prosiding penelitian lapangan ii kajian hotel …
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA, 2018
PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN II KAJIAN HOTEL MANAJEMEN DAN RESTORAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................... i
Persepsi wisatawan terhadap kualitas pelayanan front office
department di hotel burza yogyakarta
Anak Agung Indah Krisniadewi1), Putu Diah Kesumadewi2),
I.B. Ketut Astina3) ................................................................................................................ 1
Persepsi wisatawan terhadap kualitas pelayanan restoran
poenakawan di hotel burza daerah istimewa yogyakarta
Vanessa Hannah Simanjuntak1), A.A. Putri Sri2), I Nyoman
Tri Sutaguna3) ...................................................................................................................... 26
Karakteristik dan motivasi wisatawan menginap di hotel
burz@ daerah istimewa yogyakarta
Natasya Prajnadi1), A.A Putri Sri2), Ni Nyoman Sri Aryanti3)49
Karakteristik dan motivasi karyawan bekerja di hotel burza
kota yogyakarta daerah istimewa yogyakarta
Rizkika Rahim1), Ni Putu Ratna Sari2), Ni Ketut
Arismayanti3) ......................................................................................................................... 69
Motivasi wisatawan berkunjung ke malioboro, yogyakarta
Agatta Amelia Saraswati1), Agus Muriawan Putra2), Irma
Rahyuda3).................................................................................................................................. 90
Persepsi wisatawan terhadap aktivitas leisure and recreation di
kawasan wisata malioboro, Yogyakarta
I Gede Suarjawa1), Agung Sri Sulistyawati2), Putu Diah
Kesumadewi3) ..................................................................................................................... 105
2
Persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di kawasan
malioboro
Ermania Soraya1), Ni Nym. Sri Aryanti2), Ni Pt. Ratna Sari3)
............................................................................................ 124
Persepsi wisatawan terhadap kualitas pelayanan housekeeping
department di hotel pandanaran yogyakarta
Oktorian Flavian Sungga1), I Nyoman Jamin Ariana2), Ni
Made Ariani3) .................................................................................................................... 146
Karakteristik dan motivasi karyawan bekerja di hotel
pandanaran prawirotaman yogyakarta
Hizkia Dhana H. Hutabarat1), Ni Ketut Arismayanti2), Ida
Bagus Dwi Setiawan3) ................................................................................................ 184
Analisis brand studi kasus bakpia pathok 25 kabupaten sleman
Yogyakarta
Maria Fulgensia Railiki Toyo1) , I Gst Ngurah Widyatmaja2) ,
Ida Bagus Astina3)......................................................................................................... 213
3
Karakteristik dan motivasi wisatawan menginap di
hotel burz@ daerah istimewa yogyakarta
Natasya Prajnadi1), A.A Putri Sri2), Ni Nyoman Sri Aryanti3)
Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata,
Universitas Udayana
Email: [email protected])
Abstrak
Hotel Burz@ adalah sebuah hotel bintang tiga yang terletak di kota Yogyakarta
memiliki konsep seni lokal dan budaya. Hotel ini memiliki peningkatan tingkat
hunian setiap tahun, karena motivasi yang mempengaruhi tamu menginap Hotel
Burz@. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan penelitian tentang
tamu yang menginap di Hotel Burz@. Teknik analisis data menggunakan
metode deskriptif kualitatif dengan data primer dan sekunder. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, kuesioner dan
dokumentasi. Teknik menentukan informan menggunakan sampling disengaja.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner 30 langsung ke 30
tamu. Karakteristik dari tamu yang menginap di Hotel Burz @ didominasi oleh
laki-laki (72%) dan perempuan (28%), yang datang dari luar Yogyakarta
(97%), Yogyakarta (3%), dengan usia < 20 tahun (54%) > 20 tahun (46%).
Motivasi besar tamu ditulis oleh pelanggan kami setelah masa inap mereka di
Hotel Burz @ adalah pendidikan/akademik (64%), bisnis (27%),
rekreasi/leisure (3%) dan alasan menginap yang nyaman (34%), kualitas mutu
akomodasi (23%), mudah untuk menemukan (23%). Saran untuk Hotel Burz @
adalah untuk menjaga kualitas layanan dan ciri khas hotel.
Kata Kunci : Karakteristik wisatawan, Motivasi wisatawan, Hotel Burz@
Abstract
Burz@ Hotel is a three-star hotel located in the city of Yogyakarta and carries
the concept that there is local art and culture. The hotel has an increasing
occupancy rate every year, it is because of the motivation that influences guest
to stay at Burz@ Hotel. Therefore, it is necessary to research about guest
characteristic and guest who stay at Burz@ Hotel. Data analysis technique
using qualitative descriptive method with primary and secondary data. Data
collection techniques used were literature studies, questionnaires, and
documentation. The technique of determining informants using accidental
sampling. Data collection was done by distributing 30 questionnaires directly
to 30 guest. The characteristics of guests who stays at Hotel Burz@ is
dominated by male (72%) and female (28%), came from outside Yogyakarta
4
(97%), from Yogyakarta (3%), with age <20 years (54%) >20 years (46%).
The great motivation of guests to stay at Hotel Burz@ is education/academic
(64%), business (27%), recreation/leisure (3%) and the reasons of stay is
comfortable (34%), quality of accommodation quality (23%), easy to find
(23%). Advice for Hotel Burz@ is to keep the quality of service and the
hallmark of the hotel.
Keywords: Guest Characteristic, Guest Motivation, Burz@ Hotel
PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan
Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta merupakan
salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar kempat di wilayah
Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung, Malang, dan Surakarta
menurut jumlah penduduk. Sebutan Yogyakarta sebagai kota
pendidikan mengacu pada jumlah lembaga pendidikan dan kualitas
pendidikan di Yogyakarta. Selain terkenal sebagai kota pendidikan,
Yogyakarta juga unggul dalam sektor pariwisata.
Pariwisata adalah suatu kegiatan berpergian ke suatu tempat
yang dilakukan untuk sementara waktu dan bukan untuk mencari nafkah
melainkan hanya untuk bersenang-senang. Pariwisata mempunyai
banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara sekalipun,
manfaat
Tabel 1. Statistik Perkembangan Produktivitas Hotel Berbintang di
D.I.Y Tahun 2012-2016
5
No Deskrip
si
2012 2013 2014 2015 2016
Tamu yang
datang
(Guest
Arrival)
Mancan
egara
154,97
9
179,4
04
199,8
64
231,97
1
314,
828
Domesti
k
990.67
6
1,194,
148
1,194,
148
1,583,
296
2,09
4,01
5
Jumlah 1,145,
655
1,206,
149
1,394,
012
1,815,
267
2,40
8,84
3
Tamu yang
menginap
(Guest
Night)
Mancan
egara
285,09
3
349,9
10
401,8
58
460,75
2
648,
168
Domesti
k
1.517,
128
1,698,
150
1,932,
973
2,626,
466
4,05
5,32
9
Jumlah 1.802,
221
2,048,
060
2,334,
831
3,087,
218
4,70
3,49
6
Lama
tinggal
Mancan
egara
2 1.95 2.01 1.99 2.08
6
(Lenght of
Stay)
Domesti
k
1.53 1.65 1.62 1.66 1.93
Rata-
rata
1.57 1.70 1.67 1.70 1.95
Penjualan
kamar
(Room
Sales)
Kamar
Tersedi
a (Room
Availabl
e)
1,556,
000
1.717,
726
1,977,
051
2,563,
780
2,56
3,78
0
Kamar
Terjual
(Room
Night)
944,99
0
1,063,
840
1,224,
477
1,633,
604
1.63
3.60
4
Tingkat
Hunian
(Occou
pancy
Rate)
60.73
%
61.93
%
61.93
%
63.72
%
63.7
2%
Hunian
Ganda
(Double
1.91 1.93 1.91 1.89 2.88
7
Occupa
ncy)
(DO
Ratio)
Sumber: Visitingjogja.com, Statistik Hotel, 2017
Berdasarkan tabel 1. di atas dapat diketahui bahwa tamu yang
berkunjung dan tamu yang menginap terus mengalami peningkatan
jumlah dari tahun 2012-2016. Adapun faktor yang mempengaruhi
kunjungan wisatawan dan akhirnya memilih untuk menginap di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan dengan karakteristik dan
motivasi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Hal ini
dikarenakan motivasi merupakan dasar atau alasan yang melandasi
seseorang melakukan sesuatu dan karakteristik merupakan bagaimana
perilaku serta pola pikir seseorang yang mempengaruhi seseorang
membuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Salah satu hotel yang ada di Kota Yogyakarta adalah Hotel
Burz&@ yang dimiliki oleh PT. Lautan Berlian Utama Motor. Hotel
Burz@ yang terletak di pusat Kota Yogyakarta dapat menjadi pilihan
penginapan dengan standar bintang tiga yang memberikan kenyamanan
tersediri bagi para wisatawan yang menginap di hotel tersebut. Tingkat
persaingan yang ketat membuat jarak antara hotel satu dengan hotel
lainnya sangat berdekatan. Hotel Burz@ sendiri terletak berhadapan
dengan Hotel Lynn by Horison yang sama-sama memberikan
kenyamanan standar bintang tiga. Setiap hotel tersebut juga mempunyai
8
pendapatan yang berbeda, inovasi berbeda, dan ciri khas yang berbeda.
Hotel Burz@ yang memiliki persaingan ketat dengan hotel-hotel lainnya
yang terletak tidak jauh dari hotel tersebut, tetapi tetap mengalami
peningkatan okupensi, maka kami ingin meneliti bagaimana
karakteristik dan apa motivasi wisatawan menginap di Hotel Burz@
sehingga mempengaruhi tingkat okupensi hotel. Adapun tujuan laporan
Penelitian Lapangan II ini, adalah untuk mengetahui karakteristik dan
motivasi wisatawan yang memilih Hotel Burz@ Kota Yogyakarta
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tempat penginapan.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian pertama diambil pada penelitian dari Nainggolan
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan motivasi
wisatawan mancanegara terhadap keputusan menginap pada Hotel
Prama Sanur Beach dengan metode kuesioner, observasi, wawancara
dan studi pustaka. Indikator dari penelitian ini adalah Karakteristik
wisata dan motivasi wisatawan dengan 100 orang sample. Hasilnya
karateristik wisatawan mancanegara yang menginap di Prama Sanur
Beach adalah dominan laki-laki (55%), namun jumlah laki-laki dan
perempuan hampir sama, dengan umur 61-70 tahun (41%), pensiun
(57%), telah menikah (78%), berasal dari Belanda (27%), hobi
bersantai (10,65%), dengan lama tinggal lebih dari 16 hari/long stay
(31%) dan waktu menginap lebih dari 3 kali/repeater guest (36%).
Motivasi terbesar wisatawan mancanegara untuk menginap di Prama
Sanur Beach adalah untuk relaksasi (10,65%) untuk motivasi
pendorong (push factor) dan motivasi karena staff hotel yang baik,
ramah dan memberikan pelayanan yang baik (10,29%) untuk motivasi
penarik (pull factor). Terdapat hubungan positif antara motivasi
9
wisatawan mancanegara dengan keputusan menginap pada Hotel
Prama Sanur Beach dengan koefisien korelasi Spearman 0,616
sehingga hubungan yang dimiliki cukup/sedang. Pangsa pasar Hotel
Prama Sanur Beach adalah wisatawan Belanda yang sudah pensiun
dengan umur 61-70 tahun. Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya
di atas, maka dapat dibandingkan persamaan dan perbedaannya.
Penelitian kedua yang dijadikan sebagai hasil penelitian
sebelumnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Cahyana. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wisatawan berdasarkan
trip descriptor dan tourist descriptor. Metode yang digunakan adalah
kuesioner, observasi, dan wawancara. Indikator yang digunakan
adalah tourist descriptor, motivasi fisik, budaya, sosial dan fantasi
dengan sampel 110 orang. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa
Motivasi yang dominan mendorong wisatawan mancangera
berkunnjung ke pantai jemuluk amed adalah motivasi sport berjumlah
40.91% menginginkan melihat atraksi dibawah laut serta keindahan
dan keanekaragaman ikan dan karang Pantai Jemeluk Amed di Pulau
Bali.
Penelitian sebelumnya yang dikutip sebagai hasil penelitian
sebelumnya yang ketiga diambi dari Pius. Tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui karakteristik, motivasi, dan kepuasan wisatawan
nusantara yang berkunjung ke daya tarik wisata city tour Denpasar.
Metode yang digunakan adalah observasi, kuesioner, studi
kepustakaan, dan dokumentasi. Sedangkan indikator yang digunakan
adalah karakteristik, motivasi, dan kepuasan wisatawan dengan sampel
100 orang wisatawan. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa
Karakteristik wisatawan nusantara didominasi umur 15-30 tahun 81%,
lai-laki 60%, belum menikah 79%, pendidikan tingkat universitas 71%,
10
pelajar 77%, dari Pulau Jawa 56%, sumber informasi melalui
teman/keluarga 36%, transportasi darat 62%, hotel sebagai sarana
akomodasi 65%, frekuensi berkunjung ke Bali 2-3 kali 75%, memilih
berkunjung 45%, jenis kunjungan 65%, orang yang diajak 65%,
pengorganisasi 75%. Motivasi intinsik, wisatawan nusantara
didominasi oleh indikator ingin mengetahui kesenian Bali. Sedangkan
motivasi ekstrinsik didominasi indikator biaya tiket masuk.
Persamaan laporan penelitian ini dengan hasil-hasil penelitian
sebelumnya adalah menggunakan metode kuesioner, sampel dan hasil
pembahasan yang ditinjau, dan indikator yang digunakan membahas
lingkup karakteristik dan motivasi wisatawan berkunjung ke suatu
hotel dan objek wisata.
Dari beberapa hasil penelitian sebelumnya di atas, maka dapat
dibandingkan persamaan dan perbedaannya. Persamaan laporan
penelitian ini dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah
menggunakan metode kuesioner, sampel dan hasil pembahasan yang
ditinjau, dan indikator yang digunakan membahas lingkup karakteristik
dan motivasi wisatawan berkunjung ke suatu hotel dan objek wisata.
METODE PENELITIAN
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian lapangan II ini
adalah (1) Data kualitatif adalah jenis data yang tidak berbentuk angka-
angka, melainkan suatu penjelasan atau uraian yang menggambarkan
keadaan, proses atau peristiwa tertentu. Data ini dapat berupa informasi
kategori, berupa kata-kata atau pertanyaan. (2) Data kuantitatif adalah
data yang berupa bilangan atau angka, nilainya bisa berubah-ubah atau
bersifat variatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data
11
kualitatif dan kuantitatif yang akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis
data. Teknik penelitian berdasarkan data dan fakta yang sebenarnya.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua yaitu data primer (1) Data primer adalah data yang dibuat
oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau objek penelitian. Objek
penelitian dilakukan di Hotel Burz@ Daerah Istimewa Yogyakarta dan
(1) Data sekunder adalah data yang didapat peneliti dari artikel-artikel
di internet, jurnal atau situs yang terkait dengan penelitian yang
dilakukan.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah yaitu (1) Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana
peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004:104).
Saat melakukan observasi, peneliti menggunakan observasi terbuka
dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan
sebenarnya kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian.
Jadi, mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang
aktivitas peneliti. Objek yang di observasi adalah terkait dengan
Karakteristik dan Motivasi Wisatawan Menginap di Hotel Burz@ Kota
Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2) Studi
kepustakaan adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang
akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku- buku
ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, tesis dan disertai
peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia,
dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. (3)
12
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku,
dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa
terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada.
(4) Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan dalam mengumpulkan
data tertulis, tercetak, dan terekam dari berbagai sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, sehubungan dengan jenis data yang
dibutuhkan dalam kegiatan survei.
Teknik analisi data menggunakan metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif didukung dengan data
kuantitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang
mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang
terjadi saat penelitian berjalan dan menyuguhkan apa adanya.
Sedangkan teknik penentuan sampel adalah cara untuk menentukan
sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan
dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat
dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif
(Margono, 2004). Roscoe (1975) juga memberikan beberapa panduan
untuk menentukan ukuran sampel, yaitu ukuran sampel lebih dari 30 dan
kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian Jika sampel
dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah
tepat. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi
berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah
variabel dalam penelitian untuk penelitian eksperimental sederhana
dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah
mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20.
13
Berdasarkan panduan yang dipaparkan oleh Roscoe, maka penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability
sampling, yaitu purposive sampling yang merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012:96). Adapun
sampel tersebut adalah 30 orang wisatawan yang menginap di Hotel
Burz@ Daerah Istimewa Yogyakarta dan bersedia meluangkan
waktunya untuk menjadi responden. Kemudian teknik accidental
sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara tidak sengaja atau incidental bertemu dengan
peneliti, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan
sumber data (Sugiyono, 2012:96)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Analisis Karakteristik Wisatawan
No Karakteristik Wisatawan Jumlah
1 Asal Wisatawan
a. Luar Yogyakarta 29
b. Yogyakarta 1
2 Jenis Kelamin
a. Laki-Laki 8
b. Perempuan 22
3 Umur
14
a. >17 12
b. 20-25 4
c. 26-30 8
d. 31-40 6
e. >40 1
4 Pendidikan
a. SD 1
b. SMP 3
c. SMA 17
d. Diploma 1
e. Sarjana 5
f. DLL 4
5 Pekerjaan
a. Wirausaha 2
b. Karyawan 1
c. Pelajar/Mahasiswa 15
d. Guru/Dosen 6
15
e. PNS 3
f. DLL 3
Sumber : Hasil kuesioner penelitian
Tabel 2. Hasil Analisis Motivasi Wisatawan
No Motivasi Wisatawan Jumlah
1 Guest Repeater
a. Satu kali 27
b. Dua kali 2
c. Tiga kali
d. Lebih dari tiga kali 1
2 Alasan kembali menginap di Hotel Burz@
a. Kualitas pelayanan yang baik 5
b. Letak strategis 4
c. Karyawan hotel yang ramah 1
d. Fasilitas yang memadai 2
e. Memiliki keunikan
f. Karakteristik hotel 1
16
g. DLL 2
3 Alasan yang mendasari sehingga menginap di
hotel Burz@
a. Rekreasi/Liburan 1
b. Business/Pekerjaan 8
c. Pendikan/Akademik 20
d. DLL 1
4 Pertimbangan untuk menginap di hotel Burz@
a. Suasana yang nyaman 11
b. Kualitas akomodasi hotel 7
c. Mudah dijangkau 6
d. Ciri khas hotel
e. DLL 6
5 Bersama dengan siapa menginap di hotel?
a. Sendiri
b. Keluarga 1
c. Rombongan/kelompok 29
d. DLL
17
6 Siapa yang mengajak Anda untuk menginap di
hotel Burz@?
a. Sendiri 1
b. Keluarga
c. Teman 6
d. Kantor 10
e. DLL 13
7 Apa yang menjadi keunggulan dari hotel
Burz@?
a. Karakteristik hotel 3
b. Kualitas Pelayanan 4
c. Akomodasi/Fasilitas memadai 9
d. Letak yang strategis 11
e. DLL 3
8 Dimana mendapat informasi tentang hotel
Burz@?
a. Internet 5
b. Teman/Kerabat 7
18
c. Brosur/Pamflet
d. Sosial Media 6
e. DLL 12
Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis kuesioner maka karakteristik
Wisatawan yang menginap di Hotel Burz@ yaitu:1) sejumlah 97% atau
29 orang wisatawan berasal dari luar Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan 3% atau 1 orang wisatawan yang berasal dari Daerah
Istimewa Yogyakarta. 2) sejumlah 72% wisatawan berjenis kelamin
perempuan dan 28% berjenis kelamin laki-laki. 3) sejumlah 54% berusia
dibawah 20 tahun, 19% memiliki usia pada rentang 20 sampai 25 tahun,
15% memiliki usia pada rentang 26 sampai 30 tahun, 10% memiliki usia
pada rentang 31 sampai 40 tahun, 2% berusia lebih dari 40 tahun. 4)
berdasarkan pendidikan terakhir rata-rata memiliki pendidikan terakhir
SMA sebesar 57%. Kemudian, terdapat juga wisatawan yang
berpendidikan terakhir Sarjana sebesar 17%, SMP sebesar 10%, SD
sebesar 3%, dan lain-lain sebesar 13%. 5) sejumlah 7% wisatawan
bekerja sebagai wirausaha, 3% bekerja sebagai karyawan, 50%
merupakan pelajar atau mahasiswa, 10% bekerja sebagai guru atau
dosen, 10% bekerja sebagai PNS, dan 20% memiliki pekerjaan lain-lain.
Sedangkan motivasi wisatawan menginap di Hotel Burz@
antara lain: 1) sebanyak 90% baru pernah menginap di hotel tersebut
sebanyak satu kali, 7% yang telah menginap 2 kali dan 3% yang sudah
19
menginap lebih dari tiga kali atau dapat disebut sebagai repeater guest.
2) alasan para wisatawan menginap di Hotel Burz@ sebagian besar
adalah alasan pendidikan atau akademis, dengan persentase 64% dari
seluruh wisatawan yang menginap di hotel ini. alasan pekerjaan atau
business sebanyak 27%. 3) pertimbangan yang dilakukan oleh para
wisatawan saat akan menginap dikarenakan suasana nyaman dengan
didasari oleh 34% orang wisatawan dari keseluruhan wisatawan yang
menginap. Pertimbangan yang lain adalah kualitas akomodasi hotel
serta lokasi yang mudah dijangkau menjadi pertimbangan yang cukup
besar sekitar 23%. 4) sebanyak 90% orang wisatawan menginap di Hotel
Burz@ secara berkelompok, sedangkan 30% orang wisatawan memilih
menginap bersama keluarga atau kerabat dekat. 5) Berdasarkan
rekomendasi sebanyak 57% orang wisatawan memilih Hotel Burz@
sebagai akomodasi penginapan selama berada di Kota Yogyakarta atas
rekomendasi atau ajakan dari teman. 26% orang wisatawan
direkomendasikan oleh kantor, biasanya dalam acara gathering dari
pihak perusahaan untuk memberian rewards kepada karyawannya atau
dalam urusan bisnis perusahaan. Kemudian, 13% orang wisatawan
direkomendasikan secara acak dengan mendapatkan informasi
mengenai hotel dari sosial media dan internet. 4% orang wisatawan
memilih hotel tersebut atas kemauan diri sendiri dan insiatif diri sendiri.
6) 40% mendapat informasi mengenai Hotel Burz@ melalui sarana
informasi lainnya seperti travel agent, 23% mendapat informasi melalui
referensi teman/kerabat, 20% mendapat informasi melalui sarana sosial
media, 17% mendapat informasi melalui sarana internet. 7) 37% yang
menginap memilih letak yang strategis sebagai keunggulan dari Hotel
Burz@, 30% yang menginap memilih kualitas akomodasi dan fasilitas
sebagai keunggulan dari Hotel Burz@, 20% memilih lainnya sebagai
20
keunggulan dari Hotel Burz@, 3% memilih kualitas pelayanan sebagai
keunggulan dari Hotel Burz@.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hotel Burz@ merupakan hotel berbintang tiga yang terletak di
Kota Yogyakarta. Hotel Burz@ merupakan salah satu hotel di
Yogyakarta yang mengalami peningkatan okupensi dari tahun ke tahun.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya data jumlah wisatawan yang
berkunjung dan wisatawan yang menginap meningkat dari tahun 2012
sampai tahun 2016 (Tabel 1.2) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan dan akhirnya memilih
untuk menginap di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berkaitan
dengan karakteristik dan motivasi wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Wisatawan yang menginap di Hotel Burz@ sebagian
besar berasal dari luar Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat
rentang usia wisatawan yang menginap di hotel tersebut <20 Tahun, 20-
25 Tahun, 26-30 Tahun, 31-40 Tahun, dan >40 Tahun. Rentang usia di
dominasi oleh usia produktif, kemudian diikuti oleh usia dewasa, dan
lanjut usia. Adapun pendidikan terakhir terdapat pilihan dari SD, SMP,
SMA, Diploma, Sarjana, dan Lain-lain. Pendidikan terakhir wisatawan
di dominasi oleh lulusan SMA, kemudian diikuti oleh lulusan Sarjana.
Kemudian, untuk pekerjaan terakhir wisatawan yang menginap di hotel
tersebut terdapat pilihan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Wirausaha,
TNI/Polri, Guru/Dosen, Pelahar/Mahasiswa, dan Lain-lain. pekerjaan
yang mendominasi wisatawan menginap di hotel tersebut adalah
Pelajar/Mahasiswa. Hal ini dikarenakan saat kesempatan penelitian
21
berlangsung, sedang dilaksanakan juga study visit yang diikuti oleh
Mahasiswa Universitas Udayana yang turut menginap di Hotel Burz@.
Wisatawan yang menginap di Hotel Burz@ sebagian besar baru
pernah menginap sebanyak 1 kali, hanya 3 orang saja yang pernah
menginap lebih dari 1 kali. Repeater guest atau wisatawan yang kembali
menginap di Hotel Burz@ didasari karena pelayanan hotel yang baik,
letak hotel yang strategis, dan karyawan hotel yang ramah. Alasan yang
mendasari wisatawan menginap di hotel tersebut sebagian besar karena
kegiatan pendidikan atau akademi. Sebagian besar hal yang menjadi
pertimbangan wisatawan untuk menginap di hotel tersebut dikarenakan
suasana yang nyaman. Hal ini dapat dilihat dengan suasana khas Jawa
yang menjadi suasana utama dalam hotel tersebut. Wisatawan yang
menginap di hotel tersebut rata-rata menginap bersama dengan
kelompoknya, dan mereka menginap di hotel tersebut rata-rata karena
diajak oleh teman. Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor yang
menjadi motivasi dari wisatawan dalam menentukan dan menginap di
Hotel Burz@.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat
saran-saran yang dapat dipaparkan dengan tujuan perbaikan,
pengembangan, serta masukan agar dalam proses pengakomodasian
dapat berjalan dengan baik. Adapun saran yang dapat disampaikan,
yaitu agar pemerintah lebih giat dalam meningkatkan kualitas fasilitas
dari hotel yang ada di Kota Yogyakarta, khususnya pada Hotel Burz@.
Selain itu, berbagai macam promosi juga diperlukan dalam operasional
hotel agar mampu meningkatkan okupensi dan lebih dikenal oleh
masyarakat maupun mancanegara.
22
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sadirman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Agus, Sulastiyono. 2011. Manajemen Penyelenggaraan Hotel.
Bandung: Alpabeta.
Anonim. 1990. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1990.
Tentang Pokok-Pokok Kepariwisataan.
H. Oka A. Yoeti. 1995. Dasar-Dasar Pariwisata. Bandung: Angkasa
JK Suryabrata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Rosjiden, dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sutikno, M. Sobri. 2007. Belajar dan Pembelajaran: Upaya Kreatif
dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung:
Prospect.
Suwena, Ketut dan Widyatmaja, Ngurah. 2010. Pengetahuan Dasar
Ilmu Pariwisata. Udayana: Denpasar.
Syaiful, Bahri Djamarati. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka
Cipta.
23
Persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di
kawasan malioboro
Ermania Soraya1), Ni Nym. Sri Aryanti2), Ni Pt. Ratna Sari3)
Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata,
Universitas Udayana
E-mail: [email protected])
Abstrak
Malioboro merupakan salah satu nama jalan yang paling popular di Yogyakarta
dengan lokasi yang sangat strategis, yaitu di jantung Kota Yogyakarta.
Keramaian Malioboro tidak lepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang
berjajar menjual berbagai jenis makanan dan minuman serta souvenir.
Pengunjung yang datang ke Malioboro tidak hanya untuk berjalan-jalan atau
rekreasi, tetapi juga untuk berwisata kuliner karena Malioboro di dominasi oleh
pedagang yang menjual berbagai macam makanan dan minuman.Persepsi
pengunjung merupakan faktor penting untuk mengetahui bagaimana tanggapan
mereka terhadap sajian kuliner di kawasan Malioboro.Penelitian ini memiliki
tujuan untuk mengetahui apasa jajenis sajian kuliner dan bagaimana persepsi
pengunjung terhadap sajian kuliner di kawasan Malioboro.Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, untuk
menganalisa persepsi pengunjung, kategori pernyataan dalam penulisan ini
menggunakan skala likert. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu dari 100
persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner, nilai rata-ratanya sebanyak 3,34
maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi Pengunjung Terhadap Sajian Kuliner
di Kawasan Malioboro termasuk dalam kategori “Cukup”.
Kata Kunci : Persepsi, pengunjung, sajian kuliner, Malioboro
Abstract
Malioboro is one of the most popular street in Yogyakarta with a very strategic
location, in the center of Yogyakarta. Malioboro crowd can not be separated
from the number of street vendors who lined up selling various types of food,
drinks and souvenirs. Visitors who come to Malioboro not only for a walk or
recreation, but also for culinary tour because Malioboro is dominated by
traders who sell a variety of foods and beverages. Perception of visitors is an
important factor to know how their response to culinary delights in the area of
Malioboro. This research has a purpose to know what kind of culinary and
visitors perception about culinary serve in Malioboro region. The technique
used in this research is descriptive qualitative analysis techniques, to analyze
visitor perceptions, categories of statements in this paper using Likert scale. As
for result of this research that is from 100 perception of visitor to culinary dish,
24
its average value 3,34 it can be concluded that Visitor Perception on Culinary
Serve in Malioboro Region included in category "Enough".
Key Words: Perception, visitors, culinary of serving, Malioboro
PENDAHULUAN
Pariwisata di Indonesia saat ini adalah salah satu sumber
pendapatan negara yang sangat menjanjikan, mengingat kekayaan yang
dimiliki Indonesia sangat beragam baik kekayaan alam maupun budaya.
Perkembangan bisnis pariwisata di Indonesia kini sudah sangat pesat.
Perkembangan dalam sektor pariwisata tersebut akan memicu berbagai
perkembangan dalam sektor lain seperti sektor ekonomi, sosial dan
budaya. Berbagai daerah di Indonesia memiliki daya tarik wisata yang
beragam, salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
menjadi tujuan favorit wisatawan di Indonesia.
Daerah Istimewa Yogyakarta atau dalam bahasa jawa disebut
Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta adalah Daerah Istimewa setingkat
provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara Kesultanan
Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Sebagai salah satu
provinsi dengan daerah tujuan wisata yang beragam, Yogyakarta
memiliki banyak jenis wisata yang mampu menarik minat wisatawan
untuk datang kesana. Salah satu jenis wisata yang sekarang sedang
mengalami perkembangan pesat di Yogyakarta adalah wisata kuliner.
Trend wisatawan sekarang yang datang ke suatu daerah wisata untuk
mencari atau berburu makanan khas daerah tersebut menjadi peluang
besar bagi daerah. Banyak Pengunjung yang menyempatkan waktu
berburu makanan dan minuman khas daerah tujuan di sela-sela
kegiatannya berwisata.
25
Salah satu destinasi wisata kuliner di Yogyakarta yang paling
diminati oleh wisatawan ialah kawasan wisata Malioboro. Kawasan
Malioboro masuk ke dalam Kota Yogyakarta dan membentang dari
Stasiun Tugu Yogyakarta sampai ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta
(titik nol kilometer Yogyakarta). Mencakup pula jalan Margo Utomo,
yang tadinya bernama jalan Mangkubumi. Di kedua sisi kawasan
Malioboro, banyak terdapat pedagang kaki lima yang menawarkan
berbagai souvenir khas Jogja seperti baju batik, kerajinan tangan, dan
kaos sablon bertuliskan Jogja. Selain berbelanja di Malioboro,
wisatawan juga dapat berbelanja di Pasar Beringharjo, yang terletak di
ujung kawasan Malioboro. Malioboro adalah pusat kawasan wisata
terbesar di Yogyakarta yang dikelilingi dengan banyak hotel, restoran,
dan toko-toko disekitarnya. Malioboro menjadi ikon wisata Kota
Yogyakarta yang menawarkan berbagai macam wisata, tidak hanya
wisata belanja namun juga wisata budaya, wisata sejarah, dan tentunya
wisata kuliner.
Pada sore sampai malam hari di kanan kiri trotoar kawasan
Malioboro menjadi wisata kuliner malam hari yang terkenal dengan
sebutan Lesehan Malioboro. Lesehan Malioboro ini sangatlah identik
dengan kota Yogyakarta dan digemari para wisatawan. Berderet
makanan lezat seperti gudeg, bakmi jawa, nasi goreng, ayam goreng,
burung dara goreng maupun bakar dan mie ayam siap disajikan oleh para
penjual. Banyak wisatawan yang datang untuk mencoba makanan dan
merasakan suasana Lesehan Malioboro di malam hari. Adapula yang
memang sudah menjadi langganan, sehingga setiap liburan ke
Yogyakarta selalu mampir ke Lesehan Malioboro. Selain itu, disisi utara
jalan Malioboro (Jalan Margo Utomo) juga banyak terdapat angkringan
yang berderet menjual berbagai macam makanan. Angkringan di
26
kawasan Malioboro memiliki satu minuman khas yang menjadi daya
tarik wisatawan untuk berkunjung, minuman tersebut ialah kopi jos.
Wisata kuliner di kawasan Malioboro tentunya tidak terlepas
dari rumor negatif di kalangan wisatawan. Dulu sekitar tahun 2000-an
lesehan Malioboro terkenal memiliki harga yang sangat mahal. Para
penjual sering kali menaikkan harga sesuka hati atau lebih dikenal
dengan harga “nuthuk”. Kabar ini beredar luas di dunia maya bahkan
surat kabar. Namun demikian, lesehan Malioboro tetap ramai dikunjungi
wisatawan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin
mengetahui sajian kuliner yang terdapat di kawasan Malioboro dan
sejauh mana persepsi wisatawan terhadap sajian kuliner, baik itu
citarasa, tampilan, kebersihan dan harga di kawasan Malioboro.
TINJAUAN PUSTAKA
Adapun penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan
dalam penelitian ini adalah penelitian dengan judul “Persepsi
Wisatawan Terhadap Produk Kuliner Di Kawasan Wisata Istana Siak
Sri Indrapura” oleh Sartika Wulansari, penelitian tersebut bertujuan
Untuk mengetahui persepsi dari wisatawan mengenai kuliner yang
dijual di Kawasan Wisata Istana Siak Sri Indrapura dan untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi
wisatawan terhadap kuliner tersebut.
Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik analisis data statistik dengan menggunakan 100 responden
sebagai penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 100
responden adalah bahwa persepsi wisatawan terhadap kuliner yang
27
berada dikawasan wisata Istana Siak Sri Indrapura ini kurang baik
dimata para responden, karena menurut responden harga kuliner yang
dijual tersebut mahal atau berada diatas standar dan kualitas produk
yang dijualkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
wisatawan terhadap kuliner yang dijual di kawasan wisata Istana Siak
Sri Indrapura ini adalah pengalaman yang pernah mereka rasakan
sebelumnya saat membeli produk kuliner di restoran tersebut, tampilan
produk yang menarik, harapan yang mereka inginkan pada produk
kuliner yang mereka beli, nilai-nilai yang dianutnya selama ini dan juga
motif dari pembelian produk kuliner tersebut.
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yakni persamaan konsep persepsi wisatawan terhadap suatu makanan
atau kuliner yang diteliti.Sedangkan perbedaannya terdapat pada objek
dan lokasi yang diteliti.Pada penelitian sebelumnya peneliti melakukan
penelitian tentang produk kuliner di kawasan Wisata Istana Siak Sri
Indrapura .Untuk penelitian yang dilaksanakan saat ini yakni tentang
sajian kuliner dikawasan Malioboro Yogyakarta.
Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dalam penelitian
ini adalah penelitian dengan judul “Persepsi Wisatawan Domestik
Terhadap Wisata Kuliner Malam Hari di Kawasan Malioboro
Yogyakarta” oleh Anisa Nanindra MahastrajayaAdanya tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui persepsi wisatawan domestic
terhadap produk, harga, tempat dan pelayanan wisata kuliner malam hari
di kawasanMalioboro dan untuk mengetahui berbagai upaya perbaikan
yang dapat dilakukan pada wisata kuliner malam hari di kawasan
malioboro yg lebihbaik.
28
Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan jumlah responden 40
wisatawan domestik yang berasal dari luar kota Jogja yang sedang dan
atau telah makan di lesehan dan angkringan di kawasan Malioboro dan
syarat lainnya adalah sampel bukan mahasiswa asal luar kota Jogja yang
sedang belajar di Jogja.
Adapun hasil penelitian ini adalah berbagai persepsi wisatawan
domestik mengenai produk, harga, tempat, dan pelayanan dari wisata
kuliner malam hari di kawasan Malioboro, yaitu lesehan dan
angkringan. Persepsi wisatawan digunakan sebagaiperbaikan dan
pengembangan guna meningkatkan citra baik pada lesehan dan
angkringan di kawasanMalioboro.Ditinjau dari aspek produk persepsi
wisatawan domestik terhadap lesehan Malioboro cukup baik. Lesehan
memiliki banyak variasi menu dengan kualitas makanan yang baik,
namun wisatawan tidak menemukan makanan yang khas yang hanya
bisa didapatkan di lesehan Malioboro.Pada aspek harga dan kebersihan
persepsi wisatawan masuk kategori kurang baik, sedangkan untuk
angkringan aspek produk sudah memiliki persepsi yang baik namun,
menurut persepsi wisatawan, harga masih terlalu mahal dibandingkan
angkringan selain kawasan Malioboro.Adapun persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yaitu persamaan konsep persepsi
wisatawan terhadap makanan atau kuliner yang diteliti dan lokasi yang
diteliti yaitu kawasan Malioboro Yogyakarta.Sedangkan perbedaannya
terdapat pada objek.Pada penelitian sebelumnya peneliti melakukan
penelitian tentang wisata kuliner tepatnya pada angkringan dan
lesehan.Untuk penelitian yang dilaksanakan saat ini yakni tentang sajian
kuliner di kawasan Malioboro.
130
Tinjauan Konsep
a. Tinjauan Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses interpretasi akibat adanya
penglihatan, tanggapan serta rasa ingin tahu terhadap rangsangan dari
luar tubuh sehingga menimbulkan suatu kesadaran dan terorganisasi
terhadap rangsangan dari luar tubuh tersebut dan dimanfaatkan untuk
suatu kepentingan.
b. Tinjauan Pengunjung
Menurut International Union of Official Travel Organization
(IUOTO), pengunjung yaitu setiap orang yang datang kesuatu Negara
atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali
untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.Pengertian yang sama
disampaikan oleh World Tourism Organization (WTO) Dalam Pitana
dan Gayatri (2005: 43) yang dimaksud dengan pengunjung (visitor)
untuk tujuan statistik ,yaitu setiap orang yang mengunjungi suatu negara
yang bukan merupakan negaranya sendiri dengan alasan apapun juga
kecuali untuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar oleh negara yang
dikunjunginya.
c. Tinjauan Sajian
Sajian dapat diartikan sebagai hidangan (makanan dan lauk
pauk), yang sudah disediakan pada suatu tempat untuk
dimakan.Penyajian makanan merupakan suatu cara untuk menyuguhkan
makanan kepada orang/para tamu untuk di santap secara keseluruhan
yang berisikan komposisi yang di atur dan telah disesuaikan dengan
permainan warna yang di susun secara menarik agar dapat menambah
nafsu makan.
131
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari sanitasi
dan hygiene makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis
bukan saja dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga
menjadi penyebab kontaminasi terhadap bakteri.Dalam penyajian
makanan dapat dilihat dari kemasan, porsi, bentuk makanan, dan
kebersihan makanan.
d. Tinjauan Kuliner
Pengertian kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan
berupa lauk-pauk, panganan maupun minuman..Kata kuliner merupakan
unsur serapan bahasa Inggris yaitu culinary yang berarti berhubungan
dengan memasak. Sedangkan orang yang bekerja di bidang kuliner
disebut koki atau
Secara harafiah, kuliner adalah kata yang biasa digunakan untuk
merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan memasak atau profesi
kuliner.Profesi kuliner sendiri dapat diartikan profesi untuk memasak
atau mempersiapkan produk makanan, seperti chef, management
restaurant, ahli penata diet, ahli gizi dan sebagainya. Produk makanan
merupakan hasil proses pengolahan bahan mentah menjadi makanan
siap dihidangkan melalui kegiatan memasak.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta,
tepatnya di Jalan Malioboro. Jalan Malioboro adalah nama salah satu
kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari
Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara
keseluruhan terdiri dari Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan
132
Margo Mulyo.Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton
Yogyakarta.
Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas variabel yang akan diteliti, pada penelitian
persepsi wisatawan terhadap sajian kuliner di kawasan malioboro akan
diidentifikasi melalui tiga aspek, yaitu: harga, penyajian, dan tempat.
a. Harga
Menurut Basu Swastha (2005:185) harga adalah jumlah
uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya. Harga sebuah produk
biasanya ditentukan dari berapa modal untuk
pembuatan produk tersebut dan ditambahkan jumlah
keuntungan yang akan diambil. Dalam variabel ini,
yang menjadi indikator harga, yaitu: keterjangkauan
harga, kesesuaian harga dengan kualitas produk, dan
daya saing harga
b. Penyajian
Penyajian makanan merupakan suatu hal yang penting
dalam penilaian terhadap produk makanan itu
sendiri.Penyajian makanan dapat mempengaruhi selera
dari nafsu makan seseorang. Dalam variabel ini, yang
menjadi indikator penyajian, yaitu: kemasan, porsi,
bentuk makanan, dan kebersihan makanan.
c. Tempat
Tempat makan, atau biasanya sering disebut dengan
rumah makan, warung, ataupun restoran adalah istilah
133
umum untuk menyebut usaha kuliner yang menyajikan
hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat
untuk menikmati hidangan tersebut serta menetapkan
tarif tertentu untuk makanan dan pelayanannya.Meski
pada umumnya tempat makan menyajikan makanan di
tempat, tetapi ada juga beberapa yang menyediakan
layanan take-out dining dan delivery service sebagai
salah satu bentuk pelayanan kepada
konsumennya.Tempat makan biasanya memiliki
spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkannya.
Sumber data penelitian adalah informasi mengenai bagaimana
persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di kawasan
Malioboro.Untuk mengumpulkan data primer, diperlukan penghayatan
peneliti terhadap objek yang diteliti, terutama untuk memperoleh
informasi yang bersifat kualitatif yang menjadi latar belakang data
kuantitatif.Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
observasi untuk memperoleh data.Tujuan penggunaan metode ini untuk
memperoleh bagaimana persepsi pengunjung terhadap sajian menu di
kawasan Malioboro. Selain itu untuk mendukung sumber data utama
maka ebebrapa data sekunder dibutuhkan seperti jurnal, buku, dokumen-
dokumen online, dan lain sebagainya. Data sekunder juga dapat berupa
majalah, bulletin, publikasi organisasi, hasil-hasil studi, tesis, survei,
studi historis, dan lain sebagainya.
Pegumpulan data dilkukan dengan pengamatan, wawancara,
kuisioner, dan studi kepustakaan. Sampe yang digunakan adalah
wisatawan yang ditentukan dengan accidental sampling, yaitu teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan.Dalam teknik penentuan
134
sampel ini, siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel.Teknik ini digunakan karena topik
yang diteliti adalah mengenai persepsi, dimana semua orang dapat
memberikan persepsi mengenai sajian kuliner yang diteliti. Penelitian
ini menggunakan 100 responden sebagai sampel.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif dan skala likert, dimana data yang diperoleh
dijabarkan berbentuk narasi. Pada analisis ini penulis akan mengungkap
fakta dan keadaaan variabel yang terjadi sesuai apa adanya. Penelitian
deskriptif kualitatif menafsirkan dan menuturkan data yang
bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi, kondisi secara
pandangan dalam masyarakat, pertentangan dua keadaan atau lebih,
hubungan antar variabel, perbedaan antar fakta, pengaruh terhadap suatu
kondisi, dan lain-lain. Penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif
dengan melakukan kegiatan penelitian meliputi: pengumpulan data,
menganalisis data, menginterpretasi data, dan diakhiri dengan sebuah
kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.
Selanjutnya untuk menganalisa persepsi pengunjung, kategori
pertanyaan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert.Skala likert
menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan.Skala Likert
adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner,
dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa
survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, pendidik dan
ahli psikolog Amerika Serikat. Rensis Likert telah mengembangkan
sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932.
135
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejarah Malioboro
Dalam Bahasa Sansekerta, kata Malioboro bermakna karangan
bunga. Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris
yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811
- 1816 M. Pendirian Jalan Malioboro bertepatan dengan pendirian
Kraton Yogyakarta. Awalnya Jalan Malioboro ditata sebagai sumbu
imaginer antara Pantai Selatan (Pantai Parangkusumo) - Kraton Yogya
- Gunung Merapi. Malioboro mulai ramai pada era kolonial 1790 saat
pemerintah Belanda membangun benteng Vredeburg pada tahun 1790
di ujung selatan jalan ini.
Selain membangun benteng, Belanda juga membangun Dutch
Club tahun 1822, The Dutch Governor’s Residence tahun 1830, Java
Bank dan Kantor Pos tak lama setelahnya. Setelah itu Malioboro
berkembang kian pesat karena perdaganagan antara orang belanda
dengan pedagang Tiong Hoa. Tahun 1887 Jalan Malioboro dibagi
menjadi dua dengan didirikannya tempat pemberhentian kereta api yang
kini bernama Stasiun Tugu Yogya.
Jalan Malioboro juga memiliki peran penting dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Di sisi selatan Jalan Malioboro pernah terjadi
pertempuran sengit antara pejuang tanah air melawan pasukan kolonial
Belanda yang ingin menduduki Yogya. Pertempuran itu kemudian
dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yakni
keberhasilan pasukan merah putih menduduki Yogya selama enam jam
dan membuktikan kepada dunia bahwa angkatan perang Indonesia tetap
ada.
Jalan Malioboro
136
Malioboro merupakan sebuah nama jalan yang berada di Kota
Yogyakarta, jalan malioboro yang membentang dari stasiun Tugu
Yogyakarta hingga Jalan Ahmad Yani, Jalan Malioboro ini
merupakan jalur poros Garis Imaginer dari Keraton Yogyakarta. Di
sekitar Jalan Malioboro Terdapat beberapa obyek sejarah antara lain
Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung/istana negara, Pasar
Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan umum 1
Maret.
Keramaian Malioboro juga tidak lepas dari banyaknya para
pedagang kaki lima yang tertata berjajar di sepanjang jalan Malioboro,
mereka menjajakan dagangannya di pinggiran toko, semua yang
ditawarkan oleh para pedagang merupakan barang atau benda yang
kebanyakan khas Jogja dan rata-rata benda-benda yang cocok sebagai
souvenir atau oleh-oleh bagi para pengunjung. Pengunjung juga dapat
menyaksikan kekhasan lain dari Malioboro seperti puluhan andong dan
becak yang parkir berderet disebelah kanan jalan pada jalur lambat
Malioboro.
Aktivitas wisatawan di Malioboro tidak hanya pada siang hari
saja, akan tetapi di kawasan Malioboro ini aktivitas wisata akan terus
berlanjut dengan adanya nuansa makan malam yang disediakan warung-
warung yang bermunculan pada malam hari.Selain atraksi di siang dan
malam hari, malioboro juga memiliki fasilitas penunjang yaitu
akomodasi, tempat makan, tempat ibadah, polisi pariwisata, pos
informasi,money changer, ATM, warnet, kios oleh-oleh yang menjual
makanan khas Yogyakarta dan tempat parker.
137
Jenis-jenis Sajian Kuliner di Kawasan Malioboro
Malioboro terkenal dengan sajian kuliner yang terdapat di
sepanjangjalannya.Sajian kuliner ini merupakan salah satu daya tarik
dan motovasi para pengunjung untuk datang.Ada berbagai macam jenis
kuliner yang di jual di sepanjang jalan malioboro, baik makanan maupun
minuman yang dijual ditawarkan dengan harga yang relatif murah.Jenis-
jenis sajian yang ditawarkan pada pagi hari dan malam hari berbeda.
Jenis jenis makanan yang dijual pada pagi sampai sore hari diantaranya
: Pecel, Gudeg Jogja, Bakso dan Mie ayam, Es dan sup buah durian, es
jus buah, soto ayam, soto kerbau, warung kopi, bubur ayam, cilok,
angkringan , dan banyak warung tenda yang menjual makanan untuk
sarapan. Adapun sajian kuliner yang dijual pada malam hari antara lain
adalah angkringan, kopi jos, wedang ronde, warung kopi, lalapan, sate
ayam. Pada kuliner malam hari , sajian yang ditawarkan lebih
didominasi oleh angkringan dan penjualan makanan lalapan dan
sejenisnya dalam bentuk lesehan.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yaitu Laki-
laki sebanyak 65 orang atau sebanyak 65%.Sedangkan yang berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 35 orang atau sebanyak 35%.
Karakteristik responden berdasarkan usia yaitu, dari rentang usia 17-26
tahun sebanyak 80 orang dalam persentase yaitu 80%. Rentang usia 27-
36 tahun sebanyak 9 orang atau dalam persen sebanyak 9%. Rentang
usia 37-46 tahun sebanyak 5 orang atau dalam persen yaitu 5%. Rentang
usia 47-56 tahun sebanyak 5 orang atau dalam persentase yaitu 6%.
Sedangkan dengan rentang usia 57 tahun keatas yaitu tidak ada
dikarenakan usia 57 tahun keatas sudah tidak memiliki tenaga atau
138
kurang produktif untuk melakukan kegiatan yang bersifat jalan-jalan.
Karakteristik pengunjung berdasarkan daerah asal dari Pulau Jawa
(Yogyakarta) sebanyak 20 orang atau sebanyak 20%, dari Pulau Jawa
(Bukan Yogyakarta) sebanyak 48 orang atau sebanyak 48%, dan yang
berasal dari luar Pulau Jawa yaitu sebanyak 32 orang dalam persentase
sebanyak 32%.
Persepsi Pengunjung terhadap Sajian Kuliner di Kawasan
Malioboro
1. Persepsi Pengunjung Terhadap Indikator Harga
Persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di
Kawasan Malioboro pada variabel harga yaitu: diperoleh
rata-rata sebesar 3,28 dalam kategori cukup terhadap
adanya keterjangkauan harga sajian kuliner di kawasan
Malioboro. Kemudian diperoleh rata-rata sebesar 3,46
dalam kategori bahwa pengunjung setuju terhadap
kesesuaian harga dengan kualitas makanan yang
dibayarkan dan persepsi pengunjung terhadap adanya
variasi harga pada produk sejenis diperoleh rata-rata
sebesar 3,70 dalam kategori setuju.
2. Persepsi Pengunjung Terhadap Indikator Penyajian
Persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di
Kawasan Malioboro pada variabel penyajian yaitu:
diperoleh rata-rata sebesar 3,22 dalam kategori cukup
terhadap kemasan makanan yang menarik dan unik pada
sajian kuliner di kawasan Malioboro. Kemudian
diperoleh rata-rata sebesar 3,37dalam kategori cukup
139
terhadap kesesuaian porsi makanan. Untuk Indikator
terhadap bentuk makanan yang unik dan menarik
diperoleh rata-rata sebesar 3,37 dalam kategori cukup,
kemudian diperoleh rata-rata sebesar 3,55 dalam kategori
setuju terhadap kelengkapan peralatan makanan dan
persepsi pengunjung terhadap keterjaminan kebersihana
makanan diperoleh rata-rata sebesar 3,04 dalam kategori
cukup.
3. Persepsi Pengunjung Terhadap Indikator Tempat
Persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di
Kawasan Malioboro pada variabel tempat yaitu:
diperoleh rata-rata sebesar 3,35 dalam kategori cukup
terhadap kenyamanan tempat makan pada sajian kuliner
di kawasan Malioboro dandiperoleh rata-rata sebesar
3,09 dalam kategori cukup terhadap terjaminnya
kebersihan tempat makan.
Jumlah rata-rata keseluruhan indikator yaitu
3,34. Rata-rata tersebut memiliki kategori
cukup.Kategori cukup ini disebabkan oleh adanya rata-
rata paling sedikit yaitu dalam indikator
kebersihan.Persepsi pengunjung memiliki nilai rendah
terhadap kebersihan tempat dan makanan, hal ini
disebabkan karena terdapat beberapa pedagang yang
menjajakan makannya secara terbuka tanpa adanya
penutup sehingga pengunjung berpendapat bahwa
makanan tersebut kebersihannya kurang serta tempat
menikmati makanan kebersihannya kurang diperhatikan
140
oleh pedagang.
Indikator yang memiliki nilai rata-rata yang
tinggi yaitu indikator harga.Pengunjung berpendapat
setuju dengan adanya varian harga makanan yang dijual
oleh pedagang, karena memang benar berdasarkan hasil
observasi menunjukan bahwa harga makanan yang dijual
memiliki harga yang berbeda-beda.Indikator kesesuaian
harga terhadap kualitas makanan juga memiliki kategori
setuju, yang berarti pengunjung setuju terhadap
kesesuaian harga terhadap kualitas makanan yang
mereka beli.Jadi, untuk menikmati suatu sajian kuliner
faktor kebersihan dan harga merupakan faktor yang
dapat mendorong seseorang untuk membeli sajian
kuliner.Selain harga yang terjangkau, tempat yang bersih
serta penyajian yang baik dapat menarik minat
pengunjung untuk membeli suatu sajian kuliner.
Dari hasil diatas dapat diperoleh kseluruhan rata-rata sebagai
berikut:
Tabel 1. Rata-rata Persepsi Pengunjung Terhadap Sajian Kuliner
di Kawasan Malioboro
No
Pernyataan
Sangat
Tidak
setuju
Tidak
Setuj
u
Cukup Setu
ju
Sangat
Setuju
Jumlah
Respond
en
Tota
l
Skor
Rata-
rata
Skor
1.
Makanan yang
anda beli
memiliki harga
yang terjangkau
11
8
36
32
13
100
328
3,28
141
2.
Kualitas
makanan yang anda beli sesuai
dengan harga
yang anda bayarkan
5
14
24
44
13
100
346
3,46
3.
Adanya variasi
harga makanan
pada produk yang sejenis
(misal: bakpia
dengan berbagai merk)
1
9
25
46
19
100
370
3,70
4.
Kemasan
makanan yang
anda beli menarik dan unik
5
20
36
26
13
100
322
3,22
5.
Porsi makanan
yang anda beli
sesuai dengan yang di harapkan
7
10
33
39
11
100
337
3,37
6.
Bentuk makanan
yang anda beli menarik dan unik
1
14
41
35
9
100
337
3,37
7.
Makanan yang anda beli
memiliki
perlengkapan makanan yang
memadai
(seperti: sendok, garpu)
5
11
30
32
22
100
355
3,55
8.
Makanan yang anda beli
terjamin kebersihannya
6
20
45
22
7
100
304
3,04
9.
Tempat anda
membeli
makanan memiliki
lingkungan yang nyaman
4
16
32
37
11
100
335
3,35
10 .
Tempat anda membeli
makanan
tersebut terjamin kebersihannya
9
12
46
27
6
100
309
3,09
TOTAL 3,34
142
Berdasarkan tabel diatas, jumlah rata-rata keseluruhan indikator
yaitu 3,34. Rata-rata tersebut memiliki kategori cukup.Kategori cukup
ini disebabkan oleh adanya rata-rata paling sedikit yaitu dalam indikator
kebersihan.Persepsi pengunjung memiliki nilai rendah terhadap
kebersihan tempat dan makanan, hal ini disebabkan karena terdapat
beberapa pedagang yang menjajakan makannya secara terbuka tanpa
adanya penutup sehingga pengunjung berpendapat bahwa makanan
tersebut kebersihannya kurang serta tempat menikmati makanan
kebersihannya kurang diperhatikan oleh pedagang.
Indikator yang memiliki nilai rata-rata yang tinggi yaitu
indikator harga.Pengunjung berpendapat setuju dengan adanya varian
harga makanan yang dijual oleh pedagang, karena memang benar
berdasarkan hasil observasi menunjukan bahwa harga makanan yang
dijual memiliki harga yang berbeda-beda.Indikator kesesuaian harga
terhadap kualitas makanan juga memiliki kategori setuju, yang berarti
pengunjung setuju terhadap kesesuaian harga terhadap kualitas makanan
yang mereka beli.Jadi, untuk menikmati suatu sajian kuliner faktor
kebersihan dan harga merupakan faktor yang dapat mendorong
seseorang untuk membeli sajian kuliner.Selain harga yang terjangkau,
tempat yang bersih serta penyajian yang baik dapat menarik minat
pengunjung untuk membeli suatu sajian kuliner.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yaitu
bahwa persepsi pengunjung terhadap sajian kuliner di kawasan
malioboro berdasarkan indikator harga mendapat rata-rata skor sebesar
3,48 dengan kategori setujuyang berarti pengunjung setuju terhadap
143
harga yang diterapkan. Namun pada saat wawancara ada beberapa
pengunjung yang sedikit mengeluhkan harga terutama pengunjung
lokal. Lalu, pada indikator penyajian mendapat rata-rata skor sebesar
3,31 dengan kategori cukupyang berarti pengunjung tidak merasa setuju
namun juga tidak merasa kurang setuju. Namun skor terendah terdapat
pada kebersihan makanannya. Sedangkan pada indikator tempat
mendapat rata-rata skor sebesar 3,22 dengan kategori cukup yang berarti
juga pengunjung tidak merasa setuju namun juga tidak merasa kurang
setuju.
Adapun jika total skor dirata-rata maka akan mendapat nilai
sebesar 3,34 dengan kategori cukup. Jadi dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa terlihat dari skor yang didapat oleh penjual sajian
kuliner yang diberikan oleh pengunjung terhadap sajian kuliner di
kawasan Malioboro adalah cukup.
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagi pihak penjual sajian kuliner selaku host, dalam
menentukan harga makanan yang disajikan kepada pengunjung
sudah baik. Namun pada beberapa narasumber terutama
pengunjung lokal, mereka masih berharap agar harga makanan
di kawasan malioboro sedikit diturunkan.
2. Dalam penyajian kuliner, pengunjung sudah menilai cukup.
Namun hal itu perlu ditingkatkan lagi terutama dalam
kebersihan makanan yang akan disajikan kepada pengunjung.
3. Selain kebersihan makanan, perlu juga ditingkatkan lagi
kebersihan tempat dan lingkungan agar pengunjung merasa
144
lebih puas dalam menikmati sajian kuliner di kawasan
Malioboro
DAFTAR PUSTAKA
A, Riyanto. 2015. Kuliner.Diakses
dalamhttps://www.kanalinfo.web.id/2015/07/pengertian-
kuliner.htmlhttp://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab
2/2014-2-00383-DI%20Bab2001.pdf diakses pada tanggal
29 Maret 2018pada tanggal 12 April 2018
Amrullah, Artika Romal. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga,
dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Honda
Beat”. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
(STIESIA) Surabaya.
Astuti, Lala Try. 2016. “Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan dan
Kualitas Makanan pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit
Queen Latifa Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
Parwati, Dwi, dkk. 2017. “Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas
Pelayanan Front Office, Food and bavarage, dan
housekeeping di Hotel Berlian Abadi Banyuwangi”.
Denpasar: Fakultas pariwisata, Universitas Udayana.
Nanindra Mahastrajaya, A. 2016. “Persepsi Wisatawan Domestik
Terhadap Wisata Kuliner Malam Hari di Kawasan Malioboro
Yogyakarta”. Yogyakarta: Fakultas Pariwisata, Universitas
Gadjah Mada.
Setiadi,N.J. 2015. “Buku Online Perilaku Konsumen”. Diakses
dalamhttps://books.google.co.id/books?id=HdxDDwAAQBAJp
ada tanggal 31 Maret 2018
Suryadana, L. 2015. “Buku Online Kajian Kepariwisataan Dalam
Paradigma Integratif–Transformatif Menuju Wisata Spiritual”.
Diakses
dalamhttps://books.google.co.id/books?id=oM9WDwAAQBAJp
ada tanggal 1 April 2018
145
Widiyono, Mochamad Wildan Tri. 2014. “Analisis pengaruh psikologi
konsumen terhadap keputusan pembelian Suzuki Satria FU
150: Studi pada mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang”. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Wulansari. 2015. “Persepsi Wisatawan Terhadap Produk Kuliner Di
Kawasan Wisata Istana Siak Sri”. Riau: Universitas Riau
146