proposal ferry
TRANSCRIPT
Program Studi Tata air pertanian
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunian-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan laporan Proyek Usaha Mandiri ( PUM ) yang berjudul “ Pengukuran
Infiltrasi mengunakan Double Ring infiltrometer (infiltrometer ganda) di
Beberapa Lahan Politeknik Pertanian Unand “ dengan baik. Laporan ini dibuat
untuk memnuhi syarat kurikulumyang ada pada Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Pertanian Universitas Andalas.
Selesainya Laporan Proyek Usaha Mandiri ( PUM ) ini juga tidak terlepas
dari dukungan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dan
rasa penghargaan penulis terhadap kepada kedua Orang Tua yang selalu
memberikan dorongan semangat serta memberikan dukungan moril, materil, dan
doa tulusnya.
Dan tak lupa , penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada bapak Ir. Yufrijal Away, MP selaku dosen pembimbing
yang telah memberikan bantuan dan saran serta penbghargaan kepada penulis
dalam pelaksanaan dan penulisan laporan ini :
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada :
1. Bapak Ir. Deny Sorel. MP, selaku Direktur Politeknik Pertanian
Universitas Andalas
2. Bapak Ir. Harmailis.Msi , selaku Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Pertanian Universitas Andalas
Proyek Usaha Mandirii
Program Studi Tata air pertanian
3. Bapak Ir. Ismawardi, MP selaku dosen pengarah dan membantu dalam
menyelesaikan laporan PUM ini.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga laporan ini tersusun.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini.
Tanjung Pati, 26 Juni 2008
Penulis
Proyek Usaha Mandiriii
Program Studi Tata air pertanian
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 4
2.1. Infiltrasi ................................................................................... 4
2.2. Konsep Umum Infiltrasi .......................................................... 4
2.3. Proses Terjadinya Infiltrasi .................................................... 5
2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Infiltrasi.......................... 6
2.4.1. Dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan
tebal lapisan
jenuh........................................................... 6
2.4.2. Kadar air dalam tanah .................................................. 6
2.4.3. Pemampatan oleh partikel-partikel curah/butiran
hujan 6
2.4.4. Tumbuh-tumbuhan ................................... 7
2.4.5. Pemampatan oleh Orang dan Hewan ....... 7
2.4.6. Kelembapan Tanah ................................... 8
2.4.7. Karateristik-karateristik air yang berinfiltrasi .
8
2.5. Pengukuran Infiltrasi ........................................... 9
III. ALAT DAN METODA ................................................................ 11
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................. 11
3.2. Alat dan Bahan pada pengukuran infiltrasi ............................. 11
3.3. Pelaksanaan Pengukuran Infiltrasi ......................................... 13
3.4. Jadwal Kegiatan program ....................................................... 14
Proyek Usaha Mandiriiii
Program Studi Tata air pertanian
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 15
4.1. Hasil ....................................................................................... 15
4.2. Pembahasan ............................................................................ 15
V. DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 17
Proyek Usaha Mandiriiv
Program Studi Tata air pertanian
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel Kegiatan ............................................................................... 14
2. Rencana Kebutuhan Alat dan Bahan Selama Usaha Proyek Usaha Mandiri (PUM) .............................................................................. 15
Proyek Usaha Mandiriv
Program Studi Tata air pertanian
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alat Infiltrometer Ganda(Double infiltrometer) ............................ 12
Proyek Usaha Mandirivi
Program Studi Tata air pertanian
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan suatu komponen yang memegang peranan
penting dalam
berbagai aspek kehidupan. Air merupakan sumber daya alam
yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh
semua makhluk hidup.
Bagi manusia air berperan penting dalam kegiatan pertanian,
industri dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga, dan hampir
70% kegiatan manusia membutuhkan air. Bagi makhluk hidup
lainnya air merupakan sumber kehidupan baik sebagi tempat
hidup maupun sarana yang menunjang kelangsungan kehidupan
mereka. Karenanya keberadaan air tidak dapat dipisahkan
dengan keberadaan makhluk hidup disekitarnya termasuk
manusia.
Selain untuk minum, air juga di pergunakan untuk usaha –
usaha lainnya. Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin
meningkat pertahunnya, secara tidak langsung meningkatkan
pertumbuhan akan air dan juga menambah jumlah bangunan
hunian ( tempat tinggal / rumah ) yang mengakibatkan
bertambah luasnya lapisan kedap air. Perubahan daerah yang
dulunya sebagai resapan menjadi daerah yang kedap air seperti
rumah, jalan, dan sebagainya mengakbatkan berkurangnya
Proyek Usaha Mandiri1
Program Studi Tata air pertanian
daerah tangkapan hujan ( daerah yang dapat meresapkan air ).
Hal – hal tersebut tentunya sangat berlawanan dengan
pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri akan sumber daya
air, oleh sebab itu permasalahan mengenai air, baik air hujan,
maupun air buangan ( limbah rumah tangga ) harus
mendapatkan penanganan yang serius dari kita. Pengelolaan
yang tidak baik pada air hujan akan dapat mengakibatkan efek –
efek buruk bagi lingkungan dan air tanah. Efek – efek buruk
tersebut antara lain adalah banyaknya genangan – genangan air
yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor,
berkembangbiaknya nyamuk penyebab demam berdarah, dan
apabila tidak diresapkan dengan baik akan menyebabkan
berkurangnya pasokan air tanah.
Infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam tanah.Dengan kata lain,
infiltrasi adalah perjalanan air kedalam tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan
air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah vertikal). Dengan mengetahui
berbagai laju infiltrasi pada suatu lahan maka kita dapat mengetahui keadaan laju
infiltrasi lahan,apakah lahan di politani tersebut masih dapat menghasilkan
tanaman dengan produksi yang maksimal dan juga untuk mengetahui bagaiman
tata guna lahan yang baik. Oleh karena itu saya ingin mengetahui dan melihat laju
infiltrasi di lahan Politeknik Pertanian Unand ini.
1.2. Tujuan
Proyek Usaha Mandiri2
Program Studi Tata air pertanian
Adapun tujuan dari suatu usaha penelitian dalam Pengukuran Infiltrasi
menggunakan Double Ring (infiltrometer ganda) di Beberapa Lahan Politani ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui besar laju infiltrasi.
2. Mengetahui besar daya resap tanah/suatu lahan.
3. Dengan pengukuran infiltrasi, kita dapat melakukan analisis dan
mendesain pembangunan/pengelolaan air.
4. Dengan mengukur infiltrasi kita dapat juga mengetahui seberapa besar
kebutuhan air suatu tanaman
5. Dengan mempelajari proses terjadinya dan faktor yang berpengaruh dalam
proses infiltrasi terutama pada infiltrasi didaerahhutan lindung (sebagai
daerah resapan), dimana fungsi penting dari hutan sebagai salah satu
media untuk meningkatkan proses masuknya air ke dalam tanah sehingga
peran hutan dalam mengendalikan aliran permukaan nampak lebih jelas
suatu lahan dengan memperhatikan peran proses infiltrasi di dalamnya.
Proyek Usaha Mandiri3
Program Studi Tata air pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infiltrasi
Menurut buku asdak, C, infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam
tanah.Dengan kata lain, infiltrasi adalah perjalanan air kedalam tanah sebagai
akibat gaya kapiler (gerakan air ke arah lateral) dan gravitasi (gerakan air ke arah
vertikal).setelah keadaan jenuh pada lapisan pada bagian ats terlampaui, sebagian
dari air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam sebagai akibat dari gaya
gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi. Laju maksimal gerakan air
masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi. Kapasitas infiltrasi terjadi
ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban
tanah. Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil daripada kapasitas infiltrasi,
Proyek Usaha Mandiri4
Program Studi Tata air pertanian
maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrsi umumnya dalam
satuan yang sama dengan intesitas curah hujan, yaitu milimeter per jam (mm/jam).
2.2. Konsep Umum Infiltrasi
Ketika air hujan jatuh ke permukaan jalan, sebagian air
tertahan di cekungan-cekungan, sebagian air mengalir sebagai
run off dan sebagian lainnya meresap kedalam tanah. Saat hujan
mencapai permukaan lahan maka akan terdapat bagian hujan
yang mengisi ruang kosong (void) dalam tanah yang terisi udara
(soil moisture deficiency) sampai mencapai kapasitas lapang (field
capacity) dan berikutnya bergerak kebawah secara gravitasi akibat
berat sendiri dan bergerak terus kebawah (perkolasi) kedalam
daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat di bawah permukaan
air tanah (phreatik). Air bergerak perlahan-lahan melewati
akuifer masuk kesungai atau kadang-kadang langsung kelaut
(Rusli, M. 2008).
2.3. Proses Terjadinya Infiltrasi (Asdak, C. 1990)
Ketika air menyentuh permukaan tanah, sebagian atau seluruhair hujan
tersebut masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaa tanah. Proses
masuknya air hujan kedalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan
gaya kapiler tanah. Laju air infiltrasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi
oleh diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan
mengalir tegak lurus ke dalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya
Proyek Usaha Mandiri5
Program Studi Tata air pertanian
kapiler bersifat mengalirkan air tersebut tegak lurus ke atas, ke bawah dan ke arah
horizontal. Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang
relatif kecil. Pada tanah dengan pori-pori yang besar, gaya ini dapat diabaikan
pengaruhnya.
Proses infiltrasi, dengan demikian, melibatkan tiga proses yang saling
tidak tegantung :
1. Proses masuknya air hujan melalui pori-pori permukaan tanah.
2. Tertampungnya air hujan tersebut di dalam tanah.
3. Proses mengalirnya air tersebut ke tempat lain (bawah, samping, dan atas).
Meskipun tidak saling tergantung, ketiga proses tersebut diatas saling
terkait.
2.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Infiltarsi (Ruli, M.
2008)
2.4.1. Dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan
tebal lapisan jenuh
Infiltrasi air melalui permukaan tanah dapat diumpamakan
sama dengan aliran lewat pipa-pipa sangat kecil, dalam jumlah
besar, dengan panjang dan diameter tertentu. Pada permulaan
musim hujan pada umumnya tanah masih jauh dari jenuh
sehingga pengisian akan berjalan terus pada waktu yang lama
Proyek Usaha Mandiri6
Program Studi Tata air pertanian
sehingga daya infiltrasi akan menurun terus pada hujan yang
berkesinambungan, meskipun pada periode sama.
2.4.2. Kadar Air Dalam Tanah
Jika sebelum hujan turun permukaan tanah sudah lembab,
daya infiltrasi (ft) akan lebih rendah di bandingkan dengan jika
pada permukaan tanah yang semula kering. Suatu jenis tanah
berbutir halus yang dapat digolongkan sebagai koloid, bila
terkena air dan menjadi basah akan mengembang.
Perkembangan tersebut mengakibatkan berkurangnyavolume
pori-pori, sehingga daya infiltrasi akan mengecil. Ini merupakan
alasan mengapa pada tanah yang berbutir halus ft akan cepat
mengecil dengan bertambahnya durasi hujan.
2.4.3. Pemampatan oleh partikel-partikel curah/butiran
hujan
Gaya pukulan butir-butir air hujan terhadap permukaan
akan mengurangi debit resapan air hujan. Akibat jatuhnya
tersebut butir-butir tanah yang lebih halus
dilapisan permukaan tanah akan terpencar dan masuk kedalam
ruang-ruang antar butir-butir tanah, sehingga terjadi efek
pemampatan. Permukaan tanah yang terdiri
Proyek Usaha Mandiri7
Program Studi Tata air pertanian
atas lapisan yang bercampur tanah liat akan menjadi kedap air
karena dimampatkan oleh pukulan butir-butir hujan tersebut.
Tapi tanah pasiran tanpa campuran bahan-bahan lain tidak akan
dipengaruhi oleh gaya pukulan partikel butir-butir hujan itu.
2.4.4. Tumbuh tumbuhan
Lingkungan tumbuh tumbuhan yang padat, misalnya
seperti rumput atau hutan cenderung untuk meningkatkan
resapan air hujan. Ini disebabkan oleh akar yang padat
menembus kedalam hutan, lapisan sampah organik dari daun-
daun atau akar-akar dan sisa-sisa tanaman yang membusuk
membentuk permukaan empuk, binatang-binatang dan
serangga-serangga pembuat liang membuka jalan kedalam
tanah, lindungan tumbuh-tumbuhan mengambil air dari dalam
tanah sehingga memberikan ruang bagi proses infiltrasi
berikutnya.
2.4.5. Pemampatan oleh Orang dan Hewan
Pada bagian lalu lintas orang atau kendaraan,
permeabilitas tanah berkurang karena struktur butir-butir tanah
dan ruang-ruang yang berbentuk pipa yang halus telah
dirusaknya dan mengakibatkan tanah tersebut menjadi padat,
sehingga laju infiltrasi pada daerah tersebut sangat rendah.
Proyek Usaha Mandiri8
Program Studi Tata air pertanian
Contohnya kebun rumput tempat memelihara banyak hewan,
lapangan permainan dan jalan tanah. Pemampatan oleh injakan
orang atau binatang dan lalu lintas kendaraan sangat
menurunkan laju infiltrasi.
2.4.6. Kelembaban tanah
Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas sangat
mempengaruhi laju infiltrasi. Potensi kapiler bagian lapisan tanah
yang menjadi kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas
menahan air normal akan meningkat jika lapisan tanah dibasahi
oleh curah hujan. Peningkatan potensial kapiler ini bersama-
sama dengan grafitasi akan mempercepat infiltrasi. Bila
kekurangan kelembaban tanah diisi oleh infiltrasi, maka selisih
potensial kapiler akan menjadi kecil. Pada waktu yang sama
kapasitas infiltrasi pada permulaan curah hujan akan berkurang
tiba-tiba, yang disebabkan oleh pengembangan bagian koloidal
dalam tanah. Jadi kelembaban tanah itu adalah sebagian tanah
dari sebab pengurangan tiba-tiba dari infiltrasi.
2.3.7. Karateristik-karateristik Air yang Berinfiltrasi
a. Suhu air mempunyai beberapa pengaruh, tetapi sifat dan
penyebarannya belum pasti. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pada bulan-bulan musim panas
Proyek Usaha Mandiri9
Program Studi Tata air pertanian
kapasitas infiltrasi lebih tinggi. Namun ini tentu disebabkan
oleh sejumlah faktor dan tentunya bukan karena suhu saja.
(Ward, 1967).
b. Kualitas air merupakan factor lain yang mempengaruhi
infiltrasi. Liat halus pada partikel debu yang dibawa dengan
air ketika infiltrasi kebawah dapat menghambat ruang pori
yang lebih kecil. Kandungan garam dapur air
mempengaruhi visikositas air dan laju pengembangan
koloid.
2.5. Pengukuran Infiltrasi
Pengukuran laju infiltrasi bisa dilakukan dengan berbagia
cara, diantaranya dengan alat ring infiltrometer. Ring
infiltrometer ini merupakan suatu pipa besi bergaris tengah 25-
30 cm dan panjang 60 cm, pada bagian dalam pipa terdapat
skala dalam mm. Percobaan ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut. Terlebih dahulu lokasi yang akan diukur
dibersihkan. Sebaiknya tanah yang terkelupas dapat dibuang,
silinder ditempatkan tegak lurus dan ditekan kedalam tanah,
sehingga bersisa ± 10 cm diatas permukaan tanah. Apabila
tanah yang akan diukur merupakan tanah lunak, hal tersebut
Proyek Usaha Mandiri10
Program Studi Tata air pertanian
dpat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi apabila tanah
tersebut merupakan tanah keras, maka untuk dapat
memasukkan silinder diperlukan pemukulan dengan alat pukul
besi yang cukup berat (± 10 kg). Dalam pemukulan terebut
hendaknya bagian atas pipa dilindungi dulu dengan balok kayu
yang cukup tebal, pemukulan tidak dilakukan pada satu sisi
karena silinder akan miring.
Apabila pemukulan dilakukan pada sisi lain, maka silinder
akan menjadi tegak. Air secukupnya disiapkan, demikian pula
stop watch dan alat tulis, untuk pelaksanaan pengukuran
infiltrasi dengan Ring Infiltrometer sebagai berikut :
1. Air dituangkan sampai silinder penuh dan tunggu sampai air
tersebut seluruhnya terinfiltrasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghilangkan retak - retak yang merugikan pengukuran,
2. Air dituangkan kembali kedalam silinder hingga penuh,
3. Setelah air penuh, stop watch dihidupkan, dan air didiamkan
selama 5 menit,
4. Setelah 5 menit didiamkan, penurunan yang terjadi diukur dan
dicatat pada tabel yang telah disiapkan,
5. Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder sampai
penuh, kemudian didiamkan kembali selama 5 menit. Besar
penurunan muka air setelah 5 menit diukur dan dicatat kembali
pada tabel pencatatan.
Proyek Usaha Mandiri11
Program Studi Tata air pertanian
6. Hal tersebut dilakukan secara terus menerus, sampai laju
penurunan muka air tersebut konstan. Dalam hal ini berarti laju
infiltrasi sudah tetap. Kerugian menggunakan cara ini adalah :
(1) Struktur tanah akan berubah pada saat memasukkan pipa
kedalam tanah, demikian pula struktur tanah permukaan.
(2) Terjadinya aliran air mendatar sesudah air melewati ujung
pipa sebelah bawah. Pengaruh ini dikurangi dengan memasang
pipa lain yang bergaris tengah lebih besar serta mengisi ruang
diantaranya dengan dengan air “double ring” Keuntungan
menggunakan cara ini adalah aliran horizontal tidak meluas
karena dibatasi oleh ring infiltrometer tersebut (Ruli, M. 2008).
III. ALAT DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Proyek Usaha Mandiri12
Program Studi Tata air pertanian
Proyek Usaha Mandiri ini dilaksanaakan dikawasan lahan praktek
Polteknik Pertanian Universitas Andalas di Tanjung Pati, Proyek ini dimulai
pelaksanaannya pada pertengahan bulan November Sampai Pertengahan bulan
Januari 2009.
3.2. Alat dan Bahan pada Pengukuran Infiltrasi.
Untuk menunjang terlaksananya penelitian ini diperlukan
berbagai macam peralatan, antara lain sebagai berikut :
Pengujian dengan menggunakan double Ring Infiltrometer(infiltrometer ganda):
1. Pulpen/pensil
2. Balok kayu
3. Double Ring infiltrometer
4. Palu Plastik
5. Waterpass
6. Ember
7. Penakar air (1 liter)
8. Stopwatch
9. Cangkul
10. Sumber air
3.2.1 Gambar Infiltrometer Ganda(Double Infiltrometer)
Proyek Usaha Mandiri13
Program Studi Tata air pertanian
Gambar 1 Infiltrometer Ganda
3.3. Pelaksanaan Pengukuran Infiltrasi
Pengukuran Infiltrasi dengan Ring Infiltrometer Ganda (Double Infiltromere)
Proyek Usaha Mandiri14
Program Studi Tata air pertanian
1. Siapkan Ring Infiltrometer Ganda (Double Infiltromere) dengan tinggi
60 cm, diameter 30 cm, dan 60 cm.
2. Tanamkan kedua Ring dengan kedalaman 10 cm di tanah tak terganggu
dengan posisi tegak lurus.
3. Pasangkan mistar ukur di ring dalam.
4. Kemudian isikan kedua ring dengan air setinggi 20 cm.
5. Setelah air penuh, stopwatch dinyalakan, dan air di
diamkan selama 5 menit, tambahkan air apabila
penusunan terjadi sebelum waktu tercapai.
6. Setelah 5 menit di diamkan, penurunan yang terjadi
diukur dan dicatat pada tabel yang telah disiapkan
7. Air dituangkan kembali secepatnya kedalam silinder
sampai penuh. Kemudian didiamkan kembali selama 5
menit. Besar penurunan muka air setelah 5 menit
kemudian diukur dan dicatat kembali pada tabel
pencatatan
8. Ulangi langkah 4-6 selama selang waktu 2, 5, 10, 20, 30,
40, 50, 60, 120 dan seterusnya, sampai keadaan air yang
meresap stabil.
Proyek Usaha Mandiri15
Program Studi Tata air pertanian
3.4. Jadwal Kegiatan Program
Kegiatan ini dilkukan selama empat Bulan, yang dilaksanakan
dilingkungan kampus Politeknik Pertanian Universitas Andalas Payakumbuh.
Tabel 2. Skedul Kegiatan Proyek Usaha Mandiri
No Kegiatan
November- Januari
November Desember Januari
I Persiapan
Mengurus Perizinan
Persiapan Alat dan
Bahan
II Pemasangan alat
III Pengambialan data di
lapangan
IV Analisis Data
V Pembuatan Laporan
Proyek Usaha Mandiri16
Program Studi Tata air pertanian
IV. RINCIAN BIAYA
4.1. Biaya Bahan.
Tabel 3. Rencana kebutuhan alat dan bahan selama usaha Proyek Usaha
Mandiri (PUM).
N0 Nama AlatJumlah
Kebutuhan
Harga Satuan
(Rp)
Biaya(Rp)
1 Cangkul 1 buah 40.000 40.000
2 Ember 1 buah 7.000 7.000
3 Palu Plastik 1 buah 15.000 15.000
4 Stop Watch 1 buah 25.000 25.000
5 Waterpass 1 buah 25.000 25.000
6 Penakar Air 1 buah 5.000 5.000
7 Balok Kayu 1 buah 10.000 10.000Jumlah 127.000
4.2. Biaya-biaya lain
- Biaya Penyewaan alat Ring Infiltrometer Ganda =Rp. 200. 000,-
- Biaya tenaga kerja = Rp. 150. 000,-
- Biaya transportasi = Rp. 150. 000,-
- Biaya dokumentasi = Rp. 80. 000,-
- Biaya tak terduga = 10 % x ( Biaya bahan + Biaya penyewaan alat
+ biaya tenaga kerja + biaya transportasi + biaya dokumentasi )
Proyek Usaha Mandiri17
Program Studi Tata air pertanian
= 10 % x (Rp. 127.000 + Rp. 200.000 + Rp. 150.000 + Rp.
150.000 + 80.000 )
=10 % x Rp. 707.000,-
= Rp. 70.700,-
- Total biaya-biaya lain
= penyewaan alat infiltrometer ganda + biaya tenaga kerja + biaya
tak terduga
= Rp. 200.000 + Rp. 150.000 + Rp. 70.700,-
= Rp. 420.700,-
4.3. Total biaya proyek
- Biaya bahan + biaya tenaga kerja + biaya penyewaan alat
infiltrometer ganda + biaya lain-lain
= Rp. 127.000 + Rp.200.000 + Rp 420.700,-
= Rp. 747.700,-
4.4. Analisa biaya
- Total biaya proyek
= Rp. 747.700,-
Proyek Usaha Mandiri18
Program Studi Tata air pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, c. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ismawardi. 1990. Pengaruh Berbagai Kadar Air Tanah Awal Terhadap Laju Infiltrasi. Politeknik Pertanian Univesitas Andalas. Tanjung pati.
Rusli, M. 2008. Desain Sumur Resapan dengan Konsep”zero run off”dikawasan Dusun Jaten Sleman Yogyakarta. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.
http//[email protected]
Proyek Usaha Mandiri19
Program Studi Tata air pertanian
Proyek Usaha Mandiri20
Program Studi Tata air pertanian
Proyek Usaha Mandiri21