preskas mola

12
Pendahuluan Molahidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang tidak sempurna dengan gambarang adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan berbagai ukuran trofoblas profileratif tidak normal. Molahidatidosa terdiri dari komplit dan parsial. Molahidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik berupa gelembung yang menyerupai anggur. Kelainan yang sudah dikenal sejak abad keenam ini telah mengalami berbagai perkembangan, baik dalam pengertian teori, istilah, klasifikasi, maupun cara penanggulangannya. Namun, masih banyak aspek yang belum terungkap secara jelas atau kontroversial, seperti perbedaan insidensi secara geografis, etiologi, patogenesis dan faktor resiko. Laporan Kasus Identitas Pasien Nama : Ny. A Nama suami : Tn. T Umur : 23 tahun Umur : 30 Tahun Alamat : Karang Alamat : Karang Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh No. CM : 6691xx

Upload: reza-mardany

Post on 16-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

molahidatidosa

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas Mola

Pendahuluan

Molahidatidosa adalah plasenta dengan vili korialis yang berkembang tidak sempurna

dengan gambarang adanya pembesaran, edema, dan vili vesikuler sehingga menunjukkan

berbagai ukuran trofoblas profileratif tidak normal. Molahidatidosa terdiri dari komplit dan

parsial.

Molahidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau

seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidropik berupa gelembung yang menyerupai

anggur.

Kelainan yang sudah dikenal sejak abad keenam ini telah mengalami berbagai

perkembangan, baik dalam pengertian teori, istilah, klasifikasi, maupun cara

penanggulangannya. Namun, masih banyak aspek yang belum terungkap secara jelas atau

kontroversial, seperti perbedaan insidensi secara geografis, etiologi, patogenesis dan faktor

resiko.

Laporan Kasus

Identitas Pasien

Nama : Ny. A Nama suami : Tn. T

Umur : 23 tahun Umur : 30 Tahun

Alamat : Karang Alamat : Karang

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

No. CM : 6691xx

MRS : 04 – 06 – 2014 , 14.15 WIB

ANAMNESA

Dikirim oleh : dr. Rizki Safaat Nurahim, Sp.OG, M.kes

Keterangan : Molahidatidosa

Anamnesa Utama : Keluar flek darah

Page 2: Preskas Mola

Anamnesa Khusus :

G1P0A0 merasa hamil 3 bulan, mengeluh keluar flek dari jalan lahir 5 hari sebelum masuk

rumah sakit. Keluar gelembung seperti telur ikan pernah dirasa pasien, tetapi hanya sedikit

dan kecil. Rasa mules-mules disangkal oleh pasien. Rasa mual disangkal oleh pasien. Pasien

mengatakan bahwa saat flek keluar, pasien merasa demam.

RIWAYAT OBSTETRI

1. Hamil saat ini

KETERANGAN TAMBAHAN

Menikah : ♀ 21 tahun, SMP, IRT

♂ 28 tahun, SMP, Buruh

Haid Terakhir : 15-03-2014, siklus teratur(7 hari), tidak nyeri saat haid

Taksiran persalinan : 22-12-2014

Kontrasepsi terakhir : Tidak pernah

PNC : SpOG, 1 kali

Keluhan selama hamil : Keluar Flek

Riwayat penyakit berat : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRAESENS

KU : CM

Tensi : 100/80 mmHg

Nadi : 96 x/mnt

Pernafasan : 20 x/mnt

Suhu : 36,5 0C

Page 3: Preskas Mola

TB : tidak diukur

BB : tidak diukur

Mata : Ca : -/- Si : -/-

Leher : Tiroid : t.a.k KGB: t.a.k

COR : Jantung : BJ 1 & II Murni, Reguler

Paru : VBS Ka=Ki, Rh (-), Wh (-)

Abdomen : Datar Lembut

Hepar & Lien : d.b.n

Ektremitas : Edema : - Varises : -

STATUS OBSTETRIK

Pemeriksaan Luar

TFU/LP : Sulit dinilai

Pemeriksaan Dalam

v/v : t.a.k

Portio : Tebal lunak

Pembukaan : 1 jari sempit

Pemeriksaan Lab

Tanggal 04-06-2014

HB : 13,1 g/dl Leukosit : 6,450/mm3

Hematokrit : 36% Trombosit : 173,000/mm3

Eritrosit : 4,10 juta/mm3

DIAGNOSIS

Mola Hidatidosa

Page 4: Preskas Mola

RENCANA PENGELOLAAN

- Pasang LS

- Rencana Kuretase

LAPORAN OPERASI

Jam mulai operasI:

15.15

Jam selesai operasi:

15.25

Lama Operasi:

10 Menit

Terencana :

05 Juni 2014

Operator:

dr. Dila

Asisten 1:

dm. Ristianti

Ahli Anestesi:

dr. Hj. Hayati, Sp. An

Asisten Anestesi:

Fitri

Jenis anestesi:

NU

Diagnosa Pra-Bedah:

Mola Hidatidosa

Indikasi Operasi:

Mola Hidatidosa

Diagnosa Pasca-Bedah:

Mola Hidatidosa

Jenis Operasi:

Kuretase

Laporan Operasi

- Penderita diletakkan dalam posisi litotomi.

- Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya.

- Kandung kencing di kosongkan.

- Dipasang spekulum bawah dan dipegang asisten.

- Dengan pertolongan spekulum atas, bibir porsio diidentifikasi dan dijepit dengan

tenakulum.

- Sonde masuk sedalam 8cm uterus.

- Dilakukan pengeluaram dengan cunam abortus.

- Dilakukan kuretase secara simetris dan hati-hati dengan sendok kuret.

- Berhasil dikeluarkan jaringan sebanyak 20 gram.

- Jumlah perdarahan 120cc

FOLLOW UP RUANGAN

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

Page 5: Preskas Mola

05/06/14

06.30

S/ -

O/: KU: CM

P/:

R/ Kuretase

TD: 110/70

N: 80x/mnt

R: 24 x/mnt

S: 36,5 0C

Mata: Ca -/- Si -/-

Abdomen: datar lembut

TFU: tidak teraba

Perdarahan: -

Nyeri Tekan: -

BAB/BAK: -/+

A/ Mola Hidatidosa

Tgl/Jam CATATAN INSTRUKSI

06/06/14

06.30

Post Kuretase

S/ -

O/: KU: CM

P/:

Cefadroxil 2x500

TD: 120/80

N: 80x/mnt

R: 24 x/mnt

S: 36,5 0C

Abdomen: datar lembut

TFU: tidak teraba

Perdarahan: + sedikit

Nyeri Tekan: -

BAB/BAK: -/+

A/ Post kuretase ai Mola

Hidatidosa

Asam Mefenamat 3x500

Methergin 3x0,125

PERMASALAHAN

1. Bagaimana penegakkan diagnosis pada kasus ini?2. Apakah pengelolaan kasus ini sudah tepat?3. Bagaimanakah prognosis pada pasien ini?

Page 6: Preskas Mola

Pembahasan

1. Penegakkan diagnosis pada kasus ini.

Mola Hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana seluruh villi korialisnya

mengalami perubahan hidrofobik

Mola hidatidosa merupakan kehamilan yang dihubungkan dengan edema vesikular

dari vili korialis plasenta dan biasanya tidak disertai fetus yang intak. Secara histologis

terdapat proliferasi trofoblast dengan berbagai tingkatan hiperplasia dan displasia. Vili

khorialis terisi cairan, membengkak, dan hanya terdapat sedikit pembuluh darah.

Molahidatidosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

- Molahidatidosa komplit.

Pada MHK, seluruh vili korialis mengalami degenerasi hidropik sehingga sama sekali

tidak ditemukan unsur janin. Secara makroskopis, MHK mempunyai gambaran yang khas,

yaitu berbentuk kista atau gelembung-gelembung dengan ukuran antara beberapa mm sampai

2-3cm, berdinding tipis, kenyal, berwarna putih jernih, dan berisi cairan. Kalau ukurannya

kecil, tampak seperti telur katak, tetapi kalau besar, tampak seperti serangkaian buah anggur

yang bertangkai. Tangkai tersebut mrlrkat pada endometrium, dan umunya seluruh

endometrium dikenai. Bila tangkai putus, terjadilah perdarahan.

- Molahidatidosa parsial

Pada MHP, hanya sebagian dari vili korialis yang mengalami degenerasi hidropik

sehingga unsur janin selalu ada. Perkembangan janin akan berganung kepada luasnya

plasenta yang mengalami degenerasi, tetapi janin biasanya tidak dapat bertahan lama dan

akan mati dalam rahim.

Etiologi

- Faktor ovum

- Umur dibawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.

- Imunoselektif dari trofoblas.

- Keadaan sosioekonomi yang rendah dan defisiensi energy.

- Paritas tinggi.

- Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas.

Patofisiologi

Ada beberapa teori yang menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast:

- Teori missed abortion

Page 7: Preskas Mola

Mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu, karena itu terjadi gangguan peredaran

darah sehingga terjadi penimbunan cairan dalam jaringan mesenkim dari vili dan

akhirnya terbentuk gelembung-gelembung.

- Teori neoplasma dari Park

Dikatakan yang abnormal adalah sel- sel trofoblas, yang mempunyai fungsi abnorma

pula, dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke-dalam vili sehingga timbul

gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan kematian mudigah.

Mola hidatidosa komplit berasal dari genom maternal (genotype 46XX lebih sering) 46

XY jarang, tapi 46XXnya berasal dari replikasi haploid sperma dan tanpa kromosom dari

ovum. Mola parsial mempunyai 69 kromosom terdiri dari kromosom 2 haploid paternal dan 1

haploid maternal (tripoid, 69XX atau 69XY dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi

paternal dari 1 sperma atau fertilisasi disperma).

Diagnosis

Pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan

biasa, yaitu enek, muntah, pusing dan lain-lain, hanya satu derajat keluhannya sering lebih

hebat. Selanjut-nya perkembangan lebih pesat, sehingga biasanya besar uterus lebih besar

dari umur kehamilan.

Perdarahan merupakan gejala utama mola, biasanya keluhan perdarahan inilah yang

menyebabkan mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi pada

bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan biasa

intermitten, sedikit-sedikit, atau sekaligus banyak, sehingga menyebab-kan syok dan

kematian. Karena perdarahan ini maka umumnya pasien mola masuk dengan keadaan anemi.

Adanya mola hidatidosa harus dicurigai bila ada wanita dengan amenorea, perdarahan

pervaginaan atau keluarnya “vesikel” mola dari vagina, uterus yang lebih besar dari usia

kehamilan dan tidak ditemukannya tanda kehamilan pasti, seperti tidak terabanya bagian-

bagian janin juga gerakan janin dan ballotemen serta tidak terdengarnya bunyi jantung janin.

Untuk memperkuat diagnosis dapat dilaku-kan pemeriksaan kadar Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) dalam darah atau urine. Peninggian HCG terutama setelah hari ke 100,

biopsy transplasental. Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan dengan sondase uterus

yang diputar

Diagnosis pasti dari mola hidatidosa biasanya dapat dibuat dengan ultrasonografi

dengan menunjukkan gambaran yang khas berupa “vesikel-vesikel” (gelembung mola) dalam

kavum uteri atau “badai salju” (snow flake pattern).

Secara singkat gambaran diagnostic klinik mola hidatidosa adalah:

Page 8: Preskas Mola

1. Pengeluaran darah yang terus menerus atau intermitten yang terjadi pada kehamilan kurang

lebih 12 minggu.

2. pembesaran uterus yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.

3. pada palpasi tidak teraba bagian janin dan denyut jantung janin tidak terdengar

4. gambaran ultrasonografi yang khas.

5. kadar HCG yang tinggi setelah hari ke 100.

6. preeklampsia-eklampsia yang terjadi sebelum minggu ke-24.

2. Pengelolaan pada kasus ini.

a. Evakuasi

- Perbaiki keadaan umum.

- Bila mola sudah keluar spontan,disiapkan kuret.

- Bila kanalis servikalis belum terbuka, dipasang laminaria 12 jam dan dilakukan kuret.

- Memberi antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum pasien.

- Histerektomi total dilakukan oleh mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun , paritas

4 atau lebih dan uterus yang sangat besar yakni setinggi pusat atau lebih.

b. Pengawasan lanjutan

- Pasien dianjuran untuk tidak hamil dan memakai kontrasepsi oral pil.

- Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun.

- Setiap pemeriksaan ulang, diperhatikan keadaan serviks dan pemeriksaan dalam.

- Laboratorium.

Pemantauan ketat pascaevakuasi mola sangat penting untuk mengidentifikasi pasien

beresiko keganasan. Pemeriksaan kadar hCG dilakukan tiap minggu hingga diperoleh tiga

kali kadar negatif, kemudian enam kali kadar hCG normal yang diperiksa sebanyak enam kali

disertai pemeriksaan panggul. Jika kadar hCG meningkat, maka perlu dilakukan pemeriksaan

foto toraks. Penting dilakukan pemantauan kadar hCG pascapembedahan.

3. Prognosis pada pasien ini.

Kematian pada mola hidatidosa dapat disebabkan karena perdarahan, infeksi, eklampsia,

payah jantung atau tirotoksikosis. Di negara maju hampir tidak ada lagi, namun di Negara

berkembang masih cukup tinggi antara 2% sampai 5%. Sebagian wanita akan sehat kembali

setelah jaringan dikeluarkan tetapi ada sekelompok wanita yang kemudian menderita

degenerasi keganasan menjadi koriokarsinoma. Proses degenerasi ganas dapat berlangsung

antara tujuh hari sampai tiga tahun dengan terbanyak dalam waktu enam bulan.

Page 9: Preskas Mola

Daftar Pustaka

1. Rauf, S dan Sunarno, I. Molahidatidosa dan variasi perkembangannya. Dalam: Ilmu

Kandungan ed 3. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2011: 211-6.

2. Martaadisoebrata, D. Molahidatidosa. Dalam: Buku Pedoman Pengelolaan Penyakit

Trofoblas Gestational: Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005: 7-41.

3. Fitriani, R. Molahidatidosa. 2009. Dalam: file:///C:/Users/user/Documents/download-

1.%20Rini%20Fitriani.pdf. Diunduh pada 2 Juli 2014.

4. http://sia.obgin-ugm.com/?page=artikel&id=6. 2013. Diunduh pada 3 Juli 2014