potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

23
ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 40 - 62 E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id/ DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 40 Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia Yanuartono, Hary Purnamaningsih, Soedarmanto Indarjulianto dan Alfarisa Nururrozi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Jl. Fauna No.2, Karangmalang, Depok, Sleman. 55281 Yogyakarta Tel : +62-274-560862, Fax +62-274-560861 Correspondence author : [email protected] ABSTRACT : The basic reason for poor performance of livestock in developing coun- tries includes Indonesia, is qualitative fluctuations in the feed. Therefore knowledge in utilizing agroindustry byproduct as feedstuff to meet the nutrient requirement of animals is important. Rice straw is a crop residue of rice production and can be used as a feed for ruminants because it is easily and cheaply available in many Asian countries. Rice straws have low nutritive value and it is generally limited by several factors such as the low nutritional quality due to high fiber content and lignification process. In Indonesia, rice straw has been widely utilized in livestock feeding systems, thus the need to im- prove them is imperative as they are an abundant crop residue. Much more attention has been paid to improving its feeding value in order to increase livestock productivity. Many processing methods to improve the nutritive value of rice straw have been inves- tigated. These methods can be classified as physical, chemical or biological. Usually, processing methods improve the nutritive value of straw by increasing its digestible en- ergy content, by increasing feed intake, or by a combination of the two. This paper aims to examine the potential of rice straw as basal feed livestock as well as efforts to im- prove their nutritional value. Key words: livestock, rice straw, processing methods, nutritional value PENDAHULUAN Jerami padi adalah hasil samping dari tanaman padi dan digunakan sebagai sumber pakan untuk ternak ruminansia terutama oleh petani skala kecil di negara-negara berkem- bang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, jerami banyak dimanfaatkan sebagai pakan basal ternak ruminansia, pupuk tanaman produksi, karena sangat melimpah serta murah. Pemanfaatan jerami sebagai pakan ternak terutama dilakukan pada saat musim kemarau dimana para peternak sulit untuk mem- peroleh hijauan berkualitas tinggi (Cas- tillo et al., 1982). Sebagai sumber pa- kan, jerami mempunyai beberapa kelemahan yaitu kandungan lignin dan silika yang tinggi tetapi rendah energi, protein, mineral dan vitamin. Selain rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami juga rendah karena sulit didegradasi oleh mikroba rumen (Van Soest, 2006; Sarnklong et al., 2010). Selain hal ter- sebut diatas, kelemahan yang lain ada- lah karena jerami memiliki faktor pem- batas seperti zat anti nutrisi (Mathius dan Sinurat, 2001) serta palatabilitasnya rendah (Tillman et al., 1998). Kecernaan yang rendah pada jerami padi merupakan akibat dari struktur jaringan penyangga tanaman yang su- dah tua. Jaringan tersebut sudah men- galami proses lignifikasi, sehingga lig- noselulosa dan lignohemiselulosa sulit dicerna (Balasubramanian, 2013).

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1): 40 - 62

E-ISSN : 2443-0765 Available online at http://jiip.ub.ac.id/

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 40

Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

Yanuartono, Hary Purnamaningsih, Soedarmanto Indarjulianto dan Alfarisa Nururrozi,

Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah

Mada. Jl. Fauna No.2, Karangmalang, Depok, Sleman. 55281 Yogyakarta Tel : +62-274-560862, Fax +62-274-560861

Correspondence author : [email protected]

ABSTRACT : The basic reason for poor performance of livestock in developing coun-

tries includes Indonesia, is qualitative fluctuations in the feed. Therefore knowledge in

utilizing agroindustry byproduct as feedstuff to meet the nutrient requirement of animals

is important. Rice straw is a crop residue of rice production and can be used as a feed

for ruminants because it is easily and cheaply available in many Asian countries. Rice

straws have low nutritive value and it is generally limited by several factors such as the

low nutritional quality due to high fiber content and lignification process. In Indonesia,

rice straw has been widely utilized in livestock feeding systems, thus the need to im-

prove them is imperative as they are an abundant crop residue. Much more attention has

been paid to improving its feeding value in order to increase livestock productivity.

Many processing methods to improve the nutritive value of rice straw have been inves-

tigated. These methods can be classified as physical, chemical or biological. Usually,

processing methods improve the nutritive value of straw by increasing its digestible en-

ergy content, by increasing feed intake, or by a combination of the two. This paper aims

to examine the potential of rice straw as basal feed livestock as well as efforts to im-

prove their nutritional value.

Key words: livestock, rice straw, processing methods, nutritional value

PENDAHULUAN

Jerami padi adalah hasil

samping dari tanaman padi dan

digunakan sebagai sumber pakan untuk

ternak ruminansia terutama oleh petani

skala kecil di negara-negara berkem-

bang, termasuk Indonesia. Di Indonesia,

jerami banyak dimanfaatkan sebagai

pakan basal ternak ruminansia, pupuk

tanaman produksi, karena sangat

melimpah serta murah. Pemanfaatan

jerami sebagai pakan ternak terutama

dilakukan pada saat musim kemarau

dimana para peternak sulit untuk mem-

peroleh hijauan berkualitas tinggi (Cas-

tillo et al., 1982). Sebagai sumber pa-

kan, jerami mempunyai beberapa

kelemahan yaitu kandungan lignin dan

silika yang tinggi tetapi rendah energi,

protein, mineral dan vitamin. Selain

rendah nilai nutrisi, kecernaan jerami

juga rendah karena sulit didegradasi

oleh mikroba rumen (Van Soest, 2006;

Sarnklong et al., 2010). Selain hal ter-

sebut diatas, kelemahan yang lain ada-

lah karena jerami memiliki faktor pem-

batas seperti zat anti nutrisi (Mathius

dan Sinurat, 2001) serta palatabilitasnya

rendah (Tillman et al., 1998).

Kecernaan yang rendah pada jerami

padi merupakan akibat dari struktur

jaringan penyangga tanaman yang su-

dah tua. Jaringan tersebut sudah men-

galami proses lignifikasi, sehingga lig-

noselulosa dan lignohemiselulosa sulit

dicerna (Balasubramanian, 2013).

Page 2: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 41

Berbagai upaya telah dilakukan untuk

meningkatkan kualitas jerami padi, baik

dengan cara fisi/mekanik, kimia mau-

pun biologis. Upaya upaya tersebut

terutama bertujuan untuk meningkatkan

nilai nutrisi, palatabilitas dan kecernaan,

sehingga diharapkan dapat menjamin

ketersediaan pakan secara berkelanju-

tan. Tulisan ini bertujuan untuk

mengkaji potensi jerami jika digunakan

sebagai pakan tunggal serta upaya untuk

meningkatkan kualitas nilai nutrisinya.

NILAI NUTRISI JERAMI

Penelitian tentang karakteristik

fisika, kimia serta penggunaan jerami

padi sebagai pakan basal telah banyak

dilakukan dengan hasil yang bervariasi

(Abou-El-Enin et al., 1999; Vadiveloo,

2003). Hasil penelitian yang dilakukan

oleh santos et al. (2010) dan Peripolli et

al. (2016) menunjukkan bahwa nilai

nutrisi dari jerami sangat bervariasi.

Variasi tersebut kemungkinan disebab-

kan oleh siklus panen, jumlah produksi

beras yang dihasilkan dan waktu

pengemasan. Menurut Bainton et al.

(1991), varietas tanaman padi juga ber-

pengaruh terhadap kecernaan jerami,

namun demikian secara umum varietas

tanaman padi produksi tinggi akan

lebih banyak menghasilkan pakan jera-

mi setiap hektarnya.

Jerami padi mempunyai karak-

teristik kandungan protein kasar rendah

serta serat kasar yang tinggi antara lain

selulosa, hemiselulosa, lignin dan silika

((Greenland, 1984; Lamid, 2013).

Menurut Wanapat et al., (2013) kan-

dungan protein kasar pada jerami padi

sekitar 2-5%. Hasil tersebut tidak jauh

berbeda dengan penelitian yang dil-

akukan oleh Modak (1985), maupun

data NRC (1980) dengan kandungan

protein kasar rata rata 2-5%. Hasil

penelitian kandungan protein kasar je-

rami padi di Indonesia juga menunjuk-

kan hasil bervariasi. Menurut Syamsu et

al. (2006), jerami padi yang berasal dari

Sulawesi Selatan mengandung protein

kasar sebesar 4,31%, Aceh 4,90%

(Hanum dan Usman, 2011), Mataram,

Lombok 4,74% (Amin et al., 2015), Ba-

li 3,45%. (Trisnadewi et al., 2011).

Namun demikian, hasil penelitian yang

dilakukan oleh Manurung dan Zulbardi

(1996) menunjukan hasil yang berbeda

karena kadar protein kasar cukup tinggi

yaitu sebesar 6,34%.

Rumput rumputan maupun le-

guminosa menunjukkan kandungan pro-

tein kasar yang jauh lebih tinggi jika

dibandingkan dengan jerami padi. Hasil

penelitian Odedire and Babayemi

(2008) menunjukkan bahwa kandungan

protein kasar pada Panicum maximum

asal Nigeria adalah sebesar 9,36%, asal

Brazil 12,7% (Fernandez et al., 2014),

asal Bogor 12,75% (Sajimin et al.,

2004). Sedangkan pada leguminosa

Sesbania grandiflora, protein kasar

menunjukkan kandungan sebesar 49,77

pada daun segar (Rusdi et al., 2007),

30,00% tepung daun (Firmani et al.,

2015). Hasil penelitian oleh Chellapan-

dian et al. (2016) menunjukkan kadar

protein kasar Sesbania grandiflora yang

lebih rendah yaitu 34,56%. Sedangkan

kandungan protein kasar leguminosa

Indigofera arrecta 24,6% (Hassen et al.,

2007), Leucaena leucocephala 24%

(Masama et al., 1997).

Hasil hasil penelitian dari

berbagai negara dan wilayah di Indone-

sia menunjukkan bahwa kadar protein

kasar pada jerami menunjukkan kisaran

angka 3- 5%. Hal tersebut menunjukan

bahwa pada kenyataanya kadar protein

kasar jerami adalah sangat rendah jika

dibandingkan dengan hijauan pakan ter-

nak seperti rumput rumputan dan legu-

minosa. Dengan demikian, perlu dil-

akukan pengolahan melalui berbagai

metode untuk meningkatkan kualitas

jerami melalui peningkatan kadar pro-

tein kasar tersebut.

Page 3: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 42

Kandungan Neutral Detergent

Fiber (NDF) jerami padi yang tinggi

mengakibatkan sulit untuk dicerna.

Hasil penelitian Syamsu et al. (2013)

menunjukkan bahwa kandungan NDF

dalam jerami sebesar 72,52%. Menurut

Shen et al. (1998), meskipun tidak ban-

yak selisihnya, tetapi kandungan NDF

dipengaruhi oleh musim panen. Kan-

dungan NDF tertinggi (72,53%) ter-

dapat pada awal musim panen, se-

dangkan terendah (70,03%) terdapat

pada pertengahan musim panen. Kan-

dungan NDF pada jerami asal Selangor,

malaysia menunjukkan kandungan NDF

sebesar 82,98% (Jahromi et al., 2010)

Iran 68,95% Jafari et al. (2007), Kan-

dungan NDF jerami dari tanaman padi

asal Jawa Tengah, Indonesia menunjuk-

kan kadar yang tinggi, yaitu 80,59%

(Anam et al., 2012), sedangkan jerami

padi asal mataram, Indonesia menun-

jukkan kandungan 75,94%. Penelitian

oleh Trisnadewi et al. (2011) pada je-

rami padi di Bali menunjukkan kan-

dungan NDF jerami sebesar 79,80%.

Jerami padi dari semua wilayah dan

berbagai negara menunjukkan kan-

dungan NDF yang tinggi, mulai dari

68,95% sampai 80,59%. Kandungan

NDF berhubungan erat dengan konsum-

si pakan, sebab seluruh komponennya

memenuhi rumen dan lambat dicerna,

sehingga semakin rendah kandungan

NDF dalam pakan akan semakin mudah

terkonsumsi. Tanaman hijauan pakan

ternak seperti rumput raja memiliki

kandungan NDF sebesar 59,70%

(Yulianti, 2010), Panicum maximum

66,84%, Pennisetum purpureum

66,96% (Nasrullah et al., 2003), Ses-

bania grandiflora 45,11% (Hau et al.,

2005), Calliandra calothyrsus 31,03%,

Centrosema pubescens 56,81%, Gliri-

cidia maculata 32,97%, Leucaena leu-

cocephala 31,67% (Nasrullah et al.,

2003). Dibandingkan dengan kan-

dungan NDF pada hijauan tersebut diat-

as, baik rumput rumputan maupun le-

guminosa maka jerami padi memiliki

kandungan NDF yang jauh lebih besar.

Selain limbah jerami padi, ter-

dapat beberapa limbah tanaman yang

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ter-

nak. Limbah tersebut memiliki kan-

dungan NDF yang bervariasi mulai dari

yang lebih rendah, sama atau bahkan

lebih tinggi dibandingkan dengan kan-

dungan NDF pada jerami padi. Sebagai

contoh, limbah jerami jagung yang

mengandung NDF sebesar 46,55%

(Paath et al., 2012), akan tetapi

penelitian lain menunjukkan bahwa

kandungan NDF limbah jerami jagung

memiliki kisaran angka yang sama yaitu

71,93% (Li et al., 2014). Hasil

penelitian kandungan NDF pada limbah

kelapa sawit juga cukup bervariasi,

meskipun semua menunjukkan angka

yang tinggi, yaitu 75,4% (Winugroho,

1999) dan 84,6% (Jalaludin, 1994).

Secara garis besar dapat dilihat bahwa

kandungan NDF pada jerami padi jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan

rumput rumputan maupun leguminosa

namun sama, lebih rendah atau lebih

tinggi jika dibandingkan dengan limbah

tanaman lain. Oleh sebab itu, penelitian

penelitian pada jerami untuk mening-

katkan nilai nutrisinya banyak difokus-

kan pada pengolahan guna menurunkan

kandungan NDF dalam jerami.

Engsminger and Olentine (1980)

menyatakan bahwa acid detergent fiber

(ADF) dapat digunakan untuk mem-

perkirakan kecernaan bahan kering dan

energi makanan ternak. ADF ditentukan

dengan menggunakan larutan Detergent

Acid, dimana residunya terdiri atas selu-

losa dan lignin. Semakin tinggi nilai

ADF, maka kualitas daya cerna hijauan

makanan ternak semakin rendah

(Crampton and Haris, 1969). Menurut

Arora (1989), rendahnya kualitas daya

cerna jerami padi disebabkan karena

ADF mengandung 15% pentosa yang

Page 4: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 43

disebut micellar pentosa yang sulit dic-

erna dibandingkan dengan jenis kar-

bohidrat lainnya. Pentosa adalah cam-

puran araban dan xilan dengan zat lain

dalam tanaman yang dalam hidrolisis

keduanya menghasilkan arabinose dan

xilose yang ditemukan dalam hemiselu-

losa.

Hasil penelitian Antonius (2009)

menunjukkan bahwa jerami padi

mengandung ADF 46,72% dari bahan

kering. Penelitian oleh Yanuarianto et

al. (2015) di Mataram menunjukkan

kandungan ADF jerami padi sebesar

52,01%, sedangkan asal Jawa Tengah

menunjukkan nilai sebesar 60,57%

(Anam et al., 2012). Penelitian kan-

dungan ADF jerami padi asal Thailand

oleh Wanapat et al. (2013) menunjuk-

kan nilai sebesar 63,7% dan asal Turki

sebesar 41,15% (Selçuk et al., 2016).

Kandungan ADF yang cukup rendah

yaitu 40,95% ditunjukkan oleh hasil

penelitian jerami padi di Cina (Yuan et

al., 2016). Kisaran nilai ADF pada

penelitian-penelitan diatas adalah 40,95-

63,7%, sehingga dapat dikatakan bahwa

kandungan ADF pada jerami padi ada-

lah tinggi jika dibandingkan dengan hi-

jauan pakan ternak yang lain.

Hasil penelitian Aganga dan

Tshwenyane (2004) menunjukkan bah-

wa kandungan ADF pada berbagai kul-

tivar Panicum maximum memiliki kis-

aran 25 – 35,3%. Penelitian oleh Relling

et al. (2001) pada Panicum maximum

kultivar Gatton pada musim panas

mengandung ADF sebesar 28,90%.

Namun demikian, beberapa hasil

penelitian oleh menunjukan bahwa kan-

dungan ADF pada Panicum maximum

menunjukkan nilai yang cukup tinggi

yaitu 44,01% (Rahalus et al., 2014) dan

46,85% (Ansah et al., 2010). Kan-

dungan ADF pada Pennisetum pur-

pureum juga memiliki angka yang

cukup tinggi yaitu sebesar 47,18%

(Ukanwoko and Igwe, 2012) dan

42,62%. (Muhakka et al., 2014). Se-

dangkan kandungan ADF pada bebera-

pa leguminosa memiliki nilai yang lebih

rendah, seperti Sesbania grandiflora

21,99%, Leucaena leucocephala

22,97% (Sudirman et al., 2015),

Centrosema pubescens 37,11%

(Ukanwoko and Igwe, 2012) dan Gliri-

cidia sepium 25,43%, (Filho et al.,

2016). Penelitian Kandungan ADF pada

Calliandra calothyrsus dari berbagai

negara oleh Premaratne and Perera

(1999) menunjukkan hasil yang bervari-

asi mulai dari 21,10- 26,32%. Kan-

dungan ADF pada jerami padi jika

dibandingkan dengan limbah tanaman

yang lain seperti jagung dan limbah te-

bu juga masih lebih tinggi. Limbah

tanaman jagung mengandung ADF

32,64% (Sudirman dan Imran 2007) dan

limbah tebu 48,96% (Wati et al., 2012).

Namun demikian, kandungan ADF pada

jerami padi hampir sama tingginya

dengan ADF limbah kelapa sawit yang

memiliki angka sebesar 66,5% (Jalalu-

din, 1994). Hasil penelitian diatas

menunjukkan bahwa kandungan ADF

pada jerami relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan rumput rumputan,

leguminosa dan bahkan sebagian limbah

hijauan yang lain. Meskipun demikian,

beberapa limbah tanaman seperti tebu

dan kelapa sawit memiliki kandungan

ADF yang sama tingginya. Dengan

demikian, kualitas limbah tanaman tebu

dan sawit memiliki kualitas yang sama

rendahnya dengan jerami.

Jerami memiliki kandungan

mineral yang cukup lengkap seperti

Phosphorus (P), Potassium (K), Zink

(Zn), Sulphur (S), Silicon (Si), Magne-

sium (Mg), Calcium (C), Iron (Fe),

Manganese (Mn), Copper (Cu) dan Bo-

ron (B) (Ismail et al., 2013). Namun

demikian, menurut White and Hembry

(1985), jerami memiliki kandungan Ca

dan P rendah, kadar abu tinggi dengan

komponen utama silika. Shen et al.

Page 5: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 44

(1998) menunjukkan bahwa kandungan

mineral pada jerami tergantung pada

musim panen. Kandungan K dan Mg

yang paling tinggi terdapat dalam jera-

mi pada awal musim panen (2,21% dan

0,91% dari bahan kering). Sedangkan

menurut Little (1986), kandungan min-

eral Ca dan S pada jerami padi di Indo-

nesia berturut-turut yaitu 1.5 dan 1.2,

mg/kg bahan kering. Meskipun kan-

dungan mineral pada jerami padi cukup

lengkap namun secara umum relatif

lebih rendah jika dibandingkan dengan

kandungan mineral pada rumput rumpu-

tan maupun leguminosa. Pakan kualitas

rendah yang memiliki kandungan tinggi

serat kebanyakan mengandung mineral

yang sangat rendah sehingga menjadi

faktor pembatas pertumbuhan mikroba

dalam rumen seperti P dan S ( Preston

and Leng, 1987 ; Komisarczuk and Du-

rand, 1991). Oleh sebab itu, perlu

diberikan tambahan mineral pada ran-

sum ternak jika jerami padi digunakan

sebagai pakan utama. Penelitian

Yanuartono et al. (2016) menunjukkan

bahwa penambahan molasses mineral

blok pada sapi potong yang diberikan

pakan basal jerami mampu meningkat-

kan pertambahan bobot yang lebih besar

jika dibandingkan dengan sapi yang

hanya mengonsumsi jerami.

FAKTOR PEMBATAS NUTRISI

JERAMI

Keterbatasan penggunaan jerami

padi sebagai pakan ternak disebabkan

karakteristik dinding selnya yang ber-

beda dari dinding sel jerami tanaman

sereal lainnya. Jerami Padi mengandung

tiga komponen fraksi serat yaitu selu-

losa, hemiselulosa dan lignin.

Disamping ketiga komponen fraksi serat

tersebut, jerami padi juga mengandung

silika (Howard et al., 2003). Menurut

Reddy and Yang (2006), komposisi

fraksi serat jerami padi terdiri dari 40%

selulosa, 30% hemiselulosa, 15% silika

dan 15% lignin. Sebagai limbah tana-

man tua, jerami padi telah mengalami

lignifikasi lanjut, menyebabkan ter-

jadinya ikatan kompleks antara lignin,

selulosa dan hemiselu-

losa (lignoselulosa) (Eun et al., 2006).

Faktor-faktor tersebut diatas merupakan

pembatas dalam pemanfaatan jerami

padi.

Jerami padi memiliki kandungan

silika yang bervariasi dengan kisaran

nilai sekitar 60% (Khorsand et al.,

2012). Variasi kandungan tersebut ter-

gantung dari musim, jenis tanah, waktu

panen dan kondisi geografis (Santos et

al., 2010). Kandungan silika dalam je-

rami padi

dapat mencapai 19,2% dari bahan ker-

ing (Chairunnisa et al., 2013), 15%

(Sarnklong et al., 2010), 13,94% (Binod

et al., 2010), 11% (Phutela, 2011),

10,7% (Marxen et al., 2016), 7,12%

(Antonius, 2010). Menurut Van Soest

(1983) setiap kenaikan 1% kadar silika

bahan akan menurunkan kecernaan

sebesar 2 - 3% pada rruminansia. Silika

menurunkan palatabilitas dan pengura-

ian jerami padi dalam rumen karena

aksi langsung dalam mencegah

kolonisasi oleh mikroorganisme rumen

(Agbagla-Dohnani et al., 2003).

Lignin pada jerami padi meru-

pakan polimer poli aromatik dengan

berat molekul tinggi dan termasuk go-

longan phenolik lignin yang tahan ter-

hadap hidrolisis enzimatik termasuk

fermentasi oleh mikroba rumen

dan alkali tanah (Hatakka, 2000; Ghaf-

far and Fan, 2014). Lignin berperan da-

lam menguatkan tumbuhan secara

mekanis serta resistensi terhadap

degradasi mikroba dalam rumen

(Vanholme et al., 2010). Senyawa

fenolik yang terkandung dalam lignin

berperan dalam pertahanan fisik dan

memiliki peran antinutrisi (Antongio-

vanni and Sargentini, 1991). Kom-

pleksnya komponen lignin mengakibat-

Page 6: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 45

kan sulit didegradasi sehingga dibutuh-

kan komponen enzim selulase, hemi-

selulase dan ligninase untuk memec-

ahnya (Schiere and Ibrahim, 1989).

Kandungan lignin dalam jerami padi

menurut hasil penelitian Rahnama et al.

(2013) adalah 9,22%. Sedangkan kan-

dungan lignin jerami padi pada

penelitian lain menunjukkan hasil

bervariasi, sebagai contoh 6,00% (Kaur

and Phutela, 2014) 6,70%, (Prihartini et

al., 2011), 12,00% (Kargbo et al.,

2009), 12,5% (Karimi et al., 2006),

16,62% (Dewi, 2002), 26,63% (Harun

and Geok, 2016) 30,14% (Amin et al.,

2015).

Secara umum, kandungan lignin

pada jerami padi berkisar antara 6,00 –

30,14%. Lignin dan silika pada jerami

padi merupakan penghalang utama

pemanfaatannya sebagai pakan pada

ruminansia (Van Soest, 2006). Oleh

sebab itu sebenarnya jerami padi lebih

tepat digunakan sebagai bahan bakar

jika dibandingkan dengan sumber pakan

ternak (Binod et al., 2010; Harun and

Geok, 2016). Dengan demikian, jika

akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak

maka pengolahan limbah jerami padi

terutama ditujukan untuk menurunkan

kandungan faktor faktor pembatas ter-

sebut diatas sehingga mikroba dalam

rumen akan mampu memanfaatkan

secara maksimal jerami padi tersebut.

METODE PENINGKATAN NILAI

NUTRISI JERAMI

Pada dasarnya, kunci untuk

meningkatkan nilai nutrisi jerami padi

untuk ternak ruminansia adalah menga-

tasi hambatan proses fermentasi mikro-

ba dalam rumen. Banyak penelitian te-

lah dilakukan selama beberapa dekade

yang bertujuan untuk meningkatkan

nilai gizi dari jerami padi, dengan ting-

kat keberhasilan yang beragam (Selim

et al., 2004; Sarnklong et al., 2010).

Usaha peningkatan kualitas jerami padi

tersebut dilakukan dengan cara mening-

katkan nilai cernanya melalui pemeca-

han ikatan kompleks lignoselulosa baik

secara mekanik/ fisik (Sarwar et al.,

2004), kimia dan biologis maupun

kombinasinya (Doyle et al., 1996).

Metode metode tersebut diatas secara

umum digunakan untuk melemahkan

dan memecah ikatan ligno-selulosa pada

jerami, sehingga nilai nutrisi akan

meningkat (Malik et al., 2015). Namun

demikian, dipandang dari sisi efisiensi,

pengolahan tersebut akan selalu dikait-

kan dengan biaya dari setiap metode

yang digunakan sehingga tidak semua

metode dapat diterapkan di peternakan

rakyat.

Metode mekanik/fisik, kimia,

dan biologis merupakan dasar dari

metode pengolahan jerami. Metode

mekanik/ fisik yang sering digunakan

pada jerami padi adalah pemotongan,

pencacahan dan penggilingan karena

metode tersebut dapat dikerjakan

dengan mudah dan dengan biaya yang

rendah. Metode kimia yang digunakan

dalam pengolahan jerami adalah perla-

kuan dengan senyawa alkali, asam dan

reagen oksidatif (Doyle et al., 1996).

Sedangkan metode biologis yang

digunakan untuk meningkatkan nilai

nutrisi jerami padi adalah pembuatan

kompos, fermentasi dengan pemberian

enzim, bakteri maupun fungi.

Penggunaan jamur dan enzim yang

memiliki kemampuan memetabolisme

lignoselulosa berpotensi meningkatkan

nilai gizi jerami padi melalui

mekanisme delignifikasi yang selektif

(Liu and Orskov, 2000). Ketiga metode

tersebut merupakan dasar metode pen-

golahan limbah yang kemudian oleh

para peneliti dikembangkan lebih lanjut

menjadi bervariasi. Metode yang

populer dan telah diterapkan karena

dapat diaplikasikan dilapangan dengan

mudah dan biaya murah adalah fermen-

tasi (Seglar, 2003; Zakaria et al., 2013)

Page 7: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 46

dan amoniasi (McDonald et al., 2002;

Tanuwiria et al., 2005; Bata, 2008).

Metode perlakuan fisik seperti

pemotongan dan pencacahan tidak

mempengaruhi komposisi kimiawi dari

jerami padi. Tujuan dari pemotongan

adalah menurunkan jumlah materi yang

tidak berguna dan mempermudah

pengunyahan oleh ruminansia (Minson,

1963). Sedangkan pencacahan bertujuan

untuk meningkatkan nilai nutrisi,

asupan serta kecepatan melewati saluran

pencernaan. Metode perlakuan fisik lain

yang digunakan dalam meningkatkan

nilai nutrisi jerami padi adalah peren-

daman, dibentuk pellet, pengukusan,

pressure cooking dan penggunaan sinar

X. Namun demikian, perlakuan tersebut

sulit untuk diterapkan dalam skala kecil

karena tidak praktis dengan biaya yang

sangat mahal (Schiere dan Ibrahim,

1989). Namun disisi lain perlakuan fisik

seperti pemotongan dan pencacahan

dinilai kurang menguntungkan, karena

dengan mengecilnya ukuran partikel

menyebabkan laju aliran pakan dalam

rumen ternak meningkat sehingga

kecernaanya menurun (Doyle et al.,

1996). Hasil penelitian Zhaoa et al.

(2009) menunjukkan bahwa ukuran

partikel jerami padi berpengaruh besar

terhadap aktivitas mengunyah,

kecernaan serat, pH rumen. Namun

demikian, ukuran partikel hanya mem-

iliki pengaruh yang kecil terhadap kon-

sumsi pakan, laju aliran pakan dalam

duodenum dan ileum, rumen dan jumlah

cerna saluran, dan fermentasi dalam

rumen. Merujuk pada hasil penelitian

penelitian diatas, tampaknya metode

perlakuan fisik/mekanik lebih tepat

digunakan sebagai metode awal sebe-

lum dilanjutkan menuju perlakuan

kimia maupun biologis.

Agen alkali yang paling umum

dan paling sering digunakan adalah na-

trium hidroksida (NaOH), amonia

(NH3), urea, klorin dan kapur. Perla-

kuan kimia pada jerami padi tampak-

nya menjadi metode yang praktis untuk

digunakan pada peternakan skala kecil

menengah, karena aplikasinya seder-

hana dan tidak memerlukan teknologi

yang mahal (Van Soest 2006; Sarnklong

et al., 2010). Meskipun perlakuan kimia

dinilai lebih prospektif, karena senya-

wa–senyawa kimia yang digunakan

dapat bekerja dengan cepat, namun

penggunaan bahan bahan kimia tersebut

memiliki banyak kelemahan (Doyle,

1996). Kelemahan dari penggunaan ba-

han bahan kimia tersebut antara lain,

sulit didapat dikalangan petani, harga

yang mahal, penggunaan yang tidak te-

pat akan mengakibatkan dampak negatif

pada ternak (Ali,1998).

Salah satu metode perlakuan

secara kimia adalah delignifikasi

dengan menggunakan NaOH/KOH ka-

rena kemampuannya merusak struktur

lignin, bagian kristalin dan amorf, mem-

isahkan sebagian lignin dan hemiselu-

losa serta menyebabkan penggembun-

gan struktur selulosa (Marsden dan

Grey, 1986; Gunam dan Antara 1999).

Metode perlakuan tersebut juga akan

meningkatkan efektifitas proses hi-

drolisis enzimatis dengan cara mening-

katkan aksesibilitas enzim pada per-

mukaan selulosa. Dampak yang ditim-

bulkan dari perlakuan alkali tersebut

memungkinkan mikroorganisme rumen

lebih mudah mengurai struktur kar-

bohidrat dan meningkatkan palatabilitas

jerami padi (Selim et al., 2004). Mes-

kipun memiliki dampak yang

menguntungkan, namun perlakuan

dengan NaOH juga memiliki dampak

yang tidak diinginkan berupa pening-

katan kecepatan melintas pakan dalam

rumen dan urinasi yang berlebihan (Van

Soest, 2006; Sarnklong et al., 2010).

Dampak merugikan lain yang timbul

adalah limbah cair yang berasal dari

proses tersebut akan terkontaminasi

dengan sisa NaOH dan dapat mengaki-

Page 8: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 47

batkan pencemaran lingkungan (Fahey

et al., 1993).

Amoniasi merupakan salah satu

perlakuan kimiawi yang sangat populer

dilakukan untuk meningkatkan kualitas

nutrisi jerami padi. Amoniasi merupa-

kan salah satu perlakuan kimia yang

bersifat alkalis dan dapat melarutkan

hemiselulosa, lignin dan silika, saponi-

fikasi asam uronat dan ester asam

asetat, menetralisasi asam nitrat bebas

serta mengurangi kandungan lignin

dinding sel. Turunnya kristalinitas selu-

losa akan memudahkan penetrasi enzim

selulosa mikrobia rumen (Van Soest,

1982). Hasil penelitian Sudana (1984)

menunjukkan bahwa jerami padi yang

diberi perlakuan urea 4% dan disimpan

selama 4 minggu terjadi peningkatan

daya cerna dari 35% menjadi 43,6% dan

kandungan nitrogen total dari 0,48%

menjadi 1,55%. Hasil penelitian perla-

kuan kimiawi yang lain menunjukkan

bahwa pemberian 20 g / kg urea + 20 g /

kg kalsium hidroksida dalam jerami

padi mampu meningkatkan nilai gizi

jerami padi seperti peningkatan asupan

bahan kering, daya cerna, asam lemak

volatil rumen, populasi bakteri dan

jamur, retensi nitrogen dan sintesis pro-

tein mikroba (Polyorach and Wanapat,

2015).

Perlakuan biologis dengan

menggunakan bakteri, jamur atau enzim

ditujukan untuk menghidrolisis bahan-

bahan berselulosa agar nilai nutrisinya

meningkat dan bisa digunakan untuk

pakan atau menghasilkan bahan yang

bisa dipakai untuk fermentasi selulosa

menjadi protein (Soenarjo et al., 1991).

Penggunaan bakteri dan jamur untuk

mendegradasi selulosa dari jerami padi

mengacu pada kemampuan mikroorgan-

isme yang terdapat dalam rumen.

Menurut Dijkstra and Tamminga

(1995), dinding sel tanaman dapat dide-

gradasi oleh kombinasi bakteri, jamur

dan protozoa. Kontribusi aktivitas

degradasi oleh jamur dan bakteri sekitar

80%, sedangkan protozoa 20%. Pen-

golahan jerami padi pada skala peter-

nakan kecil dan menengah dengan

menggunakan metode biologis memiliki

potensi lebih besar untuk dikembangkan

secara luas jika dibandingkan dengan

penggunaan bahan kimia yang mahal.

Dengan demikian, metode perlakuan

biologis dengan menggunakan jamur

atau enzim untuk meningkatkan

kecernaan jerami padi merupakan alter-

natif yang menjanjikan. Keuntungan

dari perlakuan biologis seperti murah,

kebutuhan energi yang rendah dan han-

ya sedikit berpengaruh terhadap kondisi

lingkungan sehingga pencemaran dapat

diminimalisir (Saratale et al., 2008).

Saat ini telah tersedia produk komersial

enzim yang berasal dari Trichoderma

longibrachiatum, Aspergillus niger dan

A. oryzae untuk kepentingan industri

pakan ternak (Rodrigues et al., 2008).

Metode fermentasi jerami meru-

pakan salah satu cara pengolahan yang

relatif murah, praktis dan hasilnya

cukup disukai ternak. Istilah fermentasi

sendiri adalah segala macam proses

metabolik dengan bantuan enzim dari

mikroba untuk melakukan oksidasi, re-

duksi, hidrolisa, dan reaksi kimia

lainnya (Stanbury and Whitaker, 1984).

Proses fermentasi terjadi akibat kinerja

dari berbagai macam bakteri pengurai

seperti selulolitik, lignolitik, lipolitik

dan/atau bahan-bahan yang bersifat

fiksasi nitrogen non simbiotik. Sebagai

contoh, bakteri selulolitik yang dapat

digunakan dalam proses fermentasi ada-

lah Actinobacillus sp (Mirni et al.,

2006), Cytophaga hutchinsoi, Aci-

dothermus cellulyticus, (Mirni et al.,

2011), Bacillus sp., Pseudomonas sp.

dan Serratia sp (Khatiwada et al.,

2016). Sedangkan bakteri lignolitik

yang dapat digunakan untuk perlakuan

fermentasi adalah Bacillus sp. (Abd-

Elsalam and El-Hanafy, 2009), Pantoea

Page 9: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 48

sp (Xiong et al., 2013), Bacillus pu-

milus strain B37 (Kausar et al., 2012).

Hasil penelitian Soepranianondo

et al. (2007) menunjukkan bahwa pem-

berian jerami padi yang diamoniasi dan

difermentasi pada domba menggunakan

suspensi bakteri selulolitik menunjuk-

kan perbedaan yang nyata terhadap ter-

hadap pertambahan berat badan dan

angka konversi pakan meskipun tidak

menunjukkan perbedaan yang nyata ter-

hadap konsumsi bahan kering pakan.

Bakteri yang digunakan dalam

penelitian tersebut adalah suspensi bak-

teri Acetobacter liquefaciens dan cam-

puran suspensi bakteri Acidophilium

facilis, Acetobacter liquefaciens, Cellu-

lomonas sp. dan Acenitobacter sp. Se-

dangkan hasil penelitian fermentasi je-

rami padi oleh Li et al. (2010) dengan

menggunakan Lactobacillus plantarum

dengan penambahan glukosa menun-

jukkan terjadinya peningkatan nilai nu-

trisinya. Kombinasi bakteri Clostridium

sp., Bacillus sp., dan Geobacillus sp

yang digunakan pada proses fermentasi

selama 9 hari mampu mengurai kan-

dungan lignoselulose dalam jerami padi

(Zhao et al., 2014).

Saat ini, telah banyak

mikroflora dengan kemampuan untuk

mendegradasi jerami padi berhasil

diisolasi yang sebagian besar berasal

dari tanaman in vitro. Beberapa jamur

yang hidup di tanah memiliki kemam-

puan untuk mendegradasi senyawa lig-

nin dan selulosa. Jamur tersebut

menghasilkan ligninase yang dapat

mendegradasi senyawa lignin dan selu-

lase yang dapat mendegradasi selulosa.

Contoh dari jamur tersebut adalah ada-

lah Fusarium proliferatum, Peniciilium

decumbens (Yang et al., 2005) dan

Penicillium simplicissimum (Zeng et al.,

2006). Sedangkan contoh jamur yang

mampu mendegradasi selulosa adalah

Aspergillus niger, Chaetomium glo-

bosum, Scopulariopsis brevicaulis,

Trichoderma koningii, Trichoderma

roseum, dan Mucor hiemalis (Laksh-

mikant 1990; Mahmood et al., 2006).

Penelitian oleh Helal (2006) dengan

menggunakan jamur Aspergillus

ochraceus, A. Terreus dan Trichoderma

koningii untuk fermentasi menunjukan

adanya peningkatan nilai protein kasar

pada jerami padi. Isolat Trichoderma

viride F94 dan Aspergillus terreus F98

dapat digunakan juga untuk degradasi

selulosa pada jerami padi (Abo-State et

al., 2014).

Secara garis besar, metode per-

lakuan tersebut biasanya hanya sebatas

meningkatkan asupan dan kecernaan

bahan akan tetapi masih tidak mampu

mengatasi ketidak seimbangan nutrisi

yang terkandung di dalamnya. Dengan

demikian, guna mengoptimalkan

penggunaan jerami padi, selain dil-

akukan dengan berbagai macam perla-

kuan, juga diperlukan pemberian feed

suplemen seperti konsentrat (Mayulu et

al., 2013; Mulijanti et al., 2014), molas-

ses (Manurung dan Zulbardi, 1996; Bata

dan Nur Hidayat, 2010; Alam et al.,

2016) dan UMMB (Astutik et al., 2002;

Yanuartono et al., 2016), guna mem-

bantu peningkatan pertumbuhan mikro-

ba rumen, karena kecernaan serat pada

ternak rumunansia sangat tergantung

pada enzim-enzim yang dihasilkan oleh

mikroba rumen.

Penelitian metode kombinasi

mekanik/ fisik, kimia, dan biologis un-

tuk meningkatkan nilai nutrisi jerami

telah banyak dilakukan. Hasil penelitian

Yanuarianto et al. (2015) menunjukkan

terjadinya penurunan secara nyata jera-

mi padi yang difermentasi dengan kom-

binasi Bacillus sp., CaCO3 dan air ke-

lapa terhadap kandungan serat kasar dan

komponen serat seperti NDF, ADF,

hemisellulosa, selulosa dan lignin. Hasil

yang sama juga ditunjukkan oleh

penelitian Amin et al. (2015) pada jera-

mi padi yang diberi perlakuan biologis

Page 10: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 49

dengan fermentasi serta perlakuan kimia

dengan amonia mampu menurunkan

nilai NDF, ADF, selulosa dan lignin.

Penelitian menggunakan perlakuan

kombinasi pencacahan dengan fermen-

tasi menggunakan jamur Coprinus co-

matus mampu meningkatkan nilai nutri-

si

jerami padi yang diberikan pada domba

(Mustabi et al., 2013). Pada dasarnya,

kandungan selulosa dalam jerami padi

tidaklah murni akan tetapi selalu terkait

dengan lignin, hemiselulosa dan silika.

Oleh sebab itu, secara alami selulosa

tidak mudah diurai oleh mikroba (Helal,

2005). Perlakuan dengan metode

mekanik/fisik atau kimia dan/atau

metode biologis memiliki kemampuan

sebatas merubah struktur lignoselulosa

atau kompleks lignin-hemiselulosa selu-

losa (LHC). Metode tersebut pada

umumnya digunakan untuk memfasili-

tasi pertumbuhan jamur yang memiliki

kemampuan aktivitas selulolitik tinggi

(Helal, 2005).

Berbagai macam kombinasi per-

lakuan dapat dilakukan guna mening-

katkan nilai nutrisi jerami. Kombinasi

tersebut antara lain adalah

fisik/mekanik-kimia, fisik mekanik-

biologis dan fisik/mekanik-kimia-

biologis. Perlakuan kombinasi pada je-

rami padi yang menjadi pilihan terbaik

adalah perlakuan dengan dampak ting-

kat kerusakan serta hilangnya nutrisi

minimal untuk kemudian menghasilkan

substrat terbaik untuk hidrolisis. Hasil-

hasil penelitian menunjukkan bahwa

perlakuan kombinasi pada jerami padi

memiliki kemampuan yang lebih besar

dalam meningkatkan nilai nutrisi

dibandingkan dengan metode perlakuan

tunggal.

JERAMI SEBAGAI PAKAN BASAL

TUNGGAL

Jerami padi tidak mengandung

cukup glukosa, asam amino dan mineral

untuk pertumbuhan mikroba dalam ru-

men (Doyle et al., 1996). Selain

kelemahan tersebut diatas, jerami padi

memilik sifat tinggi serat kasar, nitrogen

rendah dan komposisi mineral yang tid-

ak seimbang sehingga mengakibatkan

asupan rendah. Semua hal tersebut diat-

as akan mengakibatkan pemberiannya

sebagai pakan basal tunggal, baik secara

langsung maupun melalui proses perla-

kuan, tidak akan dapat memenuhi kebu-

tuhan nutrisi pada ternak. Penelitian

penelitian yang berhubungan dengan

jerami sebagai pakan tunggal telah ban-

yak dilakukan dengan hasil penurunan

bobot badan pada ternak kerbau (Zulb-

ardi et al., 1983; Wongsrikeao and

Wanapat, 1985), sapi (McLennan et al.,

1981) dan domba (Vijchulata and

Sanpote, 1982). Penurunan bobot badan

yang disebabkan oleh kadar serat kasar

dan silika yang terlalu tinggi serta kadar

protein dan nilai cernanya yang sangat

rendah. Hasil evaluasi yang dilakukan

oleh Sarnklong et al. (2010) juga

menunjukkan pemberian jerami padi

sebagai pakan tunggal tidak memenuhi

syarat pemeliharaan pada sapi potong.

KESIMPULAN

Produksi jerami padi yang melimpah

merupakan sumber pakan ternak rumi-

nansia yang cukup menjanjikan. Na-

mun, disebabkan oleh kandungan pro-

tein yang rendah serta tingginya silika

dan lignin mengakibatkan rendahnya

kecernaan pada ruminansia. Nilai nutrisi

jerami padi dapat ditingkatkan dengan

berbagai metode perlakuan. Meskipun

demikian, berbagai metode perlakuan

tersebut tampaknya tidak mampu me-

menuhi kebutuhan basal ternak sehing-

ga tidak dapat digunakan sebagai pakan

tunggal kecuali diberikan tambahan pa-

kan dari sumber yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 50

Abd-Elsalam, H. E., and El-Hanafy, A.

A. 2009. Lignin Biodegradation

with Ligninolytic Bacterial Strain

and Comparison of Bacillus sub-

tilis and Bacillus sp. Isolated

from Egyptian Soil. American-

Eurasian J. Agric. & Environ.

Sci., 5 (1): 39-44. ISSN 1818-

6769.

Abo-State, M. A., Ragab, A. M. E., Sh.

EL-Gendy, N., Farahat, L. A.,

and Madian, H. R. 2014. Bioeth-

anol Production from Rice Straw

Enzymatically Saccharified by

Fungal Isolates, Trichoderma

viride F94 and Aspergillus terre-

us F98. Soft, 3:19-

29.doi.org/10.4236/soft.2014.320

03

Abou-El-Enin, O. H., Fadel, J. G., and

Mackill, D. J. 1999. Differences

in chemical composition and fi-

bre digestion of rice straw with,

without, anhydrous ammonia

from 53 rice varieties. Anim.

Feed Sci. Technol., 79:129-136.

ISSN 0377-8401

Aganga, A.A., and Tshwenyane, S.

2004. Potentials of Guinea Grass

(Panicum Maximum) as Forage

Crop in Livestock Production.

Pakistan Journal of Nutrition 3

(1): 1-4. DOI :

10.3923/pjn.2004.1.4.

Agbagla-Dohnani, A., Noziere, P., Gail-

lard-Martinie, B., Puard, M., and

Doreau. M. 2003. Effect of silica

content on rice straw ruminal

degradation. J. Anim. Sci.

140:183-192.

DOI: https://doi.org/10.1017/S00

21859603003034

Alam, M. K., Ogata, Y., Sato, Y., and

Sano H. 2016. Effects of Rice

Straw Supplemented with Urea

and Molasses on Intermediary

Metabolism of Plasma Glucose

and Leucine in Sheep. Asian

Australas. J. Anim. Sci. 29:523-

529.

DOI: https://doi.org/10.5713/ajas

.15.0358

Ali, M. 1998. Peningkatan mutu nutrisi

sekam padi untuk ruminansia

melalui hidrolisis ganda

menggunakan kapur dan asam

cuka. Thesis Program Pancasar-

jana Institut Pertanian Bogor,

Bogor

Amin, M., Hasan, S.D., Yanuarianto,

O., and Iqbal, M. 2015. Pengaruh

Lama Fermentasi Terhadap

Kualitas Jerami Padi Amoniasi

yang Ditambah Probiotik Bacil-

lus Sp. Jurnal Ilmu dan Teknolo-

gi Peternakan Indonesia, 1 (1) :

8 – 13. ISSN : 2460-6669

Anam, N. K., Pujaningsih, R. I., dan

Prasetiyono. B. W. H. E. 2012.

Kadar Neutral Detergent Fiber

Dan Acid Detergent Fiber Pada

Jerami Padi Dan Jerami Jagung

Yang Difermentasi Isi Rumen

Kerbau. Animal Agriculture

Journal, 1. (2): 352-361

Ansah, T., Osafo, E.L.K., and Hansen,

H. H. 2010. Herbage yield and

chemical composition of four va-

rieties of Napier (Pennisetum

purpureum) grass harvested at

three different days after planting

Agric. Biol. J. N. Am., 1(5): 923-

929.

doi:10.5251/abjna.2010.1.5.923.

929

Antongiovanni, M., and Sargentini, C.

1991. Variability in Chemical

Composition of Straws. Op-

tionsMediterraneennes. Serie A:

Page 12: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 51

Seminaires Mediterraneens, 49-

53.

Antonius, 2010. Pengaruh Pemberian

Jerami Padi Terfermentasi Ter-

hadap Palatabilitas Kecernaan

Serat Dan Digestible Energy

Ransum Sapi. Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veter-

iner.

Antonius. 2009. Potensi Jerami Padi

Hasil Fermentasi ProbionSe-

bagai Bahan Pakan Dalam Ran-

sum Sapi Simmental. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner. 240-245

Arora S. 1989. Pencernaan Mikroba pa-

da Ruminansia, Terjemahan,

Judul Asli: Microbial Digestion

in Ruminants, Penerjemah Mu-

warni R., Gadjah Mada Universi-

ty Press. Yogyakarta.

Astutik, S. I. B., Arifin S. M., Dan

Dilaga, W. 2002. Respon

Produksi Sapi Peranakan Ongole

Berbasis Pakan Jerami Padi

Terhadap Berbagai Formula

"Urea Molasses Block". Seminar

Nasional Teknologi Peternakan

dan Veteriner.

Bainton, S.J., Plumb, V.E., Drake,

M.D., Juliano, B.O., Perez, C.M.,

Roxas, D.B., Kush, Lc. Dejesus,

G.S., and Gomez, K.A. 1991.

Variation in the nutritional value

of rice straw. Anim. Feed Sci.

and Tech. 34 (3-4): 261-277.

doi.org/10.1016/0377-

8401(91)90116-A

Balasubramanian, M.K. 2013. Potential

utilization of rice straw for etha-

nol production by sequential

fermentation of cellulose and xy-

lose using Saccharomyces cere-

visiae and Pachysolen tannophi-

lus. International Journal of Sci-

ence, Engineering, Technology

and Research 2 (7): 1531-1535.

ISSN: 2278 – 7798

Bata, M., dan Hidayat, N. 2010.

Penambahan Molases Untuk

Meningkatkan Kualitas Amonia-

si Jerami Padi dan Pengaruhnya

terhadap Produk Fermentasi Ru-

men Secara In-Vitro. Agripet, 10

(2): 27-33.

Bata, M. 2008. Pengaruh Molases Pada

Amoniasi Jerami Padi

Menggunakan Urea Terhadap

Kecernaan Bahan Kering dan

Bahan Organik In Vitro .

Agripet, 8 (2): 15-20.

Binod, P., Sindhu, R, Singhania, R.R.,

Vikram, S., Devi, L., Naga-

lakshmi, S., Kurien, N., Sukuma-

ran, R.K., and Pandey, A. 2010.

Bioethanol production from rice

straw: an overview. Bioresource

Technology. 101(13): 4767–74.

DOI:

10.1016/j.biortech.2009.10.079

Castillo, L. S., Roxas, D. B., Chavez,

M. A., Momongan, V. G., And

Ranjhan, S. K. 1982. The effects

of a concentrate supplement and

of chopping and soaking rice

straw on its voluntary intake by

carabaos. In "The Utilization of

Fibrous Agricultural Residues as

Animal Feeds", :74-80, editor P.

T. Doyle. School of Agriculture

and Forestry, University of Mel-

bourne, Parkville, Victoria.

Chairunnisa, C., Hanum, H., dan

Mukhlis. 2013. Peran Beberapa

Bahan Silikat (Si) Dan Pupuk

Fosfat (P) Dalam Memperbaiki

Sifat Kimia Tanah Andisol Dan

Pertumbuhan Tanaman. Jurnal

Page 13: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 52

Online Agroekoteknologi, 1 (3):

732-743. ISSN No. 2337- 6597

Chellapandian, M., Arulnathan, N., and

Thirumeignanam, D. 2016.

Chemical Composition Of Tree

Leaves For Small Ruminants In

Southern Tamilnadu. Interna-

tional Journal of Science, Envi-

ronment and Technology, 5

(3):1303 – 1305.

Crampton, E. W., and Haris, L. E. 1969.

Applied Animal Nutrition E, d. 1

st The Engsminger Publishing

Company, California, U. S. A.

Dewi. 2002. Hidrolisis Limbah Hasil

Pertanian Secara Enzimatik. J.

Akta Agrosia. 5 (2): 67- 71

Dijkstra, J. and Tamminga, S. 1995.

Simulation of the effects of diet

on the contribution of rumen pro-

tozoa to degradation of fibre in

the rumen. Br. J. Nutr. 74 (5):

617-634.

DOI: https://doi.org/10.1079/BJ

N19950166

Doyle, P.T., Devendra, C., and Pearce,

G.R. 1996. Rice straw as a feed

for ruminants. International De-

velopment Program of Australian

Universities and Colleges Lim-

ited (IDP), Canberra, Australia.

Engsminger, M. E., and Olentine, C. G.

1980. Feed and Nutrition. 1 st

Ed. The Engsminger Publishing

Company. California. U. S. A.

Eun, J.S., Beauchemin, K.A., Hong,

S.H., and Bauer, M.W.

2006. Exogenous enzymes

added to untreated or ammoniat-

ed rice straw : Effect on in vitro

fermentation characteristic and

degradability. J. Anim. Sci. and

Tech, 131: 86‐101.

doi:10.1016/j.anifeedsci.2006.01.

026

Fahey, G.C., Bourquin, L.D., Titgemey-

er, E.C., and Atwell, D.G. 1993.

Postharvest treatment of fibrous

feedstuffs to improve their nutri-

tive value. P. 715-766 in Forage

Cell Wall Structure and Digesti-

bility. H.G. Jung, D.R. Buxton,

R.D. Hatfield, and J. Ralph, ed.

ASA-CSSA-SSSA, Madison,

WI.

Fernandez, F. D., Ramos, A. K. B.,

Jank, L., Carvalho, M. A., Mar-

tha Jr, G. B., and Braga, G. J.

2014. Forage yield and nutritive

value of Panicum maximum

genotypes in the Brazilian sa-

vannah. Sci. Agric. 71(1): 23-29.

http://dx.doi.org/10.1590/S0103-

90162014000100003

Filho, E. S. C., Muniz, E. N., de Albu-

querque Range, J. H., de Arruda

Santos, G. R., Neto, J. A. S., de

Araujo, H. R. 2016. Dry matter

yield and bromatological compo-

sition of gliricidia in different

crop densities. Ciência Rural,

Santa Maria, 46 (6): 1038-1043.

doi.org/10.1590/0103-

8478cr20150782

Firmani, U., Cahyoko, Y., and Mus-

tikoweni. 2015. Utilization Turi

Leaf Meal (Sesbania Grandiflora

Pers.) in the Feed on the Protein

Retention, Fat Retention and En-

ergy Retention of Black Tilapia

(Oreochromis Nilot-

icus).International Journal of

Science Technology & Engineer-

ing. 2 (07): 242-244. ISSN

(online): 2349-784X

Ghaffar, S.H, and Fan, M. 2014. Lignin

in straw and its applications as an

adhesive. International Journal

Page 14: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 53

of Adhesion & Adhesives 48 :92–

10.

Greenland, D. J. 1984. Upland rice.

Outlook on Agriculture, 14: 21-

26.

Gunam, I.B.W., and Antara, N.S. 1999.

Study on Sodium Hydroxide

Treatment of Corn Stalk to In-

crease Its Cellulose Saccharifica-

tion Enzymatically by Using

Culture Filtrate of Trichoderma

reesei. Gitayana Agric. Technol.

J. 5 (1): 34-38.

Hanum, Z., dan Usman, Y. 2011. Ana-

lisis Proksimat Amoniasi Jerami

Padi Dengan Penambahan Isi

Rumen. Agripet, 11(1):39-45.

Harun, S., and Geok, S.K. 2016. Effect

of Sodium Hydroxide Pretreat-

ment on Rice Straw Composi-

tion. Indian Journal of Science

and Technology, 9(21):1-9 DOI:

10.17485/ijst/2016/v9i21/95245.

Hassen, A., Rethman, N.F.G., Van

Niekerk, W.A., And Tjelele, T.J.

2007. Influence of season/year

and species on chemical compo-

sition and in vitro digestibility of

five Indigofera accessions. Anim.

Feed Sci. Tech. 136 (3-4): 312 -

322.

DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.

anifeedsci.2006.09.010

Hatakka, A. 2000. Biodegration of Lig-

nin. University of Helsinki,

Viikki Biocenter, Department of

Applied Chemistry dan Microbi-

ology. Helsinki.

Hau, D. K. M., Nenobais, J., Nulik, N.,

dan Katipana. G.F. 2005.

Pengaruh Probiotik Terhadap

Kemampuan Cerna Mikroba

Rumen Sapi Bali. Seminar Na-

sional Teknologi Peternakan dan

Veteriner.

Helal, G. A. 2005. Bioconversion of

straw into improved fodder: My-

coprotein production and cellulo-

lytic activity of rice straw de-

composing fungi. Mycobiology

33 (2): 90-96.

doi: 10.4489/MYCO.2005.33.2.

090

Helal, G. A. 2006. Bioconversion of

Straw into Improved Fodder:

Preliminary Treatment of Rice

Straw Using Mechanical, Chem-

ical and/or Gamma Irradiation.

Mycobiology 34(1): 14-21.

doi: 10.4489/MYCO.2006.34.1.

014

Howard, R., Abotsi, E.E., Jansen, L.,

and Howard, S. 2003. Lignocel-

lulose biotechnology: Issues of

bioconversion and enzyme pro-

duction. African Journal of Bio-

technology 2 (12): 602-619.

Ismail, C.H., Shajarutulwardah, M.Y.,

Arif, A. I., Shahida, H., Najib,

M. Y., Helda, S. 2013. Keperlu-

an pembajaan baka padi berhasil

tinggi. Persidangan Padi Ke-

bangsaan 2013. Seberang Ja-

ya,Pulau Pinang.

Jafari, M.A, Nikkhah, A, Sadeghi,

A.A., and Chamani, M.2007. The

effect of Pleurotus spp. fungi on

chemical composition and in vitro

digestibility of rice straw. Pak J

Biol Sci. 10(15):2460-2464.

PMID:19070114

Jahromi, M. F., Liang, J. B., Rosfari-

zan, M., Goh, Y. M.,

Shokryazdan, P., and Ho, Y. W.

2010. Effects of Aspergillus ni-

ger (K8) on nutritive value of

rice straw. African Journal of Bi-

Page 15: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 54

otechnology, 9(42) :7043-7047.

DOI: 0.5897/AJB10.231

Jalaludin, S. 1994. Feeding systems

based on oil palm by products.

Improving animal Production

Systems Based on Local feed Re-

sources. Proceeding of a Sympo-

sium 7th AAA.

Syamsu, J.A., Ali, H. M., and Yusuf, M.

2013. Application of Technology

for Processing Rice Straw as

Feed for Beef Cattle. Internation-

al Conference on Agriculture and

Biotechnology IPCBEE vol.60 ()

© (2013) IACSIT Press, Singa-

pore DOI: 10.7763/IPCBEE. 60

(9) :43-46.

Kargbo, F.R., Xing, J., and Zhang, Y.

2009. Pretreatment for energy

use of rice straw: a review. Afri-

can Journal of Agricultural Re-

search 4: 30-40.

DOI:10.5897/AJAR

Karimi, K., Kheradmandinia, S., and

Taherzadeh, M. J. 2006. Conver-

sion of rice straw to sugar by di-

luteacid hydrolysis. Biomass Bi-

oenergy, 30: 247 -253. DOI:

10.1016/j.biombioe.2005.11.015

Kaur, K. and Phutela, U.G. 2014. Im-

proving Paddy Straw Digestibil-

ity And Biogas Production

Through Different Chemical-

Microwave Pretreatments. Agric.

Sci. Digest., 34 (1) : 8 – 14. DOI-

10.5958/j.0976-0547.34.1.002

Kausar, H., Sariah, M., Ismail, M.R.,

Saud, H.M., Habib, S.H., and Be-

rahim, Z. 2012. Development of

a potential lignocellulolytic re-

source for rapid bioconversion of

rice straw. Afr J Biotechnol, 11:

9235–9242. DOI:

10.5897/AJB10.212

Khatiwada, P., Ahmed, J., Sohag, M.

H., Islam, K., and Azad, A. K.

2016. Isolation, Screening and

Characterization of Cellulase

Producing Bacterial Isolates from

Municipal Solid Wastes and Rice

Straw Wastes. J Bioprocess Bio-

tech, 6 (4) : 1-5.

http://dx.doi.org/10.4172/2155-

9821.1000280

Khorsand, H., Kiayee, N., and

Masoomparast, A.H. 2012. Rice

Straw Ash- A Novel Source of

Silica Nanoparticles. Journal of

Mechanical Research and Appli-

cation. 4(3): 1-9. ISSN: 2251-

7383, eISSN: 2251-7391

Komisarczuk, S., and Durand. M. 1991.

Eff ect of Mineral on Microbial

Metabolism. In: J.P. Jouany (Ed).

Rumen Microbial Metabolism

and Ruminant Digestion. INRA

Publ., Versailes.

Lakshmikant. 1990. Cellulose Degrada-

tion and Cellulose Activity of

Five Cellulolytic Fungi. World

Journal of Microbiology and Bi-

otechnology 6(1): 64-66. DOI:

10.1007/BF01225357

Lamid, M, Puspaningsih, N. N. T. And

Sarwoko, M. 2013. Addition of

Lignocellulolytic Enzymes Into

Rice Straw Improves In Vitro

Rumen Fermentation Products. J.

Appl. Environ. Biol. Sci.,

3(9)166-171. ISSN: 2090-4274.

Li, H. Y., Xu, L., Liu, W. J., Fang, M.

Q., and Wang, N. 2014. Assess-

ment of the Nutritive Value of

Whole Corn Stover and Its Mor-

phological Fractions. Asian Aus-

tralas. J. Anim. Sci. 27:194-200.

DOI: https://doi.org/10.5713/ajas

.2013.13446

Page 16: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 55

Li, J., Shen, Y., and Cai, Y. 2010. Im-

provement of Fermentation Qual-

ity of Rice Straw Silage by Ap-

plication of a Bacterial Inoculant

and Glucose. Asian-Aust. J.

Anim. Sci. 23(7):901-906. DOI

: 10.5713/ajas.2010.90403

Little, D. A., 1986. The mineral content

of ruminant feed and the poten-

tial for mineral supplementation

in South East Asia with particu-

lar reference to Indonesia. In. R.

M. Dixon Ed. IDP, Canberra.

Liu, J.X., and Orskov, E.R. 2000. Cellu-

lase treatment of untreated and

steam pre-treated rice straw-

effect on in vitro fermentation

characteristics. Animal Feed Sci-

ence and Technology 88: 189-

200.

DOI: http://dx.doi.org/10.1016/S

0377-8401(00)00218-2

Mahmood, K., Wei-jun, Y., Nazir, K.,

Iqbal, R.Z., and Abdullah, A.G.

2006. Study of Cellulolytic soil

Fungi and Two Nova Spesies and

New Medium. Journal of Zhei-

jiang University, 7(6): 459-466.

doi: 10.1631/jzus.2006.B0459

Malik, K., Tokkas, J., Anand, R. C., and

Kumar. N. 2015. Pretreated rice

straw as an improved fodder for

ruminants-An overview. J. Appl.

& Nat. Sci. 7 (1) : 514 – 520.

Manurung T., dan Zulbardi M. 1996.

Peningkatan Mutu Jerami Padi

Dengan Perlakuan Urea

Dan Tetes. Jurnal llntu Ternak dan

Veteriner 2 (1) :33-38.

Marsden, W.L., and Gray, P.P. 1986.

Enzymatic Hydrolysis of Cellu-

lases in Lignocellulosic. Materi-

al. CRC. Critical Rev. in Bio-

technol. Vol.3 (3): 235-276.

doi.org/10.3109/0738855850915

0785

Marxen, A., Klotzbücher, T., Jahn, R.,

Kaise, K., Nguyen, V. S.,

Schmidt, A.,. Schädler, M., Vet-

terlein, D. 2016. Interaction be-

tween silicon cycling and straw

decomposition in a silicon defi-

cient rice production system.

Plant Soil 398:153–163 DOI

10.1007/s11104-015-2645-8.

Masama, E., Topps, J.H., And

Massdorp. B.V. 1997. Effects of

supplementation with foliage

from the tree legume Acacia an-

gustissima, Cajanus cajan, Cal-

liandra calothyrsus and Leucae-

ne leucocephala on feed intake,

digestibility and nitrogen metab-

olism of sheep given maize stov-

er ad libitum. Anim. Feed Sci.

and Tech. 69: 233 – 240.

ISSN 0377-

8401 CODEN AFSTDH

Mathius, I. W., dan Sinurat. A. P. 2001.

Pemanfaatan bahan pakan inkon-

vensional untuk ternak. Wartazoa

11 (2): 20–31.

Mayulu, H., Sunarso, M., Christiyanto,

and Ballo, F. 2013. Intake and

Digestibility of Cattle’s Ration

on Complete Feed Based-On

Fermented Ammonization Rice

Straw with Different Protein

Level. Internat. J. of Sci. and

Eng. 4(2):86-91. Doi:

10.12777/ijse.4.2.2013.86-91

McDonald, P., Edwards, R.A., and

Greenhalg, J.P.D. 2002. Animal

Nutrition. sixth Ed. Prentice hall.

Gosport. London. Pp : 427-428.

McLennan, S. R., Wright, G. S., and

Blight, G. W. 1981. Effects of

Page 17: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 56

supplements of urea, molasses

and sodium sulfate on the intake

and liveweight of steers fed rice

straw. Australian Journal of Ex-

perimental Agriculture and Ani-

mal Husbandry 21(111): 367-

370.

doi.org/10.1071/EA9810367

Minson, D. J. 1963. The effect of pellet-

ing and wafering on the feeding

value of roughage - A review.

Journal of the British Grassland

Society 18, 39- 44.

Mirni, L., Puspaningsih, N.N.T.,

Chusniati, S. 2006. Penggunaan

bakteri xilanolitik asal rumen se-

bagai inokulum pada jerami padi

sebagai upaya peningkatan mutu

pakan ternak ruminansia. Lem-

baga Penelitian. Universitas Air-

langga, Surabaya. p19-25.

Mirni, L., Nugroho, T.P., Chusniati, S.,

dan Rochiman, K. 2011. Ek-

splorasi Bakteri Selulolitik Asal

Cairan Rumen Sapi Potong se-

bagai Bahan Inokulum Limbah

Pertanian. Jurnal Ilmiah Kedok-

teran Hewan, 4(1):37-42.

Modak, S. K. 1985. Chemical composi-

tion and dry matter and organic

matter degradability of different

varieties of rice straw by nylon

bag technique. M. S. Thesis. De-

partment of Animal Science,

Bangladesh Agricultural Univer-

sity, Mymensingh, Bangladesh.

Muhakka, Riswandi, dan Irawan, A.

2014. Pengaruh Pemberian

Pupuk Cair terhadap Kandungan

NDF, ADF, Kalium, dan Magne-

sium pada Rumput Gajah Tai-

wan. Jurnal Peternakan Sriwija-

ya. 3, (1): 47-54.

Mulijanti, S.L., Tedy, S., dan

Nurnayetti. 2014. Pemanfaatan

Dedak Padi dan Jerami Fermen-

tasi pada Usaha Penggemukan

Sapi Potong di Jawa Barat.

Jurnal Peternakan Indonesia. 16

(3): 179-187

Mustabi, J., Ngitung, R., Islamiyati, R.,

Akhirany, N., Natsir, A., Jusoff,

K., Ismartoyo, Kuswinanti, T.,

and Rinduwati. 2013. Rice Straw

Fermented with White Rot Fungi

as an Alternative to Elephant

Grass in Goat Feeds. Global Vet-

erinaria 10 (6): 697-701. DOI:

10.5829/idosi.gv.2013.10.6.1136

Nasrullah, Niimi, M., Akashi, R., and

Kawamura. O. 2003. Nuritive

Evalution of Forage Plants

Grown in South Sulawesi, Indo-

nesia. Asian-Aust. J. Anim. Sci.

2003. 16 (5) : 693-701.

DOI: https://doi.org/10.5713/ajas

.2003.693

NRC, 1980. Nutrient Requirements of

Beef Cattle. National Academy

of Science, Washington, DC.,

USA.

Odedire, J. A., and Babayemi, O. J.

2008. Comparative studies on the

yield and chemical composition

of Panicum maxi-

mum and Andropogon ga-

yanus as influenced by Tephrosia

candida and Leucaena leuco-

cephala Livestock Research for

Rural Development 20 (2).

http://www.cipav.org.co/lrrd/lrrd

20/2/oded20027.htm.

Paath, R. H., Kaligis, D. A., dan

Kaunang, C. L. 2012. Produksi

Dan Kualitas Jerami Jagung Se-

bagai Pakan Ternak Sapi Di Ka-

bupaten Minahasa Selatan. Eu-

genia, 18 (1): 29-34.

Page 18: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 57

Peripolli, V., Barcellos, J.O.J., Prates,

E.R., McManus, C., da Silva,

L.P., Stella, L.A., Costa Jr,

J.B.G., and Lopes, R.B. 2016.

Nutritional value of baled rice

straw for ruminant feed. R. Bras.

Zootec., 45(7) :392-399.

http://dx.doi.org/10.1590/S1806-

92902016000700006

Phutela, U. G., Sahni, N., and Sooch, S.

S. 2011. Fungal degradation of

paddy straw for enhancing bio-

gas production. Indian Journal

of Science and Technology. 4 (6):

660-665. ISSN: 0974- 6846

Polyorach, S., and Wanapat, M. 2015.

Improving the quality of rice

straw by urea and calcium hy-

droxide on rumen ecology, mi-

crobial protein synthesis in beef

cattle. Journal of Animal Physi-

ology and Animal Nutrition 99:

449–456. DOI:

10.1111/jpn.12253

Premaratne, S., and Perera, H.G.D.

1999. Evaluation of Provenance

In Condensed Tannin Content of

Fresh Leaves of Calliandra calo-

thyrsus. Asian-AusJ. Anim. Sci.

12 (6): 891-894.

DOI: https://doi.org/10.5713/ajas

.1999.891

Preston, T.R., and Leng, R.A. 1987.

Matching ruminant production

systems with available resources

in the tropics and sub-tropics.

Penambul Books: Armidale,

Australia.

Prihartini, I., Soebarinoto, S., Chuzaemi

dan Winugroho. M. 2011. Karak-

teristik Nutrisi dan Degradasi Je-

rami Padi Fermentasi oleh Inoku-

lum Lignolitik TLiD dan BopR.

Animal Production. 11 (1): 1‐7.

Rahalus, R., Tulung, B., Maaruf, K.,

and Wolayan. F. R. 2014.

Pengaruh Penggunaan Konsen-

trat Dalam Pakan Rumput Beng-

gala ( Panicum Maximum ) Ter-

hadap Kecernaan Ndf Dan Adf

Pada Kambing Lokal. Jurnal

Zootek 34 (1):75-82.

Rahnama, N., Mamat, S., Shah, U.K.M.,

Ling, F.H., Abdul Rahman, N.A.,

and Ariff, A.B. 2013. Effect of

Alkali Pretreatment of Rice

Straw on Cellulase and Xylanase

Production by local Trichoderma

harzianum SNRS3under Solid

State Fermentation. Bioresources

8 (2): 2881-2896. ISSN: 1930-

2126.

Reddy, N., and Yang Y.2006. Properties

of High-Quality Long Natural

Cellulose Fibers from Rice Straw.

J. Agric. Food Chem., 54 (21):

8077–

8081DOI: 10.1021/jf0617723

Relling, E.A., van Niekerk, W.A., Co-

ertze, R.J., and. Rethman, N.F.G.

2001. An evaluation of Panicum

maximum cv. Gatton: 2. The in-

fluence of stage of maturity on

diet selection, intake and rumen

fermentation in sheep. South Af-

rican Journal of Animal Science,

31(2): 85-91.

http://dx.doi.org/10.4314/sajas.v

31i2.3833

Rodrigues, M.A.M., Pinto, P., Bezerra,

R.M.F., Dias, A.A., Guedes,

C.V.M., Gardoso, V.M.G.W.,

Colaco, L.M.M. J., and Sequeira,

C.A. 2008. Effect of enzyme ex-

tracts isolated from white-rot

fungi on chemical composition

and in vitro digestibility of wheat

straw. Animal Feed Science and

Technology 141(3-4): 326-338.

Page 19: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 58

DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.

anifeedsci.2007.06.015

Rusdi, R. Arief, dan Agus.2007.

Pengaruh Pengeringan Daun Turi

(Sesbania Grandiflora) Terhadap

Degradasi Bahan Kering Dan

Protein Dalam Rumen. Majalah

Ilmiah peternakan. 10 (2):1-8.

Sajimin, Y. C., Rahardjo, dan Purwanta-

ri, N. D. 2004. Evaluasi produksi

tanaman pakan ternak P. maxi-

mum cv Riversdale dengan

penggunaan manure kelinci.

Seminar Nasional Klinik

Teknologi pertanian sebagai ba-

sis pertumbuhan usaha agribisnis

menuju petani nelayan mandiri.

BPTP Sulut di Menado.

Santos, M. B., Nader, G. A., Robinson,

P. H., Kiran, D., Krishnamoor-

thy, U., Gomes, M. J. 2010. Im-

pact of simulated field drying on

in vitro gas production and vol-

untary dry matter intake of rice

straw. Anim Feed Sci Technol

159 (3-4): 96-104.

DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.

anifeedsci.2010.05.012

Saratale, G.D., Chen, S.D., Lo, Y.C.,

Saratale, R.G., and Chang, J.S.

2008. Outlook of biohydrogen

production from lignocellulosic

feedstock using dark fermenta-

tion-a review. J. Sci. Ind. Res.

67: 962-979.

Sarnklong, C., Cone, J. W., Pellikaan,

W., and Hendriks. W. H. 2010.

Utilization of Rice Straw and

Different Treatments to Improve

Its Feed Value for Ruminants: A

Review. Asian-Aust. J. Anim. Sci.

23 (5) : 680 – 692.

DOI: https://doi.org/10.5713/ajas

.2010.80619

Sarwar, M., Khan, M.A., and Nisa, M.

2004. Effect of organic acids of

fermentable carbohydrates on di-

gestibility and nitrogen utiliza-

tion of urea treated wheat straw

in buffalo bulls. Australian Jour-

nal of Agricultural Research 55:

223‐228.

Schiere, J.B., and Ibrahim, M.N.M.

1989. Feeding of urea ammonia

treated rice straw: A compilation

of miscellaneous reports pro-

duced by the straw utilization

project, Pudoc, Wageningen, Sri

Lanka.

Seglar, B. 2003. “Fermentation analy-

sis and silage quality testing,” in

Proceedings of the Minnesota

Dairy Health Conference. :119–

136, University of Minnesota.

Selçuk, Z., Çetinkaya, N. Salman, M.,

and Genç, B. 2016. The determi-

nation of in vitro gas production

and metabolizable energy value

of rice straw treated with exoge-

nous fibrolytic enzymes. Turk J

Vet Anim Sci 40: 707-713.

doi:10.3906/vet-1601-113.

Selim, A.S.M., Pan, J., Takano, T., Su-

zuki, T., Koike, S., Kobayashi,

Y. and Tanaka, K. 2004. Effect

of ammonia treatment on physi-

cal strength of rice straw, distri-

bution of straw particles and par-

ticle-associated bacteria in sheep

rumen. Animal Feed Science and

Technology 115: 117-128.

DOI: http://dx.doi.org/10.1016/j.

anifeedsci.2004.01.011

Shen, H. S., Ni, D. B., and Sundstøl, F.

1998. Studies on untreated and

urea-treated rice straw from three

cultivation seasons: 1. Physical

and chemical measurements in

straw and straw fractions. Anim.

Page 20: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 59

Feed Sci. Technol. 73 (3-4):243-

261.

http://doi.org/10.1016/S0377-

8401(98)00157-6

Soenarjo, E., Damardjati, D.S., dan

Syam. M. 1991. Padi Buku 3 .

Badan Penelitian dan Pengem-

bangan Pertanian. Pusat

Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan. Bogor

Soepranianondo, K., Nazar, D. S., dan

Handiyatno, D. 2007. Potensi Je-

rami Padi yang Diamoniasi dan

Difermentasi Menggunakan Bak-

teri Selulolitik terhadap Konsum-

si Bahan Kering, Kenaikan Berat

Badan dan Konversi Pakan

Domba. Media Kedokteran He-

wan. 23 (3) :202-205.

Stanbury, P.F., and Whitaker, A. 1984.

Principle of Fermentation Tech-

nology. Pergamon Press Ltd,

England.

Sudana. 1984. “Straw Basal Diet for

Growing Lambs” (A Thesis

Submitted to the Degree of Mas-

ter of Science). The Department

of Biochemistry and Nutrition,

the University of New England,

Armidale, N. S. W., 23451, Aus-

tralia.

Sudirman, dan Imran. 2007. Kerbau

Sumbawa: sebagai konverter se-

jati pakan berserat. Lokakarya

Nasional Usaha Ternak Kerbau

Mendukung Program Kecukupan

Daging Sapi. Fakultas Peter-

nakan Universitas Mataram,

Nusa Tenggara Barat.

Sudirman, Suhubdy, S. D., Hasan, S.

H., Dilaga, dan Karda, I. W.

2015. Kandungan Neutral De-

tergent Fibre (NDF) dan Acid

Detergent Fibre (ADF) Bahan

Pakan Lokal Ternak Sapi yang

Dipelihara pada Kandang Ke-

lompok . Jurnal Ilmu dan

Teknologi Peternakan Indonesia

1 (1) : 66-70

Syamsu, J.A., Natsir, A., Siswadi.,

Abustam, E., Hikmah, Nurlaelah,

Muliwarni, Setiawan, A.H., dan

Arasy, A.M. 2006. Limbah

Tanaman Pangan sebagai Sum-

ber Pakan Ruminansia: Potensi

dan Daya Dukung di Sulawesi

Selatan. Makassar: Yayasan Cit-

ra Emulsi dan Dinas Peternakan

Propinsi Sulawesi Selatan.

Tanuwiria, U. H., Ayuningsih, B., dan

Mansyur. 2005. Fermentabilitas

Dan Kecernaan Ransum Lengkap

Sapi Perah Berbasis Jerami Padi

Dan Pucuk Tebu Teramoniasi (In

Vitro) Jurnal Ilmu Ternak, 5 (2):

64 – 69.

Tillman, D.A., Hartadi, H., Reksohadi-

prodjo, S., Lebdosoekojo,

S.1998. Ilmu Makanan Ternak

Dasar. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Trisnadewi, A. A. A. S., Sumardani, N.

L. G., Tanama Putri, B. R. I,

Cakra, G. L. O., dan Aryani. I G.

A. I. 2011. Peningkatan Kualitas

Jerami Padi Melalui Penerapan

Teknologi Amoniasi Urea Se-

bagai Pakan Sapi Berkualitas Di

Desa Bebalang Kabupaten

Bangli. Udayana Mengabdi 10

(2): 72 – 74 ISSN : 1412-0925.

Ukanwoko, A.I. and Igwe, N.C. 2012.

Proximate Composition of Some

Grass and Legume Silages Pre-

pared in a Humid Tropical Envi-

ronment. Int. Res. J. Agric. Sci.

Soil Sci. 2(2) : 068-071. (ISSN:

2251-0044)

Page 21: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 60

Vadiveloo, J. 2003. The effect of agro-

nomic improvement and urea

treatment on the nutritional value

of Malaysian rice straw varieties.

Anim. Feed Sci. Technol. 108 (1-

4):33-146.

http://doi.org/10.1016/S0377-

8401(03)00170-6

Van Soest, P. 2006. Rice Straw, the

Role of Silica and Treatments to

Improve Quality. Animal Feed

Science and Technology, 130 (1-

4):137–171.

http://doi.org/10.1016/j.anifeedsc

i.2006.01.023

Van Soest, P. J. 1982. Nutritional Ecol-

ogy of The Ruminant Metabolism

Chemistry and Forage and Plant

Fiber. Cornell University. Ore-

gon. USA.

Van Soest, P.J . 1983. Nutritional Ecol-

ogy of the Ruminant. O&B

Books, Inc . Corvalis, Oregon

Vanholme, R., Demedts, B., Morreel,

K., Ralph, J., and Boerjan, W.

2010. Lignin Biosynthesis and

Structure. Plant Physiology. 153

(3):895-905. doi: http://dx.doi.

org/10.1104/pp.110.155119

Vijchulata, P., and Sanpote, S. 1982.

Changes in the nutritive value of

rice straw after growth of Volva-

riella volvacea fungus. In "The

Utilization of Fibrous Agricul-

tural Residues as Animal Feeds".

:113-118, ed. P. T. Doyle.

(School of Agriculture and For-

estry, University of Melbourne,

Parkville, Victoria).

Wanapat, M., Kang, S., Hankla, N., and

Phesatcha, K. 2013. Effect of

rice straw treatment on feed in-

take, rumen fermentation and

milk production in lactating dairy

cows. Afr. J. Agric. Res.

8(17):1677-1687. DOI:

10.5897/AJAR2013.6732

Wati, N. E., Achmadi, J., dan Pangestu,

E. 2012. Degradasi Nutrien Ba-

han Pakan Limbah Pertanian Da-

lam Rumen Kambing Secara In

Sacco (In Sacco Ruminal Degra-

dation of Nutrients of Agricul-

tural By-products in the Goat).

Animal Agriculture Journal, 1.

(1): 485 – 498.

White, T.W. And F.G. Hembry. 1985.

Rice by-products in ruminant ra-

tions. La. Agr. Exp. Sta. Bull.

No. 771: 18.

Winugroho, M. 1999. Nutritive Values

of Feed Ingredient in Tropics-

Review. Asian-AusJ. Anim. Sci.

12 (3): 493-502.

doi: https://doi.org/10.5713/ajas.

1999.493

Wongsrikeao, W., And Wanapat, M.

1985. The effects of urea treat-

ment of rite straw on the feed in-

take and liveweight gain of buffa-

loes. In "The Utilization of Fi-

brous Agricultural Residues as

Animal Feeds", pp. 81-84, ed., P.

T. Doyle. Canberra.

Xiong, X. Q., Liao, H. D., Ma, J. S.,

Liu,X. M., Zhang, L. Y., Shi, X.

W., Yang, X. L., Lu, X. N., and

Zhu, Y. H. 2013. Isolation of a

rice endophytic bacterium, Pan-

toea sp. Sd-1, with ligninolytic

activity and characterization of

its rice straw degradation ability.

Letters in Applied Microbiology

58 (2): 123-129.

doi:10.1111/lam.12163.

Yang, J.S., Yuan, H.L., Wang, H.X.,

and Chen, W.X. 2005. Purifica-

tion and characterization of lig-

Page 22: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 61

nin peroxidases from Penicillium

decumbens P6. World Journal of

Microbiology and Biotechnology.

21 (4) :435-440. DOI:

10.1007/s11274-004-1876-2

Yanuarianto, O., M. Amin, M. Iqbal, S.

D. Hasan. 2015. Kecernaan Ba-

han Kering dan Bahan Organik

Jerami Padi yang Difermentasi

dengan Kombinasi Kapur Tohor,

Bacillus s., dan Air Kelapa pada

Waktu yang Berbeda. Jurnal

Ilmu dan Teknologi Peternakan

Indonesia. 1 (1) : 47-52.

Yanuartono, Indarjulianto,S., Purna-

maningsih, H., and Raharjo,S.

2016. Evaluasi Klinis dan La-

boratoris pada Kejadian Sapi

Ambruk Tahun III. Laporan

Penelitian. Penelitian Unggulan

Perguruan Tinggi (PUPT), Ke-

mentrian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi.

Yuan, X.J., Dong, Z.H., Desta, S.T.,

Wen, A.Y., Zhu, X., Rong, T.,

Shao, T. 2016. Adding distiller’s

grains and molasses on fermenta-

tion quality of rice straw silages.

Ciência Rural, Santa Maria, 46

(12): 2235-2240.

http://dx.doi.org/10.1590/0103-

8478cr20150851

Yulianti, A. 2010. Kinetika Volatile

Fatty Acid (Vfa) Cairan Rumen

Dan Estimasi Sintesis Protein

Mikrobia Pada Sapi Perah Dara

Peranakan Friesian Holstein

Yang Diberi Pakan Basal

Rumput Raja, Jerami Jagung,

Dan Jerami Padi Yang Disuple-

mentasi Konsentrat Protein

Tinggi. Jurnal Teknologi Per-

tanian 6(1) :25-33.

Zakaria, Y., Novita, C. I., dan Samadi.

2013. Efectivitas Fermentasi

dengan Sumber Substrat yang

Berbeda Terhadap Kualitas Je-

rami Padi. Agripet 13 (1):22-25.

Zeng, G. M., Yu, H.Y., Huang, H.L.,

Huang, D.L., Chen, Y.N., Huang,

G.H., and Li, J.B.2006. Laccase

activities of a soil fungus Penicil-

lium simplicissimum in relation

to lignin degradation. World

Journal of Microbiology and Bi-

otechnology. 22 (4): 317–324.

DOI: 10.1007/s11274-005-9025-

0

Zhao, H, Yu, H., Yuan, X., Piao, R., Li,

H., Wang, X., and Cui, Z. 2014.

Degradation of Lignocelluloses

in Rice Straw by BMC-9, a

Composite Microbial System. J.

Microbiol. Biotechnol., 24 (5):

585–591.

10.4014/jmb.1310.10089

Page 23: Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia

J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (1):40 - 62

DOI : 10.21776/ub.jiip.2017.027.01.05 62

Zhaoa , X. G., M. Wanga , Z. L. Tan, S.

X. Tang, Z. H. Sun, C. S. Zhou

and X. F. Han.2009. Effects of

Rice Straw Particle Size on

Chewing Activity, Feed Intake,

Rumen Fermentation and Diges-

tion in Goats. Asian-Aust. J.

Anim. Sci. 22(9):1256-1266.

doi: https://doi.org/10.5713/ajas.

2009.80672

Zulbardi, M., Siregar, A.R., dan Mathi-

us, I.W. 1983. Jerami padi

dengan jagung dan dedak padi

sebagai makanan kerbau. Pros.

Pertemuan Ilmiah Ruminansia

Besar. Cisarua, 6 – 9 September

1982. Puslitbang Peternakan,

Bogor. 33 – 36.