pkn hambatan

6
NAMA : Aulia Nurwidyawati NIM : 1041411030 Sebutkan berdasarkan pemikiran dan pengamatan saudara tentang 1. Dua hambatan atau masalah yang mengancam keberaadaan Pancasila sebagai dasar negara /ideologi Pancasila 2. Berikan contoh dan bukti-bukti yang mendukung Jawaban : Menurut saya dua hambatan paling mengancam keberadaan Pancasila sebagai dasar negara adalah: a. Globalisasi Pengaruh Globalisasi dengan ideologi liberalnya telah memberikan pengaruh pada kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan keberagamaan suatu bangsa dalam bernegara, meski sebagai bangsa kita telah mempunyai ideologi yang kita gali dari nilai-nilai luhur warisan budaya bangsa dengan karakteristik yang sesuai dengan kondisi bangsa kita sendiri. Pengaruh globalisasi di Indonesia yang sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggrogoti nilai-nilai ideology Pancasila yang memiliki arti kemanusian yang adil dan beradab dengan menimbulkan banyak perubahan pada nilai- nilai kemanusiaan yang beradab kepada nilai pemikiran Liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral menjadi tidak beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang mengatasnamakan seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dengan adat ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yang beradab, namun kini pengaruh kapitalis yang mengusung pemikiran liberalis dengan

Upload: lee-auliea

Post on 26-Sep-2015

25 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kewarganegaraan

TRANSCRIPT

NAMA : Aulia Nurwidyawati

NIM : 1041411030

Sebutkan berdasarkan pemikiran dan pengamatan saudara tentang

1. Dua hambatan atau masalah yang mengancam keberaadaan Pancasila sebagai dasar negara /ideologi Pancasila

2. Berikan contoh dan bukti-bukti yang mendukung

Jawaban :

Menurut saya dua hambatan paling mengancam keberadaan Pancasila sebagai dasar negara adalah:

a. Globalisasi

Pengaruh Globalisasi dengan ideologi liberalnya telah memberikan pengaruh pada kehidupan ekonomi, politik, sosial budaya dan keberagamaan suatu bangsa dalam bernegara, meski sebagai bangsa kita telah mempunyai ideologi yang kita gali dari nilai-nilai luhur warisan budaya bangsa dengan karakteristik yang sesuai dengan kondisi bangsa kita sendiri.

Pengaruh globalisasi di Indonesia yang sudah didominasi oleh gaya kapitalis dan pemikiran liberalis secara perlahan sudah berusaha menggrogoti nilai-nilai ideology Pancasila yang memiliki arti kemanusian yang adil dan beradab dengan menimbulkan banyak perubahan pada nilai-nilai kemanusiaan yang beradab kepada nilai pemikiran Liberalis dan memberikan dampak kemerosotan moral menjadi tidak beradab yaitu dengan maraknya pornografi dan pornoaksi yang mengatasnamakan seni dan menungkir balikan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dengan adat ketimurannya yang dahulu selalu menjaga nilai kemanusiaan yang beradab, namun kini pengaruh kapitalis yang mengusung pemikiran liberalis dengan kebebasan tanpa batas, sesungguhnya sudahmenurunkan arti peradaban bangsa Indonesia yang dahulu selalu dijunjung tinggi menjadi negara dengan kemerosotan moral yang cukup tajam dan tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila yang menganut faham ke Tuhanan YME yang seharusnya mengikat tiap-tiap individu.

Contoh Dampak Globalisasi di Indonesia yang mengancam ideologi Pancasila:

Masyarakat/bangsa dengan nilai-nilai ke Tuhan-an yang sudah digariskan dalam satu ajaran agama yang mengikat dengan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar.

Dan gaya kapitalis dan liberalis sudah melanggar makna kemanusiaan yang beradab menjadi tidak beradab dengan melokalisir tempat-tempat perjudian dan perzinahan, dan mulai maraknya satu kelompok yang ingin melegalkan kaum homoseksual agar diakui keberadaannya di Indonesia, jelas bertentangan sekali dengan Ideologi Pancasila, khususnya sila ke Tuhanan YME dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pemahaman Nasionalisme bangsa mulai berkurang

Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya.

Kekuatan kapitalisme global tanpa disadari telah mengendalikan sebagian besar tatanan sosial dan politik disertai munculnya gaya hidup (kultur) kapitalisme, yakni konsumerisme.

Nilai-nilai kapitalisme global yaitu liberal, ada kecenderungan interaksi sosial para elit politik yang tidak lagi didasarkan pada nilai-nilai sosial (moral) tetapi lebih menonjolkan nilai materi (uang). Hasrat memenuhi tuntutan materi telah mengenyampingkan nila-nilai moral. Tanpa disadari pembusukan moral (korupsi, teror, intimidasi, prasangka) merebak dalam berbagai aspek kehidupan baik sosial maupun politik. Nilai-nilai sosial dan moral dalam kehidupan sosial politik telah melonngar atau rusakkarena dorongan hasrat keuntungan keuntungan ekonomi sesaat. Politik uang dan suap-menyuap, korupsi menjadi kenyataan dalam berbagai tingkatan kehidupan politik.Moral dikalangan pemuda, kekerasan, kemiskinan dan kesenjangan sosial, sebagai dampak dari globalisasi dan lemahnya penegakan hukum, konspirasi dan kolusi dikalangan birokrasi, militer dan penegak hukum semakin sulit bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang bisa berdiri sendiri sehingga mempermudah intervensi asing untuk mencampuri urusan dalam negeri Indonesia

Leberalisasi dalam bernegara yang seluas-luasnya tersebut memunculkan kelompok-kelompok masyarakat yang mencoba memaksakan kehendaknya dengan memasukkan ideologi-ideologi tertentu sebagai dasar Negara menggantikan dasar Negara Pancasila. Liberalisasi ini muncul sebagai pemicu awal gerakan radikal dan mengusik pola kebangsaan yang selama ini kita yakini bersama. Padahal dalam perjalannnya, ideologi global juga mengalami pasang surut bahkan menimbulkan krisis yang sangat mencengangkan dalam percaturan kehidupan dunia.

Secara langsung, bagi Indonesia, hal tersebut dapat menggusur apa yang sebelumnya menjadi tujuan utama negara, yakni melindungi masyarakat Indonesia sekaligus meningkatkan kesejahteraan umum.

b. Radikalisme yang menjurus ke ektrimisme

Akhir-akhir ini Indonesia mengalami kegelisahan yang mendalam akibat munculnya paham radikalisme dan eklusivisme akibat dari pemahaman keagamaan dan pengaruh ideologi global. Indonesia sebenarnya sudah mempunyai ideologi yang terlahir sejak Indonesia berdiri, yaitu Pancasila yang lahir dari sebuah perjalanan panjang bangsa Indonesa. Ia lahir dari sebuah renungan dan pemikiran yang mendalam dari para tokoh dan pendiri bangsa yang pada saat yang tepat memutuskan untuk mendirikan dan membangun suatu negara dengan segala potensi sosial, budaya serta sumber daya yang tersedia. Dari sinilah, akhirnya Pancasila lahir dan muncul sebagai bentuk dari pengejawantahan pengelolaan dan penyelenggaraan negara Indonesia.

Kini, di era reformasi pancasila dijadikan kambing hitam atas keterpurukan di semua bidang kehidupan berbangsa. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dianggap susah untuk diaktualiasikan dalam bentuk kebijakan-kebijakan konkrit dalam tata kelola sebuah negara, dan Pancasila dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan global.

Mencuatnya kasus NII, teror Bom dan kekerasan lainnya adalah bagian dari pengaruh pemahaman agama yang sempit dan kaku serta pengaruh dari ideologi global dalam ranah Indonesia yang harus kita sikapi dengan bijak dan tegas.

Contoh Kasus yang pernah terjadi di Indonesia dan mengancam ideologi Pancasila:

A. Dari tindakan PKI dengan G 30 S nya, maka secara garis besar dapat diutarakan :1. Bahwa Gerakan 30 September adalah perbuatan PKI dalam rangka usahanya untuk merebut kekuasaan di negara Republik Indonesia dengan memperalat oknum ABRI sebagai kekuatan fisiknya, untuk itu maka Gerakan 30 September telah dipersiapkan jauh sebelumnya dan tidak pernah terlepas dari tujuan PKI untuk membentuk pemerintah Komunis.2. Bahwa tujuan tetap komunis di Negara Non Komunis adalah merebut kekuasaan negara dan mengkomuniskannya.3. Usaha tersebut dilakukan dalam jangka panjang dari generasi ke generasi secara berlanjut.4. Selanjutnya bahwa kegiatan yang dilakukan tidak pernah terlepas dari rangkaian kegiatan komunisme internasional.

B. Negara Islam Indonesia atau dulu dikenal dengan nama Darul Islam atau DI bermula dari gerakanpolitik yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo di Desa Cisampah, Kecamatan Ciawiligar, Tasikmalaya,Jawa Baratpada 7 Agustus 1949.

Tujuan gerakan ini menjadikan Indonesia negara teokrasi dengan agama Islam sebagai dasar negara.

Dalam perkembangannya, NII menyebar di beberapa wilayah. Setelah Kartosoewirjo ditangkap TNI dan dieksekusi pada 1962, gerakan ini terpecah, namun tetap eksis secaradiam-diam meskipun dianggap sebagai organisasi ilegal oleh pemerintah Indonesia.

Dalam lamanCrisis Centerdisebutkan para jamaah NII menghalalkan segala cara mulai dari merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas atau melacur demi kepentingan negara atau madinah. Hal tersebut disandarkan pada filosofi sesat atas kepemilikan wilayah teritori Indonesia oleh NII, atas dasar proklamasi NII dan kekhalifahan Kartosoewirjo. Selain itu, ditulis dalam laman ini, konsep ini juga untuk mempraktekkan ayat "Sesungguhnya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang Shalih."

Pada bulan April 2014, eksistensi gerakan ini kembali muncul dengan data sejumlah mahasiswa dilaporkan jadi korban cuci otak. Bahkan, Kepolisian Daerah Jawa Timur berusaha mengungkap gerakan ini dengan mengejar sejumlah nama yang ditengarai jadi otak perekrut dan pemberi materi doktrin kepada mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Saat itu, ada 15 mahasiswa UMM Jawa Timur yang dikabarkan hilang. Ada yang mengaku setelah direkrut orang tak dikenal, para korban didoktrin untuk tidak percaya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebaliknya digiring untuk meyakini dan percaya NII yaitu bahwa semua pimpinan di Indonesia adalah kafir.

Pada sisi lain, pemahaman dan penafsiran terhadap agama sering diterjemahkan bahkan diimplementasikan dengan kaku dan tidak rasional. Teks-teks yang terkandung di dalamnya acapkali ditafsiri dengan gegabah dan sarat dengan kepentingan, sehingga teks-teks agama menjadi tidak kontekstual dan jauh dari maksud dan ajaran agama itu sendiri.

Kondisi yang demikian, apabila tidak diantisipasi dengan bijak dan seksama, bukan tidak mungkin akan terjadi gerakan yang mengarah ke suatu perbuatan untuk mengganti dan merubah haluan dan ideologi Negara yang memunculkan gesekan-gesekan yang mengarah pada kehancuran pondasi bangunan ketatanegaraan yang telah dengan susah payah diperjuangkan dan dirintis para pendirinya.