pucangsawit.pdf · 6 perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan...

42

Upload: lythu

Post on 22-Feb-2018

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air
Page 2: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air
Page 3: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air
Page 4: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air
Page 5: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air
Page 6: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Memahami suatu perencanaan tidak bisa di lakukan secara parsial, tetapi harus komprehensif danholistis. Perencanaan timbul karena kegiatan-kegiatan tiap individual di dasarkan pada seluruh sumber dayayang di kuasainya. Berlangsungnya kegiatan-kegiatan individual tersebut sudah tentu berkat doronganmotivasi yang kuat,yaitu demi tercapainya harapan-harapan,tujuan, kebutuhan ataupun cita-cita demipeningkatan taraf hidupnya. Sementara itu, di dalam melakukan kegiatan apapun selalu masih saja di sertaidan terkait dengan faktor-faktor ketidakpastian,yaitu faktor yang berpengaruh terhdap keberhasilantercapainya harapan atau tujuan tetapi di luar jangkauan untuk mengendalikanya.Asal muasalketidakpasatian sangat luas kemungkinanya,sejak dari keadaan alam seperti keadaan cuaca,sampai denganbentuk ketergantungan pada perbuatan serta jasa orang lain atau masyarakat beserta segenaplingkungannya.Selama masih di dalam jangkauan kemampuan untuk memperhitungkanya,faktor-faktorketidakpastian tersebut umumnya di hadapi dengan pendekatan merubahnya menjadi bentuk hipotesa-hipotesa dan asumsi-asumsi. Semakin mampu seseorang meredam faktor ketidakpastian denganmemperhitungkanya melalui hipotesa dan asumsi yang realistis dengan sendirinya akan semakin bertumbuhpula sikap optimisme untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, apabila karena keterbatasan kemampuan tidakkuasa berhadapan dengan faktor-faktor ketidakpastian, seseorang akan menjadi kehilangan akal danbiasanya lalu mengambil sikap berpasrah diri pada nasib untuk mencapai keberhasilanya. Bahkan padakeadaan yang lebih buruk lagi,mungkin harus menjalani kehidupan selanjutnya tanpa bisa membuatperhitungan dan memperkirakan secara jelas.

Dari pemaparan secara ringkas fenomena perilaku individu di dalam tatanan kehidupan masyarakatseperti tersebut di atas dapat di tarik beberapa pelajaran penting yaitu Pertama,bahwa kegiatan-kegiatanindividu tidak akan terlepas dari pengaruh keadaan masyarakat dan alam lingkunganya.Kedua,dalammelaksanakan kegiatanya individu tersebut baik di sadari atau tidak banyak menggunakan hipotesa danasumsi dalam rangka upaya memperhitungkan faktor ketidakpastian. Ketiga, apabila berhasil melakukanupaya pembenahan secara sistematis atas mekanisme kegiatan-kegiatan individu berikut tata hubungandengan masyarakat dan lingkunganya pada hakekatnya seseorang sedang menyusun suatu konsepperencanaan yang alamiah dan manusiawai.

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas yang di gulirkan di RW XIKelurahan Pucangsawit merupakan suatu hal yang tepat, karena kondisi kawasan RW XI sudah terbuktimelalui Pemetaan Swadaya yang di lakukan oleh TIPP dan Relawan membuktikan suatu penelitiansebelumnya. Bahwa kondisi kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit sering terlanda bencana banjir,misalpada tahun 2007-2013 terjadi bencana banjir cukup besar ( volume banjir ) 618.834 M3 , adanyapencemaran air dan tanah dari permakaman umum Purwoloyo serta kegiatan home industry tahu , ternakbabi yang berada di RW II, permasalah permukiman kumuh dan miskin ( kondisi tata guna lahan,permukiman, tata jalan, drainase dsb ) yang bermuara pada rumah tidak layak huni dan warga yangmenghuni tanah illegal ( milik PT KAI)

Demikian juga kondisi perekonomian warga yang tergolong pada warga miskin dengan pendapatansehari-hari tidak mampu mencapai Rp 10.000,00 ( standar PBB 1 $). Jenis pekerjaan warga yang rata-ratapada sector informal, pekerja pabrik, harian lepas dsb. Jika menggunakan parameter warga miskin yangmembelanjakan kebutuhannya tiap hari minimal 2 $ ( Standar PBB ), standar ini di pergunakan untukmenentukan kenaikan BBM. Kondisi perekonomian warga berkorelasi positif dengan tingkat pendidikanwarga yang sebagian besar hanya lulusan SMP, artinya sumber daya manusia rendah di RW XI.

Berbagai permasalahan di RW XI memang cukup kompleks, sebagai bagian dari perkembangansebuah kota dengan kultur urban.Di mana Kota Surakarta menuju perkembangan sebuah kota yang menjadipusat perdagangan dan jasa dari kota di sekitarnya.

BAB I

PENDAHULUAN

Page 7: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

2

Dalam tahap selanjutnya dari Program PLPBK di RW XI ini adalah Rencana Tindak PenataanLingkungan Permukiman ( RTPLP ) yang bersinergi dengan RPJM Kota Surakarta, KLHS Kota Surakarta2013 dan perencanaan Kelurahan Pucangsawit. Maka di susunlah RTPLP ini berdasarkan kondisi obyektifkawasan yakni : Di mana kondisi permasalahan yang di alami warga serta kondisi lingkungan hidup yangmenjadi daya dukung bagi kehidupan warga.Dari kondisi obyektif yang ada di RW XI akan di lakukanAnalisa SWOT yang mendasari perumusan program yang akan di implementasikan bersama dengan warga.

Kemudian akan di sajikan RTPLP dengan Paradigma Baru yakni Green Development untuk lebihmempertegas Paradigma Sustainable Development yang belum mampu memperbaiki kualitas lingkunganhidup sebagai modal dasar daya dukung kehidupan. Akan di lakukan Konstruksi Kawasan denganpenawaran Strategi Penataan Permukiman dengan memperbaiki kualitas lingkungan hidup secarakomprehensif, terutama dengan mengelola faktor exasting plant area, permukiman, sosial, ekonomi,pendidikan,kesehatan dan budaya lingkungan hidup.

Adanya hubungan tidak terpisahkan antara kondisi Global dengan kondisi lokal wilayah kota dandesa. Semua akan terimbas secara massif atau dalam istilah umum “ Perubahan Lingkungan Global” baikterhadap lingkungan hidup itu sendiri dengan gejala Climate Change dan kondisi Global EconomicChange.

Climate Change di tandai dengan pemanasan global ( kenaikan suhu, perubahan musim,perubahanpola penyebaran penyakit dsb ).Contoh –contoh tersebut telah nyata di rasakan oleh seluruh umat manusia.Kondisi tersebut akan mempengaruhi suatu Perencanaan Kawasan tertentu.Menjadi tidak logis jikaperencanaan kawasan meninggalkan faktor perubahan iklim.

Global Economic Change merupakan perubahan ekonomi secara global akibat perubahan systemekonomi secara Kapitalistik. Kondisi terkini yang terjadi dengan akan di berlakukanya MEA di Asiadengan liberalisasi tenaga kerja terdidik dari luar negeri ke Indonesia, padahal sumber daya manusia masihtergolong rendah. Setiap tahunya 600 ribu kategori lulusan S1 menganggur tanpa spesifikasi tertentu.Demikian juga produk-produk luar negeri akan membanjiri wilayah Indonesia, produk luar negeri inimenawarkan kemajuan, kemewahan,harga kompetitif,kualitas produk unggul secara teknologi dsb. Sangatironis apabila di tarik pada hubungan kondisi di RW XI yang sumber daya manusianya berada pada tingkatrendah. Akan terjadi dampak langsung terhadap kehidupan ekonomi warga, berimbas pada kondisilingkungan mereka.Artinya masyarakat belum mampu survive pada tataran perubahan global tadi.

Maka gagasan yang di tawarkan Tim Ahli Perencanaan & Pemasaran PLPBK perlu di cermatibersama, karena mendasarkan diri pada konsep terkini ( Eco culuture ) atau perubahan kesadaran terhadaplingkungan hidup sebagai titik tolak membangun kawasan yang berbasis lingkungan hidup, tetapi tidakmeninggalkan kondisi obyektif kawasan Pada intinya konsep ini menyelaraskan Keharmonisan antaraTuhan, Manusia dan Alam dengan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.Konsep ini sebenarnyamenggali suatu keraifan local jawa “Hamemayu Hayuning Bawono “ yang sudah diwariskan oleh nenekmoyang dulu. Tetapi pada jaman modern ini telah luntur dan tidak lagi di aplikasikan pada lingkunganhidup. Maka TAPP mencoba menggali kembali kearifan local jawa ini dan di aplikasikan sebagai modelperencanaan permukiman. Konsep ini menekankan pada dimensi manusia sebagai akar masalah sekaliguspotensi solusi krisis lingkungan juga tetap menjadi sentral dalam upaya perbaikan lingkungan hidup dikawasan terencana.

B. RUMUSAN PERMASALAHANDari pemaparan singkat di atas dapat di susun suatu rumusan permasalahan :1. Bahwa kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit rawan terjadi bencana banjir.2. Bahwa kawasan RW XI telah terjadi pencemaran air dan tanah3. Bahwa tingkat perekonomian warga tergolong miskin.4. Permukiman warga demikian kompleks permasalahnya baik kepemilikan tanah dan penataan

kawasan yang tidak teratur.

C. TUJUAN PENYUSUNANTujuan penyusunan RTPLP ini adalah :1. mengacu pada petunjuk teknis PLPBK, yaitu:“Mewujudkan perbaikan kualitas hidup

masyarakat miskin melalui penataan lingkungan permukiman yang teratur aman dan sehat”.2. Menjadi panduan bagi Penataan Permukiman di RW XI Kelurahan Pucangsawit.3. Sebagai pedoman bagi Pemerintah dalam merencanakan dan pembangunan di kawasan RW XI

Kelurahan PucangsawitD. MANFAAT PENYUSUNAN

Manfaat dari penyusunan dari program PLPBK ini adalah :Sebagai Master Plan dari Program PLPBK di RW XI Kelurahan Pucangsawit, sehingga dapat diaplikasikan ke dalam penatan lingkungan serta memberikan transfer knowledge bagi warga untukmenuju keberlanjutan pembangunan kawasan RW XI sendiri dan dapat di replica di kawasan lainya.

E. LINGKUP KEGIATANLingkup kegiatan dari RTPLP ini berada di 5 RT ( RT 01-05) berdasarkan prioritas penataan yakni :1. Prioritas RW XI dalam penanganan banjir .2. Prioritas RW XI untuk penataan permukiman.3.Prioritas RW XI untuk fasum & pelayanan dasar masyarakat4. Prioritas RW XI untuk pembukaan akses jalan Underpas

F. DASAR HUKUM Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (SPPN) 2.2UU Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan PengelolaanLingkungan Hidup Permen LH No. 27 Tahun 2009 Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Petunjuk Teknis PLPBK 2014

G. SISTEMATIKA RTPLPPenyusunan Dokumen RTPLP PLPBK Kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit berdasarkanDokumen Teknis PLPBK sebagai berikut :1. RTPLP adalah rencana tindak penataan bangunan dan lingkungan kawasan prioritas, untuk

kurun waktu 5 tahun.2. Rencana tindak penataan bangunan dan lingkungan kawasan prioritas yang memuat:

Rumusan konsep/gagasan dasar penanganan Kawasan Prioritas

Rencana penataan permukiman (sosial, ekonomi dan lingkungan) di kawasan prioritas3. Rencana sistem prasarana kawasan prioritas sesuai kebutuhan.

4. Rencana investasi pembangunan kawasan prioritas5. Analisis Dampak dari RTPLP terhadap kawasan

Page 8: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

3

U

GAMBAR 1. KAWASAN RW XIKELURAHAN PUCANGSAWIT

SUMBER : GOOGLE EARTH

RT 01 RW XI

RT02 RW XI

RT 04 RW XI

RT 05 RW XI

RT 03 RW XI

FRAMEWORK DOKUMEN RTPLP

PERMASALAHAN & POTENSI KAWASAN

PETA TEMARIK & ANALISIS KAWASAN(1.ANALISIS SWOT

2.ISU STRATEGIS

3.STRATEGI PENATAAN

KONDISIEXISTING

KONSEP DASAR PENYUSUNAN RTPLP

PENATAANKAWASAN

INDIKATORKEBERHASILAN

RENCANA INVESTASI

MENENTUKANPRIORITAS DANSEGMEN UNTUKPENANGANAN

RENCANA PENATAAN KAWASAN

KAWASANRAWAN BANJIR

Page 9: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

4

GAMBAR 2. MASTERPLAN LOKASI KAWASANRW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

Page 10: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

5

BAB II

KONSEP DASAR PENANGANAN KAWASAN

TUHAN, ALAM DAN MANUSIA

Suatu pendekatan Eco Culture dalam Penataan Lingkungan Permukiman berbasis Komunitas. (Emil Salim ,2011 )

Indonesia adalah semula tanah –air berhutan tropis terbentang di sepanjang garis Khatulistiwa yanghanya mengenal dua musim,hujan dan kemarau. Dengan tanah subur vulkanis, masyarakat hidup darikegiatan pertanian,mengelola tanah dan air menghasilkan bahan pangan sebagai sumber kehidupanutama.Pola pertanian konvensional bergantung pada irama dan hukum alami, sehingga alam mendudukiposisi penting dalam peri kehidupan manusia.

Pola keserasian kehidupan antara Tuhan,Alam dan Manusia di temukan pada kebudayaanmasyarakat Jawa yang berkembang “ Hamemayu Hayuning Bawana “. Hakekat pola hidup sama yaknikeserasian hubungan manusia dengan Tuhan Maha Pencipta,dengan alam lingkungan dan denganmasyarakat. Pandangan hidup ini mempengaruhi pola pembangunan keraton Mataram,Ngayogyakarta danSurakarta.Ia juga terungkap melalui seni tari,gamelan dan wujud tulisan manusia.

Apabila kemudian jumlah penduduk semakin bertambah,keperluan hidup manusia semakinmeningkat dan menjadi semakin kompleks sehingga memerlukan pembagian kerja,maka perputarankehidupan ekonomi semakin berperhitungan sehingga lahirlah bentuk-bentuk kegiatan pembangunan yangtidak lagi menekankan “keserasian hubungan antara manusia dengan masyarakat”, tetapirasionalitas,ektifitas,untung rugi sebagai akibat lahirnya “homo –economics” (manusia ekonomi ).Keserasian hubungan manusia dengan alam lingkungan pun mulai tergusur oleh perilaku subordinasi alambagi kepentingan manusia. Manusia menanggapi alam untuk dieksploitasi,dikuras,diolah,dikelola untuk diperoleh manfaat maksimal dengan biaya minimal.Bentuk kota dengan budaya dan perilaku “urban”melahirkan komunitas “patembayan” yang serba atomistis,hidup terpisah-pisah bagaikan satuanatom.Dalam perubahan pola kehidupan begini,maka sentralitas Tuhan terdesak kebelakang. Tuhan hanyadi ingat jika bencana,sakit dan maut memanggil. Dalam pergolakan perubahan masyarakat yang di mulaisejak revolusi industry dan menggusur masyarakat pertanian di dunia modern, timbul pertanyaan : “Bagaimanakah bisa menyelamatkan hakekat budaya harmoni kehidupan manusia dengan Tuhan,alamlingkungan dan masyarakat itu yang sudah berakar sejak lama dan kini sudah tergusur?

Maka lahirlah gagasan untuk merangkum visi orientasi pembangunan ekonomi agar di gabungkandengan visi orientasi pembangunan sosial kehidupan masyarakat,bersama dengan visi orientasipembangunan lingkungan berkelanjutan.Pembangunan tidak lagi di lihat sebagai ikhtiar yang terisolasisendiri, tetapi sekaligus: Eknomi-Sosial –Masyarakat-Lingkungan Alam guna mewujudkansustainabilitas pembangunan.Dengan pendekatan secara serentak bertiga dimensi ini maka pembangunankembali di tempatkan pada proporsi kehidupan manusia dalam jejaring kehidupan alami,sehingga kembalimenghayati fakta kenyataan bahwa pembangunan bersifat interdependen,saling bergantungan danpengaruh-mempengaruhi dalam “jejaring kehidupan atau “Web of Life “ ciptaan Ilahi.

A. Lingkungan Hidup Perkotaan

Kota merupakan pusat aktivitas manusia,yang di kenal pusat kebudayaan dan bahkan wajah peradabanbangsa. Selain merefleksikan vitalitas dan berbagai peluang umat manusia,kota juga melambangkankemajuan sosial dan ekonomi.Inoguchi dan Paoletto ( 2003 ) dalam Tasdiyanto,2011 menyatakan bahwamasalah yang di hadapi di seluruh dunia di perkirakan memiliki sumber yang sama , yakni pembangunanperkotaan,transportasi perkotaan, gaya hidup yang menekankan struktur produksi,serta ketergantungansecara missal pada konsumsi sumber-sumber alam dan energy.

BAB II

KONSEP DASARPENANGANAN KAWASAN

Page 11: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

6

Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,sepertimisal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air.Dinamika lingkungan perkotaan padadasarnya mencakup tiga aspek, yakni sumber,proses dan dampak.Aspek sumber meliputi manusia dansumber-sumber alam seperti matahari,tanah,air,mineral,listrik,energy dan keuangan.Aspek proses meliputimanufaktur,transportasi,konstruksi,migarasi dan pertumbuhan penduduk.sedangkan aspek dampakmerupakan hasil negatif ( udara/air/polusi suara/produksi sampah/pencemaran/kemacetan/sdm dsb )maupun sisi positif ( produk dan pelayanan yang bernilai tambah pendidikan,kesehatan dsb ) Dalam artiluas ,lingkungan perkotaan dapat di artikan sebagai titik pertemuan sosial dari lingkungan alam,bangunanlingkungan dan lingkungan sosial ekonomi ). Masalah lingkungan perkotaan dapat di ukur dengan skalapasial,meliputi rumah tangga,komunitas,kota dan daerah.Pada masing-masing tingkatan dalam skala pasialperlu di tentukan karakteristik,infrastruktur serta pelayanan terkait ( lihat tabel di bawah ini ) :

Tabel 1. Skala Masalah Perkotaan

Tingkatan Masalah PerkotaanRumah Tangga Rumah tangga dan kesehatan manusia,produksi sampah,polusi udara/ar/suara/tanah,penyebaran penyakit.Komunitas/lingkungansekitar

Tanah yang tercemar, penggunaan teknologi yang tidak tepat dan tidak memadai,kurang memahamimasalah lingkungan,bencana alam seperti banjir,polusi udara,tempat pembuangan limbah dan sampah.

Kota/Daerah Fasilitas yang lenyap,kemacetan lalu lintas,hilangnya waraisan dan gedung bersejarah,ketiadaan atauperundangan yang tidak memadai,tingkatan kepadatan yang berlebih,pelaksanaan pemerintahan danmanajemen yang salah arah,persediaan yang tidak mencukupi dan hilangnya transmisi listrik,polusiair/udara/tanah,hilangnya tanah dan disertiikasi pertanian,limbah beracun dan berbahaya,banjir danpenggerusan permukaan tanah,kecelakaan dan bencana

Bangsa Polusi air, hilangnya habitat,keanekaragaman hayati dan spesies yang punah,erosi tanah,kadar garam yangmeningkat,aliran limbah beracun,hujan asam,bahaya dan bencana alam dan buatan manusia,tiadanyaperlindungan hutan,dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global.

Masalah-masalah tersebut di atas muncul umumnya di sebabkan daya dukung dan daya tampunglingkungan hidup, sudah tidak mampu lagi menopang kehidupan manusia. Untuk mengatasi permasalahtersebut perlu di tinjau apa yang di kemukakan Prof. Eko Budiharjo (2003 ) menegaskan di perlukanyatujuh prinsip dasar ( Sapta E ) untuk menuju Kota yang Berkelanjutan atau Kawasan yang Berkelanjutanyakni memiliki ekonomi yang kuat,lingkungan yang serasi, tingkat sosial yang relative setara penuhkeadilan,kadar peran serta masyarakat yang tinggi dan konservasi energy yang terkendali dengan baik.

B. Hubungan antara Kesadaran Masyarakat dengan Kualitas Lingkungan Hidup

Sesuai dengan konsep Green Development di mana Eco Culture menjadi salah satu koplemendasarnya. Maka kesadaran individu tersebut perlu di lakukan analisa, jika di lihat antara kesadaranmasyarakat dengan kualitas lingkungan hidup ,sebagaimana di gambarkan di bawah ini :

Gambar 3. Grafik Kesadaran dan Kualitas LH

Pada kuadaran I dapat di lihat bahwa kondisi lingkungan hidup memiliki kualitas yang tinggi akantetapi masyarakat masih memiliki kesadaran yang rendah.Kondisi ini tidak berkelanjutan dan hanya terjadipada waktu yang lampau di mana belum ada aktivitas manusia yang secara signifikan merusak lingkungandan juga ketika jumlah pertambahan penduduk dan pembangunan,kualitas lingkungan hidup semakinmenurun.Kondisi ini akan sampai pada titik di mana kualitas lingkungan memburuk di tengah-tengahmasyarakat yang berkesadaran terhadap lingkungan yang rendah pula. Situasi akan menjadi tidak berlanjutseperti yang tergambar pada Kuadran II, sebleum situasi menjadi sangat rusak dan chaos harus di lakukanupaya perbaikan lingkungan hidup seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat. Situasi yang terjadipada saat ini adalah di mana tingkat kesadaran masyarakat telah menunjukan kecenderunganmeningkat,namun kualitas lingkungan yang ada masih rendah.Kualitas lingkungan masih memburukwalaupun laju kerusakan lingkunganya sudah melambat. Namun demikian,kondisi ini dapat di katakantetap Paradoksial sebagaimana yang telah di gambarkan dalam Kuadran III.Kondisi sebagaimana tergambardalam Kuadran III inilah yang perlu untuk terus di dorong dan di mana kualitas lingkungan tinggi dankesadaran masyarakat juga tinggi sehingga terbangunlah Critical mass sebagaimana di gambarkan padaKuadran IV.

Jika menilik Grafik Kesadaran dan Kualitas Lingkungan Hidup di atas maka dapat di analisakondisi kesadaran warga di RW XI Kelurahan Pucangsawit masih berada pada Kuadran II yakniKualitas Lingkungan Rendah dan juga Kesadaran untuk peduli lingkungan juga rendah,sehinggapembangunan dalam bentuk apapun tanpa memperhitungkan ini akan tetap chaos dan tidak akanmampu berkelanjutan. Sesungguhnya perilaku manusia terhadap lingkungan hidup sudah di atur dalamtiap budaya dana agama yang hidup di Indoensia, seperti berikut ini : Bahwa kerusakan alam di darat dandi laut akibat ulah tangan manusia ( Islam ), sebagai penguasa alam namun tidak bertanggungjawab (Kristen/Katolik ), yang sedang mengalami kegelapan batin ( Budha ) dan tidak menghargai Ibu Pertiwi (Hindu ) , sehingga berkurangnya perasaan menyatu dengan alam (Konghuchu ). Maka peran yang vitalbagi para Tokoh Agama untuk mau memberi penyadaran lingkungan lewat kegiatan Dakwah,Kotbah di tiap Ibadah mereka masing-masing. Mainset /cara berpikir yang di pengaruhi lewatkegiatan agama akan mampu merasuk ke dalam perilaku umatnya.

C. KEJADIAN BENCANA BANJIR

Dalam RTPLP ini, TAPP mengetengahkan kejadian banjir pada tahun 2007 menjadi suatu Fenomenayang perlu di jelaskan penyebabnya. Karena kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit menjadi salah satutempat yang terkena banjir, di samping wilayah lainya di Kota Surakarta. Arti pentingnya : bahwaperencanaan TAPP juga mendasarkan pada upaya Pengurangan Resiko Bencana sebagai konsep. Penjelasankejadian banjir pada tahun 2007 sebagai berikut : Banjir ada dua penyebab utamanya, yang pertamapengaruh alam seperti intensitas hujan yang tinggi dan kedua pengaruh rusaknya DAS di bagian hulu yangdi sebabkan oleh perilaku aktifitas manusia. Seperti pembukaan suatu kawasan,pembangunan perumahan diDAS Bengawan Solo memberikan kontirbusi. Kondisi ini menyebabkan aliran permukaan menjadi besaryang mengakibatkan erosi permukaan yang menyebabkan pendangkalan sungai. Sampai saat ini bencanabanjir masih merupakan bencana yang selalu menjadi ancaman kesetabilan pengembangan kondisisosial,ekonomi dan lingkungan satu wilayah.Walaupun bencana banjir yang terjadi di DAS Bengawan Solomerupakan factor alam, tetapi ada problem yang belum terpecahkan yakni Kerusakan di sepanjang DASBengawan Solo.

Kejadian banjir di Kota Surakarta sudah terjadi sejak tahun 1965 sampai kondisi saat ini tahun 2014.Khususnya di RW XI terjadi banjir yang terakumulasi besar pada tahun 2007 seiring dengan perkembanganperubahan iklim global serta akumulasi dari perilaku warga yang tidak ramah lingkungan.

Page 12: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

7

Gambar 5.PETA RAWAN BANJIR DI DAS BENGAWAN SOLO SUMBER :JURNAL TEKNOLOGISDA VOL.5 APRIL,2008.. DPU. BALAI SUNGAI

Penjelasan :

1. Kejadian Banjir tahun 2007 : INTENSITAS HUJAN YANG TINGGI BAHKAN EKSTRIM TERJADI DI DAS

BENGAWAN SOLO DAN DAS KALI MADIUN. INTENSITAS HUJAN DI BENGAWANSOLO= 124 MM/HARI, EKIVALEN = R 55 TAHUN. SEDANGKAN DAS MADIUN =141MM/HARI EKIVALEN= R 500 TAHUN. CURAH HUJAN YANG TINGGI( CENDERUNGEKSTRIM ), MEYEBABKAN DEBIT BANJIR YANG TINGGI, DIMANA : DEBIT PUNCAK( QP ) DI JURUG=1.986 M3/Dt EKIVALEN = Q 30 TAHUNAN. SEDANG DI A YANI (MADIUN )=1.421 M3/Dt=EKIVALEN = QP 40 TAHUNAN . DI BOJONEGORO=2.431M3/Dt=EKIVALEN QP 50 TAHUNAN. ( Data BP DAS) Di samping itu Kerusakan di kawasanRW XI Kelurahan Pucangsawit sebagai bagian dari DAS Bengawan Solo ( sebenarnya masihtermasuk bantaran Sungai Bengawan Solo ), seperti drainase yang tidak memadai, penyumbatanaliran air (selokan ) oleh sampah, RTH yang berubah menjadi perumahan/hunian dsb. SehinggaBanjir pada waktu itu melanda 4 RT ( RT 02, RT 03,RT 04,RT 05 ) dengan volume banjir 618.834M 3.

2. Kejadian banijir di RW XI pada tahun 2013-2014Terjadi penurunan volume banjir setelah di pasang pompa di pinggir bengawan solo dengankapasitas 25 l/dt. Berdasarkan dari wawancara dengan warga ketinggian banjir mencapai 1-2 m dantergenang paling parah di RT 3 & 4.Tetapi pola perilaku masyarakatnya tidak berubah dengan tidak ramah lingkungan serta kondisidrainase yang sudah tidak mampu lagi menampung aliran air baik air hujan dan air dari aktivitasrumah tangga, padahal sungai Bengawan Solo tidak meluap.

D. JENIS TANAH PADA KAWASAN PRIORITASJenis tanah di Kota Surakarta termasuk RW XI Kelurahana Pucangswit adalah tanah Aluvial dengankarakateristik sebagai berikut : Tanah Aluvial berasal dari endapan batu,, berlapis-lapis dan memiliki kandungan pasir sekitar 60 %. Sebagai tanah berpasir, maka jenis tanah ini memiliki permeabilitas lambat sampai sedang (0,51 cm/jam

– 6,35 cm/jam) serta kapasitas infiltrasi sedang (7,50 mm/jam – 15,00 mm/jam), serta cukup pekaterhadap gejala erosi.

Gambar 6. Ilustrasi Profil/Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota Surakarta ( tersusun lapisan BatuanSedimen terlipat-terpatahkan, tertutup lapisan vulkanik dan alluvium tua dan muda . Sumber : KLHS Kota

Surakarta 2013 )

E. PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIJAU1. URBAN FARMING

Dalam bahasa Indonesia Urban Farming di sebut dengan istilah Pertanian Perkotaan,namun konsep initelah berkembang terlebih dahulu di Negara maju, maka lebih popular dengan istilah Urban Farming. Ditilik dari pengertian pertanian secara luas adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang di lakukanmanusia untuk menghasilkan bahan pangan,bahan baku industry,energy serta untuk mengelola lingkunganhidupnya. Maka konsep Pertanian Perkotaan dapat di artikan sebagai kegiatan pertanian yangdi lakukan dilingkungan perkotaan sebagai salah satu bentuk ruang terbuka hijau produktif yang bernilai ekonomi danekologi ( dewi,2007 dalam Nugraheni 2013 ). Pengelolaan pertanian kota berbeda dengan pertanian yang dilakukan di pedesaan sebagai pusat produksi bahan pangan. Lansekap kota memang tidak di maksudkansebagai pusat produksibahan pangan.Namun dalam perkembanganya untuk mengatasi berbagaipermasalahan yang di hadapi masyarakat perkotaan. Pertanian perkotaan menjadi suatu kegiatan untukmeningkatkan pemanfaatan ruang minimalis di perkotaan melalui pembudidayaan tanaman oleh masyarakatsetempat.Keterbatasan lahan yang di hadapi buka merupakan hambatan untuk mengaktualisasikan potensiekonomi yang di milikinya. Kondisi perkotaan yang serba berbeda dengan pedesaan telah memberi dayakreatifitas ke depanya bagi warga di lihat dari potensi untuk di kembangkan cukup besar.

Kota SoloBerada di DASBengawan SOlo Arah aliran

Bengawan Solo

Gambar 4. Siklus Hujan yang Mengalami Pergesaran

Page 13: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

8

1.1 KARAKTERISTIK URBAN FARMINGa. Luas lahan relative sempitb. Kedekatan dengan pasar /konsumen bagi pertanian kota dengan tanaman khas sayur-mayur

dan buah.c. Memanfaatkan limbah domestic dengan menerapkan system eisiensi melalui Recycle,Reuse

dan Reduce.

1.2 KONSEP PRODUKSI DALAM URBAN FARMING

Urban Farming tetap menerapkan system teknologi pertanian tradisional, konvensional ( modern)dan berkelanjutan.

1.3 NILAI KEHADIRAN URBAN FARMING

Keuntungan ganda dari Urban Farming dapat di peroleh melalui aktivitas tersebut yaknimemulihkan dan meningkatkan kesehatan lingkungan,meningkatkan keamanan pangan,memperluaskesempatan eknomi,perbaikan sosial,efisiensi energy.Di samping hal keuntungan ganda di atas, bahwa Urban Farming dapat di lakukan adalah

Sejumlah tanaman horticultural yang berbeda-beda dapat di budidayakan sepanjang tahundan pangsa pasar sudah ada yaitu masyarakat perkotaan.

Mereka ( masyarakat ) mempunyai waktu luang untuk memanfaatkan lahan tidur atau ruangkosong di perkotaan,karena belum mendapat pekerjaan atau sudah pensiun, serta masyarakatyang bergerak di sector informal.

Pemeliharaan tanaman dan pemasaranya dapat lenih mudah di kombinasikan dengan tugas-tugas rumahtangga ( bagi para ibu rumah tangga )

Urban Farming dapat menghasilkan produk bahan pangan yang segar,aman sehat untuk dikonsumsi bagi keluarga dan kelebihan hasilnya untuk dijual sebagai penambah incomekeluarga.

Urban Farming memberikan nilai jual tinggi dengan menerapkan organic dalam budidayatanaman serta menghasilkan dalam waktu singkat.

Menekan biaya transportasi karena dekat dengan konsumen dan kerugian akibat kerusakandalam transportasi dapat di hindarkan.

Gambar 7. Nilai ekonomi Urban Farming

1.4 Nilai Ekologis Urban Farming

Nilai ekologis dari kehadiran urban farming di perkotaan di peroleh dari adanya nilai tambah berupakeindahan, akibat aktivitas uraban farming dapat membersihkan udara,mengurangi tumbunansampah dan barang bekas ( penerapan prinsip 3 R ).

Gambar 8. Nilai ekologis Urban Farming

1.5 Nilai Estetika dan PariwisataApabila aneka hayati dalam Urban Farming di tata dengan baik, maka akan dapat bernilai estetikadan menambah indah wajah kota. Demikian pula kecenderungan warga kota ( menengah ke atas )selalu merindukan refreshing mengunjungi pedesaan/wisata alam maka Urban Farming dapatmenjadi subtitusi Pariwisata tersebut.

Gambar 9. Nilai Estetika & Pariwisata Urban Farming1.6 Nilai sosialNilai sosial dari urban farming di peroleh dari kegiatan menanam bersama dalam suatu kelompokmasyarakat,saling bertukar bibit,saling bertukar hasil panen,saling berbagi pengalaman

Gambar 10. Nilai Sosial Urban Farming1.7 Nilai edukasiNilai edukasi bisa muncul dari Urban Farming yaitu melalui kegiatan sosialisasi dan keterampilanmenanam kepada keluarga,masyarakat umum, anak-anak sekolah.

Gambar 11. Nilai edukasi Urban Farming

Page 14: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

9

1.8 TANAMAN DALAM URBAN FARMINGTabel 2. Tanaman & Perkiraan Umur Mulai Panen Beberapa Jenis SayuranNo Nama Tanaman/sayur Umur Mulai

Panen/bulan1 Cabe 32 Terong 33 Bayam 1-1,54 Labu Siam 35 Wortel 36 Brokoli 37 Sawi Sendok 1,58 Sawi Bakso 29 Bawang Daun 2,510 Bawang 411 Kol Bunga 312 Tomat 213 Kangkung 214 Mentimun 215 Pare 2,516 Seledri 217 Kol 3,518 Sawi Slobor 319 Selada 1,520 Kacang Panjang 2,521 Brambang 322 Lettuce 2,5

Tatkala tanaman sayuran tersebut sudah mulai tumbuh bersamaan karena masa tumbuh dan panen tidakjauh berbeda antara tanaman tersebut. Maka Wilayah RW XI akan segera terlihat hijau. Efek domino dariUrban Farming terhadap kehidupan warga adalah : Warga dapat minimal memanen untuk di konsumsisendiri ( keluarga) sehingga kesehatan warga akan meningkat dengan mengkonsumsi sayuran.Apabilawarga serius dalam Urban Farming maka warga dapat menjual sayuran tersebut dan mendapat tambahanpenghasilan bagi keluarga. Di dalam Urban Farming semua teknik penanaman sangat mudah dilakukanterutama Ibu PKK.

2. LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )

Maka di perlukan suatu teknologi peresapan air yg lebih murah, efisien, tepat guna, tidak membutuhkantempat luas. Teknologi LRB : Lubang resapan Biopori, merupakan rekayasa teknik engeneringmenggunakan prinsip EKO-HIDROLIS . Eko Hidrolis : dengan memperbaiki kondisi ekosistem tanahuntuk perbaikan fungsi hidrolis ekosistem tanah. Dengan pemanfaatan sampah organik di dalam lubangbiopori ternyata mampu menciptakan habitat mikro di dalam tanah tsb. Pengertian Biopori : merupakanruangan atau pori dalam tanah yg di bentuk oleh mahkluk hidup , seperti fauna tanah, akar tanaman. Bentukbiopori menyerupai liang dan bercabang-cabang yg sangat efektif utk menyalurkan air dan udara ke dalamtanah.LRB ini bermanfaat untuk mencegah banjir, tanah longsor, dan pemanasan global di kawasanpemukiman .

Gambar 12. Lubang Resapan Biopori

Struktur Kondisi Tanah yang di perbaiki

LRB dapat di terapkan oleh seluruh warga di RW XI ataupun di RW lain secara parsitipatif di lakukan dihalaman rumah, tepi jalan, dan di tempat lain yang di gunakan untuk media penyerapan air permukaantanah dari air hujan. Dengan demikian air hujan akan berkurang laju limpasan di permukaantanah.Penempatan LRB dan cara pembuatan LRB yang mudah dapat di perhatikan seperti gambar dibawah ini :

Gambar 13. Cara Pembuatan LRB dan Penempatan LRB

3. SUMUR RESAPAN

Menurut SK Gubernur Jawa Tengah No 17 tahun 1992 Tentanga Sumur Resapan. Bangunan SumurResapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa bangunan yang di buat sedemikian rupasehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan ke dalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempatmenampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkanya ke dalamtanah. Fungsi : memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalamtanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan permukiman, pertokoan, kantor atau fasilitasumum lainya.Manfaat sumur resapan :

Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah/mengurangi terjadinya banjir dan genanganair.

Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah. Mengurangi erosi dan sedimentasi Mencegah penurunan tanah Mengurangi konsentrasi pencemaran tanah.

Lapisantanah atas

Page 15: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

10

Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan yang di pilih adalah : Sumur menggunakan buis beton di dindingsumur resapan, karena mudah di pasang, efesien dan murah. Dalam Ditjen Cipta Karya Pekerjaan Umummenetapkan data teknis sumur resapan :

Ukuran maksimum diameter 1,4 m Ukuran pipa masuk diameter 110 mm Ukuran pipa pelimpah diameter 110 mm Ukuran kedalaman 1,5- 3 m Dinding dibuat dari busi beton/pasangan bata/batako Rongga sumur resapan di isi dengan batu kosong 20/20 setebal 40 cm Penutup sumur resapan dari plta beton tebal 10 cm dengan campuran semen 1 : 2 pasir : 3 kerikil.

Gambar 14. Design Sumur Resapan

Gambar 15. Buis Beton Sumur Resapan

Gambar 16. Irisan Sumur Resapan

Tabel 3. Volume Sumur Resapan Pada Kondisi Tanah Permeabilitas Rendah

NO Luas Kavling( M 2 )

Volume Resapan Ada saluranDrainase sebagai Pelimpahan

(V1) ( M 3 )

Volume Resapan Tanpa AdaSaluran Drainase SebagaiPelimpahan ( V2 ) ( M 3 )

1. 50 1,3-2,1 2,1-42 100 2,6-4,1 4,1-7,93 150 3,9-6,2 6,2-11,94 200 5,2-8,2 8,2-15,85 300 7,8-12,3 12,3-23,46 400 10,4-16,4 16,4-31,67 500 13-20,5 20,5-39,68 600 15,6-24,6 24,6-47,49 700 18,2-28,7 28,7-55,310 800 20,9-32,8 32,8-63,211 900 23,4-36,8 36,8-71,112 1000 26-41 41-79Tabel ini di pergunakan untuk menghitung luasan sumur resapan dan air yang terserap ke dalam sumur

resapan. Serta menghitung kedalaman sumur resapan dengan rumus :

H = Q/Fk ( 1-exp(-(FKT/pR2) ) H

Dengan :

H: Kedalaman sumur resapan (m)

Q: Debit masuk ( m3/dt )

F: Faktor geometric (m)

K: Permeabilitas tanah (m/dt )

R: Radius sumur ( m)

T: durasi aliran (dt )

Sumur resapan ini dapat di terapkan di lokasi RW XI terutama yang berada di sisi barat yang secaratopografis lebih tinggi dari sisi timur, kemudian di lokasi sebelah timur di sesuaikan dengan luas lahan dankondisi tanah seperti dalam gambar di bawah ini:

Perbedaan konsep dari sumur resapan lain dalam program ini adalah rekayasa di lakukan dari atap rumahpenduduk yang di beri saluran air/talang kemudian di hubungankan dengan pipa atau saluran ke sumurresapan. Jadi rekayasa ini langsung menghimpun air dari atap rumah.

4. PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN

Sesuai dng UU No 18 th 2008 tentang Pengelolaan Sampah .Sasaran MDGS pada th 2015 mereduksisampah sampai 40 % yg masuk ke TPA. Metode 3 R : Reduce (mengurangi ), Recyle ( mendaur ulang )dan Reuse ( memakai kembali ) .Peran masyarakat dilibatkan : baik sebagai produsen, anggota msypenghasil sampah.

• Tahap I : Pengadaan tempat sampah organic & an organik• Tahap II : Bank Sampah .

Fungsi bank sampah : memberdayakan msy agar peduli thd kebersihan. Lokasi bank sampah: dapatberupa lahan terbuka, gudang, dan lahan2 kosongPengurangan dan penanganan sampah sejak dari

Page 16: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

11

sumbernya membantu mengatasi permasalahan sampah, dana, perawatan, pembelian alat, upahpekerja, transportasi dapat di tekan.Bank sampah dapat di terapkan oleh masyarakat RW XI karenatelah di lakukan di Kampung Sukunan Yogyakarta.

Gambar 17. Bagan Bank Sampah

Gambar 18. Aktivitas dari Pengelolaan Bank sampah

Sampah yang di yang di hasilkan di RW XI untuk sampah organic 47,68 kg/hari dan sampah an organic15,94 kg/hari. Perlakuan ( Treatment ) pengelolaan sampah juga menambah tempat sampah sesuai denganjenisnya seperti sampah organic dan an organic di tiap rumah tangga, kemudian penambahan gerobak

5. PENGELOLAAN PENCEMARAN AIR

Definisi Biogas adalah bahan bakar yang di hasilkan dari proses fermentasi campuran kotoran ternak ( sapi,kerbau, unggas,babi ataupun limbah tahu,sampah organik ) dan air dalam ruangan tanpa udara. Padaumumnya semua jenis bahan organic termasuk sampah organic bisa diproses untuk menghasilkan Biogasdengan beberapa modifikasi reactor Biogas. Di dalam reactor Biogas akan di hasilkan beberapa gas-gasyang bisa di manfaatkan hanya gas metana atau CH 4 .Biogas dapat terbakar apabila mengandung kadarmetana minimal 57 %yang menhasilkan api biru.Pembakaran Biogas ini selanjutnya menghasilkan api birudan tidak mengeluarkan asap.Tidak ada resiko ledakan akibat kebocoran Biogas metana karena gas iniberkembangsangat lambat namun cepat menguap sebelum dapat mencapai konsentrasi flammable ataumudah terbakar pada suhu kamar.

Tabel 4. Kesetaraan Biogas dengan bahan lain

Bahan Bakar JumlahBiogas 1 m3Elpiji 0,46 kgMinyak tanah 0,62 literMinyak solar 0,52 literBensin 0,80 literKayu Bakar 3,50 kgSumber : Dinas pertanian 2010

Program Biogas BIRU adalah program Biogas nasional yang di laksanakan oleh HIVOS, Yayasan RumahEnergi serta SNV dengan. Keunggulan Reaktor Biogas BIRU :

a. Bangunan kokoh , terbuat dari beton, tahan 15-20 tahun dan desain di akui secara nasional ( RSNI37826 : 2012 )

b. Kualitas terjamin , ada garansi alat 1 tahun dan garansi perawatan 3 tahun.c. Ongkos pembangunan di subsidi 2 juta ( jika di rawat dengan baik ).

Gamb19. Proses Biogas

Gambar 20. Konstruksi Biogas dan Kegunaanya

Page 17: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

12

6. REVITALISASI DRAINASE

Menurut Wesli dalam bukunya Drainase Perkotaaan 2008 , Kata Drainase berasal dari kata drainageartinya mengeringkan atau mengalirkan.Drainase merupakan sebuah system yang di buat untuk menanganipersoalan kelebihan air baik kelebihan air yang berada di atas permukaan tanah maupun berada di bawahpermukaan tanah.

Drainase perkotaan merupakan system pengeringan dan pengaliran air di wilyah kota yang meliputibeberapa kawasan terutama permukiman.Desain Drainase perkotaan erat hubunganya dengan tata gunalahan, tata ruang kota,masterplan drainase dan kondisi sosial budaya masyarakat dalam hal pembuangansampah. Drainase yang di terapkan di kawasan RW XI di tujukan untuk penanganan banjir dan menjadiPrioritas 1 segemen 1 dalam RTPLP ini, dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Drainase berdasarkan system pengaliran :a. Drainase dengan system jaringan : suatu system pengeringan atau pengaliran air pada suatu

kawasan yang di lakukan dengan mengalirkan air melalui system tata saluran.b. Drainase dengan system resapan : system pengeringan atau pengaliran air yang di lakukan

langsung terhadap genangan air di permukaan tanah ke dalam tanah atau melalui sumurresapan.Sistem ini mempunyai keuntungan bagi konservasi air.

2. Drainase berdasarkan konstruksinyaa. Drainase saluran terbuka : system saluran yang permukaan airnya terpengaruh dengan udara luar,

mempunyai luasan yang cukup dan di gunkan untuk mengalirkan air hujan atau air limbahdomestic.

b. Saluran tertutup atau gorong-goronga: system saluran yang di gunakan di bawah permukaantanah.

3. Pola jaringan drainase : pada system jaringan drainase terdiri dari beberapa saluran yang salingberhubungan sehingga membentuk suatu pola jaringan, dalam hal ini Pola Paralel, seperti padagambar di bawah ini :

Gambar 21. Saluran Paralel

4. Aplikasi Hidrolika pada Perencanaan DrainaseYang perlu di perhatikan dalam perencanaan drainase di lihat dari sisi hidrolika adalah :a. Kecepatan maksimum aliran agar di tentukan tidak lebih besar dari kecepatan maksimum yang di

ijinkan sehingga tidak terjadi kerusakan.b. Kecepatan minimum aliran agar di tentukan tidak lebih kecil pad akecepatan minimum yang di

ijinkan sehingga tidak terjadi pengendapan dan pertumbuhan tanaman air.c. Bentuk penampang saluran agar di pilih berupa segi empat, trapseium, lingkaran atau kombinasi.d. Saluran hendaknya di buat dalam bentuk majemuk terdiri dari slauran kecil dan saluran besar,

guna mengurangi beban pemeliharaan.e. Kelancaran pengaliran air dari jalan ke dalam saluran drainase agar di lewatkan melalui lubang

pematus yang berdimensi dan berjarak penempatan tertentu.

f. Dimensi bangunan pelenngkap seperti gorong-gorong dan lubang pemeriksaan agar di tentukanberdasarkan perencanaan sesuai dengan daerah/kawasan.

5. Debit rencanaDebit rencana adalah debit maksimum yang akan di alirkan oleh saluran drainase untuk mencegahterjadinya genangan. Untuk daerah perkotaan dan jalan raya di tentukan debit maksimum periode 5tahunan, berdasarkan pertimbangan :

Resiko akibat genangan yang di timbulkan oleh hujan relative kecil di bandingkan denganbanjir yang di timbulkan meluapnya sebuah sungai.

Luas lahan perkotaan relative terbatas apabila ingin di rencanakan saluran yang melayanidebit banjir maksimum periode ulang lebih besar dari 5 tahun

Daerah perkotaan mengalami perubahan dalam periode tertentu sehingga mengakibatkanperubahan pada saluran drainase.

Perencanaan debit rencana untuk drainase perkotaan dan jalan raya di hadapi dengan persoalantidak adanya data aliran.Umumnya untuk menentukan debit aliran akibat air hujan di peroleh darihubungan rasional antara air hujan dengan limpasanya. Untuk debit air limbah rumah tangga disetimasikan 25 liter perorang perhari, yang meningkat secdara linear dengan jumlah penduduk.

Untuk dapat memahami penentuan debit rencana yang perlu di perhatikan adalah:

Luas daerah/kawasan Tipe kawasan yang terdapat di dalamnya seperti : kawasan permukiman 0,04 km2 dengan

nilai koefisien pengaliran 0,60 , kawasan tak terbangun 0,06 km2 dengan koefisien pengaliran0,20, jalan aspal 0,01 km2 dengan koefisien pengaliran 0,90, jalan tanah 0,01 km2 dengankoefisien pengaliran 0,70

Daerah air hujan terjauh dari suatu titik yang di tentukan Kemiringan tanah, jarak saluran dan kecepatan air dalam saluran Data curah hujan 10 tahun terakhir.

6. Daerah Pelayanan dan Daerah aliranMembagi suatu daerah menjadi beberapa daerah pelayanan mempunyai keuntungan, yaitu luasdaerah genangan menjadi lebih kecil sehingga debit rencana yang di alirkan saluran menjadi relativelebih kecl dan akhirnya dapat memberikan dimensi saluran menjadi relative lebih ekonomis. Selainitu, dapat menghindari terjadinya kemungkinan letak elevasi dasar saluran atau elevasi permukaan disaluran berada di bawah elevasi muka air sungai.( seperti pada Gambar Prioritas untuk Drainase )

Gambar 22. Ilustrasi Daerah Pelayanan

Salurancabang

Saluranutama

Daerah aliran I

DaerahAliran 3

DaerahAliran 2

DaerahAliran 4

MuaraPembuang

Page 18: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

13

7. Intensitas Hujan adalah jumlah hujan yang di nyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan tiapsatuan waktu.

8. Hubungan antara Hujan dan limpasanSemakin besar intensitas hujan maka dapat di katakana bahwa semakin besar pula debit air yang dihasilkan.Rumus : Q = 0,278.C.Cs.I.AKeterangan :Q=Debit ( m3/dt )C=Koefisien aliranCs=Koefisien tampunganI=Intensitas hujan selama waktu konsentrasi ( mm/jam )A=Luas Daerah aliran ( km2 )

9. Koefisien Pengaliran ( runoff coefficient )Perbandingan antara jumlah air hujan yang mengalir atau melimpas di atas permukaan tanah (surface runoff ) dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfir. Nilai koefisien pengaliran berkisarantara 0-1 dan bergantung dari jenis tanah, jenis vegetasi,karakteristik tata guna lahan dan kontruksiyang ada di permukaan tanah seperti jalan aspal, tanah atau bangunan dsb.Rumus : C= Q / RKeterangan :C=Koefisien pengaliranQ= Jumlah limpasanR= Jumlah curah hujan

10. Koefisien TampunganDaerah yang memiliki cekungan untuk menampung air hujan relative mengalirkan lebih sedikit airhujan di bandingkan dengan daerah yang tidak memiliki cekungan sama sekali.Rumus: C.s= 2 Tc/2Tc + TdKeterangan:C.s= Koefisien tampunganTc=waktu konsentrasi ( jam)Td= waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga pengukuran (jam )

11. Dimensi saluranDimensi saluran harus mampu mengalirkan debit rencana atau dengan kata lain debit yang di alirkanoleh saluran sama atau lebih besar dari debit rencana.Mengingat bahwa tersedianya lahan merupakanhal yang perlu di pertimbangkan, maka penampang saluran drainase perkotaan dan jalan raya dianjurkan mengikuti Penampang Hidrolis Terbaik yaitu suatu penampang yang memiliki luas terkeciluntuk debit tertentu atau memiliki keliling basah terkecil dengan hantaran maksimum.Tinggi jagaanberkisar 5% sampai 30% kedalaman aliran.Dengan kecepatan yang dapat mencegah tumbuhnyavegetasi yaitu 0,6m/det dapat juga di abaikan karena sumsi dengan saluran terpelihara dan dibersihkan.Rumus: Q.s> QTDebit suatu penampang saluran ( Qs) dapat di peroleh dengan menggunakan rumus: Qs=As.VDi mana :As= luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m2)V=kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran dapat di hitung dengan menggunkan rumus Manning:V=1/nR2/3S1 ½R=As/PDi mana:V kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det)n=koefisien kekasaran manning( ketentuan )S1=kemiringan dasar saluranAs=luas penampang saluran tegak lurus arah aliran (m2 ) P=keliling basah saluran ( m).

Page 19: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

14

BAB III

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

A. Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Tujuan pelaksanaan PLPBK adalah: “Mewujudkan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskinmelalui penataan lingkungan permukiman yang teratur aman dan sehat”.

A.1 Strategi PelaksanaanAgar tujuan tersebut dapat tercapai, maka strategi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mendorong terjadinya sinergi antara Pemerintah daerah, masyarakat dan kelompok peduli melalui prosesperencanaan partisipatif yang berorientasi pada ruang.2. Melakukan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat maupun pemerintah daerah agar dapatmengelola proses peningkatan kualitas lingkungan permukiman secara mandiri dan berkelanjutan.3. Mendorong terjadinya perubahan sikap dan perilaku masyarakat melalui proses penataaan lingkunganpermukiman yang bersih, sehat dan produktif.

A.2 KeluaranKeluaran yang diharapkan melalui pelaksanaan program PLPBK ini adalah:Tersusunnya dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) Kawasan Prioritas,rencana ini memuat:

a. Rumusan konsep/gagasan dasar penanganan Kawasan Prioritas

b. Rencana penataan permukiman (sosial, ekonomi dan lingkungan)

B. GAMBARAN UMUM RW XI KELURAHAN PUCANGSAWITBatas-batas Kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit berada pada :

1. Sebelah Utara LS: 70 33’.57,45” BT :110 0 51’,11.79” dan LS LS: 70 33’.58,74”BT :110 0 51’,16.36”

2. Sebelah Selatan : LS: 70 34’.8,86” BT :110 0 51’,8.23”dan LS: 70 34’.8,02”BT :110 0 51’,14.37”

Gambar 23. PETA TEMA RW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

U

BAB III

RENCANA TINDAKPENATAAN LINGKUNGANPERMUKIMAN

Page 20: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

15

Sesuai dengan analisa daya dukung dan daya tampung Kota Surakarta (menurut KLHS Kota Surakarta2013 ) mengalami desifit lahann area resapan air di buktikan dengan 64 % dari lahan di pakai untukpemukiman , kepadatan penduduk mencapai 13,345 , koefisen limpasan 0,4 Demikian juga di RW XIKalurahan Pucangsawit menjadi bagian integral Kota Surakarta akan di pengaruhi oleh kondisi existingKota Surakarta yang mempunyai potensi bencana banjir. Kota Surakarta mempunyai riwayat terjadibencana banjir terbesar sejak tahun 1966 serta tercatat tahun 2007 mengalami bencana banjir cukup besaryang melanda Kota Surakarta termasuk kawasan RW XI . RW XI juga mengalami kondisi banjir tiapmusim penghujan turun sesuai dengan wawancara dari warga dan pengurus RW XI terutama di RT04,03,02.

Kondisi Ekonomi : Hasil dari survai awal dan wawancara warga di RW XI dapat di sarikan datasebagai berikut, bahwa secara ekonomi warga rata-rata sebagai pedagang,buruh lepas,produksi UMKM, adapengusaha kecil,bengkel. Berdasarkan data tersebut bahwa warga di RW XI taraf hidupnya cenderung padatingkat Menengah ke bawah. Pola berpikir warga dari strata ini mempunyai kecenderungan kurang dalamintelektualitas dan berpikir sehingga apapun program dari pemerintah maka akan kurang di respon denganbaik oleh warga.

Kondisi sosial menyangkut perilaku sosial adanya keaktifan dari ibu-ibu PKK dalam kegiatanPosyandu,balita,lansia. Bertolak belakang dengan perilaku hidup sehat warga yang masih buang hajat diselokan, membuang sampah sembarangan di saluran air,halaman dan belum adanya tempat sampah yangsignifikan dengan jumlah rumah, kurangnya sarana gerobak sampah di RW XI sejumlah 2 unit gerobaksampah untuk melayani 1530 jiwa bila di asumsikan timbulan sampah 1836 m3/hari ( data KLHS KotaSurakarta 2013 ) maka sangat kurang bagi pelayanan sampah. Berarti kondisi sampah jika tidak tertampungakan di buang ke tempat lain seperti halaman, selokan dsb. Hal ini menjadi salah satu factor penyebabbanjir di RW XI. Demikian juga air limbah rumah tangga di buang ke saluran air tanpa di olah terlebih duluakan mencemari air dan tanah dan menambah volume air di lingkungan RW XI.

Minimnya fasilitas sosial bagi warga untuk berinteraksi sosial demikian juga untuk anak-anakbermain di RW XI menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga. Tidak adanya fasilitas perpustakaan,internet publik bagi warga RW XI sebagai sarana peningkatan intelektual warga.

Kesejarahan kelurahan Pucangsawit bermula dari wilayah di RW XI sekarang, di mana di daerah initerdapat 2 buah Belik yang oleh warga di namakan Belik Jambe ( tepatnya di RT 02 ).Pada waktu itu BelikJambe menjadi sumber mata air penduduk sekitar, manakala daerah tersebut masih berupa sawah,pekarangan. Di sekitar Belik terdapat Pohon Jambe ( Pohon Pucang ) yang berjumlah 1 buah, sehinggawarga mengatakan daerah itu dengan sebutan Pucang Sak Uwit ( dalam bahasa Jawa ). Waktu berlaluseiring jaman , maka warga dengan latahnya menyebut Pucangsawit hingga sampai sekarang ( hasilwawancara dengan warga RW XI ).

Kondisi Lingkungan Hidup: Area resapan air di RW XI sangat kurang dengan di tunjukan olehtutupan lahan di halaman rumah,jalan sehingga air akan langsung mengalir ke permukaan tanah dan tidakmampu di serap oleh permukaan tanah.Tingkat kepadatan penduduk di Kota Surakarta mencapai 13,354, demikian juga di kecamatan Jebres11.582 berarti daerah pemukiman akan semakin penuh dan padat. Akan menimbulkan berbagai potensibencana seperti salah satunya adalah banjir. Jumlah penduduk Kota Surakarta maksimal yang bisa ditampung berdasarkan KLHS 2013 Kota Surakarta di maksudkan memenuhi daya dukung dan daya tampungKota Surakarta, sehingga standar pelayanan bagi masyarakat dapat terpenuhi yakni :

Jumlah penduduk maksimal = standar kepadatan penduduk tinggi X luas lahanStandar kepadatan penduduk = 13,354 jiwa/hektarLuas lahan RW XI = 21009 M2Jumlah penduduk maksimal = 21009 M2 X 13,354 = 280554 ribu jiwaSedangkan kebutuhan air bersih menurut SPM yaitu 60-220 lt/orang/hari sehingga kebutuhan air bersih5,823 lt/dt.

Kebutuhan air di RW XI = Jumlah Penduduk X Kebutuhan air = 1227 jiwa X 5,823 lt/dt

= 7144,821 lt/dt

Untuk debit air limbah domestic di estimasikan 25 liter perorang perhari( Ketentuan dalam Wesli,2008)maka air limbah domestic yang de hasilkan di RW XI adalah :Jumlah air limbah domestic = 25 lt/org/hariX1227 jiwa =30.675 lt/org/hari.Apabila intensitas hujan atau debit air hujan harian ( SKA Dalam Angka 2013) terbesar pada bulan Januariadalah 25,3mm /hari/hujanTotal air yang turun di kawasan RW XI = 25,3mm/hari/hujanX 21009m2

=5131527.7mmMaka dapat di perhitungkan total air yang beredar di RW XI adalah:Jumlah air limbah domestic yang di hasilkan+ total air hujan turun30,675 lt/org/hari + 51,31527 lt=81,975 lt/hari

C. Melakukan Analisa SWOTC.1 Merumuskan VISI & MISI Kawasan RW XI

VISIKAWASAN PLPBK RW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

Terwujudnya Masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawit yang berperilaku hidup bersih, sehatdalam situasi aman , nyaman , sejahtera & berbudaya.

MISIKAWASAN PLPBK RW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawit melalui pembangunan diLingkungan Permukiman

2. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawit , untuk semuaumur,golongan dan jenis kelamin dengan mengoptimalkan pelayanan kesehatan utamanyamasyarakat miskin melalui dukungan operasional serta melaksanakan kegiatan di bidang kesehatan.

3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawit dengan :

a. Menumbuhkan kepedulian warga untuk menanggulangi masalah kemiskinanb. Meningkatkan pendapatan warga miskin melalui kegiatan peningkatan keterampilan

masyarakat dan bantuan modal usaha4. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan warga utamanya warga miskin melalui dukungan

operasional serta kegiatan di

5. bidang pendidikan dengan mengupayakan kelengkapan sarana prasarana penunjang di bidangpendidikan.

6. Meningkatkan kesadaran masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawit tentang hidup bersih dansehat.

7. Meningkatkan rasa kegotong-royongan / kebersamaan masyarakat RW XI Kelurahan Pucangsawitdalam rangka mencapai kesejahteraan bersama.

C.2 Isu Strategis

Sesuai dengan Visi & Misi Kawasan di RW XI maka dapat di rumuskan isu strategis: Kawasan RW XI adalah daerah bantaran sungai Bengawan Solo merupakan daerah yang sering di

landa bencana banjir, demikian pula terjadi pencemaran baik air dan tanah di RW XI.

Page 21: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

16

Kemiskinan yang terstruktur dan massif di RW XI, tercermin dari Sumber daya manusia (Pendidikan ), Pekerjaan & Penghasilan dari warga berada pada garis kemiskinan. ( Bahwa wargapendapatan warga perhari belum mencapai 1 Dollar Amerika= asumsi jika di rupiahkan Rp10.000,00 standar PBB )

Permukiman dan penataan ruang di kawasan RW XI.

C.3 Menentukan tujuan penataan Kawasan RW XI

Tujuan dari penataan Kawasan RW XI adalah : Penataan permukiman yang nyaman, aman untuk di huni warga. Meningkatkan kualitas hidup warga di RW XI

C.4 Menentukan sasaran/agenda ke depan : Penataan Lingkungan Permukiman

C.5 Melakukan Analisa SWOT

SWOT berasal dari kata : Strenghts, Weaknesses, Oppurtunities and Threats atau dalam bahasaIndonesianya Kekuatan,Kelemahan, Peluang dan Ancaman.Caranya adalah membandingkan antara faktor-faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman dengan faktor-faktor internal yang merupakankekuatan dan kelemahan.Sehingga akan memunculkan suatu strategi antara kombinasi faktor internaldengan faktor eksternal yaitu :

1. Strategi S-O ( Strenghts-Oppurtunities )Strategi S-O merupakan strategi yang di buat berdasarkan jalan pemikiran obyek, yaitu denganmenggunakan seluruh kekuatan untuk merebut atau memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi S-T ( Strengths-Threats )Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan yang di miliki obyek untuk mengatasiancaman

3. Strategi W-O ( Weaknesses-Oppurtunities )Strategi di tetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan dengan cara meminimalkankelemahan yang ada.

4. Strategi W-T ( Weaknesses-Threats )Strategi W-T di dasarkan pada kegiatan yang bersifat deensif dan berusaha meminimlakankelemahan-kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

.

Gambar 24. Matrik SWOT

TABEL 5. ANALISIS SWOT KAWASAN RW XI

INTERNAL

EKSTERNAL

STRENGHTa.Mempunyai RTHb.Mempunyai jumlahpendudukc.Potensi ekonomi wargad.Struktur Ruang berada padaposisi strategis di apit utara Jlarteri ( Ir Utami ) selatan ( IrJuanda ).e.Keberadaan makamPurwoloyof.Potensi air tanahg.Potensi kegotongroyonganh.seni & budaya yang ada diRW XIi.Tempat ibadah & kerukunanumat beragama

WEAKNESSa.Bencana banjirb.Tata permukiman yang tidakliveablec.Pencemaran air &tanahd.Kesadaran warga kurangterhadap LHe.Kategori ekonomi lemahf.SDM rendahg.RTLHh.RTH tidak termanfaatkandengan optimali.Administrasi kependudukanbelum tersistematiskanj.Pelayanan dasar Pendidikanutk PAUD belum adak.Pelayanan dasar kesehatanPoliklinik/puskesmas belumadal.akses jalan di utara RW yaituREL KA menghambat aksesekonomim.Fasilitas pengelolaansampah tidak adan.Pertambahan penduduko.Permukiman illegal

OPPURTUNITIESa.Pengembangan kawasanterintegrasib.Kerjasama dengan pihak lainc.Terbukanya akses kawasan

STRATEGI SOPENGEMBANGANKAWASANTERINTEGRASI

STRATEGI WOBRANDING KAWASAN

THREATSa.Banjirb.Kepadatan pendudukc.SDMd.Alih fungsi lahane.Penghuni liar di tanah ilegal

STRATEGI STMITIGASI BENCANA &KONTROL LINGKUNGAN

STRATEGI WTGOTONG ROYONGWARGA

C.6 Menentukan strategi untuk kawasan RW XI : Dari pemaparan di atas di butuhkan skala prioritaspenanganan kawasan, berdasarkan hasil Transek/Pemetaan Swadaya dan Peta Tematik serta wawancara kewarga RW XI, maka di tentukan Skala Prioritas dalam RTPLP PLPBK :

1. Prioritas I : Penanganan Banjir Segmen 1 : Revitalisasi drainase pada saluran utama dan sekunder di RW XI. Segemen 2 : Revitalisasi jalan ( lingkungan dan jalan kampung Segemen 3 : Pembuatan sumur resapan dan Lubang Biopori2. Prioritas II : Penataan kawasan & Permukiman, Segmen 4 : Terutama rehab Rumah Tidak Layak Huni dengan kepemilikan SHM,

Kontrak/Numpang/tanah WO Segmen 8 : Pembangunan Rumah Susun untuk memindahkan warga yang menempati rumah

yang berada di tanah Ilegal (di pinggir jalan masuk RW terutama di RT 01,02,03 dan tanahillegal di bantaran kereta api ( Milik PT KAI ).

3. Prioritas III : Penataan Fasilitas Umum , lingkungan dan pelayanan dasar masyarakat. Segmen 5 : Pembuatan Urban Farming sebagai ciri khas PLPBK di RW XI sebagai penguat

Branding Kawasn RW XI. Serta Pengelolaan sampah di kawasan RW XI ( fasilitas tempatsampah di tiap rumah penduduk dengan konsep di pilah antara organic & anorganik berlanjutdengan pembuatan Bank sampah ) & BIOGAS

Segmen 6 : Pembangunan Poliklinik untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 22: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

17

Segmen 7 : Pembangunan PAUD sebagai pelayanan pendidikan untuk anak usia dini. Segmen 9 : Rehab MCK yang belum terfasilitas oleh program sejenis. Segmen 10 : Pembangunan gedung pertemuan warga sebagai bentuk media interaksi sosial

masyarakat.4. Prioritas IV : Pembukaan akses jalan untuk memperbesar peluang akses ekonomi wargaSegmen 11 : Pembuatan Underpass di jalur kereta api di utara kawasan RW XI

C. 7 Prinsip dan Pendekatan yang di kebangkan TAPP PLPBK

C.7.1 Prinsip :

Kepedulian : Kepedulian tiap warga yang tinggal di kawasan RW XI Kelurahan Pucangsawit terhadaplingkungan hidup yang bersih tanpa pencemaran,lingkungan tertata rapi serta permukiman yang sehatdapat di rubah sedikit demi sedikit menuju kesadaran yang lebih meningkat ( Kuadran III di manakesadaran tinggi dan kualitas lingkungan hidup yang tinggi ). Peran serta warga dalam Program PLPBKdi lakukan tanpa paksaan dari pihakan manapun,namun di lakukan karena adanya kesadaran dankepedulian warga yang muncul dari individu-individu sebagai dampak positif dari Program PenataanLingkungan yang bersih, sehat dan nyaman untuk di tinggali. Kerelawanan Berperan serta dalamProgram PLPBK tidak di lihat sebagai beban,tapi merupakan kebutuhan bagi setiap individu.Dengansikap ini jika ada bantuan dana dari luar,harus di sikapi sebagai bantuan sumber daya yang di lakukanuntuk memulai mewujudkan kepedulian terhadap lingkungan RW XI.

Kesetiakawanan: Peran serta warga dalam Program PLPBK di kembangkan sebagai sebuah GerakanBersama yang melibatkan berbagai pihak ( semua Stakeholder di RW XI Kelurahan Pucangsawit

Gotong RoyongSifat kesetiakawanan yang berkembang sejak lama di masyarakat Indonesiamewujudkan kerja bersama/ Gotong Royong. : Dengan gotong royong maka Program ini akan berhasil.

Perencanaan Partisipatif : Perencanaan partisipatif mendasari diri pada kebutuhan warga dan inisiatifwarga yang di organisir secara teratur dengan metode Evokatif (membangkitkan kesadaran) dan di dorong untuk merencanakan bersama-sama di dalam Program PLPBK ini.Warga di posisikansebagai subyek pembangunan dan bukan hanya obyek pembangunan itu sendiri. Sehingga warga dapatmenentukan perencanaan pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri.

Transparan dan akuntabel : Peran serta warga di dasari pada keterbukaan dan pertanggungjawaban yangjelas, baik penggunaan alokasi anggaran yang di ketahui oleh semua warga.

C.7.2 Pendekatan

Berbasis Komunitas : Komunitas adalah basis atau dasar bagi kegiatan yang akan di lakukan dalamProgram PLPBK. Komunitas ini bisa di golongkan ke dalam pekerjaan, kemiskinan, isu-isu tertentuyang mempengaruhi kawasan RW XI.

Berbasis Isu Spesifik : Jika tidak ada isu yang bersfat khusus, perencanaan Program PLPBK tidakmemiliki arah yang jelas, apa yang di perjuangkan dan apa yang akan di capai. Contoh isu spesifik :Kejadian bencana Banjir ( RW XI adalah wilayah rawan banjir Mengutamakan Upaya PenguranganResiko Bencana, dalam konsep Mitigasi Bencana yang di kembangkan sekarang, semua perencanaan didasarkan pada upaya pengurangan resiko bencana. Contoh : RW XI Kelurahan Pucangsawit seringterjadi banjir, maka suatu perencanaan dapat di lakukan untuk mengurangi resiko bencana banjir denganmenata drainase, penanaman pohon dsb.Jadi tindakan tidak di lakukan sebagai formalitas membantukorban banjir pasca kejadian saja.

D. PENJELASAN PROGRAM DALAM RTPLP RW XI KELURAHANPUCANGSAWIT

D.1 Penanggulangan banjir dan genangan air

Banjir dan genangan air yang terjadi di suatu lokasi di akibatkan antara lain oleh sebab-sebab berikut (Menurut Kodoatie & Sjarief,2002 ) :

Bilamana di klasifikasikan oleh tindakan manusia : Perubahan tata guna lahan,pembuangan sampahsembarangan,kawasan kumuh di sepanjang drainase/sungai, perencanaan system pengendalianbanjir tidak tepat,tidak berfungsinya system drainase lahan dsb.5. Di sebabkan oleh alam di antaranya : erosi dan sedimentasi,curah hujan,pengaruh

fisiografi,kapsitas sungai dan drainase yang tidak memadai.Ada 4 strategi dasar untukpengelolaan daerah banjir yakni :

6. Modifikasi kerentanan dan kerugian banjir ( penentuan zona atau pengaturan tata guna lahan ).7. Pengaturan peningkatan kapasitas alam untuk di jaga kelestarianya seperti penghijauan.8. Modifikasi dampak banjir dengan penggunaan teknik mitigasi bencana,penghindaran banjir9. Modifikasi banjir yang terjadi ( pengurangan )

D.2 Kegiatan yang di laksanakan dalam pengendalian Banjir adalah :

Di dalam Program Pengendalian banjir menggunakan Metode Flood control toward floodmanagement artinya : Melakukan tindakan pengelolaan yang menyeluruh yaitu gabungan antarametode nonstruktur dan metode struktur. Alasan pemakaian metode non struktur terlebih dahulu ,karena metode non struktur mampu menurunkan 5 -35 kali debit semula daripada metode strukturyang memberikan pengaruh maksimal 2 – 4 kali saja. Demikian juga system drainase yang di pakaiadalah system terbuka karena lebih mudah di kerjakan,murah dan pemeliharaanya lebih mudah dilakukan oleh masyarakat.

Teknik Mitigasi Bencana menurut Tropenbos International Indonesia Programme (2009) : Tindakanyang perlu dilakukan mencakup teknik identifikasi daerah rawan terkena teknik pencegahan danpengurangan, serta metode pengembangan danbencanasosialisasi peringatan dini. Semua tindakan tidak mungkin dilakukan sepihak dari atas (top

down) tetapi merupakan tindakan terpadu dari atas dan dari bawah (bottom up). Kewaspadaanmasyarakat penghuni wilayah rawan bencana sangat diperlukan, dan pengembangan keberdayaanmasyarakat dalam mitigasi bencana alam harus selalu digaungkan setiap saat. Pemberdayaan tidakhanya dalam bentuk himbauan dan perintah tetapi tindakan nyata dan kesadaran masyarakat akanbahaya yang selalu mengancam setiap saat. Dalam teknik mitigasi di tentukan daerah rawan banjirdan daerah pemasok air banjir. Teknik pengendalian banjir harus dilakukan secara komprehensippada daerah yang rawan terkena banjir dan daerah pemasok air banjir. Prinsip dasar pengendaliandaerah kebanjiran secara teknis dilakukan dengan meningkatkan dimensi saluran drainase, sehinggaaliran air yang lewat tidak melimpah keluar dari saluran. Manajemen yang bisa dilakukan adalahdengan membuat kapasitas drainase yang memadai serta membuat embung/biorecent atau tandonair untuk mengurangi banjir puncak. Untuk memenuhi kapasitas tampung saluran drainase, upayalain yang bisa dilakukan seperti menambah saluran pembuangan air dengan saluran sudetan .Disamping itu, pengetatan larangan penggunaan lahan di bantaran , atas saluran untuk bangunan,serta larangan pembuangan sampah ke sungai atau saluran drainase. Sedangkan teknik pengendalianbanjir di daerah tangkapan air bertumpu pada prinsip penurunan koefisien limpasan (C) melaluiteknik konservasi tanah dan air, yakni : (1) upaya meningkatkan resapan air hujan yang masuk kedalam tanah, (2) dan mengendalikan limpasan air permukaan pada pola aliran yang aman. Bentukteknik yang diaplikasikan dapat berupa teknik sipil, vegetatif, kimiawi, maupun kombinasi dariketiganya, sesuai dengan jenis penggunaan lahan dan karakteristik tapak (site) setempat. Semuaupaya tersebut sangat terkait dengan kemampuan tanah/lahan dalam mengendalikan air hujan untukbisa masuk ke dalam bumi, termasuk vegetasi/hutan yang ada di atasnya.

Page 23: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

18

Untuk program penghijauan di gunakan metode Fitoteknologi Ruang Tata Hijau ( RTH ) denganprinsip setiap kota atau wilayah di permukaan bumi mengalami kesamaan perlakuan sinar matahari.Pertama adalah pergerakan sinar matahari dari timur ke barat dan kedua adalah intensitas sinarmatahari lebih tinggi di dataran tinggi di banding dataran rendah. Sebaran RTH dataran yang tinggilebih luas di banding RTH dataran rendah di nyatakan valid dari tinjuan intensitas radiasi matahari.Bahwa penghijauan di dataran tinggi dapat memaksimalkan masukan air hujan ke dalam tanah. Efekperluasan RTH ini juga mampu mengurangi banjir di bagian bawahnya.Sebaran RTh idealberdasarkan topografi yang di tambahkan pada sebaran badan air dan lintasan utara-selatan secarakeseluruhan menjadi sebaran ideal RTH dalam Sarwoko & Ganjar,2010 dengan PengembanganRTH Mikro adalah : Untuk wilayah yang infrastrukturnya sudah terbangun maka jalur hijaumaupun RTH yang ada tetap di pertahankan.Pendekatan solusi untuk memperbaiki kondisi ekologisRTH adalah perlakuan peremajaan pohon dalam bentuk pemangkasan bagian daun secara selang-seling antara sekumpulan pohon serta penanaman tumbuhan baru secara zig-zag di antara pohonyang ada.Penataan struktur jaringan jalan sebaiknya di atur dalam arah utara –selatan, media jalanutama di peruntukan untuk RTH yang sekaligus menjadi sarana pengeringan air hujan secarafitrodrainase.Jalan bagi pejalan kaki, pepohonan sekaligus menjadi kanopi .

E. PENATAAN PERMUKIMAN WARGA

Rehab Rumah Tidak Layak Huni : Bagi warga yang memilki kepemilikan SHM, tanah WO, Program Rumah Susun : Bagi warga yang berada di tanah illegal (Bantaran PT KAI, tanah

illegal di pinggir jalan RT 01/02/03 atau tanah illegal lain di RW XI ) Memakai Metode Urban Farming

ANALISA HUJAN DI KOTA SURAKARTA

Gambar 25. Grafik Analisa Hujan Kota Surakarta 15 tahunan

Menurut penelitina Syifa et all, 2013 menyatakan bahwa : Kecenderungan hujan tahunan maksimum padapanjang data 15 tahun = 3,28 mm/tahun dan kecenderungan hujan harian maksimum pada panjang data 15tahunan = 0,137 mm/tahun.

Melihat analisa di atas dan kondisi obyketif kawasan maka perlu di lakukan SUDETAN DI JALAN IRJUANDA, fungsinya adalah menambah saluran output/buang dari kawasan ke Sungai BengawanSolo.Agaraliran air dapat keluar dari kawasan dengan cepat.

F. METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM

Pelaksanaan program ini dengan Metode Perencanaan Partisipatif yang di lakukan sebagai berikut :

1. Menentukan skala Prioritas Penataan dengan membagi 4 Prioritas kegiatan.2. Dari Prioritas tersebut terbagi dalam 13 segmen untuk penanganan penataan kawasan yang akan di

danai selama 5 tahun.3. Rencana Investasi anggaran4. Pelaksanaan pembangunan di lakukan oleh masyarakat bersama TIPP, LKM dan beberapa

komponen PLPBK.

Page 24: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

19

Page 25: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

20

G. MASTER PLAN & ANALISISG.1 Kondisi existing penggunaan lahan di RW XI

a. Penggunaan lahan di RW XI terbagi dalam beberapa bagian yakni: Permukiman padat penduduk di RT 01, 02 terutama di RT 02 selain padat, kumuh dna penataan

lingkungan tidak tertata. Kondisi tak terbangun berupa lahan kosong di RT 03, 04 dan 01 berupa pabrik mangkrak.

b. Pemakaman umum Purwoloyo di sebelah barat kawasan RW XI yang masih aktif di pergunakan.c. Permukiman penduduk berada pada tanah illegal di bantaran jalur kereta api ( RT 01 dan 05 ) serta

rumah yang berada pada tanah semestinya di peruntukan jalan umum ( RT 01,02,03 ) dan tanah WOdi RT 02 bekas makam.G.2 Kondisi existing drainase

a. Drainase di RW XI dapat di bagi menjadi 2 kriteria yakni : Saluran utama ( 3 saluran ) dan saluransekunder.

b. Kondisi drainase yang sudah tidak mampu menampung air hujan dan air limbah rumah tangga.c. Kondisi saluran yang terjadi pengendapan dan tersumbat oleh

Sampahd. Menambah saluran output dari kawasan ke sungai Bengawan Solo dengan melakukanSUDETAN DI JALAN IR JUANDA.G.3 Kondisi existing RTLHRumah tidak layak huni tersebar di seluruh RW XI dengan criteria yang ber-SHM, tanah wo, tanahillegalG.4 Kondisi existing jalan

a. Kondisi jalan berupa jalan aspal sekunder di jalan kalurahan, jalan kampungb. Kondisi jalan/gang yang berupa jalan tanah.c. Membalikan muka rumah menghadap ke saluran yang berfungsi memberikan akases jalan

dan merubah pola mindset warga untuk peduli lingkungan bersih.

PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASA RW XI

12

3

4

5

6

KETERANGAN :

1.PERMUKIMAN TANAH BANTARAN REL

2.PERMUKIMAN TANAH NEGARA

3.PERMUKIMAN DI TANAH WO

4. AREA BEKAS SAWAH

5. PEMAKAMAN UMUM PURWOLOYO

6. KAWASAN RAWAN BANJIR

Page 26: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

21

PRIORITAS 1 : PENANGANAN BANJIR

SEGMEN 1 : REVITALISASI DRAINASE

B A

B

A. SALURAN UTAMAA.1 SALURAN DARI UTARA BANTARAN RELKA,MELEWATI BELEK JAMBE

A.2 SALURAN PERBATASAN RT 02 & 03 DARIBARAT PEMAKAMAN KE TIMUR

A.3 SALURAN DI BELAKANG SD BADRAN KETIMUR

A1

A2

A3

B. SALURAN SEKUNDER

B.1 SALURAN DARI UTARA RT 05

B.2 SALURAN DI RT 02

B.3 SALURAN DARI GAPURA RT 02 KE TIMUR

B.7 SALURAN DALAM DI RT 03 DAN UTARAMASJID

B.8 SALURAN DI JALAN RT 03 GANG 1 KETIMUR

C.SUDETAN DI JL IR JUANDA ( PROVINSI )

B1

1B2

B3

B.4 SALURAN RT 01 GANG 1

B.5 SALURAN RT 01 GANG 2

B.6 SALURAN DARI UTARA BELAKANG USRI RT01

B4

B5

B6

B7

B8

CC

A

Page 27: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

22

PRIORITAS 1 : PENANGANAN BANJIRSEGMEN 2 : REVITALISASI JALAN

A. JALAN LINGKUNGANA.1 JALAN RT 01 GANG 1A.2 JALAN RT 02A.3 JALAN RT 03 GANG 1A.4 JALAN DARI RT 05 SAMPAI DI GAPURA TIMUR

A1

A2

A3

A4

B. JALAN KAMPUNG/GANG

B1 GANG DI RT 01

B2 GANG DI RT 05

B3 GANG DI RT 02

C. TROTOAR DI JL IR JUANDA

B1

B2

B3

C

Page 28: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

23

PRIORITAS 1 : PENANGANAN BANJIRSEGMEN 3 : BIOPORI, SUMUR RESAPAN

A. SUMURRESAPAN

A

B

B. BIOPORI

Page 29: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

24

PRIORITAS II : PENATAAN PERMUKIMANSEGMEN 4 : PUGAR & REHAB RTLH

SEGMEN 8 : PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN

A

B

B. REHAB RTLH TANAH BER-SHM, WO,

A. SKENARIO RELOKASI KERUSUN UNTUK TANAHILEGAL , TANAHNEGARA,TIDAK BER-SHM

Page 30: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

25

PRIORITAS III : FASILITAS UMUM,

LINGKUNGAN & PELAYANAN DASARMASYARAKAT

SEGMEN 5 : URBAN FARMING

PENGELOLAAN

SAMPAH/BANKSAMPAH & BIOGAS

SEGMEN 6 : POLIKLINIK

SEGMEN 7 : PAUD

SEGMEN 9 : REHAB MCK

SEGMEN 10 : PEMBANGUNAN

GEDUNG

PERTEMUAN

E

C

B

D

A

A

D

CB

E

Page 31: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

26

PRIORITAS IV : PEMBUKAAN AKSES JALAN

SEGMEN11 : UNDERPASS DI LINTASANKERETA API

Page 32: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

27

GAMBAR 27. KONDISI EXISTING & GAMBAR 3 D RENCANA PENATAAN

KOMBINASI JALAN, URBAN FARMING, PERMUKIMAN

Page 33: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

28

GAMBAR 27. KONDISI EXISTING & GAMBAR 3 D RENCANA PENATAAN

RUMAH SUSUN, POLIKLINIK & PAUD

Page 34: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

29

GAMBAR 28. KONDISI EXISTING & GAMBAR 3 D RENCANA PENATAAN

KOMBINASI RTLH & SALURAN UTAMA( MEMBALIKAN MUKA RUMAH MENGHADAP SALURAN )

Page 35: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

30

BAB IV

TAHAPAN PEMBANGUNAN PRIORITAS

RENCANA INVESTASI

A. TAHAPAN PEMBANGUNAN

Setelah disusun skala Prioritas ( 4 ) pembangunan kawasan dan terbagi 11 segemen maka di lakukanpentahapan untuk di lakukan pembangunan dengan di sesuaikan kebutuhan masyarakat RW XI.

Tahapan pembangunan dapat uraikan sebagai berikut :1. Prioritas I : Penanganan banjir

Segmen 1 : Revitalisasi DrainaseSegmen 2 : Revitalisasi jalan

2. Prioritas II : Penataan PemukimanSegmen 4 : Rehab dan pugar RTLH

3. Prioritas III : fasum,Lingkungan & pelayanan dasarSegmen 5 : Urban Farming & fasilitasi tempat sampahSegmen 9 : Rehab MCK

Untuk pendanaan di rencanakan akan di biayai dari dana BLM PLBPK senilai Rp 850.000.000,00Mata anggaran tahun 2014. Untuk melengkapi dokumen RTPLP PLPBK di buat DED ( Detail EngeneringDesaign ) di lengkapi dengan RAB. Tahapan pembangunan sesuai dengan Prioritas selanjutnya akan dibiayai dari beberapa sumber, dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Prioritas I : Penanganan banjirSegmen 3 : Sumur resapan

2. Prioritas II : Penataan permukimanSegmen 8 : Pembangunan rusun

3. Prioritas III : Fasum,lingkungan & pelayanan dasarSegmen 5 : PoliklinikSegmen 6 : Pembangunan PAUDSegmen 10 : Pembangunan Gedung Pertemuan

4. Prioritas IV : Pembukaan akses jalanSegmen 11 : Pembangunan Underpass di perlintasan kereta api

B. RENCANA INVESTASI

Pembangunan di kawasan RW XI di rencanakan selama 5 tahun anggaran, sehingga perubahan akanterus kontinu dan terjadi. Untuk rencana pembangunan yang belum di danai dari BLM PLPBK akan dilakukan Chanelling dengan Pemerintahan, swata ataupun Lembaga Swadaya Masyarakat. Untuk chanellingprogram dengan pihak di luar Pemerintah dilakukan dengan MOU dan dana tidak mengikat atau pinjaman,karena akan memberatkan warga. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam tahapan ini :

1. Tujuan perencanaan dan pembangunan kawasan tetap di jaga spiritnya sehingga wargamendapat kesejahteraan.

2. Pelaku pembangunan adalah masyarakat RW XI sendiri dan LKM, serta stakeholder yangterlibat.

3. Pelaksanaan pembangunan melibatkan masyarakat RW XI4. Penggunaan dana di lakukan secara transparan & akuntabel5. Monitoring

Rencana Investasi pembangunan di sesuaikan dengan DED dan RAB yang telah disusun TAPP.(terlampir

BAB I V

TAHAPAN PEMBANGUNANPRIPRITAS

& RENCANA INVESATASI

Page 36: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

31

DAFTAR ACUAN

Kodoatie & Sjarief. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.Yogyakarta.Penerbit Andi

Ganjar & Sarwoko.2010. Fitoteknologi Terapan .Yogyakarta.Penerbit Graha Ilmu.

Yayasan SHEEP.2008.Upaya Organisasi Masyarakat Sipil Dalam Pengurangan Resiko Bencana.Yogyakarta.YSI.

Pemkot Surakarta.2013. Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Surakarta.

Wintoko. 2010. Panduan Praktis Mendirikan Bank Sampah.Keuntungan Ganda Lingkungan Bersih

Kemapanan Financial.Yogyakarta.Penerbit Pustaka Baru Press.

Brata & Nelysta. 2008. Lubang Respan Biopori.Jakarta.Penerbit Penebar Swadaya.Donny.2013. Makalah Pengelolaan Air Limbah Domestik. Surakarta.UKS

Truka Foundation.2012. Biogas. Salatiga. HIVOS.

Tasdiyanto,2013 Budaya Lingkungan. Yogyakarta.

Wesli,2009.Drainase Perkotaan. Graha Ilmu.Jakarta.

Syifa,et all.2013.Analisa Karakteristik dan Intensitas Hujan Kota

Surakarta.Jurnal Teknik Sipil UNS.Surakarta.

Page 37: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

32

RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

RW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

NO

PROGRAM KEGIATAN OUTPUT INDIKATORKEBERHASILAN

2014 2015 2016 2017 2018 2019 OUTCOME KETERANGAN

11.

1.A

PRIORITAS IPENANGANANBANJIR :

.SEGMEN I :REVITALISASIDRAINASE

Revitalisasidrainase

Terbangunya salurandrainase yang mampumengalirkan air secarasimultana.saluran utama 310,4mb.saluran sekunder 410 m

c.sudetan Juanda 65 m

Aliran air lancar dan bebassampahSerta berkurangnya volumebanjir atau tidak banjir samasekali

Menaikan kapasitassaluran airMenambah saluran airdengan sudetanMasyarakat terbebas banjir

REVITALISASISALURAN UTAMA&SEKUNDER2014

SUDETANJUANDA 2015

1.B .SEGMEN IIREVITALISASIJALAN

Revitalisasi Jalan Terbangunya jalanlingkungan dan kampunga.jalan aspalb.jalan paving

Pentaan jalan tampak rapi danteratur dan mampu melimpaskanair ke selokan

Jalan tertata rapid an indahPermukiman juga tertatarapi

REVITALISASIJALANLAINGKUNGAN2014

1.CPRIORITAS ISEGMEN 3PEMBUATAN LRB

.PembuatanLubang ResapanBiopori 10 unit

Terbangunya LRB 50unit di RW Xi

Dengan terbangunya LRB dapatmeresapkan 50 liter air,jikavolume @ LRB 1 liter

Memperkuat Brandingsebagai Kampung HijauAir akan dengan mudahmeresap ke dalam tanah.Masyarakat meraskan nilailebih LRB

DIKOMBINASIKANDENGANJALAN,PERMUKIMAN 2014

SUMUR RESAPANPembuatan sumurresapan 2 unit

Terbangunya 2 unitsumur resapan

Debit tertampung @ 2M2 dapatmeresapkan

Memperkuat Brandingsebagai Kampung Hijau

2014

2

2A

2B

PRIORITAS IIPENATAANPERMUKIMANSEGMEN 4 :PUGAR & REHABRTLH

SEGMEN 8

Melakukan pugar,rehab RTLHdengan criteriaringan, sedang &berat

Terbangunya 127 KKRTLH di RW XI

RTLH telah mengalamiperubahan menjadi RLHPermukiman tertata rapid anindah

Masyarakat yang kategoriRTLH mampu menikmatiRLH

PRIORITAS 2014

PembangunanRusun

Terbangunya Rusun 4tingkat 2 unit

Rumah di bantaran rel dan tanahillegal dapat terelokasi ke rusun

Masyarakat yang termasukRTLH tetapi menghuni dibantaran rel & tanahillegal dapat mempunyaitempat tinggal yang layak

RUSUN 2015

Page 38: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

33

3

3A

3B

3C

3D

PRIORITAS IIIFASUM,LINGKUNGAN &PELAYANANDASARMASYARAKATSEGMEN 5 :URBAN FARMING,PENGELOLAANSAMPAH

BIOGAS

SEGMEN 6POLIKLINIKSEGMEN 7 PAUDSEGMEN 9REHAB MCKSEGMEN 10PEMBANGUNANGEDUNGPERTEMUAN

Melakukanpembuatankomplemen UrbanFarmingMemfasilitasitempat sampah 2tipeMembangunBiogas

TerbangunyaKomplemen UrbanFarming di RW XITerfasilitasinya tempatsampah 2 tipe ( organic& anorganik )Terbangunya Biogas 6m3 1 unit

Kawasan menjadi hijau, tertatadan indah

Sampah dpat tertampung,terpilah

Pencemaran limbah babi dapattertangani

Memperkuat BrandingKampung HijauMasyarakat menikmatilingkungan yang bersih

DI LAKUKAN 2014

MelakukanpembangunanPoliklinik, Paud,gedung pertemuandan rehab MCK

Terbangunya 1 unitPoliklinikTerbangunya 1 unitPUADTerbangunya 5 unitgedung pertemuanTelah di rehab 2 unitMCK

Permasalahan kesehatan,pendidikan dapat terlayaniWaraga mempunyai gedungpertemuan

Masyarakat dapatmenikmati pelyanankesehatanAnak-anak usia dini dapatbersekolah di wilayah RWXIInteraksi sosial wargadapat meningkat.

REHAB MCKDILAKUKAN 2014

4

PRIORITAS IVPEMBUKAANAKSES JALANSEGMEN 11PEMBANGUNANUNDERPASS

MelakukanpembangunanUnderpass 1 unit

Terbangunya Underpassdi perlintasan kereta api

Permasalahan akses jalan dapattertangani

Masyarakat dapatmelakukan perjalandengan singkat ke utarakawasanMasuknya aksesperekonomian ke kawasan

DILAKUKAN2015-2019

Page 39: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

34

RENCANA INVESTASI RW XI KELURAHAN PUCANGSAWIT

( SATUAN RIBUAN RUPIAH )

NO

KEGIATAN ESTIMASI VOLUME ESTIMASIBIAYA

TAHUN ANGGARAN SUMBER DANA

VOL UNIT HARGA/SATUAN

TOTALBIAYA

2014 2015 2016 2017 2018 2019BLM

PLPBK

PUSAT PROV KOTA LSM CSR

1 PRIORITAS IPENANGANANBANJIR :

.SEGMEN I :REVITALISASIDRAINASE

A..SALURANUTAMA &SEKUNDER( RT04,02,03)

B.SUDETANJUANDA(RT03,04 LINTASJALAN JUANDA)

720,4

65

M

M

337400

664700

243.060

432.060

243.060

432.060

243.060

432.060

243.060

2.SEGMEN IIREVITALISASIJALANA.JALAN PAVING(RT02 )

B.JALAN ASPAL(RT 1,2,3,4,5 )

374.1

800

M

M

118800

375

44.450

300.000

44.450

300.000

44.450

300.000

44.450

300.000

3PRIORITAS ISEGMEN 3A.LRB

B.SUMURRESPANMASUK PADA

PEMBANGUNANJALAN

432.060

RAB MASUK PADA RAB JALAN

Page 40: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

35

4PRIORITAS IIPENATAANPERMUKIMANSEGMEN 4REHAB RTLHA.RTLH RT 02

B.RTLH RT 01

SEGMN 8RUMAH SUSUN

27

13

2

UNIT

UNIT

BLOK

13.103

14.730

62500000

353.780

191.500

12.500000

353.780

191.500

12500000

353.780

191.500

12500000

353.780

191.500

12500000

5 PRIORITAS IIIFASUM,LINGKUNGAN &PELAYANANDASARMASYARAKAT

SEGMEN 5 :URBANFARMING,

PENGELOLAANSAMPAH(RAB RTLH)BIOGAS

SEGMEN 6POLIKLINIKSEGMEN 7 PAUD

SEGMEN 9REHAB MCK

MCK RT 02

SEGMEN 10PEMBANGUNANGEDUNGPERTEMUAN

42

6

11

2

3

M2

M3

UNITUNIT

UNIT

3

408

15000

200000200000

30000

30000

17.210

15000

200000200000

60000

90000

17.120

15000

200000200000

60000

90000

17.120

15000

200000200000

60000

90000

17.120

60000

Page 41: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

36

6 PRIORITAS IVSEGEMEN 11PEMBUKAANAKSES JALANUNDERPASS

1 UNIT 250000000

250000000

250000000 250000000

TOTAL DIDANAI BLMPLPBK

TOTALANGGARANPEMBANGUNAN

KETERANGAN:

1. WARNA MERAH : RENCANA PEMBANGUNAN YANG AKAN DI DANAI BLM PLPBK SENILAI : RP 850.000.000,00

2. WARNA BIRU,KUNING, HIJAU,COKLAT MERUPAKAN DI ANGGARKAN UNTUK TAHUN SELANJUTNYA SELAMA 5TAHUNMASA PERENCANAAN RTPLP PLPBK

250000000

850000

17.754.000.000,00

Page 42: Pucangsawit.pdf · 6 Perkotaan di seluruh dunia memiliki banyak kesamaan dalam permasalahan lingkungan hidup,seperti misal : sampah.limbah, polusi udara,pencemaran tanah dan air

37

H.