perlakuan akuntansi serta penerapan akad …

84
PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG BANJARMASIN SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS TERAPAN (DIPLOMA IV) PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH PADA JURUSAN AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN OLEH : MAULIDA SAFRIANTI DEWI A04 140015 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN JURUSAN AKUNTANSI 2018

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD PEMBIAYAAN

GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR

CABANG BANJARMASIN

SKRIPSI

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN UNTUK

MENYELESAIKAN PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS

TERAPAN (DIPLOMA IV)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

PADA JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

OLEH :

MAULIDA SAFRIANTI DEWI A04 140015

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN

JURUSAN AKUNTANSI

2018

Page 2: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 3: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 4: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Maulida Safrianti Dewi

NIM : A04140015

Tempat, tanggal lahir : Hariti, 20 Juli 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sudirman A. Yani Desa Hariti Rt. 01 Rw. 01

No. 17 Kec. Sungai Raya Kab. Hulu Sungai Selatan

Nama Orang Tua (Ayah) : Hasan

(Ibu) : Misbah

Riwayat Pendidikan :

1. TK Munggu Raya, Hulu Sungai Selatan, 2003

2. SDN Batang Kulur Tengah, Hulu Sungai Selatan,

2008

3. MTsN Sungai Raya, Hulu Sungai Selatan, 2011

4. MAN 2 Kandangan, Hulu Sungai Selatan,2014

Page 5: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

v

Motto

“Di balik kesusahan pasti ada

kemudahan”

Page 6: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga masih diberi

ketetapan Iman serta komitmen sebagai Insan yang haus akan ilmu pengetahuan.

Atas ridho Allah SWT, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Penerapan Akuntansi Pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri

KC Banjarmasin”.Tidak lupa penulis haturkan shalawat dan salam kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW serta sahabat dan pengikut Beliau

hingga akhir jaman.

Penulis tentunya tidak mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa batuan dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dorongan dan

bimbingan serta pengarahan dalam penyelasaian skripsi ini, yaitu antara lain:

1. Bapak dan Ibu penulis yang telah melahirkan dan membesarkan penulis serta

selalu memotivasi dan memberikan bantuan moril maupun dana.

2. Bapak H. Edi Yohanes, ST. MT selaku Direktur Politeknik Negeri Banjarmasin.

3. Ibu Andriani, SE, MM, M.Sc selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri

Banjarmasin.

4. Bapak H. Mairijani, M.Ag selaku Kaprodi Akuntansi Lembaga Keuangan

Syariah.

5. Bapak Mochammad Arif Budiman, S.Ag, MEI selaku dosen pembimbing 1

sekaligus dosen wali.

Page 7: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

viii

6. Bapak H. Muhammmad Yassir F, S,PdI, MSI selaku dosen pembimbing 2.

7. Seluruh Dosen dan staf pengajar yang telah tulus dan ikhlas membimbing dan

memberikan bekal ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Kakak-kakak kandung penulis Zaitun, Syariffudin, Jauhar Hayati, Ida Hartati,

Rabiatul Isna Wati yang telah memberikan doa dan motivasi.

9. Seluruh keluarga penulis yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan

dana buat penulis menyelesaikan perkuliahan selama ini.

10. Seluruh teman ALKS 2014 yang selalu membantu dan memotivasi penulis.

11. Teman penulis Erviana Sya’adah S. Pd, Lisa, Siti Kisrawiah, Fathul Jannah,

Anik Septiani, Siti Risma Octaviani yang telah memberikan doa, support dan

dukungan serta motivasi.

12. Seluruh pihak yang telah terlibat dan membantu penulis yang tidak bisa

disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penulis

harapkan dari pembaca.

Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas seluruh

bantuan yang sangat berharga ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Banjarmasin,

Penulis

Page 8: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

SURAT PERNYATAAN .............................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Batasan Masalah ................................................................................... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................................... 7

B. Landasan Operasional Gadai Syariah .................................................. 19

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 29

Page 9: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pembrian Definisi Operasional Variabel .................... 32

B. Jenis Penelitian ..................................................................................... 32

C. Objek dan Lokasi Penelitian ................................................................ 32

D. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34

G. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian .................................................................................... 37

1. Profil Perusahaan ............................................................................. 37

2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 40

3. Struktur Organisasi .......................................................................... 41

4. Job Description ................................................................................ 41

5. Produk dan Layanan ........................................................................ 44

B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 48

1. Penerapan Akad Gadai Syariah ....................................................... 48

2. Perlakuan Akuntansi Gadai Syariah di Bank Syariah Mandiri ....... 51

3. Kesesuaian Akad & Perlakuan Akuntansi Gadai Syariah dengan

ketentuan PSAK,PAPSI & Fatwa DSN MUI ................................. 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 60

B. Saran ..................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................62

LAMPIRAN

Page 10: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 11: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Produk umum Bank Syariah Mandiri

Tabel 2 : Ketentuan Produk

Tabel 3 : Pendapatan produk gadai emas terhadap total pendapatan BSM

Tabel 4 : Ilustrasi jurnal pada saat akad rahn

Tabel 5 : Ilustrasi jurnal pada saat biaya-biaya diterima

Tabel 6 : Ilustrasi jurnal pada saat pelunasan/ cicilan pinjaman

Page 12: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Kerangka Pemikiran

Gambar 2 : Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Page 13: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Balasan Ijin Penelitian Perusahaan Terkait

Lembar Bimbingan Skripsi ( Pembimbing 1)

Lembar Bimbingan Skripsi ( Pembimbing 2)

Denah Perusahaan

Lembar Tanda Terima Penerima Penilaian Pembimbingan Sripsi

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.25/DSNMUI/ III/2002

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.26/DSNMUI/ III/2002

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 68/DSN-MUI/III/2008

Page 14: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

ABSTRAK

Maulida Safrianti Dewi / A04140015 / 2018 / Perlakuan Akuntansi Pembiayaan

Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Banjarmasin

Bank Syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga

melainkan dengan prinsip syariah. Perbankan syariah memiliki tugas pokok yaitu

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat

dalam bentuk pembiayaan. Penulis memfokuskan penelitian terhadap produk Gadai

Emas di Bank Syariah Mandiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui penerapan akad Gadai

Emas Syariah di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin; (2) menjelaskan perlakuan

akuntansi untuk pembiayaan gadai syariah yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri

KC Banjarmasin; (3) menilai kesesuaian perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai

syariah di Bank Syariah Mandiri dengan ketentuan PSAK 59 dan PAPSI; dan (4)

mengetahui penerapan fatwa DSN MUI untuk pembiayaan gadai syariah di Bank

Syariah Mandiri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode pengumpulan

data yang digunakan adalah metode wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi pembiayaan

gadai emas pada Bank Syariah Mandir KC Banjarmasin telah sesuai dengan ketentuan

PSAK 59, PAPSI dan Fatwa DSN-MUI Nomor 25/DSN-MUI/III/2002, serta Fatwa

DSN-MUI Nomor 26/DSN-MUI/III/2002.

Kata kunci : gadai emas, rahn, perlakuan akuntansi,pembiayaan.

Page 15: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

xv

ABSTRACT

Maulida Safrianti Dewi / A04140015 / 2018 / Accounting treatment for Shariah

Gold Mortagage Financing in Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin

Shariah bank conducts its business activities not based on the interest

(bunga) but on the sharia principles. Shariah bank has the main task of collecting

fund from the community and channeling it back to the community in the form of

financing. The author focuses the research on gold mortgage product in BSM.

The purpose of this research is (1) to find out the operation of gold mortgage

in Bank Syariah Mandiri; (2) to assess the accounting treatment for gold mortgage

in Bank Syariah Mandiri; (3) to explain the suitability level of its accounting

treatment with the regulation of PSAK 59 and PAPSI; and (4) to explain the

suitability level of its application with the fatwa of DSN-MUI. The type of research

conducted by the researcher is descriptive-comparative while data collection

methods used were interview, documentation and library research.

The results of this research indicate that the accounting treatment for the

financing of gold mortgage in Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin has been in

accordance with the provision of PSAK 59, PAPSI and Fatwa of DSN-MUI

Number 25/DSN-MUI/III/2002 as well as Fatwa DSN-MUI Number 26/DSN-

MUI/III/2002.

Keywords: gadai emas, rahn, accounting treatment, financing.

Page 16: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan lembaga perbankan syariah di Indonesia belakangan

ini sangat pesat. Perkembangan ini didukung pula oleh masyarakat

Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Apabila dibandingkan dengan

pendapatan atau aset yang dimiliki lembaga perbankan konvensional,

memang lembaga perbankan syariah masih jauh tertinggal dengan Bank

konvensional. Namun belakangan ini persaingan antara lembaga perbankan

syariah dan lembaga perbankan konvensional semakin ketat (Sari, 2017).

Seiring dengan perkembangan sektor perbankan di Indonesia, bank-bank

yang ada berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas

pelayanannya guna menarik nasabah baru dan juga untuk menjaga loyalitas

nasabah lama. Hal tersebut berlaku pula untuk perkembangan perbankan

syariah saat ini yang semakin menunjukan tren positif (Ramadhani, 2012).

Adapun beberapa dari produk bank telah dipasarkan salah satunya

yaitu pembiayaan gadai emas syariah (Rahn) yang merupakan penyerahan

jaminan/hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas

(lantakan atau perhiasan) kepada bank sebagai jaminan atas pembiayaan

(qardh) yang diterima. Gadai emas Syariah ini dapat dimanfaatkan oleh

nasabah yang membutuhkan dana jangka pendek dan keperluan yang

mendesak. Misalnya menjelang tahun ajaran baru, hari raya, kebutuhan

modal kerja jangka pendek dan sebagainya (Ramadhani, 2012).

Page 17: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

2

Gadai Syariah atau Rahn adalah menahan barang milik si peminjam

sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan

memperboleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya. manfaat yang langsung yang didapat dari produk

gadai emas (rahn) untuk bank adalah biaya-biaya konkret yang harus

dibayar oleh nasabah untuk pemeliharaan dan keamanan aset tersebut. Jika

penahanan aset berdasarkan fidusia (penahanan barang bergerak sebagai

manfaat yang langsung yang didapat dari produk gadai emas (rahn) untuk

bank adalah biaya-biaya konkret yang harus dibayar oleh nasabah untuk

pemeliharaan dan keamanan aset tersebut. Jika penahanan aset berdasarkan

fidusia (penahanan barang bergerak sebagai (Antonio, 2005).

Gadai emas BSM diluncurkan untuk menutupi kebutuhan mendesak

baik dari nasabah individu yang membutuhkan dana super cepat dengan

menggunakan akad syariah dan telah menunjukkan kinerja yang

menjanjikan di tahun tahun pertama setelah diluncurkan (Mandiri, 2016).

Pembiayaan gadai emas syariah membutuhkan kerangka akuntansi

yang menyeluruh yang dapat menghasilkan pengukuran akuntansi yang

tepat dan sesuai sehingga dapat mengkomunikasikan informasi akuntansi

secara tepat waktu dengan kualitas yang dapat diandalkan serta mengurangi

adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara Bank Syariah dengan yang

lain.

Page 18: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

3

Praktek gadai emas pada dasarnya tidak melanggar hukum atau

peraturan nasional. Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan mengenai

produk-produkyang akan ditawarkan oleh Bank Syariah kepada

nasabahnya. Melalui peraturan Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008

tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (Maemunah, 2016).

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.26/DSN-

MUI/ III/2002 dengan akad Qardh (PSAK 59) merupakan panduan dalam

pengakuan, pengukuran penyajian, dan pengungkapan yang berhubungan

dengan pembiayaan gadai syariah. PSAK ini berlaku sejak tanggal 1 Januari

2008. Penerapan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

No.26/DSN-MUI/III/2002 dan dengan akad pendamping dari gadai syariah

yaitu akad qardh (PSAK 59) untuk pembiayaan dengan gadai syariah akan

memberikan kontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan perbankan

syariah karena peraturan tersebut merupakan formulasi yang dibuat oleh

para pakar ekonomi syariah dan para akuntan di IAI. Dengan demikian,

kepercayaan masyarakat akan bertambah dalam memanfaatkan produk

pembiayaan gadai syariah.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik

untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana perlakuan akuntansi pada

pembiayaan gadai syariah, sehingga menjadi latar belakang penulis untuk

mengadakan penelitian yang mengangkat judul “Perlakuan Akuntansi

Pembiayaan Gadai Syariah PT. Bank Syariah Mandiri KC

Banjarmasin.

Page 19: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan akad Gadai Emas Syariah di Bank Syariah

Mandiri KC Banjarmasin?

2. Bagaimana perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai syariah yang

diterapkan di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin?

3. Bagaimana kesesuaian perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai

syariah di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin dengan ketentuan

PSAK Syariah 59, dan PAPSI?

4. Bagaimana kesesuaian penerapan fatwa DSN MUI untuk pembiayaan

gadai Syariah di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin?

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan dan objek

penelitian yang diteliti, maka penulis memberikan batasan yaitu hanya pada

perlakuan akuntansi gadai emas di Bank Mandiri Syariah tahun 2018, dan

bukan membahas tentang gadai dengan barang jaminan benda lain selain

emas. Selain itu, fatwa DSN yang dirujuk dalam penelitian ini dibatasi pada

fatwa-fatwa yang terkait dengan gadai, yaitu fatwa DSN MUI

No.25/DSNMUI/ III/2002 tentang Rahn & fatwa DSN MUI

No.25/DSNMUI/ III/2002 tentang Rahn Emas.

Page 20: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

5

D. Tujuan Penelitian

Adapun keinginan yang ingin dicapai dalam penelitian ini :

1. Untuk mengetahui penerapan akad Gadai Emas Syariah di Bank Syariah

Mandiri KC Banjarmasin?

2. Untuk menjelaskan perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai syariah

yang diterapkan di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin?

3. Untuk menilai kesesuaian perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai

syariah di Bank Syariah Mandiri dengan ketentuan PSAK Syariah 59,

PAPSI?

4. Untuk mengetahui penerapan fatwa DSN MUI untuk pembiayaan gadai

syariah di Bank Syariah Mandiri?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengaplikasikan

ilmu akuntansi yang didapat penulis selama kuliah yaitu dengan

menerapkan , sehingga penulis dapat menuangkan hasil penelitian dalam

bentuk skripsi.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Page 21: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

6

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan bahan

rujukan untuk peneliti selanjutnya yang lebih mendalam terhadap

bidang Ilmu Akuntansi khususnya pada bidang akuntansi syariah.

3. Bagi Bank

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi

perkembangan produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri dan

peluangnya produk tersebut di masyarakat.

Page 22: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)

Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

intermediary adapun maksudnya adalah bank sebagai perantara bagi orang

kelebihan dana dan kekurangan dana, yang mana orang yang kelebihan

dana akan menitipkan uangnya kepada bank dan bank menyalurkan dana

tersebut kepada orang memerlukan. Artinya, lembaga bank adalah lembaga

yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah uang. Oleh karena itu,

usaha bank akan selalu dikaitkan dengan maslaah uang yang merupakan

alat pelancar terjadinya perdagangan yang utama.kegiatan dan usaha yang

akan selalu terkait dengan komoditas, antara lain: (1) Memindahkan uang;

(2) Menerima dan membayar kembali uang nasabah; (3) Membeli dan

menjual surat-surat berharga; dan (4) Memberi jaminan bank (Muhammad,

2016).

Produk yang termasuk dalam pelayanan jasa ini menjadi salah satu

produk yang banyak diminati masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal tersebut

dikarenakan emas merupakan produk yang mengalami kenaikan setiap

Page 23: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

8

tahunnya. Bahkan masyarakat cenderung menggunakan gadai emas

menjadi suatu bentuk investasi. Gadai emas Syariah ini dapat dimanfaatkan

oleh nasabah yang membutuhkan dana jangka pendek dan keperluan yang

mendesak. Misalnya menjelang tahun ajaran baru, hari raya, kebutuhan

modal kerja jangka pendek dan sebagainya. Sistem gadai emas juga sangat

bermanfaat bagi sebagian orang yang senang memanfaatkan momentum

tren sebuah bisnis. Sistem gadai lebih menguntungkan dari pada menjual

emas tersebut. Gadai emas bisa dilakukan di berbagai macam tempat, tetapi

yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah melalui pegadaian

syariah dan bank syariah. Pembiayaan adalah salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh bank syariah. Pembiayaan gadai emas syariah adalah

penggadaian atau penyerahan hak penguasa secara fisik atas harta/barang

berharga (berupa emas) dari nasabah (rahin) kepada bank (Murtahin) untuk

dikelola dengan prinsip ar-rahn yaitu sebagai jaminan (Marhun) atas

pinjaman/utang (Marhun bih) yang diberikan kepada nasabah/ peminjaman

tersebut (Sari, 2017).

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang

atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berpiutang

sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual oleh orang yang

berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajiban pada saat

jatuh tempo (Sutedi, 2011).

Page 24: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

9

Gadai (Rahn) dalam Fiqh adalah perjanjian suatu barang sebagai

tanggungan utang atau menjadikan suatu benda bernilai menurut

pandangan syara’ sebagai tanggungan pinjaman (marhun bih), sehingga

dengan adanya tanggungan utang ini seluruh atau sebagian utang dapat

diterima. (Apriani, 2010)

Pembiayaan gadai syariah membutuhkan kerangka akuntansi yang

menyeluruh yang dapat menghasilkan pengukuran akuntansi yang tepat

dan sesuai sehingga dapat mengkomunikasikan informasi akuntansi secara

tepat waktu dengan kualitas yang dapat diandalkan serta mengurangi

adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara bank syariah yang satu

dengan yang lain. Pada penerapan sistem syariah, tentu mempunyai sistem

perlakuan akuntansi yang berbeda dengan perlakuan akuntansi

konvensional pada umumnya. Kebutuhan dalam menetapkan metode

pengukuran akuntansi, terutama pembiayaan gadai syariah harus

disesuaikan dengan peraturan perbankan dan ketentuan-ketentuan syariah

yang telah diatur.

Sedangkan pengertian gadai yang dalam Pasal 1150 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdataan (KUHD) adalah suatu hak yang

diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak

tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh orang yang

mempunyai utang. Oleh karena itu, makna gadai (rahn) dalam bahasa

Page 25: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

10

hukum perundang-undang disebut sebagai barang jaminan atau agunan

(Sutedi, 2011).

Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai

jaminan atas pinjaman yang diterima. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan

memperboleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah

semacam jaminan utang atas gadai. manfaat yang langsung yang didapat

dari produk gadai emas (rahn) untuk bank adalah biaya-biaya konkret yang

harus dibayar oleh nasabah untuk pemeliharaan dan keamanan aset

tersebut. Jika penahanan aset berdasarkan fidusia (penahanan barang

bergerak sebagai manfaat yang langsung yang didapat dari produk gadai

emas (rahn) untuk bank adalah biaya-biaya konkret yang harus dibayar

oleh nasabah untuk pemeliharaan dan keamanan aset tersebut. Jika

penahanan aset berdasarkan fidusia (penahanan barang bergerak sebagai

jaminan) (Antonio, 2005). Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn

adalah semacam jaminan utang atau gadai.

Ar Rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada

bank/pegadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang

yang dimiliki nasabah. Transaksi di atas merupakan

Page 26: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

11

kombinasi/penggabungan dari beberapa transaksi atau akad yang

merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan meliputi:

a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi/akad Qardh.

b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksai/akad Rahn

c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas

penitipan tersebut di atas melalui transaksi/akad ijaroh (Apriani, 2010).

Akad qardh adalah akad dana kepada nasabah dengan ketentuan

bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu

yang telah disepakati. Pinjaman qardh meliputi pembiayaan dengan akad

hawalah dan rahn. Akad hawalah adalah akad pengalihan utang dari pihak

yag berutang (nasabah) kepada pihak lain (bank) yang wajib menanggung

atau membayar. Atas transaksi ini Bank mendapatkan imbalan (ujrah) dan

diakui sebagai pendapatan pada saat diterima. Rahn merupakan transaksi

gadai barang atau harta dari nasabah kepada bank dengan uang sebagai

gantinya. Barang atau harta yang digadaikan tersebut dinilai sesuai harga

pasar dikurangi persentase tertentu. Atas transaksi ini Bank mendapatkan

imbalan (ujrah) dan diakui selama periode akad (Mandiri, 2016).

Secara umum transaksi yang digunakan dalam gadai syariah,

misalnya dipegadaian syariah adalah transaksi yang menggunakan dua

akad yaitu (a) akad rahn dan (b) akad ijarah. Meskipun, secara konsep

Page 27: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

12

kedua akad dimaksud, sesungguhnya mempunyai perbedaan. Namun,

dalam teknis pelaksanaannya. maka nasabah (rahin) tidak perlu

mengadakan akad dua kali.

a. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si

peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya,

pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil

kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini,

lembaga keuangan syariah menahan barang bergerak sebagai

jaminan atas uang nasabah.

b. Akad Ijarah. Dalam gadai syariah dengan akad ijarah, penerima

gadai dapat menyewakan tempat penyimpanan barang kepada

nasabahnya. Berarti nasabah (rahin) memberikan murtahin

ketika masa kontrak berakhir dan murtahin mengembalikan

marhun kepada rahin (Indriani, 2013).

Berdasarkan beberapa pengertian, dapat diartikan gadai (rahn) harta

yang untuk dijaminkan oleh pemiliknya sebagai jaminan utang dan

kepercayaan hutang.

2. Gadai Emas

Gadai emas syariah saat ini tengah menjadi primadona bagi

masyarakat yang memerlukan dana segar dengan cepat. Masyarakat juga

memiliki pilihan tempat untuk melakukan gadai emas syariah karena selain

Page 28: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

13

di Pegadaian Syariah, yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, kini

banyak bank-bank syariah yang membuka unit gadai syariah, seperti Bank

Syariah Mandiri, Bank Danamon Syariah, BNI Syariah, Bank BRI Syariah,

dan Bank Jabar Syariah. Gadai emas di pegadaian syariah atau bank syariah

memiliki kelebihan, seperti persyaratan mudah, proses cepat dan

mudah, jaminan keamanan standar bank, pencairan dana cepat, dan jangka

waktu peminjaman yang dapat diperbarui. Segala kelebihan di atas menjadi

pendorong bagi masyarakat atau wirausahawan untuk melakukan gadai

emas syariah.

Bagi lembaga keuangan syariah, khususnya bank syariah,

produk gadai emas juga memiliki beberapa keuntungan. Menurut Direktur

Utama Karim Business Consulting, Adiwarman A. Karim, ada tiga

keuntungan yang diperoleh bank syariah dari produk gadai emas, yaitu 1.)

profitabilitas tinggi, margin tebal karena masyarakat kecil mau bayar

mahal, 2.) bagi bank aman karena ini ibarat seperti Kredit Tanpa Agunan

(KTA), tapi kalau KTA tidak ada jaminan, ini ada jaminan dan likuid, 3.)

tidak ada penyisihan penghapusan aktiva produktif. Keuntungan dan

kelebihan yang dapat diberikan oleh gadai emas syariah baik bagi

masyarakat maupun bank syariah menjadikan produk pembiayaan ini

memiliki prospek yang bagus untuk mendorong partisipasi masyarakat

Page 29: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

14

dalam aktivitas ekonomi Islam dan ikut serta dalam memperluas penerapan

ekonomi Islam di Indonesia.

Sistem gadai emas syariah yang saat ini sedang booming di

pegadaian syariah dan bank syariah ini tentu perlu untuk diketahui landasan

syariah dan fiqh muamalahnya agar masyarakat mendapat informasi dan

edukasi yang cukup tentang sistem ini. Selain itu, agar masyarakat

mengetahui dan memahaminya sehingga ekonomi Islam menjadi semakin

akrab di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

3. Dasar Hukum Gadai Syariah (Rahn)

Adapun yang menjadi landasan dalam gadai syariah bersumber dari

Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW yakni :

a. Al – Qur’an

1) QS. Al- Baqarah: 283 :

Artinya: “ jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak

secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,

maka hendaklah ada barang tanggung yang dipegang. Tetapi jika

sebagaimana kamu mempercayai sebagian yang lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya)

dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Rabbnya. Dan janganlah

kamu menyembunyikan kesaksian, karena barang siapa

menyembunyikan, sesungguh , hatinya kotor (berdosa). Allah maha

mengatahui apa yang kamu kerjakan. QS Al-baqarah 283

Ayat ini menerangkan dalam hal muamalah yang tidak

tunai, yang dilakukan dalam perjalanan dan tidak ada seorang juru

Page 30: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

15

tulis yang akan menuliskannya, maka hendaklah ada barang

tanggungan (jaminan) yang dipegang oleh pihak yang berpiutang,

kecuali jika masing-masing percaya mempercayai dan

menyerahkan/berserah diri kepada Allah, maka muamalah itu

boleh dilakukan tanpa adanya barang tanggungan.

2) QS. Al- Maidah : 2 :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar

syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-

bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,

dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu

orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka

mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu

telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan

janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum

karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram,

mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

b. Hadits

1) Hadits menurut HR Al Bukhari no 2513 dan Muslim no. 1603

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam membeli dari

seorang yahudi bahan makanan dengan cara hutang dan

menggadaikan baju besinya”

Page 31: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

16

2) Hadist menurut HR Syafi’I dan Daruqutni

“Barang yang digadaikan itu tidak boleh ditutup dari pemilik yang

menggadaikannya baginya adalah keuntungan dan tanggung

jawabnyalah bila ada kerugian (biaya).

3) Hadist menurut Shahih riwayat At-Tirmidzi

“Hewan yang dikendarai dinaiki apabila digadaikan dan susu (dari

hewan) diminum apabila hewannya digadaikan. Wajib bagi yang

mengendarainya dan yang minum, (untuk) memberi nafkahnya.”

4) Hadist Nabi riwayat al-Syafi'i, al-Daraquthni dan Ibnu Majah dari

Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:

"Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik yang

menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan menanggung

resikonya."

4. Rukun-Rukun Syarat Gadai Syariah

a. Rukun-rukun Gadai Syariah

Muljono (2015: 236) menyebutkan rukun gadai syariah (rahn)

dapat dijabarkan sebagai berikut.

Page 32: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

17

1) Rahin (yang menggadaikan)

Orang yang dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang

yang digadaikan.

2) Murtahin (yang menerima gadai)

Orang, bank atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk

mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai).

3) Marhun (barang yang digadai)

Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam

mendapatkan utang.

4) Marhun bih (utang)

Sejumlah dana yang memberikan murtahin kepada rahin atas dasar

besar taksiran marhun.

5) Sighat

Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam transaksi gadai

syariah.

b. Syarat Gadai Syariah (rahn)

1) Rahin dan Murtahin

Pihak-pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin dan murtahin

harus mengikuti syarat-syarat berikut kemampuan, yaitu berakal sehat.

Kemampuan juga berarti kelayakan seseorang untuk melakukan

transaksi.

Page 33: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

18

2) Sighat

a) Sighat tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan juga dengan

suatu waktu di masa depan.

b) Rahn mempunyai sisi pelepasan barang dan pemberi utang

seperti halnya akad jual beli. Maka tidak boleh diikat dengan

syarat tertentu atau dengan suatu waktu di masa depan.

3) Marhun bih (utang)

a) Harus merupakan hak yang wajib diberikan/diserahkan kepada

pemiliknya.

b) Memungkinkan pemanfaatan, bila sesuatu menjadi utang tidak

bisa dimanfaatkan, maka tidak sah.

c) Dapat dihitung jumlahnya, bila tidak dapat diukur maka gadai

tidak sah.

4) Marhun (barang)

Secara umum barang gadai harus memenuhi beberapa syarat,

antara lain:

a) Harus diperjualbelikan.

b) Harus berupa harta yang bernilai.

c) Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah.

d) Harus diketahui keadaan fisiknya,maka piutang tidak sah untuk

digadaikan, harus berupa barang yang diterima secara langsung.

Page 34: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

19

e) Harus dimiliki oleh rahin (pegadai) setidaknya harus seizin

pemiliknya.

B. Landasan Operasional Gadai Syariah (Rahn)

1. Perlakuan Akuntansi Gadai Syariah (Rahn)

Untuk mengetahui kesesuaian perlakuan akuntansi atas pembiayaan

gadai syariah dengan SAK Syariah 59(akad qardh) . SAK Syariah 59 yang

mengatur yaitu sebagai berikut :

Dalam Rahn emas penentuan biaya dan pendapatan sewa (Ijarah) atau

penyimpanan dilakukan berdasarkan akad pendamping dari gadai syariah

yaitu akad qardh (SAK 59) yang terkait dimana pengakuan dan pengukuran

serta pengungkapan dan penyajiannya (IAI, 2017)

a. Pengakuan dan Pengukuran Qardh

139. Pinjaman qardh adalah menyediakan dan atau tagihan

dapat dipersembahkan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepekatan antara peminjam dan pihak yang meminjam yang

mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu. Pihak yang meminjam dapat menerima imbalan namun

tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjin.

140. Bank Syariah di samping memberikan pinjaman qardh,

juga dapat menyarulkan pinjaman dalam bentuk qardhul hasan

adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam

Page 35: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

20

untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu

dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir

periode yang disepakati. Jika peminjam mengalami kerugian

bukan karena kelalaiannya maka kerugian tersebut dapat

mengurangi jumlah pinjaman. Pelaporan qardhul hasan

disajikan tersendiri dalam laporan sumber dan penggunaan dana

qardhul hasan karena danatersebut bukan aset bank yang

bersangkutan.

141. sumber dana qardhul hasan berasal dari eksternal dan

internal. Sumber dana ekternal meliputi dana qardhul hasan

yang diterima Bank Syariah dari pihak lain (misalnya dari

syariah dan sumbangan, infak, shadaqah, dan sebagainya) dana

yang disedikan oleh para pemilik Bank Syariah dan hasil

pendapatan nonhalal. Sumber dana internal meliputi hasil

tagihan pinjaman qardhul hasan.

b. Penyajian dan Pengungkapan

Berdasarkan penjelasan yang terdapat dalam PSAK Syariah 59,

penyajian dan pengungkapan meliputi:

142. pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang

dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari

pinjaman atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan

pada saat terjadinya.

Page 36: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

21

143. dalam hal Bank bertindak sebagai pinjaman qardh,

kelebihan pelunasan pemberi pinjaman qardh diakui sebagai

beban.

2. PAPSI

a. Definisi

01 Pinjaman Qardh yang diberikan adalah penyediaan dana atau

tagihan yang dapat dipersama kan dengan itu berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang

mewajibkan peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu.

b. Dasar Pengaturan

01. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

02. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Syariah.

c. Penjelasan

01.Pinjaman Qardh yang diberikan merupakan pinjaman yang tidak

mempersyaratkan adanya imbalan.

02.Akad Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah terdiri dari dua

macam :

a) Akad Qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata

sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-MUI Nomor:

19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh, bukan sebagai

Page 37: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

22

sarana atau kelengkapan bagi transaksi lain dalam produk

yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan;

b) Akad Qardh yang dilakukan sebagai sarana atau kelengkapan

bagi transaksi lain yang menggunakan akad-akad

mu’awadhah (pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam

produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Penggunaan dana dari pihak ketiga hanya diperbolehkan

untuk tujuan komersial antara lain seperti produk Rahn Emas,

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah,

Pengalihan Utang, dan Anjak Piutang.

03. Bank dapat meminta jaminan atas pemberian Qardh.

04. Bank hanya boleh mengenakan biaya administrasi atas pinjaman

Qardh.

05. Pendapatan yang berasal dari biaya Administrasi dalam pinjaman

Qardh yang dananya berasal dari dana pihak ketiga akan dibagi -

hasilkan, sedangkan untuk pinjaman Qardh yang dananya berasal

dari modal Bank tidak bagihasil.

06. Ujrah dari akad ijarah atau akad lain yang dilakukan bersamaan

denganpemberian pinjaman Qardh (untuk rahn, talangan haji, dan

pengalihan utang) yang dananya berasal dari dana pihak ketiga maka

pendapatan yang diperoleh akan dibagihasilkan, sedangkan apabila

Page 38: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

23

dananya berasal selain dari dana pihak ketiga pendapatan yang

diperoleh tidak dibagihasilkan.

07. Dalam hal nasabah mengalami tunggakan pembayaran angsuran,

Bank membentuk Penyisihan Penghapusan Aset untuk pinjaman

Qardh sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh otoritas pengawasan.

D. Perlakuan Akuntansi

D1. Pengakuan dan Pengukuran

01. Pinjaman Qardh diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat

terjadinya.

02. Biaya administrasi, bonus, ujrah yang dananya bersumber dari modal

Bank diakui sebagai pendapatan operasional lainnya sebesar jumlah

yang diterima.

03. Biaya administrasi, bonus, ujrah yang dananya bersumber dari dana

pihak ketiga diakui sebagai pendapatan utama lain dan dibagihasilkan

sebesar jumlah yang diterima.

D2. Penyajian

01. Pinjaman Qardh yang bersumber dari modal Bank dan dana pihak

ketiga disajikan pada pos pinjaman Qardh.

02. Penyisihan Penghapusan Aset pinjaman Qardh disajikan sebagai pos

lawan (contra account) pinjaman Qardh.

Page 39: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

24

Fatwa DSN-MUI yang merupakan hukum positif oleh Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah juga telah

mengatur Rahn. Fatwa yang mengatur yaitu sebagai berikut :

3. Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002

Menurut fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai

syariah (Rahn) yang menetapkan hukum bahwa gadai syariah dibolehkan,

dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa.

Pertama : Hukum

Bahwa pinjam dengan mengadaikan barang sebagai jaminan

utang dalam bentuk rahn dibolehkan.

Kedua : Ketentuan Rahn

a. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk

menahan Marhun (barang) sampai semua utang Rahin

(yang menyerahkan barang) dilunasi.

b. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin. Pada

prinsipnya, Marhun tidak boleh dimanfaatkan oleh

Murtahin kecuali seizin Rahin,dengan tidak mengurangi

nilai marhun dan manfaatnya itu sekedar pengganti biaya

pemeliharaan dan perawatannya.

c. Pemeliharaan dan penyimpanan Marhun pada dasarnya

menjadi kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan juga

Page 40: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

25

oleh Murtahin sedangkan biaya dan pemeliharaan

penyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin.

d. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak

boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.

e. Penjual Marhun :

1) Apabila jatuh tempo, Murtahin harus

memperingatkan Rahin untuk segera melunasi

utangnya.

2) Apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya,

maka Marhun dijual paksa/dieksekusi melalui

lelang sesuai syariah.

3) Hasil penjualan Marhun digunakan untuk melunasi

utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang

belum dibayar serta biaya penjualan.

4) Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan

kekurangannya menjadi ke wajiban Rahin.

4. Fatwa DSN-MUI No.26/DSN-MUI/III/2002

Menurut Fatwa DSN-MUI No.68/DSN-MUI/III/2008 tentang Rahn

Emas yang menetapkan hukum bahwa gadai syariah dibolehkan, dengan

ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa.

Pertama : Ketentuan Khusus

Page 41: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

26

a. Rahn emas dibolehkan berdasar prinsip Rahn (lihat Fatwa

DSN nomor : 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn)

b. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun)

ditanggung oleh penggadai (rahin)

c. Ongkos sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya

didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata

diperlukan.

d. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan

berdasarkan Akad Ijarah.

5. Fatwa DSN-MUI No.68/DSN-MUI/III/2008

Menurut Fatwa DSN-MUI No.68/DSN-MUI/III/2008 tentang Rahn

Tasjily yang menetapkan hukum bahwa gadai syariah dibolehkan, dengan

ketentuan sebagaimana diatur dalam fatwa.

Pertama : Ketentuan Umum

Rahn Tasjily disebut juga dengan Rahn Ta’mini, Rahn Rasmi,

atau Rahn Hukmi adalah jaminan dalam bentuk barang atas

utang, dengan kesepakatan bahwa yang diserahkan kepada

penerima jaminan (Murtahin) hanya bukti sah kepemilikannya,

sedangkan fisik barang jaminan tersebut (Marhun) tetap berada

dalam penguasaan dan pemanfaatan pemberi jaminan (Rahin).

Kedua : Ketentuan Khusus

Page 42: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

27

Rahn Tasjily boleh dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Rahin menyerahkan bukti sah kepemilikan atau seritifat

barang yang dijadikan jaminan (Marhun) kepada Murtahin;

b. Penyerahan barang jaminan dalam bentuk bukti sah

kepemilikan atau seritifikat tersebut tidak memindahkan

kepemilikan barang ke murtahin.

c. Rahin memberi wewenang (kuasa) kepada Murtahin untuk

melakukan penjualan Marhun, baik melalui lelang atau

dijual ke pihak lain sesuai prinsip syariah, apabila terjadi

wanprestasi atau tidak dapat melunasi utangnya;

d. Pemanfaatan barang marhun oleh rahin harus dalam batas

kewajaran sesuai kesepakatan;

e. Murtahin dapat mengenakan biaya pemeliharaan dan

penyimpanan barang Marhun (berupa bukti sah

kepemilikan seritifikat) yang ditangguhkan oleh Rahin,

berdasarkan akad Ijarah;

f. Besaran biaya sebagaimana dimaksud huruf (e) tersebut

tidak boleh dikaitkan dengan jumlah utang Rahin kepada

Murtahin;

Page 43: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

28

g. Selain biaya pemeliharaan, Murtahin dapat pula

mengenakan biaya lain yng diperlukan pada pengeluaran

yang riil.

h. Biaya asuransi Rahn Tasjily ditanggung oleh Rahin.

Ketiga : Ketentuan Umum fatwa No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang

Rahn terkait dengan pelaksaan akad Rahn Tasjily berlaku

pula pada fatwa ini.

Berdasarkan SAK 107 dalam rahn emas penentuan biaya dan pendapatan sewa

(ijarah) dilakukan berdasarkan akad pendamping dari gadai emas syariah yaitu akad

ijarah (SAK 107). Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn yaitu

menentukan gadai syariah. Fatwa DSN-MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn

emas yang mengatur pembiayaan tentang rahn emas. Fatwa DSN-MUI No. 68/DSN-

MUI/III/2008 tentang rahn tasjily pengaturan penyerahan barang yang di gadaikan.

SAK 107 dalam rahn emas penentuan biaya dan pendapatan sewa (ijarah) dilakukan

berdasarkan akad pendamping dari gadai emas syariah yaitu akad qardh(SAK 59).

Page 44: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

29

c. Hasil Penelitian Terdahulu

Identitas Peneliti/

Aspek

Judul

Intusi/ perusahaan

yang diteliti

Permaslahan Metode

Penelitian

Hasil Penelitian

Ami Apriani

206046103804

Universitas Islam

Negeri Syarif

Hidayattullah Jakarta

Prosfek

Gadai

(Rahn)

Emas di

Perbankan

Bank Syariah

Mandiri Cabang

Bekasi

1.Bagaimana pratek gadai emas

(rahn)

2.Bagaimana tingkat perkembangan

gadai emas

Data kualitatif 1. Perlakuan akuntansi rahn di Pegadaian

Syariah Cabang Istiqlal Manado

menggunakan prinsip akuntansi yang

berlaku umum seperti, Fatwa DSN-MUI

No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn,

No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn

emas, serta No. 92/DSN-MUI/IV/2014

tentang pembiayaan yang disertai rahn. Hal

tersebut dilakukan karena belum adanya

standar akuntansi yang berlaku untuk

pembiayaan rahn. 2. Tingkat pengembalian keuntungan dari

pembiayaan gadai Syarih (rahn) untuk

tahun 2010 ke 2011 mengalami

peningkatan dengan persentase dari 0.31%,

begitupula untuk jumlah nominal dari

pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat

juga terjadi peningkatan signifikan.

Nur Amaliah

Ramadahani

A31107024

Universitas Hasanuddin

Makasar

Analisis

Perlakuan

Akuntasi

pembiayaan

Gadai

Emas

Bank BNI Syariah

Cabang Makasar

1Apakah perlakuan akuntansi atas

pembiayaan gadai syariah yang

diterapkan Bank BNI Syariah telah

sesuai dengan PSAK 107 (akad

ijarah )?

2.Apakah gadai emas syariah di

Bank BNI Syariah telah sesuai

Fatwa DSN MUI No.26/DSN-

MUI/III/2002?

3.Bagaimanakah tingkat

pengembalian pendapatan

(keuntungan) pembiayaan gadai

syariah pada PT. Bank Negara

Data kualitatif

dan Data

kuantitatif

1. Perlakuan akuntansi pembiayaan gadai syariah rahn pada BNI Syariah cabang Makassar sudah sesuai PSAK 107 (akad Ijarah) dengan uraian yang meliputi: a. Pengakuan dan pengukuran pembiayaan gadai syariah, Kejadian-kejadian yang penting (critical event) pada pembiayaan yaitu Pada saat terjadinya akad pembiayaan: Pengakuan tersebut sesuai dengan PSAK No.107 part 1 yang menyatakan bahwa

Page 45: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

30

Indonesia Syariah, Tbk. Cabang

Makassar? pembiayaan gadai emas dinilai sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya dan menggunakan dasar kas (cash basis) 2.Pembiayaan gadai emas syariah pada BNI Syariah telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.26/DSNMUI/ III/2002. 3. Tingkat pengembalian keuntungan dari pendapatan pembiayaan gadai syariah (rahn) untuk tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami peningkatan dengan persentase dari 0,31% menjadi 3,78%, begitupula untuk jumlah nominal dari pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat juga terjadi peningkatan yang signifikan.

Adisty Isini

Herman Karamoy

Universitas Sam

Ratulangi, Manado

Evaluasi

Penerapan

Akuntasi

Gadai

Syariah

PT Pegadaian

(Persero) Cabang

Manado

1.Apakah perlakuan akuntansi atas

pembiayaan gadai emas syariah

yang diterapkan Bank BJB Syariah

Kantor Cabang Pembantu

Karawang telah sesuai dengan

PSAK 107 (akad ijarah)?

2.Apakah gadai emas syariah di

Bank BJB Sayriah Kantor Cabang

Pembantu Karawang telah sesuai

dengan Fatwa Dewan Syariah

Nasional MUI No. 26/DSN-

MUI/III/2002?

Data Kualitatif 1. Penerapan akuntansi rahn di Pegadaian

Syariah Cabang Istiqlal Manado untuk

transaksi mengenai sewa tempat (ujroh)

sudah sesuai dengan PSAK 107 tentang

ijarah. Serta untuk transaksi lainnya pihak

pegadaian menggunakan Fatwa Dewan

Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

sesuai dengan produk pembiayaan gadai

syariah (rahn).

2. Perlakuan akuntansi rahn di Pegadaian

Syariah Cabang Istiqlal Manado

menggunakan prinsip akuntansi yang

berlaku umum seperti, Fatwa DSN-MUI

No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn,

No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn

emas, serta No. 92/DSN-MUI/IV/2014

tentang pembiayaan yang disertai rahn. Hal

tersebut dilakukan karena belum adanya

standar akuntansi yang berlaku untuk

pembiayaan rahn.

Page 46: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

31

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu dari Ami Apriani tidak

menggunkan PSAK Syariah 59 penulis terdahulu ini cuma menggunakan Fatwa DSN

–MUI, Ami Apriani melakukan penelitian di pegadaian Syariah. Sedangkan Nur

Amaliah melakukan penelitian bukan di Bank Syariah Mandiri, penulis terdahulu ini

melakuakan penelitian terdahulu di Bank BNI Syariah.

Page 47: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Opersional Variabel

1. Pembiayaan Gadai Emas Syarah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah perlakuan akuntansi menurut PSAK Syariah 59 dan PAPSI.

2. Pembiayaan Gadai Emas Syariah yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah penerapan fatwa DSN MUI

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif ini menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang ada

dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak

melakukan pengujian hipotesis.

C. Objek dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian PT. Bank

Syariah Mandiri KC Banjarmasin, Tbk, beralamat di Jl. Lambung Mangkurat

No. 16, Kertak Baru Ulu, Kec. Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin,

Kalimantan Selatan.

Page 48: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

33

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Data kualitatif yaitu data yang tidak dapat diukur atau dinilai dengan

angka angka, berbentuk informasi seperti gambaran umum perusahaan

dan informasi lain yang digunakan untuk membahas rumusan masalah.

b) Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka-angka,

seperti Laporan Keuangan triwulan bank.

2. Adapun sumber data yang digunakan yaitu:

a) Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung

terhadap objek penelitian, baik melalui pengamatan, wawancara,

maupun dokumentasi.

b) Data sekunder adalah data yang tidak diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh penulis. Dalam penelitian ini, data sekunder

diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa catatan dan

laporan perusahaan baik yang dipulikasikan maupun yang tidak

dipublikasikan, selain itu juga diperoleh dari buku, jurnal dan penelitian

terdahulu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang dibahas,

penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Page 49: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

34

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur, peraturan

perundangan, dokumen resmi, majalah, tulisan-tulisan ilmiah dan sumber

kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data yang

diperoleh dengan teknik ini adalah data sekunder.

2. Studi Lapangan

Penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di lapangan

penelitian langsung dari obyek penelitian.

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu komunikasi verbal seperti percakapan untuk

memperoleh informasi. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data

dengan melakukan tanya jawab kepada pegawai Bank Syariah Mandiri.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Setelah data diperoleh, maka data tersebut selanjutnya diolah

kemudian dilakukan analisis. Analisis data ini penting artinya karena dari

analisis ini, data yang diperoleh dapat memberi arti dan makna yang

berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan obyek penelitian yang

sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis tentang permasalahan

yang dihadapi oleh obyek penelitian kemudian membandingkan dengan

Page 50: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

35

standar yang ada pada saat itu untuk selanjutnya dideskripsikan bagaimana

PT. Bank Syariah Mandiri , Tbk. memperlakukan perihal yang berkaitan

dengan pembiayaan gadai syariah berdasarkan PSAK 59, PAPSI, Fatwa

DSN MUI yang meliputi Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002

tentang Rahn, Fatwa DSN-MUI No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn

Emas, dan Fatwa DSN-MUI No.68/DSN-MUI/III/2008.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan literatur-literatur yang mendukung penelitian seperti,

penelitian terdahulu, buku, jurnal.

b) Mengumpulkan data-data yang ada pada objek penelitian dengan berupa

wawancara.

c) Membandingkan penerpan akad rahn dengan Fatwa MUI DSN DSN-

MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, dan , Fatwa DSN-MUI

No.26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, serta membandingkan

perlakuan akuntansi pembiayaan rahn di Bank Syariah Mandiri KC

Banjarmasin dengan PSAK 59 dan PAPSI.

Page 51: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

36

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Kerangka pemikiran penelitian

Produk Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri KC Banjarmasin

Penerapan

Akad

1. Fatwa DSN MUI

No. 25/DSN-

MUI/III/2002

2. Fatwa DSN MUI

No. 26/DSN-

MUI/III/2002

3.

1. PSAK 59

2. PAPSI Perlakuan

Akuntansi

Kesesuai Penerapan Akad dengan Fatwa DSN MUI Kesesuai Perlakuan akuntansi dengan PSAK 59

dan PAPSI

Page 52: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Profil Perusahaan

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah perusahaan yang bergerak

di bidang usaha industri perbankan yang berdiri sejak 1999. Berdirinya

BSM merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter

sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multidimensi termasuk di

panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam negatif yang sangat

hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia

usaha.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha

keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan

beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim

dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero)

pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga

Page 53: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

38

menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai

pemilik mayoritas baru BSB.

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi

bank syariah. Oleh karena itu, Tim Pengembangan Perbankan Syariah

segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan

usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi

berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8

September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah

dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.

1/24/KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999, BI

menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara

resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1

November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandas kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

Page 54: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

39

nila -nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.PT Bank

Syariah Mandiri kini memiliki 669 outlet terdiri dari 125 Kantor Cabang,

406 Kantor Cabang Pembantu (KCP), 38 Kantor Kas, 15 Konter Layanan

Syariah, dan 85 Payment Point. BSM dilengkapi layanan berbasis e-

channel seperti BSM Mobile Banking GPRS dan BSM Net banking serta

fasilitas ATM yang terkoneksi dengan bank induk.

Adapun Bank Syariah Mandiri Banjarmasin tepatnya Kantor Cabang

Pembantu Ahmad Yani yang menjadi fokus penelitian di sini berdiri sejak

tanggal 1 September 2009 dengan Sub Branch Manager Ayun Kurniawan,

dengan jumlah karyawan sebanyak 12 orang dengan kepala unit. Sedangkan

produk -produk yang berkenaan dengan gadai yang ditawarkan tidak hanya

gadai emas saja, akan tetapi Bank Syariah Madiri juga memiliki produk

yang diterima cicil emas, sedangkan jenis produk lainnya sama saja dengan

produk–produk dan layanan Bank Syariah Mandiri pada umumnya, seperti

Tabungan BSM, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa

Cendekia, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Simpatik,

TabunganKu, BSM Deposito, BSM Giro, BSM Card, BSM Mobile

Banking GPRS, dan BSM Net Banking.

Page 55: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

40

2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri

Visi adalah suatu tujuan atau sasaran yang ingin dicapai. Visi dari

Bank Syariah Mandiri adalah “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan

Mitra Usaha”. Maksud dari visi tersebut adalah Bank Syariah Mandiri

(BSM) berusaha untuk dapat menjadi salah satu lembaga keuangan syariah

yang dapat dipercaya oleh semua lapisan masyarakat sebagai mitra atau

rekan yang dapat membantu mereka untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha-usahanya tanpa membedakan agama, budaya, latar

belakang, sejarah, maupun hal lainnya, sehingga dapat menjadikan

masyarakat di Indonesia hidup sejahtera dan makmur. Sedangkan misi

adalah cara untuk mencapai visi itu sendiri. Sehingga untuk menjadi Bank

Syariah terpercaya pilihan mitra usaha, Bank Syariah Mandiri memiliki

misi berikut ini:

a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.

b. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran

pembiayaan pada segmen UMKM.

c. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan

kerja yang sehat.

d. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

e. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang

sehat.

Page 56: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

41

3. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Gambar 2

Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri

Sumber : Perusahaan Bank Syariah Mandiri, diolah oleh Penulis

4. Job Description

a. Kepala Cabang

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional KC, pengawasan

pengembangan usaha serta pendayagunaan sarana organisasi

kepegawaian untuk mencapai tingkat usaha yang optimal, efektif

dan efisien.

KEPALA CABANG

KEPALA WARUNG

MIKRO

OPERASIONAL

OFFICER

OFFICER

GADAI

ACCOUNT

OFFICER

ANALISIS BACK OFFICE PELAKSANA

GADAI

PELAKSANA

MARKETING

SUPPORT

ADMINISTRASI TELLER

SHARIA

FUNDING

EXECUTIVE PMM

CUSTOMER

SERVIS

Page 57: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

42

2) Mewakili direksi untuk tugas-tugas intern maupun ekstern yang

berhubungan dengan kegiatan. Memastikan pencapaian target

usaha cabang serta menetapkan upaya pengembangan kegiatan

usaha.

3) Membagi-bagikan keuntungan kepada seluruh karyawan/wati

sesuai dengan jabatan dan pekerjaan masing-masing anggota.

4) Mengkoordinir, memberikan supervisi dan melakukan

pemantauan atas pekerjaan yang dilakukan jajaran pegawai

cabang pembantu.

b. Kepala Warung Mikro

1) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan outlet

warung mikro.

2) Sebagai supervisi terhadap pegawai di outlet warung mikro.

3) Melakukan monitoring terhadap nasabah pembiayaan existing.

4) Melakukan pembinaan dan pengembangan kepada pegawai di outlet

warung mikro.

5) Ikut membantu melakukan penyelesaian pembiayaan bermasalah di

outlet Warung Mikro.

c. Operational Officer

1) Mengoordinir dan membantu kepala cabang sesuai struktur

organisasi.

Page 58: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

43

2) Turut bertanggung jawab terhadap pelaksanaaanya pengelolaan

operasional kantor cabang pembantu secara baik.

3) Dapat mewakili kepala cabang jika kepala cabang pembantu

berhalangan atau keperluan tugas lain.

4) Bertindak untuk dan atas nama kepala cabang pembantu untuk

menandatangi surat berharga, surat keluar atau masuk berdasarkan

surat kuasa yang diterima bersama-sama dengan pejabat yang

ditunjuk oleh direksi

d. Officer Gadai

1) Memberikan pelayanan pada nasabah secara tepat, cepat, cermat,

lancar dan ramah sehubungan dengan transaksi gadai emas yang

dilakukan.

2) Menerima dan menghitung secara hati-hati setiap emas dari

nasabah.

3) Bertanggung jawab atas kebenaran perhitungan pembiayaan atas

jaminan emas.

e. Account Officer

1) Tempat proses pengajuan ke komite sebelum ke kepala Kantor

Cabang Pembantu untuk disetujui pencairan pembiayaan.

2) Mencari wilayah penyaluran dan penghimpunan dana baru dengan

memperhatikan potensi dan peluang produk yang diterima

masyarakat.

Page 59: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

44

3) Mencari debitur dan deposan potensial.

4) Melemparkankan dana seaman mungkin dengan melakukan analisis

pembiayaan secara cermat dan hati hati terhadap calon debitur.

5) Menjaga hubungan baik dengan debitur dan melakukan pembinaan

jika masih diperlukan.

6) Memonitor pembiayaan yang telah disalurkan dan mel aksanakan

penagihan serta penyeleaian pembiayaan debitur bermasalah.

5. Produk Umum Bank Syariah Mandiri

Dalam menjalankan kegiatan operasional, Bank Syariah Mandiri

memiliki berbagai produk dan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat

luas. Adapun produk dan jasa Bank Syariah Mandiri antara lain sebagai

berikut :

Tabel 1

Produk Umum Bank Syariah Mandiri

No Produk Keteranagan

1 Tabungan BSM Merupakan tabungan harian yang menggunakan

mata uang rupiah. Rekening ini berdasarkan sistem

Akad mudharabah muthlaqah. Nasabah bisa memilih

dengan fitur ATM atau tanpa ATM. Baik perorangan

maupun non perorangan (lembaga, organisasi,

perkumpulan, dll) diperbolehkan buka rekening ini.

2 Tabungan BSM

Simpatik

Produk Bank Syariah Mandiri yang ini hampir sama

dengan Tabungan BSM di atas. Bedanya Tabungan

BSM Simpatik menggunakan sistem wadhi’ah dan

hanya ditujukan perorangan saja.

3 TabunganKu BSM

TabunganKu merupakan program pemerintah untuk

meningkatkan gemar menabung pada masyarakat.

TabunganKu ada di seluruh bank di Indonesia,

Page 60: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

45

termasuk juga di Mandiri. Baik Mandiri

konvensional maupun syariah memilikinya. Namun

keduanya ada bedanya. Berikut inilah sedikit info

mengenai TabunganKu di Bank Mandiri Syariah.

4 Tabungan Berencana

BSM

Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi

hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target

dana yang telah ditetapkan.

5 Tabungan Investa

Cendekia BSM

Jenis produk Bank Syariah Mandiri yang satu ini

menggunakan dasar prinsip mudharabah muthlaqah.

Rekening ini sangat cocok dipilih jika untuk

keperluan pendidikan anak-anak. Merupakan

tabungan berjangka dengan setoran bulanan tetap.

6 Tabungan Kurban

BSM

Bank Mandiri Syariah terkenal sebagai salah satu

bank yang mempermudah nasabahnya untuk

menyalurkan zakat, infak, dan sedekah. Tidak hanya

itu, ternyata bank ini juga mengeluarkan produk

Tabungan Kurban BSM. Sesuai namanya, tentu

tabungan ini cocok bagi anda yang merencanakan

ibadah kurban dan aqiqah.

7 Tabungan Pensiun

BSM

Produk ini merupakan hasil kerjasama BSM dengan

PT Taspen yang diperuntukkan bagi pensiunan

pegawai negeri Indonesia. Akad dasarnya

mudharabah muthlaqah.

8 Tabungan Dolar BSM

Sebenarnya produk Bank Syariah Mandiri ini seperti

tabungan harian biasa. Perbedaannya cuma mata

uang yang digunakannya, yaitu dolar.

9 Pembiayaan Gria BSM Pembiayaan Griya BSM adalah pembiayaan jangka

pendek,menengah, atau panjang untuk membiayai

pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru

maupun bekas, di lingkungan developer dengan

sistem murabahah.

10 Gadai Emas BSM Pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai

salah satu alternatif memperoleh uang tunai dengan

cepat.

11 Mudhrabah BSM Pembiayaan atas seluruh modal kerja yang

dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan

nisbah yang disepakati.

12 Musyarakah BSM Pembiayaan berdasarkan Akad jual beli antara bank

dan nasabah. Bank membeli barang yang

dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar

Page 61: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

46

harga pokok ditambah dengan margin keuntungan

yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk

keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan

pembiayaankonsumer.

13 Murabahah BSM Pembiayaan berdasarkan Akad jual beli antara bank

dan nasabah. Bank membeli barang yang

dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar

harga pokok ditambah dengan margin keuntungan

yang disepakati. Dapat dipergunakan untuk

keperluan usaha (investasi, modal kerja) dan

pembiayaan konsumer.

14 BSM Pembiayaan

Talangan Haji

Merupakan pinjaman dana talangan dari bank

kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan

dana untuk memperoleh

kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.

Sumber : Perusahaan Bank Syariah Mandiri, diolah oleh penulis

6. Produk Gadai Emas Syariah

Gadai emas syariah merupakan produk Bank Syariah Mandiri

dengan menggunakan Akad Qard, Rahn, dan Ijarah , dengan cara menahan

emas milik nasabah sebagai barang jaminan atas hutang/pinjaman yang

diterima. Pelunasan marhun bih dapat dilakukan kapan saja sampai batas

waktu maksimal 4 (empat) bulan dengan melakukan pelunasan sekaligus

dengan membayar marhun bih dan ujrah, cicilan atau melunasi dengan

membayar sebagian marhun bih dan ujrah, dan biaya administrasi dari

Akad baru, memperpanjang akad yaitu mempertahankan akad dengan

membayar ujrah dan biaya administrasi akad baru.

Page 62: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

47

Tabel 2

Ketentuan Produk Gadai Emas

No Kategori Keterangan

1 Nama Produk Gadai Emas BSM

2 Tujuan Penggunaan Konsumtif & Modal Kerja untuk UMKM

3 Objek Produk Emas (Perhiasan/Batangan)

4 Jangka Waktu Maksimal 4 bulan, dapat diperpanjang 2x

(untuk keperluan konsumsif) dan untuk

modal kerja bisa sampai 1 tahun.

5 Nilai Pembiayaan Rp 1.000.000,- s.d Rp 250.000.000,- (

untuk keperluan Konsumtif) dan Rp

1.000.000,- s.d Rp 50.000.000,- (untuk

modal kerja).

6 Kualitas Emas 16 karat – 24 karat

7 Maksimal Pembiyaan Emas batangan, logam mulia, atau

perhiasan tanpa permata dengan kadar 24

karat setara dengan 99,99% maksimum

80% dari harga taksiran emas, emas

koin,emas polos tanpa permata dengan

kadar dibawah 24 karat maksimum 77,5%

dari harga taksiran emas, emas perhiasan

dengan permata, maksimum 75% dari

harga taksiran emas.

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri, diolah oleh penulis

Page 63: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

48

Tabel 3

pendapatan Produk Gadai Emas BSM terhadap total pendapatan BSM

No Kategori 2014 2015 2016

1 Gadai Emas 1.601.000 1.567.000 2.107.000

2 Total Pendapatan BSM 56.486.000 46.875.000 60.965.000

Sumber : PT. Bank Syariah Mandiri, diolah oleh penulis

Perkembangan produk gadai emas BSM antara tahun 2014 hingga 2016

menunjukan fluktuasi. Pada tahun 2014 pendapatan gadai sebesarRp 1.601.000,

pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar Rp 1.567.000, dan tahun 2016

gadai mengalami kenaikan sebesar Rp 2.107.000.

B. Pembahasan

1. Penerapan Akad Gadai di Bank Syariah Mandiri

a. Akad yang digunakan dalam produk Gadai Emas

Bank Syariah Mandiri mengunakan tiga akad yaitu akad Qard

untuk keperluan pinjam meminjam uang, untuk akad Rahn untuk

keperluan transaksi gadai yang dilakukan oleh nasabah kepada

bank, untuk akad Ijarah untuk keperluan beban pemeliharaan atas

barang jaminan (marhun)

Page 64: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

49

b. Biaya administrasi dalam produk gadai emas (Rahn)

Dalam Rahn emas yang diterapkan oleh Bank Syariah

Mandiri mewajibkan nasabah untuk membayar biaya-biaya yang

nantinya akan disepakati bersama pada awal akad. Bank Syariah

Mandiri mewajibkan untuk membayar biaya administrasi dan

materai yang dibayar pada awal akad serta biaya pemeliharan emas

yang nantinya akan dibayar nasabah pada saat akad berakhir/saat

pinjaman dilunasi

Biaya administrasi adalah ongkos pengorbanan materi yang

dikeluarkan oleh Bank. Para ulama sepakat bahwa segala biaya yang

bersumber dari barang yang digadaikan adalah menjadi tanggungan

penggadai. Maka oleh sebab itu, biaya administrasi gadai

dibebankan kepada penggadai.

Karena biaya administrasi merupakan ongkos yang

dikeluarkan bank, maka pihak bank yang lebih tahu dalam

menghitung rincian biaya administrasi. Setelah bank menjumlah

biaya administrasi, kemudian nasabah atau penggadai mengganti

biaya administrasi tersebut.

Biaya pemeliharaan adalah merupakan biaya yang

dibutuhkan untuk merawat barang yang digadaikan selama jangka

waktu yang di tetapkan pada saat Akad. Sesuai dengan pendapatan

Page 65: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

50

para ulama biaya pemeliharaan menjadi tanggungan rahin. Karena

rahin pemilik barang yang digadaikan tersebut.

Akad yang digunakan adalah Akad ijarah (sewa), rahin

penyewa tempat di bank untuk menyimpan atau menitipkan barang

gadainya, kemudian bank menetapkan biaya sewa tempat. Dalam

pengertian lainnya, rahin menggunkan jasa bank untuk menyimpan

barang gadainya sehingga jangka waktu gadai berakhir.

Dengan Akad ijarah dalam pemeliharaan atau penyimpanan

barab gadaian bank dapat memperoleh pendapatan yang sah dan

halal. Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang

diberikan kepda penggadai atau bayaran atas jasa sewa yang

diberikan kepada penggadai. Oleh karena itu, gadai emas syariah

sangat bermanfaat bagi penggadai yang membutuhkan dana tunai

dengan cepat dan bagi pihak bank yang menyediakan jasa gadai

emas syariah karena bank akan mendapatkan pemasukan atau

keuntungan dari jasa penitipan barang gadaian dan bukan dari

kegiatan gadai itu sendiri.

c. Dasar Penentuan Biaya

Bank Syariah Mandiri mewajibkan agar nasabah membayar biaya

administrasi yang ditentukan oleh bank berdasarkan keperluan

nasabah, yakni untuk keperluan konsumtif berkisar antara Rp

10.000,- s.d Rp 25.000,- sedangkan untuk keperluan modal kerja

Page 66: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

51

berkisar Rp 25.000,- s.d Rp 100.000,-. Nasabah juga diwajibkan

membayar biaya materai sebesar Rp 6.000,- untuk keperluan

pengikat perjanjian Rahn emas atau sebagai cara pelunasan terhadap

pengenaan pajak atas dokumen serta biaya pemeliharaan emas yang

ditentukan berdasarkan harga standar emas.

d. Sistem Pelunasan pembiayaan yang digunakan

Bank Syariah Mandiri memberikan kebijakan kepada nasabah

untuk sistem pelunasan pembiayaan yakni dengan cara pelunasan

langsung di akhir Akad atau dengan menggunakan cara sistem

penurunan pokok yang kurang lebih sama dengan sistem angsuran

namun jumlahnya ditentukan oleh bank.

2. Perlakuan Akuntansi Gadai Syariah di Bank Syariah Mandiri

a. Pengakuan produk Rahn emas

Bank Syariah Mandiri mengakui/mencatat pembiayaan Rahn emas

saat Akad terjadi pada saat pinjam meminjam sebesar jumlah yang

dipinjamkan, pengakuan pencatatan ini sesuai dengan PAPSI akad

pinjam Qard.

Page 67: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

52

Tabel 4

Ilustrasi jurnal pada saat akad Rahn

Tanggal Rekening Debet Kredit

xx xx xxx Qard xxxxx

Kas xxxxx

Sumber : diolah oleh penulis

b. Pengakuan biaya-biaya yang diterima

Bank Syariah Mandiri mengakui/mencatat biaya-biaya yang

diterima sebagai pendapatan diterima di muka untuk biaya

pemeliharaan/penyimpanan yang seharusnya dibayar pada akhir akad/

pinjaman tetapi telah dilunasi di awal. Bank Syariah Mandiri juga

mengakui/mencatat biaya-biaya yang diterima sebagai dari pendapatan

administrasi pinjaman untuk biaya administrasi yang dibebankan

kepada nasabah saat awal Akad.

Page 68: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

53

Tabel 5

Ilustrasi jurnal pada saat Akad biaya-biaya diterima

Tanggal Rekening Debet Kredit

xx xx xxx Qard xxxxx

Kas Xxxxx

Pendapatan administrasi

pinjaman

Xxxxx

Pendapatan Diterima

dimuka

Xxxxx

Sumber : diolah oleh penulis

c. Pengakuan pada saat pelunasan/cicilan pinjaman oleh nasabah

Mengakui pelunasan/cicilan pinjaman nasabah sebagai pengurangan

pokok pinjaman dan pendapatan pemeliharaan emas. Hal ini sesuai

dengan ilustrasi Jurnal poin 3 (tiga) pada PAPSI Akad Qard pada sisi

kredit.

Tabel 6

Ilustrasi jurnal pada saat Pelunasan/cicilan Pinjaman

Tanggal Rekening Debet Kredit

xx xx xxx Kas xxxxx

Qard xxxxx

Pendapatan pemeliharaan

Emas

xxxxx

Sumber : diolah oleh penulis

Page 69: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

54

d. Kebijakan bank dalam menyikapi keterlambatan pelunasan pembiayaan

oleh nasabah

Bank Syariah Mandiri hanya menerapkan 1 (satu) kebijakan

untuk menyikapi keterlambatan pelunasan pembiayaan oleh nasabah

yaitu memberi sanksi denda sesuai dengan keterlambatan. Hal ini

tersebut diatas sesuai dengan yakni Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-

MUI/III/2002 tentang Rahn poin 5 (lima) penjualan apabila jatuh tempo,

Murtahin harus memperingati Rahin untuk segera melunasi utangnya

dan apabila Rahin tetap tidak dapat melunasi utangnya, maka Marhun

dijual paksa melalui lelang sesuai syariah.

e. Pengungkapan rincian atas jumlah pinjaman berdasarkan sumber dana,

jenis penggunaan dan lain-lain

Bank Syariah Mandiri tidak mengungkapkan rincian atas jumlah

pinjaman berdsarkan sumber dana, jenis penggunaan rincian dan lain-

lain.

f. Pengungkapan kebijakan manajemen dalam pelaksanan pengendalian

risiko pinjaman

Dari hasil wawancara, Bank Syariah Mandiri telah mengungkap

kebajikan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko pinjaman

dlam laporan tahunan.

g. Pengungkapan jumlah piutang cicilan yang akan jatuh tempo hingga 3

(tiga) tahun terakhir

Page 70: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

55

Dari hasil wawancara telah mengungkap jumlah piutang

cicicilan yang akan jatuh tempo hingga 3 (tiga) tahun terakhir.

h. Pengungkapan kebajikan akuntansi yang digunakan Rahn emas

Dari hasil wawancara yang dilakukan Bank Syariah Mandiri telah

mengungkapkan kebijakan akuntansi yang digunakan produk Rahn

emas dalam catatan atas laporan keuangan periode tahun 2016.

3. Kesesuaian penerapan gadai syariah dengan fatwa DSN MUI dan

perlakuan akuntansi dengan PSAK serta PAPSI

a. Penerapan Akad Gadai Emas

1) Akad yang digunakan dalam produk Gadai Emas

Di dalam Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang

Rahn tidak disebutkan akad apa saja yang digunakan untuk produk

Rahn emas. Akan tetapi, Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-

MUI/III/2002 tentang Rahn Emas poin ke 4 menyebut bahwa biaya

penyimpanan harus dilakukan berdasarkan Akad Ijarah untuk biaya

penyimpanan/pemeliharaan.

2) Biaya Administrasi dalam produk Gadai Emas

Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam Fatwa DSN MUI No.

26/DSN-MUI/III/2002 menyebut bahwa biaya atau ongkos yang

ditanggung oleh penggadai besarnya didasarkan pelunasan yang

nyata diperlukan. Penggadai harus mengatahui besar rincian dan

Page 71: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

56

pengeluaran apa saja yang dikeluarkan oleh bank untuk

melaksanakan akad gadai.

Kewajiban nasabah membayar biaya-biaya yang ditetapkan

Bank Syariah Mandiri dalam produk gadai emas telah sesuai dengan

Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas

poin 2 yakni ongkos dan biaya penyimpanan barang ditanggungkan

oleh penggadai.

3) Dasar penentuan biaya

Fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn

emas, tidak disebutkan dasar penentuan biaya atas produk Rahn

emas. Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn

poin 4, karena biaya tersebut tidak ditentukan berdasarkan jumlah

pinjaman yang diberikan kepada nasabah.

4) Sistem pelunasan pembiayaan yang digunakan

Di dalam fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002

tentang Rahn & fatwa DSN MUI No. 26/DSN-MUI/III/2002

tentang Rahn emas, tidak mengatur sistem pelunasan, begitu pula

dengan PSAK 107 Akuntansi Ijarah, tetapi pada PAPSI akad qardh

pinjaman yang diberikan mengatur angsuran, sejauh ini telah sesuai

karena tidak melanggar peraturan yang ada.

Page 72: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

57

b. Perlakuan Akuntansi Gadai Emas

1) Pengakuan produk Gadai Emas

Pengakuan/pencatatan ini sesuai dengan PAPSI akad pinjaman

Qardh diakui sebesar jumlah yang dipinjamkan pada saat terjadinya

dengan ilustrasi jurnal pinjaman Qardh pada sisi debit dan kas pada

sisi kredit.

2) Pengakuan biaya-biaya yang diterima

Mengakui/mencatat biaya-biaya yang diterima sesuai dengan

Akad pinjaman Qardh- pinjaman yang diatur pada bagian PAPSI

D.1 02 pengakuan dan pengukuran yakni biaya administrasi, bonus,

ujrah yang dananya bersumber dari dana intern diakui sebagai

pendapatan operasi lain sebesar jumlah yang diterima. Dengan

ilustrasi jurnal kas pada sisi debet dan pada pendapatan operasional

lain pada sisi kredit.

3) Pengakuan pada saat pelunasan/cicilan pinjaman oleh nasabah

Pelunasan/cicilan sesuai dengan ilustasi Jurnal poin 3 pada

PAPSI akad pinjaman Qardh Pinjaman yang diberikan yakni Kas

pada sisi debet dan Pinjaman Qardh pada sisi kredit.

pelunasan/cicilan juga sesuai dengan PAPSI akad sewa Ijarah atas

jasa poin 2 D.1 pengakuan dan pengukuran yakni pendapan Ijarah

diakui selama masa akad bank dan nasabah.

Page 73: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

58

4) Kebijakan bank menyikapi keterlambatan pelunasan pembiayaan

oleh nasabah

Telah sesuai dengan fatwa DSN MUI No. 25/DSN-

MUI/III/2002 tentang Rahn poin 5 Penjualan Marhun yakni apabila

jatuh tempo, Murtahin harus memperingati Rahin untuk segera

melunasi utangnya dan apabila Rahin tetap tidak melunasi

utangnya, maka Marhun dijual paksa melalui lelang sesuai syariah.

5) Pengungkapan rincian atas jumlah pinjaman berdasarkan sumber

dana, jenis penggunaan dan lain-lain sesuai dengan PAPSI akad

pinjaman Qardh- pinjaman yang diatur dalam poin 01 F tentang

pengungkapan yakni harus mengungkapkan rincian jumlah

pinjaman Qardh berdasarkan sumber dana, jenis kegunaan dan

sektor ekonomi dan PAPSI akad sewa – Ijarah atas aset berwujud

poin 01 F pengungkapan sumber dana yang digunakan dalam

pembiayaan ijarah.

6) Pengungkapan kebijakan manajemen dalam pelaksanaan

pengendalian resiko pinjaman sesuai dengan PAPSI akad Pinjaman

Qardh–pinjaman yang diberikan poin 03 F pengungkapan yakni

kebajikan manajemen dalam pelaksanaan pengendalian risiko

pinjaman Qardh.

7) Pengungkapan jumlah piutang cicilan yang akan jatuh tempo hingga

3 tahun terakhir sesuai dengan PAPSI akad sewa–Ijarah atas jasa

Page 74: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

59

poin 3 F Pengungkapan yakni harus mengungkapkan jumlah

piutang cicilan ijarah yang akan jatuh tempo hingga 3 (tiga) tahun

terakhir.

8) Pengungkapan kebijakan akuntansi digunakan Rahn emas telah

sesuai dalam catatan atas laporan keuangan Periode Tahun 2016.

Page 75: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan akad gadai emas syariah menggunakan akad Qard, Rahn, dan

ijarah.

2. Perlakuan akuntansi pembiayaan gadai emas syariah (Rahn) pada Bank

Syariah Mandiri meliputi :

a. Pengakuan dan pengukuran pembiayaan gadai emas syariah ditetapkan

sebesar jumlah yang dipinjam pada saat terjadinya akad menggunakan

dasar kas.

b. Untuk pendapatan gadai emas syariah ditetapkan sebagai pendapatan

diterima di muka, sedangkan untuk biaya pemeliharaan/penyimpanan

dibayarkan pada akhir akad atau setelah pinjaman dilunasi.

c. Laporan Keuangan untuk gadai emas syariah telah disajikan dan

diungkapkan dengan baik berdasarkan ketentuan PSAK 59 dan PAPSI.

3. Perlakuan akuntansi untuk pembiayaan gadai emas syariah pada Bank

Syariah Mandiri telah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam PSAK,

dan PAPSI.

Page 76: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

56

4. Penerapan akad gadai emas telah sesuai dengan Fatwa DSN-MUI

No.25/DSN-MUI/III/2002, dan Fatwa DSN-MUI No.26/DSN -

MUI/III/2002.

Page 77: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

56

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis

memberi saran yang dapat menjadi masukan:

1. Bank Syariah Mandiri hendaknya tetap meningkatkan pembiayaan gadai

emas dan mengelolanya dengan baik agar pembiayaan gadai emas syariah

mampu meningkatkan Bank Syariah Mandiri.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat dilakukan dengan membandingkan

penerapan akuntansi pembiayaan gadai emas antara perbankan syariah dan

pegadaian syariah.

Page 78: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

62

Daftar Pustaka

Antonio, M. S. (2005). Bank Syariah. Jakarta.

Apriani, A. (2010). Profek Gadai Emas diperbankan. 27.

Ayu Ramadhana Sari, M. A. (2017). Analisis akuntansi pembiayaan gadai emas berda.

Jurnal Ekonomi, 133.

Hadi, Muhammad Sholikul. Pegadaian Syariah. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba

Diniyah,2003.

IAI. (2017). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.

Indriani, A. (2013). Penerapan Akuntansi Rahn.2012

Kitab Undang-Undang Hukum PerdataPeraturan Pemerintah No. 103 tahun 2000

tentang (PERUM) Pegadaian.

Maemunah, M. (2016). ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI GADAI EMAS

SYARIAH PADA. Jurnal Ekonomi, 97.

Mandiri, B. S. (2016). Laporan Tahunan.

Muhammad. (2016). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UUP STIM

YKPN.

Ramadhani, N. A. (2012). ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

GADAI. Jurnal Ekonomi, 11.

Sutedi, A. (2011). Hukum Gadai Syariah. Bandung.

Page 79: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …

63

Saputra, H., & DKK.(2014).Himpunan Fatwa Keuangan Syariah Dewan Syariah

Nasional MUI.Ciracas, Jakarta:Erlangga.

Sri Nurhayati dan Wasilah. (2014). Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta: Salemba

Empat.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia

Widodo. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta.

Page 80: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 81: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 82: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 83: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …
Page 84: PERLAKUAN AKUNTANSI SERTA PENERAPAN AKAD …