post partum hari ke 1 dengan nifas normal
DESCRIPTION
Post partum hari ke 1TRANSCRIPT
POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN NIFAS NORMAL
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. Y P1A0 POST PARTUM
HARI KE 1 DENGAN NIFAS NORMAL
DI RB CITRA PRASASTI
SUKOHARJO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
nerlangsung selama kira-kira emam minggu. Wanita yang melalui periode puerperium disebut
puerpura. Puerperium (nifas) berlangsung selama enam minggu / 42 hari, merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Ambarwati, dkk, 2009).
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan
50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Dengan demikian asuhan pada masa
nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya
(Saefudin,2001).
Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi, menurut survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 pada angka 307/100.000 kelahiran hidup atau setiap 2
jam terdapat 2 orang ibu bersalin yang meninggal dunia karena berbagai sebab. Penyebab
kematian di Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan (40-90%), eklampsi (20-30%), dan
infeksi (20-30%) (Saefudin,2000).
Tingginya angka kematian ibu tidak dapat dipisahkan dari profil wanita Indonesia dan
peran serta seorang tenaga kesehatan yang khususnya bidan.
Bidan adalah seorang petugas kesehatan yang terlatih secara formal ataupun tidak,
dan bukan seorang dokter, yang membantu kelahiran bayi serta memberi perawatan maternal
terkait (Soepardan cit Churchil, 2004).
Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan asuhan yang
konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu dalam proses penyembuhannya dari
stress fisik akibat persalinan dan meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya.
Dalam proses penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi,
ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan keluarga. Bidan
harus dapat merencanakan asuhan yang dapat diberikan pada ibu sesuai dengan kebutuhan ibu
tersebut (Ambarwati, dkk, 2009).
Pada periode ini bidan dituntut untuk dapat memberikan asuhan kebidanan terhadap
perubahan fisik dan psikologis ibu, dimana asuhan fisik lebih mudah diberikan karena dapat
dilihat dan dinilai secara langsung, apabila terjadi ketidaknormalan bidan langsung dapat
mendeteksi dan memberikan intervensi, sedangkan pemberian asuhan terhadap emosi dan
psikologi ibu membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang lebih dari bidan. Untuk mencapai
hasil yang optimal membutuhkan kerjasama yang baik antara bidan dan keluarga (BR. Sweet,
1997).
Salah satu tujuan dari SDKI adalah mewujudkan persalinan yang sehat dan aman.Salah
satu upayanya adalah dengan melakukan pemantauan dalam 24 jam pertama pada ibu post
partum, oleh karena itu penulis mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidananan Pada Ibu
Nifas Ny. Y umur 25 tahun P1 Ao dalam masa nifas hari ke-1.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. Y P1A0 Umur 30 Tahun Dengan Nifas Normal
Hari Ke I RB CITRA PRASASTI Mojolaban, Sukoharjo dengan menerapkan manajemen
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melakukan pengkajian pada Ny. Y dengan nifas normal
b. Untuk menginterpretasi data dasar pada Ny. Y dengan nifas normal
c. Untuk mengidentifikasi diagnosa potensial pada Ny. Y dengan nifas normal
d. Untuk mengidentifikasi tindakan segera pada Ny. Y dengan nifas normal
e. Untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada Ny. Y dengan nifas normal
f. Untuk melaksanakan rencana tindakan pada Ny. Y dengan nifas normal
g. Untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan yang diberikan pada Ny.Y dengan nifas normal
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali ke keadaan seperti pra hamil, lama nifas yaitu 6-8 minggu.
(Rustam, 1998). Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira
selama 6 minggu (Saifudin,2001).
Menurur Sarwono, (2006) masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu, yang disertai perubahan fisik antara lain :
1. Involusio uterus dan bagian-bagian lain dari traktus genitaia
2. Pengeluaran ASI
3. Perubahan fisiologis dan sistem lain di dalam tubuh
B. Periode Masa Nifas
Menurut Rustam, (1998) masa nifas dibagi dalam 3 periode,yaitu :
1. Puerpurium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
2. Puerpurium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
3. Puerperium remote ( remote puerperium) adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna bisa berminggu minggu.
C. Perubahan Fisiologi Masa Nifas
1. Sistem reproduksi
Dalam masa nifas,alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genetalia ini dalam
keseluruhannya disebut involusi (Sarwono,2006).
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan relaksasi,
akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi placenta.
a. Uterus mengalami involusi yang dimulai dengan segera setelah placenta lahir akibat kontraksi
otot polis. Jumlah sel miometrium tidak berubah, tapi ukuran uterus berubah.
1) Segera setelah lahir : 1000 gr (sejajar pusat)
2) Setelah 1 minggu : 500 gr (antara pusat dengan symphisis)
3) Setelah 2 minggu : 350 gr (telah masuk PAP)
4) Setelah 3 minggu : 100 gr
5) Setelah 6 minggu : 50-60 gr
Dimana fundus uteri turun 1-2 cm setiap hari.
b. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, sebagian respon terhadap
penurunan volume intra uterin yang sangat besar. Karena intensitas kontraksi tidak teratur, maka
pertu dipertahankan timbul afterpains (rasa mules-mules) yang disebabkan kontraksi dan
relaksasi.
2. Perubahan sistem pencernaan.
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada
waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu persalinan (dehidrasi), kurang makan,
haemoroid, laserasi jalan lahir.
Agar buang air besar teratur dapat diberikan diet/makanan yang mengandung serat dan
pemberian cairan yang cukup. Apabila ini tidak berhasil dapat di berikan supositoria biskodil per
rektal untuk melunakkan tinja ( Derek Liewellyn Jones, 2002).
Wanita yang menderita haemoroid selama kehamilan sering mengeluh bahwa mereka lebih
merasakan nyeri pada masa post partum. Satu dari 20 wanita mengalami haemoroid untuk
pertama kali sewaktu melahirkan , tetapi kebanyakan kasus ini akan hilang dalam waktu dua atau
tiga minggu (Derrek Liewellyn Jones,2002)
Nafsu makan meningkat konstipasi mungkin terjadinya karena :
a. Efek relaksasi progesteron dalam waktu singkat.
b. Pengobatan yang mungkin menghambat peristaltik
c. Tonus otot abdomen yang menurun setelah meregang selama kehamilan.
d. Nyeri jahitan perineum / jahitan post SC.
e. Dehidrasi/ intake makanan yang kurang.
3. Perubahan sistem perkemihan
Kesulitan miksi mungkin terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan karena refleks
penekanan aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan pada basis kandung kemih selama
melahirkan. Jika tidak dapat mengeluarkan urin mungkin diperlukan kateterisasi ( Derek
Liewellyn-Jones, 2002).
Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga
kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc).
Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi
(Ambarwati, Eny Retna, dkk, 2009)
Kandung kemih bisa trauma akibat kehamilan dan persalinan (mukosa menjadi oedema dan
hiperemik). Anastesi epidural dapat meningkatkan rasa penuh pada kandung kemih dan nyeri
perineum terasa lebih lama. Dengan mobilisasi dini bisa mengurangi hal tersebut diatas.
Seringkali dengan adanya residu terjadi overdistensi. Dan pada miksi sering meninggalkan residu
akibatnya sering Infeksi saluran kemih. Protein uri bisa terdapat pada 50% wanita post partum
pada hari ke 1 sampai ke 2 post partum.
4. Perubahan tanda-tanda vital
a. Suhu badan.
Satu hari (24jam) postprtum suhu badan akan naik sedikit (37,5°C - 38°C) sebagai akibat kerja
keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, sehingga dapat berefek dehidrasi.
Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik
lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis,
tractus genitalis atau sistem lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan yaitu pada jam
pertama post partum biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat atau meningkat
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena
ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklampsi postpartum. Tekanan darah 48 jam pertama, hypotensi ortostastik (pusing seakan
ingin pingsan segera setelah berdiri).
d. Respirasi
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi
tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran pernafasan (Ambarwati, Eny Retna, dkk, 2009).
D. Persiapan Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang
merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang bersifat alamiah
(http://midwivesari.blogspot.com/).
Berbagai hormon, misalnya estrogen, progesteron, korionik gonadotropin manusia,
kortisol, insulin, prolaktin, dan laktogen placenta memainkan peran yang penting dalam
mempersiapkan payudara untuk laktasi. Pada saat kelahiran ada dua kejadian yang merupakan
alat untuk memulai laktasi. Pertama penurunan hormon placenta (terutama estrogen)
memungkinkan terjadinya laktasi. Kedua, menyusui akan merangsang pelepasan prolaktin dan
oksitosin (Hacker/Moore,2001).
Menurut Ambarwati, Eny Retna, dkk (2009) produksi ASI masih sangat dipengaruhi
oleh faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan
berbagai ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak terjadi produksi
ASI. Ada 2 refleks yang sangat dipengaruhi oleh keadaan jiwa ibu, yaitu:
1. Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada
putting dan areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus
anterior, lobus anterior akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran
darah sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
2. Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang
putting susu dan areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary
posterior dikeluarkan hormone oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya
kontraksi otot otot myoepitel dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan
terperas ke arah ampula.
Untuk menghadapi masa laktasi /menyusui sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar,alveoli, dan jaringan lemak bertambah.
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning-putih
susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berdilatasi sehingga
tampak jelas.
4. Setelah persalinan,pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang. Maka timbul pengaruh
hormon Laktogenik (LH) atau prolaktin yang merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh
oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar.
Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari post partum.
Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang
secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi air susu ibu (ASI)
akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusio uteri akan lebih sempurna. Disamping
ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada bandingnya, menyusukan bayi sangat baik
untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya (Rustam,1998).
Cara menyusui yang benar dengan posisi duduk antara lain adalah sebagai berikut :
1. lbu duduk dengan telapak kaki menapak lurus, menggendong bayi setinggi payudara ibu, jika
kurang tinggi, dapat disangga bantal.
2. Mengeluarkan sedikit Asl kemudian diolesi ke puting susu dan areola sekitarnya sebagai
pelumas
3. Bayi digenclong dengan satu lengan, kepala pada lengkung siku dan bokong ditahan ditelapak
tangan ibu
4. Saku tangan bayi diletakkan di belakang badan, perut bayi menempel perut ibu, kepala
menghadap payudara dan pastikan telinga dan lengan bayi lurus (tidak hanya membelokkan
kepala bayi saja)
5. Memegang payudara dengan ibu jari berada di bagian atas dan empat jari lain menyangga
payudara
6. Bayi dirangsang membuka mulut dengan cara menyentuh pipi bayi dengan puting susu ibu,
setelah bayi membuka mulut dengan cepat masukkan puting susu serta areolanya.
7. Tanda bayi kecukupan ASI adalah ibu merasakan perubahan tegangan payudara dan merasa
aliran ASI deras saat bayi menyusu dan bayi tampak puas sehingga dapat tidur nyenyak setelah
menyusu.
8. Cara nrelepas puting yaitu dengan menekan dagu bayi kebawah sampai mulut bayi terbuka.
9. Setelah selesai menyusui, keluarkan sedikit ASI kemudian oleskan ke putting susu dan areola.
10. Jangan lupa, sendawakan bayi dengan cara gendong agak tinggi dan sandaran ke pundak ibu agar
tidak gumoh.
11. Untuk menyusui berikutnya mulailah dari payudara yang terakhir disusukan.
E. Waktu Kunjungan Ibu Nifas
1. 6-8 jam setelah persalinan.
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan.
c. Memberi konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. 6 hari setelah persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. 2 minggu setelah persalinan. Sama seperti 6 hari setelah persalinan.
4. 6 minggu setelah persalinan.
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia alami atau bayi alami.
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA Ny. Y
P 1 A 0 POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN NIFAS NORMAL
DI RB CITRA PRASASTI
I. PENGKAJIAN
No Register : 002
Tgl masuk : 4 Agustus 2010 Jam : 11.00 WIB
Di rawat di ruang : VK
1. DATA SUBYEKTIF
BIODATA Ibu Suami
Nama : Ny. Y : Tn. A
Umur : 30 Tahun : 35 Tahun
Agama : Islam : Islam
Pendidikan : SMP : SMA
Pekerjaan/penghasilan : Ibu Rumah Tangga : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia
Alamat :Jatimalang,Mojolaban :Jatimalang,Mojolaban
No. Telp/HP : Tidak ada : Tidak ada
√
a. Kunjungan saat ini Kunjungan Awal Kunjungan Ulang
Keluhan utama : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya 6 jam yang lalu, ibu juga
mengatakan badannya lemas dan perutnya terasa mules.
2. Riwayat perkawinan
Kawin 1 kali. Kawin pertama umur 29 tahun. Dengan suami sekarang 1 tahun
3. Riwayat Mentruasi
Menarche umur 15 tahun. Siklus ± 28 hari (teratur). Lama haid 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau
khas, tidak terdapat flour abuse. Tidak disminore. Banyaknya 2 – 3 kali ganti pembalut perhari.
HPHT : 28 Oktober 2009.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit berat seperti DM, hipertensi, jantung, asma,
TBC, HIV, Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
b. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti DM, hipertensi, jantung, asma,
TBC, HIV, Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah / sedang menderita menderita penyakit berat
seperti DM, hipertensi, jantung, asma, TBC, HIV, Malaria, Anemia atau penyakit lainnya.
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (P1A0 h0)
Ibu mengatakan ini merupakan kelahiran anaknya yang pertama, belum pernah abortus.
No Tgl lahirUmur
kehamilan
Persalinan Nifas
Jenis
persalinan
Peno
long
Komplikasi Jenis
kelamin
BB
lahirLaktasi
Komp
likasiIbu Bayi
1. 04/08/10 39 Minggu Spontan Bidan Tdk
ada
Tdk
ada
Laki-laki 3000 gr Baik Tidak
ada
6. Riwayat kehamilan dan persalinan terakhir
a. Riwayat ANC : TM I: 3 x keluhan mual muntah, sering BAK. TM 2 : 4 x tidak ada keluhan. TM
3 : 6 x keluhan pegel-pegel.
b. Umur kehamilan : 39 minggu
c. Tempat persalinan : RB CITRA PRASASTI, Penolong: Bidan
d. Jenis pertolongan : spontan
e. Komplikasi : tidak ada
f. Plasenta : lengkap, lahir: spontan, berat : 3500 gr. tali pusat : panjang 45 cm. Kelainan : tidak
ada
g. Perinium : tidak ada episiotomi, jahitan jelujur.
h. Perdarahan kala I : 10 cc. kala II : 50 cc. kala III : 100 cc. kala IV : 40 cc.
i. Tindakan lain : infus
j. Lama persalinan : kala I : 16 jam. kala II : 1,5 jam. kala III : 5 menit. kala IV : 15 menit
7. Riwayat KB
“Ibu mengatakan bahwa ibu belum pernah KB”
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Kebutuhan Sebelum nifas Selama nifas Keluhan
Nutrisi;
a. Makan
b. Minum
Frekuensi makan; 3x/hari nasi,
sayur, lauk, 1 porsi habis
6-8 gelas /hari (air putih, susu)
Makan 1 kali
(nasi,sayur,lauk) 1
porsi habis
4 gelas, (air putih.
Teh)
Tidak ada
Tidak ada
Eliminasi
a. BAK
b. BAB
5-6 kali/hari jernih, bau khas, encer
1 kali sehari (kuning, padat, bau khas)
1 kali jernih, bau
khas, encer
Belum BAB
Tidak ada
Tidak adaIstirarahat Tidur siang ±2jam
Tidur malam ±8 jam
Tidur 1,5 jam
Belum tidur malam
Tidak ada
Ambulasi Baik (ibu bisa duduk, bangun dari
tidur dan jalan-jalan sendiri)
Ibu sudah bisa
miring, duduk, dan
berdiri serta mulai
berjalan
Tidak ada
Personal hygine Mandi 2 kali/hari, ganti baju dan
celana dalam 2 kali/hari,
membersihkan genetalia tiap habis
BAB/BAK, gosok gigi 2 kali/hari
Disibin 1 kali setelah
melahirkan,
genetalia dibersihkan
Tidak ada
Pola seksual Frekuensi 1 kali /minggu Belum melakukan Takut
9. Keadaan Psikologis
a. Kehamilan (diinginkan/direncanakan/tidak)
Ibu mengatakan kehamilan ini sangat di inginkan dan direncanakan
b. Kondisi perasaan ibu sekarang
Ibu mengatakan kondisi perasaannya bahagia
c. Kecemasan
Ibu mengatakan khawatir apabila kelak tidak bias merawat anaknya dengan baik.
d. Harapan
Ibu mengatakan semoga kelak anaknya berbakti pada orangtua dan berguna bagi nusa dan
bangsa.
10. Keadaan Sosial dan Kulturalluarga baik
a. Hubungan dengan suami
Ibu mengatakan hubungan dengan suami baik
b. Hubungan dengan keluarga
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga baik
c. Hubungan dengan masyarakat
Ibu mengatakan hubungan dengan masyarakat baik
d. Adat/kebiasaan keluarga/masyarakat
Ibu mengatakan adat/kebiasaan keluarga/masyarakat baik
11. Keagamaan
Ibu mengatakan rajin mengerjakan sholat 5 waktu
12. Lingkungan
Ibu mengatakan lingkungannya bersih dan nyaman
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
1) Tanda vital TD : 110/80 mmHg. N : 84 x/menit. R : 20 x/menit.
S : 36,5 °C
2) TB : 152 cm. BB : Saat hamil : 62 kg BB nifas : 57 kg. LILA : 24 cm
2. Pameriksaan fisik :
a. Inspeksi
1) Kepala dan leher
Rambut/Kulit kepala : kulit kepala tampak bersih, rambut hitam lurus, bersih tidak berketombe,
tidak teraba benjolan.
Wajah : tidak edema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum.
Mata : konjungtiva tidak anemis, simetris, sklera tidak ikterik.
Hidung : tampak bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut : Bibir merah muda, lembab, tidak sumbing, tidak terdapat stomatitis, gusi tidak
bengkak, tidak terdapat gigi caries.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tampak bersih, tidak ada benjolan.
Leher : tampak bersih, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, limfe/vena jugularis.
Dada : tampak simetris, bersih, dengan auskultasi tidak terdengar ronkhi.
Payudara : tampak simetris, bersih, putting susu menonjol, ASI keluar lancar, tidak teraba
benjolan/kelainan, areola kehitaman.
Abdomen
Bekas luka : tidak ada
Striae gravidarum: ada
Genetalia
Edema: Tidak ada
Varices: tidak ada
Perinium: terdapat robekan
Jahitan: jelujur
Pengeluaran Lochea: ada
Anus/hemoroid : anus bersih, berlubang, tidak ada hemoroid.
b. Palpasi
Muka: teraba tidak edema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum.
Leher: teraba tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe/vena jugularis.
Payudara: teraba
simetris, bersih, putting susu menonjol, ASI keluar lancar, tidak teraba benjolan/kelainan, areola
kehitaman.
Abdomen
Bekas luka: tidak ada
TFU: 2 jari dibawah pusat
Kandung Kemih: kosong
c. Auskultasi
Dada:
Paru-paru: tidak terdengar rhonki
Jantung : detak jantung taratur
d. Perkusi
Abdomen: tidak ada kembung
Ekstremitas (reflek patela): +/+
3. Pemeriksaan penunjang/LAB
a.protein urine: negatif
b. urine reduksi : tidak dilakukan
c. Hb : 11 gr dL
d. Lain-lain : tidak dilakukan
B. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal: 4 Agustus 2010 Jam : 11.15 WIB
1. Diagnosa : Ny. Y umur 30 tahun dengan nifas normal hari ke-1
Dasar
a. Data subyektif
1) Ibu mengatakan usianya 30 tahun
2) Ibu mengatakan melahirkan anaknya 6 jam yang lalu dengan persalinan normal pada tanggal 4
Agustus 2010, pukul 05.00 WIB 3 jam post partum
b. Data obyektif
1) Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
2) Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg. N : 84 x/menit. R : 20 x/menit. S : 36,5 °C
c. Pemeriksaan fisik didapat putting susu menonjol dan ASI sudah keluar
d. Pemeriksaan abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong.
e. Dari vagina keluar lokhea rubra, perineum bersih, terdapat jahitan.
2. Masalah
Tidak ada
Dasar
Tidak ada
3. Kebutuhan
Tidak ada
Dasar
Tidak ada
C. DIAGNOSA /MASALAH POTENSIAL TINDAKAN ANTISIPASI
Tanggal: 4 Agustus 2010 Jam : 11.17 WIB
1. Diagnosa potensial
tidak ada
2. Dasar
tidak ada
3. Tindakan antisipasi
tidak ada
D. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tanggal: 4 Agustus 2010 Jam : 11.19 WIB
Tidak ada
E. PERENCANAAN
Tanggal : 4 Agustus 2010 Jam : 11.20 WIB
1. Beritahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan
2. Anjurkan ibu senantiasa menjaga kebersihan dirinya
3. Anjurkan ibu untuk menyajikan makanan bergizi
4. Beri tahu ibu bahwa mules yang dirasakan adalah fisiologis
5. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini
6. Jelaskan pada ibu bagaimana cara posisi menyusui yang benar
7. Jelaskan tanda bahaya masa nifas
8. Jelaskan mengenai lokhea yang akan keluar dari vagina
F. PELAKSANAAN
Tanggal : 4 Agustus 2010 Jam : 11.25 WIB
1. Menginformasikan pada ibu mengenai hasil pemeriksaan
a. VS : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,5 °C
b. Reflek patella : +/+
c. TFU 2 jari dibawah pusat
d. Ppv/lochea : terdapat lokhea rubra, warna merah segar, 20 cc bau khas
2. Menganjurkan ibu untuk senantiasa menjaga kebersihan dirinya yaitu dengan mandi 2x sehari,
mengganti pakaian dan pembalut secara rutin dan teratur, menjaga kekeringan daerah genetalia
agar jahitan cepat kering dan tidak terjadi infeksi.
3. Menganjurkan ibu untuk menyajikan makanan bergizi, yaitu makanan yang mengandung gizi
seimbang (karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral) dalam jumlah yang cukup.
4. Memberitahu ibu bahwa mules yang dirasakannya adalah fisiologis/normal dan menjelaskan
pada ibu bahwa rasa mules tersebut disebabkan kontraksi rahim dalam proses pengembalian
rahim seperti semula.
5. Mengajari ibu untuk melakukan mobilisasi dini, yaitu dengan istirahat, tidur terlentang, selama 1
jam pasca persalinan, miring ke kanan, miring ke kiri, untuk mencegah penyumbatan pembuluh
darah, diperbolehkan duduk dan jalan – jalan pada hari pertama
6. Menjelaskan pada ibu bagaimana posisi cara menyusui yang benar salah satunya dengan posisi
duduk:
a. Ibu duduk dengan telapak kaki menapak lurus
b. Bayi digendong sejajar dengan payudara dengan satu lengan, kepala bayi pada lengkung siku
dan bokong di telapak tangan ibu
c. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan
d. Badan bayi dimiringkan ke arah payudara
e. Memegang payudara dengan ibu jari berada di atas dan 4 jari yang lain menyangga payudara
f. Mengoleskan sedikit ASI pada puting susu, areola dan sekitarnya. Rangsang bayi membuka
mulut dengan cara menyentuh pipinya dengan puting susu, kemudian memasukkan puting susu
dan areola ke mulut bayi
g. Cara melepas puting susu yaitu dengan menekan dagu bayi kebawah
h. Jangan lupa sendawakan bayi dengan menggendong bayi di pundak ibu, kemudian punggungnya
ditepuk agar tidak gumoh
i. Untuk menyusui berikutnya mulailah dari payudara yang terakhir disusukan
7. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas
a. Perdarahan pervaginam yang hebat tidak berhenti hingga membuat ibu tidak sadarkan diri
b. Badan ibu demam dan panas
c. Tekanan Darah melebihi batas normal (Hipertensi)
8. Menjelaskan mengenai lokhea yang akan keluar dari vagina
a. Lokhea rubra : berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, vernik casoasa, lanugo dan
meconeum, terjadi selama 2 hari pasca persalinan
b. Lokhea sanguinolenta : warna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 3 – 7
c. Lokhea serosa : berwarna kuning dan cairannya tidak berdarah lagi, terjadi pada hari ke 7 – 14
d. Lokhea alba : cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu
e. Lckhea parulenta : jika terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f. Lokhiotosis : lokhea tidak lancar keluarnya.
G. EVALUASI
Tanggal : 4 Agustus 2010 Jam : 11.35 WIB
a. Subyektif : Ibu mengatakan bersedia senantiasa menjaga kebersihan dirinya
b. Ibu mengatakan bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi
c. Ibu mengatakan mengerti dan paham bahwa mules yang dirasakannya adalah fisiologis/normal
d. Ibu mengatakan bersedia untuk melakukan mobilisasi dinu,yaitu miring, duduk apabila tidak
pusing boleh berdiri
e. Ibu mengatakan mengerti dan paham mengenai cara menyusui yang benar dengan posisi duduk
f. Ibu mengatakan mengerti dan paham mengenai lokhea rubra yang akan keluar dari vagina
1. Obyektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. VS TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menit
R : 20 x/menit S : 36,5 °C
d. Kandung kemih kosong
e. TFU 2 jari dibawah pusat
f. lokhea : terdapat lokhea rubra, warna merah segar, 20 cc bau khas
g. Asi lancar, diawali dengan pengeluaran kolostrum
h. Mobilisasi : ibu sudah bisa miring, duduk, dan jalan
2. Diagnosa
Ny. Y umur 30 tahun dengan nifas normal hari ke 1
3. Perencanaan
a. Ajari ibu untuk senantiasa merawat tali pusat bayi
b. Anjurkan ibu untuk senantiasa memberikan ASI eksklusif saja sampai dengan usia 6 bulan
c. Beri imunisasi hepatiris B pada bayi
d. Beri tahu ibu mengenai tanda bahaya masa nifas
e. Jelaskan pada ibu mengenai macam – macam metode KB
f. Jadwalkan kepulangan pasien
DATA PERKEMBANGAN
Tanggal : 4 Agustus 2010 jam : 16.00WIB
1. Subyektif
Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mules lagi dan badannya pun tidak terasa lemas
2. Obyektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. VS TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
R : 20 x/menit
S : 36,5 °C
d. Reflek patella : baik (+)
e. TFU 2 jari dibawah pusat
f. Lokhea : terdapat lokhea rubra , warna merah segar, 20 cc bau khas
g. Asi lancar, diawali dengan pengeluaran kolostrum
h. Mobilisasi : ibu sudah bisa miring, duduk, dan jalan
3. Diagnosa
Ny. Y umur 30 tahun dengan nifas normal hari ke 1
4. Perencanaan
a. - Mengajari ibu untuk senantiasa merawat tali pusat bayinya, yaitu dengan mengganti balutan
dengan kasa bersih dan kering sehabis mandi atau jika tali pusat basah atau kotor
- Ibu mengatakan bersedia untuk senantiasa merawat tali pusat bayinya
b. - Menganjurkan ibu untuk senantiasa memberikan ASI eksklusif, yaitu memberikan ASI saja
sampai umur 6 bulan
- Ibu mengatakan bersedia memberikan ASI eksklusif pada bayinya
c. - Memberikan hepatitis B pada bayi, yaitu dengan uniject 0,5ml secara IM pada paha kanan
- Bayi telah diberi imunisasi hepatitis B
d. - Memberi tahu ibu mengenai tanda bahaya masa nifas, yaitu seperti perdarahan banyak dari
vagina, bau menyengat dari vagina, demam, suhu > 38 °C, pusing, kaki bengkak
- Ibu paham dan mengerti mengenai tanda bahaya masa nifas dan mampu menyebutkannya
kembali
e. - Menjelaskan pada ibu mengenai macam – macam metode KB, yaitu :
Metode KB sederhana :
~ Kondom
~ Amenore laktasi : dengan pemberian ASI selama 6 bulan
~ Metode kalender : rentang berkala
~ Coitus interuptus : senggama terputus
Metode modern :
~ Hormonal : pil, suntik, implan
~ IUD/AKDR
~ Kontrasepsi mantab : Tubektomi (untuk wanita), Vasektomi (untuk pria)
- Ibu mengerti mengenai metode KB sederhana dan modern
f. - Menjadwalkan pasien pulang pada pukul 16.30 WIB
- Ibu bersedia pulang pada pukul 16.30 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam data subyektif terdiri dari biodata yang mencakup identitas klien serta suami yang
terdiri dari Nama yang jelas dan lengkap. Hal ini untuk mengetahui identitas ibu dan suami. bila
perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari hal ini untuk mencegah kekeliruan bila ada nama
yang sama. Dalam lahan pasien kami bernama Ny Y dan suaminya Tn A. Dalam praktek dan
teori sudah sesuai kami melakukan anamnesa identitas ibu dan suami hal ini untuk mencegah
kekeliruan dengan pasien yang lain.
Dalam biodata juga tercantum umur dicatat dalam tahun. Sebaiknya juga tanggal lahir
klien, umur berguna mengetahui apakah ibu tergolong dalam primi para tua atau primi para
muda. Primi para tua yaitu hamil pertama saat umur 35 tahun dan untuk primi para muda adalah
umur kurang dari 16 tahun saat hamil pertama. Dalam lahan kami mendapati umur Ny Y 30
tahun. Tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan umur ibu tidak masuk dalam daftar resti
yaitu kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun.
Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak. Misalnya
ibu yang dirawat memerlukan bantuan keluarga. Dengan adanya alamat tersebut keluarga klien
dapat segera dihubungi. Demikian juga alamat dapat memberikan petunjuk tentang keadaan
lingkungan tempat tinggal klien. Dalam lahan kami juga menanyakan alamat ibu kami mendapati
alamat ibu di desa Jatimalang,Mojolaban. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan.
Dalam teori biodata juga dilengkapi dengan pekerjaan yang dicatat untuk mengetahui
taraf sosial ekonomi ibu tersebut. Sejauh mana pengaruh pekerjaan dengan permasalahan
kesehatan klien berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari dan juga pembiayaan hidupnya yang
berkaitan dengan gizi, perencanaan tempat persalinan. Dilahan kami mencatat pekerjaan ibu
sebagai ibu rumah tangga dan suami bekerja swasta. Dengan demikian kami dapat menilai taraf
social ibu termasuk katagori menengah sehingga pembiayaan hidup dan gizi ibu cukup baik.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan karena dalam lahan pekerjaan juga ditanyakan.
Agama perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk
kesehatan. Dengan diketahuinya agama klien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan
dalam melakukan asuhan kebidanan. Dilahan Agama juga kami tanyakan dan ibu dan suami
beragama Islam sehingga pendekatan yang kami lakukan dengan menganjurkan ibu banyak
berdo’a dan sholat agar persalinannya dapat berjalan dengan lancar. Tidak ada kesenjangan
antara teori dan lahan.
Dalam teori pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat
pendidikan dan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. Dalam lahan kami ibu dan
suami pendidikan terakhirnya adalah SMP sehingga hal ini dapat menjadikan acuan bagi bidan
untuk memberikan asuhan dan pengarahan sesuai tingkat pendidikan agar mudah dimengerti.
Oleh karena hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara teori dengan lahan karena dilahan
pendidikan juga menjadi daftar pertanyaan.
Sesuai teori keluhan yang mungkin dapat terjadi dan dirasakan oleh ibu perlu ditanyakan
agar dapat memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan keluhan ibu. Normalnya ibu
mengalami mulas setelah melahirkan. Dilahan ibu juga mengatakan bahwa perutnya terasa
mulas, hal ini fisiologis karena merupakan proses involusio uteri/kembalinya uterus seperti
semula. Dari hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara teori dengan lahan.
Pengeluaran pervaginam harus dikaji untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan serta
infeksi atau tidak. Dilahan ditemui bahwa ibu mengeluarkan darah segar yang merupakan sisa
selaput ketuban, vernik caseosa, lanugo, dan mekodium. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa selama 2 hari pasca persalinan ibu akan mengeluarkan lochia rubra.
Status perkawinan ditanyakan pada klien untuk mengetahui sudah berapa lama ibu
menikah dan berapa kali ibu menikah. Untuk kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap
masalah kesehatan dan psikologis. Demikian juga dengan status anak yang dilahirkan dan
psikologis ibu selama hamil dan bersalin. Dilahan kami menanyakan status perkawinan ibu dan
hasilnya ibu mengatakan Kawin 2 kali. Kawin pertama umur 21 tahun. Dengan suami sekarang 1
tahun.
Riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan adalah menarche normalnya 10 tahun - 16
tahun, siklusnya normal 25-32 hari, teratur, lamanya menstruasi normalnya 3-7 hari, banyaknya
darah yang keluar normalnya 16 cc / 2 kali ganti pembalut tiap hari, dismenorrhoe atau tidak. Hal
ini perlu ditanyakan terutama untuk mengetahui usia kehamilan. Hasil anamnesa kami adalah
Menarche umur 15 tahun. Siklus ± 28 hari (teratur). Lama haid 6-7 hari. Sifat darah encer. Bau
khas, tidak terdapat flour abuse. Tidak disminore. Banyaknya 2 – 3 kali ganti pembalut perhari.
HPHT : 25 Oktober 2009.
Riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang
menderita suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang
timbul. Di lahan inu mengatakan tidak sedang menderita penyakit berat seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV dll. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam riwayat
kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat kesehatan yang lalu perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu pernah
menderita suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang
timbul. Di lahan ini mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV dll. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam riwayat
kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat kesehatan keluarga perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah keluarga ada
yang menderita suatu penyakit atau tidak, guna mengidentifikasi kemungkinan komplikasi yang
timbul. Serta adanya penyakit menurun. Di lahan ibu mengatakan keluarga tidak ada yang
menderita penyakit berat seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Malaria, HIV dll. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa dalam riwayat kesehatan, riwayat kesehatan sekarang perlu ditanyakan pada
ibu/pasien.
Riwayat keturunan kembar perlu ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan adanya
keturunan kembar pada persalinan ibu. Di lahan ibu mengatakan bahwa tidak pernah memiliki
riwayat keturunan kembar baik dari keluarha ibu maupun suami. Hal ini sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa riwayat keturunan kembar perlu ditanyakan pada ibu/pasien.
Riwayat persalinan dan nifas yang lalu perlu ditanyakan. Untuk megidentifikasi adanya
kemungkinan komplikasi.Hasilnya ibu mengatakan ini merupakan kelahiran anaknya yang
pertama, belum pernah hamil/abortus, anaknya lahir pada tanggal 8 Maret 2010, umur kehamilan
42 minggu 5 hari, jenis persalinan normal, ditolong oleh bidan, BB lahir 3500 gr, tidak ada
komplikasi pada ibu maupun bayi, jenis kelamin bayi laki-laki, laktasi baik/lancar. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa riwayat persalinan dan nifas yang lalu perlu ditanyakan.
Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, yang perlu ditanyakan pada klien yang
pernah hamil adalah untuk menentukan faktor risiko. Faktor resiko 4T yaitu terlalu muda, terlalu
tua, terlalu sering, terlalu banyak. Pada klien yang pernah melahirkan yaitu tempat melahirkan,
cara melahirkan BB anak saat lahir, PB anak saat lahir, usia saat ini, kelainan saat nifas dan
riwayat meneteki. Di lahan kami juga menanyakan riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
Ny Y. Hasilnya, ini merupakan kehamilan dan persalinan pertama, umur kehamilan 42 minggu 5
hari, tempat persalinan di BPS Nur Sa’adatul, ditolong oleh bidan, jenis pertolongan spontan,
tidak ada komplikasi, plasenta lengkap, perinium terdapat jahitan jelujur, perdarahan kala I 10
cc, kala II 50 cc, kala III 100 cc, kala IV 40 cc, tindakan lain adalah infus, lama persalinan kala I
16 jam, kala II 1,5 jam, kala III 5 menit, kala IV 15 menit.
Pola pemenuhan kebutuhan salah satunya menanyakan nutrisi ibu, Tanyakan kebiasaan
makan dirumah selama hamil biasanya berapa kali dalam satu hari normalnya 3x sehari, berapa
piring dalam satu kali makan, jenis makanan yang bergizi dan berserat tinggi, dan adakah
makanan yang berpantang selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena kebiasaan makan
mempengaruhi kesehatan klien .Dalam praktek kami mananyakan tentang nutrisi ibu selama
hamil dan selama nifas, selama hamilibu mengatakan makan 3x sehari porsi ibu hamil jenis :
nasi, lauk, sayur, buah-buahan dan minum 6-8 gelas /hari (air putih dan susu). Selama nifas (6
jam) ibu mengatakan makan 1x nasi, lauk sayur dan buah satu porsi habis, serta minum 4 gelas
(air putih dan teh hangat). Kebutuhan nutrisi ibu sudah baik sesuai dengan teori sehingga tidak
ada kesenjangan antara keduanya.
Eliminasi juga perlu ditanyankan karena bila ada gangguan ini akan mengganggu
berjalannya mas nifas Sela masa nifas (6 jam) ibu mengatakan BAK 1x jernih, encer bau khas.
Tidak ada kesenjangan antara teori dan lahan karena yang dialami ibu dalam batas normal.
Pola istirahat ibu juga perlu ditanyakan, hal ini untuk mengkaji kenyamanan dan
mengembalikan tenaga ibu setelah persalinan. Di lahan ibu mengatakan telah tidur selama 1,5
jam. Dari hal tersebut diketahui tidak ada kesenjagan antara teori dan lahan.
Pola sexual perlu ditanyakan untuk mengkaji perasaan ibu terhadap hubungan seksual,
dilahan kami dapati ibu belum melakukan hubungan seksual karena masih merasa takut. Dari hal
tersebut diadapati bahwa tidak ada kesenjangan antara lahan dengan teori.
Dalam data objective berisi data-data dari hasil pemeriksaan ibu meliputi inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan Fisik yang diperiksa Keadaan umum ibu,
Normalnya Baik dan Kesadaran normalnya Compos mentis. Tanda-tanda vital, Normalnya :
Tekanan Darah : 120/ 80 mmHg, bila lebih dari normal ini akan menjadi tanda terjadinya
preeklamsi-eklamsi. Denyut Nadi : 84-88 x/m, Pernafasan : 12-20 x/m, Suhu :36,5-37,5 ºC , bila
lebih dari normal ini akan menjadi tanda adanya infeksi persalinan.
Dilahan hasil pemeriksaan Ny. Y hasilnya Keadaan Umum :Baik
Kesadaran : Composmentis. Tanda vital : Tekanan Darah : 110/80 mmHg. Nadi : 84 x/m,
Pernafasan : 20 x/m, Suhu : 36,5 ºC. Hasil pemeriksaan ibu menunjukan normal sehingga tidak
ada kesenjangan antara lahan dan teori.
Pada pemeriksaan selanjurnya, hasil pemeriksaan Ny. S hasilnya Keadaan Umum :Baik,
Kesadaran : Composmentis. Tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg. Nadi : 85 x/m,
Pernafasan : 20 x/m, Suhu : 37 ºC. Hasil pemeriksaan ibu menunjukan normal sehingga tidak ada
kesenjangan antara lahan dan teori.
Pemeriksaan berikutnya adalah tinggi badan dan berat badan ibu. Normalnya tinggi
badan lebih dari 145 cm, bila kurang dari normal ini akan menjadi resiko panggul sempit.
Normalnya berat badan selama nifas mengalami penurunan 4-5 kg. Normalnya LILA lebih dari
23,5 cm, bila kurang dari normal ini termasuk KEK (kekurangan energy kronis).
Dilahan kami memeriksa tinggi badan, berat badan dan LILA hasilnya Tinggi badan :
152 cm, Berat badan saat hamil : 62 kg setelah melahirkan : 57 kg, LILA : 24cm. Tidak ada
kesenjangan antara teori dan lahan hasilnya normal.
Pemeriksaan Kepala dan Leher, Normalnya : Muka : Pucat, terdapat chloasma
gravidarum atau tidak, ekspresi wajah serta ada oedema atau tidak. Kulit kepala : Bersih, tidak
teraba benjolan. Mata : Conjungtiva an anemis, sclera an ikterik, simetris. Mulut : Terdapat
stomatitis atau tidak, pada gigi terdapat caries atau tidak serta kebersihannya, simetris. Telinga :
simetris, tidak ada secret. Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada nyeri
tekan. Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada , pembesaran vena jugularis tidak ada.
Dada: Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada. Payudara: Terlihat simetris,
bentuk putting susu menonjol, serta colostrum sudah keluar, ada hyperpigmentasi pada areola
mamae, tidak ada massa (benjolan). Rambut/ kulit kepala : Rambut hitam, terlihat bersih, tidak
ada ketombe, tidak ada benjolan
Dilahan pemeriksaan kami mendapatkan hasil Wajah : Simetris, terlihat tidak pucat, tidak
ada oedema, tidak ada kelainan. Mata : Konjungtiva terlihat an anemis, sclera an ikterik,
simetris, tidak ada kelainan. Hidung : Simetris, tidak terlihat ada secret, tidak ada polip, tidak ada
nyeri tekan. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis , tidak ada caries gigi. Telinga : Tidak ada secret,
terlihat simetris, tidak ada kelainan, tidak ada nyeri tekan. Leher : Tidak teraba ada pembesaran
kelenjar limfe dan tyroid. Dada : Terlihat Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan. Payudara : Hiperpigmentasi pada putting dan areola mamae, putting menonjol, tidak
teraba benjolan, colostrum sudah keluar, simetris. Semua normal sesuai dengan teori tidak ada
kesenjangan antara teori dan lahan.
Abdomen : bekas luka tidak ada, palpasi TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik,
kandung kemih tidak penuh. Pemeriksaan abdomen telah dilakukan hasilnya tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan lahan.
Ekstermitas atas dan bawah normalnya tidak ada oedema bila ada oedema ini
menandakan adanya preeklamsi, tidak ad varices, reflek patella +/+ bila hasilnya -/- ini
menandakan adanya preeklamsi, kuku bersih dan kemerahan jika pucat ini menandakan ibu
menderita anemia, tidak ada kelainan.
Genetalia luar normalnya tidak ada oedem, tidak ada avarices, tidak ada peradangan
kelenjar bartholini, pengeluaran lendir darah normal (lochea rubra). Dari semua hasil
pemeriksaan yang telah kami lakukan semuanya masuk dalam batasan normal sesuai dengan
teori sehingga tidak ada kesenjangan.
Anus normalnya bersih, berlubang, tidak ada hemoroid, dilahan kami dapati hasil dalam
batas normal sehingga tidak terdapat kesenjangan.
Pemeriksaan penunjang normalnya protein urine negative bila positif ini menandakan
adanya preeklamsi, Hb > 11 gram% bila kurang ini dapat menyebabkan perdarahan. Dalam lahan
kami juga melakukan pemeriksaan penunjang dan hasilnya protein urine negative dan Hb
11gram%. Hasilnya masih dalam batasan normal sesuai dengan teori.
Interpretasi data dasar berisi diagnosa kebidanan adalah hasil dari perumusan masalah
yang diputuskan oleh bidan. Diagnosa kebidanan sebagai dasar dalam menanggulangi ancaman
kehidupan klien. Contoh diagnosa kebidanan dalam ibu bersalin “ Ny … umur P… A dengan ....
Dalam lahan diagnosa kebidanan yang kami buat pada N y. Y adalah Ny Y umur 30
tahun P I AO dengan nifas normal hari ke I
Dasar data subyektif
1. Ibu mengatakan usianya 30 tahun
2. ibu mengatakan melahirkan anaknya 6 jam yang lalu dengan persalinan normal pada tanggal 4
Agustus 2010, pukul 05.00 WIB
Dasar Data obyektif
1. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
2. VS : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/menitR : 20 x/menit S :
36,5 °C
3. Pemeriksaan fisik didapat putting susu menonjol dan ASI sudah keluar
4. Pemeriksaan abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong
5. Dari vagina keluar lokhea rubra, perineum bersih, terdapat jahitan
Masalah normalnya tidak ada masalah. Namun bila ditemukan masalah maka kita harus
membuat diagnose potensial dan juga menentukan tindakan segera apa yang harus segera
diberikan kepada ibu. Di lahan Ny Y Tidak memiliki masalah. Sehingga tidak ada kesenjangan
antara teori dan lahan.
Identifikasi diagnosa potensial ini dibuat untuk menentukan kemungkinan yang akan
terjadi apabila ibu memiliki masalah yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Pada
persalinan Normal tidak ada diagnose potensial. Dilahan tidak ada diagnose potensial sehingga
tidak ada kesenjangan.
Identifikasi tindakan segera ini dibuat untuk memberikan tindakan yang sesegera
mungkin yang tepat untuk menangani masalah potensial yang dialami ibu. Normalnya tidak ada
tindakan segera karena normalya tidak ada diagnose potensial. Dalam lahan tidak ada identifikasi
tindakan segera.
Perencanaan yang diberikan untuk ibu nifas ini disesuaikan dengan keadaan ibu pada saat
nifas seperti :
1. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya.
2. Kebersihan diri : menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia, ganti pembalut
minimal dua kali sehari arau setiap kali selesai BAK.
3. Istirahat : cukup istirahat, beri pengertian manfaat istirahat, kembali mengerjakan pekerjaan
sehari-hari.
4. Gizi : makanan bergizi, bermutu dan cukup kalori, minum 3 liter air atau segalas setiap habis
menyusui. Minum tablet Fe/zat besi. Minum vitamin A .
5. Perawatan payudara : menjaga kebersihan payudara, beri ASI eksklusif sampai umur 6 bulan.
6. Hubungan sexual : beri pengertian kapan hubungan seksual boleh dilakukan.
7. Keluarga berencana : anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya.
Disini tidak didapati kesenjangan antara lahan dengan teori.
Pelaksanaan yang diberikan juga disesuaikan dengan perencanaan yang diberikan pada
ibu, tidak didapati kesenjangan antara lahan dan teori.
Evaluasi ini dilakukan untuk menilai semua tindakan yang kita berikan apakah sudah
sesuai dengan yang dibutuhkan ibu dan juga menilai keadaan ibu. Dilahan setelah melakukan
evalusi semua kebutuhan ibu telah diberikan dan semua tindakan telah diberikan dengan baik.
Keadaan ibu dan bayinya baik. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada ibu nifas yang diberikan oleh bidan dengan cara pengumpulan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan serta melaksanakanya untuk mempercepat
pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode
nifas. Berdasarkan tujuan penulisan, penulis memeberikan kesimpulan :
1. Telah dilakukan pengkajian pada Ny. Y yang meliputi data subyektif dan Obyektif, dari hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik, dan hasilnya dalam batas normal.
2. Intepretasi data dasar dalam kasus adalah asuhan kebidanan pada Ny. Y dengan nifas normal hari
ke-1. Tidak ditemukan masalah pada Ny. Y
3. Identifikasi diagnosa potensial pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya tidak ditemukan diagnosa
potensial.
4. Identifikasi tindakan segera pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya tidak didapati tindakan segera.
5. Perencanaan asuhan pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya meliputi : observasi, kebersihan diri,
Istirahat, gizi, perawatan payudara, hubungan sexual, dan keluarga berencana
6. Pelaksanaan pada Ny. Y telah dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang diberikan.
7. Evaluasi telah pada Ny. Y telah dilakukan, hasilnya Ny. Y dalam keadaan batas normal, Ny. Y
mengerti dan paham mengenai penjelasan bidan, serta bersedia melaksanakan anjuran-anjuran
bidan.
B. Saran
1. Bagi ibu nifas
Diharapkan bagi setiap ibu nifas lebih memperhatikan kebersihan diri, bekerjasama dengan bidan
dan antusias mengikuti saran bidan dengan baik sehingga dalam nifas tidak ada komplikasi/bila
terjadi komplikasi dapat terdeteksi secara dini.
2. Bagi bidan
Diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan menggunakan manajemen 7 langkah Varney
serta selalu meningkatkan pengetahuan dan bisa menerapkannya dalam melaksanakan asuhan
pada pasien, sehingga dapat terjalin keselarasan antara ibu nifas dengan bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1, 1985. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI.
Manuaba, IBG.1998.Ilmu Kebidanan dan Kandungan . Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.2002. Acuan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Rustam, Mochtar.1998.Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC.