presentasi laparotomy dr abraar

30
Laparotomi dibandingkan Peritoneal Drainase untuk Necrotizing Enterocolitis dan Perforasi R. Lawrence Moss, M.D., Reed A. Dimmitt, M.D., M.S.P.H., Douglas C. Barnhart, M.D., Karl G. Sylvester, M.D., Rebeccah L. Brown, M.D., David M. Powell, M.D., Saleem Islam, M.D., Jacob C. Langer, M.D., Thomas T. Sato, M.D., Mary L. Brandt, M.D., Hanmin Lee, M.D., Martin L. Blakely, M.D., Eric L. Lazar, M.D., Ronald B. Hirschl, M.D., Brian D. Kenney, M.D., M.P.H., David J. Hackam, M.D., Ph.D., Daniel Zelterman, Ph.D., and Bonnie L. Silverman, Ph.D.* Oleh: Suryanita Atinirmala, S.Ked. Pembimbing: dr. Abraar Hs Kuddah, Sp.B., M.Si., MED 04/23/2022 1

Upload: elok88

Post on 16-Sep-2015

241 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Prostatectomy Radikal atau Waspada Menunggu Pada Kanker Prostat Dini

Jurnal ReadingLaparotomi dibandingkan Peritoneal Drainase untuk Necrotizing Enterocolitis dan Perforasi

R. Lawrence Moss, M.D., Reed A. Dimmitt, M.D., M.S.P.H.,Douglas C. Barnhart, M.D., Karl G. Sylvester, M.D., Rebeccah L. Brown, M.D.,David M. Powell, M.D., Saleem Islam, M.D., Jacob C. Langer, M.D.,Thomas T. Sato, M.D., Mary L. Brandt, M.D., Hanmin Lee, M.D.,Martin L. Blakely, M.D., Eric L. Lazar, M.D., Ronald B. Hirschl, M.D.,Brian D. Kenney, M.D., M.P.H., David J. Hackam, M.D., Ph.D.,Daniel Zelterman, Ph.D., and Bonnie L. Silverman, Ph.D.*Oleh:Suryanita Atinirmala, S.Ked.

Pembimbing:dr. Abraar Hs Kuddah, Sp.B., M.Si., MED12/3/201411Latar BelakangPerforasi necrotizing enterokolitis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi prematur, dan pengobatan yang optimal tidak jelas. Kami merancang uji coba ini multicenter acak untuk membandingkan hasil dari Pemasangan drainase peritoneal primer dengan laparotomi dan reseksi usus pada bayi prematur dengan Perforasi necrotizing enterokolitis.

03/12/20142PendahuluanNecrotizing enterocolitis adalah gangguan inflamasi yang parah dari usus yang terjadi pada bayi prematur. Ini adalah penyebab utama kematian dan kesakitan pada neonatus.1 Berbeda dengan perbaikan selama 30 tahun terakhir hasil berbagai kondisi yang mempengaruhi bayi prematur, angka kematian 30 sampai 50 persen untuk bayi dengan perforasi usus karena necrotizing enterokolitis pada dasarnya tetap tidak berubah.2 12/3/20143Pendekatan standar untuk pasien dengan perforasi usus, usus yang mengalami nekrotik, atau keduanya adalah dengan melakukan tidakan pembedahan yakni melakukan reseksi usus yang terlibat dengan membuat stoma usus. Pada bayi prematur yang sedang kritis, tindakan ini membawa risiko besar. Drainase peritoneal primer, operasi minimal invasif, telah berkembang sebagai alternatif.3 Tindakan ini melibatkan sayatan perut kecil dengan pemasangan drain ke dalam rongga peritoneum tanpa laparotomi atau reseksi usus.12/3/20144Kami melakukan penelitian multicenter, percobaan klinis secara acak untuk menentukan apakah drainase peritoneal primer dapat meningkatkan kelangsungan hidup pada 90 hari pasca operasi dibandingkan dengan laparotomi dan reseksi untuk berat bayi lahir sangat rendah (kurang dari 1500 gram) pada bayi prematur dengan perforated necrotizing enterokolitis. Kami juga menilai apakah pemasangan drainase peritoneal primer, jika dibandingkan dengan laparotomi dan reseksi, dapat mengurangi frekuensi ketergantungan total pada nutrisi parenteral pada 90 hari setelah operasi atau mengurangi lamanya perawatan di rumah sakit untuk mempertahankan kehidupan bayi tersebut.

12/3/20145MetodePasienKami melakukan penelitian multicenter ini, acak, terkontrol uji klinis pada 15 unit perawatan intensif bayi baru lahir (NICU) di Amerika Serikat dan Kanada dengan persetujuan badan review institusi pada setiap lokasi yang kami gunakan. Secara acak dipilih 117 bayi prematur dengan kriteria: (lahir sebelum 34 minggu kehamilan) dengan berat lahir kurang dari 1500 gram dan menderita perforated necrotizing (dengan adanya bukti radiologi dan pemeriksaan klinis oleh dokter bedah dan dokter anak) untuk menjalani pemasangan drainase peritoneal primer atau laparotomi dengan reseksi usus. Perawatan pascaoperasi telah distandardisasi. Hasil utama dalam penelitian ini adalah kelangsungan hidup pada 90 hari pasca operasi. Hasil sekunder termasuk ketergantungan pada nutrisi parenteral pada 90 hari pasca operasi dan lamanya dirawat di rumah sakit.12/3/20146RANCANGAN PENELITIAN

Para keluarga pasien dikonseling dan diminta memberikan persetujuan tertulis (informed consent) oleh ahli bedah anak yang mengikuti penelitian ini. Bayi yang terdaftar secara acak dan dipilih untuk dilakukan tindakan drainase peritoneal atau laparotomi dalam blok permutasi dari empat, dengan ukuran blok yang tidak diketahui oleh peneliti. Pengacakan dikelompokkan berdasarkan berat badan lahir (