referat farmasi

15
BAB I PENDAHULUAN Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkiolus, yang menyebabkan kesukaran bernapas. Hal ini terjadi pada 3 sampai 5 persen dari seluruh manusia pada suatu saat pada hidupnya. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkiolus terhadap benda-benda asing di udara. Pada pasien yang lebih muda, dibawah usia 30 tahun, sekitar 70 persen asma disebabkan oleh hipersensitivitas alergik, terutama terhadap serbuk sari tanaman. Pada pasien yang lebih tua, penyebabnya hampir selalu hipersensitivitas terhadap bahan iritan nonalergik di udara, seperti iritan pada kabut/debu. 1 Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir. 2 Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli. Teori 1

Upload: irmuditaari

Post on 29-Jun-2015

515 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT FARMASI

BAB I

PENDAHULUAN

Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkiolus, yang menyebabkan

kesukaran bernapas. Hal ini terjadi pada 3 sampai 5 persen dari seluruh manusia pada suatu saat

pada hidupnya. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkiolus terhadap benda-benda

asing di udara. Pada pasien yang lebih muda, dibawah usia 30 tahun, sekitar 70 persen asma

disebabkan oleh hipersensitivitas alergik, terutama terhadap serbuk sari tanaman. Pada pasien

yang lebih tua, penyebabnya hampir selalu hipersensitivitas terhadap bahan iritan nonalergik di

udara, seperti iritan pada kabut/debu.1

Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang

saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding

rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang

mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di negara maju, terutama yang

tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.2

Sampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak

penelitian oleh para ahli. Teori atau hypotesis mengenai penyebab seseorang mengidap asma

belum disepakati oleh para ahli didunia kesehatan.

Namun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran

pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan

(bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas) seperti polusi udara (asap, debu, zat

kimia), serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau/aroma menyengat

(misalnya;parfum) dan olahraga.

Selain itu terjadinya serangan asma sebagai akibat dampak penderita mengalami infeksi

saluran pernafasan atas (ISPA) baik flu ataupun sinisitis. Serangan penyakit asma juga bisa

dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, hal ini sangat jarang sekali.

1

Page 2: REFERAT FARMASI

Angka peningkatan penderita asma dikaitkan dengan adanya faktor resiko yang

mendukung seseorang menderita penyakit asma, misalnya faktor keturunan. Jika seorang ibu

atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar adanya penderita asma dalam

anggota keluarga tersebut.

Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :

- Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat mengeluarkan nafas

(exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan

tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma.

- Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

- Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

- Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..

- Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena

kesulitannya dalam mengatur pernafasan.

Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher.

Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk

keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak

keringat.

Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi

faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita

umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.

Setelah terjadinya serangan asma, apabila penderita sudah merasa dapat bernafas lega

akan tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatannya sesuai obat dan dosis yang diberikan

oleh dokter.

2

Page 3: REFERAT FARMASI

Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya

serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada

penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan

dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan

asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin

(Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.

Pada kasus-kasus yang ringan dimana dirasakan adanya keluhan yang mengarah pada

gejala serangan asma atau untuk mencegah terjadinya serangan lanjutan, maka tim kesehatan

atau dokter akan memberikan obat tablet seperti Aminophylin dan Prednisolone. Bagi penderita

asma, disarankan kepada mereka untuk menyediakan/menyimpan obat hirup (Ventolin Inhaler)

dimanapun mereka berada yang dapat membantu melonggarkan saluran pernafasan dikala

serangan terjadi.

3

Page 4: REFERAT FARMASI

BAB II

FARMAKOLOGI DASAR OBAT-OBAT ANTI ASMA

I. CROMOLYN DAN NEDOCROMIL

Cromolyn sodium dan nedocromil sodium hanya bermanfaat apabila digunakan sebagai

profilaksis. Apabila digunakan sebagai aerosol (inhaler dengan kalibrasi), keduanya secara

efektif dapat menghambat asma baik yang disebabkan antigen atau olahraga, dan penggunaan 4

kali tiap hari dapat sedikit mengurangi reaktivitas bronkial. Bagaimanapun juga, obat-obat

tersebut tidak mempunyai efek pada tonus otot polos jalan napas dan tidak memperbaiki spasme

bronkus pada asma secara efektif.3

Cromolyn sedikit diabsorbsi dari saluran cerna dan harus digunakan perinhalasi.

Nedocromil juga mempunyai bioavailabilitas yang rendah dan hanya tersedia dalam bentuk

aerosol berkalibrasi.

Mekanisme Kerja

Cromolyn dan Nedocromil berbeda secara struktural tapi diduga mempunyai mekanisme

kerja yang sama. Yaitu mencegah degranulasi sel-sel mast. Efek tersebut pada saraf jalan napas

berperan dapat menghambat batuk yang merupakan respon awal yang disebabkan antigen dan

inhalasi alergen.

Penggunaan Klinis

Dalam penelitian klinis jangka pendek, pengobatan cromolyn dan nedocromil mencegah

terjadinya bronkokonstriksi yang disebabkan inhalasi antigen, olahraga, aspirin dan berbagai

macam penyebab asma yang berkaitan dengan pekerjaan. Efek protektif akut dengan pemberian

cromolyn segera sebelum olahraga atau sebelum paparan yang kontak dengan alergen. Apabila

digunakan secara teratur ( dua sampai empat hisapan setiap hari ) oleh pasien asma menahun

dapat mengurangi beratnya gejala dan kebutuhan penggunaan bronkodilator. Obat-obat tersebut

tidak sekuat dan seefektif corticosteroid inhalasi. Tambahan nedocromil pada penggunaan

corticosteroid inhalasi meningkatkan pengendalian asma.

4

Page 5: REFERAT FARMASI

Karena absorbsinya kecil efek yang tidak diinginkan hanya sedikit dan bersifat lokal.

Efek tersebut termasuk gejala seperti iritasi tenggorokan, batuk, mulut kering, sesak di dada, dan

susah bernapas. Beberapa gejala tersebut dapat dicegah dengan inhalasi agonis adrenoseptor-ß2

sebelum pemberian cromolyn. Bagi anak-anak yang kesulitan penggunaan inhaler, dapat

diberikan cromolyn dalam aerosol dalam larutan satu persen.

II. METHYLXANTHINE

Tiga methylxanthine yang penting theophylline, theobromine, dan caffeine. Sumber

utamanya tentu saja minuman, berturut-turut teh, coklat dan kopi. Harga murah theophylline

memiliki keuntungan bagi pasien dengan ekonomi lemah.3

Mekanisme Kerja

Hambatan pada enzim fosfodiesterase secara invitro tetapi belum jelas adanya penelitian

invivo. Tetapi secara invitro bisa dapat menstimulasi terjadinya relaksasi otot polos sehingga

menyebabkan bronkodilatasi. Hambatan pada reseptor adenosine pada saluran nafas sehingga

mencegah kontraksi otot polos dan releasenya histamine oleh sel-sel mast jalan napas sehingga

tidak terjadi bronkhokonstriksi. Efek antiinflammasi juga ditemukan pada theophylline ini.

Farmakodinamika Metilxantin

Pada susunan saraf pusat :

- Meningkatkan kesiagaan dan mengurangi keletihan

- Kecemasan dan insomnia

- Dosis tinggi menyebabkan kejang

- Tremor

Kardiovaskuler

- Kronotropik dan inotropik (+)

- Meningkatkan aliran darah perifer karena viskositas darah menurun

5

Page 6: REFERAT FARMASI

- Diuretik lemah

- Merangsang getah saluran pencernaan

- Otot polos menyebabkan bronkodilatasi

III.OBAT-OBAT SIMPATOMIMETIK

Obat-obat reseptor agonis memiliki beberapa manfaat farmakologis dalam pengobatan

asma, misalnya untuk relaksasi otot polos saluran nafas, dan penghambatan pengeluaran zat-

zat bronkokonstriktor. Zat tersebut juga menghambat kebocoran mikrovaskuler dan

meningkatkan aktivitas silia pada saluran nafas.

Pada umumnya stimulasi reseptor ß2 menyebabkan relaksasi otot polos jalan napas,

menghambat rilis mediator, dan menyebabkan tremor pada otot rangka sebagai efek toksik.

Secara umum, rangsangan terhadap reseptor ß2 akan menimbulkan :

- Relaksasi otot polos saluran nafas

- Menghambat pengeluaran mediator

- Menyebabkan tremor pada otot rangka (dosis toksis)

Contoh obat :

- Epinefrin, merangsang reseptor ß1 dan ß2 maka takikardi, aritmia, dan anginapektoris

merupakan efek yang merugikan.

- Efedrin, dibandingkan dengan epinephrine masa kerja lebih panjang, aktif pada

pemberian oral, efek pusat yang lebih nyata, dan kekuatan yang lebih rendah, karena

terdapat agonis ß2 yang lebih efektif maka efedrin lebih jarang digunakan.

- Isoproterenol, adalah bronkodilator yang kuat.

IV. OBAT-OBAT BETA2 SELEKTIF

Obat-obat agonis adrenoseptor ß2 selektif merupakan simpatomimetik yang paling banyak

digunakan untuk pengobatan asma pada saat ini. Mereka efektif perinhalasi dan peroral serta

memiliki masa kerja yang panjang dan selektivitas ß2 yang bermakna. Obat-obat tersebut

menyebabkan bronkodilatasi yang setara dengan isoproterenol. Juga tersedia dalam bentuk

tablet, dua atau tiga kali sehari lazim digunakan. Efek samping utama tremor pada otot

6

Page 7: REFERAT FARMASI

rangka, gelisah dan kadang kelelahan bisa dikurangi dengan pemberian setengah dosis pada

dua minggu pertama. Walaupun agonis adrenoseptor dapat diberikan perinhalasi, peroral,

atau parenteral, penggunaan perinhalasi menghasilkan efek local terbesar pada otot polos

jalan napas dengan toksisitas sistemik paling kecil.

Contoh-contoh obat ;

- Albuterol

- Metaproterenol

- Terbutaline

V. ANTAGONIS ANTIMUSKARINIK

Daun- daun Datura stramonium telah digunakan dalam pengobatan asma selama

bertahun-tahun. Ketertarikan pada kekuatan muskarinik meningkat adanya reaksi bronkhospastik

pada hewan coba. Contoh obat ini adalah atropine, dan ipratopium bromide.

Mekanisme Kerja

Antimuskarinik menghambat pengeluaran asetilkolin pada reseptor muskarinik. Pada

saluran nafas, asetilkolin dihasilkan oleh nervus vagus.

Penghambatan terhadap asetilkolin menyebabkan blockade pada kontraksi otot polos

bronchus dan sekresi kelenjar pada mukosa saluran napas.

Penggunaan Klinis

Obat-obat antimuskarinik merupakan bronkodilator yang kuat. Selektivitas efek atropine

dapat meningkat lebih jauh pada pemberian per inhalasi. Dosis awal seyogyanya 1 mg atau

kurang. Pengendapan aerosol di mulut sering menyebabkan efek rasa kering di mulut. Efek

samping yang terjadi pada absorbsi sistemik termasuk retensi urine, takikardia, hilangnya

kemampuan akomodasi pada mata, dan agitasi.

Efek samping sistemik membatasi jumlah pemberian atropine sulfate, tapi perkembangan

bentuk yang lebih selektif yaitu ipratropium bromide, memungkinkan pemberian dengan dosis

tinggi karena senyawa tersebut sedikit diabsorbsi dan tidak masuk di dalam system saraf pusat.

7

Page 8: REFERAT FARMASI

VI. CORTICOSTEROID

Obat ini memiliki mekanisme kerja berupa relaksasi otot polos bronkussecara langsung,

melainkan menurunkan reaktivitas bronkus, meningkatkan diameter saluran nafas dan

menurunkan frekuensi kekambuhan asma.

Efek terhadap obstruksi saluran nafas mungkin diakibatkan oleh potensiasi terhadap efek

beta agonis. Efek yang paling utama adalah menghambat reaksi radang yang disebabkan oleh

eosinofil pada saluran nafas, dan mediator-mediator lain, seperti asam arakhidonat, lekotrien dan

prostaglandin.

VII. PENGHAMBAT JALUR LEUKOTRIENE

Leukotriene yang dihasilkan dari aksi 5- lipoxygenase pada asam arkidonat dan disintesis

oleh berbagai sel inflammasi di dalam jalan napas termasuk eosinofil, sel mast, makrofag, dan

basofil. Leukotriene ß4 adalah neutrofil kemoatraktan yang kuat, LTC4 dan LTD4 menyebabkan

asma, termasuk bronkokonstriksi, peningkatan reaktivitas bronchial, edema mukosa, dan

hipersekresi mucus. Dua pendekatan untuk mengganggu jalur leukotriene telah ditemukan;

hambatan pada 5-lipoxygenase, sehingga mencegah sintesis leukotriene; dan hambatan

terjadinya ikatan leukotriene D4 pada reseptornya pada jaringan target, sehingga mencegah

terjadinya efek. Efektivitas dalam manyekat respon jalan napas pada olahraga dan pada paparan

antigen telah dibuktikan untuk obat-obat ke dalam kedua kategori: zileuton, sebuah penghambat

5-lipoxygenase, serta zafirlukast, dan montelukast, antagonis reseptor LTD4 , terbukti efektif bila

digunakan teratur. Efeknya dengan corticosteroid inhalasi hampir sama efektif untuk mengurangi

frekuensi eksasebasi. Obat-obat diatas mempunyai keuntungan bisa digunakan peroral.

Montelukast disetujui untuk anak-anak umur 6 tahun. Penelitian pada penghambat leukotriene

telah membuktikan peran penting leukotriene pada asma yang disebabkan aspirin.

8

Page 9: REFERAT FARMASI

VIII. OBAT LAIN UNTUK PENGOBATAN ASMA

Penyakat Kanal Kalsium

Fungsi dari setiap sel yang diduga menjadi tidak normal pada penderita asma yaitu

kontraksi otot polos jalan napas, sekresi lender dan beragam mediator dan transmisi saraf

sepanjang jalan napas tergantung pada aliran calcium ke dalam sel. Penyekat kanal calcium tidak

mempunyai efek pada diameter jalan napas tetapi secara bermakna menghambat penyempitan

jalan napas oleh berbagai stimulus. Pada pasien, baik nifedipin maupun verapamil per inhalasi,

secara bermakna menghambat bronkhokonsrtriksi yang disebabkan olahraga, hiperventilasi, atau

histamine inhalasi aerosol, methacoline atau antigen, tapi sangat kurang efektif bila

dibandingkan dengan albuterol perinhalasi.

Pembuka Kanal Kalium (Potasium)

Cromakalin adalah obat dalam penelitian dengan efek vasodilator yang diduga sebagian

berasal dari penyekatan adrenoseptor-alfa dan sebagian berasal terjadinya hiperpolarisasi

langsung sel-sel otot polos oleh aktivasi kanal kalium. Walaupun relaksasi otot polos jalan napas

dapat dengan mudah dibuktikan invitro, tetapi pada pasien asma didapatkan hasil yang

bertentangan.

9

Page 10: REFERAT FARMASI

10