plate heat exchanger phe gasket

5
Plate Heat Exchanger PHE Gasket Fungsi dan cara kerja: Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau pendingin dari sua produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem lain, tetapi dari pengalaman dilapanga disimpulkan bahwa PHE memiliki kinera !ang baik dan sulit untuk ditandingi sistem salah satu contoh n!ata, pada industri permen sistem PHE digunakan sebagai pemanas (hard cand!) !ang akan dicetak, dengan digunakann!a sistem PHE, maka permen !ang dihasilkan aul lebih bening dibandingkan dengan menggunakan sistem pemanas !ang la "esuai dengan bidang usaha kami (rubber products), pembahasan singkat ini berfokus Gasket ("eal PHE). #ari semua komponen !ang ada pada sistem PHE, PHE Gasket merupak komponen !ang paling sering diganti, karena setiap pembongkaran PHE sebagian besar Gasket sudah tidak dapat digunakan lagi krn mengalami deformasi bentuk (gepeng). PHE !ang ban!ak diumpai di industri dapat dikelompokan menadi menadi dua enis$ Glue %!pe. %ipe glue ini memerlukan lem untuk memasang Gasket pada plat PHE. !ang digunakan hendakn!a ialah lem !ang mempun!ai ketahanan terhadap panas !a baik.

Upload: rizki-ananda

Post on 06-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fdfgf

TRANSCRIPT

Plate Heat Exchanger PHE Gasket

Fungsi dan cara kerja:Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau pendingin dari suatu sistem produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem lain, tetapi dari pengalaman dilapangan dapat disimpulkan bahwa PHE memiliki kinerja yang baik dan sulit untuk ditandingi sistem yang lain, salah satu contoh nyata, pada industri permen sistem PHE digunakan sebagai pemanas permen (hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya sistem PHE, maka permen yang dihasilkan jaul lebih bening dibandingkan dengan menggunakan sistem pemanas yang lainnya.Sesuai dengan bidang usaha kami (rubber products), pembahasan singkat ini berfokus pada PHE Gasket (Seal PHE). Dari semua komponen yang ada pada sistem PHE, PHE Gasket merupakan komponen yang paling sering diganti, karena setiap pembongkaran PHE sebagian besar PHE Gasket sudah tidak dapat digunakan lagi krn mengalami deformasi bentuk (gepeng).

PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokan menjadi menjadi dua jenis: Glue Type. Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang Gasket pada plat PHE. lem yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas yang baik.

Clip Type. Disisi luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.

Yang perlu diperhatikan:PHE mempunyai banyak aplikasi, dan pada setiap aplikasinya mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, misalnya pada industri permen, PHE Gasket haruslah aman terhadap makanan, tahan terhadap panas tinggi (130C), tahan terhadap soda api (costic soda). Kami menyediakan PHE Gasket dengan berbagai jenis karet yang sesuai dengan pengaplikasiannya.

Transfer panas merupakan hal yang keberadaannya sangat vital di industri proses. Ini artinya Heat Exchanger menjadi salah satu peralatan yang sangat penting. Ada berbagai macam tipe Heat Exchanger, yang paling umum digunakan di industri adalah Heat Exchanger tipe Shell and Tube. Di samping itu terdapat tipe lain yaitu Plate and Frame, Plate-fin, Cross Flow, dan Spiral Heat Exchanger. Pemakaian dari masing-masing tipe dari Heat Exchanger tersebut tergantung dari kondisi operasi, biaya dan lain-lain.Plate and Frame Heat Exchanger adalah suatu tipe Heat Exchanger yang menggunakan pelat sebagai tempat perpindahan panas di antara dua fluida. Suatu gasket dari suatu Plate and Frame Heat Exchanger berfungsi untuk menghindari bercampurnya fluida panas dan fluida dingin. Gasket diapit di antara pelat dan menyegel pelat di sekeliling tepi pelat tersebut. Pelat dari Heat Exchanger ini normalnya memiliki ketebalan berkisar antara 0,5 hingga 3 mm dan jarak antara tiap pelat antara 1,5 hingga 5 mm. Luas permukaan pelat tersebut berkisar antara 0,03 hingga 1,5 m2, dengan rasio lebar/panjang antara 2 sampai 3. Luas permukaan Plate and Frame Heat Exchanger bervariasi dari yang paling kecil sebesar 0,03 m2 sampai dengan yang paling besar yaitu 1500 m2. Laju alir maksimum fluida yang diizinkan terbatas hingga 2500 m3/jam.Kelebihan dan kekurangan dari Plate and Frame Heat Exchanger jika dibandingkan dengan Heat Exchanger Shell and Tube konvensional adalah sebagai berikut :Kelebihan:1. Pelat lebih banyak diminati ketika harga material tinggi2. Plate and Frame Heat Exchanger mudah dirawat3. Pendekatan temperatur terendah yang masih bisa digunakan hingga 1oC dibandingkan dengan Heat Exchanger Shell and Tube yang sebesar 5 10 oC.4. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah5. Plate and Frame Heat Exchanger lebih tepat digunakan untuk material yang memiliki viskositas yang tinggi6. Temperature correction factor, Ft, akan lebih tinggi karena alirannya lebih mendekati aliran Counter Current yang sesungguhnya.7. Fouling cenderung lebih kecil kemungkinan terjadi.Kerugian :1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa dari material gasket yang sesuai.

pengukuran temperatur stream dengan "pistol laser" pada Plate and Frame HE di fermentation unit, PT Indo Acidatama Tbk, untuk keperluan tugas khusus nih,,,Plate and Frame Heat Exchanger digunakan secara luas di industri makanan dan minuman, karena pada industri tersebut sering melakukan inspeksi dan pembersihan. Penggunaan dari Plate and Frame Heat Exchanger ini tergantung dari biaya relatif dibandingkan dengan Heat Exchanger shell and tube konvensional.Berikut ini adalah prosedur pada perancangan awal suatu Heat Exchanger Tipe Plate and Frame, sebagai berikut :1. Hitung Beban Panas, laju panas yang dibutuhkan.2. Jika spesifikasinya belum lengkap, tentukan temperatur fluida yang belum diketahui atau laju alir fluida dengan menggunakan neraca panas3. Hitung Temperatur Rata-rata Logaritmik TLMTD4. Tentukan Faktor Koreksi TLMTD (log mean temperature correction factor), Ft5. Hitung TLMTD terkoreksi, TM6. Perkirakan Overall Heat Transfer Coefficient.7. Hitung luas permukaan yang dibutuhkan8. Tentukan jumlah pelat yang dibutuhkan = Luas permukaan total/luas permukaan satu pelat.9. Hitung Film Heat Transfer Coefficients untuk masing-masing aliran.10. Hitung overall coefficient, perhitungkan fouling factor11. Bandingkan hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan yang diasumsikan sebelumnya. Jika sudah cukup, katakanlah errornya antara 0 10 % maka selesai, namun jika belum cukup, kembali ke langkah 8 dan tambah atau kurangi jumlah pelat.12. Cek pressure drop untuk masing-masing aliran.