presentasi odontologi forensik

Upload: wawan291289

Post on 18-Oct-2015

97 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

odontologi forensik

TRANSCRIPT

  • Anak anak memiliki 20 gigi desidualRemaja memiliki 28 gigi permanentDewasa memiliki 32 gigi permanent lengkap

    www.themegallery.com

  • 55 54 53 52 51 61 62 63 64 65 85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

    www.themegallery.com

  • Gambar 5. Anatomi gigi susu

    www.themegallery.com

  • 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

    www.themegallery.com

  • www.themegallery.com

  • www.themegallery.com

    LOGO

    DEFINISIODONSLOGISKEUNGGULANResisten terhadap pembusukanKemungkinan tersedia data rekam medisLetak terlindungi secara anatomisSangat spesifik rasio sama 1:2.000.000.000Menunjukkan ciri yang khusus tiap orangTahan asamTahan panasForensik

    www.themegallery.com

    LOGO

    Batasan Odontologi Forensik Identifikasi mayat yang tidak dikenalPenentuan umur dari gigi.Bite-markPenentuan ras Analisis trauma oro-fasial Dental jurisprudence Peranan pemeriksaan DNA dalam identifikasi personal.

    www.themegallery.com

    LOGO

    SejarahMasa pemerintahan Kaisar Roma Claudius (49 SM) : Agrippina & Lollia Paulina gigi depan warna kehitamanTh 1776, perang Bukker Hill: drg.Paul Revere mengenali korban Jend.Yoseph Warren dari gigi palsu yang dipakaiTh 1837: Edwin Saunders penentuan umur dgn Gigi >>akurat TB

    www.themegallery.com

    LOGO

    pembunuhan Dr. George Parkman Professor JW Webster : mutilasi dan dibakar ditemukan satu blok gigi palsu4 Mei 1897: 126 orang Farisi dibakar Drg. Oscar A, Drg. Davenport & Dgr. Braul berhasil mengidentifikasi dari gigi-geligiTh 1906 di Carlisle: pencurian dgn meninggalkan bekas gigitan pada makanan. Th 1917 di dermaga Brooklyn: temuan mayat yg telah hilang 8 thn dari gigi palsu yg dipakai

    www.themegallery.com

    LOGO

    Korban perang Dunia: 96% tentara norwegia dapat dikenali dgn px.gigiTh 1960 : program instruksional formal kedokteran gigi forensik pertama dibuat (oleh Armed Force Institute of Pathology)

    www.themegallery.com

    LOGO

    KEGUNAAN ODONTOLOGIFORENSIK Pemeriksaan dan evaluasi diagnostik dan terapeutik Identifikasi individu Identifikasi, pemeriksaan dan evaluasi bekas gigitan

    www.themegallery.com

    LOGO

    IDENTIFIKASI

    www.themegallery.com

    LOGO

    PELVISCRANIUM

    www.themegallery.com

    LOGO

    PRIAWANITAGIGIUKURAN GIGIBENTUK GIGIKROMOSOM Y DARI PULPA DENTINsex specific binding pattern dari DNA

    www.themegallery.com

    LOGO

    PenentuanGOLONGANDARAHAbsorption Ellusion Test

    www.themegallery.com

  • IDENTIFIKASI RASUkuran gigiIncicivus berbentuk sekopCarabelis kuspisEnamel Bentuk pulpa dentinDeterminasi Ras

  • IDENTIFIKASI RASInsisivus berbentuk sekop : orang-orang Asia dan Amerika India.

  • IDENTIFIKASI RASCarabelis kuspis pada permukaan mesolingual insisivus 1 50% pada orang Amerika putih 34% pada AfroAmerika 5-20% pada Amerika India.

  • IDENTIFIKASI RASopen bite : orang suku Negroid.

  • Add Your TextIDENTIFIKASI RAS

  • Ras Mongoloid

  • www.thmemgallery.comCompany LogoRas Kaukasoid

    Company Logo

  • www.thmemgallery.comCompany LogoRas Negroid

    Company Logo

  • GIGIRAHANG ATASRAHANG BAWAHErupsi (Bulan)Akar lengkap (tahun)Erupsi (bulan)Akar lengkap (tahun)Gigi susuIncisivus 1Incisivus 2CaninusMolar 1Molar 27,591814241,523,252,53671612201,51,53,252,253Gigi permanenIncisivus 1Incisivus 2CaninusPremolar 1Premolar 2Molar 1Molar 2Molar 37-88-911-1210-1110-126-712-1317-21101113-1512-1312-149-1014-1618-256-77-89-1010-1211-126-711-1317-2191012-1412-1313-149-1014-1518-25

  • 1. Metode Schour dan MasslerTabel tentang gambaran pertumbuhan gigi mulai dari lahir sampai dengan umur 21 tahun2. Metode Demirjian (1973) berdasarkan pada 7 gigi permanen mandibular3. Metode Mincer (1993) menggunakan mineralisasi molar ketiga

  • 4. Metode Brothwell

  • 5. Metode Gustafon (1947)6 buah parameter, masing-masing bernilai 0-3*A = 0A = 1A = 2A = 3P = 0P = 1P = 2P = 3T = 0T = 1T = 2T = 3S = 0S = 1S = 2S = 3C = 0C = 1C = 2C = 3R = 0R = 1R = 2R = 3

  • 6. Metode kuantitatif rumus Lamendin et al (1992):A = 0.18 x P + 0.42 x T + 25.53 A = usia dalam tahunP = tinggi periodontosisx 100/panjang akarT = tinggi transparasi x 100/panjang akar

    7. Metode Ogino 1985 (Asam Aspartat)Ln (1+ D/L)/(1-D/L) = 2k (Aspartat)t + konstantak = kinetik orde pertama t = usia sesungguhnyagigi seri tengah bagian bawah dan premolar pertama

  • KEBIASAAN TERTENTU Perokok Pemakan sirih Penjahit Hai dresser Penghisap pipa

  • CIRI KHUSUSCiri-ciri tertentu yang diketahui mengenai korban, ada yang langsung dapat dilihat, misalnya gigi depan yang dibungkus dengan logam kuning

  • Peran Odontologi Forensik Pada Bencana Massal

  • Penyebab Bencana :Alamiah Ulah ManusiaOnset Bencana :Mendadak/AkutPerlahan/Slow onset

  • Dental evaluation. Why ?Hardness > bone (Anorganic matrix > organic). (Burned 250o C, Ash 450o C). Anatomically covered by saliva & mouth. Individuality. Identical probability (1: 2 billion)Give more Information : age (eruption time & Gustaffson), sex (Teeth shape, DNA), face profile, blood group, race.Accuracy > 50% (Bali bomb blaster I 56%, Situbondo bus burned, 63%, Jogjakarta GA-200 99%)

  • Mengapa diperlukan odontologi forensik:

    Sering ditemukan jenazah yang sulit dikenali.

    Identifikasi pada korban bencana massal mutlak diperlukan, terutama pada korban mati krn menyangkut :Pengendalian kekacauan pd masyarakat akibat bencana massalPerwujudan penegakan hak asasi manusia untuk teridentifikasiAspek hukum terhadap ahli waris korbanPencarian pelaku tindak kriminal

  • Ante Mortem Post Mortem

    Compare Reconsiliation

    Identified/ not identified

  • OdontogramIdentitas : Nama, alamat, sex, telponData medik lain : Gol darah, peny. sistemik, alergi, dll

  • TglElemenGigiKeluhan/DiagnosaPerawatanParaf

  • BITE MARK

  • Bekas gigitansenjataRelatif mudahnamunmasih ada banyak kontroversi tentang akurasi dari tanda bukti berupa bekas gigitan

  • Identifikasi mungkin dilakukan bila tanda masih baru dan bersih. Bekas gigitan dapat disebabkan baik hewan maupun manusia, dewasa maupun anak-anak. Gigitan binatang misalnya anjing atau kucing berakibat luka tusukan, memotong dan merobek kulit akibat gigi carnivora.Manusia adalah omnivora, memiliki gigi yang serupa dalam ukuran, bentuk dan tonjolan tulang. Bila gigitan terlalu agresif, kulit bisa robek.

  • Pertumbuhan rahang manusia dan perubahannya, membuat bekas gigitan yang ditinggalkan oleh seorang tersangka, tidak selalu mudah untuk dicocokkan secara akurat ke giginya.Namun, sering kali ditemukan air ludah pada bekas gigitan, yang dapat membantu proses hukum melalui identifikasi DNA.

  • Gambaran bekas gigitan yang khasPada perempuan yang paling sering digigit adalah payudara, bokong dan kaki selama serangan seksual.

  • Sedangkan pada laki-laki biasanya terlihat pada lengan dan bahu.

  • Bagaimana Bekas gigitan dikenaliperbedaan yang sangat jelas dalam ukuran dan bentuk gigiluka elips atau sirkulerukuran, bentuk, dan pola tepi gigitan dari gigi anterior yang dibentuk oleh lengkung gigi atas dan bawah dianggap spesifik untuk individu tersebut

  • Teknik pengumpulan buktiSeringkali bekas gigitan nampak jelas, tetapi di lain waktu terlihat samar atau bahkan tidak terlihat dengan mata telanjang dan hanya dapat diambil ketika sinar Ultraviolet (UV) mendeteksi air liur. Sampel air liur dapat diambil dari gigitan dimana analisis DNA dan penentuan golongan darah pelaku dapat dilakukan.

  • Analisis Forensik Tanda Bekas GigitanDicetakMeninggal tanda bekas gigitan akan diambil atau dieksisiperangkat lunak analisis gigitan yang terkomputerisasicetakan gigi diambil dibandingkan dengan data tanda bekas gigitan dan dicocokkan (Meliputi lekukan, lecet, striae, jarak antara kuspid, lebar gigi, ketebalan, keselarasan dan bentuk mulut)

  • Pemeriksaan Tanda Bekas Gigitan meliputi:Hubungan antar rahangBentuk dan ukuran lengkung rahangGeligi yang ompongRenggang antar geligi

    Adanya kelebihan gigiAdanya geligi yang rotasiLebar gigiAdanya tanda-tanda khusus seperti fraktur

  • Metode pengumpulan bukti dalam pemeriksaan Tanda Bekas GigitanFotografiCetakan gigiSampel gigitanPemeriksaan klinis

  • Bukti dari tersangka kasus gigitan:Barang bukti berupa cetakan gigi dan sampel gigitan yang diambil dari tersangka harus disertai kekuatan hukum.Barang bukti tersebut harus diperoleh atas perintah pengadilan atau disertai informed konsen yang ditandatangani dan disaksikan.

  • Radiologi dalam proses identifikasiPemeriksaan radiologis untuk tujuan identifikasi dapat dibagi dalam tiga kelompok:Untuk pemeriksaan struktur anatomis dari tulang mayat, apakah mayat yang diperiksa adalah manusia atau binatang dan selanjutnya untuk perkiraan umur dan seks dari mayat tersebut.Untuk tujuan perbandingan atau comparison radiography, apabila kita sudah memiliki satu set dokumen foto rontgen dari korban yang dahulu dibuat untuk keperluan diagnosa.Untuk mengetahui ada tidaknya kelainan struktur tulang dari korban tersebut misalnya bekas tindakan operasi, kelainan kongenital dan kelainan karena suatu proses penyakit.

  • Radiologi dalam proses identifikasiMacam foto rontgen yang dipakaiPada umumnya ada empat macam foto rontgen yang digunakan dalam bidang Odontologi Forensik:Foto PanoramikFoto SefalometrikFoto PeriapikalFoto Bite Wing

    www.themegallery.com

    www.themegallery.com

  • Radiologi dalam proses identifikasiwww.themegallery.com

    www.themegallery.com

  • KESIMPULANOdontologi forensik tersebut penting manfaatnya terutama dalam identifikasi dan pengungkapan kasus kasus kriminalitas Dengan Odontologi forensik, dapat ditentukan jenis kelamin seseorang,usia, ras, golongan darah, kebiasaan, bahkan ciri khas orang tersebut bekas gigitan juga merupakan barang bukti yang penting Sampel air liur dapat diambil dari gigitan dimana analisis DNA dan penentuan golongan darah pelaku dapat dilakukan

  • DAFTAR PUSTAKALukman D. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik. Jilid 1. CV Sagung Seto. Jakarta: 2006. 3.Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1653/Menkes/SK/XII/2005/ tentang Pedoman Penanganan Bencana Bidang Kesehatan. http://125.160.76.194/peraturan/Permenkes%202005/KMK%20PENANGGULANGAN%20BENCANA.doc [diakses tanggal 22 Maret 2010]Eckert WG. Forensic Odontology. In: Introduction to Forensic Sciences. 2nd edition. CRC Press. Boca Raton: 1997.Forensic Odontology. http//:www.policensw.com. [diakses 23 Maret 2010]AtmadjaDS,dr.SpF,SH. Peranan Odontologi Forensik dalam Penyidikan. http://odontologiforensikinvestigasi.blogspot.com. [diakses tanggal 20 Maret 2010]Peranan Forensik Odontologi Dalam Bencana Massal. http://wikipedia.com [diakses tanggal 22 Maret 2010]PaulG.Stimson. Forensic Dentistry. CRC Press.Boca Raton :1997.Robert Pickering.The use of forensic anthropology. CRC Press. Boca Raton: 2009.Prof.Dr.R.M.Soelarko. Beberapa pengukuran cephalometrik pada tengkorak tengkorak Indonesia sebagai dasar bagi norma norma prothetik bangsa Indonesia. Angkasa. Bandung :1997.www.themegallery.com

    www.themegallery.com

  • TERIMA KASIH

    *****