proses berpikir pseudo-konseptual dan pseudo-analitik dalam pembelajaran matematia

17
L/O/G/O SHLOMO VINNER PROSES BERPIKIR PSEUDO-KONSEPTUAL DAN PSEUDO-ANALITIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KADEK ADI WIBAWA

Upload: adi-wibawa

Post on 24-Jan-2018

336 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

L/O/G/O

SHLOMO VINNERPROSES BERPIKIR PSEUDO-KONSEPTUAL DAN PSEUDO-ANALITIK

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

KADEK ADI WIBAWA

Page 2: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Cli Artikel ini menunjukkan suatu kerangka teori yang sesuai

dengan phenomena yang sering terjadi dalam perilaku

bermatematika.

to add title in here

ABSTRAK

Asumsinya bahwa pengertian “konseptual” dan “analitik”

cukup jelas dalam domain berpikir matematika, pengertian

“pseudo-konseptual” dan “pseudo-analitik” diusulkan dan

dipaparkan.

Contoh-contoh dari kelas matematika, ujian matematika, dan

pekerjaan rumah dianalisis dan didiskusikan dalam

pengajuan kerangka teori.

Page 3: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Pengertian “pseudo konseptual” dan “pseudo-analitik” yang

diusulkan pada artikel ini, sebenarnya mengarah pada

perluasan pengertian “kognitif” melalui pembatasan pada

domain konteks yang bermakna.

ABSTRAK

Analisis perilaku tanpa makna, di klaim, memenuhi kerangka

kerja yang berbeda.

Usaha untuk menganalisis perilaku yang tak bermakna

pada waktu yang sama sebagai perilaku yang bermakna di

sini disebut “kekeliruan pendekatan kognitif”

Page 4: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Page 5: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia
Page 6: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Kita berbicara banyak tentang situasi pembelajaran dan

situasi pemecahan masalah, tetapi apakah mereka

benar-benar belajar atau berada pada situasi

pemecahan masalah?.

PENDAHULUAN THE COGNITIVE APPROACH FALLACY

Page 7: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Page 8: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia
Page 9: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Page 10: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Dalam penelusurannya Vinner (1997) memberikan pertanyaan pada siswa

Tentukan luas daerah persegi panjang yang

memiliki panjang 7 cm dan lebar 5 cm.

Page 11: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

siswa yang menjawab secara analitik

1. Masalah ini merupakan masalah luas daerah. Luas daerah yang

diminta adalah persegi panjang. Pada masalah ini yang diberikan

diketahui dua panjang sisi persegi panjang.

2. Luas daerah persegi panjang adalah hasil kali panjang dua sisinya.

3. Pada kasus ini, panjang sisi-sisinya adalah 7 dan 5. Oleh karena itu,

luas daerahnya adalah 7 × 5 = 35 𝑐𝑚2.

Page 12: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Siswa yang menjawab dan mengalami berpikir

pseudo analitik adalah:

1. Pertanyaan yang diberikan sama dengan kasus yang sudah

dikerjakan sebelumnya ketika belajar tentang luas daerah persegi

panjang.

2. Pertanyaan ini dapat diselesaikan dengan mengalikan dua bilangan

yang diberikan pada pertanyaan ini.

3. Dua bilangan pada kasus ini adalah 7 dan 5 sehingga hasilnya

adalah 35. Yang berarti jawaban yang memenuhi adalah 35 𝑐𝑚2.

Page 13: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Proses berpikir pseudo analitik siswa dapat diidentifikasi oleh Vinner dengan

memberikan pertanyaan yang kedua, yaitu:

Tentukan luas daerah persegi panjang yang salah satu

sisinya 7 cm dan kelilingnya 24 cm.

Page 14: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

Siswa hanya berpikir bahwa untuk menentukan luas daerah persegi panjang,

ia harus mencari hasil kali dari dua bilangan yang diketahui. Hal ini tentu

proses berpikir yang salah secara analitik.

Siswa yang berpikir pseudo analitik memberikan jawaban 7 × 24 = 168 𝑐𝑚2.

Page 15: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

KESIMPULAN

Proses berpikir pseudo konseptual dan pseudo analitik

Diawali dengan

SPONTANITAS, NATURAL TETAPI TANPA MELAKUKAN KONTROL

Page 16: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

www.themegallery.com

SARAN PENELITI

• Penelitian yang diperlukan tidak hanya pada soal cerita (word problem)

pada siswa kelas 3, tetapi semua level kelas

• Pada level kuliah topik central: fungsi, turunan, limit, graf, dan banyak lagi

Page 17: Proses Berpikir Pseudo-Konseptual dan Pseudo-Analitik dalam Pembelajaran Matematia

L/O/G/O

Thank You!