plasmodium knowlesi

3
Malaria Plasmodium Knowlesi oleh kelompok 6 - 10 Plasmodium knowlesi adalah parasit penyebab malaria pada kera yang telah dikenal sejak tahun 1932. Akhir-akhir ini infeksi alamiah pada manusia telah dilaporkan di beberapa negara di Asia Tenggara. Pada manusia sebagian besar kasus terdiagnosis sebagai Plasmodium malariae karena secara mikroskopis tampak serupa. Gejala paling khas adalah demam setiap 24 jam (quotidian fever). Plasmodium knowlesi dapat menyebabkan penyakit berat yang berakhir dengan kematian. Panduan pengobatan malaria WHO yang mutakhir belum membahas pengobatan Plasmodium knowlesi, kombinasi klorokuin dan primakuin seperti yang digunakan untuk Plasmodium malariae telah memberi respons pengobatan yang baik. Plasmodium knowlesi pertama kali terdokumentasi pada tahun 1927 oleh Giuseppe Franchiti saat mengamati darah Macaca fascicularis dan disadari penampakan yang berbeda dari Plasmodium cynomogli dan Plasmodiuminui. Pada tahun 1932, dr. Knowles dan dr. Das Gupta mengamati sebuah spesies malaria pada kera makakus rhesus (Macaca mulata), menggambarkannya dengan detail untuk pertama kali dan menunjukkan bahwa spesies ini dapat ditularkan ke manusia melalui darah, tetapi tidak memberinya nama. Kemudian Sinton dan Mulligan memberinya nama sesuai penemunya yaitu Plasmodium knowlesi. Secara patofisiologi, Plasmodium knowlesiadalah parasit malaria yang bereplikasi dengan siklus hidup 24 jam. Karena siklus hidupnya yang singkat, jumlah parasit dalam tubuh dapat cepat meningkat, sehingga 1 Keraja an: Protista Filum: Apicomplex a Kelas: Aconoidasi da Ordo: Haemospori da Famili : Plasmodiid ae Genus: Plasmodium Spesie s: P. knowlesi

Upload: francesc-richard-wenger

Post on 15-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Plasmodium Knowlesi

TRANSCRIPT

Page 1: Plasmodium Knowlesi

Malaria Plasmodium Knowlesioleh kelompok 6 - 10

Plasmodium knowlesi adalah parasit penyebab malaria pada kera yang telah dikenal sejak tahun 1932. Akhir-akhir ini infeksi alamiah pada manusia telah dilaporkan di beberapa negara di Asia Tenggara. Pada manusia sebagian besar kasus terdiagnosis sebagai Plasmodium malariae karena secara mikroskopis tampak serupa. Gejala paling khas adalah demam setiap 24 jam (quotidian fever). Plasmodium knowlesi dapat menyebabkan

penyakit berat yang berakhir dengan kematian. Panduan pengobatan malaria WHO yang mutakhir belum membahas pengobatan Plasmodium knowlesi, kombinasi klorokuin dan primakuin seperti yang digunakan untuk Plasmodium malariae telah memberi respons pengobatan yang baik.

Plasmodium knowlesi pertama kali terdokumentasi pada tahun 1927 oleh Giuseppe Franchiti saat mengamati darah Macaca fascicularis dan disadari penampakan yang berbeda dari Plasmodium cynomogli dan Plasmodiuminui. Pada tahun 1932, dr. Knowles dan dr. Das Gupta mengamati sebuah spesies malaria pada kera makakus rhesus (Macaca mulata), menggambarkannya dengan detail untuk pertama kali dan menunjukkan bahwa spesies ini dapat ditularkan ke manusia melalui darah, tetapi tidak memberinya nama. Kemudian Sinton dan Mulligan memberinya nama sesuai penemunya yaitu Plasmodium knowlesi.Secara patofisiologi, Plasmodium knowlesiadalah parasit malaria yang bereplikasi dengan siklus hidup 24 jam. Karena siklus hidupnya yang singkat, jumlah parasit dalam tubuh dapat cepat meningkat, sehingga infeksi Plasmodium knowlesi berpotensi menjadi penyakit yang berat.

Vektor utama Plasmodium knowlesi adalah nyamuk Anopheles. Penularan dapat terjadi dari kera ke kera, kera ke manusia, manusia ke manusia atau manusia ke kera. Manusia dapat terinfeksi Plasmodium knowlesiyang ditularkan dari kera atau dari manusia lain melalui perantara gigitan nyamuk Anopheles cracens dan Anopheles maculatus. Di dalam tubuh nyamuk, Plasmodium knowlesi mengalami siklus hidup gametosit →(mikrogamet atau makrogamet) →zigot →ookinet →ookista→sporozoit. Saat nyamuk Anopheles menghisap darah manusia penularan terjadi melalui saliva. Di dalam hati manusia akan terjadi siklus sporozoit →skizon →merozoit.

Plasmodium knowlesi tidak memiliki bentuk hypnozoitedi hati. Setelah menjadi merozoite, parasit akan menginfestasi eritrosit melalui siklus merozoit

1

Kerajaan: Protista

Filum: Apicomplexa

Kelas: Aconoidasida

Ordo: Haemosporida

Famili: Plasmodiidae

Genus: Plasmodium

Spesies: P. knowlesi

Page 2: Plasmodium Knowlesi

→trophozoite→skizon→merozoit. Sebagian schizontdari eritrosit akan berkembang menjadi gametosit dan dapat ditularkan kembali oleh nyamuk Anopheles.Masa inkubasi infeksi Plasmodium knowlesi sekitar 11 hari.

Gejala paling khas malaria akibat infeksi Plasmodium knowlesi adalah demam yang berlangsung setiap 24 jam atau setiap hari, disebut juga quotidian fever.Selain itu gejala malaria yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi meliputi nyeri kepala, demam, menggigil dan keringat dingin.

Cara diagnosis malaria Plasmodium knowlesisebenarnya sama dengan cara diagnosis malaria akibat spesies lainnya yaitu dengan gejala dan tanda klinis disertai pemeriksaan apusan darah tebal. Akan tetapi karena morfologinya yang serupa dengan Plasmodium malariae, untuk infeksi Plasmodium knowlesi dibutuhkan deteksi molekular seperti PCR.

Dapat disimpulkan bahwa malaria Plasmodium knowlesidapat terjadi secara alamiah pada manusia dalam jumlah yang cukup bermakna. Sebagian besar kasus infeksi Plasmodium knowlesi pada manusia terdiagnosis sebagai Plasmodium malariaekarena struktur mikroskopis yang serupa. Gejala berupa demam setiap 24 jam (quotidian fever) dan gejala lain yang tidak khas. Saat ini belum tersedia panduan pengobatan infeksi Plasmodium knowlesidari WHO. Beberapa penelitian menggunakan cara pengobatan Plasmodium malariaeyaitu kombinasi klorokuindan primakuindengan respons yang baik. Infeksi Plasmodium knowlesi dapat menyebabkan malaria berat yang berakibat kematian.Berbeda dengan Plasmodium falciparumyang parasitnya bereplikasi selang sehari, Plasmodium knowlesimengalami replikasi setiap hari menyebabkan hiperparasitemia berat dan cepat menyebabkan kematian.

Sumber: http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_204Malaria%20Plasmodium%20Knowlesi.pdf

2