petunjuk praktikum dasar kethp-an

19
ACARA I. UNIT DAN DIMENSI Dasar Teori Pengertian dasar Besaran : sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai unit. Besaran ada yang dapat diukur dan mempunyai unit akan tetapi ada besaran yang tidak mempunyai unit. Besaran ada dua macam: besaran dasar dan turunan. Unit : digunakan untuk menggambarkan jumlah dan satuan suatu besaran dengan dimensi tertentu. Dimensi : sesuatu untuk menggambarkan besaran fisik yang diamati. Dimensi digunakan untuk menghubungkan antara suatu besaran dengan besaran dasar. Table 1. Dimension of base quantities Base Quantity Unit Unit abbreviation Dimension length metre m (L) = L mass kilogram kg (M) = M time second s (T) = T temperature kelvin K (θ) = θ Electric current ampere A (I) = I Luminous intensity candela cd (J) = J Amount of substance mole mol (N) = N 1

Upload: aly-firdaus

Post on 19-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

petunjuk a

TRANSCRIPT

ACARA I. UNIT DAN DIMENSIDasar Teori

Pengertian dasar

Besaran:sesuatu yang dapat diukur dan mempunyai unit. Besaran ada yang dapat diukur dan mempunyai unit akan tetapi ada besaran yang tidak mempunyai unit. Besaran ada dua macam: besaran dasar dan turunan.Unit:digunakan untuk menggambarkan jumlah dan satuan suatu besaran dengan dimensi tertentu.

Dimensi:sesuatu untuk menggambarkan besaran fisik yang diamati. Dimensi digunakan untuk menghubungkan antara suatu besaran dengan besaran dasar.Table 1. Dimension of base quantities

Base QuantityUnitUnit abbreviationDimension

lengthmetrem(L) = L

masskilogramkg(M) = M

timeseconds(T) = T

temperaturekelvinK() =

Electric currentampereA(I) = I

Luminous intensitycandelacd

Amount of substancemolemol(N) = N

Besaran-besaran di dalam ilmu pangan

Kualitas suatu produk pangan perlu pengembangan besaran yang sesuai sehingga dapat menggambarkan dan membandingkan kualitas produk pangan tersebut. Secara menyeluruh besaran suatu produk pangan dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: besaran fisik, kimia dan organoleptik. Berbagai alat ukur dikembangkan untuk dapat menggambarkan besaran-besaran tersebut.Pengukuran

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai suatu besaran tertentu dengan unit tertentu dan dimensi tertentu. Ketika melakukan pengukuran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya:

Accuracy

Precision

Sensitivity

Mathematics Error

Random Error

Tujuan1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran fisik dari suatu produk pangan

2. Agar mahasiswa mampu mengembangkan besaran-besaran fisik untuk menggambarkan kualitas suatu produk pangan.3. Agar mahasiswa mampu mengenali kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.4. Memahami pengaruh antara suatu besaran fisik terhadap parameter fisik yang lain.

Bahan:

Tempe

Peralatan:

Pisau, telenan, oven pengering, ayakan tyler 60 mesh, colour reader, penetrometer, jangka sorong, gelas ukur.PERTEMUAN 1.

Prosedur kerja:

1. Ukur volume tempe (p x l x t, masing-masing pengukuran dilakukan 5 kali).2. Ukur derajat warna tempe dengan colorreader (pada setiap sisinya, lakukan pengukuran setiap sisi paling tidak lima titik dimana setiap titik pengukuran diulang hingga 5 kali).

3. Ukur tekstur tempe dengan penetrometer. Lakukan pengukuran pada paling tidak 15 titik).4. Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk tabel, untuk kemudian dirata-rata. Jika ada data yang angkanya menyimpang jauh dari nilai rata-rata, coba diuraikan penyebab penyimpangan data tersebut.

PERTEMUAN 2

1. Iris iris tempe dengan 3 jenis model irisan (tipis lebar : t 2 mm, p 5 cm, l 3 cm; tipis sempit: t 2 mm, p 2,5 cm, l 1 cm; dan tebal sempit: t 5 mm, p 5 mm dan t 5 mm). Masukkan ke dalam oven pengering (50oC selama 24 jam). 2. Hancurkan irisan tempe yang sudah kering dengan blender kering.

3. Ayak tempe dengan ayakan 60 mesh.

4. Ukur warna tepung yang dihasilkan dengan colorreader.

5. Ukur daya serap air tepung yang dihasilkan

6. Ukur kadar air tepung yang dihasilkanACARA 2. RHEOLOGY

Tujuan

1. Agar mahasiswa mempunyai ketrampilan dalam menentukan viskositas produk pangan/hasil pertanian

2. Agar mahasiswa mampu memahami pengaruh faktor suhu dan konsentrasi terhadap viskositas

3. Agar mahasiswa mampu menentukan peralatan yang cocok dalam pengukuran viskositas produk pangan/hasil pertanian.Bahan

1. Tepung tapioca, tepung maizena, tepung beras, tepung Isolat Protein Kedelai dan tepung terigu.2. Minyak, susu dan air

Peralatan:

1. Viskometer Oswald

2. Viskometer batang berputar

3. Pemanas

4. Beaker glass

5. Termometer

6. Stop watch

Prosedur kerja

Percobaan 1.

1. Sebelumnya tentukan asal tumbuhan dari tepung tapioka, tepung maizena, tepung beras dan tepung terigu (uraikan taksonomi tumbuhan tsb).2. Cari komposisi kimia masing-masing produk (dari internet).

3. Siapkan suspensi pati/tepung dalam air dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5% (b/v).

4. Larutkan suspensi dengan memanaskan pada suhu 80oC dengan disertai pengadukan dengan 3 tingkat kecepatan.

5. Ukur juga viskositasnya dengan viscometer batang berputar

6. Ukur juga viskositasnya pada suhu 35oC

7. Buat tabel dan grafik hubungan viskositas dengan konsentrasi serta hubungan viskositas dengan pengadukan

8. Bahas hasil yang diperoleh.

Percobaan 2. Mengukur viskositas minyak dan susu

1. Masukkan air dalam viscometer ostwald

2. Alirkan sampai batas tanda dan catat waktunya

3. Lakukan hal yang sama untuk sample minyak dan susu

4. Tentukan viskositas air dengan table

5. Hitung viskositas minyak dan susu

6. Bahas hasil yang diperoleh.

Percobaan 3

1. Siapkan suspensi pati dalam air dengan konsentrasi 2 % b/v2. Tambahkan Isolat Protein Kedelai 0,25%, 0,5%, 0,75%, 1%, 1,25%, 1,5%, 1,75%, 2%.

3. Larutkan suspensi dengan memanaskan pada suhu 80oC dengan diaduk pada 1 kecepatan putar.

4. Ukur viskositasnya dengan viskometer batang berputar

5. Ukur juga viskositasnya pada suhu 35oC

6. Buat grafik hubungan viskositas dengan penambahan Isolat Protein Kedelai

7. Bahas hasil yang diperoleh.

ACARA 3. PENGARUH KONSENTRASI DAN SUHU

TERHADAP KECEPATAN REAKSI

Tujuan:

1. Mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi

2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap laju reaksi

Alat-alat yang dipakai:

1. Gelas ukur

2. Stop Watch

3. Erlenmeyer

4. Thermometer

5. Bunsen, kaki tiga dan kasa

6. Pipet volum

Bahan-bahan yang digunakan:

1. Na2S2O32. HCl

Prosedur Percobaan

Percobaan 11. Tempatkan 50 ml natrium tiosulfat 0,25 M dalam gelas ukur yang mempunyai alas rata.2. Tempatkan gelas ukur tadi diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang hitam yang dibuat pada kertas putih tsb, sehingga ketika dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat, tanda silang itu jelas terlihat.

3. Tambahkan 2 ml HCL 1 M dan tepat ketika penambahan dilakukan nyalakan stop watch. Larutan diaduk agar pencampuaran menjadi merata, sementara pengamatan dari atas tetap dilakukan.

4. Catat waktu yanag diperlukan sampai tanda silang hitam tidak dapat diamati dari atas.

5. Suhu larutan diukur dan dicatat

6. Ulangi langkah-langkahdi atas dengan volume larutan tiosulfat dan volume air yang berbeda-beda.

7. Dalam percobaan ini 1/waktu digunakan untuk mengukur laju reaksi. Buatlah kurva laju reaksi sebagai fungsi konsentrasi tiosulfat. 8. Hitung order reaksi terhadap tiosulfat.Percobaan 21. Masukkan 10 ml larutan Na-tiosulfat 0,5 M kedalam gelas ukur, lalu encerkan hingga volumenya mencapai 50 ml.

2. Ambil 2 ml HCL 1 M, masukkan ke dalam tabung reaksi, tempatkan gelas ukur dan tabung reaksi tersebut pada penangas air yang suhunya 35oC. Biarkan kedua larutan tersebut beberapa lama, sampai mencapai suhu kesetimbangan.

3. Ukur suhu dengan menggunakan termometer dan catat.

4. Tambahkan asam kedalam larutan tiosulfat, dan pada saat yang bersamaan nyalakan stop watch. 5. Larutan diaduk lalu tempatkan gelas ukur diatas tanda silang hitam. Catat waktu yang dibutuhkan sampai tanda silang tidak terlihat lagi bila dilihat dari atas.

6. Ulangi langkah diatas untuk berbagai suhu sampai 60oC (lakukan untuk 4 suhu yang berbeda).

7. Laju reaksi dinyakan sebagai 1/waktu. Buat kurva laju reaksi sebagai fungsi suhu (oC). Buat kurva log laju reaksi sebagai fungsi 1/suhu (1/oK). Beri komentar mengenai bentuk kurva yang diperoleh.

ACARA 4. KENAIKAN TITIK DIDIH

Tujuan:

1. Mengetahui berat molekul suatu zat dengan mengukur kenaikan titik didihnya.

2. Membandingkan perbedaan peran gula, garam, CMC dan dextrin dalam penurunan titik didih

Peralatan yang digunakan:

1. Gelas piala

2. Termometer

3. Tabung reaksi

4. Bunsen

5. Pengaduk

Bahan-bahan yang digunakan:

1. NaCl

2. KCl

3. Zat X

4. Gula

5. Garam

6. CMC

7. Gliserol

8. Dekstrin

Percobaan 1.Prosedur percobaan:

1. Keringkan alat -alat yang akan digunakan.

2. Isi gelas piala kira-kira dengan 300 ml air dan panaskan menggunakan bunsen.

3. Ukurlah titik didih pelarut murni.

4. Ukur titik didih larutan yang diketahui berat molekulnya, massa zat terlarut, dan massa pelarut ( 3 kali ).

5. Ulangi langkah 4 untuk zat terlarut yang diberikan oleh asisten (3 kali).Percobaan 2

1. Larutkan gula, gliserol, CMC, garam dan dekstrin dengan konsentrasi yang sama (dengan lima tingkat konsentrasi).2. Ukur titik didih masing-masing larutan

3. Buat kurva hubungan antara konsentrasi dengan titik didih

4. Bahas jika ada perbedaan yang terjadi

ACARA 5. TITRASI ASAM BASA

Tujuan:1. Mahasiswa mampu memahami prinsip titrasi asam-basa

2. Mahasiswa mampu menentukan kadar asam sulfat

3. Mahasiswa mampu menentukan kadar asam asetat dari air cuka (yang dipersiapkan asisten)

4. Mahasiswa mampu menentukan tingkat keasaman dari jus jeruk nipis.Percobaan 1. Standarisasi larutan baku asam asetat dengan NaOH

Bahan:

1. Asam asetat

2. Indikator PP

3. NaOH Alat:

1. Pipet volume2. Erlenmeyer

3. Pipet tetes

4. Buret

5. CorongProsedur Percobaan1. Buat larutan NaOH 0,1 N dan asam asetat 0,1 N

2. Ambil beberapa ml larutan asam asetat 0,1 N (minta ukuran volume larutan pada asisten) dengan menggunakan pipet, masukkan dalam erlenmeyer

3. Tambahkan 2-3 tetes indikator pp atau tymol blue

4. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kerosa muda untuk indikator pp, sedangkan tymol blue menjadi biru.5. Amati sehingga terjadi perubahan warna kemudian titrasi dihentikan.

6. Ulangi percobaan sekali lagi catat volume penitrasi

7. Ulangi percobaan sekali lagi dan hitung volume penitrasi dan rata-rata hasilnya

8. Hitung kadar asam asetat (gram/100 ml)

Percobaan 2. Standarisasi Larutan Baku Asam Sulfat dengan NaOH

Bahan:

1. Asam sulfat

2. Indikator PP

3. NaOH 0,1 N

Alat:

1. Pipet volume

2. Erlenmeyer

3. Pipet tetes

4. Buret

5. CorongProsedur Percobaan:

1. Pipetlah beberapa ml larutan asam sulfat, masukkan ke dalam erlenmeyer

2. Kemudian tambahkan indikator pp sebanyak 5 tetes

3. Titrasi larutan ini dengan NaOH 0,1 N

4. Amati sehingga terjadi perubahan warna dan hentikan penitrasian5. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rata-rata hasilnya

6. Hitung kadar Asam Sulfat (gram/100 ml)

Percobaan 3. Penentuan kadar asam asetat di dalam cuka

Bahan:

1. Larutan asam cuka

2. Larutan NaOH 0,1 N

3. Indikator phenoftalein

Alat:

1. Pipet volume

2. Erlenmeyer

3. Pipet tetes

4. Buret

5. Corong

6. Labu ukur

Prosedur percobaan:

1. Siapkan 10,00 cm3 asam cuka ke dalam 100 cm3 labu ukur

2. Masukkan larutan ke dalam burret

3. Masukkan 10,00 cm3 larutan 0,1 N NaOH tambahkan indikator pp 4. Titrasi larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna.Catat volume yang digunakan

5. Ulangi titrasi hingga dua kali.

6. Hitung konsentrasi asam asetat dari larutan cuka ACARA 6. IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON DAN SENYAWAORGANIK JENUH DAN TIDAK JENUHTujuan Praktikum:1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui kelarutan dari hidrokarbon alifatis dan aromatis

2. Mengamati dengan seksama perubahan reaksi yang terjadi

Bahan:

a. Asam Nitrat pekat (HNO3)

b. Benzena (C6H6)

c. Etanol

d. Aquades

e. Kristal iodium

f. Asam Sulfat (H2SO4)

g. Parafin

h. Minyak kelapaAlat:a. Tabung reaksi

b. Erlenmeyer

c. Pipet tetes

d. Kapas sebagai penutup

e. Gelas ukur

f. Pipet gondok

Prosedur Kerja:A. Hidrokarbon Alifatis (Alkana) Masukkan 1 ml asam sulfat pekat kedalam tabung reaksi

Tambahkan 1 ml alkana (paraffin cair)

Kocok hingga berubah warna dan amati

Ulangi percobaan sekali lagi

B. Hidrokarbon Alimatis (Benzena) Sediakan 2 tabung reaksi dan masing-masing tabung diisi dengan 1 ml aquads

Tambahkan 1 ml etanol pada tia-tiap tabung kemudian tetesi dengan Benzena pada masing-masing tabunng sebanyak 1 ml secara perlahan lahan

Amati perubahan yang terjadi

Ulangi percobaan sekali lagi

C. Sifat Benzena sebagai Pelarut Sediakan 6 tabung reaksi; Tiga tabung masing-masing diisi dengan 1 ml aquades dan tiga tabung yang lain yakni tabung 4,5,6 masing-masing diisi dengan 1ml benzena

Pada tabung 1,2 dan 3 yang brisi aquades tambahkan parafin pada tabunng 1, 1 ml minyak kelapa pada tabung 2 dan 1gr kristal iodium pada tabung 3

Ulangi perlakuan diatas terhadap tabung 4,5 dan 6 yang berisi benzena

Amati prubahan yang terjadi

Ulangi sekali lagi

PAGE 1