skripsi analisis perlakuan akuntansi restrukturisasi

112
SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI KREDIT BERMASALAH PADA PT.BANK SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR NURBAYA 105730 2747 11 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

SKRIPSI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI KREDIT

BERMASALAH PADA PT.BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR

NURBAYA

105730 2747 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI KREDIT

BERMASALAH PADA PT.BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR

NURBAYA

105730 2747 11

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI
Page 4: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI
Page 5: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

ABSTRAK

Nurbaya. 2015. Analisis Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi KreditBermasalah Pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar. Skripsi, FakultasEkonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing IDrs.H.Sultan Sarda,MM, Pembimbing II Muchriana Muchram SE.,M.Si.Ak.CA

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif/comparatif, yaitu suatu analisisyang menguraikan/menggambarkan dan membandingkan mengenai PerlakuanAkuntansi Restrukturisasi Kredit Bermasalah yang di kaitkan dengan PSAK 31Tentang Akuntansi Perbankan, dan PSAK 54 Tentang Hutang PiutangBermasalah Pada PT. Bank Sulselbar Syariah.Beradasarkan hasil penelitian.penulis dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut: Perlakuan akuntansi untukrestrukturisasi kredit pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, padaprinsipnya sudah sesuai dengan aturan PSAK yang berlaku.Ada beberapa jenisrestrukturisasi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah CabangMakassar untuk kredit bermasalah di antaranya : Perubahan jadwal pembayaran,Pengurangan jumlah angsuran, Perpanjangan jangka waktu, dan PemberianPotongan.Pendapatan bunga dan penerimaan lain dari kredit yang direstrukturisasi pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar, hanya dapat diakui apabila telah di terima secara tunai sebelum kualitas kredit menjadilancar.Nilai buku Baru setelah restrukturisasi (new net book carrying value) dihitung dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut: Nilai tunai (present value) penerimaan kas masa depan (expected cash flows)sesuai dengan nilai kredit yang di restrukturisasi dengan menggunakan tingkatdiskonto tertentu.Nilai pasar dari kredit yang di restrukturisasi sepanjang nilai dimaksud dapat di peroleh, atau Nilai agunan, apabila pengembalian kredit sangattergantung pada agunan.

Kata Kunci : Restrukturisasi Kredit Bermasalah

iv

Page 6: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT

atas segala rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari yang

dinamakan sempurna karena keterbatasan ilmu yang dimiliki dan berbagai

kekurangan yang mungkin saja terlewatkan dari pengamatan penulis. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna

penyempurnaan skripsi penulisan ini.

Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang merupakan sumber segala ilmu Pengetahuan dan telah

memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada kedua orang tua saya, Ayahanda Muh.Nur dan Ibunda Hadyati dan

kapada adikku tersayang unha.

3. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, DR.

H. Mahmud Nuhung, M.A beserta jajarannya dan seluruh dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan ilmunya.

5. Bapak Ismail Badollahi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

v

Page 7: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

6. Bapak Drs.H.Sultan Sarda,MM, selaku Pembimbing I dan Ibu Muchriana

Muchram,SE.,M.Si.Ak.CA, selaku Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi

ini.

7. Seluruh pegawai akademik Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Unismuh Makassar.

8. Buat sahabat-sahabatku : Para DAENK (Mute,Lia,Wana,Fatimah,Namra)

yang selalu menemani saya melewati rintangan demi rintangan sehingga

saya bisa mencapai titik seperti sekarang ini serta slalu memberi dukungan

motivasi, dan semangat kepadaku.

9. Kak Moeja dan tante neny yang selalu memberi bantuan dan dukungannya

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Makassar, Juni 2015

Penulis

Page 8: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

ABSTRAK ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................v

DAFTAR ISI..................................................................................................vii

DAFTAR TABEL..........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

1.1.Latar Belakang .............................................................................1

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................3

1.3.Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................5

2.1. Pengertian Akuntansi ..................................................................5

2.2. Prinsip Dasar Akuntansi..............................................................7

2.3. Akuntansi Bank ...........................................................................9

2.4. Perkreditan ..................................................................................14

2.4.1.Unsur -unsur Kredit ...........................................................16

2.4.2.Syarat Kredit ......................................................................17

2.4.3.Hal-hal yang di Perjanjikan Dalam Perjanjian Kredit .......20

2.4.4. Jenis Kredit Sesuai dengan Kolektibilitasnya....................20

2.4.5.Siklus Perkreditan ..............................................................22

2.4.6.Kredit Bermasalah .............................................................22

2.4.7.Penyelamatan Kredit Bermasalah......................................27

vii

Page 9: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

2.4.8.Struktur Penyelesaian Kredit Bermasalah .........................31

2.5. PSAK 31 Tentang Akuntansi Perbankan ....................................33

2.6. PSAK 54 Tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang

Bermasalah ..................................................................................39

2.7. Kerangka Pikir.............................................................................45

2.8. Hipotesis......................................................................................47

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................48

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................48

3.2. Jenis dan Sumber Data ................................................................48

3.3.Metode Pengumpulan Data ..........................................................49

3.4.Metode Analisis............................................................................49

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................50

4.1.Sejarah PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar ....................50

4.2.Visi dan Misi Perusahaan .............................................................54

4.3.Struktur Organisasi.......................................................................55

4.4.Pembagian Tugas Perusahaan ......................................................56

4.5.Produk dan Jasa PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar ......62

4.5.1.Produk Unit Usaha Syariah PT. Bank Sulselbar Syariah...62

4.5.2.Jasa-jasa Unit Usaha Syariah PT. Bank Sulselbar Syariah 73

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................75

5.1.Jenis Restrukturisasi Kredit PT. Bank Sulselbar Syariah Cab.

Makassar ......................................................................................75

5.2.Ketentuan Restrukturisasi Kredit PT. Bank Sulselbar Syariah

Cab. Makassar ..............................................................................79

Page 10: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

5.3.Pinjaman yang di Restrukturisasi .................................................82

5.4. Pembiayaan syariah berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas31 Desember 2014.........................................................................85

5.5.Pembiayaan syariah berdasarkan sektor ekonomi dankolektabilitas 31 Desember 2013..................................................86

5.6.Pembiayaan Syariah Menurut Jangka Waktu...............................87

Pembahasan ........................................................................................87

5.4.1.Akuntansi Restrukturisasi Kredit Bermasalah Pada

PT. Bank Sulselbar Syriah Cab. Makassar ........................87

5.4.2.Analisis Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi Kredit

Bermasalah Pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cab.

Makassar ............................................................................90

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................96

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................98

LAMPIRAN...................................................................................................

Page 11: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

4.1 Perkembangan Piutang Murabahah Investasi.................................... 65

4.2 Perkembangan Piutang Murabahah Modal kerja ..............................66

4.3 Perkembangan Piutang Lainnya.........................................................68

4.4 Perkembangan Pembiayaan Mudharabah...........................................69

4.5 Perkembangan Piutang Qardh............................................................70

4.6 Perkembangan Produk Pembiayaan....................................................71

5.1 Pinjaman yang Direstrukturisasi Berdasarkan Kolektibilitas.............84

5.2. Tabel jumlah kredit non performing dari pembiayaaan syariah dengan

kolektibilitas (Kurang lancar, di ragukan, dan macet)........................87

5.3 Analisis Pengakuan.............................................................................90

5.4 Analisis Pengakuan Pendapatan Bunga..............................................92

5.5 Analisis Pengukuran............................................................................93

viii

Page 12: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

DAFTAR GAMBAR

Skema halaman

2.1 Skema Gambar Siklus Perkreditan.................................................... 22

2.2 Skema Gambar Struktur Penyelesaian Kredit Bermasalah ................31

2.3 Skema Gambar Kerangka Pikir..........................................................46

2.4 Skema Gambar Struktur Organisasi....................................................56

ix

Page 13: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI
Page 14: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam dan tidak

terbatas.Kebutuhan manusia akan terus meningkat seiring dengan perkembangan

kehidupan manusia. Padahal kemampuan sebagian masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan tersebut terbatas.Dalam memperoleh apa yang mereka butuhkan di

perlukan adanya pengorbanan. Bentuk pengorbanan yang paling umum adalah

pengorbanan dana, Oleh karna itu adanya keterbatasan kepemilikan dana dalam

memenuhi kebutuhan maka di perlukan adanya pinjaman/kredit.

Salah satu sarana yang mempunyai peran strategis dalam pemberian dana

berupa kredit adalah Bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang telah banyak

membantu dalam memenuhi kebutuhan dana bagi kegiatan perekonomian

nasional. Bank berfungsi sebagai perantara antara pihak yang memerlukan dana

dengan pihak yang memiliki dana. Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan menyebutkan bahwa fungsi utama perbankan indonesia adalah sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat yang bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, maka bank melakukan usaha

menghimpun dana dari masyarakat dal bentuk simpanan berupa giro, deposito

berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang di

persamakan dengan itu. Dalam hal ini bank juga menyalurkan dana yang berasal

1

Page 15: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

2

dari masyarakat dengan cara memberikan berbagai macam kredit seperti Kredit

Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Pemilikan Motor (KPM), Kredit UMKM, dan

berbagai kredit lainnya.

Pengertian kredit menurut undang-undang nomor 10 tahun 1998 adalah

penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu

dengan pemberian bunga. Berdasarkan ketentuan tersebut dalam pembukaan

kredit perbankan harus di dasarkan pada persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam atau dengan istilah lain harus di dahului dengan adanya perjanjian

kredit.

Perjanjian kredit yang di berikan oleh pihak bank kepada nasabah

bukanlah tanpa resiko, karena suatu resiko mungkin saja terjadi. Resiko yang

umumnya terjadi adalah resiko kegagalan atau kemacetan dalam pelunasan.

Keadaan tersebut sangatlah berpengaruh kepada kesehatan bank, karena uang

yang di pinjamkan kepada debitur berasal atau bersumber dari masyarakat yang di

simpan pada bank itu sehingga resiko tersebut sangatlah berpengaruh atas

kepercayaan masyarakat pada bank. Oleh karna itu kementrian BUMN menyadari

perlunya upaya merevisi aturan restrukturisasi kredit agar bank BUMN dapat

bersaing dengan swasta dalam mengatasi kredit bermasalah.

Upaya restrukturisasi yang di lakukan oleh bank, dalam hal ini bank

swasta akan sangat berpengaruh terhadap evaluasi performance (kinerja) bank

Page 16: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

3

swasta.Untuk itu perlakuan akuntansi yang tepat menjadi salah satu hal penting

yang harus di perhatikan oleh setiap bank swasta.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melaksanakan penelitian pada

Bank Sulselbar Syariah dengan judul “Analisis Perlakuan Akuntansi

Resktrukturisasi Kredit Bermasalah Pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang

Makassar”

1.2.Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka yang

menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar

Syariah Cabang Makassar, untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah

sesuai dengan PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan?

2. Apakah perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar

Syariah Cabang Makassar, Untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah

sesuai dengan PSAK 54 tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang

Piutang Bermasalah?

Page 17: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

4

1.3.Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui apakah perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar, Untuk restrukturisasi kredit

bermasalah telah sesuai dengan PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan

2. Mengetahui apakah perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar, Untuk restrukturisasi kredit

bermasalah telah sesuai dengan PSAK 54 tentang Akuntansi

Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah.

Manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu informasi mengenai perlakuan akuntansi restrukturisasi

kredit bermasalah berdasarkan PSAK 31 dan PSAK 54.

2. Sebagai salah satu bahan rujukan bagi peneliti lainnya yang berminat pada

masalah perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit bermasalah pada

perbankan.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dan

para pembaca.

Page 18: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Akuntansi

Menurut Ismail (2010:2), akuntansi dapat diartikan sebagai seni dalam

melakukan pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran, yang mana hasil

akhirnya tercipta sebuah informasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan. Tujuan

akuntansi yang digambarkan dalam laporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan para pemakai.

American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) yang dikutip

oleh Harahap, (2005:4), akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan

pengiktisaran dengan cara tertentu dan dengan ukuran moneter, transaksi dan

kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan

hasil-hasilnya.

Dunia (2005:3) mengemukakan definisi akuntansi sebagai suatu sistem

informasi yang memberikan laporan kepada berbagai pemakai atau pembuat

keputusan mengenai aktivitas bisnis dari suatu kesatuan ekonomi. Akuntansi

menghasilkan informasi yang berguna bagi pemakai, bagi pihak-pihak intern atau

yang mengelola perusahaan dan bagi pihak-pihak luar perusahaan.

Menurut Kusnadi (2000 : 7) mengemikakan bahwa “Akuntansi adalah

suatu seni atau keterampilan yang mengolah transaksi atau kejadian yang setidak-

tidaknya dapat dapat di ukur dengan uang menjadi laporan keuangan dengan cara

5

Page 19: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

6

sedemikian rupa sistematisnya berdasarkan prinsip yang di akui umum sehingga

para pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat mengetahui posisi

keuangan dan hasil operasinya pada setiap waktu yang di perlukan dan dari

padanya dapat di ambil keputusan maupun pemilihan berbagai alternatif di bidang

ekonomi.

Menurut Committee on Terminology of The American Institute of Certified

Public Accountants dalam buku Bastian dan Suharjono (2006), akuntansi adalah

seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi serta peristiwa

yang bersifat keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang

serta menginpretasikan hasil-hasilnya.

Accounting Princple Board (APB) Statement 4 mendefinisikan akuntansi

sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,

umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang digunakan dalam

memilih keputusan terbaik di antara beberapa alternatif keputusan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi

adalah sebagai alat ukur yang memberikan informasi umumnya dalam ukuran

uang mengenai suatu badan ekonomi yang berguna bagi pihak-pihak intern

maupun ekstern perusahaan dalam mengambil keputusan.

Akuntansi juga dapat di artikan bahwa akuntansi adalah menyangkut

angka-angka yang akan di jadikan dasar dalam proses pengambilan

keputusan,angka tersebut menyangkut uang atau nilai moneter yang

menggambarkan catatan transaksi perusahaan.

Page 20: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

7

2.2.Prinsip Dasar Akuntansi

Dalam bukunya, Indra Bastian dan Suhardjono (2006 : 17) menyatakan

beberapa prinsip akuntani yang berlaku umum antara lain sebagai berikut :

a. Kesatuan Akuntansi

Setiap jenis perusahaan baik perusahaan perorangan, firma atau perseroan

terbatas di perlakukan sebagai satu kesatuan (unit) atau entitas yang berdiri sendiri

terpisah dari kegiatan unit lainnya.Walaupun seseorang atau beberapa orang

memiliki dua perusahaan atau lebih, pelopor atas perusahaan-perusahaan tersebut

harus di lakukan secara terpisah.

b. Nilai Historis / Harga Perolehan

Aktiva yang di miliki perusahaan selalu di catat dan di laporkan

berdasarkan nilai / harga perolehannya. Nilai historis yang di gunakan sebab nilai

ini yang di anggap paling objektif dan dapat di verifikasi untuk tujuan pelaporan

aktiva. Namun konsep ini memiliki kelemahan dalam penyajian informasi

akuntansi karena pos-pos dalam laporan keuangan tidak di sajikan menurut nilai

yang sebenarnya atau menurut nilai yang mendekati pasar.

c. Objektivitas

Pencatatan transaksi keuangan seharusnya di dasrkan pada faktur / bukti

asli, perhitungan fisik dan sedapat mungkin di dasrkan pada fakta yang objektif.

Page 21: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

8

d. Berkesinambungan

Perusahaan akan berlanjut terus menerus tanpa batas dan tidak di

maksudkan untuk di jual atau di likuidasi.

e. Unit Pengukuran

Transaksi akuntansi dan hasilnya akan di sajikan dalam laporan keuangan

harus di nyatakan dalam nilai uang termasuk rupiah sangat di pengaruhi oleh nilai

mata uang lainnya dan inflasi sehingga informasi yang di tampilkan tidak

mencerminkan nilai sesungguhnya / nilai pasar.

f. Periode Akuntansi

Terdapat masa waktu pelaporan keuangan untuk memantau posisi

keuangan dan hasil usaha selama satu periode tertentu dalam masa yang

berkesinambungan.

g. Penandingan (matching)

Pembebanan biaya harus di lakukan pada periode yang sama dengan

periode pengakuan hasil

h. Konsisten

Perusahaan harus menerapkan prinsip akuntansi secara konsisten, kejadian

ekonomis yang sejenisnya harus di catat dan di laporkan secara konsisten.

Keseragaman penggunaan prinsip akuntansi merupakan syarat agar laporan

keuangan dapat di perbandingkan antar periode.

Page 22: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

9

i. Materialitas

Laporan keuangan hanya berisi informasi yang di anggap penting

(material) dalam mempengaruhi penilaian dan keputusan penggunanya. Data dan

informasi keuangan yang timbul dari transaksi yang nilainya relative kecil dan

tidak berarti terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dapat di abaikan.

j. Konservatisme

Penyajian laporan keuangan di hadapkan pada prisip kehati-hatian

terhadap pencatatan pos-pos pendapatan dan beban. Terhadap pendapatan yang

belum di terima atau belum pasti,prinsip akuntansi menyarankan agar pendapatan

belum diakui dalam periode berjalan. Sedangkan beban yang sudah jatuh tempo

atau di pastikan terjadi maka diakui sebagai beban dalam periode berjalan.

k. Pengungkapan

Laporan keuangan harus di sajikan cukup (adequate),wajar (fair) dan

penuh (full). Dalam laporan keuangan tidak boleh ada informasi penting yang

hilang atau di sembunyikan.

2.3.Akuntansi Bank

Kata bank berasal dari bahasa italia yaitu “Banco” yang artinya meja yang

di pergunakan oleh penukar uang di pasar.Bank adalah sebuah tempat di mana

uang di simpan dan di pinjamkan.

Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang di maksud dengan

Page 23: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

10

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir dalam bukunya Pemasaran Bank (2004 : 8) memberikan

pengertian bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke

masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Menurut S. P. Hasibuan dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan (2001 : 2)

mengemukakan bahwa bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang,

pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran,

stabilisator moneter serta dinamisator pertumbuhan perekonomian.

Dendawijaya dalam bukunya Manajemen Perbankan (2001 : 25) bank

adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara

keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana kepada

pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana pada waktu yang di

tentukan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di jelaskan secara lebih luas

lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan,

artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan.

Fungsi utama dari bank adalah menyediakan jasa penyangkuatn

penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Evolusi bank berawal dari awal

tulisan,dan berlanjut sampai sekarang di mana bank sebagai institusi keuangan

yang menyediakan jasa keuangan. Sekarang ini bank adalah institusi yang

Page 24: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

11

memegang lisensi bank.Lisensi bank di berikan oleh otoriter supervise keuangan

dan memberikan hak untuk melakukan jasa perbankan dasar, seperti menerima

tabungan dan memberikan pinjaman.Biasanya bank menghasilkan untung dari

biaya transaksi atas jasa yang di berikan dan bunga dari pinjaman.

1. Tujuan Jasa Perbankan

Jasa perbankan sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu

negara.Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan:

pertama : sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien

bagi nasabah.Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit.

Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa

adanya penyediaan alat pembayaran yang efisien ini, maka barang hanya dapat di

perdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

Kedua : dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya

kepada pihak yang membutuhkan dana,berarti bank meningkatkan arus dana

untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan

dengan baik, ekonomi suatu negara akan meningkat. Tanpa adanya arus dana ini,

uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman

dan bisnis tidak dapat di bangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.

1 Jenis-Jenis Bank

Adapun jenis-jenis perbankan di tinjau dari berbagai segi antara lain:

1. Di lihat dari segi fungsinya

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Page 25: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

12

2. Di lihat dari segi kepemilikannya

a. Bank Milik Pemerintah

b. Bank Milik Swasta Nasional

c. Bank Milik Asing

d. Bank Milik Campuran

3. Di lihat dari segi status

a. Bank Devisa

b. Bank Non Devisa

4. Di lihat dari segi menentukan harga

a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional

b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah

2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Perbankan

Di dalam menertibkan laporan keuangan bank,terdapat beberapa

karakteristik laporan keuangan bank yang merupakan ciri informasi laporan

keuangan bank dan berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang harus di

penuhi. Karakteristik laporan keuangan bank tersebut,antara lain sebagai berikut :

a. Dapat di pahami

b. Relevan

c. Objektivitas

d. Keandalan

e. Tepat waktu

Page 26: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

13

3 Sistem Pengendalian Resiko Akuntansi Perbankan

Banyak jenis resiko yang di hadapi bank dalam kegiatan sehari-hari.

Boston Conculting Group (BCG) merekomendasikan pengelompokan resiko

menjadi tiga yaitu : resiko kredit, resiko pasar, dan resiko operasional. Resiko

kredit merupakan kerugian yang di akibatkan oleh kegagalan (default) debitur

yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit. Resiko pasar

merupakan resiko kerugian dalam nilai portofolio yang di akibatkan oleh fluktuasi

tingkat suku bunga,fluktuasi harga komoditi,dan fluktuasi harga saham. Resiko

operasioanl merupakan resiko kerugian yang langsung maupun tidak langsung

yang di akibatkan oleh kegagalan atas proses-proses operasional yang kurang

memadai.

Bentuk resiko operasional antara lain adalah resiko human fraud, resiko

teknologi informasi (information technology risk), resiko operasional kredit

(operasional credit risk) dan resiko operasional non kredit (operational non credit

risk). Resiko operasional sebagian besar di akibatkan oleh kegagalan internal

perusahaan dalam menerapkan sistem pengendalian internalnya.

Dalam rangka mengeleminasi resiko operasional, perbankan di wajibkan

menerapkan sistem manajemen resiko yang memadai, Sistem manajemen resiko

di bidang akuntansi di lakukan dengan menerapkan pengendalian internal secara

berlapis-lapis, antara lain:

a. Pengendalian internal melalui sistem

b. Pengendalian internal melalui prosedur

c. Pengendalian internal melalui struktur organisasi

Page 27: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

14

2.4. Perkreditan / Pembiayaan

Kata Kredit berasal dari kata Romawi yaitu Credere yang artinya percaya.

Sedangkan dalam bahasa Belanda istilahnya Vertrouwen, dalam bahasa Inggris

yaitu Believe atau trust or confidence yang artinya sama yaitu kepercayaan.

Dengan kata lain, kredit mengandung pengertian adanya suatu perkataan dari

seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu

bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala

sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.

Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang

perbankan bahwa kredit adalah penyediaan uang dan tagihan yang dapat

disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Dari pengertian di atas dapatlah dijelaskan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank

membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan

antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur) bahwa mereka

sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Dalam perjanjian kredit tercakup

hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang

ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sanksi apabila debitur

mengingkari janji yang telah dibuat bersama.

Menurut Mulyono ( 2002:12 ) mendefinisikan kredit sebagai: “ Suatu

penyerahan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

Page 28: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

15

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka

waktu tertentu dengan bunga jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Bastian dan Suharjono (2006:65) mendefinisikan kredit adalah

peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2000) mendefinisikan kredit dalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan adalah: “Peminjaman atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan

atau pembagian hasil keuntungan. Hal ini yang termasuk dalam pengertian kredit

yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam

restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan

Note Purchase Agreement (NPA)”.

Menurut Ensiklopedia Umum, kredit adalah sistem keuangan untuk

memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan

pengharapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan

orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.

Page 29: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

16

2.4.1. Unsur-Unsur Kredit

Berikut adalah unsur-unsur kredit yang terkandung dalam pemberian suatu

fasilitas kredit (Kasmir, 2005 : 74) :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa

kredit yang di berikan baik berupa uang atu jasa akan benar-benar di terima

kembali dimasa mendatang. Kepercayaan ini di berikan oleh bank kepada calon

debitur. Oleh karena itu,sebelum dana itu di kucurkan, sudah di lakukan penelitan

dan penyalidikan bagaiman situasi dan kondisi calon debitur sehingga dapat

dinilai apakah calon debitur tersebut di pastikan memiliki kemauan dan

kemampuan membayar kredit yang di salurkan, sehingga pada saat dana telah di

kucurkan tidak terjadi masalah yang berpengaruh baik bagi bank maupun debitur.

2. Kesepakatan

Disamping unsur kepercayaan di dalam kerdit juga mengandung unsur

kesepakatan, ini di tuangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban, kesepakatn kredit ini di tuangkan dalam akad

kredit yang di tanda tangani oleh kedua belah pihak, yaitu bank dan nasabah di

saksikan oleh notaris.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang di berikan pasti memiliki jangka waktu tertentu. Jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah di sepakati. Hampir

dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

Page 30: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

17

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu

resiko tidak tertagih (macet) pemberian kredit.Semakin panjang suatu kredit

semakin besar resiko, begitupun sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,

baik resiko yang di sengaja oleh nasabah yang lalai maupun resiko yang tidak di

sengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada

unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas jasa

Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian kredit. Jasa tersebut

dikenal dengan nama bunga bank konvensional.Balas jasa dalam bentuk bunga,

biaya provisi, dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan

keuntungan utama suatu bank. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah

balas jasa dalam bentuk bagi hasil.

2.4.2. Syarat Kredit

Ketika bank memberikan pinjaman kepada nasabah, bank tentu mengharapkan

uang itu kembali. Oleh karena itu, untuk memperkecil resiko (misalnya uang tidak

kembali), dalam memberi kredit bank harus mempertimbangkan beberapa hal

yang terkait dengan itikad baik (willingness to pay) nasabah untuk melunasi

kembali pinjaman beserta bunganya. Terdapat beberapa cara yang di gunakan

bank dalam menganalisis kredit calon debiturnya yaitu:

Page 31: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

18

1. Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip 5 C

a. Karakter (Character)

Watak, sifat, kebiasaan debitur (pihak yang berutang) sangat berpengaruh

pada pemberian kredit. Kreditur (pihak pemberi utang) dapat meneliti apakah

calon debitur masuk kedalam Daftar Orang Tercela (DOT) atau tidak. Untuk itu

kreditur juga dapat meneliti biodata dan informasi dari lingkungan usahanya.

Informasi dari lingkungan usahanya dapat di peroleh dari informasi bank sentral,

namun informasi ini tidak dapat di peroleh dengan mudah oleh masyarakat umum,

karena informasi tersebuit hanya dapat di akses oleh pegawai bank bidang

perkreditan dengan menggunakan password dan komputer yang terhubung secara

online dengan bank sentral.

b. Kapasitas (Capacity)

Kapasitas berhubungan dengan kemampuan seorang debitur untuk

mengembalikan pinjaman. Untuk mengukurnya, kreditur dapat meneliti

kemampuan debitur dalam bidang manajemen keuangan dan pemasaran.

c. Modal (Capital)

Dengan melihat banyaknya modal yang di miliki oleh debitur atau melihat

berapa banyak modal yang di tanamkan debitur dalam usahanya, kreditur dapat

menilai modal debitur. Semakin banyak modal yang di tanamkan, debitur akan di

pandang semakin serius dalam menjalankan usahanya.

Page 32: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

19

d. Jaminan (Colateral)

Jaminan di butuhkan untuk berjaga-jaga seandainya debitur

mengembalikan pinjamannya, biasanya nilai jaminan lebih tinggi dari jumlah

pinjaman.

e. Kondisi Ekonomi (Condition of Economy)

Keadaan perekonomian di sekitar tempat tinggal calon debitur juga harus

di perhatikan untuk memperhitungkan kondisi ekonomi yang akan terjadi di masa

mendatang.Kondisi ekonomi yang perlu di perhatikan antara lain .masalah daya

beli masyarakat, luas pasar, persaingan, perkembangan teknologi, bahan baku,

pasar modal, dan lain sebagainya.

f. Analisis Kredit Berdasarkan Prinsip 7P

a. Personality : yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau

tingkah lakunya sehari-hari

b. Party : yaitu menggolongkan nasabah kedalam

klasifikasi/golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan

karakternya.

c. Purpose : yaitu bank harus mengetahui tujuan nasabah dalam

mengambil kredit, apakah untuk modal kerja, investasi, konsumsi

dan produksi

d. Prospect : yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akn

datang,apakah akan menguntungkan atau merugikan.

Page 33: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

20

e. Payment : yaitu mengukur bagaiman cara nasabah mengembalikan

kredit yang telah di ambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit.

f. Profotability : yaitu menganalisis kemampuan nasabah dalam

mencari laba.

g. Protection : yaitu bagaimana menjaga agar kredit yang di berikan

mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga kredit yang di

berikan benar-benar aman.

2.4.3. Hal-Hal Yang di Perjanjikan Dalam Perjanjian Kredit

Terdapat beberapa hal yang di perjanjikan dalam perjanjian kredit

yaitu:

a. Jangka waktu

b. Suku bunga

c. Cara pembayaran

d. Agunan/jaminan kredit

e. Biaya administrasi

f. Asuransi jiwa dan tagihan

2.4.4. Jenis Kredit Sesuai dengan Kolektibilitasnya

Menurut Ismail (2010: 219), kredit dapat dibedakan sesuai dengan

kolektibilitas/kualitas/penggolongan kredit, yaitu performing loan dan

nonperforming loan. Penggolongan kredit menjadi performing loan dan

Page 34: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

21

nonperforming loan didasarkan pada kriteria kualitatif dan kuantitatif. Penilaian

penggolongan kredit secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha debitur dan

kondisi keuangan usaha debitur. Kondisi keuangan debitur dapat dilihat dari

kemungkinan kemampuan debitur untuk membayar kembali pinjamannya dari

hasil usahanya.

Penggolongan kredit sesuai kuantitatif didasarkan pada pembayaran

angsuran oleh debitur yang tercermin dalam catatan bank. Pembayaran angsuran

kredit mencakup pembayaran pinjaman pokok dan bunga.

Performing loan merupakan penggolongan kredit atas kualitas kredit nasabah

yang lancar dan/atau terjadi tunggakan sampai dengan 90 hari. Performing loan

dibagi menjadi dua yaitu kredit lancar dan kredit dalam perhatian khusus. Dalam

hal kredit angsuran (installment loan), maka yang tergolong dalam kredit lancar

yaitu kredit yang tidak terdapat tunggakan. Setiap tanggal jatuh tempo angsuran,

debitur dapat membayar pinjaman pokok dan bunga. Kredit dalam perhatian

khusus adalah penggolongan kredit yang tertunggak baik angsuran, pinjaman

pokok dan pembayaran bunga, akan tetapi tunggakannya sampai dengan 90 hari

(tidak melebihi 90 hari kalender).

Nonperforming loan merupakan kredit yang menunggak melebihi 90 hari.

Nonperforming loan dibagi menjadi tiga yaitu kredit kurang lancar, kredit

diragukan, dan kredit macet. Menurut ketentuan Bank Indonesia, kredit

bermasalah digolongkan menjadi tiga yaitu kredit dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet. Dalam hal kredit angsuran (installment loan), maka kredit

kurang lancar terjadi bila debitur tidak dapat membayar angsuran pokok dan/atau

Page 35: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

22

bunga antara 91 hari sampai dengan 180 hari. Kredit diragukan terjadi dalam hal

debitur tidak dapat membayar angsuran pinjaman pokok dan/atau pembayaran

bunga antara 181 hari sampai dengan 270 hari. Kredit macet terjadi bila debitur

tidak mampu membayar berturut-turut setelah 270 hari.

2.4.5. Siklus Perkreditan

Gambar 2.1 : Siklus Perkreditan

Pemohon kredit Analisis kredit Perjanjian kredit Pencairan

kredit

Kredit bermasalah

Tambahan kredit

Pelunasan kredit Pengawasan kredit

Sumber : Lukman Dendawijaya (2005 : 73)

2.4.6. Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

A. Definisi Kredit Bermasalah

Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat

membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data

fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap

diberikan. Kemudian apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan

Page 36: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

23

yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk

ditagih atau macet (kredit bermasalah).

Kredit bermasalah yaitu kredit yang dalam pelaksanaannya belum

mencapai/memenuhi target yang diinginkan oleh pihak bank kemudian memiliki

kemungkinan timbulnya risiko kemudian hari bagi bank dalam arti luas, juga

mengalami kesulitan dalam penyelesaian kewajiban-kewajiban baik dalam bentuk

pembayaran kembali pokoknya dan atau pembayaran bunga, denda keterlambatan

serta ongkos-ongkos bank yang menjadi beban debitur yang bersangkutan.

Menurut Tjoekam (1999:264) mengungkapkan bahwa: “Kredit bermasalah

adalah gambaran dari suatu kondisi kredit berupa principal, bunga, biaya-biaya,

dan overdraft akan mengalami kegagalan karena tanda-tanda penyimpangan

dibiarkan berakumulasi sehingga menurunkan mutu kredit dan cenderung

menimbulkan kerugian potensial bagi bank.”

Menurut Siamat (2001:174) menjelaskan kredit bermasalah /problem loan

dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat

adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan

kendali debitur.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia PSAK No.31 (2000), kredit

bermasalah (nonperforming loan) pada umumnya merupakan kredit yang

pembayaran angsuran pokoknya dan atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih

setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat

diragukan. Kredit nonperforming terdiri atas kredit yang digolongkan kurang

lancar, diragukan, macet. Jadi dapat disimpulkan, kredit bermasalah adalah suatu

Page 37: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

24

keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atas seluruh

kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan dan dapat

menimbulkan kerugian potensial kepada bank.

B. Penilaian Kredit Bermasalah (Nonperforming Loan)

Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan

bahwa standar rasio kredit bermasalah (NPL) adalah kurang dari 5% (PBI Nomor:

3/25/2001). Secara matematis NPL dapat dirumukan sebagai berikut:

NPL= Jumlah Kredit Bermasalah × 100%

Total Kredit

Ket : Kredit Bermasalah = Kurang Lancar + Diragukan + Macet

Total Kredit = Lancar + Perhatian Khusus + Kurang Lancar + Diragukan +

Macet

Menurut Kasmir (2008) untuk menentukan berkualitas atau tidaknya suatu

kredit perlu diberikan ukuran-ukuran tertentu. Bank Indonesia menggolongkan

kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut:

a) Lancar (pas)

Suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila:

1) Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu

2) Memiliki mutasi rekening yang aktif

3) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

b) Dalam Perhatian Khusus (special mention)

Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria diantara lain:

Page 38: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

25

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum

melampui dari 90 hari

2) Kadang-kadang terjadi cerukan

3) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

4) Mutasi rekening reklatif aktif

5) Didukung dengan pinjaman baru.

c) Kurang Lancar (substandard)

Dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria di antaranya:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampui 90 hari

2) Sering terjadi cerukan

3) Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari

4) Frekuensi mutasi rekening reklatif rendah

5) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

6) Dokumen pinjaman yang lemah.

d) Diragukan (doubtful)

Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria di antaranya:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 180 hari

2) Terjadi cerukan yang besifat permanen

3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari

4) Terjadi kapitalisasi bunga

Page 39: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

26

5) Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun

peningkatan jaminan.

e) Macet (loss)

Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:

1) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah

melampaui 270 hari

2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

3) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan

pada nilai yang wajar.

C. Akuntansi Kredit Bermasalah

Menurut Ismail (2010:224), akuntansi kredit bermasalah terdiri dari:

a. Pengakuan pendapatan bunga kredit nonperforming

Nonperforming loan terjadi bila debitur tidak membayar angsuran pinjaman

pokok maupun bunga setelah 90 hari. Pendapatan bunga kredit untuk kredit

nonperforming diakui atas dasar cash basis, yaitu pengakuan pendapatan kredit

pada saat adanya pembayaran dari debitur. Pendapatan bunga kredit

nonperforming diakui sebagai pendapatan bunga dalam penyelesaian yang

tidak dicatat dalam laporan laba rugi akan tetapi dicatat dalam tagihan

kontijensi.

b. Pembayaran kewajiban kredit nonperforming.

Dalam hal terdapat pembayaran kredit nonperforming, maka bila kredit

termasuk golongan kredit kurang lancar, maka prioritas pembayarannya adalah

Page 40: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

27

pembayaran bunga, denda, dan lain-lain, kemudian sisanya digunakan untuk

pembayaran pinjaman pokok. Golongan kredit diragukan dan kredit macet,

prioritas pembayaran adalah untuk pembayaran pokok dan sisanya digunakan

untuk pembayaran bunga, denda, dan biaya lainnya.

2.4.7. Penyelamatan Kredit Bermasalah

Menurut Hariyani (2010:41), apabila penyelamatan kredit yang

dilakukan oleh bank ternyata tidak berhasil, maka bank dapat melakukan tindakan

lanjutan berupa penyelesaian kredit macet melalui program penghapusan kredit

macet (write-off). Penghapusan kredit macet terbagi dalam dua tahap yaitu hapus

buku atau penghapusan secara bersyarat atau conditional write-off, dan hapus

tagih atau penghapusan secara mutlak atau absolute write-off. Jika kemudian

program hapus buku dan hapus tagih juga belum berhasil mengembalikan dana

kredit yang disalurkan kepada debitur, maka bank dapat menyelesaikan portofolio

kredit macet tersebut melalui jalur litigasi (proses peradilan) maupun jalur non-

litigasi (diluar proses peradilan).

Dalam usaha mengatasi adanya kredit bermasalah, pihak bank dapat

melakukan beberapa tindakan penyelamatan sebagai berikut :

1) Rescheduling

Rescheduling (penjadwalan kembali) merupakan upaya pertama dari pihak

bank untuk menyelematkan kredit yang di berikan kepada debitur. Cara ini

di lakukan jika ternyata pihak debitur (berdasarkan penelitian dan

Page 41: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

28

perhitungan yang di lakukan (account officer bank) tidak mampu untuk

memenuhi kewajibannya dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok

maupun bunga kredit. Rescheduling adalah penjadwalan kembali sebagian

atau seluruh kewajiban debitur.

2) Reconditioning

Reconditioning merupakan usaha pihak bank untuk menyelematkan kredit

yang di berikan dengan cara mengubah sebagian atau seluruh kondisi

(persyaratan yang semula di sepakati bersama pihak debitur dan di

tuangkan dalam perjanjian kredit). Perubahan kondisi kredit di buat

dengan memperhatikan masalah-masalah yang di hadapi oleh debitur

dalam pelaksanaan proyek atau bisnisnya.

3) Restructuring

Restructuring atau restrukturisasi adalah usaha penyelamatan kredit yang

terpaksa harus di lakukan bank dengan cara mengubah komposisi

pembiayaan yang mendasari pemberian kredit. Pembiasaan suatu proyek

atau bisnis tidak seluruhnya berasal dari modal (dana) sendiri, tetapi

sebagian besar di biayai dengan kredit yang di peroleh dari bank.

Reastrukturisasi adalah terminology keuangan yang banyak di gunakan

dalam perbankan,yang artinya adalah upaya perbaikan yang di lakukan dalam

kegiatan perkreditan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi

kewajibannya.Restrukturisasi yang di lakukan antara lain melalui: penurunan suku

bunga,perpanjangan jangka waktu kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit,

Page 42: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

29

pengurangan tunggakan pokok kredit, penembahan fasilitas kredit dan konversi

kredit menjadi penyertaan modal sementara.

Dalam perbankan restrukturisasi kredit hanya dapat di lakukan terhadap

debitur yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a Mengalami kesulitan pembayaran pokok atau bunga kredit

b Memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban

setelah kredit di restrukturisasi.

Bank di larang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk

menghindari :

a Penurunan kualitas kredit

b Peningkatan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva (PPA)

c Penghentian pengakuan pendapatan bunga secara akrual

4) Kombinasi 3-R

Dalam rangka penyelamatan kredit bermasalah (rescue program), bila di

anggap perlu bank melakukan berbagaai kombinasi dari tindakan

rescheduling, reconditioning dan restructuring tersebut di atas, yakni :

a. Rescheduling dan Reconditioning

b. Rescheduling dan Restructuring

c. Restructuring dan Reconditioning

d. Rescheduling, Restructuring, dan Reconditioning sekaligus

5) Eksekusi

Page 43: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

30

Jika semua usaha penyelamatan seperti di uraikan di atas sudah di coba,

namun nasabah masih juga tidak mampu memenuhi kewajibannya

terhadap bank, maka jalan terakhir adalah bank melakukan eksekusi

melalui berbagai cara,antara lain:

a. Menyerahkan kewajiban kepada Badan Urusan Piutang Negara

(BUPN)

b. Menyerahkan perkara ke pengadilan negeri (Perkara Perdata)

Page 44: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

31

2.4.8. Struktur Penyelesaian Kredit Bermasalah

Sumber: Hariyani; Restrukturisasi dan Penghapusan Kredit Macet; 2010

Kredit Bermasalah

Penjadwalan Kembali

(Reschudulling)

Penataan Kembali

(Restructuring)

Persyaratan Kembali

(Reconditioning)

Hapus Tagih

Nonlitigasi

Hapus Buku

1. Bank Bertambah Sehat2. Debitur Tambah Maju3. Sektor Rill Berkembang

Kualitas KreditMembaik

Litigasi

Penyelesaian Kredit

BerhasilGagal

Page 45: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

32

Keterangan :

1.Kredit Bermasalah

Kredit bermasalah adalah suatu keadaan di mana nasabah sudah tidak sanggup

membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah di

janjikan.

2.Penjadwalan Kembali (Rescheduling)

Penjadwalan kembali adalah perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut

jadwal pembayaran dan atau jangka waktunya.

3.Persyaratan Kembali (Reconditioning)

Persyaratan Kembali adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat

kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu,

sepanjang tidak menyangkut saldo maksimum kredit.

4.Penataan Kembali (Restructuring)

Penataan Kembali adalah perubahan syarat-syarat kredit yang meliputi

Rescheduling dan reconditioning.

5.Gagal

Yang di maksud gagal yaitu pihak bank gagal dalam menerapkan atau

menjalankan penyelesaian kredit bermasalah (Rescheduling, Reconditioning,

Restructuring) maka langkah selanjutnya yang di lakukan oleh pihak bank yaitu

hapus buku/hapus tagih. Hapus buku adalah pemindahan catatan atas kredit yang

Page 46: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

33

menurut pertimbangan pihak bank sangat kecil kemungkinan untuk dapat ditagih

kembali, dari neraca ke rekening administratif tanpa menghapus hak tagih bank

kepada debitur. Hapus buku dilakukan jika debitur telah ada pada kolektibilitas 5

(macet) dan tidak terdapat transaksi selama 6 bulan pada saat usulan write off.

Sadangkan Hapus tagih adalah tindakan yang dilakukan bank untuk menghapus

seluruh atau sebagian kewajiban debitur karena berdasarkan pertimbangan bank

debitur tersebut tidak mungkin untuk memenuhi kewajibannya dan bank juga

tidak mempunyai hak tagih. Selain itu penyelesaian kredit bermasalah dapat juga

di selesaikan dengan menempuh jalur litigasi dan nonlitigasi. Litigasi adalah

dengan mendayagunakan lembaga peradilan yang ada, baik pengadilan negeri,

pengadilan niaga, ataupun panitia urusan piutang negara (PUPN). Sedangkan

nonlitigasi adalah penyelesaian kredit di luar pengadilan yang di lakukan secara

damai yang meliputi negoisasi dan mediasi.

5.Berhasil

Yang di maksud berhasil pihak bank berhasil menerapkan dan melaksanakan

sistem penyelesaian kredit bermasalah maka kualitas kredit akan membaik, Bank

bertambah sehat, Debitur tambah maju, dan Sektor rill pun akan bertambah.

2.5.PSAK 31 Tentang Akuntansi Perbankan

Berikut adalah beberapa paragraph dari PSAK 31 yang berkaitan dengan

penelitian ini :

Page 47: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

34

1. Paragraf 12

Kredit di akui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dalam

rangka pembiayaan bersama di akui sebesar pokok kredit yang merupakan

porsi tagihan bank yang bersangkutan

2. Paragraf 13

Pengertian pokok kredit tidak termasuk bunga dan biaya yang di bayar di

muka lainnya. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama kepada

nasabahnya di sediakan oleh lebih dari satu bank. Oleh karena itu, pokok

kredit yang di akui hanya sebesar porsi tagihan bank yang bersangkutan.

3. Paragraf 16

Penyisihan kerugian kredit di bentuk estimasi kerugian yang tidak dapat di

tagih sesuai dengan mata uang denominasi yang di berikan.

4. Paragraf 17

Pada umumnya penyisihan terdiri atas penyisihan umum dan penyisihan

khusus. Penyisihan umum untuk keseluruhan portofolio kredit di lakukan

berdasarkan pengalaman dan prospek industri. Penyisihan khusus di

tentukan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas kredit, seperti prospek usaha,kondisi keuangan dengan penekanan

pada arus kas, kemampuan membayar debitur dengan agunan yang di

kuasai. Penyisihan kerugian kredit di bentuk sesuai dengan mata uang

denominasi kredit yang di berikan.Jika kredit di berikan dalam rupiah,

penyisihan kerugian kredit pun di bentuk dalam rupiah. Jika kredit di

Page 48: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

35

berikan dalam mata uang asing, penyisihan kerugian kredit pun di bentuk

dalam mata uang asing tersebut.

5. Paragraf 18

Jumlah kredit yang di hapuskan adalah sebesar bagian yang tidak dapat

tertagih. Agunan yang di ambil alih sehubungan dengan penyelesaian

pinjaman di akui sebesar nilai bersih yang dapat di realisasi.

6. Paragraf 20

Pendapatan bunga di akui secara akrual kecuali pendapatan bunga dari

kredit dan asset produktif lain yang nonperforming di akui pada saat

pendapatan tersebut di terima.

7. Paragraf 21

Pendapatan dalam perkreditan antara lain : terdiri atas pendapatan bunga

dan pendapatan lain, seperti provisi dan komisi. Pendapatan dari asset

produktif nonperforming yang belum di terima tidak dapat di akui sebagai

pendapatan dalam periode laporan.

8. Paragraf 22

Pada saat kredit di klasifikasikan sebagai kredit nonperforming, bunga

yang telah di akui tetapi belum tertagih harus di batalkan.

9. Paragraf 23

Apabila di lakukan pembatalan atas bunga yang telah di akui tetapi bunga

tersebut belum tertagih, pendapatan tersebut akan mengurangi pendapatan

bunga yang belum di akui.

Page 49: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

36

10. Paragraf 24

Kredit nonperforming pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran

angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 hari atau lebih setelah jatuh

tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat di

ragukan. Kredit nonperforming terdiri atas kredit yang di golongkan kredit

kurang lancar, di ragukan dan macet.

11. Paragraf 25

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit di ragukan dan

macet.Terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit. Kelebihan

penerimaan dari pokok kerdit di akui sebagai pendapatan bunga.

12. Paragraf 26

Penerimaan dari kredit nonperforming di akui untuk melunasi bunga

terlebih dahulu.Akan tetapi,untuk kredit nonperforming yang di golongkan

di ragukan dan macet. Penerimaan ini di pergunakan terlebih dahulu untuk

mengurangi pokok kredit karena kemungkinan ketertagihannya sangat

rendah.

13. Paragraf 27

Beban bunga di akui secara akrual.

14. Paragraf 28

Beban dalam kegiatan perkreditan, terdiri atas beban bunga dan beban lain

yang di keluarkan dalam rangka penghimpun dana,seperti hadiah, premi

atau diskonto dari kontrak berjangka dalam rangka pendanaan, dan biaya /

premi program penjaminan.

Page 50: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

37

15. Paragraf 29

Pendapatan selain bunga dan beban selain bunga yang berkaitan dengan

jangka waktu di akui selama jangka waktu tersebut.

16. Paragraf 30

Contoh pedapatan selain bunga dan beban selain bunga yang berkaitan

dengan jangka waktu ialah komisi dan provisi dari kegiatan yang berkaitan

dengan perkreditan.

17. Paragraf 31

Apabila kredit atau komitmen kredit di selesaikan sebelum jangka

waktunya maka sisa pendapatan dan beban di akui pada saat penyelesaian

kredit atau komitmen tersebut.

18. Paragraf 32

Kredit yang di restrukturisasi dapat mencakup bunga dan beban lain yang

di jadikan pokok kredit.

19. Paragraf 33

Pengakuan pendapatan atas tagihan bunga yang di jadikan pokok kredit

dalam rangka restrukturisasi di lakukan sesuai dengan PSAK No.54

tentang restrukturisasi utang piutang bermasalah.

20. Paragraf 34

Kredit nonperforming yang telah di restrukturisasi,dengan cara memberi

keringanan kepada peminjam yang sedang mengalami kesulitan keuangan,

tetap di klasifikasikan sebagai nonperforming sampai dengan kredit

Page 51: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

38

tersebut performing, yaitu pada saat pembayaran pokok / bunga di lakukan

secara teratur selama jangka waktu tertentu.

21. Paragraf 35

Pengalihan kredit menjadi penyertaan diakui sebesar nilai wajar dari yang

di terima.

22. Paragraf 36

Penyertaan yang berasal dari restrukturisasi kredit merupakan penyertaan

sementara sehingga di nilai dengan metode biaya (cost) tanpa

memperhatikan besarnya kepemilikan. Bila terdapat penurunan permanen

maka nilai tercatat penyertaan harus di sesuaikan sebesar nilai penurunan

permanen tersebut. Penyertaan ini di sajikan terpisah dari penyertaan

lainnya dan tidak perlu di lakukan konsolidasi laporan keuangan karena

sifat penyertaannya sementara.

23. Paragraf 37

Agunan kredit yang di ambil alih di akui sebesar nilai bersih yang dapat di

realisasi

24. Paragraf 38

Nilai bersih yang dapat di realisasi adalah nilai wajar agunan setelah di

kurangi estimasi biaya pelepasan.

25. Paragraf 39

Selisih antara nilai agunan yang telah di ambil alih dan hasil penjualan di

akui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Page 52: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

39

26. Paragraf 40

Penerimaan kredit yang telah di hapus bukukan di akui sebagai

penyesuaian terhadap penyisihan kerugian kredit sebesar nilai pokok. Jika

penerimaan tersebut melebihi nilai pokoknya maka kelebihan tersebut di

akui sebagai pendapatan bunga.

27. Paragraf 41

Penerimaan untuk kredit yang telah di hapus bukukan dapat terdiri atas

penerimaan pokok dan bunga kredit yang telah di hapus bukukan. Sesuai

dengan pengaturan dalam paragraf atas penerimaan untuk kredit yang telah

di hapus bukukan di akui sebagai penyesuaian terhadap penyisihan

kerugian kredit sebesar nilai pokoknya. Kelebihan penerimaan di atas nilai

pokok di akui sebagai pendapatan bunga.

2.6. PSAK 54 Tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang

Bermasalah

Berikut adalah beberapa paragraf dari PSAK 54 yang berkaitan dengan

penelitian ini :

1. Paragraf 7

Restrukturisasi utang piutang mencakup :

a. Transfer asset berikut ini : real estate, piutang kepada pihak ketiga,

atau asset lain dari debitur kepada kreditur untuk memenuhi

sebagian atau seluruh utang piutang (termasuk transfer sebagai

akibat dari kepemilikan kembali atau sita jaminan)

Page 53: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

40

b. Penertiban saham baru atau penyerahan saham debitur untuk

memenuhi sebagian atau seluruh utang piutang, kecuali jika saham

di berikan dalam rangka pemenuhan persyaratan yang telah di

tetapkan sebelumnya untuk pengubahan utang piutang menjadi

pemberian saham (misalnya,pertukaran obligasi konversi)

c. Modifikasi syarat-syarat utang piutang, seperti satu atau lebih

kombinasi berikut ini :

a. Pengurangan tingkat suku bunga untuk sisa mata uang

b. Perpanjang jangka waktu pelunasan atau pengunduran

tanggal jatuh tempo dengan tingkat bunga yang lebih

rendah dari tingkat bunga yang berlaku di pasar untuk

utang baru dengan resiko yang sama.

c. Pengurangan ( absolut atau kontinjen) jumlah pokok atau

jumlah yang harus di bayar pada saat jatuh tempo utang

piutang. Sebagaimana yang tercantum dalam instrument

utang piutang atau dokumen perjanjian.

d. Pengurangan ( absolute atau kontinjen ) bunga yang

terutang.

2. Paragraf 8

Restrukturisasi utang piutang bermasalah dapat terjadi sebelum atau

sesudah tanggal jatuh tempo utang piutang yang tercantum dalam

perjanjian dan akan terdapat rentang waktu di antara saat

perjanjian,keputusan pengadilan, dan lain-lain dengan pemindahan asset

Page 54: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

41

atau pemberian saham, tanggal efektif persyaratan baru, atau terjadinya

peristiwa lain yang merupakan pelaksanaan restrukturisasi. Dalam

pernyataan ini, tanggal efektif pelaksanaan merupakan saat restrukturisasi.

3. Paragraf 28

Akuntansi oleh kreditur atas restrukturisasi utang piutang bermasalah di

lakasanakan dengan cara restrukturisasi sebagai berikut :

Kreditur yang menerima pelunasan penuh piutang dari debitur dalam

bentuk :

a. Piutang dari debitur, tanah dan bangunan, atau asset lain

b. Saham atau bukti lain tentang pemberian saham dari debitur,atau

keduanya,mencatat asset tersebut (termasuk pemberian saham) pada

nilai wajar pada tanggal restrukturisasi

4. Paragraf 29

Kelebihan dari saldo piutang atas nilai wajar asset yang di terima di

kurangi biaya untuk menjual asset tersebut merupakan kerugian yang di

akui.

5. Paragraf 30

Dalam restrukturisasi piutang bermasalah dengan modifikasi persyaratan

piutang yang tidak mengakibatkan penerimaan asset (termasuk

penerimaan saham) dari debitur, kreditur harus mencatat dampak

restrukturisasi tersebut secara prospektif dan tidak mengubah nilai tercatat

piutang pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika jumlahnya melebihi nilai

tunai penerimaan kas masa depan yang di tentukan dalam persyaratan

Page 55: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

42

baru. Dampak perubahan jumlah atau saat jatuh tempo (atau keduanya)

penerimaan kas yang di peruntukkan baik sebagai bunga maupun pokok

piutang di akui secara prospektif dalam periode yang akan datang.

6. Paragraf 31

Namun jika jumlah tunai penerimaan kas masa depan sebagaimana yang di

tentukan dalam persyaratan baru piutang tersebut, termasuk penerimaan

bunga dan pokok piutang, lebih rendah dari pada saldo piutang sebelum

restrukturisasi,kreditur harus mengurangi saldo piutang ke suatu jumlah

yang sama dengan jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan

sebagaimana yang di tetapkan dalam persyaratan baru. Jumlah

pengurangan tersebut harus di akui sebagai kerugian. Setelah itu semua

penerimaan kas berdasarkan persyaratan piutang yang telah di

restrukturisasi,baik untuk bunga maupun pokok piutang di catat sebagai

pengembalian pokok piutang dan penghasilan bunga sesuai porsinya.

7. Paragraf 32

Dalam penentuan kerugian restrukturisasi jumlah pembayaran kontinjen di

masukkan dalam perhitungan nilai tunai jumlah perincian kas masa depan

yang di tetapkan sesuai persyaratan baru, hanya jika pada saat

restrukturisasi jumlah kontinjen tersebut memenuhi persyaratan untuk di

akui (probable). Hal ini berarti kreditur mengakui kerugian atas jumlah

penerimaan kontinjen kas masa depan pada saat restrukturisasi di lakukan.

Page 56: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

43

8. Paragraf 33

Restrukturisasi piutang bermasalah dapat di lakukan dengan penerimaan

asset (termasuk perolehan saham dari debitur) sebagi penyelesaian

sebagian piutang dan modifikasi persyaratan terhadap sisa utang. Kreditur

mencatat restrukturisasi piutang tersebut dengan mengakui asset yang di

terima sebesar nilai wajarnya di kurangi estimasi biaya untuk menjual, dan

mengurangi nilai piutang yang tercatat dengan nilai wajar asset tersebut

setelah di kurangi estimasi biaya untuk menjualnya. Kelebihan saldo

piutang yang tercatat atas jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan,

seperti di atur dalam persyaratan baru ats saldo piutang setelah

restrukturisasi, di akui sebagai kerugian restrukturisasi.

9. Paragraf 34

Kerugian dari pengurangan jumlah piutang yang tercatat dapat di akui

sebelum restrukturisasi dengan mengurangi taksiran jumlah penyisihan

piutang di neraca, dan kemudian menaikkan taksiran jumlah piutang tidak

tertagih dalam pethitungan laba bersih.

10. Paragraf 35

Jika restrukturisasi piutang bermasalah mencakup jumlah piutang

kontinjen, atas jumlah piutang kontinjen tersebut tidak boleh di akui

penghasilan bunga dalam periode masa depan,sebelum jumlah piutang

kontinjen tersebut memenuhi persyaratan untuk di akui sebagai piutang

nyata dan penghasilan bunga di terima.

Page 57: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

44

11. Paragraf 36

Biaya-biaya lain yang di keluarkan oleh kreditur dalam restrukturisasi

piutang bermasalah di catat sebagai biaya pada saat terjadinya.

12. Paragraf 37

Restrukturisasi piutang bermasalah dapat mencakup penggantian piutang

oleh perusahaan lain, individu,dan lembaga pemerintahan yang menangani

piutang bermasalah atau menambah debitur lain.Restrukturisasi seperti di

catat sesuai dengan subtansinya,meskipun pembayaran kepada kreditur di

lakukan oleh debitur pengganti atau debitur tambahan tersebut.

13. Paragraf 38

Perlakuan ini juga berlaku dalam hal melibatkan agen, wali amanat, atau

pihak lain.

14. Paragraf 39

Kreditur harus mengungkapkan dalam laporan keuangan pokok atau dalam

catatan atas laporan keuangan,informasi yang berkaitan dengan

restrukturisasi piutang bermasalah pada tanggal neraca sebagai berikut:

1 Saldo piutang yang persyaratannya telah di modifikasi dalam

restrukturisasi piutang bermasalah, menurut kelompok utama sebagai

berikut :

a. Saldo piutang dan saldo penyisihan piutang tidak tertagih yang

bersangkutan dengan saldo piutang tersebut, yang di bentuk

berdasarkan pernyataan ini

Page 58: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

45

b. Kebijakan akuntansi untuk pengakuan pendapatan bunga atas

piutang bermasalah, termasuk cara pencatatan penerimaan tunai.

c. Untuk setiap periode penyajian laporan keuangan komparatif :

a. Rata-rata saldo piutang bermasalah

b. Kecuali tidak praktis,jumlah pendapatan bunga yang di akui

dengan basis kas selama periode timbulnya piutang

bermasalah.

c. Jumlah komiten, jika ada untuk meminjamkan dana tambahan

kepada debitur yang persyaratan piutangnya telah di modifikasi

dalam restrukturisasi piutang bermasalah.

2.7.Kerangka Pikir

Berikut ini adalah skema kerangka pikir yang di gunakan penulis dalam

penelitian ini :

Page 59: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

46

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir

PRODUK DANJASA

KREDITBERMASALAH

RESTRUKTURISASIKREDIT

PERLAKUAN

ANALISIS

HASIL PENELITIAN

REKOMENDASI

BANK SULSELBARSYARIAH

PSAK 31 PSAK 54

Page 60: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

47

2.8. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan sebelumnya,

maka hipotesis yang di ajukan adalah di duga bahwa

1. perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah

Cabang Makassar untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah sesuai

dengan PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan

2. perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT.Bank Sulselbar Syariah

Cabang Makassar untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah sesuai

dengan PSAK 54 tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang

Bermasalah.

Page 61: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi Dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, tempat yang menjadi lokasi penelitian adalah

PT.Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar. Adapun waktu penelitian yang di

lakukan mulai bulan Juni 2015 sampai selesai.

3.2.Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data kuantitatif : yaitu data yang berupa angka-angka seperti dalam

laporan keuangan dan data lainnya.

b. Data kualitatif : yaitu data yang berbentuk informasi baik berupa lisan atau

tulisan yang berperan sebagai pendukung bagi data yang di

butuhkan,misalnya gambaran umum perusahaan,jenis restrukturisasi kredit

dan data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.

Data yang di gunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

a. Data primer : yaitu data yang di peroleh secara langsung dari

sumber,berupa hasil pengamatan dan wawancara dengan pihak

perusahaan.

b. Data sekunder : yaitu data yang di peroleh secara tidak langsung, berupa

dokumen perusahaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

48

Page 62: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

49

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang di gunakan dalam penelitian ini di peroleh dengan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Penelitian lapangan (field research) yaitu mendapatkan data dan informasi

melalui wawncara dengan pihak karyawan Bank Sulselbar Syariah

b. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu mendapatkan data dan

informasi melalui literatur-literatur karya ilmiah,artikel,peraturan-

peraturan dan keputusan lainnya.

3.4. Metode Analisis

Berdasarkan data yang telah di peroleh dari penelitian lapangan akan di

hubungkan dengan studi kepustakaan. Kemudian data tersebut di analisis dengan

metode deskriptif komparatif, yaitu menggambarkan dan membandingkan

perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang

Makassar untuk restrukturisasi kredit bermasalah dengan PSAK 31 tentang

akuntansi perbankan dan PSAK 54 tentang akuntansi restrukturisasi utang piutang

bermasalah.

Page 63: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

50

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan di dirikan di makassar pada

Tanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT. Bank Pembanguan Daerah Sulawesi

Selatan Tenggara sesuai dengan Akta Notaris Raden Kadiman di jakarta No.95

Tanggal 23 Januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman

No.67 Tanggal 13 Juli 1961 nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Tenggara di ubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

Tenggara.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara pada awal

beroperasi pada tahun 1962 menempati Gedung Bank Indonesia, Jl Nusantara No.

53, Kemudian berpindah di Gedung Bank Summa di Jl Sulawesi No. 91

Makassar. Tujuan pendirian Bank adalah untuk mengelolah keuangan daerah dan

membantu meningkatkan otonomi daerah. Persediaan pendirian Bank di lakukan

oleh Bapak Syamsuddin Dg Manggawi yang kemudian menjadi direktur utama

pertama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah tingkat I Sulawesi Selatan No. 002

Tahun 1964 pada Tanggal 12 Februari, nama Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara di ubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I

Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar sebesar Rp 250.000.000. Adanya

pemisahan antara Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan Propinsi

50

Page 64: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

51

Tingkat I Sulawesi Tenggara dan adanya penambahan modal dasar. maka Perda

No. 002 Tahun 1964 telah beberapa kali mengalami perubahan dan pada akhirnya

Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Beradsarkan Peraturan Daerah No. 01 Tahun 1993, modal dasar

menjadi Rp 25 Milyar dengan sebutan Bank BPD Sulselbar dengan status sebagai

Perusahaan Daerah (PD). Beradsarkan Peraturan Daerah No. 08 Tahun 1999

modal dasar di tingkatkan dari Rp 25 Milyar menjadi Rp 150 Milyar. Selanjutnya

dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan

Terbatas (PT), maka lahirlah Peraturan Daerah No.13 Tahun 2003 tentang

Perubahan Status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi

Selatan dari PD menjadi PT di mana modal dasar di tingkatkan menjadi Rp

650.000.000.000 yang Akta pendiriannya telah memperoleh pengesahan dari

Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Berdasarkan Surat Keputusan No. C-

31541 HT. 01. 01 Tanggal 29 Desember 2004 Tentang Pengesahan Akta

Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan di

singkat Bank Sulsel, dan telah di umumkan pada Berita Negara Republik

Indonesia No. 13 Tertanggal 15 Februari 2005, Tambahan 1655/ 2005.

Pada Tahun 2007 PT .Bank Sulselbar telah membentuk Unit Usaha

Syariah. Berkaitan dengan hal tersebut telah di bentuk Dewan Pengawas Syariah

sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR Tanggal

26 April 2007 Tentang Pengangkatan Dewan Syariah PT. Bank Sulsel dan SK

Direksi No. SK/034/DIR Tanggal 11 Mei 2007 Tentang Personalia Dewan.

Page 65: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

52

Pengawas Syariah PT. Bank Sulselbar, telah di tunjuk personalia

sebagai berikut:

1. Prof. DR. H. Halide : Ketua

2. AG. H. Sanusi Baco : Anggota

3. DR.Mukhlis Sufri, SE.,M.si : Anggota

Bank Sulsel Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank

Sulselbar. Unit ini mulai beroperasi pada bulan April 2007 dengan modal awal Rp

10.328. 992.500, dan kini telah memiliki asset sebesar Rp 21.893.000.000, dengan

dana pihak ketiga yang berhasil di himpun sejumlah Rp 7.678.000.000, dan

penyaluran pembiayaan sebesar Rp 9.261.000.000, Laba yang di hasilkan

berjumlah Rp 3.886.007.500.

Bank Sul-Sel memiliki 1 kantor Pusat , 3 Kantor Cabang Utama , 24

Kantor Cabang, 2 Kantor Cabang Pembantu, 3 Kantor Cabang Syariah yaitu :

1. Cabang Syariah Sengkang yang didirikan pada bulan April 2006.

2. Cabang Syariah Maros yang didirikan pada tanggal 27 November 2007.

3. Cabang Syariah Makassar yang didirikan pada tanggal 30 Desember 2008.

4. Office Chanelling Syariah pada PT. Bank Sulsel Cabang Utama Bone, PT.

Bank Sulsel Cabang Bulukumba, dan PT. Bank Sulsel Cabang Palopo,

Didirikan pada awal tahun 2010.

Kantor Kas 27 unit, serta Payment Point/Kas Keliling 6 unit. Dan di tahun

2011 ini direncanakan untuk menambah beberapa lagi jaringan kantor yaitu

pembukaan Cabang Jakarta. Dan dari 65 kantor termasuk cabang syariah dengan

Page 66: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

53

di dukung oleh 100 orang karyawan yang terdiri dari level pendidikan S2, S1,

Sarjana, SMP, SMA, Dan SD yang tersebar di Kantor Pusat dan seluruh cabang.

Adapun strategi yang di tempuh guna pengembangan Unit Usaha Syariah

ini antara lain :

1. Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola

excuting, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada

kepada sektor konsumtif maupun produktif terutama dengan pola

Mudharabah

2. Mengintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara

berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang di berikan.

3. Mengembangkan produk simpanan berjangka dengan pola Mudharabah

yang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.

4. Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office

channeling, Pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama

ATM.

5. Melakukan sosialisasi dan promosi secara intensif kepada masyarakat baik

melalui kerjasama dengan para ulama maupun media promosi dan

sosialisasi lainnya.

6. Meningkatkan sumber daya manusia dalam service excellent serta

pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.

7. Menerapkan Good Corporate Governance untuk menjaga citra perusahaan

di masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.

Page 67: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

54

8. Meningkatkan permodalan Unit Usaha Syariah melalui mekanisme

internal maupun tambahan alokasi modal.

4.2. Visi dan Misi Perusahaan

Dalam setiap perusahaan harus mempunyai visi yang jelas, sehingga ada

target yang harus di capai, Adapun visi PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah

adalah :

1. Visi

“ Menjadi Bank yang di terbaik di kawasan Indonesia Timur dengan

dukungan manajemen yang proffesional serta memberikan nilai tambah kepada

pemda dan masyarakat “

2. Misi

Untuk mencapai visi maka perlu ada misi atau usaha yang harus di lakukan

PT.Bank Sulselbar Cabang Syariah. Misi dari PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah

adalah sebagai berikut :

a. Penggerak dan pendorong laju pembengunan ekonomi daerah

b. Pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah

c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

Page 68: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

55

4.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan

untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung

jawab tiap-tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur

organisasi juga sering disebut bagan atau skema organisasi yang merupakan

gambaran skematis tentang hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat

dalam suatu badan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran

suatu bank dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sangat tergantung pada

struktur organisasi yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan disajikan struktur organisasi

pada Bank Sulselbar Syariah,

Page 69: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

56

PT. BANK SULSELBAR SYARIAH

CABANG MAKASSAR

1.

4.4. Pembagian Tugas Perusahaan

Tugas Pimpinan Cabang :

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

2. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang, dengan

melakukan supervisi terhadap setiap unit/seksi di cabang demi pencapaian

target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

PEMIMPIN CABANG

PINSIE UMUM P. AKT. & PELPRNP.PEMASARAN

SECURITY B.O/TELLER PBACC. OFFICER

ADM. PEMBIAYAAN DRIVER

TELLER TUNAISTAF PEMASARAN

CUSTOMER.S

OFFICE B / G

KLIRING/ ATM

Page 70: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

57

3. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan

melalui cabang juga melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap

comply-with dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM.

5. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

6. Bertanggungjawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah

pembiayaan.

Tugas Kasie Umum dan Personalia :

1. Memonitoring pegawai, membuat daftar gaji, membuat daftar uang

makan, membuat surat-surat keluar, mengangenda surat masuk.

2. Menjaga barang inventaris kantor dan membuat daftar penyusutan ATI

(Aktiva Tetap dan Inventaris).

3. Melaksanakan taksasi jaminan juga melaksanakan penagihan.

4. Memonitoring kebutuhan ATC (Alat Tulis dan Cetak).

5. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

Tugas Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan :

1. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi.

2. Melakukan review transaksi teller dan berkoordinasi dengan teller.

3. Memonitoring angsuran bulanan nasabah.

4. Melakukan edukasi dan sosialisasi perbankan syariah.

Page 71: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

58

5. Melakukan pemeriksaan data-data untuk pencarian pembiayaan dan

penanggung jawab VBS (Virtual Banking System) secara langsung.

6. Melakukan konsolidasi RAK ataupun Giro antar Bank dengan divisi UUS

(Unit Usaha Syariah)

7. Melakukan koordinasi dengan kasie umum, kasie pemasaran perihal

putusan pembiayaan.

8. Menjaga stabilitas cabang yaitu menjaga keharmonisan kinerja secara

internal dan secara eksternal.

9. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank

Indonesia juga anggota komite kantor cabang.

10. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang, kasie

akuntansi dan pelaporan, SA supervisor , head teller, penanggung jawab

kunci brankas.

Tugas Teller :

1. Melakukan transaksi tunai dan non tunai, membuat laporan kas,

memonitoring posisi saldo kas untuk fungsi kontrol maka ditugaskan

untuk melakukan transaksi Back Office.

2. Melayani nasabah yang akan membuka rekening,.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

4. Penanggung jawab kunci kombinasi lemari brankas.

Page 72: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

59

Tugas Customer service (CS) :

1. Bertanggung jawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima

juga menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah

secara efisien dan efektif namun tetap menjaga kerahasiaan bank.

2. Memonitoring pembukaan rekening simpanan secara reguler,.

3. Melakukan koordinasi dengan kasie keuangan dan teller perihal aktivasi

rekening simpanan.

4. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

5. Mengupdate pengetahuan mengenai produk perbankan syariah, menguasai

materi KYC (Know Your Customer) pada saat melakukan aktivasi

pembukaan rekening simpanan.

6. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

7. Petugas taksasi jaminan pembiayaan.

8. Memonitoring penggunaan materai.

Penanggung jawab VBS dan Teller Pemindah Bukuan /Back Office :

1. Bertanggung jawab atas : transaksi non tunai/Back Office, monitoring dan

pemeliharaan ATI (Alat Tulis dan Inventaris), jaringan VBS (Virtual

Banking System) dan pemeliharaan komputer termasuk up date anti virus.

2. Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : LBUS

(Laporan Bank Umum Syariah), SID (Sistem Informasi Debitur),

Page 73: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

60

mingguan, pajak-pajak termasuk mengadministrasikan file pajak, petugas

transaksi jaminan.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahan

yang diberikan oleh atasan langsung.

Tugas Administrasi Pembiayaan

1. Bertanggung jawab atas supporting pembiayaan : administrasi

pembiayaan/pencairan pembiayaan, dokumentasi pembiayaan (legal file

dan file pembiayaan), asuransi pembiayaan.

2. Bertanggung jawab atas pembuatan dan pengiriman laporan : SID (Sistem

Informasi Debitur), LBUS (Laporan Bank Umum Syariah), mingguan.

3. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan, tugas tambahan

yang diberikan oleh atasan langsung.

Tugas Kasie Pemasaran :

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target unit sebesar Rp. 38.100

milyar untuk DP3 dan Rp. 33.25 milyar untuk pembiayaan. Laba Rp. 1 M

dan target-target operasional lainnya yang telah ditetapkan, memonitoring

angsuran nasabah.

2. Bertanggung jawab memantau dan melaporkan pelaksanaan pembiayaan

(monitoring).

3. Bertanggung jawab dalam memastikan perikatan hukum (akad, hak

tanggungan dan FEO) secara sempurna dan memastikan kesempurnaan

penutupan asuransi terhadap debitur, sosialisasi nasabah funding,

Page 74: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

61

sosialisasi nasabah lending, monitoring target agar tepat waktu,

mengontrol kerja dan tugas AO.

4. Melakukan penagihan ke nasabah juga menjaga hubungan baik antara

Bank Sul-Sel Syariah dan nasabah maupun anggota komite.

Tugas Account Officer :

1. sBertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

2. Menerima berkas permohonan pembiayaan, melakukan sosialitas terhadap

permohonan yang masuk, membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak

untuk diberikan fasilitas pembiayaan,.

3. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah

disalurkan.

4. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding,

5. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan

Bank Sul-Selbar.

Tugas Staf Pemasaran :

1. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaan dan target-

target operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

2. Melakukan pencairan nasabah pembiayaan dan melakukan pelunasan

cepat pada VBS (Virtual Bank System ).

Page 75: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

62

3. Bertanggungjawab terhadap penyimpanan file pembiayaan dan

dokumentasi taksasi jaminan, menerima berkas permohonan pembiayaan,

melakukan sosialitas terhadap permohonan yang masuk.

4. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas

pembiayaan.

5. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan yang telah

disalurkan.

6. Membantu kasie pemasaran dalam pencapaian target funding.

7. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan

Bank Sul-Selbar.

4.5. Produk dan Jasa PT. Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar

4.5.1. Produk Unit Usaha Syariah PT. Bank Sulselbar

1. Pendanaan

a. Giro

Merupakan produk pendanaan yang berdasarkan prinsip Wadiah Yad

Dhamanah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

Cek, Bilyet Giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Bank tidak

menjanjikan bagi hasil tetapi dapat memberikan bonus yang menguntungkan dan

bersaing bagi nasabah. Nasabah dapat memanfaatkan produk ini untuk membantu

aktifitas dan kelancaran transaksi keuangan

Page 76: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

63

b. Tabungan

1) Tabungan Syariah

Merupakan produk investasi yang menarik dan menguntungkan

dengan akad Mudharabah, dana investasi dikelola sesuai prinsip syariah dan

professional serta memberikan imbal hasil kompetitif sesuai nisbah yang

disepakati. Nisbah bagi hasil Tabungan Syariah tahun 2014 untuk nasabah sebesar

22,50%.

2) Haji dan Umroh Tabungan Masa Depan (HATAM iB)

Tabungan Haji iB merupakan simpanan pada Bank Sulselbar Syariah

dengan prinsip Mudharabah bagi perorangan yang diperuntukkan bagi calon

jamaah haji dalam rangka persiapan biaya perjalanan ibadah haji dimana

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.

Nisbah bagi hasil Tabungan Hatam iB tahun 2014 untuk nasabah sebesar 10%.

3) Tabungan Kemitraan

Simpanan dengan pola co branding dengan akad Mudharabah pada

Bank Sulselbar Syariah yang didisain khusus bagi seluruh anggota

instansi/kelompok dengan syarat – syarat tertentu yang telah ditetapkan dalam

perjanjian kerjasama (MoU) antara instansi tersebut dengan Bank Sulselbar

Syariah. Nisbah bagi hasil Tabungan Kemitraan tahun 2014 untuk nasabah

sebesar 30%.

c. Deposito

Page 77: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

64

Deposito merupakan produk pendanaan dalam bentuk simpanan

berjangka dengan akad Mudharabah dan atas simpanan nasabah Bank

memberikan bagi hasil maksimal yang kompetitif bagi nasabah sesuai nisbah yang

disepakati. Kentungan dan kenyamanan layanan yang diberikan produk ini adalah

bagi hasil yang menarik dan kompetitif serta dapat diakumulasikan dengan

simpanan pokok deposito, sehingga menjadikan investasi lebih cepat berkembang.

Tersedia pilihan jangka waktu yang dapat ditentukan sendiri sesuai dengan

kebutuhan yaitu: 1, 3, 6 dan 12 bulan, dan jangka waktu deposito dapat

diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over/ARO).

2. Pembiayaan

a. Pembiayaan Investasi/Piutang Murabahah Investasi

Pembiayaan Investasi merupakan pembiayaan dengan menggunakan

prinsip akad Murabahah (jual beli) dengan rencana pengembalian berdasarkan

proyeksi kemampuan nasabah. Pembiayaan investasi ini disediakan untuk

memenuhi kebutuhan belanja barang modal (capital expenditure) nasabah

seperti pembelian mesin dan pembangunan atau renovasi pabrik/gedung.

Keuntungan bagi nasabah dan ketersediaan layanan yang diberikan adalah Bank

menyediakan dana 80% dari kebutuhan yang dapat dimanfaatkan untuk

pembelian dan/atau modernisasi alat produksi seperti mesin, gedung, dan lain

sebagainya dengan jangka waktu pembiayaan maksimal 10 (sepuluh) tahun.

Page 78: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

65

Tabel : 4.1

Perkembangan Piutang Murabahah Investasi 2010-2014

Sumber : PT. Bank Sulselbar

Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa Piutang Murabahah

Investasi pada tahun 2014 sebesar Rp34.388 juta atau mengalami penurunan

33,84% lebih rendah dari tahun 2013 yang tercatat Rp51.975 juta. Penurunan ini

dipengaruhi oleh adanya beberapa calon debitur yang telah melakukan investasi

tahun sebelumnya sehingga pada tahun 2014 lebih fokus pada penggunaan modal

kerja agar investasi sebelumnya bisa menghasilkan pendapatan usaha. Piutang

Murabahah Investasi porsinya sebesar 7,03% dari total piutang dan pembiayaan

tahun 2014 dan 6,11% terhadap total kredit investasi konsolidasi. Jumlah debitur

Piutang Murabahah Investasi pada tahun 2014 sebanyak 286 debitur.

b. Pembiayaan Modal Kerja/Piutang Modal Kerja

Pembiayaan Modal Kerja merupakan produk pembiayaan yang

disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal kerja nasabah dengan

menggunakan prinsip akad antara lain Murabahah (jual beli) dan dengan konsep

Page 79: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

66

margin Mudharabah dengan konsep bagi hasil, dengan rencana pengembalian

berdasarkan proyeksi kemampuan nasabah. Melalui pembiayaan modal kerja,

Bank menyediakan modal kerja bagi kelancaran usaha nasabah, dan nasabah akan

mengembalikan pembiayaan berdasarkan bagi hasil pendapatan atau margin dari

hasil kegiatan bisnis yang dibiayai, yang penetapannya ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara Bank dan nasabah. Keuntungan bagi nasabah yakni nasabah

akan mendapatkan keuntungan dan/atau layanan berupa jangka waktu pembiayaan

maksimal 3 (tiga) tahun dan Bank menyediakan dana 80% dari kebutuhan modal

kerja untuk berbagai macam penggunaan, seperti Kopkar untuk disalurkan kepada

anggota dengan pengembalian potong gaji, Lembaga Keuangan Syariah/ Mikro

Syariah (LKS/LKMS) untuk disalurkan kepada nasabahnya sebagai modal kerja

perdagangan, dan sebagainya.

Tabel : 4.2

Perkembangan Piutang Murabahah Modal Kerja 2010-2014

Sumber : PT. Bank Sulselbar

Page 80: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

67

Berdasarkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa Pada tahun 2014

Piutang Murabahah Modal Kerja mengalami peningkatan signifikan mencapai

173,81% atau sebesar Rp39.500 juta dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp14.426.

Peningkatan piutang Murabahah pada tahun 2014 disebabkan oleh optimalisasi

pembiayaan investasi oleh debitur pada tahun sebelumnya dengan

memaksimalkan penggunaan pembiayaan modal kerja. Piutang Murabahah

Modal Kerja memiliki porsi terhadap total piutang dan pembiayaan tahun 2014

yaitu sebesar 8,08% dan 7,09% terhadap total kredit modal kerja konsolidasi.

Jumlah debitur Piutang Murabahah Modal Kerja Tahun 2014 sebanyak 58 debitur.

c. Pembiayaan Lainnya/Piutang Lainnya

Fasilitas pembiayaan lainnya berdasarkan akad murabahah (jual beli)

antara bank dan nasabah sebesar harga perolehan (harga barang yang

diperjualbelikan) ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati bersama.

Pembayaran nasabah dilakukan secara tangguh dengan dibayar secara sekaligus

atau dicicil/angsuran.

Page 81: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

68

Tabel : 4.3

Perkembangan Piutang Lainnya 2010-2014

Sumber : PT. Bank Sulselbar

Berdasrkan tabel di atas dapat di jelaskan bahwa Piutang Murabahah

Lainnya merupakan pembiayaan konsumtif syariah yang tercatat sebesar

Rp394.957 juta atau meningkat sebesar 4,59% dari tahun 2013 sebesar Rp377.630

juta. Piutang Murabahah Lainnya pada tahun 2014 memiliki porsi terbesar dari

total piutang dan pembiayaan sebesar 80,74%. Pembiayaan konsumtif syariah

porsinya 6,17% dari total kredit konsumtif konsolidasi. Jumlah debitur Piutang

Murabahah Lainnya pada tahun 2014 sebanyak 4.438 debitur.

d. Pembiayaan Mudharabah

Adalah akad kerjasama antara Bank Syariah dan nasabah untuk

membiayai suatu usaha tertentu di mana Bank memberikan kontribusi seluruh

modal dana sedangkan nasabah adalah pelaksana usaha yang di biayai Bank

Syariah dengan kontribusi Skill dalam pengelolaan usaha.

Page 82: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

69

Tabel : 4.4

Perkembangan Pembiayaan Mudharabah 2010-2014

Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa Pembiayaan Mudharabah yaitu

pembiayaan yang disalurkan dalam bentuk pinjaman modal kerja dengan skema

bagi hasil. Pembiayaan Mudharabah pada tahun 2014 tercatat sebesar Rp13.631

juta atau mengalami penurunan 14,81% lebih rendah dari Rp16.002 juta di tahun

2013. Pembiayaan Mudharabah terhadap total piutang dan pembiayaan tahun

2014 proporsinya sebesar 2,79% dan 2,45% dari total kredit modal kerja

konsolidasi. Jumlah debitur Pembiayaan Mudharabah tahun 2014 sebanyak 100

debitur.

e. Piutang Qardh

Piutang Qardh merupakan pembiayaan yang sejenis dengan pegadaian,

yakni pembiayaan yang disalurkan berdasarkan harta nasabah berupa emas

sebagai aset yang digadai/dijaminkan. Dan untuk bank mengenakan imbal jasa

atas penyimpanan aset yang digadai/dijaminkan tersebut.

Page 83: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

70

Tabel : 4.5

Perkembangan Piutang Qardh 2012-2014

Berdasrkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa Piutang Qardh merupakan

pembiayaan yang sejenis dengan pegadaian, yakni pembiayaan yang disalurkan

berdasarkan harta nasabah berupa emas sebagai aset yang digadai/dijaminkan.

Dan untuk bank mengenakan imbal jasa atas penyimpanan aset yang

digadai/dijaminkan tersebut. Total penyaluran dana sebagai pembiayaan untuk

akad qardh pada tahun 2014 sebesar Rp6.673 juta atau meningkat 9,28%

dibandingkan tahun 2013 yang tercatat sebesar Rp6.107 juta. Proporsi Gadai

Emas Berkah iB sebesar 1,36% dari total piutang dan pembiayaan tahun 2014 dan

0,10% terhadap total kredit konsumtif. Jumlah debitur Gadai Emas Berkah iB

tahun 2014 sebanyak 348 debitur.

Page 84: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

71

Tabel : 4.6

Perkembangan Produk Pembiayaan 2013-2014

Sumber : PT. Bank Sulselbar

Berdasarkan beberapa tabel di atas dapat di simpulkan perkembangan

produk pembiayaan pada PT. Bank Sulselbar Syariah Tahun 2014, posisi

pembiayaan Unit Usaha Syariah sebesar Rp466.139 juta yang memberikan

kontribusi sebesar 6,50% dari seluruh portofolio kredit Bank pada tahun 2014.

Jumlah ini meningkat 4,94% lebih tinggi dari tahun 2013. Berdasarkan

penggunaannya, pembiayaan unit usaha syariah didominasi oleh pembiayaan

murabahah lainnya dengan kontribusi sebesar 80,74%.

3. Skim Produk Pembiayaan Syariah

a. Pembiayaan Oto Berkah iB

Pembiayaan Kepemilikan Mobil atau Oto Berkah iB adalah

pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor (mobil) bagi nasabah

perorangan dengan menggunakan akad Murabahah dengan tingnkat harga dan

Page 85: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

72

margin yang disepakati bersama. Keuntungan pembiayaan Oto Berkah iB bagi

nasabah yakni angsuran tetap sampai masa pembiayaan selesai, jangka waktu

pembiayaan maksimal 5 (lima) tahun, maksimal pembiayaan Bank 80% dari

harga beli di dealer dan 20% sisanya merupakan kontribusi uang muka nasabah.

Debitur Pembiayaan Oto Berkah iB tahun 2014 sebanyak 5 debitur.

b. Pembiayaan Graha Berkah iB

Pembiayaan Graha Berkah iB adalah fasilitas pembiayaan kepemilikan

rumah yang diberikan kepada perorangan dengan akad Murabahah untuk

membeli rumah baru atau keperluan renovasi/ membangun rumah tinggal, yang

disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing

pemohon. Keuntungan pembiayaan Graha Berkah iB bagi nasabah yakni

kesepakatan harga akan tetap terjaga (fixed ) pada nilai tertentu sehingga nilai

angsuran tidak berubah sampai akhir, jangka waktu pembiayaan maksimal 10

(sepuluh) tahun, maksimal pembiayaan Bank 80% dari harga beli rumah dari

pengembang dan 20% sisanya merupakan kontribusi uang muka nasabah. Debitur

Pembiayaan Graha Berkah iB tahun 2014 sebanyak 3.406 debitur.

c. Modal Kerja Mitra iB

Pembiayaan Modal Kerja Mitra iB adalah fasilitas pembiayaan yang

diberikan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, yang

disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan nasabah/Mitra untuk

Page 86: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

73

mengelola pembiayaan. Debitur Modal Kerja Mitra iB tahun 2014 sebanyak 60

debitur.

d. Gadai Emas Berkah iB

Merupakan pinjaman berdasarkan prinsip Qardh yang diberikan kepada

nasabah berdasarkan kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai

penyerahan marhun (barang jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruh atau

sebagian hutang nasabah kepada Bank. Pembiayaan ini sejenis dengan gadai

yakni pembiayaan yang disalurkan berdasarkan harta nasabah, berupa emas

sebagai aset tergadai. Dan atas penyimpanan barang gadai (ujrah) tersebut, Bank

memberikan imbal jasa. Pembiayaan yang dapat digunakan untuk keperluan

mendanai berbagai kebutuhan nasabah seperti pendidikan, pernikahan, perjalanan

wisata, kesehatan, dan kebutuhan lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip

Syariah.

4.5.2. Jasa – Jasa UUS Bank Sulselbar Syariah Cab. Makassar

a. ATM UUS Bank Sulselbar

Kartu ATM UUS Bank Sulselbar tergabung dalam jaringan ATM

Bersama yang dapat diakses pada puluhan ribu terminal ATM berlogo ATM

Bersama di seluruh Indonesia. Fitur – fitur layanan ATM Bank Sulselbar antara

lain informasi saldo, penarikan tunai, transfer antar bank, fasilitas payment

pembayaran tagihan (listrik, telepon seluler pasca bayar), dan pembelian pulsa

(top up) telepon seluler pra bayar, yang dilakukan dengan mendebet secara

Page 87: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

74

otomatis dari rekening nasabah. Jumlah pemegang Kartu ATM Syariah pada

tahun 2014 sebanyak 13.699 card holders.

b. Kiriman Uang (Wakalah)

Kiriman Uang yang diberikan dengan akad wakalah yaitu pelimpahan

kekuasaan oleh satu pihak (muwakkil) kepada pihak lain (wakil) dalam hal-hal

yang boleh diwakilkan.

c. Jaminan Bank (Kafalah)

Jaminan yang diberikan oleh bank kepada pihak ketiga penerima

jaminan atas pemenuhan kewajiban tertentu nasabah bank selaku pihak yang

dijamin kepada pihak ketiga dimaksud. Jaminan bank diberikan dengan akad

kafalah yaitu Transaksi penjaminan yang diberikan oleh penanggung ( kafil)

kepada pihak ketiga atau yang tertanggung (makful lahu) untuk memenuhi

kewajiban pihak kedua (Makful ‘anhu/ashil).

Page 88: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

75

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Jenis Restrukturisasi Kredit PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang

Makassar

Jenis restrukturisasi yang di terapkan oleh perusahaan yaitu :

1. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal pembayaran

kewajiban nasabah atau jangka waktunya, tidak termasuk perpanjangan

atas pembiayaan mudharabah atau musyarakah yang memenuhi kualitas

lancar selama masa pembiayaannya dan telah jatuh tempo dan bukan juga

disebabkan nasabah mengalami penurunan kemampuan membayar dengan

contoh sebagai berikut :

Nasabah A memiliki fasilitas pembiayaan modal kerja musyarakah selama

1 tahun (Januari s/d Desember). Selama masa pembiayaan si A membayar

angsuran pokok dan bagi hasil bulanan dengan lancar dan tidak mengalami

penurunan kemampuan pembayaran. Di akhir masa pembiayaan jatuh

tempo pada bulan Desember masih terdapat sisa pokok yang harus

dilunasi. Untuk kondisi ini maka Bank tidak diperbolehkan untuk

menjadwalkan kembali jadwal pembayaran maupun jangka waktu

pembiayaannya.

2. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian atau

seluruh persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban

nasabah yang harus dibayarkan kepada bank, antara lain meliputi:

75

Page 89: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

76

a. Perubahan jadwal pembayaran.

Contoh : Nasabah A yang selama ini melakukan pembayaran yang jatuh

tempo setiap tanggal 2 setiap bulannya. Namun seiring dengan

perkembangan usaha, penghasilan yang merupakan sumber pembayaran

nasabah baru terkumpul di tanggal 10 setiap bulannya. Agar tetap

lancar dalam pembayaran dan terhindar dari denda keterlambatan ,

maka nasabah bermohon kepada bank agar dilakukan perubahan

tanggal pembayaran angsuran bulanannya.

b. Perubahan jumlah angsuran.

Contoh : Nasabah A yang memiliki usaha musiman yang selama ini

melakukan pembayaran angsuran sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh

juta rupiah) setiap bulannya. Karena usaha nasabah mengalami

penurunan laba pada musim tertentu sehingga mempengaruhi

kemampuan bayar pada bank dan nasabah diprediksi hanya mampu

membayar angsuran sebesar Rp. 7.000.000,- (tujuh juta rupiah) selama

1 tahun ke depan. Nasabah bermohon kepada bank untuk dilakukan

pengurangan jumlah angsuran setiap bulannya selama periode tertentu

dengan tidak merubah harga jual bank.

c. Perubahan jangka waktu.

Contoh : Nasabah A yang telah menjalani pembayaran bulan ke 24 dari

jangka waktu 60 bulan yang akan dijalani. Saat ini usaha nasabah A

tetap berjalan namun mengalami penurunan kemampuan bayar secara

permanen sehingga nasabah A bermohon kepada bank untuk dilakukan

Page 90: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

77

penambahan jangka waktu atas fasilitas pembiayaannya dengan tujuan

memberikan ruang waktu bagi usahanya untuk dibenahi.

d. perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau musyarakah.

Contoh : Nasabah A mendapatkan kondisi dimana realisasi pendapatan

usahanya tidak sesuai dengan proyeksi yang dibuat bank, sehingga

nasabah mengusulkan untuk menambah porsi/nisbah bagi hasil bagi

nasabah dengan tujuan ekspektasi pendapatannya tercapai.

e. perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah atau

musyarakah dan/atau.

Contoh : Nasabah A mengajukan perubahan proyeksi bagi hasil karena

mengidentifikasi terjadinya perubahan kondisi usahanya ke depan

dengan tujuan agar realisasi hasil usaha dapat sesuai dengan perubahan

proyeksi yang diajukan.

f. pemberian potongan.

Contoh : Pembiayaan Murabahah nasabah A macet (kolektibilitas 5)

dan berencana untuk melunasi utangnya namun dengan besaran yang

tidak sesuai dengan sisa kewajiban. Untuk itu nasabah mengajukan

permohonan pengurangan (Diskon) terhadap sisa kewajiban harga jual.

3. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan

pembiayaan yang antara lain meliputi:

a. penambahan dana fasilitas Pembiayaan BUS atau UUS.

Contoh : Nasabah A telah mendapatkan failitas pembiayaan Investasi

untuk pembangunan pabrik, namun karena terjadi fluktuasi tingkat nilai

Page 91: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

78

tukar menyebabkan kenaikan biaya produksi pembangunan , sehingga

nasabah mengajukan usulan penambahan fasilitas pembiayaan.

b. konversi akad Pembiayaan.

Contoh : Nasabah A telah menikmati fasilitas pembiayaan Investasi

Murabahah untuk pembangunan gedung sekolah. Di pertengahan masa

pembiayaan usaha sekolah mengalami penurunan yang disebabkan

oleh mismanagement sekolah. Nasabah A dapat mengusulkan untuk

mengkonversi pembiayaan murabahah menjadi musyarakah dengan

porsi kepemilikan bank sebesar O/S piutang nasabah dan disepakati

nisbah bagi hasil atas usaha sekolah tersebut. Tujuannya agar usaha

sekolah dapat dikelola dan dikendalikan dengan lebih baik oleh pihak

bank sebagai pemilik porsi modal dan resiko dapat ditanggung bersama.

c. konversi Pembiayaan menjadi Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu

Menengah.

Contoh : Konversi sisa O/S pembiayaan nasabah yang macet menjadi

Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu Menengah.

d. konversi Pembiayaan menjadi Penyertaan Modal Sementara pada

perusahaan nasabah.

Contoh : Konversi sisa O/S pembiayaan nasabah yang macet menjadi

Penyertaan Modal Sementara .

yang dapat disertai dengan rescheduling atau reconditioning

4. Surat Berharga Syariah Berjangka Waktu Menengah adalah surat bukti

investasi berdasarkan prinsip syariah yang lazim diperdagangkan di pasar

Page 92: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

79

uang dan/atau pasar modal berjangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 5

(lima) tahun dengan menggunakan akad mudharabah atau musyarakah.

5. Penyertaan Modal Sementara adalah penyertaan modal UUS, antara lain

berupa pembelian saham dan/atau konversi Pembiayaan menjadi saham

dalam perusahaan nasabah untuk mengatasi kegagalan penyaluran dana

dan/atau piutang dalam jangka waktu tertentu sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.

5.2. Ketentuan Restrukturisasi Kredit PT. Bank Sulselbar Syariah

Cabang Makassar.

A. Restrukturisasi Pembiayaan hanya dapat dilakukan atas dasar

permohonan secara tertulis dari nasabah.

B. Bank dilarang melakukan Restrukturisasi Pembiayaan dengan tujuan

untuk menghindari:

1. Penurunan penggolongan kualitas Pembiayaan;

2. Pembentukan penyisihan penghapusan aktiva (PPA) yang lebih

besar; atau

3. Penghentian pengakuan pendapatan margin atau ujrah secara akrual.

C. Restrukturisasi Pembiayaan hanya dapat dilakukan untuk nasabah yang

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran; dan

2. Nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi

kewajiban setelah restrukturisasi.

Page 93: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

80

D. Restrukturisasi untuk Pembiayaan konsumtif hanya dapat dilakukan

untuk nasabah yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran dan

2. Terdapat sumber pembayaran angsuran yang jelas dari nasabah dan

mampu memenuhi kewajiban setelah restrukturisasi.

E. Restrukturisasi Pembiayaan wajib didukung dengan analisis dan bukti-

bukti yang memadai seperti laporan keuangan nasabah yang

menunjukkan perbaikan kinerja perusahaan, adanya kontrak kerja baru

atau sumber-sumber pembayaran lain yang jelas serta didokumentasikan

dengan baik.

F. Pembiayaan kepada pihak terkait yang akan direstrukturisasi dianalisis

oleh konsultan keuangan independen yang memiliki izin usaha dan

reputasi yang baik.

G. Analisis yang dilakukan BUS atau UUS dan konsultan keuangan

independen terhadap Pembiayaan yang direstrukturisasi dan setiap

tahapan dalam pelaksanaan Restrukturisasi Pembiayaan

didokumentasikan secara lengkap dan jelas.

H. Restrukturisasi Pembiayaan untuk kualitas pembiayaan Lancar, Dalam

Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet hanya dapat

dilakukan paling banyak 3(tiga) kali dalam jangka waktu akad

pembiayaan awal. Yang dimaksud dengan “jangka waktu akad

Pembiayaan awal” adalah jangka waktu yang disepakati oleh Bank dan

nasabah dalam akad Pembiayaan sebelum dilakukan restrukturisasi.

Page 94: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

81

Contoh : Bank dan nasabah pada tanggal 1 September 2008 melakukan

akad Pembiayaan dengan jangka waktu selama 3 (tiga) tahun. Pada

tanggal 1 September 2009, Bank melakukan Restrukturisasi Pembiayaan

pertama dengan cara memperpanjang jangka waktu menjadi 5 (lima)

tahun. Restrukturisasi Pembiayaan kedua dan ketiga dapat dilakukan

paling lambat pada tanggal 1 September 2011.

I. Restrukturisasi Pembiayaan kedua dan ketiga dapat dilakukan paling

cepat 6 (enam) bulan setelah Restrukturisasi Pembiayaan sebelumnya.

Contoh :Berdasarkan contoh pada huruf F di atas, Restukturisasi

Pembiayaan kedua paling cepat dilakukan pada tanggal 1 Maret 2010 dan

apabila dilakukan Restrukturisasi Pembiayaan ketiga maka

Restrukturisasi Pembiayaan paling cepat dilakukan pada tanggal 1

September 2010

J. Pembatasan Restrukturisasi Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada

huruf H, tidak berlaku untuk restrukturisasi berupa persyaratan kembali

(reconditioning) dalam hal terjadi perubahan nisbah dan/atau perubahan

proyeksi bagi hasil pada pembiayaan mudharabah atau musyarakah.

K. Restrukturisasi Pembiayaan terhadap nasabah yang memiliki beberapa

fasilitas Pembiayaan dari Bank, dapat dilakukan terhadap masing-masing

Pembiayaan.

L. Restrukturisasi Pembiayaan dilakukan oleh pejabat atau petugas sesuai

Struktur Organisasi Komite Restrukturisasi Pembiayaan yang diatur pada

Buku Pedoman Perusahaan ini.

Page 95: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

82

M. Setiap usulan Restrukturisasi Pembiayaan sebelum diajukan ke Komite

Pembiayaan wajib mendapat kajian kepatuhan oleh Grup Kepatuhan

Kantor Pusat.

N. Setiap usulan Restrukturisasi Pembiayaan wajib mendapat persetujuan

dari Komite Pembiayaan.

O. Bank berkewajiban untuk melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan

dan prosedur restrukturisasi pembiayaan apabila berdasarkan hasil

analisis Otoritas Jasa Keuangan, kebijakan dan prosedur tersebut dinilai

kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dan/atau tidak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

P. Bank berkewajiban untuk melakukan pengkinian terhadap kebijakan dan

prosedur restrukturisasi pembiayaan dan setiap dilakukan pengkinian

telah memperoleh persetujuan dari Dewan Pengawas Syariah dan

Direksi.

5.3. Pinjaman yang di Restrukturisasi

Kredit dan pembiayaan yang diberikan yang dikategorikan sebagai Non

Performing Loan (NPL) sebagaimana yang ditetapkan Bank Indonesia yakni

kredit yang berada dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Batas

maksimum NPL (netto) untuk kredit non performing adalah maksimal 5% sesuai

Peraturan Bank Indonesia No. 3/PBI/2011 tanggal 26 Desember 2001. Untuk itu,

Bank Sulselbar senantiasa berupaya untuk menjaga dan memelihara kualitas

kredit serta meminimalisir risiko kredit agar rasio NPL tidak melampaui ketentuan

Page 96: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

83

minimum Bank Indonesia. Rasio NPL–Netto Bank Sulselbar mengalami

penurunan pada tahun 2014 menjadi 0,29% dibandingkan tahun 2013 sebesar

0,39%. Penurunan rasio NPL tersebut menunjukkan semakin baiknya kualitas

pengelolaan risiko kredit. Dengan menurunnya rasio kredit bermasalah, Bank

Sulselbar telah berupaya maksimal dan fokus kolektabilitas untuk mengurangi

jumlah kredit macet pada Bank. Di samping itu, Bank Sulselbar juga secara

konsisten terus mengoptimalkan upaya penyelamatan dan penyelesaian terhadap

kredit bermasalah seperti penagihan debitur atau kompensasi, pengajuan klaim

secara tepat waktu agar tidak terjadi lapse, hapusbuku kredit dan atau cara – cara

lain yang dapat ditempuh berdasarkan ketentuan yang perundang – undangan

yang berlaku. Di samping itu, telah dibentuk Tim Khusus untuk menangani kredit

bermasalah melalui Surat Keputusan (SK) Direksi.

Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui pemantauan

atas sektor ekonomi yang rentan terhadap krisis serta melakukan supervisi kredit

atas kredit berkualitas rendah agar dapat dideteksi lebih dini dalam hal terjadi

penurunan cash flow debitur.

Page 97: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

84

Tabel : 5.1

Pinjaman yang Direstrukturisasi Berdasarkan Kolektibilitas

Komposisi 2012 2013 2014 Growth

2012-2014

%

Lancar 5.996.173 6.545.411 7.437.549 892.138 13,63%

Dalam

Perhatian

Khusus

33.932 33.063 21.464 (11.599) (35,08%)

KurangLancar 7.389 6.150 4.473 (1.677) (27,27%)

Di Ragukan 10.901 5.710 3.951 (1.759) (30,81%)

Macet 66.658 67.531 56.328 (11.203) (16,59%)

Jumlah 6.115.053 6.657.865 7.523.765 865.900 13,01%

Komposisi 2012 2013 2014

NPL Gross - - -

Jumlah (Juta) 84.949 79.391 64.755

Presentase 1,39% 1,19% 0,86%

NPL Net - - -

Jumlah 29.051 26.366 21.394

Present 0,48% 0.40% 0,29%

Sumber : PT. Bank Sulselbar Syariah

Page 98: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

85

5.4 Pembiayaan syariah berdasarkan sektor ekonomi dan kolektibilitas31 Desember 2014

Jenis SektorEkonomi Lancar D p k Krg lcr Di Rgkan Macet Jumlah

Pihak ketiga:Konsumtif 102.677.369.099 51.322.243 33.604.870 80.467.372 196.614.040 103.039.377.624Penyisihan (1.026.773.691) (2.566.112) (5.040.731) (40.233.686) (196.614.040) (1.271.228.260)Jumlah 101.650.595.408 48.756.131 28.564.139 40.233.686 - 101.768.149.364

Pertanian 236.310.969 - - - 27.208.397 263.519.366Penyisihan (2.363.110) - - - (27.208.397) (29.571.507)Jumlah 233.947.859 - - - - 233.947.859

Industri 62.600.000 137.267.937 - 41.711.667 142.621.441 384.201.045Penyisihan (626.000) (6.863.397) - (20.855.834) (142.621.441) (170.966.671)Jumlah 61.974.000 130.404.540 - 20.855.833 - 213.234.374

Konstruksi 1.397.247.714 - - - 50.278.951 1.447.526.665Penyisihan (13.972.477) - - - (50.278.951) (64.251.428)Jumlah 1.383.275.237 - - - - 1.383.275.237

Prmahan 333.743.525.472 2.320.738.520 761.606.370 102.026.425 607.198.350 337.535.095.137Pnyshan (3.337.435.255) (116.036.926) (114.240.955) (51.013.213) (607.198.350) (4.225.924.699)Jumlah 330.406.090.217 2.204.701.594 647.365.415 51.013.212 - 333.309.170.438

Perdagangan 7.337.687.872 163.717.564 243.232.536 223.700.228 2.021.081.831 9.989.420.031Penyisihan (73.376.879) (8.185.878) (36.484.880) (111.850.114) (2.021.081.831) (2.250.979.582)Jumlah 7.264.310.993 155.531.686 206.747.656 111.850.114 - 7.738.440.449

Pengangkutan danDistribusi 264.612.698 - - - 361.969.828 626.582.526Penyisihan (2.646.127) - - - (361.969.828) (364.615.955)Jumlah 261.966.571 - - - - 261.966.571

Jasa-jasa DuniaUsaha 33.088.243.164 588.731.879 268.775.091 16.964.914 1.901.358.745 35.864.073.793Penyisihan (330.882.431) (29.436.594) (40.316.264) (8.482.457) (1.901.358.745) (2.310.476.491)Jumlah 32.757.360.732 559.295.285 228.458.827 8.482.457 - 33.553.597.302

Jumlah pembiayaansyariah 478.807.596.988 3.261.778.143 1.307.218.867 464.870.606 5.308.331.583 489.149.796.187Jumlah cadangan Kerugian

(4.788.075.970) (163.088.907) (196.082.830) (232.435.304) (5.308.331.583) (10.688.014.594)

Jumlah pembiayaansyariah –bersih474.019.521.018 3.098.689.236 1.111.136.037 232.435.302 - 478.461.781.593

Page 99: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

86

5.5 Pembiayaan syariah berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas31 Desember 2013

Jenis SektorEkonomi Lancar DPK Krng lcr DiRgkan Macet Jumlah

Pihak ketiga:Konsumtif 144.647.213.416 83.432.192 37.020.083 - 694.614.040 145.462.279.731Penyisihan (1.446.472.134) (4.171.610) (5.553.012) - (694.614.040) (2.150.810.796)Jumlah 143.200.741.282 79.260.582 31.467.071 - - 143.311.468.935

Pertanian 2.828.722.158 - - - 28.943.390 2.857.665.548Penyisihan (28.287.222) - - - (28.943.390) (57.230.612)Jumlah 2.800.434.936 - - - - 2.800.434.936

Industri 319.800.590 144.615.935 353.380.623 - 117.236.991 935.034.139Penyisihan (3.198.006) (7.230.797) (53.007.093) - (117.236.991) (180.672.887)Jumlah 316.602.584 137.385.138 300.373.530 - - 754.361.252

Konstruksi 1.917.933.078 - - - 141.625.710 2.059.558.788Penyisihan (19.179.331) - - - (141.625.710) (160.805.041)Jumlah 1.898.753.747 - - - - 1.898.753.747

Perumahan 288.546.099.641 1.700.597.184 344.155.976 136.311.979 402.078.490 291.129.243.270Penyisihan (2.885.460.996) (85.029.859) (51.623.396) (68.155.990) (402.078.490) (3.492.348.731)Jumlah 285.660.638.645 1.615.567.325 292.532.579 68.155.990 - 287.636.894.538

Perdagangan 7.399.579.530 373.206.660 485.457.884 149.410.272 1.795.802.013 10.203.456.359Penyisihan (73.995.795) (18.660.333) (72.818.683) (74.705.136) (1.795.802.013) (2.035.981.960)Jumlah 7.325.583.735 354.546.327 412.639.201 74.705.136 - 8.167.474.399

Pengangkutan danDistribusi 282.500.686 - - - 386.988.225 669.488.911Penyisihan (2.825.007) - - - (386.988.225) (389.813.232)Jumlah 279.675.679 - - - - 279.675.679

Jasa-jasa Duniausaha 10.436.326.707 275.136.544 186.897.074 260.983.608 1.663.151.368 12.822.495.301Penyisihan (104.363.267) (13.756.827) (28.034.561) (130.491.804) (1.663.151.368) (1.939.797.827)Jumlah 10.331.963.440 261.379.717 158.862.513 130.491.804 - 10.882.697.473

Jumlah pembiayaan syariah456.378.175.806 2.576.988.515 1.406.911.640 546.705.859 5.230.440.227 466.139.222.048

Jumlah cadangan kerugian(4.563.781.758) (128.849.426) (211.036.746) (273.352.930) (5.230.440.227) (10.407.461.087)

Jumlah pembiayaan syariah - bersih451.814.394.048 2.448.139.089 1.195.874.894 273.352.930 - 455.731.760.962

Page 100: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

87

5.6 Pembiayaan Syariah Menurut Jangka Waktu

Berdasarkan Perjanjian

31 Desember2014 2013

sKurang dari 1 tahun 73.888.412.905 23.759.908.0261 tahun hingga 2 tahun 12.771.829.615 64.023.746.607

2 tahun hingga 5 tahun 503.889.442.924 339.461.096.282

Lebih dari 5 tahun 6.933.215.039.294 6.230.620.694.399

Jumlah 7.523.764.724.738 6.657.865.445.314

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (73.567.589.734) (84.155.393.086)

Jumlah bersih 7.450.197.135.004 6.573.710.052.228

Tabel jumlah kredit non performing dari pembiayaaan syariah dengan

kolektibilitas (Kurang lancar, di ragukan, dan macet) sebagai berikut :

Tabel 5.2

2014 2013

NPL-Netto 21.394.265.185 25.749.191.373

Jumlah Presentase 0.29% 0.39%

5.4. PEMBAHASAN

5.4.1. Akuntansi Restrukturisasi Kredit Bermasalah Pada PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

Perlakuan akuntansi restrukturisasi kredit pada PT. Bank Sulselbar

Syariah Cabang Makassar di laksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

1. Pendapatan bunga dan penerimaan lain dari kredit yang di restrukturisasi

hanya dapat di akui apabila telah di terima secara tunai sebelum kualitas

Page 101: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

88

kredit menjadi lancar.

2. Nilai buku baru setelah restrukturisasi (New Net Book Carrying Value) di

hitung dengan menggunakan metode berdasarkan urutan prioritas sebagai

berikut :

a) Nilai tunai (Present Value) penerimaan kas masa depan (Expected

Cash Flows) sesuai dengan nilai kredit yang di restrukturisasi

dengan menggunakan tingkat diskonto tertentu.

b) Nilai pasar dari kredit yang di restrukturisasi sepanjang nilai di

maksud dapat di peroleh, atau

c) Nilai agunan, apabila pengembalian kredit sangat tergantung pada

agunan.

3. Apabila nilai buku kredit setelah restrukturisasi dengan menggunakan

salah satu metode perhitungan dalam no (2) lebih rendah dari saldo kredit

sebelum restrukturisasi, bank wajib memperhitungkan selisih tersebut

sebagai kerugian.

4. Berdasarkan no (2) selisih antara nilai buku baru kredit yang di

restrukturisasi dengan baki debet, kredit di neraca di bebankan pada

“Penyisihan Restrukturisasi Kredit” yang di buku neraca sebagai offsetting

account dari kredit yang di restrukturisasi.

5. Dalam hal sebagian kredit di restrukturisasi dengan pengalihan asset

termasuk surat berharga atau konversi kredit menjadi penyertaan modal

sementara dan sebagian kredit di restrukturisasi dengan modifikasi

persyaratan kredit, maka pengakuan kredit di catat sebesar selisih antara

Page 102: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

89

nilai pasar dari asset atau ekuitas yang di terima dengan nilai buku kredit

dan pengakuan atas modifikasi persyaratn kredit sesuai ketentuan

sebagaimana di maksud dalam nomor (2).

6. Dalam perhitungan nilai tunai penerimaan kas masa depan atas kredit

yang di restrukturisasi, wajib menggunakan tingkat bunga efektif dari

kredit sebelum di restrukturisasi sebagai tingkat diskonto. Dalam hal ini

perjanjian kredit sebelum restrukturisasi menggunakan tingkat bunga tidak

tetap, bank dapat menggunakan tingkat bunga yang mencerminkan tingkat

bunga tidak tetap tersebut, antara lain dengan cara pengambilan tingkat

bunga pada saat di lakukan restrukturisasi kredit.

7. Kelebihan PPA karena peningkatan kualitas kredit yang di restrukturisasi

setelah di perhitungkan dengan kerugian yang timbul dari restrukturisasi di

maksud, hanya dapat di akui sebagai pendapatan apabila telah terdapat

penerimaan angsuran pokok atas kredit yang di restrukturisasi. Pengakuan

pendapatan di akui secara proporsional dengan penerimaan angsuran

pokok dari kredit yang di restrukturisasi.

8. Dalam memperhitungkan proyeksi penerimaan kas masa depan atas kas

yang di restrukturisasi untuk keperluan perhitungan nilai tunai

sebagaimana di maksud dalam no (2). Bank wajib menggunakan asumsi

yang wajar sesuai dengan perkembangan yang ada, agar proyeksi tersebut

realistis.

9. Bank harus mengevaluasi kredit yang telah di restrukturisasi setiap

triwulan. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara proyeksi dan

Page 103: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

90

realisasi dari angsuran pokok daan bunga, jangka waktu, arus kas, tingkat

bunga atau nilai transaksi agunan, bank wajib menghitung kembali

kerugian yang terjadi.

5.4.2. Analisis Perlakuan Akuntansi Restrukturisasi Kredit Bermasalah

Pada PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

1. Analisis Pengakuan Kredit Bermasalah

Bank SulselbarSyariah

PSAK 31 PSAK 54

Perusahaanmengakui terjadinyarestrukturisasi kreditdan melakukanpencatatanakuntansinya padasaat pelaksanaanrestrukturisasi kredittersebut.

≥ 91 tanggal efektifpelaksanaan merupakansaat restrukturisasi.

Tabel 5.3

Bank Sulselbar Syariah mengakui terjadinya restrukturisasi kredit

dan melakukan pencatatan akuntansinya pada saat pelaksanaan restrukturisasi

kredit tersebut. Hal ini telah sesuai dengan PSAK 54 Paragraf 8 Restrukturisasi

utang-piutang bermasalah dapat terjadi sebelum, pada, atau sesudah tanggal jatuh

tempo utang piutang yang tercantum dalam perjanjian dan akan terdapat rentang

ujwaktu di antara saat perjanjian, keputusan pengadilan, dan lain-lain dengan

pemindahan asset atau pemberian saham, tanggal efektif persyaratan baru, atau

terjadinya peristiwa lain yang merupakan pelaksanaan restrukturisasi. Dalam

pernyataan ini, tanggal efektif pelaksanaan merupakan saat restrukturisasi

Page 104: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

91

Bank Sulselbar Syariah. menggunakan 5 kategori dalam menggolongkan

tunggakan angsuran debiturnya.Golongan I kredit lancar yaitu tidak terdapat

tunggakan. Dimana setiap tanggal jatuh tempo debitur dapat membayar angsuran

pinjaman pokok beserta bunganya dengan tepat waktu. Golongan II kredit dalam

perhatin khusus yaitu penggolongan kredit yang terdapat tunggakan angsuran

pinjaman pokok dan bunga, akan tetapi tunggakan terebut tidak melebihi 90 hari.

Golongan III kredit kurang lancar yaitu dimana debitur tidak membayar angsuran

pinjaman pokok dan/atau bunga dalam jangka waktu 90 hari sampai dengan 120

hari. Golongan IV kredit diragukan yaitu bilamana debitur tanpa ada

pemberitahuan tidak membayar angsuran pinjaman pokok dan/atau bunga selama

sampai 180 hari. Golongan V kredit macet yaitu keadaan dimana debitur tidak

membayar angsuran melebihi 180 hari. Untuk golongan I dan golongan II

merupakan kategori performing loan sedangkan untuk golongan III samapai

golongan V masuk dalam nonperforming loan karena terjadi penunggakan

angsuran melebihi 91 hari. Hal ini telah sesuai dengan PSAK 31 paragraf 34,

Kredit nonperforming pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran

angsuran pokok dan/atau bunganya telah lewat 90 hari ataau lebih setelah jatuh

tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat di

ragukan.kredit nonperforming terdiri atas kredit yang di golongkan kredit kurang

lancar, di ragukan dan macet.

Page 105: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

92

2. Analisis Pengakuan Pendapatan Bagi Hasil

Bank SulselbarSyariah

PSAK 31 PSAK 54

Perusahaan mengakuipendapatan bagi hasildan penerimaan lainatas kredit yang telah direstrukturisasi hanyajika telah menerimanyasecara tunai (cashbasic), kecuali untukkredit dengankolekbilitas lancar.

Cash basic Cash basic

Tabel 5.4

Bank Sulselbar Syariah mengakui pendapatan bagi hasil dan

penerimaan lain atas kredit yang telah di restrukturisasi hanya jika telah

menerimanya secara tunai (cash basic), kecuali untuk kredit dengan kolekbilitas

lancar. Hal ini telah sesuai dengan PSAK 31 Paragraf 20 dan PSAK 31 Paragraf

21, yang menyatakan bahwa pendapatan bunga dari kredit yang nonperforming di

akui pada saat pendapatan tersebut di terima dan semua pendapatan dari kerdit

yang nonperforming yang belum di terima tidak dapat di akui sebagai pendapatan

dalam periode pelaporan.

Page 106: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

93

3. Analisis Pengukuran Kredit Bermasalah

Bank SulselbarSyariah

PSAK 31 PSAK 54

Pengukuran yang digunakan BankSulselbar Syariahuntuk kredit yangtelah di restrukturisaidi hitung berdasarkanurutan prioritas, Nilaitunai (present value),Nilai pasar dari kredityang direstrukturisasisepanjang nilai dimaksud dapat diperoleh, dan Nilaiagunan

Berdasarkan nilaiwajar

Berdasarkan nilaiwajar

Tabel 5.5

Pengukuran yang di gunakan Bank Sulselbar Syariah untuk kredit

yang telah di restrukturisai di hitung berdasarkan urutan prioritas sebagai berikut :

a) Nilai tunai (present value) penerimaan kas masa depan (expected cash

flowsh) sesuai dengan nilai kredit yang di restrukturisasi dengan

menggunakan tingkat diskonto tertentu.

b) Nilai pasar dari kredit yang di restrukturisasi sepanjang nilai di maksud

dapat di peroleh, atau

c) Nilai agunan, apabila pengembangan kredit sangat tergantung pada

agunan.

Dalam PSAK 31 dan PSAK 54 tidak di atur secara jelas mengenai

penggunaan nilai tunai penerimaan kas masa depan dengan menggunakan tingkat

diskonto tertentu. Hanya di atur mengenai pengakuan dan pencatatan untuk

Page 107: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

94

perbedaan nilai tunai penerimaan kas masa depan dengan saldo piutang sebelum

restrukturisasi (pada PSAK 54 Paragraf 30 dan PSAK 54 Paragraf 31).

Pada Bank Sulselbar Syariah, asset/agunan yang di ambil alih untuk

restrukturisasi kredit sebagai penyelesaian seluruh atau sebagian kredit, di catat

nilai wajar yang di tentukan berdasarkan harga pasar. Jika harga pasar dari

asset/agunan yang di ambil alih lebih rendah dari nilai buku kredit, maka

selisihnya ini akan di akui sebagai kerugian. Hal ini telah sesuai dengan PSAK 54

Paragraf 28 yang menyatakan asset yang di ambil alih untuk pelunasan penuh

kredit di catat pada nilai wajarnya. Sedangkan untuk pengambil alihan asset

sebagai penyelesaian sebagai kredit, pengukuran yang di gunakan Bank Sulselbar

Syariah tidak sesuai dengan PSAK 31 Paragraf 37, PSAK 31 Paragraf 38 dan

PSAK 54 Paragraf 33 yang menyatakan asset yang di ambil alih untuk

penyelesaian sebagian kredit di catat sebesar nilai bersih yang dapat di realisasi

(nilai wajar di kurangi estimasi biaya untuk menjualnya).

Kemudian untuk restrukturisasi kredit dengan konversi kredit menjadi

penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur, Pihak Bank mencatat

saham yang di terima sebesar nilai wajar berdasarkan harga pasar yang sedang

berlaku. Hal ini telah sesuai dengan PSAK 31 Paragraf 35 yang menyatakan

bahwa saham yang di terima akibat konversi kredit menjadi penyertaan di akui

sebesar nilai wajarnya.

4. Analisis Penyajian dan Pengungkapan

Bank Sulselbar Syariah menyajikan CKPN (Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai) Kredit pada neraca sebagai pengurangan dari rekening yang di

Page 108: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

95

berikan. Sementara rekening Penyertaan (Termasuk Penyertaan Modal

Sementara) juga di sajikan dalam neraca bersama CKPN Penyertaan (Termasuk

CKPN Umum Penyertaan Modal Sementara dan CKPN khusus Penyertaan Modal

Sementara) sebagai pengurangnya. Kerugian akibat restrukturisasi kredit di

sajikan pada Laporan Laba Rugi dengan nama rekening Beban Cadangan

Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Dalam Catatan Atas Laporan Keuangan

jumlah kredit yang di restrukturisasi dan yang tidak di restrukturisasi tidak di

sajikan dan di ungkapkan oleh Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar.

Page 109: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

96

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Beradasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka di peroleh

kesimpulan bahwa Perlakuan akuntansi untuk restrukturisasi kredit pada PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar, pada prinsipnya sudah sesuai dengan aturan

PSAK yang berlaku.

1. perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT. Bank Sulselbar Syariah

Cabang Makassar untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah sesuai

dengan PSAK 31 tentang Akuntansi Perbankan

2. perlakuan akuntansi yang di terapkan oleh PT.Bank Sulselbar Syariah

Cabang Makassar untuk restrukturisasi kredit bermasalah telah sesuai

dengan PSAK 54 tentang Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang

Bermasalah

3. Ada beberapa jenis restrukturisasi yang di terapkan oleh PT. Bank

Sulselbar Syariah Cabang Makassar untuk kredit bermasalah di antaranya :

Perubahan jadwal pembayaran, Pengurangan jumlah angsuran,

Perpanjangan jangka waktu, dan Pemberian Potongan.

96

Page 110: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

97

6.2. Saran

Beberapa saran dari penulis adalah :

1. Agar pihak Bank lebih memperkuat lagi pengendalian internalnya

terutama analisis kredit. Hal ini untuk mencegah terjadinya kredit

bermasalah, sehingga pendapatan Bank yang berasal dari perkreditan akan

lancar.

2. Untuk menghindari resiko terjadinya kredit bermasalah pada Bank

berkurang, ada baiknya dari pihak kreditur memberikan keringanan kepada

debitur seperti biaya administrasi kredit yang kecil, dan tingkat suku

bunga yang rendah agar pihak debitur tidak kesulitan untuk melunasinya.

Page 111: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

98

DAFTAR PUSTAKA

As.Mahmoeddin, (2004), Melacak Kredit Bermasalah,Pustaka Sinar Harapan,Jakarta

Dunia, Firdaus A. 2005. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Jakarta :Lembaga Penerbit Universitas Indonesia

Hadiwidjaja, (2000), Analisis Kredit, Pionir Jaya, Jakarta.

Harahap,Sofyan Syafri,2005.Teori Akuntansi.Edisi Revisi,PT.Raja GrafindoPersada ; Jakarta

Hasibuan, S. P,2001.Dasar-dasar Perbankan.

Ikatan Akuntan Indonesia,2000,Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta; SalembaEmpat

Indra Bastian dan Suharjono,2006.Akuntansi Perbankan,Salemba Empat : Jakarta

Ismail. 2010. Akuntansi Bank. Jakarta : Penerbit Kencana54

Kasmir,1999.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.PT.Raja Grafindo Persada

; Jakarta

,2004.Manajemen Perbankan,PT.Raja Grafindo Persada ; Jakarta

,2004.Pemasaran Bank, PT.Raja Grafindo Persada ; Jakarta

Kusnadi,dkk.2000.Pengantar Akuntansi Keuangan.Jakarta; PT.Grafindo

Lukman,Dendawijaya.2005,Manajemen Perbankan,Edisi Kedua,GhaliaIndonesia: Jakarta

Mulyono, Teguh Pudjo. 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen: Dalam PraktikPerbankan. Edisi 3. Yogyakarta : BPFE

Peraturan Perundang-undangan,Pasal 1 angka 11,UU Nomor 10 Tahun1998,Tentang Perbankan

Pernyataan Standar Akuntansi 54,Akuntansi Restrukturisasi Utang PiutangBermasalah

Pernyataan Standar Akuntansi 31,Akuntansi Perbankan

98

Page 112: SKRIPSI ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI RESTRUKTURISASI

99

Situs Internet,http/www.Blogger Konvergensi PSAK.co.id,Di akses 9 Februari2005

Tjukria Tawaf, (2000), Audit Intern Bank.

.