referat desinfeksi&sterilisasi.doc

29
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyaknya penggunaan alat- alat medis sekarang ini mengakibatkan semakin dituntutnya proses desinfeksi dan sterilisasi. 1 Hal tersebut dikarenakan alat-alat medis maupun instrumen operasi merupakan sarana yang utama bagi penyaluran patogen atau mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. 2 Setiap prosedur tindakan yang menggunakan alat- alat medis dapat menyebabkan pindahnya suatu patogen ke dalam tubuh manusia. Maka diperlukan suatu metode pembersihan mikroorganisme secara keseluruhan (bakteri spora). Transmisi patogen pada pasien dapat dicegah dengan adanya proses cleaning, disinfeksi dan sterilisasi alat-alat yang sesuai dengan standart serta secara adekuat. 2 I.2 Rumusan Masalah a. Apa definisi sterilisasi dan desinfeksi? b. Apakah proses yang harus dikerjakan sebelum dilakukan sterilisasi dan desinfeksi? c. Apakah metode-metode yang dapat digunakan dalam proses setrilisasi? d. Apakah kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut?

Upload: maheer-joefrie

Post on 26-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sterilisasi

TRANSCRIPT

Page 1: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Banyaknya penggunaan alat- alat medis sekarang ini mengakibatkan

semakin dituntutnya proses desinfeksi dan sterilisasi.1 Hal tersebut dikarenakan

alat-alat medis maupun instrumen operasi merupakan sarana yang utama bagi

penyaluran patogen atau mikroorganisme ke dalam tubuh pasien.2

Setiap prosedur tindakan yang menggunakan alat-alat medis dapat

menyebabkan pindahnya suatu patogen ke dalam tubuh manusia. Maka diperlukan

suatu metode pembersihan mikroorganisme secara keseluruhan (bakteri spora).

Transmisi patogen pada pasien dapat dicegah dengan adanya proses cleaning,

disinfeksi dan sterilisasi alat-alat yang sesuai dengan standart serta secara

adekuat.2

I.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi sterilisasi dan desinfeksi?

b. Apakah proses yang harus dikerjakan sebelum dilakukan sterilisasi dan

desinfeksi?

c. Apakah metode-metode yang dapat digunakan dalam proses setrilisasi?

d. Apakah kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut?

e. Bagaimanakah cara penyimpanan alat- alat yang telah disterilisasi?

f. Bagaimana metode desinfeksi tingkat tinggi yang sering dilakukan?

g. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut?

I.3 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui:

Definisi sterilisasi dan desinfeksi

Proses sebelum dilakukan sterilisasi dan disinfeksi

Metode-metode yang dapat digunakan dalam proses setrilisasi

Kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut

Cara penyimpanan alat- alat yang telah disterilisasi

Metode disinfeksi tingkat tinggi yang sering dilakukan

Page 2: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

2

Kelebihan dan kekurangan dari metode-metode tersebut

I.4 Manfaat

Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca tentang desinfeksi dan

sterilisasi yang sangat penting dalam penggunaan alat-alat medis.

BAB II

Page 3: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

3

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi Desinfeksi dan Sterilisasi

Desinfeksi merupakan suatu proses eliminasi berbagai macam

mikroorganisme patogen (tidak termasuk spora) pada objek yang hidup ataupun

tidak hidup.3 Disinfeksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode fisik dan

kimia. Penggunaan bahan kimia sebagai disinfeksi disebut disinfektan. Dimana

tiap bahan disinfektan mempunyai perbedaan dalam membunuh mikroorganisme

patogen dan tidak ada disinfektan yang mampu membunuh semua

mikroorganisme patogen.3

Sterilisasi adalah suatu proses dimana dapat membunuh semua bentuk

kehidupan mikroorganisme. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia

dan fisiokimia. Bahan kimia yang digunakan dalam proses sterilisasi disebut

kemisterilian.3 Kedua proses tersebut merupakan suatu rangkaian dekontaminasi,

dimana suatu usaha untuk menyingkirkan kontaminasi organisme patogen.

II.2 Pencucian

Terdapat dua langkah prosedur dalam pemakaian alat medis dan operatif.

Pencucian atau pembersihan merupakan langkah awal dan merupakan hal yang

penting.

Gambar 2.1 Proses Dekontaminasi.3

Pencucian merupakan suatu proses menghilangkannya material asing dari

suatu benda sebelum dilakukannya sebuah proses sterilisasi. Terdapat dua

Page 4: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

4

komponen penting dalam pencucian, yaitu menghilangkan material asing dan

cairan yang diperlukan untuk membilas. Pencucian akan menghilangkan beberapa

macam organisme di permukaan sebelum dilakukannya proses disinfeksi dan

sterilisasi.

Pencucian biasanya menggunakan air, deterjen dan alat- alat untuk

membersihkan. Deterjen digunakan untuk membersihkan sisa kotoran atau

minyak yang terdapat pada alat- alat operatif.3

II.3 Metode- Metode Sterilisasi

Sterilisasi harus dilakukan untuk alat- alat, sarung tangan bedah, dan alat

lain yang kontak langsung dengan aliran darah atau jaringan normal steril. Hal ini

dapat dicapai dengan uap bertekanan tinggi (otoklaf), pemanasan kering (oven),

sterilisasi kimiawi, seperti glutaraldehid atau formaldehid, dan secara fisik

(radiasi). Karena sterilisasi itu sebuah proses, bukan sebuah peristiwa tunggal,

maka seluruh komponen harus dilakukan secara benar agar hasil maksimal

sterilisasi tercapai.2

Efektivitas sterilisasi membutuhkan waktu, kontak, suhu, dan dengan

sterilisasi uap, bertekanan tinggi. Efektivitas setiap metode sterilisasi juga

bergantung pada empat faktor lainnya, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis mikroorganisme yang ada. Sebagian mikroorganisme sangat sulit

dibunuh, dan sebagian lainnya dapat dengan mudah dibunuh.

2. Jumlah mikroorganisme yang ada. Lebih mudah membunuh satu

organisme dari pada yang banyak.

3. Jumlah dan Jenis materi organik yang melindungi mikroorganisme

tersebut. Darah atau jaringan yang menempel pada alat- alat yang kurang

bersih berfungsi sebagai pelindung mikroorganisme selama proses

sterilisasi.

4. Jumlah retakan dan celah pada peralatan sebagai tempat menempel

mikroorganisme. Mikroorganisme berkumpul dan dilindungi oleh

goresan, retakan, dan celah, seperti jepitan yang bergerigi tajam dari

cunam jaringan.

Akhirnya, tanpa pembersihan yang teliti untuk membuang sisa bahan

organik yang melindungi mikroorganisme selama proses sterilisasi pada alat- alat,

Page 5: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

5

tidak akan dapat menjamin tercapainya sterilisasi, walaupun waktu sterilisasi

diperpanjang.2

Metode yang biasa digunakan dalam proses sterilisasi meliputi:

a. Metode fisik

- Sterilisasi panas

- Sterilisasi filtrasi

- Sterilisasi radiasi

b. Metode kimia

A. Metode Sterilisasi Panas

Penguapan bertekanan tinggi yang menggunakan otoklaf atau pemanasan

kering dengan menggunakan oven adalah metode sterilisasi yang paling umum

dan tersedia saat ini.

Sterilisasi uap bertekanan tinggi adalah metode sterilisasi yang efektif,

tetapi juga paling sulit dilakukan secara benar.4 Pada umumnya sterilisasi ini

adalah metode pilihan untuk mesterilisasi instrumen dan alat- alat lain yang

digunakan dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan. Bila aliran listrik

bermasalah instrumen- instrumen dapat disterilisasi dengan sebuah sterilisator uap

nonelektrik dengan menggunakan minyak tanah atau bahan bakar lainnya sebagai

sumber panas.

Sterilisator panas kering (oven) baik untuk iklim yang lembab tetapi

membutuhkan aliran listrik yang terus- menerus, menyebabkan alat ini kurang

praktis pada area terpencil (pedesaan). Selain itu, sterilisasi panas kering, dimana

perlu suhu yang lebih tinggi, hanya dapat digunakan untuk benda-benda gelas atau

logam, karena akan melelehkan bahan lainnya.2

Page 6: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

6

Kondisi Standar Sterilisasi Panas

Sterilisasi uap (Gravitasi): suhu harus berada pada 121°C (250°F); tekanan harus berada pada pada 106 kPa (15 lbs/in²); 20 menit untuk alat tidak terbungkus, 30 menit untuk alat terbungkus. Atau pada suhu lebih tinggi pada 132°C (270°F), tekanan harus berada pada 30 lbs/in²; 15 menit untuk alat terbungkus.

Biarkan semua peralatan kering sebelum diambil dari sterilisator.

Catatan: set tekanan (kPa atau lbs/in²), mungkin berbeda tergantung jenis sterilisator yang digunakan.

Panas Kering:

170°C (340°F) selama 1 jam (total waktu perputaran meletakkan instrumen di oven, panaskan hingga 170°C, selama 1 jam dan kemudian dinginkan 2-2.5 jam) atau

160°C(320°F) selama 2 jam (total waktu perputaran dari 3-3,5 jam).

Instrumen steril dan instrumen lainnya harus digunakan segera kecuali

jika:

Dibungkus dengan lapisan ganda kain katun kertas atau bahan lainnya

sebelum proses sterilisasi.

Dapat disimpan dalam wadah kering dan steril berpenutup rapat.

Bahan yang digunakan untuk membungkus instrumen dan instrumen

lainnya harus berpori-pori agar uap dapat masuk tetapi beranyaman cukup ketat

untuk menghindari masuknya partikel-partikel debu dan mikroorganisme. Paket

steril terbungkus harus tetap dalam kondisi steril sehingga paket atau wadah itu

tidak terkontaminasi. Robek atau usang pada bungkusnya, paket menjadi basah

atau hal lainnya yang menyebabkan mikroorganisme memasuki paket atau wadah

tersebut.2

B. Metode Sterilisasi Cara Penguapan

Penguapan adalah sterilan yang efektif karena dua alasan. Pertama, uap

pekat adalah sebuah “kendaraan” energi termal yang sangat efektif. Jenis ini jauh

lebih efetktif untuk mengangkut energi kebahan yang akan disterilisasi daripada

udara panas (kering). Di dapur, kentang dapat dimasak selama beberapa menit

Page 7: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

7

dalam pemasak bertekanan uap, sementara proses memasak dalam oven udara

panas akan membutuhkan waktu satu jam atau lebih, walaupun oven dinyalakan

dalam suhu yang lebih tinggi. Uap, khususnya dibawah tekanan, membawa energi

termal ke kentang lebih cepat, sebaliknya udara panas lebih lambat. Kedua, uap

adalah sterilan yang efektif karena lapisan luar mikroorganisme yang bersifat

protektif dan resisten dapat dilemahkan oleh uap sehingga terjadi koagulasi.

Beberapa jenis kontaminan tertentu, khususnya yang berminyak atau berlemak,

dapat melindungi mikroorganisme dari efek uap, sehingga mengganggu proses

sterilisasi. Alasan ini yang menekankan kembali kepentingan mencuci bersih

bahan-bahan sebelum proses sterilisasi.2

Persyaratan

Sterilisasi uap harus memenuhi empat kondisi: kontak yang memadai,

suhu yang sangat tinggi, waktu yang tepat, dan kelembapan yang

memadai.

Kelebihan

- Merupakan metode sterilisasi yang paling sering dipakai dan efektif

- Waktu siklus sterilisasi lebih pendek daripada panas kering atau siklus

kimia.

Kekurangan

- Membutuhkan sumber panas yang terus menerus (bahan bakar kayu,

minyak tanah atau aliran listrik)

- Membutuhkan peralatan (sterilisator uap) yang harus dipelihara

dengan cermat agar tetap berfungsi dengan baik.

- Membutuhkaan ketaatan waktu, suhu dan tekanan secara ketat.

- Sukar menghasilkan paket kering karena gangguan prosedur sering

terjadi.

- Siklus sterilisasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan bopeng dan

penumpulan sisi instrumen yang tajam.

- Bahan- bahan plastik tidak tahan suhu tinggi.

C. Metode Sterilisasi dengan Panas Kering

Bila tersedia, panas kering adalah sebuah cara yang praktis untuk

sterilisasi atas jarum dan instrumen lainnya. Dianjurkan memakai sebuah oven

Page 8: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

8

konveksi dengan ruangan baja antikarat terisolasi dan rak-rak perforasi untuk

memungkinkan sirkulasi udara panas, namun sterilisasi panas kering ini akan

dapat tercapai dengan sebuah oven sederhana, asalkan sebuah termometer

digunakan untuk memastikan suhu didalam oven.2

Efektivitas dari sterilisasi panas kering ini tercapai dengan proses

konduksi panas. Pada awalnya, panas di absorbsi oleh permukaan luar dari sebuah

instrumen dan kemudian dikirimkan ke lapisan berikutnya. Pada akhirnya

keseluruhan objek mencapai suhu yang dibutuhkan untuk sterilisasi.

Mikroorganisme mati pada saat penghancuran protein secara lambat oleh panas

kering. Proses sterilisasi panas kering berlangsung lebih lama sterilisasi uap,

karena kelembapan dalam proses sterilisasi uap secara pasti mempercepat

penetrasi uap dan memperpendek waktu yang dibutuhkan untuk membunuh

mikrooganisme.

Kelebihan

- Metode yang sangat efektif, seperti sterilisasi panas- kering dengan

konduksi menjangkau seluruh permukaan instrumen, bahkan untuk

instrumen yang tidak dapat dibongkar pasang.

- Bersifat protektif atas benda tajam atau instrumen dengan sisi potong

(lebih sedikit masalah dengan penumpulan sisi potong tersebut).

- Tidak meninggalkan sisa kimia

- Mengurangi masalah “paket basah” di iklim lembab.

Kekurangan

- Instrumen plastik dan karet tidak dapat disterilisasi dengan cara panas

kering karena suhu yang digunakan (160°-170°C) terlalu tinggi untuk

materi ini.

- Panas kering memenetrasi materi secara lambat dan tidak merata

- Membutuhkan oven dan sumber listrik secara terus- menerus.2

D. Metode Sterilisasi dengan Kimia

Selain penguapan tekanan tinggi atau sterilisasi panas kering sebagai

alternatif adalah sterilisasi kimia (seringkali disebut sterilisasi dingin). Apabila

objek harus disterilisasi, sedangkan bila menggunakan uap bertekanan tinggi atau

Page 9: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

9

sterilisasi panas-kering akan merusak objek tersebut atau apabila peralatan tidak

tersedia (atau operasional), maka objek itu dapat disterilisasi secara kimia.

Sejumlah disinfektan tingkat tinggi akan membunuh endospora setelah

paparan berkepanjangan (10-24 jam). Disinfektan umum yang dapat digunakan

untuk sterilisasi kimia dapat terdiri dari glutaraldehid dan formaldehid. Sterilisasi

berlangsung dengan merendamnya selama sekurang- kurangnya 10 jam dalam

larutan glutaraldehid 2-4% atau setidaknya 24 jam dalam larutan formaldehid 8%.

Glutaraldehid, seperti Cidex jarang tersedia di pasaran dan harganya sangat

mahal, tetapi larutan ini merupakan satu- satunya sterilan yang praktis untuk

instrumen tertentu, seperti laparoskop yang tidak dapat dipanaskan. Baik

gluteraldehid atau formaldehid membutuhkan penanganan khusus dan

meninggalkan sisa pada instrumen yang sudah ditangani. Oleh karena itu,

membilas dengan air yang steril adalah sebuah keharusan apabila instrumen itu

hendak dijaga dalam keadaan steril. Juga apabila tidak dibilas, sisa ini akan

mengganggu (menyebabkan lengket) bagian geser laparoskop dan juga akan

memperkeruh lensa alat tersebut.

Walaupun lebih murah dari glutaraldehid, larutan formaldehid lebih

menyebabkan iritasi atas kulit, mata dan saluran nafas serta diklasifikasikan

sebagai potensi karsiogen.5 Apabila mempergunakan glutaraldehid atau

formaldehid, pakailah sarung tangan untuk menghindari kontak kulit, memakai

kaca mata untuk melindungi percikan, membatasi waktu paparan, dan gunakan

kedua zat kimia pada area yang berventilasi baik.

Kelebihan

- Larutan glutaraldehid dan formaldehid tidak begitu mudah

dinonaktifkan oleh materi organik.

- Kedua larutan ini dapat digunakan untuk instrumen yang tidak tahan

sterilisasi panas, seperti laparoskop.

- Larutan formaldehid dapat digunakan hingga 14 hari (ganti apabila

keruh). Sebagian glutaraldehid dapat digunakan hingga 28 hari.

Kekurangan

- Glutaraldehid dan formaldehid adalah kimiawi yang menyebabkan

iritasi kulit. Oleh karena itu, seluruh peralatan yang direndam dalam

Page 10: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

10

salah satu larutan itu harus sepenuhnya dibilas dengan air steril setelah

direndam.

- Karena glutaraldehid bekerja sangat baik pada suhu ruangan, sterilisasi

kima tidak dijamin berfungsi baik pada lingkungan dingin (suhu

kurang dari 20°C/68°F), bahkan dengan proses perendaman yang

berkepanjangan.

- Glutaraldehid mahal harganya.

- Uap dari formaldehid diklasifikasikan sebagai potensial karsinogen,

dan pada derajat yang lebih rendah glutaraldehid mengiritasi kulit,

mata dan saluran pernafasan. Pakaialah kaca mata dan sarung tangan,

batasi waktu paparan, dan gunakan kedua zat kimia pada area

berventilasi baik.

- Formaldehid tidak dapat dicampur dengan klorin karena memproduksi

zat yang berbahaya (bis-klorometil-eter).

E. Metode Sterilisasi Lainnya

Sterilisasi Gas

Penggunaan gas formaldehid untuk membunuh mikroorganisme di

praktikan sebelum peralihan abad ini. Sterilisasi formaldehid uap temperatur

rendah dan otomatis yang digunakan untuk memproses instrumen atau plastik. Di

Amerika Serikat dan sejumlah negara lain gas etilen oksida (ETO) digunakan

untuk proses sterilisasi instrumen bedah yang sensitif terhadap panas dan

kelembaban seperti perangkat plastik dan instrumen yang rentan. Proses sterilisasi

ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, dimana salah satu kekurangannya

adalah merupakan suatu proses yang rumit dengan biaya yang lebih mahal

daripada sterilisasi uap ataupun panas kering. Selain itu ETO juga berbahaya bagi

para petugas kesehatan, klien dan lingkungan. Gas ETO mengandung racun pada

tingkat moderat ketika terhirup, maka paparan regular pada level rendah dapat

mengakibatkan efek yang berbahaya pada manusia. Kemudian, gas ini bersifat

mengiritasi mata dan selaput lendir.

Sterilisasi dengan Sinar Ultraviolet

Cahaya ultraviolet (UV) telah digunakan untuk membantu mendisinfeksi

udara selama lebih dari 50 tahun. Misalnya, UV iradiasi dapat mengganggu

Page 11: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

11

pemindahan infeksi di udara di lingkungan di dalam ruang tertutup dengan

kondisi hidup buruk dan jumlah manusia di dalamnya sangat padat. Secara teori

cahaya UV intens dapat bersifat baketerisidal dan virusidal, dalam praktiknya

hanya disinfeksi yang terbatas atas instrumen dapat tercapai. Hal ini karena sinar

UV dapat membunuh hanya mikroorganisme yang terkena secara langsung oleh

cahaya UV.

Kekurangan UV lainnya adalah sebagai berikut:

- Membutuhkan sumber listrik yang besar

- Kurang efektiv diarea dengan kelembapan relatif yang tinggi

- Lampu UV membutuhkan pembersihan secara berkala agar tetap

efektif

- Paparan terhadap UV dapat membakar kulit dan mata

Sterilisasi Kimia yang Lain

Asam Parasetik (peroxyacetic acid). Sterilan ini sangat efektif terhadap

seluruh mikroorganisme, tidak dikurangi oleh bahan organik dan juga

mendekomposisi menjadi produk yang aman. Sterilan ini biasanya

digunakan untuk mensterilisasi jenis endoskop yang berbeda.

Paraformaldehid. Polimer solid dari formaldehid ini dapat diuapkan

dengan metode panas kering pada area yang tertutup untuk mensterilisasi

objek. Tekhnik ini cocok untuk mensterilisasi laparoskop.

Sterilisasi gas plasma. Metode ini dapat mensterilisasi instrumen dalam

waktu kurang dari satu jam dan hasil sampingannya tidak berbahaya.

Namun, hali ini tidak dapat memenestrasi dengan baik dan tidak dapat

digunakan pada kertas atau kain linen. Sterilisator khusus dibutuhkan

untuk materi ini.

II. 4 Penyimpanan Instrumen Steril

Seluruh instrumen steril harus disimpan disebuah area dan dengan cara

sedemikian rupa sehingga paket atau wadah akan terlindungi dari debu, kotoran,

kelembapan, hewan, dan serangga. Area penyimpanan ini paling baik ditempatkan

bersebelahan dengan atau dihubungkan ke tempat sterilisasi berlangsung, di

sebuah area yang terpisah dan tertutup dengan akses terbatas yang digunakan

Page 12: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

12

hanya untuk menyimpan bahan suplai pasien yang bersih dan steril. Pada fasilitas

yang lebih kecil, area ini dapat berupa sebuah ruang disebelah Departemen Pusat

Suplai (Central Supply Departement) atau pada unit operasi (operating unit).

Jagalah area penyimpanan agar tetap bersih, kering, serta bebas debu dan

bebas kain tiras setelah urusan rumah tangga harian regular.

Kontrollah suhu dan kelembapan (suhu sekitar 24°C dan kelembapan

relatif <70%) bila memungkinkan.

Paket dan wadah dengan instrumen steril (dan DTT) harus disimpan

dengan jarak 20-25 cm dari lantai, 45-50 cm dari langit-langit, dan 15-20

cm dari dinding luar.

Jangan gunakan kardus untuk tempat penyimpanan. Kardus mengeluarkan

debu dan debris serta dapat menjadi tempat bersembunyi serangga.

Bubuhkan tanggal dan rotasikan suplai tersebut (firs in/firs out). Proses ini

berfungsi sebagai peringatan, tetapi tidak menjamin sterilitas paket-paket

tersebut.

Distribusikan instrumen steril dan DTT dari area ini.2

Masa berlakunya instrumen yang masih dianggap steril setelah proses

sterilisasi berhubungan dengan kejadian (event related). Instrumen tersebut harus

tetap steril hingga sesuatu menyebabkan paket atau wadah itu menjadi

terkontaminasi, akan tetapi waktu awal proses sterilisasi itu dilakukan bukan

merupakan faktor yang menentukan. Kejadian dapat berupa robekan atau usang di

area pembungkus tersebut, paket yang basah, atau faktor lainnya akan

memungkinkan mikroorganisme memasuki paket atau wadah tersebut. Oleh

karena itu, masa berlakunya sterilisasi bergantung pada faktor- faktor berikut ini:

Kualitas pembungkus atau wadah

Berapa kali sebuah paket dipegang sebelum digunakan.

Berapa banyak orang yang telah memegang paket tersebut

Apakah paket itu disimpan pada rak terbuka atau tertutup.

Kondisi area penyimpanan (misal: kelembapan dan kebersihan), dan

Penggunaan penutup debu plastik dan metode penyegelan.5

Page 13: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

13

Sebagian besar paket terkontaminasi sebagai akibat langsung dari

penanganan atau penyimpanan yang berulang- ulang atau kurang tepat. Pastikan

instrumen tetap steril hingga anda membutuhkannya:

Mencegah kejadian yang dapat mengkontaminasi paket steril,

Melindunginya dengan menempatkannya dalam bungkus penutup plastik

(kantong).

Sebelum menggunakan instrumen steril tertentu, lihat paketnya apakah

pembungkusnya masih utuh, segel tidak rusak, bersih, dan kering (dan tidak ada

bekas air), lalu dapat dipastikan instrumen itu steril tanpa perlu mengetahui kapan

sterilnya.6 Di sebagian fasilitas pelayanan kesehatan dimana penggantian suplai

dibatasi dan kain yang digunakan untuk membungkus berkualitas buruk, maka

waktu sebagai faktor yang membatasi juga berfungsi sebagai batas keselamatan.

Apabila bungkus (kantong) plastik tidak tersedia untuk instrumen yang

disterilisasi itu, pembatasan untuk masa berlaku spesifik (misalnya 1 bulan) dapat

merupakan sebuah keputusan yang logis sepanjang pak tersebut tetap kering dan

utuh.2

II.5 Desinfeksi Tingkat Tinggi

Sterilisasi merupakan metode yang paling aman dan efektif dalam

pemrosesan alat, tetapi peralatan sterilisasi sering tidak tersedia. Dalam keadaan

demikian DTT merupakan alternatif yang dapat diterima. Proses DTT membunuh

semua mikroorganisme (termasuk bakteri vegetatif, tuberkulosis, ragi dan virus)

kecuali beberapa endospora bakterial. Proses DTT dapat dilakukan dengan

merebus dalam air, mengukus (dengan uap panas), atau merendam alat dalam

disinfektan kimiawi. Agar efektif, semua langkah dalam setiap metode perlu

dipantau dengan seksama.2

A. Efektivitas Uap Panas

Umumnya semua bakteri vegetatif akan mati pada uap panas 60°- 75°C

dalam 10 menit. Virus hepatitis B, salah satu virus yang sukar dibunuh dapat

diinaktivasi dalam 10 menit jika dipanaskan pada suhu 80°C. Sebaliknya,

walaupun banyak jenis spora mati jika direbus pada 99.5°C selama 15-20 menit,

Page 14: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

14

spora klostridium tetani tahan panas dan dapat bertahan walaupun direbus sampai

90°C.2

B. Perebusan dan Pengukusan

Perebusan atau pengukusan menggunakan panas untuk membunuh

mikroorganisme. Pengukusan mempunyai beberapa keunggulan terhadap merebus

untuk proses akhir sarung tangan dan alat-alat lain seperti kanula plastik dan

semprit. Cara ini mengurangi perusakan dan lebih efektif bila ditinjau dari segi

biaya. Walaupun perebusan dan pengukusan sama- sama mudah dilakukan,

pengeringan sarung tangan yang direbus tidak praktis karena kontaminasi susah

dicegah. Dengan pengukusan sarung tangan tidak perlu dikeringkan di luar karena

ini tetap berada dalam kukusan, sehingga kemungkinan terkontaminasi kurang.

Keuntungan :

- Murah

- Mudah diajarkan pada petugas kesehatan

- Tidak memerlukan bahan kimiawi atau larutan khusus

- Sumber panas (pemasak atau dandang) tersedia dimana-mana.

Kelebihan :

- Waktu pemrosesan harus diatur dengan seksama. Sekali mulai tidak

boleh menambahkan air atau alat-alat lain.

- Objek tidak dapat dipak sebelum di DTT, sehingga kemungkinan

kontaminasi menjadi lebih besar.

- Sumber minyak diperlukan.2

C. Desinfeksi Tingkat Tinggi dengan Bahan Kimia

Desinfektan yang sering digunakan yaitu klorin, glutaraldehid,

formaldehid, dan peroksid secara rutin digunakan sebagai disinfektan tingkat

tinggi. Bahan- bahan kimiawi ini dapat mencapai DTT jika benda- benda yang

didisinfeksi dibersihkan dulu sebelum direndam. Pemilihan disinfektan tingkat

tinggi didasarkan pada sifat- sifat benda yang akan didisinfeksi, daerah yang

digunakan dan petugas yang trampil dalam tindakan ini.

Keuntungan dan kerugian menggunakan DTT adalah:

- Larutan klorin bereaksi cepat, sangat efektif terhadap HBV, HCV, dan

HIV/AIDS, serta murah dan mudah didapat.

Page 15: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

15

- Kerugian utamanya adalah larutan klorin >0,5% dapat merusak logam. Namun

alat-alat satainless steel dapat aman di-DTT dalam larutan klorin 0,1% dengan

merendamnya selama 20 menit. Untuk DTT, larutan klorin 0,1% dibuat dengan

air matang, lakukan penyaringan bila air keruh. Sebelum direndam, benda-

benda harus dibersihkan dan dikeringkan.

Masalah korosi dapat dikurangi jika benda-benda tersebut dibilas dengan

air matang dan dikeringkan segera. Walaupun larutan klorin untuk DTT dapat

berubah jika tidak tertutup atau disimpan dalam container transparan, larutan DTT

hanya perlu dibuat jika larutan tersebut sudah keruh.

Formaldehid (8%) juga murah dan tersedia dimana-mana, merupakan

desinfektan tingkat tinggi yang efektif, tetapi baunya sangat merangsang dan

bersifat sangat iritatif dan berpotensi menyebabkan karsinogen. Hati-hati sewaktu

mencampur dan menggunakan larutan formaldehid agar ada perlindungan pada

petugas dan pasien dari dampaknya. Jangan diencerkan dengan air yang

mengandung klorin, karena dapat mengeluarkan gas yang berbahaya (bis-

klorometil-eter). Petugas harus memakai sarung tangan untuk mencegah kontak

kulit dan melindungi mata dari cipratan dan uap, membatasi waktu paparan serta

menggunakan larutan ini hanya pada ventilasi baik.

Glutaraldehid kurang iritatif dibanding formsldehid, tetapi staf dan klien

perlu dilindungi dari uapnya sewaktu mencampur dan menggunakan larutan ini.

Pakailah sarung tangan, pelindung mata, batasi waktu paparan dan hanya gunakan

ditempat dengan ventilasi baik.

Hidrogen peroksida (H2O2) yang dilarutkan dalam larutan 6%, tersedian

dimana-mana dan lebih murah daripada desinfektan kimia lainnya. Larutan H2O2

3% digunakan sebagai antiseptik, tetapi tidak dapat digunakan sebagai

desinfektan. Kerugian utamanya adalah sangat korosif, jangan digunakan untuk

desinfektan tembaga, aluminium, seng atau kin. Oleh karena itu dapat kehilangan

kemampuannya oleh paparan panas dan sinar matahari. Larutan ini harus

disimpan di tempat yang dingin dan gelap. WHO tidak merekomendasikan H2O2 di

daerah panas (tropis) karena ketidakstabilannya dalam lingkungan panas dan

terang.

Page 16: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

16

Alkohol dan iodofor

Walaupun alkohol dan iodofor murah dan tersedia dimana-mana, bahan ini

tidak dapat digolongkan dengan desinfektan tingkat inggi. Alkohol tidak dapat

membunuh dan menghambat beberapa virus. Spesies pseudomonas dapat

berkembang dalam iodofor. Bahan kimia ini hanya digunakan jika desinfektan

ang diuraikan diatas tidak tersedia.

Langkah-langkah pada DTT dengan bahan kimiawi:

- Dekontaminasi alat-alat dan benda-benda lain yang terkontaminasi darah

dan duh tubuh, bersihkan dan keringkan sebelum ditempatkan dalam larutan

desinfektan.

- Cemplungkan semua benda dalam DTT

- Kocok selama 20 menit

- Pindahkan alat-alat dengan mengggunakan cunam atau sarung tangan DTT

atau steril.

- Bersihkan dengan air matang 3x dan keringkan diudara.

- Segera setelah dipakai atau disimpan dalam kontainer. Yang kering dan

telah di DTT.

Penyimpanan Disinfektan

Disinfektan kimiawi harus disimpan di tempat yang gelap dan dingin.

Jangan disimpan di bawah cahaya matahari atau panas yang berlebihan

Pembuangan Kontainer Kimia Habis Pakai

Kontainer kaca dapat dicuci dengan sabun, dibilas, dikeringkan, dan

digunakan kembali. Alternatif lain kontainer kaca dapat dibilas (paling

sedikit tiga kali) dengan air kemudian dikubur.5

Kontainer plastik yang digunakan untuk bahan-bahan toksik seperti

glutaraldehid atau formaldehid harus dibilas tiga kali dengan air, lalu

dikubur atau dibakar.

Pembuangan Bahan-Bahan Kimia Habis Pakai

Buang dalam sistem pembuangan umum, misalnya melalui WC, siram

dengan air secukupnya. Sampah cair dapat dibuang melalui saluran khusus.

Page 17: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

17

Mencegah cipratan bilas toilet atau saluran pembuangan dengan hati-hati

menggunakan air untuk menghilangkan residu sampah tersebut.

Bahan- Bahan yang Tidak Dapat Digunakan Sebagai Disinfektan

Berbagai macam larutan antiseptik tidak tepat jika digunakn sebagai

disinfektan. Walaupun antiseptik (kadang disebut disinfektan kulit) adekuat untuk

membersihkan kulit sebelum prosedur pembedahan, mereka tidak tepat untuk

mendisinfeksi alat-alat dan sarung tangan, karena tidak benar-benar membunuh

bakteri, virus atau endospora.

Antiseptik yang tidak dapat digunakan sebagai disinfektan:

Derivat- derivat akridin (misalnya: gentian violet aau kristal violet)

Setrimide (misal Cetavlon)

Setrimide dengan klorheksidin glukonat (Savlon)

Chlorinated lime dan asam borak (misal : Eusol)

Klorheksidin glukonat (misal: Hibiscrub, Hibitane)

Kloroksilenol (misal: Dettol)

Heksaklorofen (misal: Phisohex)

Mercury compounds (toksik, tidak dianjurkan sebagai antiseptik

ataupundisinfektan).

Larutan merkuri (seperti mercury lauriel) meskipun sebagai disinfektan

tingkat rendah dapat menyebabkan kelainan pada bayi dan sangat toksik untuk

digunakan sebagai disinfektan atau antiseptik. Beberapa produk yang biasa

digunakan sebagai bahan disinfektaan adalah fenol 1-2% (fenol), asam karbol 5%

(Lysol) dan benzalkonium klorid, aquaternary ammonium compound (Zephiran).

Ini adalah disinfeksi tingkat rendah yang hanya bisa digunakan untuk

dekontaminasi permukaan (lantai dan dinding).2

Page 18: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

18

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyaknya penggunaan alat- alat medis sekarang ini mengakibatkan

semakin dituntutnya proses desinfeksi dan sterilisasi.1 Hal tersebut dikarenakan

alat-alat medis maupun instrumen operasi merupakan sarana yang utama bagi

penyaluran patogen atau mikroorganisme ke dalam tubuh pasien.2

Disinfeksi merupakan suatu proses eliminasi berbagai macam

mikroorganisme patogen (tidak termasuk spora) pada objek yang hidup ataupun

tidak hidup.3 Disinfeksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode fisik dan

kimia. Sterilisasi adalah suatu proses dimana dapat membunuh semua bentuk

kehidupan mikroorganisme. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia

dan fisiokimia. Kedua proses tersebut merupakan suatu rangkaian dekontaminasi,

dimana suatu usaha untuk menyingkirkan kontaminasi organisme patogen.

Efektivitas sterilisasi membutuhkan waktu, kontak, suhu, dan dengan

sterilisasi uap, bertekanan tinggi. Efektivitas setiap metode sterilisasi juga

bergantung pada empat faktor lainnya, yaitu jenis mikroorganisme, jumlah

mikroorganisme, jumlah dan jenis materi organik yang melindungi

mikroorganisme tersebut, serta jumlah retakan dan celah pada peralatan sebagai

tempat menempel mikroorganisme.

Setiap metode sterilisasi mempunyai kekurangan dan kelebihan pada

masing-masing instrumen. Begitu pula dalam proses disinfeksi tingkat tinggi yang

merupakan alternatif yang dapat diterima apabila tidak terdapat alat sterilisasi.2

3.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dalam makalah ini adalah:

Sebelum melakukan proses sterilisasi harus didahului dengan proses

pencucian yang digunakan untuk menghilangkan kotoran dan material

asing.

Penggunaan metode sterilisasi disesuaikan dengan bentuk dan macam

instrumen yang akan dilakukan proses sterilisasi, karena tidak setiap

instrumen tahan terhadap panas.

Page 19: Referat desinfeksi&sterilisasi.doc

19

Pada kondisi tertentu (tempat terpencil) apabila tidak didapatkan alat

sterilisator bisa digunakan proses desinfeksi tingkat tinggi dengan

memperhatikan metode ataupun disinfektan yang akan digunakan.

Beberapa macam disinfektan mempunyai kerugian sebagai karsinogenik

dan bersifat sehingga universal precaution harus tetap diperhatikan.