promkes kel 3

Upload: ecca-candra-sie-kaumscorpio

Post on 16-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENYULUHAN PADA ANAK SD TENTANG MENCUCI TANGAN YANG BENAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatandengan Dosen Pengampu Sri Endang Windiarti, Skep,Ns, M.Kes

Disusun oleh Kelompok 3:1. Dian Aji Wibowo(P. 17420110007)2. Hastin Fairuz Yuliana (P. 174200110012)3. Rafika Rosidha(P. 17420110024)4. Risky Kurniawan(P. 17420110027)

PRODI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG2011KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Promosi Kesehatan. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, antara lain :1. Ibu Sri Endang Windiarti, Skep,Ns, M.Kes. selaku koordinator Promosi Kesehatan2. Para dosen pembimbing mata kuliah Promosi Kesehatan3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang membangun untuk penulis gunakan dalam memperbaiki makalah ini.

Semarang, 21 Juli 2011

Penyusun

BAB ITINJAUAN PUSTAKA

A. PengertianMencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas). Mencuci tangan adalah salah satu tindakan pencegahan yang menjadi perilaku sehat dan baru dikenal pada akhir abad ke 19. Perilaku sehat dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju) pada akhir abad 19 ini. Hal ini dilakukan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.

B. Tujuan Mencuci TanganMencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh.Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:1. Supaya tangan bersih2. Membebaskan tangan dari kuman dan mikroorganisme3. Menghindari masuknya kuman kedalam tubuh

C. Waktu mencuci tanganBagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?1. Sebelum dan sesudah makan Untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita makan2. Setelah buang air besar Besar kemungkinan tinja masih tertempel di tangan, sehingga diharuskan untuk mencuci tangan3. Setelah bermain Kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor.Seperti tanah. Dimana kita tahu bahwa banyak sekali kuman didalam tanah, jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang dan tidak menempel ditangan.4. Sebelum dan sesudah melakukan tindakan Bagi adik-adik mencuci tangan ini juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.

D. Jenis sabun untuk mencuci tanganSegala jenis sabun dapat digunakan untuk mencuci tangan baik itu sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti bakteri seringkali dipromosikan lebih banyak pada publik. Hingga kini tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa sabun antiseptik atau disinfektan tertentu dapat membuat seseorang rentan pada organisme umum yang berada di alam.Perbedaan antara sabun antiseptik dan sabun biasa adalah, sabun ini mengandung zat anti bakteri umum seperti Triklosan yang memiliki daftar panjang akan resistensinya terhadap organisme tertentu. Namun zat ini tidak resisten untuk organisme yang tidak terdapat didaftar, sehingga mereka mungkin tidak seefektif apa yang diiklankan.E. Kegunaan mencuci tangan

Diagram F transmisi penyakit diambil dari sumber: Wagner dan LanoixSalah satu kegunaan dalam mencuci tangan adalah mencegah timbulnya penyakit. Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit diare dan ISPA, yang keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak-anak diseluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, cacing yang tinggal di dalam usus, SARS, dan flu burung. Pada sebuah penelitan yang dipublikasikan Jurnal Kedokteran Inggris (British Medical Journal) pada November 2007 menyatakan bahwa mencuci tangan dengan sabun secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, bisa jadi lebih efektuf untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Temuan ini dipublikasikan setelah Inggris mengumumkan bahwa mereka menggandakan obat-obatan anti virus sebagai persiapan pandemik flu yang mungkin terjadi dimasa depan. Berdasarkan 51 riset, peneliti menemukan bahwa pendekatan melalui perlindungan fisik yang murah sebaiknya diberikan prioritas dalam rencana nasional mengatasi pandemik flu, saat bukti-bukti banyak menunjukkan bahwa penggunaan vaksin dan obat-obatan anti virus tidak efisien untuk menghentikan penyebaran influenza. Ke 51 penelitian ini membandingkan intervensi untuk mencegah penularan virus ISPA dari binatang ke manusia atau manusia ke manusia dengan isolasi, karantina, menjauhkan diri secara sosial, perlindungan diri dan perlindungan melalui perilaku sehat, intervensi lainnya hingga tidak melakukan apapun juga. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara individual mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, sarung tangan dan pelindung lebih efektif untuk menahan laju penyebaran virus ISPA, dan lebih efektif lagi bila dikombinasikan. Para peneliti juga akan mengadakan evaluasi lanjutan akan kombinasi manakah yang terbaik untuk diterapkan. Penelitian lainnya yang dibulikasikan oleh Cochrane Library journal pada Oktober 2007 menemukan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari hingga virus pandemik yang mematikan.

Sebuah penelitian lain tentang kebijakan kesehatan yang dilakukan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai perilaku pencegahan penyakit, dibandingkan promosi obat-abatan flu oleh staf kesehatan. Hal ini diperparah apabila lokasi penduduk terpencil dan sulit terjangkau media cetak maupun elektronik (seperti radio dan TV).Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun:1. DiarePenyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabut dapat memangkas angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan tempat makannya yang kotor. Tingkat kefektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%), penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%), penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).

2. Infeksi saluran pernafasanInfeksi saluran pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan seperti - mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/ buang air besar/kecil - dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25 persen. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernapasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak balita hingga lebih dari 50 persen.

3. Infeksi cacing, mata, dan penyakit kulit.Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.

F. Teknik mencuci tangan Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir. Sedangkan langkah-langkahteknik mencuci tanganyang benar adalah dgn 7 langkah sebagai berikut. Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir. Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun mengandung antiseptik.

Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.

Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran dengan tissue. Mengeringkan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering tangan yang dipakai secara umum menampung banyak bakteri yang dapat menularkan ke orang lain.

BAB IIPENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

A.Poter, Patricia, Pery, 2002, Ketrampilan dan Prosedur Dasar, Mosby:Elsevier Science.Media Sehat Edisi 4 terbitan Januari 2007.Notoatmodjo,S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta________. E.B. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP)

Cabang ilmu : Keperawatan KomunitasTopik : Mencuci TanganHari/ Tanggal: Rabu, 20 Juli 2011Waktu : Jam 10.00 WIBTempat : SDN 01 Pedalangan, Banyumanik Sasaran : Murid SDMetode: Ceramah, Tanya jawabMedia : Laptop dan proyekter Materi : Cara mencuci tangan

I. Latar BelakangKebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraandan kesehatan.Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo,1997).

Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan keperawatan kesehatan diri. Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak. Menurut UU no 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum menikah. American Academic of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi yang lain tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21 tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Usia anak sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap.Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita.

Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas, sehat dan berprestasi.Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi seperti demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan.Selain itu risiko gangguan kesehatan pada anak akibat pencemaran lingkungan dari berbagai proses kegiatan pembangunan makin meningkat. Seperti makin meluasnya gangguan akibat paparan asap, emisi gas buang sarana transportasi, kebisingan, limbah industri dan rumah tangga serta gangguan kesehatan akibat bencana. Selain lingkungan, masalah yang harus diperhatikan adalah membentuk perilaku sehat pada anak sekolah.Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. Penyakit yang cukup mengganggu dan berpotensi mengakibatkan keadaan bahaya hingga mengancam jiwa adalah penyakit menular pada anak sekolah. Sekolah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Infeksi menular yang dapat menular di lingkungan sekolah adalah: Demam Berdarah Dengue, Infeksi Tangan Mulut, Campak, Rubela (campak jerman), Cacar Air, Gondong dan infeksi mata (Konjungtivitis Virus).Infeksi Kaki, Tangan dan Mulut disebabkan oleh virus entero, virus coxsackie A16, ataupun virus entero 71. Masa inkubasi sekitar 3 6 hari.Penularannya sangat cepat diantara usia anak.melalui sentuhan dengan air hidung atau mulut, kencing, ataupun pengeluaran. virus masuk melalui rongga mulut dan saluran cerna.Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) diyakini dapat mencegah 1 juta kematian tersebut. Praktek CTPS setelah ke jamban atau menceboki anak, dan sebelum menjamah makanan dapat menurunkan hampir separuh kasus diare, dan sekitar seperempat kasus ISPA. Praktek CTPS juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, dan memudahkan kehidupan orangan dengan HIV/AIDSDiare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) dilaporkan telah membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang. Anak-anak yang tumbuh di daerah miskin berisiko meninggal 10 kali lebih besar daripada mereka yang tinggal di daerah kaya. Salah satu sumber penularannya adalah tangan yang tidak bersih.Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan hasil intervensi kesehatan dengan cara lainnya serta telah terbukti mampu mengurangi resiko penyakit bukan hanya yang terkait dengam diare, namun juga beberapa penyakit berbahaya lainnya seperti kolera dan disentri, sampai dengan 4859%.Dari latar belakang masalah diatas maka kami mahasiswa DIII keperawatan merasa tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai cara cuci tangan yang baik dan benar yang dilakukan kepada siswa sekolah dasar.

II. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )Setelah mengikuti penyuluhan ini, murid dapat memahami dan mengerti tentang cara mencuci tangan yang benarIII. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )Setelah mengikuti penyuluhan ini murid mampu :1. Mengetahui cara mencuci tangan yang benar.2. Mengetahui kapan saja waktu mencuci tangan3. Mengetahui manfaat mencuci tangan yang bersih4. Mengetahui faktor faktor penyebab menurunya kebersihan5. Memahami dampak dari menurunnya kebersihan6. Mengetahi cara mengatasi menurunnya kebersihan7. Memahami cara mencuci tangan yang baik8. Mampu mendemonstrasikancara cuci tangan yang benarIV. Materi Pembelajaran1. Pengertian mencuci tangan yang benar dan sehat2. Tujuan mencuci tangan3. Waktu untuk mencuci tangan4. Alat-alat yang diperlukan dalam mencuci tangan yang benar dan bersih5. Prosedur tindakan mencuci tangan yang benar dan bersihV. Metode Penyuluhan1. Ceramah2. Tanya Jawab3. Demonstrasi

VI. Media1. Leaflet2. Alat-alat yang diperlukan (sabun cair ataupun padat, air mengalir, lap sebagai pengering)VII. Kegiatan PembelajaranTerlampir.VIII. Metode Evaluasi1. Evaluasi StrukturWaktu untuk mulai acara, persiapan alat, persiapan media, kelengkapan jumlah mahasiswa, kelengkapan alat yang akan digunakan.2. Evaluasi ProsesBagaimana berlangsungnya proses pembelajaran, ada hambatan atau tidak ada hambatan, keaktifan murid saat proses pembelajaran, tanya jawab bisa hidup atau tidak3. Evaluasi Hasila) Dengan memberikan pertanyaan secara lisana. Jelaskan pengertian mencuci tanganb. Jelaskan tujuan mencuci tanganc. Jelaskan kapan waktu untuk mencuci tanganb) Salah satu murid maju untuk mempraktekkan mencuci tangan yang benar dan sehat

NoWaktuUraian KegiatanKegiatan PenyuluhanKegiatan Murid

1

2

3

45 menit

20 menit

20 menit

5 menitPendahuluan

Penjelasan Materi

Evaluasi

Penutup Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

Menjelaskan materi

Tanya jawab

MenyimpulkanMendengarkan dan memperhatikan

Mendengarkan

Bertanya Mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar

Memperhatikan

IX. Pelaksanaan Kegiatan1. Topic : Penyuluhan Cara Cuci Tangan Yang Benar2. Sasaran : Siswa Sekolah Dasar 3. Metode : Demonstrasi 4. Media dan alat : leaflet , ember ,sabun , lap tangan ,leptop ,infocus 5. Waktu dan tempat : Tanggal : Waktu : Tempat : 6. Pengorganisasian : Penyaji : Fasilitator :Moderator : 7. Setting tempat

1. Kegiatan penyuluhan NoKegiatan penyuluhan Kegiatan audienswaktu

1.Tahap pembukaan 1.1 Moderator membuka acara dan memberi salam 1.2 Perkenalan

1.3 Menjelaskan tujuan penyuluhan 1.4 Memberikan kesempatan bertanyaMenjawab salam, mendegarkan, bertanyaMendengar dan memperhatikanMendengar dan memperhatikanBertanya, Mendengar dan memperhatikan10 menit

2Tahap pelaksanaan 2.1 Menggalali pengetahuan audiens tentang pengertian kebersihan 2.2 Memberikan reinforsemen positif

2.3 Menjelaskan definisi kebersihan 2.4 Menjelaskan faktor faktor penyebab menurunya kebersihan2.5 Menjelaskan dampak dari menurunnya kebersihan2.6 Menjelaskan cara mengatasi menurunnya kebersihan 2.7 Menjelaskan cara mencuci tangan yang baik2.8 Mendemonstrasi- kan cara cuci tangan yang benar

2.9 Memberikan kesempatan audiens untuk mempraktekan cara mencuci tangan yang benar 2.10 Memberikan reinforsemen positif2.11 Memberikan kesempatan bertanya Menjawab pertanyaan, mendengar memberikan persepsi tentang kebersihan, bertanyaMendengar, memperhatikan

Mendengar, memperhatikan Mendengar, memperhatikan Mendengar, memperhatikan Mendengar, memperhatikan Mendengar, memperhatikan Memperhatikan Mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benarMendengar, memperhatikan

Menjawab pertanyaan, mendengar memberikan persepsi tentang kebersihan, bertanya40menit

3Tahap penutup3.1 Penyaji menyimpulkan materi Tentang pencegahan toxoplasmosis3.2 Moderator menutup acara& mengucapkan salam Mendengar, dan menyimpulkan materi dengan audiens Mendengar, menjawab salam 5menit

II. Uraian Tugas1. Tugas Moderatora. Membuka acarab. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan mengatur jalan nya acara penyuluhan c. Menutupkan acara2. Tugas Penyajia. Menggali pengetahuan audiensb. Menjelaskan pokok bahasan penyuluhand. Bertanya pada audiense. Menyimpulkan materi3. Tugas Observer Mengevaluasi jalannya penyuluhan 4. Tugas Fasilitatora. Memfasilitasi jalanya penyuluhanb. Memberi motivasi kepada audiens yang bertanya

III. Criteria Evaluasi1. Evaluasi Struktur a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan b. Peran dan tugas masyarakat sesuai perencanaan2. Evaluasi Prosesa. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkanb. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhirc. Audiens berperan aktif selam penyuluhan3. Evaluasi Hasil a. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menjelaskan definisi kebersihan b. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan faktor faktor penyebab menurunya kebersihanc. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan 3 dampak dari menurunnya kebersihand. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan dapat menyebutkan cara mengatasi menurunnya kebersihane. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan memahami cara mencuci tangan yang baikf. Minimal 60% audiens dapat mengikuti penyuluhan dan mampu mendemonstrasikan cara cuci tangan yang benar