proses berpikir pseudo-konseptual dan pseudo-analitik dalam pembelajaran matematia
TRANSCRIPT
L/O/G/O
SHLOMO VINNERPROSES BERPIKIR PSEUDO-KONSEPTUAL DAN PSEUDO-ANALITIK
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KADEK ADI WIBAWA
www.themegallery.com
Cli Artikel ini menunjukkan suatu kerangka teori yang sesuai
dengan phenomena yang sering terjadi dalam perilaku
bermatematika.
to add title in here
ABSTRAK
Asumsinya bahwa pengertian “konseptual” dan “analitik”
cukup jelas dalam domain berpikir matematika, pengertian
“pseudo-konseptual” dan “pseudo-analitik” diusulkan dan
dipaparkan.
Contoh-contoh dari kelas matematika, ujian matematika, dan
pekerjaan rumah dianalisis dan didiskusikan dalam
pengajuan kerangka teori.
www.themegallery.com
Pengertian “pseudo konseptual” dan “pseudo-analitik” yang
diusulkan pada artikel ini, sebenarnya mengarah pada
perluasan pengertian “kognitif” melalui pembatasan pada
domain konteks yang bermakna.
ABSTRAK
Analisis perilaku tanpa makna, di klaim, memenuhi kerangka
kerja yang berbeda.
Usaha untuk menganalisis perilaku yang tak bermakna
pada waktu yang sama sebagai perilaku yang bermakna di
sini disebut “kekeliruan pendekatan kognitif”
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Kita berbicara banyak tentang situasi pembelajaran dan
situasi pemecahan masalah, tetapi apakah mereka
benar-benar belajar atau berada pada situasi
pemecahan masalah?.
PENDAHULUAN THE COGNITIVE APPROACH FALLACY
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Dalam penelusurannya Vinner (1997) memberikan pertanyaan pada siswa
Tentukan luas daerah persegi panjang yang
memiliki panjang 7 cm dan lebar 5 cm.
www.themegallery.com
siswa yang menjawab secara analitik
1. Masalah ini merupakan masalah luas daerah. Luas daerah yang
diminta adalah persegi panjang. Pada masalah ini yang diberikan
diketahui dua panjang sisi persegi panjang.
2. Luas daerah persegi panjang adalah hasil kali panjang dua sisinya.
3. Pada kasus ini, panjang sisi-sisinya adalah 7 dan 5. Oleh karena itu,
luas daerahnya adalah 7 × 5 = 35 𝑐𝑚2.
www.themegallery.com
Siswa yang menjawab dan mengalami berpikir
pseudo analitik adalah:
1. Pertanyaan yang diberikan sama dengan kasus yang sudah
dikerjakan sebelumnya ketika belajar tentang luas daerah persegi
panjang.
2. Pertanyaan ini dapat diselesaikan dengan mengalikan dua bilangan
yang diberikan pada pertanyaan ini.
3. Dua bilangan pada kasus ini adalah 7 dan 5 sehingga hasilnya
adalah 35. Yang berarti jawaban yang memenuhi adalah 35 𝑐𝑚2.
www.themegallery.com
Proses berpikir pseudo analitik siswa dapat diidentifikasi oleh Vinner dengan
memberikan pertanyaan yang kedua, yaitu:
Tentukan luas daerah persegi panjang yang salah satu
sisinya 7 cm dan kelilingnya 24 cm.
www.themegallery.com
Siswa hanya berpikir bahwa untuk menentukan luas daerah persegi panjang,
ia harus mencari hasil kali dari dua bilangan yang diketahui. Hal ini tentu
proses berpikir yang salah secara analitik.
Siswa yang berpikir pseudo analitik memberikan jawaban 7 × 24 = 168 𝑐𝑚2.
www.themegallery.com
KESIMPULAN
Proses berpikir pseudo konseptual dan pseudo analitik
Diawali dengan
SPONTANITAS, NATURAL TETAPI TANPA MELAKUKAN KONTROL
www.themegallery.com
SARAN PENELITI
• Penelitian yang diperlukan tidak hanya pada soal cerita (word problem)
pada siswa kelas 3, tetapi semua level kelas
• Pada level kuliah topik central: fungsi, turunan, limit, graf, dan banyak lagi
L/O/G/O
Thank You!