bioteknologi jerami padi melalui fermentasi sebagai bahan pakan ternak ruminansia

Upload: pakde-jongko

Post on 04-Jun-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    1/13

    BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI MELALUI FERMENTASI

    SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

    Oleh :

    Ir.Yunilas, MP

    KARYA ILMIAH

    DEPARTEMEN PETERNAKAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN 2009

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Logo_usu.JPG
  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    2/13

    LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN KARYA ILMIAH

    1. Judul Karya Ilmiah : Bioteknologi Jerami Padi MelaluiFermentasi Sebagai Bahan Pakan

    Ternak Ruminansia

    2. a. Nama : Ir. Yunilas, M.P.

    b. Jenis kelamin : Perempuan

    c. Pangkat/Gol./NIP : Penata Tk. I / IIId / 132050255

    d. Jabatan : Lektor

    e. Fakultas/Departemen : Pertanian / Peternakan

    f. Bidang Ilmu yang ditulis : Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak

    Medan, Juni 2009

    Mengetahui:

    Ketua Departemen Peternakan, Penulis,

    Prof. Dr. Ir. Zulfikar Siregar, MP. Ir. Yunilas, MP

    NIP. 131 570 508 NIP. 132 050 255

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    3/13

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis sembahkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

    ilmiah ini dengan judul Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai

    Bahan Pakan Ternak Ruminansia.

    Tulisan ini disusun berdasarkan studi kepustakaan dan hasil-hasil penelitian

    yang berkaitan dengan jerami padi. Diharapkan dari kajian kepustakaan ini membuka

    cakrawala berpikir bagi kita semua khususnya petani peternak bahwa limbah

    pertanian (jerami padi) masih dapat dimanfaatkan dan bahkan dapat ditingkatkanpemanfaatannya pada ternak ruminansia melalui sentuhan teknologi pakan

    (bioteknologi melalui fermentasi).

    Akhir kata, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada semua

    pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga tulisan ini

    berguna bagi kita semua, khususnya petani peternak kita di pedesaan, amin!

    Medan, Juni 2009

    Penulis

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    4/13

    DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

    I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    2. Permasalahan ........................................................................................... 2

    3. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2

    4. Metode Penulisan ..................................................................................... 2

    II. BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI MELALUI FERMENTASISEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA ....................... 3

    1. Bahan Pakan Ternak Ruminansia ............................................................ 3

    2. Penggolahan Bahan Pakan Ternak .......................................................... 4

    3. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi ........................................ 5

    III. KESIMPULAN .......................................................................................... 7

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 8

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    5/13

    I. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Ternak ruminansia (pemamah biak) meliputi sapi, kerbau, kambing, dan

    domba secara alami membutuhkan hijauan berupa rumput dan daun-daunan. Hijauan

    merupakan bahan pakan yang penting bagi ternak ruminansia. Hijauan ini dapat

    berasal dari: hijauan liar (tidak sengaja ditanam dan tumbuh dengan sendirinya) dan

    hijauan yang dibudidayakan (sengaja ditanam dan dipupuk). Hijauan liar terdiri atas

    berbagai jenis rumput, leguminoceae, dan tanamn lainya. Sedangkan hijauan yang

    dibudidayakan hanya merupakan satu species rumput atau bercampur dengan speciesrumput lain.

    Ketersediaan bahan pakan hijauan ini sangat dipengaruhi oleh faktor musim,

    di mana pada musim penghujan tersedia dalam jumlah banyak dan berlimpah

    sedangkan pada musim kemarau ketersediaan sangat terbatas. Untuk mengatasi hal

    tersebut biasanya peternak memberi pakan sisa-sisa pertanian seperti jerami.

    Hasil pemanenan padi berupa jerami padi tidak banyak dimakan ternak,

    biasanya ditumpuk dan dibiarkan mengering. Kalaupun diberikan pada ternak hanya

    sedikit yang dimakan karena kurang disukai ternak sehingga setelah pemanenan padi,

    jerami ditumpuk dan dibiarkan mengering. Jerami padi belum dimanfaatkan secara

    luas oleh masyarakat peternak untuk ternak ruminansianya.

    Kendala utama dari pemanfaatan jerami padi sebagai salah satu bahan pakan

    ternak adalah kandungan serat kasar tinggi dan protein serta kecernaan yang rendah.

    Penggunaan jerami secara langsung atau sebagai pakan tunggal tidak dapat

    memenuhi pasokan nutrisi yang dibutuhkan ternak.

    Adanya faktor pembatas pada jerami padi dengan nilai gizi yang rendah yaitu

    rendahnya kandungan protein kasar, tingginya serat kasar, lignin, silika (Ranjhan,

    1977) serta rendahnya kecernaan (Djajanegara, 1983). Untuk itu, jerami padi perlu

    ditingkatkan nilai nutrisinya dengan melakukan pengolahan, baik fisik, kimia,

    maupun biologis.

    Agar limbah pertanian berupa jerami padi dapat digunakan secara luas pada

    ternak ruminansia dalam mengatasi kendala-kendala penyediaan bahan pakan ternak

    pada musim kemarau dan pemanfaatan limbah yang berlimpah maka perlu dilakukan

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    6/13

    suatu upaya peningkatan daya guna dari limbah tersebut melalui suatu teknologi

    pakan yang tepat guna. Salah satu teknologi pakan tepat guna yang dilakukan dalam

    penggolahan bahan pakan ternak adalah bioteknologi melalui fermentasi.

    2. Permasalahan

    Keterbatasan jumlah hijauan pakan ternak khususnya musim kemarau

    merupakan suatu kendala dalam meningkatkan produktivitas ternak ruminansia.

    Upaya yang dapat dilakukan salah satunya memanfaatkan limbah-limbah pertanian

    seperti jerami padi. Namun, jerami padi tidak dapat dimanfaatkan secara luas pada

    ternak ruminansia karena adanya faktor penghambat berupa kandungan nutrisi yang

    rendah (rendahnya kandungan protein kasar, tingginya serat kasar, lignin, dan silika

    serta rendahnya kecernaan). Salah satu solusi dalam mengatasi masalah ini adalah

    melakukan penggolahan jerami padi dengan cara bioteknologi melalui fermentasi.

    3. Tujuan Penulisan

    Penulisan ini bertujuan memberi informasi dalam pemecahan masalah

    peningkatan nilai nutrisi limbah pertanian (jerami padi) sebagai bahan pakan ternak

    dengan melakukan penggolahan jerami padi secara bioteknologi melalui fermentasi.

    4. Metode Penulisan

    Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi kepustakaan yaitu

    berupa buku-buku, journal, dan lain-lain. Kemudian dikumpul informasi barkaitan

    pengolahan limbah pertanian (Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi) sebagai

    pakan ternak ruminansia.

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    7/13

    II. BIOTEKNOLOGI JERAMI PADI MELALUI FERMENTASI

    SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

    1. Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    Ternak ruminansia (pemamah biak) meliputi sapi, kerbau, kambing, dan

    domba mempunyai peranan yang sangat strategis bagi kehidupan ekonomi petani di

    pedesaan. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi ternak perlu diperhatikan

    melalui pemberian bahan pakan sesuai sesuai kebutuhan hidupnya.

    Kandungan gizi makanan ternak sangat tergantung pada bahan hijauan yang

    diberikan. Hijauan yang diberikan berupa rumput alam rumput lapangan, rumput

    tanam (rumput unggul), hijauan kacang-kacangan (kaliandra, lamtoro, gamal, turi,

    dll.), dan hijauan limbah pertanian (batang ubi jalar, jerami padi, jerami kacang-

    kancangan, dll.). Kandungan protein hijauan kacang-kacangan sebesar 21%, rumput

    lapangan dan rumput unggul sebesar 10.20% (Rukmana, 2005), sedangkan hijauan

    limbah pertanian (jerami padi) kandungan proteinnya sebesar 3.6% (Komar, 1984).

    Hijauan kering seperti jerami dan hay. Jerami hasil ikutan pertanian seperti

    padi, jagung, kedelai dan lain-lain berupa batang, daun dan ranting. Jerami

    merupakan salah satu bahan pakan ternak yang mutunya rendah karena mengandung

    sellulosa (silika dan lignin) yang sulit ditembus oleh getah pencernaan sehingga

    menyebabkan kecernaan rendah (AAK, 1991).

    Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar

    jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi bervariasi

    yaitu dapat mencapai 12-1 5 ton per hektar satu kali panen atau 4-5 ton bahan kering

    tergantung pada lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Soekoharto

    (1990) menyatakan bahwa jerami padi adalah bagian tanaman padi yang sudahdiambil buahnya, di dalamnya termasuk batang, daun, dan merang. Produksi jerami

    padi yang dihasilkan sekitar 50 % dari produksi gabah kering panen.

    Menurut Tillman dkk. (1991) jerami termasuk makanan kasar (roughate)

    yaitu bahan makanan yang berasal dari limbah pertanian/tanaman yang sudah

    dipanen. Bila ditinjau dari kandungan nutrisinya, jerami memiliki kandungan protein

    dan daya cerna yang rendah, namun di dalamnya memiliki sekitar 80% zat-zat

    potensial yang dapat dicerna sebagai sumber energi bagi ternak (Komar, 1984).

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    8/13

    Kandungan protein yang rendah dengan daya cerna yang hanya 40%

    menyebabkan rendahnya konsumsi bahan kering (kurang dari 2% berat badan

    ternak). Hal ini jelas, tanpa penambahan konsentrat tidak mungkin dapat

    meningkatkan produksi ternak, bahkan mungkin dapat menurunkan produksi.

    Kendala lain yang mempengaruhi kualitas jerami adalah tingginya kandungan lignin

    dan silika sehingga menyebabkan daya cerna ransum jadi rendah (Kohar, 1984).

    Kandungan lignin, sellulosa, hemisellulosa mempengaruhi kecernaan

    makanan dan diketahui bahwa antara kandungan lignin dan kecernaan bahan kering

    berhubungan sangat erat terutama pada rumput-rumputan (Jaffar dan Hassan, 1990).

    Lignin dan selulosa sering membentuk senyawa lignoselulose dalam dinding seltanaman dan merupakan suatu ikatan yang kuat (Sutardi, 1980). Ditambahkan

    Djajanegara (1986), kecernaan serat pakan bukan hanya ditentukan oleh kandungan

    lignin tetapi juga ditentukan oleh ikatan lignin dengan gugus karbohidrat lainnya.

    Kadar serat yang tinggi dapat menganggu pencernaan zat-zat lainnya, akibatnya

    tingkat kecernaan menjadi menurun (Lubis, 1963).

    Selulosa tidak dapat dicerna dan tidak dapat digunakan sebagai bahan

    makanan kecuali pada ternak ruminansia yang mempunyai mikroorganisme

    selulolitik dalam rumennya. Mikroba tersebut dapat mencerna selulosa dan

    memungkinkan hasil akhir dari pencernaan bermanfaat bagi ternak tersebut. Pada

    proses pencernaan selulosa tersebut banyak energi yang hilang. Dengan demikian,

    zat makanan tersebut memiliki nilai gizi yang rendah dibanding zat pati yang mudah

    dicerna (Anggorodi, 1979).

    Said (1996) menyatakan bahwa hidrolisa hemiselulosa menghasilkan 3 jenis

    monosakarida yaitu xylosa, arabinosa (dalam jumlah banyak), dan glukosa (dalam

    jumlah sedikit). Hemiselulosa dapat difermentasi oleh beberapa mikroorganisme

    yang mampu menggunakan gula pentosa sebagai substratnya.

    2. Penggolahan Bahan Pakan Ternak

    Pemanfaatan jerami secara langsung sebagai pakan tunggal tidak dapat

    memenuhi kebutuhan nutrisi pada ternak. Hal ini dapat menurunkan produktivitas

    ternak. Pasokan protein dibutuhkan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhan dan

    meningkatkan populasi optimum untuk proses degradasi serat bahan pakan dalam

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    9/13

    rumen. Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan suatu pengolahan yang sesuai

    sehingga bahan pakan ligniselulosik memiliki kualitas yang cukup sebagai pakan

    ternak ruminansia.

    Ada beberapa pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

    kecernaan potensial serat kasar (Preston dan Leng, 1987). Peningkatan kuantitas

    bagian yang dapat dicerna pada pakan yang berkualitas rendah dapat dilakukan

    melalui proses kimia, fisik, dan biologis (Hungate, 1966).

    Perlakuan fisik berupa pemotongan, penggilingan, peleting, penghancuran,

    dan lain-lain. Perlakuan biologis dengan menggunakna jamur (fungi). Proses kimiawi

    pencernaan limbah-limbah pertanian dapat ditingkatkan dengan penambahan alkalidan asam (Pigden dan Bender, 1978). Walker dan Kohler (1978) menyatakan bahwa

    perlakuan-perlakuan kimia yang telah dicoba diteliti antara lain terdiri atas perlakuan

    Naoh, KOH, Ca (OH) , dan urea.

    3. Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi

    Bioteknologi merupakan suatu bidang penerapan biosains dan teknologi yang

    menyangkut aplikasi praktis organisme hidup atau komponen subselulernya pada

    industri jasa dan manufaktur serta pengelolaan lingkungan. Bioteknologi

    memanfaatkan bakteri, kapang, ragi, alga, sel tumbuhan atau sel jaringan hewan yang

    dibiyakkan sebagai konstituen berbagai proses industri. Biteknologi mencangkup

    proses fermentasi, pengelolaan air dan sampah, sebagian teknologi pangan dan

    berbagai penerapan baru mulai dari biomedis hingga daur ulang logam dari batuan

    miner berkualitas rendah. Proses bioteknologi dapat dibagi dua jenis yaitu

    bioteknologi tradisional dan bioteknologi modern. Bioteknologi tradisional yaitu

    proses bioteknologi yang terjadi pada suatu makanan atau bahan pakan dengan cara

    menambahkan suatu enzim atau mikroorganisme tertentu sehingga terjadi perubahan

    fisik, penampilan, dan rasa akibat proses biologis dalam bahan (Pilliang, 1997).

    Fermentasi adalah segala macam proses metabolik dengan bantuan enzim

    dari mikroba (jasad renik) untuk melakukan oksidasi, reduksi, hidrolisa, dan reaksi

    kimia lainnya sehingga terjadi perubahan kimia pada suatu substrat organik dengan

    menghasilkan produk tertentu (Saono, 1976) dan menyebabkan terjadinya perubahan

    sifat bahan tersebut (Winamo, dkk., 1980).

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    10/13

    Mikroba yang banyak digunakan sebagai inokulum fermentasi adalah kapang,

    bakteri, khamir, dan ganggang. Pemilihan inokulum yang akan digunakan lebih

    berdasarkan pada komposisi media, teknik proses, aspek gizi, dan aspek ekonomi

    (Tannenbeum, dkk., 1975). Bahkan dewasa ini mikroba sebagai probiotik dengan

    berbagai merk dagang dapat diperoleh dengan mudah.

    Fermentasi dilakukan dengan cara menambahkan bahan mengandung

    mikroba proteolitik, lignolitik, selulolitik, lipolitik, dan bersifat fiksasi nitrogen non

    simbiotik (contohnya: starbio, starbioplus, EM-4, dan lain-lain).

    Hasil penelitian Syamsu (2006) mengambarkan bahwa komposisi nutrisi

    jerami padi yang telah difermentasi dengan menggunakan starter mikroba (starbio)sebanyak 0,06% dari berat jerami padi, secara umum memperlihatkan peningkatan

    kualitas dibanding jerami padi yang tidak difermentasi. Selanjutnya dikatakan kadar

    protein kasar jerami padi yang difermentasi mengalami peningkatan dari 4,23 %

    menjadi 8,14% dan diikuti dengan penurunan kadar serat kasar. Hal ini memberikan

    indikasi bahwa starter mikroba yang mengandung mikroba proteolitik yang

    menghasilkan enzim protease dapat merombak protein menjadi polipeptida yang

    selanjutnya menjadi peptida sederhana.

    Selanjutnya Syamsu (2006) menyatakanbahwa penggunaan starter mikroba

    menurunkan kadar dinding sel (NDF) jerami padi dari 73,41% menjadi 66,14%.

    Dengan demikian dapat diduga bahwa selama fermentasi terjadi pemutusan ikatan

    lignoselulosa dan hemiselulosa jerami padi. Mikroba lignolitik dalam starter mikroba

    membantu perombakan ikatan lignoselulosa sehingga selulosa dan lignin dapat

    terlepas dari ikatan tersebut oleh enzim lignase. Fenomena ini terlihat dengan

    menurunnya kandungan selulosa dan lignin jerami padi yang difermentasi.

    Menurunnya kadar lignin menunjukkan selama fermentasi terjadi penguraian ikatan

    lignin dan hemiselulosa. Lignin merupakan benteng pelindung fisik yang

    menghambat daya cerna enzim terhadap jaringan tanaman dan lignin berikatan erat

    dengan hemiselulosa. Dilain pihak, dengan menurunnya kadar NDF menunjukkan

    telah terjadi pemecahan selulosa dinding sel sehingga pakan akan menjadi lebih

    mudah dicerna oleh ternak.

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    11/13

  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    12/13

    Anggorodi, R. 1979.Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: Gramedia.

    Djajanegara, A. 1983. Tinjauan Ulang Mengenai Evaluasi Suplemen pada Jerami

    Padi. Prosiding Seminar Pemanfaatan Limbah Pangan dan Limbah Pertanianuntuk Makanan Ternak. Bandung: Lembaga Kimia Nasional LIPI.

    Djajanegara, A. 1986. Intake and Digestion of Cereal Straws by Sheep. Thesis.

    Melbourne: University of Melbourne

    Hungate, R.E. 1966. The Rumen and Its Microbes. New York: Academic Press.

    Jalaludin, S. and R.I.Hutagalung. 1982. Feeds for Farm Animals from the Oil Palm.

    Kuala Lumpur: University Pertanian Malaysia.

    Jafar, M.D. and A. Hasan. 1990. Optimum Steaming Condition of OPF for FeedUtilization Processing and Utilization of Oil Palm by Products for Ruminant.

    Mardi-Tarc Collaborative Study. Malaysia.

    Komar,A. 1984. Teknologi Penggolahan Jerami Sebagai Bahan Makanan Ternak.

    Bandung: Dian grahita.

    Lubis, D.A. 1963.Ilmu Makana Ternak. Jakarta: Pembangunan.

    Pigden, W.J. and F. Bender. 1978. Utilization of Lignocellulosic by ruminant. World.

    Anim. Rev. 12 : 30-33.

    Preston, T.R. and R.A.Leng. 1987. Matching Ruminant Production Systems with

    Available Resources in the Tropic and Sub-Tropic. International Colour

    Production. Stanthorpe, Queensland, Australia.

    Ranjhan, S.K. 1977. Animal Nutrition and Feeding Practice in India. New Delhi:

    Vikan Pub.House PVT Ltd.

    Rukmana,R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius: Yogyakarta.

    Sa' id, G. 1996. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit. TrubusAgriwidya. Jakarta.

    Sutardi,T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi Jilid I.Departemen Ilmu Makanan Ternak,

    Fak. Pertanian IPB, Bogor.

    Syamsu,J.A. 2006. Kajian Penggunaan Starter Mikroba Dalam Fermentasi Jerami

    Padi Sebagai Sumber Pakan Pada Peternakan Rakyat di Sulawesi Tenggara.

    Disampaikan dalam Seminar Nasional Bioteknologi.

    Puslit Bioteknologi LIPI: Bogor.

    Tannenbaum, S.R. and D.LC. Wang. 1975. Single-cell Protein IT. London: The

    Massachussetts Institute of Technology Press.

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

    http://jasmal.blogspot.com/2007/09/kajian-penggunaan-starter-mikroba-dalam.htmlhttp://jasmal.blogspot.com/2007/09/kajian-penggunaan-starter-mikroba-dalam.htmlhttp://jasmal.blogspot.com/2007/09/kajian-penggunaan-starter-mikroba-dalam.htmlhttp://jasmal.blogspot.com/2007/09/kajian-penggunaan-starter-mikroba-dalam.html
  • 8/13/2019 Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia

    13/13

    Yunilas : Bioteknologi Jerami Padi Melalui Fermentasi Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia, 2009USU Repository 2008

    Tillman, A.D. dkk. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press.

    Walker. H.G. and G.O.Kohler, 1978. Treated and Untreated Cellulosic Wastes and

    Animal Feeds. Recents Work interaksi the United States of America.

    Winarno, F.G. dan S. Fardiaz. 1979. Biofermentasi clan Biosintesa Protein. Angkasa.

    Bandung.