percobaan 6 (total plate count)
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemurnian air minum sebenarnya sudah cukup terjamin. Akan tetapi sering
kali secara sukqarela masih diadakan pengujian debgan menggunakan cara
“menghitung jumlah koloni pada agar-agar lempengan yang yang telah
ditetapkan”, disingkat “penjumlahan pada lempengan” (standard plate count).
Untuk ini satu atau lebih ml air contoh dicampurkan kedalam cawan agar-agar
yang belum beku yang mengandung glukosa tripton. Setelah itu sebagian dari
cawan-cawan disimpan dalam suhu 20C selama 24 jam dan sebagian lain dalam
suhu 35C selama 24 jam. Kalau jam-jam yang sudah ditentukan itu berakhir,
jumlah koloni-koloni dihitung. Jika jumlah yang ditentukan pada masing-masing
lempengan itu kurang dari pada standard yang telah ditetapkan, maka air
dianggap murni.(waluyo. 2004)
Pada mikroorganisme, pertumbuhan individu dapat berubah langsung menjadi
pertumbuhan populasi. Sehingga batas antara pertumbuhan sel dan pertumbuhan
populasi, serta sebagai satu kesatuan populasi yang kemudian terjadi, kadang-
kadang karena terlalu cepat perubahannya, sulit untuk diamati dan dibedakan.
(deidjoseputro. 2005)
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan tentang pertumbuhan
jumlah mikroba ini adalah agar dapat mengetahui dan mepelajari teknik atau cara
dalam menghitung mikroba. Serta agar dapat memahami air yang murni atau
dilakukan pengenceran dapat mengurangi pertumbuhan mikroba pada media.
1.2 Tujuan
- Mengetahui komposisi dalam pembuatan LBA
- Mengetahui hasil yang didapat pada percobaan
- Mengetahui tujuan pada pengeceran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertumbuhan secara umum dapat didifinisikan sebagai pertambahan secara
teratur semua komponen didalam sel hidup. Dengan demikian, pertambahan ukuran
yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena penumpukan lemak, bukan
merupakan pertumbuhan. Pada mikroorganisme, petumbuhan individu(sel) dapat
berubah langsung menjadi pertumbuhan sel dan pertumbuhan populasi, serta sebagai
satu kesatuan populasi yang terjadi, kadang-kadang terlalu cepat pertumbuhannya,
sulit untuk diamati dan dibedakan.(Dwidjoseputro. 2005)
Umur sel jasad renik ditentukan segera setelah proses pembelahan sel selesai
sedangkan umur kultur ditentukan dari waktu atau lamanya inkubasi. Ukuran sel
tergantung dari kecepatan pertumbuhannya. Semakin baik zat nutrisi didalam substrat
tempat tumbuhnya, mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat dan ukuran sel
semakin besar.(dwidjoseputro. 2005)
Akhir-akhir ini ditemukan cara pengujian yang lebih cepat dan tepat, yaitu
dengan menggunakan saringan halus yang dibuat dari pada semacam selulosa.
Metode ini dikenal sebagai metode penyaringan(membrane filter method). Cara untuk
menguji permurnian air sehingga mikroorganisme tidak terlalu banyak.(waluyo.
2004)
Pengukuran pertumbuhan, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mengukur atau menghitung jumlah jasad renik, yaitu :
a) Perhitungan jumlah sel
o Hitungan mikroskopik
o Hitungan cawan
o MPN (Most Probable Number)
b) Perhitungan massa sel secara langsung
o Cara volumetric
o Cara gravimetric
o Turbidimetri (kekeruhan)
c) Perhitungan massa sel secara tidak langsung
o Analisis komponen sel secara (protein, AND, ATP, dan sebagainya)
o Analisis produk katabolisme (metabolit primer, metabolit sekunder,
panas)
o Analisis komsumsi nutrient (karbon, nitrogen, oksigen, asam amino
mineral, dan sebagainya)
Perhitungan massa sel secara langsung maupun perhitungan massa sel secara
tidak langsung jarang digunakan dalam menguji jumlah mikroba padabahan, tetapi
juga sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan sel selama proses etrmentasi.
Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah mikroorganisme dapat dihitung
jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pengukiran.
Metode volumetric dan gravimetric, pengukuran volume dan berat sel
dilakukan terlebih dahulu dengan menyaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena
itu, bila substrat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan, misalnya bahan
pangan, sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan menggunakan metode
volumetric maupun dengan turbudimetri. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel -sel selama proses fermentasi
dimana komponene substrata atau bahan yanag difermentasi dapat diamati dan
diukur.(dwidjoseputro. 2005)
Cara menghitung bakteri
o Menghitung secara langsung
Pada tiap perhitungan bakteri ketepatan berkurang dengan meninkatkanya
konsentrasi sel-sel, begitu halnya bila jumlah yang dihitung terlalu kecil.
Bahan yang mengandung sejumlah bear bakteri(kira-kira lebih dari 104 per
ml) biasanya diencerkan dari 1:10 sampai 1:10 atau lebih tergantung bahan
pemeriksaan dan metode hitung sehingga hasil hitungan yang diperoleh dapat
diandalkan dan memudahkan perhitungan. Perhitungan langsung ini dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Menghitung sel langsung
Cara ini menggunakan bilik hitung(hemositumeter) yang
menghasilkan hitungan total, karena semua sel terhitung, baik sel yang
hidup maupun yang mati. Karena bakteri itu sangat kecil, maka
perhitungan yang dilakukan secara setatistik dapat diterima, namun
harus dibuat suspense sekurang-kurangnya 104 per ml.
b. Menghitung dari preparat pengnceran
Sama halnya dengan menghitung sel langsung, cara ini menghasilkan
hitung total. Perhitungan dilakukan dengan cara mengoleskan
sejumlah volum pada luas kaca objekyang telah diukur dicat dengan
metilen biru atau cat lain yang sesuai kemudian dihitung jumlah
organism pada bagian-bagian yang telah diketahui luasnya.
c. Menghitung dengan filter membrane
Contoh cairan yang telah ditakar dan disaring dengan filter steril yang
terbuat dari membrane berpori. Bakteri yang bertahan oleh filter itu
kemudian dihitung langsung
d. Menghitung dengan alat perhitungan elektronik
Dengan alat ini dapat dihitung beribu-ribu bakteri dalam beberapa
detik penggunaan kebanyakan alat ini didasarkan alat kerja dengan
lubang pengnilai elektronik(dapat disamakan dengan mata elektronik).
(irianto. 2007)
Cara hitungan mikroskopik
o Metode Petroff-Hawser
Dalam metode ini, hitungan mikroskopik dilakukan dengan pertolongan
kotak-kotak skala, dimana dalam setiap ukuran skala seluas 1mm
terhadap 25, kotak besar dengan luas 0,04 mm, dan setiap kotak besar
terdiri dari 16 kotak-kotak kecil. Tinggi sampel yang terletak diantara kaca
benda dan kaca penutup adalah 0,02 mm. jumlah sel dalam beberapa kotak
besar dapat dihitung, kemudian dihitung jumlah sel rata-rata dalam kotak
besar. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut :
Jumlah sel per ml sampel :
Jumlah sel per kotak besar x 25 kotak x 1/0,02 x 103
Jumlah sel / mm2
Jumlah sel / mm3
Jumlah sel / mm3 (ml)
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 25 x 50 x 102
Jumlah sel per ml sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x106
Hitungan mikrokopik merupakan metode yang epat dan urah tetapi mempunyai
kelemahan sebagai berikut :
o Sel-sel mikroba yang telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup,
karena itu keduanya terhitung
o Sel-sel yang berukuran kecil sukar dilihat dibawah mikroskop sehingga
kalau tidak teliti tidak terhitung
o Untuk mempertinggi ketelitian jumlah sel di dalam suspense harus cukup
tinggi, minima untuk bakteri 106 sel/ml metode Bread.
Cara ini merupakan suatu cara cepat yaitu menghitung bakteri langsung
dengan menggunakan mikroskop. Kelemahannya tidak dapat dilakukan terhadap susu
yang dipasteorisasi, karena secara mikroskopik tidak dapat dibedakan antara sel-sel
bakteri yang masih hidup atau yang tel mati, karena perlakuan pasteorisasi. Metode
hitung cawan.(dwidjoseputro. 2005)
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah bila sel mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung, tanpa mikroskop.(dwidjoseputro.
2005)
Pada individu multiseluler bila sel-selnya membelah individunya menjadi
bertamabah banyak, pada mikroorganisme uniseluler pembelahan berarti bertambah
banyaknya individu. Jadi dalam hal ii pembelahan berrti multiplikasi. Bakteri
multiplikasi secara aseksual dengan pembelahan menjadi dua, dua menjadi empat,
empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap keturunannya secara individual dapat
melanjutkan proses reproduksi secara tidak terbatas dengan cara yang sama dengan
induknya atau individu sebelumnya dengan syarat tersedia makanan dan energy yang
cukup dan keadaan linkungan(PH,Suhu) bebas polusi oleh sisa buang yang beracun
dan sebagainnya.(irianto. 2007)
Kebanyakan bakteri bermultiplikasi dengan pembelahan biner melintang yaitu
pembelahan menjadi dyua sel yang sama, tidak semua factor yang memprakarsai dan
menguasai pembelahan sel ini di ketahui dengan jelas. Metode hitungan cawan
didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup berkembang menjadi
satu koloni jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi
jumlah organism yang dapat hidup terkandung pada sampel. Karena jumlah
mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya maka untuk memperoleh
sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang
memenuhu syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan
pencawanan.(irianto. 2007)
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini tentang perhitungan jumlah mikroba dilaksanakan pada hari
Rabu, 13 April 2011, pada pukul 10.00-12.00 wita dan dilanjutkan pada hari Kamis,
tanggal 14 April 2011 pada pukul 14.00-15.00 wita, bertempat di laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat
- Mikropipet
- Bluetip
- Spatula
- Cawan petri steril
- Lampu Bunsen
- Labu Erlenmeyer
- Pensit
- Digital coloni Counter
- Hand fally c ounter
- Laminar air flow cabinet
- Spidol
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Inkubator
- Hot plate
- Autoclave
- Neraca analitik
- Wadah
- Botol spray
3.2.2 Bahan-bahan
- Alkohol 70%
- Garam fisiologis 0,9%
- LBA
- Kertas lebel
- Aquades
- Tanah teknik 1 gr
- kore
- Pensil
- Tissue
3.3 Cara kerja
3.3.1 Pengamatan Tanah Teknik
1. Disterilkan tangan dengan menggunakan alcohol 70%
2. Ditimbang sampel tanah sebanyak 1 gram
3. Disiapkan tabung reaksi berisi garam fisiologis sebanyak 9 ml
4. Dimasukkan tanah 1 gram kedalam tabung reaksi berisi garam fisiologis
secara aseptic dan divortex ini pengenceran 10-1, kemudian ambil 1ml dari
pengenceran 10-1, dimasukkan dalam tabung pengenceran 10-2 divortex,
diulangi sampai pengenceran 10-5
5. Diambil tiga pengenceran 10-3, 10-4, 10-5, masing-masing diambil sebanyak
1 ml dan diletakkan pada cawan petri yang berbeda, sebelumnya
dipanaskan pinggian cawan petri
6. Diambil LBA, buka tutup Erlenmeyer, dipanaskan mulut Erlenmeyer,
kemudian dituangkan LBA kedalam cawan petri yang telah berisi
pengenceran sampai menutupi seluruh permukaan, lakukan pada cawan
10-3, 10-4, 10-5
7. Ditutup cawan petri, kemudian dihomogenkan dengan digerakkan
membentuk angka delapan
8. Diberi kertas label
9. Dinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam
10. Dihitung jumlah mikroba pada masing-masing cawan petri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pengamatan
4.1.1 Tabel Pengamatan Jumlah Mikroba Tanah Teknik
NO Sampel Keterangan
1
2
Tanah teknik 10-3
Tanah teknik 10-4
Jumlaqh koloni = 300
Jumlah koloni /gr = jumlah koloni/cawan
x 1/factor pengencer
Jumlah koloni = 91
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan
x 1/factor pengenceran
3 Tanah teknik 10-5
Jumlah koloni = 11
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan
x 1/factor pengenceran
4.1.2 Grafik
4.2 Perhitungan
4.2.1 perhitungan tanah teknik 10-3
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
= 300 x 1/10-3
= 300000 cfu/gram
4.2.2 Perhitungan tanah teknik 10-4
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
= 91 x 1/10-4
=910000 cfu/gram
4.2.3 Perhitungan tanah teknik 10-5
Jumlah koloni/gr = jumlah koloni/cawan x 1/factor pengenceran
= 11 x 1/10-5
= 1100000 cfu/gram
4.3 Pembahasan
Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode
total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran
mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang.
Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan
garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri
steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media
penyubur merupakan nutrisi untuk makanan mikroba.(dwidjoseputro. 2005)
Dalam percobaan ini digunakan media LBA (Luria Barthani Agar) media ini
sama halnya dengan media NA dan PDA, sebagai media pertumbuhan mikroba.
Komposisi dar LBA adalah Nacl 0,5%, pepton 1%, yeast extras 0,5% dan agar 1,5%.
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil dengan perhitungan
menggunakan digital coloni counter didapatkan hasil yang berbeda-beda dari tiap-tiap
cawan petri dengan pengenceran yang berbeda namun dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan maka semakin sedikit mikroba
yang tumbuh dalam media. Dapat kita lihat pada pengenceran 10-3 didapatkan
pehitungan koloni sebanyak 300, pada pengenceran 10-4 didapatkan hasil perhitungan
sebanyak 91 koloni, dan pada pengenceran 10-5 didapatkan hasil perhitungan
sebanyak 11 jumlah koloni.
Dilakukan pengenceran sampai 10-5 berfungsi untu mengurangi jumlah
mikroba. Dan dapat melihat perbedaan mikroba yang tumbuh atau baerkembang dari
pengenceran 10-3, 10-4,dan 10-5. Bertujuan untuk memperkecil jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan sehingga untuk membantu perhitungan jumlah mikroba.
Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu
memanaskan pinggiran cawan petri agar bakteri yang telah diinginkan tidak tumbuh
dan mencegah terjadinya kontaminasi. Dihomogenkan larutan dengan vortex agar
tidak terjadi dua fase dan larutan tercampur merata. Ditimbang sampel agar sesuai
dengan takaran.
Terdapat factor kesalahan dalam melakukan percobaan ini yaitu kurang teliti
dalam menghitung, jumlah mikroba sehigga hasil yang didapatkan tidak tepat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan perhitungan jumlah mikroba dapat disimpulkan bahwa :
- Komposisi dalam pembuatan LBA (luria bertahani agar), adalah Nacl
0,5%, pepton 1%, yeast ectras 0,5% dan agar 1,5%.
- Dari percobaan dengan menggunakan sampel tanah teknik, pada
pengenceran 10-3 didapatkan 300 jumlah koloni, pada pengenceran 10-4
didaapatkan 91 jumlah koloni dan pada pengenceran 10-5 didapatkan 11
jumlah koloni.
- Dilakukan pengenceran bertujuan untuk memperkeci atau mengurangi
jumlah mikroba yang tercupensi dalam cairan sehingga membantu untuk
mempermudah perhitungan jumlah mikroba.
5.2 saran
Sebaiknya peraktikan harus teliti dalam menghitung jumlah koloni, sehingga
hasil yang didapatkan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatani : Jakarta
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme ; jilid 1. Cv.
Yrama. Media :Bandung
Waluyo, Iud. 2004. Mikrobiologi. Universitas Muhamadiyah : Malang