porselen (2)

39
KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan lapora tutorial skenario 2 pada Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II yang berjudul “Gigi Tiruan Porselen”. Berkat dukungan berbagai pihak kami bersyukur dapat menyusun laporan tutorial ini dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada drg. Agus, M.Kes. selaku tutor pembimbing kelompok tutorial 7 yang telah banyak memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini di sela-sela kesibukan beliau. Kami juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan dalam menyediakan buku- buku referensi dan memberikan pinjaman, serta kakak tingkat dan juga teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi angkatan 2011 yang telah banyak membantu. Tiada gading yang tak retak, begitu pula kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mangharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini. 1

Upload: riskyana-dwi-ha-rachmadani

Post on 13-Aug-2015

425 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

porselen dental

TRANSCRIPT

Page 1: porselen (2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan lapora tutorial skenario 2 pada Ilmu

Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II yang berjudul “Gigi Tiruan Porselen”.

Berkat dukungan berbagai pihak kami bersyukur dapat menyusun laporan tutorial

ini dengan baik.

Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada drg. Agus, M.Kes.

selaku tutor pembimbing kelompok tutorial 7 yang telah banyak memberikan

dukungan, bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini di sela-

sela kesibukan beliau.

Kami juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan

banyak bantuan dalam menyediakan buku-buku referensi dan memberikan

pinjaman, serta kakak tingkat dan juga teman-teman mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi angkatan 2011 yang telah banyak membantu.

Tiada gading yang tak retak, begitu pula kami sangat menyadari bahwa

dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami

sangat mangharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat di kemudian hari, khususnya dalam

bidang kedokteran gigi di kalangan Universitas Jember.

Jember, 8 Desember 2012

Penyusun

1

Page 2: porselen (2)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… 2

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………3

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..4

1.3 Tujuan……………………………………………………………….…5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keramik gigi……………..……………………………………………. 6

2.2 Komposisi keramik gigi……..……………………………… …………8

2.3 Restorasi keramik-logam……………………………………………..10

2.4 Tipe Alloy……………………………………………………………..11

BAB III. PEMBAHASAN

3.1 Macam-macam keramik kedokteran gigi..............................................12

3.2 Komposisi dental porcelain...................................................................16

3.3 Sifat-sifat dental porcelain.....................................................................18

3.4 Perbedaan inlay dan facing porcelain....................................................19

3.5 Alloy yang digunakan untuk campuran dengan keramik......................20

3.6 Tahap manipulasi dental porcelain........................................................20

3.7 Perubahan warna pada restorasi keramik..............................................22

BAB IV.PENUTUP

KESIMPULAN......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

2

Page 3: porselen (2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keramik adalah bahan paling canggih dari zaman batu, lebih dari

10.000 tahun yang lalu, dan tetap mempertahankan peran pentingnya dalam

komunitas manusia sejak diperkenalkan. Sebagian besar keramik ditandai

oleh sifat refraktori, kekerasan, kerentanan terhadap fraktur karena rapuh, dan

kelembaman kimianya. Untuk gigi, kekerasan keramik yang sama dengan

email sangat diharapkan untuk meminimalkan keausan pada restorasi keramik

dan mengurangi kerusakan akibat keausan yang dapat terjadi pada email

karena adanya restorasi keramik. Kerentanan terhadap fraktur merupakan

salah satu kekurangannya, terutama jika ada retakan dan tekanan tarik pada

region restorasi keramik yang sama. Kelembamn kimia adalah kareakteristik

yang penting karena memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak

melepaskan elemen-elemen yang berbahaya, selain mengurangi resiko dari

kekasaran permukaan serta meningkatnya kerentanan terhadapdhesi bakteri.

Dua sifat lain yang penting dari keramik gigi adalah potensinya untuk meniru

penampilan gigi asli, dan sifat insulatornya (penghantar panas yang rendah,

difusi panas yang rendah, dan pengantar listrik yang rendah). Karena atom-

atom lofam memindahkan electron di permukaan luar ke atom yang non-

logam dan karena itu menstabilkan elektronnya yang sangat mobile, keramik

adalah insulator panas dan listrik yang sangat baik.

Porselen feldspathic dengan ikatan kimia yang dapat diandalakan sudah

digunakan untuk restorasi logam-keramik selama lebih dari 35 tahun.

Perkembangan mutakhirnya seperti opalesen, teknik pewarnaan internal yang

khusus, porselen yang tahan perubahan warna, dan tebi bahu dari porselen

secara bermakna meningkatkan penampilan keseluruhan dan “vitalitas” dari

ahkota dan jembatan logam-keramik serta ketahanan klinis dari restorasi.

Sayangnya, porseen ini terlalu lenah untuk dapat diandalkan pada pembuatan

3

Page 4: porselen (2)

mahkota keramik penuh tanpa inti logam cor atau coping lempeng ogam.

Lebih jauh, penyusutan pembakarannya menyebabkan penyimpangan yang

cukup besar pada ketepatan dan adaptasi tepi, kecuali dilakukan perbaikan

sewaktu dibakar.

Sejak diperkenalkannya mahkota jaket porselen alumina pada awal

1900-an, perkembangan mutakhir pada komposisi keramik dan metode

pembentukan inti dari mahkota keramik penuh sangat meningkatkan

kemampuan kita untuk mendapatkan mahkota jaket yang leih akurat dan

tahan fraktur, yang terbuat seluruhnya dari bahan keramik.

Teknologi keramik gigi adalah salh satu bidang yang paling cepat

berkembang dari riset dan perkembangan bahan-bahan gigi. Dalam dua

decade terakhir ini telah ada pengembangan dari porselen bahu untuk tepi

porselen butt-joint pada mahkota porselen-logam (Porcelain Fused to Metal /

PFM) dan inlai keramik penuh serta bahan-bahan mahkota, termasuk

porselen tinggi leucite, keramik inti bebas penyusutan, keramik inti injeksi,

keramik cor, desain computer, keramik yang diproses dengan mesin dan

dibantu computer (CAD-CAM), serta keramik inti alumina yang diisi kaca

berkekuatan tinggi. Sebagian besar dari bahan-bahan ini dapat dibentuk

menjadi inlai, onlai, vinir, dan mahkota, serta dapat dibonding dengan resin

ke struktur gigi. Keramik gigi masa depan umumnya berwarna terang karena

meningkatnya keburuhan akan restorasi searna gigi telah meningkatkan

keburuhan akan restorasi berbahan dasar keramik dan polimer serta

berkurangnya penggunaan amalgam dan logam cor tradisional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah macam-macam keramik kedokteran gigi ?

2. Apa sajakah komposisi dari dental porcelain ?

3. Bagamaina sifat-sifat dari dental porcelain ?

4. Apakah perbedaan inlay dengan facing porcelain ?

4

Page 5: porselen (2)

5. Apa sajakah macam-macam alloy yang digunakan untuk

campuran keramik ?

6. Bagaimana tahap manipulasi dari dental porcelain ?

7. Bagaimanakah proses perubahan warna pada restorasi

keramik ?

1.3 Tujuan

1. Mampu mengetahui dan memahami macam-macam

keramik kedokteran gigi

2. Mampu mengetahui dan memahami komposisi dari dental

porcelain

3. Mampu mengetahui dan memahami sifat-sifat dari dental

porcelain

4. Mampu mengetahui dan memahami perbedaan inlay

dengan facing porcelain

5. Mampu mengetahui dan memahami macam-macam alloy

yang digunakan untuk campuran keramik

6. Mampu mengetahui dan memahami tahap manipulasi dari

dental porcelain

7. Mampu mengetahui dan memahami proses perubahan

warna pada restorasi keramik

5

Page 6: porselen (2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keramik Gigi

Kata keramik berasal dari kata keramikos yang berarti bahan yang

terbakar (dalam Bahasa Yunani). Sifat keramik didapat melalui campuran

kaolin, quartz, dan feldspar pada proses heat treatment temperatur

tinggi (firing).

Keramik gigi merupakan senyawa logam (seperti aluminium, kalsium,

litium, magnesium, kalium, natrium, timah, titanium, dan zirconium) dan

non-logam (seperti silicon, boron, fluorin dan oksigen) yang digunakan

sebagai satu komponen structural, seperti yang dipakai pada inlai CAD-CAM,

atau sebagai salah satu dari beberapa lapisan yang digunakan pada pembuatan

protesa berbasis keramik. Keramik gigi dibuat untuk menghasilkan salah satu

atau beberapa sifat berikut ini: dapat dicor, dapat dibentuk, dapat disuntikkan,

warna, poasitas, translusensi, apat dibentuk dengan mesin, ketahanan

terhadap abrasi, kekuatan dan kekerasan. (Phillips,Ed.10)

Keramik gigi dapat diklasifikasikan menurut:

Fusion temperature (temperature pembakaran)

Dibagi menjadi:

- High fusing 1300o C – 1370o C

- Medium fusing 1090o C – 1260o C

- Low fusing 870o C – 1065o C

- Ultra low fusing 870o C

a. High fusing digunakan untuk elemen gigi tiruan. High fusing membuat

keramik gigi memiliki kekuatan (strength) terkuat, tidak dapat larut,

6

Page 7: porselen (2)

translusen, dan dapat menjaga keakuratan bentuk dalam proses firing yang

berulang.

b. Medium fusing dan low fusing digunakan untuk ceramic metal dan all

ceramic fixed restorasi. Biasanya juga ditambahkan dengan boron oxide

atau alkali carbonates untuk menciptakan homogenitas bubuk sehingga

menguntungkan pada saat fusing.

c. Ultra low fusing dan low fusing juga digunakan untuk pembuatan mahkota

dan jembatan.

Fusion temperature dipengaruhi oleh 3 komposisi keramik:

- Quartz

- Feldspar

- Clay/kaolin (Craig, Ed.10)

Aplikasi

3 aplikasi utama keramik gigi:

- Keramik mahkota logam dan bridge

- All keramik mahkota, inlay, onlay, dan veneer

- Ceramic denture teeth (Craig, Ed.10)

Teknik pembuatan (fabrication technic)

Aplication Fabrication Crystalline phase

All ceramic Machine

Slip-cast

Zirconia

Alumina

Feldspar

Mica

Leucite

Alumina

Spinel

Zirconia

7

Page 8: porselen (2)

Heat-pressed

Sintered

Leucite

Lithium disilicate

Lithium phosphate

Leucite

Alumina

Fluorapatite

Ceramic-Metal Sintered Leucite

Denture teeth Manufactured Feldspar

(Phillips, Ed.10)

Fase kristalin

Setelah teknik pembuatan dan pembakaran, keramik gigi dibagi menjadi 2

fase:

1. Fase glassy (mengelilingi fase kristalin)

2. Fase kristalin (sama dengan leucite)

Dengan meningkatnya fase glassy, maka ketahanan terhadap terjadinya crack

akan menurun, namun translusensi akan meningkat. Pada all ceramic jumlah

fase kristalinnya banyak. (Phillips, Ed.10)

2.2 Komposisi Keramik Gigi

Komposisi keramik gigi konvensional adalah sebagai berikut:

Silica (SiO2)

Bahan ini sejenis pasir (silika) yang berfungsi memberi kekerasan dan

kekuatan pada porselen. Susunan butir-butirnya bertindak sebagai kerangka

yang tahan panas. Sifatnya keras, stabil, merupakan bahan campuran terbesar

dalam kaca (glass) dan porselen kedokteran gigi. Quartz dengan struktur

heksagonal adalah bentuk silika yang paling stabil.

Bentuk struktur kristal silika:

• Quartz dipanaskan pada suhu 867oC akan mengalami recontructive

transformation menjadi tridymite (rhombohedral)

8

Page 9: porselen (2)

• Tridymite dipanaskan pada suhu 1470oC berubah menjadi cristobalite

(kubik)

• Cristobalite dipanaskan pada suhu lebih dari 1700oC melebur dan terjadi

fused quartz yang amorphous.

Silica ditambahkan dengan fluks untuk menurunkan titik leleh dan

mencegah deformasi pada saat proses sintering. Sintering merupakan proses

pemanasan dari partikel-partikel untuk mendapatkan ikatan antar partikel dan

menaikkan kepadatan struktur. (Phillips, Ed.10)

Feldspar potas (K2O.Al2O3.6SiO2)

Feldspar soda (K2O.Al2O3.6SiO2)

Feldspar merupakan mineral yang mengandung unsur-unsur kalium,

natrium, potasium, sodium, alumunium dan silikat dengan perbandingan

tertentu untuk menentukan suhu peleburan. Feldspar dapat diperoleh dalam

bentuk soda feldspar (Na2O, Al2O3, 6SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3,

6SiO2 ), dan potas feldspar (K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh

menjadi bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks atau

sebagai pengikat bagi kaolin dan quartz. Feldspar juga dapat digunakan

sebagai bahan fluks.

Feldspar yang digunakan relative murni dan tidak berwarna sehingga

harus ditambahkan pigmen untuk mendapatkan warna sesuai gigi asli atau

gigi tetangganya.

Pigmen

Oksida pimentasi ditambahkan untuk mendapat berbagai warna yang

diperlukan guna mendekati warna gigi. Pigmen warna ini diproduksi dengan

mencampur oksida logam dengan kaca halus dan feldspar kemudian

menggerusnya ulang menjadi bubuk. Bubuk ini dicampur dengan bubuk yang

tidak mempunyai pigmen untuk mendapatkan corak dan kroma yang tepat.

Contoh dari oksida logam dan kontribusi warnanya pada porselen mencakup

oksida besi atau oksida nikel (coklat); oksida tembaga (hijau); oksida titanium

9

Page 10: porselen (2)

(coklat kekuningan); oksida mangan (lavender); oksida kobalt (biru). Opasitas

diperoleh dengn menambahkan oksida cerium, oksida zirconium, oksida

titanium, atau oksida timah. (Phillips, Ed.10)

2.3 Restorasi keramik-logam

Persyaratan utama demi kesuksesan restorasi logam-keramik adalah

dibentuknya ikatan yang kuat antara porselen dengan logam campur. Begiru

ikatan diperoleh, ada kesempatan untuk memberikan tekanan pembengkokan

pada sistem biomaterial selama prosedur pembakaran porselen. Penyebaran

tekanan yang tidak menguntungkan selama proses pendinginan dapat

menyebabkan porselen retak-retak dan juga dapat terjadi fraktur yang

tertunda. Jadi, kesuksesan restorasi logam-keramik, baik ikatan antarmuka

yang kuat maupun kecocokan termal sangat diperlukan.

Teori ikatan logam-keramik dibagi menjadi 2 kelompok:

- Penguncian mekanis antara porselen dan logam

- Ikatan kimia melalui antarmuka logam-porselen

Walaupun ikatan kimia umumnya dianggap berperan untuk perlekatan

logam-porselen, bukti yang ada menunjukkan bahwa untuk sebagian kecil

sistem, penguncian mekanis memberikan ikatan utama. Sifat oksidasi dari

logam campur ini sangat menentukan ootensinya untk berikatan dengan

porselen. Riset tentang sifat perlekatan selama siklus degassing juga

membentuk ikatan yang baik dengan porselen, sementara logam campur

dengan perlekatan oksida yang buruk membentuk ikatan yang buruk.

Beberapa logam campur palladium-perak tidak membentuk oksida eksternal

sama sekali tetapi membentuk oksida secara internal. Untuk logam campur

ini, ikatan mekanis diperlukan.(Phillips, Ed.10)

Persyaratan keramik untuk restorasi keramik-logam menurut craig:

- Dapat tetap memberikan penampilan natural dari gigi

- Low fuse temperature

- Koefisien ekspansi termal yang sesuai dengan metal

10

Page 11: porselen (2)

- Adaptasi yang baik dengan keadaan di dalam mulut

- Tidak abrasive terhadap gigi antagonisnya (Craig, Ed.12)

2.4 Tipe Alloy Untuk Restorasi Keramik-Logam

- Tipe 1 : tahan korosi, mudah dicasting dan dibentuk, mudah berubah bentuk

selama proses firing, kepadatan tinggi, berwarna kuning harga mahal.

- Tipe 2 : sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, tahan korosi, mudah

dicasting dan dibentuk.

- Tipe 3: sifat mekanis tinggi, high fusion temperature, mudah dicasting dan

dibentuk, tahan terhadap perubahan bentuk saat firing, kepadatan rendah,

harga terjangkau.

- Tipe 4: sifat mirip tipe 3, tidak mengandung emas, kepadatan rendah, harga

murah.

- Tipe 5: kekuatan tinggi, ekspansi besar, mudah dicasting dan dibentuk, harga

murah, berwarna abu-abu kehitaman, tidak tahan terhadap perubahan bentuk

saat firing.

- Tipe 6: memiliki sifat mekanis mirip tipe 4, namun memiliki ekspansi yang

lebih tinggi, tahan terhadap perubahan bentuk saat firing, namun seperti tipe 5

dapat menimbulkan oksida yang membuat warna abu-abu kehitaman yang

sulit untuk ditutupi.

11

Page 12: porselen (2)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 MACAM – MACAM KERAMIK KEDOKTERAN GIGI

Keramik kedokteran gigi menurut temperature

pembakarannya

1. High Fusing 1300 0 C (2372 0 F ) dan porselen jenis ini

memerlukan waktu 5 menit atau lebih untuk melelebur

pada temperature tersebut. jenis high fusing ini biasanya

digunakan untuk membuat elemen gigi tiruan serta

sebagai bahan jendela (facing ) dalam pembuatan bridge

atau veneer crown. Keramik jenis ini memiliki strength

yang kuat, tidak dapat larut, translusen dan dapat menjaga

kekuatan dan bentuk dalam proses firing yang berulang.

Porcelen ini mengandung 4 % kaolin, silica 15 %, dan

feldspar 18 % .

2. Medium Fusing 1101 0 C - 1300 0 C (2013 - 2072 0 C ), jenis

medium fusing ini juga digunakan untuk membuat elemen

gigi tiruan serta sebagai bahan jendela (facing ) dalam

pembuatan bridge atau veneer crown. Keramik jenis ini

biasanya ditambahkan boron oxide atau alkali karbonat

sehingga memiliki homogenitas bubuk yang leih

menguntungkan pada saat fusing. Porselen ini

mengandung silica 29 %, sodium karbonat 2 %, boraks 1

%, kalsium karbonat 5 %, dan potassium karbonat 2 %.

3. Low Fusing 850 0 C - 1300 0 C ( 1562 - 2012 0 F ), jenis low

fusing ini digunakan untuk membuat mahkota dan

jembatan . Low fusing porselen ini mengandung silica 12

%, feldspar 60 % dan sisanya 28 % adalah fluks.

12

Page 13: porselen (2)

4. Ultra Low Fusing < 850 0 C (1562 0 F ), jenis ultra low fusing

ini digunakan untuk membuat mahkota, jembatan dan

untuk logam campur titanium.

Keramik kedokteran gigi berdasarkan aplikasinya

1. Porselen inti , digunakan untuk lapisan gigi paling dalam.

Ini merupakan bahan dasar untuk pembuatan jaket crown

sehingga harus memilki sifat mekanis yang baik.

2. Porselen dentin : warnanya lebih translusen dimana pada

bagian ini sangat menentukan bentuk dan restorasi

3. Porselen email : warnanya lebih translusen daripada dentin

dimana tingkat translusen maksimal karena yang

membentuk bagian luar mahkota.

Tipe – tipe porselen dalam kedokteran gigi

1. Feldplastik Porselen

Feldplastik porselen dibuat pada suhu 1050 0 C - 1200 0 C .Perbandingan jumlah feldspar dengan quartz adalah

85 % dan 15 %. Dengan adanya quartz yang rendah

menyebabkan ruang antara partikel porselen menjadi

lebar sehingga feldplastik porselen mudah pecah karena

adanya thermal shocks. Koefisien thermal dari feldplastiki

ini ialah 5,5 X 10-6/ 0 C dan flexre strengthnya ialah

berkisar 65 – 75 MPa2.

2. Aluminus Porselen

Keramik ini memilki Kristal alumina sebesar 50 %

denga koefisien muai panasnya lebih tinggi dan

kekuatannya lebihn besar dua kali daripda feldplastik

porselen. Keramik aluminus porselen ini lebih di

indikasikan untuk porselen karena kekuatannya yang

13

Page 14: porselen (2)

sangat tinggi dan warnanya sangat opaque. Adanya Al2O3

sehingga lebih efektif dalam mencegah keretakan.

Flexure strength yang dimiliki sebesar 138 MPa2.

3. Metal Bonding Porselen

Metal bonding porselen merupkan porselen yang

dikombinasikan dengan logam yang mempunyai

kandungan K2O sebesar 11 – 15 %. Suhu pembakarannya

sebesar 700 0 C -1200 0 C. Peningkatan jumlah K2O yang

dilakukan untuk menghasilkan perubahan muai panas

yang dibutuhkan untuk berlekatan dengan loagam.

Pemakaian metal bonding porselen ini cukup efektif

digunakan untuk anterior dan posterior karena selain

memiliki kekuatan yang baik, metal bonding porselen juga

memiliki penampilan yang baik yang sesuai dengan warna

gigi. Porselen dan keramik ini mampu berikatan dnegan 3

cara yaitu :

Mekanik yakni dengan cara mengkasari permukaan

sehingga porselen masuk kedalam celah

mikromekanikal dari metal. Jadi, retensi mekanis

yang erat terjadi akibat penetrasi dari porselen pada

permukaan oksida logam dengan porselen.

Kompresi, pada saat pendinginan porselen, maka

dapat timbul kontraksi antara metal dan porselen

sehingga menimbulkan tegangan yang akhirnya

menyebabkan terjadinya ikatan antara metal denga

porselen. Stress kompresif terbentuk sewaktu

proses pengerasan dari vener dari porselen, dimana

system logam – keramik dirancang khusus dengan

derajat perbedaan temperature yang sangat kecil

untuk mendapatkan porselen dalam tahap kompresi.

14

Page 15: porselen (2)

Kimia yakni pada saat metal dipanaskan maka akan

timbul oksida pada permukaan logam. Dan pada

saat dilakukan pembakaran maka porselen akan

mengalir dan bersatu dengan metal membentuk

ikatan. Proses terbentuknya ikatan kimia ini

melibatkan proses migrasi dari indium atau timah

terhadap permukaan alloy untuk membentuk oksida

yang berkombinasi dengan porseln sewaktu proses

pembakaran.

4. In – Ceram atau keramik inti alumina yang diinfiltrasi kaca

In – Ceram ini merupakan keramik untuk mahkota

anterior tunggal dan posterior serta untuk jembatan

anterior tiga unit. Inti porselen yang alumina yang sedikit

disintering diinfiltrasi dengan kaca pada temperatr 1100 0

Cselama 4 jam untuk menghilangkan porositas dan

memperkuat inti slip – cast. Indikasi utama dari mahkota

jaket porselen alumina ini ialah untuk merestorasi

mahkota anterior atas jika estetik merupakan factor yang

sangat penting, untuk pasien yang laergi logam dan jika

estetik dari porcelen Fused to Metal kurang memuaskan.

Keramik in – ceram ini memiliki 3 jenis inti keramik yang

akan diteangkan pada table di bawah ini :

Komposisi Kekuatan

kelenturan

Indikasi

In –

Ceram

Spinel

MgO – Al2O3 350 Inlay, onlay,

veneer, crown

anterior.

In –

Ceram

Al2O3 500 Crown anterior /

posterior dan

15

Page 16: porselen (2)

Alumina jembatan

anterior.

In –

Ceram

Zirconia

Al2O3 – ZrO2 700 Crown dan

jembatan posterior

Keuntungan dari keramik yang diinfiltrasi kaca ini

adalah kurangnya lapisan logam kekuatan lentingnya

sangat tinggi dan ketepatannya sangat baik. Sedangkan

kekurangnnya ialah mencakup inti yang opaq, tidak cocok

untuk etsa asam konvensional, dan perlunya peralatan

khusus.

TAMBAHAN :

Keramik ini juga dapat digunakan pada gigi posterior

karena memiliki kekuatan lenting yang cukup tinggi yang

mampu menahan beban yang biasanya terjadi pada gigi

posterior.

5. Keramik kaca injeksi ( IPS Empress )

Merupakan feldplastic porselen yang mengandung

Kristal leucite K2O.AL2O3.4SiO2 dalam konsentrasi tinggi ( ±

35 vol % - 70 vol % ) untuk meningkatkan kekuatan lentur

pada porselen sehingga dapat meningkatakan ketahanan

terhadap fraktur. Keramik feldplastik type glass ini

dipanasakan dalam rangka silinder dan disuntikkan

dibawah tekanan dan temperatur yang tinggi kedalam

mould ( ± 45 menit ) dan menghasilkan substruktur

keramik. Bentuk mahkota ii dapat diberi glazing atau

16

Page 17: porselen (2)

dibentu dengan menggunakan tekhnik pelapisan

konvensional.

Keuntungan dari keramik ini ialah lapisan logamnya

kecil atau ada inti ketamik yang opaq, kekuatan

lentingnya yang sedang, ketepatannya yang sangat baik

dan estetikanya yang sangat bagus. Kekurangannya

adalah potensinya untuk mengalami fraktur bila dipasang

didaerah posterior dan perlunya peralatan laboratorium

khusus.

3.2 KOMPOSISI DARI DENTAL PORCELAIN

1. Feldspar

Feldspar kalium dan natrium adalah mineral yang terajdi

secara alami dan terdiri atas potas K2O, soda ( Na2O), alumina

Al2O3, dan silica SiO2. Sifat penting dalam feldspar ini ialah

kecenderungannya untuk membentuk leucite mineral

krisatalin ketika meleleh. Dimana leucite ini sendiri mineral

kalium – alumunium – silikat dengan koefisien ekspansi

thermal yang besar dibandng feldspat kaca. Feldspar ini

digunakan untuk memebri kejernihan pada porcelain. Feldpar

ini akan mencair selama pembakaran porcelain dan mengikat

bahan – bahan lain secara bersamaan. Feldspar ini secara

perlahan akan melebur pada temperature 1100 o C (2000 o F )

dan akan menjadi liquid pada 1300 o C (2300 o F ) dengan

kekentalan yang tinggi. Feldspar yang relative murni biasanya

tidak berwarna sehingga ditambahkan pigmen untuk

menghasilkan warna yang serupa dengan gigi.

2. Silica ( SiO2)

17

Page 18: porselen (2)

Silica terdiri dari quatz, trydimite atau cristobalite. Silica

yang dipakai dalam dental porcelain berguna untuk

menambha kekuatan. Silica bereaksi dengan feldspar untuk

menghasilkan suatu ikatan . Selain itu, silica ini merupakan

bahan dasar utama dan mempengaruhi warna dari porcelain.

Silica ini pada pembakaran normal tidak mengalami

perubahan struktur dan akan mencapai keseimbangan pada

temperature tinggi.

3. Fluks

Fluks dicampurkan pada porcelain dalam pembuatannya

pada temperature yang rendah . Fluks yang dicampurakan

pada porcelain ini terdiri atas sodium, kalsium, natrium,

potassium karbonat, boraks dimana bahan – bahan ini

merupakan low fusing material yang berguna untuk

memperendah fusion temperature .

4. Kaolin

Merupakan pengikat untuk mempertahankan kepadatan

an kekuatan agar porselen dapat dibentuk sebelum dibakar.

Akan tetapi semakin banyak kaolin , maka akan semakin

gelap porcelainnya karena kaolin bersifat member warna

gelap pada porcelain.

5. Bahan pewarna

Oksida pigemntasi ditambahkan untuk mendapat

berbagai wana yang diperlukan guna mendekati warna gigi.

Pigmen warna ini diproduksi dengan mencampur oksida

logam dengan kaca halus dan feldspar dan kemudian

menggerusnya ulang menjadi bubuk. Bubuk ini dicampur

18

Page 19: porselen (2)

dengan bubuk yang tidak mempunyai pigmen untuk

mendapatkan corak dan kroma yang tepat. Contoh dari

oksida logam dan kontribusi warnanya pada porselen

mencakup oksida besi atau oksida nikel ( coklat ), oksida

tembaga ( hijau ), oksida titanium ( coklat kekuningan ),

oksida mangan ( lavender ) oksida kobalt ( biru ). Opasitas

diperoleh dengan menambah oksida cerium, oksida

zirconium, oksida titanium, atau oksida timah.

6. Bahan glaze dan bahan noda

Bahan ini dapat dipakai untuk mendapat hasil estetis

yang baik yang dikehendaki.

7. Gua dan starch

Bahan ini biasanya dapat digunakan sebagai bahan

pengikat.

3.3 SIFAT – SIFAT DENTAL PORCELAIN

1. Sifat – sifat fisis

Keuletan dan tegangan geseknya rendah tetapi

tegangan tariknya rendah. Thermal ekspansi dari dental

porcelain sama dengan thermal ekspansi substansi gigi yaitu

sekitar 4,1 X 10-6 mm / mmoC3. Selain itu sifat insulatornya

juga baik yakni penghantar panas yang rendah, difusi panas

yang rendah, dan penghantar listrik yang rendah .

2. Sifat kimia

Suatu porselen memilki sifat kelembapan kimia dimana

kelembapan kimia ini merupakan karakteristik yang penting

karema memastikan bahwa permukaan restorasi gigi tidak

melepaskan elemen – elemen yang berbahaya, selain

19

Page 20: porselen (2)

mengurangi resiko dari kekerasan permukaan serta

meningkatnya kerentanan terhadap adhesi bakteri.

Selainitu sifat kimia yang penting ini ialah porselen

merupakan bahan yang biokompatibel dengan ligkungan

rongga mulut dan juga tidak dapat dirusak oleh lingkungan.

3. Sifat Mekanis

Porselen adalah suatu bahan yang getas, oleh karena itu

perkembangan porselen lebih mengarah pada perbaikan

sifat mekanik, antara lain dengan penambhan alumina yang

dapat memperkuat bahan. Selain itu sebgian besar keramik

memiliki sifat refraktori, kekerasan dan kerentanan

terhadaoa fraktur karena rapuh.

Untuk kekeraasan keramik disini saat sebelum

diaplikasikan menjadi suatu bahan restorasi memang

mamilki kekuatan yang lebih besar daripada enamel. Akan

tetapi pada saat telah diaplikasikan kekerasannya sangat

diharapkan sama dengan email untuk meminimalkan

keausan pada restorasi keramik dan mengurangi kerusakan

akibat keausan yang terjadi pada enamel karena adanya

restorasi keramik.

4. Sifat Estetik

Sifat estetik adalah salah satu sifat yang sangat penting

karena keramik mampu meniru penampilan dan meyamai

gigi asli.

5. Sifat porus

Pada saat pembakaran dapat terjadi gelembung –

gelembung udara yangb tidak dapat dihindari sehingga

menyebabkan terbentuknya rongga diantara partikel

20

Page 21: porselen (2)

porselen. Hal ini yang menyebabkan porselen ini mudah

pecah karena kepadatan dari porselen itu sendiri kurang.

6. Sifat thermal

Konduktifitas thermal dan koefisien ekspansi thermal

mirip jaringan enamel dan dentin.

3.4 PERBEDAAN INLAY DAN FACING PORCELAIN

Inlay

Merupakan restorasi yang dipakai untuk melubang yang

terdapat diantara cusp gigi dengan ukuran biasanya tidak

terlalu luas atau biasanya hanya satu cusp yang

mengalami kerusakan. Inlay pada porselen biasanya

pilihan yang paling baik untuk menambal lesi yang

mengenai bagian servikal gigi premolar dan gigi anterior,

kavitas kelas V, kavitas pada permukaan proksimal

anterior, pada insisal ang;e dan insisal edge. Hal ini

dilakukan karena inlay menggunakan porselen tidak dapat

diaplikasikan pada bagian yang menyangga beban sebab

porselen itu sendiri memilki sifat mudah rapuh dan retak

( britlle ).

Mahkota Pigura Facing Porcelen

Merupakan mahkota pada bagian luar penuh yang

menyelubungi seluruh permukaan klinis biasanya pada

bagian bukal atau labial yang dilapisi dengan bahan yang

sewarna dengan gigi berupa porselen.

3.5 ALLOY YANG DIGUNAKAN UNTUK CAMPURAN DENGAN

KERAMIK

21

Page 22: porselen (2)

Alloy yang biasa digunakan ialah tipe III dan tipe IV akan

tetap tipe IV lebih sering digunakan. Tipe III memiliki sifat

mekanis tinggi, high fusion temperature, mudah dicasting dan

dibentuk, tahan terhadap perubahan bentuk selama proses

firing,dan harga terjangkau. Sedangkan tipe IV memiliki sifat

yang mirip dengan tipe III, namun tidak mengandung emas

sehingga tidak mengganggu estetik. Logam mulia yang

dikembangkan untuk pengikatan dengan porselen mempunyai

kisaran leleh yang lebih tinggi daripada logam mulia tipe III yang

tipikal; kisaran leleh yang lebih tinggi diperlukan untuk

mencegah kempis, rembesan, atau melelehnya koping selama

proses pembakaran.

Alloy yang dicampur dengan porselen harus memiliki ciri –

ciri dibawah ini:

1. Berpotensi mengikat porselen gigi

2. Mempunyai koefisien kontraksi thermal yang cocok dengan

porselen gigi, Logam yang digunakan biasanya mempunyai

koefisien kontraksi thermal yang lebih tinggi dari porselen

untuk menghindari tekanan tarik residual yang tidak

diinginkan pada porselen. Karena jika koefisien kontraksinya

tidak sebanding, tekanan dapat terbentuk dan dapat

memperlemah baik logam maupu ikatannya.

3. Titik padatnya cukup tinggi sehigga aplikasi porselen

bersuhu penggabungan rendah dapat dimungkinkan.

3.6 TAHAP MANIPULASI DENTAL PORCELAIN

1. Tahap compaction

Apad tahap ini terdapat 3 macam bentuk porselen yang

digunakan

22

Page 23: porselen (2)

a. Opaque shade ( alpisan opaq )

Untuk menutupi warna jaringan dibawahnya

yang buram.

b. Dentin Shade ( lapisan untuk dentin atau body )

Lebih translusen daripada opaq shade,

menentukan warna dan bentuk restorasi.

c. Enamel shade

Membentuk bagian luar mahkota, translusen

warna dapat disesuaikan dengan gigi asli.

Pada tahap ini dapat dilakukan degan 3 cara yakni

1. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk

menampatkan bubuk yang basah secara padat pada

rangka dibawahnya. Air yang berlebih diserap degan

tissue bersih dan kondensasi akan terjadi kea rah yang

diserap.

2. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk

mengaplikasikan dan menghaluskan porselen yang

masih basah. Aksi pengahalusan akan membawa air

naik ke permukaan sehingga bisa dibuang.

3. Metode ketiga menggunakan penambhan bubuk

porselen kering yang diletakkan degnan bantuan sikat

disisi yang berlawanan dari adonan porselen yang

basah. Sewaktu air tertarik ke bubuk yang kering,

partikel yang basah akan terdorong dan saling melekat

Apapun metode yang digunakan yang penting adala

bahwa tegangan permukaan dari air merupakan gaya

penggerak pada kondensasi dan bahwa porselen tidak

boleh dibiarkan mongering sampai kondensasi selesai

dilakukan

23

Page 24: porselen (2)

2. Firing ( Pembakaran )

Pada fase ini tahap yang paling penting adalah perubahan

yang terlihat pada kandungan leucite dari porselen yang

didesain untuk membuat restorasi logam – keramik. Leucite

ini merupakan fase Kristal yang mempunyai pemuaian yang

tinggi atau kontraksi tinggi , dimana fraksi volume pada

matriks kacanya dapat sangat mempengaruhi koefisien

kontraksi termal dari porselen. Perubahan pada kandungan

leucite dapat menyebabkan terbentuknya koefisien

kontraksi termal yang tidak sama antara porselen dengan

loam sehingga menimbulkan tekanan selama pendinginan

yang cukup untuk terjadinya pembentukan retak pada

porselen.

Pada tahap firing ada 3 tahapan yakni :

a. Pemanasan rendah atau low bisque stage

Tujuannya adalah untuk menghilangkan air pada

bahan shrinkage. Penyatuan partikel keramik hanya

pada titik kontaknya, sehigga hasil yang didapat

masih cukup porus.

b. Pemanasan berlanjut atau medium bisque stage

Pada tahap ini shrinkage masih terjadi, kohesi

lebih besar antar partikel ( partikel menyatu ). Air

lebih banyak dihilagkan dari bahan agar pengkerutan

lebih kecil. Porusitas berkurang dan terjadi

pengkerutan.

c. Pemanasan tinggi atau High bisque

Pada tahap ini shrinkage berlanjut sebanyak 30 –

40 % sampai benar – benar tidak terjaid shrinkage

sama sekali.

24

Page 25: porselen (2)

3. Tahap Glazing

Glazing adalah pelapis gelas yang tidak berwarna.

Tujuan pemberian glazz ini ialah untuk kompensasi atau

mengimbangi pengkerutan selama proses pembakaran dan

menutupi porus pada bahan porselen.

3.7 PERUBAHAN WARNA PADA RESTORASI KERAMIK

Perubahan warna yang terjadi bisa disebabkan karena

semen seperti contoh bahan semen opaq seperti semen seng

fosfat, dapat mengubah warna mahkota yang translusen dan

menyerap cahaya. Jadi silikofosfat yang lebih translusen dan

akhir – akhir ini semen ionomer kaca lebih banyak digunakan.

Banyak semen yang dirancng khusus untuk penyemenan

mahkota keramik penuh secara khusus diberi warna untuk

membantu mendapatkan kemiripan warna yang paling tepat

dengan gigi – gigi tetangganya.

Selain itu, diskolorisasi pada restorasi keramik ini juga

dapat terjadi pada penderita yang memakai fluor topical secara

rutin karena fluor topical ini dapat mengetsa kaca kemungkinan

melalui pelepasan ion natrium yang selektif, sehingga

mengganggu anyaman kaca.hal ini dapat mengarah kepada

kerusakan atau degradasi yang hebat pada permukaan porselen,

sehigga pada saatpasien mengkonsumsi makanan atau minuman

yang berwaran maka makanan atupun minuman tersebut akan

masuk kedalam celah – celah. Dan akhirnya terjadilah

diskolorisasi. Selain itu dengan adanya degrade tersebut

menyebabkan terjadinya kekasaran yang dapat menjadi tempat

bagi akumulasi plak.

25

Page 26: porselen (2)

26

Page 27: porselen (2)

BAB IV

KESIMPULAN

27

Page 28: porselen (2)

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K.J. 2003. Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10.

Jakarta: EGC.

Craig, R.G. 1997. Restorative Dental Materials Ed.10. St.Louis Mosby.

Craig, R.G.,dkk. 2006. Craig's Restorative Dental Materials Ed.12. Mosby

Elsevier.

28