuk
melindungi terjadinya katarak. Sejauh ini, the age-Related Eye Disease Study
(AREDS) memperlihatkan selama 7 tahun, tinggi kosumsi vitamin C, E, beta
karoten tidak menunjukan penurunan perkembangan atau progresivitas dari
katarak.(9)
Stadium Katarak Senilis
Menurut ketebalan kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menurut 4
stadium, yaitu: (7)
1. Katarak insipien
Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks
berupa garis yang melebar dan makin ke sentral menyerupai ruji
9
sebuah roda. Pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam
penglihatan dan masih bisa dikoreksi mencapai 6/6
Gambar 2.2Katarak insipien
2. Katarak imatur
Kekeruhan terutama di bagian posterior nukleus dan belum
mengenai seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena
lensa menyerap cairan, akan mendorong iris ke depan yang
menyebabkan bilik mata depan menjadi dangkal dan bisa menimbulkan
glaukoma sekunder. Lensa menjadi cembung akan meningkatkan daya
bias, sehingga kelainan refraksi menjadi lebih miopi.
Gambar 2.3
10
Katarak imatur
3. Katarak matur
Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih
keabu-abuan.
Gambar 2.4Katarak matur
4. Katarak hipermatur
Merupakan lanjutan dari stadium matur, apabila stadium matur
dibiarkan akan terjadi percairan korteks dan nucleus tenggelam
kebawah (katarak morgagni), ataua lensa akan terus kehilangan cairan
dan keriput (katarak shrunken). Operasi pada stadium ini kurang
meguntungkan karena menimbulkan penyakit.
11
Gambar 2.5Katarak hipermatur
Gambar 2.6Katarak morgagni
Gejala Klinis Katarak Senilis (8)
a. Subyektif
Kemunduran visus
Tajam penglihatan akan menurun, penglihatan buram atau
berkabut. Tergantung tebal tipisnya kekeruhan serta lokalisasi
kekeruhan, makin tebal kekeruhan lensa, tajam penglihatan
makin mundur, jika kekeruhan terletak di sentral maka
penderita akan merasa kabur dibandingkan dengan kekeruhan
di perifer.
Tampak adanya bercak putih pada lapang pandang yang tidak
ikut bergerak dengan pergerakan mata (stasioner), yang mana
harus dibedakan dengan kekeruhan di korpus vitreus (bercak
bergerak-gerak).
Pada stadium permulaan terjadi ”artificial myope” sehingga
jika penderita melihat jauh kabur dan akan merasa lebih enak
membaca dekat tanpa kacamata. Hal ini terjadi karena proses 12
pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan
kekuatan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh
di depan retina.
Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan penderita
mengeluh silau dan penurunan penglihatan pada keadaan
terang.
Penderita mengeluh melihat dua bayangan atau lebih
(diplopia monokuler). Keluhan ini disebabkan adanya
refraksi ireguler dari lensa. Akibat kelainan ini penderita
mengeluh silau dan pusing.
b. Obyektif
Leukokoria : pupil berwarna putih pada katarak matur
Test iris shadow : positif pada katarak imatur dan negatif
pada katarak matur
Refleks fundus warna jingga akan menjadi gelap (negatif)
pada katarak matur
Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi
Diagnosis
a. Optotip snellen
Untuk mengetahui tajam penglihatan. Pada stadium insipien dan
imatur bisa dicoba dikoreksi dengan lensa kacamata terbaik.
b. Lampu senter
Reflek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal. Tampak
kekeruhan lensa terutama jika pupil dilebarkan, berwarna keabu-
13
abuan yang harus dibedakan dengan refleks senil. Diperiksa
proyeksi iluminasi dari segala arah pada katarak matur untuk
mengetahui fungsi retina secara garis besar.
c. Oftalmoskopi
Untuk pemeriksaan ini sebaiknya pupil dilebarkan. Pada stadium
insipien dan imatur tampak kekeruhan kehitam-hitaman dengan
latar belakang jingga, sedangkan pada stadium matur didapatkan
reflek fundus negatif.
d. Slit lamp biomikroskopik
Dengan alat ini dapat dievaluasi luas, tebal, dan lokasi kekeruhan
lensa.
Diagnosis Banding
a. Reflek senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak pupil
warna keabu-abuan mirip katarak, tetapi pemeriksaan reflek fundus
positif.
b. Katarak komplikata : katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit
mata (uveitis anterior), atau penyakit sistemik (Diabetes Mellitus).
c. Katarak karena sebab lain : obat-obatan (kortikosteroid), radiasi,
trauma mata.
d. Kekeruhan korpus vitreus.
e. Ablasio retina.
Komplikasi
a. Glaukoma sekunder (glaukoma fakomorfik)
14
Terjadi pada katarak intumesen/imatur, karena pencembungan
lensa.
b. Glaukoma fakolitik (uveitis fakotoksik)
Terjadi pada stadium hipermatur akibat massa lensa yang keluar
dan masuk ke dalam bilik mata depan.
2.5 Bedah katarak
Tata laksana satu – satunya terapi untuk pasien katarak adalah bedah
katarak dimana lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur
intrakapsular atau ekstrakapsular. (2)
a. Ekstraksi katarak ekstrakapsular / Extracapsular Catarak Extraction (ECCE)
Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE). Pada tehnik ini, bagian depan
kapsul dipotong dan diangkat, lensa dibuang dari mata, sehingga menyisakan
kapsul bagian belakang. Lensa intraokuler buatan dapat dimasukkan ke
dalam kapsul tersebut. Kejadian komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau
kapsul bagian belakang utuh.
15
Gambar 2.7Ekstraksi katarak ekstrakapsular
b. Ekstraksi katarak intrakapsuler / Intra capsular cataract extraction (ICCE)
Teknik operasi ini sekarang jarang dilakukan lagi. Teknik ICCE
adalah dengan mengangkat lensa dan kapsul secara in toto, yakni dalam
kapsulnya melalui insisi limbus superior 140º sampai 160º. Dapat dilakukan
pada zonula zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.
Ekstraksi katarak ini tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien
usia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsuler.
Saat ini sudah tidak dilakukan lagi, karena sangat beresiko untuk pasien.
Gambar 2.8Ekstraksi katarak intrakapsuler
c. Fakoemulsifikasi
merupakan teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran –
getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi
lumbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah dan penyembuhan
pasca operasi, teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan
16
kebanyakana kasus pada katarak senilis. Teknik ini kurang efektif pada
katarak senilis yang padat.
Gambar 2.9Teknik fakoemulsifikasi
d. SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang
merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih
menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah.
Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita
memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan
cara sebagai berikut:
kacamata afakia yang tebal lensanya
lensa kontak
lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata
pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah
diangkat.
2.6 Persiapan pre operasi
17
1. Uji anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran
lakrimal sehingga tidak ada dakriosistitis.
2. Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis,
blefaritis, hordeolum dan kalazion
3. Tekanan bola mata normal
4. Tekanan darah tidak boleh tinggi
5. Gula darah telah terkontrol
6. Tidak batuk terutama pada saat pembedahan
2.7 Komplikasi durante operasi :
1. Perdarahan : dapat terjadi pada saat melakukan insisi kornea
2. Prolaps korpus siliar : akibatnya iris tertarik ke atas sehingga tidak
terlihat
2.8 Komplikasi pasca operasi:
1. Prolaps vitreous, jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama
operasi, maka gel vitreous masuk kedalam bilik anterior yang
merupakan resiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina
2. Prolaps iris
3. Endoftalmitis
4. Astigmatismus paska operasi
5. Edema makular sistoid
6. Ablasio retina
7. Opasifikasi kapsul posterior
18
8. Jika jahitan nilon halus tidak diangkat setelah pembedahan maka
jahitan dapat lepas dalam beberapa bulan atau tahun setelah
pembedahan dan mengakibatkan iritasi atau infeksi
2.9 Perawatan pasca operasi (6)
1. Hindari peregangan atau mengangkat benda berat sekitar 1 bulan
2. Balut mata selama beberapa hari, tetapi bila mata terasa nyaman
balutan bisa dibuang satu hari pasca operasi
3. Memakai pelindung mata (kacamata)
DAFTAR PUSTAKA
1. Akmam, S.M. Azhar, Zainal, 1981, Katarak dan Perkembangan
Operasinya, Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia/RSCM, Jakarta.
2. Continuing Profesional Development Dokter Indonesia, 2010,
Katarak, diakses tanggal 31 Juli 2012,
http://cpddokter.com/home/index.php?option=com.
3. Ilyas, S, et all, 2002, Ilmu Penyakit Mata, edisi 2, penerbit CV.
Sagung Seto, Jakarta, pp. 143-157.
19
4. Ming, P.Y, 2005, Cataract Surgery Restoring Vision with New
Techniques and Innovations, Singapore National Eye Centre,
Singapura.
5. Resnikoff S, pascolini D, moriotti P. S, pokharel P. P, 2008, global
magnitude of visual impartment cause by uncorrected refractive error
in 2004, Volume 86. Number 1, U.S.A. : Bulletin of World Health
Organization.
6. Shock, J.P, Harper, R.A, 2005, Lensa, dalam: Vaughan, Asbury,
Oftalmologi Umum, edisi 14, penerbit Widya Medika, Jakarta,
pp.175-183.
7. Sjamsu Budiono, 2006, Katarak Senilis, dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi Bagian SMF Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3,
Surabaya:RSUD Dr.Soetomo, pp. 47-50.
8. Victor V.D et all, 2012, Senile Cataract, diakses tanggal 31 Juli 2012,
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0104
9. Bruce J, Chew C, Bron A, 2006, Lecture notes ophtalmology, in :
rachmawathi AD, Edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta
10. Cahyani E dkk, 2001 ,Katarak Senilis :Cermin Dunia Kedokteran No.
132 Bagian Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta diakses dari http://www.kalbe.co.id/files/CDK.html
11. Zorab, A. R, Straus H, Dondrea L. C, Arturo C, Mordic R, Tanaka S,
et all. (2005-2006). Lens and Cataract. Chapter 5 Pathology page 45-
69. San Francisco : Section American Academy of Oftalmology
20
21
BAB 4
TINJAUAN KASUS
1. Identitas Penderita
Nama : Tn. Adenan SH. MH
Jenis kelamin : Laki - Laki
Umur : 53 Tahun
Alamat : Nginden v/38
Status : Menikah
Pekerjaan : Pengacara
Tanggal pemeriksaan : 7 Februari 2013
\
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Penglihatan mata kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan kedua penglihatan mata kanan dan kiri kabur kurang lebih sudah 2 tahun , Kabur dirasakan perlahan-lahan, awalnya pasien hanya merasakan mata kiri saja yang kabur, dan tidak pernah periksa ke dokter, kemudian makin lama pasien merasakan yang kanan juga kabur pandangannya seperti kabut putih, sekarang pasien mengatakan sangat menggangu sekali. Mata merah (-), nyerocoh (-), mata nyeri/cekot-cekot (-), belekan (-), silau (-), pusing (-).mual (-) muntah (-)
22
b. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pemakaian kacamata (-)
- HT disangkal
- DM disangkal tapi pernah periksa darah pada tgl 02-11-2-12 BSN 106,
2JPP 173, LDL 106,TG 110
- Tidak pernah mengalami trauma mata
- Tidak pernah menggunakan tetes mata steroid jangka panjang
c. Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.
- Tidak ada yang menggunakan kaca mata
- DM tidak ada
- HT tidak ada.
3. Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
a. Visus :
VOD : 0.6 pin hole tetap
VOS : 0,6 f cc S + 0.75=> 0.8 pin hole tetap
ADD : + 2.00
PD : 62/60
b. Segmen Anterior :
Palpebra : edema -/-
Konjungtiva : hiperemi -/-
Kornea : jernih +/+
BMD : dalam +/+, jernih +/+
Iris : regular +/+, iris shadow +/+
Pupil : bulat +/+
Lensa : OD : agak keruh / OS : agak keruh
23
OD OS
c. Tonometri :
TOD : 17,3 mmHg
TOS : 17,3 mmHg
d. Segmen Posterior :
Fundus Refleks : +/+, fundus reflek
Papil N II : ODS: Batas tegas +/+, warna normal +/+, c/d
ratio: 0,3 +/+
Retina : ODS:Perdarahan (-), Eksudat (-),
Mikroaneurisma (-)
Vaskuler : ODS: Kesan normal +, Arteri : Vena = 2:3
Makula : Reflek fóvea sulit dievaluasi
4. Resume
Pasien laki-laki usia 53 tahun, penglihatan kedua mata kabur dirasakan sejak
kurang lebih 2 tahun yang lalu. Kabur dirasakan perlahan-lahan, awalnya mata
kiri saja kemudian mata kanan sekarang dikeluhkan kabur. Pasien
mengeluhkan pandangannya seperti kabut putih. Mata merah (-), nyrocoh (-),
mata nyeri/cekot-cekot (-), belekan (-), silau (-), pusing (-).
Visus
VOD : 0.6 pin hole tetap
VOS : 0,6 f cc S + 0.75=> 0.8 pin hole tetap
ADD : + 2.00
PD : 62/60
24
Agak keruh Agak keruh
Segmen Anterior
Lensa : ODS : agak keruh
Tonometri : dbn
Segmen Posterior : dbn
5. Diagnosis
ODS Katarak imatur
ODS Presbiopi
6. Planning
a. Diagnosa : -
b. Terapi :
- Rencana operasi katarak
c. Monitoring :
- Visus
- Segmen Anterior
- TIO
- Segmen Posterior ODS
d. Edukasi :
- Mata yang kabur pada pasien akibat penyakit katarak dimana terkait
usia yang semakin tua.
- Penyakit ini akan terus berlanjut sehingga tajam penglihatan akan terus
menurun
- Yang bisa mengembalikan tajam penglihatan bertambah baik adalah
dengan operasi
- Indikasi operasi adalah apabila kemunduran tajam penglihatan
penderita telah mengganggu pekerjaan sehari – hari dan tidak dapat
dikoreksi dengan kacamata.
25