plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk · dian ‘kuli’ wahyu, ... saya menyadari...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN ANTARA NURTURANCE DENGAN
KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUIS
PADA CALON PENDETA
DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Nama : Lilian Juanita
NIM : 109114040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Sometimes, I want to ask God why He allows
poverty, famine, and injustice in the world
when He could do something about it,
but I’m afraid He might just ask me the same question.
So, why you keep wandering around,
when you could help others, self?
Lilian Juanita, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Untuk Tuhan Yesus,
yang membuatku kuat dan berani menghadapi tantangan.
Maaf ketika aku sering mengkhawatirkan keadaan, dan
trimakasih karena selalu mengejutkanku dengan
pertolonganMu.
I love YOU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA NURTURANCE DENGAN KECENDERUNGAN
PERILAKU ALTRUIS PADA CALON PENDETA DI YOGYAKARTA
Lilian Juanita
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara nurturance dengan
kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta di Yogyakarta. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah nurturance sedangkan variabel tergantungnya adalah kecenderungan perilaku altruis.
Subjek dalam penelitian ini adalah 102 mahasiswa Teologi/Kependetaan di Yogyakarta yang
dipilih dengan teknik convenience sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Skala Nurturance (α=0,908) dan Skala Kecenderungan Perilaku Altruis (α=0,908). Skala
nurturance disusun berdasarkan atribut nurturance menurut Sappington (2003). Skala
kecenderungan perilaku altruis disusun berdasarkan komponen perilaku altruis menurut Eisensberg
dan Mussen dalam Dayakisni&Hudaniah (2003). Metode analisis data yang digunakan adalah
metode statistik Product-Momen Pearson dengan bantuan program SPSS for Windows version
16.0. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean pada Skala Nurturance adalah 165,12
dengan standar deviasi sebesar 14,306 dan mean pada Skala Kecenderungan Perilaku Altruis
adalah 162,82 dengan standar deviasi sebesar 15,063. Hasil analisis menunjukkan bahwa hipotesis
dalam penelitian ini diterima, yaitu ada hubungan yang positif antara nurturance dan
kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta di Yogyakarta (r=0,725; p=0,000; p<0,05).
Semakin tinggi nurturance, maka semakin tinggi juga kecenderungan seseorang untuk berperilaku
altruis.
Kata kunci: Nurturance, Kecenderungan Perilaku Altruis, Calon Pendeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE RELATION BETWEEN NURTURANCE AND ALTRUISTIC
BEHAVIOR TENDENCY ON PROSPECTIVE PREACHER
IN YOGYAKARTA
Lilian Juanita
ABSTRACT
The aim of this research was to comprehend the relation between nurturance and
altruistic behavior tendency on prospective preachers in Yogyakarta. The independent variable
was nurturance and the dependent variable was altruistic behavior tendency. The subjects in this
research were 102 college students from Faculty of Theology who were chosen by convenience-
sampling technique. Nurturance Scale (α=0,908) and Altruistic Behavior Tendency Scale
(α=0,908) were used as the parameters. Nurturance Scale was arranged based on nurturance
attributes by Sappington (2003). Altruistic Behavior Tendency Scale was arranged based on
altruistic behavior components by Eisenberg and Mussen (as cited in Dayakisni & Hudaniah,
2003). The data was analyzed using Pearson-Product Moment that was supported by SPPS for
Windows Program version 16.0. The results showed that mean on Nurturance Scale was 165,12
and SD was 15,063; while mean on Altruistic Behavior Tendency Scale was 162,82 and SD was
15,063. The analysis results showed that the hypothesis was accepted. There was a positive
relation between nurturance and altruistic behavior tendency on prospective preachers in
Yogyakarta (r=0,725; p=0,000; p<0,05).
Key words: Nurturance, Altruistic Behavior Tendency, Prospective Preacher
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih yang menyertai proses penulisan skripsi ini. Saya selaku penulis menyadari
bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak kesulitan dan kendala, namun
semua dapat diatasi dengan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini, diantaranya yaitu:
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi, Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Passchedona Henrietta PDADS, S.Psi., M.A. selaku dosen
pembimbing akademik yang penuh perhatian dan siap membantu saya
dalam menghadapi tantangan studi.
4. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran dan disiplin membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
Trimakasih karena menjadi kado Tuhan yang menguatkan sampai saya
bisa menyelesaikan tulisan ini, bu Deb.
5. Bapak Yohannes Baptisto Cahyo Widiyanto, M.Si. dan Ibu Ratri Sunar
Astuti, M.Si. selaku dosen penguji.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan banyak ilmu psikologi selama saya mengikuti proses
perkuliahan.
7. Segenap staff Fakultas Psikologi dan Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma yang telah memberi banyak sekali bantuan dan semangat pada
saya selama proses perkuliahan.
8. Bapak Pdt. Philipus Pada Sulistya, M.Th., Bapak Wahju Satria Wibowo,
M.Hum., Bapak Pdt. Budi Raharjo, M.Th. yang mengijinkan dan
membantu saya dalam proses pengambilan data di Fakultas
Teologi/Kependetaan baik di STTII, STAK Marturia, maupun di UKDW.
Tuhan memberkati pelayanan bapak-bapak sekalian.
9. Mama Lalan, Papa Dudung, dan Ivan (plus dek berries dan dek ale) yang
bukan hanya membiayai, menyemangati, dan menyediakan berbagai
fasilitas untuk kelancaran studi saya, tetapi juga yang selalu mengasihi
saya apapun keadaannya. I love you, guys.
10. Dian ‘kuli’ Wahyu, dek Tia, dan dek Angel yang membantu proses
pengambilan data di STTII dan UKDW plus seratus lima puluh tiga
partispan yang mengisi skala penelitian saya. Upahmu besar di surga,
guys!
11. Mas Sadana Niempuna yang menyediakan telinga untuk setiap keluhan
saya, menyediakan bahu untuk menopang kepala saya, dan menyediakan
lusianan lelucon konyol untuk mengisi udara dengan tawa saya.
Trimakasih karena belum lelah menemani saya hingga sejauh ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
12. Yasinta (iyut), Wuri, dan Nana yang sejak semester satu hingga semester
sembilan ini menjadi sahabat sekaligus belahan jiwa. Trimakasih untuk
cita, cinta, dan cerita yang dibagikan bersama derai drama. I’m gonna miss
the exciting scream, good bye kisses, thousands hugs, silly giggles, weird
texts, and your insanity, besties.
13. Nduk Tiwi yang menjadi sahabat seperti saudara sejak SMA. Trimakasih
untuk koreksian grammar-nya dan trimakasih karena terus mendukung
dalam doa.
14. Pencipta program SPSS, Google, penulis jurnal, penulis buku, penulis
skripsi dan desertasi yang dengan luar biasa membantu memasok ide dan
kemudahan analisis dalam mengerjakan skripsi ini. I owe you much.
15. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu di sini dan yang
mungkin terlewatkan yang sudah membantu, memberi dukungan, memberi
semangat, dan mengasihi saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi
ini. Tuhan menjaga anda semua.
16. Yang terakhir adalah untuk diri saya sendiri. Trimakasih karena sudah
bertahan sampai sejauh ini. Stay awesome, self!
Saya menyadari akan banyaknya kekurangan dan kelemahan dalam skripsi
ini. Oleh karena itu, saya menerima segala saran dan kritik yang diberikan dengan
senang hati. Saya berharap semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi
pembacanya.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 9
2. Manfaat Praktis.............................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 11
A. Nurturance ........................................................................................... 11
1. Pengertian Nurturance ................................................................ 11
2. Atribut Nurturance .......................................................................... 12
3. Hal-Hal yang Dapat Mempengaruhi Nurturance ............................ 15
B. Perilaku Altruis ................................................................................... 17
1. Perilaku Prososial ........................................................................... 17
2. Pengertian Perilaku Altruis ............................................................. 18
3. Komponen Perilaku Altruis ............................................................ 20
4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Altruis ................................. 21
C. Pendeta ................................................................................................ 23
1. Pengertian Pendeta ......................................................................... 23
2. Calon Pendeta ................................................................................. 24
3. Fungsi Jabatan Pendeta ................................................................... 25
D. Hubungan antara Nurturance dengan Kecenderungan Perilaku Altruis
pada Calon Pendeta di Yogyakarta ..................................................... 25
E. Hipotesis .............................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 31
B. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 31
C. Definisi Operasional............................................................................ 31
1. Nurturance ...................................................................................... 31
2. Kecenderungan Perilaku Altruis ..................................................... 32
D. Metode Sampling ................................................................................ 33
E. Subjek Penelitian ................................................................................. 34
F. Instrumen Penelitian............................................................................ 34
1. Skala Nurturance ............................................................................ 34
2. Skala Kecenderungan Perilaku Altruis ........................................... 36
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian ........................................... 38
1. Validitas .......................................................................................... 38
2. Reliabilitas ...................................................................................... 39
3. Analisis dan Seleksi Item ............................................................... 40
H. Uji Coba Alat Penelitian ..................................................................... 40
I. Metode Analisis Data ............................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 42
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 42
B. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................ 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian................................................... 46
1. Hasil Uji Coba Skala Nurturance ................................................... 46
2. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Altruis ............................................ 49
D. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 51
1. Uji t Variabel Nurturance ............................................................... 52
2. Uji t Variabel Kecenderungan Perilaku Altruis .............................. 53
E. Analisis Data ....................................................................................... 55
1. Uji Asumsi ...................................................................................... 55
2. Uji Hipotesis ................................................................................... 58
3. Analisis Data Tambahan ................................................................. 60
F. Pembahasan ......................................................................................... 61
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 67
A. Kesimpulan ......................................................................................... 67
B. Saran .................................................................................................... 67
1. Bagi Subjek Penelitian.................................................................... 67
2. Bagi Institusi Pendidikan Calon Pendeta ........................................ 68
3. Bagi Peneliti Selanjutnya................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 70
LAMPIRAN .......................................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Blueprint Skala Nurturance ................................................................... 35
Tabel 2 : Blueprint Skala Perilaku Altruis ............................................................ 37
Tabel 3 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Semester dan ................................ 43
Tabel 4 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia .............................................. 44
Tabel 5 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Suku Bangsa................................. 45
Tabel 6 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal ............................ 45
Tabel 7 : Cetak Biru Skala Nurturance ................................................................. 46
Tabel 8 : Distribusi Skala Nurturance Setelah Uji Coba....................................... 48
Tabel 9 : Cetak Biru Skala Perilaku Altruis .......................................................... 49
Tabel 10 : Distribusi Skala Perilaku Altruis Setelah Uji Coba ............................. 50
Tabel 11 : Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 51
Tabel 12 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Nurturance ........... 52
Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Kecenderungan
Perilaku Altruis ..................................................................................................... 53
Tabel 14 : Kategorisasi Nurturance....................................................................... 54
Tabel 15 : Kategorisasi Kecenderungan Perilaku Altruis ..................................... 55
Tabel 16 : Uji Normalitas ...................................................................................... 56
Tabel 17 : Uji Linearitas ....................................................................................... 57
Tabel 18 : Uji Hipotesis ........................................................................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Skala Penelitian Sebelum Uji Coba .................................................. 74
Lampiran 2: Uji Validitas dan Reliabilitas............................................................ 96
Lampiran 3: Skala Penelitian .............................................................................. 111
Lampiran 4: Data Penelitian................................................................................ 126
Lampiran 5: Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 129
Lampiran 6: Uji Asumsi ...................................................................................... 130
Lampiran 7: Uji Hipotesis ................................................................................... 133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan di bidang teknologi dan informasi dirasakan sangat pesat
dalam dua dekade terakhir ini. Perkembangan teknologi dan informasi
membawa pengaruh pada perkembangan di bidang lain, seperti: politik, sosial,
budaya, dan lain-lain (Surlia, 2009). Perkembangan di era globalisasi juga
membawa dampak bagi gereja. Secara umum, Chris Hartono (dalam Surlia,
2009) mengemukakan empat dampak globalisasi bagi gereja. Pertama,
globalisasi memungkinkan penyebaran modernisasi yang mempengaruhi
gereja tanpa dapat dibendung. Kedua, gereja harus mampu memanfaatkan hal-
hal yang positif dari globalisasi dan mampu menghindari hal-hal yang negatif.
Ketiga, akan muncul reaksi dari jemaat yang masih ingin mempertahankan,
memelihara, dan mengembangkan budaya lama sehingga yang keempat, orang
akan dipengaruhi kembali oleh agama suku yang menjadikan dirinya
eksklusif.
Singgih dalam tulisannya di Majalah Gema (2001) mengungkapkan
bawa di era purna modern terjadi pergeseran pada dimensi pelayanan gereja.
Pelayanan gereja umumnya meliputi tiga dimensi yang biasa disebut tridarma
gereja, yaitu: marturia yang berarti kesaksian, koinonia yang berarti
persekutuan, dan diakonia yang berarti pelayanan. Maturia biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berhubungan dengan aspek ritual dan kesaksian terhadap dunia luar, koinonia
berhubungan dengan aspek instistusional, dan diakonia berhubungan dengan
aspek etis dan pelayanan sosial. Dalam perkembangannya, pelayanan tridarma
di gereja Kristen Protestan sangat dipengaruhi oleh tekanan pada pemberitaan
firman Allah sebagai satu-satunya hal yang penting dan mendasar sehingga
batas-batas tridarma menjadi kabur dan ditentukan oleh pemberitaan firman.
Marturia dipersempit menjadi kesaksian yang berkaitan dengan kebenaran
firman Allah. Koinonia dipersempit menjadi persekutuan di sekitar firman
Allah atau hanya pada kebaktian/ibadah, sedangkan diakonia berubah menjadi
pelayanan saat kebaktian/ibadah gereja. Untuk memulihkan dan menjaga
gereja di era globalisasi ini diperlukan seorang pemimpin atau pendeta yang
memiliki kualitas dan integritas.
Jabatan pendeta sampai saat ini masih merupakan titik sentral dalam
kepemimpinan jemaat Kristen. Menurut Keputusan Menteri Agama RI Nomor
164 Tahun 1996, penyuluh agama, yang dalam agama Kristen disebut
pendeta, adalah pembimbing umat beragama dalam rangka membina mental,
moral, dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka, peranan pendeta
dalam kehidupan beragama, antara lain: sebagai pendidik yang mengajar dan
membina kehidupan rohani umat Kristen, sebagai pemimpin yang mampu
menjadi teladan yang menuntun umat untuk berbuat baik, sebagai gembala
yang memiliki sikap mau berkorban dan menyatukan umat, dan sebagai
transformator yang mengubah umat atau jemaat agar menjadi lebih baik dalam
era globalisasi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dalam skripsi yang berjudul Hubungan Nilai (Value) yang Dianut
Oleh Pengerja Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah Jawa Barat dengan
Pola Konflik, penulis memaparkan bahwa keberadaan seorang pendeta di
tengah jemaat selalu menjadi pusat perhatian atau titik sentral. Dalam
kehidupan berjemaat, seorang pendeta dijadikan tokoh panutan yang selalu
menjadi sorotan. Pendeta dinilai dapat melakukan dan mengetahui banyak hal.
Berbagai tugas pelayanan, harapan, dan tuntutan jemaat pun diletakkan di
bahu pendeta. Seorang pendeta dituntut untuk bisa menjadi seorang pemimpin
yang dapat mengembangkan dan memajukan gereja dan jemaatnya sekaligus
menjadi panutan dan teladan.
Dalam kaitannya dengan salah satu pelayanan tridarma gereja, yaitu
koinonia, pendeta diharapkan melayani jemaat melalui konseling pastoral.
Konseling pastoral memiliki peranan penting untuk menolong orang lain
dalam pengembangan kompetensi hubungan antara manusia (Lapenangga,
2013). Konseling pastoral perlu diadakan karena memiliki fungsi yang dapat
membawa jemaat menemukan arti hidupnya dan membawa jemaat kepada
situasi yang membuatnya sejahtera (Lapenangga, 2013). Menurut Clinebel
(2002), pelayanan pastoral memiliki lima fungsi, yaitu: healing atau
menyembuhkan, sustaining atau menopang, guiding atau membimbing,
reconciling atau mendamaikan, dan nurturing atau memelihara dan
memampukan orang untuk mengembangkan potensinya.
Pendeta diharapkan mampu nurturing atau melakukan bentuk-bentuk
nurturance kepada jemaatnya lewat pelayanan konseling pastoral yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dilakukannya. APA Dictionary of Psychology (2007) mengartikan nurturance
sebagai berikut: the provision of affectionate attention, protection, and
encouragement to others. Nurturance juga dapat berupa need atau kebutuhan
seseorang untuk dapat memperhatikan, menjaga, dan menolong orang lain.
Menurut Tomey dan Alligood (dalam Restelli, 2004), nurturance adalah
gabungan dari aspek kognitif, fisiologis, dan afeksi dalam proses yang
bertujuan untuk membantu seseorang mencapai kesehatan yang holistik.
Seseorang yang nurturing memberikan perhatian baik secara fisik maupun
psikis pada orang lain yang dianggap membutuhkan. Terkait dengan sisi
kependetaan, pendeta yang baik diharapkan mampu menjalankan tugas
koinonia gereja dengan melakukan pelayanan pastoral yang memiliki fungsi
nurturing bagi jemaat.
Namun, akhir-akhir ini, banyak perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh pendeta. Joe E. Trull dan James E. Carter memaparkan dalam bukunya
Etika Pelayan Gereja (2012) tentang beberapa penyimpangan perilaku
kalangan pendeta dan pelayan gereja, antara lain: pendeta berselingkuh,
menjiplak kotbah, pelecehan seksual, berpolitik kotor, penggunaan uang
gereja, tidak menghormati warga jemaat dengan menyebarkan rahasia
konseling, dan sebagainya. Selain itu, seperti yang telah dipaparkan di atas,
terjadi penyempitan makna pelayanan tridarma gereja, sehingga pelayanan
yang dilakukan oleh pendeta biasanya hanya terfokus pada pelayanan firman
dalam ibadah di gereja. Fakta tersebut bertentangan dengan tugas tridarma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
gereja dan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pendeta bagi
jemaatnya.
Untuk dapat melayani, mengasihi, menjaga, dan memelihara iman
jemaatnya, pendeta harus mampu menyerahkan dirinya bagi kebutuhan
sesama (http://truthmagazine.com). Hasrat untuk menolong orang lain tanpa
memikirkan kepentingan diri sendiri disebut Myers (dalam Pujiyanti, 2006)
sebagai altruisme. Secara umum, perilaku altruis adalah perilaku menolong
atau menyenangkan orang lain yang didasari 2 faktor, yaitu eksosentris dan
endosentris. Eksosentris berarti penolong tidak peduli siapa yang ditolongnya,
sedangkan endosentris berarti penolong tidak mendapatkan keuntungan apa
pun dari tindakannya tersebut (Pelokang, 2008). Perilaku altruis menjadi
perilaku ideal yang dilakukan oleh pendeta dalam masa pelayanannya.
Dalam desertasinya di bidang keperawatan, Restelli (2004)
menjelaskan keterkaitan perilaku prososial, altruisme, dan caring. Perilaku
prososial didefinisikan sebagai bentuk perilaku sosial yang positif. Perilaku
prososial dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu perilaku altruis dan perilaku
restitusi. Perilaku altruis, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah
perilaku sukarela yang menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan
imbalan apapun bagi pelakunya. Perbedaan perilaku altruis dengan perilaku
restitusi terletak pada imbalan yang diperoleh. Pada perilaku restitusi,
seseorang secara sukarela mau menolong orang lain atau menguntungkan
orang lain supaya ia mendapatkan imbalan yang diharapkannya. Kedua bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perilaku tersebut merupakan sistem perilaku sosial yang saling melengkapi
dengan nurturance.
Kesadaran seseorang untuk mau melakukan nurturing berangkat dari
jenis empati yang disebut Fogel, Melson, dan Mistry (dalam Restelli, 2004)
sebagai empathy for nurturance. Dengan empathy for nurturance seseorang
dapat merasakan kesulitan yang dialami orang lain dan kemudian
mendorongnya untuk melakukan bentuk-bentuk nurturance. Di sisi lain,
hipotesis mengenai perilaku altruis yang diformulasikan oleh Batson (dalam
Taufik, 2012), yaitu Empathy-Altruism Hipothesis memaparkan bahwa
perilaku altruis diawali dari adanya empathetic concern. Batson beranggapan
bahwa dengan menyaksikan orang lain yang sedang dalam keadaan
membutuhkan pertolongan akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri
orang yang menyaksikan (personal distress) yang pada akhirnya
memunculkan empathetic concern. Dari paparan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa empati sama-sama mendorong atau mengawali perilaku
altruis dan nurturance.
Namun di sisi lain, Fogel (dalam Restelli, 2004) berpendapat bahwa
nurturance dapat muncul tanpa adanya komponen dari perilaku altruis dan
empati, sebagai contoh adalah pada orang tua. Orang tua mungkin mendorong
perkembangan anaknya atau nurturing dengan melakukan hal yang
berlawanan dengan apa yang dibutuhkan anaknya dan hanya bertujuan agar
anak menjadi seperti yang diinginkan oleh orang tua. Maka, ketika seseorang
melakukan bentuk-bentuk nurturance, belum tentu memerlukan perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
altruis. Hal tersebut dapat terjadi pula pada pendeta. Pendeta dapat
menjalankan pelayanannya dengan hanya memperhatikan tujuan pribadinya
tanpa memberi apa yang dibutuhkan oleh jemaat sehingga dapat dikatakan
bahwa nurturance dan perilaku altruis adalah hal yang berbeda namun dapat
berhubungan.
Penelitian mengenai perilaku altruis dan nurturance telah banyak
dilakukan di berbagai bidang keilmuan, seperti: psikologi, medis, dan bahkan
bidang ekonomi (Benjamin Kerr, Peter Godfrey-Smith, and Marcus W.
Feldman, 2004; J. Philippe Rushton, dkk, 1986; Stephen G. Post, 2005; Rita
Karmakar and Anjali Gosh, 2012). Pada penelitian sebelumnya mengenai
altruisme dan agresi dalam jurnal Altruism and Aggression: The Heritability of
Individual Differences (1986), mendapati fakta bahwa agresifitas berkorelasi
negatif dengan altruistik, empati, dan nurturance. Hal ini berarti, semakin
agresif seseorang, maka ia akan semakin tidak empati, tidak berperilaku
altruis, dan tidak nurturance. Namun, pada perkembangannya, belum
ditemukan penelitian yang mengaitkan perilaku altruis dengan nurturance
secara langsung.
Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah ada hubungan langsung
antara kecenderungan perilaku altruis dengan nurturance dengan subjek
penelitian adalah para calon pendeta. Penelitian mengenai pendeta, baik peran
maupun lingkup pelayanan serta kaitannya dengan gender, telah banyak
dilakukan di Indonesia maupun di luar negeri (Kathryn E. Lofton, 2006; Ekka
Sari Angel Pattipi, 2011). Namun sejauh ini, belum ditemukan penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
melibatkan calon pendeta, sehingga penulis ingin mengkaji lebih jauh
mengenai calon pendeta. Hal tersebut dimaksudkan agar hasil studi yang
dilakukan dapat menjadi salah satu tindakan preventif terhadap konflik
kepemimpinan gereja, penyimpangan peran dan tanggung jawab pendeta, serta
penyalahgunaan wewenang oleh pendeta. Dengan adanya penelitian ini,
diharapkan bahwa ada gambaran mengenai kecenderungan perilaku altruis dan
nurturance para calon pendeta yang dapat digunakan untuk mengembangkan
sistem pendidikan kependetaan, sistem seleksi pendeta, dan hal terkait lainnya,
agar pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas psikologis pendeta sebagai
pimpinan gereja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti
merumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu apakah ada hubungan antara
nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta di
Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
antara nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta
di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberi wacana baru
dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan mengenai
perilaku altruis dan nurturance.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Calon Pendeta
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menghasilkan profil
mengenai kecenderungan perilaku altruis dan nurturance para calon
pendeta di Yogyakarta. Hasil tersebut dapat digunakan sebagai bahan
refleksi dan evaluasi diri bagi calon pendeta.
b. Bagi Staff Pengajar Program Studi Teologi/Kependetaan
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana evaluasi
sistem pendidikan calon pendeta di Universitas dan Sekolah Tinggi
yang menyelenggarakan Program Studi Teologi/Kependetaan untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya pendidikan karakter
bagi calon pendeta. Selain itu, profil kecenderungan perilaku altruis
dan nurturance dapat digunakan sebagai alat seleksi calon mahasiswa
agar mendapatkan bibit-bibit terbaik untuk melayani jemaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Bagi Gereja
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai
pelayanan pendeta dan karakter yang diperlukan untuk menjadi seorang
pendeta. Selain itu, profil kecederungan perilaku altruis dan nurturance
dapat digunakan untuk pertimbangan dalam proses pengukuhan pendeta
baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Nurturance
1. Pengertian Nurturance
Kata nurture pertama kali digunakan pada abad ke-14, namun kata
nurturance baru muncul pada tahun 1976 di dalam suplemen Oxford
English Dictionary (Geissler, dalam Sappington, 2003). Menurut Agnes,
dkk. (dalam Sappington, 2003), Webster’s New World Dictionary
mengidentifikasi dua jenis penggunaan kata nurture. Kata nurture dalam
biologi memiliki arti sebagai segala macam faktor lingkungan yang secara
kolektif berpengaruh pada individu, dan bukan berasal dari alami, genetis,
atau faktor keturunan. Arti kata nurture yang kedua adalah mendidik,
merawat, dan membesarkan. Dari arti kata tersebut, nurturance kemudian
diartikan sebagai pengasuhan yang penuh kasih sayang dan perhatian.
Nurturance adalah pemberian perhatian-perhatian afeksi,
perlindungan, dan dukungan bagi orang lain (APA Dictionary of
Psychology, 2007). Hal serupa juga diungkapkan oleh Fogel, Melson, dan
Mistry (dalam Restelli, 2004). Menurut mereka, nurturance adalah
pemberian bimbingan, perlindungan, dan perhatian dengan tujuan untuk
meningkatkan perkembangan dan perubahan baik pada objek nurturance.
Selain itu, nurturance juga dapat berupa need atau kebutuhan seseorang
untuk dapat memperhatikan, menjaga, dan menolong orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Menurut Tomey dan Aligood (dalam Restelli, 2004), nurturance
adalah gabungan dari aspek kognitif, fisiologis, dan afektif dalam proses
yang bertujuan untuk membantu seseorang mencapai kesehatan yang
holistik. Erickson, Tomlin, dan Swain (dalam Sappington, 2003) juga
mendefinisikan nurturance sebagai proses yang melibatkan integrasi
antara komponen kognitif, fisiologis, dan afektif dengan tujuan untuk
membantu orang lain agar mencapai kesehatan holistik. Kesehatan holistik
yang dimaksud adalah kesehatan yang menyeluruh baik tubuh, pikiran,
dan jiwa seseorang. Jadi, ketika seseorang nurturing, ia menguatkan fisik,
emosi, dan spiritual objek nurturance-nya.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa nurturance
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses yang melibatkan
aspek kognitif, fisiologis, dan afektif untuk dapat memberi perhatian,
perawatan, pendidikan, perlindungan, dan dukungan pada orang lain agar
dapat berkembang dan mencapai kesehatan yang holistik.
2. Atribut Nurturance
Dalam jurnal Nurturance: The Spirit of Holistic Nursing (2003)
dipaparkan beberapa atribut nurturance, yaitu:
a. Caring. Atribut yang pertama dan paling sering dilakukan
dalam proses nurturing adalah caring atau mempedulikan dan
memperhatikan orang lain. Stanfield dan Stanfield (dalam
Sappington, 2003) mendefinisikan nurturance sebagai proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
memperhatikan orang lain. Istilah caring dan nurturance sering
digunakan bergantian, namun Curtin (dalam Sappington, 2003)
menegaskan perbedaan istilah tersebut dari aspek
penyembuhan. Nurturance dapat menyembuhkan dan
diekspresikan lewat perilaku-perilaku caring yang diberikan
oleh care-giver.
b. Promoting growth and development. Dalam studi persepsi
nurturance pada perawat oleh Geissler pada tahun 1990 (dalam
Sappington, 2003) ditemukan bahwa proses yang mendorong
pertumbuhan dan perkembangan pasien diindentifikasi oleh
para partisipan sebagai aspek yang penting dalam nurturance.
Pertumbuhan spiritual, emosional, dan fisik dirasa penting
untuk diperhatikan dalam interaksi antara perawat dengan
pasiennya. Salah satu metode dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah dengan
proses pengajaran. Mengajarkan anak-anak keterampilan
bersosialisasi menjadi komponen yang penting dalam
nurturance di keluarga menurut Stanfield dan Stanfield (dalam
Sappington, 2003).
c. Nourishment. Atribut ketiga adalah pemberian atau penyediaan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun kebutuhan
emosional. Munculnya atribut ini adalah karena kata nurture
berasal dari kata berbahasa Latin nourish (Flexner & Hanck,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dalam Sappington, 2003). Kegiatan mempersiapkan makanan
menjadi hal yang penting dalam mengekspresikan nurturance
karena ada kaitan emosional yang kuat pada makanan,
keluarga, dan konsep nurturance (Weisner, dalam Sappington,
2003). Namun, dalam atribut ini, tidak hanya makanan atau
nutrisi untuk fisik saja yang diperlukan, nutrisi untuk
perkembangan emosional dan spiritual juga penting untuk
diberikan.
d. Assessing and meeting needs. Salah satu aspek dalam definisi
Geissler (dalam Sappington, 2003) untuk nurturance adalah
pertemuan antara kebutuhan fisik, emosional, dan rekreasi atau
hiburan. Wiesner (dalam Sappington, 2003) menambahkan
bahwa pengenalan kebutuhan adalah bagian penting dalam
konsep nurturance. Selain itu, Etaugh dan Folger (dalam
Sappington, 2003) juga memaparkan mengenai “sensitivity to
need of others” atau kepekaan terhadap kebutuhan orang lain
sebagai hal penting dalam nurturance. Jadi, atribut keempat
dari nurturance adalah pengukuran terhadap kebutuhan dan
pemenuhan kebutuhan yang tepat untuk orang lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa atribut nurturance
yang digunakan dalam penelitian ini adalah caring, promoting growth and
development, nourishment, dan yang terakhir adalah assessing and
meeting needs.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Hal-Hal yang Dapat Mempengaruhi Nurturance
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menemukan fakta bahwa
ada hal-hal tertentu yang dapat mempengaruhi nurturance, antara lain:
a. Gender. Wanita seringkali dianggap lebih nurturing daripada
pria sehingga orang-orang mengharapkan wanita lebih empati,
nurturing dan tidak agresif (Andrea L.M. dan James K., 2011).
Banyak orang percaya bahwa wanita tidak hanya caring dan
nurturing tapi mereka memang harus menjadi seperti itu
(Burgess dan Borgida, dalam Cole, dkk. 2007). Penelitian-
penelitian mengenai nurturance dan gender menemukan hal
yang sama karena wanita secara konsisten melakukan dan
menunjukkan (perform) hal yang sesuai dengan stereotype
gendernya (Cole, dkk. 2007).
b. Culture. Budaya dapat mempengaruhi bentuk-bentuk
nurturance. Arti kata nurturance dalam kamus berbahasa
Inggris dengan Bahasa Thailand memiliki makna inti yang
sama-sama berkaitan dengan makanan. Namun, terdapat
perbedaan dalam kekuatan hubungan antar individu. Dalam
konsep budaya Barat, nurturance adalah penyediaan makanan
dan nutrisi serta membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan. Namun, dalam konsep nurturance di budaya
Asia, khususnya di Thailand, nurturance berarti merawat,
mendukung, memperhatikan, dan mengembangkan termasuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sharing. Di wilayah Thailand, seorang ibu yang dapat
menyusui anaknya bahkan mampu menyediakan ASI bagi bayi
lain akan dianggap sebagai liang dii (a woman who nurtures
well) dan akan sangat dikagumi (Esterik, 1996). Contoh lain
adalah pada negara-negara berkembang, nurturance erat
kaitannya dengan pemberian makanan jasmani, sedangkan di
negara-negara maju, khususnya Amerika, ibu yang nurturing
dituntut untuk memperhatikan lebih jauh mengenai komposisi
makanan yang disediakan agar anak terhindar dari bahaya
obesitas (La Rocca, 2009).
c. Trait. Umumnya nurturant dianggap sebagai trait yang
berkaitan erat dengan caring dan compassion. Seringkali
nurturance juga dianggap sebagai trait dalam orientasi sosial
seseorang yang dekat dengan bentuk-bentuk kooperasi,
menolong, simpati, sensitivitas sosial, respon emosional, dan
berlawanan dengan agresi, dominasi, dan asertivitas (La Rocca,
2009). Penelitian yang dilakukan oleh Rushton, dkk. (1986)
menemukan bahwa jika seseorang memiliki tingkat agresivitas
yang tinggi, maka ia cenderung tidak nurturance. Selain itu,
hasil penelitian yang dilakukan oleh de Miguel (2013)
menemukan bahwa nurturance dapat diprediksi dari emotional
instability dan agreeableness, sedangkan dominan diprediksi
oleh emotional stability dan non-agreeablesness.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa hal
yang dapat mempengaruhi nurturance adalah gender, culture (budaya),
dan trait.
B. Perilaku Altruis
1. Perilaku Prososial
Secara umum, perilaku prososial adalah segala tindakan apapun
yang menguntungkan orang lain. Menurut Baron dan Byrne (2005),
perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan
orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada
orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin mengandung
derajat resiko tertentu. Eisenberg (dalam Restelli, 2004) mengungkapkan
bahwa perilaku prososial adalah perilaku menolong yang menguntungkan
orang lain dan didasari oleh berbagai motivasi.
Bar-Tal (dalam Restelli, 2004) menyebut perilaku prososial
sebagai bentuk positif dari perilaku sosial. Perilaku prososial didefinisikan
sebagai perilaku sukarela yang mendatangkan keuntungan atau manfaat
bagi orang lain tanpa harapan akan imbalan eksternal. Perilaku prososial
harus merupakan perilaku yang sukarela dilakukan, meskipun terkadang
seseorang merasakan tekanan-tekanan tanggung jawab sosial dalam
dirinya sebelum akhirnya melakukan perilaku prososial.
Perilaku prososial meliputi dua jenis perilaku, yaitu perilaku altruis
dan perilaku restitusi (Bar-Tal, dalam Restelli, 2004). Perilaku altruis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
adalah perilaku yang memiliki tiga komponen, yaitu dilakukan secara
sukarela, bertujuan untuk mendatangkan kebaikan atau manfaat bagi orang
lain, dan dilakukan tanpa mengharapkan imbalan (reward). Sedangkan,
perilaku restitusi adalah perilaku sukarela yang dilakukan demi
mendapatkan imbalan atau untuk mengurangi dampak buruk yang
mungkin terjadi jika tidak melakukan sesuatu.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial
adalah perilaku menolong yang sukarela dilakukan untuk mendatangkan
keuntungan bagi orang lain. Perilaku sosial terbagi menjadi dua jenis,
yaitu perilaku altruis dan perilaku restitusi.
2. Pengertian Perilaku Altruis
Altruisme sebagai perilaku dipahami dalam artian perilaku
menolong orang lain yang didasari dua faktor. Faktor yang pertama adalah
faktor eksosentris, yaitu individu yang memberi pertolongan tidak
mempedulikan atribut orang yang ditolongnya, seperti siapa yang ditolong,
darimana asalnya, atau apa profesinya. Pertolongan murni diberikan ketika
individu melihat orang lain yang tidak nyaman atau memerlukan
pertolongan. Faktor yang kedua adalah faktor endosentris, yaitu apabila
individu yang menolong tidak mempedulikan imbalan atau keuntungan
yang ia dapatkan setelah memberi pertolongan (Pelokang dalam Pujiyanti,
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Dalam artikel “What is Altruism?” (2004), Benjamin Kerr, dkk.,
memaparkan pengertian perilaku altruis. Secara umum, perilaku altruis
dipahami sebagai perilaku yang mendatangkan keuntungan untuk orang
lain tetapi membutuhkan pengorbanan (personal cost) bagi individu yang
melakukannya. Hal serupa juga dipaparkan dalam jurnal “Altruism May
Arise from Individual Selection” (2005). Dalam jurnal tersebut, perilaku
altruis dipahami sebagai perilaku yang memiliki kapasitas untuk
melakukan tindakan pengorbanan demi mendatangkan keuntungan bagi
orang lain.
Di sisi lain, Macaulay dan Berkowitz (dalam Karmakar, 2012)
mendefinisikan perilaku altruis sebagai perilaku yang mendatangkan
keuntungan bagi orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Sejalan dengan
yang diungkapkan oleh Macaulay dan Berkowitz, Smith dan Mackie
(dalam Karmakar, 2012) juga memaparkan bahwa perilaku altruis adalah
perilaku sukarela yang dimaksudkan untuk menolong orang lain tanpa
mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Perilaku altruis merupakan
bentuk perilaku menolong dengan tujuan utama adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan orang lain tanpa mengharapkan imbalan
(Social Psychology Glossary, 2004).
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku altruis
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang dilakukan secara
sukarela untuk mendatangkan keuntungan bagi orang lain tanpa
mengharapkan imbalan dan tak jarang membutuhkan pengorbanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
3. Komponen Perilaku Altruis
Menurut Eisensberg dan Mussen (dalam Dayakisni & Hudaniah,
2003), perilaku yang tergolong altruis memiliki komponen, sebagai
berikut:
Sharing (berbagi), yaitu tindakan berbagi baik perasaan
maupun barang kepada orang lain yang membutuhkan.
Cooperating (bekerjasama), yaitu bekerja bersama orang lain
untuk mencapai suatu tujuan. Kerjasama biasanya saling
menguntungkan, saling memberi, dan saling menolong.
Donating (menyumbang), yaitu tindakan berderma atau
memberi secara sukarela dalam bentuk materi atau lainnya
untuk orang yang lebih membutuhkan.
Helping (menolong), yaitu tindakan menolong orang yang
sedang dalam kesusahan. Menolong meliputi tindakan
membantu orang lain, memberi informasi, menawarkan
bantuan kepada orang lain, atau melakukan sesuatu yang
menunjang berlangsungnya kegiatan orang lain.
Honesty (kejujuran). Selain sikap menolong, perilaku altruis
juga mengandung nilai-nilai kejujuran dan sikap yang lurus hati
serta tidak berbuat curang terhadap orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
4. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Altruis
Menurut Baron dan Byrne (2005) ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku altruis seseorang, yaitu:
Faktor Internal
1) Kepribadian altruisik. Kepribadian altruistik adalah faktor
internal pertama yang dapat mempengaruhi perilaku altruis
seseorang. Kepribadian altruistik merupakan gabungan
watak yang mendorong seseorang untuk berperilaku altruis.
Komponen kepribadian altruistik terdiri dari: empati,
mempercayai dunia yang adil, tanggung jawab sosial, locus
of control internal, dan egosentrisme rendah.
2) Keadaan emosi. Keadaan emosi seseorang baik emosi
positif maupun negatif dapat mempengaruhi perilaku
altruisnya. Emosi positif akan mendorong seseorang untuk
berperilaku altruis jika ada keprihatinan sosial dan
kebutuhan akan pertolongan yang jelas. Namun, emosi
positif tidak dapat mendorong munculnya perilaku altruis
jika kebutuhan akan pertolongannya membingungkan.
Selain itu, emosi negatif juga dapat mendorong seseorang
berperilaku altruis jika ada perasaan empatik pada orang
lain yang memerlukan bantuan, jika ia merasa
bertanggungjawab atas keadaan emosinya sendiri, dan jika
kebutuhan akan pertolongan itu jelas. Namun, emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
negatif tidak dapat mendorong seseorang untuk berperilaku
altruis jika ia sibuk dengan keadaan dirinya sendiri, tidak
merasa bertanggungjawab atas keadaan emosinya, dan
kebutuhan akan pertolongan membingungkan.
3) Penilaian kognitif dan pengambilan keputusan. Penilaian
kognitif dan pengambilan keputusan terdiri dari empat
tahap, yaitu: hadir pada situasi darurat, mengetahui bahwa
situasi darurat sedang terjadi, merasa bertanggungjawab
untuk memberikan pertolongan, dan mengetahui apa yang
harus dilakukan.
Faktor Eksternal
1) Kehadiran orang lain. Keberadaan orang lain dapat
mempengaruhi seseorang dalam berperilaku altruis.
Semakin banyak orang lain, maka semakin kecil
kecenderungan seseorang berperilaku altruis. Sebaliknya,
orang yang sendirian akan cenderung lebih terdorong untuk
berperilaku altruis.
2) Karakteristik sasaran pertolongan. Semakin mirip
karakteristik orang yang membutuhkan pertolongan dengan
seseorang yang akan menolong, pertolongan atau perilaku
altruis akan semakin mudah muncul. Selain itu, adanya
tanggung jawab orang yang membutuhkan pertolongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
akan dirinya sendiri juga dapat mendorong seseorang
berperilaku altruis.
C. Pendeta
1. Pengertian Pendeta
Pendeta adalah seseorang yang menyampaikan ajaran agama dalam
kotbah-kotbah dan memberikan nasihat-nasihat moral untuk menghindari
perbuatan yang buruk (The Oxford Dictionary and Thesaurus, 1996, pg.
1170). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendeta adalah pemuka
atau pemimpin agama Hindu atau Kristen Protestan, rohaniwan atau dapat
juga menjadi guru agama. Pendeta merupakan salah satu jabatan dalam
gereja Kristen Protestan. Pendeta adalah pemimpin gereja yang bertugas
untuk menggembalakan atau memelihara umat Kristen dan memberikan
pelayanan sakramen dan memberitakan Firman Tuhan di gereja (Roland,
2008).
Dari sisi jemaat gereja, pendeta dipandang sebagai pemimpin
jemaat yang memiliki wawasan yang luas terhadap berbagai aspek dan
perkembangan masyarakat dan selalu merelasikannya dengan panggilan
gereja untuk menjadi garam dan terang dunia. Pendeta sebagai pemimpin
jemaat seringkali disebut juga “gembala” bagi domba-domba (umat).
Terminologi gembala dan domba sudah lazim digunakan di kalangan umat
Kristen untuk menggambarkan hubungan Yesus Kristus dengan umat-Nya
dan juga hubungan pendeta dengan jemaat gereja (Pattipi, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Dalam penelitian ini, pendeta diartikan sebagai pemimpin jemaat
Kristen Protestan yang menjalankan fungsi penggembalaan dan
pemberitaan Firman Tuhan sesuai dengan tugas dan panggilan gereja.
2. Calon Pendeta
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pdt. Budi Raharjo, M.Th.
selaku Ketua STAK Marturia yang dilakukan pada hari Selasa, 8 Juli
2014, didapatkan informasi mengenai calon pendeta. Calon pendeta dalam
penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh studi
Teologi/Kependetaan sebagai persiapan diri sebelum dikukuhkan menjadi
seorang pendeta. Calon pendeta mengikuti proses pendidikan selama 8
semester. Seleksi masuk bagi mahasiswa Teologi/Kependetaan meliputi
beberapa tahap, yaitu: seleksi administratif, ujian tertulis, wawancara, dan
rekomendasi gereja asal.
Dalam penelitian ini, calon pendeta sebagai partisipan adalah
semua mahasiswa aktif di program studi Teologi/Kependetaan di tiga
sekolah tinggi dan universitas yang menyelenggarakan program studi
Teologi/Kependetaan, yaitu: Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK)
Marturia, Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia, dan Universitas Kristen
Duta Wacana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3. Fungsi Jabatan Pendeta
Dalam lingkup Gereja Kristen Protestan, jabatan pendeta dilihat
dalam beberapa fungsi, yaitu: (Pattipi, 2011)
a. Fungsi Imam. Pendeta sebagai pemimpin bertanggungjawab
penuh terhadap seluruh pelaksanaan ritual dalam gereja dan
penjaga tradisi-tradisi Kristen supaya tetap murni.
b. Fungsi Nabi. Pendeta sebagai orang yang diutus Tuhan untuk
menyampaikan Firman-Nya, pelaku misi pemuridan,
seseorang yang dikaruniai kepekaan untuk melihat
tanda/perkembangan zaman sehingga mampu menyampaikan
hal yang sedang terjadi (kontekstual) dan yang akan terjadi
untuk kemudian mempersiapkan umat menghadapi situasi
tersebut.
c. Fungsi Gembala. Pendeta sebagai pembimbing, penolong,
penjaga umat Tuhan dalam kesulitan dan pergumulan hidup.
D. Hubungan antara Nurturance dengan Kecenderungan Perilaku Altruis
pada Calon Pendeta di Yogyakarta
Nurturance adalah suatu proses yang melibatkan aspek kognitif,
fisiologis, dan afektif untuk dapat memberi perhatian, perawatan, pendidikan,
perlindungan, dan dukungan pada orang lain agar dapat berkembang dan
mencapai kesehatan yang holistik. Dalam menjalankan fungsinya sebagai
gembala, pendeta melibatkan atribut-atribut dari nurturance. Atribut pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ialah caring atau perhatian. Pendeta memperhatikan kehidupan jemaat-
jemaatnya lewat berbagai pelayanan pastoral yang disediakan gereja. Atribut
yang kedua adalah promoting growth and development. Dalam pelayanannya,
pendeta senantiasa berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan
iman jemaatnya melalui kegiatan pengajaran, baik di atas mimbar maupun
dalam nasihat dan teladan yang diberikan sehari-hari. Atribut yang ketiga
adalah nourishment atau penyediaan nutrisi. Nutrisi dalam hal ini bukan hanya
berupa makanan untuk memenuhi kebutuhan jasmani, namun yang lebih
utama adalah nutrisi bagi pertumbuhan spiritual jemaat. Atribut yang terakhir
adalah assessing and meeting needs. Agar dapat melayani sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh jemaat, pendeta terlebih dahulu harus memahami dan
mengukur kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan apa yang paling tepat bagi
jemaatnya.
Bentuk-bentuk nurturance yang dilakukan oleh pendeta berkaitan
dengan bentuk-bentuk perilaku altruis. Perilaku altruis adalah perilaku yang
dilakukan secara sukarela untuk mendatangkan keuntungan bagi orang lain
tanpa mengharapkan imbalan dan tak jarang membutuhkan pengorbanan.
Perilaku altruis memiliki beberapa komponen, yaitu: sharing (berbagi),
cooperating (kerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), dan
honesty (kejujuran). Komponen tersebut merupakan perwujudan dari atribut
caring yang dilakukan pendeta untuk memperhatikan kehidupan jemaat dalam
berbagai kegiatan pastoral yang disediakan gereja. Dalam memperhatikan
orang lain (caring), seseorang dituntut untuk berbagi (sharing) baik berbagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
perasaan atau barang kepada orang lain. Selain itu, proses caring juga tentu
saja melibatkan kerjasama dengan orang lain (cooperating). Perilaku altruis
berupa bantuan untuk orang lain dalam keseharian atau hingga memberi
sumbangan kepada orang yang lebih membutuhkan juga merupakan salah satu
wujud dari perhatian dan kepedulian pada orang lain. Dalam berbagai kegiatan
pelayanan yang dilakukan untuk memperhatikan jemaat, tentu saja perlu
adanya kejujuran (honesty) sehingga menghindarkan dari perbuatan curang
dan sikap yang tidak lurus hati. Dari paparan di atas, dapat dipahami bahwa
nurturance dan perilaku altruis adalah hal penting yang perlu dimiliki oleh
pendeta agar dapat menjalankan tugas dan fungsi pelayanannya dengan baik.
Berdasarkan landasan teori di atas, dapat disimpulkan mekanisme
psikologis yang terjadi pada penelitian ini adalah calon pendeta yang sedang
menggali ilmu dan pengalaman mengenai kependetaan mempelajari juga
secara mendalam mengenai tugas dan fungsi pendeta khususnya fungsi
gembala. Dalam pelayanan yang dilakukan untuk menjalankan fungsi
gembala, pendeta melibatkan aspek nurturance sehingga mampu memberi
perhatian, perawatan, pendidikan, perlindungan, dan dukungan pada jemaat
agar dapat berkembang dan mencapai kesehatan holistik. Bentuk-bentuk
nurturance yang dilakukan pendeta dalam pelayanannya melibatkan beberapa
atribut, salah satunya adalah caring. Agar dapat memperhatikan dan
mempedulikan jemaat (caring), pendeta melakukan tindakan-tindakan yang
dapat disebut dengan perilaku altruis. Perilaku altruis terdiri dari beberapa
komponen, yaitu: sharing (berbagi), cooperating (kerjasama), donating
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
(menyumbang), helping (menolong), dan honesty (kejujuran). Komponen-
komponen tersebut yang merupakan perwujudan nyata dari atribut caring
pada nurturance.
Pada bagan I ditunjukkan hubungan antara nurturance dengan
kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta di Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Bagan I Hubungan antara Nurturance dengan Kecenderungan Perilaku
Altruis pada Calon Pendeta di Yogyakarta
Nurturance
Caring : memperhatikan
kehidupan jemaat
Promoting growth and
development : mengajar
tentang Firman Tuhan
Nourishment : menyediakan
nutrisi untuk pertumbuhan
spiritual jemaat
Assessing and meeting needs :
memahami dan memenuhi
kebutuhan jemaat dengan tepat
Sharing (berbagi)
Cooperating (kerjasama)
Donating (menyumbang)
Helping (menolong)
Honesty (kejujuran)
Perilaku
Altruis
Perilaku menolong
Sukarela
Menguntungkan orang
lain
Tidak mengharap
imbalan
Membutuhkan
pengorbanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipaparkan di atas, hipotesis
dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara nurturance dengan
kecenderungan perilaku altruis pada calon pendeta di Yogyakarta. Semakin
tinggi nurturance, maka kecenderungan untuk berperilaku altruis juga
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah nurturance, maka kecenderungan
untuk berperilaku altruis juga semakin rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif dengan menggunakan
teknik korelasional. Pendekatan tersebut dipilih karena pada penelitian ini
ingin diketahui sejauh mana variabel yang satu dapat mempengaruhi variabel
yang lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Ada dua variable dalam penelitian ini, yaitu:
1. Variabel Bebas : Nurturance
2. Variable Tergantung : Kecenderungan Perilaku Altruis
C. Definisi Operasional
Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Nurturance
Nurturance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
proses yang melibatkan aspek kognitif, fisiologis, dan afektif untuk dapat
memberi perhatian, perawatan, pendidikan, perlindungan, dan dukungan
pada orang lain agar dapat berkembang dan mencapai kesehatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
holistik. Menurut Sappington (2003), nurturance memiliki beberapa
atribut, yaitu: caring, promoting growth and development, nourishment,
dan yang terakhir adalah assessing and meeting needs.
Nurturance akan diukur dengan skala psikologis yang disusun
berdasarkan atribut-atribut nurturance dari Sappington (2003) dan
diwakili oleh skor nurturance. Semakin tinggi skor total yang diperoleh
subjek, maka semakin tinggi nurturance yang dimiliki subjek. Sebaliknya,
semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, maka semakin rendah
pula nurturance yang dimiliki subjek.
2. Kecenderungan Perilaku Altruis
Perilaku altruis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku
yang dilakukan secara sukarela untuk mendatangkan keuntungan bagi
orang lain tanpa mengharapkan imbalan dan tak jarang membutuhkan
pengorbanan. Menurut Eisensberg dan Mussen (dalam Dayakisni &
Hudaniah, 2003), perilaku yang tergolong altruis memiliki beberapa
komponen, yaitu: sharing (berbagi), cooperating (bekerjasama), donating
(menyumbang), helping (menolong), dan honesty (kejujuran).
Kecenderungan perilaku altruis akan diukur dengan skala psikologis
yang disusun berdasarkan komponen perilaku altruis yang dipaparkan oleh
Eisensberg dan Mussen dalam Dayakisni&Hudaniah (2003) dan diwakili
oleh skor kecenderungan perilaku altruis. Semakin tinggi skor total yang
dperoleh subjek, maka semakin tinggi kecenderungan perilaku altruis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek,
maka semakin rendah pula kecenderungan perilaku altruis yang dimiliki
subjek.
D. Metode Sampling
Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa aktif Program Studi Teologi/Kependetaan di Yogyakarta.
Wilayah Yogyakarta yang cukup luas dengan adanya beberapa Sekolah Tinggi
atau Universitas yang memiliki Program Studi tersebut, maka penelitian ini
perlu menggunakan metode sampling. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012). Metode atau
teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-probability
sampling dengan melakukan convenience sampling. Convenience sampling
adalah metode mengumpulkan informasi dari anggota-anggota populasi yang
secara convenience dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan
umumnya partisipan dipilih karena berada di waktu dan tempat yang tepat
(right place at right time) (Zulganef, 2008). Pemilihan convenience sampling
dikarenakan keterbatasan jumlah subjek sehingga tidak mungkin dilakukan
sampling secara random agar semua anggota populasi memiliki probabilitas
yang sama. Sampel dalam penelitian ini diambil dari Sekolah Tinggi Agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kristen (STAK) Marturia, Sekolah Tinggi Teologia Injili Indonesia (STTII),
dan Universitas Kriten Duta Wacana (UKDW).
E. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Program Studi
Teologi/Kependetaan di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia dan
Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah angket atau skala. Angket
atau skala adalah seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis yang sudah
dirumuskan sebelumnya yang umumnya telah diberikan beberapa alternatif
jawaban agar partisipan dapat menulis jawabannya di tempat yang telah
tersedia (Sekaran, 2003, dalam Zuganef, 2008). Dalam penelitian ini
digunakan dua macam skala, yaitu:
1. Skala Nurturance
Nurturance diukur dengan menggunakan Skala Nurturance yang
disusun berdasarkan atribut-atribut yang dimiliki nurturance menurut
Sappington (2003), yaitu caring, promoting growth and development,
nourishment, dan assessing and meeting needs. Skala ini merupakan
skala langsung berbentuk tertutup dengan model penskalaan Likert. Skala
terdiri dari sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi dua kategori,
yaitu item favorable dan item unfavorable. Setiap item memiliki empat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),
dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Dalam pilihan jawaban tidak tersedia
pilihan Netral karena untuk meminimalisir kecenderungan subyek yang
mengisi pilihan netral.
Penilaian untuk setiap pilihan jawaban dibagi menjadi dua
kategori, yaitu kategori I untuk item-item favorable dan kategori II untuk
item-item unfavorable. Pada kategori I, kriteria skor untuk item-item
favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), 3 untuk
pilihan jawaban Sesuai (S), 2 untuk pilihan jawaban Tidak Sesuai (TS),
dan 1 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada kategori II,
kriteria skor untuk item-item unfavorable adalah 1 untuk pilihan jawaban
Sangat Sesuai (SS), 2 untuk pilihan jawaban Sesuai (S), 3 untuk pilihan
jawaban Tidak Sesuai (TS), dan 4 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak
Sesuai (STS).
Tabel 1 : Blueprint Skala Nurturance
Atribut
Proporsi Item
Total
Favorable Unfavorable
Caring: proses memperhatikan dan
mempedulikan orang lain.
20% 15% 35%
Promoting growth and
development: proses mendorong
pertumbuhan dan perkembangan
orang lain.
10% 10% 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Nourishment: proses penyediaan
atau pemberian nutrisi
10% 5% 15%
Assessing and meeting needs:
proses pengukuran dan pemenuhan
kebutuhan yang tepat bagi orang
lain.
15% 15% 30%
Total: 100%
2. Skala Kecenderungan Perilaku Altruis
Kecenderungan perilaku altruis diukur dengan menggunakan Skala
Kecenderungan Perilaku Altruis yang disusun berdasarkan komponen-
komponen perilaku altruis menurut Eisenberg dan Mussen (dalam
Dayakisni&Hudaniah, 2003). Skala ini merupakan skala langsung
berbentuk tertutup dengan model penskalaan Likert. Skala terdiri dari
sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu item
favorable dan item unfavorable. Setiap item memiliki empat pilihan
jawaban, yaitu Sangat Sering (SS), Sering (S), Jarang (J), dan Tidak
Pernah (TP). Dalam pilihan jawaban tidak tersedia pilihan Netral karena
untuk meminimalisir kecenderungan subyek yang mengisi pilihan netral.
Penilaian untuk setiap pilihan jawaban dibagi menjadi dua
kategori, yaitu kategori I untuk item-item favorable dan kategori II untuk
item-item unfavorable. Pada kategori I, kriteria skor untuk item-item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
favorable adalah 4 untuk pilihan jawaban Sangat Sering (SS), 3 untuk
pilihan jawaban Sering (S), 2 untuk pilihan jawaban Jarang (J), dan 1
untuk pilihan jawaban Tidak Pernah (TP). Pada kategori II, kriteria skor
untuk item-item unfavorable adalah 1 untuk pilihan jawaban Sangat
Sering (SS), 2 untuk pilihan jawaban Sering (S), 3 untuk pilihan jawaban
Jarang (J), dan 4 untuk pilihan jawaban Tidak Pernah (TP).
Tabel 2 : Blueprint Skala Perilaku Altruis
Komponen
Proporsi Item
Total
Favorable Unfavorable
Sharing: tindakan berbagi baik
perasaan maupun barang kepada
orang lain.
15% 15% 30%
Cooperating: bekerja bersama
orang lain untuk mencapai suatu
tujuan.
10% 10% 20%
Donating: tindakan berderma atau
memberi secara sukarela dalam
bentuk materi atau lainnya pada
orang yang lebih membutuhkan.
5% 5% 10%
Helping: tindakan menolong orang
lain yang sedang kesulitan tanpa
pamrih.
15% 15% 30%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Honesty: nilai-nilai kejujuran dan
sikap yang lurus hati.
5% 5% 10%
Total: 100%
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian
1. Validitas
Validitas merupakan ukuran sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan
pengukuran. Valid dan tidaknya suatu alat ukur tergantung pada
kemampuan alat ukur mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat (Azwar, 2007). Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas
isi untuk mengetahui sejauh mana item-item skala mewakili komponen –
komponen dari variabel yang hendak diukur (aspek representasi) dan
sejauh mana item-item skala mencerminkan ciri perilaku yang hendak
diukur. Validitas isi diuji dengan melakukan analisis rasional atau
professional judgment (Azwar, 2007). Hal ini berarti alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini diuji dengan cara diperiksa oleh orang
yang lebih ahli, dalam hal ini dosen pembimbing. Validitas isi terbagi
menjadi dua tipe, yaitu:
a. Validitas Muka
Penilaian dalam validitas muka didasarkan pada penilaian
terhadap format penampilan (appearance) alat ukur (Azwar, 2007).
Validitas muka dalam penelitian ini dipenuhi dengan menyusun skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dalam format yang baik dan cetakan yang jelas serta mudah dibaca dan
dipahami oleh subjek. Penyusunan format skala dikonsultasikan
dengan dosen pembimbing.
b. Validitas Logik
Validitas logik adalah tipe validitas yang menunjukkan sejauh
mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak
diukur (Azwar, 2007). Validitas logik dalam penelitian ini dipenuhi
dengan membuat perencanaan isi atau blueprint untuk masing-masing
skala.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan
dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat dipercaya (Azwar,
2009). Reliabilitas dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
koefisien reliabilitas alpha chronbach. Pendekatan ini bertujuan untuk
melihat konsistensi antar item-item dalam skala yang digunakan dalam
penelitian ini. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk koefisien reliabilitas
(rxy), dengan koefisien korelasi yang berkisar antara 0 hingga 1. Semakin
tinggi koefisien korelasi (mendekati 1), maka alat tes semakin reliabel
(Azwar, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Analisis dan Seleksi Item
Analisis dan seleksi item merupakan pengujian konsistensi antara
fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan atau disebut juga dengan
konsistensi item-total (Azwar, 2009). Pada penelitian ini dilakukan analisis
dan seleksi item dengan menguji kualitas item menggunakan metode
statistik dengan bantuan program SPSS for Windows version 16.0.
Prosedur pengujian konsistensi item-total akan menghasilkan
koefisien korelasi item-total (rix) atau indeks daya beda item melalui
rumus korelasi Pearson Product Moment. Semakin tinggi korelasi positif
antara skor item dengan skor total skala, maka semakin tinggi konsistensi
antara item dengan keseluruhan skala atau semakin tinggi daya bedanya
(Azwar, 2009). Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item-total
biasanya menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Namun, apabila jumlah item
yang lolos tidak mencukup proporsi yang diinginkan, batasan tersebut
dapat diturunkan menjadi rix ≥ 0,25 (Azwar, 2009).
H. Uji Coba Alat Penelitian
Skala-skala yang akan digunakan dalam penelitian ini sebelumnya
diujicobakan terlebih dahulu pada mahasiswa Jurusan Teologi/Kependetaan di
Sekolah Tinggi Teologia Injili Indonesi (STTII). Pemilihan subjek uji coba
dikarenakan adanya tiga Sekolah Tinggi dan Universitas yang membuka
Jurusan Teologi/Kependetaan sehingga salah satunya dipilih untuk uji coba
alat penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Uji coba skala penelitian ini dilakukan pada hari Selasa, 14 Oktober 2014
dari pukul 12.30 hingga 15.30 WIB. Total jumlah subjek adalah 51 orang. Uji
coba dilakukan dengan cara peneliti datang ke STTII, masuk ke kelas, dan
memberikan petunjuk pengerjaan skala serta menunggui proses pengerjaan
skala.
I. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah metode statisik korelasi Product Moment Pearson dengan
menggunakan bantuan program SPSS for Windows version 16.0. Metode
tersebut digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya
korelasi antara variabel nurturance dengan variabel kecenderungan perilaku
altruis. Jika hasil korelasi antar variabel positif, berarti semakin tinggi variabel
nurturance maka semakin tinggi pula variabel kecenderungan perilaku altruis.
Sebaliknya, jika korelasi antar variabel negatif, berarti semakin tinggi variabel
nurturance maka semakin rendah variabel kecenderungan perilaku altruis
(Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Data pada penelitian ini diperoleh dengan cara membagikan Skala
Nurturance dan Skala Kecenderungan Perilaku Altruis kepada subjek
penelitian. Kedua skala disajikan secara bersamaan dalam bentuk booklet
kuesioner yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang telah tersedia.
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2014 hingga 29
Oktober 2014. Pada tanggal 21 Oktober 2014, peneliti menitipkan kuesioner
kepada Ketua STAK Marturia untuk dibagikan kepada mahasiswa aktif
jurusan Teologi/Kependetaan dan mengambil kuesioner yang telah diisi pada
tanggal 29 Oktober 2014 dengan total 18 buah kuesioner Pada tanggal 22
Oktober 2014, peneliti mengambil data di Universitas Kristen Duta Wacana
dengan cara masuk ke kelas dan memberikan petunjuk pengerjaan kuesioner
setelah mahasiswa Teologi selesai mengikuti perkuliahan pada pukul 10.00
WIB dan pukul 16.00 WIB. Di Universitas Kristen Duta Wacana peneliti
membagikan 86 buah kuesioner, namun ada 2 buah kuesioner yang gugur
karena banyak yang tidak diisi sehingga kuesioner yang terpakai 84 buah.
Total kuesioner yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini adalah 102
buah kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Program Studi
Teologi/Kependetaan di Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia
dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Data subjek dirangkum
dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Semester dan
Jenis Kelamin
Semester Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase
3 26 27 53 52%
5 24 18 42 41,2%
7 3 1 4 4%
9 - 1 1 0,9%
Tidak Diketahui 2 1,9%
Total 53 47 102 100%
Total subjek dalam penelitian ini adalah 102 orang yang terdiri dari 53
laki-laki dan 47 perempuan. Mayoritas subjek adalah mahasiswa Teologi
semester 3 dengan jumlah 53 orang atau 52% dari total subjek sedangkan dari
semester 9 hanya ada 1 orang atau 0,9%. Ada 2 subjek yang tidak dapat
diketahui jenis kelamin atau semesternya dikarenakan data identitas diri yang
tidak diisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 4 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase
17 tahun 4 3,9%
18 tahun 6 5,9%
19 tahun 37 36,3%
20 tahun 27 26,5%
21 tahun 7 6,9%
22 tahun 4 3,9%
23 tahun 1 1%
24 tahun 3 2,9%
25 tahun 4 3,9%
26 tahun 1 1%
28 tahun 2 2%
30 tahun 2 2%
36 tahun 1 1%
Tidak Diketahui 3 2,9%
Total 102 100%
Rentang usia subjek dalam penelitian ini berkisar antara usia 17 tahun
hingga 36 tahun. Dari keseluruhan jumlah subjek, 37 orang berusia 19 tahun
dan 27 orang berusia 20 tahun, sedangkan sisanya tersebar di antara usia 17
tahun hingga 36 tahun. Ada 3 subjek yang tidak dapat diketahui usianya
dikarenakan kolom usia yang tidak diisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 5 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Suku Bangsa
Suku Frekuensi Persentase
Jawa 31 30,4%
Batak 18 17,6%
Toraja 5 4,9%
Tionghoa 5 4,9%
Lain-lain 36 35,3%
Tidak Diketahui 7 6,9%
Total 102 100%
Dari keseluruhan jumlah subjek, 31 orang berasal dari suku Jawa
dengan persentase sebesar 30,4%. Mayoritas subjek yang masuk kategori
lain-lain adalah subjek yang mengisi dengan jawaban Indonesia. Ada 7 orang
yang tidak dapat diketahui suku bangsanya dikarenakan kolom suku bangsa
yang tidak diisi.
Tabel 6 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal Frekuensi Persentase
Kos 29 28,4%
Asrama 48 47,1%
Rumah 14 13,7%
Lain-lain 8 7,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tidak Diketahui 3 2,9%
Total 102 100%
Sebagian besar subjek dalam penelitian ini, yaitu sejumlah 48 orang,
tinggal di asrama. Ada 29 orang atau 28,4% dari total subjek tinggal di kos,
sedangkan 14 orang atau 13,7% dari total subjek tinggak di rumah. Ada 3
subjek yang tidak dapat diketahui tempat tinggalnya dikarenakan kolom
tempat tinggal yang tidak diisi.
C. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu
diujicobakan pada mahasiswa aktif jurusan Teologi di Sekolah Tinggi
Teologi Injili Indonesia (STTII). Total subjek dalam uji coba skala adalah 51
orang.
1. Hasil Uji Coba Skala Nurturance
Tabel 7 : Cetak Biru Skala Nurturance
No. Aspek Nomor Item Total
1. Caring 1, 8*, 14, 15, 19, 20, 25*,
26*, 30*, 31, 35, 40*, 43*,
44, 45, 49*, 50, 54, 59*, 60,
64, 66, 67, 71*, 75, 76*, 81,
84, 85*, 90*, 92*, 94*, 96,
98, 100
35 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Promoting Growth
and Development
2*, 7, 9, 13, 21, 27, 32*, 36,
39, 42*, 53, 55, 61, 68*, 72*,
77, 82, 86, 91, 95
20 item
3. Nourishment 3*, 6*, 11, 16*, 22, 28*, 29,
46, 48*, 58, 63, 69*, 78*,
88*, 99
15 item
4. Assessing and
Meeting Needs
4*, 5, 10, 12*, 17, 18*, 23*,
24*, 33*, 34*, 37*, 38, 41,
47*, 51*, 52, 56*, 57, 62*,
65*, 70*, 73, 74, 79*, 80*,
83, 87, 89*, 93*, 97*
30 item
Keterangan:
Item dengan tanda bintang (*) = item yang gugur
Pengujian kualitas item pada Skala Nurturance menggunakan
taraf signifikansi 0,05. Pada pengujian pertama, diperoleh nilai koefisien
korelasi item berkisar antara -0.303 hingga 0.684 dan nilai koefisien
Alpha Cronbach keseluruhan sebesar 0.858. Kemudian dilakukan seleksi
pada semua item yang mendapat koefisien korelasi minus, yaitu
sebanyak 12 item. Kemudian, dilakukan analisa ulang untuk 88 item
sehingga didapat nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0.891 dan nilai
korelasi item berkisar antara -0.002 hingga 0.701. Kemudian dilakukan
seleksi untuk item-item yang mendapat nilai korelasi item kurang dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
0.25, yaitu: sebanyak 34 item. Setelah dilakukan eliminasi, maka nilai
reliabitas untuk 54 item adalah sebesar 0.908.
Tabel 8 : Distribusi Skala Nurturance Setelah Uji Coba
No. Aspek
Nomor Item
Total
Favorable Unfavorable
1. Caring 1, 15, 19, 31,
35, 44, 50, 54,
66, 75, 81, 84,
98
14. 20, 45,
60, 64, 67,
96, 100
21 item
2. Promoting Growth
and Development
7, 13, 27, 36,
61, 77, 82
9, 21, 39, 53,
55, 86, 91,
95
15 item
3. Nourishment 11, 22, 29, 46,
63, 99
58
7 item
4. Assessing and
Meeting Needs
5, 10, 17, 38,
52, 73, 83, 87
41, 57, 74
11 item
Jumlah 34 item 20 item 54 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Altruis
Tabel 9 : Cetak Biru Skala Perilaku Altruis
No. Aspek Nomor Item Total
1. Sharing 1*, 7*, 8, 11*, 12*, 19*, 22,
23*, 28*, 33, 34, 40, 43*, 49*,
50, 55, 56, 62, 66, 67*, 70,
75*, 76, 82*, 87*, 88, 90, 93*,
97*, 100
30 item
2. Cooperating 6*, 10, 13*, 18*, 24, 27, 29,
35*, 41*, 44, 51, 54*, 57, 63,
71, 77, 78*, 81*, 86*, 96
20 item
3. Donating 5, 17*, 25*, 32*, 45, 48*, 59*,
72, 83*, 94*
10 item
4. Helping 2, 4, 14, 16*, 20, 26*, 31*, 36,
38, 39, 42, 46, 47, 52, 53*, 58,
60*, 64, 65, 68*, 73*, 74, 80,
84, 85, 89*, 92, 95*, 98, 99
30 item
5. Honesty 3, 9, 15, 21, 30, 37*, 61, 69*,
79*, 91*
10 item
Keterangan:
Item dengan tanda bintang (*) = item yang gugur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Pengujian kualitas item pada Skala Kecenderungan Perilaku
Altruis menggunakan taraf signifikansi 0,05. Pada pengujian pertama,
diperoleh nilai koefisien korelasi item berkisar antara -0.164 hingga
0.595 dan nilai koefisien Alpha Cronbach keseluruhan sebesar 0.890.
Kemudian dilakukan seleksi pada semua item yang mendapat koefisien
korelasi minus, yaitu sebanyak 4 item. Selanjutnya dilakukan analisa
ulang untuk 96 item sehingga didapat nilai koefisien Alpha Cronbach
sebesar 0.897 dan nilai korelasi item berkisar antara -0.021 hingga 0.610.
Kemudian dilakukan seleksi untuk item-item yang mendapat nilai
korelasi item kurang dari 0.25, yaitu sebanyak 40 item. Setelah dilakukan
seleksi, maka nilai reliabitas akhir untuk 56 item adalah sebesar 0.908.
Tabel 10 : Distribusi Skala Perilaku Altruis Setelah Uji Coba
No. Aspek
Nomor Item
Total
Favorable Unfavorable
1. Sharing 8, 22, 33, 40, 55,
62, 70
34, 50, 56, 66,
76, 88, 90, 100
15 item
2. Cooperating 10, 24, 29, 44,
51, 57, 63
27, 71, 77, 96
11 item
3. Donating 5, 45, 72 - 3 item
4. Helping 2, 4, 14, 38, 47,
58, 64, 74, 84,
98
2, 36, 39, 42, 46,
52, 65, 80, 85,
92, 99
21 item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
5. Honesty 9 3, 15, 21, 30, 61 6 item
Jumlah 28 item 28 item 56 item
D. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, dapat diketahui
hasil statistik data empiris yang disajikan pada tabel 11.
Tabel 11 : Deskripsi Data Penelitian
Variabel N
Minimum Maksimum Mean
SD
Hip Emp Hip Emp Hip Emp
Nurturance 102 54 131 216 206 135 165,12 14,306
Kecenderungan
PerilakuAltruis
102 56 125 224 201 140 162,82 15,063
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa skor mean empirik yang
diperoleh dari 102 subjek pada skala nurturance adalah 165,12 dengan
standar deviasi sebesar 14,306, sedangkan skor mean hipotetiknya adalah
135. Selain itu, pada skala kecenderungan perilaku altruis diperoleh mean
empirik dari 102 subjek sebesar 162,82 dengan standar deviasi sebesar
15,063, sedangkan skor mean hipotetiknya adalah sebesar 140.
Selanjutnya, dilakukan uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan
yang signifikan pada mean empirik dan hipotetik, baik pada variabel
nurturance maupun pada variabel kecenderungan perilaku altruis. Jika hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
uji t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada mean empirik dan
hipotetik yang signifikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa subjek
penelitian memiliki nurturance dan kecenderungan perilaku altruis yang
tergolong tinggi. Sebaliknya, jika hasil uji t menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pada mean empirik dan hipotetik yang tidak signifikan, maka
dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian tidak memiliki nurturance dan
kecenderungan perilaku altruis yang tinggi.
1. Uji t Variabel Nurturance
Pada tabel 12 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik
dari variabel nurturance.
Tabel 12 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Nurturance
One-Sample Test
Test Value = 135
t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
skor_total 21.262 101 .000 30.118 27.31 32.93
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai t sebesar 21,262 dan
nilai signifikansi 0,000. Jika Sig > α, maka Ho diterima, sebaliknya jika
Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig < 0,05
sehingga Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean
empirik dan hipotetik pada variabel nurturance. Mean empirik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
nurturance lebih besar daripada mean hipotetiknya sehingga dapat
dikatakan bahwa subjek memiliki nurturance yang tergolong tinggi.
2. Uji t Variabel Kecenderungan Perilaku Altruis
Pada tabel 13 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik
dari variabel kecenderungan perilaku altruis.
Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel
Kecenderungan Perilaku Altruis
One-Sample Test
Test Value = 140
T Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
skor_total 15.303 101 .000 22.824 19.86 25.78
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa nilai t sebesar 15,303 dan
nilai signifikansi 0,000. Jika Sig > α, maka Ho diterima, sebaliknya jika
Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig < 0,05
sehingga Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan yang signifikan antara mean
empirik dan hipotetik pada variabel kecenderungan perilaku altruis. Mean
empirik dari kecenderungan perilaku altruis lebih besar daripada mean
hipotetiknya sehingga dapat dikatakan bahwa kecenderungan perilaku
altruis yang dimiliki oleh subjek penelitian tergolong tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Selain itu, tingkat nurturance dan kecenderungan perilaku altruis
dapat diperoleh dari ketegorisasi jenjang berdasarkan norma kategorisasi
Azwar (2006).
(µ+1,5α)< X kategori sangat tinggi
(µ+0,5α) < X ≤ (µ+1,5α) kategori tinggi
(µ-0,5α) < X ≤ (µ+0,5α) kategori sedang
(µ-1,5α) < X ≤ (µ-0,5α) kategori rendah
X ≤ (µ-1,5α) kategori sangat rendah
Pada tabel 14 disajikan kategorisasi dari variabel nurturance.
Tabel 14 : Kategorisasi Nurturance
Kategori Jumlah Subjek Persentase
175,5 < X (sangat tinggi) 23 22,54%
148,5 < X ≤ 175,5 (tinggi) 67 65,68%
121,5 < X ≤ 148,5 (sedang) 12 11,76%
94,5 < X ≤ 121,5 (rendah) - -
X ≤ 94,5 (sangat rendah) - -
Total 102 100%
Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa nurturance
yang dimiliki oleh 22,54% subjek menempati kategori sangat tinggi
sedangkan 65,68% subjek menempati kategori tinggi. Selain itu, 11,76%
subjek memiliki nurturance yang termasuk kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 15 : Kategorisasi Kecenderungan Perilaku Altruis
Kategori Jumlah Subjek Persentase
174,95 < X (sangat tinggi) 22 21,56%
151,65 < X ≤ 174,95 (tinggi) 56 54,9%
128,35 < X ≤ 151,65 (sedang) 23 22,54%
105,05 < X ≤ 128,35 (rendah) 1 0,98%
X ≤ 105,05 (sangat rendah) - -
Total 102 100%
Dari hasil kategorisasi di atas, dapat diketahui bahwa 21,56%
subjek memiliki kenderungan perilaku altruis yang tergolong sangat
tinggi, 54,9% subjek tergolong tinggi, dan 22,54% subjek tergolong
sedang. Selain itu, 0,98% subjek memiliki kecenderungan perilaku altruis
yang tergolong rendah.
E. Analisis Data
1. Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji asumsi terlebih
dahulu yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi
dilakukan untuk membuktikan apakah sebaran data yang dimiliki telah
mengikuti kurva normal atau tidak (Santoso, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebaranya normal
(Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan menggunakan pengujian
One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS for
Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa sebaran
data yang dimiliki tidak berbeda secara signifikan dengan data normal
atau dengan kata lain data yang digunakan memiliki sebaran yang
normal juga. Pada tabel 16 disajikan hasil uji normalitas.
Tabel 16 : Uji Normalitas
Variabel
Kolmogorov-
Smirnov
Signifikansi Keterangan
Nurturance 0,550 0,923 Normal
Kecenderungan
Perilaku Altruis
0,827 0,501 Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui bahwa
sebaran data variabel nurturance dan kecenderungan perilaku altruis
memiliki nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang lebih besar dari
0,05 (p > 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
variabel nurturance dan kecenderungan perilaku altruis mengikuti
distribusi normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah hubungan
antara nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis mengikuti
garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji ini dilakukan dengan
menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for
Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa
hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus.
Pada tabel 17 disajikan hasi uji linearitas.
Tabel 17 : Uji Linearitas
F Signifikansi Keterangan
Kecenderungan
Perilaku Altruis *
Nurturance
Linearity 96,392 0,000 Linear
Dari hasil uji linearitas, dapat ketahui bahwa nilai signifikansi
dari nurturance dan kecenderungan perilaku altruis adalah 0,000. Hal
tersebut berarti p lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) sehingga dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel nurturance dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kecenderungan perilaku altruis mengikuti garis lurus. Jadi,
peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas variabel
lainnya (Santoso, 2010). Hal tersebut dapat dilihat dalam gambar 1.
Scatterplot Uji Linearitas
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Pearson
Product Moment dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai
signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p >
0,05), maka hipotesis ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi atau
probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka
hipotesis diterima. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan
Gambar 1 : Scatterplot Uji Linearitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
yang positif antara nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis
pada calon pendeta di Yogyakarta. Pada tabel 18 disajikan hasil uji
hipotesis.
Tabel 18 : Uji Hipotesis
B
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dikatakan bahwa hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini diterima. Hal ini terbukti dari koefisien
korelasi yang diperoleh sebesar 0,725 dengan nilai signifikansi atau
probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan
positif antara nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis pada
calon pendeta di Yogyakarta.
nurturance kec.perilaku_altruis
Nurturance Pearson Correlation 1 .725
Sig. (1-tailed) .000
N 102 102
kec.perilaku_altruis Pearson Correlation .725 1
Sig. (1-tailed) .000
N 102 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3. Analisis Data Tambahan
Pada penelitian ini dilakukan analisis data tambahan untuk
mengetahui apakah ada perbedaan nurturance yang dimiliki oleh subjek
laki-laki dan perempuan. Berikut adalah hasil analisisnya:
Group Statistics
jenis_kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
skor_total Laki-laki 53 163.62 15.449 2.122
Perempuan 47 167.45 12.707 1.854
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
skor_total Equal
variances
assumed
1.742 .190 -1.341 98 .183 -3.824 2.851 -9.481 1.833
Equal
variances
not
assumed
-1.357 97.475 .178 -3.824 2.818 -9.416 1.768
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan hasil uji independent sample t-test, diketahui bahwa
sampel pada penelitian ini bersifat homogen (Sig.=0,190) dan tidak
ditemukan adanya perbedaan nurturance yang signifikan antara subjek
laki-laki dan perempuan (Sig.= 0,183)
F. Pembahasan
Nurturance dan perilaku altruis adalah hal yang harus dilakukan oleh
seorang pendeta dalam menjalankan fungsinya sebagai gembala jemaat.
Fungsi gembala adalah ketika pendeta berperan sebagai pembimbing,
penolong, penjaga umat Tuhan dalam kesulitan dan pergumulan hidup
(Pattipi, 2011). Kegiatan pelayanan pendeta itulah yang melibatkan aspek
nurturance. Nurturance adalah proses yang melibatkan aspek kognitif,
fisiologis, dan afektif untuk dapat memberi perhatian, perawatan, pendidikan,
perlindungan, dan dukungan pada orang lain agar dapat berkembang dan
mencapai kesehatan yang holistik. Maka, sebagai calon pendeta, subjek
penelitian tentunya mengembangkan nurturance yang dimilikinya dalam
praktek-praktek pelayanannya.
Bentuk-bentuk nurturance yang dilakukan oleh pendeta berkaitan
dengan perilaku altruis. Perilaku altruis adalah perilaku yang dilakukan
secara sukarela untuk mendatangkan keuntungan bagi orang lain tanpa
mengharapkan imbalan dan tak jarang membutuhkan pengorbanan. Menurut
Eisensberg dan Mussen (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003), perilaku yang
tergolong altruis memiliki komponen, yaitu: sharing (berbagi), cooperating
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(bekerjasama), donating (menyumbang), helping (menolong), dan honesty
(kejujuran). Komponen-komponen tersebut merupakan perwujudan nyata
dari atribut caring dalam nurturance. Maka, dalam praktek-praktek
pelayanannya, subjek penelitian melakukan tindakan-tindakan yang
mencerminkan perilaku altruisnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
dan positif antara nurturance dengan kecenderungan perilaku altruis
(r=0,725). Hal ini berarti, semakin tinggi nurturance yang dimiliki, maka
semakin tinggi juga kecenderungan perilaku altruisnya. Sebaliknya, semakin
rendah nurturance yang dimiliki, maka semakin rendah pula kecenderungan
perilaku altruisnya. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian sebelumnya
mengenai agresi dan altruisme dalam jurnal Altruism and Aggression: The
Heritability of Individual Differences (1986). Pada penelitian tersebut,
diperoleh fakta bahwa agresifitas berkorelasi negatif dengan altruistik,
empati, dan nurturance. Hal ini berarti semakin agresif seseorang, maka ia
akan semakin tidak empati, tidak berperilaku altruis, dan tidak nurturance.
Selain itu, dalam penelitian mengenai nurturance dan dominance sebagai 2
faktor dari Bem Sexual-Role Inventory (BSRI) yang dilakukan oleh de
Miguel (2013) menemukan fakta bahwa altruisme dan tender-mindedness
sebagai bentuk-bentuk dari sikap agreeableness yang diasosiasikan hanya
dengan faktor nurturance.
Keterkaitan antara perilaku prososial, altruisme, dan caring dijelaskan
Restelli (2004) dalam desertasinya di bidang keperawatan. Restelli (2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
membagi perilaku prososial menjadi dua, yaitu perilaku altruis dan perilaku
resitusi. Perbedaan perilaku altruis dan perilaku restitusi terletak pada
imbalan yang diperoleh. Pada perilaku restitusi, seseorang mau menolong
orang lain supaya ia mendapat imbalan yang diharapkannya, namun pada
perilaku altruis, seseorang mau menolong orang lain tanpa mengharapkan
imbalan apapun. Kedua bentuk perilaku itulah yang merupakan sistem
perilaku sosial yang saling melengkapi dengan nurturance. Maka, nurturance
yang dimiliki seseorang akan saling melengkapi dengan perilaku altruisnya,
sehingga semakin tinggi nurturance yang dimiliki, kecenderungan perilaku
altruisnya juga tergolong tinggi.
Hubungan antara nurturance dan perilaku altruis dapat dipahami juga
melalui formulasi Batson (dalam Taufik, 2012) yang disebut Empathy-
Altruism Hipotesis. Batson beranggapan bahwa dengan menyaksikan orang
lain yang sedang dalam keadaan membutuhkan pertolongan akan
menimbulkan ketidaknyamanan dalam diri orang yang menyaksikan
(personal distress) yang pada akhirnya memunculkan empathetic concern.
Empathetic concern dapat menimbulkan dorongan egoistik untuk dapat
mengurangi kekhawatiran diri sendiri (one’s own distress). Namun, di sisi
lain, empathetic concern juga dapat menghasilkan motivasi altruistik untuk
dapat mengurangi kekhawatiran orang lain (other person’s distress). Batson
memaparkan proses pertolongan altruis sebagai berikut: adanya kebutuhan
orang lain mendatangkan empathetic concern yang berubah menjadi motivasi
altruistik yang kemudian mendorong seseorang untuk memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pertolongan secara efektif. Dorongan empati yang menggerakkan perilaku
altruis juga dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan proses-proses
nurturance. Fogel, Melson, dan Mistry (dalam Restelli, 2004) menyebutnya
sebagai empathy for nurturance. Empathy for nurturance adalah kesadaran
seseorang akan adanya kebutuhan orang lain untuk nurtured atau diberi
bentuk-bentuk nurturance, misalnya: perhatian, kasih sayang, dan lain-lain.
Dari paparan teori tersebut dapat diketahui bahwa nurturance dan perilaku
altruis sama-sama digerakkan oleh dorongan empati atau yang Hofman
(dalam Taufik, 2012) sebut sebagai empathic distress. Empathic distress
inilah yang mengawali (precede) terjadinya perilaku altruis dan nurturance.
Maka, ketika perilaku altruis dan nurturance dalam penelitian ini
berhubungan positif, peneliti menduga bahwa subjek penelitian memiliki
empati yang mendasari perwujudan perilaku altruis dan nurturance-nya. Hal
inilah yang membuat tingginya nurturance pada subjek penelitian berkaitan
dengan tingginya kecenderungan perilaku altruis yang dimiliki subjek.
Hasil analisis statistik deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini
juga menunjukkan hasil yang sejalan. Pada variabel nurturance, mean
empiriknya adalah 165,12 sedangkan mean hipotetiknya adalah 135. Pada
variabel kecenderungan perilaku altruis, mean empiriknya adalah 162,82
sedangkan mean hipotetiknya adalah 140. Hal tersebut menunjukkan bahwa
nurturance dan kecenderungan perilaku altruis subjek penelitian tergolong
kategori tinggi. Dari hasil kategorisasi untuk variabel nurturance, nampak
bahwa nurturance yang dimiliki oleh 22,54% subjek menempati kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sangat tinggi sedangkan 65,68% subjek menempati kategori tinggi. Selain itu,
11,76% subjek memiliki nurturance yang termasuk kategori sedang.
Tingginya nurturance yang dimiliki subjek diikuti dengan tinggi
kecenderungan perilaku altruis yang nampak pada hasil kategorisasi
kecenderungan perilaku altruis subjek. Dari hasil kategorisasi, dapat
diketahui bahwa 21,56% subjek memiliki kenderungan perilaku altruis yang
tergolong sangat tinggi, 54,9% subjek tergolong tinggi, dan 22,54% subjek
tergolong sedang. Selain itu, 0,98% subjek memiliki kecenderungan perilaku
altruis yang tergolong rendah.
Hasil analisis data tambahan mendapati bahwa tidak ada perbedaan
nurturance yang signifikan antara subjek laki-laki dan perempuan. Temuan
Meltzer dan McNulty (2011) menunjukkan bahwa meskipun ada stereotype
gender bahwa wanita dipercaya lebih nurturing dan caring dibandingkan
pria, tidak semata-mata membuat pria menunjukkan nurturance yang lebih
rendah dari wanita. Strereotype mengarahkan orang berperilaku sesuai
dengan yang seharusnya dilakukan gendernya, namun faktor situasional
dapat membuat nurturance yang dilakukan oleh pria sama tingginya dengan
yang dilakukan oleh perempuan. Hal tersebut kemungkinan juga terjadi pada
subjek penelitian ini. Tingginya nurturance yang dimiliki oleh mayoritas
subjek penelitian dikarenakan subjek laki-laki maupun perempuan sama-
sama dituntut untuk dapat melayani jemaat lewat proses praktek pelayanan
yang diadakan oleh institusi pendidikan sehingga subjek penelitian
mengembangkan nurturance yang sama-sama tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Selain itu, dilihat dari data demografis subjek, diketahui bahwa
mayoritas subjek dalam penelitian ini tinggal berjauhan dengan keluarganya,
baik di asrama maupun kos. Tingginya kecenderungan perilaku altruis yang
dimiliki oleh subjek kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik sasaran
pertolongan yang menjadi faktor eksternal yang mempengaruhi munculnya
perilaku altruis. Subjek dalam penelitian ini kemungkinan
mengidentifikasikan teman-teman yang tinggal bersamanya sebagai orang-
orang yang mirip denganya. Semakin mirip karakteristik orang yang
membutuhkan pertolongan dengan penolong, perilaku altruis akan semakin
mudah muncul (Baron dan Byrne, 2005). Interaksi dengan teman-teman
membuat subjek pada penelitian ini kemungkinan sering berperilaku altruis
karena mengindentifikasikan teman-temannya sebagai orang yang senasib
dengannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diuji dalam penelitian
ini diterima dengan koefisien korelasi sebesar 0,725 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal tersebut berarti ditemukan adanya hubungan
yang signifikan dan positif antara nurturance dengan kecenderungan perilaku
altruis pada calon pendeta di Yogyakarta. Semakin tinggi nurturance, maka
kecenderungan untuk berperilaku altruis juga semakin tinggi. Sebaliknya,
semakin rendah nurturance, maka kecenderungan untuk berperilaku altruis
juga semakin rendah.
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Pendeta sebagai titik sentral dalam kepemimpinan jemaat Kristen
perlu memperhatikan kualitas pelayanan dan unsur-unsur psikologis,
dalam hal ini adalah nurturance dan perilaku altruis. Hal tersebut
dikarenakan nurturance dan perilaku altruis merupakan perwujudan dari
fungsi pendeta sebagai gembala yang membimbing, menolong, dan
menjaga umat Tuhan dalam kesulitan pergumulan hidup. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nurturance dan kecenderungan perilaku altruis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dimiliki oleh subjek penelitian tergolong tinggi sehingga disarankan untuk
tetap mempertahankannya hingga menjadi seorang pendeta dan pelayan
Tuhan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Calon Pendeta
Hasil penelitian menemukan bahwa mayoritas subjek memiliki
nurturance dan kecenderungan perilaku altruis yang tergolong tinggi.
Peneliti mendapati bahwa proses seleksi yang diselenggarakan oleh
institusi pendidikan sudah berjalan dengan cukup efektif sehingga
mahasiswa yang masuk dalam jurusan Teologi/Kependetaan adalah orang
yang memiliki kualitas psikologis yang dibutuhkan sebagai seorang
pendeta. Maka, bagi pihak institusi pendidikan disarankan untuk tetap
mempertahankan proses seleksi tersebut sehingga dapat menyaring bibit-
bibit unggul pelayan Tuhan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti hal lain yang
mungkin terkait dengan nurturance dan perilaku altruis, misalnya: trait
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nurturance, faktor
kognitif dan kepribadian yang dapat mendorong munculnya perilaku
altruis, serta regulasi emosi seseorang yang dapat mempengaruhi perilaku
altruis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Selain itu, dari sisi metodologis, peneliti selanjutnya disarankan untuk
dapat memperbaiki skala penelitian sehingga semakin meminimalisir
social desirability. Peneliti selanjutnya juga dapat memperbanyak jumlah
subjek penelitian agar didapat respon yang semakin bervariasi dan
gambaran yang lebih lengkap mengenai perilaku altruis dan nurturance.
Peneliti selanjutnya dapat memperluas jangkauan area penelitian di kota
atau daerah lain sehingga didapat gambaran perilaku altruis dan
nurturance dengan latar belakang budaya yang berbeda. Peneliti
selanjutnya juga dapat menguji nurturance dan perilaku altruis pada
pendeta yang telah cukup lama melayani jemaat sehingga dapat diketahui
apakah hal tersebut masih dimiliki dan relevan dengan pelayanannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Fedyani. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Adi, N.I. (2006). Hubungan Nilai (Value) yang Dianut Oleh Pengerja di Gereja
Kristen Indonesia Wilayah Jawa Barat dengan Pola Konflik. Yogyakarta:
Universitas Kristen Duta Wacana.
Ali-Fauzi, Ihsan, dkk. (2009). Laporan Penelitian: Pola-Pola Konflik Keagamaan
di Indonesia (1990-2008). Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina.
Anonim. (n.d.) Artikel Ilmiah yang diunduh dari
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/agresi_dan_altruisme.pdf pada tanggal 3 Oktober
2013.
Azwar, Saifuddin. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset.
Azwar, Saifuddin. (2007). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset
Azwar, Saifuddin. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Baron, Robert A. & Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial (Edisi 10). Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Cole, Elizabeth R., dkk. (2007). Vive La Difference? Genetic Explanation for
Perceived Gender Differences in Nurturance. Springer Sex Roles. Vol. 57,
211-222.
Dayakisni, T. & Hudaniah. (2003). Psikologi Sosial. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
de Miguel, Adeliadan Ascension Funero. (2013). Dominance and Nurturance as
The Two-Factor Structure of BSRI. Sociology and Anthropology I. Vol. 2, No.
87-94.
Esterik, Penny Van. (1996). Nurturance and Reciprocity in Thai Studies. State
Power and Culture in Thailand. Yale Southeast Asia: Monograph 44.
Guardian Truth Foundation. (1988). Diakses dari web
http://truthmagazine.com/archives/volume32/GOT032228.html pada tanggal
29 April 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Karmakar, Rita and Anjali Gosh. (2012). Altruistic Behaviour of Adolescents of
Different Regions of India. Journal of the Indian Academy of Applied
Psychology. Vol.38, No.1, 44-53.
Kerr, Benjamin, Peter Godfrey-Smith & Marcus W. Feldman. (2004). What is
Altruism?. TRENDS in Ecology and Evolution.
La Rocca, Julia D. (2009). Childhood Obesity: Is Parental Nurturing to Blame?
The Internet Journal of Allied Health Sciences and Practice. Vol. 7, No 1.
Lapenangga, Poppy. (2013). Konseling Pastoral Pendeta (Studi Pemahaman
Pendeta Mengenai Konseling Pastoral serta Faktor-Faktor Penghambat
Pelayanannya di Jemaat GMIT Pola Tribuana Kalabahi. Salatiga: Universitas
Kristen Satya Wacana.
Lofton, Kathryn E. (2006). The Preacher Paradigm : Promotional Biographies and
the Modern-Made Evangelist. Religion and American Culture: A Jounal of
Interpretation. Vol. 16, Issue 1, pp 95-123.
Meltzer, Andrea L. dan James K. McNulty. (2011). Contrast Effects of
Stereotypes: “Nurturing” Male Professors are Evaluated More Positively than
“Nurturing” Female Professors. The Journal of Men’s Studies. Vol. 19,
No.1,57-64.
Nasution, M. Imaduddin. (2010). Partisipasi Politik Umat Kristen Indonesia:
Studi Kasus Partai Damai Sejahtera. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. (skripsi)
Oxford University Press. (1996). The Oxford Dictionary and Thesaurus,
American Edition. New York: Oxford University Press, Inc.
Pattipi, Ekka Sari Angel. (2011). Agama dan Politik : Studi Tentang Refleksi
Teologi terhadap Peran Pendeta dalam Politik. Makassar : Universitas
Hasanuddin. (skripsi)
Post, Stephen G. (2005). Altruism, Happiness, and Health: It’s Good to Be Good.
International Journal of Behavioral Medicine. Vol.12, No. 2, 66-77.
Pujiyanti, Agustin. (2006). Kontribusi Empati terhadap Perilaku Altruisme pada
Siswa Siswi SMA Negeri 1 Setu Bekasi. Artikel Ilmiah. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Restelli, Diane Marie. (2004). Associate Degree Nursing Students’ Perceptions of
Caring Ability, Parental Care and Nursing School Climate: A Quantitative
and Qualitative Study of Caring Links Among First Semester Nursing Students
and Their Relationship to Semester Completion. Southern California:
University of Southern California. (desertasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Roland, Yosia. (2008). Studi Kasus Mengenai Identitas Diri Anak Pendeta Pada
Masa Remaja. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rushton, J.Philippe, dkk. (1986). Altruism and Aggression: The Heritability of
Individual Differences. Ianai at Pertanar and Social. Vol. 50, No. 6, 1192-
1198.
Sanchez, Angel and Jose A. Cuesta. (2005). Altruism May Arise from Individual
Selection. Journal of Theoretical Biology. Vol. 235, 233-240.
Santoso, Agung. 2010. Statistik untuk Psikologi Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2003). Life-span Development (Edisi 5). Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Sappington, Julie Y. (2003). Nurturance: The Spirit of Holistic Nursing. Journal
of Holistic Nursing. Vol. 21 No. 1, 8-19.
Singgih, E.G. (2001). Pelayanan Gereja yang Kontekstual di Indonesia pada
Permulaan Milenium III. Majalah Gema, Edisi 57.
Smith, Tom W, (2006). Altruism and Empathy in America: Trends and
Correlates. National Opinion Research Center. Chicago: University of
Chicago.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Surlia, S.P. (2009). Pola Kepemimpinan Pendeta sebagai “Abah” di Gereja
Kristen Pasundan. Yogyakarta : Universitas Kristen Duta Wacana.
Taufik. (2012). Empati : Pendekatan Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2011).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Trull, Joe E. and James E. Carter. (2012). Etika Pelayan Gereja. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
VandenBos, Gary R. (2007). APA Dictionary of Psychology. Washington, DC:
American Psychological Association.
Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasil Wawancara II dengan Pdt. Budi Raharjo, M.Th. selaku Ketua STAK
Marturia yang dilakukan pada hari Selasa, 8 Juli 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 1: Skala Penelitian Sebelum Uji Coba
Nama : Lilian Juanita
NIM : 109114040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PRAKATA
Saudara-saudara yang terkasih,
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan guna menyelesaikan
tugas akhir (skripsi), saya memohon partisipasi anda untuk mengisi skala yang
terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Jawaban anda akan sangat
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Karenanya, anda diminta untuk
menjawab seluruh pernyataan secara jujur sesuai dengan keadaan anda atau apa
yang anda pikirkan dan rasakan.
Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda dan semua jawaban
adalah benar. Kerahasiaan data akan dijamin sehingga anda diharap untuk
menjawab benar-benar hal yang sesuai dengan diri anda. Oleh karena itu, pilihlah
yang benar-benar sesuai dengan diri anda. Semua pernyataan mohon dikerjakan
dengan sebaik-baiknya tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk yang
ada.
Atas bantuan dan kerjasamanya, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Lilian Juanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini dengan
sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami,
bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan
jawaban saya tersebut dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa
mencantumkan data diri saya.
Yogyakarta, …… Oktober 2014
Menyetujui,
(……………………………)
IDENTITAS DIRI SUBJEK
Nama (Inisial) : …………………………………………….
Jenis Kelamin : …………………………………………….
Usia : …………………………………………….
Suku Bangsa : …………………………………………….
Semester : …………………………………………….
Tempat Tinggal : Kos / Asrama / Rumah *)
*) coret yang tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAGIAN A
SKALA NURTURANCE
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang anda pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan:
1. Saya bersedia merawat teman saya yang sedang sakit SS S TS STS
*) Artinya: Pernyataan di atas sesuai dengan keadaan diri anda.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1. Saya mudah tergerak oleh kesulitan orang lain. SS S TS STS
2. Saya senang jika orang lain memiliki keahlian
karena saya mengajarinya. SS S TS STS
3.
Saya merasa kurang nyaman bila diberi
pertanyaan terus menerus mengenai Firman
Tuhan.
SS S TS STS
4.
Jika setiap gereja memiliki pelayanan konseling,
maka kebutuhan jemaat dapat terakomodasi
dengan baik.
SS S TS STS
5. Menurut saya, penting untuk mengetahui
kebutuhan orang lain sebelum membantunya. SS S TS STS
6.
Saya senang membaca buku-buku Kristiani
popular untuk memperkaya wawasan saya
mengenai Firman Tuhan dan Kekristenan.
SS S TS STS
7. Saya sering berbagi cerita inspiratif dengan
teman saya. SS S TS STS
8.
Walaupun tidak diminta, saya bersedia
membantu teman membersihkan kamarnya di
asrama.
SS S TS STS
9. Kegagalan teman saya adalah kesempatan untuk
menunjukkan bahwa saya lebih baik darinya. SS S TS STS
10.
Sebelum memberikan kado, saya terlebih dahulu
mencari tahu apa yang sedang diinginkan oleh
teman saya.
SS S TS STS
11. Bagi saya, belajar Firman Tuhan penting untuk
dilakukan sehari-hari. SS S TS STS
12.
Saya menjalin hubungan yang baik dengan
jemaat gereja agar mereka dapat mendukung
pelayanan saya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
13.
Saya dengan senang hati akan meluangkan waktu
untuk mengajari teman saya yang mendapatkan
nilai buruk dalam ujian.
SS S TS STS
14. Saya sering merasa bosan jika ada teman yang
menceritakan masalahnya kepada saya. SS S TS STS
15. Jika teman saya sakit, saya berusaha
mengantarkannya ke klinik. SS S TS STS
16.
Menurut saya, orang yang mengajarkan Firman
Tuhan haruslah orang yang sudah ahli di bidang
tersebut sehingga saya tidak layak.
SS S TS STS
17.
Jika teman saya mendadak berdiam diri, saya
akan bertanya apakah ia sedang memiliki
masalah.
SS S TS STS
18.
Meskipun teman saya hanya meminta saya
mengajarinya cara mengerjakan tugas, saya akan
tetap membantunya menyelesaikan tugas
tersebut.
SS S TS STS
19. Saya merasa senang jika dapat membantu orang
lain. SS S TS STS
20.
Lebih mudah bagi saya untuk berpura-pura tidak
tahu bila teman saya dalam kesulitan daripada
harus menanyakannya.
SS S TS STS
21.
Keahlian saya adalah hal yang menjadikan saya
lebih unggul dari orang lain sehingga saya
menggunakannya untuk kepentingan sendiri.
SS S TS STS
22.
Saya sangat mendukung adanya kelompok-
kelompok kecil yang melakukan pendalaman
Alkitab secara rutin.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
23.
Biasanya saya mengajarkan materi perkuliahan
dari awal hingga akhir kepada teman saya yang
kurang memahaminya.
SS S TS STS
24. Sebaiknya, kegiatan-kegiatan di gereja
disesuaikan dengan kebutuhan jemaat. SS S TS STS
25. Saya sering khawatir jika teman asrama saya
belum pulang hingga larut malam. SS S TS STS
26.
Saya memberi kado kepada teman saya yang
berulangtahun karena ketika saya berulangtahun,
ia memberi saya kado.
SS S TS STS
27.
Jika teman saya mendapat nilai yang buruk saat
ujian, saya biasanya menyemangatinya untuk
dapat belajar lebih keras lagi.
SS S TS STS
28. Saya mengikuti kegiatan pendalaman Alkitab
ketika saya memiliki waktu luang. SS S TS STS
29.
Jika saya diberi tanggung jawab untuk
menyampaikan Firman Tuhan, saya akan
mempersiapkannya dengan sebaik mungkin.
SS S TS STS
30. Saya akan meminjamkan catatan kuliah saya
pada teman saya dengan senang hati. SS S TS STS
31. Saya bersedia mendahulukan kepentingan orang
lain yang lebih mendesak. SS S TS STS
32. Saya merasa lega bila nilai teman saya lebih
rendah dari nilai saya. SS S TS STS
33.
Seringkali saya merasa kurang mampu
memahami apa yang dibutuhkan oleh jemaat saat
ini.
SS S TS STS
34.
Saya merasa puas bila pertolongan saya dapat
tepat sasaran.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
35.
Meskipun teman saya sudah sering meminta
bantuan, saya akan tetap membantunya dengan
senang hati.
SS S TS STS
36. Saya senang memberikan kata-kata motivasi
pada teman-teman saya. SS S TS STS
37.
Saya bersedia mendengarkan usulan teman-
teman agar retreat yang akan diadakan dapat
sesuai dengan kebutuhan mereka.
SS S TS STS
38.
Saya senang berinteraksi dengan jemaat gereja
karena membuat saya memahami kebutuhan dan
permasalahan yang sedang dihadapi jemaat.
SS S TS STS
39. Saya berpikir bahwa kesuksesan orang lain
adalah ancaman bagi keberhasilan saya. SS S TS STS
40. Saya menaruh perhatian secara khusus kepada
orang yang kurang beruntung dibanding saya. SS S TS STS
41.
Bagi saya, banyaknya kegiatan di gereja itu baik
meskipun terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhan jemaat.
SS S TS STS
42.
Saya merasa senang jika karena peran saya, ada
teman yang dapat berkembang menjadi orang
yang lebih dewasa.
SS S TS STS
43. Saya bersikap ramah pada orang yang ramah
dengan saya. SS S TS STS
44. Saya dapat merasakan kesedihan teman saya. SS S TS STS
45. Saya hanya mempedulikan orang-orang yang
juga peduli pada saya. SS S TS STS
46.
Saya sering menggunakan ayat-ayat di Alkitab
untuk menguatkan teman saya yang sedang
menghadapi permasalahan.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
47.
Menurut saya, setiap orang seharusnya mampu
memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga tidak
perlu bantuan orang lain.
SS S TS STS
48. Saya rajin mempelajari Firman Tuhan agar dapat
mengajarkannya kepada orang lain. SS S TS STS
49. Saya akan berbagi makanan dengan teman yang
sering memberi saya makanannya. SS S TS STS
50. Saat teman saya dalam kesulitan, saya sering
bertanya apakah dia membutuhkan bantuan. SS S TS STS
51. Lebih baik langsung menolong orang lain
daripada harus bertanya terlebih dahulu. SS S TS STS
52.
Saya berusaha menjalin hubungan yang baik
dengan jemaat gereja agar bisa lebih memahami
kebutuhan mereka.
SS S TS STS
53. Lebih baik memotivasi diri sendiri daripada
memotivasi orang lain. SS S TS STS
54. Saya rela begadang demi menjaga teman saya
yang sedang dirawat di rumah sakit. SS S TS STS
55. Saya berpikir bahwa pertumbuhan iman orang
lain bukanlah tanggung jawab saya. SS S TS STS
56. Bagi saya, pertolongan yang baik haruslah yang
sesuai dengan apa yang dibutuhkan. SS S TS STS
57.
Menurut saya, gereja yang memerlukan
pelayanan konseling adalah gereja yang memiliki
jemaat dalam jumlah besar saja.
SS S TS STS
58. Saya merasa kotbah di gereja cukup untuk
memberi pemahaman akan Firman Tuhan. SS S TS STS
59.
Saya merasa terbebani bila ada teman yang
meminta bantuan saya dalam mengerjakan tugas
kuliah.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
60.
Menurut saya, anak jalanan adalah tanggung
jawab pemerintah dan orang-orang yang lebih
mampu daripada saya.
SS S TS STS
61.
Saya senang membantu teman saya membangun
kembali kepercayaan dirinya setelah mendapat
hasil ujian yang buruk.
SS S TS STS
62.
Daripada harus bertanya pada teman yang
mendadak berdiam diri, saya lebih suka
berasumsi bahwa ia sedang merasa sedih.
SS S TS STS
63. Saya merasa senang bila ada orang yang bertanya
mengenai Firman Tuhan kepada saya. SS S TS STS
64.
Saya tetap mendahulukan kepentingan saya
meskipun kepentingan teman saya lebih
mendesak.
SS S TS STS
65.
Meskipun teman saya tidak suka membaca, saya
akan tetap memberikannya buku yang menurut
saya sangat bagus isinya.
SS S TS STS
66. Saya peduli terhadap kesulitan orang yang
pernah menyakiti saya SS S TS STS
67. Jika saya memperhatikan teman saya, itu karena
ia juga memperhatikan keadaan saya. SS S TS STS
68.
Saya sering menggunakan cerita di Alkitab untuk
memberi dukungan kepada teman saya yang
sedang menghadapi permasalahan.
SS S TS STS
69. Saya memiliki literatur yang cukup lengkap
untuk membantu saya memahami Firman Tuhan. SS S TS STS
70.
Saya berpikir bahwa apapun yang saya berikan
pada teman saya harus diterimanya dengan
senang hati.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
71.
Saya akan meminjamkan catatan saya pada
teman yang sering meminjamkan catatan pada
saya.
SS S TS STS
72.
Bagi saya, kelemahan orang lain adalah
kesempatan saya untuk menjadi lebih baik
darinya.
SS S TS STS
73. Saya mendengarkan keluhan teman agar dapat
memahami keadaannya dan membantunya. SS S TS STS
74. Saya memberikan kado teman saya sesuai
dengan selera saya. SS S TS STS
75. Saya mendengarkan cerita tentang permasalahan
teman saya dengan senang hati. SS S TS STS
76. Saya menunda membantu teman jika situasi saya
juga sedang bermasalah. SS S TS STS
77.
Saya merasa senang bila teman saya kembali
bersemangat setelah mendapat motivasi dari
saya.
SS S TS STS
78.
Menurut saya, pertanyaan mengenai Firman
Tuhan seharusnya ditanyakan kepada Pendeta
atau dosen Teologia.
SS S TS STS
79.
Dalam dinamika di kelompok Pendalaman
Alkitab, saya dapat menangkap permasalahan
konkrit yang dihadapi oleh jemaat.
SS S TS STS
80. Saya akan tetap membantu teman saya meskipun
ia berkata ia bisa melakukannya sendiri. SS S TS STS
81. Saya mengingatkan teman saya yang seringkali
lupa mengerjakan tugas kuliah. SS S TS STS
82.
Jika saya memiliki suatu ketrampilan, saya akan
mengajarkannya pada teman saya dengan senang
hati.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
83.
Menurut saya, jika kotbah dapat disesuaikan
dengan permasalahan yang dihadapi jemaat
manfaatnya akan jauh lebih terasa.
SS S TS STS
84.
Saya akan memberikan dukungan ketika orang
lain menghadapi kesulitan sehingga mereka tidak
putus asa.
SS S TS STS
85. Saya akan membantu orang lain yang pernah
membantu saya. SS S TS STS
86.
Menurut saya, orang akan dewasa dengan
sendirinya sehingga tidak perlu dibimbing oleh
orang lain.
SS S TS STS
87.
Jika ada teman yang memiliki masalah, saya
biasanya bertanya apa yang bisa saya lakukan
untuk membantunya.
SS S TS STS
88.
Bagi saya, membimbing orang untuk mendalami
Firman Tuhan dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
SS S TS STS
89.
Menurut saya, semua pertolongan itu baik
meskipun terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhannya.
SS S TS STS
90. Saya selalu ada waktu dan energi untuk
membantu orang yang membutuhkan. SS S TS STS
91. Saya mau mengajari orang lain supaya orang
menganggap saya pintar. SS S TS STS
92. Meski tanpa diminta, saya akan membantu orang
lain dengan senang hati. SS S TS STS
93. Saya mendengarkan keluhan teman agar dapat
menasihatinya. SS S TS STS
94. Bagi saya, kebutuhan orang lain sama pentingnya
dengan kebutuhan saya. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
95. Saya mengajarkan teman saya suatu ketrampilan
sehingga saya nampak hebat. SS S TS STS
96.
Saya sering mendahulukan kepentingan saya
meski saya tahu bahwa kepentingan orang lain
lebih mendesak.
SS S TS STS
97.
Sebelum mengajari teman saya tentang materi
perkuliahan, saya seringkali bertanya mengenai
apa yang kurang ia pahami.
SS S TS STS
98.
Saya akan mencari cara untuk membangkitkan
semangat teman saya yang mengalami
kegagalan.
SS S TS STS
99.
Saya menyediakan waktu untuk dapat
membimbing pendalaman Alkitab di kelompok-
kelompok kecil.
SS S TS STS
100. Menurut saya, setiap orang mampu mengurus
dirinya sendiri tanpa bantuan saya. SS S TS STS
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAGIAN B
SKALA KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUIS
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang anda pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sering
S : Sering
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan:
1. Saya meminjamkan motor pada teman asrama saya SS S J TP
*) Artinya: Anda tidak pernah meminjamkan motor pada teman asrama anda.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
1. Saya meminjamkan buku-buku saya pada teman
saya. SS S J TP
2. Saya membantu membawakan barang bawaan
dosen saya. SS S J TP
3. Saya mengambil keuntungan dari usaha dana
gereja tanpa sepengetahuan pihak gereja. SS S J TP
4. Saya membantu mencarikan barang teman saya
yang hilang. SS S J TP
5.
Jika diperlukan, saya menyisihkan uang saku
agar dapat membantu karyawan kampus yang
sedang sakit.
SS S J TP
6.
Saya membuang sampah sembarangan di
lingkungan kampus karena sudah tugas cleaning
service untuk membersihkannya.
SS S J TP
7. Saya menyimpan perasaan saya baik senang
maupun sedih. SS S J TP
8.
Saya mendengarkan dengan baik setiap cerita
yang dibagikan oleh teman-teman saya dalam
sesi sharing.
SS S J TP
9.
Meskipun teman saya mengijinkan saya untuk
mencontek tugas kuliahnya, saya tetap akan
berusaha mengerjakan sendiri.
SS S J TP
10. Saya berdiskusi untuk mengerjakan tugas
kelompok bersama-sama. SS S J TP
11. Saya menunda mendengarkan cerita teman saya
agar dapat mengerjakan tugas kuliah. SS S J TP
12.
Jika saya memiliki motor, saya dengan senang
hati akan meminjamkannya pada teman asrama
saya.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
13. Saya mengerjakan tugas individual dengan lebih
baik daripada tugas kelompok. SS S J TP
14. Saya mengantarkan pulang teman saya yang
berjalan kaki menuju kosnya. SS S J TP
15. Saya berbohong demi kebaikan teman saya. SS S J TP
16. Saya membantu teman mengangkat galon air
minum ke dalam kamarnya. SS S J TP
17.
Saya lebih suka menyimpan pakaian lama saya
daripada menyumbangkannya karena suatu saat
saya pasti akan menggunakan pakaian tersebut.
SS S J TP
18. Saya suka mengerjakan tugas kepanitiaan saya
seorang diri. SS S J TP
19. Saya memilih diam daripada menceritakan
pengalaman saya pada orang lain. SS S J TP
20. Saya membantu ibu membereskan rumah agar
mendapat pujian. SS S J TP
21.
Saya meminta uang pada orangtua saya untuk
membayar uang kuliah dengan melebihkan
nominalnya.
SS S J TP
22. Saya membaca buku bersama teman sekelas saya
yang tidak membawa buku. SS S J TP
23. Saya menyimpan kesedihan saya seorang diri. SS S J TP
24. Saya membereskan kamar asrama bersama teman
sekamar saya. SS S J TP
25. Saya memilih mengoleksi buku-buku lama saya
daripada memberikannya pada orang lain. SS S J TP
26. Saya mengantarkan murid Sekolah Minggu yang
tak kunjung dijemput oleh orangtuanya. SS S J TP
27. Saya membagi tugas kelompok dengan anggota
kelompok saya tanpa berdiskusi terlebih dulu. SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
28.
Saya membaca Alkitab bersama dengan jemaat
gereja di sebelah saya yang tidak membawa
Alkitab.
SS S J TP
29. Saya mampu bekerja dengan maksimal bersama
rekan satu tim saya. SS S J TP
30.
Saya mengatakan bahwa saya tidak memahami
materi ujian meskipun sebenarnya saya hanya
malas menjelaskannya.
SS S J TP
31. Saya mentraktir teman yang lupa membawa
dompetnya. SS S J TP
32.
Saya memilih mengumpulkan barang bekas saya
dan menjualnya di tukang loak daripada
menyumbangkanya dalam usaha dana di kampus.
SS S J TP
33. Saya berbagi makanan dengan teman-teman
saya. SS S J TP
34. Saya suka menghabiskan makanan favorit saya
sendiri. SS S J TP
35.
Saya membagi tugas kelompok untuk masing-
masing anggota agar bisa mengerjakan bagian
saya sendiri dan tinggal mengumpulkannya
setelah semua selesai.
SS S J TP
36. Saya membiarkan teman saya mengangkat
barang yang berat sendiri. SS S J TP
37. Saya meminta pembayaran uang kuliah pada
orangtua saya sejumlah yang dibutuhkan. SS S J TP
38. Saya mengantarkan teman yang tidak memiliki
kendaraan ke minimarket. SS S J TP
39.
Saya membantu mencari barang teman saya yang
hilang agar mendapat imbalan.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
40. Saya mendengarkan curahan hati teman saya
yang sedang menghadapi suatu masalah. SS S J TP
41.
Saya membantu teman di divisi lain yang
kesulitan agar acara kami dapat berjalan dengan
lancar.
SS S J TP
42. Saya menolong teman yang saya anggap dapat
menolong saya juga. SS S J TP
43. Saya menceritakan pengalaman hidup saya di
sesi sharing. SS S J TP
44. Saya mendiskusikan bahan ajar Sekolah Minggu
bersama teman-teman pengajar di gereja saya. SS S J TP
45.
Jika ada kesempatan, saya bersedia untuk
mendonorkan darah di PMI atau di acara donor
darah.
SS S J TP
46. Saya membelikan makan teman saya yang sakit
agar orang lain menilai saya baik. SS S J TP
47.
Saya meminjamkan laptop saya agar teman yang
laptopnya rusak tetap dapat mengerjakan tugas
kuliah.
SS S J TP
48.
Saya menyarankan adik kelas saya untuk
membeli buku daripada harus meminjamkan
buku saya.
SS S J TP
49. Saya bersedia meminjamkan handphone saya
pada teman yang kehabisan pulsa. SS S J TP
50. Saya menikmati kebahagiaan saya seorang diri. SS S J TP
51. Saya menjaga kebersihan lingkungan kampus
untuk meringankan tugas cleaning service. SS S J TP
52.
Saya mentraktir teman saya agar lain kali ia yang
mentraktir saya.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
53.
Saya menjelaskan tugas kuliah yang diberikan
dosen agar teman saya yang tidak masuk tetap
dapat mengerjakan tugas dengan baik.
SS S J TP
54. Dalam hal apapun, saya bekerja dengan
maksimal saat mengerjakannya seorang diri. SS S J TP
55.
Saya berbagi liturgi dengan jemaat gereja di
sebelah saya yang tidak mendapatkan booklet
liturgi.
SS S J TP
56. Saya lebih memilih diam daripada
mengungkapkan pendapat saya pada orang lain. SS S J TP
57. Meskipun terbagi dalam beberapa divisi, saya
dapat bekerja bersama teman-teman kepanitiaan. SS S J TP
58. Saya meminjamkan catatan materi kuliah pada
teman saya yang absen. SS S J TP
59. Saya memberikan uang pada setiap pengamen
yang saya temui. SS S J TP
60.
Saya membiarkan teman saya berjalan kaki
karena letak kosnya tidak searah dengan kos
saya.
SS S J TP
61.
Saya lebih memilih diam daripada mengatakan
pada teman saya bahwa saya jengkel karena
tindakannya.
SS S J TP
62. Saya berbagi pengalaman perkuliahan saya pada
adik-adik kelas saya. SS S J TP
63.
Saya berdiskusi dengan teman-teman panitia
mengenai tema retreat yang akan diadakan oleh
gereja saya.
SS S J TP
64.
Saya memasukkan jemuran teman asrama saya
agar tidak kehujanan.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
65. Saya meminjamkan uang pada teman saya agar
kelak saya dapat meminjam uang darinya. SS S J TP
66. Saya merasa bosan ketika memasuki sesi
sharing. SS S J TP
67. Saya menyimpan catatan kuliah saya dengan
baik agar tidak dipinjam oleh teman saya. SS S J TP
68. Saya menghindari teman yang sedang membawa
banyak barang. SS S J TP
69. Saya mengatakan dengan jujur apa yang saya
pikirkan mengenai teman saya. SS S J TP
70.
Jika saya mendapat kiriman makanan, saya akan
membagikan kiriman makanan dari orangtua
saya kepada teman-teman saya.
SS S J TP
71.
Saya mengerjakan tugas divisi saya dan tidak
perlu mempedulikan pekerjaan divisi lain dalam
sebuah kepanitiaan.
SS S J TP
72. Saya memberikan pakaian pantas pakai saya
pada korban bencana alam. SS S J TP
73.
Sebelum ujian, saya memilih belajar sendiri
daripada mengajari teman yang belum
memahami materi kuliah.
SS S J TP
74. Saya meminjamkan uang pada teman yang
belum mendapat kiriman uang dari orangtuanya. SS S J TP
75. Saya menyimpan sendiri permasalahan yang
sedang saya hadapi. SS S J TP
76. Saya cenderung diam saat sesi sharing. SS S J TP
77.
Saya mengambil keputusan sendiri dalam sebuah
kepanitiaan.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
78.
Sebelum ujian, saya belajar bersama teman-
teman saya agar mendapat hasil yang
memuaskan.
SS S J TP
79.
Lebih baik mengatakan hal yang sebenarnya
daripada membohongi teman saya agar ia tidak
sakit hati.
SS S J TP
80. Saya membawakan makanan untuk teman-teman
saya agar mereka mau berteman dengan saya. SS S J TP
81. Saya membersihkan kamar mandi di asrama
bersama dengan teman-teman saya. SS S J TP
82. Saya menceritakan masalah saya pada teman
saya. SS S J TP
83. Saya lebih senang menabung daripada
menyisihkan uang untuk korban bencana alam. SS S J TP
84. Saya membantu teman yang pindah kos. SS S J TP
85. Saya menyimpan catatan kuliah saya agar tidak
dipinjam teman saat menjelang ujian. SS S J TP
86. Saya menyiapkan bahan ajar Sekolah Minggu
seorang diri. SS S J TP
87. Saya meminjamkan pulpen pada teman yang
lupa membawa alat tulis. SS S J TP
88. Saya sulit berbagi cerita pada teman saya karena
takut ia mengetahui kelemahan saya. SS S J TP
89. Saya membelikan makan teman saya yang
sedang sakit. SS S J TP
90. Saya menyimpan benda kesayangan saya baik-
baik agar tidak dipinjam oleh orang lain. SS S J TP
91.
Saya berterusterang pada teman saya jika ia telah
membuat saya jengkel.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
92. Saya menunda menemani teman saya ke dokter
karena ingin mengerjakan tugas kuliah. SS S J TP
93. Saya menceritakan pengalaman yang
menyenangkan pada teman saya. SS S J TP
94. Saya memberikan buku kuliah saya pada adik
kelas yang membutuhkan. SS S J TP
95. Saya membantu dosen saya membawa barang
agar mendapat nilai perilaku yang baik. SS S J TP
96. Saya sulit berdiskusi dengan orang lain. SS S J TP
97. Saya menyimpan kiriman makanan dari orangtua
saya agar dapat menikmatinya sendiri. SS S J TP
98. Saya mengajari teman yang belum memahami
materi kuliah. SS S J TP
99. Saya menunda mengantarkan teman karena saya
ingin beristirahat. SS S J TP
100. Saya memilih diam daripada menceritakan
pengalaman saya pada adik kelas saya. SS S J TP
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2: Uji Validitas dan Reliabilitas
A. Skala Nurturance
Tahap I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 51 100.0
Excludeda 0 .0
Total 51 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.858 .871 100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 301.65 283.273 .343 . .856
item2 301.73 287.363 .086 . .859
item3 301.75 284.154 .195 . .858
item4 301.49 287.935 .077 . .859
item5 301.39 283.963 .329 . .856
item6 301.45 287.253 .127 . .858
item7 301.63 283.798 .312 . .856
item8 302.45 290.293 -.021 . .860
item9 301.57 285.370 .210 . .857
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
item10 301.69 281.820 .303 . .856
item11 301.04 286.638 .347 . .857
item12 303.49 285.215 .213 . .857
item13 302.10 277.170 .397 . .854
item14 301.84 281.895 .296 . .856
item15 301.80 281.321 .381 . .855
item16 301.69 287.580 .107 . .859
item17 301.69 279.340 .531 . .854
item18 302.57 290.650 -.038 . .861
item19 301.33 281.787 .458 . .855
item20 301.71 274.372 .684 . .851
item21 301.43 277.650 .680 . .853
item22 301.31 282.540 .366 . .856
item23 302.45 296.853 -.303 . .863
item24 301.37 287.918 .112 . .858
item25 301.82 293.308 -.150 . .862
item26 302.20 285.481 .185 . .858
item27 301.49 284.735 .250 . .857
item28 302.82 292.748 -.117 . .862
item29 301.27 286.083 .245 . .857
item30 301.73 284.443 .225 . .857
item31 301.61 281.523 .379 . .855
item32 301.92 283.754 .214 . .857
item33 303.02 288.980 .046 . .859
item34 301.37 288.758 .055 . .859
item35 301.61 282.523 .430 . .855
item36 301.33 285.027 .300 . .857
item37 301.59 288.207 .091 . .859
item38 301.37 282.718 .373 . .856
item39 301.47 282.214 .425 . .855
item40 302.12 284.306 .226 . .857
item41 302.31 280.300 .376 . .855
item42 301.57 288.330 .062 . .859
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
item43 302.71 281.452 .270 . .857
item44 301.69 283.660 .359 . .856
item45 301.80 280.681 .488 . .855
item46 301.57 283.450 .286 . .856
item47 301.88 284.986 .223 . .857
item48 301.71 287.892 .082 . .859
item49 302.25 288.634 .038 . .860
item50 301.67 286.227 .227 . .857
item51 302.78 292.253 -.091 . .862
item52 301.47 282.974 .357 . .856
item53 302.10 281.050 .369 . .855
item54 301.94 277.056 .489 . .854
item55 301.78 279.613 .475 . .854
item56 301.71 287.532 .111 . .858
item57 301.73 280.003 .382 . .855
item58 302.02 283.540 .227 . .857
item59 302.45 286.813 .131 . .858
item60 301.86 282.761 .290 . .856
item61 301.71 278.092 .397 . .855
item62 302.25 283.794 .263 . .857
item63 301.67 283.587 .356 . .856
item64 301.90 277.690 .502 . .854
item65 302.47 285.414 .160 . .858
item66 301.71 285.212 .255 . .857
item67 302.25 281.434 .387 . .855
item68 301.47 286.374 .181 . .858
item69 302.22 287.733 .082 . .859
item70 302.53 285.534 .163 . .858
item71 302.25 292.114 -.110 . .861
item72 301.92 288.594 .052 . .859
item73 301.57 281.930 .493 . .855
item74 302.14 279.961 .374 . .855
item75 301.53 283.294 .345 . .856
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
item76 302.49 291.095 -.055 . .861
item77 301.25 284.714 .337 . .856
item78 301.98 285.580 .150 . .858
item79 302.02 284.500 .288 . .857
item80 302.59 293.447 -.183 . .861
item81 301.92 286.914 .179 . .858
item82 301.67 282.067 .365 . .856
item83 301.61 283.643 .244 . .857
item84 301.29 282.812 .444 . .855
item85 302.63 290.198 -.020 . .861
item86 301.78 278.493 .502 . .854
item87 301.73 282.563 .407 . .855
item88 301.35 286.753 .193 . .858
item89 302.90 289.250 .014 . .860
item90 302.14 288.721 .045 . .859
item91 301.73 281.043 .328 . .856
item92 301.80 287.401 .123 . .858
item93 303.00 292.640 -.127 . .861
item94 302.16 290.655 -.037 . .860
item95 301.86 283.201 .284 . .856
item96 301.82 281.348 .434 . .855
item97 301.98 288.260 .096 . .858
item98 301.69 284.460 .341 . .856
item99 301.80 285.281 .227 . .857
item100 302.04 282.758 .312 . .856
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tahap II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.891 .899 88
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 272.37 308.078 .371 . .889
item2 272.45 311.693 .130 . .892
item3 272.47 308.814 .221 . .891
item4 272.22 312.773 .106 . .892
item5 272.12 309.106 .342 . .890
item6 272.18 312.348 .147 . .891
item7 272.35 308.633 .339 . .890
item9 272.29 309.972 .249 . .890
item10 272.41 306.887 .312 . .890
item11 271.76 311.904 .369 . .890
item12 274.22 310.773 .208 . .891
item13 272.82 302.748 .382 . .889
item14 272.57 307.690 .278 . .890
item15 272.53 306.454 .388 . .889
item16 272.41 313.487 .091 . .892
item17 272.41 304.687 .523 . .888
item19 272.06 307.056 .459 . .889
item20 272.43 299.730 .667 . .887
item21 272.16 302.375 .701 . .887
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
item22 272.04 307.998 .359 . .890
item24 272.10 313.490 .111 . .891
item26 272.92 312.034 .140 . .891
item27 272.22 309.093 .300 . .890
item29 272.00 311.440 .252 . .890
item30 272.45 309.933 .222 . .891
item31 272.33 306.347 .399 . .889
item32 272.65 309.833 .189 . .891
item33 273.75 314.034 .072 . .892
item34 272.10 314.850 .032 . .892
item35 272.33 307.307 .460 . .889
item36 272.06 310.416 .302 . .890
item37 272.31 312.700 .146 . .891
item38 272.10 308.010 .375 . .889
item39 272.20 306.961 .455 . .889
item40 272.84 310.095 .211 . .891
item41 273.04 306.438 .341 . .890
item42 272.29 312.532 .118 . .892
item43 273.43 308.410 .216 . .891
item44 272.41 308.727 .376 . .890
item45 272.53 306.214 .473 . .889
item46 272.29 308.332 .307 . .890
item47 272.61 310.403 .224 . .891
item48 272.43 312.850 .108 . .892
item49 272.98 315.340 -.002 . .893
item50 272.39 311.043 .266 . .890
item52 272.20 307.361 .405 . .889
item53 272.82 306.068 .380 . .889
item54 272.67 301.187 .525 . .888
item55 272.51 305.135 .460 . .889
item56 272.43 312.610 .133 . .891
item57 272.45 304.693 .403 . .889
item58 272.75 308.274 .250 . .891
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
item59 273.18 311.708 .157 . .891
item60 272.59 308.887 .258 . .890
item61 272.43 302.650 .417 . .889
item62 272.98 310.340 .214 . .891
item63 272.39 308.883 .360 . .890
item64 272.63 303.678 .467 . .888
item65 273.20 312.041 .117 . .892
item66 272.43 309.850 .297 . .890
item67 272.98 307.060 .371 . .889
item68 272.20 311.281 .210 . .891
item69 272.94 312.536 .111 . .892
item70 273.25 311.634 .139 . .892
item72 272.65 314.313 .047 . .892
item73 272.29 307.052 .504 . .889
item74 272.86 304.881 .385 . .889
item75 272.25 308.034 .376 . .889
item79 272.75 309.714 .298 . .890
item77 271.98 309.700 .363 . .890
item78 272.71 310.972 .152 . .892
item81 272.65 312.233 .190 . .891
item82 272.39 306.763 .393 . .889
item83 272.33 309.027 .244 . .891
item84 272.02 307.700 .471 . .889
item86 272.51 303.615 .504 . .888
item87 272.45 307.493 .428 . .889
item88 272.08 312.034 .206 . .891
item89 273.63 315.918 -.023 . .893
item90 272.86 313.521 .078 . .892
item91 272.45 307.373 .289 . .890
item92 272.53 312.574 .140 . .891
item95 272.59 308.927 .269 . .890
item96 272.55 306.573 .436 . .889
item97 272.71 313.812 .097 . .892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
item98 272.41 309.327 .373 . .890
item99 272.53 310.294 .248 . .890
item100 272.76 307.744 .328 . .890
Reliabilitas Akhir Skala Nurturance:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.908 .913 54
B. Skala Kecenderungan Perilaku Altruis
Tahap I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 51 100.0
Excludeda 0 .0
Total 51 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.890 .893 100
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 290.98 542.660 .242 . .889
item2 291.49 538.375 .360 . .888
item3 289.94 548.176 .286 . .890
item4 290.84 542.255 .366 . .889
item5 292.04 539.358 .323 . .889
item6 290.45 544.573 .177 . .890
item7 291.73 544.843 .165 . .890
item8 290.47 541.094 .334 . .889
item9 290.92 539.394 .278 . .889
item10 290.69 539.660 .354 . .889
item11 291.16 548.055 .084 . .891
item12 291.04 541.598 .237 . .889
item13 291.51 547.495 .080 . .891
item14 291.12 528.626 .456 . .887
item15 290.92 538.274 .305 . .889
item16 291.10 544.170 .218 . .890
item17 290.75 544.794 .169 . .890
item18 290.84 550.895 .005 . .892
item19 290.88 547.626 .099 . .891
item20 290.82 532.748 .433 . .888
item21 290.61 530.603 .528 . .887
item22 291.27 538.763 .273 . .889
item23 291.41 541.087 .225 . .890
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
item24 291.02 536.500 .369 . .888
item25 291.16 556.055 -.127 . .892
item26 290.98 540.420 .233 . .890
item27 290.75 538.514 .315 . .889
item28 290.78 542.613 .225 . .890
item29 290.73 541.363 .343 . .889
item30 290.84 538.175 .372 . .888
item31 290.86 542.841 .225 . .890
item32 290.61 546.363 .122 . .890
item33 290.29 538.772 .479 . .888
item34 291.06 529.456 .476 . .887
item35 291.22 543.013 .165 . .890
item36 290.47 539.374 .372 . .888
item37 290.75 544.034 .161 . .890
item38 291.00 536.800 .365 . .888
item39 290.41 529.727 .528 . .887
item40 290.59 532.407 .592 . .887
item41 291.02 543.540 .220 . .890
item42 291.02 537.980 .331 . .889
item43 290.88 545.786 .143 . .890
item44 291.16 539.695 .280 . .889
item45 291.53 537.214 .278 . .889
item46 290.47 532.814 .498 . .887
item47 290.73 537.523 .336 . .889
item48 290.96 550.838 .004 . .892
item49 290.73 544.243 .195 . .890
item50 290.84 537.215 .360 . .888
item51 290.73 534.683 .480 . .888
item52 290.78 528.173 .611 . .886
item53 290.94 544.696 .232 . .889
item54 291.67 550.787 .011 . .891
item55 291.08 533.754 .427 . .888
item56 291.25 540.154 .278 . .889
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
item57 290.80 543.281 .272 . .889
item58 291.22 536.133 .441 . .888
item59 291.49 550.535 .021 . .891
item60 290.84 543.655 .224 . .890
item61 291.47 551.014 .001 . .892
item62 290.71 541.092 .315 . .889
item63 290.86 539.681 .335 . .889
item64 290.71 541.332 .283 . .889
item65 290.80 529.761 .595 . .886
item66 290.67 531.787 .481 . .887
item67 290.71 541.692 .223 . .890
item68 290.65 544.833 .183 . .890
item69 291.18 548.508 .082 . .891
item70 290.47 542.254 .312 . .889
item71 290.86 534.921 .414 . .888
item72 291.20 530.241 .485 . .887
item73 291.39 548.443 .065 . .891
item74 290.61 543.443 .275 . .889
item75 291.67 545.907 .128 . .890
item76 290.92 539.954 .299 . .889
item77 290.67 541.307 .249 . .889
item78 291.00 553.680 -.068 . .892
item79 290.94 546.576 .121 . .890
item80 290.84 539.215 .342 . .889
item81 290.80 547.801 .099 . .890
item82 291.25 550.554 .018 . .891
item83 290.84 544.255 .184 . .890
item84 291.10 535.450 .433 . .888
item85 290.63 539.598 .307 . .889
item86 291.24 546.464 .097 . .891
item87 290.49 547.055 .171 . .890
item88 291.24 531.904 .543 . .887
item89 290.71 545.932 .174 . .890
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
item90 291.10 533.330 .392 . .888
item91 290.90 554.250 -.087 . .892
item92 290.82 536.868 .388 . .888
item93 290.76 545.584 .162 . .890
item94 291.14 556.761 -.164 . .892
item95 290.61 547.443 .094 . .891
item96 290.98 540.100 .267 . .889
item97 290.31 547.740 .132 . .890
item98 290.98 538.380 .351 . .888
item99 290.73 541.723 .350 . .889
item100 290.84 538.735 .321 . .889
Tahap II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.897 .901 96
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 279.73 556.243 .240 . .897
item2 280.24 552.184 .349 . .896
item3 278.69 561.660 .291 . .897
item4 279.59 555.687 .368 . .896
item5 280.78 552.533 .331 . .896
item6 279.20 557.721 .187 . .897
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
item7 280.47 558.534 .161 . .897
item8 279.22 554.373 .340 . .896
item9 279.67 552.467 .287 . .896
item10 279.43 553.970 .328 . .896
item11 279.90 560.570 .111 . .898
item12 279.78 555.613 .224 . .897
item13 280.25 561.114 .079 . .898
item14 279.86 542.521 .444 . .895
item15 279.67 551.707 .305 . .896
item16 279.84 558.375 .197 . .897
item17 279.49 557.975 .177 . .897
item18 279.59 563.767 .022 . .898
item19 279.63 561.198 .098 . .898
item20 279.57 546.450 .425 . .895
item21 279.35 544.073 .525 . .894
item22 280.02 552.740 .261 . .896
item23 280.16 554.935 .217 . .897
item24 279.76 550.184 .362 . .896
item26 279.73 553.923 .232 . .897
item27 279.49 551.295 .331 . .896
item28 279.53 556.254 .221 . .897
item29 279.47 555.174 .332 . .896
item30 279.59 551.607 .372 . .896
item31 279.61 555.963 .235 . .897
item32 279.35 559.193 .140 . .897
item33 279.04 552.438 .471 . .895
item34 279.80 542.481 .483 . .894
item35 279.96 555.878 .179 . .897
item36 279.22 552.413 .385 . .896
item37 279.49 557.335 .166 . .897
item38 279.75 550.914 .347 . .896
item39 279.16 542.615 .540 . .894
item40 279.33 545.587 .598 . .894
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
item41 279.76 557.464 .208 . .897
item42 279.76 551.624 .326 . .896
item43 279.63 559.438 .140 . .897
item44 279.90 552.810 .288 . .896
item45 280.27 550.843 .274 . .896
item46 279.22 546.093 .500 . .895
item47 279.47 551.134 .332 . .896
item48 279.71 564.252 .009 . .899
item49 279.47 558.214 .182 . .897
item50 279.59 550.487 .364 . .896
item51 279.47 547.814 .488 . .895
item52 279.53 541.494 .610 . .894
item53 279.69 558.140 .234 . .897
item54 280.41 565.007 -.005 . .899
item55 279.82 547.268 .424 . .895
item56 280.00 553.800 .274 . .896
item57 279.55 557.173 .259 . .896
item58 279.96 549.158 .453 . .895
item59 280.24 564.304 .016 . .898
item60 279.59 557.047 .228 . .897
item61 280.22 565.573 -.021 . .899
item62 279.45 554.773 .308 . .896
item63 279.61 553.003 .339 . .896
item64 279.45 554.613 .288 . .896
item65 279.55 542.893 .601 . .894
item66 279.41 544.927 .486 . .895
item67 279.45 554.853 .231 . .897
item68 279.39 557.643 .203 . .897
item69 279.92 562.194 .079 . .898
item70 279.22 555.573 .318 . .896
item71 279.61 547.443 .436 . .895
item72 279.94 543.696 .482 . .894
item73 280.14 561.641 .074 . .898
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
item74 279.35 556.993 .273 . .896
item75 280.41 559.767 .120 . .898
item76 279.67 553.747 .291 . .896
item77 279.41 554.127 .266 . .896
item79 279.69 559.820 .128 . .897
item80 279.59 552.207 .355 . .896
item81 279.55 562.053 .079 . .898
item82 280.00 564.440 .010 . .898
item83 279.59 557.487 .191 . .897
item84 279.84 548.975 .429 . .895
item85 279.37 553.118 .305 . .896
item86 279.98 559.180 .115 . .898
item87 279.24 560.784 .164 . .897
item88 279.98 545.100 .548 . .894
item89 279.45 559.453 .175 . .897
item90 279.84 546.655 .394 . .895
item92 279.57 549.850 .400 . .895
item93 279.51 558.775 .172 . .897
item95 279.35 560.753 .100 . .898
item96 279.73 553.603 .266 . .896
item97 279.06 560.936 .144 . .897
item98 279.73 551.643 .356 . .896
item99 279.47 554.694 .369 . .896
item100 279.59 552.567 .311 . .896
Reliabilitas Akhir Skala Kecenderungan Perilaku Altruis:
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.908 .910 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 3: Skala Penelitian
Nama : Lilian Juanita
NIM : 109114040
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PRAKATA
Saudara-saudara yang terkasih,
Sehubungan dengan penelitian yang saya lakukan guna menyelesaikan
tugas akhir (skripsi), saya memohon partisipasi anda untuk mengisi skala yang
terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Jawaban anda akan sangat
berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Karenanya, anda diminta untuk
menjawab seluruh pernyataan secara jujur sesuai dengan keadaan anda atau apa
yang anda pikirkan dan rasakan.
Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda-beda dan semua jawaban
adalah benar. Kerahasiaan data akan dijamin sehingga anda diharap untuk
menjawab benar-benar hal yang sesuai dengan diri anda. Oleh karena itu, pilihlah
yang benar-benar sesuai dengan diri anda. Semua pernyataan mohon dikerjakan
dengan sebaik-baiknya tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk yang
ada.
Atas bantuan dan kerjasamanya, saya mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Lilian Juanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini dengan
sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu
terlaksananya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami,
bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan
jawaban saya tersebut dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa
mencantumkan data diri saya.
Yogyakarta, …… Oktober 2014
Menyetujui,
(……………………………)
IDENTITAS DIRI SUBJEK
Nama (Inisial) : …………………………………………….
Jenis Kelamin : …………………………………………….
Usia : …………………………………………….
Suku Bangsa : …………………………………………….
Semester : …………………………………………….
Tempat Tinggal : Kos / Asrama / Rumah / Lainnya ……….. *)
*) coret yang tidak perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAGIAN A
SKALA NURTURANCE
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang anda pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan:
1. Saya bersedia merawat teman saya yang sedang sakit SS S TS STS
*) Artinya: Pernyataan di atas sesuai dengan keadaan diri anda.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
1. Saya mudah tergerak oleh kesulitan orang lain. SS S TS STS
2. Menurut saya, penting untuk mengetahui
kebutuhan orang lain sebelum membantunya. SS S TS STS
3. Saya sering berbagi cerita inspiratif dengan
teman saya. SS S TS STS
4. Kegagalan teman saya adalah kesempatan untuk
menunjukkan bahwa saya lebih baik darinya. SS S TS STS
5.
Sebelum memberikan kado, saya terlebih dahulu
mencari tahu apa yang sedang diinginkan oleh
teman saya.
SS S TS STS
6. Bagi saya, belajar Firman Tuhan penting untuk
dilakukan sehari-hari. SS S TS STS
7.
Saya dengan senang hati akan meluangkan waktu
untuk mengajari teman saya yang mendapatkan
nilai buruk dalam ujian.
SS S TS STS
8. Saya sering merasa bosan jika ada teman yang
menceritakan masalahnya kepada saya. SS S TS STS
9. Jika teman saya sakit, saya berusaha
mengantarkannya ke klinik. SS S TS STS
10.
Jika teman saya mendadak berdiam diri, saya
akan bertanya apakah ia sedang memiliki
masalah.
SS S TS STS
11. Saya merasa senang jika dapat membantu orang
lain. SS S TS STS
12.
Lebih mudah bagi saya untuk berpura-pura tidak
tahu bila teman saya dalam kesulitan daripada
harus menanyakannya.
SS S TS STS
13.
Keahlian saya adalah hal yang menjadikan saya
lebih unggul dari orang lain sehingga saya
menggunakannya untuk kepentingan sendiri.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
14.
Saya sangat mendukung adanya kelompok-
kelompok kecil yang melakukan pendalaman
Alkitab secara rutin.
SS S TS STS
15.
Jika teman saya mendapat nilai yang buruk saat
ujian, saya biasanya menyemangatinya untuk
dapat belajar lebih keras lagi.
SS S TS STS
16.
Jika saya diberi tanggung jawab untuk
menyampaikan Firman Tuhan, saya akan
mempersiapkannya dengan sebaik mungkin.
SS S TS STS
17. Saya bersedia mendahulukan kepentingan orang
lain yang lebih mendesak. SS S TS STS
18.
Meskipun teman saya sudah sering meminta
bantuan, saya akan tetap membantunya dengan
senang hati.
SS S TS STS
19. Saya senang memberikan kata-kata motivasi
pada teman-teman saya. SS S TS STS
20.
Saya senang berinteraksi dengan jemaat gereja
karena membuat saya memahami kebutuhan dan
permasalahan yang sedang dihadapi jemaat.
SS S TS STS
21. Saya berpikir bahwa kesuksesan orang lain
adalah ancaman bagi keberhasilan saya. SS S TS STS
22.
Bagi saya, banyaknya kegiatan di gereja itu baik
meskipun terkadang tidak sesuai dengan
kebutuhan jemaat.
SS S TS STS
23. Saya dapat merasakan kesedihan teman saya. SS S TS STS
24. Saya hanya mempedulikan orang-orang yang
juga peduli pada saya. SS S TS STS
25.
Saya sering menggunakan ayat-ayat di Alkitab
untuk menguatkan teman saya yang sedang
menghadapi permasalahan.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
26. Saat teman saya dalam kesulitan, saya sering
bertanya apakah dia membutuhkan bantuan. SS S TS STS
27.
Saya berusaha menjalin hubungan yang baik
dengan jemaat gereja agar bisa lebih memahami
kebutuhan mereka.
SS S TS STS
28. Lebih baik memotivasi diri sendiri daripada
memotivasi orang lain. SS S TS STS
29. Saya rela begadang demi menjaga teman saya
yang sedang dirawat di rumah sakit. SS S TS STS
30. Saya berpikir bahwa pertumbuhan iman orang
lain bukanlah tanggung jawab saya. SS S TS STS
31.
Menurut saya, gereja yang memerlukan
pelayanan konseling adalah gereja yang memiliki
jemaat dalam jumlah besar saja.
SS S TS STS
32. Saya merasa kotbah di gereja cukup untuk
memberi pemahaman akan Firman Tuhan. SS S TS STS
33.
Menurut saya, anak jalanan adalah tanggung
jawab pemerintah dan orang-orang yang lebih
mampu daripada saya.
SS S TS STS
34.
Saya senang membantu teman saya membangun
kembali kepercayaan dirinya setelah mendapat
hasil ujian yang buruk.
SS S TS STS
35. Saya merasa senang bila ada orang yang bertanya
mengenai Firman Tuhan kepada saya. SS S TS STS
36.
Saya tetap mendahulukan kepentingan saya
meskipun kepentingan teman saya lebih
mendesak.
SS S TS STS
37.
Saya peduli terhadap kesulitan orang yang
pernah menyakiti saya.
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
38. Jika saya memperhatikan teman saya, itu karena
ia juga memperhatikan keadaan saya. SS S TS STS
39. Saya mendengarkan keluhan teman agar dapat
memahami keadaannya dan membantunya. SS S TS STS
40. Saya memberikan kado teman saya sesuai
dengan selera saya. SS S TS STS
41. Saya mendengarkan cerita tentang permasalahan
teman saya dengan senang hati. SS S TS STS
42.
Saya merasa senang bila teman saya kembali
bersemangat setelah mendapat motivasi dari
saya.
SS S TS STS
43. Saya mengingatkan teman saya yang seringkali
lupa mengerjakan tugas kuliah. SS S TS STS
44.
Jika saya memiliki suatu keterampilan, saya akan
mengajarkannya pada teman saya dengan senang
hati.
SS S TS STS
45.
Menurut saya, jika kotbah dapat disesuaikan
dengan permasalahan yang dihadapi jemaat
manfaatnya akan jauh lebih terasa.
SS S TS STS
46.
Saya akan memberikan dukungan ketika orang
lain menghadapi kesulitan sehingga mereka tidak
putus asa.
SS S TS STS
47.
Menurut saya, orang akan dewasa dengan
sendirinya sehingga tidak perlu dibimbing oleh
orang lain.
SS S TS STS
48.
Jika ada teman yang memiliki masalah, saya
biasanya bertanya apa yang bisa saya lakukan
untuk membantunya.
SS S TS STS
49. Saya mau mengajari orang lain supaya orang
menganggap saya pintar. SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
50. Saya mengajarkan teman saya suatu ketrampilan
sehingga saya nampak hebat. SS S TS STS
51.
Saya sering mendahulukan kepentingan saya
meski saya tahu bahwa kepentingan orang lain
lebih mendesak.
SS S TS STS
52.
Saya akan mencari cara untuk membangkitkan
semangat teman saya yang mengalami
kegagalan.
SS S TS STS
53.
Saya menyediakan waktu untuk dapat
membimbing pendalaman Alkitab di kelompok-
kelompok kecil.
SS S TS STS
54. Menurut saya, setiap orang mampu mengurus
dirinya sendiri tanpa bantuan saya. SS S TS STS
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
BAGIAN B
SKALA KECENDERUNGAN PERILAKU ALTRUIS
PETUNJUK
Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia.
Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan
dengan membuat tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan diri anda. Semua jawaban yang anda pilih adalah benar adanya.
Setiap pernyataan memiliki empat (4) alternatif jawaban, yaitu:
SS : Sangat Sering
S : Sering
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan:
1. Saya meminjamkan motor pada teman asrama saya SS S J TP
*) Artinya: Anda tidak pernah meminjamkan motor pada teman asrama anda.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
1. Saya membantu membawakan barang bawaan
dosen saya. SS S J TP
2. Saya mengambil keuntungan dari usaha dana
gereja tanpa sepengetahuan pihak gereja. SS S J TP
3. Saya membantu mencarikan barang teman saya
yang hilang. SS S J TP
4.
Jika diperlukan, saya menyisihkan uang saku
agar dapat membantu karyawan kampus yang
sedang sakit.
SS S J TP
5.
Saya mendengarkan dengan baik setiap cerita
yang dibagikan oleh teman-teman saya dalam
sesi sharing.
SS S J TP
6.
Meskipun teman saya mengijinkan saya untuk
mencontek tugas kuliahnya, saya tetap akan
berusaha mengerjakan sendiri.
SS S J TP
7. Saya berdiskusi untuk mengerjakan tugas
kelompok bersama-sama. SS S J TP
8. Saya mengantarkan pulang teman saya yang
berjalan kaki menuju kosnya. SS S J TP
9. Saya berbohong demi kebaikan teman saya SS S J TP
10. Saya membantu ibu membereskan rumah agar
mendapat pujian. SS S J TP
11.
Saya meminta uang pada orangtua saya untuk
membayar uang kuliah dengan melebihkan
nominalnya.
SS S J TP
12. Saya membaca buku bersama teman sekelas saya
yang tidak membawa buku. SS S J TP
13.
Saya membereskan kamar asrama bersama teman
sekamar saya.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
14. Saya membagi tugas kelompok dengan anggota
kelompok saya tanpa berdiskusi terlebih dulu. SS S J TP
15. Saya mampu bekerja dengan maksimal bersama
rekan satu tim saya. SS S J TP
16.
Saya mengatakan bahwa saya tidak memahami
materi ujian meskipun sebenarnya saya hanya
malas menjelaskannya.
SS S J TP
17. Saya berbagi makanan dengan teman-teman
saya. SS S J TP
18. Saya suka menghabiskan makanan favorit saya
sendiri. SS S J TP
19. Saya membiarkan teman saya mengangkat
barang yang berat sendiri. SS S J TP
20. Saya mengantarkan teman yang tidak memiliki
kendaraan ke minimarket. SS S J TP
21. Saya membantu mencari barang teman saya yang
hilang agar mendapat imbalan. SS S J TP
22. Saya mendengarkan curahan hati teman saya
yang sedang menghadapi suatu masalah. SS S J TP
23. Saya menolong teman yang saya anggap dapat
menolong saya juga. SS S J TP
24. Saya mendiskusikan bahan ajar Sekolah Minggu
bersama teman-teman pengajar di gereja saya. SS S J TP
25.
Jika ada kesempatan, saya bersedia untuk
mendonorkan darah di PMI atau di acara donor
darah.
SS S J TP
26.
Saya membelikan makan teman saya yang sakit
agar orang lain menilai saya baik.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
27.
Saya meminjamkan laptop saya agar teman yang
laptopnya rusak tetap dapat mengerjakan tugas
kuliah.
SS S J TP
28. Saya menikmati kebahagiaan saya seorang diri. SS S J TP
29. Saya menjaga kebersihan lingkungan kampus
untuk meringankan tugas cleaning service. SS S J TP
30. Saya mentraktir teman saya agar lain kali ia yang
mentraktir saya. SS S J TP
31.
Saya berbagi liturgi dengan jemaat gereja di
sebelah saya yang tidak mendapatkan booklet
liturgi.
SS S J TP
32. Saya lebih memilih diam daripada
mengungkapkan pendapat saya pada orang lain. SS S J TP
33. Meskipun terbagi dalam beberapa divisi, saya
dapat bekerja bersama teman-teman kepanitiaan. SS S J TP
34. Saya meminjamkan catatan materi kuliah pada
teman saya yang absen. SS S J TP
35.
Saya lebih memilih diam daripada mengatakan
pada teman saya bahwa saya jengkel karena
tindakannya.
SS S J TP
36. Saya berbagi pengalaman perkuliahan saya pada
adik-adik kelas saya. SS S J TP
37.
Saya berdiskusi dengan teman-teman panitia
mengenai tema retreat yang akan diadakan oleh
gereja saya.
SS S J TP
38. Saya memasukkan jemuran teman asrama saya
agar tidak kehujanan. SS S J TP
39.
Saya meminjamkan uang pada teman saya agar
kelak saya dapat meminjam uang darinya.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
40. Saya merasa bosan ketika memasuki sesi
sharing. SS S J TP
41.
Jika saya mendapat kiriman makanan, saya akan
membagikan kiriman makanan dari orangtua
saya kepada teman-teman saya.
SS S J TP
42.
Saya mengerjakan tugas divisi saya dan tidak
perlu mempedulikan pekerjaan divisi lain dalam
sebuah kepanitiaan.
SS S J TP
43. Saya memberikan pakaian pantas pakai saya
pada korban bencana alam. SS S J TP
44. Saya meminjamkan uang pada teman yang
belum mendapat kiriman uang dari orangtuanya. SS S J TP
45. Saya cenderung diam saat sesi sharing. SS S J TP
46. Saya mengambil keputusan sendiri dalam sebuah
kepanitiaan. SS S J TP
47. Saya membawakan makanan untuk teman-teman
saya agar mereka mau berteman dengan saya. SS S J TP
48. Saya membantu teman yang pindah kos. SS S J TP
49. Saya menyimpan catatan kuliah saya agar tidak
dipinjam teman saat menjelang ujian. SS S J TP
50. Saya sulit berbagi cerita pada teman saya karena
takut ia mengetahui kelemahan saya. SS S J TP
51. Saya menyimpan benda kesayangan saya baik-
baik agar tidak dipinjam oleh orang lain. SS S J TP
52. Saya menunda menemani teman saya ke dokter
karena ingin mengerjakan tugas kuliah. SS S J TP
53. Saya sulit berdiskusi dengan orang lain. SS S J TP
54.
Saya mengajari teman yang belum memahami
materi kuliah.
SS S J TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
55. Saya menunda mengantarkan teman karena saya
ingin beristirahat. SS S J TP
56. Saya memilih diam daripada menceritakan
pengalaman saya pada adik kelas saya. SS S J TP
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4: Data Penelitian
SUBJEK SKOR TOTAL NURTURANCE SKOR TOTAL PERILAKU ALTRUIS
1 157 157
2 135 142
3 160 163
4 143 148
5 176 161
6 167 164
7 156 149
8 157 155
9 165 162
10 147 156
11 156 165
12 182 171
13 155 147
14 173 150
15 151 158
16 150 159
17 170 178
18 170 154
19 168 157
20 163 140
21 168 157
22 152 152
23 189 177
24 160 156
25 158 161
26 173 167
27 158 148
28 156 136
29 161 183
30 171 167
31 150 156
32 160 171
33 132 125
34 144 148
35 131 148
36 174 165
37 172 155
38 187 201
39 137 139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
SUBJEK SKOR TOTAL NURTURANCE SKOR TOTAL PERILAKU ALTRUIS
40 171 165
41 156 166
42 165 157
43 160 149
44 182 170
45 146 156
46 185 169
47 185 194
48 151 150
49 149 155
50 172 175
51 185 172
52 176 168
53 158 164
54 186 187
55 160 149
56 175 172
57 182 167
58 206 196
59 180 177
60 148 141
61 174 173
62 169 179
63 155 154
64 169 143
65 161 132
66 158 163
67 190 195
68 167 175
69 176 179
70 155 148
71 174 164
72 176 156
73 188 198
74 152 165
75 161 162
76 147 148
77 171 166
78 167 155
79 142 137
80 193 196
81 173 156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
SUBJEK SKOR TOTAL NURTURANCE SKOR TOTAL PERILAKU ALTRUIS
82 167 149
83 167 188
84 170 165
85 173 164
86 157 155
87 161 165
88 180 152
89 177 178
90 171 172
91 176 178
92 175 169
93 166 176
94 171 172
95 185 183
96 161 184
97 183 175
98 164 149
99 136 151
100 162 169
101 150 154
102 160 169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 5: Deskripsi Data Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
nurturance 102 131 206 165.12 14.306
perilaku_altruis 102 125 201 162.82 15.063
Valid N (listwise) 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 6: Uji Asumsi
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nurturance perilaku_altruis
N 102 102
Normal Parametersa Mean 165.12 162.82
Std. Deviation 14.306 15.063
Most Extreme Differences Absolute .054 .082
Positive .054 .082
Negative -.052 -.064
Kolmogorov-Smirnov Z .550 .827
Asymp. Sig. (2-tailed) .923 .501
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
B. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
perilaku_altruis * nurturance Between Groups (Combined) 16165.574 47 343.948 2.751 .000
Linearity 12051.268 1 12051.268 96.392 .000
Deviation from Linearity 4114.305 46 89.441 .715 .877
Within Groups 6751.250 54 125.023
Total 22916.824 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Scatterplot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 7: Uji Hipotesis
Correlations
nurturance perilaku_altruis
nurturance Pearson Correlation 1 .725**
Sig. (1-tailed) .000
N 102 102
perilaku_altruis Pearson Correlation .725** 1
Sig. (1-tailed) .000
N 102 102
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI