proyeksi stokastik produksi padi di indonesia oleh ...digilib.unila.ac.id/30629/3/skripsi tanpa bab...

46
PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA (Skripsi) Oleh : Agnesya Dwitia JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Upload: hoangnga

Post on 08-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA

(Skripsi)

Oleh :

Agnesya Dwitia

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

ABSTRACT

THE STOCHASTIC FORECASTING OF PADDY PRODUCTION ININDONESIA

By

AGNESYA DWITIA

Rice is the staple food for Indonesian people. However, Indonesia was in self-sufficiency for rice in 1984. Based on the Agricultural Ministry’s StrategicPlanning for 2015 – 2019, the government will target the self-sufficiency in rice in2019 by 82,078 million tons of the rice production. It is better that the productionis stochastically forecasted in form of the interval of projection possibility withthe certain probability level. Therefore, the objective of this research is to have theknowledge of the growth of rice production and to stochastically forecast it. Thedata used in this research is the production of rice in the period of 1961 – 2015obtained from the Food and Agriculture Organization (FAO), and the CentralBureau of Statistics (CBS), Indonesia. Then, the data are analyzed by using theeconometric method. Hence, the result reveals that the rice production will be at77,487 million tons in 2019 and its 95% confidence interval will be between74,901 And 80,071 million tons. The growth rate of the rice production in 2018 –2020 will be 0,6 percent per year. We can conclude that the government target ofthe rice production is higher than the result of stochastic forecasting.

Key Words: Forecast, Paddy, Production

ABSTRAK

PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA

Oleh

AGNESYA DWITIA

Padi merupakan komoditas pangan pokok masyarakat Indonesia. Namundemikian, Indonesia dapat mencapai swasembada beras pada 1984. BerdasarkanRencana Strategis 2015-2019, Pemerintah menargetkan swasembada pada 2019dengan jumlah produksi padi sebanyak 82,078 juta ton. Target tersebut sebaiknyadiproyeksikan dengan cara stokastik berupa selang kemungkinan proyeksi padatingkat peluang tertentu. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihatperkembangan produksi dan memproyeksikan produksi padi menggunakanpendekatan stokastik. Penelitian ini menggunakan data time series pada periode1961-2015 yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Food andAgriculture Organization (FAO). Data diolah dengan menggunakan metodeekonometrika. Hasil proyeksi yang diperoleh pada 2019 yaitu 77,487 juta ton,diantara selang bawah dan selang atas sebesar 74,901 juta ton dan 80,071 juta ton,dengan laju pertumbuhan rata-rata pada periode 2018-2020 sebesar 0,6%pertahun. Dapat disimpulkan bahwa target produksi padi oleh pemerintah lebihtinggi dari hasil proyeksi stokastik.

Kata kunci : Padi, produksi, proyeksi

PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA

Oleh

AGNESYA DWITIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Kota Bandar

Lampung pada tanggal 10 Agustus 1992 sebagai anak

kedua dari pasangan Bapak Hi. Novedy Yusufwan,

S.E. dan Ibu Dra. Hj. Syamsidar Hambali.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Trisula I Bandar

Lampung, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung pada

tahun 2004, pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 25

Bandar Lampung pada tahun 2007, pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di

SMA Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2010, dan program Diploma I Bahasa

Inggris dan Komputer di LBI-LBPP LIA Bandar Lampung tahun 2011. Penulis

terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lampung pada tahun 2012.

Pada bulan Januari 2013 penulis mengikuti Praktik Mata Kuliah Pengenalan

Pertanian selama 6 hari di Dusun Margodadi Padang Cermin Kabupaten

Pesawaran, Lampung. Pada bulan Juli-Agustus 2015, penulis melaksanakan

Praktik Umum (PU) selama 40 hari di KUT. Mekar Tani Jaya (Amazing Farm) di

Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pada bulan Januari-Maret 2016 penulis

mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa Astra Ksetra,

Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.

Selama masa perkuliahan, penulis pernah tergabung dalam kegiatan

kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)

tahun 2012/2013, dan pernah tergabung dalam organisasi Partai Politik Persatuan

Indonesia (PERINDO) DPD Kota Bandar Lampung tahun 2016.

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan

terimakasih atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proyeksi Stokastik Produksi

Padi di Indonesia” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang teramat tulus

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Agus Hudoyo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing utama, terima

kasih atas waktu, kritik, saran, dukungan, dan kesabarannya selama proses

bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.Si., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,

arahan, kesabaran, dan nasehatnya kepada penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku pembahas atas masukan, arahan,

saran, serta nasehatnya.

4. Ibu Ir. Begem Viantimala, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Akademik, atas

bantuan dan sarannya selama ini.

5. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., sebagai Ketua Jurusan

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

7. Ayah dan Ibu tercinta, Hi. Novedy Yusufwan SE., dan Dra. Hj. Syamsidar

Hambali, yang tak hentinya memberikan segala motivasi, do’a, serta kasih

sayang berupa moril maupun materil.

8. Kakak dan Adik tersayang, Ika Fitria Novisya SE.,MM., Oktrianisya SE.,

Vonisya Mutia S.Ked, dan Muhammad Haikal Fajri, yang tak henti

menemani dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat yang juga kekasihku, Rido Kurniawan,S.E., terima kasih telah

menemaniku mencapainya. Thanks to everything you give.

10. Sahabat terbaik, Widya Olla Iyya Sarah Terra Ncis Mayang Windi Hari

Ilman, terima kasih atas waktu dan motivasinya selama ini.

11. Teman seperjuangan tercinta, Rahma Audina Adelia Gessa Fernaldi, yang tak

hentinya menghibur dan menyemangati penulis.

12. AH’Squad, Susi dan Yurlia. Terima kasih selalu bersama hingga skripsi ini

terselesaikan. We did it!.

13. Semua teman-teman Jurusan Agribisnis Angkatan 2012 yang tak bisa

disebutkan satu persatu, serta adik dan kakak tingkat keluarga besar Jurusan

Agribisnis Universitas Lampung yang tersayang.

14. Karyawan-karyawan Jurusan Agribisnis: Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,

Mas Bo, Mas Kardi, dan Mas Boim, atas bantuannya.

15. Induk Semang keluarga KKN, dan teman-teman Praktik Umum yang telah

memberikan pengalaman berharga kepada penulis.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan skripsi

ini dapat berguna bagi yang memerlukan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika

ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis memohon ampun.

Bandar Lampung, Januari 2018

Penulis

Agnesya Dwitia

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8

1. Teori Produksi .......................................................................... 8

2. Konsep peramalan proyeksi ..................................................... 11

3. Penelitian Terdahulu ................................................................ 13

B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 17

III. METODE PENELITIAN

A. Batasan operasional dan Jenis Data ............................................. 20

1. Batasan Operasional ................................................................. 20

ii

2. Jenis Data ................................................................................. 21

B. Prosedur Penelitian ....................................................................... 21

1. Proyeksi Produksi ..................................................................... 22

C. Sumber Data ................................................................................. 24

D. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 24

E. Metode Analisis Data ................................................................... 24

1. Proyeksi Produksi ..................................................................... 25

IV. HASIL PEMBAHASAN

A. Perkembangan produksi padi di Indonesia .................................. 27

1. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1961-1968 31

2. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1969-1979 32

3. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1980-2015 34

B. Proyeksi produksi padi di Indonesia ............................................ 36

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 44

B. Saran ............................................................................................. 44

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan luas panen, produktivitas, produksi padi di Indonesia

Tahun 2005-2015 ................................................................................ 2

2. Produsen padi tertinggi di Indonesia tahun 2012-2015 ....................... 3

3. Konsumsi beras, produksi padi, produksi beras, dan impor beras di

Indonesia tahun 2008-201 ................................................................... 3

4. Tabel penelitian terdahulu ................................................................... 15

5. Tabel variabel boneka ......................................................................... 23

6. Tabel estimasi model produksi padi di Indonesia ............................... 37

7. Tabel estimasi peramalan model produksi padi .................................. 39

8. Tabel proyeksi luas panen padi dan benih ........................................... 43

9. Tabel proyeksi produksi padi dan rencana strategis pemerintah ......... 43

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Bagan alir proyeksi produksi padi di Indonesia ..................................... 19

2. Grafik perbandingan produksi dan luas panen padi di Indonesia tahun1961-2015 ............................................................................................ 28

3. Grafik perkembangan produktivitas luas panen padi di Indonesia tahun1961-2015 ............................................................................................ 29

4. Grafik produksi padi periode 1961-1968 ................................................ 32

5. Grafik produksi padi periode 1969-1979 ................................................ 33

6. Grafik uji heteroskedastisitas dengan metode analisis grafik ................ 42

v

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Lampiran Halaman

11. Tabel jumlah produksi dan faktor-faktor produksi tanamman

padi....................................................................................................... 49

12. Tabel hasil regresi model OLS uji multikolinieritas ........................... 51

13. Tabel hasil regresi model OLS uji heteroskedastisitas ....................... 53

14. Tabel hasil regresi model OLS uji autokorelasi .................................. 54

15. Tabel hasil regresi model FGLS ......................................................... 55

16. Tabel proyeksi produksi padi di Indonesia ......................................... 57

17. Tabel data time series luas lahan panen, padi Indonesia tahun

1961-2015 ........................................................................................... 62

18. Tabel benih tahun 1961-2014 ............................................................. 70

Gambar Lampiran

13. Hasil Regresi Model OLS Uji Heteroskedastisitas ............................. 52

14. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (1,2,1) .......... 59

15. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (2,2,1) .......... 61

16. Grafik ACF & PACF model benih ARIMA (1,2,1) ........................... 65

17. Grafik ACF & PACF model benih ARIMA (2,2,1) ........................... 67

18. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (1,2,2) .......... 69

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan pangan sebagai sumber energi untuk kelangsungan

hidupnya. Padi merupakan komoditas pangan yang dapat diolah menjadi

sumber pangan manusia dan pakan hewan. Masyarakat Indonesia masih

menjadikan padi sebagai sumber pangan pokoknya. Ketersediannya sangat

dibutuhkan dan selalu menjadi perhatian khusus oleh pemerintah.

Produksi padi di Indonesia saat ini umumnya berupa Gabah Kering Giling

(GKG), kemudian dari GKG tersebut diolah menjadi beras agar dapat

dikonsumsi oleh manusia. Angka konversi Gabah Kering Giling (GKG)

menjadi beras sebesar 62,74 persen. Angka tersebut merupakan hasil dari

survei susut panen dan pasca panen gabah/beras yang dilakukan oleh BPS

dan Kementerian Pertanian tahun 2005 hingga 2007 yang diintegrasikan.

Angka tersebut selain digunakan untuk memperkirakan beras yang akan

diperoleh juga digunakan untuk menghitung susut penggilingan (Iswadi,

2015).

2

Produksi padi di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan namun

cenderung meningkat, dapat dilihat pada Tabel 1. perkembangan produksi

padi di Indonesia.

Tabel 1. Perkembangan luas panen, produktivitas, produksi padi di Indonesiatahun 2005-2015

Tahun Luas Panen(Juta Ha)

Produktivitas(Ton/Ha)

Produksi Padi/Gabah(Juta ton)

2005 11,839 4,574 54,1512006 11,786 4,620 54,4552007 12,148 4,705 57,1572008 12,309 4,895 60,2512009 12,884 4,999 64,3992010 13,253 5,015 66,4692011 13,204 4,980 65,7572012 13,446 5,136 69,0562013 13,835 5,152 71,2802014 13,797 5,135 70,8462015 14,117 5,341 75,398

Sumber : FAO, BPS 2016, diolah.

Berdasarkan Tabel 1. produksi meningkat seiring meningkatnya luas panen

padi. Jumlah produksi erat kaitannya dengan tingkat konsumsi beras

masyarakat. Ketersediaan beras sangat penting karena menyangkut

kebutuhan akan pangan masyarakat dari waktu ke waktu. Produksi perlu

tersedia dalam jumlah yang cukup agar seluruh lapisan masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan konsumsinya. Berikut ini merupakan wilayah produsen

padi tertinggi di Indonesia.

3

Tabel 2. Produsen padi tertinggi di Indonesia tahun 2012-2015

Provinsi Produksi Padi (Juta ton)2012 2013 2014 2015

Sulawesi Selatan 5,003 5,035 5,426 5,471Jawa Tengah 10,232 10,344 9,648 11,301Jawa Timur 12,198 12,049 12,397 13,154Jawa Barat 11,271 12,083 11,644 11,373Sumatera Selatan 3,295 3,676 3,670 4,247Total 69,056 71,280 70,846 75,398

Sumber: BPS, 2016

Penyumbang produksi padi tertinggi di Indonesia tahun 2012 hingga 2015

yaitu Provinsi Jawa Timur. Kondisi lahan sawah di pulau Jawa masih

terbilang cukup luas untuk ditanami oleh komoditas pertanian. Masyarakat di

pulau Jawa masih banyak yang memilih untuk bercocok tanam sebagai mata

pencahariannya.

Jumlah penduduk di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Jumlah

penduduk erat kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap

pangan. Jika jumlah ketersediaan tidak mencukupi kebutuhan maka akan

berdampak buruk pada kestabilan pangan. Berikut tabel data konsumsi dan

impor beras di Indonesia Tahun 2008 hingga 2012.

Tabel 3. Konsumsi beras, produksi padi, produksi beras, dan impor beras diIndonesia 2008-2012

Tahun Konsumsiberas (ton)

Produksi padi(ton)

Produksiberas (ton)

Impor( ton)

2009 31.799.000 64.398.888 42.954.058 356.6072010 32.195.000 66.469.392 44.335.084 1.046.5532011 33.068.000 65.756.900 43.859.852 4.258.4452012 33.056.000 69.056.128 46.060.437 2.747.6732013 33.047.000 71.279.712 47.543.568 718.241

Sumber : BPS, FAO (diolah)

4

Berdasarkan Tabel 3. tingkat konsumsi beras di Indonesia cenderung

meningkat dan mengalami impor beras dari luar negeri, tertinggi pada tahun

2011 sebanyak 4 juta ton. Meskipun produksi padi telah mencukupi jumlah

kebutuhan konsumsi, namun dapat dikatakan bahwa ketahanan akan pangan

di Indonesia masih perlu diperhatikan.

FAO (1997) menjelaskan bahwa ketahanan pangan sebagai situasi dimana

semua rumah tangga dapat mengakses, baik secara fisik maupun ekonomi

untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dan rumah

tangga tidak beresiko untuk mengalami kehilangan kedua akses tersebut.

Artinya bahwa konsep ketahanan pangan mencakup ketersediaan yang

memadai, stabil terhadap akses pangan utama. Stabilitas diartikan sebagai

suatu kemungkinan pada saat situasi sesulit apapun, konsumsi pangan tidak

akan jatuh dibawah kebutuhan gizi yang dianjurkan (Hanafie, 2010).

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Ketahanan Pangan

pada Pasal 1 yaitu ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan

bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya

pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,

merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,

dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan.

Indonesia pernah berhasil meningkatkan produksi padi pada 1984, sehingga

dapat membawa Indonesia menjadi swasembada beras. Selanjutnya mulai

5

melemah dikarenakan ketergantungan akan konsumsi beras yang cukup

tinggi, sehingga harus dipenuhi dengan cara impor beras dari luar negeri.

Saat ini Indonesia kembali mengupayakan swasembada beras yang pernah

dicapai salah satunya dengan mengurangi impor beras untuk mencapai

ketahanan pangan melalui beberapa program.

Program Upaya Khusus (Upsus) tiga komoditas utama yaitu padi jagung

kedelai (pajale), merupakan salah satu program yang telah berjalan selama

tiga tahun terakhir yaitu 2015-2017. Melalui program ini pemerintah

bertekad untuk mensukseskan kedaulatan pangan. Strategi dan upaya

tersebut dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan produktivitas di daerah-

daerah sentra produksi pangan. Diharapkan melalui program tersebut,

komoditas pangan pokok yaitu beras dapat memenuhi kebutuhan akan

konsumsi masyarakat dan mengurangi ketergantungan impor beras dari luar

negeri.

Ditegaskan melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 Tentang

Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah,

Diktum Ketujuh Poin 1, menyatakan bahwa Menetapkan kebijakan

pengadaan beras dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan petani

dan konsumen. Pada Poin 2, menyatakan pengadaan beras sebagaimana

dimaksud pada angka 1, dapat dilakukan jika ketersediaan beras dalam negeri

tidak mencukupi, untuk kepentingan memenuhi kebutuhan stok dan cadangan

beras Pemerintah, dan/atau untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri.

6

Oleh karena itu, pemerintah menargetkan swasembada beras untuk

mengurangi ketergantungan impor. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)

2015-2019, pemerintah menargetkan pada 2019 sebesar 82 juta ton atau tidak

jauh berbeda dari produksi tahun 2015 yaitu 75 juta ton (Kementan, 2015).

Berdasarkan data diatas produksi masih melebihi konsumsi, namun

digunakan sebagai stok cadangan pemerintah untuk mengantisipasi adanya

lonjakan konsumsi. Sehingga untuk memenuhi jumlah konsumsi masyarakat

masih harus melakukan impor beras dari luar negeri. Oleh karena itu,

pemerintah menargetkan untuk berswasembada beras sebagai upaya

mengurangi jumlah impor. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk

melihat perkembangan produksi padi di Indonesia dan memproyeksikan

produksi padi menggunakan pendekatan stokastik.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan produksi padi di Indonesia?

2. Seberapa besarkah Indonesia mampu menghasilkan padi di masa yang

akan datang?

7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perkembangan produksi padi di Indonesia

2. Mengetahui proyeksi produksi padi di Indonesia dengan pendekatan

stokastik

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi Pemerintah dalam

menerapkan kebijakan terkait dengan permasalahan pangan di Indonesia

khususnya tanaman padi di masa yang akan datang.

2. Sebagai bahan Informasi bagi pihak industri/pengusaha dalam

merencanakan perkembangan usahanya.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan penelitian sejenis.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan

suatu barang atau merubah bentuk barang tersebut menjadi barang lain.

Kegiatan produksi bertujuan untuk menambah nilai kegunaan suatu barang

yang dihasilkan sehingga memberikan manfaat dari barang sebelumnya.

Produksi adalah transformasi atau suatu perubahan faktor produksi

menjadi barang produksi, atau proses dimana masukan (input) diubah

menjadi luaran (output). Dapat dikatakan sebagai usaha untuk mencapai

efisiensi produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang

paling rendah untuk suatu jangka waktu tertentu (Suparmoko,1998).

Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan secara individu maupun

kelompok demi menghasilkan suatu barang atau jasa, yang dapat

digunakan untuk orang lain. Produksi yang diteliti dalam penelitian ini

yaitu tentang produksi padi berupa gabah kering giling (GKG).

9

Produksi beras di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan volume

produksi. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi

yang dapat diketahui dalam fungsi produksi.

Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi yang

dihasilkan dalam proses produksi. Bentuk umum fungsi produksi

menunjukan bahwa jumlah barang yang diproduksi tergantung pada

jumlah faktor produksi yang digunakan. Barang produksi merupakan

variabel tidak bebas, dan faktor produksi merupakan variabel bebas

(Suparmoko,1998).

Menurut Sugiarto (2005), Fungsi produksi menunjukan jumlah maksimum

(output) yang dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan

menggunakan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi

dapat dituliskan sebagai berikut:

Q = F(K, L, R, T)

Dimana : Q = Output/jumlah produksi yang dihasilkanK = ModalL = Tenaga kerjaR = Sumber daya alamT = Teknologi

Faktor sumber daya alam merupakan faktor produksi yang disediakan oleh

alam. Pada penelitian ini, lahan merupakan faktor produksi yang

disediakan sebagai tempat untuk membudidayakan tanaman padi.

Modal merupakan faktor yang dimiliki seseorang dalam membangun suatu

usahanya. Modal tersebut digunakan untuk keperluan dalam

10

membeli beberapa faktor produksi, dan perlengkapan demi menunjang

proses produksi. Faktor produksi modal meliputi pupuk, obat-obatan, dan

perlengkapan lain.

Tenaga kerja merupakan faktor yang berperan sebagai pelaku usaha.

Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah petani padi. Petani melakukan

kegiatan memproduksi padi dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.

Teknologi merupakan faktor produksi yang berpengaruh pada suatu proses

produksi. Perkembangan teknologi yang semakin maju dapat membantu

mempercepat waktu kegiatan sehingga proses produksi berjalan lebih

efektif dan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pada penelitian ini,

teknologi yang ada berupa alat-alat modern seperti traktor untuk

membajak sawah, dan peralatan lain.

Menurut Prathama dan Mandala (2002), Berdasarkan hubungannya dengan

tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor

produksi tetap, dan faktor produksi variabel. Faktor produksi merupakan

faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah

produksi. Contohnya yaitu mesin pabrik, ada atau tidaknya kegiatan

produksi, faktor tersebut harus tetap tersedia.

Faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Semakin

besar tingkat produksi, semakin banyak faktor produksi variabel yang

digunakan, begitu juga sebaliknya. Contoh faktor produksi variabel yaitu

tenaga kerja.

11

Menurut Hessie (2009), keputusan penggunaan faktor produksi baik dalam

kuantitas maupun kombinasi yang dibutuhkan dalam satu tingkat produksi

ditentukan oleh petani. Dalam suatu penelitian biasanya faktor-faktor

yang relatif dapat dikontrol dimasukan kedalam peubah bebas, sedangkan

faktor-faktor yang relatif kurang dapat dikontrol biasanya diperhitungkan

sebagai galat.

2. Konsep Peramalan atau Proyeksi

Proyeksi merupakan suatu cara yang digunakan untuk meramalkan suatu

kondisi di masa yang akan datang. Proyeksi dapat digunakan sebagai

upaya untuk memberikan suatu saran pada kondisi tertentu.

Dalam melakukan analisa pada kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi

sebaiknya dapat memperkirakaan kondisi yang akan terjadi dimasa yang

akan datang, dalam kata lain disebut proyeksi atau peramalan.

Manfaat dari proyeksi antara lain sebagai suatu saran dalam suatu

perencanaan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pemberian

informasi yang dapat digunakan.

Berdasarkan segi penyusunannya, peramalan dapat dibedakan menjadi 2

(dua) macam yaitu peramalan subjektif dan peramalan objektif. Peramalan

subjektif adalah peramalan yang didasarkan oleh perasaan atau intuisi dari

seseorang. Peramalan subjektif seperti dugaan sementara, atau pendapat

seseorang mengenai suatu hal yang akan tejadi. Peramalan objektif adalah

peramalan yang didasarkan atas data-data yang relevan menggunakan

12

teknik dan metode analisa. Peramalan objektif lebih akurat dikarenakan

memiliki data yang nyata.

Dari sifatnya, peramalan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu

peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Menurut Nurmasyithah

(2008), berdasarkan sifatnya peramalan dibedakan atas 2 macam yaitu :

1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat

tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena

hasil peramalan ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat

intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari

penyusunnya.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan

pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat

tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan.

Beberapa metode peramalan dengan menggunakan variabel waktu atau

analisa deret waktu (time series), yaitu:

1. Metode (Smoothing) dan rata-rata bergerak (Moving Average).

2. Metode Box Jenkins (ARIMA)

3. Metode Proyeksi trend dengan regresi

Ketiga metode tersebut sering digunakan untuk peramalan jangka pendek

dan jangka panjang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu

metode ketiga, metode proyeksi trend linear dengan kuadrat terkecil.

13

3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang diambil sebagai bahan kajian dan referensi untuk

memproyeksikan produksi padi di Indonesia Tahun 2016-2030 merupakan

penelitian tentang proyeksi dan peramalan produksi. Penelitian yang

dilakukan oleh Wahni (2008) dalam penelitiannya mengenai peramalan

kebutuhan konsumsi beras di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2010,

menggunakan analisis data time series, dengan metode trend linier kuadrat

terkecil.

Metode proyeksi yang serupa juga digunakan Mityas (2015) mengenai

proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras menggunakan analisis data

time series, dengan metode trend linear. Faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi telur ayam ras di Provinsi Lampung dalam

proyeksi terdiri dari populasi ayam petelur, luas lahan, pakan, bibit ayam,

obat-obatan, tenaga kerja, dan teknologi. Sedangkan faktor konsumsi nya

yaitu pendapatan, jumlah penduduk, harga barang, harga barang substitusi,

selera, dan distribusi pendapatan. Hasil proyeksi produksi dan konsumsi

telur ayam ras di Provinsi Lampung periode 2014-2028 mengalami

peningkatan,dan konsumsi telur ayam ras akan tercukupi pada tahun 2026.

Berbeda dengan penelitian Mityas dan Wahni. Penelitian yang dilakukan

oleh Bahri (2009), mengenai peramalan produksi jagung Kabupaten

Simalungun pada Tahun 2012, menggunakan analisis data time series,

metode double exponential smoothing (pemulusan eksponensial ganda).

14

Hasil peramalan tingkat produksi jagung Kabupaten Simalungun

Tahun2012 sebesar 172.544,64 ton.

Serupa dengan yang dilakukan oleh Bahri. Nurmasyithah (2008), juga

menggunakan analisis data time series dan metode eksponensial smoothing

ganda dalam penelitiannya mengenai proyeksi tingkat produksi padi dan

kebutuhan konsumsi beras pada Tahun 2009 di Kabupaten Aceh Timur.

Hasil penelitian yang didapatkan yaitu produksi padi tidak tetap, namun

konsumsi beras penduduk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009 dapat

terpenuhi.

Menurut Desrina (2009), dalam penelitiannya mengenai proyeksi tingkat

produksi padi dan kebutuhan konsumsi beras pada Tahun 2011 di

Kabupaten Karo juga menggunakan analisis data time series dan metode

eksponensial smoothing ganda. Hasil penelitian yang didapatkan adalah

produksi beras Kabupaten Karo 2011 dapat memenuhi kebutuhan

konsumsi beras penduduk.

Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2009),

mengenai peramalan jumlah produksi padi di Kabupaten Dairi untuk

Tahun 2009-2014, dengan menggunakan metode eksponensial smoothing

ganda yaitu metode linier satu parameter brown. Hasil dari penelitian yang

diperoleh yaitu jumlah produksi padi di Kabupaten Dairi Tahun 2009-2014

meningkat dibandingkan data Tahun 2007.

15

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hessie (2009), mengenai analisis

produksi dan konsumsi beras dalam negeri serta implikasinya terhadap

swasembada beras di Indonesia pada tahun 2011, dengan menggunakan model

persamaa simultan 2SLS, dengan hasil penelitian bahwa produksi beras domestik

melebihi konsumsi beras di Indonesia, dengan kata lain Indonesia akan

mengalami surplus beras. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4. Tabel penelitian terdahulu

No Nama(Tahun)

Judul Penelitian MetodeAnalisis

Kesimpulan

1 Mityas, A(2015)

Proyeksi produksidan konsumsi telurayam ras diProvinsi Lampung

Analisis timeseries, metodetrend linier

Proyeksiproduksi dankonsumsi telurayam rasperiode 2014-2028mengalamipeningkatan

2 Bahri, S(2009)

Peramalan produksijagung KabupatenSimalungun padaTahun 2012

Analisis timeseries, metodedoubleexponentialsmoothing.

TingkatproduksijagungKabupatenSimalungunTahun2012sebesar172.544,64ton.

3 Nainggolan, J(2009)

Peramalan jumlahproduksi padi diKabupaten Dairidenganmenggunakanmetodeeksponensialsmoothing gandauntuk Tahun 2009-2014

Analisis timeseries, metodeeksponensialsmoothingganda denganmetode liniersatu paramaterbrown.

Jumlahproduksi padidi KabupatenDairimeningkatdibandingkandata Tahun2007.

16

Tabel Lanjutan

4 Wahni, I(2008)

Peramalankebutuhankonsumsi beras diProvinsi SumateraUtara Tahun 2008-2010 denganmenggunakanmetode kuadratterkecil

Analisis timeseries, metodetrend linierdengankuadratterkecil.

Jumlahkebutuhanberas diProvinsiSumateraUtara Tahun2008-2010meningkat.Kebutuhankonsumsiberasdipengaruhioleh waktu.

5 Nurmasyithah(2008)

Proyeksi tingkatproduksi padi dankebutuhankonsumsi beraspada Tahun 2009 diKabupaten AcehTimur

Analisis timeseries, metodedoubleexponentialsmoothing.

produksi paditidak tetap,namunkonsumsiberaspendudukKabupatenAceh TimurTahun 2009dapatterpenuhi.

6

7

Desrina, R(2009)

Hessie, R(2009)

Proyeksi tingkatproduksi padi dankebutuhankonsumsi beraspada Tahun 2011 diKabupaten Karo

Analisis Produksidan KonsumsiBeras dalam NegeriSerta ImplikasinyaTerhadapSwasembada Berasdi Indonesia

Analisis timeseries, metodeeksponensialsmoothingganda.

Modelekonometrika,2 SLS.

Produksi berasKabupatenKaro 2011dapatmemenuhikebutuhankonsumsiberaspenduduk.

Pada tahun2011 produksiberas domestikmelebihikonsumsiberas, dengankata lainIndonesia akanmengalamisurplus beras

17

B. Kerangka Pemikiran

Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang dapat diolah menjadi

sumber pangan manusia. Salah satu hasil pengolahan dari tanaman padi yaitu

berupa beras. Beras merupakan sumber pangan utama khususnya di

Indonesia, masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menjadikan beras

sebagai pangan pokok, maka dari itu perlu tersedia dalam jumlah yang cukup

agar seluruh lapisan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi

perharinya.

Menurut Malian dalam Hessie (2009), dalam studinya yang bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras,

serta perubahan harga beras domestik dan indeks harga bahan makanan.

Hasil analisis menunjukan bahwa faktor yang teridentifikasi memberikan

pengaruh adalah: (1) Produksi padi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun

sebelumnya, impor beras, harga pupuk urea, dan harga beras dipasar

domestik. (2) Konsumsi beras dipengaruhi oleh jumlah penduduk, harga

beras dipasar domestik, impor beras tahun sebelumnya, harga jagung pipilan

di pasar domestik, dan nilai tukar riil. (3) Harga beras di pasar domestik

dipengaruhi oleh nilai tukar riil, harga jagung pipilan dipasar domestik dan

harga dasar gabah.

Menurut Hessie (2009), dalam studinya yang bertujuan menganalisis faktor-

faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (yang direpresentasikan dari luas

areal panen dan produktivitas) padi adalah rasio harga riil gabah di tingkat

18

petani dengan upah riil buruh tani, jumlah penggunaan pupuk urea, luas areal

intensifikasi dan trend waktu.

Merujuk pada penelitian sebelumnya, diduga faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi beras pada penelitian ini yaitu luas lahan panen, dan

benih. Faktor tersebut diduga erat kaitannya dengan hasil produksi. Selain

kedua faktor tersebut, ada pula faktor produksi yang diduga berpengaruh pada

meningkatnya produksi padi. Faktor produksi tersebut berupa variable

dummy. Dummy slope yang berupa peranan teknologi dari program revolusi

hijau. Pemerintah kerap kali menetapkan program-program untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya tertuju pada

bidang pertanian.

Selanjutnya, dari faktor-faktor produksi yang diteliti akan dilakukan suatu

proyeksi. Metode ekonometrika digunakan untuk memproyeksikan produksi

beras di Indonesia. Melalui metode tersebut akan diketahui hasil produksi

padi di Indonesia untuk waktu yang akan datang.

Proyeksi produksi dianalisis dengan model kuadrat terkecil yaitu OLS. Dari

hasil estimasi model didapatkan adanya pelanggaran asumsi klasik pada hasil

data berupa autokorelasi sehingga digunakan metode FGLS (Feasible

Generalized Least Square) dengan melihat hasil berupa standar deviasi

terkecil, Signifikan, dan R Square tertinggi. Sedangkan faktor produksi yang

meliputi luas panen dan penggunaan benih diproyeksi dengan model ARIMA.

Berikut merupakan gambar bagan alir proyeksi padi di Indonesia.

19

Gambar 1. Bagan alir proyeksi produksi padi di Indonesia

Proyeksi produksi padi di Indonesia

Estimasi model

Harga barang substitusi

Ekonometrika

Verifikasi (pengujian)

Spefifikasi (merumuskanpersamaan matematis)

Peramalan (proyeksi)Produksi

Produksi padi nasional(y) :

Model FGLS

Uji asumsi klasik dan ujikriteria model terbaik

Model terbaik Proyeksi luas panenpadi dengan modelARIMA

Faktor produksipadi nasional(luas panen,

benih, dummy)

Model ARIMA

20

III. METODE PENELITIAN

A. Batasan Operasional dan Jenis data

1. Batasan Operasional

Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting di

Indonesia. Tanaman padi memiliki banyak manfaat baik sebagai pangan

manusia maupun pakan hewan.

Produksi padi adalah hasil pemanenan dari kegiatan budidaya tanaman

padi dalam satuan ton/tahun. Padi yang diproduksi berupa gabah kering

giling (GKG) yang kemudian dikonversikan menjadi beras.

Menurut Ambarinanti, dalam Hessie (2009), Beras adalah hasil olahan dari

produk pertanian yang disebut padi (Oryza sativa). Beras merupakan

komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia,

khususnya di Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan

Myanmar.

Menurut penelitian Asih Mityas (2015), untuk meramalkan suatu produksi

di dukung dengan faktor produksi. Faktor produksi merupakan variabel

yang diduga mempengaruhi suatu produksi.

21

Proyeksi merupakan suatu cara yang digunakan melalui metode-metode

tertentu yang berguna untuk meramalkan kondisi di masa depan

berdasarkan informasi dan data yang telah tersedia.

Proyeksi produksi beras merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk

meramalkan bagaimana tingkat produksi beras di Indonesia pada masa

yang akan datang berdasarkan faktor produksi yang mempengaruhinya.

2. Jenis Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series periode

1961 hingga 2015. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh

secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya

berupa bukti, catatan yang telah tersusun dalam arsip. Pada penelitian ini,

data sekunder digunakan dikarenakan cakupan penelitian ini yaitu wilayah

Indonesia, sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara langsung

melalui data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

data luas panen padi tahun 1961-2015, benih padi tahun 1961-2015,

Produksi padi tahun 1961-2015 yang diambil dari BPS dan FAO. Data

sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan FAO. Data yang

dibutuhkan meliputi data produksi padi (y), luas panen (x1), benih(x2).

B. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian umumnya tidak jauh berbeda dengan penelitian lainnya,

dengan cara memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan alat

22

pengukuran, memilih konsep penelitian, melaksanakan prosedur,

menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.

1. Proyeksi Produksi

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam proyeksi produksi

beras. Tahap pertama yaitu pengumpulan data. Pada tahap ini data yang

dikumpulkan yaitu mengenai jumlah produksi padi dan luas lahan panen.

Jenis data yang digunakan berupa data time series (runtut waktu) dari

Tahun 1961 hingga 2015.

Selanjutnya, tahap pengolahan data. Data yang tersedia akan diolah untuk

menentukan model empiris produksi padi. Model empiris berupa model

kuadrat terkecil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan

merupakan model empiris menggunakan model OLS (Ordinary Least

model yang lebih baik, kemudian model terbaik akan dipilih.

Setelah itu dilakukanlah pengujian pendugaan model dengan

menggunakan data time-series yang memungkinkan terjadinya

pelanggaran asumsi klasik yaitu gejala autokorelasi, untuk itu diperlukan

adanya uji autokorelasi agar hasil proyeksi yang dilakukan lebih nyata dan

memenuhi persyaratan estimasi model secara ekonometrika. Berikut ini

model persamaan proyeksi produksi padi di Indonesia (Gujarati, 1998).

y = a + b1x1t+b2x2t +b3D1t+b4D2t+e1t (1)

Keterangan :Y : Produksi padi (juta ton)a : intersepb1..b4 : penduga koefisien regresi

23

x1 : luas panen padi (juta ton)x2 : jumlah benih padi (juta hektar)D1 : Perubahan teknologi

0= periode 1961-19681= periode 1969-2015

D2 : Perubahan teknologi0= periode1969-19791=1961-1968 & 1980-2015

T : Tahun 1961, 1962,..,2015e1 : galat

Tabel 5. Tabel variabel boneka

PeriodeNilai variabel boneka

D1 D2

1961-1968 0 11969-1979 1 01980-2015 1 1

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor

produksi secara umum yaitu luas panen, benih, dan teknologi. Penerapan

teknologi dipresentasikan sebagai variabel boneka yang digolongkan

menjadi tiga periode yaitu periode 1961-1968, 1969-1979, dan 1980-2015.

Tahap berikutnya, yaitu memproyeksikan varibel luas panen. Sebelum

memproyeksikan variabel tersebut, terlebih dahulu harus menentukan

model empirisnya menggunakan metode time series yaitu analisis trend

linear. Variabel bebas yang digunakan yaitu variabel waktu, dan variabel

terikatnya yaitu luas panen. Setelah model estimasi didapatkan, maka

proyeksi luas lahan dapat dilakukan.

Tahap terakhir yaitu melakukan proyeksi produksi padi. Pada proyeksi ini,

data luas panen periode 2018- 2020 digunakan sebagai variabel bebas.

24

Selanjutnya, proyeksi produksi padi dilakukan dengan menggunakan

model empiris yang telah dipilih menggunakan proyeksi stokastik berupa

selang pada kemungkinan tertentu.

Hasil proyeksi produksi yang telah didapat dijadikan nilai rata-rata dari

proyeksi produksi padi periode 2018-2020. Kemudian ditentukan nilai

batas bawah dan batas atasnya. Nilai tersebut selanjutnya akan digunakan

dalam penentuan kondisi produksi di masa yang akan datang.

C. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan FAO, serta referensi lain

yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di mulai pada Bulan Juni 2016. Kegiatan-kegiatan yang

dilakukan meliputi pengumpulan data, membuat asumsi definisi yang

berkaitan dengan produksi padi dan, pengolahan data, analisis data sementara,

serta pembuatan laporan akhir penelitian dalam bentuk skripsi.

E. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, data produksi padi pada tahun 1961 hingga 2015 yang

telah ada akan dianalisis secara kuantitatif dengan data time series,

menggunakan metode ekonometrika.

25

Metode pendugaan model proyeksi produksi padi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi berganda yang diduga menggunakan metode

kuadrat terkecil (Ordinary Least Square Method/OLS). Metode ini

memungkinkan untuk dilakukannya pendugaan terhadap parameter-parameter

yang berkaitan. Pendugaan model dengan menggunakan data time series

memungkinkan adanya pelanggaran asumsi klasik yaitu gejala autokorelasi

dan multikolinieritas, untuk itu dalam hal ini diperlukan adanya uji

multikolinieritas dan autokorelasi. Hasil regresi menyatakan adanya

pelanggaran asumsi klasik berupa autokorelasi. Selanjutnya pada penelitian

ini menggunakan model FGLS (Feasible Generaly Least Square) untuk

mengatasi masalah tersebut.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model suatu

regresi linear terdapat adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1(sebelumnya), jika

terjadi korelasi diartikan terdapat pelanggaran asumsi klasik berupa

autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian yaitu menggunakan Durbin

Watson, jika nilai D-W pada model persamaan berada di antara nilai dU

hingga 4-dU (dalam table D-W) berarti tidak terdapat autokorelasi dalam

model yang diuji.

1. Proyeksi produksi

Pada penelitian ini, faktor produksi yang menjadi variable yaitu luas

panen, benih, dan perubahan teknologi. Proyeksi luas lahan padi

menggunakan data time series model OLS dan FGLS. Produksi menjadi

26

variabel terikat, sedangkan luas panen, benih, dan dummy menjadi

variabel bebas. Dapat dilihat model estimasi berikut :

y = a + b1X1 + b2X2 + b3D1X1 + b4D2X1 + u1

keterangan :

y : jumlah produksi padi

a : intercept

b1..b4 : penduga koefisien regresi

X1 : luas panen padi

X2 : jumlah benih padi

D1 : 0 =perubahan teknologi, 1 = lainnya)

D2 : (0 = perubahan teknologi, 1 = lainnya)

u1 : factor kesalahan stokhastik

Proyeksi luas panen dan benih padi dengan time series yaitu analisis

menggunakan model arima. Berikut model estimasinya (Hendranata,

2003) :

xn = β1xt-1 + … + βpxt-p – et – a1et-1 - .. – aqet-q

keterangan :

xn : Variabel terikat (luas panen/benih)

β : parameter AR yang tidak diketahui

a : parameter MA yang tidak diketahui

xt-1 : nilai variable terikat pada periode ke t-1

et-1 : error random pada waktu t-1

et : error random ke - t

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perkembangan produksi padi meningkat dengan laju pertumbuhan

produksi rata-rata pada tahun 1961-2015 sebesar 3,53%, dan sebesar 0,6%

di tahun 2018-2020. Produksi padi tertinggi tahun 2015 pada periode

1961-2015 sebesar 75,398 juta ton.

2. Laju pertumbuhan produksi padi rata-rata pada periode 2018 hingga 2020

diramalkan sebesar 0,6%, dengan hasil proyeksi yang semakin meningkat

pertahunnya. Dengan selang proyeksi produksi rata-rata, batas bawah, dan

batas atas tahun 2018, 2019, 2020 berturut-turut sebagai berikut: 76,356

(73,770-78,940), 77,487 (74,901-80,071), 78,595 (76,009-81,179) juta ton.

Target pemerintah pada tahun 2019 sebesar 82,078 ton melebihi hasil

proyeksi pada penelitian ini.

B. Saran

1. Perlu diperhatikan dan lebih dikembangkan lagi kebijakan pemerintah

guna meningkatkan produksi padi dan produktivitasnya.

2. Pihak swasta/lainnya perlu mengembangkan olahan produksi padi dengan

lebih baik.

3. Perlu dikembangkannya penelitian serupa untuk menemukan teknologi

baru yang dapat meningkatkan hasil produksi padi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, RF. 2014. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to pay) ProdukHealthy Food Beras Merah Pulen di Serambi Botani Square, Bogor.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor.

Agustien, Y. 2014. Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik. Skripsi.Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor

Badan Pusat Statistik. 2015. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas danProduksi Padi di Indonesia Tahun 2012 Hingga 2015. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. RPJMN Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019.Jakarta.

Bahri, S. 2009. Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungan PadaTahun 2012. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Boediono. 1983. Ekonomi makro. BPFE. Yogyakarta.

Budi, AS. 2015. Pengaruh Luas Lahan dan Pupuk Bersubsidi Terhadap ProduksiPadi Nasional. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Desrina, R. 2009. Proyeksi Tingkat Produksi Padi dan Kebutuhan KonsumsiBeras Pada Tahun 2011 di Kabupaten Karo. Skripsi. Universitas SumateraUtara. Medan.

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Gujarati, Damodar, 1998. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Yogyakata. Yogyakarta

Hasibuan, M. 2015. Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras SumberKarbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi. UniversitasSumatera Utara. Medan.

Hendranata, A. 2003. Autoregressive Moving Average (ARIMA). ManajemenKeuangan Sektor Publik Fakultas Ekonomi UI. Jakarta

46

Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras dalam Negeri SertaImplikasinya Terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.

Lipsey, R. Dan Steiner, P. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Keenam. RinekaCipta. Jakarta.

Lokollo, E.M. 2002. Adoptionand Productivity Impacts of Modern RiceTechnology in Indonesia. Paper presented on the Workshop on GreenRevolution in Asia and Its Transferability to Africa. Tokyo

Isnawaty, D. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Pola KonsumsiKaryawan PT.ASTRA Credit Companies Medan. Skripsi. UniversitasSumatera Utara. Medan.

Iswadi. 2015. Konversi Gabah Menjadi Beras.Http://www.kompasiana.com/iswadi.suhari/konversi-gabah-menjadi-beras-62-74-persen-tahukah-anda-darimana-angka-itu-berasal_550a08e7a333119e6c2e39b. Diakses Pada Tanggal 25 Maret2016, Pukul 20.32 WIB.

Mityas, A. 2015. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Telur Ayam Ras di ProvinsiLampung. JIIA, Vol 3 No 3. Juni. 2015.

Nainggolan, J. 2009. Peramalan Jumlah Produksi Padi di Kabupaten Dairidengan Menggunakan Metode Eksponensial Smoothing Ganda UntukTahun 2009-2014. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Nurmasyithah. 2008. Proyeksi Tingkat Produksi Padi dan Kebutuhan Beras PadaTahun 2009 di Kabupaten Aceh Timur. Skripsi.Universitas SumateraUtara. Medan.

Prathama, Mandala. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Revisi. LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Rahmad, D. 2014. Proyeksi Kebutuhan Beras Kabupaten Mandailing Natal.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Ketahanan Pangan. SekretariatNegara. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Instruksi Presiden Tentang Kebijakan PengadaanGabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Sekretariat Negara.Jakarta.

Salikin, K A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.

47

Siti, H. 2014. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usaha TaniCabai Merah di Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur.Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.

Soekartawi. 1991. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Sritua, A. 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. Raja GrafindoPerkasa. Jakarta.

Sugiarto, Tedy Herlambang. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah KajianKomprehensif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sugito, Y. 1995. Sistem Pertanian Organik Cetakan Pertama. Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya. Malang.

Suhardjo. 2006. Perekonomian Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Suparmoko, M. 1998. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta.

Supranto, J. 1984. Ekonometrika. LPFE-UI. Jakarta.

Wahni, I. 2008. Peramalan Kebutuhan Konsumsi Beras di Provinsi SumateraUtara Tahun 2008-2010 dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.