perubahan fungsi kardiovaskuler pada lansia

34
Perubahan Fungsi Kardiovaskuler pada Lansia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat, dengan 84 persen orang 65 tahun atau lebih sekarat dari penyakit ini. Langkah-langkah pencegahan sekunder, termasuk modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi, adalah penting untuk pasien usia lanjut karena dampak variabel pada morbiditas dan mortalitas dan kualitas hidup. Berpartisipasi dalam cahaya untuk aktivitas moderat secara signifikan menurunkan tingkat kematian pada pasien usia lanjut. Merokok penghentian diterjemahkan ke dalam pengurangan mortalitas secara keseluruhan dan tingkat morbiditas setidaknya sama dengan tindakan pencegahan lain seperti aspirin atau beta-blocker terapi. Studi terbaru tentang efek menurunkan kadar lipoprotein kolesterol low-density di bawah 100 mg per dL telah menunjukkan pengurangan substansial dalam penyakit jantung koroner dan kematian infark miokard nonfatal tingkat, dengan efek persisten pada pasien lebih tua dari 75 tahun. Hipertensi, mewujudkan sebagian besar sebagai tekanan darah sistolik terisolasi elevasi, juga harus ditangani secara agresif.. Terapi medis konvensional untuk hipertensi (misalnya, diuretik, beta bloker) dan agen baru (misalnya, calcium channel blockers, angiotensin-converting enzyme inhibitor), bersama-sama dengan pembatasan natrium, memiliki efek positif pada kematian kardiovaskular dan tingkat morbiditas pada pasien tua. Dengan meningkatnya prevalensi obesitas, resistensi insulin, dan diabetes tipe 2, intervensi menargetkan pengurangan berat badan dan kontrol glukosa harus ditekankan. Sedangkan penurunan berat badan strategi buruk didefinisikan pada populasi ini, pengelolaan diabetes melalui modifikasi diet, olahraga, dan obat-obat adalah serupa di seluruh

Upload: elok-izawati

Post on 29-Nov-2015

69 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Perubahan Fungsi Kardiovaskuler pada Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat,

dengan 84 persen orang 65 tahun atau lebih sekarat dari penyakit ini. Langkah-langkah pencegahan

sekunder, termasuk modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi, adalah penting untuk pasien usia lanjut

karena dampak variabel pada morbiditas dan mortalitas dan kualitas hidup. Berpartisipasi dalam

cahaya untuk aktivitas moderat secara signifikan menurunkan tingkat kematian pada pasien usia

lanjut. Merokok penghentian diterjemahkan ke dalam pengurangan mortalitas secara keseluruhan

dan tingkat morbiditas setidaknya sama dengan tindakan pencegahan lain seperti aspirin atau beta-

blocker terapi. Studi terbaru tentang efek menurunkan kadar lipoprotein kolesterol low-density di

bawah 100 mg per dL telah menunjukkan pengurangan substansial dalam penyakit jantung koroner

dan kematian infark miokard nonfatal tingkat, dengan efek persisten pada pasien lebih tua dari 75

tahun. Hipertensi, mewujudkan sebagian besar sebagai tekanan darah sistolik terisolasi elevasi, juga

harus ditangani secara agresif.. Terapi medis konvensional untuk hipertensi (misalnya, diuretik, beta

bloker) dan agen baru (misalnya, calcium channel blockers, angiotensin-converting enzyme inhibitor),

bersama-sama dengan pembatasan natrium, memiliki efek positif pada kematian kardiovaskular dan

tingkat morbiditas pada pasien tua. Dengan meningkatnya prevalensi obesitas, resistensi insulin, dan

diabetes tipe 2, intervensi menargetkan pengurangan berat badan dan kontrol glukosa harus

ditekankan. Sedangkan penurunan berat badan strategi buruk didefinisikan pada populasi ini,

pengelolaan diabetes melalui modifikasi diet, olahraga, dan obat-obat adalah serupa di seluruh

kelompok usia. Pasien lanjut usia yang rentan terhadap depresi dan isolasi sosial, dan mereka lebih

cenderung memiliki status sosial ekonomi lebih rendah dibandingkan pasien yang lebih muda, yang

negatif dapat mempengaruhi partisipasi dalam program rehabilitasi dan sesuai dengan saran medis

dan terapi. Strategi ditujukan pada faktor-faktor ini telah menunjukkan hasil yang variabel dan tetap

tidak jelas.

Penyakit jantung koroner (PJK) bertanggung jawab untuk morbiditas dan mortalitas yang

signifikan pada pasien usia lanjut (yaitu, 65 tahun dan lebih tua), menerjemahkan menjadi beban

keuangan yang cukup besar pada sistem perawatan kesehatan. Dalam beberapa dekade terakhir,

novel pendekatan untuk pencegahan dan pengobatan telah mengakibatkan peningkatan

Page 2: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

kelangsungan hidup pasien dengan PJK. Intervensi ini, sebagian besar divalidasi dalam jumlah besar,

studi klinis acak, telah memberikan bukti yang kuat untuk rekomendasi dasar. Representasi terbatas

pasien usia lanjut telah mengakibatkan lebih sedikit data tentang efektivitas berbagai strategi pada

populasi ini. Selain itu, presentasi klinis atipikal PJK pada pasien usia lanjut, dan kesulitan konsekuen

dalam diagnosis, telah mengakibatkan dalam pelaksanaan suboptimal tindakan pencegahan

sekunder oleh para profesional perawatan kesehatan. PJK dalam dapat bermanifestasi tua sebagai

dispnea atau gagal jantung kongestif dengan edema paru, dan beberapa pasien mungkin

asimtomatik. Artikel ini, yang didasarkan pada pernyataan 2002 American Heart Association (AHA), 

tinjauan bukti ilmiah untuk pencegahan sekunder PJK pada orang tua.

BAB II

PEMBAHASAN

Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang

saling tumpang tindih.  Untuk itu kita harus terlebih dahulu memahami mengenai

konsep Faktor Resiko dan Penyakit Degeneratif.  Faktor resiko adalah suatu

kebiasaan, kelainan dan faktor lain yang bila ditemukan / dimiliki seseorang akan

menyebabkan orang tersebut secara bermakna lebih berpeluang menderita penyakit

degeneratif tertentu.  

Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan

selalu berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, di mana faktor-faktor resiko

tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu.  Penyakit degeneratif

itu sendiri dapat menjadi faktor resiko untuk penyakit degeneratif lain. Misalnya:

penyakit jantung dan hipertensi merupakan faktor resiko stroke.

Page 3: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Inilah yang menyebabkan pembahasan mengenai penyakit jantung pada

lansia dapat berkembang sangat luas, yaitu karena adanya keterkaitan yang sangat

erat antara penyakit yang satu dengan penyakit yang lain. Berdasarkan data yang

didapat dari penelitian di USA pada tahun 2001, penyakit jantung yang sering

ditemukan adalah Penyakit Jantung Koroner 13%,  Infark Miokard Akut  8%,

Kelainan Katup 4%, Gagal jantung 2%, Penyakit Jantung Hipertensif dan Hipertensi

1%.

A. Penyakit Jantung Koroner dan Infark Miokard

PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia.  Dengan

mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National Health

and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar

27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK.  Sedangkan

pada kelompok umur 65-74 tahun, didapat 64% masalah jantung pada pria dan 60%

pada wanita adalah PJK.

Resiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan

satu dari empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI

adalah tinggi.  Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI dan sisanya

diperkirakan akan mengalami serangan infark yang fatal dalam waktu 10 tahun ke

depan.  Akan tetapi, lebih dari sepertiga kasus MI tidak diketahui, entah karena

perjalanan penyakitnya yang laten atau karena gejalanya yang tidak khas.

PJK adalah manifestasi umum dari keadaaan pembuluh darah yang

mengalami pengerasan dan penebalan dinding, disebut juga Aterosklerosis.  Tapi

selain itu stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofi dan kelainan arteri koronaria

kongenital juga dapat menyebabkan PJK.

Ada 3 macam faktor resiko PJK :

1.            Yang tidak dapat dihindari : umur, jenis kelamin, faktor keturunan.

2.            Yang sukar dihindari : kepribadian

3.            Yang dapat dihindari/dibatasi : merokok, hipertensi, DM, obesitas,

hiperkolesterolemia.

B. Gagal jantung

Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa penyakit. 

Sindrom gagal jantung kongestif (Chronic Heart Failure/ CHF) juga mempunyai

prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk.  Prevalensi

Page 4: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

CHF adalah tergantung umur atau age-dependent. Menurut penelitian, gagal jantung

jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia 75 – 84 tahun.

Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala),ditandai

oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas yang disebabkan oleh

kelainan struktur atau fungsi jantung. Pada gagal jantung terjadi keadaan yang mana

jantung tidak dapat menghantarkan curah jantung yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik tubuh. (Marulam, 2006).

Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa

darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap

oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat

jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan

dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian

ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).

 Gagal jantung adalah merupakan suatu sindrom, bukan diagnosa

penyakit.Sindrom gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure / CHF) juga

mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang buruk.

Prevalensi CHF adalah tergantung umur atau age-dependent. Menurut penelitian,

gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam pada usia

75 – 84 tahun.

Dengan semakin meningkatnya angka harapan hidup, akan didapati

prevalensi dari CHF yang meningkat juga.  Hal ini dikarenakan semakin banyaknya

lansia yang mempunyai hipertensi akan mungkin akan berakhir dengan CHF.  Selain

itu semakin membaiknya angka keselamatan (survival) post-infark pada usia

pertengahan, menyebabkan meningkatnya jumlah lansia dengan resiko mengalami

CHF.

CHF terjadi ketika jantung tidak lagi kuat untuk memompa darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan jaringan.  Fungsi sitolik jantung ditentukan oleh empat

determinan utama, yaitu: kontraktilitas miokardium, preload ventrikel (volume akhir

diastolik dan resultan panjang serabut ventrikel sebelum berkontraksi), afterload

kearah ventrikel, dan frekuensi denyut jantung.

Terdapat 4 perubahan yang berpengaruh langsung pada kapasitas curah jantung

dalam menghadapi beban :

Page 5: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Menurunnya respons terhadap stimulasi beta adrenergik akibat

bertambahnya usia.  Etiologi belum diketahui pasti.  Akibatnya adalah denyut

jantung menurun dan kontraktilitas terbatas saat menghadapi beban.

Dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku pada usia lanjut karena

bertambahnya jaringan ikat kolagen pada tunika media dan adventisia arteri sedang

dan besar. Akibatnya tahanan pembuluh darah (impedance) meningkat, yaitu

afterload meningkat karena itu sering terjadi hipertensi sistolik terisolasi.

Selain itu terjadi kekakuan pada jantung sehingga compliance jantung

berkurang. Beberapa faktor penyebabnya: jaringan ikat interstitial meningkat,

hipertrofi miosit kompensatoris karena banyak sel yang apoptosis (mati) dan

relaksasi miosit terlambat karena gangguan pembebasan ion non-kalsium.

Metabolisme energi di mitokondria berubah pada usia lanjut.

Keempat faktor ini pada usia lanjut akan mengubah struktur, fungsi, fisiologi

bersama-sama menurunkan cadangan kardiovaskular dan meningkatkan terjadinya

gagal jantung pada usia lanjut.

Penyebab yang sering adalah menurunnya kontraktilitas miokard akibat Penyakit

Jantung Koroner, Kardiomiopati, beban kerja jantung yang meningkat seperti pada

penyakit stenosis aorta atau hipertensi, Kelainan katup seperti regurfitasi mitral.

Selain itu ada pula faktor presipitasi lain yang dapat memicu terjadinya gagal

jantung, yaitu :

Kelebihan Na dalam makanan

Kelebihan intake cairan

Tidak patuh minum obat

Iatrogenic  volume overload

Aritmia : flutter, aritmia ventrikel

Obat-obatan: alkohol, antagonis kalsium, beta bloker

Sepsis, hiper/hipotiroid, anemia, gagal ginjal, defisiensi vitamin B, emboli

paru.

C. Kelainan Katup

Bising sistolik dapat ditemukan pada sekitar 60% lansia, dan ini jarang sekali

diakibatkan oleh kelainan katup yang parah.  Pada katup aorta, stenosis akibat

kalsifikasi lebih sering ditemukan daripada regurgitasi aorta.  Tapi pada katup mitral,

Page 6: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

regurgitasi sangat sering dijumpai dan lebih banyak terdapat pada wanita daripada

pria.

Pada lansia sering terdapat bising sistolik yang tidak mempunyai arti klinis

yang berarti. Tapi harus hati-hati membedakan fisiologis dengan yang patologis. 

Bising patologis menandakan adanya kelainan katup yang berat, yang bila tidak

ditangani dengan benar akan mengakibatkan hipertrofi ventrikel dan pada akhirnya

berakhir dengan gagal jantung.

Stenosis katup aorta etiologinya adalah akibat kalsifikasi/degeneratif. 

Stenosis aorta akan berakibat pada pembesaran ventrikel kiri. Dapat terjadi tanpa

disertai gejala selama beberapa tahun. Tapi pada akhirnya kondisi ini akan berakhir

dengan kerusakan ventrikel permanen yang akhirnya mengakibatkan komplikasi-

komplikasi seperti pulmonary vascular congestion (dengan sesak nafas), aritmia

ventrikel dan heart block.

Sedangkan kelainan pada katup mitral juga dapat mengakibatkan terjadinya

Atrial fibrillation dan gagal jantung.  Etiologi dari Mitral Stenosis sering disebabkan

karena rheumatic fever. Kadang juga disebabkan karena kalsifikasi/degeneratif, tapi

jarang.

D. Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipertensif

Semakin tua, tekanan darah akan bertambah tinggi.  Prevalensi hipertensi

pada orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%.

Hipertensi pada lansia sangat penting untuk diketahui karena patogenesis,

perjalanan penyakit dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan

hipertensi pada usia dewasa muda.  Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang

dilakukan harus lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap

pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit komorbid

sangat erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.

Seperti penyakit degeneratif pada lanjut usia lainnya, hipertensi sering tidak

memberikan gejala apapun atau gejala yang timbul tersamar (insidious) atau

tersembunyi (occult). Seringkali yang terlihat adalah gejala akibat penyakit,

komplikasi atau penyakit yang menyertai.

Peningkatan tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda klinis

hipertensi yang esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah secara

akurat. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat,

sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada posisi

Page 7: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

berbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan interval 2 menit. 

Cara pengukuran yang saat ini dianggap baku dikemukakan oleh The British

Hypertension Society. Manset sedikitnya harus dapat melingkari 2/3 lengan, bagian

bawahnya harus 2 cm diatas fossa cubiti.

Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan untuk hipertensi masih

merupakan perdebatan.  Hipertensi yang sering terdapat 90%nya adalah jenis yang

idiopatik / tidak diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan

kecuali bila ada indikasi.  Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah

pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium, kalsium, urinalisis, asam urat, glukosa darah,

dan profil lemak. Pemeriksaan penunjang lain contohnya elektrokardiografi,

pielografi intravena dan foto rontgen thorax.

Penyebab Kelainan Otot Jantung

Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan

menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan

fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit

degeneratif atau inflamasi.

 Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karenaterganggunya

aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam

laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya

gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan

dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut

jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.

 Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load) meningkatkan beban

kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.

Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengangagal

jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan

kontraktilitas menurun.

 Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yangsebenarnya,

yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat

mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner),

ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif

konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load.

Faktor Sistemik

Page 8: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya

gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (missal : demam, tirotoksikosis).

Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis

respiratorik atau metabolic dan abnormalita elektronik dapat menurunkan

kontraktilitas jantung.

Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan

fungsional :

Timbul sesak pada aktifitas fisik berat

II. Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang

III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan

IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat

Fungsi dan Penyakit Kardiovaskular di Lansia

Fungsi jantung diubah dalam cara yang berhubungan dengan usia dan penyakit

kardiovaskular meningkat dengan bertambahnya usia pada populasi Amerika Utara.

Tujuan dari ini gambaran singkat adalah

1) untuk mengidentifikasi perubahan jantung yang merupakan karakteristik dari

penuaan fisiologis (yaitu, bukan penyakit),

2) sorot presentasi diubah dan modifikasi terapi untuk pasien yang lebih tua dengan

penyakit jantung yang umum seperti hipertensi, aritmia atrium, dan penyakit arteri

koroner, dan

3) mengidentifikasi penyakit kardiovaskular dan perawatan yang unik untuk populasi

yang lebih tua.

Kardiovaskular perubahan dengan Penuaan fisiologis vs Penyakit(lihat Tabel

untuk ringkasan)

Rhythm Irama

Heart Rate Heart Rate

Denyut jantung istirahat umumnya tidak terpengaruh oleh penuaan, namun,

penurunan denyut jantung sebagai respon terhadap olahraga dan stres (esp. beta-

adrenergically dimediasi) adalah karakteristik dari penuaan sehat. Konsekuensi klinis

ini adalah bahwa detak jantung maksimal di treadmill menurun (220-umur) dan

tingkat respon jantung demam, hipovolemia, dan stres postural juga menurun

dengan penuaan sehat. Tanggapan beta-adrenergik blokade (serta stimulasi) juga

Page 9: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

berkurang dengan penuaan sehat. Bradikardia siang hari dengan denyut jantung

<40 bpm dan sinus jeda lebih dari 3 detik tidak terlihat dengan penuaan sehat.

Atrioventricular Conduction Atrioventrikular Konduksi

Waktu untuk konduksi melalui node (AV) atrioventrikular meningkat dengan penuaan

sehat. Oleh karena itu, interval PR pada EKG meningkat dengan usia dan batas atas

normal untuk orang> 65 adalah 210-220 milidetik (bukan 200 ms). Kedua dan ketiga

blok AV derajat tidak konsekuensi normal dari penuaan. Blok cabang berkas kanan

terlihat lebih sering pada yang lebih tua dibandingkan dengan populasi yang lebih

muda, tetapi belum terbukti untuk mengidentifikasi peningkatan risiko abnormalitas

konduksi lebih lanjut. Pergeseran ke kiri bertahap sumbu QRS diamati dengan

penuaan dan hemiblock anterior kiri terlihat dengan meningkatnya frekuensi pada

populasi yang lebih tua. Hemiblock Isolated anterior kiri tidak merupakan prediktor

independen terhadap morbiditas kardiovaskular atau mortalitas pada lansia sehat.

Gabungan blok cabang berkas kanan dan blok fasciculus anterior kiri berhubungan

dengan penyakit kardiovaskuler pada 75% pasien yang lebih tua dan hanya 25%

dengan temuan ini memiliki hati dinyatakan normal. Blok cabang berkas kiri tidak

berhubungan dengan penuaan normal dan dikaitkan dengan penyakit kardiovaskuler

dan risiko untuk kejadian kardiak.

Arrhythmias Aritmia

Atrial premature contractions meningkat dengan usia dan sering terjadi pada sampai

dengan 95% dari sukarelawan sehat yang lebih tua saat istirahat dan selama latihan

dalam ketiadaan penyakit jantung terdeteksi Atrial fibrilasi biasanya berhubungan

dengan koroner, hipertensi penyakit, katup, sinus node atau tirotoksikosis tetapi

mungkin terjadi pada pasien yang lebih tua dengan tidak ada penyakit terdeteksi lain

(1 / 5 dari orang tua dan 1 / 20 dari wanita yang lebih tua dengan atrial fibrilasi).

Demikian pula, ektopi ventrikel terisolasi dan bahkan ragam telah dilaporkan dalam

hingga 80% dari pria dan wanita tua tanpa penyakit jantung terdeteksi.

Cardiac Contractility/ Left Ventricular Function at Rest and During ExerciseJantung

kontraktilitas / Fungsi ventrikel kiri pada Istirahat dan Selama Latihan 

Berbeda dengan penurunan massa otot rangka terlihat dengan penuaan dalam

populasi yang sehat, massa ventrikel kiri adalah diawetkan atau meningkat dengan

usia.

Systolic Function Fungsi Sistolik

Page 10: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Fungsi sistolik ventrikel kiri beristirahat (ejeksi fraksi dan / atau stroke volume) tidak

diubah oleh penuaan pada kebanyakan studi mata pelajaran disaring ketat untuk

mengecualikan penyakit arteri koroner, namun, beberapa studi melaporkan

penurunan volume stroke dengan populasi yang lebih tua menetap. Cardiac output

is equal to stroke volume x heart rate. Curah jantung sama dengan detak jantung x

volume stroke. Jadi, istirahat cardiac output dan fraksi ejeksi ventrikel kiri tidak

biasanya menurun dengan penuaan normal. Respon kontraktil beta-adrenergik

tanggapan yang menurun dengan penuaan. Oleh karena itu, olahraga cardiac output

dapat dikurangi karena kedua menurunkan detak jantung maksimal dan batas

kemampuan untuk meningkatkan kontraktilitas (stroke volume) dalam menanggapi

beta-adrenergik blokade pada orang tua. Penurunan terkait usia dalam output

jantung maksimal dan kapasitas cadangan kardiovaskular tidak dapat membatasi

kemampuan biasa pada lansia sehat karena sebagian besar activiies sehari-hari

dilakukan pada beban kerja rendah dan submaximalSelain itu, penurunan terkait

usia dalam kapasitas latihan dapat dilemahkan oleh kondisi fisik.

Diastolic Function Fungsi diastolik

Waktu untuk relaksasi jantung dan untuk mengisi ventrikel lebih panjang dengan

penuaan menyebabkan diubah awal kali mengisi diastolik pada echocardiography

dan penelitian nuklir. Etiologi waktu lama untuk relaksasi mungkin multifaktorial -

massa ventrikel meningkat, infiltrasi kolagen, atau penanganan kalsium diubah

miokard. Prolonged filling times may limit cardiac output with increased heart rates.

Kali mengisi berkepanjangan dapat membatasi output jantung dengan denyut

jantung meningkat. Sementara fungsi diastolik diubah menyertai penuaan, gagal

jantung kongestif bukan merupakan konsekuensi normal dari kali berkepanjangan

dibutuhkan untuk relaksasi jantung atau mengisi diastolik.

Valvular Changes Katup Perubahan

Kalsifikasi degeneratif (yang mengarah ke sklerosis) dan myxomatous degenerasi

(yang dapat menyebabkan regurgitasi) mempengaruhi katup aorta dan mitral

dengan penuaan.. Perubahan ini dianggap "sekunder" untuk penuaan dan berbeda

dari perubahan primer karena penyakit jantung rematik atau kelainan katup bawaan.

Perubahan ini dapat berkembang untuk merusak fungsi katup, maka perubahan

dianggap patologis dan tidak lagi "penuaan normal".

Penyakit Kardiovaskular umum dan Manajemen Pasien Lama

Page 11: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Atrial Fibrillation Atrial Fibrilasi

Prevalensi fibrilasi atrium kronis meningkat dari <1 per 1000 orang pada 25-35 tahun

untuk sekitar 40 per 100 pada usia 80-90 (Framingham data, Baltimore Longitudinal

Study, Cardiovascular Health Study). Atrial fibrilasi kronis telah terbukti menjadi

faktor risiko penting untuk kecelakaan serebrovaskular (stroke) dan kontrol tingkat

dikaitkan dengan toleransi latihan yang lebih baik. Tujuan terapi pada pasien individu

dapat bervariasi dan termasuk kontrol tingkat, pencegahan stroke, atau restorasi

ritme sinus.

Rate control Tingkat kontrol

Pengendalian laju langsung atau jangka panjang dapat dicapai dengan penggunaan

digoksin, beta-blocker, antagonis kalsium (verapamil atau diltiazem), atau dalam

kasus-kasus refrakter amiodaron. Ada pengalaman kurang dengan penggunaan

agen baru III Kelas (ibutelide). Kecukupan pengendalian laju harus dinilai dengan

aktivitas - pasien lebih aktif cenderung memiliki kontrol yang memadai dengan

tingkat digoksin saja. Dosis obat harus disesuaikan untuk usia dan keadaan penyakit

dan salah satu harus ingat bahwa tingkat kontrol yang memadai mungkin hilang

selama penyakit akut seperti pneumonia, tetapi akan kembali dengan perawatan dari

penyakit akut.

Prevention of stroke Pencegahan stroke

Dengan risiko yang dapat diterima rasio manfaat dapat dicapai dengan antikoagulan

dengan Coumadin. Namun, terapi yang optimal untuk mencegah stroke untuk pasien

dengan atrial fibrilasi yang lebih tua belum ditemukan. Penulis ini nikmat

antikoagulan dengan coumadin ke USD target 2-2.5 dengan pemantauan ketat pada

pasien usia lanjut tanpa kontraindikasi untuk antikoagulasi, esppada pasien dengan

faktor risiko tambahan untuk stroke (hipertensi, penyakit pembuluh darah, sebelum

CVA). Aspirin alone is not a reasonable choice in the latter group. Aspirin saja bukan

pilihan yang wajar di kelompok kedua.

Restoration of sinus rhythm Pemulihan irama sinus

Harus dipertimbangkan pada pasien dengan fungsi jantung yang abnormal (esp.

dalam pengaturan stenosis aorta atau kardiomiopati hipertrofik), atrial fibrilasi yang

tidak panjang-berdiri, atau sulit untuk mengontrol. This goal is more frequently

sought in younger patients. Tujuan ini lebih sering dicari dalam pasien yang lebih

muda. Antikoagulasi harus dilembagakan sebelum kardioversi dan berlanjut selama

Page 12: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

periode risiko tertinggi untuk kekambuhan fibrilasi (3mo?). Analisis risiko

kekambuhan berdasarkan usia saja belum dilakukan.

Hipertensi

Sistolik  meningkat dengan penuaan pada pria dan wanita Amerika Utara.

Peningkatan tekanan sistolik dianggap karena penebalan dinding arteri yang

membuat kurang dpt dilembungkan dan kurang mampu buffer peningkatan tekanan

yang terjadi dengan ejeksi jantung. Perubahan ini mengakibatkan tekanan darah

sistolik tinggi dengan tekanan darah diastolik relatif tidak berubah Sebuah tubuh

besar data telah menunjukkan bahwa morbiditas kardiovaskular dan meningkatkan

mortalitas dengan peningkatan sistolik serta tekanan darah diastolik pada orang tua.

Selanjutnya, pengobatan hipertensi sistolik diastolik baik dan terisolasi telah terbukti

menurunkan angka kematian dan morbiditas baik pada pria tua dan wanita - ada

penurunan efek samping untuk setiap derajat penurunan tekanan darah ke kisaran

normal. Tujuan pengobatan sekarang sama untuk pasien yang lebih tua karena

mereka adalah untuk pasien yang lebih muda --- tekanan darah sistolik <140 mmHg

dan tekanan diastolik <90 mmHg.

Pengobatan dimulai dengan diet (pengurangan berat badan jika gemuk;

natrium rendah untuk semua, dan <1 ons alkohol / hari) dan olahraga. Jangka

panjang manfaat terapi antihipertensi pada orang tua telah menunjukkan untuk

diuretik thiazide (chlorthalidone 12,5-25 mg / hari, hidroklorotiazid 25 mg / hari) saja

atau dalam kombinasi dengan beta-blocker (atenolol 50 mg / hari, metoprolol 50

mg / hari). Thiazide diuretik dan / atau beta blockers direkomendasikan sebagai

terapi lini pertama farmakologis untuk pasien yang lebih tua dengan hipertensi (dan

tidak ada penyakit lain) karena manfaat panjang umur menunjukkan dan biaya lebih

rendah. Alpha-metil-dopamin dan reserpin juga telah menunjukkan manfaat

kematian tetapi kurang banyak digunakan sekunder untuk efek samping. Calcium

channel blockers, angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, alfa-blocker, dan II

angiotensinogen inhibitor sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah pada

pasien yang lebih tua dan mungkin memiliki keunggulan pada pasien hipertensi

dengan beberapa penyakit (yaitu, calcium channel blockers untuk penyakit arteri

koroner , penyakit serebrovaskular, diabetes, penyakit paru obstruktif kronik,

diabetes dengan penyakit ginjal; ACE inhibitor untuk gagal jantung kongestif,

diabetes dengan gagal ginjal, dll; alpha blocker untuk penyakit prostat). Similarly,

Page 13: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

beta-blockers have an advantage in the post-myocardial infarction patient. Demikian

pula, beta-blocker memiliki keuntungan pada pasien infark miokard pasca-. Tidak

ada efek buruk pada kualitas hidup atau suasana hati telah dibuktikan dengan

penggunaan beta-blocker pada orang tua dalam uji klinis acak. All drug dosages

should be adjusted for age and disease-related changes. Semua dosis obat harus

disesuaikan dengan usia dan penyakit terkait perubahan.

Coronary Artery Disease Penyakit Arteri Koroner

Telah lama diakui bahwa prevalensi penyakit arteri koroner meningkat dengan

bertambahnya usia dan bahwa penyakit multi-kapal pada pasien tua dengan

penyakit arteri koroner lebih umum. Peningkatan berkaitan dengan usia pada

penyakit arteri koroner terjadi pada wanita maupun laki-laki tapi mulai pada usia

lanjut pada wanita. Faktor risiko yang sama yang memprediksi aterosklerosis pada

orang dewasa muda (lipid kelainan, merokok, hipertensi, diabetes) adalah prediktif

pada orang tua juga. Modifikasi faktor risiko ini efektif dalam mengurangi risiko

aterosklerosis pada pasien yang lebih tua. Oleh karena itu, strategi pencegahan

untuk pasien yang lebih tua termasuk berhenti merokok, mengontrol tekanan darah,

kontrol kelainan lipid, dan pengobatan diabetes.

Pendekatan untuk diagnosis pada orang tua adalah mirip dengan yang di

pasien muda. Sejarah mungkin agak lebih sulit untuk menafsirkan karena olahraga

mungkin dibatasi oleh faktor lain (arthritis, penyakit paru, dll) dan ketidaknyamanan

dada atipikal mungkin karena prevalensi diabetes (10% dari orang tua) dan dominan

lebih besar perempuan dalam populasi yang lebih tua. Kriteria EKG untuk diagnosis

penyakit arteri koroner juga tidak dapat diandalkan pada wanita dari segala usia

seperti pada pria. Nuklir pencitraan (biasanya thallium) dengan atau tanpa stres

farmakologis sering digunakan untuk mengatasi batas-batas interpretasi EKG, tapi

sekali lagi tidak sebagus pada wanita dengan pria (diperkirakan positif palsu 20%).

Karena prevalensi penyakit arteri koroner adalah tinggi pada orang tua, tujuan tes

diagnostik mungkin untuk menghitung jumlah iskemia daripada untuk mendiagnosa

kehadirannya dan pencitraan perfusi memungkinkan lokalisasi, kuantifikasi, dan

diferensiasi antara miokardium infark dan iskemik. Farmakologis stress testing

dikombinasikan dengan ekokardiografi juga mungkin memiliki beberapa keuntungan

pada pasien yang lebih tua karena dapat memberikan penilaian fungsi katup, fungsi

ventrikel kiri, dan adanya dan luasnya kelainan gerakan dinding menunjukkan

Page 14: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

iskemia atau infark. Angiography adalah nilai untuk penilaian baik dan sebagai awal

untuk intervensi. Komplikasi sedikit lebih besar terlihat pada pasien yang lebih tua

dibandingkan pasien yang lebih muda (perdarahan lokal, stroke) tetapi tetap rendah.

Ini harus diakui, tetapi seharusnya tidak menghalangi prosedur.

Pengobatan pertimbangan untuk penyakit arteri koroner pada pasien yang lebih tua

tidak berbeda dari pada pasien muda dengan penyakit arteri koroner dengan

pengecualian pasien diabetes usia lanjut dengan penyakit arteri koroner (lihat di

bawah). Pilihan-pilihan terapi termasuk obat-obatan (nitrat, beta-blocker, bloker

kalsium), rejimen penurun lipid (efektif pada pasien yang lebih tua serta muda) dan

prosedur revaskularisasi. Perhatikan bahwa tingkat jantung istirahat tidak boleh

digunakan sebagai indikasi blokade beta atau sebagai kontraindikasi blokade beta.

Prosedur revaskularisasi (angioplasti atau pembedahan) dapat manfaat besar dari

terapi farmakologis pada pasien dengan penyakit multivessel dan penurunan fungsi

ventrikel kiri. Komplikasi tarif untuk angioplasti dan operasi sedikit lebih tinggi pada

pasien yang lebih tua tetapi masih relatif rendah. Telah dicatat bahwa perempuan

lebih sedikit dibandingkan laki-laki telah diperlakukan dengan angioplasti atau

operasi dan bahwa perempuan menjalani prosedur seperti memiliki penyakit lebih

maju. Temuan ini bisa mewakili presentasi atipikal atau kegagalan dari komunitas

medis untuk mengakui prevalensi penyakit arteri koroner pada wanita yang lebih tua.

Isu lain saat ini adalah penurunan fungsi kognitif mungkin dalam pada pasien yang

lebih tua menjalani prosedur bypass arteri koroner korupsi.

Myocardial infarction Infark miokard

Pasien lebih tua dengan infark miokard juga manfaat dari terapi yang sama seperti

pasien yang lebih muda dan usia> 75 saja seharusnya tidak menjadi kontraindikasi

untuk terapi trombolitik. ACE inhibitors juga bermanfaat kemungkinan jika diberikan

dalam dosis lebih rendah dan tidak selama periode MI langsung akut. Namun, tujuan

dari periode pasca-MI mungkin berbeda untuk pasien yang lebih tua vs pasien yang

lebih muda. Semua proses fisiologis yang berhubungan dengan penyembuhan dan

stres tampaknya dilemahkan dengan penuaan, jadi waktunya untuk tes diagnostik

setelah kejadian akut mungkin perlu sedikit kemudian pada pasien yang lebih tua.

Selain itu, kemungkinan pasca-MI iskemia lebih besar pada pasien yang lebih tua

karena insiden yang lebih tinggi dari penyakit multivessel. Tidak ada studi pasien

yang lebih tua sebagian besar telah dilakukan untuk mengidentifikasi strategi pasca-

Page 15: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

MI terbaik untuk stratifikasi risiko lebih lanjut dan untuk panduan dalam pengambilan

keputusan klinis tentang medis vs strategi revaskularisasiTerapi karenanya harus

individual dan tidak tepat untuk mempertimbangkan pasien yang lebih tua, esp. in

the presence of multiple diseases, as a "routine" post-MI pathway patient. dengan

adanya beberapa penyakit, sebagai "rutin" pasca-MI pasien jalur.

Congestive Heart Failure Gagal Jantung kongestif

Systolic Sistolik

Terapi gagal jantung kongestif akibat disfungsi sistolik tidak berbeda pada pasien

yang lebih tua. Andalan dari terapi digoxin, diuretik, dan esp. angiotensin converting

enzyme inhibitor drugs. obat angiotensin converting enzyme inhibitor. Fungsi ginjal

dan potasium mungkin perlu dipantau lebih dekat pada pasien lebih tua karena

administrasi bersamaan mungkin atau mengkonsumsi obat anti-inflamasi nonsteroid

(insidensi tinggi arthritis pada populasi yang lebih tua) dan efek aditif dari OAINS

untuk menurunkan perfusi ginjal dan ekskresi kalium. Peran beta blockers dalam

pengelolaan pasien dengan gagal jantung kongestif hanya muncul dan tidak ada

data mengenai pasien yang lebih tua.

Diastolic Diastolik

Gagal jantung kongestif dengan fungsi ventrikel kiri sistolik diawetkan disebut "gagal

jantung diastolik" dan lebih umum pada populasi yang lebih tua, mungkin account

untuk satu setengah dari populasi yang lebih tua dengan gagal jantung kongestif,

dan mungkin lebih umum pada wanita dibandingkan pria. Prognosis pasien dengan

CHF karena disfungsi diastolik kurang menyenangkan daripada pada pasien dengan

disfungsi sistolik belum morbiditas dapat tinggi dengan kegagalan pengobatan

sering dan readmissions rumah sakit. Tidak ada studi jangka panjang dari terapi

obat untuk gagal jantung diastolik kongestif telah dilakukan. Obat yang selektif

mempengaruhi mengisi diastolik dan relaksasi (antagonis saluran kalsium atau beta-

adrenergik bloker) dapat mengubah parameter ini setelah jangka pendek

administrasi dan mungkin memberikan terapi tertentu. Namun, salah satu temuan

lebih mengejutkan dari uji coba baru-baru ini kejadian yang lebih rendah dari rawat

inap berulang dan kematian pada pasien dengan gagal jantung kongestif yang

menerima digoxin (vs plasebo) dalam kombinasi dengan diuretik dan ACE inhibitor.

Hal ini berlaku untuk pasien CHF dengan baik penurunan dan fungsi sistolik

diawetkan. Dengan demikian, pengelolaan yang optimal pasien yang lebih tua

Page 16: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

dengan gagal jantung kongestif diastolik berkembang Pengendalian hipertensi,

iskemia miokard pencegahan, pengobatan gejala gagal jantung kongestif, dan

pemeliharaan irama sinus normal memiliki menerima penekanan. Tampak bahwa

digoksin dan diuretik memang memainkan peran dan bahwa beta blockers dan /

atau kalsium blocker juga mungkin memainkan peran. Pengobatan eksaserbasi akut

gagal jantung kongestif atau edema paru dalam pengaturan gagal jantung diastolik

berfokus pada diuretik dan, jika diperlukan, inotropik positif pada basis jangka

pendek. Peran ACE inhibitor tidak jelas kecuali digunakan untuk pengobatan

hipertensi atau mencoba regresi hipertrofi.

Multidisciplinary team approach Multidisiplin pendekatan tim

Konsep pendekatan tim untuk perawatan pasien dengan gagal jantung kongestif

adalah cepat memperoleh nikmat. Komposisi Tim bervariasi tetapi biasanya terdiri

dari dokter dan perawat dan profesional kesehatan lainnya (ahli diet, pekerja sosial,

terapis fisik, atau teknisi olahraga) yang fokus tidak hanya pada obat resep, tetapi

pasien dan pendidikan keluarga makanan, dekat tindak lanjut dari berat badan dan

gejala pasien di rumah (telepon atau perawatan rumah), dengan tujuan

meningkatkan CHF dan mencegah rawat inapDalam uji coba yang baru selesai dari

pasien yang lebih tua dengan gagal jantung kongestif, tim perawatan pasien rawat

inap lebih sedikit itu, meningkatkan persepsi kualitas hidup, dan biaya medis yang

lebih rendah sampai satu tahun setelah pengacakan, dibandingkan dengan

kelompok perawatan konvensional. Data ini menunjukkan bahwa pendekatan tim

multidisiplin geriatri bermanfaat untuk penyakit jantung pada pasien yang lebih tua.

Valvular Diseases Penyakit katup

Aortic Stenosis Stenosis aorta

Frekuensi meningkat stenosis aorta dengan usia dan itu adalah lesi katup yang

paling klinis yang signifikan pada orang tua. Kalsifikasi degeneratif progresif saat ini

penyebab paling umum, sebagai lawan penyakit rematik. Kalsifikasi terjadi

sepanjang tepi selebaran katup (vs fusi commisural pada demam rematik) dan

dengan demikian tidak mempengaruhi katup membuka atau menutup pada tahap

awal tetapi akan menghasilkan gumaman. Karena arteri perifer menegang pada

pasien yang lebih tua, denyut nadi karotis mungkin merasa normal untuk palpasi

bahkan di hadapan stenosis aorta signifikan. Temuan fisik lainnya yang

berhubungan dengan stenosis aorta kritis akibat penyakit jantung rematik sering

Page 17: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

absen dengan stenosis aorta kalsifikasi (menurun S1 dan S2). Intensitas murmur

tidak berkorelasi dengan keparahan stenosisPengembangan menjadi stenosis aorta

kritis sering bertahap tapi tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, tes diagnostik

sangat penting untuk diagnosis atau evaluasi pasien lansia gejala dengan murmur

sistolik aorta. Untungnya, echocardiographic noninvasif dan pengujian Doppler

sekarang dapat secara akurat menilai keparahan obstruksi serta menentukan katup

aorta. Sekitar 20% dari pasien usia lanjut dengan penyakit aorta memiliki etiologi

rematik - pasien ini biasanya memiliki penyakit katup mitral dan harus menerima

profilaksis antibiotik sebelum semua prosedur invasif termasuk prosedur gigi. Satu-

satunya pengobatan yang efektif untuk stenosis aorta kritis bedah. Penggantian

katup aorta, bahkan pada pasien yang lebih tua, meningkatkan kelangsungan hidup

dan kualitas hidup. Pengalaman dengan balon valvuloplasty aorta menunjukkan

bahwa re-stenosis sering terjadi dalam beberapa bulan dan dengan demikian telah

ditinggalkan sebagian besar.

Aortic Regurgitation Regurgitasi aorta

Penyebab paling umum dari regurgitasi aorta pada orang tua adalah root dilatasi

aorta sekunder untuk kenaikan usia terkait dalam tekanan darah dan resistensi

perifer meningkat Dengan munculnya echocardiography luas, derajat ringan

regurgitasi aorta yang didiagnosis sering dan biasanya tidak signifikansi klinis.

Regurgitasi aorta karena penyakit katup rematik atau berhubungan dengan penyakit

katup bikuspid lebih mungkin untuk maju ke penyakit klinis yang signifikan. Ketika

regurgitasi aorta yang signifikan hadir, terapi ditujukan untuk mengurangi afterload

dan bantuan gejala klinis dengan pemantauan untuk intervensi bedah definitif

sebelum kegagalan ventrikel kiri.

Mitral valve disease Penyakit katup mitral

Regurgitasi mitral account untuk 2 / 3 dari penyakit katup mitral pada orang tua.

Etiologi termasuk penyakit rematik (biasanya bersamaan dengan penyakit aorta),

disfungsi otot papilaris akibat iskemia atau infark, kalsifikasi dari anulus mitral (lebih

umum pada wanita dibandingkan pria), dan degenerasi myxomatous menyebabkan

prolaps katup mitral. Manajemen medis berpusat pada pemeliharaan irama sinus,

atau mengendalikan fibrilasi atrium, afterload pengurangan dan pencegahan infeksi

dengan menggunakan regimen antibiotik profilaksis sebelum semua prosedur invasif

(termasuk gigi). Subset dari pasien dengan regurgitasi mitral yang signifikan dan

mitral valve prolapse mungkin memiliki peningkatan risiko untuk stroke dan harus

Page 18: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

dipertimbangkan untuk antikoagulasi. Sebagai penyakit berlangsung, melebarkan

ventrikel dan hipertensi pulmonal mengembangkan dan perawatan medis tidak lagi

efektif. Intervensi bedah memiliki hasil terbaik sebelum perkembangan disfungsi

ventrikel atau dilatasi ditandai. Hasil operasi untuk tanggal kembali menunjukkan

arah tekanan yang normal dan ukuran ventrikel, namun perbaikan tidak ditandai

sebagai yang terlihat setelah penggantian katup aorta. Oleh karena itu, waktu yang

optimal bedah belum diidentifikasi namun morbiditas dan mortalitas yang tinggi

sekali terjadi kegagalan ventrikel kiri. Bedah perbaikan sebagai lawan pengganti

saat ini sedang digunakan dan dievaluasi untuk pasien dengan regurgitasi dan

noncalcified, katup nonstenotic. Hal ini dapat menghalangi kebutuhan untuk

antikoagulasi dengan katup mekanik, yang berpotensi dapat keuntungan klinis pada

pasien yang lebih tua sejak penggantian katup mitral bedah (apakah itu adalah katup

tisu atau mekanik) memerlukan antikoagulan seumur hidup intensitas tinggi.

Pengelolaan stenosis mitral kurang umum pada orang tua juga menargetkan

mengendalikan denyut jantung dan gejala (digoksin dan diuretik), antikoagulan untuk

mencegah emboli, dan antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi. Valvuloplasty is

seldom of long- Valvuloplasty jarang panjang- 

term benefit. manfaat jangka.

Summary Ringkasan

Hal ini penting untuk membedakan manifestasi jantung penuaan normal yang tidak

membutuhkan manajemen medis dari penyakit jantung pada pasien yang lebih tua.

Sebuah alasan untuk pemanfaatan yang lebih besar teknik diagnostik dapat

dilakukan pada pasien yang lebih tua yang mungkin hadir dengan gejala atipikal,

beberapa masalah medis pembaur, dan usia-berkaitan dengan perubahan dalam

temuan fisik dari beberapa penyakit jantung. Pengelolaan penyakit jantung yang

paling pada pasien yang lebih tua adalah serupa dengan pasien yang lebih muda,

dengan pengakuan penting dari kebutuhan untuk mengurangi dosis obat-obatan dan

menyadari peningkatan risiko efek samping atau interaksi obat. Umur seharusnya

tidak menjadi kontraindikasi untuk prosedur invasif atau prosedur bedah atau terapi

trombolitik, sejak kapan yang dipilih dengan baik, mereka mendapatkan keuntungan

pasien yang lebih tua ke tingkat yang sama atau lebih besar sebagai pasien yang

lebih muda. Untuk beberapa penyakit yang unik untuk penuaan (misalnya, gagal

jantung diastolik atau fibrilasi atrium), strategi terapi yang optimal masih

berkembang.

Page 19: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Anestesi pengelolaan pasien lansia

Tua dan umum komplikasi karakteristik fisiologis

1.1 Sistem saraf pusat perubahan degeneratif sebagian besar orang tua dari sistem saraf pusat.

Atrofi dari korteks serebral dilakukan, mengurangi jumlah reseptor, neuron terus kerugian

materi, transmisi sinaptik lambat, laju sintesis neurotransmiter dan mengurangi Oleh karena itu,

konduksi saraf penurunan fungsi sistem. Jadi peran orang tua dalam sistem saraf pusat lebih sensitif

terhadap obat tersebut usia tua mengurangi rangsangan saraf otonom, penurunan reaktivitas dari

katekolamin dan-adrenergik blokade bersemangat, yang mengarah ke stres sistem kardiovaskular

responsif rentan terhadap hipotensi berat.

1,2 pernapasan yang lebih besar berdampak pada sistem pernapasan.

Sebagai dinding dada dan paru-paru kehilangan jaringan elastis, rentan terhadap cacat

ventilasi obstruktif, dan mukosa bronkus penyempitan lumen mudah mengakibatkan fibrosis cacat

obstruktif ventilasi, mengurangi jumlah alveoli, mengurangi kapasitas paru-paru, proporsi ventilasi

penurunan aliran darah, fungsi paru-paru dan penurunan pertukaran gas cadangan, yang cenderung

menyebabkan hipoksemia terkait usia. usia akumulasi oksigen dan karbon dioksida untuk

meningkatkan peran respons ventilasi untuk berkurang, menyebabkan peningkatan komplikasi paru,

termasuk bronkitis kronis, asma bronkial, edema paru, atelektasis, dll, sehingga mudah menyebabkan

kegagalan pernapasan atau komplikasi pernapasan pascaoperasi.

1.2 Orang tua respon sistem kardiovaskular

untuk memperlambat dia Seni dari maksimum dia Seni dan kontraksi miokard tingkat dan

relaksasi waktu yang lama, sehingga cadangan jantung berkurang, penurunan kontraktilitas miokard,

mengurangi cardiac output, sistem kardiovaskuler, kapasitas berkurang untuk respon stres, yang

menyebabkan peningkatan insiden aritmia. resistensi pembuluh darah perifer untuk meningkatkan

arteriosclerotic orang tua, sering dikaitkan dengan hipertensi, penyakit arteri koroner dan penyakit

lainnya. meskipun kadang-kadang secara signifikan telah gangguan fungsi jantung, tetapi dalam

keadaan hemodinamik tenang dapat tetap relatif stabil.

1.4 Perubahan dalam perubahan hati degeneratif di hati tua.

Volume hati berkurang, mengurangi jumlah sel-sel hati, hati pengurangan aliran darah,

aktivitas enzim menurun tingkat clearance menurun, sehingga berbagai biotransformasi obat

narkotika dan tingkat clearance melambat. Hati sintesis faktor koagulasi dapat meningkatkan bidang

operasi untuk mengurangi perdarahan. karena mengurangi kemampuan untuk mensintesis protein

dan mengikat protein obat turun, sehingga obat lebih ke dalam bentuk sistem pusat saraf bebas.

1,5 pengurangan perubahan dalam ginjal atrofi ginjal lansia,

Page 20: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Unit ginjal dalam jumlah glomerulus menurun aliran darah 1 / 2 sampai 1 / 3, ginjal,

pengerasan arteri dengan mengurangi laju filtrasi glomerulus dan menurunnya kemampuan

konsentrasi urin, itu adalah melalui ekskresi ginjal obat berkepanjangan.. orang tua dan pelepasan

ginjal menurunkan kemampuan eritropoietin, mungkin ada beberapa derajat anemia.

1,6 perubahan dalam sistem endokrin

Berdampingan dengan mudah gangguan toleransi glukosa pada pasien tua dengan diabetes,

tidak banyak yang sesuai perioperatif intravena cairan manis. Orang muda berusia pasien dengan

kurang dari cairan total tubuh, sering memiliki beberapa derajat dehidrasi, elektrolit atau rentan

terhadap air asam-basa gangguan keseimbangan.

2.  anestesi bedah tua

2,1 Prapengobatan tua mengurangi fungsi fisiologis sistemik,

Komplikasi meningkat, sehingga mengurangi toleransi dari anestesi. Oleh karena itu, pasien

sebelum operasi untuk melakukan penilaian yang komprehensif dari kondisi fisiologis dan patologis,

perhatian pada pengobatan komplikasi sistemik, Pengendalian hipertensi dan aritmia jantung,

meningkatkan fungsi pernafasan, mengatur air dan keseimbangan elektrolit dan asam-

basa, anestesi dan intraoperatif manajemen untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan. Morfin

tua, petidin dan toleransi analgesik narkotika dikurangi sirkulasi lainnya rentan terhadap depresi

pernafasan atau bahkan menghambat produksi hipotensi, sedangkan barbiturat dan kelas

benzodiazepine obat penenang-hipnotik peningkatan produksi depresi pernafasan reaktif, sehingga

dosis harus dikurangi.

2.2 infiltrasi lokal lokal, anestesi regional anestesi dan anestesi saraf blok

Pada efek fisiologis tubuh yang kecil, pasien tidak akan memiliki disfungsi sistem saraf pusat.

Awal dari tempat tidur juga membantu untuk mencegah deep vein thrombosis dan komplikasi paru.

Tapi lama harus mengurangi dosis dan interval dosis berulang kali diperpanjang. Anestesi untuk

menjamin kepuasan, seperti nyeri dapat menyebabkan stres lengkap meningkatkan tekanan darah,

takikardi, dll, mungkin cocok Aplikasi dari analgesik, obat penenang untuk membuat.

2,3 blok subaraknoid (anestesi spinal) sumsum tulang belakang

Usia dan degenerasi saraf perifer, penurunan jumlah neuron, mengurangi sekresi cairan

serebrospinal dan anestesi lokal dalam penyerapan subaraknoid lambat, mudah menyebar, sehingga

orang tua dari onset cepat tulang belakang , tersebar luas, blok berkepanjangan, sehingga hanya

sejumlah kecil dari blok anestesi lokal untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Karena pasien

lanjut usia mungkin yang mendasari penyakit jantung, harus memperkuat pengawasan anestesi dan

memantau perubahan hemodinamik.

Smoking Cessation Penghentian Merokok

Page 21: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Merokok tembakau memiliki efek merusak pada sistem kardiovaskular, mewujudkan

sebagai peningkatan kejadian infark miokard (MI), stroke, dan kematian. Merokok

mempengaruhi keseimbangan neurohormonal (meningkatkan kadar katekolamin),

profil metabolik (menurunkan high-density lipoprotein [HDL] kadar kolesterol), nada

vasomotor (vasodilatasi arteri merusak), dan sistem hemostatik (meningkatkan

kecenderungan penggumpalan). Berhenti merokok mengurangi morbiditas secara

keseluruhan dan tingkat kematian pada pasien MI dan pasca-bypass arteri koroner

pasien operasi cangkok, termasuk yang lebih tua dari 70 tahun. Manfaat relatif pada

pasien usia lanjut sebanding dengan bahwa pada pasien yang lebih muda. Satu

tinjauan  menemukan penurunan 36 persen secara keseluruhan kematian dengan

berhenti merokok pada pasien dengan PJK, pengurangan ini lebih besar daripada

yang dihasilkan dari banyak terapi pencegahan sekunder lainnya, termasuk aspirin,

beta blockers, dan angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Intervensi

menganjurkan untuk mempromosikan berhenti merokok meliputi konseling dokter,

kelompok dukungan, penggantian nikotin, dan terapi farmakologis lainnya.

Dyslipidemia Dislipidemia

Ujian khusus dirancang untuk mendefinisikan peran terapi seperti pada pasien yang

lebih tua yang terbatas, dan rekomendasi saat ini terutama berasal dari subanalyses

data yang tersedia. Dalam analisis post-hoc  dari Studi Simvastatin Survival

Skandinavia, pengurangan risiko relatif kejadian koroner mayor seperti PJK dan

rawat inap adalah serupa pada pasien yang lebih muda dari 65 tahun secara acak

simvastatin dan pada pasien yang diobati 65 tahun dan lebih tua. Karena tingkat

kematian lebih tinggi pada populasi lanjut usia, pengurangan risiko absolut untuk

semua penyebab dan PJK kematian terkait pada pasien yang diobati adalah dua kali

lebih besar pada pasien yang lebih tua. Temuan ini lebih lanjut didukung oleh

percobaan berulang Kolesterol Dan Acara dan Proyek Pooling Calon Pravastatin.

Data terbaru dari studi Calon Pravastatin di Lansia at Risk (SEJAHTERA), yang

dievaluasi dampak pravastatin pada morbiditas dan mortalitas vaskuler pada pasien

risiko tinggi 70 tahun dan lebih tua, menunjukkan persisten manfaat statin pada

pasien, dengan penurunan yang signifikan dalam tingkat PJK kematian terkait dan

MI nonfatal. Penggunaan statin di SEJAHTERA tidak memiliki dampak yang

signifikan terhadap risiko stroke dan dikaitkan dengan peningkatan insiden kanker.

Nilai penggunaan statin pada pasien lanjut usia dengan PJK, penyakit pembuluh

darah lainnya, atau diabetes ini lebih jauh didukung oleh analisis subkelompok Hati

Page 22: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Studi Perlindungan. Tingkat Simvastatin signifikan mengurangi semua penyebab

kematian, kematian koroner, dan MI nonfatal pada pasien yang lebih tua dari 70

tahun, termasuk pasien dengan low-density lipoprotein kadar (LDL) kolesterol

kurang dari 116 mg per dL (3,00 mmol per L) . Menguntungkan terjadi pada pria dan

wanita, dan pada orang dengan dan tanpa diabetes. 23 Sebuah percobaan yang

sedang berlangsung khusus merekrut pasien lanjut usia (fluvastatin Penilaian

Morbiditas / Mortalitas di Lansia) harus menyediakan data tambahan tentang

populasi ini.

Tujuan untuk terapi, seperti diuraikan dalam Program Pendidikan Kolesterol

Nasional (NCEP) This might be particularly detrimental in patients on chronic statin

therapy whose medication is discontinued in the setting of an acute coronary event.

Meskipun rekomendasi ini, kepatuhan terhadap terapi statin telah kurang

memuaskan pada pasien usia lanjut, dengan tingkat penghentian yang signifikan

sedini enam bulan setelah mulai terapi. Ini mungkin akan sangat merugikan pada

pasien terapi statin yang kronis obat dihentikan dalam pengaturan suatu peristiwa

koroner akut.

Hipertensi

Hipertensi merupakan faktor risiko umum untuk gagal jantung dan penyakit ginjal

kronis, dan hadir di lebih dari dua pertiga dari pasien yang lebih tua dari 65 tahun.

Sasaran menurunkan tekanan darah yang sama untuk pasien dari segala usia:

kurang dari 140/90 mmHg, kecuali pada pasien dengan diabetes tipe 2, penyakit

ginjal kronis, atau gagal jantung, dimana tingkat kurang dari 130/80 mmHg

dianjurkan. Orang-orang tua lebih mungkin dibandingkan pasien yang lebih muda

memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol. Hipertensi sistolik terisolasi (misalnya,

tekanan darah sistolik 140 mm Hg atau lebih tinggi dengan tekanan darah diastolik

kurang dari 90 mm Hg) adalah bentuk paling umum dari hipertensi pada orang tua,

dan tekanan nadi yang lebar (yaitu, 50 mm Hg atau lebih tinggi ) pada populasi ini

mungkin penanda risiko kardiovaskular yang lebih baik dari tekanan darah diastolik

rata-rata atau. Manfaat dari terapi antihipertensi pada pasien 60 sampai 80 tahun

usia bermanifestasi sebagai penurunan tingkat semua penyebab kematian, stroke,

dan jantung kegagalan, dengan dampak lebih kecil pada peristiwa koroner. Agen

antihipertensi baru seperti inhibitor ACE dan calcium channel blockers telah terbukti

efektif sebagai terapi konvensional lebih (misalnya, diuretik, beta bloker) dalam

mengendalikan tekanan darah dan meningkatkan klinis hasil. Untuk pasien 80 tahun

Page 23: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

atau lebih, pedoman untuk memulai terapi antihipertensi tidak didefinisikan dengan

baik. Sebuah studi internasional besar, Hipertensi pada Lansia Trial Sangat, dapat

memberikan panduan mengenai profil risiko-manfaat terapi antihipertensi pada

pasien 80 tahun dan lebih tua.

Diabetes

Diabetes adalah prediktor kuat kejadian iskemik berulang pada pasien dengan PJK

diketahui. Prevalensi meningkat, sebagian sebagai akibat dari indeks massa tubuh

rata-rata meningkat dari penduduk AS. Pada pasien lanjut usia, gaya hidup

modifikasi menyebabkan hilangnya lemak tubuh memiliki dampak positif yang cukup

besar pada metabolisme insulin dan glukosa. Latihan meningkatkan resistensi

insulin dan kontrol glukosa pada orang tua yang sehat.

Obesity Kegemukan

Peran obesitas sebagai faktor risiko untuk PJK mungkin dimediasi melalui kerjasama

dengan resistensi insulin, hipertensi, dan hiperlipidemia. Tidak hanya kandungan

lemak, namun distribusi lemak, tampaknya mendikte kekacauan metabolik pada

pasien obesitas dengan sindrom metabolik, umumnya mempengaruhi pasien

dengan obesitas trunkal androgenik. Salah satu penelitian  pasien obesitas dengan

PJK (usia rata-rata, 60 tahun) menunjukkan bahwa berarti kehilangan berat 11 kg

(24 lb, 3 oz) pada pasien dengan diet AHA step 1 dikaitkan dengan penurunan 10

persen dalam total dan kadar kolesterol LDL, penurunan 24 persen kadar trigliserida,

dan peningkatan 8 persen dalam HDL kadar kolesterol. Menunjukkan bahwa

modifikasi gaya hidup (yaitu, intervensi diet dan olahraga) yang bertujuan untuk

mencegah kenaikan berat badan pada kelompok perempuan perimenopause

dikaitkan dengan menumpulkan dari peningkatan kolesterol LDL dan trigliserida, dan

pencegahan penurunan kolesterol HDL tingkat yang diamati pada kelompok kontrol

selama 54 bulan masa tindak lanjut. Sebuah publikasi yang lebih baru  oleh peneliti

yang sama lebih lanjut menunjukkan perlambatan perkembangan menopause yang

berhubungan dengan aterosklerosis, yang diukur dengan ketebalan karotid

intimamedia arteri, pada wanita secara acak untuk program diet dan olahraga bila

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Pendekatan pengurangan berat badan dianjurkan untuk tidak didefinisikan dengan

baik karena kurangnya data tentang dampak olahraga dan diet pada obesitas pada

orang tua. Literatur yang tersedia menunjukkan peran kecil untuk olahraga saja. Hal

ini mungkin disebabkan oleh rendahnya tingkat aktivitas fisik yang dicapai oleh

Page 24: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

pasien yang lebih tua dengan PJK. Sangat disarankan untuk merekomendasikan

periode lebih sering dan lebih lama berjalan sebagai tambahan untuk terapi diet

pada pasien usia lanjut obesitas dengan PJK.

Psychosocial Interventions Intervensi Psikososial

Dampak bahwa mengatasi kebutuhan psikososial pasien tua mungkin memiliki pada

pencegahan sekunder PJK belum didefinisikan dengan baik. Rekomendasi sebagian

besar berasal dari studi pada pasien muda dengan populasi PJK dan tua dengan

penyakit noncardiac. Secara umum, status sosial ekonomi, suasana hati, dukungan

sosial, dan tingkat fungsi (termasuk aktivitas seksual) harus dinilai untuk intervensi

mungkin. Sebuah status sosial ekonomi rendah dikaitkan dengan peningkatan angka

kematian PJK, dan dampak negatif partisipasi dalam program rehabilitasi jantung.

Depresi dan isolasi sosial, yang dapat mempengaruhi pasien lanjut usia, sebagian

sebagai akibat dari kerugian pribadi dan keuangan telah dihubungkan dengan

peningkatan morbiditas dan mortalitas pada pasien yang lebih tua setelah MI.

Sebuah studi baru ini diterbitkan, Pemulihan di Penyakit Jantung Meningkatkan

Pasien Trial Acak Koroner, mengevaluasi efek terapi perilaku kognitif dalam

kombinasi dengan selective serotonin reuptake inhibitor untuk depresi antidepresan

dan intervensi untuk rendah dirasakan dukungan sosial pada morbiditas dan

mortalitas dari kohort besar pasien (usia rata-rata, 61 tahun) dengan MI terakhir.

Meskipun peningkatan dalam hasil psikososial pada enam bulan, intervensi yang

diusulkan tidak memiliki dampak yang signifikan pada titik akhir kematian atau MI

berulang di seluruh kelompok usia. Ini kurangnya manfaat yang signifikan bisa saja

dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pemilihan pasien dan jenis intervensi,

menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi peran

meningkatkan dukungan sosial dan mengurangi depresi pada pasien lanjut usia

dengan PJK. Baru-baru ini, evaluasi dampak dukungan sosial pada partisipasi dalam

program rehabilitasi jantung setelah operasi cangkok bypass arteri koroner gagal

menunjukkan korelasi yang kuat antara partisipasi dalam rehabilitasi dan dukungan

sosial.

Cardiac Rehabilitation Programs Program Rehabilitasi Jantung

Terstruktur layanan rehabilitasi jantung menawarkan pengaturan yang optimal,

menyediakan personel terlatih dalam pendidikan dan konseling. Resep latihan

individual, dengan intensitas menargetkan 75 persen dari denyut jantung maksimal

pasien pada pengujian latihan. Sebuah sesi yang khas dimulai dan diakhiri dengan

Page 25: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

10 menit peregangan dan pemanasan. Di antara, pasien melakukan 30 sampai 40

menit aktivitas aerobik terus menerus (misalnya, berjalan treadmill, sepeda

ergometri) dan latihan isometrik cahaya. Selama tahap kedua dari program, sesi

diawasi dijadwalkan tiga kali per minggu selama 12 minggu. Pasien didorong untuk

latihan di luar program. Secara historis, layanan rehabilitasi jantung telah kurang

dimanfaatkan, terutama oleh wanita tua. Partisipasi dalam program pencegahan

sekunder telah diperkirakan 20 persen dari pasien yang memenuhi syarat, bahkan

dengan lebih buruk jangka panjang tingkat kepatuhan. Sejumlah hambatan yang

telah diidentifikasi: terutama, kurangnya pengakuan dan rujukan oleh dokter dan

hambatan finansial dan logistik yang dirasakan oleh pasien atau nyata yang ingin

mendaftar. Kekuatan rekomendasi untuk partisipasi rehabilitasi oleh dokter merujuk

positif mempengaruhi kepatuhan.

BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

a.    Penyakit jantung pada lansia mempunyai penyebab yang multifaktorial yang saling

tumpang tindih. 

b.    Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu

berhubungan dengan satu faktor resiko atau lebih, di mana faktor-faktor resiko

tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. 

c.    PJK merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia.  Dengan

mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National Health

and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat data bahwa sekitar

27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas menderita PJK. 

Page 26: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

d.    Resiko seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu

dari empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas akibat MI adalah

tinggi. 

e.    Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh

sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktifitas yang disebabkan oleh

kelainan struktur atau fungsi jantung.

f.     Penyakit jantung koroner (PJK) bertanggung jawab untuk morbiditas dan mortalitas

yang signifikan pada pasien usia lanjut (yaitu, 65 tahun dan lebih tua),

menerjemahkan menjadi beban keuangan yang cukup besar pada sistem perawatan

kesehatan.

g.    Merokok tembakau memiliki efek merusak pada sistem kardiovaskular, mewujudkan

sebagai peningkatan kejadian infark miokard (MI), stroke, dan kematian.

h.    Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah

dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen

dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung

gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau

kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri

B.   Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Penulis sangat

mengharapkan bagi para pembaca. Agar dapat memberikan saran ,kritikan dan

masukan demi kelengkapan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Angela, et.al, 1996. Essentials of gerontological nursing, adaptation to the

aging process, JB Lipincott, comp.

Annete, GL. 1996. Gerontological nursing, Mosby year Book, St, Louis         Miss.

Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3        Jakarta: EGC,

1999

Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta,        EGC:

1997

Page 27: Perubahan Fungsi Kardiovaskuler Pada Lansia

Price, Sylvia, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi       4,

Jakarta: EGC, 1999

Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart,      Edisi

8, Jakarta, EGC, 2001