plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · d. penyerbukan tumbuhan sisik naga ..... 42 e....

121
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENETAPAN KARAKTER EKSTRAK TUMBUHAN SISIK NAGA (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price) POHON INANG TEH (Camellia sinensis (L.) O.K) DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Dionisius Laffyanto NIM : 128114100 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: nguyenlien

Post on 10-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENETAPAN KARAKTER

EKSTRAK TUMBUHAN SISIK NAGA (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G

Price) POHON INANG TEH (Camellia sinensis (L.) O.K) DENGAN

METODE 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Dionisius Laffyanto

NIM : 128114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

i

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENETAPAN KARAKTER

EKSTRAK TUMBUHAN SISIK NAGA (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G

Price) POHON INANG TEH (Camellia sinensis (L.) O.K) DENGAN

METODE 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Dionisius Laffyanto

NIM : 128114100

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Nothing can stop God’s plan for your life

-Isaiah 14 : 27-

I can do all things through Christ who strengthens me

-Philippians 4 : 13-

God always gives his best to those who leave the

choice with him

-Jim Elliot-

Be strong. Be brave. Be fearless. You’re not alone.

-Joshua 1 : 9-

Dengan mengucap syukur,

Kupersembahkan karya kecil ini untuk :

Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan perlindungan, kekuatan dan

pertolongan saat aku terjatuh

Papa, Mama, Mas Ogyk dan Mbak Tisa yang selalu memberikan doa dan dukungan

dalam

setiap langkahku dan kehidupanku

Orang tersayang dan sahabat-sahabatku yang selalu setia menemaniku dan

memberiku semangat

Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

vii

PRAKATA

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan

penyertaanNya yang selalu menyertai penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Aktivitas Antioksidan Dan Penetapan

Karakter Ekstrak Tumbuhan Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G

Price) Pohon Inang Teh (Camellia sinensis (L.) O.K) dengan Metode 2,2-

Diphenyl-1-Picrylhidrazil (DPPH)”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah

satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi (S.Farm) program studi Farmasi di

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian menyadari bahwa selama penelitian dan penyusunan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulsi sangat mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Aris Widayanti, M.Si., Ph.D., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma yang telah mengijinkan penulis menjalankan

pembelajaran selama masa studi.

2. Ibu Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bantuan dan bimbingan selama rancangan, pengusulan skripsi,

pelaksanaan penelitian, dan penulisan skripsi.

3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang menguji serta

memberi arahan, kritik, dan saran yang bersifat membangun bagi penulis.

4. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku dosen penguji yang

menguji serta memberi arahan, kritik, dan saran yang bersifat membangun

bagi penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

viii

5. Segenap dosen Fakultas Farmasi yang tidak bisa disebutkan satu per satu

selaku dosen pembimbing akademik yang telah mendidik, mengarahkan, dan

memberi nasihat-nasihat positif.

6. Bapak Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Mas

Bimo slaku laboran Laboratorium Kimia Analisis Instrumental, dan segenap

laboran Laboratorium Fakultas Farmasi atas segala bantuan untuk penulis

selama pelaksanaan penelitian

7. Keluarga (Papa, Mama, Mas Ogyk, dan Mbak Tisa) yang selalu memberikan

dukungan kepada penulis, baik secara moral maupun materil.

8. Eugenius Yogia dan Gama Nindya, sahabat dan teman seperjuangan dalam

penyelesaian skripsi atas segala dukungan, masukan, kritik, saran, keluh

kesah, canda, tawa kepada penulis selama proses dari awal hingga akhirnya

lulus bersama.

9. Dewita Cici Ernia, teman, sahabat, pacar yang tidak pernah berhenti untuk

selalu mengingatkan dan memberi dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Natasha Queen Ferdinand, teman, sahabat, yang telah menemani penulis

ketika mengambil sampel dan membantu baik dalam hal moral dan selalu

memberikan dukungannya agar penulis segera menyelesaikan skripsi.

11. Seluruh teman-teman Farmasi angkatan 2012 dan teman-teman Mas Boy

2012 yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah berdinamika

bersama selama hampir 4 tahun ini, semua canda, tawa, sedih yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

ix

dilalui bersama dari awal Titrasi hingga sekarang ini, tidak lupa juga atas

dukungan doanya selalu kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan pada

penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi semua pihak.

Akhir kata, penulsi berharap agar skripsi ini dapt berguna bagi pembaca dan

pengemban ilmu pengetahuan khususnya di bidang farmasi.

Yogyakarta, 15 Januari 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ........................................... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vi

PRAKATA .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi

INTISARI ................................................................................................... xviii

ABSTRACT ................................................................................................. xix

BAB I PENGANTAR ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Permasalahan ...................................................................................... 4

C. Keaslian Penelitian .............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ......................................................... 7

A. Sisik Naga ........................................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xi

1. Klasifikasi Tumbuhan .................................................................. 7

2. Morfologi Tumbuhan ................................................................... 7

3. Kandungan Kimia ........................................................................ 8

B. Kandungan Kimia Metabolit Sekunder ............................................... 9

C. Radikal Bebas ..................................................................................... 11

D. Antioksidan ......................................................................................... 13

E. Metode Uji Aktivitas Antioksidan ...................................................... 16

F. Tahap Pembuatan Simplisia ................................................................ 18

G. Ekstraksi .............................................................................................. 20

H. Kromatografi ....................................................................................... 22

I. Spektrofotometri ................................................................................. 24

J. Landasan Teori .................................................................................... 27

K. Hipotesis ............................................................................................. 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 29

B. Variabel ............................................................................................... 29

C. Definisi Operasional ........................................................................... 30

D. Bahan dan Alat Penelitian ................................................................... 31

1. Bahan Penelitian ........................................................................... 31

2. Alat Penelitian ............................................................................... 31

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 32

1. Determinasi Tumbuhan ................................................................. 32

2. Pengumpulan Tumbuhan Sisik Naga ............................................ 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xii

3. Pembuatan Simplisia Tumbuhan Sisik Naga ................................ 32

4. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ................................................... 33

5. Karakterisasi Ekstrak .................................................................... 33

a. Pemeriksaan Mikroskopik ...................................................... 33

b. Penetapan Kadar Abu Total .................................................... 34

c. Penetapan Kadar Abut Tidak Larut Asam .............................. 34

d. Penetapan Kadar Sari Larut Air .............................................. 34

e. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol ......................................... 35

f. Uji Kandungan Kimia Ekstrak ................................................ 35

6. Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................ 36

a. Uji Pendahuluan (Optimasi Panjang Gelombang DPPH) ....... 36

b. Uji Pendahuluan (Penentuan Reaction Time) ......................... 36

c. Pembuatan Larutan ................................................................. 37

1) Pembuatan Larutan DPPH .................................................. 37

2) Pembuatan Larutan Uji Ekstrak .......................................... 37

3) Pembuatan Larutan Blanko ................................................ 38

4) Pembuatan Larutan Standar Rutin ...................................... 38

d. Pengujian Aktivitas Antioksidan ............................................ 39

e. Perhitungan Nilai IC50 ............................................................. 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 40

A. Determinasi Tumbuhan Sisik Naga .................................................... 40

B. Pengumpulan Tumbuhan Sisik Naga .................................................. 40

C. Pengeringan Tumbuhan Sisik Naga .................................................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xiii

D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ................................................... 42

E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ......................................................... 43

F. Pemeriksaan Mikroskopik .................................................................. 44

G. Karakterisasi Tumbuhan Sisik Naga ................................................... 46

H. Kandungan Kimia Ekstrak .................................................................. 47

1. Pengujian Senyawa Minyak Atsiri ................................................ 49

2. Pengujian Senyawa Flavonoid ...................................................... 52

3. Pengujian Senyawa Tanin ............................................................. 54

4. Pengujian Senyawa Steroid ........................................................... 56

F. Uji Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Sisik Naga ............................... 57

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ................................. 57

2. Penentuan Reaction Time / Operating Time (OT) ........................ 58

3. Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 63

A. Kesimpulan ......................................................................................... 63

B. Saran ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64

LAMPIRAN ............................................................................................... 69

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Macam ROS dan Antioksidan yang Menetralisir ................... 14

Tabel II. Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Nomor Mesh ........................ 42

Tabel III. % Kadar Uji Karakteristik Simplisia, Ekstrak Diklorometan,

Etil Asetat, dan Metanol ........................................................... 47

Tabel IV. Nilai Rf Sampel dan Standar Eugenol ..................................... 49

Tabel V. Nilai Rf Sampel dan Standar Rutin ......................................... 51

Tabel VI. Nilai Rf Sampel dan Standar Asam Tanat .............................. 52

Tabel VII. Nilai Rf Sampel dan Standar β-sitosterol ................................ 54

Tabel VIII. Nilai IC50 Rutin dan Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat,

Metanol Tumbuhan Sisik Naga Pohon Inang Teh .................. 59

Tabel IX. Penggolongan Kekuatan Aktivitas Antioksidan Rutin Dan

Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat, dan Metanol Tumbuhan

Sisik Naga dengan Metode DPPH .......................................... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Penangkapan radikal bebas metode DPPH ........................... 17

Gambar 2. Hasil uji mikroskopik dengan pembanding MMI Jilid V ...... 45

Gambar 3. Hasil elusi KLT standar eugenol dan sampel ....................... 50

Gambar 4. Hasil elusi KLT standar rutin dan sampel ............................ 51

Gambar 5 hasil elusi KLT standar asam tanat dan sampel .................... 53

Gambar 6. Hasil elusi KLT standar β-sitosterol dan sampel .................. 55

Gambar 7. Grafik kurva Operating Time DPPH dan rutin ..................... 57

Gambar 8. Mekanisme reaksi radikal DPPH dengan senyawa

antioksidan ............................................................................. 58

Gambar 9. Mekanisme reaksi rutin dengan DPPH ................................. 58

Gambar 10. Histogram perbandingan IC50 rutin dengan ekstrak

diklorometan, etil astat, metanol tumbuhan sisik

naga pohon inang Teh ........................................................... 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Gambar Tumbuhan Sisik Naga .......................................... 70

Lampiran 2. Surat Determinasi Tumbuhan Sisik Naga .......................... 71

Lampiran 3. Penimbangan Serbuk Simplisia Tumbuhan Sisik Pohon

Inang Teh ............................................................................ 72

Lampiran 4. Volume Maserasi Menggunakan Pelarut Diklorometan,

Etil Asetat, dan Metanol .................................................... 72

Lampiran 5. Bobot Tetap dan % Rendemen Ekstrak Diklorometan,

Etil Asetat, dan Metanol Tumbuhan Sisik Naga Pohon

Inang Teh ............................................................................ 73

Lampiran 6. Penimbangan dan % Rendemen Karakterisasi Simplisia

Dan Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat, dan Metanol

Tumbuhan Sisik Naga Pohon Inang Teh ............................ 74

Lampiran 7. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi DPPH untuk

Panjang Gelombang Maksimum ........................................ 79

Lampiran 8. Hasil Panjang Gelombang Maksimum Metode DPPH ...... 80

Lampiran 9. Penimbangan Dan Perhitungan Konsentrasi Rutin untuk

Penentuan Operating Time ................................................. 80

Lampiran 10. Hasil Operating Time metode DPPH ................................. 81

Lampiran 11. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi DPPH dan

Rutin Sebagai Kurva Pembanding ...................................... 83

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Perhitungan Aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xvii

Antioksidan Rutin ............................................................... 86

Lampiran 13. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi DPPH dan

Sampel Larutan Uji Untuk Kurva Sampel Uji ................... 88

Lampiran 14. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Perhitungan Aktivitas

Antioksidan Sampel Uji ..................................................... 94

Lampiran 15. Hasil Statistika Uji Normalitas dan uji t tidak

Berpasangan Nilai IC50 Rutin dan Sampel Uji ................... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xviii

INTISARI

Pemakaian bahan alam semakin luas karena memiliki aktivitas

antioksidan. Antioksidan menghambat suatu radikal bebas dengan cara bereaksi

dengan radikal bebas reaktif menjadi radikal bebas relatif stabil. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui karakter dan aktivitas antioksidan tumbuhan sisik

naga (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G Price) pohon inang Teh (Camellia sinensis

(L.) O.K). Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki aktivitas

antioksidan.

Pengujian dilakukan dengan karakterisasi simplisia dan ekstrak

diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga mengikuti parameter

standar umum yang terdapat pada Materia Medika Indonesia Jilid V. Pengujian

aktivitas antioksidan dilakukan secara kualitatif menggunakan KLT dan secara

kuantitatif menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil (DPPH) yang

dinyatakan dengan nilai Inhibition Concentration 50 (IC50). Keberadaan senyawa

beraktivitas antioksidan akan mengubah warna larutan dari ungu menjadi kuning.

Kontrol positif yang digunakan adalah rutin.

Hasil uji karakterisasi menunjukkan bahwa tumbuhan simplisia dan

ekstrak metanol tumbuhan sisik naga pohon inang Teh telah memenuhi standar

umum pada MMI. Hasil kuantitatif aktivitas antioksidan menunjukkan terdapat

aktivitas antioksidan lemah dengan nilai IC50 (2.003,666 ± 31,021) µg/mL pada

ekstrak diklorometan, (582,166 ± 6,627) µg/mL pada ekstrak etil asetat, dan

(160,800 ± 3,843) µg/mL pada ekstrak metanol.

Kata kunci: Antioksidan, Tumbuhan Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L.)

M.G Price) pohon inang tanaman Teh, Karakterisasi, KLT, DPPH, IC50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

xix

ABSTRACT

The used of natural materials more extensive because it has antioxidant

activity. Antioxidant inhibit a free radical with the reaction of reactive free radical

into a relatevely stable free radical. The study was conducted to determine the

character and antioxidant activity of sisik naga plant (Pyrrosia piloselloides (L)

M.G Price of host tree tea. It is one of the plant that have antioxidant activity.

The testing conducted with the characterization of simplicia and

dichloromethane extract, ethyl acetate extract, and methanol extract of sisik naga

plant of host tree tea following by a common parameters standard of Materia

Media Indonesia 5th Volume. The antioxidant activity testing was conducted

qualitatively by TLC and quantitatively with 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil

(DPPH) method which expressed as the value Inhibition Concentration 50 (IC50).

The existence of active antioxidant compounds would change DPPH color from

purple to yellow. Rutin was a control positive at this study.

The result showed that the characterization of simplicia and methanol

extract of sisik naga plant of host tree tea to qualified by a common parameters

standard of Materia Media Indonesia 5th Volume. The IC50 were (003.666 ±

31.021) µg/mL of dichloromethane extract, (582.166 ± 6.627) µg/mL of ethyl

acetate extract, and (160.800 ± 3.8431) µg/mL of methanol extract. The

quantitatively result of antioxidant activity was weak.

Keyword: Antioxidant, Sisik Naga plant (Pyrrosia piloselloides (L) M.G Price

of host tree tea, Characterization, TLC, DPPH, IC50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pemakaian bahan alam saat ini semakin meluas seiring dengan besarnya

pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit

degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, serta gejala penuaan dini. Masalah-

masalah ini berkaitan dengan kemampuan antioksidan untuk bekerja sebagai

inhibitor reaksi oksidasi oleh radikal bebas reaktif yang menjadi salah satu

pencetus penyakit-penyakit di atas (Tahir, Wijaya, Widianingsih, 2003).

Tanpa disadari, dalam tubuh manusia terbentuk radikal bebas secara terus

menerus, baik melalui proses metabolisme sel normal maupun akibat respon

terhadap pengaruh dari luar tubuh, seperti paparan polusi lingkungan, ultraviolet,

dan asap rokok. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron

tidak berpasangan (unpaired electron). Adanya elektron yang tidak berpasangan

menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara

menyerang dan mengikat elektron molekul sekitarnya misalnya protein, asam

lemak tak jenuh, dan lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari

molekul-molekul target tersebut, yang paling rentan terhadap serangan radikal

bebas adalah asam lemak tak jenuh. Radikal bebas terbentuk melalui suatu reaksi

oksidasi, dimana radikal bebas yang terbentuk memiliki tingkat kereaktifan yang

tinggi sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan oksidatif yang

ditimbulkan karena terpapar radikal bebas dapat menyebabkan penuaan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

2

beragam penyakit seperti arterosklerosis, diabetes, sirosis, dan kanker

(Aruldoss and Thangavel, 2011).

Kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dapat dihambat oleh

antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan,

dimana senyawa tersebut mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi.

Antioksidan menghambat suatu radikal bebas dengan cara bereaksi dengan radikal

bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif dan relatif stabil (Fessenden

dan Fessenden, 1982). Tubuh secara alami memiliki antioksidan untuk membatasi

kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Salah satu contoh antioksidan

alami yang terdapat pada tubuh adalah enzim SOD (superoxyde dismutase).

Secara alamiah tubuh memiliki antioksidan di dalamnya, namun jumlahnya cukup

terbatas, oleh karena itu dibutuhkan asupan antioksidan tambahan dari luar tubuh.

Sumber antioksidan dapat berasal dari alam maupun sintetik. Antioksidan

sintetik menunjukkan adanya potensi sebagai agen penyebab kanker

(karsinogenik). Beberapa antioksidan sintetik menunjukkan dampak yang

merugikan pada kesehatan, meskipun tidak beracun pada tingkat yang biasa

digunakan, tetapi antioksidan sintetik terlibat dalam menimbulkan beberapa

penyakit, misalnya kanker. Oleh karena itu antioksidan yang berasal dari alam

lebih aman untuk dikonsumsi.

Tumbuhan paku-pakuan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

ekosistem hutan dan manusia. Ekosistem hutan, tumbuhan paku-pakuan berperan

dalam pembentukan humus dan melindungi tanah dari erosi, sedangkan dalam

kehidupan manusia, tumbuhan paku-pakuan berpotensi sebagai sayur-sayuran,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

3

kerajinan tangan, tanaman hias maupun sebagai obat-obatan tradisional

(Purnawati, Turnip, dan Lovadi, 2014).

Tumbuhan sisik naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G Price merupakan

salah satu contoh dari tumbuhan paku-pakuan dengan familia Polypodiaceae

berupa tumbuhan herba yang hidup epifit pada pohon inang. Tumbuhan sisik naga

dapat hidup epifit pada tanaman teh, kopi, jambu, palem dan lain-lain. Tanaman

teh bersifat antioksidan dengan kandungan kimia utama senyawa fenol seperti

katekin dan epigallokatekin gallat (EGCG). Pada penelitian sebelumnya diperoleh

hasil ekstrak diklorometan tumbuhan sisik naga berefek antioksidan dengan nilai

IC50 12,82 ug/mL (Wulandari, Elya, Hanani, and Pawitan, 2013). Terdapat

perbedaan aktivitas antioksidan ekstrak tumbuhan benalu dengan inang tanaman

kepel, kedondong, srikaya dan teh. Perbedaan pohon inang menyebabkan

perbedaan kandungan kimia dalam tanaman sehingga menyebabkan efek

antioksidannya juga berbeda.

Tumbuhan sisik naga mengandung senyawa flavonoid, tanin, steroid atau

triterpenoid, minyak atsiri dan glikosida yang diduga berpotensi sebagai

antikanker. Kanker merupakan penyakit mematikan yang sulit diobati dan

penyebab utama kematian seluruh dunia (Sahid, Pandiangan, Siahaan, dan

Rumondor, 2013). Pemilihan pelarut yang sesuai merupakan faktor penting dalam

proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat menyari

sebagian besar metabolit sekunder dalam simplisia (Astarina, Astuti, dan

Warditiani, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

4

Penentuan karakter dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik

simplisia, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut asam,

penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, dan uji kandungan

kimia ekstrak menggunakan KLT.

Salah satu uji untuk menentukan aktivitas antioksidan adalah metode

DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl). Pada metode ini penangkap radikal bebas

menyebabkan elektron menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan

penghilangan warna. Nilai aktivitas antioksidan diketahui melalui nilai IC50 yang

merupakan konsentrasi yang menyebabkan penurunan 50% dari konsentrasi

DPPH awal (Sunarni, 2005). Digunakan metode DPPH pada penelitian ini karena

metode ini sederhana, cepat, dilakukan dalam suhu ruangan dan mudah untuk

skrining aktivitas penangkap radikal beberapa senyawa, selain itu metode ini

terbukti akurat dan praktis (Prakash, Rigelhof, and Miller, 2001).

B. Permasalahan

1. Bagaimana karakter simplisia dan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh?

2. Bagaimana aktivitas antioksidan dengan metode DPPH pada ekstrak

diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai uji aktivitas

antioksidan menggunakan metode DPPH ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol tumbuhan sisik naga pohon inang tanaman teh belum ada. Penelitian lain

terkait dengan penilitan ini adalah penilitian yang dilakukan oleh Erna Tri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

5

Wulandari, Elya, Hanani, dan Pawitan, 2013 yang menguji aktivitas antioksidan

tumbuhan sisik naga menggunakan metode DPPH tetapi tidak meneliti karakter

dari simplisia dan ekstrak tumbuhan sisik naga.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai karakter dan aktivitas antioksidan pada ekstrak diklorometan, etil

asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh yang diukur dengan

metode DPPH.

2. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang efek antioksidan yang terdapat pada tumbuhan sisik naga pohon inang

tanaman teh sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pertahanan

tubuh manusia dari radikal bebas.

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum : mengetahui karakter simplisia dan ekstrak diklorometan, etil

asetat, metanol tumbuhan sisik naga pohon inang tanaman teh dan aktivitas

antioksidan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga

pohon inang tanaman teh menggunakan metode DPPH.

2. Tujuan khusus :

a. Mengetahui karakter simplisia dan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

6

b. Mengetahui nilai aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan nilai IC50

pada ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga

pohon inang teh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Sisik Naga

a. Klasifikasi Tumbuhan

Famili : Polypodiaceae

Genus : Drymoglossum

Spesies : Drymoglossum piloselloides (L.) C. Presl

Sinonim : Pyrrosia piloselloides (L.) M.G. Price

(United States Department of Agriculture, 2015).

Nama Daerah : Sumatra: picisan, sisik naga, sakat riburibu (Melayu).

Jawa: paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa)

(Anonim, 1989).

b. Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan sisik naga merupakan tumbuh-tumbuhan epifit kecil

dengan akar rimpang tipis, merayap jauh. Daun satu sama lain tumbuh

pada jarak yang pendek, tangkai pendek, tidak terbagi, pinggir utuh,

berdaging atau seperti kulit, permukaan buah tidak berbulu sama sekali

atau sedikit (Heyne, 1987).

Daun tumbuhan paku ini bulat dan kecil yang menyerupai sisik

naga. Daunnya ada 2, yaitu tropofil dan sporofil. Pada jenis yang tropofil,

daun berbentuk bulat dan kecil, sedangkan jenis sporofil daunnya lebih

panjang dibandingkan tropofil, sporofil juga memiliki sporangium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

8

Sporangium terdapat pada daun fertil (Purnawati, Turnip, dan Lovadi

2014).

Tumbuh-tumbuhan ini tersebar di seluruh Asia Tropik, di daerah

dengan musim kering yang banyak hujan, dari daerah datar hingga ± 1000

m di atas permukaan laut, tumbuh secara umum pada batang, dahan pohon

dan perdu yang daunnya tidak begitu lebat (Heyne, 1987). Tumbuhan paku

ini ditemukan di hutan kerangas, rawa dan gambut, menempel pada batang

pohon atau hidupnya epifit. Akarnya menjulur dan melekat kuat pada

inangnya (Purnawati, Turnip, dan Lovadi, 2014).

Tumbuhan sisik naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.G Price

merupakan salah satu familia Polypodiaceae berupa tanaman herba yang

hidup epifit pada pohon inang. Sisik naga dapat hidup epifit pada pohon

mangga, angsana, mahoni, flamboyan, ketapang, palma, nangka, kerai

payung, dan lain sebagainya (Sahid, Pandiangan, Siahaan, dan Rumondor,

2013).

c. Kandungan Kimia

Tumbuhan sisik naga mengandung senyawa flavonoid, tanin,

steroid atau triterpenoid, minyak atsiri dan glikosida falvonoid (Sahid,

Pandiangan, Siahaan, dan Rumondor, 2013). Metanol dapat melarutkan

flavonoid, glikosida flavonoid, tanin, steroid, senyawa fenolik, saponin,

dan alkaloid karena metanol merupakan pelarut universal yang memiliki

gugus polar (-OH) dan gugus non polar (CH3) sehingga dapat menarik

analit-analit yang bersifat polar maupun non polar. Minyak atsiri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

9

steroid dapat larut dalam senyawa non polar karena tersusun atas senyawa

triterpenoid. Triterpenoid tersusun dari rantai panjang hidrokarbon C30

yang menyebabkan sifatnya non polar sehingga dapat mudah terekstrak

dalam pelarut yang bersifat non polar. Senyawa triterpenoid juga dapat

terikat dengan gugus gula sehingga akan dapat tertarik oleh pelarut yang

bersifat semi polar bahkan pelarut polar (Astarina, Astuti, dan Warditiani,

2013). Digunakan 3 pelarut untuk ekstraksi yaitu diklorometan (non

polar), etil asetat (semi polar), dan metanol (polar) untuk menyari senyawa

metabolit sekunder. (Yuhernita dan Juniarti, 2011).

B. Kandungan Kimia Metabolit Sekunder

Metabolit diklasifikasikan menjadi 2, yaitu metabolit primer dan

metabolit sekunder. Metabolit primer dibentuk dalam jumlah terbatas dan

digunakan untuk pertumbuhan dan kehidupan organisme. Metabolit sekunder

adalah senyawa kimia yang dibentuk pada biosintesis metabolit sekunder yang

terjadi setelah berlangsungnya biosintesis metabolit primer (Nofiani, 2008).

Kandungan utama dalam metabolit sekunder antara lain, saponins,

cardiac, dan cyanogenic glycosides, terpenoids, sterols, phenols,

phenilpropanoids, alkaloids, flavonoids, and tannins. Untuk saponins, cardiac /

cyanogenic glycosides yang terbentuk dari glukosa selama proses fotosintesis,

bisa juga terbentuk melalui respirasi dari asam amino dan metabolisme terpenoid.

Beberapa tanaman memiliki kemampuan untuk memproduksi sianida dan

glikosida sianogenik yang merupakan sitotoksin kuat dan inhibitor kompetitif

terhadap atom besi. Saponin memiliki ciri khas pada busa dan terdiri dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

10

polisiklik aglikon baik dari steroid kolin maupun terpenoid (Bianchi and Canuel,

2011).

Terpenoid dan steroid termasuk dalam derivative isoprena polimer.

Ketika 2 isoprena tersebut bergabung akan membentuk monoterpenoid,

sesquiterpenoid terbentuk dari 3 unit isoprena, dan diterpenoid terbentuk dari 4

unit isoprena. Terpenoid termasuk di dalam triterpenoid, yang terbentuk dari

polimerisasi 6 unit isoprena. Steroid terdapat pada hampir semua jenis tanaman

(gymnoesperm dan angiosperm), dan juga pada jamur dan hewan. Pada tumbuhan,

steroid dibiosintesis dari cycloartenol (Bianchi and Canuel, 2011).

Fenol dibiosintesis oleh beberapa rute yang berbeda, dan demikian

merupakan kelompok heterogen. Walaupun sering dibilang memiliki kesamaan

dengan alkohol karena adanya gugus hidroksil (-OH), fenol tetap diklasifikasikan

secara terpisah karena –OH tidak terikat pada atom karbon jenuh. Fenol juga

mudah teroksidasi dan dapat membentuk polimer, umumnya adalah shikimate. 2

jalur dasar yang terlibat adalah asam shikimat dan asam malonat. Turunan lain

dari fenol antara lain, phenylpropanolol, kumarin, asam sinamat, asam sinapinic

dan coniferyl alkohol, fenol dan turunannya ini termasuk intermediet dalam

biosintesis lignin (Bianchi and Canuel, 2011).

Alkaloid dihasilkan oleh dekarboksilasi asam amino atau transaminasi

dari aldehida. Biosintesis alkaloid yang berbeda membutuhkan enzim yang

berbeda. Pada biosintesis opiate, enzimnya adalah tirosin / dopa dekarboksilase

(TYDC), yang mengubah L-tyrosin menjadi tyramine, dopa menjadi dopamine.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

11

Flavonoid adalah senyawa polifenol pada tumbuhan yang melindungi

dari ultraviolet dan sebagai media interaksi antara tumbuhan dan mikroba.

Beberapa golongan flavonoid, antara lain, flavonones, anthocyanes yang memberi

pigmentasi pada bunga (merah, kuning, dll) serta jaringan tumbuhan lainnya.

Flavonoid berbeda dari senyawa fenolik yang lain dilihat dari tingkat oksidasi

pada pusat cincin pyran dan sifat biologisnya (Bianchi and Canuel, 2011).

Flavonoid akan menunjukkan pemadaman bercak pada UV 254 nm

sedangkan pada UV 366 nm bercak akan berfluorosensi kuning gelap, hijau, atau

biru. Digunakan deteksi kimia semprot AlCl3 akan mengeluarkan warna kuning

pada flavonoid (Sari, Djannah, dan Nurani, 2010).

Tanin adalah senyawa polifenol yang mengikat dan mengendapkan

protein, biasanya dibagi menjadi tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin

terhidrolisis terdiri dari polyol-carbohydrate, dimana gugus -OH dari karbohidrat

sebagian atau seluruhnya diesterifikasi dengan golongan fenolik seperti asam

gallic dan asam ellagic. Tanin tersebut dihidrolisis oleh asam lemah untuk

produksi karbohidrat dan asam fenolat (Bianchi and Canuel, 2011).

C. Radikal Bebas

Dalam struktur atom dan molekul, elektron biasanya saling berpasangan

satu sama lainnya, setiap pasangan bergerak dalam orbitnya. Namun suatu kali

terdapat suatu spesies elektron yang keberadaanya mampu bergerak dalam orbital

namun dalam keadaan tanpa pasangan elektron. Spesies yang mampu bergerak

dalam orbitnya tanpa pasangan biasa masuk dalam istilah “free”. Atom tanpa

pasangan tersebut biasanya akan lebih reaktif untuk menstabilkan dirinya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

12

sehingga akan bersifat radikal dan akan mudah dalam berinteraksi dengan

senyawa-senyawa lain. Senyawa dengan elektron bebas tersebut disebut dengan

radikal bebas (Nonhebel and Walton, 1974).

Reaktivitas radikal bebas merupakan upaya untuk mencari pasangan

elektron. Sebagai dampak kerja radikal bebas tersebut, akan terbentuk radikal

bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil untuk

berpasangan dengan radikal sebelumnya. Namun, bila 2 senyawa radikal bertemu,

elektron-elektron yang tidak berpasangan dari kedua senyawa tersebut akan

bergabung dan membentuk ikatan kovalen yang stabil. Sebaliknya, bila senyawa

radikal bebas bertemu dengan senyawa bukan radikal bebas, akan terjai 3

kemungkinan :

1. Radikal bebas akan memberikan elektron yang tidak berpasangan (reduktor)

kepada senyawa bukan radikal bebas.

2. Radikal bebas menerima elektron (oksidator) dari senyawa bukan radikal

bebas.

3. Radikal bebas bergabung dengan senyawa bukan bebas (Winarsi, 2007).

Target utama radikal bebas adalah protein, asam lemak tak jenuh, dan

lipoprotein, serta unsur DNA termasuk karbohidrat. Dari ketiga molekul tersebut,

yang paling rentan terhadap radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh, akibatnya

dinding sel menjadi rapuh karena membran sel yang rusak akibat radikal bebas.

Senyawa oksigen reaktif ini juga mampu merusak bagian dalam pembuluh darah

sehingga meningkatkan pengendapan kolesterol dan menimbulkan aterosklerosis.

Senyawa radikal bebas ini juga berpotensi merusak basa DNA sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

13

mengacaukan sistem info genetika, dan berlanjut pada pembentukan sel kanker

(Winarsi, 2007).

D. Antioksidan

Radikal bebas dari berbagai bentuk selalu dihasilkan dalam metabolisme

spesifik dalam tubuh dan dicegah dengan antioksidan yang dapat menangkal

radikal bebas tersebut. Ketika tingkat radikal bebas lebih tinggi daripada

antioksidan yang ada, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif pada

jaringan dan bimolekul, sehingga dapat menyebabkan penyakit, seperti penyakit

kanker (Rajesh and Natvar, 2011).

Reactive Oxygen Species (ROS) adalah molekul oksigen yang sangat

reaktif dan di dalamnya pula mengandung radikal bebas. Jenis ROS termasuk

dalam radikal hidroksil, radikal anion superoksida, hidrogen peroksida, singlet

oksigen, radikal oksida nitrat, radikal hipoklorit, dan berbagai peroksida lipid.

Semuanya mampu bereaksi dengan membran lipid, asam nukleat, protein, dan

enzim, serta molekul kecil lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan sel

(Pervical, 1998).

Untuk melindungi sel-sel dan sistem organ tubuh dari ROS, terdapat

beberapa komponen dalam tubuh manusia sebagai antioksidan baik endogen

maupun eksogen yang dapat menetralisir radikal bebas, antara lain:

1. Nutrient-derived antioxidant, seperti asam askorbat (vitamin C), tocopherols

dan tocotrienols (vitamin E), karotenoid, dan senyawa dengan bobot molekul

rendah (lipoic acid, glutation)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

14

2. Antioxidant enzymes, seperti superokside dismutase, glutathione peroxidase,

dan glutathione reductase

3. Metal binding proteins, seperti ferritin lactoferrin, albumin, dan

caruloplasmin (Pervical, 1998).

Tabel. I Macam ROS dan Antioksidan Yang Menetralisir (Pervical, 1998).

ROS SENYAWA ANTIOKSIDAN

Radikal Hidroksil Vitamin C, glutation, flavonoid, asam

lipoic

Radikal Superoksida Vitamin C, glutation, flavonoid, SOD

Hidrogen Peroksida Vitamin C, glutation, betakaroten,

vitamin E, CoQ10, flavonoid, asam

lipoic

Lemak Peroksida Betakaroten, vitamin E, ubiquinone,

flavonoid, glutation peroksidase

Sistem antioksidan secara alami telah tersedia di dalam tubuh seperti

superoksida dismutase (SOD) dan glutation-s-transferase (GST) serta antioksidan

yang berasal dari makanan seperti senyawa fenolik dan flavonoid. Kekurangan

antioksidan di dalam tubuh dapat berakibat perlindungan tubuh terhadap serangan

radikal bebas lemah (Pujimulyani, Raharjo, Marsono, dan Santoso, 2010).

Efek antioksidan mengacu pada senyawa fenolik seperti, flavonoid, asam

fenolat, dan diterpen fenolik. Senyawa tersebut dapat menghambat autooksidasi

melalui mekanisme penangkapan radikal bebas dengan cara menyumbangkan satu

elektron yang tidak berpasangan dalam radikal. Setelah bereaksi dengan radikal

bebas dan menyumbangkan satu elektronnya antioksidan akan membentuk radikal

antioksidan namun radikal antioksidan bersifat tidak reaktif karena distabilkan

oleh cincin fenolik (Pokorny, Yanishlieva, and Gordon, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

15

Aktivitas senyawa polifenol sebagai antioksidan meliputi 3 mekanisme,

antara lain:

1. Aktivitas penangkapan radikal bebas dengan proses transfer elektron

2. Mencegah spesies senyawa reaktif memproduksi katalisis melalui reaksi

logam

3. Interaksi dengan antioksidan lain untuk meningkatkan aktivitasnya

Antioksidan adalah suatu senyawa yang ketika dalam konsentrasi rendah

berada bersama substrat yang mudah teroksidasi secara signifikan mampu untuk

menunda atau menghambat reaksi oksidasi dari substrat tersebut (Cadenas and

Packer, 2002).

Secara umum antioksidan dibedakan menjadi dua yaitu antioksidan

enzimatis dan antioksidan non-enzimatis. Antioksidan enzimatis disebut juga

sebagai antioksidan primer atau antioksidan endogenus. Suatu senyawa dapat

dikatakan sebagai antioksidan primer apabila dapat memberikan atom hidrogen

secara cepat kepada senyawa radikal, kemudian radikal antioksidan yang

terbentuk segera menjadi senyawa yang lebih stabil. Contoh antioksidan enzimatis

adalah superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation peroksidase.

Antioksidan non enzimatis disebut juga sebagai antioksidan sekunder atau

antioksidan eksogenus. Kerja sistem antioksidan non enzimatis yaitu dengan cara

memotong reaksi oksidasi berantai dari radikal bebas atau dengan cara

menangkap radikal bebas sehingga radikal bebas tidak akan bereaksi dengan

komponen seluler (Winarsi, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

16

E. Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Ada beberapa metode uji aktivitas antioksidan antara lain, metode

deoksiribosa, ABTS, DPPH, dll. Metode deoksiribosa atau hydroxyl radical

scavenging assay merupakan suatu metode pengukuran aktivitas antioksidan

untuk menghambat radikal bebas. Prinsipnya adalah radikal hidroksil yang

dihasilkan oleh reakis kompleks Re-EDTA akan menyerang deoksiribosa

sehingga menghasilkan malonaldehida (MDA), setelah pemanasan dengan

penambahan asam tiobarbiturat menghasilkan kromogen warna merah. Senyawa

yang memiliki aktivitas antioksidan akan memudarkan kromogen warna merah

(Halliwell, Gutteridge, and Auroma, 1987).

Metode ABTS (asam 2,2-azinobis(3-etilbenzatiazolin)-6-sulfonat)

merupakan senyawa radikal kation yang lebih reaktif dibandingkan dengan

metode DPPH. ABTS merupakan senyawa yang larut air dan stabil secara kimia.

Kemampuan relatif antioksidan untuk mereduksi ABTS dapat diukur dengan

spektrofotometri pada panjang gelombang 734 nm. perbandingan antara uji

sampel dengan baku diekspresikan sebagai TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant

Activity) (Pokorny, Yanishlieva, and Gordon, 2001).

Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji

dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang

gelombang 517 nm dengan warna ungu. Penangkap radikal bebas menyebabkan

elektron menjadi berpasangan dengan adanya donor hidrogen yang kemudian

menyebabkan penghilangan warna atau berubah warna menjadi kuning yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

17

sebanding dengan jumlah elektron yang diambil, dan sebagai konsekuensinya

absorbansi dari DPPH juga menurun (Shekar and Anju, 2014).

Aktivitas antioksidan merupakan kemampuan suatu senyawa atau ekstrak

untuk menghambat reaksi oksidasi yang dapat dinyatakan dengan persen

penghambatan. Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan

adalah harga konsentrasi efisien atau efficient concentration (EC50) atau Inhibition

Concentration (IC50), yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat

menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat

antioksidan yang memberikan % penghambatan 50% (Molyneux, 2004).

Gambar 1. Penangkapan radikal bebas metode DPPH (Prakash, Rigelhof,

and Miller, 2001).

Kelebihan metode DPPH antara lain sederhana, cepat, dilakukan dalam

suhu ruangan dan mudah untuk skrining aktivitas penangkap radikal beberapa

senyawa, selain itu metode ini terbukti akurat dan praktis. Kelemahannya hanya

dapat larut dalam media organic (terutama alkohol), tidak pada media aqueous

sehingga membatasi kemampuannya dalam penentuan peran antioksidan

hidrofilik (Prakash, Rigelhof, and Miller, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

18

F. Tahap Pembuatan Simplisia

Tahap pembuatan simplisia antara lain, sortasi basah, pencucian,

perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, dan penyimpanan, serta

pemeriksaan mutu (Prasetyo dan Inoriah, 2013).

Tumbuhan yang didapatkan disortasi basah terlebih dahulu untuk

memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing selain bahan simplisia,

misalnya, tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak, serta

kotoran lain harus dibuang. Tanah mengandung bermacam-macam mikroba dalam

jumlah yang tinggi. Oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang terikut

dapat mengurangi jumlah mikroba awal. Kemudian dilakukan pencucian untuk

menghilangkan tanah dan kotoran lain yang melekat pada bahan simplisia

(Prasetyo dan Inoriah, 2013).

Pencucian dilakukan dengan menggunakan air bersih mengalir pada

simplisia. Cara ini sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal simplisia.

Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah mikroba

pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat pada

permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba (Prasetyo

dan Inoriah, 2013).

Setelah pencucian, dilakukan pengeringan dengan tujuan untuk

mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam

waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi

enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

19

tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu merupakan media pertumbuhan

kapang jasad renik lainnya. Enzim dalam sel, masih dapat bekerja menguraikan

senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih

mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup pertumbuhan

kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak terjadi karena adanya

keseimbangan antara proses-proses metabolisme, yakni proses sintesis,

transformasi, dan penggunaan isi sel. Reaksi enzimatik tidak berlangsung bila

kadar air dalam simplisia kurang dari 10% (Prasetyo dan Inoriah, 2013).

Pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari dengan cara simplisia

diletakkan 1 lapis dalam tempat bersih kemudian ditutup dengan kain hitam

kemudian dimasukkan di dalam oven. Hal-hal yang perlu diperhatikan selama

proses pengeringan adalah suhu udara, kelembaban udara, aliran udara, waktu

pengeringan, dan luas permukaan bahan (Prasetyo dan Inoriah, 2013).

Pembuatan simplisia dengan cara menjemur di bawah sinar matahari

langsung memiliki banyak kelemahan yaitu sangat tergantung dengan cuaca, suhu

yang tidak terkontrol dan rawan terhadap kontaminasi. Suhu yang tidak terkontrol

dapat menyebabkan kerusakan pada bahan diantaranya, terpenoid hidrokarbon,

minyak atsiri, seskuiterpen lakton, dan senyawa-senyawa yang memiliki ikatan

rangkap (Ma’mun et al, 2006).

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir

pembuatan simplisia. Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing seperti

bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang

masih tertinggal pada simplisia kering. Kemudian dilakukan pengepakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

20

penyimpanan menggunakan wadah yang bersifat tidak beracun dan tidak bereaksi

dengan isinya sehingga tidak menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan

warna, bau, rasa, dan sebagainya. Selain itu wadah harus melindungi simplisia

dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga, serta mempertahankan senyawa

aktif yang mudah menguap atau terhindar dari sinar matahari (Prasetyo dan

Inoriah, 2013).

G. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan pemisahan zat aktif jaringan tanaman atau hewan

dari komponen inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang selektif sesuai

dengan prosedur standar. Tujuan dari prosedur standar untuk ekstraksi simplisia

adalah mendapatkan zat aktif yang diinginkan. Ekstrak yang diperoleh mungkin

siap untuk digunakan sebagai agen obat dalam bentuk tincture dan ekstrak cair,

atau dapat diproses lebih lanjut untuk dimasukkan dalam bentuk sediaan seperti

tablet atau kapsul. Ekstrak yang diperoleh juga dapat difraksinasi untuk

mengisolasi suatu senyawa kimia yang lebih spesifik. Beberapa teknik ekstraksi

yang sering digunakan adalah maserasi, perkolasi, digesti, dan sokletasi (Handa,

Khanuja, Longo, and Rakesh, 2008). Terdapat 2 cara ekstraksi menggunakan

pelarut, yaitu cara dingin dan cara panas. Untuk yang cara dingin antara lain:

1. Maserasi

Proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut beberapa kali

pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Secara teknologi,

maserasi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian

keseimbangan konsentrasi. Untuk maserasi kinetik berarti dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

21

pengadukan secara kontinu. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

ekstraksi dengan penambahan pelarut setelah dilakukan penyarian maserat

pertama dan seterusnya. Metode ini merupakan pilihan terbaik untuk

ekstraksi simplisia yang mengandung senyawa-senyawa yang termolabil

(Depkes RI, 2000).

2. Perkolasi

Ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang

umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(penetesan/penampungan ekstrak), terus-menerus sampai diperoleh ekstrak

yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Depkes RI, 2000).

Untuk ekstraksi cara panas, antara lain:

1. Digesti

Maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang

lebih tinggi daripada temperatur ruangan, yaitu umumnya dilakukan pada

temperatur 40º-50º C (Depkes RI, 2000).

2. Sokletasi

Ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya

dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan

jumlah pelarut relatif konstran dengan adanya pendingin balik. Metode ini

tidak dapat digunakan untuk senyawa-senyawa yang termolabil karena

pemanasan yang dapat menyebabkan degradasi senyawa tersebut (Depkes

RI, 2000).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

22

3. Refluks

Ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu

tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya

pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu

pertama sampa 3-5 kali sehinggan dapat diperoleh proses ekstraksi

sempurna (Depkes RI, 2000).

4. Infus

Ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana

infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 96º-98º C selama

15-20 menit (Depkes RI, 2000).

5. Dekok

Infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30 menit) dan temperatur sampai

titik didih air. Ekstraksi ini digunakan untuk simplisia yang mengandung

senyawa larut air dan stabil terhadap pemanasan (Depkes RI, 2000).

H. Kromatografi

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh

suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari 2 fase,

salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah tertentu

dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya

perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau

kerapatan muatan ion (Kemenkes RI, 2013).

Teknik kromatograafi umum membutuhkan zat terlarut terdistribusi di

antara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

23

melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya. Umumnya zat terlarut

dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau

gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penjerap seperti

halnya penjerap alumina yang diaktifkan, silika gel, dan resin penukar ion, atau

dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam

dan fase gerak (Kemenkes RI, 2013).

Jenis-jenis kromatografi dalam analisis kualitatif dan kuantitatif yang

digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian FHI adalah Kromatografi Lapis

Tipis (KLT), Kromatografi Gas (KG), dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

(KCKT). KLT umumnya lebih banyak digunakan untuk tujuan identifikasi,

karena mudah dan sederhana serta memberikan pilihan fase diam yang lebih luas

dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif dari

suatu campuran (Kemenkes RI, 2013).

Dalam KLT, zat penjerap merupakan lapisan tipis serbuk halus yang

dilapiskan pada lempeng kaca, plastik, atau logam secara merata, umumnya

digunakan lempeng kaca. KLT dapat memisahkan senyawa berdasarkan tigkat

kepolarannya. Perbandingan jarak rambat suatu senyawa tertentu terhadap jarak

rambat fase gerak, diukur dari titik penotolan sampai titik yang memberikan

intensitas maksimum pada bercak, dinyatakan sebagai harga Rf (Kemenkes RI,

2013). Petunjuk dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak pada KLT, antara

lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

24

1. Fase gerak harus memiliki kemurnian yang sangat tinggi karena KLT

merupakan teknik yang sensitif.

2. Daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga harga Rf antara

0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.

3. Untuk pemisihan dengan menggunakan fase diam polar seperti silika gel,

polaritas fase gerak akan meentukan kecepatan migrasi solut yang berarti juga

menentukan nilai Rf.

4. Solut-solut ionik dan solut-solut polar lebih baik digunakan campuran pelarut

sebagai fase geraknya, seperti campuran air dan metanol dengan

perbandingan tertentu (Gandjar dan Rohman, 2007).

I. Spektrofotometri

Spektrofotometri UV/Visibel memiliki prinsip yaitu radiasi pada rentang

panjang gelombang 200–700 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa.

Elektron pada ikatan dalam molekul menjadi tereksitasi sehingga berada pada

keadaan energi yang lebih tinggi dalam proses menyerap sejumlah energi yang

melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut ditahan di dalam

ikatan molekul, panjang gelombang radiasi yang diserap semakin panjang

(Watson, 2010).

Absorpsi cahaya ultraviolet atau cahaya tampak mengakibatkan adanya

transisi elektronik, yaitu perpindahan elektron dari orbital dasar yang energinya

rendah menuju keadaan tereksitasi yang energinya lebih tinggi. Panjang

gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya

perpindahan elektron. Molekul – molekul yang memerlukan energi lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

25

untuk memindahkan elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih

pendek dan begitu sebaliknya (Fessenden dan Fessenden, 1982).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-Vis:

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

Hal yang perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap

pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi

senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang

digunakan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:

Reaksinya selektif dan sensitif

Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel

Hasil reaksi stabil dalam dalam jangka waktu yang lama

Keselektifan dapat dinaikkan dengan mengatur pH, pemakaian masking agent

atau penggunaan teknik ekstraksi (Gandjar dan Rohman, 2007).

b. Waktu Operasional (Operating Time)

Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau

pembentukan warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran

yang stabil. Waktu operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara

waktu pengukuran dengan absorbansi larutan (Gandjar dan Rohman, 2007).

Pada saat awal terjadi reaksi, absorbansi senyawa yang berwarna ini

meningkat sampai waktu tertentu hingga diperoleh absorbansi yang stabil.

Semakin lama pengukuran, maka ada kemungkinan senyawa yang berwarna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

26

tersebut menjadi rusak atau terurai sehingga intensitas warnanya turun

akibatnya absorbansinya juga turun (Gandjar dan Rohman, 2007).

c. Pemilihan Panjang Gelombang

Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah

panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk memilih

panjang gelombang maksimal, dilakukan dengan membuat kurva hubungan

antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu larutan baku pada

konsentrasi tertentu (Gandjar dan Rohman, 2007).

Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang

maksimal, yaitu:

Pada panjang gelombang maksimal, bentuk kurva kepekaannya juga

maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan

absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.

Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar

dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.

Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh

pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika

digunakan panjang gelombang maksimal (Gandjar dan Rohman, 2007).

d. Pembuatan Kurva Baku

Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai

konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi

diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi

(y) dengan konsentrasi (x). Penyimpangan dari garis lurus biasanya dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

27

disebabkan oleh kekuatan ion yang tinggi, perubahan suhu, dan reaksi ikutan

yang terjadi (Gandjar dan Rohman, 2007).

e. Pembacaan Absorbansi Sampel atau Cuplikan

Absorban yang terbaca hendaknya antara 0,2 - 0,8 atau 15% - 70% jika

dibaca sebagai transmitans. Anjuran ini ini berdasarkan anggapan bahwa

kesalahan dalam pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5% (Gandjar dan Rohman,

2007).

J. Landasan Teori

Sisik naga merupakan tumbuh-tumbuhan epifit kecil dengan akar

rimpang tipis, merayap jauh. Daun satu sama lain tumbuh pada jarak yang

pendek, tangkai pendek, tidak terbagi, pinggir utuh, berdaging atau seperti kulit,

permukaan buah tidak berbulu sama sekali atau sedikit. Tumbuhan sisik naga

mengandung minyak atsiri, terpenoid, fenol, tanin, flavonoid, saponin, steroid.

Penentuan karakter simplisia dan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol tumbuhan sisik naga dilakukan dengan uji pemeriksaan mikroskopik

simplisia berupa serbuk simplisia, akar, batang dan daun, kemudian penetapan

kadar abu total, penetapan kadar abu tidak larut air, penetapan kadar sari tidak

larut asam, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut etanol, dan uji

kandungan kimia ekstrak menggunakan KLT.

Tumbuhan sisik naga mengandung senyawa flavonoid, tanin, steroid atau

triterpenoid, minyak atsiri dan glikosida falvonoid (Sahid, et al, 2013). Metanol

dapat melarutkan flavonoid, glikosida flavonoid, tanin, steroid, senyawa fenolik,

saponin, dan alkaloid karena metanol merupakan pelarut universal yang memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

28

gugus polar (-OH) dan gugus non polar (CH3) sehingga dapat menarik analit-

analit yang bersifat polar maupun non polar. Minyak atsiri dan steroid dapat larut

dalam senyawa non polar karena tersusun atas senyawa triterpenoid. Triterpenoid

tersusun dari rantai panjang hidrokarbon C30 yang menyebabkan sifatnya non

polar sehingga dapat mudah terekstrak dalam pelarut yang bersifat non polar.

Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas senyawa yang diuji dengan

suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan kuat pada panjang gelombang

517 nm dengan warna ungu. Penangkap radikal bebas menyebabkan elektron

menjadi berpasangan yang kemudian menyebabkan penghilangan warna yang

sebanding dengan jumlah elektron yang diambil.

Parameter yang dipakai untuk menunjukan aktivitas antioksidan adalah

harga konsentrasi efisien atau efficient concentration (EC50) atau Inhibition

Concentration (IC50), yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat

menyebabkan 50% DPPH kehilangan karakter radikal atau konsentrasi suatu zat

antioksidan yang memberikan % penghambatan 50%.

K. Hipotesis

1. Karakter simplisia dan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan

sisik naga pohon inang tanaman teh sudah memenuhi standar.

2. Ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga pohon

inang tanaman teh memiliki aktivitas antioksidan yang dinyatakan dalam IC50.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan rancangan

acak lengkap pola searah. Merupakan jenis penelitian eksperimental karena

penelitian ini mencari hubungan sebab akibat dari ekstrak diklorometan, etil

asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga yang menempel pada pohon inang teh

yang digunakan dengan nilai IC50 yang dihasilkan. Rancangan acak karena

pengambilan sampel tumbuhan sisik naga yang menempel pada pohon inang teh

dilakukan secara acak, tidak ada pemilihan secara khusus. Rancangan lengkap

karena terdapat kontrol positif, kontrol negatif dan kelompok perlakuan.

B. Variabel

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak diklorometan,

etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh.

2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah aktivitas antioksidan

tumbuhan sisik naga pohon inang teh (%IC).

3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah waktu pemanenan,

waktu inkubasi, suhu pada saat inkubasi.

4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi cuaca

pada tempat tumbuh tumbuhan, umur tumbuhan yang dipanen, dan

kelembaban.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

30

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak diklorometan tumbuhan sisik naga pohon inang teh adalah hasil dari

proses maserasi simplisia kering tumbuhan sisik naga pohon inang teh yang

menggunakan menggunakan pelarut dikloromethan sampai filtrat jernih.

2. Ekstrak etil asetat tumbuhan sisik naga pohon inang teh adalah hasil dari

proses maserasi simplisia kering tumbuhan sisik naga pohon inang teh yang

menggunakan menggunakan pelarut asetat sampai filtrat jernih.

3. Ekstrak metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh adalah hasil dari

proses maserasi simplisia kering tumbuhan sisik naga pohon inang teh yang

menggunakan menggunakan pelarut metanol sampai filtrat jernih.

4. Penetapan karakter tumbuhan sisik naga pohon inang teh meliputi

pemeriksaan mikroskopik, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu

tidak larut asam, penetapan kadar sari larut air, penetapan kadar sari larut

etanol, dan uji kandungan kimia ekstrak sisik naga.

5. Persen inhibition concentration (%IC) adalah nilai yang diperoleh dari selisih

absorbansi larutan kontrol (tanpa sampel sisik naga) dan larutan dengan

sampel sisik naga dibagi larutan kontrol dikalikan 100%.

6. Inhibition Concentrations 50 (IC50) merupakan nilai konsentrasi ekstrak

tanaman sisik naga yang menghasilkan penangkapan 50% radikal bebas

(DPPH).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

31

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian

Tumbuhan

Tumbuhan yang diteliti adalah tumbuhan sisik naga yang tumbuh

pada pohon inang teh diperoleh dari perkebunan teh di daerah

Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dan telah diidentifikasi di

Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

Bahan Kimia

Air suling, bahan kualitas teknis Brataco Chemica, yaitu

dikorometan, etil asetat, metanol, bahan berkualitas pro analitik (E.Merck)

yaitu, toluen, asam asetat, metanol, n-butanol, lempeng silika, eugenol,

alumunium klorida, besi 3 klorida, dan bahan kualitas pro analitik Sigma

Chem Co., USA meliputi, DPPH, Rutin, Asam tanat, β sitosterol.

2. Alat penelitian

Alat penggiling, bejana maserasi, peralatan kromatografi lapis tipis,

pH meter (Eutech Instrumen pH 510) penguap putar (rotary evaporator)

(Buchi R-205, Jerman), spektrofotometer UV-Vis (Hitachi U 2000, Jepang),

peralatan gelas, mikropipet (Acura 825, Socorex).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

32

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tumbuhan

Determinasi tumbuhan sisik naga pohon inang teh dilakukan di

Laboratorium Kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta menggunakan bahan acuan United States Department of

Agriculture.

2. Pengumpulan Tumbuhan Sisik Naga

Tumbuhan sisik naga pohon inang tanaman teh diambil dari

perkebunan Teh Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah tanggal 16 Mei 2015

pukul 06.00 WIB.

3. Pembuatan Simplisia Tumbuhan Sisik Naga

Tumbuhan sisik naga pohon inang teh yang didapat dilakukan sortasi

basah untuk menghilangkan pengotor serta tumbuhan lain. Setelah itu

pencucian dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel seperti

debu dan serangga. Bagian daun dipisahkan dari bagian tumbuhan lain yang

terikut saat pengumpulan. Kemudian dicuci dengan air mengalir untuk

menghilangkan kotoran yang melekat lalu ditiriskan sampai sisa air

menghilang. Tumbuhan sisik naga dikeringkan dalam oven pada suhu 40º C.

Dikatakan kering jika daun dapat hancur ketika diremas dengan tangan.

Setelah kering, tumbuhan sisik naga pohon inang teh disortasi kering untuk

menghilangkan pengotor-pengotornya. Tumbuhan sisik naga pohon inang teh

yang telah disortasi kering kemudian diserbuk menggunakan blender, lalu

diayak. Digunakan ayakan dengan nomer 40 mesh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

33

4. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga

Serbuk kering tumbuhan sisik naga pohon inang teh ditimbang kurang

lebih 100 g dimaserasi dengan pelarut diklorometan. Kemudian dilakukan

remaserasi dengan pelarut sama sampai filtrat hasil maserasi jernih. Hasil

maserasi disaring dan filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan vacuum

rotary evaporator pada suhu lebih kurang 500 C sehingga diperoleh ekstrak

kental diklorometan. Ampas dikeringkan kemudian dimaserasi kembali

dengan pelarut etil asetat dan diremaserasi hingga hasil maserasi jernih. Hasil

maserasi disaring dan filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan vacuum

rotary evaporator pada suhu lebih kurang 500 C sehingga diperoleh ekstrak

kental diklorometan. Ampas dikeringkan kemudian dimaserasi kembali

dengan pelarut metanol dan diremasirasi hingga hasil maserasi jernih kemudian

hasil maserasi disaring dan filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan vacuum

rotary evaporator pada suhu lebih kurang 500 C sehingga diperoleh ekstrak

kental etil asetat dan ekstrak kental metanol. Masing-masing ekstrak ditimbang

dan dihitung rendemen ekstrak.

5. Karakterisasi Ekstrak

a. Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik tumbuhan sisik naga pohon inang teh

dilakukan dengan menggunakan bagian dari penampang melintang dan

penampang membujur daun serta batang tumbuhan sisik naga dan serbuk

tumbuhan sisik naga kering yang dipotong tipis menggunakan alat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

34

pemotong khusus dengan bantuan kloralhidrat yang kemudian dipanaskan

untuk melihat fragmen pengenal pada tumbuhan.

b. Penetapan Kadar Abu Total

Timbang seksama 2 sampai 3 g bahan uji yang telah dihaluskan

dan masukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan

perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang. Jika dengan cara

ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air panas, aduk, saring melalui

kertas saring bebas abu. Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan

dalam krus yang sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan dan pijarkan

hingga bobot tetap.kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji,

dinyatakan dalam % b/b.

c. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Didihkan abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total

dengan 25 mL asam klorida ence LP selama 5 menit. Kumpulkan bagian

yang tidak larut dalam asam, saring melalui kertas saring bebas abu, cuci

dengan air panas, pijarkan dalam krus hingga bobot tetap. Kadar abu yang

tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan dalam

% b/b.

d. Penetapan Kadar Sari Larut Air

Timbang seksama lebih kurang 5 g serbuk (4/18) yang telah

dikeringkan di udara. Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100

mL air jenuh kloroform, kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, biarkan

selama 18 jam. Saring, uapkan 20 mL filtrat hingga kering dalam cawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

35

dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 105º C dan ditara, panaskan

sisa pada suhu 105º C hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam % sari larut

air.

e. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

Timbang seksama lebih kurang 5 g serbuk (4/18) yang telah

dikeringkan di udara. Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100

mL etanol P, kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18

jam. Saring cepat untuk menghindarkan penguapan etanol, uapkan 20 mL

filtrat hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar yang telah

dipanaskan 105º C dan ditara, panaskan sisa pada suhu 105º C hingga bobot

tetap. Hitung kadar dalam % sari larut etanol.

f. Uji Kandungan Kimia Ekstrak

Ekstrak diklorometana, etil asetat, dan ekstrak metanol tumbuhan

sisik naga yang digunakan untuk identifikasi ekstrak secara KLT dibuat

dengan melarutkan 0,5 g ekstrak diklorometan/ ekstrak etil asetat / ekstrak

metanol tumbuhan sisik naga dengan pelarut yang sesuai dimana ekstrak

larut. Ekstrak ditotolkan pada fase diam silika gel GF254 dengan

menggunakan mikrohematokrit sebanyak 5-10 ul. Fase gerak yang

digunakan meliputi :

- toluen :etil asetat (93:7 v/v) dengan pembanding eugenol

- n butanol: asam asetat:air (4:1:5 v/v) dengan pembanding rutin

- n butanol: asam asetat : air (5:1:4 v/v) dengan pembanding asam tanat

0,05% dalam etanol 70%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

36

- Etil Asetat : Toluene (9 : 1 v/v) dengan pembanding β-sitosterol

Deteksi dilakukan pada sinar UV 254 dan 366 nm dan pereaksi

semprot FeCl3 dan AlCl3. Bercak yang muncul dibandingkan dengan

standar.

6. Uji Aktivitas Antioksidan

Pada masing-masing ekstrak dari tumbuhan sisik naga pohon inang

teh (ekstrak diklorometan, ekstrak etil asetat, ekstrak metanol) diuji aktivitas

antioksidan dengan metode Bloiss dengan beberapa modifikasi. Nilai IC50

dihitung dengan menggunakan rumus persamaan regresi.

a. Uji Pendahuluan (Optimasi Panjang Gelombang DPPH)

Larutan DPPH yang telah dibuat dengan konsentrasi 20 µg/mL

ditentukan spektrum serapannya menggunakan spektrofotometer UV pada

panjang gelombang 400 nm hingga 700 nm. Dan ditentukan panjang

gelombang optimumnya.

b. Uji Pendahuluan (Penentuan Reaction Time)

Menggunakan 3 konsentrasi rutin (0,005 mg/mL ; 0,015 mg/mL;

0,025 mg/mL. Sebanyak 3,8 mL larutan DPPH dimasukkan ke dalam

tabung reaksi tetutup kemudian ditambah dengan 0,2 mL larutan standar

rutin. Campuran larutan tadi kemudian dikocok kuat. Larutan dibaca

absorbansi dengan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang

maksimal hasil scanning, selama 60 menit sampai diketahui terjadi

penurunan absorbansi secara nyata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

37

c. Pembuatan Larutan

1) Pembuatan Larutan DPPH

Sejumlah 10 mg DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam 100

mL metanol p.a didapatkan kosentrasi 100 ug/mL. Kemudian dipipet

20 mL kemudian dicukupkan volumenya dengan 100 mL metanol p.a

(20 ug/mL).

2) Pembuatan Larutan Uji Ekstrak

a. Ekstrak Diklorometan

Pembuatan larutan induk (konsentrasi 10 mg/mL).

Sejumlah 100 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL

metanol p.a hingga homogen.

Pembuatan larutan seri (konsentrasi 0,1; 0,5; 1,0; 1,5; dan

2,0 mg/mL). Dipipet masing-masing 0,1; 0,5; 1; 1,5; dan 2 mL

dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan

volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

b. Ekstrak Etil Asetat

Pembuatan larutan induk (konsentrasi 5 mg/mL).

Sejumlah 50 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL

metanol p.a hingga homogen.

Pembuatan larutan seri (konsentrasi 0,15; 0,25; 0,4; 0,5;

dan 0,6 mg/mL). Dipipet masing-masing 0,3; 0,5; 0,8; 1,0; dan

1,2 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan

volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

38

c. Ekstrak Metanol

Pembuatan larutan induk (konsentrasi 1 mg/mL).

Sejumlah 10 mg ekstrak ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL

metanol p.a hingga homogen.

Pembuatan larutan seri (konsentrasi 0,06; 0,09; 0,12; 0,15;

dan 0,18 mg/mL). Dipipet masing-masing 0,6; 0,9; 1,2; 1,5; dan

1,8 mL dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan

volumenya dengan metanol p.a hingga 10 mL.

3) Pembuatan Larutan Blanko

Larutan blanko yang digunakan adalah 0,2 mL metanol p.a

dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 3,8 mL DPPH,

dikocok hingga homogen. Didiamkan selama 30 menit (Reaction

Time).

4) Pembuatan Larutan Standar Rutin

Pembuatan larutan induk (konsentrasi 1000 µg/mL).

Sejumlah 10 mg rutin ditimbang dan dilarutkan dalam 10 mL metanol

p.a hingga homogen.

Pembuatan larutan seri (konsentrasi 0,01; 0,02; 0,03; 0,04;

0,05 mg/mL). Dipipet masing-masing ; 0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mL

dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan dicukupkan volumenya

dengan metanol p.a hingga 10 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

39

d. Pengujian Aktivitas Antioksidan

Dari masing-masing larutan uji dipipet 0,2 mL dimasukkan

kedalam tabung reaksi, ditambahkan 3,8 mL DPPH 35 µg/mL, dikocok

hingga homogen, diinkubasi pada suhu 37o C selama 30 menit (Reaction

Time) dan diukur serapannya pada panjang gelombang 516 nm. Dilakukan

pengujian yang sama untuk pembanding rutin.

e. Perhitungan Nilai IC50

Nilai IC50 dihitung berdasarkan persen inhibisi terhadap radikal

DPPH dari masing-masing konsentrasi larutan sampel dengan rumus :

% inhibisi = (Abs blanko – Abs sampel/ Abs blanko) x 100%

Setelah didapatkan presentasi inhibisi dari masing-masing

konsentrasi, kemudian dintentukan persamaan y = a + bx dengan

perhitungan secara regresi linear dimana x adalah konsentrasi (µg/mL) dan

y adalah presentase inhibisi (%). Aktivitas antioksidan dinyatakan dengan

Inhibition Concentration 50% (IC50) yaitu konsentrasi sampel yang dapat

meredam radikal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tumbuhan Sisik Naga

Tujuan determinasi tumbuhan yaitu untuk memastikan kebenaran dari

tanaman dari identitas tumbuhannnya untuk analisis fitokimia. Determinasi

tumbuhan ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk sebuah

penelitian yang menggunakan sampel berupa tanaman. Determinasi tumbuhan

sisik naga pohon inang teh dilakukan di Laboratorium Kebun Tanaman Obat,

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma menurut United States Department

of Agriculture tahun 2005.

Hal ini dikuatkan dengan adanya pembuktian berupa surat determinasi

tanaman (lampiran 2) yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kebun Tanaman Obat

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menyatakan

kebenaran identitas tumbuhan yang digunakan dalam penelitian, serta herbarium

yang disimpan dalam laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Pengumpulan Tumbuhan Sisik Naga

Tumbuhan sisik naga pohon inang teh diperoleh dari kawasan kebun teh

di daerah Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Tumbuh-tumbuhan ini

tersebar di seluruh Asia Tropik, di daerah dengan musim kering yang banyak

hujan, dari daerah datar hingga ± 1000 m di atas permukaan laut, tumbuh secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

41

umum pada batang, dahan pohon dan perdu yang daunnya tidak begitu lebat

(Heyne, 1987).

Diambil tumbuhan sisik naga pohon inang teh dengan daun yang masih

segar dan berbagai ukuran serta bentuk daun. Pengambilan dilakukan pada

tanggal 16 Mei 2015 di pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB sebelum matahari

terbit. Dilakukan pada pagi hari karena kondisi dan cuaca dapat mempengaruhi

kualitas dari tumbuhan. Menurut Pallipane dan Rolle, 2008, pemanenan paling

baik dapat dilakukan pada cuaca paling sejuk, ketika aktivitas fisiologis tanaman

rendah. Dapat dilakukan malam hari atau pagi hari.

C. Pengeringan Tumbuhan Sisik Naga

Tujuan dilakukan pengeringan tumbuhan sisik naga pohon inang teh

adalah untuk menghilangkan kandungan air yang terkandung di dalam tumbuhan

dan untuk mengawetkan tumbuhan. Proses pengeringan tumbuhan sisik naga

pohon inang teh antara lain, sortasi basah, pencucian, pengeringan, sortasi kering,

pengepakkan dan penyimpanan. Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan

tumbuhan dari tumbuhan lain dan pengotor-pengotor lain, kemudian dilakukan

pencucian menggunakan air mengalir agar dapat menghilangkan pengotor yang

tertinggal di tumbuhan.

Setelah itu dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari dan oven

untuk mengurangi kadar air yang ada di dalam simplisia. Simplisia kering

kemudian disortasi kering untuk memisahkan pengotor-pengotor yang masih

tertinggal, kemudian disimpan dalam wadah yang dapat melindungi zat aktif

simplisia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

42

D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga

Hasil simplisia yang telah kering kemudian diserbuk dengan cara

dihaluskan menggunakan blender. Menurut penelitian Subositi, dilakukan

penyerbukan dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran partikel yang kecil

sehingga luas permukaan simplisia yang bersentuhan dengan cairan penyari

menjadi lebih besar dengan memperkecil ukuran partikelnya. Semakin besar luas

permukaan, semakin cepat laju pelarutannya. Didapatkan bobot serbuk halus

561,24 gram hasil pengayakan dengan nomor mesh 40.

Tabel II. Klasifikasi Serbuk Berdasarkan Nomor Mesh (Sigma-Aldrich,

2016).

No. Mesh Inchi Standar (mm)

4 0,187 4,760

5 0,157 4,000

6 0,132 3,360

7 0,111 2,830

8 0,094 2,380

10 0,078 2,000

20 0,033 0,841

30 0,023 0,595

40 0,016 0,420

50 0,012 0,297

60 0,010 0,250

70 0,008 0,210

80 0,007 0,177

100 0,006 0,149

120 0,005 0,125

140 0,004 0,105

170 0,003 0,088

270 0,002 0,053

400 0,001 0,037

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

43

E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga

Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan senyawa yang terdapat di dalam

tumbuhan sisik naga berupa ekstrak kental. Serbuk halus yang didapatkan dibagi

menjadi 5 replikasi dengan berat 100 gram pada masing-masing replikasi.

Digunakan 3 pelarut untuk ekstraksi, diklorometan, etil asetat, dan metanol.

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode maserasi kemudian dilakukan

remaserasi hingga filtrate jernih. Menurut Ma’mun, 2006 remaserasi dilakukan

hingga filtrat (diklorometan, etil asetat, metanol) jernih agar kandungan kimia

yang terdapat di dalam tumbuhan tersari sempurna. Tujuan digunakannya 3

pelarut adalah untuk memisahkan senyawa yang bersifat non polar

(diklorometan), semi polar (etil asetat), dan polar (metanol).

Setelah semua hasil maserasi dikumpulkan, filtrat dipekatkan menggunakan

rotary evaporator sehingga didapatkan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol. Setelah dipekatkan menggunakan rotary evaporator kemudian

dipekatkan menggunakan waterbath untuk mendapatkan bobot tetap, menurut

Depkes RI, 1989, yang dimaksudkan dalam bobot tetap ini bahwa 2 kali

penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang

ditimbang. Penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan selama 1 jam.

Didapatkan bobot dan % rendemen diklorometan 3,35% b/b; etil asetat 1,05% b/b;

dan metanol 11,98% b/b. % rendemen menggambarkan banyaknya kandungan

senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak. Dari hasil penelitian, % rendemen

ekstrak metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh paling besar, hal ini

dikarenakan metanol merupakan pelarut yang bersifat universal sehingga dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

44

melarutkan analit yang bersifat polar maupun non polar. Menurut penelitian

Astarina, Astuti, dan Warditiani, 2013, metanol dapat menarik lebih banyak

metabolit sekunder antara lain senyawa fenolik, tanin, alkaloid, steroid, saponin,

dan flavonoid.

F. Pemeriksaan Mikroskopik

Pengamatan mikroskopik bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur

anatomi jaringan yang khas pada tumbuhan sisik naga. Menurut Materia Medika

Indonesia Jilid V, pengamatan mikroskopik pada penampang melintang melalui

tulang daun sisik naga tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk

persegi panjang, kutikula tebal, stomata terdapat lebih banyak daripada epidermis

atas dan kadang-kadang terdapat rambut penutup berbentuk bintang, epidermis

bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tebal.

Mesofil tidak mempunyai jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari

beberapa lapis sel, terdapat sel sekresi, berkas pembuluh tipe konsentris

amfikibral. Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal adalah sel

epidermis atas bentuk tidak beraturan, dinding tebal bergelombang, sel epidermis

bawah tidak beraturan, pada epidermis bawah terdapat stomata kriptopor dengan

tipe anomisitik, sel sekresi, rambut penutup bentuk bintang, dan sel parenkim

mesofil besar bentuk poligonal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

45

Hasil Mikrokopik MMI Jilid V Keterangan

2

1

Sayatan permukaan bawah daun

2 1

1. Stomata

2. Epidermis bawah

1

Penampang membujur daun

1

1. Rambut penutup

1 2

Fragmen serbuk simplisia

2

1

1. Epidermis bawah

2. Parenkim mesofil

Gambar 2. Hasil uji mikroskopik dengan pembanding MMI Jilid V

Hasil pemeriksaan mikroskopik tumbuhan sisik naga didapatkan ciri khas

yang sesuai dengan Materia Medika Indonesia Jilid V antara lain, stomata,

epidermis bawah, rambut penutup, dan parenkim mesofil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

46

G. Karakterisasi Tumbuhan Sisik Naga

Karakterisasi simplisia dan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol

tumbuhan sisik naga pohon inang teh bertujuan untuk mengetahui apakah telah

memenuhi mutu. Syarat mutu adalah semua paparan yang tertera dalam

monografi yang merupakan syarat mutu simplisia dan ekstrak yang bersangkutan.

Suatu simplisia dan ekstrak tidak dapat dikatakan bermutu jika tidak memenuhi

syarat mutu tersebut. Syarat mutu ini berlaku bagi simplisia dan ekstrak dengan

tujuan pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yang tertera di dalam Farmakope

Herbal Indonesia, 2013.

Menurut Materia Medika Indonesia Jilid V, standarisasi mutu tumbuhan

sisik naga, antara lain kadar abu < 8%, kadar abu yang tidak larut dalam asam <

4,5%, kadar sari yang larut dalam air > 25,5%, kadar sari yang larut dalam etanol

> 6%, dan bahan organik asing < 2%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

47

Tabel III. % Kadar Uji Karakteristik Simplisia, Ekstrak

Diklorometan, Etil Asetat, dan Metanol

% Kadar Abut Total (% b/b)

Replikasi Serbuk

Simplisia

Ekstrak

Diklorometan

Ekstrak

Etil Asetat

Ekstrak

Metanol

1 2,0682 1,5464 2,0682 2,1163

2 1,3012 1,8629 1,3012 2,5577

3 2,8201 1,6243 2,8201 1,9962

% Kadar Abut Tidak Larut Asam (% b/b)

Replikasi Serbuk

Simplisia

Ekstrak

Diklorometan

Ekstrak

Etil Asetat

Ekstrak

Metanol

1 0,6631 0,1305 0,6289 0,1480

2 0,7193 0,1222 0,8839 0,1097

3 0,7801 0,0914 0,7136 0,1810

% Kadar Sari Larut Air (% b/b)

Replikasi Serbuk

Simplisia

Ekstrak

Diklorometan

Ekstrak

Etil Asetat

Ekstrak

Metanol

1 26,2135 5,6796 9,7058 69,6787

2 26,1980 4,9484 10,1428 80,3280

3 27,2404 5,9223 8,5714 74,7156

% Kadar Sari Larut Etanol (% b/b)

Replikasi Serbuk

Simplisia

Ekstrak

Diklorometan

Ekstrak

Etil Asetat

Ekstrak

Metanol

1 26,4646 14,9494 50,8333 68,1553

2 23,3636 13,1730 45,4054 61,5406

3 27,6237 20,9223 90,2702 72,4257

Dari hasil penelitian, serbuk simplisia tumbuhan sisik naga pohon inang teh

telah memenuhi standar mutu yang tertera pada Materia Medika Indonesia Jilid V.

H. Kandungan Kimia Ekstrak

Uji kandungan kimia ekstrak bertujuan untuk mengetahui ada atau

tidaknya kandungan senyawa secara spesifik yang ada dalam ekstrak

diklorometan, etil asetat, dan metanol sisik naga dengan membandingkan harga Rf

dengan senyawa standar. Senyawa spesifik yang terkandung dalam ekstrak

merupakan senyawa identitas dari ekstrak tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

48

Penentuan kandungan kimia ekstrak secara kualitatif dilakukan dengan

metode KLT. Digunakan KLT karena pelaksanaannya cukup sederhana,

pemisahannya cepat, dan dapat memisahkan sampel dalam jumlah kecil. Prinsip

pemisahan dengan metode KLT adalah pemisahan yang terjadi karena molekul-

molekul sampel tertahan pada fase diam atau dibawa oleh fase gerak, bergantung

pada afinitas senyawa untuk kedua fase tersebut (Harmita, 2002).

Penelitian ini menggunakan sampel ekstrak diklorometan, etil asetat, dan

metanol tumbuhan sisik naga yang dibandingkan dengan standar eugenol, rutin,

asam tanat, dan β-sitosterol untuk mencari kandungan minyak atsiri, flavonoid,

tanin, dan steroid. Pada penelitian, sebelum dilakukan elusi pada sampel maupun

standar, bejana yang digunakan dijenuhkan terlebih dahulu menggunakan fase

gerak agar elusi berjalan baik (merata/tidak miring). Jenuhnya bejana dapat

diketahui bila kertas saring telah terbasahi seluruhnya, maka tujuan dari

pemberian kertas saring untuk meratakan penjenuhan uap di dalam chamber.

Lempeng silika yang digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu selama ±30

menit pada suhu 110ºC agar silika dalam keadaan kering, karena jika silika yang

digunakan keadaan basah akan sulit menyerap senyawa yang akan dipisahkan.

Deteksi yang digunakan dalam penelitian ada deteksi fisika dan kimia. Deteksi

fisika menggunakan lampu UV 254 nm dan 366 nm, sedangkan deteksi kimia

menggunakan FeCl3 dan AlCl3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

49

1. Pengujian Senyawa Minyak Atsiri

Fase Diam : Silika gel GF254

Fase Gerak : Toluen : Etil asetat (93:7 v/v)

Pembanding : Eugenol

Tabel IV. Nilai Rf Sampel dan Standar Eugenol

No. Ekstrak Deteksi Pereaksi

Kimia (FeCl3)

Deteksi UV 254 Deteksi UV 366

Rf Warna Rf Warna Rf Warna

1. Diklorometan 0,16

0,19

0,34

Hijau

0,3 Pemadaman

0,16

0,19

0,28

0,34

0,55

0,63

0,68

0,81

Merah

2. Etil Asetat - - - - 0,15

0,17

0,27

0,31

0,33

0,55

0,62

Merah

3. Metanol - - - - 0,32 Merah

4. Standar

Eugenol

0,51 Ungu 0,51 Pemadaman 0,11

0,31

0,51

Biru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

50

Rf Rf

1,00 1,00

0,50 0,50

A B C D 0,00 A B C D 0,00

Ekstrak Diklorometan Ekstrak Etil Asetat

Gambar 3. Hasil elusi KLT standar eugenol dan sampel. Keterangan A :

Standar eugenol, B: Ekstrak pohon inang jambu air, C: Ekstrak pohon inang

kopi, D : Ekstrak pohon inang teh

Hasil dari KLT pada Tabel IV dan Gambar 3, menunjukkan bahwa

hasil kualitatif pada ekstrak diklorometan dan etil asetat diduga mengandung

minyak atsiri dilihat dari nilai Rf yaitu 0,55 sedangkan Rf standar eugenol

0,51 pada deteksi sinar UV 366 nm. Menurut Pavithra, 2015, eugenol

merupakan komponen dari minyak cengkeh dan minyak wangi yang

memiliki aktivitas antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, dan efek antiviral.

2. Pengujian Senyawa Flavonoid

Fase Diam : Silika gel GF254

Fase Gerak : n butanol : asam asetat : air (4:1:5 v/v)

Pembanding : Rutin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

51

Rf Rf

Tabel V. Nilai Rf Sampel dan Standar Rutin

No. Ekstrak Deteksi Pereaksi

Kimia (AlCl3)

pada UV 366

Deteksi UV 254 Deteksi UV 366

Rf Warna Rf Warna Rf Warna

1. Diklorometan 0,45

0,52

Putih

0,88 Pemadaman

0,88 Merah

2. Etil Asetat 0,52

0,60

Kuning

- - - -

3. Metanol 0,15

0,39

0,41

0,52

0,60

0,65

Kuning

Biru

0,15

Pemadaman

0,15

0,41

0,52

0,65

Biru

4. Standar Rutin 0,52

0,60

Kuning 0,52

Pemadaman 0,52

Pemadaman

1,00 1,00

0,50 0,50

A B C D 0,00 A B C D 0,00

Ekstrak Etil Asetat Ekstrak Metanol

Gambar 4. Hasil elusi KLT standar rutin dan sampel. Keterangan A :

Standar rutin, B: Ekstrak pohon inang jambu air, C: Ekstrak pohon inang

kopi, D : Ekstrak pohon inang teh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

52

Dari Tabel V dan Gambar 4, menunjukkan bahwa hasil kualitatif KLT

dari ekstrak etil asetat dan metanol sisik naga pohon inang inang teh memiliki

kandungan flavonoid, dapat dilhat dari nilai Rf dan warna elusi, nilai Rf pada

ekstrak etil asetat, metanol dan standar rutin 0,52 dan berpendar warna kuning

pada deteksi menggunakan AlCl3 dalam sinar UV 366 nm.

Pada hasil kualitatif KLT yang menggunakan standar rutin yang

merupakan salah satu senyawa golongan flavonoid yang memiliki aktivitas

antioksidan (Dighe, Gokarn, Shambhu, and Mestry, 2011). Selain rutin,

terdapat kaempferol, kuercetin, apigenin, dll yang dapat digunakan juga sebagai

anti-inflamasi, anti-alergi, antithrombotic, hepatoprotektif, antispasmodic, dan

anticancer. Untuk mengidentifikasi kandungan flavonoid dari ekstrak tanaman

melalui KLT, digunakan alumunium klorida ( Kale and Laddha, 2012).

3. Pengujian Senyawa Tanin

Fase Diam : Silika gel GF254

Fase Gerak : n butanol : asam asetat : air (5:1:4 v/v)

Pembanding : Asam Tanat 0,05% dalam etanol 70%

Tabel VI. Nilai Rf Sampel dan Standar Asam Tanat

No. Ekstrak Deteksi Pereaksi

Kimia (FeCl3)

Deteksi UV 254 Deteksi UV 366

Rf Warna Rf Warna Rf Warna

1. Diklorometan 0,85

Hijau

0,85 Pemadaman

0,85 Merah

2. Etil Asetat 0,85 Hijau 0,85 Pemadaman 0,85 Merah

3. Metanol 0,1 Hitam 0,1

Pemadaman

0,42

0,63

Biru

4. Standar Asam

Tanat 0,05%

0,1 Hitam 0,1 Pemadaman 0,63

0,72

Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

53

Rf

Rf

1,00 1,00

0,50 0,50

A B C D 0,00 A B C D 0,00

Ekstrak Metanol UV 254 nm Ekstrak Metanol (FeCl3)

Gambar 5. Hasil elusi KLT standar tanin dan sampel. Keterangan A :

Standar asam tanat 0,05%, B: Ekstrak pohon inang jambu air, C: Ekstrak

pohon inang kopi, D : Ekstrak pohon inang teh

Dari Tabel VI dan Gambar 5, menunjukkan bahwa ekstrak metanol

mengandung tanin, yang dapat dilihat dari nilai Rf yang ada, nilai Rf pada

ekstrak maupun standar tanin sama, yaitu 0,1 pada UV 254 nm terjadi

pemadaman dan pada deteksi menggunakan FeCl3 terjadi warna hitam.

Penggunaan FeCl3 sebagai deteksi kimia untuk menunjukkan warna

biru kehitaman atau hijau kehitaman yang menunjukkan adanya tanin

(Diniatik, Kusuma, dan Purwaningrum, 2011). Digunakan deteksi FeCl3

karena tanin merupakan bagian dari senyawa fenolik yang ditunjukkan dari

adanya perubahan warna karena reaksi FeCl3 dengan salah satu gugus

hidroksil pada senyawa tanin (Astarina, Astuti, dan Warditiani, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

54

4. Pengujian Senyawa Steroid

Fase Diam : Silika gel GF254

Fase Gerak : etil asetat : toluena (9:1: v/v)

Pembanding : β-sitosterol

Uji kualitatif KLT menggunakan β-sitosterol bertujuan untuk

mengetahui kandungan steroid dalam ekstrak sisik naga pohon inang teh.

Menurut Hadadare dan Salunkhe, 2013, β-sitosterol merupakan phytosterols

(plant sterols) yang memiliki struktur mirip dengan kolesterol, larut di dalam

alkohol. Steroid memiliki beberapa aktivitas farmakologi antara lain,

androgenic, antiadenomic, anticancer, antiedemic, antiinflammatory

(Supriya, Pratima, and Gabhe, 2010).

Tabel VII. Nilai Rf Sampel dan Standar β-sitosterol

No. Ekstrak Deteksi Pereaksi

Kimia (FeCl3)

Deteksi UV 254 Deteksi UV 366

Rf Warna Rf Warna Rf Warna

1. Diklorometan 0,72 Hijau

0,54

0,72

Pemadaman 0,66

0,72

Merah

2. Etil Asetat 0,72 Hijau 0,72 Pemadaman 0,72 Merah

3. Metanol - - - - 0,72 Merah

4. Standar β-

sitosterol

0,66 Ungu 0,66 Pemadaman 0,66 Biru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

55

Rf

1,00

0,50

A B C D 0,00

Ekstrak Diklorometan UV 366

Gambar 6. Hasil elusi KLT Standar β-sitosterol dan sampel. Keterangan A :

Standar β-sitosterol, B: Ekstrak pohon inang jambu air, C: Ekstrak pohon

inang kopi, D : Ekstrak pohon inang teh

Dari Tabel VII dan Gambar 6, menunjukkan hasil kualitatif KLT

menggunakan standar β-sitosterol. Pada ekstrak diklorometan sisik naga

pohon inang teh terdapat kandungan steroid, hal ini ditunjukkan dengan nilai

Rf pada deteksi UV 366 nm pada ekstrak dan standar sebesar 0,66.

I. Uji Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Sisik Naga

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk menentukan

panjang gelombang yang dapat memberikan absorbansi optimal dengan adanya

sedikit perubahan konsentrasi dari hasil reaksi antara radikal DPPH dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

56

senyawa uji. Penentuan panjang gelombang maksimum digunakan konsentrasi

baku DPPH yaitu 0,02 mg/mL. Scanning penjang gelombang maksimum

dilakukan pada rentang panjang gelombang 400 nm - 600 nm. Didapatkan

panjang gelombang maksimum 516 nm. Menurut Molyneux, 2004, ada

beberapa macam panjang gelombang maksimum DPPH yang dapat digunakan,

antara lain 515 nm, 516 nm, 517 nm, 518 nm, dan 520 nm.

2. Penentuan Reaction Time / Operating Time (OT)

Penentuan OT bertujuan untuk mendapatkan rentang waktu pengukuran

absorbansi sampel yang tepat, dimana reaksi antara senyawa uji dengan radikal

DPPH telah berlangsung secara optimal sehingga dapat memberikan

absorbansi yang stabil. Menurut Molyneux, 2004, DPPH dapat memberikan

serapan karena memiliki gugus kromofor dan auksokrom, serta adanya

dekolorisasi elektron sehingga menghasilkan warna ungu.

Penentuan OT dilakukan untuk rutin sebagai senyawa baku pembanding.

Penentuan OT dilakukan pada 3 konsentrasi yang berbeda, yaitu konsentrasi

rendah, tengah, dan tinggi. Setiap konsentrasi akan memberikan nilai

absorbansi yang berbeda pada panjang gelombang maksimum, sehingga 3

konsentrasi tersebut dapat menggambarkan OT pada masing-masing

konsentrasi. Konsentrasi rutin yang digunakan yaitu 0,005 mg/mL, 0,015

mg/mL, 0,025 mg/mL. Pengukuran OT dilakukan pada panjang gelombang

maksimum yang telah didapatkan yaitu 516 nm. rentang waktu yang digunakan

untuk penentuan OT rutin yaitu 60 menit dengan selang waktu 5 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

57

Gambar 7. Grafik kurva Operating Time DPPH dan rutin

Dari hasil yang ditampilkan (gambar 7), didapatkan OT selama 30 menit.

Hal ini ditunjukkan absorbansi yang stabil mulai dari menit ke 30. Nilai

serapan yang stabil berarti nilai serapan yang dihasilkan pada rentang waktu

tertentu memiliki selisih yang kecil. Dari penelitian Molyneux, 2004, OT

yang didapatkan sebesar 30 menit.

3. Uji Aktivitas Antioksidan

Uji aktivitas antioksidan ekstrak sisik naga bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar aktivitas antioksidan pada tumbuhan sisik naga pohon inang

teh. Dalam penelitian ini digunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil

(DPPH). Prinsipnya adalah penangkapan elektron bebas dari senyawa radikal

yang menyebabkan berukurangngnya intensitas warna radikal DPPH dari ungu

menjadi kuning (Molyneux, 2004).

0,5

0,55

0,6

0,65

0,7

0 10 20 30 40 50 60 70

Ab

sorb

ansi

Waktu (menit)

KURVA OPERATING TIME

0,005 mg/ml

0,015 mg/ml

0,025 mg/ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

58

Gambar 8. Mekanisme reaksi radikal DPPH dengan senyawa antioksidan

(Yuhernita dan Juniarti, 2011).

Senyawa yang digunakan sebagai kontrol positif adalah rutin. Rutin

merupakan senyawa golongan flavonoid yang telah diketahui memiliki

aktivitas antioksidan. Menurut Kale dan Laddha, 2012, rutin memiliki gugus

–OH fenolat di dalam struktur rutin yang mereduksi DPPH sehingga terjadi

penurunan intensitas warna dari ungu menjadi kuning.

Gambar 9. Mekanisme reaksi rutin dengan radikal DPPH (Li, Xu, and

Chen, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

59

Parameter pengukuran aktivitas antioksidan adalah IC50 yang merupakan

konsentrasi senyawa uji yang diperlukan untuk menghambat radikal bebas

sebesar 50%. Nilai IC50 didapatkan dari persamaan regresi linear yang

menyatakan hubungan antara konsentrasi dengan persen aktivitas antioksidan

yang ditimbulkan. Semakin kecil konsentrasi IC50 yang dihasilkan, semakin

besar aktivitas antioksidan senyawa uji (Yuhernita dan Juniarti, 2011).

Tabel VIII. Nilai IC50 Rutin Dan Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat, dan

Metanol Tumbuhan Sisik Naga Pohon Inang Teh

Rutin

Replikasi IC50 (µg/ml) Rerata ± SD

1 46,1

2 48,5 47,270 ± 1,2014

3 47,2

Diklorometan

Replikasi IC50 (µg/ml) Rerata ± SD

1 2.005,0

2 2.034,0 2.003,666 ± 31,0215

3 1.972,0

Etil Asetat

Replikasi IC50 (µg/ml) Rerata ± SD

1 581,0

2 589,3 582,166 ± 6,6275

3 576,2

Metanol

Replikasi IC50 (µg/ml) Rerata ± SD

1 158,1

2 159,1 160,800 ± 3,8431

3 165,2

Berdasarkan kategori tingkat antioksidan, rutin dengan ekstrak

diklorometan tumbuhan sisik naga pohon inang teh sisik naga, dapat

digolongkan seperti pada tabel. :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

60

Tabel IX. Penggolongan Kekuatan Aktivitas Antioksidan Rutin Dan

Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat, dan Metanol Tumbuhan Sisik Naga

dengan Metode DPPH (Fidrianny, Darmawanti, dan Sukrasno, 2014).

Tingkat Aktivitas Antioksidan (IC50) dengan

Metode DPPH

Sampel IC50

(µg/ml)

Sangat

Kuat (< 50

µg/ml)

Kuat (50-

100

µg/ml)

Sedang

(101-150

µg/ml)

Lemah

(>150

µg/ml)

Rutin 47,27 ѵ

Ekstrak

Diklorometan

2.003,666 ѵ

Ekstrak Etil

Asetat

582,166 ѵ

Ekstrak

Metanol

160,8 ѵ

Pada Tabel IX menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak diklorometan, etil

asetat, dan metanol sisik naga besar sehingga aktivitas antioksidannya

tergolong lemah. Jika dibandingkan dengan nilai IC50 standar rutin yang

memiliki aktivitas kuat.

Gambar 10. Histogram perbandingan IC50 rutin dengan ekstrak

diklorometan, etil asetat, metanol tumbuhan sisik naga pohon inang teh

Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat bahwa nilai IC50 rutin jauh lebih

rendah dibandingkan dengan ekstrak diklorometan, sedangkan untuk ketiga

0

500

1000

1500

2000

2500

rutin ekstrakdikloromet

an

ekstrak etilasetat

ekstrakmetanol

Series1 42,27 2.003,67 582,166 160,8

Nila

i IC

50

g/m

l)

Nilai IC50 Rutin dan Ekstrak Sisik Naga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

61

ekstrak, aktivitas antioksidan paling kuat terdapat pada ekstrak metanol. Hal ini

dikarenakan adanya senyawa flavonoid yang terlarut dalam metanol.

Uji statistik dilakukan setelah mendapatkan nilai IC50. Uji statistik

dilakukan untuk memastikan kebermaknaan nilai IC50 rutin dengan nilai IC50

ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol sisik naga. Uji pertama yang

dilakukan adalah uji normalitas. Menurut Dahlan, 2012, uji normalitas data

bertujuan untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.

Jumlah data kurang dari 50 maka digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk. Uji

normalitas ini menentukan jenis uji yang akan dilakukan selanjutnya.

Hasil uji statistik menunjukkan nilai p-value lebih besar dari 0,05 (taraf

kepercayaan 95%), dengan kata lain signifikansi yang dihasilkan lebih besar

daripada nilai signifikansi yang ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa nilai

IC50 standar rutin, ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol sisik naga

terdistribusi secara normal.

Uji yang dilakukan selanjutnya adalah uji parametrik karena data

terdistribusi secara normal. Uji parametrik yang dilakukan adalah uji t tidak

berpasangan untuk menguji antara dua kelompok data, yaitu rutin dengan

ekstrak diklorometan, rutin dengan ekstrak etil asetat, dan rutin dengan ekstrak

metanol, dilihat dari adanya perbedaan rata-ratanya. Hasil perhitungan

didapatkan nilai p-value antara rutin dengan ekstrak diklorometan, rutin dengan

ekstrak etil asetat, dan rutin dengan ekstrak metanol <0,05. Nilai signifikansi

yang didapatkan lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah ditentukan

yaitu 0,05 (taraf kepercayaan (95%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

62

Disimpulkan bahwa nilai rata-rata IC50 rutin dengan ekstrak

diklorometan, etil asetat, dan metanol sisik naga inang teh berbeda bermakna,

dimana rutin memiliki nilai IC50 rendah dengan aktivitas antioksidan lebih

besar dibandingkan ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol sisik naga

inang teh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Karakter simplisia tumbuhan sisik naga pohon inang teh sesuai dengan

Materia Medika Indonesia Jilid V.

2. Nilai IC50 ekstrak diklorometan, etil asetat, dan metanol tumbuhan sisik naga

pohon inang teh tergolong lemah dibandingkan dengan standar rutin yang

memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat.

B. Saran

Perlu dilakukan uji lebih lanjut terutama pada ekstrak metanol sisik naga

karena jika dibandingkan dengan ekstrak diklorometan dan etil asetat, ekstrak

diklorometan memiliki aktivitas antioksidan yang paling besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

64

DAFTAR PUSTAKA

Andersen, M., and Markham K.R., 2006, Flavonoids, CRC Press, United States,

p. 2.

Anonoim, 2000, Quantification of Tannins in Tree Foliage, FAO/IAEA Working

Document, Vienna, 2-24.

Aruldoss, V. and Thangavel, K.P., 2011, Antioxidant And Antimicrobial Activity

Using Different Extracts Of Anacardium occidentale L., IJABPT, 2 :

436 – 443.

Astarina, N.W.G., Astuti, K.W., dan Warditiani, N.K., 2013, Skrining Fitokimia

Ekstrak Metanol Rimpang Bangle (Zingiber purpureum Roxb.), Jurnal

Farmasi Udayana, 1-7.

Bianchi, T.S., Canuel, E.A., 2011, Chemical Biomarker in Aquatic Ecosystem,

Princeton University Press, New Jersey, pp. 16-18.

Bloiss M.S, Antioxidant Determinations by the Use of Stable Free Radicals,

Nature, 1958, 181, 1199-1200.

Cadenas, E. and Packer, L., 2002, Handbook of Antioxidant, Second Edition,

USA, Marcell Dekker Inc, p. 4.

Dahlan, 2012, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika,

Jakarta, hal. 17.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989, Materia Medika Indonesia,

Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. xviii,

184-188.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Parameter Standar Umum

Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, hal. 6, 13-38.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Farmakope Herbal, Edisi

Pertama, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 172-

179.

Dighe, V.V., Gokarn, V.N., Shambhu, N.S., and Mestry D.Y., 2011, Comparison

of Extraction Techniques for Quantitative Determination of Rutin from

Morus alba Linn. By Reverse Phase High Performance Liquid

Chromatography, International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2

(1) 750-757.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

65

Diniatik, Kusuma A.M., Purwaningrum, O., 2011, Uji Aktivitas Antivirus Ekstrak

Eanol Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruitz & Pav) Terhadap Virus

Newcastle Disease (ND) dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya,

PHARMACY, (8) 51-70.

Fessenden, R. J., and Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik, Edisi Ketiga, jilid 2,

Jakarta, Erlangga, hal. 436 – 437.

Fessenden, R. J., and Fessenden, J.S., 1982, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Jilid 1,

Jakarta, Erlangga, hal. 240.

Fidrianny, I., Darmawanti, A., dan Sukrasno, 2014, Antioxidant Capacities From

Different Polarities Extracts of Cucurbitaceae Leaves Using Frap, DPPH

Assays And Correlation With Phenolic, Flavonoid, Carotenoid Content,

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, (6):

858-862.

Gandjar, I.G., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta, hal. 252-256, 323, 324, 353-363.

Hadadare, M., and Salunkhe, V., 2013, Simultaneous Estimation of Beta Sitoterol

and Palmitic Acid from Methanolic extract of Caralluma Ascedens Var

Fimbriata by UV Spectrophotometry, Research Journal of

Pharmaceutical, Biological and Chemical Sciences, 4 (3) 225-232.

Halliwell, B., Gutteridge, J.M.C., and Aruoma, O.I., 1987, the Deoxyrybose

Method: A Simple “Test-Tube” Assay for Determination of Rate

Constants for Reactions of Hydroxyl Radicals, ANALYTICAL

BIOCHEMISTRY, (165): 215-219.

Handa, S.S., Khanuja S.P.S., Longo G., and Rakesh D.D , 2008, Extraction

Technologies for Medicinal and Aromatic Plants, INTERNATIONAL

CENTRE FOR SCIENCE AND HIGH TECHNOLOGY, Trieste, pp. 22

– 23.

Harmita, 2002, Analisis Fisikokimia: Kromatografi, Vol. 2, Buku Kedokteran

EGC, Jakarta, hal. 1-3.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Yayasan Sarana Wana

Jaya, Jakarta, hal. 1819.

Kale, M.S., and Laddha K.S., 2012, Determination of Total Flavonoids Content

and Quantification of Rutin in Mommordica tuberosa (Roxb) Cogn.

Fruits by RP-HPLC, Asian Journal of Traditional Medicines, 7 (5) 220-

225.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

66

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013, Farmakope Herbal Indonesia,

Edisi 1, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal. 94-

110.

Li, X., Xu, M., and Chen, D., 2012, Protective Effect Against Hydroxyl-Induced

DNA Damage and Antioxidant Activity of Radix Bupleuri In Vitro,

Spatula DD, 2(4) 219-227.

Ma’mun, Suhirman S., Manoi F., Sembiring B.S., Tritianingsih, Sukmasari M., et

al., 2006, Teknik Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Purwoceng, Laporan

Pelaksanaan Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 314-324.

Molyneux, P., 2004, the Use of the Stable Free Radical DPPH for Estimating

Antioxidant Activity, Songklanakarin J. Sci. Technol., 26 (2), 211-219.

Nofiani, R. 2008. Urgensi dan Mekanisme Biosisntesis Metabolit Sekunder

Mikroba Laut. Jurnal Natur Indonesia, 10 (2) : 120-125.

Nonhebel, D.C., and Walton, J.C., 1974, Free Radical Chemistry, Cambridge

University Press, London, pp. 1-6.

Pallipane, K.B., and Rolle, R., 2008, Good Practice For Assuring The Post-

Harvest Quality Of Exotic Tree Fruit Crops Produced In Jamaica, FAO,

Rome, pp. 12-13.

Pavithra, B., 2014, Eugenol-A Review, Journal of Pharmaceutical Sciences and

Research, 153-154.

Pervical, M., 1998, Antioxidants, Clinical Nutrition Insights,

http://acudoc.com/Antioxidants.PDF, diakses 27 Oktober 2015.

Pokorny, et al, 2001, Antioxidant in Food, CRC Press, USA, pp. 71-74.

Prakash, et al., Antioxidant Activity, Medallion Laboratories Analytical Progress,

http://www.medallionlabs.com/Downloads/Antiox_acti_.pdf, diakses 25

Oktober 2015.

Prasetyo, dan Inoriah, E., 2013, Pengolahan Budidaya Tanaman Obat-Obatan

(Bahan Simplisia), Badan Penerbitan Fakultas Peertanian UNIB,

Bengkulua, hal. 16-19.

Pujimulyani, D., Raharjo, S., Marsono, Y., dan Santoso, U., 2010, Pengaruh

Blanching Terhadap Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenol, Flavonoid, dan

Tanin Terkondensasi Kunir Putih (Curcuma mangga Val.), ARGITECH,

30 (3) 141-147.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

67

Purnawati, U., Turnip, M,. Lovadi, I., 2014, Eksplorasi Paku-Pakuan

(Pteridophyta) Di Kawasan Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak,

Jurnal Protobiont, 3 (2): 155-165.

Rajesh, M.P., and Natvar., J., P., 2011, In Vitro Antioxidant Activity of Coumarin

Compounds by DPPH, Super Oxide and Nitric Oxide Free Scavenging

Methods, Journal of Advanced Education & Research, 1:52-68.

Sahid, A., Pandiangan, D., Siahaan, P., Rumondor, M .J., Uji Sitotoksisitas

Ekstrak Metanol Daun Sisik Naga (Drymogsslossum piloselloides Pesl.)

terhadap Sel Leukimia P388., Jurnal MIPA UNSRAT Online, 2 (2): 94-

99.

Sari, Y.D., Djannah, S.N., dan Nurani, L.H., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri

Infusa Daun Sirsak (Annona muricata L.) Secara In Vitro Terhadap

Staphylococcus aureus ATSS 25923 dan Escherchia coli ATCC 35218

Serta Profil Kromatografi Lapis Tipis, KES MAS, (4) 144-239.

Shekar, T.C., and Anju, G., 2014, Antioxidant Activity by DPPH Radical

Scavenging Method of Ageratum conyzoides Linn. Leaves, American

Journal of Ethnomedicine, 1 (4), 244-249.

Sigma-Aldrich, Particle Size Conversion Table, 2016,

http://www.sigmaaldrich.com/chemistry/stockroom-reagents/learning-

center/technical-library/particle-size-conversion.html, diakses tanggal 4

Januari 2016.

Subositi, A.P.D., Analisis Ukuran Partikel Bahan Penyusun Ramuan Jamu dan

Volume Air Penyari terhadap Mutu ekstrak yang Dihaluskan, Balai

Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 111-115.

Sunarni, T., 2005, Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa

kecambah Dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae, Jurnal Farmasi

Indonesia, 2 (2), 53-61.

Supriya, J., Pratima, T., and Gabhe S.Y., 2010, Marker Based Standardization of

Commercial Formulations and Extracts Containing Beta-Sitosterol D-

Glucoside Using HPTLC, International Journal of research in Ayurveda

& Pharmacy, 1 (2) 616-623.

Tahir, I., Wijaya,k., Widianingsing, D., 2003, Terapan Analisis Hansch Untuk

Aktivitas Antioksidan senyawa Turunan Flavon/Flavonol, Makalah

Seminar Khemometri, Jogjakarta.

United States Department of Agriculture, 2005, 10 February, Taxon: Pyrrosia

piloselloides (L.) M.G. Price, Germplasm Resources Information

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

68

Network, http://www.ars-grin.gov/cgi-bin/npgs/html/taxon.pl?447799,

diakses tanggal 12 Oktober 2015.

Watson, D.G., 2010, Analisis Farmasi : Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi

Dan Praktisi Kimia Farmasi, Edisi 2, EGC, Jakarta, hal. 105.

Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, Kanisius,

Yogyakarta,hal. 13-80.

Wulandari, E.T., Elya, B., Hanani, E, Pawitan, J.A., 2013, In Vitro Antioxidant

And Cytotoxicity Activity of Extract and Fraction Pyrrosia piloselloides

(L ) M.G Price, International Journal of PharmTech Research, 5 (1):

119-125.

Yuhernita dan Juniarti, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder Dari Ekstrak

Metanol Daun Surian yang Berpotensi Sebagai Antioksidan, Makara,

Sains, 15(1) 48-52.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

69

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

70

Lampiran 1. Gambar Tumbuhan Sisik Naga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

71

Lampiran 2. Surat Determinasi Tumbuhan Sisik Naga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

72

Lampiran 3. Penimbangan Serbuk Simplisia Tumbuhan Sisik Naga Pohon

Inang Teh

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Replikasi 4 Replikasi 5

Berat

Sampel

100,23 g 100,01 g 100,00 g 100,15 g 100,23 g

Lampiran 4. Volume maserasi menggunakan pelarut diklorometan, etil

asetat, dan metanol

DIKLOROMETAN

Replikasi 1 (mL) Replikasi 2

(mL)

Replikasi 3

(mL)

Replikasi 4

(mL)

Replikasi 5

(mL)

300 300 300 300 250

150 100 100 100 150

150 70 70 100 150

150 250

150 100

200 300

100 100

100 100

100 100

150 100

100 100

100 100

100

100

100

ETIL ASETAT

Replikasi 1 (mL) Replikasi 2

(mL)

Replikasi 3

(mL)

Replikasi 4

(mL)

Replikasi 5

(mL)

300 300 300 300 300

100 100 100 100 100

100 100 150 100 100

100 100 100 100 100

100 150 150 100 100

150 100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100 100

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

73

METANOL

Replikasi 1 (mL) Replikasi 2

(mL)

Replikasi 3

(mL)

Replikasi 4

(mL)

Replikasi 5

(mL)

300 300 300 300 300

100 100 250 100 100

100 100 100 100 100

100 100 100 100 100

100 100 100 100 100

100 100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100 100

100 100

100 100

100

100

Lampiran 5. Bobot Tetap dan % Rendemen Ekstrak Diklorometan, Etil

Asetat, dan Metanol Tumbuhan Sisik Naga Pohon Inang Teh

Kosong (g) Cawan + isi (g) Isi (g)

Diklorometan 56,2798 73,0476 16,7712

R1 Diklorometan 56,3243 59,2275 2,9019

R2 Diklorometan 48,8245 51,1676 2,3485

R3 Diklorometan 22,2667 24,3356 2,1540

R4 Diklorometan 59,5475 64,7675 5,2254

R5 Diklorometan 52,6261 56,8134 4,1934

Etil Asetat 36,7963 42,6326 5,2547

R1 Etil Asetat 36,7953 38,5296 1,7423

R2 Etil Asetat 22,2413 23,8390 1,5937

R3 Etil Asetat 21,8045 23,5365 1,7384

R4 Etil Asetat 53,2209 53,5409 0,3243

R5 Etil Asetat 53,2343 53,6738 0,4005

Metanol 58,5856 118,6298 60,0445

R1 Metanol 58,5858 73,8645 15,2884

R2 Metanol 22,1385 36,6798 14,5460

R3 Metanol 56,6656 69,4163 12,7524

R4 Metanol 22,1998 29,9969 7,8457

R5 Metanol 53,2220 62,8709 9,6508

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

74

% Rendemen = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐸𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑆𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔𝑟𝑎𝑚) × 100%

1. Ekstrak Diklorometan

% Rendemen = 5,2547

500,62 × 100% = 3,3500 % b/b

2. Ekstrak Etil Asetat

% Rendemen = 16,7712

500,62 × 100% = 1,0496 % b/b

3. Ekstrak Metanol

% Rendemen = 60,0045

500,62 × 100% = 11,9860 % b/b

Lampiran 6. Penimbangan dan % Rendemen Karakterisasi Simplisia

Dan Ekstrak Diklorometan, Etil Asetat, dan Metanol Tumbuhan Sisik

Naga Pohon Inang Teh

1. Penetapan Kadar Abu Total

o SERBUK

Berat % Rendemen

Replikasi 1 Cawan

Kosong

22,1424

2,0682 % b/b

Cawan + Isi 23,1529

Cawan + Abu 22,1633

Replikasi 2 Cawan

Kosong

20,6342

1,3012 % b/b

Cawan + Isi 21,6351

Cawan + Abu 20,6472

Replikasi 3 Cawan

Kosong

21,3720

2,8201 % b/b

Cawan + Isi 22,3719

Cawan + Abu 21,4002

o ETIL ASETAT

Berat % Rendemen

Replikasi 1 Cawan

Kosong

23,4921

0,5431 % b/b

Cawan + Isi 23,8419

Cawan + Abu 23,4940

Replikasi 2 Cawan

Kosong

22,1902

1,9675 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

75

Cawan + Isi 22,5409

Cawan + Abu 22,1971

Replikasi 3 Cawan

Kosong

22,1416

0,6850 % b/b

Cawan + Isi 22,4919

Cawan + Abu 22,1440

o DIKLOROMETAN

Berat % Rendemen

Replikasi 1 Cawan

Kosong

22,1848

1,5464 % b/b

Cawan + Isi 23,1806

Cawan + Abu 22,2001

Replikasi 2 Cawan

Kosong

20,6420

1,8629 % b/b

Cawan + Isi 21,6243

Cawan + Abu 20,6603

Replikasi 3 Cawan

Kosong

22,1364

1,6243 % b/b

Cawan + Isi 23,1214

Cawan + Abu 22,1534

o METANOL

Berat % Rendemen

Replikasi 1 Cawan

Kosong

21,4000

2,1163 % b/b

Cawan + Isi 23,4271

Cawan + Abu 21,4429

Replikasi 2 Cawan

Kosong

22,1377

2,5577 % b/b

Cawan + Isi 24,1434

Cawan + Abu 22,1890

Replikasi 3 Cawan

Kosong

20,6437

1,9962 % b/b

Cawan + Isi 22,6876

Cawan + Abu 20,6845

2. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

% Rendemen =bobot abu tidak larut asam (g)

bobot sample (g)× 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

76

Serbuk

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot sampel (g) 1,0105 1,0009 0,9999

Cawan kosong (g) 22,1424 20,6342 21,3720

Cawan + abu tidak larut

asam (g)

22,1491 20,6414 21,3798

Bobot abu tidak larut

asam (g)

0,0067 0,0072 0,0078

% Rendemen 0,6631 % b/b 0,7193 % b/b 0,7801 % b/b

Diklorometan

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot sampel (g) 0,9958 0,9823 0,9850

Cawan kosong (g) 22,1848 20,6420 22,1364

Cawan + abu tidak larut

asam (g)

22,1861 20,6432 22,1373

Bobot abu tidak larut

asam (g)

0,0013 0,0012 0,0914

% Rendemen 0,1305 % b/b 0,1222 % b/b 0,0914 % b/b

Etil Asetat

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot sampel (g) 0,3498 0,3507 0,3503

Cawan kosong (g) 23,4921 22,1902 22,1416

Cawan + abu tidak larut

asam (g)

23,4943 22,1933 22,1441

Bobot abu tidak larut

asam (g)

0,0022 0,0031 0,0025

% Rendemen 0,6289 % b/b 0,8839 % b/b 0,7136 % b/b

Metanol

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot sampel (g) 2,0271 2,0057 2,0439

Cawan kosong (g) 21,4000 22,1377 20,6437

Cawan + abu tidak larut

asam (g)

21,4030 22,1399 20,6474

Bobot abu tidak larut

asam (g)

0,0030 0,0022 0,0037

% Rendemen 0,1480 % b/b 0,1097 % b/b 0,1810 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

77

3. Penetapan Kadar Sari Larut Air

%Rendemen =Bobot sari (g)

Bobot serbuk (g)×

20

4× 100%

Serbuk

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 1,03 1,01 1,04

Cawan kosong

(g)

31,2511 43,7822 44,8355

Cawan + sari (g) 31,3051 43,8358 44,8947

Bobot sari (g) 0,0540 0,0536 0,0592

% Rendemen 26,2135 % b/b

26,1980 % b/b 27,2404 % b/b

Diklorometan

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 1,03 0,97 1,03

Cawan kosong

(g)

43,0877 48,1270 35,3875

Cawan + sari (g) 43,0994 48,1366 35,3997

Bobot sari (g) 0,0117 0,0096 0,0122

% Rendemen 5,6796 % b/b 4,9484 % b/b 5,9223 % b/b

Etil Asetat

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 0,34 0,35 0,35

Cawan kosong

(g)

43,7846 44,8472 43,0843

Cawan + sari (g) 43,7912 44,8543 43,0903

Bobot sari (g) 0,0066 0,0071 0,0060

% Rendemen 9,7058 % b/b 10,1428 % b/b 8,5714 % b/b

Metanol

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 4,98 5,03 5,10

Cawan kosong

(g)

48,1052 35,3949 43,7809

Cawan + sari (g) 48,7992 36,2030 44,5430

Bobot sari (g) 0,6940 0,8081 0,7621

% Rendemen 69,6787 % b/b

80,3280 % b/b 74,7156 % b/b

4. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 =𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑟𝑖 (𝑔)

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)×

20

4× 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

78

Serbuk

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 0,99 1,10 1,01

Cawan kosong

(g)

43,1001 35,3953 43,7884

Cawan + sari (g) 43,1525 35,4467 43,8442

Bobot sari (g) 0,0542 0,0514 0,0558

% Rendemen 26,4646 % b/b

23,3636 % b/b 27,6237 % b/b

Diklorometan

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 0,99 1,00 1,03

Cawan kosong

(g)

43,0936 35,3919 43,7874

Cawan + sari (g) 43,1232 35,4193 43,8250

Bobot sari (g) 0,0296 0,0274 0,0431

% Rendemen 14,9494 % b/b

13,1730 % b/b 20,9223 % b/b

Etil Asetat

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 0,36 0,37 0,37

Cawan kosong

(g)

43,0931 35,3956 43,7877

Cawan + sari (g) 43,1297 35,4286 43,8545

Bobot sari (g) 0,0366 0,0336 0,0668

% Rendemen 50,8333 % b/b

45,4054 % b/b 90,2702 % b/b

Metanol

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Bobot serbuk (g) 1,03 0,98 1,01

Cawan kosong

(g)

43,0921 35,3920 43,7854

Cawan + sari (g) 43,2325 35,5126 43,9317

Bobot sari (g) 0,1404 0,1206 0,1463

% Rendemen 68,1553 % b/b

61,5406 % b/b 72,4257 % b/b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

79

Lampiran 7. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi DPPH Untuk

Panjang Gelombang Maksimum

Penimbangan DPPH : Arloji Kosong = 13,2624 gram

Arloji + Isi = 13,2726 gram

Arloji + Sisa = 13,2626 gram

Isi = 0,0100 gram

= 10 mg

10 𝑚𝑔

100 𝑚𝐿 = 0,1

mg

mL

Dibuat DPPH dengan konsentrasi 20 mg/mL

C1 x V1 = C2 x V2

0,1 mg/mL x 20 mL = C2 x 100 mL

C2 = 0,02 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

80

Lampiran 8. Hasil Panjang Gelombang Maksimum Metode DPPH

Lampiran 9. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi Rutin untuk

Penentuan Operating Time

Operating Time (OT) Konsentrasi Rutin 0,005 mg/mL ; 0,015 mg/mL;

0,025 mg/mL

Kertas kosong : 13,2176 g

Kertas + sampel : 13,3177 g

Kertas + sisa : 13,2177 g

Rutin : 0,0100 g

10 mg

10 mL = 1 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

81

Konsentrasi 1 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,05 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,005 mg/mL

Konsentrasi 2 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,15 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,015 mg/mL

Konsentrasi 3 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,25 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,025 mg/mL

Lampiran 10. Hasil Operating Time Metode DPPH

Panjang Gelombang 516 nm

Menit Absorbansi

0.005 𝐦𝐠

𝐦𝐋⁄

Absorbansi

0,015 𝐦𝐠

𝐦𝐋⁄

Absorbansi

0,025 𝐦𝐠

𝐦𝐋⁄

Keterangan

Menit ke-5 0,655 0,621 0,575

Menit ke-10 0,654 0,616 0,563

Menit ke-15 0,654 0,612 0,553

Menit ke-20 0,654 0,608 0,546

Menit ke-25 0,653 0,605 0,541

Menit ke-30 0,653 0,604 0,538 OT

Menit ke-35 0,654 0,603 0,536

Menit ke-40 0,655 0,603 0,538

Menit ke-45 0,655 0,601 0,540

Menit ke-50 0,657 0,603 0,541

Menit ke-55 0,658 0,604 0,541

Menit ke-60 0,659 0,604 0,541

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

82

Konsentrasi 0,005 mg/mL

Konsentrasi 0,015 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

83

Konsentrasi 0,025 mg/mL

Lampiran 11. Penimbangan dan perhitungan konsentrasi DPPH dan

rutin sebagai kurva pembanding

Penimbangan DPPH : Arloji Kosong = 13,2521 gram

Arloji + Isi = 13,2622 gram

Arloji + Sisa = 13,2522 gram

Isi = 0,0100 gram

= 10 mg

10 𝑚𝑔

100 𝑚𝐿 = 0,1 mg/mL

Dibuat DPPH dengan konsentrasi 20 mg/mL

C1 x V1 = C2 x V2

0,1 mg/mL x 20 mL = C2 x 100 mL

C2 = 0,02 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

84

Penimbangan Rutin

R 1 R 2 R 3

Kertas kosong 14,4146 g 14,2496 g 14,2363 g

Kertas + sampel 14,4247 g 14,2598 g 14,2463 g

Kertas + sisa 14,4147 g 14,2497 g 14,2363 g

Rutin 0,0100 g 0,0101 g 0,0100 g

Pembuatan Larutan Baku Rutin (1 mg/mL)

Replikasi 1

10 mg

10 mL = 1 mg/mL

Konsentrasi Seri 1 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,1 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,01 mg/mL

Konsentrasi Seri 2 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,2 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,02 mg/mL

Konsentrasi Seri 3 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,3 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,03 mg/mL

Konsentrasi Seri 4 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,4 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,04 mg/mL

Konsentrasi Seri 5 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,5 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,05 mg/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

85

Replikasi 2

10,1 mg

10 mL = 1,01 mg/mL

Konsentrasi Seri 1 : C1 x V1 = C2 x V2

1,01 mg/mL x 0,1 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,0101 mg/mL

Konsentrasi Seri 2 : C1 x V1 = C2 x V2

1,01 mg/mL x 0,2 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,0202 mg/mL

Konsentrasi Seri 3 : C1 x V1 = C2 x V2

1,01 mg/mL x 0,3 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,0303 mg/mL

Konsentrasi Seri 4 : C1 x V1 = C2 x V2

1,01 mg/mL x 0,4 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,0404 mg/mL

Konsentrasi Seri 5 : C1 x V1 = C2 x V2

1,01 mg/mL x 0,5 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,0505 mg/mL

Replikasi 3

10 mg

10 mL = 1 mg/mL

Konsentrasi Seri 1 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,1 mL = C2 x 10 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

86

C2 = 0,01 mg/mL

Konsentrasi Seri 2 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,2 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,02 mg/mL

Konsentrasi Seri 3 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,3 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,03 mg/mL

Konsentrasi Seri 4 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,4 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,04 mg/mL

Konsentrasi Seri 5 : C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x 0,5 mL = C2 x 10 mL

C2 = 0,05 mg/mL

Lampiran 12. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Perhitungan Aktivitas

Antioksidan Rutin

Replikasi Konsentrasi

(mg/ml)

Absorbansi

Kontrol

DPPH

Absorbansi

Rutin

% IC Persamaan

Regresi

Linier

0,01 0,481 17,21170 y = 912,22x

0,02 0,425 26,85026 + 7,9862

1 0,03 0,581 0,381 43,42341

0,04 0,325 44,06196 r = 0,9989

0,05 0,266 54,21687

0,01 0,471 18,93287 y = 777,97x

0,02 0,409 29,60413 + 12,22

2 0,03 0,581 0,380 34,59552

0,04 0,325 44,06196 r = 0,9950

0,05 0,287 50,60241

0,01 0,449 22,71945 y = 755,59x

0,02 0,418 28,05508 + 14,269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

87

3 0,03 0,591 0,364 37,34940

0,04 0,325 44,06196 r = 0,9972

0,05 0,276 52,49570

y = 912,22x + 7,9862R² = 0,9978

0

10

20

30

40

50

60

0 0,02 0,04 0,06

% IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs % IC Rutin Replikasi 1

Series1

Linear (Series1)

y = 777,97x + 12,22R² = 0,9899

0

10

20

30

40

50

60

0 0,02 0,04 0,06

% IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs % IC Rutin Replikasi 2

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

88

Lampiran 13. Penimbangan dan Perhitungan Konsentrasi Dpph dan

Sampel Larutan Uji Untuk Kurva Sampel Uji

Sampel Larutan Uji

1. Diklorometan

Penimbangan DPPH : Arloji Kosong = 13,2533 gram

Arloji + Isi = 13,2636 gram

Arloji + Sisa = 13,2534 gram

Isi = 0,0102 gram

= 10,2 mg

10,2 𝑚𝑔

100 𝑚𝐿 = 0,102

𝑚𝑔𝑚𝐿⁄

Dibuat DPPH dengan konsentrasi 20 mg/mL

C1 x V1 = C2 x V2

0,102 mg/mL x V1 = 0,02 mg/mL x 100 mL

V1 = 19,60 mL

y = 755,59x + 14,269R² = 0,9946

0

10

20

30

40

50

60

0 0,02 0,04 0,06

% IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs % IC Rutin Replikasi 2

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

89

BERAT

SAMPEL

R 1 R 2 R 3

Arloji kosong 13,8536 g 14,2265 g 13,8536 g

Arloji + sampel 13,9537 g 14,3273 g 13,9537 g

Arloji + sisa 13,8536 g 14,2267 g 13,8536 g

Sampel 0,1001 g 0,1006 g 0,1001 g

Pembuatan Larutan Seri Sampel Diklorometan

REPLIKASI 1:

Konsentrasi baku: 10,01 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,099 𝑚𝐿

Seri 2 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,499 𝑚𝐿

Seri 3 (1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,999 𝑚𝐿

Seri 4 (1,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,498 𝑚𝐿

Seri 5 (2 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 2 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,998 𝑚𝐿

REPLIKASI 2:

Konsentrasi baku: 10,06 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,099 𝑚𝐿

Seri 2 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,497 𝑚𝐿

Seri 3 (1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,994 𝑚𝐿

Seri 4 (1,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,491 𝑚𝐿

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

90

Seri 5 (2 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 2 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,988 𝑚𝐿

REPLIKASI 3:

Konsentrasi baku: 10,01 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,099 𝑚𝐿

Seri 2 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,499 𝑚𝐿

Seri 3 (1 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,999 𝑚𝐿

Seri 4 (1,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 1,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,498 𝑚𝐿

Seri 5 (2 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 2 𝑚𝑔/𝑚𝐿

10,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,998 𝑚𝐿

2. Etil Asetat

Penimbangan DPPH : Arloji Kosong = 13,2496 gram

Arloji + Isi = 13,2599 gram

Arloji + Sisa = 13,2498 gram

Isi = 0,0101 gram

= 10,1 mg

10,1 𝑚𝑔

100 𝑚𝐿 = 0,101

𝑚𝑔𝑚𝐿⁄

Dibuat DPPH dengan konsentrasi 0,02 mg/mL

C1 x V1 = C2 x V2

0,101 mg/mL x V1 = 0,02 mg/mL x 100 mL

V1 = 19,80 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

91

BERAT

SAMPEL

R 1 R 2 R 3

Arloji kosong 13,8527 g 14,2276 g 14,2452 g

Arloji + sampel 13,9033 g 14,2780 g 14,2955 g

Arloji + sisa 13,8530 g 14,2278 g 14,2454 g

Sampel 0,0503 g 0,0502 g 0,0501 g

Pembuatan Larutan Seri Sampel Etil Asetat

REPLIKASI 1:

Konsentrasi baku: 5,03 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,298 𝑚𝐿

Seri 2 (0,25 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,25 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,497 𝑚𝐿

Seri 3 (0,4 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,4 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,795 𝑚𝐿

Seri 4 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,994 𝑚𝐿

Seri 5 (0,6 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,6 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,192 𝑚𝐿

REPLIKASI 2:

Konsentrasi baku: 5,02 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,298 𝑚𝐿

Seri 2 (0,25 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,25 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,498 𝑚𝐿

Seri 3 (0,4 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,4 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,796 𝑚𝐿

Seri 4 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,996 𝑚𝐿

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

92

Seri 5 (0,6 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,6 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,195 𝑚𝐿

REPLIKASI 3:

Konsentrasi baku: 5,01 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,299 𝑚𝐿

Seri 2 (0,25 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,25 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,01 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,499 𝑚𝐿

Seri 3 (0,4 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,4 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,798 𝑚𝐿

Seri 4 (0,5 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,5 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,998 𝑚𝐿

Seri 5 (0,6 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,6 𝑚𝑔/𝑚𝐿

5,02 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,197 𝑚𝐿

3. Metanol

Penimbangan DPPH : Arloji Kosong = 13,3112 gram

Arloji + Isi = 13,3214 gram

Arloji + Sisa = 13,3113 gram

Isi = 0,0101 gram

= 10,1 mg

10,1 𝑚𝑔

100 𝑚𝐿 = 0,101 𝑚𝑔/𝑚𝐿

Dibuat DPPH dengan konsentrasi 0,02 mg/mL

C1 x V1 = C2 x V2

0,101 mg/mL x V1 = 0,02 mg/mL x 100 mL

V1 = 19,80 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

93

BERAT

SAMPEL

R 1 R 2 R 3

Arloji kosong 14,2259 g 14,2265 g 13,8536 g

Arloji + sampel 14,2403 g 14,2373 g 13,8641 g

Arloji + sisa 14,2260 g 14,2267 g 13,8537 g

Sampel 0,0103 g 0,0106 g 0,0104 g

Pembuatan Larutan Seri Sampel Metanol

REPLIKASI 1:

Konsentrasi baku: 1,03 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,06 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,580 𝑚𝐿

Seri 2 (0,09 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,09 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,873 𝑚𝐿

Seri 3 (0,12 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,12 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,165 𝑚𝐿

Seri 4 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,456 𝑚𝐿

Seri 5 (0,18 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,18𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,03 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,747 𝑚𝐿

REPLIKASI 2:

Konsentrasi baku: 1,06 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,06 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,566 𝑚𝐿

Seri 2 (0,09 𝑚𝑔

𝑚𝐿𝑙⁄ ) 0,09 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,849 𝑚𝐿

Seri 3 (0,12 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,12 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,132 𝑚𝐿

Seri 4 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,415 𝑚𝐿

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

94

Seri 5 (0,18 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,18𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,698 𝑚𝐿

REPLIKASI 3:

Konsentrasi baku: 1,04 mg/mL

Volume baku yang diambil untuk masing-masing konsentrasi:

Seri 1 (0,06 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,04 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,576 𝑚𝐿

Seri 2 (0,09 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,09 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,04 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 0,865 𝑚𝐿

Seri 3 (0,12 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,12 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,04 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,153 𝑚𝐿

Seri 4 (0,15 𝑚𝑔

𝑚𝐿⁄ ) 0,15 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,442 𝑚𝐿

Seri 5 (0,18 𝑚𝑔/𝑚𝐿) 0,18 𝑚𝑔/𝑚𝐿

1,06 𝑚𝑔/𝑚𝐿 × 10 𝑚𝐿 = 1,730 𝑚𝐿

Lampiran 14. Hasil Pengukuran Absorbansi dan Perhitungan Aktivitas

Antioksidan Sampel Uji

Replikasi Konsentrasi

(mg/ml)

Absorbansi

Kontrol

DPPH

Absorbansi

Diklorometan

% IC Persamaan

Regresi

Linier

0,1 0,497 4,423077 y = 24,483x

0,5 0,454 12,69231 + 0,9974

1 1 0,520 0,394 24,23077

1,5 0,326 37,30769 r = 0,9987

2 0,256 50,76923

0,1 0,494 3,703704 y = 23,388x

0,5 0,43 16,17934 + 0,993

2 1 0,513 0,382 25,53606

1,5 0,329 35,86745 r = 0,9964

2 0,256 50,09747

0,1 0,522 1,879699 y = 25,891x

0,5 0,458 13,90977 + 0,0953

3 1 0,532 0,4 24,81203

1,5 0,31 41,72932 r = 0,9956

2 0,265 50,18797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

95

y = 24,483x + 0,9115R² = 0,9974

0

10

20

30

40

50

60

0 0,5 1 1,5 2 2,5

% IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs % IC Diklorometan R.1

Series1

Linear (Series1)

y = 23,388x + 2,4206R² = 0,993

0

10

20

30

40

50

60

0 0,5 1 1,5 2 2,5

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Diklorometan R.2

Series1

Linear (Series1)

y = 25,891x + 0,0953R² = 0,9914

0

10

20

30

40

50

60

0 0,5 1 1,5 2 2,5

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Diklorometan R.3

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

96

Replikasi Konsentrasi

(mg/ml)

Absorbansi

Kontrol

DPPH

Absorbansi

Etil Asetat

% IC Persamaan

Regresi

Linier

0,15 0,444 14,61538 y = 83,112x

0,25 0,404 22,30769 + 1,6484

1 0,4 0,520 0,346 33,46154

0,5 0,290 44,23077 r = 0,9981

0,6 0,252 51,53846

0,15 0,458 4,590818 y = 104,96x

0,25 0,423 14,97006 - 11,862

2 0,4 0,508 0,346 26,94611

0,5 0,292 41,71657 r = 0,9956

0,6 0,238 51,89621

0,15 0,458 9,842520 y = 97,7x

0,25 0,423 16,73228 - 6,2992

3 0,4 0,508 0,346 31,88976

0,5 0,292 42,51969 r = 0,9977

0,6 0,238 53,14961

y = 83,112x + 1,6484R² = 0,9963

0

10

20

30

40

50

60

0 0,2 0,4 0,6 0,8

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Etil Asetat R.1

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

97

Replikasi Konsentrasi

(mg/ml)

Absorbansi

Kontrol

DPPH

Absorbansi

Metanol

% IC Persamaan

Regresi

Linier

0,06 0,483 0,483 y = 419,94x

0,09 0,423 0,423 - 16,411

1 0,12 0,535 0,358 0,358

0,15 0,289 0,289 r = 0,9989

0,18 0,213 0,213

0,06 0,442 17,38318 y = 320,25x

0,09 0,385 28,03738 - 0,972

2 0,12 0,535 0,329 38,50467

0,15 0,279 47,85047 r = 0,9979

0,18 0,238 55,51402

0,06 0,420 19,69407 y = 282,98x

0,09 0,373 28,68069 + 3,2502

3 0,12 0,523 0,321 38,62333

y = 104,96x - 11,862R² = 0,9914

0

10

20

30

40

50

60

0 0,2 0,4 0,6 0,8

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Etil Asetat R.2

Series1

Linear (Series1)

y = 97,7x - 6,2992R² = 0,9956

0

10

20

30

40

50

60

0 0,2 0,4 0,6 0,8

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Etil Asetat R.3

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

98

0,15 0,287 45,12428 r = 0,9981

0,18 0,241 53,91969

y = 419,94x - 16,411R² = 0,998

0

10

20

30

40

50

60

70

0 0,05 0,1 0,15 0,2

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Metanol R.1

Series1

Linear (Series1)

y = 320,25x - 0,972R² = 0,9959

0

10

20

30

40

50

60

0 0,05 0,1 0,15 0,2

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Metanol R.2

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

99

Lampiran 15. Hasil Statistika Uji Normalitas dan Uji T tidak Berpasangan

Nilai IC50 Rutin dan Sampel Uji

Uji Normalitas Baku dengan Sampel Uji

Uji t tidak Berpasangan Baku Rutin dan Ekstrak Diklorometan

y = 282,98x + 3,2505R² = 0,9963

0

10

20

30

40

50

60

0 0,05 0,1 0,15 0,2

%IC

Konsentrasi

Konsentrasi vs %IC Metanol R.3

Series1

Linear (Series1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

100

Uji t tidak Berpasangan Baku Rutin dan Ekstrak Etil Asetat

Uji t tidak Berpasangan Baku Rutin dan Ekstrak Metanol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · D. Penyerbukan Tumbuhan Sisik Naga ..... 42 E. Ekstraksi Tumbuhan Sisik Naga ... Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki

101

BIOGRAFI PENULIS

Penulis Skripsi dengan judul “Uji Aktivitas

Antioksidan Dan Penetapan Karakter Ekstrak

Tanaman Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L.) M.G

Price) Pohon Inang Teh (Camellia sinensis (L.) O.K)

Dengan Metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazil

(DPPH)” dengan nama Dionisius Laffyanto. Penulis

lahir di Sleman, 6 Oktober 1993, merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Haryono Subyakto dan Lucia Sri

Iswanti. Penulis mengawali pendidikan di TK Kanisius Demangan Baru

Yogyakarta (1998-2000), SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta (2000-2006),

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta (2006-2009), dan SMA Kolese De Britto

Yogyakarta (2009-2012). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan Sarjana di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten Praktikum

Farmakognosi-Fitokimia (2014), aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan

pernah menjadi koordinator Hubungan Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa

Farmasi Universitas Sanata Dharma, dan aktif dalam kegiatan kampus antara lain

Pharmacy Pherformance and Road to School (2013-2014), Titrasi (2013-2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI