perlindungan konsumen terhadap produk pangan …

76
PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA MENURUT UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 (Studi Kasus Kelurahan Pandan Jaya Kec.Geragai Kab.Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi) SKRIPSI Di Ajukan untuk melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (1) Hukum Ekonomi Syariah Oleh: KHAIRNURTY AZ-ZAMZAMI NIM. SHE 162055 PEMBIMBING: Dr.Maryani, M.HI Rasito, S.H.,M.HUM JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN

INDUSTRI RUMAH TANGGA MENURUT UNDANG-UNDANG

PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999

(Studi Kasus Kelurahan Pandan Jaya Kec.Geragai Kab.Tanjung Jabung

Timur Provinsi Jambi)

SKRIPSI

Di Ajukan untuk melengkapi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata

Satu (1) Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

KHAIRNURTY AZ-ZAMZAMI NIM. SHE 162055

PEMBIMBING:

Dr.Maryani, M.HI

Rasito, S.H.,M.HUM

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

TAHUN

2020

Page 2: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana stara 1 di Universita Islam

Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Universita Islam Negeri

Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau hasil

jiplakan dari karya orang lain, maka saya akan menerima kosekuensi yang

berlaku di Universita Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

Jambi, 25 Februari 2020

Khairnurty Az-Zamzami

NIM: SHE.162055

Page 3: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

iii

Pembimbing I :Dr. Maryani, M.HI

Pembimbing II : Rasito, S.H.,M.H

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi-Muara Bulian KM. 16 Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi 31346 Telp. (0741) 582021

Jambi,25 Maret 2020

Kepada Yth.

Bapak Dekan Syariah

UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi

Di –

Jambi

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi

Saudara Khairnurty Az-Zamzami, NIM: SHE 162055 yang berjudul

“Perlindungan Konsumen Terhadap Produk Pangan Industri Rumah

Tangga menurut ,Undang-Undang Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun

1999 Di Kelurahan Pandan Jaya Kec. Geragai Kab.Tanjung Jabung Timur

Provinsi Jambi” telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna

melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam

Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah UIN Sultan Thaha Saifuddin

Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan

Agama, Nusa, dan Bangsa.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Maryani., M.HI Rasito, S.H.,M.H

NIP. 197609072005012004 NIP.196503211996021003

Page 4: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

iv

Page 5: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk yang utama dari segalanya, yaitu

sembah Sujud serta Syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-

Nya telah memberikanku suatu nikmat yang tidak akan bisa saya membalas

kepada-Nya sehingga engkau memberikanku kemudahan dalam menyelesaikan

skripsi yang sederhana ini.

Solawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasul junjungan alam yakni

Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju

alam terang menerang yang kita rasakan saat ini yakni dengan ilmu pengetahuan

yang kita rasakan saat ini, dan tidak lupa pula penulis ucapkan rasa terimakasih

dan bangga kepada kedua orang tua penulis yang telah mensupor penulis hingga

detik ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini.

serta ucapan terimakasih kepada dosen pembimbing satu Ibu Maryani dan

pembimbing dua Bapak Rasito, Ibu Pidayan selaku sekjur jurusan Hukum

Ekonomi Syariah dan semua dosen di Fakultas Syariah serta kawan-kawanku

yang selalu membantuku dalam myelesaikan skripsi semoga ilmu yang engkau

ajarkan kepada penulis dapat penulis terapkan kelak dan dapat bermafaat bagi

orang lain khususnya pada diri penulis sendiri dan semoga Allah SWT membalas

semua kebaikan kepada bapak dan ibu dosen serta kawan-kawanku yang selalu

mensupor penulis, Amiin ya rabbal alamin.

Page 6: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

vi

MOTTO

اٱلذين ي ل أ يه أ مو ا ت أكلو ل نوا ام بب ين كمء أ نت طلٱلب كم ع نإل ة ر تج كون

نكم اضم ت ر

Artinya: Wahai orang-orang Yang beriman, janganlah kamu makan (gunakan)

harta-hartakamu sesama kamu Dengan jalan Yang salah (tipu, judi dan

sebagainya), kecuali Dengan jalan perniagaan Yang dilakukan secara

suka sama suka di antara kamu (Q.S An-Nisa 4:29).1

11 Al-Qur’an danTerjemahDapartemen Agama RI (Jakarta: Wali, November 2012)

Page 7: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

vii

ABSTRAK

Penjual makanan ringan produk pangan industri rumah tangga menurut

undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dan

pandangan hukum Islam (Studi kasus kelurahan Pandan Jaya, Kec.Geragai,

Kab.Tanjung Jabung Timur ). Adapun tujuan skripsi ini adalah untuk mengetahui

faktor penyebab mengapa produsen belum memasang label pada produknya,baik

itu label halal, label kadaluwarsa,serta label informasi pada produk (nama produk,

alamat,nomor hp,serta komposisi/bahan yang digunkan) dan untuk mengetahui

kedudukan hukum bagi para produsen, dan konsumen selaku yang mengkonsumsi

produk dari pelaku usaha, dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 serta

pandangan hukum Islam, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang

dilaksanakan di kelurhan Pandan Jaya, kec. Geragai, Kab. Tanjung Jabung Timur,

sedangkan pendekatan yang di gunkan adalah bersifat deskriptif kualitatif yakni

mengkaji data yang ada di masyarakat kelurahan Pandan Jaya kemudian di

analisis berdasarkan Undang-Undang dan norma-norma yang terkandung dalam

hukum Islam. Dan teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi,

metode ini dilakukan untuk pengumpulan tanggapan dari informan. Adapun faktor

penyebab mengapa produsen tidak memasang label mereka takut rugi dan belum

mengatuahi bahwa telah ada Undang-Undang yang mengatur tentang pangan dan

dapat dikenakan sanksi, berupa pencabutan izin usaha serta dapat di pidana dan

denda.

Kata kunci: Perlindungan Konsumen, UUPK Nomor 8 Tahun 1999

Page 8: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK

PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR

8 TAHUN 1999. (Studi Kasus Kelurahan Pandan Jaya Kec Geragai Kab.Tanjung

Jabung Timur Prov. Jambi). Kemudian tak luput pula penulis mengirimkan

shalawat teriring salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, karena berkat

perjuangan beliau kita dapat merasakan ilmu, Iman dan Islam seperti saat ini.

Kemudian dalam menyelesaikan skripsi ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar (S1) ilmu Hukum

Ekonomi Syar’iah fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha

Saifuddin Jambi.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih banyak

kekurangan sehingga skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehubungan dengan

keterbatasan yang dimiliki oleh penulis.Walaupun demikian penulis telah

berusaha semaksimal mungkin agar inti dari skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca di kemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan oleh

dosen pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidiAsy’ari, MA.,Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

Page 9: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

ix

2. Bapak DR. Sayuti Una, S.Ag, M.H selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

3. Bapak Dr. Agus Salim, M.A, M.I.R, Ph.D selaku Wakil Dekan 1 bidang

Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

4. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H, M.H. selaku Wakil Dekan II bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syari’ah UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Bapak Dr.H. Ishaq, S.H, M.Hum selaku Wakil Dekan III bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

6. Bapak Rasito,S.H., M.Hum.,selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah

Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

7. Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M. Sy, selaku sekertaris jurusan Hukum Ekonomi

Syariah fakultas syariah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

8. Ibu MARYANI, S.Ag., M. HIselaku Pembimbing Skripsi 1 dan Pembimbing

Akademik Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang

selama ini telah membantu segala urusan yang ada dijurusan dan banyak

membantu penulis dalam rangka memberikan arahan, petunjuk dalam

penyusunan skripsi.

9. Bapak Rasito, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing Skripsi 2 Fakultas Syari’ah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, yang selama ini telah membantu segala

urusan yang ada dijurusan dan banyak membantu penulis dalam rangka

memberikan arahan, petunjuk dalam penyusunan skripsi.

10. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan dan karyawati

Fakultas Syari’ah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Page 10: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

x

11. Produsen P-IRT dan Pegawai Desa Kelurahan Pandan Jaya, Kecamatan

Geragai, yang telah membantu dan menerima saya dengan baik untuk

memberikan data data informsi yang saya butuhkan.

12. Semua pihak yang ikut serta membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih

sederhana dan jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan data dan pengetahuan

yang dimiliki oleh penulis, untuk itu penulis menghargai kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak terhadap skripsi ini.Semoga karya sederhana ini

berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Ammin

Jambi, 25 Februari 2020

KhairnurtyAz-Zamzami

NIM: SHE. 162055

Page 11: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii

NOTA DINAS .............................................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN............................................................ iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................ v

MOTTO ....................................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Batasan Masalah ......................................................................... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................ 5

E. Kerangka Teori ........................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 19

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ................................................................ 21

B. Jenis Dan Sumber Data .............................................................. 21

C. Instrument Pengumpulan Data ................................................... 23

D. Tehnik Analisis Data .................................................................. 24

E. Sistematika Penulisan ................................................................. 25

F. Jadwal Penelitian ........................................................................ 26

Page 12: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

xii

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kelurahan Pandan jaya .................................................. 27

B. Aspek Geografis Kelurahan Pandan jaya ................................... 29

C. Struktur pemerintahan Kelurahan Pandan Jaya.......................... 30

D. Aspek Demografis Kelurahan Pandan jaya................................ 32

E. Aspek Ekonomi kelurahan Pandan Jaya..................................... 36

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Dampak produk Pangan Industri rumah tangga (P-IRT)

Yang Tidak Memasang Lebel Bagi Para Pelaku Ekonomi ......... 38

B. Upaya Perlindungan Konsumen Menurut UUPK Nomor 8

Tahun 1999 terhadap produk Pangan Industri rumah Tangga

yang tidak Berlebel................................................................... 44

C. Pandangan Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlindungan

Konsumen ................................................................................ 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 56

B. Saran-saran ................................................................................. 57

C. Kata Penutup.............................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA

CURICULUM VITAE

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 13: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Wawancara Bersama Lurah Desa Pandan Jaya, Kecamtan Geragai

2. Foto Bersama Staf Lurah Desa Pandan Jaya, Kecamatan Geragai

3. Foto Label Pada Produk Keripik Singkong Pak Sukirman

4. Foto Bersam Bapak Sukirman Dan Istrinya Selaku Produsen Keripik

Singkong

Page 14: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

xiv

DAFTAR TABEL

1. Jadwal Penelitian

2. Struktur Pemerintahan Kelurahan Pandan Jaya Berdasarkan Jabatan

3. Aset Desa /Kekayaan Desa

4. Jumlah Penduduk di Kelurahan Pandan Jaya

5. Jumlah Tempat Ibadah di Kelurahan Pandan Jaya

6. Sarana Pendidikan Yang ada di Kelurahan Pandan Jaya

7. Usaha Jasa Lainya

8. Berdasarkan Usaha Keterampilan

9. Distribusi Jawaban Konsumen Berdasarkan Indikator Hak- Hak

Konsumen

Page 15: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian dan pembangunan khususnya di bidang perindustrian dan

perdagangan telah menghasilkan berbagai variasi barang, terutama di sektor

makanan yang di konsumsi. Pada proses pemenuhan kebutuhan konsumsi,

manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dimana dalam interaksinya,disatu

sisi terdapat peran suatu usaha paran sebagai pelaku usaha pangan yang bertugas

untuk memproduksi kebutuhan konsumsi manusia, sedangkan di sisi lain ada

pihak yang berperan sebagai konsumen, yakni pihak yang menggunakan hasil

produksi dari pelaku usaha pangan dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya.

Mereka memiliki peranan yang sama pentingnya karena keduanya bersifat saling

melengkapi. Kondisi yang demikian pada satu pihak mempunyai manfaat bagi

konsumen karena kebutuhan konsumen akan barang atau dan/atau jasa yang di

inginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih

aneka jenis kualitas barang dan/atau jasa sesuai dengan keinginan dan

kemampuan konsumen. Kondisi yang universal tersebut membuat kedudukan

konsumen dengan pelaku usaha tidak seimbang.2

sehingga untuk melindungi konsumen diperlukan seperangkat aturan

hukum. Oleh karena itu diperlukan campur tangan negara melalui penetapan

sistem perlindungan hukum terhadap konsumen. Berkaitan dengan itu telah

2 M. Ali Mansyur, Persoalan Hukum (Semarang: Persada, 2001),hlm. 24

Page 16: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

2

disahkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.3

Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat

kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Konsumen yang merupakan

objek aktivitas bisnis dari pelaku usaha melalui, promosi, cara penjualan serta

penerapan-penerapan perjanjian sepihak yang dapat merugikan konsumen.

Diantara kebutuhan sandang pangan yang harus terpenuhi manusia dalam

usahanya untuk mempertahankan hidup adalah kebutuhan pangan. Untuk

memenuhi kebutuhan makan dan minum masyarakat tidak sepenuhnya membuat

sendiri, sehingga terjadilah transaksi jual beli antara pembeli yang dalam hal ini

adalah konsumen dengan penjual. Sekarang ini semakin banyak pelaku usaha

pangan yang berskala usaha besar, sedang, ataupun kecil, salah satunya adalah

usaha yang berskala rumah tangga, yakni pangan industri rumah tangga (untuk

selanjutnya disebut P-IRT).

Menurut penjelasan Pasal 91 Ayat (2) Undang-Undang Tentang Pangan,

P-IRT yaitu industri pangan yang memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan

peralatan pengolahan manual hingga semi otomatis, yang sudah menjadi rahasia

umum bahwa pelaku usaha memiliki posisi lebih tinggi dibandingkan dengan

konsumen, sehingga untuk melindungi konsumen diperlukan seperangkat aturan

hukum. Oleh karena itu diperlukan campur tangan negara melalui penetapan

sistem perlindungan hukum terhadap konsumen. Berkaitan dengan itu telah

3Abdul R. Saliman, Hukum Bisnins Indonesia (Jakarta:2005) hlm.12

Page 17: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

3

disahkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen.4

Memproduksi pangan olahan tertentu. Dalam kelangsungan hidupnya

konsumen sekarang lebih suka produk makanan cepat saji khususnya produk

pangan industri rumah tangga karena harganya lebih terjangkau dipasaran. Seperti

halnya di Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan. Geragai Kabupaten Tanjung

Jabung Timur ada beberapa Industri Rumah Tangga Pangan atau pengusaha kecil

dan menengah yang bergerak dibidang makanan tradisional atau camilan seperti

keripik singkong, keripik pisang, keripik tempe dan sebagainya.

Berdasarkan observasi dilapangan dan sesuai data yang di dapat dari

kantor kelurahan ada 6 produsen industri berskala rumah tangga atau di sebut P-

IRT yang berada di Keluraham Pandan Jaya Kecamatan Geragai, dari beberapa

produsen makanan P-IRT hanya 2 sudah mencantumkan label dan sisanya belum

mencantukan label.5 seperti tanggal pembuatan dan tanggal kadaluwarsa serta

keterangan lainnya yang sesuai dan tercantum dalam Pasal 8 ayat (1) huruf (i)

Undang-Undang Perlindungan Konsumen untuk selanjutnya disebut UUPK. Yaitu

tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama

barang, ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal

pembuatan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain. Untuk

penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat. Hal ini juga

melanggar Pasal 97 ayat (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang

Pangan, Pasal 3 pada Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label

4Abdul R. Saliman, Hukum Bisnins Indonesia (Jakarta: 2005) hlm.12

5 Dokumentasi, kantor Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

Page 18: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

4

dan Iklan Pangan serta Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia Nomor HK. 00.05.5.1639 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan

Yang Baik Untuk Industri RumahTangga (CPPB-IRT) yang mewajibkan kepada

pelaku usaha untuk mencantumkan label yang sesuai pada produk makanannya.6

Berdasarkan hasil dari wawancara kepada beberapa konsumen Produk Pangan

Industri Rumah Tangga atau di singkat P-IRT di Kelurahan Pandan Jaya,

kebanyakan dari mereka belum mengetahui bahwasannya ada peraturan

pemerintah yang dapat melindungi konsumen dari pelaku usaha yang berbuat

curang atau yang dapat merugikan seorang konsumen, dan dari beberapa

produsen banyak yang belum mengetahui bahwa ada peraturan yang mengatur

tentang pangan yakni berkenaan dengan label dan keterangan pada produknya

serta bagaimana pandangan hukum Islam terhadap perlindungan konsumen.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut Penulis bermaksud mengkaji

hal yang lebih dalam mengenai Perlindungan Konsumen Terhadap Produk

Pangan Industri Rumah Tangga Menuru UUPK No. 8 Tahun 1999 Di

Kelurahan Pandan Jaya Kec. Geragai Kab. Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana dampak makanan ringan P-IRT tidak berlebel bagi para pelaku

ekonomi di Kelurahan Pandan Jaya kecamatan Geragai ?

6 Eni Suharti, Undang-Undang Pangngan 2012 (Jakarta: Sinar Grafika 2013) hlm.39

Page 19: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

5

2. Bagaimana Upaya Perlindungan konsumen menurut UUPK Nomor 8 Tahun

1999 terhadap P-IRT yang tidak berlebel di Kelurahan Pandan Jaya

Kec.Geragai Kab.Tanjung Jabung Timur ?

3. Bagaimana pandangan hukum ekonomi Islam terhadap perlindungan

konsumen pada produk pangan industri rumah tangga P-IRT yang tidak

berlebel di Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan agar lebih

terfokus, dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penulis perlu untuk

membatasi masalah yang akan diteliti. Pembatasan masalah tersebut adalah

mengenai bagai mana dampak ekonomi pada produk pelaku usaha dan bagai

mana perlindungan konsumen terhadap produk pangan industri rumah tangga di

singkat P-IRT yang tidak berlebel di Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai,

P-IRT yang akan di teliti yaitu makanan ringannya berupa produk keripik

singkong, yang sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap

label sesuai dengan Pasal 8 ayat (1) huruf (i) Undang-Undang Perlindungan

Konsumen pada produk P-IRT di Kelurahan Pandan Jaya Kec. Geragai

Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebagai upaya perlindungan konsumen.

D. Tujuan Penelitian Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui dampak ekonomi makanan ringanP-IRT yang tidak

berlebel bagi para pelaku ekonomi di Kelurahan Pandan Jaya, Kecamatan

Geragai, kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

Page 20: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

6

b. Untuk mengetahui Upaya perlindungan konsumen sesuai Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen terhadap tidak adanya label

pada produk P-IRT.

c. Untuk mengetahui bagai mana pandangan hukum Islam terhadap

perlindungan konsumen pada produk P-IRT sebagai upaya perlindungan

konsumen.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumber

pemikiran dan pengembangan wawasan ilmu pengetahuan hukum tentang

perlindungan konsumen pada umumnya dan khususnya perlindungan hukum

terhadap konsumen yang mengkongsumsi produk P-IRT yang tidak berlebel

di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

b. Dapat memberikan wawasan kepada masyarakat serta penulis bahwa adanya

hukum yang melindungi konsumen, terhadap pelaku usaha.

c. Untuk memperoleh gelar sarjana Strata-1

E. Kerangka Teori

1. Pengertian Produsen

Produsen adalah orang yang menghasilkan barang dan jasa untuk dijual

atau dipasarkan. 7

Menurut Agnes M. Toar mendefinisikan tanggung jawab produk ialah

tanggung jawab produsen untuk produk yang telah dibawahnya kedalam

7https:// ekonurzhafar. wordpress.com

Page 21: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

7

peredaran, yang menimbulkan/menyebabkan kerugian karena cacat yang melekan

pada produk.8

Menurut Roszkowski mengatakan bahwa tanggung jawab produk dan

perlindungan konsumen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tetapi

hanya dapat dibedakan dimana tanggung jawab produk merupakan sebagian dari

cakupan perlindungan konsumen.9

2. Pengertian Konsumen

Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris), atau

consument/konsument (Belanda). Pengertian dari consumer atau consumen titu

tergantung dalam posisi mana ia berada.10Secara harfiah konsumen adalah

seorang yang membeli barang atau menggunakan jasa, seseorang atau perusahaan

yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu.11 Di Amerika

Serikat, pengertian konsumen meliputi “korban produk yang cacat” yang bukan

hanya meliputi pembeli tetapi pemakai. Sedangkan di Eropa, pengertian

konsumen bersumber dari Product Liability Directve (pedoman kewajiban

produk) sebagai pedoman bagi Negara MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) dalam

menyusun ketentuan Hukum Perlindungan Konsumen.

Dalam buku, Pengantar Hukum Bisnis, Munir Fuady mengemukakan

bahwa konsumen adalah pengguna akhir dari suatu produk, yakni setiap pemakai

8 Agnes M. Toar, Tanggung Jawab Produk, Sejarah Perkembangan Di Beberapa Negara

(Bandung: BPHN- Bnicipta, 2014), hlm.105. 9 Mark E. Rowszkowski,HukumPrinsipBisnis,(Medan: Bina Media, 2000),hlm.436.

10Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Sinar Grafika,

2009), hlm.22.

11 Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2008),hlm.7.

Page 22: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

8

barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik dari kepentingan diri

sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain, dan tidak untuk di

perdagangkan.

Adapun yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang pemakai

brang dan/jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik dari kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan

(Pasal 1 UU No. 8 tahun 1999). Sementara itu Undang-undang Nomor 8 Tahun

1999 tentang perlindungan konsumen, yang di maksud dengan perlindungan

konsumen adalah segala upayah yang menjamin adanya kepastian hukum untuk

member perlindungan kepada konsumen.

Sedangkan yang dimaksud dengan pelaku usaha adalah setiap orang atau

badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum

yang didirikan dan berkedudukan atau melakuan kegiatan dalam wilayah hukum

Republik Indonesia, menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang

ekonomi (pasal 1 UU No 8 Tahun 1999).12 Kegiatan bisnis terdapat hubungan

yang saling membutuhkan antara pelaku usaha dan konsumen. Kepentingan

pelaku usaha adalah memperoleh laba (profit) dari transaksi dengan konsumen,

sedangkan kepentingan konsumen adalah memperoleh kepuasan melalui

pemenuhan kebutuhannya terhadap produk tertentu. Namun, kesenjangan

ekonomi merugikan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas ekonomi.

Masyarakat yang tidak lain adalah konsumen yang paling sering dirugikan.

12Abdur Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh

Kasus,(Jakarta: kencana, 2005), hlm 220.

Page 23: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

9

Hubungan yang demikian seringkali terdapat ketidak setaraan antara

keduanya. Konsumen biasanya berada dalam posisi yang lemah dan karenanya

dapat menjadi sasaran eksploitasi dari pelaku usaha yang secara sosial dan

ekonomi mempunyai posisi yang kuat. Dengan kata lain, konsumen adalah pihak

yang rentan dieksploitasi oleh pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan

bisnisnya. Untuk melindungi atau memberdayakan konsumen diperlukan

seperangkat aturan hukum. Oleh karena itu diperlukan campur tangan Negara

melalui penetapan sistem perlindungan hukum terhadap konsumen.13

3. Landasan Hukum Perlindungan Konsumen

a. Al-Qur’an

Perlindungan konsumen merupakan hal yang sangat penting dalam

Hukum Islam. Islam melihat sebuah perlindungan konsumen bukan sebagai

hubungan keperdataan semata melainkan menyangkut kepentingan public secara

luas, bahkan menyangkut hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Landasan

Hukum Perlindungan konsumen dalam Al-Qur’an.

Surah Ash-Shaf Ayat 10-11 yaitu :

ا أ يه ٱلذين ي ع ل ى أ دلكم ه ل نوا ام ر تء تج م ة نجيكم أ ليم ع ذ اب ١٠ن

بتؤمنون سولهٱلل ر فيس بۦو هدون تج ٱيلو بأ مو لل أ نفسكم يرذ لكمو لكمخ

لك ١١مإنكنتمت عل مون Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu

perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih (yaitu)

kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah

dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui.14

13Ibid.

14 Q.S Ash-Shaf (61) : 10-11

Page 24: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

10

Dalam Ayat ini Allah mendorong kaum muslimin agar melakukan amal

soleh dengan menyatakan. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan

Rasul yang diutus-Nya, apakah kamu sekalian mau aku tunjukan suatu pandangan

yang bermanfaat dan pasti mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda dan

keuntungan yang kekal atau melepaskan kamu dari api neraka. Uraian ayat Al-

Qur’an diatas memberikan pengertian kepada kaum muslimin agar mereka suka

memperhatikan dan melaksanakan perdagangan yang di maksud Allah SWT, jika

mereka menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Surat Al- Muthafifin ayat 1-6 :

يل و ف فين ل ٱكت الواإذ اٱلذين ١ل لمط إذ اك الوهمو ٢ون ي ست وفٱلناسىع

يخسرون نوهم ز ئك ٣أ ووأول ي ظن بعوثأ ل أ نهمم لي وم٤ون ٥ع ظيم

ي قوم ٱلناسي وم ب ل مين لر ٦ٱلع Artinya: Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang

yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,

dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka

mengurangi, tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya

mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari

(ketika) manusia berdiri menghadap tuhan semesta alam.

Ayat diatas menjelaskan bahwa ancaman bagi mereka yang suka menipu

dan mengambil hak orang lain. Orang-orang yang mendapatkan kerugian dan

kesengsaraan diakhirat adalah mereka yang memanipulasi timbangan dan takaran

dalam berdagang.15

b. Hadist

Hadits yang berkaitan dengan hal ini yaitu :

15 Syamsul Hilal, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi,(Raden Intan, Lampung, 2007),hlm.21

Page 25: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

11

Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain (HR. Ibnu Majah,

daaqauthi dan yang lain dan yang dari abusa’id al-khudir).16

c. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen

(disebut Undang-undang perlindungan konsumen/UUPK) pasal 1 angka 1 yang

berbunyi: “perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”Rumusan

perlindungan tersebut cukup memadai. Kalimat yang menyatakan “segala upaya

yang menjamin adanya kepastian hukum”, tentu sangat diharapkan dan dapat di

jadikan sebagai benteng untuk meniadakan tindakan sewenang-wenang yang

merugikan konsumen hanya untuk kepentingan pelaku usaha.17

Artinya, Pemerintah memberikan kepastian hukum kepada konsumen

dalam hal perlindungan terhadap hak-hak dan kepentingannya. Hal ini tentu saja

dipicu oleh kedudukan yang tidak seimbang antara pelaku usaha dan konsumen,

dimana kedudukan pelaku usaha lebih tinggi dan kedudukan konsumen lebih

rendah yang sering menyebabkan eksploitasi terhadap konsumen oleh pelaku

usaha yang tidak bertanggung jawab. Meskipun Undang-undang perlindugan

konsumen ini bertujuan untuk melindungi kepentingan konsumen bukan berarti

mengabaikan kepentingan pelaku usaha yang mempunyai peranan yang penting

dalam dunia perdagangan dan pemenuhan akan kebutuhan masyarakat.18

16 https://almanhaj.or.id

17Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008),

hlm 1

18 Ice trisnawati, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjajian Jual Beli

dengan menggunakan klausula Baku. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id/ bitstreamhandle,

tanggal 8 desember 2019 pukul 10.25.

Page 26: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

12

Dengan diterapkan perlindungan konsumen di Indonesia, maka kedudukan

konsumen yang tadinya cendrung menjadi sasaran pelaku usaha untuk mencari

keuntungan sebesar-besarnya, misalnya dengan cara memperdaya konsumen

melalui kiat promosi, cara penjualan, serta penerapan perjanjian dengan klausula

baku yang akhirnya merugikan pihak konsumen, kini menjadi subyek yang sejajar

dengan pelaku usaha.19

1. Hak-hak Konsumen dalam perspektif Undang-undang Nomor 8 tahun 1999

(UUPK) dan Persepektif Islam.

Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Perlindungan Konsumen

Pasal 4, berikut ini adalah hak-hak konsumen:

a. Konsumen memiliki hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

penggunaan barang maupun jasa.

b. Konsumen berhak untuk memilih barang/ jasa serta mendapatkan barang/ jasa

tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.

c. Konsumen berhak untuk mendapatkan informasi yang benar, jelas, dan jujur

tentang kondisi dan jaminan barang/ jasa yang dibeli.

d. Konsumen berhak untuk didengar pendapat dan keluhannya terkait barang/

jasa yang dipakai.

e. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan

upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut.

f. Konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan

konsumen.

19 Endang Sari Wahyuni Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan

Perlindungan Konsumen, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003),hlm.90.

Page 27: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

13

g. Konsumen berhak untuk mendapatkan perlakukan dan pelayanan yang benar

dan jujur serta tidak diskriminatif.

h. Konsumen berhak mendapatkan kompensasi, ganti rugi, dan/ atau

penggantian, jika barang/ jasa yang diterima tidak sesuai dengan semestinya.

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan lainnya.20

Hak konsumen dalam persepektif Islam, seluruh ajaran Islam yang terkait

dengan perdagangan dan perekonomian beorientasi pada perlindungan hak-hak

pelaku usaha atau produsen dan konsumen, karena Islam menghendaki adanya

unsur keadilan, kejujuran dan transparansi yang di landasi dengan nilai keimanan

dalam praktik perdagangan dan peralihan hak. Terkait dengan hak-hak konsumen,

Islam memberikan ruang bagi konsumen dan produsen untuk mempertahankan

hak-haknya dalam perdagangan yang dikenal dengan istilah khiyar dengan

beragam jenisnya sebagai berikut :

a. Khiyar Majelis

As-sunnah menetapkan bahwa kedua belah pihak yang berjual beli

memiliki khiyar (pilihan) dalam melangsungkan atau membatalkan jual-beli

selama keduanya masih dalam satu majelis (belum berpisah). Khiyar merupakan

hak yang ditetapkan untuk pelaku usaha dan konsumen, dan akad telah sempurna,

maka masing-masing pihak memiliki hak untuk memertahankan atau

membatalkan akad selama masih dalam satu majelis.

b. Khiyar Syarat

20 Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

(Jakarta: Gremedia , 2001),hlm.25.

Page 28: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

14

Khiyar sayat adalah salah satu pihak yang berakad membeli sesuatu

dengan ketentuan memiliki khiyar selama jangka waktu yang jelas. Selama waktu

tersebut, jika pembeli menginginkan ia bisa melaksanakan jual beli tersebut atau

membatalkan. Syarat ini boleh kedua pihak yang berakat secara bersama-sama,

juga boleh bagi salah satu pihak saja jika ia mempersyaratkan.

c. Khiyar aibi

Haram bagi seseorang yang menjual yang memiliki cacat (cacat produk)

tanpa menjelaskan kepada pembeli (konsumen). Uqabah bin Amir pernah

menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

منخيهالمسلماخوالمسلمللمسلميحلباعبلينهالعيبفيهوبيعاا

Artinya : seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak halal bagi seorang

muslim menjual sesuatu kepada saudaranya, sementar didalamnya

terdapat cacat, kcuali ia telah menjelaskanya. (HR. Ahamad, Ibnu

Majah dan Tabrani).

d. Khiyar tadlis

Khiyar tadlis, jika penjual mengelabui pembeli sehingga menaikan harga

barang, maka hal ini haram baginya. Dalam hal ini pembeli memiliki Khiyar

selama tiga hari, adanya Khiyar untuk mengembalikan barang tersebut.

e. Khiyar ta’yin

Khiyar ini memberikan hak kepada pebeli untuk memilih barang yang

diinginkan dari sejumlah atau sekumpulan barang yang di jual kendati barang

tersebut berbeda harganya, sehingga konsumen dapat menentukan barang yang

dia kehendaki Misalnya, seseorang memiliki empat kambing dari sekumpulan,

Page 29: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

15

kambing maka pembeli diberihak Khiyar ta’yin sehingga dia dapat menentukan

emapat ekor kambing yang ia inginkan di antara sekumpulan kambing itu.21

Sekilas memang istilah dari perlindungan hak-hak konsumen dalam Islam

berbeda dengan Istilah-Istilah Perlindungan hak-hak konsumen pada saat ini,

namun jika di kaji secara mendalam dari sisi pengaturan, nilai dan tujuan memiliki

peran dan fungsi yang sama dalam perlindungan hak-hak konsumen.22

1. Hak Komsumen

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi

barang dan/atau jasa.

b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau

jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang di

janjikan.

c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan

barang dan/jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa yang

digunakan.

e. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif , hak untuk di perlakukan atau dilayani secara benar dan jujur

serta tidak diskriminatif berdasarkan suku, agama, budaya, daerah,

pendidikan, kaya, miskin, dan status sosisal lainnya.23

21 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta,PT Charisma Putra Utama,

2013),hlm.59

22 Ibid,hlm. s62

23 Prof Drs.C.S.T Kansil, S.H, Pokok-pokok pengetahuan Hukum Dagang Indonesia,

(Jakarta: Sinar Grafika, 2004),hlm 217.

Page 30: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

16

2. Kewajiban Konsumen

Hak selalu disertai dengan adanya kewajiban. Berdasarkan Undang-

Undang Perlindungan Konsumen Pasal 5, berikut ini adalah kewajiban konsumen:

a. Konsumen wajib membaca dan mengikuti petunjuk informasi maupun

prosedur penggunaan atau pemanfaatan barang/jasa, demi keamanan dan

keselamatan.

b. Konsumen harus memiliki itikad baik dalam melakukan transaksi pembelian

barang/ jasa.

c. Konsumen wajib membayar pembelian barang/jasa sesuai dengan nilai tukar

yang disepakati.

d. Konsumen wajib mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

Undang-Undang perlindungan konsumen ini bertujuan untuk melindungi

hak konsumen karena pada dasarnya konsumen lebih lemah dibanding posisi

pelaku usaha. Namun, tentu saja tidak jarang konsumen mengalami kerugian

karena tidak mengikuti petunjuk prosedur penggunaan barang/jasa yang telah

disediakan pelaku usaha.24

3. Hak pelaku usaha

Seperti halnya konsumen, pelaku usaha juga memiliki hak dan kewajiban. Hak

pelaku usaha sebagai mana diatur dalam Pasal 6 UUPK adalah:

a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai

kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;

24 Abdur Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh Kasus,

(Jakarta: kencana, 2005),hlm 222.

Page 31: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

17

b. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang

beritikad tidak baik; hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam

penyelesaian hukum sengketa konsumen;

c. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa

kerugian konsumen tidak di akibatkan oleh barang dan/atau jasa yang di

perdagangkan; hak-hak yang di atur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.25

4. Kewajiban pelaku usaha menurut ketentuan Pasal 7 UUPK adalah:

a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya

b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan

jaminan barang dan/atau jasa serta member penjelasan penggunaan, perbaikan

dan pemeliharaan;

c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak

diskriminatif;

d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau

diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa

yang berlaku;

e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba

barang dan/atau jasa tertentu serta member jaminan dan/atau garansi atas

barang yang dibuat dan/atau yang diperdagangkan;

25Ibid,hlm.223.

Page 32: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

18

f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang

diperdagangkan;

g. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang

dan/atau jasa yang dterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

5. Tata Cara Penyelesaian Senketa Konsumen Dengan Pelaku Usaha

Terkait dengan ini Pasal 45 ayat (1), (2), dan (4) Undang–Undang Nomor

8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa:

a. Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui

lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku

usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum.

b. Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau di

luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.

c. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar

pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya

tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau para pihak yang

bersengketa.

Di Undang-undang Perlindungan Kosumen ini memberikan ruang bagi

konsumen yang dirugikan menggugat pelaku usaha melalui peradilan umum tetapi

jika konsumen ingin penyelesaian sengketa dengan pelaku usaha melalui di luar

pengadilan maka UU Perlindungan Konsumen menyediakan badan yang dibentuk

Page 33: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

19

pemerintah secara khusus untuk menyelesaikan sengketa konsumen dengan

pelaku usaha.26

Badan yang dibentuk pemerintah adalah Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) dan atau ke Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya

Masyarakat (LPKSM) yang terdaftar dan diakui oleh pemerintah yang mempunyai

kegiatan menangani perlindungan konsumen untuk penyelesaian sengketa

tersebut. Tata caranya adalah membuat pengaduan atas kerugian yang dilakukan

pelaku usaha ke BPSK atau LPKSM, Lembaga ini diberi Tugas dan wewenang

oleh Negara untuk sengketa konsumen dengan pelaku usaha. Adapun tugas dan

wewenangnya adalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen melaksanakan

penanganan dan penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi

atau arbitrase atau konsiliasi, memberikan konsultasi perlindungan konsumen,

menerima pengaduan baik tertulis maupun tidak tertulis dari konsumen tentang

terjadinya pelanggaran terhadap perlindungan konsumen, memanggil pelaku

usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap konsumen, memutuskan

atau menetapkan ada atau tidak adanya kerugian konsumen dan memberikan

sanksi administrative.

F. Tinjauan Pustaka

Pertama, skripsi ini di buat oleh Setyawan Adhi Pratama mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang, Skripsi yang berjudul

“Penegakan hukum terhadap pelaku usaha makana sarden dalam kaleng yang

mengandung cacing sebagai upaya perlindungan terhadap konsumen pangan”.

26 www.gresnews.com

Page 34: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

20

Kesimpulan skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana penegakan hukum

terahadap makanan yang membahayakan bagi konsumen,dan memberikan

sanksi terhadap produsen yang melanggar.27

Kedua, skripsi yang disusun oleh Mey Minanda Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta “perlindungan

konsumen terhadap produk pangan industri rumah tangga tanpa tanggal

Kadaluwarsa berdasarkan hukum Islam dan hukum Positof ”Skripsi ini

membahas tentang bagai mana perlindungan konsumen dalam islam terkait

kehalalan dan keharaman dalam mengkomsumsi produk pangan, serta hukum

positif untuk melindungi suatu konsumen.28

Skripsi ketiga, disusun oleh Dea asrika Fakultas Hukum Universitas

ahmad Dahlan Yogyakarta “Perlindungan Hukum konsumen terhadap

makanan dan minuman yang tidak bersertifikat Halal ”skripsi ini membahas

tentang bagaimana pengawasan LP POM MUI dalam melindungi suatu

konsumen, dan menbuat lebel halal untuk pelaku usaha.29

27 Setyawan Adhi Pratama, Penegakan hukum terhadap pelaku usaha makana sarden

dalam kaleng yang mengandung cacing sebagai upaya perlindungan terhadap konsumen

pangan,Tahun 2019. 28 Mey Minanda, perlindungan konsumen terhadap produk pangan industri rumah

tangga tanpa tanggal Kadaluwarsa berdasarkan hukum Islam dan hukum Positof,Tahun 2016 29 Dea asrika, Perlindungan Hukum konsumen terhadap makanan dan minuman yang

tidak bersertifikat Halal,Tahun 2017

Page 35: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

21

BAB II

METODE PENILITIAN

A. PendekatanPenelitian

Penelitian yang penulis lakukan bersifat kualitatif deskriptif menjelaskan

tentang penelitian lapangan yaitu tentang implementasi Undang-Undang

Perlindungan Konsumen terhadap P-IRT yang tidak berlebel pada produk P-IRT

yang dilakukan oleh masyarakat Pandan Jaya Kec. Geragai Kabupaten Tanjung

Jabung Timur. Penelitian ini akan meneliti permasalahan mengenai bagaimana

implementasi Undang-Undang Perlindungan Konsumen terhadap P-IRT yang tidak

berlebel pada produk P-IRT di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi

dan Bagaimana pelaksanaan pengawasan terhadap produk P-IRT di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur sebagai upaya perlindungan konsumen.

Pendekatan tersebut adalah bersifat kualitatif deskriptif sedangkan

kualitatif deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat- sifat suatu

individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan

penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara

satu dengan gejala yang lain.30

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

30 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004), hlm. 25.

Page 36: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

22

Data primer adalah data diproleh langsung dari sumber pertama.31Data

primer disini adalah merupakan data pokok yang di peroleh melalui hasil

wawancara dan observasi dilapangan. Seperti yang saya wawancarai orang

penduduk saya karena banyak penduduk kelurahan saya mengonsumsi produk

panganindustri rumah tangga seperti, Ibu Wati, Ibu Sajidah, dan Ibu sohwa,

mereka ibu-ibu rumah tangga yang mengonsumsi produk pangan industri rumah

tangga. Dataprimer biasanya disebut dengan data asli atau data baru yang

diperoleh data primer peneliti harus mendapatkan secara langsung atau tidak bisa

di peroleh sumber data perantara atau pihak kedua dan seterusnya

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah mencakup dokumen-dokumen resmi,buku- buku,

hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. Data pendukung

yang di peroleh penulis dari sumber informasi yang dikumpulkan selama proses

penelitian yaitu berupa dokumentasi yang berkenaan dengan Data dan kajian

pustaka yang berkenaan dengan perlindungan konsumen.

2. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dimana data dapat diperoleh. Adapun yang

menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah orang lain atau dokumen. Data

ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak bersifat

autentik karena memperoleh dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Data

sekunder mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil dari

penelitian yang berjudul laporan.

31Ibid, hlm. 30.

Page 37: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

23

C. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang betul- betul akurat dan lengkap, maka

dalam penulisan ini menulis menggunakan beberapa metode penelitian dalam

pengumpulan data antara lain :

1. Observasi

Observasi adalah data untuk menjawab masalah, mengamati gejala yang

diteliti dalam hal ini pancaindra manusia (penglihatan, dan pendengaran) di

perlakukan untuk menangkap gejala yang diamati. Apa yang di tangkap tadi di

catat dan selanjutnya catatan tersebut di analisis.32

Penulis menggunakan metode observasi untuk melihat bagiamana

mekanisme. Observasi juga dilakukan untuk melihat bagaimana praktik tersebut

berlangsung dengan pengamatan selama penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah situasi peranantara peribadi bertatap muka (face- to-

face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang di rancang untuk memperoleh jawaban- jawaban yang relevan dengan

masalah penilitian kepada seseorang responden.33

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal- hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

32 Rianto Adi. Metode Penelitian dan Hukum, ( Jakarta : Granit, 2005), hlm .70. 33 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2008),hlm,72.

Page 38: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

24

lengger, agenda dan sebagainya.34 Dokumentasi penulis gunukan untuk

memperoleh semua data - data yang berhubungan dengan jual beli dalam hukum

Islam, yang penulis kumpulkan dengan menggunakan kajian pustaka dan penelaah

buku yang membahas tentang perlindungan konsumen dan terutama tentang

perlindungan konsumen dalam UU yang telah mengatur yang sesuai degan

hukum bisnis Islam.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit- unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga muda di pahami oleh

diri sendiri dan orang lain.35

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran umum dan

menyeluruh tentang situasi sosial yang di teliti atau objek penelitian.36 Analisis ini

untuk menganalisis data yang di peroleh dari lapangan penelitian secara garis

besarnya.

Analisis Taksonomi adalah analisis yang di gunakan terhadap keseluruhan

data yang terkumpul berdasarkan domain yang telah diciptkan. Setelah

34 Ibid,hlm 75

35 Sugiono, Metode Penelitian kombinasi ( Mixid Methods), ( Bandung: ALFABETA,

2012),hlm.333.

Page 39: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

25

mengumpulkan data-data dilapangan mengemukakan permasalahan yang lebih

mendalam yang mengarah kepada tujuan yang ingin dicapai.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

penulisan skripsi ini akan di sistematisasi sebagai berikut :

Bab I : Bab ini pada hakikatnya menjadi pijakan bagi penulis skripsi, baik yang

mencakup background, pemikiran tentang tema yang di bahas, dengan

sub bab Latar Belakang Maslah, masalah, tujuan, dan kegunaan

penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.

Bab II : Di paparkan mengenai persoalan teknik atau metode dan landasan pijakan

teori penulisan diulas dalam Bab II Metode Penelitian. Bab ini lebih

banyak terkait dengan permasalahan metodelogi, yang menjadi pijakan

dan pendekatan yang di tempuh penulis.

Bab III : Bab tiga membahas gambaran umum lokasi penelitian, dan menjelaskan

tentang sejarah Kelurahan Kelurahan Pandan Jaya.

Bab IV : Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang ada dalam

penelitian ini, yaitu mengenai Bagaimana Perlindungan Konsumen

Terhadap Produk Pangan Industri Rumah Tangga Tanpa Tanggal

Kadaluwarsa, UU No. 8 tahun 1999 Di Kelurahan Pandan Jaya kec.

Geragai Kab. Tanjung Jabung Timur.

Bab V : Penutup mengenai yang terdiri dari kesimpulan dan Saran-Saran serta di

lanjutkan dengan kata penutup penulis.

Page 40: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

26

F. Jadwal Penelitian

Tabel 1

A. N

o

Kegiatan

Januari

2019

April

2019

September

2019

Desember

2019

Februari

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

x

2 Pembuatan

Proposal

x

3 Bimbingan

Proposal

x

4 Seminar

Proposal

x

5 Perbaikan

Proposal

x

6 Surat Izin

Riset

x

7 Penelitian

x x

8 Analisis

Data

x x x

9

Bimbingan

Skripsi

x

1

0

Agenda

Skripsi

1

1

Perbaikan

dan

Penyerahan

Page 41: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

27

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Kelurahan Pandan Jaya

Pandan Jaya merupakan kelurahan di kecamatan Geragai, Kabupaten

Tanjung Jabung Timur, Kelurahan Pandan Jaya merupakan kelurahan

transmigrasi yang masyarakatnya berasal dari berbagai provinsi di Indonesia

terlihat dari masyarakatnya, yang 95% memeluk agama Islam dan 5% non

Muslim yang terdiri Protestan, Katolik, danHindu, hal tersebut dapat dilihat dari

situasi dan kehidupan masyarakatnya tersebut menjalankan agamanya.

Masyarakat kelurahan Pandan Jaya pada umumnya memeluk agama Islam, dan

terbentuknya desa Pandan Jaya pada tahun 1982 penduduk desa ini berasal dari

penduduk lokal, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan Bugis Makasar. 37

Sehingga didesa ini sangat banyak ragam budaya.Penduduk tinggal dengan

harmonis. Dulu dan sebelum seperti sekarang penduduk tinggal didaerah Lagan

Ulu kemudian Lagan Ulu jauh dari pusat Kabupaten/Kota masyarakat mulai

membangun rumah menuju kearah kabupaten. Lagan Ulu adalahnama yang

diambil dari nama rotan yang bisa di makan yang masyarakat menyebutnya

Lagan. Kemudian karena lagan tersebut terletak di Ulu sungai maka diberi nama

Lagan Ulu. Lagan/rotan yang dapat dimakan ini di jual ke kota, karena diambil

terus-menerus maka lagan/rotan tersebut pun habis masyarakat pun memikirkan

untuk mencari sumber daya alam yang baru, kemudian bertemulah mereka dengan

suatu daerah yang banyak sekali daun pandan.

37 Bapak Muklis, ketua adat Kelurahan Pandan Jaya, wawancara, tanggal 6 Januari 2020

Page 42: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

28

Nama Kelurahan Pandan Jaya sendiri muncul karena didaerah ini banyak

sekali daun pandan. Yang sekarang sulit ditemukan. Masyarakat sering

berkunjung kedaerah ini untuk mengambil pandan dan kemudian dijual ke kota.

Karena jarak antara Lagan Ulu dan tempat mengambil pandan jauh maka mereka

memutuskan untuk menetap didaerah kelurahan Pandan Jaya ini. Kemudian lama

kelamaan masyarakat yang lain juga mengikuti sehingga terbentuknya

perkampungan yaitu desa Pandan Sari yang sekarang adalah wilayah komplek

pasar. Karena lama kelamaan pandan juga habis makamasyarakat mulai berganti

dengan perkebunan kelapa sawit serta perkebunan pinang hingga sekarang.

Kelurahan Pandan Jaya dulunya adalah Kelurahan yang dijadikan pusat

kegiatan oleh desa lain karena kelurahan ini memiliki penduduk lebih banyak dan

memiliki sarana yang lebih lengkap seperti lapangan. Kemudian seiring

perkembangan zaman ternyata desa ini menyimpan sumber daya alam berupa

minyak bumi dan gas alam sehingga sekarang terdapat pertambangan berskala

Internasional yang dikelolah oleh swasta. Petrochina pun menjadi ikon di desa ini

pertumbuhan ekonomi pun tumbuh dengan baik seiring dengan meningkatnya

sarana dan prasarana.

Sehingga sesuai dengan keputusan pemerintah No 12 tahun 2004 Pandan

Jaya ditetapkan sebagai kelurahan dengan meliputi wilayah Pandan Jaya dan

Lagan Ulu. Oleh Bupati bapak Abdullah Hich. Setelah ditetapkan menjadi

kelurahan Pandan Jaya menunjukan kualitasnya sebagai kelurahan yang paling

taat pajak yaitu pada tahun 2016 yang dipimpin oleh bapak asnawi sebagai lurah,

dan wilayah ini pertumbuhan penduduknya juga cepat.

Page 43: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

29

B. Aspek Geografis Kelurahan Pandan Jaya

Kelurahan Pandan Jaya adalah desa yang terletak didataran tinggi dan

secara administratif, dan Kelurahan Pandan Jaya berada dekat dengan kantor

Bupati Tanjung Jabung Timur.

Kelurahan Pandan Jaya telah Mengalami Pergantian kepala desa sebanyak

4 kali yaitu :

1. Asnawi

2. Heriyanto, SH

3. AgusPranoto, SH

4. Iduar Aidi, SKM (memerintah sekarang )38

Adapun wilayah Kelurahan Pandan Jaya terbagi menjadi 32 Rukun

Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk sebanyak 6.059 jiwa dengan memiliki

3156 KK. Jumlah penduduk yang besar bias menjadi modal dasar pembangunan

sekaligus bias menjadi beban pembangunan. Agar dapat menjadi dasar

pembangunan maka jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas

SDM yang tinggi. Penanganan penduduk sangat penting sehingga potensi yang

dimiliki menjadi pendorong dalam pembangunan.39

Keadaan topografi Kelurahan Pandan Jaya dilihat secara umum keadaan

merupakan daerah yang ditanami dengan tumbuhan pinang, dan dialirin dengan

beberapa sungai/parit kecil, sebagaimana Desa-desa lain di Kabupten Tanjung

Jabung Timur mempunyai iklim kemarau, pancaroba dan peghujan, hal tersebut

mempunyai pengaruh terhadap pola tanam pertanian yang ada di kelurahan .

38 Dokumen Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

39 Ibid

Page 44: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

30

C. Struktur Pemerintahan

Struktur pemerintahan Kelurahan merupakan gambaran dari susunan dari

organisasi kelurahan dalam pemerintah dan susunan para aparat kelurahan, untuk

lebih jelasnya tentang tugas pemerintah kelurahan Pandan Jaya, berikut ini

dijelaskan tentang tugas-tugas pemerintah desa :

1. Kepala lurah berfungsi yaitu bertanggung jawab atas jalannya kegiatan roda

pemerintah di tingkat Kelurahan dengan sering melakukan koordinasi atau

melalui kerjasama dengan aparat Kelurahan.

2. Sekertaris yaitu bertanggung jawab disemua kegiatan dibidang administrasi

atau surat menyurat dan pengarsipan surat masuk atau surat keluar

3. Kasi keuanganya itu melakukan pembayaran baik itu dibidang pendanaan

perlengkapan kantor dan juga berfungsi merincikan semua kegiatan yang ada

dalam Kelurahan tersebut

4. Kasi umum yaitu berfungsi melakukan pengetahuan dan perlengkapan

perkantoran yang di anggap perlu.

5. Kasi pemerintahan bertanggung jawab atas kegiatan yang ada dan melakukan

koordinasi dan juga melaksanakan kegiatan-kegiatan pemerintah.

6. Kasi pembagunanya itu melakukan koordinasi dan pendataan tentang

pembangunan Kelurahan.

7. Kasi Kesra yaitu melakukan pembinaan terhadap masyarakat baik itu di

bidang agama, pendidikan, kesehatan, keamanan dan lain sebagainya.

8. Kasi trantib yaitu melakukan ketenraman ketertiban dan perlindungan

masyarakat.

Page 45: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

31

Struktur Pemerintahan Kelurahan Pandan Jaya berdasarkan jabatan40

Tabel 2

NAMA JABATAN

IDUAR AIDI, SKM KEPALA LURAH

SALBIYAH WATI, S.E SEKRETARIS LURAH

HAMIDAH KASI KESRA DAN

PELAYANAN UMUM

M. SARI KASI PEMBANGUNAN

SUTRISNO KASI PEMERINTAHAN

ISTIKOMAH KASI TRANTIB

Dengan adanya struktur pemerintahan kelurahan di atas, maka di harapkan

jalannya pemerintah kelurahan Pandan Jaya dapat berjalan dengan baik, semoga

melalui struktur di atas dari masing-masing pihak dapat melaksanakan kegiatan

dan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

Aset Desa/kekayaan kelurahan41

Tabel 3

JENIS ASET KONDISI

Tanah perkebunansawit dan pinang Produktif

Tanah Sawah Produktif

Tanah lokasi pasar Dimanfaatkan

40Dokumen Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

41Dokumen Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

Page 46: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

32

Tanah lokasilapangansepak bola Dimanfaatkan

Tanah lokasisekolah Dimanfaatkan

Tanah lokasiperkantoran Dimanfaatkan

Tanah lokasipuskesmas Dimanfaatkan

Tanah lokasitempatIbadah Dimanfaatkan

Tanah lokasiperminyakan/ptrochina Dimanfaatkan

D. Aspek Demografis Kelurahan Pandan Jaya

1. Jumlah penduduk

Kelurahan Pandan Jaya Sebanyak 6059 jiwa dengan pembagian menurut

jenis kelamin laki-laki sebanyak 3159 jiwa dan perempuan sebanyak 2903 jiwa.

Semua penduduk di Kelurahan Pandan Jaya mayoritasnya berbagai suku dari

Bugis, Banjar, Batak, Jawa dan Melayu hidup rukun, damai dan berdampingan

dengan 95% agamanya menganut agama Islam dan 5% non Muslim.42

Jumlah penduduk di Kelurahan Pandan Jaya43

Tabel 4

NO

Rukun

Tetangga

Jumlahpenduduk (Jiwa)

2018 2019

1 RT 01 109 105

2 RT 02 119 130

3 RT 03 105 104

42Dokumentasi Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 januari 2020

43Data Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

Page 47: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

33

4 RT 04 115 154

5 RT 05 103 132

6 RT 05 101 111

7 RT 07 100 112

8 RT 08 110 123

9 RT 09 108 102

10 RT 10 100 111

11 RT 11 118 124

12 RT 12 102 100

13 RT 13 105 105

14 RT 14 105 104

15 RT 15 100 100

16 RT 16 104 122

17 RT 17 115 108

18 RT 18 115 100

19 RT 19 118 126

20 RT 20 111 110

21 RT 21 97 109

22 RT 22 99 106

23 RT 23 108 114

24 RT 24 100 113

25 RT 25 107 103

Page 48: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

34

26 RT 26 98 102

27 RT 27 102 100

28 RT 28 101 102

29 RT 29 100 166

Jumlah

2,893

3.165

2. Agama

Agama merupakan suatu kepercayaan dan keyakinan serta petunjuk dan

pedoman bagi setiap manusia. Melalui pemahaman agamanya masing-masing

manusia dapat mengetahui kebesaran dan ke Esaan sang Khalik Pencinpta alam

semesta, agama merupakan sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem,

budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan

tatanan/perintah dari kehidupan dari keyakinan mereka tentang sifat, orang

memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang di sukai.

Jumlah Tempat Ibadah Di Kelurahan Pandan Jaya44

Tabel 5

TempatIbadah Jumlah

Mesjid 6

Musholah/Langgar 10

Gereja 1

44 Dokumentasi, kantor kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

Page 49: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

35

Keadaan sarana-sarana ibadah diatas menunjukan bahwa kegiatan

peribadatan lancar karena fasilitas untuk beribadah kepada sang khalik sangat

banyak sehingga untuk melakukan ibadah tidak jauh-jauh lagi terutama bagi

mayoritas umat muslim yang banyak di Kelurahan Pandan Jaya.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat,

dalam rangka untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM), karena tanpa

pendidikan manusia bias dikatakan sulit untuk maju dan berkembang dan bias jadi

tanpa adanya pendidikan manusia bias mengalami seperti hal kebodohan dan

keterbelakangan. Untuk menunjang proses itu maka sangat dibutuhkan sarana

pendidikan dalam suatu kelurahan sebagai bentuk perang terhadap yang namanya

kebodohan.45

Berikut ini merupakan fasilitas yang ada di Kelurahan Pandan Jaya

Kecamtan Geragai :

Sarana Pendidikan yang ada di KelurahanPandan Jaya46

Table 6

Sarana Pendidikan Jumlah

PAUD 1

TK 2

SD 4

45 Wawancara dengan Bapak Iduar Aidi, Kepala lurah Pandan Jaya Kec.Geragai, 5

Januari 2020 46 Dokumentasi, kantor lurah Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

Page 50: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

36

SMP 2

MTS 2

SMA 2

MA 1

SMK -

Dari sarana yang ada tersebut, maka kiranya Kelurahan Pandan Jaya dalam

menunjang pendidikan sudah cukup baik.

E. Aspek Ekonomi Kelurahan Pandan Jaya

Kelurahan Pandan Jaya mayoritas masyarakatnya bermata penceharian

dengan cara bertani, dengan berkebun kelapa sawit dan pinang serta pekrjaan

lainnya seperti kerja di perusahaan petrochina dan lain-lain .

Kegiatan sehari-hari mayarakat Kelurahan Pandan Jaya kecamatan

Geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini merupakan kegiatan rutin untuk

memenuhi kebutuhan hidup dan mata penceharian ini merupakan kegiatan dan

aktivitas masyarakat sesuai dengan bidangnya atau pekerjaan yang diamiliki, yang

tidak hanya sebagai petani kebun kelapa sawit dan pinang serta perusahaan

petrochina saja, tetapi ada juga pekerjaan lain yang digeluti oleh masyarakat desa

Pandan Jaya ini. Untuk melihat keadaan mata penceharian Kelurahan Pandan Jaya

dan dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Page 51: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

37

Usaha Jasa Lainnya47

Tabel 7

USAHA JUMLAH

Toko/kiosswalayan 18 unit

Penjualsayuran 2 orang

Penjualgorengan 4 orang

Pasar minggu 1 unit

Cuci motor 2 orang

Rumahmakan 5 unit

Usaha Makanan P-IRT 6 orang

Berdasarkan Usaha Keterampilan48

Tabel 8

KETERAMPILAN JUMLAH

TukangKayu/Mebel 2 Orang

Tukangjahit 3 Orang

Tukang Service Elektronik 2 Orang

Bengkel 6 Orang

Tukangkulibangunan 17 Orang

TukangUrut/Pijat 5 Orang

TukangTerbasRumpu 8 Orang

47Dokumentasi, kantor Kelurahan Pandan Jaya Kecamatan Geragai, 5 Januari 2020

48Ibid

Page 52: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

38

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Dampak Produk Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT)Yang Tidak

Memasang Lebel Bagi Para Pelaku Ekonomi

Dampak merupakan akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh produsen

sebagai pelaku ekonomi. Akibat dari produk pangan industry rumah tangga P-IRT

yang tidak memasang lebel akan mengakibatkan terjadinya keraguan yang

menyagkut kuliatas atau mutu barang tersebut sperti pemalsuan atau tidak

percayanya atas kualitas makanan tersebut.

Berbagai informasi tentang barang atau jasa yang diperlukan konsumen di

antaranya yang paling berpengaruh adalah informasi yang bersumber dari pelaku

usaha terutama dalam bentuk lebel. Berdasarkan Informasi pada lebel konsumen

secara tepat dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi

produk pangan tersebut dan untuk memilih aneka jenis dan kualitas makanan yang

sesuai dengan keinginan dan kemampuan konsumen. Karena mayoritas konsumen

memilih makanan yang dikonsumsi harus terjamin mutunya Hal ini sesuai dengan

apa yang di sampaikan oleh Ibu Tin sebagi konsumen yaitu:

“ketika saya berbelanja kepasar Blok.D saya mendengar ibu-ibu sedang

berbicara tentang kripik singkong khas Geragai yang rasanya berbeda dengan

yang pernah ada dijual di Jambi maupun di Sorolangun tempat saya tinggal

sehingga saya ingin mencicipin rasanya kayak mana sayapun membelinya dan

rasa keripik singkong tersebut sangat beda dengan keripik singkong yang

pernah saya makan. Akan tetapi dengan rasanya yang benar nikmat, saya

menjadi penasaran dengan apa yang menjadi bahan untuk pembuatan

bumbunya,takutnya ada bahan kimia, atau bahan yang berbahaya bagi

kesehatan. Karena tidak tercantum konmposisinya dan lebel halalnya.49

49Ibu Tin selaku konsumen, wawancara, pada tanggal 11 Januari 2020, pkl 09.35 WIB

Page 53: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

39

Ibu Tin merupakan warga sorolangun yang sedang berlibur ke tempat saya

yang merupakan keluarganya, yang berada di Desa Pandan Jaya Kec. Geragai. Dari

wawancara yang saya lakukan dapat mengambil kesimpulan bahwa Ibu Tin

mengakui cita rasa keripik singkong itu sangat enak, akan tetapi timbul pertanyaan

akan cara pembuatan karena pada produk tersebut tidak di terangkannya komposisi

lebel halal dan tanggal kadaluwarsa sehingga ibu Tin merasa ragu atas pembuatan

produk keripik singkong tersebut. Dapat disimpulkan bahwasyannya suatu

keterangan yang ada pada produk berupa lebel mejadi Hal yang penting untuk

dicantumkan dalam suatu produk karena, menjadi informasi bagi konsumen, untuk

memilih suatu barang yang dibutukan atau menjadi keinginan konsumen tersebut.

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai hal-hal yang berhubungan

dengan P-IRT pada skripsi ini, Dari 5 produsen makanan ringan produk pangan

industr P-IRT hanya satu yang mencantumkan lebel pada produknya. Berikut ini

hasil wawancara kepada produsen makanan ringan P-IRT:

Yang sudah mencantumkan lebel Menurut hasil wawancara dengan bapak

Sukirman produsen keripik singkong, yang sudah mencantumkan lebel, ia

mengatakan:

“Ada keuntungan tersendiri dengan adanya lebel. Produknya lebih diingat

oleh para pembeli serta pembeli itu mudah untuk memesan keripik singkong

sama saya karena pada produk saya telah saya cantumkan lebel nomor

handphone dan alamat sebelum saya cantumkan lebel memang sudah ada

pembelinya tapi hanya dilingkungan sekitar saja setelah saya beri lebel

pembelinya samangkin banyak dan dari berbagai daerah di Tanjung Jabung

Timur ini seperti dearah kampung laut, sabak dan daerah lainnya, dan saya

juga telah menanyakan untuk pemasangan lebel halal dan itu membutuhkan

biaya lagi setiap 6 bulan sekali harus bayar Rp 2.000.000 (duajuta rupiah),

sedangkan saya membuat keripik ini bahannya saya beli juga seperti bahan

pokoknya singkong jadi kalo dihitung hitung hasilnya tidak seberapa maka

Page 54: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

40

Dari itu saya belum memasang lebel halal pada produk saya”.50

Peneliti juga melakukan wawancara bersama ibu harti produsen keripik tempe,

yaitu :

“saya belum membuat lebeb pada produk saya karena saya memproduksinya

tidak banyak, dan kalo ada yang mesan baru saya buat lagi, dan saya juga

pasarkan keripik tempe ini di warung-warung bakso mie ayam saja, biasa nya

juga ada yang datatang ke rumah langsung untuk membelinya sebagai

cemilan”.51

Tanpa mereka ketahui bahwasanya dengan mencantumkan merek atau

lebel tersebut akan menambah daya tarik konsumen untuk mencari produk dan

memesannya serta dapat meningkatkan pendapatan produsen. Meskipun produsen

mengatakan bahwasanya tidak memperoleh dampak dari pencantuman lebel

tersebut, terdapat perbedaan antara produsen yang sudah mencantumkan lebel

pada produknnya, dimana pendapatan produsen yang sudah mencantumkan lebel

lebih tinggi di bandingkan yang belum mencantumkan lebel pada produknya.

Wawancara juga penulis lakukan bersama dengan ibu Sri penjual keripik

singkong pedas, yaitu:

“saya tidak merasakan dampak dari tidak mencantumkan merek pada produk

saya, jika harus mencantumkan merek pada produk saya maka akan

menambah biaya produksi lagi, sedangkan usaha saya masih belum cukup

besar dan saya takut mengalami kerugian sedangkan usaha saya hanya

mendapatkan keuntungan masih kecil, dan kalau ada dari produk saya yang

lempam atau tidak renyah lagi biasanya saya cuman ganti dengan kripik yang

baru lagi, kalau untuk yang merasakan efek sakit dari mengkonsumsi produk

saya tidak ada”.52

50 Bapak Sukirman, Produsen keripik singkong, wawancara, pada tanggal 15Januari

2020, pkl 08.30 WIB 51Ibu Harti, Produsen keripik tempe, wawancara, pada tanggal16 Januari 2020, pkl 10.15

WIB 52Ibu Sri, Penjual keripik singkong pedas, wawancara, pada tanggal 16 Januari 2020, Pkl

14.05 WIB

Page 55: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

41

Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa mereka tau lebel merupakan sebuah nama, lambang, tanda,

desain atau kombinasi dari semua ini, yang menunjukan suatu identitas

pembuatan penjualan suatu produk, konsumen memandang merek merupan

sebagian dari produk merek bisa membatu konsumen untuk mengenali produk

yang dapat menguntungkan bagi mereka. Merek yang terbaik akan menjadi

jaminan dan mutu bagi produsen untuk bisa meningkatkan penjualan dan

keuntungan yang dihasilkan dari produknya, oleh karena itu pentingnya merek

atau lebel dalam suatu produk.

Untuk para produsen yang belum mencantumkan lebel dan yang sudah

mencantumkan lebel sangat jelas dampaknya bagi pelaku ekonomi atau produsen

yakni hasil penjualan produsen yang telah mencantumkan lebel lebih meningkat

dibandingkan produsen yang belum mencantumkan lebel sedangkan untuk produk

yang cacat, produsen hanya mengganti rugi dengan menggati produk yang baru

dan untuk dampak seperti sakit pada konsumen dalam mengkonsumsi produk

tidak ada, dan jikalau ada produsen mengatakan akan bertanggung jawab

sewajarnya. Berdasarkan wawancara dengan ibu yati selaku konsumen P-IRT ia

mengatakan:

“Saya pernah mengkonsumsi makanan produk rumah tangga dan dari

beberapakali saya membeli cuman sekali saya dapatkan keripik yang lempam

saya juga tidak tau apakah lempem karna sudah memang lama atau memamng

lempem karna masuk angin jadi dak renyah lagi, karna di kemasan kripik dak

ade keterangan apa apa , tapi pas saya beli lagi sama penjualnye saya bilang

lah kalo keripik yang kemaren saya beli lempam, langsunglah di ganti same

penjualnye ,orang penjual keripik tu pun juge bilang same saya kalo ade yang

lempam cepat bawak sini bae kagek diganti dengan yang baru”.53

53 Ibu Yati selaku konsumen, wawancara, pada tanggal 15 April 2020, pkl 09.35 WIB

Page 56: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

42

Berdasarakan hasil dari wawancara dengan ibu yati penulis dapat

menagambil kesimpulan bahwa produsen bertanggung jawab atau mengganti rugi

apabila konsumen merasa di rugikan. Dan penulis juga melakukan wawancara

dengan Pak Agus selaku penjual bakso yang memasarkan kembali Produk Industri

Rumah Tangga keripik singkong ia mengtakan:

“banyak orang yang bilang sama saya kalau makan bakso enaknya campur

keripik, jadi saya pertama mesan sama pak sukirman kebetulan beliau

menjual keripik singkong, dan setelah habis di warung saya biasanya saya

langsung telpon pak sukirman, dan pak sukirman langsung mengantar

keripiknya, dan pak sukirman juga bilang sama saya kalo ada yang dak

renyah lagi atau lempem di pisahkan bae nantik tak ganti dengan yang

baru”.54

Pak sukirman merupan salah satu produsen yang bertanggung jawab atas

produknya apabila konsumen menagalami kerugian atas produknya, maka pak

sukirman bersedia menggati rugi atas produknya.

Berikut ini adalah distribusi jawaban konsumen terhadap pertanggung

jawaban produsen terhadap konsumen.

Distribusi Jawaban Konsumen Berdasarkan Indikator Hak-Hak

Konsumen

Tabel 9

No Hak-Hak

Konsumen Item Pertanyaan

Jawaban Responden Jumlah

Ya Tidak N %

1 Hak Untuk

Memperoleh

Informasi

Apkaha produsen

telah memberikan

Informasi tentang

produk makanan

ringan

10% 90% 13 100

54 Bapak Agus pemasar keripik singkong,wawancara, pada tanggal 18 April 2020,pkl

16.20 WIB

Page 57: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

43

(label,identitas

produk)

2 Hak Untuk

memilih

Apakah produsen

memberi

kebebasan

terhadap

konsumen untuk

memilih makanan

yang

diinginkanan

100%

0%

11

100

3 Hak Untuk

Didengar

Apakah produsen

mendengankan

complain dari

konsumen

terhadap produk

makanan yang

cacat atau

lempam

100% 0% 10 100

Berdasarkan jawaban konsumen tentang indikator hak-hak konsumen dapat

dilihat dan disimpulkan bahwa produsen industri rumah tangga dominan produsen

memberikan kebebasan kepada konsumen untuk memilih produk sesuai dengan

selera dan produsen juga mendengarkan complain yang dikatakan oleh konsumen

berkenaan dengan produk seperti cacat atau lempam pada produk presentasi

jawaban dari konsumen iya 100%, tetapi tidak di dominasi dengan produsen yang

memberikan informasi tentang bahan baku dan Infomasi lain pada kemasan

makanan ringan P-IRT.

Page 58: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

44

B. Upaya Perlindungan Konsumen Menurut UUPK Nomor 8 Tahun 1999

Terhadap Produk Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) Tidak

berlebel.

Ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf I UUPK sudah jelas bahwa pelaku usaha

dilarang memproduksi dan/memperdagangkan barang dan/jasa yang tidak

memasang lebel atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang,

ukuran, berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan,

akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha, serta keterangan lain untuk

penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat.

Produk yang termasuk dalam katagori makanan ringan menurut surat

keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.

HK.00.05.52.4040 Tanggal 9 Oktober 2006 tentang katagori pangan adalah semua

makanan ringan yang berbahan dasar kentang, ubi, serealia, tepung atau pati (dari

umbi dan kacang) dalam bentuk keripik, kerupuk, jipang. Selain itu pangan olahan

yang berbasi ikan (dalam bentu kerupuk atau keripik) juga masuk dalam katogori

makanan ringan.55 Berdasarkan katagori makanan ringan tersebut, maka produk

makanan ringan dapat dikosumsi oleh sumua umur. Pelanggaran yang dilakukan

oleh para pelaku usaha makanan ringan tentu dapat merugikan seluruh golongan

lapisan masyarakat yang mengkonsumsi makanan ringan tersebut.

Penulis melakukan wawancara bersama bapak Idris, SE selaku kepala

Dinas Instasi ketahanan pangan yaitu:

“kami sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, untuk slalu berhati

hati dalam memilih dan mengkonsumsi makanan, karena banyak sekali

55 https:// Jdih. pom. go.id (7 Januari 2020)

Page 59: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

45

pedagang-pedagang yang menjual makanan cepat saji seperti kue, dan

oleh-oleh khas daeranya masaing masing seperi keripik dan lain

sebagainya ya kita tidak tau apakah produsen itu membuat dengan cara

yang baik atau tidak barang yang halal atau tidak, dan untuk yang UMKM

kami juga sudah memberikan undangan untuk melakukan pelatihan,

pemeriksaan oleh dinas kesehatan gizi terhadap produknya, serta

menunjukan bagaimana cara membuat labeb atau setifikat untuk usahanya,

tetapi memang masih banyak UMKM atau yang kamu sebut P-IRT itu

yang tidak mau melapor dan mengikuti pelatiahan, padahal kalau meraka

mau mengikuti pelatiahan kami beriakan sertifikat izin usaha serta kami

tunjukan cara membuat label untuk produk nya .56

Berdasarakan hasil wawancara dengan bapak Idris bahwasyannya

pemerintah sudah melakukan upaya tindakan sosisalisasi berkenaan dengan P-

IRT akan tetapi tingkat kesadaran atau antusias para P-IRT memamng masih

minim sehingga kebanyakan dari P-IRT tidak mau mengikuti pelatihan yang di

adakan oleh Dinas Ketahanan Pangan pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung

Timur, khusunya di kecamatan Gearagai, termasuk di Keluhan Pandan Jaya,

sehingga banyak yang melanggar aturan pemerintah Undang-undang Nomor 8

Tahun 1998 tentang UUPK Bentuk dari pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku

usaha makanan ringan tersebut kebanyakan adalah pelanggaran terhadap pasal 8

ayat (1) huruf I tentang pelindungan konsumen.57Pelaku usaha makanan ringan

tersebut memproduksi dan memperdagangkan produk makanan ringannya dengan

dibungkus plastik bening saja, tanpa diberi keterangan apa-apa.

Sejalan dengan pasal 8 ayat (1) huruf i UUPK, pada pasal 97 ayat (1)

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan (UUP) disebutkan bahwa

setiap orang yang memproduksi pangan didalam negeri untuk diperdagangkan

56 Bapak Idris, SE , selaku ketua Insatasi Dinas Ketahanan Pangan, wawancara, pada

tanggal 19 April 2020, pkl 10.05 WIB memlalui Whatsapp. 57 Undang-undang No.8 Tahun 1999 tantang Perlindungan Konsumen (UUPK),(Jakarta:

Visimedia, 2007).

Page 60: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

46

wajib mencantumkan lebel di dalam dan/ atau pada kemasan pangan. Pada ayat

(2) disebutkan bahwa pencantuman lebel di dalam dan/atau pada kemasan pangan

ditulis atau dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia serta memuat paling

sedikit keterangan mengenai : (1) namaproduk; (2) daftar bahan yang digunakan;

(3) berat bersih atau isi bersih; (4) nama dan alamat pihak yang memproduksi atau

mengimpor; (5) halal bagi yang dipersyaratkan; (6) tanggal dan kodeproduksi; (7)

tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa; (8) nomor izin edar bagi panganolahan; (9)

asal usul bahan pangan tertentu.

Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap Pasal 8 ayat (1) huruf

(i) Undang-Undang Perlindungan Konsumen tentang label produk maka akan

dikenakan sanksi administratif yang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28

Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pasal 47ayat (2) yang

menerangkan bahwa tindakan administratif berupa peringatan secara tertulis,

larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah menarik produk

pangan dari peredaran, pemusnahan pangan, jika terbukti membahayakan

kesehatan dan jiwa manusia, penghentian produksi untuk sementara waktu.

pengenaandenda paling tinggisebesarRp. 50.000.000,00 (lima puluhjuta

rupiah); dan/atau pencabutan izin produksi, izin usaha, persetujuan pendaftaran

atau sertifikat produksi pangan industri rumah tangga. Dan juga bisa dikenakan

sanksi pidana sebagai mana disebutkan dalam Pasal 62 Undang-Undang

Perlindungan Konsumen. Adapun sanksi dari Pasal 8 ayat (1) huruf (i) Undang-

Undang Perlindungan Konsumen bahwa dapat dipidana dengan pidana penjara

Page 61: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

47

paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00

(dua milyar rupiah).58

Ada beberapa penghambat yang penulis temui dalam penelitian ini yaitu:

a. Pelaku usaha tidak mengetahui kewajiban berdasarkan Undang-undang

Perlindungan Konsumen.

b. Pelaku usaha yang menyalahi aturan dengan mengesampingkan hak

konsumen memiliki tujuan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya

sehingga tidak mau mengikuti ketentuan yang berlaku karena para pelaku

usaha memandang akan menambah biaya apabila memasang lebel pada

kemasannya dan mereka menganggap sepele hal ini.

c. Selain itu pelaku usaha kurang mengetahui ketentuan yang mengatur pada

lebel pangan industri rumah tangga sebagai sumber informasi konsumen

untuk mengetahui kondisi barang, hal ini diakibatkan oleh sumber daya

manusia yang belum memadai dari pelaku usaha industri rumah tangga yang

diakibatkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dari pelaku usaha itu sendiri.

Disini jelas kurangnya pengetahuan atas pelaku usaha tentang undang-

undang perlindungan konsumen sehingga pelaku usaha tidak mencantumkan lebel

pada produknya dan mereka tidak mengetahui bahwasannya mereka dapat di

kenakan sanksi apabila melanggar peraturan yang telah dibuat oleh Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen (UUPK), pelaku

usaha yang melakukan pelanggaran terhadap Pasal 8 ayat (1) huruf (i) Undang-

Undang Perlindungan Konsumen tentang label produk maka akan dikenakan

58 Undang-undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, pasal 67 ayat (1)

Page 62: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

48

sanksi administratif yang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004

tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Pasa l47 ayat (2) yang menerangkan

bahwa tindakan administratif berupa peringatan secara tertulis; larangan

mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah menarik produk pangan

dari peredaran; pemusnahan pangan, jika terbukti membahayakan kesehatan dan

jiwa manusia; penghentian produksi untuk sementara waktu; pengenaan denda

paling tinggi sebesar Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); dan/atau

pencabutan izin produksi, izin usaha, persetujuan pendaftaran atau sertifikat

produksi pangan industri rumah tangga.

C. Pandangan Hukum Ekonomi Islam Terhadap Perlindungan Konsumen

1. Perlindungan Konsumen

Perlindungan terhadap konsumen sangat berkaitan dengan kegiatan bisnis,

yakni perdagangan barang dan jasa dalam lingkup kegiatan ekonomi. Namun

demikian tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek lain, baik hukum, agama,

pendidikan, sosial dan budaya. Oleh karena itu berkaitan dengan perlindungan

konsumen, maka perlu ditelaah dari berbagai sudut pandang. Salah satu hal yang

penting yang perlu penelaahan adalah masalah perlindungan konsumen dalam

perspektif hukum Islam. Hal ini sangat penting karena penduduk Indonesia

mayoritasnya beragama Islam, dengan demikian seharusnya nilai-nilai ajaran

Islam mendasari peraturan perundangan-undangan yang mengatur kegiatan

perekonomian masyarakat. Sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi prilaku

masyarakat dalam berbagai bidang.

Page 63: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

49

Nilai-nilai Islam yang mendasari dalam kegiatan ekonomi terlihat dari

berbagai sudut pandang. Salah satunya yaitu memerlukan etika dalam kegiatan

bisnis. Namun ada juga pendapat para ahli bahwa dalam pelaku bisnis tidak

memerlukan etika salah satunya menurut Sony Keraf memberikan contoh tentang

pendapat para pelaku bisnis itu amoral, menurut pandangan tersebut bisnis adalah

bisnis. Bisnis tidak bisa dicampur aduk dengan etika.59

Sedangakan dalam pandangan Islam sejarah perlindungan konsumen

dalam Islam sudah dimulai sejak Nabi Muhammad SAW belum diangkat menjadi

Rasul, beliau membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid dengan

mendapatkan imabalan atau upah. Sekalipun tidak banyak literature yang

berbicara tentang aspek perlindungan konsumen ketika itu, namun prinsip-prinsip

perlindungan konsumen dapat di temukan dari praktik-praktik bisnis yang

dilakukan oleh Rasulullah SAW. Kejujuran, keadilan, dan integritas Rasulullah

tidak di ragukan lagi oleh penduduk mekkah, sehingga potensi tersebut

meningkatkan reputasi dan kemampuannya dalam berbisnis.

Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul konsumen

mendapatkan perhatian yang cukup besar dalam ajaran Islam, baik dalam Al-

Qur’an Maupun Hadis. Bisnis yang adil dan jujur menurut Al-Qur’an adalah

bisnis yang tidak menzalimi dan tidak pula dizalimi.

Konsep dan pandangan dalam Islam harus dilandasi dengan nilai-nilai dan

etika yang menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran bisnis Fakta yang

menunjukan bahwa Rasulullah telah memberikan contoh dalam melakukkan

59 Sony Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis Sebagi

Profesi Luhur,(Yogyakarta : Pustaka Filasafat, 1995), hal.56.

Page 64: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

50

perdagangan secara adil dan jujur. Seluruh ajaran Islam yang terkait dengan

perdagangan dan perekonomian beorientasi pada perlindungan hak-hak pelaku

usaha atau produsen dan konsumen, karena Islam mengkehendaki adanya unsur

keadilan, kejujuran dan transparasi yang dilandasi dengan nilai keimanan dalam

praktik perdagangan.60

Pandangan yang mendukung perlunya etika dalam melakukan kegiatan

bisnis beraggapan bahwa :

a. Bisnis mempertaruhkan segalanya

b. Bisnis menyagkut hubungan antar manusia

c. Bisnis harus mengikuti kemauan masyrakat

d. Bisnis disertai kewajiban moral

e. Bisnis harus menjaga lingkungan sosial dan tanggung jawab

Menurut Muhammad Al-Amin dalam bukunya etika dan perlindungan

konsumen dalam ekonomi Islam mendefinisikan bahwa pelaku usaha sebagai

pembisnis yang mengkhususkan diri dalam proses membuat produksi. Sedangkan

konsumen adalah objek yang dituju dalam proses produksi. Oleh karena itu

kegiatan bisnisn memerlukan etika, maka perlu disusun prinsip etika bisnis.

Untuk mengetahui bagaimana etika dalam bisnis untuk perlindungan

konsumen, maka penulis melakukan wawancara dengan bapak sukirman produsen

yang telah mencantumkan lebel, yaitu:

“ketika saya memproduksi keripik singkong saya membuatnya dengan

cara yang baik menurut syariat Islam yang jelas bahan bahannya Halal dan

tidak membahayakan orang lain sebab saya memproduksi makanan ini

60 Mustafa Edwin Nasution, M,Sc.,MAEP.,Ph.D, Pengenalan Eksklusif Ekonomi

Islam,(Jakarta: Prenada media, 2006),hlm.17.

Page 65: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

51

keluarga sayapun juga mengkonsumsinya kalo saya memproduski dengan

cara yang tidak baik maka saya juga yang menangung akibatnya ,sudah

kena didunia di akhirat juga dihukum,oleh sebab itu saya tetap

mengutamakan kepentingan kesehatan dan bahan-bahan yang tidak

berbahaya tentunya halal menurut syariat Islam”.61

Hasil dari wawancara di atas bahwa bapak Sukirman adalah penjual

keripik singkong yang mempunyai rasa yang khas dimana ia membuat produknya

dengan bahan yang halal bapak sukirman juga menjelaskan bahwa ia tidak mau

membuat olahan makanannya dengan bahan yang tidak sesuai dengan syariat

Islam, hal ini adalah merupakan suatau keimanan yang ada pada diri pak sukirman

ia bersikap jujur dan adil sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW,

dalam melakukan perdagangan karena apabila kita melakukan suatu ketidak

adilan atau tidak jujur dalam berdangan sama dengan kita menzalimi orang lain,

dan Allah melarang hal tersebut dalam Q.S Al-Baqarah ayat 279. sudah banyak

contohnya yang pernah kita lihat didalam kehidupan sehari hari seorang

pedangan yang curang dan menzalimi konsumen demi mendapatkan keuntungan

yang besar dan takut mengalami kerugian.

Dengan adanya ajaran Islam yang dibawakan oleh Rasulullah SAW,

mengajarkan cara berdangan yang baik dengan mengutamkan nilai kejujuran dan

keadilan sebab dengan menerapkan kadilan dan kejujuran maka tidak ada

produsen dan konsumen yang merasa dirugikan (menzhalimi dan terzhalimi),

Jadi prinsip perlindungan konsumen dalamekonomi Islam adalah berlandaskan

dengan ajaran Rasulullah SAW yang sesuai dengan perintah Allah SWT dalam

61 Bapak Sukirman, Produsen keripik singkong ,wawancara, pada tanggal 15 Januari

2020, pkl 08.30 WIB

Page 66: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

52

Al-Qur’annul karim yakni mengutamakan etika dan menjujung tinggi keadilan

dan kejujuran.

Perlindungan konsumen pada produk pangan industri rumah tangga sama

seperti transaksi pada umumnya, yaitu melindungi akan hak-haknya hak tanpa

paksaan, kehalalan produk, kejelasan informasi dan harga. Islam tidak mengenal

siapa yang berhati-hati, melainkan kehati-hatian adalah hal yang harus dimiliki

oleh setiap orang yang melakukan transaksi, bagi konsumen maupun pelaku usaha

harus menjauhi aktivitas jual beli yang dapat merugikan atau membahayakan

kedua belah pihak, karena dalam Islam mudharat itu harus di hilangkan.

Islam juga menawarkan hak Khiyar dalam muamalah khususnya dalam

jual beli Khiyar ini sangat penting dalam upaya melindungi hak-hak konsumen

dimana posisi konsumen sering kali dirugikan oleh pelaku usaha yang berlaku

curang dengan menjual barang yang cacat, perjanjian sepihak, atau barang tidak

sesuai dengan yang di inginkan sehingga konsumen bisa meminta ganti rugi atau

membatalkan akad tersebut.

Perbedaan antara perlindungan hak-hak konsumen dalam hukum Islam

dengan perlindungan konsumen dalam hukum positif terletak pada pengertian

konsumen dan hak. Dalam Islam pihak yang dilindungi adalah kedua belah pihak

yaitu konsumen dan pelaku usaha serta tidak mengenal konsumen akhir atau

perantara seperti halnya dalam UUPK yang hanya melindungi konsumen akhir

saja. Konsep dalam ekonomi Islam juga lebih jelas dan terarah, sedangkan dalam

Undang-undang tidak dijelaskan sehingga terjadi percampuran antara hak

konsumen yang berhubungan dengan pelaku usaha dan pemerintah. Selain itu,

Page 67: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

53

dalam UUPK perbuatan yang dapat merugikan salah satu pihak dibatasi

pertanggung jawabannya yaitu dalam jangka waktu 4 tahun setelah pembelian,

sedangkan dalam Islam perbuatan yang dapat merugikan salah satu pihak tidak

dibatasi pertanggung jawabannya dengan adanya jangka waktu.

2. Landasan Hukum

a. Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 279

ف إن ن ربم لمت فع لواف أذ نوابح سو ٱلل إنت ۦولهر لكمبتمف ل كمرءوو سأ مو

تظل مون ل و ت ظلمون ٢٧٩ل

Artinya :Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok

hartamu,kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.62

Sepintas ayat ini memang berbicara tetang riba, tetapi secara implasit

mengadung pesan-pesan perlindungan konsumen. Diakhir ayat disebutkan tidak

menganiaya dan tidak dianiaya atau tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Dalam

konteks bisnis potongan pada akhir ayat tersebut mengandung perintah

perlindungan konsumen bahwa antara pelaku usaha dan konsumen dilarang untuk

saling menzalimi atau merugikan satu dengan yang lainnya.

b. Hadist

:ا لب ي ع ان ق ال لم س ل يهو لىاللهع اللهص سول ر :أ ن ر ع نن افعع نابنعم

احبه ابالخي ارع ل ىص احدمنهم و ال مي ت ف كل الخي ارم ق اإلب يع رواهر

مسلم

62 Q.S Al-Baqarah (2): 279

Page 68: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

54

“Dari Nafi’ dari Ibnu Umar; bahwasanya Rasulullah saw bersabda: Dua orang

yang melakukan jual beli, masing-masing mereka memiliki hak untuk memilih

atas saudaranya (teman akadnya) selama mereka berdua belum berpisah kecuali

jual beli dengan menggunakan akad khiyar.” (HR. Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwasannya konsumen juga memiliki suatu hak

untuk memilih suatu barang yang diinginkannya, atau pun membatlkannya.

c. Undang-undang tentang perlindungan konsumen di Indonesia

Yang menjadi sumber hukum perlindungan konsumen adalah Undang-

undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen yang selanjutnya

disingkat dengan UUPK. Undang-undang ini disahkan pada tanggal 20 April 1999

dan dinyatakan berlaku efektif pada tanggal 20 April 2000. UUPK bukanlah satu-

satunya Undang-undang perlindungan konsumen yang mengatur tentang

konsumen tetapi sebagaimana disebutkan dalam penjelasan umunya bahwa

sebelum UUPK disahkan sebagai Undang-undang perlindungan konsumen telah

ada 20 UU yang materinya memuat perlindungan konsumen sehingga UUPK

dijadikan sebagai payung hukum bagi peraturan perundang-undangan lain yang

menyangkut konsumen dan sekaligus mengintregasikannya sehingga dapat

memperkuat penegak hukum dibidang perlindungan konsumen. UUPK bukan

meruapak awal dan akhir dari hukum yang mengatur tentang perlindungan

konsumen, tetapi terbuka kemungkinan tebentuknya Undang-undang baru yang

pada dasarnya memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi konsumen.

Page 69: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

55

3. Pelaksanaan Undang-undang di Indonesia Tentang Perlindungan

Konsumen

Undang-undang perlindungan konsumen memang sangat dibutuhkan

untuk menghindari konsumen dari kerugian akibat ulah pelaku usaha. Namun

penegakan hukum perlindungan konsumen, bukan berarti secara serta merta dapat

dikatakan bahwa konsumen telah terlindungi sepenuhnya, karena masih ada hal

lain yang perlu mendapat perhatian, khususnya konsumen Muslim, dimana

konsumen tidak hanya memerlukan kesehatan fisik tapi juga kesehatan atau

ketentraman rohani,yakni terbatas dari mengkonsumsi barang-barang yang haram,

baik karena zatnya maupun haram karena prosesnya. Untuk itu diperlukannya

lebel halal dan informasi yang lainnya. Agar masyarakat menjadi percaya dan

merasa aman saat mengkonsumsi makanan atau barang tersebut.

Page 70: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa rangkaian uraian dalam pembahasan skripsi ini, maka

dapatlah di ambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Dampak yang mereka peroleh, seperti dengan adanya lebel konsumen

mempunyai kepercayaan tersendiri kepada produsen karena dengan adanya

lebel konsumen diberi informasi tentang produk tersebut dan mempunyai ciri

khas tersendiri dibandingkan dengan produk-produk lain, serta apabila

konsumen ingin memesan produk tidak sulit, karena pada lebel pruduk

terdapat alamat dan nomor handphone produsen. Sehingga dengan demikian

dapat meningkatkan pendapatan produsen makanan ringan P-IRT.

2. Upaya Perlindungan konsumen menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun

1999 menetapkan bahwasanya bagi produsen yang melanggar peraturang

yang telah ditetapkan menurut Undang-undang perlindungan konsumen akan

dikenakan sanksi sesuai dengan UU yang telah tercantum dalam UUPK yakni

pencabutan izin usaha atau pengenaan denda paling tinggi sebesar Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); dan/atau pencabutan izin produksi,

izin usaha, persetujuan pendaftaran atau sertifikat produksi pangan industri

rumah tangga. Dan juga bisa dikenakan sanksi pidana sebagai mana

disebutkan dalam Pasal 62 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

Adapun sanksi dari Pasal 8 ayat (1) huruf (i) Undang-Undang Perlindungan

Konsumen bahwa dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun

atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).

Page 71: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

57

3. Perlindungan konsumen dalam Hukum Islam berlandaskan dengan Al-Qur’an

dan hadist Rasulullah SAW yang mana Konsep dan pandangan dalam Islam

harus dilandasi dengan nilai-nilai dan etika yang menjunjung tinggi keadilan

dan kejujuran bisnis Fakta yang menunjukan bahwa Rasulullah telah

memberikan contoh dalam melakukkan perdagangan secara adil dan jujur.

B. Saran-saran

Saran-saran yang akan penulis berikan berkaitan dengan produsen,

konsumen, dan lembaga terkait adalah :

1. Bagi produsen makanan ringan untuk segera memberikan lebel pada produk

makanan ringannya, mecantumkan tanggal kadaluwarsa lebel halal dan

infomasi yang jelas atas produk.

2. Bagi konsumen makanan ringan Kelurahan Pandan Jaya agar lebih

memahami tentang perlindungan konsumen serta agar selektif untuk memilih

produk yang ingin dikonsumsi sehingga tidak lagi menomor duakan masalah

kesehatan.

3. Bagi BPOM dan Lembaga-lembaga terkait untuk lebih meningkatkan

pengawasan kembali terhadap makanan-makanan yang beredar di pasar

khususnya makanan ringan industry rumah tangga.

C. Kata Penutup

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai

dengan kemampuan yang penulis miliki. Kemudian dari pada itu, perkenankanlah

Page 72: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

58

penulis mengucapakan rasa terimakasih kepada Bapak dan Ibu pembimbing serta

orang yang penulis sayangi sehingga penulis mampu menyeleasaikan skripsi ini.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dari segi isi, bahan dan susunan nya. Hal ini dikarenakan

keterbatasan penulis. Oleh karena itu, diharapkan kepada para pembaca

memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi

ini dan penulis akan menerima dengan lapang dada. Mudah-mudahan Allah SWT

memberikan balasan yang setimpal kepada semua pihak yang membantu sehingga

selesainya skripsi ini

Page 73: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur:

Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen Agama RI Jakarta: November 2012.

Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen Agama RI Jakarta : 5 Juli 1989.

Abdul R. Saliman, Hukum Bisnins Indonesia Jakarta: kencana, 2005 .

Abdur Rasyid Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan: Teori dan Contoh

Kasus, Jakarta: kencana, 2005.

Agnes M. Toar, Tanggung Jawab Produk, Sejarah Perkembangan Di Beberapa

Negara Bandung: BPHN-Bni cipta, 2014.

Ahmadi Miru, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2008.

Amiruddin dan Zainal Asikin.Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004.

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar

Grafika, 2009.

Endang Sari Wahyuni Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya dengan

Perlindungan Konsumen, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2003.

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Hukum Tentang Perlindungan Konsumen,

Jakarta: Gremedia, 2001.

M. Ali Mansyur, Persoalan Hukum Semarang: Persada, 2001 .

Mark E. Rowszkowski, Hukum Prinsip Bisnis, Medan: Bina Media, 2000.

Mustafa Edwin Nasution, M,Sc.,MAEP.,Ph.D, Pengenalan Eksklusif Ekonomi

Islam, Jakarta: Prenada media, 2006.

Page 74: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

Prof Drs.C.S.T Kansil,S.H, Pokok-pokok Pengetahuan Hukum Dagang

Indonesia,Jakarta:Sinar Grafika,2004.

Rianto Adi. Metode Penelitian dan Hukum Jakarta: Granit, 2005.

Sugiono, Metode Penelitian kombinasi (Mixid Methods), Bandung: ALFABETA,

2012.

Sony Keraf dan Robert Haryono Imam, Etika Bisnis Membangun Citra Bisnis

Sebagi Profesi Luhur,Yogyakarta: Pustaka Filasafat, 1995.

Syamsul Hilal, Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Raden Intan, Lampung, 2007.

Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen Jakarta: PT Charisma Putra Utama,

2013.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang RI No. 18 Tahun 2012 tentang pangan, Jakarta: Sinar Grafika,

2013

Undang-undang No.8 Tahun 1999 Tantang Perlindungan Konsumen, (UUPK)

Jakarta: Visi media, 2007.

C. Lain - lainnya :

https://ekonurzhafar.wordpress.com

https://www.researchgate.net

https:// Jdih.pom.go.id

https:// almanhaj.or.id

Ice trisnawati, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Perjajian Jual Beli

dengan menggunakan klausula Baku. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id/

bitstreamhandle, tanggal 8 desember 2019.

Page 75: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

CURRICULUM VITAE

A. Identitas Diri

Nama : Khairnurty Az-Zamzami

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat/Tanggal Lahir : Pandan Jaya, 09Januari 1998

NIM : SHE. 162055

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

Golongan Darah : O

Alamat : RT 016 Kel Pandan Jaya Kec. Geragai Kab.

Tanjung Jabung Timur

No. Hp : 0895622028588

Nama Ayah : Hairul Saleh

Nama Ibu : Nurhayati

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. SD, tahun lulus : SD Negeri 114 Pandan Jaya (2010).

b. SMP, tahun lulus : MTS Negeri 4 Pandan Jaya ( 2013)

c. MA, tahun lulus :MA Riyadhul Amien Danau Lamo ( 2016)

Page 76: PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK PANGAN …

NO GAMBAR KETERANGAN

1

Wawancara Bersama Lurah Desa Pandan

Jaya,Kecamtan Geragai.

2

Foto Bersama Staf lurah Desa Pandan

Jaya, Kecamatan Geragai.

3

Foto label Pada Produk Keripik singkong

Pak Sukirman.

4

Foto bersam bapak Sukirman dan

Istrinya Selaku produsen keripik

singkong.