qurdist, kel. 3

29
Kelompok. 3 Karimah Marwaziah M. Farras Amali Nadia Bella Salsabilla Pradipta Anisa Virgiawati Rikha Dwi Putri Rachman

Upload: kartika-dwi-rachmawati

Post on 13-Jan-2015

1.262 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Qurdist, kel. 3

Kelompok. 3Karimah MarwaziahM. Farras AmaliNadia Bella SalsabillaPradipta Anisa VirgiawatiRikha Dwi Putri Rachman

Page 2: Qurdist, kel. 3

Kelompok. 3

Page 3: Qurdist, kel. 3

BAB. 3Pola Hidup Sederhana dan Perintah

Menyantuni Para Dhuafa

1. QS. Al-Qashash : 79 – 822. QS. Al-Isra : 26 – 273. QS. Al-Isra : 29 – 304. QS. Al-Baqarah : 1775. Hadist tentang Pola Hidup Sederhana

Page 4: Qurdist, kel. 3

Surah Al-Qashash 79 - 82

79.Maka keluarlah dia(karun) kepada kaumnya dalam kemegahannya.orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia berkata "mudah mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada karun,sesungguhnya dia benar benar mempunyai keberuntungan yang besar"

Page 5: Qurdist, kel. 3
Page 6: Qurdist, kel. 3

080. (Berkatalah) kepada mereka (orang-orang yang dianugerahi ilmu) tentang apa yang telah dijanjikan oleh Allah kelak di akhirat, ("Kecelakaan yang besarlah bagi kalian) lafal Wailakum ini adalah kalimat hardikan (pahala Allah) di akhirat berupa surga (adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh) daripada apa yang diberikan oleh Allah kepada Karun di dunia (dan tidak diperoleh pahala itu) yakni surga (kecuali oleh orang-orang yang sabar") di dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi maksiat

081. (Maka Kami benamkan dia) Karun (beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada lagi baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah) seumpamanya penolong itu dapat mencegah kebinasaan dari diri Karun. (Dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya) dari azab Allah.

082. (Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu) dalam waktu yang singkat (mereka berkata, "Aduhai! Benarlah Allah melapangkan) yakni meluaskan (rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan membatasinya) menyempitkannya bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Lafal Way adalah Isim Fi'il yang artinya aku sangat kagum, dan huruf Kaf mempunyai makna huruf Lam. Maksudnya, aku sangat takjub karena sesungguhnya Allah melapangkan dan seterusnya (kalau Allah tidak melimpahkan harunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita pula) dapat dibaca Lakhasafa dan Lakhusifa (Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari.") nikmat Allah seperti Karun tadi.

Page 7: Qurdist, kel. 3

Ayat 79 menggambarkan keangkuhan Karun yang menjadi-jadi. Gambaran keangkuhan ini terihat dari penggunanaan kata ‘ala yang pada dasarnya berarti diatas,dalam ayat ni kata tersebut bermakna kepada,yaitu kepada khalayak ramai,Karun merasa diatas khalayak ramai,terdapat juga gambaran keangkuhan dari penggunaan kata fi zinatihi(dalam kemegahannya) hal ini menggambarkan bahwa karun keluar dengan segala kemegahannya.

Keluarnya karun pada khalayak ramai ini ditanggapi secara berbeda,bagi yang lemah iman mereka akan kagum

Page 8: Qurdist, kel. 3

Ayat 80 menjelaskan pendapat mereka yang dikaruniai ilmu, “sungguh aneh ucapan kalian atau kebinasaan bagi kamu jika bersikap dan berkeyakinan seperti itu .pahala yang disediakan oleh Allah jauh lebih baik dari apa yang dimiliki dan dipamerkan karun ini,apa yang di sisi Allah adalah kekal abadi,sedangkan yang dimiliki manusia akan lenyap dan musnah”

Jadi pahala Allah bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh tidak di dapat Karun,pahala itu tidak diperoleh kecuali bagi orang orang yang sabar.

Page 9: Qurdist, kel. 3

Ayat 81 menjelaskan akibat kesombongan Karun,Allah menenggelamkan nya beserta harta-hartanya,tidak seorangpun yang dapat menolongnya dari siksaan Allah,banyak orang orang yang tersesat karna mengira harta nya Karun hanya untuk bermegah megahan bukan untu berjuang di jalan Allah,oleh karna itu Allah murka.

Page 10: Qurdist, kel. 3

Ayat 82 menjelaskan penyesalan yang terjadi pada orang-orang yang sangat ingin kedudukan seperti Karun.mereka digambarkan di dalam Al-qur’an dengan ungkapan kata way ka’anna,kata way ,oleh para mufassir diartikan sebagai kata yang menunjukkan ungkapan penyesalan atau heran,orang orang yang tadinya berharap agar seperti karun menjadi menyesal sekaligus heran,andai saja mereka seperti Karun tentunya saat ini mereka sudah tenggelam sebagaimana Karun

Page 11: Qurdist, kel. 3

Surah Al-Isra : 26 - 27

Page 12: Qurdist, kel. 3

026. (Dan berikanlah) kasihkanlah (kepada keluarga-keluarga yang dekat) famili-famili terdekat (akan haknya) yaitu memuliakan mereka dan menghubungkan silaturahmi kepada mereka (kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros) yaitu menginfakkannya bukan pada jalan ketaatan kepada Allah.

027. (Sesungguhnya orang-orang pemboros itu adalah saudara-saudara setan) artinya berjalan pada jalan setan (dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya) sangat ingkar kepada nikmat-nikmat yang dilimpahkan oleh-Nya, maka demikian pula saudara setan yaitu orang yang pemboros.

Page 13: Qurdist, kel. 3

Allah menciptakan manusia dengan status ekonomi yang berbeda. Adanya perbedaan itu hendaknya disikapi manusia dengan arif. Penggunaan harta itu sesuai dengan perintah yang memberi harta, yaitu Allah. Banyak ayat Al. Qur’an yang menjelaskanbagaimana cara kita menggunakan harta yang diberikan Allah. Diantara ayat itu adalah Surah Al-Isra ayat 26 - 27

Page 14: Qurdist, kel. 3

Penjelasan AyatPada ayat 26, kewajiban itu adalah memenuhi hak keluarga dekat, orang orang miskin, dan orang yangsedang dalam perjalanan. Pemberian tentunya bukan hanya terbatas pada materi, tetapi juga imateri, seperti kasih sayang. Allah melarang kaum muslimin untuk membelanjakan harta secara boros. Jika seseorang membelanjakan semua hartanya dalam kebaikan,ia tidak disebut sebagai pemboros.

Page 15: Qurdist, kel. 3

Surah Al-isra 29-30

Page 16: Qurdist, kel. 3

029. (Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu) artinya janganlah kamu menahannya dari berinfak secara keras-keras; artinya pelit sekali (dan janganlah kamu mengulurkannya) dalam membelanjakan hartamu (secara keterlaluan, karena itu kamu menjadi tercela) pengertian tercela ini dialamatkan kepada orang yang pelit (dan menyesal) hartamu habis ludes dan kamu tidak memiliki apa-apa lagi karenanya; pengertian ini ditujukan kepada orang yang terlalu berlebihan di dalam membelanjakan hartanya.

030. (Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki) meluaskannya (kepada siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya) menyempitkannya kepada siapa yang Dia kehendaki (sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya) mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang terlahirkan tentang diri mereka karena itu Dia memberi rezeki kepada mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka.

Page 17: Qurdist, kel. 3

Asbabun Nuzul QS. Al-Isra : 29

Abu Umairah R.A menjelaskan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Rasulullah SAW yang, Suatu ketika berkata kepada Aisyah RA “aku akan menafkahkan semua yang kumiliki” tentu tidak akan lagi yang tersisa sedikit pun.(HR. Ibnu Mardawih)

Page 18: Qurdist, kel. 3

Penjelasan Ayat

Pada ayat 29 Allah memberi arahan bagaimana cara cara yang baik dalam membelanjakan harta. Pada permulaan ayat ini Allah SWT melarang Rasulullah SAW menjadikan tangan terbelenggu pada leher, yaitu menunjukkan kekikiran, disamping itu Allah SWT melarang mengulurkan tangan selebar lebarny. Ungkapan ini berarti Allah SWT melarang boros dalam membelanjakan harta. Akhirnya dia akan merasakan penyesalan karena tidak mempunyai apa apa lagi akibat dari kebiasaan boros tersebut

Page 19: Qurdist, kel. 3

Pada ayat 30 Allah SWT menjelaskan perolehan rezeki seseorang. Ada yang dilapangkan sehingga disebut orang kaya. Namun, ada juga yang disempitkan rezekinya oleh Allah SWT. Keadaan sesorang tidak mampu itu hanya bersifat sementara. Ketika seserorang tersebut bersabar, keadaan itu akan berubah menjadi suatu kenikmatan dihadapan Allah. Semua itu semata mata batu ujian dari Allah yang Maha Pengatur dan Memberi Rezeki kepada setiap orang yang dikehendakinya. Dialah yang melapangkan rezeki kepada siapa saja diantara hamba hamba-Nya dan dia pula yang menyempitkannya.

Page 20: Qurdist, kel. 3

Surah al-baqarah :177

Page 21: Qurdist, kel. 3

Asbabun Nuzul QS. Al-Baqarah : 177

Abu Qatadah RA berkata “Kaum yahudi beranggapan bahwa Kebajikan itu adalah beribadah menghadapi ke Barat sedangkan sebaliknya kaum nasrani meyakini menghadap ke Timur. Lalu, Allah SWT emnurunkan ayat ini.(HR. Abdur Razak & Ibnu Jalil)

Page 22: Qurdist, kel. 3

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janjinya apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah/2: 177)

Page 23: Qurdist, kel. 3

Penjelasan Ayat1. Iman terhadap adanya Allah, hari pembalasan, malaikat-malaikat, kitab-kitab,

serta nabi-nabi Allah.Iman terhadap adanya Allah SWT menyebabkan manusia merasa bahwa

segala gerak-geriknya, isi hatinya, dan semua yang terlintas dalam pikirannya selalu diawasi dan diketahui Allah.

Keyakinan akan adanya hari akhir, yaitu hari pembalasan perbuatan dan tindakan manusia selama menjalani hidup di dunia. Semua perbuatan dan tingkah laku manusia akan dihisab di hadapan Allah, dengan keimanan yang sungguh-sungguh dan meresap dalam jiwa, akan membuahkan amal-amal shaleh

2. Kesediaan mengorbankan kepentingan pribadi untuk orang lain.Orang yang beriman dan bertakwa tidak memntingkan diri sendiri. Mereka

bersedia memberikan sebagian harta yang dicintainya kepada orang-orang yang membutuhkannya secara tulus.

Orang yang beriman dan bertakwa bersedia memberikan sebagian harta untuk menyantuni anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang kehabisan bekal di perjalanan, peminta-minta karena ketiadaan harta, dan untuk keperluan pembebasan hamba sahaya.

Page 24: Qurdist, kel. 3

3. Mendirikan ShalatPenegasan dalam ayat ini bahwa salat bukanlah semata-mata dikerjakan, melainkan didirikan. Artinya, timbul dari dasar iman dan kesadaran sehingga salat dirasakan tidak berat. Bukan hanya mukanya yang dihadapkan ke kiblat, tetapi batinnya dahulu dihadapkan kepada Allah.

4. Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya.Salat dan zakat terjalin hubungan yang sangat erat dalam melaksanakan kebajikan. Salat adalah pembersih jiwa, sedangkan zakat adalah pembersih harta.

5. Selalu menepati janji.Orang yang baik adalah orang-orang yang selalu menepati janjinya apabila dia berjanji. Janji kita ada dua macam. Pertama, janji kepada Allah dan rasul-Nya sebagai konsekuensi syahadat. Kedua, janji yang dibuat kepada sesama manusia. Orang yang mengaku beriman belumlah mencapai kebaikan meskipun ia telah salat, dermawan, dan mengeluarkan zakat, tetapi mereka tidak teguh dalam memegang janji.

6. Sabar Dalam membina iman dan kebaikan, kuncinya adalah sabar. Orang yang sabar adalah orang yang tabah, menahan diri, dan sanggup berjuang. Orang yang ingin mendapatkan kebaikan harus bersifat sabar dalam segala situasi.

Page 25: Qurdist, kel. 3

Hadist tentang Hidup Sederhana

Dari Miqdam bin Ma'di berkata "Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, "tidak ada yang lebih jahat daripada orang

yang memadati perutnya.cukuplah seseorang dengan beberapa suap makanan untuk menguatkan badannya.jika

perlu ia makan, hendaklah perutnya di isi sepertiga makanan,sepertiga air(minuman) dan sepertiga lagi untuk

udara (bernapas)

Page 26: Qurdist, kel. 3

Dari Miqdam bin Ma’ dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Tidak ada yang lebih jahat daripada orang yang memadati perutnya. Cukuplah seseorang dengan beberapa suap makanan untuk menguatkan badannya. Jika perlu ia makan, hendaklah perutnya diisi sepertiga makanan, sepertiga air (minum), dan sepertiga lagi untuk udara (bernafas)’.” (H.R. at-Tirmizi no. 2302)

Page 27: Qurdist, kel. 3

Hadis tersebut memberikan gambaran kepada kita bagaimana Rasulullah saw. Dalam memenuhi kebutuhan perutnya. Rasulullah saw menyatakatan bahwa tergolong suatu kejahatan apabila seseorang memadati perutnya dengan makanan yang berlebih-lebihan. Karena dapat menimbulkan penyakit, yaitu penyakit lahir, dan juga batin misalnya seperti kemalasan.

Page 28: Qurdist, kel. 3

Dari Amr bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya ia berkata bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah tanpa berlebihan dan tidak sombong.”(H.R. al-Bukhari)

Page 29: Qurdist, kel. 3

Hadis tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah saw secara tegas melarang makan, minum, berpakaian, dan bersedekah secara berlebihan. Karena hal itu dapat menzalimi diri sendiri bahkan menjadi kezaliman bagi orang lain.