pilek pagi hari-ppt.pptx

Upload: dea-maulidia

Post on 02-Mar-2016

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pilek pagi hari ppt

TRANSCRIPT

Pilek Pagi Hari

Pilek Pagi HariKelompok A-12Kelompok A-12Ketua: M. Agsar Andriawan(1102011150)Sekretaris: Laila Mayangsari(1102011139)Anggota: Giani Putra(1102009121) Ajeng Astrini Nur Kannia(1102010012) Ahmad Junaidi(1102011014) Arief Rahman(1102011044) Cattleya Ananda Vilda(1102011063) Erina Imronikha (1102011069) Fatima Zahra(1102011101) Lindah Syafastuti(1102011141)

Pilek Pagi HariSeorang pemuda usia 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata, terutama bila udara berdebu, diderita sejak usia 14 tahun. Tidak ada pada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin sholat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukkan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter, menanyakan mengapa bisa terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yang lama.

Sasaran BelajarLI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi saluran napas atas1.1 Makroskopis saluran napas atas1.2 Mikroskopis saluran napas atas

LI 2. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergi2.1 Definisi rhinitis alergi2.2 klasifikasi rhinitis alergi2.3 Patofisiologi rhinitis alergi2.4 Manifestasi klinis rhinitis alergi2.5 Diagnosis rhinitis alergi2.6 Diagnosis banding rhinitis alergi2.7 Penatalaksanaan rhinitis alergi2.8 Prognosis rhinitis alergi2.9 Komplikasi rhinitis alergi 2.10 Pencegahan rhinitis alergi

LI.3 Memahami dan menjelaskan istinsyaq

LI 1. Memahami dan menjelaskan anatomi saluran napas atasMakroskopik

HidungFaringLaringTrachea

HidungApertura Nasalis Anterior (nastril)Vestibulum nasiCavum nasi :Conca Nasalis AnteriorConca Nasalis MediaConca Nasalis PosteriorMeatus Nasalis anteriorMeatus Nasalis mediaMeatus Nasalis posteriorChoana

Sinus :

Sinus sphenoidalis Sinus frontalis Sinus maxillaris Sinus ethmoidalis

Vaskularisasi :Arteri ethmoidalis anterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan lateralis, arteri septalis anteriorArteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus3.Arteri sphenopalatinum

Persyarafan :Nervus Opthalmicus mempersarafi hidung bagian Depan dan atas cavum nasiGanglion Sfenopalatinum mempersarafi sebagian cavum nasi Ganglion Pterygopalatinum mempersarafi Nasofaring dan concha nasalis.

FaringNasofaringOrofaringLaringofaring

LaringEpiglotisOs HyoidCartilago tyroid Cartilago ArytenoidCartilago cricoid

Otot-otot laringOtot extrinsik :

Otot-otot elevator (otot-otot suprahyoid), otot yang ber insertio pada os hyoid, yaitu: m. digastricus, m. sytylohyoideus, m. mylohyoideus, m. geniohyoideusOtot-otot depressor (otot-otot infra hoid), otot yang berorigo pada os hyoid, yaitu: m. hyotiroideus, m. sternohyoideus, m. omhyoideus.

Otot intrinsik :

M.cricoarytenoid posterior yang membuka plica vocalis.M. cricoarytenoid lateralis yang menutup plica vocalis dan menutup rima glottdisM. arytenoideus transversus dan obliqM.thyroepigloticaM. CricothyroideusM. thyroarytenoideus

Mikroskopis Cavum nasi :Pada daerah vestibulum nasi terdapat kelenjar sebasea Konka media dan superior ditutupi oleh epittel respirasiKonka inferior ditutupi epitel olfaktorius ( berfungsi penghindu/membaui)

Sinus Paranasal :Dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan mengandung sel goblet yang lebih sedikit

Faring Nasofaring (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet)Orofaring (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk)Laringofaring (epitel bervariasi)

Laring Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastinberfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi.

LI 2. Memahami dan menjelaskan rhinitis alergiDEFINISI

Rhinitis adalah inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopik yang sebelumnya telah tersensitisasi dengan alergen yang sama, serta dilepaskannya mediator peradangan ketika terjadi paparan ulang oleh allergen spesifik tersebut. Berdasarkan WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on Asthma) tahun 2001

Rhinitis adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rhinorrhea, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.Klasifikasi Berdasar waktu :

Seasonal allergic rhinitis ( SAR ); terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya musim bunga, banyak serbuk sari bertebangan. Etiologi: serbuk sari atau jamur.Perrnial allergic rhinitis ( PAR ) terjadi setiap saat dalam setahun; penyebab utama: debu, animal dander, jamur, kecoa. Etiologi: tungau ( Dermatophagoides farinae & D. pteronyssinus), jamur, binatang pengerat. Occupational allergi rhinitisterkait dengan pekerjaan.

Berdasar Lama Terjadinya Gejala :

Intermitten: gejala dialami kurang dari 4 hari seminggu atau kurang dari 4 minggu setiap saat kambuh.Persisten: gejala dialami lebih dari 4 hari seminggu, atau lebih dari 4 minggu setiap saat kambuh.

Berdasar Keparahan kualitas hidup

Ringan: tidak mengangu tidur, aktivitas harian, olahraga, sekolah atau pekerjaan. Tidak ada gejala yang menggangguSedang sampai berat: terjadi salah satu dari gangguan berikut: 1) gangguan tidur, 2) gangguan aktivitas harian, 3) gangguan pada sekolah atau pekerjaan, 4) gejala yang mengganggu

Cara masuknya allergen pada tubuh:

Alergen Inhalan masuk bersama udara pernafasan; debu, tungau rumah, lapisan epitel dari bulu binatang, jamur

Alergen Ingestan masuk saluran cerna

Alergen Injektan masuk melalui suntikan; penisilin dan sengatan lebah

Alergen Kontaktanmasuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa; kosmetik

Patofisiologi

rinoreBersin-bersingatalHidung tersumbatManifestasi klinisBersin berulang lebih dari 5xRinore Allergic shinerOtitis mediaHidung tersumbatHidung dan mata gatalSakit kepalaTerkadang lakrimasi pada matadll

Diagnosis Anamnesis

Cek gejala rinore , bersin berulang,hidung dan mata gatal, hidung tersumbatPerlu di tanya gejala (hilang timbul ,menetap) ) beserta onset dan keparahannyaidentifikasi faktor predisposisi karena faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan

Pemeriksaan FisikPada muka biasanya didapatkan garis Dennie-Morgan dan allergic shinner (bayangan hitam dibawah mata )

allergic salute yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga bawah.Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan

Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak.

Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat.

Pemeriksaan Penunjang1. Skin test (Gold standard tes alergi)

Prinsip: terjadinya reaksi antara antigen dengan sel mast yang telah tersensitisasi di kulit mengakibatkan munculnya edema dan eritema pada kulit. Reaksi berlangsung dari 220 menit.

Skin test terbagi menjadi:Uji epikutaneus : contohnya skin prick tes , skin scratch tesUji intrakutaneus : tes yang paling sensitif2 . Pemeriksaan kadar IgE

Pemeriksaan IgE total menunjukkan peningkatan dari kadar normalnya

Dilakukan dengan beberapa metode : RAST (Radio Alergo Sorbent Test) ELISA(Enzyme Linked Immuno Sorbent Assay). Diagnosis banding1. Drug induced rhinitis / rinitis medikamentosa: 2. Rinitis hormonal3. Rinitis infeksi (virus, bakteri atau penyebab lainnya)4. Rinitis karena pekerjaan5. Non Allergic Rhinitis with Eosinophilic Syndrome (NARES)6. Rinitis karena iritan7.Rinitis vasomotor

PenatalaksanaanNon Farmakologi :-Dengan menghindari alergen penyebab

Farmakologi :1.Antihistamina. Generasi pertama- ex : klorfeniramin, klemastin, dimetindene maleat, hidroksizin, ketotifen, oxatomin, bromfeniramin, difenhidramin, tripolidin -ES :-antikolinergik ( mukosa kering)-efek sedasi-penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan toleransib. Generasi kedua-ex : astemizol, terfenadin, setirizin, loratadin, akrivastin, azelastin, desloratadin, ebastin, fexofenadine, levosetirizin, loratadin, mekuitazin, mizolastin, rupatadin-ES : Tidak melewati sawar otak sehingga tidak memiliki efek sedasiAritmia

2. Dekongestan adalah agonis adrenergik yang mengakibatkan vasokontriksi dan mengurangi kongesti nasal. Biasa digunakan topikal berupa tetes hidung atau spray hidung. Sediaan oral berupa pseudoefedrin (240mg/hari), fenilpropalamin, fenilefrin (40mg/hari). Efek samping penting berupa hipertensi, insomnia

Dekongestan intranasal seperti oksimetazolin, xilometazolinmengurangi kongesti nasal.

3. Steroid Digunakan untuk meminimalisir respon . Steroid intranasal merupakan terapi lini pertama dan sangat efektif untuk rinitisalergi yang persisten sedang-berat. Efek samping sistemik dari preparat topical steroid ini sangat rendah sehingga dapat digunakan dalam jangka lama. Steroid oral hanya digunakan jika klinis dari persisten sedang-berat tidak membaik tetapi hanya diberikan dalam jangka waktu pendek.

4. Antikolinergik mengakibatkan sekresi mukus di mukosa hidung berkurang sehingga bermanfaat untuk menangani rinore. Sediaan yang ada ipratropium bromide spray, dosisnya 2 semprotan di masing-masing hidung 3x1 hari. Efek samping sistemik tidak ada.

PembedahanIndikasi tindakan bedah terhadap pasien rinitis alergi yaitu :Hipertrofi konka inferior

- Variasi anatomi tulang hidung dengan gangguan fungsi atau estetik

- Sinusitis kronik sekunder akibat rinitis alergi.-poliposis di konkaPrognosisAd Vitam : bonam, karena bila menghindari allergen, gejala alergi tdk tampak.Ad Functionam : dubia ad bonam, bila terpapar allergen terus maka dapat rhinitis alergi dapat berkembang menjadi rhinitis infeksiosa, polip, sinusitis, otitis media, tapi bila allergen dihindari maka tidak akan terjadi.Ad Sanationam : dubia ad bonam, karena alergi merupakan kondisi yang dipengaruhi genetic maka tidak dapat sembuh selama ada allergen, jadi agar tidak ada serangan, menghindari allergen.

KomplikasiPolip hidungOtitis media yang sering residif terutama pada anak-anak.Sinusitis paranasalFaringitis kronis

PencegahanTerdapat 3 tipe pencegahan

Primer-mencegah tahap sensitasi yaitu menghindari paparan alergen secara inhalan maupun ingestansekunder -mencegah gejala timbul dengan cara menghindari alergen dan terapi medikamentosa. Tersier-bertujuan untuk mencegah terjadinya komplikasi atau berlanjutnya penyakit.LI.3 Memahami dan menjelaskan istinsyaqIstinsyaq adalah memasukkan air ke dalam rongga hidung

: : ( )Dari Laqith bin Shabirah Allah meridhainya- berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam- bersabda: Sempurnakan wudhu, bersihkan sela-sela jari jemari, dan berlebih-lebihlah dalam beristinsyaq, kecuali jika kamu sedang puasa.

penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Muhammad Salim membuktikan bahwa orang-orang yang tidak berwudhu lebih rentan terkena ISPA daripada orang-orang yang berwudhu. Dari penelitian didapatkan bahwa dengan menghirup air ke hidung sebanyak 3 kali dapat membersihkan mikroba yang menempel pada rongga hidung, sehingga hidung benar-benar bersih dari mikroba penyebab ISPA, radang paru-paru, demam rematik dan alergi rongga hidung.

TERIMA KASIH