persaianganpraktikum ekologi pertanian
TRANSCRIPT
PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
PERSAINGAN INTRASPESIFIK DAN INTERSPESIFIK
JAJANG NURZAMAN05121407004
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling
berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar
tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan
yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di
temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam
yang nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan
cahaya matahari. Jika hal tersebut tidak diatur dengan baik , hasil tanaman akan ikut
terpengaruh. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi, baik
inter maupun intraspesies. Penelitian tentang jarak tanam menunjukkan bahwa
semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman tersebut dan secara nyata
akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan daun dan pertumbuhan
tanaman. Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk
pertumbuhan tanaman, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi
pada tanaman yang sejenis maupun berbedaspesies.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin
akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana
keduanya tidak hanya memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling
memperebutkan unsur hara, air dan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Hal ini
berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung.
Tumpang tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan
mempengaruhi pertumbuhan dan daya hidup keduanya. Oleh karena itulah percobaan
ini dilakukan sehingga dapat diketahui pengaruh kompetisi terhadap pertumbuhan
kacang hijau (Vigna radiata) dan jagung (Zea mays).
Kecepatan perkecambahan biji tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling)
merupakan suatu faktor yang menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu
untuk menghadapi dan menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu
tanaman berkecambah terlebih dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka
tanaman yang tumbuh lebih dahulu dapat menyebar lebih luas sehingga mampu
memperoleh cahaya matahari, air, dan unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan
dengan yang lain.
Persaingan tumbuhan dalam suatu spesies mampu di liat pada jarak antar
tumbuhan. di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan
yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari sepesies tunggal sangat jarang di
temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini mempengaruhi
pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Berbagai upaya memaksimalkan hasil tanaman budidaya upaya-upaya
tersebut dapat berupa penggunaan bibit unggul atau mengatur jarak tanam.
Pengaturan populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam yang
nantinya akan berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan zat hara, air, dan
cahaya matahari. Jarak tanam rapat akan mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi,
baik inter maupun intraspesies. Beberapa penelitian tentang jarak tanam
menunjukkan bahwa semakin rapat jarak tanam maka semakin tinggi tanaman
tersebut dan secara nyata akan berpengaruh terhadap jumlah cabang, luas permukaan
daun dan pertumbuhan tanaman.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengamati pengaruh kompetisi
intraspesifik dan interspesifik terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kacang
hijau.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Faktor-faktor lingkungan akan mempengaruhi fungsi fisiologis tanaman.
Respons tanaman sebagai akibat faktor lingkungan akan terlihat pada penampilan
tanaman. Tumbuhan menyesuaikan diri dengan lingkungannya, disini terlihat bahwa
tumbuhan saling mempengaruhi dengan lingkungannya. Begitu pula biasanya
vegetasi yang tumbuh disekitar ekosistem tersebut juga spesifik atau tertentu. Karena
hanya tumbuhan yang sesuai dan cocok saja yang dapat hidup berdampingan.
Tumbuhan pun mempunyai sifat menolak terhadap tumbuhan yang tidak disukainya,
yaitu dengan mengeluarkan zat kimia yang dapat bersifat bagi jenis tertentu. Sifat
tersebut dinamakan allelopati (Irwan,2007).
Hubungan atau Interaksi Sesama Tanaman dalam usaha mengkomposisikan
jenis-jenis tanaman misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa
hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula,
misalnya untuk perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang
dapat merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat
meracuni biji-biji tanaman yang ada disekitarnya (Irwan,2007). Ada beberapa faktor
yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu:
· Adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber
daya lainnya yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini
disebut juga alelospoli.
· Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut
disebut allelopati. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan
yang dap[at mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan
yang bertindak sebagai tuan rumah atau inang (Irwan,2007).
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan
bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing (Begon et
al .1990), sedangkan Molles (2002) kompettisi didefinisikan sebagai interaksi antar
individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi
dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang
sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang
tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif
terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya
alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono,2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila
(1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan
organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang
berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing
berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau
apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber
yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya
makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1990).
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas
ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang
sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar
merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , spesies yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
( competitive exclusion principles ) .Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua , yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble
atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara
bersama-sama sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau
contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan
kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak
terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia
(allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
Persaingan Dalam Komunitas dalam artian yang luas persaingan ditunjukan
pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama.
Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara individu yang
berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan
persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang
berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik.
Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi
pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap
organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas
jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat
hara, sinar matahari, dan lain – lain (Setiadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik
merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut
mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang
di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu
(Wirakusumah, 2003).
Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis.
Persaingan intraspesifik terdiri atas :
1. Persaingan aktivitas
2. Persaingan sumber daya alam
Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-
individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal sebagai berikut:
Perbedaan unsur hara
Perbedaan sebab – sebab kematian
Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun
Kepekaan terhadap faktor – faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu
yang berbeda.
Beberapa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik
dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu :
1. Jenis tanaman
Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk
pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki
system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam
memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan
laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan
air.
2. Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan
persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak
mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3. Penyebaran tanaman
Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau
melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai
kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan
rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat
dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air.
4. Waktu
Lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan
tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman.
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang
berbeda. Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin
akan terjadi suatu interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana
keduanya tidak hanya memeperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling
memperebutkan zat hara dan sinar matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti
terjadi tumpang tindih relung ekologi antara kacang hijau dan jagung. Tumpang
tindihnya relung ekologi antara kacang hijau dan Jagung akan mempengaruhi
pertumbuhan dan daya hidup keduanya.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Persaingan antara tanaman sejenis (Intraspesifik) dan
Persaingan antara tanaman berbeda jenis (Interspesifik) ini dilaksanakan di lahan
Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 23 April 2013 pada pukul 13.00 WIB sampai dengan
selesai.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipakai pada praktikum ini adalah 1). Polybag
10 kg yang berisi tanah, 2). Biji jagung, 3). Biji kacang hijau .
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu:
a. Beberapa pot plastik yang berisi tanaman disediakan secukupnya.
b. Biji jagung atau kacang hijau yang masih baik dipilih kemudian direndam
dalam air selama satu jam.
c. Biji-biji tersebut ditanam kedalam pot plastik yang berbeda dan diatur
sedemikian rupa sehingga dalam percobaan ini terdapat beberapa perlakuan
sebagai berikut :
- Pot no 1 ditanam dengan 1 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 2 ditanam dengan 2 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 3 ditanam dengan biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 4 ditanami dengan 6 biji jagung atau biji kacang hijau.
- Pot no 5 ditanami dengan 8 biji jagung atau biji kacang hijau.
Setiap perlakuan dilakukan dengan tiga ulangan.
d. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot yang ditanami jenis yang sama untuk
penyulaman apabila selama percobaan ada tanaman yang mati.
e. Penyiraman dilakukan setiap hari
f. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanamannya
g. Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamannya dibandingkan pada setiap jenis
tersebut.
h. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot. Besaran pada sumbu X
dinyatakan dalam waktu (minggu) dan pada sumbu Y dinyatakan dalam LPT
(laju pertumbuhan tanaman).
i. Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari tiap perlakuan dilakukan uji statis.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum persaingan tanaman intraspesifik
dan interspesifik ini adalah :
Hari/
tanggalPot
Nama
Tanaman
Tanaman
Hidup
Tinggi
Tanaman (cm)
Jumlah daun
(helai)
Selasa, 23
April 2013
I
II
III
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
3
5
3
3
2
1
2
3
4
2
15
14
16
15
15
13.5
13.5
18
17
14
2
3
2
3
2
3
2
3
2
3
Hari/ tanggal
PotNama
TanamanTanaman
HidupTinggi
Tanaman (cm)Jumlah daun
(helai)
Selasa, 30 April 2013
I
II
III
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
4
6
4
4
3
2
4
5
5
3
26
32
35
43.8
24
42
31
56
47
46.2
8
5
6
5
5
5
4
5
5
3
Hari/tanggal
PotNama
TanamanTanaman
HidupTinggi
Tanaman (cm)Jumlah
Daun (helai)
Selasa, 7 Mei 2013
I
II
III
IV
V
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
Jagung
Kacang hijau
4
5
4
4
3
2
4
5
5
3
37
56
38
47
32
56
37
60
52
54
8
6
6
6
6
6
9
6
8
6
B. Pembahasan
Hasil yang dapat kami simpulkan pada praktikum persaingan antara tanaman
sejenis dan yang tidak sejenis bahwa terdapat faktor- faktor lingkungan yang
mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan
diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida.
Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut
diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah,
kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies
tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan.
Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji
jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, jarak dan kepadatan yang
berbeda pada setiap polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai
dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan
untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang
sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran
pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai
tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan
jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal
kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan).
Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan
sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus
bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya. Selain itu,
penanaman biji dengan jumlah dan jarak yang berbeda di setiap plotnya bertujuan
untuk menentukan kemampuan suatu tumbuhan untuk tumbuh dan melihat
perbedaan pertumbuhan di masing-masing plot.
Pada umumnya kecepatan perkecambahan dan pertumbuhan suatu biji
tumbuhan merupakan faktor penentu untuk menghadapi dan menanggulangi
persaingan. Biji yang tumbuh terlebih dahulu akan menyebabkan tumbuhan tersebut
mencapai tinggi yang lebih besar, mendapatkan intensitas cahaya matahari, air dan
unsur hara tanah lebih besar tumbuhnya. Biji suatu tanaman dapat mengakhiri masa
dormansinya apabila terdapat faktor-faktor yang mengukung hal tersebut terjadi.
Beberapa hal yang berpengaruh terhadap pemutusan dormansi biji adalah struktur
biji itu sendiri, sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh adalah kadar air,
kelembaban tanah, suhu tanah, intensitas cahaya dan faktor fisik lainnya.
Enam faktor yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan biji-biji yang di tanam. Namun dalam praktikum ini yang lebih dilihat
adalah persaingan yang terjadi antara biji yang ditanam dalam 1 plot baik persaingan
intaraspesifik ataupun persaing interspesifiknya.Untuk menguji hipotesis dan
mengukur perbedaan antar perlakuan dengan menggunakan ulangan yang sama maka
digunakan metode analisis varians satu jalur atau ANOVA 1 jalur dengan sistem
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berikut adalah hasil dari perhitungan dengan
menggunakan metode tersebut.
Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas
ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang
sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar
merugikan.
Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi , species yang berdekatan
atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif
( competitive exclusion principles ) (Ewusie,1990). Kecepatan perkecambahan biji
tumbuhan dan pertumbuhan anakan (seedling) merupakan suatu faktor yang
menentukan kemampuan spesies tumbuhan tertentu untuk menghadapi dan
menaggulangi persaingan yang terjadi. Apabila suatu tanaman berkecambah terlebih
dahulu di banding suatu tanaman yang lain maka tanaman yang tumbuh lebih dahulu
dapat menyebar lebih luas sehingga mampu memperoleh cahaya matahari, air, dan
unsur hara tanah lebih banyak di bandingkan dengan yang lain (setiadi, 1989).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman jagung dan
kacang hijau maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pertumbuhan tanaman lebih jagung cepat daripada tanaman jagung maka jagung
adalah pemenang dalam kompetisi intraspesifik dan interspesifik.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persaingan intraspesifik dan interspesifik
adalah kepadatan atau jarak tanaman, luas lahan tanam, jenis tanaman, dan
waktu lamanya tanaman hidup.
3. Semakin rapat jarak suatu tanaman maka pertumbuhannya akan semakin
terhambat karena persaingan mendapatkan sumber daya atau unsur hara dari
tanah semakin ketat.
4. Cepat atau lambatnya perkecambahan pada tanaman juga berpengaruh terhadap
menangnya suatu tanaman dalam berkompetisi.
5. Terjadinya kompetisi antar tanaman dapat menyebabkan tanaman mati
6. Tanaman jagung bersaing intraspesifik dengan sesama tanaman jagung dan
bersaing interspesifik dengan tanaman kacang hijau.
B. Saran
Sebaiknya pemberitahuan alat dan bahan yang akan digunakan diberitahu
kepada praktikan jauh-jauh hari agar dapat dipersiapkan praktikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ewusie. 1990. Ekologi Tropika . ITB . Bandung.
Kastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. UGM.Yogyakarta.
Naughton. 1998. Ekologi Umum, edisi kedua. UGM Press . Yogyakarta.Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. UGM Press. Yogyakarta.
Irwan, Z.D.. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: Bumi Aksara. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta
Michael. 1994. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangandan Laboratorium. UI Press . Jakarta.
Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono,B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press:Jakarta
LAMPIRAN