ppt sidang
TRANSCRIPT
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI MADU RANDU (Ceiba petandra) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysenteriae
Disusun oleh : MURTI APRILLIA ASIH
NIM A 102.08.042
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONALSURAKARTA
2014
A. LATAR BELAKANG
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di
Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi (Riskesda,
2013).
Hasil Riset Kesehatan Daerah (Riskesda) tahun 2013 menunjukkan 6,7% diare terjadi pada
kelompok umur 0 sampai 11 tahun.
Salah satu penyebab terjadinya diare adalah infeksi bakteri, salah satunya bakteri Shigella
dysenteriae.
Pengobatan diare akibat infeksi bakteri Shigella dysenteriae saat ini dengan
pemberian antibiotik.
Namun, semakin banyaknya kasus resitensi bakteri terhadap antibiotik dibutuhkan suatu
alternatif sebagai pilihan terapi kausatif terhadap terjadinya diare, seperti pemberian
madu.
Madu memiliki faktor-faktor antibakteri, seperti tekanan osmotik, hidrogen peroksida, keasaman (pH), dan senyawa fenolat seperti flavonoid yang
berguna melawan bakteri patogen penyebab penyakit infeksi, sehingga pertumbuhan
mikroorganisme dapat dihambat (Ghabanchi et al. 2010; Oyeleke et al. 2010)
Jenis madu ada dua : madu multiflora, seperti madu hutan dan madu monoflora,
seperti madu randu (Suranto, 2007).
1. Penelitian oleh Andriani (2012), aktivitas antibakteri berbagai jenis madu terhadap Pseudomonas fluorescens FNCC 0070 dan Pseudomonas putida FNCC 0071 didapatkan hasil diameter zona hambat oleh madu randu sebesar 12,17 mm dan 13,10 mm.
2. Senada dengan penelitian diatas oleh Ailsa (2013) terhadap Streptococcus mutans didapatkan hasil diameter zona hambat oleh madu randu sebesar 9,49 mm.
B. Kerangka Pikir
Diare
Angka kejadian yang tertinggi di Indonesia
Penyebab Diare
Faktor-faktor antibakteri
Parasit
Tekanan Osmotik : Menyebabkan kondisi hipertonik, sel bakteri kehilangan banyak air.
Madu Randu
Bakteri VirusKeasaman (pH) :
Menghambat metabolisme bakteri
Hidrogen peroksida : Meningkatkan
permeabilitas membran sel
Komponen Fitokimia –
Flavonoid : Merusak membran sel bakteri
dan menghambat kerja enzim DNA
gyrase.
Ciprofloksasin: Menghambat kerja enzim DNA gyrase dan topoisomerase IV
Shigella dysenteriae
Madu dengan variasi
konsentrasi
Pertumbuhan Shigella dysenteriae terhambat
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
C. Hipotesis
Ada pengaruh variasi konsentrasi madu randu (Ceiba petandra) terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae.
G. Definisi Operasional
Madu Randu(Ceiba pentandra)
Metode Difusi Shigella dysenteriae
• adalah salah satu jenis madu yang dihasilkan lebah madu dari nektar bunga pohon randu (Ceiba petandra).
Skala : OrdinalVariabel : Bebas
• adalah suatu cara untuk mengetahui adanya respon penghambatan pertumbuhan bakteri oleh suatu senyawa antibakteri dalam bahan tertentu.
• Metode difusi cakram dilakukan dengan memasukkan senyawa antibakteri ke dalam kertas cakram, dengan volume tertentu yang diletakkan di tengah media setelah diinokulasi bakteri.
Skala : NumerikVariabel : Terikat
• adalah bakteri Gram negatif batang, berwarna merah dalam pewarnaan Gram, membentuk koloni bulat serta tidak berwarna pada media Mac Conkey dan pada uji biokimia fermentasi alkali/acid, serta tidak meragi laktosa
H. Instrumen Penelitian
I. Alur PenelitianMadu Randu
Konsentrasi Penelitian:30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%
Quota sampling
Identifikasi bakteri Shigella dysenteriae
Pembuatan suspensi sesuai standart Mc Farland nomor 0,5
Uji Daya HambatMetode Difusi Cakram
Hasil Pengukuran Zona Hambat Madu Randu
Analisis Data Statistik Menggunakan SPSS 16.0
Hasil dan Kesimpulan
Kontrol (+)Ciprofloksasin 5 µg
A. Hasil
1. Identifikasi Shigella dysenteriae
Keterangan Hasil
Bentuk batang
Susunan tersebar
Warna sel merah
Background merah muda
Sifat Gram negatif
a. Pengecatan Gram
b. Morfologi koloni
Keterangan Hasil
Bentuk Ireguler
Ukuran 2 - 3 mm
Warna Koloni Putih Keruh/Transparan
Warna Media Coklat muda
Tepian Bergerigi
Inti -
Elevasi Datar
c. Uji Biokimia
KIA SIM Urea Cit-rat
MR
VP PAD Glu Mal Man Lak Sak
Ferm H2S Gas H2S Indol Motil
Al/ac - - - - - - - + - - + - - - -
2. Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
Bahan Uji
Diameter Zona Hambat (mm)
Rata-rata (mm)I II III
30% 7 7 8 7,3
40% 9 9 8 8,7
50% 11 10 10 10,3
60% 11 11 12 11,3
70% 12 12 11 11,7
80% 15 13 16 14,7
90% 15 15 15 15
100% 15 16 16 15,7
Ciprofloksasin 5 µg (kontrol positif) 40 38 40 39,3
Aquadest steril (kontrol negattif) 0 0 0 0
Peningkatan konsentrasi => Peningkatan diameter zona radikal
Shapiro - Wilk
Uji normalitas data tidak terdistribusi normal, 7 data dengan sig ≤ 0,05
Uji Normalitas pada Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
Tests of Normalityb,c
konsentrasi madu randu
Shapiro-Wilk Statistic df Sig.diameter zona radikal 30% .750 3 .000
40% .750 3 .000
50% .750 3 .000
60% .750 3 .000
70% .750 3 .000
80% .964 3 .637
100% .750 3 .000
kontrol positif.750 3 .000
a. Lilliefors Significance Correction
b. diameter zona radikal is constant when konsentrasi madu randu = kontol negatif. It has been omitted.
c. diameter zona radikal is constant when konsentrasi madu randu = 90%. It has been omitted.
Le ve ne ’s te s t
p ≤ 0,05, varians data tidak samap = 0,004
Tidak Memenuhi syarat dalam uji O ne
Wa y Ano va
Uji Homogenitas pada Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
Test of Homogeneity of Variances
diameter zona radikal
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.039 9 20 .004
Uji Kruskal – Wall is pada Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
nilai signifikansi = 0.001 nilai signifikansi ≤ 0.05, maka
H1 diterima yaitu Ada Pengaruh Variasi Konsentrasi Madu Randu (Ceiba petandra) Terhadap Pertumbuhan Shigella dysenteriae
Test Statisticsa,b
diameter zona radikalChi-Square 28.159Df 9Asymp. Sig. .001a. Kruskal Wallis Testb. Grouping Variable: konsentrasi madu randu
Uji Beda Signifikan pada Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda secara signifikan menurut uji Mann – Whitney (α = 0.05).
Konsentrasi Rata-rata
Kontrol negatif (aquadest steril) 0a
30% 7,3b
40% 8,7b
50% 10,3c
60% 11,3c
70% 11,7c
80% 14,7d
90% 15d
100% 15,7d
Kontrol positif (ciprofloksasin 5µg) 39,3e
B. Pembahasan
1. Shigella dysenteriae
Bakteri Gram negatif batang berwarna merah setelah dilakukan pengecatan gram. Menurut Rahman (2010), struktur dinding sel bakteri merupakan penyebab terjadinya reaksi pewarnaan.
Dinding sel bakteri Gram negatif lebih banyak mengandung lemak dibandingkan gram positif, lemak akan tertarik oleh alkohol (Gram C) pada pengecatan gram sehingga tidak dapat mempertahankan zat warna crsytal violet (Gram A) dan bakteri mengikat zat warna safranin (Gram D).
2. Uji Aktivitas Antibakteri Metode Difusi Cakram
mengukur kemampuan zat antibakteri dalam menghambat
pertumbuhan bakterizona bening disekitar cakram
diukur diameternya dengan penggaris terstandarisasi (m e tric
rule r)
Berkurangnya faktor antibakteri madu randu
Aktivitas antibakteri ikut berkurang
Pengenceran madu randu
1. Ada Pengaruh Variasi Konsentrasi Madu Randu (Ce iba p e ta ndra ) Terhadap Pertumbuhan Shig e lla d y s e nte ria e
A. Simpulan
2. Konsentrasi optimal variasi dari madu randu dalam menghambat pertumbuhan Shig e lla d y s e nte ria e adalah 80%.