proses likuifaksi

5
9.6. PROSES LIKUIFAKSI Gas yang dicairkan, secara umum digunakan untuk berbagai keperluan, contohnya propan cair di dalam tabung, dipakai sebagai bahan bakar untuk keperluan domestik, oksigen cair diperlukan untuk roket, gas alam yang dicairkan untuk transportasi di lautan, nitrogen cair dipakai untuk refrigerasi pada suhu rendah. Sealain itu, campuran gas, (seperti udara) dicairkan untuk memisahkan komponen menjadi masing-masing fraksinya. Likuifaksi terjadi jika gas didinginkan sampai temperatur pada daerah 2 fase. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa cara; 1. Dengan penukaran panas pada tekanan tetap 2. Dengan proses ekpansi (dimana bisa diperoleh kerja W) 3. Dengan proses Throttling. Ketiga cara ini digambarkan dalam diagram T-S , seperti pada grafik dibawah ini. Gambar 9.5: Proses pendinginan dalam diagram TS

Upload: cahyo-nugroho

Post on 25-Oct-2015

435 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Proses likuifaksi gas dengan analisis termodinamika

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES LIKUIFAKSI

9.6. PROSES LIKUIFAKSI

Gas yang dicairkan, secara umum digunakan untuk berbagai keperluan, contohnya propan cair

di dalam tabung, dipakai sebagai bahan bakar untuk keperluan domestik, oksigen cair

diperlukan untuk roket, gas alam yang dicairkan untuk transportasi di lautan, nitrogen cair

dipakai untuk refrigerasi pada suhu rendah.

Sealain itu, campuran gas, (seperti udara) dicairkan untuk memisahkan komponen menjadi

masing-masing fraksinya.

Likuifaksi terjadi jika gas didinginkan sampai temperatur pada daerah 2 fase. Hal ini dapat

dicapai dengan beberapa cara;

1. Dengan penukaran panas pada tekanan tetap

2. Dengan proses ekpansi (dimana bisa diperoleh kerja W)

3. Dengan proses Throttling.

Ketiga cara ini digambarkan dalam diagram T-S , seperti pada grafik dibawah ini.

Gambar 9.5: Proses pendinginan dalam diagram TS

Pada proses tekanan tetap (1), mendekati daerah 2 fase, dan likuifaksi sangat dekat dengan

temperatur tertentu yang harus diturunkan. Proses throttling (3) tidak menghasilkan likuid,

kecuali jika pada keadaan awal tekanan cukup tinggi dan temperatur cukup rendah selama

proses entalpi konstan untuk masuk ke dalam daerah 2 fase. Hal ini tidak akan terjadi bila titik

awalnya di titik A. Jika keadaan awal di titik , dimana temperaturnya sama, tetapi tekanannya

lebih tinggi dari titik A, kemudian dengan proses ekspansi entalpi konstan (ekspansi isentalpi)

Page 2: PROSES LIKUIFAKSI

proses ( ) dihasilkan pembentukan likiud. Perubahan keadaan dari A ke , sangat mudah

dilakukan dengan mengkompres gas hingga ke tekanan final di B, diikuti dengan pendinginan

pada tekanan konstan hingga titik . Likuifaksi dengan ekspansi isentropis sepanjang proses (2)

dapat dilakukan pada tekanan rendah (pada temperatur tertentu) dibanding dengan men

throttlingnya. Misalnya, lanjutan proses (2) dari keadaan awal A, akhirnya dihasilkan likuid.

Proses throttling (3) adalah cara yang umum dipakai pada pabrik komersil skala kecil

untuk pencairan gas. Temperatur gas selama ekspansi akan terus turun. Hal ini tentu saja sesuai

dengan yang terjadi pada kebanyakan gas pada kondisi tekanan dan temperatur yang umum.

Cara yang paling ekonomis untuk mendinginkan gas untuk dicairkan adalah dengan counter

current heat exchange dengan sejumlah porsi gas yang tidak tercairkan dalam proses throttling

proses. Ada 2 proses likuifaksi yang dikenal yaitu proses Linde dan proses Claude . Diagram

alir proses seperti tergambar berikut .

Pada proses Linde, setelah gas dikompres lalu didinginkan hingga temperatur sekitarnya, dan

diteruskan dengan refrigerasi. Gas yang temperaturnya rendah dialirkan ke Throttle Valve,

sehingga sebagian besar fraksi gas akan mencair.

Page 3: PROSES LIKUIFAKSI

Pada proses Claude, agar lebih efisien, throttle valve diganti dengan expander.

Neraca energi pada proses Claude;

m9 H 9+m15 H 15−m4 H 4=W out

bila ekspander beroperasi secara adiabatis, W out=m12(H 12−H 5)

Selanjutnya, dari neraca massa nya : m15=m4−m9, persamaan energi diatas dibagi dengan m4

menjadi sbb ;

m9

m4

H 9+m4−m9

m4

H 15−H 4=m12

m4

(H 12−H 5)

jika didefinisikan : z≡ m9/m4 dan , maka persamaan diatas diselesaikan

untuk z , hasilnya sbb ;

z=x ( H 12−H 5 )+H 4−H 15

H 9−H 15

(9.7)

dimana z adalah fraksi aliran masuk sistim heat exchanger yang dapat dilikuifaksi dan x adalah

fraksi yang dibelokkan diantara heat exchanger dengan yang melintas lewat expander. Harga x

adalah variabel desain mesti dispesifikasi sebelum persamaan (9.7) diselesaikan untuk z.

Pada proses Linde ( x = 0 ) , persamaan diatas menjadi:

Page 4: PROSES LIKUIFAKSI

z=H 4−H 15

H 9−H 15

(9.8)

Karena itu Proses Linde merupakan juga proses Claude yang terbatas, apabila tidak ada aliran

gas tekanan tinggi yang dikirim ke ekspander.

Persamaan (9.7) dan (9.8) diperkirakan tidak ada panas yang mengalir dari lingkungan ke

dalam sistem. Hal ini tidak mungkin sepenuhnya benar, karena mungkin saja terjadi kebocoran

gas pada temperatur yang sangat rendah, walaupun peralatannya diisolasi sempurna.

Sumber: Smith, J. M. 2001. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 6th ed.

McGraw Hill