preskripsi dm-hipertensi
TRANSCRIPT
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
By : Farmasi A Kelompok Ganjil
DIABETES MELITUSDANHIPERTENSI
Anggota Kelompok :
Faradila Vebrial S. 201210410311003
Novi arivani 201210410311022
Putra pratama R 201210410311035
Ariyo handono 201210410311089
Fathimah kuzachroh 201210410311152
Sannia restiasari 201210410311173
Mustika sri halimah 201210410311176
Desy norwahyu 201210410311182
Siska hermawati 201210410311184
Venny aryandinini 201210410311189
Navisa 201210410311193
Inne Fatimah 201210410311196
Maya oktavianti 201210410311199
Rosida fajrin 201210410311201
Gufron 201210410311203
Vina salviana 201210410311207
Yogo Muhammad 201210410311210
Tenthnia putri 201210410311228
Virginia lorenza 201210410311235
Neni hartinah dwitati 201210410311243
Siti aesyah 201210410311256
Yunus ilhami 201110410311208
DIABETES MELITUS
Dr. Risa AnwarGlucovance 4
100
150
200
250
300
350
Pre
vale
nsi
Dia
bete
s d
i se
luru
h d
un
ia (
ju
ta )
2000 2010 2025
PANDEMI DIABETES TIPE 2 DI DUNIA
International Diabetes Federation Diabetes Atlas 2000; Amos et al. Diabet Med 1997;14 (Suppl 5):S1-S85.
150
221
300
DIABETES MELLITUS (DM)
Suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
KELENJAR PANKREAS :
• Sel α Langerhans = glukagon, proglukagon • Sel alfa Langerhans : Sejenis sel di kelenjar pankreas yang mensekresi
hormon glukagon. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel alfauntuk membuat dan mensekresi glukagon jika kadar glukosa darah terlalu rendah di bawah normal.
• Sel β Langerhans = Insulin, C-Peptide, Pro Insulin, Amylin• Sel beta Langerhans: Sejenis sel di kelenjar pankreas yang
mensekresi hormon insulin. Tubuh akan memberikan signal kepada sel-sel beta untuk membuat dan mensekresi insulin jika kadarglukosa darah meningkat melampaui normal.
• Sel δ = Somatostatin • F = Pancreatic Polypeptide (PP)
HOMEOSTASIS GLUKOSA :
TIPE DIABETES MELITUS
DM Tipe 1
DM Tipe 2
DM Tipe lain-lain
DM GESTASIONAL
DM Tipe 1• Kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes. • DM tipe 1 dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).• Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β
pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun• Penyebab lain, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain
sebagainya. • Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet
Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GAD (glutamic acid decarboxylase).
• Defisiensi insulin menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1.• Fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal
sehingga ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans. • Manifestasi : ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapat terapi insulin.
DM Tipe 2• Penderita DM Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi
penderita diabetes.• DM tipe 2 dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.
• Faktor lingkungan antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan juga merupakan faktor penyebab DM tipe 2
• “RESISTENSI INSULIN” disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara normal.
• “DEFISIENISI INSULIN” yang sifatnya relatif akibat gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan.
DM Tipe Lain
1. Defek genetik fungsi insulin
2. Defek genetik kerja insulin
3. Karena obat
4. Infeksi
5. Sebab imunologi yang jarang : antibody insulin
6. Resistensi Insulin
7. Sindroma genetik lain yang berkaitan dengan DM (Klinefelter, sindrom Turner)
DM GESTASIONAL
• Diabetes melitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2.
GEJALA KLINIK
Gejala tipikal DM Tipe 1 DM Tipe 2
Khas :1. Poliuria (sering buang air
kecil)2. Polidipsia (sering haus)3. Polifagia (banyak makan/
mudah lapar).Keluhan :- penglihatan kabur- koordinasi gerak anggota
tubuh tergangg- kesemutan pada tangan atau
kaki- timbul gatal-gatal yang
seringkali sangat mengganggu (pruritus)
- berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
1. Poliuria2. Polidipsia3. Polifagia4. Penurunan berat
badan5. Cepat merasa lelah
(fatigue)6. Iritabilitas7. Pruritus (gatal-gatal
pada kulit).
-umumnya hampir tidak ada gejala-muncul tanpa diketahui-penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya :-lebih mudah terkena infeksi-sukar sembuh dari luka-daya penglihatan makin buruk-umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Lanjutan..
Pemeriksaan Penyaring dan Diag-nosa DM
catatan :
# Gula darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa memperhatikan kapan asupan kalori atau waktu makan terakhir.
# Gula darah puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori atau makanan sedikitnya 8 jam.
Kriteria Diagnosa DM
DIAGNOSIS DM 1. Kriteria diagnosis DM apabila terdapat gejala 3P & penurunan
tanpa sebab ditambah satu dari :– GDA ≥ 200 mg/dl– GDP ≥ 126 mg/dl– Tes toleransi Glucosa Oral (TTGO) di dpt hasil kadar gula darah
2 jam ≥ 200 mg/dl sesudah pemberian glucosa 75 gram
AlogaritmaDiagnosis
DM
• Pemeriksaan GDP & GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post Prandial) sesuai kebutuhan
• Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan• Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan:
– Jasmani lengkap– Mikroalbuminuria– Kreatinin– Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan
trigliserida– EKG– Foto thorax– Funduskopi
Evaluasi Medis Berkala
Pemeriksaan DM
Pmx Lab
Dx
- Gula Darah Sesaat (GDS)
- Gula Darah Puasa (GDP)
- TTGO
MARKER AUTOIMUN
- ICA
- IAA
- ANTI-GAD
- C peptide
Peman-tauan
- Hb A1C (N : 4-5,9 %)
- MIKRO-ALBUMINURI
- PROFIL LEMAK
- FUNGSI GINJAL
- DL, URINALISA
- ELEKTROLIT
- GAS DARAH
- KETON BODIES
KOMPLIKASI DM
KomplikasiDiabetes Melitus
Akut
Koma Hipog-likemia
KAD (Ketoaci-dosis diabetic) KHONK
(Koma Hiper-osmoler Non
Ketotik)
Kronik
Mikro vaskuler
Makro vaskuler
Retinopati, Neuropati, Nefropati
Jantung,Hipertensi, Hiperlipid
KOMPLIKASI DM AKUT
1. HIPOGLIKEMIA
Gejala dan ciri-ciri• pusing, lemas, gemetar,
pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran. Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian
• Kadar glukosa plasma penderita < 50 mg/dl sehingga menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi dan tidak dapat berfungsi bahkan dapat rusak.
• lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu.
Serangan hipoglikemia pada penderita diabetes umumnya terjadi apabila penderita :• Lupa atau sengaja
meninggalkan makan (pagi, siang atau malam)
• Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh dokter atau ahli gizi
• Berolah raga terlalu berat• Mengkonsumsi obat
antidiabetes dalam dosis lebih besar dari pada seharusnya
• Minum alkohol• Stress• Mengkonsumsi obat-obatan
lain yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia
kemungkinan penyebabnya adalah:• a) Dosis insulin yang berlebihan• b) Saat pemberian yang tidak
tepat• c) Penggunaan glukosa yang
berlebihan misalnya olahraga anaerobik berlebihan
• d) Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kepekaan individu terhadap insulin, misalnya gangguan fungsi adrenal atau hipofisis
2. DIABETIK KETOASIDOSIS
• Sindrom KHONK ditandai hiperglikemi, hiperosmolar tanpa disertai adanya ke-tosis
• Biasanya pada pasien usia tua dengan DM tipe 2.
3. KOMA HIPEROSMOLAR NON KETOTIK (KHONK)
HIPERGLIKEMIA
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba, disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu
Gejala : • poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan
pandangan kabur.• Hipergikemia dapat memperburuk gangguan-gangguan kesehatan seperti
gastroparesis, disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina.• Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang menjadi keadaan
metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis)
Feature Diabetic Ketoacidosis (KAD)Hyperglycaemic non-ketotic
coma (KHONK)
Diabetic history Known type I or new diabetic Mild or new type II diabetes
Age Young Old
Onset Days Days to weeks
Acidosis +++ o/+
Fluid Loss ++ +++
Blood Sugar ++ +++
Comparasion of Diabetic emergencies
KOMPLIKASI DM KRONIK
1. MAKROVASKULAR3 jenis komplikasi makrovaskular yg umum berkembang pada penderita diabetes adalah:
1. penyakit jantung koroner (coronary heart disease = CAD),
2. penyakit pembuluh darah otak
3. penyakit pembuluh darah perifer (peripheral vascular disease = PVD).
Walaupun komplikasi makrovaskular dapat juga terjadi pada DM tipe 1, namun yang lebih sering merasakan komplikasi makrovaskular ini adalah penderita DM tipe 2 yang umumnya menderita hipertensi, dislipidemia dan atau kegemukan.
Kombinasi dari penyakit-penyakit komplikasi makrovaskular dikenal dengan berbagai nama, antara lain Syndrome X, Cardiac Dysmetabolic Syndrome, Hyperinsulinemic Syndrome, atau Insulin Resistance Syndrome.
Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka dilakukan pencegahan dengan pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid darah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/80 mm Hg
2. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR
Terjadi pada penderita diabetes tipe 1. Timbul retinopati, nefropati, dan neuropati. Satu-satunya cara yang signifikan untuk
mencegah atau memperlambat jalan perkembangan komplikasi mikrovaskular adalah dengan pengendalian kadar gula darah yang ketat. Pengendalian intensif dengan menggunakan suntikan insulin multi-dosis atau dengan pompa insulin yang disertai dengan monitoring kadar gula darah mandiri dapat menurunkan risiko timbulnya komplikasi mikrovaskular sampai 60%
INFORMASI OBAT DM
INSULIN
ORAL ANTIDIABETES
Insulin Secretagogue
Biguanides
Thiazolidindion
A-Glukokinase Inhibitor
a. Sulfonilureab. meglitinide
ORAL ANTIDIABETES
1. Insulin Secretagogue
a. Sulfonilurea
1. GlimepirideAspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glimepiride MIMS ED 11 hal 279Indikasi
sebagai obat tambahan untuk diet dan latihan pada penderita DM tipe 2 yang mana hieprglikemia nya tidak dapat di control dengan diet dan olahraga saja.
A TO Z MIMS ED 11 hal 279
Dosisberikan segera sebelum makan utama pertama pada hwaktu yang sama. Dosis awal 1-2 mg 1x/hri. Pemeliharaaan 1-4mg 1x/hri. Maks: 8 mg 1x/hri.
A TO Z MIMS ED 11 hal 279
Kontraindikasi ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa disertai koma.A TO Z
MIMS ED 11 hal 279
Efek Samping Interaksi obat
Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, eritema, urtikaria, erupsi yang menyerupai ruam morbili atau amkulopapular, hiponatremia, gangguan pengelihatan atau pengelihatan ka-bur. Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastic, pansitopenia.potensiasi dengan B-bloker, bezafibrat, biguanid, klofibrat, fenfluramin, MAOI, mikonazol, salisilat, pentoksifillin (dosis tinggi) fenilbutazon, feniramidol, kloramf-enikol, fosfamid, sulfinpyrazon, sulfonamide,tetrasiklin. Efek diperingan dengan kortikosteroid, diuretic gestagen, estrogen, derivate fenotiazid, asam nikotinat, hormone tiroid, simpatomimetik, ketergantungan laksatif.
A TO Z MIMS ED 11 hal 279
A TO Z MIMS ED 11 hal 279
Perhatian
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lemah fisik atau malnutrisi. Insufisiensi adrenal, hipofisis, atau hati. Lansia. Pasien yang mendapat B-bloker atau simpatolitik lain. Hamil, laktasi. Anak.
A TO Z MIMS ED 11 hal 279
2. GlyburideAspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi GlyburideA TO Z
Indikasi Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet saja; dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dan glyburide atau diet dan metformin saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.
A TO Z
Dosis
DEWASA : PO 2,5-5 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama.Pasien Lebih sensitive terhadap Obat hipoglikemi (misalnya, orang tua atau pasien dengan disfungsi ginjal atau hati) DEWASA: PO 1,25 mg / hari awalnya. Pemeliharaan: 1.25 sampai 20 mg sehari dalam dosis tunggal atau dibagi (pasien yang menerima> 10 mg / hari mungkin memiliki respon yang lebih baik dosis dua kali sehari). Dosis harian> 20 mg tidak dianjurkan.Bentuk micronized (glynase press tab) Dewasa: PO 1,5 sampai 3 mg / hari dengan sarapan atau makan utama pertama. Pemeliharaan: 0,75-12 mg / hari. Pasien yang menerima> 6 mg / hari memiliki respon yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari. Dosis harian> 12 mg tidak dianjurkan.Kombinasi metformin : tambahkan glyburide dengan rgimen dosis bertahap terhadap pasien yang tidak berespon terhadap met-formin dosis maksimal selama 4 minggu.
A TO Z
KontraindikasiHipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disertai dengan ketoasidosis dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes yang disebabkan oleh (saat) kehamilan.
A TO Z
Efek Samping dapat mengalami peningkatan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. GI: Mual, kepenuhan epigastrium; mulas. GU: diuresis ringan; ringan sampai sedang ketinggian di BUN dan kreatinin. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pans -itopenia; porfiria hati. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; kelemahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, kloramfenikol, clofibrate, dicumarol, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, inhibitor monoamine ox-idase, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan efek hipoglikemik. Beta-blocker, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik. Ciprofloxacin: Kemungkinan interaksi antara glyburide dan ciprofloxacin telah dilaporkan, mengakibatkan potensiasi aksi hipoglikemik.
A TO Z
3. GlipizideAspek InformasiObat Pustaka
KomposisiGlipizide
A TO Z
Indikasi
Tambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja.
A TO Z
Dosis
PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan. Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari berdasarkan respon glukosa darah. Dosis terbagi dapat diberikan (maksimum 15 mg (single dose) ; maksimum dosis harian total 40 mg). PASIEN LANSIA DENGAN ATAU LIVER PENYAKIT: PO 2,5 mg / hari awalnya.
A TO Z
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disebabkan oleh ketoasidosis, dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal tergantung insulin (tipe I) diabetes melitus; diabetes disebabkan oleh kehamilan.
A TO Z
EfekSamping CV: Dapat telah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. Gangguan GI (misalnya, mual, kepenuhan epigastrium, mulas);: GI diare. GU: di-uresis ringan; BUN tinggi dan kreatinin. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pans-itopenia; porfiria hati. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram seperti reaksi; kelemahan; pares-thesia; kelelahan; malaise.
A TO Z
PerhatianAlkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). An-drogen, kloramfenikol, clofibrate, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, monoamine oxidase, antikoagulan oral, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: efek hipoglikemik dapat ditingkatkan. Betablockers, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, al-kalinizers kemih: Dapat menurunkan efek hipoglikemik. Makanan: Penyerapan tertunda ketika diminum bersamaan dengan makanan. Berikan obat »30 menit sebelum makan.
A TO Z
4. GlibenclamideAspek InformasiObat Pustaka
KomposisiGlibenclamide
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pengobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik yang cukup
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
Dosisawal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1 minggu. Maks : 15 mg/hari.
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
Kontraindikasi
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adren-okortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, laktasi.
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
Efek-Samping
sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, perubahan dari system hemopoitik.
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
Perhatian
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin, fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilram-idol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hormone tiroid
Martindale 36 ed hal 440, 460, 461ISO ed 45 hal 264
5. CandiabetAspek InformasiObat Pustaka
Komposisi Glibenclamide ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan pen-
gobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik yang cukup
ISO ed 45 hal 264
Dosisawal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1 minggu. Maks : 15 mg/hari.
ISO ed 45 hal 264
Kontraindikasi
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat, kehamilan, laktasi.
ISO ed 45 hal 264
Efek Samping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, per-
ubahan dari system hemopoitik.ISO ed 45 hal 264
Perhatian B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin,
fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hor-mone tiroid
ISO ed 45 hal 264
6. Gliklazide Komposisi Gliklazide pustaka
Indikasi gliklaziddigunakansebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral un-
tukpengobatan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th
edition hal 440
BNF editioen 61 hal
428
Dosis dosisawal yang diberikan 40 sampai 80 mg sehari, secaraberkalameningkat,
jikaperluhingga 320 mg perhari. Dosisebihdari 160 mg hariandiberikandalam 2
dosisterbagi. Tablet yang dimodifikasi release jugaadapadapemberiandosisawal
yang diberikan 30 mg sekalisehari, meningkatjikaperlusampaimaksimum 120
mg setiaphari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan
respon; sampai 160mgsebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang
lebih tinggidibagi; max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th
edition hal 440
- BNF edition 61
hal 428
Kon-
traindikasi
tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasien-
ketoasidosis, infeksiberat, trauma
Martindale 36 th
edition hal 460
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa
logam, terjadipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan,
ruamkulitdanpruritis.
Martindale 36 th
edition hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhib-
itor ACE, alkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone,
fenilbutazon, dansalisilat), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol,
danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofibratedan terkaitsenyawa,
antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun
ini mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine,
sulfinpyrazone,sulfonamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan
antidepresantrisiklik.
Martindale 36 th
edition hal 461
7. GLIQUIDONE Komposisi GLIQUIDONE
Indikasi gliquidonesebagaiantidiabetes sulfonylurea. Diberikansecara oral untukpen-
gobatan diabetes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th
edition hal 442
Dosis dosisawaldiberikan 15 mg seharisebagaidosistunggalpadawaktu 30 menitse-
belumsarapan. Dosisdapatdisesuaikandenganpertambahan 15 mg, untukdosis-
biasa 45 mg sampai 60 mg seharidalam 2 atau 3 bagiandosisterbagi. Dosis-
terbesardigunakanpagiharisaatsarapan. Untukdosistunggaldiatas 60 mg/harid-
andosishariandiatas 180 mg tidakdianjurkan.
Martindale 36 th
edition hal 442
Kon-
traindikasi
tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasien-
ketoasidosis, infeksiberat, trauma
Martindale 36 th
edition hal 442
Efeksamping gangguansalurancernasepertimual, muntah, mulas, anoreksia, diare, dan rasa
logam, terjadipeningkatannafsumakan yang diikutidengankenaikanberatbadan,
ruamkulitdanpruritis.
Martindale 36 th
edition hal 460
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor
ACE, alkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone,
fenilbutazon, dansalisilat), antijamurazole(flukonazol, ketokonazol,
danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine, clofibratedan terkaitsenyawa,
antikoagulancoumarin, fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun ini
mungkin jugamenghasilkanhiperglikemia), ranitidine,
sulfinpyrazone,sulfonamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan
antidepresantrisiklik.
Martindale 36 th
edition hal 461
8. GLICLAZIDEKomposisi Gliklazide
Indikasi Gliklazid digunakan sebagai antidiabetes sulfonylurea. Diberikan se-
cara oral untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2
- Pengobatan diabetes tipe 2
Martindale 36 th edition
hal 440
BNF editioen 61 hal 428
Dosis Dosis awal yang diberikan 40 sampai80 mg sehari, secara berkala
meningkat, jika perluhingga 320 mg perhari. Dosis lebih dari 160 mg
harian diberikan dalam 2 dosis terbagi. Tablet yang dimodifikasi re-
lease juga ada pada pemberian dosis awal yang diberikan 30 mg
sekali sehari, meningkatjika perlu sampai maksimum 120 mg setiap
hari.
- Awalnya, 40-80mg per hari, disesuaikan dengan respon; sampai
160mg sebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih
tinggi dibagi; max. 320mgsetiap hari
Martindale 36 th edition
hal 440
- BNF edition 61 hal
428
Kontraindikasi Tidak boleh digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe 1. Pada
pasien ketoasidosis, infeksiberat, trauma
Martindale 36 th edition
hal 460
Efeksamping Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, mulas, anoreksia, di-
are, dan rasa logam, terjadi peningkatan nafsu makan yang diikuti
dengan kenaikan berat badan, ruam kulit dan pruritis.
Martindale 36 th edition
hal 460
Interaksi Klorpropamid dan tolbutamid. Efek hipoglikemik meningkat dengan
adanya inhibitor ACE, alkohol, allopurinol, beberapa analgesik
(terutama azapropazone, fenilbutazon, dansalisilat), anti jamur azole
(flukonazol, ketokonazol, danmiconazole), kloramfenikol, cimetidine,
clofibratedan terkait senyawa, antikoagulan coumarin,
fluoroquinolones,heparin, MAOIs, octreotide(meskipun ini mungkin
juga menghasilkan hiperglikemia), ranitidine,
sulfinpyrazone,sulfonamid(termasukkotrimoksazol), tetrasiklin, dan
antidepresan trisiklik.
Martindale 36 th edition
hal 461
9. NeurodexKomposisi - Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Vit B1mononitrat 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 250 mcg
- Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
- ISO volume 46 (2011/2012) hal.
556
Indikasi - Pencegahandanpenyembuhankurang vitamin, neurotropik,
gangguanpada system sarafseperti neuralgia, neuritis perifer,
polyneuritis, parestesia, sindrombahulengan, hispastenia,
skiatika, konfulsikibathiperitabilitasdan herpes zoster, rasa
pusingdanmuntahpadawaktuhamil, terapitambahanpadapen-
gobatanpenyakitkulit, migraine, rasa penyembuhan, kelela-
hankerjadanelelahanakibatketuaan.
- Gejalaneutropikkarenadefisiensi vitamin, gngguan neurolo-
gic muandanmuntahpadakehamilan, anemia, aritmia, reak-
sialergi.
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Dosis - Sehari 3 kali 1 tablet
- Sehari 2-3 kali perhari
ISO volume 46 (2011/2012) hal. 556
Mims ed 11 (2011/2012) hal 291
Kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap komponen obat ini.
Efeksamping
Interaksi
lanjutan...
• Efeksamping : pemakaian vitamin B6 dalamdosisbesardandalam-jangkawaktu yang lama dapat menyebabkan sindrom neuropatik
(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)• Perigatandanperhatian :sebaiknya tidak digunakan untuk
pasien yang sedang menerima terapi levodopa(http://www.farmasi-id.com/neurodex/)
• Farmakologi :• Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto
dan berperan dalam metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme protein dan asam amino.
• VitaminB12 berperandalamsintesaasamnukleatdanberpengaruh-padapematanganseldanmemeliharaintegritasjaringansyaraf.
• Penggunaan :Dapatdiberikanbersamamakananuntukmengurangi rasa tidaknyamanpada GI.Vitamin B6 bekerjamenstimulas-isoistemsaraf yang akanmempengaruhidarah.
b. Meglitinide
1. Nateglinide
Komposisi NATEGLINIDE Pustaka
Indikasi nateglinidasepertirepaglinideyaitumaglitinideantidiabetes yang digun-
akandaampengobatan diabetes mellitus tipe 2.
Martindale 36 th edi-
tion hal 455
Dosis dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehariditingkatkansampai 180 mg tiga
kali seharijikaperlu
Martindale 36 th edi-
tion hal 455
Kon-
traindikasi
harus diberikandengan hati-hatiuntukpasiendengankerusakan hati. Martindale 36 th edi-
tion hal 455
Efeksamping samadenganrepaglinide : gangguan GI (mual, muntah, sakitperut, diare,
sembelit), hipoglikemia, nyerisendi, reaksihipersensitifitas (pruritis),
ruam, urtikaria.
Martindale 36 th edi-
tion hal 455
Interaksi
Farmakokinetik :nateglinide dalam pemberian oral cepat diserap dengan puncak plasma terapi dalam waktu satu jam dan memiliki bioavabilitas 73%. Nateglinide sebanyak 9% terikat pada protein plasma, dandimetabolisme oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9 dan metabolism rendah oleh CYP3A4.Metabolit utamaya itu M1 yang kurang kuat dibandingkan nateglinide. Pada orang lansia, metabolit banyak diek-skresikan dalam urin namun 10% dieliminasi melalui feses.Waktu paruh eliminasi sekitar 1.5 jam.
Dosis dan Cara pemberian: pada golongan obat ini diberikan 30 menit sebelum makan dalam dosis oral 60 atau 120 mg tiga kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan sampai 180 mg tiga kali sehari jika perlu.Nateglinide juga diberikan dalam dosis yang sama dengan metformin atau thiazolidione. Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada pasien gangguan ginjal, hipog-likemia.
2. Starlix
Kompos-
isi
Nateglinide Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
Indikasi Terapiuntuk DM tipe 2 (non insulin) sebagaiterapitung-
galataukombinasidengan metformin
Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
Dosis 120 mg 3 x sehari Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
Kon-
traindikas
i
DM tpie 1, diabetic ketoasidosishamildanlaktasi. Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
Effek-
samping
Hipoglikemia, gangguan GI, infeksisalurannafasatas,
nyeripunggung, gejala flu, pusing, antropati, bron-
chitis, batuk, peningkatankadarenzimhati.
Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
Interaksi Potensialefekhipoglikemiaoleh AINS, salisilat,
penghambat MAO danpenghambatan beta adrenergic
non
selektif,penurunanefekhipoglikemijikadiberikanbersam
a thiazide, kortikosteroid, produkdaritiroiddansimp-
atomimetik.
Mims edisi 11
(2011/2012) hal
285
2. Golongan Biguanida
1. MetforminKomposisi Metformin
Indikasi Menurunkan gula darah di pasiedn dengan DM tipe 2 dimana hiperglikemi tidak dapat di kontrol dengan diet saja
A to Z
Dosis Incremental dosing recommendations based on dosage form: 500 mg tablet: One tablet/day at weekly intervals 850 mg tablet: One tablet/day every other week Oral solution: 500 mg twice daily every other week Doses of up to 2000 mg/day may be given twice daily. If a dose >2000 mg/day is re-quired, it may be better tolerated in three divided doses. Maximum recommended dose 2550 mg/day.
DIH
Initial dosage is 500 mg two or three times daily or 850 mg once or twice daily with or after meals, gradually increased if necessary, at intervals of at least 1 week, to 2 to 3 g daily; doses of 3 g daily are associated with an increased incidence of gastrointestinal adverse effects
Martindale
500 mg at breakfast for at least 1 week, then increasing to 500 mg twice daily for at least 1 week, with further
increases as required, up to a usual maximum of 2 g daily in 3 divided doses with meals
BNF
Kontraindikasi Penyakit ginjal serum creatinine > 1.5 mg/dL in males or > 1.4 mg/dL in females or ab-normal Ccr,, cardiovascular collapse, acute MI, septicemia
A to Z
Efek samping Rasa seperti logam, GI: diare( 10% to 53%),, mual muntah (7% to 26%) ,perut kembung, flatulen (12%), anoreksia, METABOLIK: asidosis laktat. LAINNYA : subnormal vit B12 level
A to Z
Perhatian Pregnancy: CategoryHepatic DiseaseRenal ImpairmentLactation Enters breast milk/not recommended
A to Z
Lanjutan...Cara
penggunaan
Dapat digunakan bersamaan dengan makan untuk mengurangi gangguan GI , dimulai dari dosis terendahCek dulu kadar gula sebelum menentukan dosis awalJangan dikunyah atau di gerus!
DIHATO Z
Penyimpanan
Store in a tightly closed container at room temperature A to Z
Interaksi AlcoholPotentiates effect of metformin on lactate metabolism.Cationic Drugs (eg, Amiloride, Digoxin, Quinidine)May increase metformin serum concentration by competing for tubular secretion.CimetidineIncreases metformin serum concentration.FurosemideMay increase metformin serum concentration; metformin may reduce furosemide serum concentration.Iodinated Contrast MaterialMay cause acute renal failure and has been associated with lactic acidosis in patients receiv-ing metformin.NifedipineIncreases metformin serum concentrationCorticosteroids (Orally Inhaled): May diminish the hypoglycemic effect of Antidiabetic Agents.Luteinizing Hormone-Releasing Hormone Analogs: May diminish the therapeutic effect of Antidiabetic Agents. Risk C: Monitor therapy Food: Food decreases the extent and slightly delays the absorption. May decrease absorption of vitamin B12 and/or folic acid
A to ZDIH
2. GlucovanceInformasi Obat Pustaka
komposisi Per tab 1.25mg/ 250 mg glibenclamide 1.25 mg, metformin HCl 250 mg. per tab 2.5 mg/500 mg glibenclamide 2,5 mg, metformin HCl 500 mg. pertab 5mg/500 mg glibenclamide 5 mg. metformin HCl 500 mg.
ISO ed 45 hal 268
indikasi terapi awal, sebagai tambahan tdp diet dan olahraga, untuk memperbaiki control gula darah pada pasien dengan diabetes tipe 2 dg HbAc >8% dengan hiperglikemia yang tidak dapat diatasi dengan diet dan olahraga saja . terapi lini kedua dimana diet dan olahraga & terapi awal dengan sulf-onylurea atau metformin tidak menghasilkan control gula darah yang adekuat pada pasien diabetes tipe 2.
ISO ed 45 hal 268
Dosis terapi awal anjuran dosis awal : 1.25 mg/250 mg 1-2 x/hr. terapi lini kedua anjuran dosis awal : 5 mg/500 mg atau 2.5 mg/500 mg 2x/hr, s/d dosis maks harian 20mg glibenclamide/2000 mg met-formin.
ISO ed 45 hal 268
Kontraindikasi penyakit ginjal atau gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif yang membutuhkan terapi far-makologi, asidosis metabolic akut atau kronik, termasuk ketoasidosis diabetikum dengan atau tanpa koma. Terapi hrs dihentikan utk pasien yang sedang menjalani pemeriksaan radiologi termasuk pem-berian intravaskuler dri bahan komtras teryodisasi. Insufisiensi hati, alkoholik, porfiria, laktasi, pem-berian bersama dengan mikonazol
ISO ed 45 hal 268
Efek samping infeksi sal. Napas atas, reaksi GIT seperti diare, mual/ muntah, & nyeri perut, sakit kepala, pusing, hipoglikemia.
ISO ed 45 hal 268
perhatian Asidosis laktat jarang & dapat tjd pada insufisiensi ginjal yang signifikan. Lakukan pemantauan berkala pada fungsi ginjal, terutama pd lanjut usia. Hindari pemberian pd pasien dengan gejala klinis atau lab peny. Hati. Pasien harus diingatkan thdp asupan alkohol yang berlebihan.
ISO ed 45 hal 268
In teraksi media kontras yang tertodisasi, alkohol, obat kationik, yg dieliminasi melalui sekresi tubulus ginjal, furosemide, nifedipin. Mengurangi absorpsi vit B12. Tiazid & diuretic lain, kortikosteroid, feno-tiazin, produk tiroid, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik, pengham-bat kanal Ca & INH dpt menimbulkan hiperglikemia, & hilangnya control gula darah.
ISO ed 45 hal 268
3. Golongan Tiazolidindion
4. A-Glukosidase Inhibitor
Komposisi Acarbose
Indikasi merupakan inhibitor alpha glucosidase, terutamasukrase. Kerjan-
yamemperlambatpencernaandanpenyerapankarbohidratdiususke-
cildanmengurangipeningkatankonsentrasiglukosadarah. Diberikan-
padapasien Diabetes mellitus tipe 2. Untukpengobatanhipoglikemia,
hiperlipoprotein.
Martindale 36 th edition hal
436
dosis dosisawal 25 atau 50 mg setiaphariuntukmeminimalkanpencernaan.-
meningkatmenjadi 25 atau 50 mg tiga kali seharisegerasebelum-
makandosishingga 100 sampai 200 mg tiga kali seharidiper-
lukanjikadiperlukan.
Martindale 36 th edition hal
436
kontraindikasi pasieninflamasipadapenyakitusus, ulserasi, pasiendengangangguan-
hati, obstruksi gastro, penyakit ususkronis,
Martindale 36 th edition hal
436
Efeksamping acarboseseringmenyebabkangangguanpencernaan, perutkembung,
distensi abdomen, diare, dannyeri. Bisamenyebabkanhepatotoksisitas.
Martindale 36 th edition hal
436
Interaksi neomycindankolestiramindapatmeningkatkan
efekacarboseAcarbosedapatmenghambatpenyerapandigoxin.
Acarbosedapatmeningkatkan efekobat antidiabetiklainnya,
termasukinsulin.
Martindale 36 th edition hal
436
1. Acarbose
CARA PENGGUNAAN INSULIN
INSULIN
Langkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen.
Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarumA. Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.B. Putar jarum insulin ke insulin pen.C. Lepaskan penutup jarum luar.D. Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak.
Buang penutup jarum ke tempat sampah
Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan pen siap digunakanA. Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara memutar tobol).B. Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat di dalam pen.
Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan).
Langkah 5 :Pilih lokasi ba-gian tubuh yang akan dis-untikan.Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik disekitar pusar.
Langkah 6 : Suntikkan insulinA. Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.B. Cubit bagian kulit yang akan disuntik.C. Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.D. Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti (klep dosis akan kembali pada nol). Bi-arkan jarum di tempat selama 5-10 detik untuk membantu mencegah insulin dari ke-luar dari tempat injeksi. Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah, tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tis-sue atau kapas, tetapi jangan di pijat pada daerah bekas suntikan.
Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya. Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaur-ulang sampah
HIPERTENSI
Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang paling sering terjadi. Prevalensi penyakit ini meningkat dengan bertambahnya usia. Peningkatan tekanan arteri menyebabkan perubahan patologis pada jaringan vaskular dan hipertrofi ventrikel kiri.Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, faktor resiko utama penyakit arteri koroner dan komplikasinya, dan kontributor utama gagal jantung. Infisiensi ginjal, dan aneurisme aorta lapah. (Farmakologi dan Terapi Goodman And Gilman Hal 507)
Definisi
Pengukuran Tekanan Darah
Sistoliktekanan pada dinding arteri oleh sewaktu jantung menguncup(sistole)
Diastolikbila jantung sudah mengendur kembali(diastole)
ETIOLOGI
Hipertensi primer (essensial)• > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial
(hipertensi primer).• Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol.• Disebabkan oleh faktor genetik.• Adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine,
pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
Hipertensi sekunder• < 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid
atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.• Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.• Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan
menghentikan obat yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertainya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
Berdasarkan bentuk hipertensi, yaituhipertensi diastolic, campuran, dan sistolik.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu
peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan
sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-
anak dan dewasa muda.
Hipertensi campuran (sistol
dan diastol yang meninggi) yaitu
peningkatan tekanan darah pada sistol dan
diastol.
Hipertensi sistolik (isolated
systolic hypertension) yaitu peningkatan
tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik.
Umumnya ditemukan pada usia lanjut.
Patofisiologi :
Hipertensi urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif ditandai oleh tekanan darah >180/120 mmHg. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral ke nilai tekanan darah pada tingkat 1 dalam waktu beberapa jam s/d beberap hari.
Faktor utama penyebab Hipertensi
Faktor peningkatan tekanan darah(OBAT-OBAT PENTING HAL 540)
1. Garam : ion natrium
mengakibatkan retensi air, sehingga
volume darah bertambah dan menyebabkan
daya tahan pembuluh
meningkat, juga memperkuat
efek vasokontruksi noradrenalin. Secara statis
ternyata bahwa pada kelompok yang banyak mengonsumsi terlalu banyak garam terdapat
lebih banyak hipertensi dari
pada orang-orang yang
memakan hanya sedikit garam.
2. Merokok.Nikotin
dalam rokok berkhasiat
vasokontruksi dan
meningkatkan TD.
Merokok memperkuat efek buruk
dari hipertensi terhadap
sistem pembuluh.
3. Stres ( ketegangan emosional)
dapat meningkatkan TD untuk sementara
akibat pelepasan adrenalin
dan noradrenalin
(hormon stress), yang
bersifat vasokonstrikt
if. TD meningkatkan pula pada
waktu ketengangan
fisik (pengeluaran
tenaga, olahraga). Bila stres hilang, TD bisa turun
lagi.
4. Hormon pria dan
kortikosteroid juga
berkhasiat retensi air.
Setelah penggunaan hormon ini
atau pil antihamil
dihentikan, atau
pemakaian garam sangat
dikurangi, pada
umumnya TD menurun dan
menjadi normal
kembali.
5. Kehamilan. Yang terkenal
adalah kenaikan TD yang dapat terjadi selama
kehamilan. Mekanisme
hipertensi ini serupa dengan proses ginjal,
bila uterus diregangkan terlampau
banyak (oleh janin) dan menerima
kurang darah, maka
dilepaskan nya zat-zat yang
meningkatkan TD.
KONTROL TUBUH TERHADAP TEKANAN DARAH
Mekanisme kontrol melalui sympathetic autonomic norvous system dan oleh ginjal.
• Ketika terjadi penurunan TD, saraf simpatik merangsang kelenjar adrenal untuk merelease epinephrine dan norepinephrine. NE bekerja pada reseptor alfa tetapi jumlahnya lebih sedikit dibanding Epi. Sedangkan Epi bekerja langsung pada jantung. Peningkatan β1 akan menyebabkan peningkatan Cardiac Output sehingga jantung berdenyut lebih cepat. Peningkatan α1 akan menyebabkan peningkatan TD melalui peningkatan resistensi peripheral. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan tekanan darah.
• Kontrol darah oleh ginjal adalah apabila tekanan darah turun maka ginjal akan menurunkan ekskresi garam natrium dan air, ginjal mengeluarkan enzim renin yang akan mengubah angiotensinogen menjadi AT I. Oleh ACE diubah menjadi AT II yang menyebabkan vasokonstriksi arteriol, menstimulai saraf simpatik dan menyebabkan pelepasan hormon aldosterone dan antiduretik yang menyebabkan ginjal meretensi air dan natrium. Sebaliknya ketika tekanan darah naik, maka ginjal akan meningkatkan ekskresi air dan garam.
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI
OBAT-OBAT HIPERTENSI
• A ACE-1 / ARB / 1-BLOCKER • B BETA-BLOCKER• C Ca-ANTAGONIS, centralling agent• D DIURETIC
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i)
Antihipertensi Beta Blocker
Calcium-channel blockers
Antihipertensi Diuretik
Penjelasan : Reseptor Angiotensin terdiri atas 2 : AT 1 dan AT 2• AT 1 terdapat di otot polos pembuluh darah, otot jantung, ginjal, otak dan kelenjar adrenal.• AT 2 terdapat di medula adrenal dan SSP. • Angitensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang
merupakan hormon yang belum aktif. Oleh Angiotensin Converting Enzyme (ACE) kemudian AT I diubah menjadi Angiotensin II (AT II) sehingga merangsang vasokonstriksi dan merangsang sekresi aldosteron dan kelenjar adrenal.
1. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Informasi Obat (VALSARTAN) Pustakakomposisi
valsartan
indikasi Hipertensi, gagal jantung, Left ventricular dysfunction after MI
DIH
Dosis Adults: PO Initial dose : 80 mg qd. Maintenance : 80 to 320 mg qd.
A TO Z
Dosing: Pediatric Hypertension: Oral: Children 6-16 years: Initial: 1.3 mg/kg once daily (maximum: 40 mg/day); dose may be increased to achieve desired effect; doses >2.7 mg/kg (maximum: 160 mg) have not been studied. Dosing: Renal Impairment Children: Use is not recommended if Clcr <30 mL/minute. Adults: No
dosage adjustment necessary if Clcr >10 mL/minute
DIH
ARB
Kontraindikasi Standart consideration
Efek samping Sakit kepala, pusing, lemah, Sinusitis; pharyngitis; rhinitis. GI: Abdominal pain; diarrhea; nausea. HEMATOLOGIC: Neutropenia. METABOLIC: Hyperkalemia. RESPIRATORY: Cough. OTHER: Fatigue; viral infection; edema; arthralgia.
interaksi Litium. Konsentrasi plasma meningkat karena valasartan
perhatian Category D (second and third trimester); Category C (first trimester).
Cara pengguanaan
Sehari sekali (tiap 24 jam) sebelum atau sesudah makan
penyimpanan Simpan di suhu ruang, temperatur kamar, hindari dari kemlembaban
LANJUTAN .....ARB
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustakakomposisi indikasi HYPERTENSI A to zKontraindikasi
Hypersensitivity to doxazosin, prazosin, or terazosin
A to z
DOSIS Adults: PO Initial dose: 1 mg bid to tid. Main-tenance: 6 to 20 mg/day in divided doses (max, 40 mg/day).
Children: PO 0.5 to 7 mg tid has been sugges-ted
A TO Z
Hypertension: Oral: Initial: 1 mg/dose 2-3 times/day; usual maintenance dose: 3-15 mg/day in divided doses 2-4 times/day; maximum daily dose: 20 mg
Hypertensive urgency: Oral: 10-20 mg once, may repeat in 30 minutes
DIH
Efek samping Palpitasi, hipotensi ortostatik, hipotensi, takikardi. CNS : depresi, pusing. Dematologic : pruritis, kemerahan, berkeringat, alopecia.Pengelihatan kaburGI: mual muntah, konstipasi, perut tidak nyaman
A to z
ALFA BLOKER
interaksi Alcohol: Increased risk of hypotension.
Beta-blockers: Enhanced acute orthostatic hypotensive reaction after first dose of prazosin.
Verapamil: Increased serum prazosin levels and increased sens-itivity to orthostatic hypotension
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk
A to z
Cara pengguanaan
Dosis awal diberikan saat mau tidur untuk menghindari terjadinya sycope(Syncopemerupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi perubahan suplai darah keotak dan biasanya terjadi secara mendadak dan sebentar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan posturaltubuh serta kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak. Pingsan, "blacking out",atausyncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan kesadaran sementara yang diikuti oleh kembalinyakesiagaan penuh) dosis ditingkatkan perlahan, biasanya tiap 2 minggu, diberikan saat mau tidur
A to z
penyimpanan Store at room temperature in tightly-closed, light-resistant container A to z
Lanjutan ....Alfa Blocker
Informasi Obat ( PRAZOSIN) Pustakakomposisi indikasi HYPERTENSI A to zKontraindikasi Hypersensitivity to clonidine or any
component of adhesive layer of transdermal system
A to z
DOSIS DOSIS AWAL : PO 0.1 mg 2 kali sehari : ditingkatkan dengantambahan 0.1-0.2 mgmg/hari sampai diperoleh respon yg diinginkan (maksimum 2.4 mg/hari dalam dosis terbagi). SUBLINGUAL 0.2-0.4 mg/hari. TRANSDERMAL 0.1 mg patch tiap minggu. Dosis >dua 0.3 mg patch tidak meningkatkan efek.
CHILDREN: PO 5–25 mcg/kg/day in divided doses given q 6 hr; increase dose as necessary at 5–7 day intervals
A TO Z
Oral: Initial dose: 0.1 mg twice daily (max-imum recommended dose: 2.4 mg/day);Transdermal: Apply once every 7 days; for initial therapy start with 0.1 mg and increase by 0.1 mg at 1- to 2-week in-tervals (dosages >0.6 mg do not improve efficacy); usual dose range (JNC 7): 0.1-0.3 mg once weekly
DIH
AGONIS ALFA 2
Efek samping CV: CHF; orthostatic symptoms; palpitations; tachycardia; bradycardia. CNS: drowsiness; dizziness; sedation; nightmares; insomnia; nervousness or agitation; headache; fatigue; hypotension (epidural only); confusion (epidural only).
A to z
interaksi Alcohol, CNS depressants: Clonidine may enhance depressant effects. Beta-adrenergic blocking agents: May increase potential for rebound hypertension when clonidine therapy is discontinued. Local anesthetics: Epidural clonidine may prolong the duration of pharmacologic effects of epidural local anesthetics, including sensory and motor blockade. Narcotic analgesics: May potentiate the hypotensive effects of clonidine. Tricyclic antidepressants: May reduce effect of clonidine
A to z
perhatian Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk A to z
Cara pengguanaan
Berikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam A to z
penyimpanan Simpan tablet dalam ruang tertutup pada suhu ruang A to z
Lanjutan .....AGONIS ALFA 2
2. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE i)
Angiotensinogen dengan adanya Renin diubah menjadi Angiotensinogen I (AT I) yang. Oleh Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE i) maka pembentukan AT I menjadi Angiotensin II (AT II) dihambat sehingga yang terjadi adalah vasodilatasi yang menurunkan TD dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu, degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi ACE-i.
Komposisi capozidegolongan Ace inhibitor (OOP)
Indikasi hipertensiringan-beratdandekompensasijantung (OOP)
Kontraindikasi Hipersensitif terhadapinhibitorACE (A TO Z DRUG FACTS)
Dosis hipertensi oral 1-2 dd 25mg,bila perlu setelah 2 minggu 1-2 dd 50 mg ; dekompensasi : 3 dd 6,25-12,5mg,berangsur-angsur dinaikan sampai 3 dd 25-50mg (Dosis umum tidak melebihi 50mg 3 kali sehari. Max dosis harian 450mg.)
Hipertensi : oral 12,5 mg sehari dua kali, bila perlu dapat ditingkatkan setelah 2- 4 minggu. Ketika terapi awal dengan ACE inhibitor, dosis pertama seharusnya diberikan saat bedtime. Dosis 6,25 mg sehari dua kali direkomendasikan jika cap-topril diberikan kepada pasien yang menggunakan diuretic, jika memungkinkan diuretic seharusnya dihentikan selama 2 atau 3 hari sebelum meminum captopril. Dosis untuk maintenance adalah 25 – 50 mg sehari dua kali dan tidak boleh lebih dari 50 mg sehari tiga kali.
OOP
(Martindale ed 36 p.1240)
Efeksamping Takikardia, berat badan turun , stomatitis, acidosis, kemerahan, photo sensitive.Efek samping yang sering adalah batuk kering, hilangnya rasa (kadang-kadang juga pencium) dan exanthema.
(BNF ed. 57 p.102)
Perhatian Kehamilan katagori D, di sekresi dalam asi,Angioedema: Gunakan dengan sangat hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter
A TO Z DRUG FACTS
interaksi Dg obat diuretika meningkatkan efek sampingnya, dg beta bloker menimbulkan adisi (OOP)
A TO Z DRUG FACTS
ACE INHIBITOR Captopril :
:
Penggunaan 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
( A to Z drug Facts)
Penyimpanan Suhu ruangan dan terlindung dari cahaya
( A to Z drug Facts)
Lanjutan Captopril...
3. Antihipertensi Beta Blocker
Pemberian β bloker dapat dikaitakan dengan hambatan reseptor β1
1. Aktivasi β1 adrenoreceptor dihambat sehingga terjadi penurunan cardiac output dan resistensi peripheral sehingga menurunkan TD
2. Hambatan sekresi renin sehingga produksi AT II menurun 3. AT II menurun menyebabkan penurunan sekresi aldosteron dan
retensi air dan natrium sehingga terjadi penurunan TD
KOMPOSISI Inderal, golonganbetta blocker OOPINDIKASI pengobatan hipertensi; angina pektoris;
stenosissubaortahipertrofi; MI; pheochromocytoma; profilaksismigrain; tremoresensial; beberapaventrikeldanaritmiasupraventrikuler
A TO Z DRUG FACT
KONTRA INDIKASI lebih besar daritingkat pertamablok jantung; CHFkecualisekunder untuktakiaritmiaatauhipertensi yang tidak diobatidapat diobatidenganbeta-blocker; gagal jantungterbuka; bradikardiasinus; syok kardiogenik; asmabronkialtidak diobatiataubronkospasme, termasukPPOKyang parah
A TO Z DRUG FACTS
DOSIS hipertensiDEWASA: POdosisawal:40mgbidawalnyaatau80mgobatberkelanjutan-release /hari; titrasiuntukrespon. Pemeliharaan: 120-240mg/haridalam 2 sampai 3dosis terbagiatau120 sampai 160mg/ haripengobatanberkelanjutan-release. Jangan melebihi640mg/hari. ANAK: PO0,5mg/kgbid; titrasiq3 sampai 5hari untukdosismaksimal1mg/kgbid
A TO Z DRUG DRUG
EFEK SAMPING :Kardiovascular :bradikardia, gagaljantungkongestif, blokade A-V, hipotensi, tanganterasadingin, trombositopenia, purpura, insufisiensi arterial.Gastrointesnial :mual, muntah, mulas, epigastric distress, diare, konstipasi ischemic colitis, flatulen
PERHATIAN :Kehamilan: KategoriC.Laktasi: diekskresikandalam ASI.Tidak boleh dihentikan secara mendadak PenggunaanIVtidak dianjurkan
A TO Z DRUG FACTSS
B-BLOCKERPropranolol :
INTERAKSI Barbiturat: bioavailabilitasPenurunanpropranolol. Simetidin: Peningkatan kadarpropranolol. Clonidine: Attenuationataupembalikanefek antihipertensi; berpotensipeningkatanBPmengancam jiwa, terutama padapenarikan. Epinefrin: episodehipertensiawaldiikuti olehbradikardia. Alkaloidergot: iskemiaperifer, dimanifestasikan olehekstremitasdingin danmungkingangren. Hydralazine: Peningkatan kadarserumkedua obat. Insulin: berkepanjanganhipoglikemiadenganmaskinggejala. Lidocaine: Peningkatan kadarlidocaine, yang menyebabkan keracunan. NSAID: Beberapa agendapat menggangguefek antihipertensi. Fenotiazin: efekbaikobatPeningkatan. Prazosin: Peningkatanhipotensi ortostatik
A TO Z DRUG FACTS
LANJUTAN .....B-BLOCKERPropranolol :
4. Calcium-channel blockers
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokard.Di pembuluh darah, antagonis kalsium terutama menimbulkan relaksasi arteriol sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Informasi Obat ( NIFEDIPIN) Pustakakomposisi Sustained release
indikasi hypertensi A to zKontraindikasi
Sick sinus syndrome; second- or third-degree AV block, except with functioning pacemaker.
A to z
DOSIS Oral: Initial: 10 mg 3 times/day as capsules or 30 mg once daily as sustained release Usual dose: 10-30 mg 3 times/day as capsules or 30-60 mg once
daily as sustained release Maximum: 120-180 mg/day
DIH
Efek samping Hipotensi, palpitasi, aritmia, edem pulmonary, angina, takikardi, pusing,insomnia, cemas, pruritis, urtrikaria, sinusitis, rinitis
A to z
interaksi A to zperhatian
Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk in small amountsPada orang tua : resiko terjadi hipotensi
A to z
Cara pengguanaan
Sebelum atau sesudah makan, Tappering obat 7 -14 hariJangan kunyah dan gerus tablet
A to z
penyimpanan Suhu ruang, jauhkan dari paparan cahaya langsung dan kelembaban A to z
ANTAGONIS KALSIUM
5. Antihipertensi Diuretik
Penjelasan:• Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga terjadi penurunan
volume darah yang berakibat pada penurunan cardiac aoutput dan TD.• Diuretik kuat (Furosemid, Torsemid, Bumetanid, As.etakrinat) bekerja di Lengkung Henle
dengan cara menghambat Co transport Na+, K+, Cl- dan menghambat absorpsi air dan elektrolit. Diuretik kuat jarang digunakan untuk pasien hipertensi kecuali dengan gagal ginjal.
• Tiazid sebagai obat tunggal hipertensi ringan sampai sedang. Tiazid dapat menyebabkan hiperglikemia pada pasien DM.
Acetazolamide
• Mekanisme : Menghambat enzim karbonat anhidrase, mengurangi laju pembentukan aqueous humor dan dengan demikian menurunkan TIO; menghasilkan efek diuretik; menghambat konduksi saraf di otak. (A to Z drug fact)
• Farmakokinetik : acetazolamide cepat diserap disaluran pencernaan dengan konsentrasi puncak plasma sekitar 2 jam setelah diberikan oral. Memiliki waktu paruh 3 sampai 6 jam. Sel darah merah pada korteks ginjal terikat pada pro-tein plasma. Diekskresikan dalam urin. (martindale 36 th edition page 1875)
• Merupakan inhibitor karbonat anhydrase dengan aktivitas diuretic lemah.
Komposisi Indikasi Terapi ajuvan glaucoma kronis dan glaucoma sekunder, glaucoma akut, pencegahan atau
berkurangnya gejala yang berhubungan dengan mountain sickness akut, terapi tambahan, edema yang disebabkan oleh CHF atau edema akibat obat, epilepsi centrencephalic (misalnya, petit mal, kejang umum).
A to Z drug fact
Dosis Epilepsy, dewasa dan anak : 8-30 mg/kg sehari dalam dosis terbagi, rentang maksimal 375-1000 mg sehari. Chronic simple glaucoma : dewasa peroral 250 mg-1g/hari, Diuresis in CHF : dewasa peroral diberikan dosis pada umumnya 250-375 mg (5-10 mg/hari)Acute Mountain Sickness: dewasa peroral 500-1000 mg/hari dalam dosis terbagi
A to Z drug fact
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonamida lain; natrium atau kalium serum tingkat depresi, penyakit hati, kegagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, obstruksi paru berat, pen-ingkatan asidosis, sirosis, tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antikonvulsan atau untuk pengobatan edema yang disebabkan oleh CHF atau edema akibat obat.
A to Z drug fact
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asido-sis, ketidakseimbangan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah, kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal,
martindale 36 th edition page 1875
Interaksi Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dapat mengakibatkan asidosis berat dan peningkatan toksisitas SSP. rendering acetazolamide basa dapat mengurangi ekskresi urin, dapat meningkatkan obat amfetamines, efedrin, dan quinidine. - Primidone : dapat menurunkan primidone - Quinidine : kadar serum quinidine dapat meningkat- Salisilat : dapat menyebabkan akumulasi acetazolamide dan terjadi toksisitas, terma-
suk depresi SSP dan asidosis metabolic. - Antasida. Sodium bicarbonatetherapy meningkatkan risiko pembentukan kalkulus ginjal
pada pasien yang memakai acetazolamide - Acetazolamide dapat meningkatkan konsentrasi serum carbamazepine-
martindale 36 th edition page 1875 A to Z drug fact Martindale 36 th edition page 1876
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat: Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi dapat meningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru: Gunakan obstruksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau memicu asidosis.
A to Z drug fact
Methazolamide
• Farmakokinetik : Methazolamide diserap dari saluran pencernaan lebih lambat dari acetazo-lamide.tidak banyak terikat pada pro-tein plasma. Memiliki waktu paruh sekitar 14 jam. Sekitar 15 sampai 30% dosis diekskresikan dalam urin.
• Methazolamide merupakan inhibitor karbonik anhydrase, dengan mekanisme kerja mirip dengan ac-etazolamide.
Komposisi
Indikasi Untuk terapi glaukoma
martindale 36 th edi-tion page 1873
Dosis Dosis oral diberikan 50 sampai 100 mg 2-3 kali sehari. martindale 36 th edition page 1883
martindale 36 th edi-tion page 1883
kontraindikasi
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah, kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal,
martindale 36 th edi-tion page 1883
Interaksi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis meningkat: Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi dapat meningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru: Gunakan obstruksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau memicu asidosis.
A to Z drug fact
ManitolIndikasi memperlancar diuresis dan ekskresi material
toksik dalam urin, mengurangi TIK, dan TIO yang tinggi
[ISO VOL 47: 248]
Kontraindikasi
kongesti atau edema paru; pendarahan intrakranial kecuali selama prosedur kraniotomi, gagal jantung kongestif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler abnormal; gagal ginjal.
[ISO VOL 47: 248]
Efek samping
gangguan keseinbangan cairan tubuh ddan elekttrolit, gg saluran cerna, rasa haus; sakit kepala, pusing, menggigil demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehidrasi; penglihatan kabur; urtikaria; hipotensi atau hipertensi.
[ISO VOL 47: 248]
Perhatian jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh dan elektrolit.
[ISO VOL 47: 248]
Dosis : dws 250ml/l dlm 24 jam. [ISO VOL 47: 248]
Sediaan:
infus 250ml; 500ml. [ISO VOL 47: 248]
Furosemide
• Turunan sulfonamida ini berdaya di-uretis kuat dan bertitik kerja di lengkungan henle bagian menai. Sanga efektif pada keadaan udema di otak dan paru-paru yang akut. Mula kerjanya pesat, oral dalam 0,5 – 1 jam dan bertahan 4 – 6 jam, intra-vena dalam beberapa menit dan 2, 5 jam lamanya.
Indikasi Furosemid adalah diuretic kuat dengan onset kerja cepat. Furosemid digunakan untuk pengibatan udema dengan kerusakan hati, termasuk oedema pulmonary, dan dengan ginjal dan hati yang rusak ( tetapi lihat, precautionnya dulu) dan efektif untuk pasien yang tidak efektif dengan penggunaan thiazide. Serta untuk pengobatan hipertensi, baik sendiri ataupun dikombinasi dengan obat yang lain.
Dosis Udema : dosis awal 40 mg sehari sekali,tergantung kebutuhan. Kasus ringan diperbolehkan sampai 20 mg sehari atau 40 mg pada hari pengganti. Beberapa pasien membutuhkan dosis 80 mg atau lebih dalam sehari dengan satu atau dua dosis sehari.Hipertensi : 40 – 80 mg sehari, diberikan sendiri atau kombinasi dengan obat lain.
(Martindale ed 36 p. 1293)
Farkin Furosemid absorbsinya cepat dari GI track, bioavaibilitasnya sekitar 60 – 70% tetapiu absorbsinya tidak menentu dan tidak teratur. T ½ sekia=tar 2 jam meskipun berkepanjangan pada neonates dan pasien dengan ginjal dan hepar yang tidak baik. Furosemide lenih dari 99% terikat pada albumin plasma, dan tereksresi secara sempurna lewat urin. Furosemide melalui placenta dan terdistribusi di air susu.
(Martindale ed 36 p. 1293)
ES Hiponatremia, hipokalemia dan hipochloraemic alkalosis setelah penggunaan jangka lama. Tanda ketidakseimbangannya termasuk pusing, hipotensi, kram otot, mulut kering, haus, lemas, lesu, mengantuk, oliguria, aritmia jantung, dan gangguan gastrointestinal.
(Martindale ed 36 p. 1292)
Kontraindikasi : Hypersensitivity to sulfonylureas; anuria ( A to Z drug Facts)
Spironolakton
• Penghambat aldosteron ini ( 1959) berumus steroida, mirip struktur hormon alamiah. Mula kerjanya setelah 2 – 3 hari dan bertahan sampai beberapa hari pula setelah pengob-atan dihentikan. Daya diuretiknya agak lemah, maka khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya. Efek kombinasi demikian adalah adisi disamping mencegah kehilangan kalium. Akhir-akhir ini ditemukan bahwa spirono-lakton pada gagal jantung berat berdaya mengurangi risiko kematian sampai 30 % ( NEJ Med Sept 1999)
Indikasi :oedema and ascites in cirrhosis of the liver, malignant ascites, nephrotic syndrome, conges- tive heart failure; primary hyperaldosteronism ( BNF ed 61 p. 88) Kontra Indikasi :Hiperkalemia, Hiponatremia, Anuria, Penyakit Addison( BNF ed 61 p. 88) Dosis : 100 – 200 mg sehari, bila perlu ditingkatkan hingga 400 mg( BNF ed 61 p. 88) Efek samping :Spironolakton bisa menyebabkan pusing dan gangguan gastroinstetinal termasuk kram dan diare. Ataksia, kebingujgan mental dan kulit kemerahan. Hiponatremia dan hiperkalemia. Pada penggu-naan lama dan dosis tinggi efeknya antiandrogen dengan gynecomastiae, gangguan potensi dan libido pada pria, sedangkan pada wanita nyeri buah dada, dan gangguan haid. Pada tikus ternyata berefek karsinogen menyebabkan tumor, maka hendaknya digunakan dalam jangka pendek.
Perhatian :Ibu Hamil kategori D
Amiloride HClIndikasi Pengobatan pada CHF atau hipertensi (dikombi-
nasikan dengan tiazid atau loop diuretic) dan da-pat menginduksi-diuretik hipokalemi.
A to z drug facts
Penggunaan Diminum saat sedang makan agar tidak mengganggu GIT DIH
Dosis Dewasa; oral; 5-10 mg sehariInduksi-litium: 10-20 mg sehariCysctic fibrosis: dilarutkan dalam 0,3% saline dan dilepaskan oleh nebulizer Oedema: 5 -10 mg sehari, 2.5 mg sehari sekali jika pasien sudah menggunakan diuretic lain atau antihipertesi
A to Z drug Fact Martindale hal.1210
Aksi Meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan ekskresi potasium
Martindale hal.1210
Efek samping Hiprkalemi terutama pada geriatric, pusing dan pengli-hatan kabur
Martindale hal.1210, A to z drug
Kon-traindikasi
Serum potassium > 5.5 mEq/L; suplemen potassium; kerusakan fungsi ginjal: spironolakton or terapi tri-amterene Pasien DM
A to z drug DIH
Perhatian Tidak diberikan pada pasien DM A to Z, martindaleInteraksi Suplemen potassium atau potesium-diuetik; dapat meningkatkan
resiko hiperkalemiACE inhibitors, angiotensin II receptor antagonists, dan trilostane: hiperkalemiNSAIDs or ciclosporin; dapat meningkatkan resiko hiperkalemi dan nuerotoksik
Martindale hal.1210
TriamteranAksi Mengganggu reabsorbsi natriumpada tubulus distal,
meningkatkan ekskresi sodium dan air dan menurunkan ek-skresi potasium
A to Z drug
Indikasi Diberikan sendiri atau dikombinasi dengan diuretic lain pad pengobatan edema dan hipertensi, menurunkan ekskresi potassium yang dise-babkan oleh diuretic kaliuretik
DIH
Dosis Edema: PO antara 150-240 mg sehari 2xOedema (tdk boleh diberikan >300 mg)Jika diberikan bersamaan dengan diuretic yang lain, dosisnya 50 mg sehari
Martindale hal.1418
Penggunaan Diminum setelah sarapan dan makan siang Martindale hal.1418
Kontra indikasi Hipersensitivitas triamterene atau komponenya, pasien yang menerima diuretic hemat kalium, anuria, penyakit hati;hiperkalemi, penyakit gin-jal, hamil
DIH
Efek samping Meningkatkan keasaman urin, dan dyscrasis darah, phtosensitivitas (peka cahaya)
Martindale 1417
Perhatian Hamil: kategori BDM: gula darah dpt meningkatJangan diberikan suplemen potassium, garam yang mengandung pota-sium
DIH, A to Z
Interaksi ACE inhibitordan Potassium dan garamnya : dapat meningkatkan level kaliumIndometacin: dapat mempercepat progresi gagal ginjal akut
A to Z
ASSESMENT
1. Keluhan : lemah2. Yang dilakukan sebelum pergi ke dokter : -3. Informasi dokter : DM sudah parah4. Riwayat alergi : -5. GDA = 380 mg/dl6. Riwayat pengobatan = glibenclamid yang tidak teratur pemakaiannya7. Perokok aktif, tidak minum alkohol, makan banyak8. BB <<9. Riwayat penyakit = DM 3 tahun
Rx
Amaryl 2 mg NO XXXS1dd1
Simvastatin 10 mg no xxxS1dd1
Solostar pen injection 100 IU NO IS. Malam, 10 u
Pro : tn. Arlan
Pasien DM
1. Perkenalan dan mempersilahkan duduk dan meminta waktu penebus resep
2. Menanyakan latar belakang penebus obat.
3. Menanyakan latar belakang pasien4. Menanyakan tanggal ke dokter 5. Menanyakan alamat dan no.telepon
pasien6. Informasi apa yang diberikan oleh
dokter ?
Pasien HIPERTENSI
1. Menanyakan latar belakang penebus obat.
2. Menanyakan latar belakang pasien3. Menanyakan tanggal ke dokter 4. Menanyakan alamat dan no.telepon
pasien5. Informasi apa yang diberikan oleh dokter?
KIE
Pasien DM
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi, 2. Aturan pakai, rute pemakaian, cara pemakaian terutama insulin tempat
penyimpanan obat 3. Efek samping yang dari obat tersebut, waspadai hipoglikemi dengan ciri:
pusing, lemas, gemetar, pandangan berkunang-kunang, pitam (pandangan menjadi gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran, apabila terjadi hal tersebut segera berikan pasien air gula atau makanan yang manis
4. Selalu ingatkan pasien setiap selesai minum obat antidiabetes selang 15-30 menit pasien wajib makan
5. Terapi non-farmakologi:6. Diet sesuai dengan anjuran ahli gizi, 7. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara teratur
misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,8. Sesekali lakukan pengecekan gula9. Banyak makan buah dan sayur
Simvastatin1. Dimunum sebelum tidur 1 tablet sekali sehari (malam hari)2. Simpan di suhu ruang3. Rekomendasi pasien untuk cek kolesterol rutin 3-6 mo tiap 4-6 minggu4. Sarankan pasien untuk menurunkna berat badan dengan rajid berolahraga dan makan makanan berserat5. Sarankan pasien untuk menghentikan penggunaan obat sebelumnya terutama OTC6. Efek samping: sakit kepala, mual, muntah, konstipasi
Glimepirid :7. Diminum saat sarapan suapan pertama ( 1 tablet tiap 24 jam)8. Simpan di suhu ruang 25c9. Sarankan pasien untuk banyak olahraga, kurangi merokok10.Monitor guladarah rutin11.Gejala hipoglikemi 12.Es : mual muntah, diare, kemereahan13.Hindari alhohol hindari paparan sinar matahari langsung atau gunakan sunscreen
Solostar1. Penyimpanan di lemari es, tidak boleh beku .2. Pemakaian sehari sekali, kapan saja3. Disuntik di tempat yang berbeda. Misal di lengan kanan, pada suntikan berikutnyaTidak boleh di tempat yang sama karena resiko terjadi udem atau sepsis. Suntikan Selanjutnya boleh di lengan yang sama tapi spotnya berbeda (melingkar), jikaSudah sampai ke titik awal pertama kali penyuntikkan, pindah ke anggota badanLainnya ( lengan kiri, abdomen kiri atau kanan, paha samping kiri dan kanan,Gluteus kiri dan kanan, mengikuti pola angka 84. Cara penyuntikan 90 o5. Efek samping : hipokalemi, edem insulin, sepsis6. Hindari rokok, karena nikotin dapat menurunkan efektifitas insulin7. Jangan digunakan bergantian dengan orang lain, segera buang jarum yang sudah dipakai
Pasien HIPERTENSI
1. Nama obat, jumlah, lama terapi, indikasi, 2. Aturan pakai, rute pemakaian, dan tempat penyimpanan obat 3. Efek samping yang dari obat tersebut4. Terapi non-farmakologi:5. Hindari merokok 6. Berolahraga secara teratur. olah raga ringan asal dilakukan secara
teratur misalnya jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang,7. Sesekali lakukan pengecekan tekanan darah8. Banyak makan buah dan sayur9. Lakukan diet garam (kurangi asupan garam)10.Istirahat yang cukup agar stamina selalu terjaga, jangan lakukan
hal yang berat-berat
RESEP
INFO OBAT DALAM RESEP
Drug Related Prob-lem
PERHITUNGAN HARGA