preskas mola
DESCRIPTION
molahidatidosaTRANSCRIPT
Pendahuluan
Molahidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang tidak sempurna
dengan gambarang adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan
berbagai ukuran trofoblas profileratif tidak normal. Molahidatidosa terdiri dari komplit dan
parsial.
Molahidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau
seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik berupa gelembung yang menyerupai
anggur.
Kelainan yang sudah dikenal sejak abad keenam ini telah mengalami berbagai
perkembangan, baik dalam pengertian teori, istilah, klasifikasi, maupun cara
penanggulangannya. Namun, masih banyak aspek yang belum terungkap secara jelas atau
kontroversial, seperti perbedaan insidensi secara geografis, etiologi, patogenesis dan faktor
resiko.
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. A Nama suami : Tn. T
Umur : 23 tahun Umur : 30 Tahun
Alamat : Karang Alamat : Karang
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
No. CM : 6691xx
MRS : 04 – 06 – 2014 , 14.15 WIB
ANAMNESA
Dikirim oleh : dr. Rizki Safaat Nurahim, Sp.OG, M.kes
Keterangan : Molahidatidosa
Anamnesa Utama : Keluar flek darah
Anamnesa Khusus :
G1P0A0 merasa hamil 3 bulan, mengeluh keluar flek dari jalan lahir 5 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluar gelembung seperti telur ikan pernah dirasa pasien, tetapi hanya sedikit
dan kecil. Rasa mules-mules disangkal oleh pasien. Rasa mual disangkal oleh pasien. Pasien
mengatakan bahwa saat flek keluar, pasien merasa demam.
RIWAYAT OBSTETRI
1. Hamil saat ini
KETERANGAN TAMBAHAN
Menikah : ♀ 21 tahun, SMP, IRT
♂ 28 tahun, SMP, Buruh
Haid Terakhir : 15-03-2014, siklus teratur(7 hari), tidak nyeri saat haid
Taksiran persalinan : 22-12-2014
Kontrasepsi terakhir : Tidak pernah
PNC : SpOG, 1 kali
Keluhan selama hamil : Keluar Flek
Riwayat penyakit berat : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRAESENS
KU : CM
Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Suhu : 36,5 0C
TB : tidak diukur
BB : tidak diukur
Mata : Ca : -/- Si : -/-
Leher : Tiroid : t.a.k KGB: t.a.k
COR : Jantung : BJ 1 & II Murni, Reguler
Paru : VBS Ka=Ki, Rh (-), Wh (-)
Abdomen : Datar Lembut
Hepar & Lien : d.b.n
Ektremitas : Edema : - Varises : -
STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
TFU/LP : Sulit dinilai
Pemeriksaan Dalam
v/v : t.a.k
Portio : Tebal lunak
Pembukaan : 1 jari sempit
Pemeriksaan Lab
Tanggal 04-06-2014
HB : 13,1 g/dl Leukosit : 6,450/mm3
Hematokrit : 36% Trombosit : 173,000/mm3
Eritrosit : 4,10 juta/mm3
DIAGNOSIS
Mola Hidatidosa
RENCANA PENGELOLAAN
- Pasang LS
- Rencana Kuretase
LAPORAN OPERASI
Jam mulai operasI:
15.15
Jam selesai operasi:
15.25
Lama Operasi:
10 Menit
Terencana :
05 Juni 2014
Operator:
dr. Dila
Asisten 1:
dm. Ristianti
Ahli Anestesi:
dr. Hj. Hayati, Sp. An
Asisten Anestesi:
Fitri
Jenis anestesi:
NU
Diagnosa Pra-Bedah:
Mola Hidatidosa
Indikasi Operasi:
Mola Hidatidosa
Diagnosa Pasca-Bedah:
Mola Hidatidosa
Jenis Operasi:
Kuretase
Laporan Operasi
- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi.
- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.
- Kandung kencing di kosongkan.
- Dipasang spekulum bawah dan dipegang asisten.
- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir porsio diidentifikasi dan dijepit dengan
tenakulum.
- Sonde masuk sedalam 8cm uterus.
- Dilakukan pengeluaram dengan cunam abortus.
- Dilakukan kuretase secara simetris dan hati-hati dengan sendok kuret.
- Berhasil dikeluarkan jaringan sebanyak 20 gram.
- Jumlah perdarahan 120cc
FOLLOW UP RUANGAN
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
05/06/14
06.30
S/ -
O/: KU: CM
P/:
R/ Kuretase
TD: 110/70
N: 80x/mnt
R: 24 x/mnt
S: 36,5 0C
Mata: Ca -/- Si -/-
Abdomen: datar lembut
TFU: tidak teraba
Perdarahan: -
Nyeri Tekan: -
BAB/BAK: -/+
A/ Mola Hidatidosa
Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI
06/06/14
06.30
Post Kuretase
S/ -
O/: KU: CM
P/:
Cefadroxil 2x500
TD: 120/80
N: 80x/mnt
R: 24 x/mnt
S: 36,5 0C
Abdomen: datar lembut
TFU: tidak teraba
Perdarahan: + sedikit
Nyeri Tekan: -
BAB/BAK: -/+
A/ Post kuretase ai Mola
Hidatidosa
Asam Mefenamat 3x500
Methergin 3x0,125
PERMASALAHAN
1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?
Pembahasan
1. Penegakkan diagnosis pada kasus ini.
Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya
mengalami perubahan hidrofobik
Mola hidatidosa merupakan kehamilan yang dihubungkan dengan edema vesikular
dari vili korialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus yang intak. Secara histologis
terdapat proliferasi trofoblast dengan berbagai tingkatan hiperplasia dan displasia. Vili
khorialis terisi cairan, membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah.
Molahidatidosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
- Molahidatidosa komplit.
Pada MHK, seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik sehingga sama sekali
tidak ditemukan unsur janin. Secara makroskopis, MHK mempunyai gambaran yang khas,
yaitu berbentuk kista atau gelembung-gelembung dengan ukuran antara beberapa mm sampai
2-3cm, berdinding tipis, kenyal, berwarna putih jernih, dan berisi cairan. Kalau ukurannya
kecil, tampak seperti telur katak, tetapi kalau besar, tampak seperti serangkaian buah anggur
yang bertangkai. Tangkai tersebut mrlrkat pada endometrium, dan umunya seluruh
endometrium dikenai. Bila tangkai putus, terjadilah perdarahan.
- Molahidatidosa parsial
Pada MHP, hanya sebagian dari vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik
sehingga unsur janin selalu ada. Perkembangan janin akan berganung kepada luasnya
plasenta yang mengalami degenerasi, tetapi janin biasanya tidak dapat bertahan lama dan
akan mati dalam rahim.
Etiologi
- Faktor ovum
- Umur dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.
- Imunoselektif dari trofoblas.
- Keadaan sosioekonomi yang rendah dan defisiensi energy.
- Paritas tinggi.
- Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.
Patofisiologi
Ada beberapa teori yang menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast:
- Teori missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu, karena itu terjadi gangguan peredaran
darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari vili dan
akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.
- Teori neoplasma dari Park
Dikatakan yang abnormal adalah sel- sel trofoblas, yang mempunyai fungsi abnorma
pula, dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke-dalam vili sehingga timbul
gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.
Mola hidatidosa komplit berasal dari genom maternal (genotype 46XX lebih sering) 46
XY jarang, tapi 46XXnya berasal dari replikasi haploid sperma dan tanpa kromosom dari
ovum. Mola parsial mempunyai 69 kromosom terdiri dari kromosom 2 haploid paternal dan 1
haploid maternal (tripoid, 69XX atau 69XY dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi
paternal dari 1 sperma atau fertilisasi disperma).
Diagnosis
Pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan
biasa, yaitu enek, muntah, pusing dan lain-lain, hanya satu derajat keluhannya sering lebih
hebat. Selanjut-nya perkembangan lebih pesat, sehingga biasanya besar uterus lebih besar
dari umur kehamilan.
Perdarahan merupakan gejala utama mola, biasanya keluhan perdarahan inilah yang
menyebabkan mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi pada
bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan biasa
intermitten, sedikit-sedikit, atau sekaligus banyak, sehingga menyebab-kan syok dan
kematian. Karena perdarahan ini maka umumnya pasien mola masuk dengan keadaan anemi.
Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada wanita dengan amenorea, perdarahan
pervaginaan atau keluarnya “vesikel” mola dari vagina, uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan dan tidak ditemukannya tanda kehamilan pasti, seperti tidak terabanya bagian-
bagian janin juga gerakan janin dan ballotemen serta tidak terdengarnya bunyi jantung janin.
Untuk memperkuat diagnosis dapat dilaku-kan pemeriksaan kadar Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dalam darah atau urine. Peninggian HCG terutama setelah hari ke 100,
biopsy transplasental. Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan dengan sondase uterus
yang diputar
Diagnosis pasti dari mola hidatidosa biasanya dapat dibuat dengan ultrasonografi
dengan menunjukkan gambaran yang khas berupa “vesikel-vesikel” (gelembung mola) dalam
kavum uteri atau “badai salju” (snow flake pattern).
Secara singkat gambaran diagnostic klinik mola hidatidosa adalah:
1. Pengeluaran darah yang terus menerus atau intermitten yang terjadi pada kehamilan kurang
lebih 12 minggu.
2. pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.
3. pada palpasi tidak teraba bagian janin dan denyut jantung janin tidak terdengar
4. gambaran ultrasonografi yang khas.
5. kadar HCG yang tinggi setelah hari ke 100.
6. preeklampsia-eklampsia yang terjadi sebelum minggu ke-24.
2. Pengelolaan pada kasus ini.
a. Evakuasi
- Perbaiki keadaan umum.
- Bila mola sudah keluar spontan,disiapkan kuret.
- Bila kanalis servikalis belum terbuka, dipasang laminaria 12 jam dan dilakukan kuret.
- Memberi antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum pasien.
- Histerektomi total dilakukan oleh mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun , paritas
4 atau lebih dan uterus yang sangat besar yakni setinggi pusat atau lebih.
b. Pengawasan lanjutan
- Pasien dianjuran untuk tidak hamil dan memakai kontrasepsi oral pil.
- Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun.
- Setiap pemeriksaan ulang, diperhatikan keadaan serviks dan pemeriksaan dalam.
- Laboratorium.
Pemantauan ketat pascaevakuasi mola sangat penting untuk mengidentifikasi pasien
beresiko keganasan. Pemeriksaan kadar hCG dilakukan tiap minggu hingga diperoleh tiga
kali kadar negatif, kemudian enam kali kadar hCG normal yang diperiksa sebanyak enam kali
disertai pemeriksaan panggul. Jika kadar hCG meningkat, maka perlu dilakukan pemeriksaan
foto toraks. Penting dilakukan pemantauan kadar hCG pascapembedahan.
3. Prognosis pada pasien ini.
Kematian pada mola hidatidosa dapat disebabkan karena perdarahan, infeksi, eklampsia,
payah jantung atau tirotoksikosis. Di negara maju hampir tidak ada lagi, namun di Negara
berkembang masih cukup tinggi antara 2% sampai 5%. Sebagian wanita akan sehat kembali
setelah jaringan dikeluarkan tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita
degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. Proses degenerasi ganas dapat berlangsung
antara tujuh hari sampai tiga tahun dengan terbanyak dalam waktu enam bulan.
Daftar Pustaka
1. Rauf, S dan Sunarno, I. Molahidatidosa dan variasi perkembangannya. Dalam: Ilmu
Kandungan ed 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011: 211-6.
2. Martaadisoebrata, D. Molahidatidosa. Dalam: Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit
Trofoblas Gestational: Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005: 7-41.
3. Fitriani, R. Molahidatidosa. 2009. Dalam: file:///C:/Users/user/Documents/download-
1.%20Rini%20Fitriani.pdf. Diunduh pada 2 Juli 2014.
4. http://sia.obgin-ugm.com/?page=artikel&id=6. 2013. Diunduh pada 3 Juli 2014