perawatan payudara sebagai intervensi...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI INTERVENSI
DALAM MENGATASI MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK RM, KELURAHAN SUKATANI,
DEPOK.
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
NAJAT
0906493376
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
ii
UNIVERSITAS INDONESIA
PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI INTERVENSI
DALAM MENGATASI MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK RM, KELURAHAN SUKATANI,
DEPOK.
KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners
NAJAT
0906493376
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
iii
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
iv
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners yang berjudul
”Perawatan Payudara sebagai Intervensi dalam Mengatasi Masalah
Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Keluarga Bapak RM, Kelurahan
Sukatani, Depok”. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka
memenuhi mata ajar Karya Ilmiah Akhir Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Ibu Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
2. Ibu,Fajar Tri Waluyanti, S.Kp., M.Kep., Sp.An selaku koordinator mata ajar
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dan seluruh staf pengajar mata ajar Tugas
Akhir.
3. Ibu Wiwin Wiarsih, SKp., MN selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penulisan karya
ilmiah akhir ners ini.
4. Ibu Istianna Nurhidayati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku penguji di
presentasi akhir KIAN.
5. Drg. Anti selaku kepala Puskesmas Sukatani yang telah bekerja sama dengan
kami selama praktik klinik keperawatan Masyarakat Perkotaaan.
6. Bapak Husnuddu’at dan Ibu Zuhriah selaku orang tua, Kakak saya Sholah,
Abdul Aziz, Noura, serta Adik saya Ahmad, Jawahir, dan Siti Maulida
Suroyya. yang penulis sayangi dan selalu mendoakan dengan segenap cinta,
mendukung keberhasilan laporan penulisan baik secara moril maupun materil.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
vi
7. Alfian Irwan Adiguna selaku sahabat yang siap memberikan motivasi dalam
menjalani profesi selama setahun ini.
8. Rio Alfian Pradana, seseorang teman, sahabat, saudara yang spesial dan selalu
mendukung, serta membantu penulis dalam menghadapi setiap masalah.
9. Teman-teman FIK angkatan 2009, terutama sahabat-sahabat saya Choirunnisa
Umam, Dita Nur Hidayah, Asma Muthmainah, Radhita Ramadhany Dika
Alba Putri, Laily Agustiani, Evie Kemala Dewi, Saetia Listiana.
10. Teman-teman satu bimbingan Zakiyyah Ahsanti, Ushal Imami Fadhila, Maria
Lidya, Sri Mauliani, dan Agung Purwadi.
11. Keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V yang telah menerima mahasiswa
dengan baik selama melakukan asuhan keperawatan keluarga dalam Praktik
Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan.
12. Masyarakat di RW 01 dan segenap kader yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan komunitas, serta bersedia
menyediakan waktu dan tempat untuk kami.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan kalian semua selama penulisan KIA-N ini.
semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis berharap karya ilmiah akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.
Depok, Juli 2014
Najat, S.Kep
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
vii
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
viii
ABSTRAK
Nama : Najat, S.Kep
Program Studi : Ners
Judul : Perawatan Payudara sebagai Intervensi dalam Mengatasi
Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Keluarga
Bapak RM, Kelurahan Sukatani, Depok.
Ketidakefektifan pemberian ASI merupakan ketidakpuasan atau kesulitan ibu, bayi, atau
anak menjalani proses pemberian ASI. Salah satu permasalahan yang mengakibatkan
masih rendahnya pemberian ASI di perkotaan adalah aspek kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya pemberian ASI, dan salah satunya cara meningkatkan proses
pemberian ASI. Perawatan payudara merupakan salah satu tindakan yang digunakan
untuk memperlancar pengeluaran ASI dengan cara merawat payudara. Karya Ilmiah
Akhir ini memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga untuk mengatasi
masalah ketidakefektifan pemberian ASI. Implementasi yang telah dilakukan bersifat
kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga yang
memfokuskan pada intervensi perawatan payudara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan produksi ASI dan peningkatan kepuasan bayi saat menyusu.
Peningkatan produksi ASI dan kepuasan bayi dalam menyusui didukung dengan upaya
keluarga dalam modifikasi lingungan dalam proses pemberian ASI dan perawatan
payudara secara rutin 2 kali sehari.
Kata kunci: ASI, Menyusui, Perawatan payudara.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
ix
ABSTRACT
Name : Najat, S.Kep
Study Program : Ners
Title : Breast care as intervention in solving the ineffectiveness
of breastfeeding in the Mr. RM’s Family, Kelurahan
Sukatani, Depok.
Ineffectiveness of breastfeeding mothers is dissatisfaction or difficulties, infant, or child
through the process of breastfeeding. One of the problems that led to the low
breastfeeding in urban aspect is the lack of knowledge about the importance of
breastfeeding, and one of them is how to improve the process of breastfeeding. Breast
Care is one of the measures used to increase production of breast milk. This KIAN
provided an overview of family nursing care for ineffectiveness breastfeeding problem
with breast care. Implementation is comprised of cognitive, affective, and psychomotor
task with five family health approach and focused to breast care intervention. Evaluation
results showed that an increased in milk production and increased satisfaction in infants
during breastfeeding. The increased of milk production and infant satisfaction are
supported by family’s effort to modify the environment for breastfeeding process and
breast care twice a day.
Key words: breast milk, Breastfeeding, Breast Care.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR …………………………………………………… ... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.4.1 Pendidikan Keperawatan .............................................. 9
1.4.2 Pelayanan Keperawatan ............................................... 9
1.4.3 Penelitian Selanjutnya .................................................. 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Perkotaan /Urban Nursing .............................................. 11
2.1.1 Teori dan Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perkotaan ......................................................................... 11
2.1.2 Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI yang Terjadi di
Perkotaan…………………………………… ................. 12
2.1.3 Peran Perawat dalam Keperawatan Kesehatan Perkotaan 12
2.2 Ibu Menyusui ............................................................................ 13
2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui ............................................. 13
2.2.2 Ibu Menyusui sebagai Population at Risk .................... 16
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Menyusui ............ 17
2.3.1 Pengkajian Keluarga .................................................... 17
2.3.2 Diagnosis Keperawatan ................................................ 19
2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan .......................... 19
2.3.4 Implementasi Keperawatan .......................................... 26
2.3.5 Evaluasi Keperawatan .................................................. 27
BAB 3 APLIKASI ASUHAN KEPERAWTAN PADA KELUARGA BAPAK
RM
3.1 Profil Lahan Praktik ................................................................. 31
3.2 Pengkajian Keperawatan Keluarga ........................................... 33
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
xi
3.3 Diagnosis Keperawatan ............................................................ 35
3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan ....................................... 35
3.5 Implementasi Keperawatan ...................................................... 38
3.6 Evaluasi Keperawatan .............................................................. 39
BAB 4 ANALISIS SITUASI
4.1 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan
Konsep kasus terkait ................................................................. 44
4.2 Analisis Intervensi Penyusunan Menu Makanan Seimbang
berdasarkan Triguna Makanan sebagai Intervesi Unggulan dengan
Konsep dan Penelitian terkait ................................................... 46
4.3 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan ........................... 48
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................... 50
5.2 Saran .......................................................................................... 51
5.2.1 Puskesmas/Perawat Komunitas ..................................... 51
5.2.2 Keluarga ......................................................................... 52
5.2.3 Masyarakat/Kader .......................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Skoring
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 (a) Pengurutan buah dada dari tengah payudara lalu keatas; (b)
Pengurutan buah dada berputar dari atas ke samping kemudian
kebawah; (c) Pengurutan buah dada dengan terapi ketuk menuju
putting; (d) Membersihkan payudara dengan waslap
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengkajian Keluarga
Lampiran 2 Skoring Masalah
Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 4 Catatan Perkembangan
Lampiran 5 Evaluasi Sumatif
Lampiran 6 Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
1 Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Millennium Development Goals (MDGs) merupakan hasil kesepakatan 189 kepala negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan target mencapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud. Dari 8
(delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan,
terdiri dari; Memberantas kemiskinan dan kelaparan (tujuan 1); Menurunkan angka
kematian anak (tujuan 4); Meningkatkan Kesehatan ibu (tujuan 5); Memerangi
HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit lainnya (tujuan 6); dan Melestarikan lingkungan hidup
(tujuan 7) (Depkes, 2012).
Pemberian ASI juga dapat mengurangi kemiskinan, karena ASI gratis. Jika dihitung,
harga satu kaleng susu formula kurang lebih Rp. 40.000, dan diperkirakan 44 kaleng
untuk 6 bulan maka biaya susu formula untuk satu bayi adalah sekitar Rp 1.760.000.
Pemberian ASI yang gratis dapat membantu mengurangi kemiskinan, sehingga dapat
membantu program pertama MDGs, yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan.
Dalam era pembangunan ini menyusui bayi mempunyai arti ekonomi yang besar,
dari 214 juta jiwa penduduk Indonesia terdapat kurang lebih 15 juta jiwa anak-
anak usia di bawah 2 tahun (Profil Indonesia, 2003). Bila seluruh bayi disusukan
sampai usia 2 tahun, maka jumlah ASI yang dihasilkan oleh 15 juta ibu yang
menyusukan kurang lebih 15 juta liter per hari (Suradi, 2002).
Program MGDs juga mempunyai tujuan mengurangi angka kematian anak. Menyusui
mengurangi dua per tiga kematian anak dibawah 5 tahun. Pada tahun 2012 jumlah
kematian bayi di Depok sebanyak 114 dari 40.445 kelahiran hidup (Dinkes Depok, 2012).
Jones Lancet dan Edmond (Pediatrics 2006) memberikan penjelasan bahwa intervensi
ASI dan Inisiasi Menyusu Dini dapat menurunkan faktor resiko kematian bayi sampai
22%, sedangkan dengan pemberian ASI 13 %, dengan vitamin A hanya 2 % dan Zinc
5%. Ada 3 penyebab utama kematian balita yaitu: sepsis neonatorum, diare dan
pneumonia yang pada umumnya akan terjadi lebih sering dan lebih berat apabila tidak
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
2
Universitas Indonesia
diberikan ASI. Ternyata, 40% kematian bayi terjadi pada 1 bulan pertama dari
kehidupannya, dan inisiasi menyusu dini dapat menurunkan faktor-faktor resiko kematian
ini, sehingga dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari (NN, 2013). Dari beberapa
rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan
pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah pola perilaku hidup (Dinkes Depok, 2012).
Kesehatan perkotaan merupakan masalah yang sangat penting karena tingkat
perkembangan penduduk kota di Indonesia sangat pesat. Munculnya masalah
kesehatan di perkotaan merupakan resultante dari berbagai faktor, antara lain
tingginya jumlah penduduk yang kurang memiliki akses kesehatan karena
kemiskinan, pengangguran yang dapat menimbulkan masalah ekonomi dan sosial,
serta perubahan lingkungan akibat dari adanya arus urbanisasi (Allender &
Spradley, 2010).
Kesehatan perkotaan dapat muncul dari beberapa agregate salah satunya ibu
hamil dan menyusui. Kehamilan adalah masa yang menggembirakan, bagi calon
orang tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki
pengetahuan dan kesiapan untuk hamil, melahirkan dan menyusui anak. Air susu
ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi yang tidak perlu disangsikan lagi. Di
samping zat-zat nutrisi yang terkandung di dalamnya, pemberian ASI juga
mempunyai beberapa keuntungan yaitu: steril dan aman dari pencemaran kuman,
produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi, mengandung zat antibody yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman juga virus, serta bahaya
alergi pun tidak ada. Selama kehamilan perlu dilakukan persiapan menyususi yang
baik seperti intake nutrisi yang adekuat, perawatan payudara pre dan post natal.
Bimbingan perawatan payudara pre dan post natal merupakan komponen utama
sebagai keberhasilan menyusui. Perawatan payudara baik pada masa kehamilan
ataupun masa nifas mempunyai tujuan: memlihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan putting susu, mengeluarkan putting susu yang
masuk ke dalam atau datar, dan menyiapkan produksi ASI (Manuaba, 2009).
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
3
Universitas Indonesia
Sebaiknya pada masa kehamilan dan masa nifas, ibu hamil telah mendapatkan
teknik perawatan payudara pre dan postnatal dari perawat. Perawat sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan berkewajiban untuk melatih teknik perawatan
payudara, karena bila ibu hamil kurang mengetahui tentang tenknik perawatan
payudara, akan berdampak payudara tidak terawat sehingga akan bermasalah pada
awal masa laktasi seperti putting susu lecet, payudara bengkak dan air susu
tersumbat. Sekitar 57% dari ibu hamil menyusui di Indonesia pernah menderita
kelecetan pada putingnya (Soetjiningsih, 2002).
Masalah kelecetan pada puting bila dibiarkan akan berdampak buruk pada bayi.
Bayi akan rentan terkena penyakit seperti diare dan ISPA karena bayi tidak
mendapatkan ASI Eksklusif sehingga kekebalan yang terbentuk di dalam tubuh
kurang sempurna. Dari hasil pengamatan Sri Purwati (2004) pada praktik
lapangan, bayi yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan frekuensi terkena diare
sangat kecil, bahkan mulai minggu ke 4 sampai bulan ke 6 bayi jarang defekasi
dan sering menjadi keluhan ibu yang datang ke klinik karena bayinya tidak
defekasi lebih dari 3 hari. Pada kelompok bayi yang mendapat susu tambahan
lebih sering mengalami diare. Dengan demikian kesehatan bayi yang mendapat
ASI eksklusif akan lebih baik bila dibandingkan kelompok bayi yang dibersi susu
formula (Sri Purwati, 2004).
Tahun 2012 jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Depok sebanyak 8.980
(53,8%) dari jumlah bayi (Dinkes Depok, 2012). Berdasarkan data tersebut
diperoleh gambaran lebih dari setengah jumlah total bayi di Depok sudah
mendapat ASI eksklusif. Survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh
Nutrition and Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes
dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang,
Makasar) dan 8 Pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB,
Sulsel), menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara
4%-12%, sedangkan di pedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
4
Universitas Indonesia
perkotaan berkisar antara 1-13% sedangkan di pedesaan 2%-13%. Pada ibu yang
bekerja, masa cuti hamil/ melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian
ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Hal ini mengganggu upaya
pemberian ASI eksklusif (NN, 2007).
Pemberian ASI di Indonesia hingga saat ini masih banyak menemui kendala.
Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya
ASI ekslusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah factor sosial
budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja (NN, 2007). Sekitar 70% ibu di Indonesia bekerja, ini
merupakan salah satu factor pendukung ibu kurang bisa menyusui bayinya secara
eksklusif. Selain itu kesibukan pula menyebabkan ibu tidak sempat melakukan
teknik perawatan payudara, sehingga ibu-ibu masih banyak yang mengalami tidak
lancarnya pemberian ASI pada masa awal laktasi. Ibu-ibu hamil tidak akan
mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila sejak awal telah mengetahui
bagaimana teknik perawatan payudara yang benar (Soetjiningsih, 2002).
Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan kesehatan yang
bertanggung jawab pada pelaksanaan pelayanan keperawatan komunitas di
Indonesia, sedangkan sumber perawat di puskesmas terhitung minim karena fokus
pengembangan keperawatan masih berpusat pada rumah sakit (Huriah, 2006).
Penanggulangan masalah pemberian ASI pada bayi memerlukan adanya program
peningkatan kesehatan masyarakat, pendidikan (penyuluhan) kesehatan, dan
perbaikan pada konsumsi. Pendekatan terhadap keluarga sebagai entry point
kegiatan keperawatan komunitas merupakan salah satu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat, karena keluarga merupakan suatu unsur
dalam pembuatan keputusan di setiap tahap proses meningkatkan kesehatan
anggota keluarga. Keluarga mempunyai peranan dalam memenuhi nutrisi pada
balita karena keluarga yang melakukan proses pemulihan sampai konsumsi pada
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
5
Universitas Indonesia
anak. Pemahaman keluarga tentang tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan
agar keluarga bisa memenuhi kebutuhan bayi secara tepat (Widyatuti, 2001).
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada
masyarakat perkotaan dalam mengelola keluarga dengan masalah pemberian ASI
pada bayi. Praktik diawali dengan melakukan screening saat kegiatan posyandu
yang dilakukan di RW 01 Kelurahan Sukatani. Dengan memilih ibu hamil dan
mengkaji riwayat pola menyusui sebelumnya dan menentukan keluarga yang akan
menjadi kelolaan yaitu keluarga dengan ibu hamil dan menyusui. Tiga keluarga
memiliki masalah utama yang sama yaitu terkait pemberian ASI, setelah diberikan
intervensi perawatan payudara, keluarga Bapak RM menunjukkan keberhasilan
yang signifikan.
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Bapak RM selama tujuh
minggu bertempat di RT 1 RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos Kota
Depok. Keluarga Bapak RM adalah tipe keluarga inti yang terdiri dari Bapak RM
(28 tahun) seorang kepala keluarga, istri Bapak RM adalah Ibu V (26 tahun), anak
perempuan yang pertama An. A (3 tahun) dan bayi B (35 hari). Keluarga Bapak
RM berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak balita. Saat
kunjungan pertama, Ibu V nifas hari ke 35. Ibu V mengatakan nyeri saat
menyusui bayinya, merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit jika
menyusui. Payudara ibu V teraba padat dan bengkak. Ibu V mengolesi putting
dengan minyak kelapa sebelum dan sesudah menyusui. Ibu V menghentikan
pemberian ASI sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V belum berani
menggendong bayi sambil menyusui karena nyeri persalinan.
Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu
V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail mengenai
ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, dan teknik
menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu sedikit untuk
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
6
Universitas Indonesia
kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum pernah melakukan perawatan
payudara.
Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu V tampak
membesar, ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada cairan yang
keluar. Payudara teraba kencang dan padat. Ibu V mengatakan tidak pernah secara
khusus melakukan perawatan pada payudara. Ibu V tidak pernah mengompres
puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air hangat, dan tidak pernah
melakukan pijat payudara.
Masalah ketidakcukupan pemberian ASI pada keluarga Bapak RM diatasi melalui
tahap asuhan keperawatan dalam pendekatan keluarga menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yang berfokus pada pengkajian, penetapan diagnosis,
perencanaan intervensi, implementasi, dan evaluasi. Konsep pengkajian yang
diimplementasikan dilakukan melalui proses pemeriksaan fisik, wawancara dan
observasi perilaku orang tua untuk mendapatkan data yang berfokus pada masalah
keluarga.
Perencanaan intervensi dan implementasi dilakukan untuk mengatasi masalah
ketidakcukupan pemberian ASI pada keluarga Bapak RM. Evaluasi dilakukan
sebelum dan setelah semua tindakan asuhan keperawatan telah terlaksana. Penulis
memberikan asuhan keperawatan berpusat kepada lima tugas keluarga menurut
Maglaya (2009). Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
keluarga sangat diperlukan agar dapat meningkatkan pemberian ASI pada
keluarga Bapak RM di rumah.
Implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Bapak RM melalui pendidikan
kesehatan dan pemberian informasi berpedoman pada tugas kesehatan keluarga
terkait masalah ketidakcukupan pemberian ASI dengan menjelaskan kepada
keluarga tentang pengertian ASI Eksklusif dan manfaatnya, penyebab, factor-
faktor yang mempengaruhi dan tanda-tanda masalah dalam pemberian ASI, serta
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
7
Universitas Indonesia
akibat dari ketidakcukupan pemberian ASI. Mendiskusikan dengan keluarga
mengenai perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah ketidakcukupan
pemberian ASI, upaya yang dilakukan untuk mencegah masalah ketidakcukupan
pemberian ASI, informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi
ketidakcukupan ASI dan demonstrasi posisi menyusui, perawatan payudara, pijat
oksitosin, cara memilih dan mengolah makanan untuk ibu menyusui, berapa porsi
makanan yang dibutuhkan, cara penyusunan menu dengan gizi seimbang untuk
ibu menyusui, penyusunan jadwal makan, serta cemilan sehat untuk ibu
menyusui.
Penulis memiliki intervensi-intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga dari beberapa implementasi yang telah dilakukan. Intervensi yang
dilaporkan adalah perawatan payudara. Setelah dilakukan evaluasi terjadi
peningkatan produksi ASI yang signifikan. Keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V
mampu menyusui bayi B, terlihat bayi B tidak menangis lagi setelah diberikan
ASI. Payudara Ibu V tidak teraba padat dan tidak bengkak, tidak lecet dan putting
datar.
1.2 Perumusan Masalah
Bayi berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga
membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Makanan yang bergizi kurang
dikonsumsi anak karena pada usia 1-5 tahun sering timbul masalah dalam
pemberian makan karena terjadinya kesulitan makan pada anak. Rendahnya
pemberian ASI di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi
dan balita (Anwar, 2007). Praktik meyusui di Indonesia cukup memprihatinkan
bila dikaitkan dengan pemberian ASI eksklusif. Menurut Depkes (2008), lebih
dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun berhenti dalam 1 jam pertama
cenderung menurun 3,7% pada tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu
formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun, dari 10,8% tahun
1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
8
Universitas Indonesia
Berdasarkan data susenas tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, cakupan
pemberian ASI pada seluruh bayi dibawah 6 bulan meningkat dari 58,9% pada
tahun 2004 menjadi 62,2% pada tahun 2007. Tetapi kemudian menetap dan
sedikit menurun menjadi 56,2% tahun 2008 (Depkes RI, 2008). Ibu yang
mempunyai tingkat sosial menengah ke atas, terutama di perkotaan pada zaman
sekarang, dengan tingkat pendidikan yang cukup, justru tidak memberikan ASI
dengan tepat dan sesuai dengan praktik pemberian ASI terhadap bayi. Praktik
pemberian ASI di kota besar mengalami penurunan sedangkan di daerah pedesaan
sering terjadi pemberian makanan yang diberikan tidak pada usia yang telah
dianjurkan (Haryono, 2010).
RW 01 merupakan salah satu wilayah dari Kelurahan Sukatani yang menjadi salah
satu daerah dengan jumlah ibu hamil dan menyusui yang cukup banyak. Hasil
screening yang dilakukan, ditemukan 9 dari 19 ibu hamil dan menyusui tidak
memahami arti ASI Ekslusif; 3 dari 4 Ibu menyusui memiliki motivasi yang
rendah dalam memenuhi kebutuhan ASI untuk bayinya; 8 dari 19 ibu hamil dan
menyusui tidak terpapar informasi mengenai ASI ekslusif; dan 4 dari 4 ibu
menyusui tidak memperhatikan kebersihan payudaranya saat menyusui. Hasil
wawancara, ditemukan 9 dari 19 ibu mengatakan pisang dan biskuit diberikan
untuk memenuhi kebutuhan ASI; 3 dari 4 Ibu mengatakan tidak yakin dpt
memenuhi kebutuhan ASI bayinya; dan 8 dari 19 ibu hamil dan menyusui
mengatakan tidak pernah mendapat informasi dari bidan terkait dengan
pentingnya ASI.
Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa melakukan asuhan keperawatan keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan ibu terkait kefektifan pemberian ASI pada bayi
sebagai upaya meningkatkan status kesehatan keluarga, terutama status gizi dan
kesehatan pada bayi. Intervensi mengenai perawatan payudara dan pijat oksitosin
merupakan salah satu upaya dalam asuhan keperawatan keluarga yang bertujuan
untuk memberikan pengaruh pada produksi ASI yang adekuat pada bayi.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
9
Universitas Indonesia
Perawatan payudara bertujuan agar keluarga bisa memenuhi asupan nutrisi dan
kebutuhan gizi bayi secara adekuat.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Bapak RM di RW 01 kelurahan Sukatani, Kota Depok dengan
masalah ketidakcukupan pemberian ASI.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Memberikan gambaran mengenai masalah ketidakcukupan pemberian
ASI pada ibu menyusui di RW 01
1.3.2.2 Memberikan gambaran mengenai hasil pengkajian keperawatan pada
keluarga Bapak RM
1.3.2.4 Memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan yang muncul
pada keluarga Bapak RM
1.3.2.4 Memberikan gambaran mengenai perencanaan intervensi keperawatan
berupa inovasi unggulan terkait perawatan payudara 2 kali sehari pada
keluarga Bapak RM
1.3.2.5 Memberikan gambaran terkait implementasi keperawatan pada keluarga
Bapak RM
1.3.2.6 Memberikan gambaran mengenai evaluasi keperawatan pada keluarga
Bapak RM
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Menambah informasi dan pengembangan di bidang pendidikan kesehatan,
khususnya kesehatan masyarakat perkotaan dalam lingkup keluarga mengenai
kecukupan pemberian ASI pada bayi sampai 2 tahun melalui perawatan payudara.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
10
Universitas Indonesia
1.4.2 Pelayanan Keperawatan Komunitas
Mengembangankan keilmuan keperawatan melalui pendidikan dan promosi
kesehatan mengenai pemberian ASI pada bayi sampai 2 tahun dalam upaya
meningkatkan motivasi untuk memenuhi asupan nutrisi yang cukup pada bayi
sebagai upaya untuk memperbaiki status gizi balita. Penulisan ini dapat
memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi program perawat
kesehatan masyarakat, khususnya pada program kelas ibu hamil dan pojok ASI di
Puskesmas Kecamatan Sukatani dalam mengembangkan media promosi kesehatan
tentang ASI untuk bayi sampai 2 tahun dan penyuluhan pada keluarga dengan
masalah ketidakcukupan pemberian ASI.
1.4.3 Keluarga/ Masyarakat
Menambah informasi dan memaksimalkan tugas kesehatan keluarga mengenai
tata cara meningkatkan kualitas ASI melalui perawatan payudara.
1.4.4 Penelitian Selanjutnya
Menjadikan hasil penulisan ini sebagai data dasar dalam mengembangkan
penelitian keperawatan selanjutnya dalam meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun yang adekuat melalui
perawatan payudara sebagai dasar dalam mengefektifkan pemberian ASI dengan
keluarga dengan masalah ketidakcukupan pemberian ASI.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
11 Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keperawatan Perkotaan/ Urban Nursing
2.1.1 Teori dan Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Menurut Horton dan Hunt (2005), masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal
di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok/ kumpulan manusia tersebut. Masyarakat urban
merupakan kumpulan manusia yang mendiami daerah perkotaan didorong oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik.
Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya,
sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya (BPS, 2010).
Perkotaan merupakan wilayah dengan susunan fungsi sebagai permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.
Perkotaan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
dan masyarakat yang beragam (heterogen). Kawasan perkotaan (urban) adalah
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Perkotaan
memiliki karakteristik yaitu besarnya peranan kelompok sekunder, anonimitas
merupakan ciri kehidupan masyarakatnya, heterogen, mobilitas sosial tinggi,
tergantung pada spesialisasi, hubungan antara orang satu dengan yang lain lebih
didasarkan atas kepentingan daripada kedaerahan, lebih banyak tersedia lembaga
atau fasilitas untuk mendapatkan barang dan pelayanan, serta lebih banyak
mengubah lingkungan (Indrizal, 2006).
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
12
Universitas Indonesia
2.1.2 Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI Eksklusif di Perkotaan
Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun survei yang
dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveillance System
(NSS) kerja sama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4
perkotaan dan 8 pedesaan menunjukan bahwa cakupan ASI ekslusif 4-5 bulan di
perkotaan antara 4% - 12 %, sedangkan dipedesaan 4% - 25 % pencapaian ASI
ekslusif, pencapaian ASI ekslusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar antara
1% - 13%, sedangkan di pedesaan 2% - 13 %. Berdasarkan data dari NSS yang
bekerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller International permasalahan
yang mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah faktor
sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja (Judarwanto, 2006).
2.1.3 Peran Perawat dalam Keperawatan Kesehatan Perkotaan
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas (Stanhope & Lancaster, 2004) adalah pertama,
memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat. Kedua Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat
dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
Ketiga konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
13
Universitas Indonesia
Keempat bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka
hadapi. Kelima melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut. Keenam penemuan kasus pada tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Ketujuh sebagai penghubung antara
masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan. Kedelapan melaksanakan
asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan
ilmiah keperawatan. Kesembilan mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan
asuhan keperawatan komuniti. Kesepuluh Mengadakan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral dengan instansi terkait dan terakhir memberikan
ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan (Stanhope
& Lancaster, 2004).
Perawat memberikan asuhan keperawatan keluarga dapat berupa upaya-upaya
preventif dan promotif melalui pendidikan kesehatan mengenai masalah
kesehatan yang ada dalam keluarga. Pendidikan kesehatan adalah proses yang
direncanakan dengan sadar untuk memberikan peluang bagi individu untuk
terus belajar, memperbaiki kesadaran, dan meningkatkan pengetahuan demi
kesehatan (Suryaningsih, 2013). Perawat keluarga berperan sebagai edukator
dalam memberikan pendidikan dan promosi kesehatan pada keluarga sebagai
upaya menyelesaikan masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada bayi.
2.2 Ibu Menyusui
2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui
Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita, wanita
yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita (Poerwodarminto, 2003).
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada
wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
14
Universitas Indonesia
2001). Peran ibu menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan ini didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Peran ibu (Zulfajri EM, 2001) sebagai berikut:
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya
Mengurus rumah tangga
Sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya
Sebagai pelindung anak-anaknya
Pencari nafkah tambahan dalam keluarga
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu. Menyusui adalah memberikan air susu untuk
diminum kepada bayi, dan sebagainya dari buah dada (Kamus Besar Bahasa
Indonesia.2001).
Langkah-langkah menyusui yang benar adalah: Sebelum menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu. Bayi diletakkan menghadap perut ibu /payudara, Ibu duduk atau berbaring
santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang
dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan
ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan
bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja. Bayi diberi rangsangan untuk
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
15
Universitas Indonesia
membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan putting
susu atau, menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan
ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
(Suradi,2003).
Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui adalah: Sarana pelayanan
kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI; Sarana pelayanan kesehatan
melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya; Menyiapkan ibu hamil untuk
mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui; Melakukan kontak
dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir); Membantu ibu
melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan
pelekatan mulut bayi pada payudara); Hanya memberikan ASI saja tanpa
minuman tambahan lain sejak lahir; Melaksanakan rawat gabung ibu dan
bayi.Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi; Tidak memberikan
dot atau kempeng; serta Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana
pelayanan kesehatan (IDAI, 2008)
Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan kesediaan ibu untuk menyusui
bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu
untuk menyusui atau tidak menyusui. Pengalaman keluarga ibu tentang menyusui,
pengalaman ibu, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, dan
sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami dan
keluarga lainnya terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak juga
bisa menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk menyusui. Persepsi ibu tentang
dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu terhadap ke-ibuan-
nya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
16
Universitas Indonesia
Kemampuan ibu untuk segera mandiri dalam pengambilan keputusan juga
penting. Apakah hal ini dimungkinkan oleh latar belakang sosial-budaya dan
agamanya? Siapa yang lebih menentukan dalam pengambilan keputusan? Apakah
dia pro-ASI atau sebaliknya? Latar belakang inilah yang harus dipelajari sebelum
memberikan dorongan kepada ibu agar menyusui bayinya (Suradi,2003).
2.2.2 Ibu Menyusui sebagai Population At Risk
At risk didefinisikan sebagai suatu kondisi kesehatan seseorang yang merupakan
hasil dari interaksi dengan berbagai macam faktor, seperti faktor genetik, gaya
hidup, serta kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial dimana individu
tersebut tinggal atau bekerja. Akumulasi dari berbagai macam faktor tersebut
dapat menimbulkan efek tertentu, seperti masalah kesehatan (Sebastian, 2004).
Risk factor merupakan faktor paparan yang spesifik yang secara terus menerus
bersinggungan terhadap individu dari luar, seperti asap rokok, stress yang
berlebihan, dan zat kimia yang ada di lingkungan. Risk factor juga berkaitan
dengan karakteristik seseorang seperti umur, jenis kelamin, dan genetik.
Hitchcock, Schubert, dan Thomas (2000) menyebutkan bahwa perubahan fokus
perawatan kesehatan komunitas pada populasi dan at risk terjadi karena adanya
transisi perubahan gaya hidup dan penyakit yang dapat diidentifikasi melalui
pendekatan epidemiologi.
Population at risk merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki beberapa
kemungkinan yang telah jelas teridentifikasi atau telah ditentukan meskipun
sedikit atau kecil terhadap munculnya suatu peristiwa (Hitchcock, Schubert &
Thomas, 2000). Identifikasi yang menyeluruh pada populasi risiko membutuhkan
suatu instrument yang baik dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
berkontribusi terhadap munculnya penyakit atau masalah (Kharicha, 2007).
Ibu menyusui sebagai population at risk ditandai dengan munculnya populasi ibu
menyusui dengan ketidakefektifan dalam pemberian ASI. Populasi ibu menyusui
dengan masalah yang teridentifikasi seperti produksi ASI yang menurun, putting
lecet, nyeri payudara, payudara bengkak, hingga kanker payudara. Dengan ibu
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
17
Universitas Indonesia
menyusui sebagai population at risk, dapat berdampak pada bayi yang diberikan
ASI eksklusif. Bayi sebagai population at risk ditandai dengan terjadinya
kerawanan gizi pada bayi. Hal ini disebabkan karena ASI eksklusif diganti dengan
menggunakan susu formula sejak dini. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan
zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia enam bulan (Siregar,
2014). Penelitian yang dilakukan oleh Megawati (2012), didapatkan data bahwa
terdapat hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan pertumbuhan bayi (0-6
bulan). Perkembangan bayi tergolong tidak normal ketika ASI eksklusif diberikan
dengan frekuensi kurang dari 10 kali dalam sehari (Megawati, 2012).
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Menyusui
Perawat perlu melibatkan keluarga dalam pelaksanaan intervensi keperawatan
keluarga pada ibu menyusui. Asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan
keluarga dapat menurunkan risiko kesehatan dan meningkatkan kesehatan ibu
dalam meningkatkan keefektifan pemberian ASI.Asuhan keperawatan keluarga
merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik
untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga
(Friedman, 2010). Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian
keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi.
2.3.1 Pengkajian Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan tahap pengkajian. Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada keluarga. Pengumpulan
data dalam pengkajian dilakukan melalui metode wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik. Menurut teori/model Family Centre Nursing (Friedman,
Bowden, & Jones, 2010), pengkajian asuhan keperawatan keluarga meliputi 8
komponen yaitu (1) data umum : identitas kepala keluarga, komposisi anggota
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
18
Universitas Indonesia
keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi
keluarga, (2) aktifitas rekreasi keluarga: riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti, riwayat keluarga sebelumnya, (3)
lingkungan: karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas tempat
tinggal, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, sistem pendukung keluarga, (4) struktur keluarga: pola komunikasi
keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran (formal dan informal), nilai
dan norma keluarga, (5) fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan kesehatan, (6) stres dan koping keluarga: stresor jangka panjang dan
stresor jangka pendek serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stres,
strategi koping yang digunakan, strategi adaptasi yang disfungsional, (7)
pemeriksaan fisik: tanggal pemeriksaan fisik dilakukan, pemeriksaan kesehatan
dilakukan pada seluruh anggota keluarga, aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital
sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas
dan bawah, sistem genetalia, kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik, (8) harapan
keluarga: terhadap masalah kesehatan keluarga, terhadap petugas kesehatan yang
ada.
Pemeriksaan yang dilakukan berfokus pada pemeriksaan tanda dan gejala yang
ditemukan pada ibu dengan ketidakefektifan pemberian ASI. Definisi
Ketidakefektifan pemberian ASI adalah ketidakpuasan atau kesulitan bayi, ibu,
atau anak menjalani proses pemberian ASI (NANDA, 2012). Batasan karakteristik
dalam penggunaan diagnosis ini diantara terdapat satu diantara tanda NANDA
berikut: ketidakadekuatan suplai ASI, bayi menangis pada payudara, bayi rewel
dalam jam pertama setelah menyusui, ketidakcukupan pengosongan setiap
payudara setelah menyusui, luka putting yang menetap setelah minggu pertama
menyusui, proses pemberian ASI yang tidak memuaskan.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
19
Universitas Indonesia
2.3.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan dapat diangkat melalui perolehan data-data hasil
pengkajian, dirumuskan melalui analisa data. Diagnosis keperawatan adalah
pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respon manusia (Potter &
Perry, 2005). Diagnosis keperawatan keluarga adalah diagnosis yang mencakup
sistem keluarga dan subsistem dari setiap sistem yang ada, serta hasil dari
pengkajian keluarga yang dilakukan (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
Beberapa diagnosis terkait proses laktasi yang dapat muncul seperti
ketidakcukupan ASI, ketidakefektifan pola makan bayi, ketidakefektifan
pemberian ASI, diskontuinitas pemberian ASI, dan kesiapan meningkatkan
pemberian ASI (NANDA, 2012).
2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan
Perencanaan dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul
melalui intervensi keperawatan pada keluarga. Perencanaan adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Friedman, Bowden, &
Jones, 2003). Menegakkan diagnosa pada keperawatan keluarga harus melalui
proses skoring untuk menentukan prioritas masalah pada keluarga tersebut.
Tabel 1.1 Cara Membuat Skor Penentu Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
(Friedman, 2003) No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
- Aktual (Tidak/kurang sehat)
- Ancaman kesehatan
- Keadaan sejahtera
3
2
1
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
- Mudah
- Sebagian
- Tidak dapat
2
1
0
2
3 Potensi masalah untuk dicegah
- Tinggi
- Sedang
- Rendah
3
2
1
1
4 Menonjolnya masalah
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
20
Universitas Indonesia
- Masalah berat, harus segera ditangani
- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
- Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Skoring: Skor x Bobot
Angka tertinggi
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas (Friedman, 2003): Kriteria
1: Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Kriteria 2: Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut: pengetahuan yang ada sekarang,
teknologi dan tindakan untuk menangani masalah; sumber daya keluarga dalam
bentuk fisik, keuangan dan tenaga; sumber daya perawat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu; sumber daya masyarakat dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan: masalah
yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah yang
berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang sedang
dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah,
adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah. Kriteria 4: Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor
tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
Setelah mendapatkan diagnosa melalui skoring maka mulai dilakukan
perencanaan keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Penyusunan perencanaan
diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan, tujuan
yang dibuat terdiri tujuan umum dan tujuan khusus. Perencanaan juga memuat
kriteria hasil. Pembuatan kriteria hasil harus didasari dengan prinsip SMART
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
21
Universitas Indonesia
(Spesific, Measurable, Achievable, Realistic,dan Time-oriented) (Carpenito,
2000). Perencanaan asuhan keperawatan juga memuat tindakan yang sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat.
Perencanaan intervensi keperawatan komunitas pada populasi ibu menyusui dapat
dilakukan dengan tiga tingkat pencegahan masalah yaitu pencegahan primer,
sekunder, dan tersier (Fitriyani, 2009). Menurut Stanhope dan Lancaster (2004),
pencegahan primer adalah suatu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah munculnya penyakit. Pencegahan sekunder dapat berupa deteksi dini
keadaan kesehatan masyarakat dan penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi
masalah. Pencegahan tersier adalah upaya untuk mengembalikan kemampuan
individu agar dapat berfungsi secara optimal.
Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada ibu hamil usia 7-9
bulan (Depkes, 2004). Selama kehamilan payudara sebaiknya dipersiapkan untuk
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena berat payudara
dapat meningkat lebih dari 1 pound, diharapkan ibu menggunakan bra yang dapat
menyangga payudara dengan baik untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8
minggu. Payudara mengalami perubahan berupa pembesaran payudara, terasa
lebih padat, kencang, sakit dan tampak pembuluh darah dipermukaan kulit yang
jelas serta melebar, serta kelenjar – kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih
nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa
menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini
mungkin (Anwar, 2008). Tujuan perawatan payudara pada masa hamil yaitu : (1)
untuk memelihara kebersihan payudara, (2) melenturkan dan menguatkan puting
susu, (3) mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat menyembul
keluar sehingga siap untuk disusukan pada bayinya dan (4) mempersiapkan
produksi ASI (Manuaba, 2009)
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
22
Universitas Indonesia
Perawatan payudara adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk
memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan
melakukan pemijatan (Welford, 2009). Perawatan payudara sangat penting
dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini karena payudara merupakan
satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga
harus dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).
Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara,
memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI sehingga dapat dengan
mudah untuk proses menyusui (Anggraini, 2010). Adapun cara melakukan breast
care, yaitu (Depkes RI, 2007) :
a) Ibu berbaring
b) Memasang handuk pada bagian perut bawah dan bahu sambil melepaskan
pakaian atas, handuk dikaitkan dengan peniti
c) Mengompres kedua puting dengan kapas yang dibasahi minyak kelapa atau
baby oil selama 2-3 menit
d) Mengangkat kapas sambil membersihkan puting dengan melakukan gerakan
memutar dari dalam keluar
e) Dengan kapas yang baru, bersihkan bagian tengah putting dari sentral keluar,
melakukan penarikan bila puting inverted
f) Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil dan melakukan
pengurutan dengan telapak tangan berada diantara kedua payudara dengan
gerakan ke atas, ke samping, ke bawah dan ke depan sambil menghentakkan
payudara.
g) Pengurutan dilakukan sebanyak 20-30 kali.Setelah itu melakukan terapi ketuk
mengelilingi payudara dari luar kearah puting sebanyak 20-30 kali.
h) Meletakkan waskom di bawah payudara dan menggunakan waslap yang
dibasahi air hangat.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
23
Universitas Indonesia
a b
c d
i) Mengguyur payudara sebanyak 5 kali, kemudian di lap dengan waslap
bergantian dengan air dingin, masing-masing 5x guyuran kemudian diakhiri
dengan air hangat.
j) Mengeringkan payudara dengan handuk yang di pasang di bahu. Lalu
membersihkan lagi dengan kapas, jangan membiarkan payudara dalam
keadaan basah.
k) Memakai BH dan pakaian atas ibu dan menganjurkan klien memakai BH yang
menopang payudara
Gambar 2.1
(a) Pengurutan buah dada dari tengah payudara lalu keatas; (b) Pengurutan buah
dada berputar dari atas ke samping kemudian kebawah; (c) Pengurutan buah dada
dengan terapi ketuk menuju putting; (d) Membersihkan payudara dengan waslap
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan payudara pada masa hamil
antara lain : (1) Perawatan harus dilakukan secara teratur (2) menjaga kebersihan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
24
Universitas Indonesia
sehari- hari (3) nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil dan (4) memakai BH
yang bersih dan menopang (menyangga) payudara. Perawatan payudara selama
hamil mempunyai banyak manfaat, antara lain: (1) menjaga kebersihan payudara
terutama kebersihan putting susu, (2) melenturkan dan menguatkan puting susu
sehingga memudahkan bayi untuk menyusu, (3) merangsang kelenjar – kelenjar
air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar, (4) dapat mendeteksi kelainan
- kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, dan (5)
mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui (Anwar, 2008). Apabila
selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara dengan baik,
dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka sering dijumpai
kasus – kasus yang akan menimbulkan masalah bagi ibu dan bayi, kasus – kasus
yang sering terjadi antara lain : 1) ASI tidak keluar, 2) susu akan keluar setelah
beberapa hari kemudian, 3) puting susu tidak menonjol (puting inverterd)
sehingga bayi sulit menghisap, 4) produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga
tidak cukup dikonsumsi bayi, 5) infeksi pada payudara, dan 6) payudara bengkak
atau bernanah dan muncul benjolan dipayudara (Kristiyansari, 2009).
Cara melakukan perawatan payudara menurut Mansjoer (2005), yaitu :
a. Mengganti kutang (BH) sejak hamil 2 bulan dengan ukuran lebih besar dan
dapat menopang perkembangan payudara. Biasanya diperlukan BH dengan
ukuran 2 nomor lebih besar
b. Latihan gerakan otot badan yang berfungsi menopang payudara untuk
menunjang produksi ASI dan mempertahankan bentuk payudara setelah
selesai masa laktasi
c. Bentuk latihan : duduk senyaman mungkin. Tangan kanan memegang lengan
bawah kanan. Kedua siku diangkat hingga sejajar pundak. Pegangan tangan di
tekan kuat- kuat kearah siku sehingga terasa adanya tarikan pada otot dasar
payudara
d. Menjaga hygiene sehari – hari, termasuk payudara khususnya daerah puting
dan areola
e. Lakukan persiapan puting susu agar lentur dan kuat setiap hari sebanyak 2 kali
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
25
Universitas Indonesia
f. Cara melakukan kompres puting susu selama 2 menit dengan kapas dibasahi
minyak. Puting susu ditarik dan putar puting kearah luar 20 kali dan kearah
dalam 20 kali untuk masing – masing puting. Pijat daerah areola untuk
membuka saluran susu bila keluar cairan, oleskan ke puting dan sekitarnya.
g. Puting susu ditarik agar puting susu yang datar atau terbenam dapat
menyembul keluar, putar dalam keluar sebanyak 20 kali.
h. Telapak tangan kiri menopang payudara, dengan jari-jari tangan kanan
mengurut payudara ke arah puting 20-30 kali setiap payudara
i. Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya menggenggam
dan mengurut payudara dari arah pangkal kearah puting susu dilakukan 20 –
30 kali
j. Kemudian lakukan penyiraman payudara dengan dengan air panas dulu lalu
air dingin bergantian selama ± 5 menit, setelah itu pakai BH yang menopang.
Manfaat perawatan payudara adalah memperlancar keluarnya ASI, sedangkan
manfaat ASI (Kristiyansari, 2009) adalah sebagai berikut :
1. Bagi bayi
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
b) Mengandung antibody
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
d) Mengurangi kejadian karies dentis
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi
f) Terhindar dari alergi
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
2. Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
26
Universitas Indonesia
pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan
belum terjadi menstruasi kembali.
b) Aspek kesehatan ibu. Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 24%
lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara ekslusif.
c) Aspek penurunan berat badan. Dengan menyusui tubuh akan
menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai.
d) Aspek psikologis. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia
3. Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang diperlukan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain
b) Aspek psikologi. Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran
lebih jarang.
c) Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan
kapan saja dan dimana saja.
4. Bagi negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
b) Menghemat devisa Negara
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d) Peningkatan kualitas generasi penerus
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan intervensi yang telah dibuat.
Implementasi yang dilakukan perawat generalis untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI pada keluarga menggunakan pendekatan lima
tugas kesehatan keluarga menurut Maglaya (2009) terdiri dari mengenal masalah,
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
27
Universitas Indonesia
memutuskan mengatasi masalah, merawat keluarga dengan masalah,
memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Implementasi yang dilakukan dalam asuhan keperawatan keluarga dilakukan
dengan memberikan edukasi pada keluarga tentang pentingnya ASI bagi bayi,
tentang akibat tidak diberikan ASI eksklusif, tentang ketidakefektifan pemberian
ASI, tentang cara merawat ibu dengan ketidakefektifan pemberian ASI seperti
posisi menyusui yang baik dan benar, nutrisi ibu menyusui, perawatan payudara,
pijat oksitosin, manajemen stres, serta pemilihan kontrasespi.
Pemberian edukasi kepada orang tua merupakan hal yang penting yang dapat
dilakukan perawat pada keluarga guna meningkatkan pengetahuan orangtua
khususnya ibu mengenai ASI eksklusif. Pengetahuan orang tua khususnya ibu
merupakan satu hal yang penting guna meningkatkan derajat kesehatan anak.
Peningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu mengenai perawatan payudara
merupakan salah satu cara edukasi yang dapat dilakukan.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat tercapainya keberhasilan.
Evaluasi dalam keluarga menggunakan evaluasi subjektif, objektif, analisis dan
perencanaan (SOAP), evaluasi sumatif, dan tingkat kemandirian keluarga.
Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga sangat
diperlukan agar keluarga dapat meningkatkan status gizi anak balita di rumah.
Depkes RI (2006) mengemukakan kemandirian keluarga yang beorientasi pada
lima tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga
yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya dinilai dengan tingkat
kemandirian keluarga. Tingkat kemandirian keluarga dievaluasi menggunakan 7
kriteria evaluasi yakni (a) keluarga menerima petugas kesehatan, (b) keluarga
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana, (c) keluarga menyatakan masalah
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
28
Universitas Indonesia
kesehatan secara benar, (d) keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai
dengan anjuran, (e) keluarga melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,
(f) keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif, (g) keluarga
melaksanakan tindakan promotif secara aktif. Keluarga berada di tingkat
kemandirian I apabila memenuhi kriteria 1 dan 2; tingkat kemandirian II apabila
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 5; tingkat kemandirian III apabila memenuhi
kriteria 1 sampai dengan 6; dan tingkat kemandirian IV apabila keluarga
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 7.
Keluarga cenderung terlibat dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik
pada setiap tahap sehat dan sakit pada setiap anggota keluarganya, sepeti mulai
dari keadaan sehat hingga diagnosa, tindakan hingga penyembuhan. Keluarga
mempunyai peranan dalam memenuhi nutrisi pada balita karena keluarga yang
melakukan proses pemulihan sampai apa yang dikonsumsi anak (Widyatuti,
2001). Pemahaman keluarga tentang tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan
agar keluarga bisa memenuhi kebutuhan balita secara tepat.
Tugas kesehatan keluarga menurut Maglaya (2009) adalah 1) kemampuan
mengenal masalah : definisi, penyebab, dan tanda-tanda masalah, 2) kemampuan
mengambil keputusan : menurut keluarga apa akibat masalah, dan apakah menurut
keluarga sangat penting melakukan penanggulangan masalah, 3) kemampuan
memberikan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan :
apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah, apakah keluarga mengetahui
alternatif perawatan, hambatan apa dalam penanggulangan masalah di rumah, 4)
kemampuan memodifikasi lingkungan : bagaimana keluarga mengatur lingkungan
(fisik, psikologis, sosial) yang dapat menunjang keberhasilan penanggulangan
masalah apa yang keluarga ketahui alasan pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan, 5) kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan : apa saja yang
diperoleh di Polindes/Pustu/Puskesmas/ Rumah Sakit, adakah hambatan yang
dihadapi untuk memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
29
Universitas Indonesia
Tugas kesehatan keluarga terkait masalah ketidakefektifan pemberian ASI
meliputi, 1) mengenal masalah : apa yang keluarga ketahui tentang ASI,
manfaatnya, dan kerugian tidak diberikan ASI 2) mengambil keputusan : menurut
keluarga apa akibat masalah ketidakefektifan pemberian ASI bila tidak diatasi,
apakah menurut keluarga sangat penting penanggulangannya, 3) kemampuan
memberikan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan,
apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah ketidakefektifan pemberian
ASI, bagaimana cara menyusui dengan posisi yang baik dan benar, perawatan
payudara,pijat oksitosi, memilih nutrisi untuk ibu menyusui, manajemen stres,
serta pemilihan kontrasepsi 4) kemampuan memodifikasi lingkungan : bagaimana
keluarga mengatur lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
penanggulangan ketidakefektifan pemberian ASI, apa yang keluarga ketahui
tentang alasan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, 5) kemampuan
memanfaatkan fasilitas kesehatan, apa saja yang diperoleh dari Posyandu/
Puskesmas/ Rumah Sakit, adakah hambatan yang dihadapi untuk memanfaatkan
sarana/fasilitas kesehatan.
Produksi ASI merujuk pada volume ASI yang dikeluarkan oleh payudara. ASI
yang telah diproduksi disimpan di dalam gudang ASI. Selanjutnya ASI
dikeluarkan dari payudara kemudian dialirkan ke bayi, banyaknya ASI yang
dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh bayi, diasumsikan sama dengan
produksi ASI (Lawrence 2004). Penilaian terhadap produksi ASI dapat
menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui keluarnya ASI
dan jumlahnya mencukupi bagi bayi pada 2- 3 hari pertama kelahiran, diantaranya
adalah sebelum disusui payudara ibu terasa tegang, ASI yang banyak dapat keluar
dari putting dengan sendirinya, ASI yang kurang dapat dilihat saat stimulasi
pengeluaran ASI, ASI hanya sedikit yang keluar, bayi baru lahir yang cukup
mendapatkan ASI maka BAK-nya selama 24 jam minimal 6-8 kali, warna urin
kuning jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang
selama 2- 3 jam (Bobak, Perry & Lowdermilk, 2005; Perinasia, 2004; Cox, 2006).
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
30
Universitas Indonesia
Indikator lain untuk melihat bahwa produksi ASI mencukupi bagi bayi adalah
karakteristik dari BAB bayi. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang
berwarna hijau pekat, kental dan lengket, yang dinamakan dengan mekonium,
BAB ini berasal dari saluran pencernaan bayi, serta cairan amnion (Hockenberry,
2009). Pola eliminasi bayi tergantung dari intake yang bayi dapatkan, bayi yang
meminum ASI, umumnya pola BABnya 2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan
adalah berwarna kuning keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat,
sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula, umumnya pola BABnya hanya 1
kali sehari, BAB berwarna putih pucat (Matteson, 2001).
Evaluasi yang digunakan adalah perubahan pemberian ASI pada setiap minggu
yang terdiri dari: lingkar payudara, volume produksi ASI yang keluar saat
pemijatan payudara, anak masih rewel pada satu jam pertama menyusui atau
tidak, payudara masih teraba padat, dan putting lecet, berat badan bayi semakin
bertambah atau tidak, serta frekuensi BAK bayi. Asuhan keperawatan keluarga
berfokus pada tugas kesehatan keluarga tersebut yang dimasukkan sebagai
rencana asuhan keperawatan keluarga. Perawat komunitas berperan dalam
meningkatkan status kesehatan melalui asuhan keperawatan keluarga, khususnya
masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu. Kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan agar dapat
meningkatkan keefektifan pemberian ASI.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
31 Universitas Indonesia
BAB 3
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK RM
3.1 Profil Lahan Praktek
Kecamatan Tapos memiliki tujuh kelurahan. Kelurahan tersebut antara lain
Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Tapos, Kelurahan
Leuwinanggung, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan
Cimpaeun. Puskesmas Kecamatan Tapos digunakan sebagai lahan praktek
mahasiswa, dengan wilayah kelolaan berada pada Kelurahan Sukatani.
Tingkat pendidikan masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Sukatani
adalah sebagai berikut 7.409 orang belum sekolah, 6.310 orang tidak tamat
SD/sederajat, 5.176 orang tamat sekolah dasar (SD), 8161 orang tamat sekolah
lanjutan tingkat pertama (SLTP), 21.437 orang tamat sekolah lanjutan tingkat
atas (SLTA), 3469 orang tamat akademik dan 6495 orang tamat perguruan
tinggi. Fasilitas pendidikan atau sekolah yang terdapat di Sukatani terdiri dari
11 taman kanak-anak (TK), 11 SD, 5 SLTP, dan 2 SLTA. Sedangkan fasilitas
kesehatan yang dimiliki terdiri dari 1 puskesmas, 1 balai pengobatan, 1 pos
KB, dan 26 posyandu.
RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan satu dari 26 RW di Kelurahan
Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Kecamatan Tapos termasuk
pemekaran wilayah dari Kecamatan Cimanggis dimana sebelumnya
Kecamatan Cimanggis terdiri dari 13 Kelurahan, termasuk Kelurahan
Sukatani. Pemekaran tersebut ditujukan untuk mengkondisikan perkembangan
penduduk yang membutuhkan pelayanan yang efektif dan efisien dari
pemerintahannya.
RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos, Depok berada tepat di pinggir
Jalan Gas Alam. Sebelah utara, timur, dan barat berbatasan dengan Kelurahan
Curug. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor.
Sebagian besar warga RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan pendatang.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
32
Universitas Indonesia
Akan tetapi, warga pendatang tersebut sudah tinggal cukup lama di RW 01
Kelurahan Sukatani, sehingga nilai-nilai budaya dari budaya asli sudah
berbaur dengan nilai budaya yang ada di lingkungan RW 01 Kelurahan
Sukatani. Warga di RW 01 Kelurahan Sukatani berasal dari suku yang
heterogen, yaitu berasal dari suku Jawa, Betawi, Sunda, Batak, Sumatera, dan
Melayu. Walaupun nilai-nilai budaya asal sudah membaur dengan budaya
baru di lingkungan yang baru, warga mengatakan bahwa nilai-nilai budaya
tidak hilang, namun masih ada beberapa nilai budaya tertentu yang masih
diyakini oleh warga.
Terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau di RW 01,
yaitu praktik bidan, klinik mantri, puskesmas Sukatani, puskesmas Cimanggis,
dan Rumah Sakit Sentra Medika. Selain itu, terdapat posyandu dan posbindu
di RW 01 yang mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tanggal 25
setiap bulannya. RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan wilayah kerja
Kecamatan Tapos yang berada di bawah pemerintah kota Depok. Terkait
kesehatan, wilayah RW 01 Kelurahan Sukatani berada di bawah wilayah kerja
puskesmas Sukatani. Terkait RW siaga, berdasarkan hasil wawancara, ketua
RW mengungkapkan bahwa terdapat RW Siaga dan ketua RW Siaga yaitu
Ketua RT 06, Bapak Suhendi. Ketua RW dan RW Siaga mengatakan bahwa
kegiatan RW Siaga sebenarnya sudah berjalan, namun kurang aktif, termasuk
aktivitas dan kegiatan kader kesehatan. Warga RW 01 Kelurahan Sukatani,
Kecamatan Tapos, Depok mendapatkan informasi kesehatan melalui poster
kesehatan yang berada di rumanh Bapak RT 06. Sekitar wilayah RW 01 tidak
ada spanduk, banner mengenai informasi kesehatan. Sedangkan penyuluhan
kesehatan secara langsung tidak didapatkan warga, akan tetapi penyuluhan
tidak langsung didapatkan saat Posyandu dan Posbindu dilakukan setiap
bulannya.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
33
Universitas Indonesia
3.2 Pengkajian Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Bapak RM selama
tujuh minggu bertempat di RT 1 RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan
Tapos Kota Depok. Keluarga Bapak RM adalah tipe keluarga inti yang terdiri
dari Bapak RM (28 tahun) seorang kepala keluarga, istri Bapak RM adalah Ibu
V (26 tahun), anak perempuan yang pertama An. A (3 tahun) dan bayi B (35
hari). Keluarga Bapak RM berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak balita. Saat ini Ibu V nifas hari ke 35. Ibu V mengatakan nyeri saat
menyusui bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit
jika menyusui. Payudara ibu V teraba pada dan bengkak. Ibu V mengolesi
minyak kelapa sebelum dan sesudah menyusui pada putingnya. Ibu V
menghentikan pemberian ASI sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V
belum berani menggendong bayi sambil menyusui karena nyeri persalinan.
Keluarga Bapak RM mempunyai latar belakang budaya Jawa Tengah, Bapak
RM berasal dari Solo sedangkan Ibu V berasal dari Yogyakarta. Bapak RM
sejak kecil tinggal di Solo, namun setelah lulus SMK memutuskan untuk
merantau ke Jakarta. Berbeda dengan Ibu V yang sejak kecil telah lahir dan
menetap di daerah Sukatani. Ibu V mengatakan ada beberapa mitos atau
pantangan tertentu yang harus dipegang dan dapat mempengaruhi
pemeliharaan kesehatan dalam keluarga, yaitu memberikan bayi baru lahir
madu dan pisang agar pertumbuhan anak sehat. Saat anak A, ibu L
memberikan susu formula sejak baru lahir karena merasa ASI nya tidak
cukup, dan takut An A pertumbuhannya lambat.
Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan.
Ibu V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail
mengenai ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat
ASI, dan teknik menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya
terlalu sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
34
Universitas Indonesia
pernah melakukan perawatan payudara. Keluarga Bapak RM menganut agama
Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan sholat, puasa, dan ibadah
lainnya. Baik Bapak RM maupun Ibu V tidak aktif mengikuti kegiatan
pengajian di RT dikarenakan pekerjaan Bapak RM yang tidak tetap jadwalnya
dan Ibu V yang harus menjaga serta mengurus kedua anaknya.
Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu
tampak membesar, ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada
cairan yang keluar. Payudara teraba kencang dana padat. Ibu V mengatakan
tidak pernah secara khusus melakukan perawatan pada payudara. Ibu V tidak
pernah mengompres puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air
hangat, dan tidak pernah melakukan pijat payudara. Keluarga Bapak S
menganut agama Islam. Baik Bapak S maupun Ibu L berasal dari suku Jawa,
Bapak S berasal dari Solo sedangkan Ibu L berasal dari Tegal. Bapak S
merantau ke Jakarta sejak lulus SMK, berbeda dengan Ibu L yang sudah
tinggal dan menetap di Jakarta sejak kecil. Ibu L merupakan lulusan dari
Sarjana Muda jurusan Akutansi. Hasil pengkajian didapatkan bahwa
pertemuan pertama antara Bapak S dan Ibu L adalah di Pondok Cina Depok.
Keduanya kemudian berpacaran lalu memutuskan untuk menikah pada tahun
2007.
Ibu V mengatakan bahwa keluarganya saling menyayangi satu sama lain.
Bapak RM selalu siap sedia kapan pun jika ibu V membutuhkan, dan bapak
RM mengiyakan karena bapak RM kerja di pabrik yang jaraknya dekat dengan
rumahnya. Saat ibu V mempersiapkan kelahiran, bapak RM tampak sangat
perhatian dengan tetap menemani di sebelah ibu V. Walaupun Bapak RM
bekerja, tapi perhatian yang didapatkan anaknya selalu cukup. Ibu V
mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa kehamilan ke bidan, selalu
memperhatikan pergerakan bayi, ibu memperhatikan kebersihan pernieal, ibu
mencari tahu tentang menu diet, istirahat, aktifitas yang baik untuk ibu hamil.
Ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi, ibu V mengatakan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
35
Universitas Indonesia
sudah berpengalaman dengan anak pertama tapi karena sudah 3 tahun lalu, ibu
V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara mengedan dan teknik
relaksasi. Bukti bahwa anggota keluarga saling menyayangi adalah saling
memperhatikan dan kepedulian terhadap keadaan masing-masing.
3.3 Diagnosis Keperawatan
Hasil pengkajian keluarga yang dilakukan melalui metode wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis keperawatan: a)
ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V; b) kesiapan meningkatkan proses
kehamilan-melahirkan pada ibu V; c) kurang pengetahuan tentang jenis
kontrasepsi pada ibu V; d) kesiapan meningkatkan koping pada bapak RM; e)
kurang pengetahuan tentang perineal hygene pada bayi B. Hasil skoring
terhadap diagnosis tersebut, didapatkan bahwa diagnosis utama pada keluarga
Bapak S ialah ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V.
Definisi ketidakefektifan pemberian ASI adalah ketidakpuasan atau kesulitan
bayi, ibu, atau anak menjalani proses pemberian ASI (NANDA, 2012).
Batasan karakteristik dalam penggunaan diagnosis ini diantara terdapat satu
diantara tanda NANDA berikut, ketidakadekuatan suplai ASI, bayi menangis
pada payudara, bayi rewel dalam jam pertama setelah menyusui,
ketidakcukupan pengosongan setiap payudara setelah menyusui, luka putting
yang menetap setelah minggu pertama menyusui, proses pemberian ASI yang
tidak memuaskan.
3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan yang akan dilakukan mahasiswa berpedoman pada lima
tugas keluarga. Tujuan umum dari rencana keperawatan adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 6 kali kunjungan, Ibu V dapat
menyusui secara efektif. (1) Setelah dilakukan intervensi 1 x 30 menit
pertemuan diharapkan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
36
Universitas Indonesia
keluarga mampu mengenal masalah ketidakefektifan menyusui: menyebutkan
pengertian menyusui yang tidak efektif, menyebutkan penyebab menyusui
tidak efektif. (2) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 30
menit pertemuan diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan
menyusui: menyebutkan akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui,
memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah
ketidakefektifan menyusui. (3) Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x
45 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat keluarga dengan
ketidakefektifan menyusui: Menyebutkan cara menyusui yang efektif (baik
dan benar), mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),
mendemonstrasikan cara merawat payudara, menyusun menu makanan sehat
bernutrisi untuk ibu menyusui.
Pertemuan ke (4) setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 45 menit
pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat keluarga dengan
ketidakefektifan menyusui: Mendiskusikan dengan keluarga manajemen stres
untuk ibu menyusui, mendiskusikan cara manajemen stres: teknik relaksasi,
pijat oksitosin, mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat oksitosin. (5)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 45 menit pertemuan diharapkan
keluarga mampu merawat keluarga dengan ketidakefektifan menyusui:
mengkaji pengetahuan Ibu V tentang alat kontrasepsi, memberikan informasi
tentang definisi kontrasepsi pada Ibu V. memberikan informasi tentang jenis-
jenis alat kontrasepsi, mengkaji pengetahuan keluarga terkait kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi, memberikan informasi pada
Ibu V tentang kelebihan dan kekurangan dari alat kontrasepsi.
Pertemuan ke (6) setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit
pertemuan diharapkan keluarga mampu: memodifikasi suasana dan lingkungan
yang nyaman bagi ibu dan bayi ketika menyusui. Setelah dilakukan intervensi
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
37
Universitas Indonesia
selama 1x45 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu: memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan.
Tujuan 1 setelah dilakukan intervensi 1 x 30 menit pertemuan diharapkan
keluarga mampu mengenal masalah ketidakefektifan menyusui keluarga
dapat menyebutkan pengertian menyusui yang tak efektif dengan bahasanya
sendiri atau dengan bantuan leaflet. Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7
penyebab menyusui tidak efektif dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik. Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 akibat lanjut dari
ketidakefektifan menyusui dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik. (2) Tujuan Khusus 2, keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui.
Tujuan khusus 3, setelah dilakukan kunjungan selama 5 x45 menit keluarga
mampu merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifakn
pemberian ASI pada ibu dengan Keluarga dapat menyebutkan 6 dari 10 cara
menyusui yang baik dan benar dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik, keluarga memdemonstrasikan cara menyusui yang efektif
dengan bantuan minimal, menyebutkan 2 dari 3 manfaat nutrisi bagi ibu
menyusui, menyebutkan 3 hal yang harus diperhatikan terkait nutrisi bagi ibu
menyusui, menyebutkan 3 dari 5 jenis makanan ya ng dianjurkan untuk ibu
menyusui, mampu menyusun menu sehat bernutrisi bagi ibu hamil sesuai dengan
kondisi dan selera untuk menu makan satu hari, mampu menyebutkan fungsi
manajemen stres untuk ibu menyusui, mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi
dan pijat oksitosin, menyebutkan 2 dari 3 jenis kontrasepsi, menyebutkan
kembali masing-masing 2 kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi, mampu
memilih alat kontarsepsi.
Tujuan khusus 4, setelah dilakukan kunjungan selama 1x45 menit keluarga
mampu memodifikasi dan memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
ketidakefektifan pemberian ASI mampu menyebutkan 3 dari 4 lingkungan
yang mendukung untuk meningkatkan keefektifan pemberian ASI pada ibu.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
38
Universitas Indonesia
(5) Tujuan khusus 5, keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada untuk mengefektifan pemberian ASI dengan mampu menyebutkan 3 dari
4 fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal, menyebutkan 1 dari 2
manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan, dan mengunjungi
fasilitas kesehatan secara rutin.
3.5 Implementasi Keperawatan
Asuhan keperawatan keluarga dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga memiliki peran penting dalam
mengatasi masalah ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga seharusnya
dapat menyadari pentingnya memberikan ASI eksklusif, menyadari manfaat
memberikan ASI dan kerugian saat tidak memberikan ASI, akibat
berkelanjutan jika pemberian ASI tidak efektif bagi ibu dan bayi. Bagaimana
mengefektifkan pemberian ASI, menyediakan lingkungan yang mendukung,
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Intervensi yang berpedoman pada tugas kesehatan keluarga meliputi lima
tugas keluarga, dimana dalam kemampuan memberikan perawatan anggota
keluarga yang mempunyai masalah ketidakefektifan pemberian ASI, keluarga
diberikan informasi mengenai cara merawat ibu dengan dengan memberikan
pendidikan kesehatan terkait cara-cara yang mampu meningkatkan
keefektifan pemberian ASI seperti posisi menyusui, perawatan payudara,
nutrisi ibu menyusui, manajemen stres, pijat oksitosin, serta pemilihan alat
kontrasepsi dengan berfokus pada perawatan payudara.
Implementasi keperawatan terdiri dari menyebutkan pengertian menyusui
yang tidak efektif, menyebutkan penyebab menyusui tidak efektif.
Menyebutkan akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui, memutuskan
untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui.
Menyebutkan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),
mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
39
Universitas Indonesia
mendemonstrasikan cara merawat payudara, menyusun menu makanan sehat
bernutrisi untuk ibu menyusui. Mendiskusikan dengan keluarga manajemen
stres untuk ibu menyusui, mendiskusikan cara manajemen stres: teknik
relaksasi, pijat oksitosin, mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat
oksitosin. Mengkaji pengetahuan Ibu V tentang alat kontrasepsi,
memberikan informasi tentang definisi kontrasepsi pada Ibu V. Memberikan
informasi tentang jenis-jenis alat kontrasepsi, mengkaji pengetahuan keluarga
terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi,
memberikan informasi pada Ibu V tentang kelebihan dan kekurangan dari
alat kontrasepsi. Memodifikasi suasana dan lingkungan yang nyaman bagi ibu dan
bayi ketika menyusui. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal, serta memotivasi keluarga
untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terutama posyandu secara
rutin setiap bulan.
Implementasi yang merupakan intervensi utama adalah penjelasan tentang
perawatan payudara. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancar pengeluaran ASI, memelihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan putting susu. Mendemonstrasikan perawatan
payudara, dengan membuat jadwal perawatan payudara secara rutin dua kali
sehari setiap hari. Mengevaluasi hasil dari perawatan payudara yang
dilakukan secara rutin sekali seminggu secara keseluruhan.
3.6 Evaluasi Keperawatan
Intervensi keperawatan terkait intervensi yang telah dilakukan, kemudian
dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari intervensi dapat
tercapai. Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan melakukan
evaluasi SOAP, evaluasi sumatif, dan menilai tingkat kemandirian keluarga.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
40
Universitas Indonesia
Evaluasi SOAP didapatkan data ibu V mengatakan menyusui yang tak efektif
adalah keadaan dimana ibu, bayi atau anak mengalami atau beresiko
mengalami ketidakpuasan atau kesukaran dengan proses menyusui. Ibu V
menyebutkan 6 penyebab menyusui tidak efektif, yaitu puting susu
datar/terbenam; putting lecet dan nyeri; payudara bengkak; radang payudara;
payudara abses; produksi asi kurang. Ibu V menyebutkan 4 akibat lanjut dari
ketidakefektifan menyusui, yaitu bayi merasa tidak puas saat menyusui; bayi
gelisah dan rewel; bayi beresiko kekurangan nutrisi; serta bayi mudah
terserang penyakit.
Bapak RM (suami) dan Ibu E (ibu) mengatakan ingin merawat ibu V dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI dengan mau mendengarkan
informasi dari mahasiswa. Ibu V mengatakan cara mengatasi ketidakefektifan
pemberian ASI yaitu dengan posisi menyusui yang benar, perawatan
payudara, pijat oksitosin, nutrisi ibu menyusui, manajemen stres, pemilihan
kontrasepsi.
Ibu V menyebutkan cara menyusui yang baik dan benar yaitu: Cuci tangan
sebelum menyusui; bersihkan puting susu dengan air hangat; menyusui
dilakukan dengan posisi duduk, bayi di pangku, kepala bayi diletakkan pada
siku ibu dan tangan ibu yang lainnya menopang bokong bayi; tubuh bayi
dekat/ kontak dan menghadap ibu, perut bayi menempel pada bagian ibu;
sentuhkan puting susu pada bibir/ pipi bayi untuk merangsang agar mulut
bayi terbuka lebar; ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan puting susu dan
areola mamae ke dalam mulut bayi; posisi menyusui yang benar bila ibu
tidak merasa nyeri pada puting susu; menyusui dengan kedua payudara
secara bergantian; setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk, sampai bayi
bersendawa; serta ASI diberikan sesering mungkin tanpa jadwal, lamanya 20-
30 menit dengan jarak 2-3 jam.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
41
Universitas Indonesia
Ibu V mengatakan kondisi lingkungan di sekitar rumah sudah tenang, tapi
jika ada keponakan-keponakannya sudah datang, kondisi rumah menjadi
kurang nyaman. Ibu V mengatakan keluarga akan menyediakan buah di meja
makan untuk ibu V, tidak menyediakan susu formula, dan selalu menyiapkan
perlengkapan perawatan payudara di meja samping kamar mandi. Ibu V
mengatakan fasilitas terdekat ialah puskesmas, klinik, praktik bidan. Ibu V
mengatakan manfaat ke pelayanan kesehatan ialah mendapat pemeriksaan
kesehatan anak, mendapat penyuluhan dan informasi kesehatan. Ibu V
mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut penyebab masalah ketidakefektifan
pemberian ASI yang dirasakan.
Pemberian setiap implementasi yang dilakukan oleh perawat dapat diterima
keluarga secara kooperatif dan antusias, baik dalam penyampaian informasi
maupun melakukan demostrasi. Keluarga terlibat aktif dalam diskusi.
Keluarga Bapak RM, terutama Ibu V dapat menyebutkan kembali pengertian,
penyebab tanda gejala, dan akibat ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga
Bapak RM dapat menyebutkan kembali bagaimana cara perawatan payudara,
ibu V dan mertua bapak RM mampu mendemonstrasikan ulang cara
merawat payudara. Ibu V mengatakan akan melakukan perawatan payudara
dua kali sehari.
Tampak perubahan signifikan keefektifan pemberian ASI pada ibu V.
Perubahan pemberian ASI pada minggu ketiga: lingkar payudara 35 cm, ASI
yang keluar saat pemijatan payudara 10cc, anak masih rewel pada satu jam
pertama menyusui, payudara masih teraba pada, dan putting lecet. Perubahan
pemberian ASI pada minggu keempat: lingkar payudara 37 cm, ASI yang
keluar saat pemijatan payudara 138cc, payudara kiri teraba padat, putting
lecet, bayi rewel pada satu jam pertama menyusui, berat badan bayi 3800 gr,
BAK 4 kali. Perubahan pemberian ASI pada minggu kelima: lingkar
payudara 38 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi tidak rewel,
bayi tampak puas, berat badan bayi 4200 gr, BAK 4-5 kali, putting tidak
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
42
Universitas Indonesia
lecet, payudara tidak teraba padat. Perubahan pemberian ASI pada minggu
keenam: lingkar payudara 38 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi
tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi 4200 gr, BAK 5-6 kali,
putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Perubahan pemberian ASI
pada minggu ketujuh: lingkar payudara 41 cm, ASI yang keluar saat
pemijatan 240cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi 4500
gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini
menunjukkan meningkatnya efektifitas pemberian ASI pada ibu V.
Hasil observasi yang dilakukan atau yang dilaporkan oleh keluarga maka
perawat menganalisa tujuan yang telah ditetapkan perawat baik TUK 1
hingga TUK 5 telah tercapai. Masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada
ibu V telah teratasi ditunjukkan dengan peningkatan produksi ASI, lingkar
payudara, putting tidak lecet, bayi tidak rewel, tidak ada nyeri payudara.
Perawat memotivasi Ibu V untuk terus merawat payudara. Perawat juga
memberikan penghargaan positif atas usaha dan hasil yang telah diperoleh
keluarga. Selain itu, perawat juga meminta keluarga untuk memantau agar
pemberian ASI dapat eksklusif 6 bulan.
Evaluasi sumatif dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait lima tugas
kesehatan keluarga pada masalah ketidakefektifan pemberi ASI. Ibu V
mengatakan menyusui yang tak efektif adalah keadaan dimana ibu, bayi atau
anak mengalami atau beresiko mengalami ketidakpuasan atau kesukaran
dengan proses menyusui. Ibu V menyebutkan 6 dari 7 penyebab menyusui
tidak efektif, 4 akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui, 6 cara mengatasi
ketidakefektifan pemberian ASI, 10 cara menyusui yang baik dan benar. Ibu
V mampu mendemonstrasikan ulang cara menyusui dan perawatan payudara.
Keluarga dapat menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang sesuai
untuk ibu menyusui. Keluarga mampu menyebutkan 3 fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan untuk penanganan terkait ibu menyusui. Keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
43
Universitas Indonesia
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk penanganan terkait ibu
menyusui.
Evaluasi tingkat kemandirian keluarga ditentukan oleh kemampuan keluarga
dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Lima tugas kesehatan
keluarga meliputi mengenal masalah ketidakefektifan pemberian ASI,
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
ketidakefektifan pemberian ASI, merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakefektifan pemberian ASI, melakukan modifikasi lingkungan, dan
menggunakan fasilitas pelayanan untuk perawatan ketidakefektifan
pemberian ASI.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 6x45 menit, tingkat
kemandirian keluarga Bapak RM berada pada tingkat kemandirian IV. Hal ini
ditunjukkan oleh data bahwa keluarga menerima petugas perawatan
kesehatan masyarakat, keluarga menerima pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, keluarga tahu dan
mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, keluarga melakukan
perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, keluarga melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif, dan keluarga melakukan tindakan promotif
(terlampir).
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
44 Universitas Indonesia
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Penelitian terkait
KKMP
Perkotaan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang
tunggi dan masyarakat yang beragam. Masyarakat yang beragam tersebut
bisa disebabkan karena kumpulan manusia dari berbagai daerah yang
datang ke satu tempat karena terdorong keinginan yang sama yaitu
memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik yang biasa
disebut masyarakat urban. Masyarakat beragam yang terdiri dari
perbedaan sosial budaya, tingkat pendidikan, ekonomi, dan beberapa aspek
lainnya. Berdasarkan data dari NSS yang bekerjasama dengan
Balitbangkes dan Hellen Keller International permasalahan yang
mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah
faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan
dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI,
gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Judarwanto, 2006).
Aspek kehidupan kota, kurangnya pengetahuan dan pengertian ibu tentang
manfaat ASI dapat mendorong ibu untuk terpengaruh pada susu formula.
Kesehatan/ status gizi bayi serta kelangsungan akan lebih baik pada ibu
yang berpendidikan rendah (Arifin, 2004). Hal ini karena ibu yang
berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Keluarga Bapak RM
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan selalu menunjukkan
kemampuan untuk menerima informasi yang lebih banyak tentang
kesehatannya. Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dan
dilihat faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI, luka-luka
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
45
Universitas Indonesia
pada puting susu, kelainan pada puting susu dan adanya penyakit tertentu
seperti tuberkolose, malaria (Arifin, 2004).
Keluarga Bapak RM berlatar belakang suku Jawa dan masih menanamkan
beberapa kepercayaan sesuai budaya keluarga, seperti memberikan madu
pada bayi baru lahir, memberikan pisang atau biskuit walaupun belum 6
bulan. Keluarga meyakini, memberikan makanan seperti madu, pisang
atau biskuit tersebut merupakan kebiasaan sejak nenek moyang. Selain itu
keluarga meyakini jika bayi laki-laki maka jumlah ASI yang dibutuhkan
akan sangat banyak, sehingga pemberian susu formula merupakan pilihan
yang tepat. Berkurangnya jumlah ibu yang menyusui bayinya dimulai di
kota-kota, terutama pada warga yang berpenghasilan cukup yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota, penelitian para ahli mengapa
jumlah ibu yang menyusui bayinya cenderung menurun, semakin banyak
ibu bekerja,adanya anggapan menyusui adalah lambang keterbelakangan
budaya dan alasan estetika (Sjahnien, 2008). Dan berdasarkan hasil
penelitian Ridwan Amirudin 2007 dengan bertambahnya usia bayi tejadi
penurunan pola pemberian ASI sebesar 1,3 kali atau 77,2 %. Hal ini
memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan cepatnya
pemberian susu botol artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui
bayi dalam waktu yang lama. (Amirudin, 2007).
Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai oleh adat (budaya),
tatanan norma yang berlaku di masyarakat (sosial), dan kepercayaan
(agama). Perilaku umumnya tidak secara tiba-tiba. Perilaku adalah hasil
dari proses yang berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang
selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta
mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tak
langsung. Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya, agama, dan
pendidikan seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku
dan alasan yang mendasarinya (Suparyanto, 2010).
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
46
Universitas Indonesia
Perawat komunitas memiliki peranan penting dalam mengatasi masalah
pemberian ASI pada populasi ibu menyusui di masyarakat perkotaan.
Asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan keluarga dilakukan
pada keluarga yang memiliki masalah pemberian ASI sebagai entry point
bertujuan untuk menurunkan risiko kesehatan dan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak. Keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap
status kesehatan anak. Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan
benar memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan
lingkungan sosial budayanya dalam hal menyusui. Pemahaman ini perlu
agar bisa lebih mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui
(Suparyanto, 2010)
4.2 Analisis Intervensi Perawatan Payudara sebagai Intervensi utama
dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Penelitian Purnama (2013) mengukur produksi ASI dengan melihat urin
bayi baru lahir. Produksi urin bayi baru lahir dihitung selama 24 jam
setelah ibu mendapatkan perlakuan perawatan payudara. Penilaian
produksi ASI bisa dengan banyak cara, salah satunya dengan mengukur
dengan urin bayi baru lahir selama 24 jam, normal volume urin bayi baru
lahir 30-50 mg, atau bayi buang air kecil 6-8 kali, warna urin kuning
jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang
selama 2- 3 jam (Bobak, Perry & Lowdermilk, 2005; Perinasia, 2004;
Cox, 2006). Ibu V mengatakan bayi B baru lahir hanya buang air kecil 4-5
kali, warna urin kuning jernih. Setelah melakukan perawatan payudara
dalam sehari bayi buang air kecil bisa mencapai 7-8 kali.
Frekuensi dilakukannya perawatan payudara juga mempengaruhi hasil
produksi ASI. Dalam penelitian Purnama (2013) perawatan payudara
hanya dilakukan satu kali di pagi hari. Menurut Hockenberry (2002)
produksi ASI dengan menggunakan perawatan payudara lebih efektif
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
47
Universitas Indonesia
apabila dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore. Penelitian yang dilakukan
oleh Biancuzzo (2003) menyatakan bahwa pijat oksitosin dan perawatan
payudara yang dilakukan sehari dua kali dapat mempengaruhi produksi
ASI pada ibu post partum. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Sholichah (2011) menyatakan bahwa perawatan payudara yang sering
dapat memperlancar keluaran produksi ASI.
Parameter keberhasilan pemberian ASI ditandai dengan cukupnya ASI
bagi bayi (Afifah, 2007) yang ditandai dengan:
1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya bersih
jernih sampai kuning
2. Bayi sering buang air besar bewarna kekuningan “berbiji”.
3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur
cukup.
4. Bayi setidaknya menyusui10-12 kali dalam 24 jam.
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai
menyusui.
6. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusu.
7. Bayi bertambah berat badannya
Terdapat beberapa perubahan pada ibu V setelah dilakukan intervensi
perawatan payudara dengan melihat beberapa parameter keberhasilan
pemberian ASI. Perubahan pemberian ASI pada minggu keempat: lingkar
payudara 37 cm, ASI yang keluar saat pemijatan payudara 138cc,
payudara kiri teraba padat, putting lecet, bayi rewel pada satu jam pertama
menyusui, berat badan bayi 3800 gr, BAK 4 kali. Perubahan pemberian
ASI pada minggu kelima: lingkar payudara 38 cm, ASI yang keluar saat
pemijatan 200cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi
4200 gr, BAK 4-5 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat.
Perubahan pemberian ASI pada minggu keenam: lingkar payudara 38 cm,
ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas,
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
48
Universitas Indonesia
berat badan bayi 4200 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak
teraba padat. Perubahan pemberian ASI pada minggu ketujuh: lingkar
payudara 41 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 240cc, bayi tidak rewel,
bayi tampak puas, berat badan bayi 4500 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak
lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini menunjukkan meningkatnya
efektifitas pemberian ASI pada ibu V.
4.3 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan
Upaya mengatasi permasalahan ketidakefektifan pemberian ASI secara
multidisiplin dan komprehensif dimana dibutuhkan kerja sama yang baik
antar setiap komponen dalam masyarakat.
Intervensi dalam pembinaan keluarga yang seharusnya dilakukan secara
berkelanjutan oleh petugas kesehatan dari puskesmas untuk mengatasi
masalah ketidaefektifan pemberian ASI yang terdapat di masyarakat.
Intervensi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan terkait pentingnya ASI. Peran perawat kesehatan masyarakat dalam
melakukan setiap program terutama terkait masalah pemberian ASI eksklusif
diperlukan agar hasilnya dapat dilihat secara nyata.
Pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dibutuhkan pengawasan dan bimbingan yang
berkelanjutan dari petugas kesehatan, maupun kader RT dan RW setempat
agar pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dapat berjalan dengan baik.
pemberian pendidikan bisa melalui program Kelas Ibu Hamil yang diadakan
oleh Puskesmas Sukatani. Selain itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat
dengan membentuk agen-agen peduli ASI dengan melatih kader setempat
terkait perawatan yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti perawatan
payudara dan pengaktifan kegiatan posyandu lima langkah. Kader dapat
memberikan penyuluhan terkait manajemen laktasi dalam fungsi posyandu di
langkah kelima.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
49
Universitas Indonesia
Asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan dalam membina
keluarga, mahasiswa harus membuat rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan kepada keluarga. Rencana ini dibuat agar tindakan yang telah
dilakukan sebelumnya bersama mahasiswa dapat terus dilakukan dan
berkesinambungan. Mahasiswa melaporkan kepada kader tentang evaluasi
kemandirian keluarga, dan meminta kader untuk melanjutkan pemantauan
terkait masalah pemberian ASI yang dapat dilakukan dalam kegiatan
posyandu setiap bulan.
Keluarga perlu dimotivasi secara berkelanjutan agar dapat mempertahankan
dan meningkatkan status kesehatan yang telah tercapai. Mahasiswa perlu
melakukan advokasi dan menekankan pentingnya mengunjungi fasilitas
kesehatan secara rutin dan berkala, terutama posyandu untuk memantau berat
badan anak sampai anak menginjak usia lima tahun.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
50 Universitas Indonesia
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Indonesia memiliki tingkat perkembangan penduduk di kota yang pesat, berbagai
kelompok manusia yang beragam mengikuti arus urbanisasi dan meningkatkan
perkembangan penduduk tersebut. Melalui arus urbanisasi tersebut dapat
memunculkan masalah kesehatan di perkotaan. Salah satu dampak dari arus
urbanisasi adalah pada factor sosial budaya dan tingkat pengetahuan. Factor sosial
budaya dan tingkat pengetahuan mempengaruhi ibu-ibu dalam memperhatikan
masalah kesehatan di keluarga, salah satunya terkait pemberian ASI eksklusif bagi
anak.
Praktik keperawatan mahasiswa di Kelurahan Sukatani, khususnya di RW 01
bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga terutama pada keluarga
yang memiliki ibu menyusui dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI.
Asuhan keperawatan komunitas dengan melakukan pembinaan pada keluarga
bertujuan untuk melakukan intervensi yang dapat dipraktikkan keluarga dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan status kesehatan anak. Asuhan keperawatan keluarga yang
dilaksanakan oleh mahasiswa pada keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V.
Peran perawat komunitas bertujuan untuk memberikan intervensi keperawatan
dengan menggunakan pendekatan keluarga. Intervensi utama yang dilakukan
terkait ketidakefektifan pemberian ASI adalah dengan perawatan payudara pada
ibu V. Pemilihan intervensi tersebut dilakukan agar produksi ASI semakin
meningkat dan dapat mengefektifkan pemberian ASI pada bayi. Keluarga
diharapkan dapat menyadari akan manfaat dari asupan makanan dengan
kandungan ASI sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan bayi.
Asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan kepada Bapak RM dilakukan
selama 7 minggu. Evaluasi dilakukan melalui observasi perubahan pemberian ASI
pada setiap minggu yang terdiri dari: lingkar payudara, volume produksi ASI yang
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
51
Universitas Indonesia
keluar saat pemijatan payudara, anak masih rewel pada satu jam pertama
menyusui atau tidak, payudara masih teraba padat, dan putting lecet, berat badan
bayi semakin bertambah atau tidak, serta frekuensi BAK bayi. Didapatkan
perubahan signifikan dari minggu pertama observasi lingkar payudara 35 cm, ASI
yang keluar saat pemijatan payudara 10cc, anak masih rewel pada satu jam
pertama menyusui, payudara masih teraba pada, dan putting lecet. Sedangkan
observasi minggu ketujuh didapatkan hasil: lingkar payudara 41 cm, ASI yang
keluar saat pemijatan 240cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi
4500 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini
menunjukkan meningkatnya efektifitas pemberian ASI pada ibu V. Tingkat
kemandirian keluarga Bapak RM saat ini berada pada tingkat kemandirian IV.
Keluarga Bapak RM melaporkan bahwa telah melakukan upaya-upaya yang
mendukung keefektifan pemberian ASI pada ibu V kepada bayi B.
Hasil penelitian dan praktik di lapangan menunjukkan beberapa persamaan dari
segi faktor yang mempengaruhi pemberian ASI seperti budaya, pengetahuan,
kebiasaan dan hasil dari perawatan payudara,
5.2 Saran
5.2.1 Puskesmas/ Perawat Komunitas
Perawat perlu mengembangkan media promosi kesehatan terkait pemberian ASI
dan penyuluhan pada keluarga dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI
agar disesuaikan dengan karakteristik keluarga. Media penyuluhan harus
disesuaikan dengan tingkat pendidikan keluarga sehingga efektifitas penyampain
informasi dapat berjalan optimal. Puskesmas bisa mengoptimalkan penyuluhan
melalui kelas ibu hamil. Selain itu, Puskesmas perlu mengoptimalkan program
Pojok ASI yang sudah ada, agar ibu-ibu menyusui memiliki motivasi dalam
pemberian ASI di Puskesmas. Perawat kesehatan masyarakat dari puskesmas
perlu mengoptimalkan pembinaan keluarga dengan ibu menyusui yang berisiko
tinggi memiliki masalah dalam pemberian ASI melalui asuhan keperawatan
keluarga secara rutin dan berkelanjutan, serta melibatkan institusi pendidikan
keperawatan dalam penemuan kasus masalah dalam pemberian ASI.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
52
Universitas Indonesia
5.2.2 Keluarga
Keluarga perlu meningkatkan pengetahuan tentang upaya meningkatkan
efektifitas pemberian ASI melalui aktif bertanya atau berkonsultasi pada petugas
kesehatan, memanfaatkan sarana media cetak dan elektronik sebagai media
informasi. Keluarga diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang dapat
meningkatkan produksi ASI dan mendukung motivasi ibu untuk memberikan ASI
secara eksklusif. Keluarga sebaiknya berkunjung ke posyandu setiap bulan untuk
penimbangan berat badan balita dan menanyakan kepada petugas kesehatan
mengenai hal-hal yang belum diketahui terkait tumbuh kembang dan pemenuhan
nutrisi bagi ibu menyusui dan bayi. Ibu disarankan meningkatkan keragaman
makanan untuk ibu menyusui agar produksi ASI semakin meningkat dengan
meminimalkan kebosanan ibu mengonsumsi makanan seimbang yang beragam.
Ibu disarankan melakukan perawatan payudara dengan rutin, dan jika sempat
menambah frekuensi perawtan payudara menjadi 3 kali sehari. Bapak RM
disarankan untuk menyempatkan diri membantu istri dalam menghindari stres
seperti menyempatkan diri memijat oksitosin, meminimalkan sumber stres di
rumah.
5.2.3 Masyarakat/Kader
Peran masyarakat, terutama kader harus ditingkatkan dalam pemberian
penyuluhan kesehatan, khususnya terkait pentingnya pemberian ASI bagi bayi
dalam kegiatan posyandu. Kader harus menerapkan posyandu dengan lima
langkah yang sesuai sehingga dapat memberikan informasi kesehatan, terutama
mengenai pentingnya ASI kepada ibu-ibu hamil dan menyusui. Kader diharapkan
dapat melaporkan penemuan terkait masalah pemberian ASI yang ada di
masyarakat, baik kepada bidan desa maupun tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab dari Puskesmas Sukatani. Adanya pencatatan tentang masalah pemberian
ASI dan bayi dengan gizi kurang dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindak
lanjut agar masalah dalam pemberian ASI dapat segera diatasi.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
AAP Section on Breastfeeding. (2005). Breastfeeding and the use of human milk.
American Academy of Pediatrics, 115 : 496-506
Afianti, S. (2012). Efektivitas pemijatan payudara dengan senam payudara terhadap
kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum. Purwokerto : FKIK
Universitas Jenderal Soedirman
Allender & Spradley. (2005). Community health nursing: concept and practice.
(5th
ed). Philadelphia : Lippincott.
Allender, J. A., Rector, C., Warner, K. D. (2010). Community health nursing:
promoting & protecting the public’s health. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.
Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, E.T., dan McFarlane, J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas:
Teori dan Praktik. Edisi ke 3. Alih bahasa: Agus Sutarna, dkk. EGC: Jakarta
Anonim. (2009). Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. 28 Juni 2014.
Universitas Diponegoro. http://elearning.undip.ac.id
Anwar, Ali Saifuddin. (2007). Hak asasi bayi dan pecan ASI sedunia.
Suaramerdeka.com/harian/0208/03/kha2.htm (diakses pada Juli 2014)
Arini, H. (2012). Ibu menyusui. Yogyakarta: Flashbook Ayudiah. (2004). Panduan untuk menyusui. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010). Riset kesehatan dasar
2010. Balitbangkes.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Profil Depok. Jakarta. 1 Juli 2014.
http://daps.bps.go.id.
Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn : clinical strategies for nurses. St
Louis : Mosby
BKKBN. (2005). Pelayanan kontrasepsi dan pemberian asi. From:
http://www.BKKBN.com.id (diakses Juli 2014)
Blair, T. (2003). Suckling of lactation mother, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/
quory.fcgi?db=pubmed&cdm=search&ito1=pubmedabstract Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan
maternitas. Jakarta : EGC
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
Universitas Indonesia
Budiati, T. (2009). Efektifitas pemberian paket “SUKSES ASI” terhadap produksi
ASI ibu dengan sectio caesarea. Tesis. Depok : FIK UI Cadwell, K. (2011). Buku saku manajemen laktasi. Jakarta : EGC
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
(2011). Laporan nasional riset kesehatan dasar tahun 2010. Badan
Perencanaan dan Penelitian Kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
(2010). Keputusan menteri kesehatan nomor 908/Menkes/SK VIII/2010
tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan keluarga. Jakarta.
http://www.yanmedik.depkes.go.id.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
(2008). Pedoman perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta:
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
(2008). Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta. http://www.depkes.go.id.
Dinkes Kota Depok. (2013). Profil kesehatan kota Depok 2010. Depok: Tidak
dipublikasikan.
Depkes RI. (2007). Panduan manajemen laktasi : Dit Gizi Masyarakat. Jakarta :
Depkes RI
Depkes RI. (2005). Perawatan payudara. From: http://www.depkesRI.co.id
(diakses Juli 2014)
Effendi, F., dkk. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2010). Family nursing : research,
theory and practice. California: Appleton and Lange.
Hitchock, J., Schubert, P., & Thomas, S. (1999). Community health nursing:
caring in action. Delmar Publishers. International Thomson Publishing
Company.
Indrizal, E. et.al. 2006. Penyusunan Rekomendasi Teknis Pembangunan Sosial
Ekonomi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Tesso Nilo. Pekanbaru: WWF
AREAS Riau Conservation Program.
Kozier, Erb et al. (2004). Fundamental of nursing: concepts, process and
practice. (7th
ed). New Jersey: Pearson.
Lawrence, R.A. 2004. Breastfededing a guide for the medical profession. St Louis:
Cv Mosby
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
Universitas Indonesia
Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th
ed).
Philippine : Argonauta Corporation.
Manuaba. (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Manuaba, I.A.C. (2004). Ilmu penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan.
Jakarta : EGC
Mardiyaningsih, E. (2011). Efektivitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin
terhadap produksi ASI ibu post sectio. Purwokerto : Universitas Jenderal
Soedirman
NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC
Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia (2008).
Tidak dipublikasikan.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Purnama. (2013). Pengetahuan, sikap, dan tindakan petugas kesehatan dalam kegiatan IMD di
wilayah kelurahan Siringo-ringo. http://eprints.ums.ac.id/1531/1/5-purnama-pdf (diakses Juli
2014)
Smith, C. & Maurer, F. (2000). Community health nursing: theory and practice.
Philadelphia: WB. Saunders.
Soetjiningsih. (2005). ASI : Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC
Stanhope & Lancaster. (2010). Community health nursing. (5th
ed). St Louis
United States: Mosby Inc.
Suparyanto. (2010). Perawatan payudara. http//www.nifas.com (diakses Juli,
2014).
Saleha, Sitti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba
Medika
Susenas. (2004). Status kesehatan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat,
dan kesehatan lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.
Suradi, R. (2004). Bahan bacaan manajemen laktasi. Jakarta : Perinasia
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
Universitas Indonesia
United Nations Declaration (UND). 2000. Millenium Development Goals: a
Compact among Nations to End Human Poverty in 2015. 3 Juli 2014.
http://mdgs.un.org.
Widyatuti. (2001). Meningkatkan status gizi balita melalui asuhan keperawayan
keluarga di wilayah Kelurahan Rawa Bunga Kecamatan Jatinegara, Jakarta
Timur. Laporan penelitian. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak RM
2. Pekerjaan : Wiraswasta
3. Alamat : Jln. Pekapuran gang Mandor RT01/ RW01 Kelurahan Sukatani,
Depok.
4. Komposisi keluarga:
No Nama JK Hub.dgan KK Umur Pendidikan Ket
1.
2.
3.
4.
Bapak RM
Ibu V
An A
An B
L
P
P
P
Kepala keluarga
Istri
Anak kandung
Anak kandung
28 tahun
26 tahun
3 tahun
1 bulan
SMK
SMA
-
-
Genogram:
Keterangan genogram :
1 Bapak RM (28 tahun)
2 Ibu V (26 tahun)
Keterangan :
3 An A (3 tahun)
4 An B (1 bulan)
4 3
1 2
laki-laki
perempuan
entry point
-------- tinggal satu rumah
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
5. Tipe keluarga
Keluarga Bapak S merupakan tipe keluarga extended family dimana di dalam satu rumah selain
terdapat satu keluarga inti, yaitu Bapak RM, Ibu V, An A, dan An B juga terdapat anggota
keluarga lain seperti nenek, kakek, dan satu keluarga inti lainnya dengan dapur berbeda.
6. Latar belakang budaya
Keluarga Bapak RM mempunyai latar belakang budaya Jawa Tengah, Bapak RM berasal dari Solo
sedangkan Ibu V berasal dari Yogyakarta. Bapak RM sejak kecil tinggal di Solo, namun setelah
lulus SMK memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Berbeda dengan Ibu V yang sejak kecil telah
lahir dan menetap di daerah Sukatani. Ibu V mengatakan ada beberapa mitos atau pantangan
tertentu yang harus dipegang dan dapat mempengaruhi pemeliharaan kesehatan dalam keluarga.
Ibu V mengatakan di keluarga telah terbiasa memberikan bayi baru lahir madu dan pisang agar
pertumbuhan anak sehat. Saat anak A, ibu L memberikan susu formula sejak baru lahir karena
merasa ASI nya tidak cukup, dan takut An A pertumbuhannya lambat.
7. Agama
Keluarga Bapak RM menganut agama Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan sholat,
puasa, dan ibadah lainnya. Baik Bapak RM maupun Ibu V tidak aktif mengikuti kegiatan
pengajian di RT dikarenakan pekerjaan Bapak RM yang tidak tetap jadwalnya dan Ibu V yang
harus menjaga serta mengurus kedua anaknya.
8. Status sosial ekonomi
Bapak RM memiliki pekerjaan wiraswasta di suatu perusahaan. Ibu V mengatakan penghasilan
Bapak RM tidak terkaji dengan lengkap, namun Ibu V mengatakan penghasilan yang dimiliki lebih
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, yaitu sekitar Rp. 7.000.000,- per
bulan.
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Bapak RM jarang pergi berekreasi bersama karena pekerjaan Bapak RM sebelumnya
yang cukup menyita waktu. Aktivitas rekreasi keluarga yang biasa dilakukan adalah berkunjung ke
rumah saudara yang ada di Jakarta atau hanya berjalan-jalan di sekitar rumah. Keluarga Bapak
RM lebih sering menghabiskan waktu makan bersama di rumah.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak S saat ini adalah keluarga dengan anggota keluarga balita,
dimana anak pertama Bapak yaitu An A saat ini berumur 3tahun.
11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga dengan anggota keluarga balita meliputi mengasuh anak,
menyediakan kebutuhan anak, dan persiapan kelahiran anak berikutnya. Tahap ini dimulai saat
anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman; Membantu anak untuk bersosialisasi; Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara
kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi; Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
keluarga maupun dengan masyarakat; Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak;
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga; serta Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh
kembang.
12. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga Bapak RM merupakan pendatang baru di Jakarta dan merantau untuk mencari
pekerjaan. Bapak RM berasal dari Solo. Ibu V telah lama tinggal dan menetap di Sukatani
bersama orang tuanya. Keduanya memutuskan untuk berpacaran dan kemudian menikah pada
tahun 2010. Pada tahun 2011 lahir anak A, dan tahun 2014 lahir anak B.
Bapak RM mengatakan tidak memiliki keluhan masalah kesehatan saat ini. Bapak RM mengaku
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi kopi. Bapak RM menyadari pentingnya menjaga
kesehatan karena dirinya sebagai kepala keluarga memiliki kewajiban untuk mencari nafkah.
Ibu V mengatakan merasa bobot tubuhnya semakin bertambah ketika rutin melakukan KB suntik
per tiga bulan. Ibu V mengaku sudah pernah menggunakan KB pil dan dapat merencanakan
hamil An B, Ibu V berencana ingin mengganti pilihan KB selanjutnya. Saat ini Ibu V berencana
untuk menggunakan KB spiral namun belum berani karena banyak isu tentang negatifnya
menggunakan KB spiral. Ibu V terkadang mengalami batuk pilek seperti saat ini, bila An A
sedang sakit, dan merasa mudah tertular ketika kondisi tubuhnya sedang tidak baik.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
Melalui Ibu V, diketahui an A sering mengalami kejang demam. Sejak baru lahir hingga umur 3
tahun sekarang. An A tidak diberikan ASI Eksklusif, melainkan telah diberikan susu formula
sejak baru lahir. An A sering mengalami kejang demam, dan ibu V mengaku sudah berkali-kali
membawa an A ke rumah sakit.
13. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Baik orang tua dari Ibu V maupun Bapak RM tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru,
maupun diabetes mellitus. Ibu V mengatakan Ayah dan ibunya tidak memiliki keluhan
kesehatan, dan masih sehat hingga saat ini. Bapak RM dan Ibu V telah menikah selama 4 tahun.
Bapak RM mengatakan dirinya tidak memiliki keluhan penyakit, namun pada saat masih kecil
Bapak RM pernah dibawa berobat karena kejang demam hingga SMA.
Ibu V mengatakan sampai saat ini dirinya tidak memiliki keluhan penyakit. Saat usia kehamilan
anak pertama Ibu V diinduksi karena kontraksi yang kurang saat menjelang melahirkan. Melalui
Ibu V, diketahui An A memiliki riwayat penyakit flek paru atau TB pada saat umur 3 bulan An A
mendapat terapi obat. Terkait An B, sebelum melahirkan ibu V diinduksi karena kontraksi yang
tidak kuat dan tidak teratur, melainkan kepala sudah turun masuk ke pintu panggul.
C. Lingkungan
14. Karakteristik rumah
Tipe rumah Bapak RM adalah bangunan permanen dengan status rumah milik mertua. Rumah
Bapak RM memiliki 2 lantai, yaitu lantai dasar yang terdiri dari ruang tamu, ruang menonton,
ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan 3 kamar tidur. Bagian lantai 2 terdiri dari ruang
tamu, ruang menonton, ruang dapur, kamar mandi dan kamar tidur. Kamar mandi keluarga
menggunakan model toilet jongkok. Bapak RM mengatakan jarak septic tank dengan sumber air
sekitar 15 meter. Rumah Bapak RM juga memiliki teras di bagian depan sekitar 2x1 meter yang
terdapat beberapa pot tanaman toga milik ibu mertua Bapak RM yang biasa dilombakan. Lantai
rumah terbuat dari ubin dan keramik. Ventilasi udara dan sinar matahari masuk melalui pintu
depan, jendela depan, serta jendela belakang rumah. Sumber air yang digunakan sehari-hari
adalah dari air tanah menggunakan pompa. Saluran pembuangan air adalah selokan yang
mengalir di belakang rumah. Tempat pembuangan sampah adalah tong sampah yang sampahnya
diambil oleh petugas kebersihan setiap dua hari sekali. Keadaann rumah cukup tertata rapih
namun tercium bau tidak sedap, seperti bau bekas BAK. Sirkulasi udara juga kurang baik karena
jendela tidak dapat dibuka.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
Denah rumah:
15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Lingkungan tetangga sekitar keluarga Bapak S tampak harmonis. Lingkungan RT tempat tinggal
keluarga Bapak S merupakan lingkungan yang cukup padat, sebagian kecil termasuk keluarga
Bapak RM memiliki tempat tinggal yang berada di pinggir jalan utama pekapuran, dan memiliki
kegiatan RW yang cukup banyak mulai dari kegiatan posyandu, posbindu, pengajian, arisan dan
lain-lain. Komunitas RW memiliki jumlah kader yang cukup banyak, yaitu 12 orang sehingga
setiap dapat kegiatan berjalan dengan baik.
16. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga besar bapak RM tinggal di Solo, karena bapak RM bekerja di salah satu pabrik di
Sukatani, sehingga keluarga inti bapak RM tinggal di rumah orang tua ibu V yaitu di Sukatani.
17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bapak RM tidak pernah merencanakan untuk berkumpul. Karena anak-anak yang
usianya masih kecil mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul di rumah.
Menurut Ibu V saat berkumpul bersama keluarga biasanya dihabiskan sambil menonton televisi
dan bermain bersama anak-anak di ruang tamu. Ibu V mengaku tidak mengikuti pengajian dan
arisan di lingkungan RT maupun RW dikarenakan belum terlalu mengenal masyarakat sekitar
dan terlalu sibuk mengurus anak-anak. Begitu pula dengan anak-anak Bapak RM lebih banyak
menghabiskan waktu di tempat kerja dan jarang bermain dengan tetangga sekitar rumah. Ibu V
lemari
K
u
r
s
i sofa
meja
kasur
lemari
kasur WC
mej
a
Kamar
tidur
dapur
meja
Kamar tidur
WC
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
mengatakan tidak nyaman bila berkumpul dengan tetangga karena jarang yang seusia ibu V, dan
lebih memilih untuk di rumah saja. Namun demikian, Ibu V tetap menjalin silaturahmi dan
menjaga hubungan baik dengan tetangga di sekitar rumahnya dengan saling menyapa satu sama
lain.
18. Sistem pendukung sosial keluarga
Bapak RM memiliki pekerjaan menetap dan penghasilan yang lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Dari tempat kerja Bapak RM juga memberikan asuransi kesehatan bagi
keluarga inti bapak RM, sehingga biaya untuk pelayanan kesehatan untuk keluarga bapak RM
dapat tercukupi. Di rumah keluarga bapak RM tinggal bersama mertua dan saudara, sehingga
dapat membantu keluarga bapak RM jika bapak RM tidak sedang di rumah.
D. Struktur Keluarga
19. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang dimiliki keluarga Bapak RM adalah komunikasi terbuka. Bila ada masalah
maka akan diselesaikan bersama. Ibu V mengatakan selalu mendiskusikan masalah yang ada, dan
menanyakan pendapat Bapak RM terkait keputusan yang akan diambil ketika menghadapi
permasalahan. Baik Bapak RM maupun Ibu V sama-sama dekat dengan anaknya, dan sering
berkomunikasi ketika waktu senggang.
20. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga merupakan Bapak RM selaku kepala keluarga. Namun
terkadang bila ada hal yang kurang dapat diselesaikan oleh Bapak RM maka Ibu V yang
mengambil keputusan terutama bila terkait urusan anak. Hal tersebut terjadi bila Bapak RM
sedang tidak ada di rumah dan terkait keseharian anak-anak yang lebih banyak dengan Ibu V.
tapi biasanya jika ibu V tidak mampu mengambil keputusan sendiri, orang tua ibu V yang
mengambil keputusan.
21. Struktur peran
Bapak RM adalah ayah, kepala keluarga dan pelindung keluarga. Peran ayah sebagai kepala
keluarga dan pelindung keluarga serta pencari nafkah utama telah dilakukan. Ibu V sebagai istri
dan ibu telah seoptimal mungkin menjalankan perannya yaitu mengurus rumah tangga dan
mengasuh anak-anaknya.
22. Nilai, norma dan budaya
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
Keluarga Bapak RM tidak menganut nilai dan budaya tertentu. Namun karena baik Bapak RM
maupun Ibu V berasal dari suku Jawa, secara tidak langsung budaya Jawa masih terlihat dari
keseharian keluarga. Bapak RM mengatakan dirinya mengajarkan pada istri dan anak bahwa dalam
hidup harus saling melengkapi dan membantu terutama dalam keluarga. Keyakinan agama yang
dianut keluarga Bapak RM adalah Islam. Nilai keluarga terkait pola pengasuhan anak terutama oleh
Bapak RM mengaku tidak terlalu mengikuti pola pengasuhan orang tuanya dahulu. Ibu V juga
menganggap pola berkomunikasi dan pola asuh untuk anak zaman sekarang tidak bisa disamakan
dengan zaman dulu, harus disesuaikan dengan perkembangannya. Ibu V termotivasi untuk
memberikan ASI Eksklusif, tapi keluarga yang masih menganut budaya tentang pemberian makanan
selain ASI Eksklusif sebelum 6 bulan. Seperti memberikan madu saat baru lahir, biscuit, dan pisang
sebelum 6 bulan.
E. Fungsi Keluarga
23. Fungsi afektif
Ibu V mengatakan bahwa keluarganya saling menyayangi satu sama lain. Bapak RM selalu siap
sedia kapan pun jika ibu V membutuhkan, dan bapak RM mengiyakan karena bapak RM kerja di
pabrik yang jaraknya dekat dengan rumahnya. Saat ibu V dalam persiapan melahirkan, bapak
RM tampak sangat perhatian dengan tetap menemani di sebelah ibu V. Menurut Ibu V, anaknya
dengan ibu dan bapaknya. Walaupun Bapak RM bekerja, tapi perhatian yang didapatkan anaknya
selalu cukup. Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa kehamilan ke bidan, selalu
memperhatikan pergerakan bayi, ibu memperhatikan kebersihan pernieal, ibu mencari tahu
tentang menu diet, istirahat, aktifitas yang baik untuk ibu hamil. ibu V sudah menyiapkan
perlengkapan penting bagi bayi, ibu V mengatakan sudah berpengalaman dengan anak pertama
tapi karena sudah 3 tahun lalu, ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi. Bukti bahwa anggota keluarga saling menyayangi adalah saling
memperhatikan dan kepedulian terhadap keadaan masing-masing.
24. Fungsi sosialisasi
Keluarga berinteraksi dengan baik dengan anggota keluarga yang lain. Bapak RM mengatakan
sering mengajak anak-anak bermain dan berjalan-jalan bila ada waktu senggang. Sosialisasi
anggota keluarga dengan masyarakat juga cukup baik walaupun belum mengikuti kegiatan yang
ada di RW tetapi Ibu V mengenal dan saling menyapa bila bertemu. An A memiliki teman yang
banyak, setiap pagi dan sore an A selalu bermain dengan anak tetangganya. An A mampu
bersosialisasi dengan baik seperti memiliki kelompok bermain yang rutin.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
25. Fungsi perawatan kesehatan
Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan
sangat sakit jika menyusui. Payudara ibu V teraba pada dan bengkak. Ibu V mengolesi minyak
kelapa sebelum dan sesudah menyusui pada putingnya. Ibu V menghentikan pemberian ASI
sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V belum berani menggendong bayi sambil
menyusui karena nyeri persalinan.
Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu V juga telah
mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V
belum mengetahui secara detail mengenai ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI,
manfaat ASI, dan teknik menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu
sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum pernah melakukan perawatan
payudara.
Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu V tampak membesar,
ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar. Payudara teraba
kencang dana padat. Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus melakukan perawatan pada
paydara. Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air
hangat, dan tidak pernah melakukan pijat payudara. Bapak RM mengatakan tidak memiliki
keluhan apa-apa dan selama ini merasa cukup sehat. Bapak RM terkadang hanya merasa
kecapean atau pegal-pegal setelah bekerja. Kemudian istirahat untuk menghilangkannya.
F. Stress dan Koping Keluarga
26. Stressor Jangka Panjang
Ibu V mengatakan sejak an A kejang demam dan bisa sampai sekali sebulan, ibu V selalu cemas
jika an A terlalu aktif, atau terlalu sering bermain di luar akan mempengaruhi kesehatan an A dan
kejangnya akan kambuh. An A kejang sampai sekali sebulan sejak umur sebulan sampai 3 tahun
ini. Kadang sekali sebulan kadang sekali 3 bulan, ibu V tidak tahu pencetus utama kejang an A,
sehingga ibu V sering khawatir dengan keadaan an A.
27. Stressor Jangka Pendek
Ibu V mengatakan masalah yang sangat mengganggu pikirannya saat ini adalah kondisi
kesehatan anak keduanya nanti saat lahir. Ibu V cemas jika anak keduanya nanti mudah terserang
penyakit seperti an A. ibu V bingung harus mengonsumsi makanan apa saja untuk kesehatan
bayinya.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
28. Koping yang Digunakan
Untuk stresor jangka panjang, koping yang dilakukan keluarga adalah mencoba membicarakan
masalah yang dihadapi ke pelayanan kesehatan yang dipercaya, ibu V memilih dokter anak untuk
an A.
Untuk stresor jangka pendek, koping yang digunakan keluarga adalah mencari informasi yang
dapat membantu ibu V terkait dengan masalah yang dihadapinya, seperti menggali dari
pelayanan kesehatan tentang kebutuhan ibu hamil dan untuk anak keduanya nanti.
G. Harapan keluarga terhadap perawat
Keluarga mengharapkan dengan adanya mahasiswa masalah kesehatan dalam keluarga dapat
terbantu. Keluarga juga berharap dapat terus dipantau kondisi kesehatan keluarga sehingga
keluarga dapat selalu dalam keadaan sehat.
H. Pemeriksaan Fisik
Jenis
pemeriksaan
Bapak RM Ibu V An A An B
Suhu 36,5 o
C 36 oC 36,4
o C
Nadi 82 x/menit 80 x/menit 80 x/menit
RR 19 x/menit 20 x/menit 22 x/menit
TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg
BB 60 kg 65 kg 14,5 kg 3.8 kg
TB 168 cm 154 cm 95 cm 49 cm
Kepala tidak ada lesi,
penyebaran rambut
merata, rambut
lurus hitam
tidak ada lesi,
penyebaran rambut
merata, rambut lurus
hitam, agak rontok
tidak ada lesi,
penyebaran rambut
merata, rambut
lurus hitam
tidak ada lesi, rambut
lebat
Mata konjungtiva tidak
anemis, pupil bulat
isokor
konjungtiva tidak
anemis, pupil bulat
isokor
konjungtiva tidak
anemis, pupil bulat
isokor
konjungtiva tidak
anemis, pupil bulat
isokor
Telinga tidak ada keluhan,
bersih
tidak ada keluhan,
bersih
tidak ada keluhan,
bersih
tidak ada keluhan,
bersih
Hidung tidak ada keluhan,
tidak ada sekret
tidak ada keluhan,
tidak ada sekret
tidak ada keluhan,
tidak ada sekret
tidak ada keluhan,
bersih
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
Mulut dan gigi gigi masih utuh dan
lengkap
gigi masih utuh dan
lengkap
gigi utuh, tidak ada
karies
Leher tidak ada
pembesaran
kelenjar getah
bening
tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
tidak ada
pembesaran
kelenjar getah
bening
tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
Dada/thorax tidak ada
pembesaran, ronkhi
(-), wheezhing (-)
S1 & S2 normal
tidak ada
pembesaran, ronkhi
(-) dan wheezhing (-)
S1 & S2 normal
tidak ada
pembesaran, ronkhi
(-) dan wheezhing
(-) S1 & S2 normal
tidak ada
pembesaran, ronkhi
(-) dan wheezhing (-)
S1 & S2 normal
Abdomen tidak ada keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan,
BU (+)
tidak ada keluhan,
BU (+)
Ekstremitas tidak ada keluhan,
deformitas (-)
tidak ada keluhan,
deformitas (-)
tidak ada keluhan,
deformitas (-)
tidak ada keluhan,
deformitas (-)
Kulit tidak ada keluhan,
turgor kulit normal
tidak ada keluhan,
turgor kulit normal
tidak ada keluhan,
turgor kulit normal
tidak ada keluhan,
turgor kulit normal
ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. DS:
Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui bayinya,
ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit
jika menyusui.
Ibu V belum berani menggendong bayi sambil menyusui
karena nyeri persalinan.
Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI
eksklusif dari bidan.
Ibu V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan
pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V
belum mengetahui secara detail mengenai ASI seperti
pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI,
dan teknik menyusui yang benar.
Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu sedikit untuk
kebutuhan anaknya nanti, dan
Ketidakefektifan pemberian
ASI pada ibu V (Nanda,
2014)
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
mengatatakan belum pernah melakukan perawatan
payudara.
Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang.
Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus melakukan
perawatan pada paydara.
Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak pernah
mengompres payudara dengan air hangat, dan tidak
pernah melakukan pijat payudara
DO:
Payudara ibu V teraba pada dan bengkak.
Ibu V mengolesi minyak kelapa sebelum dan sesudah
menyusui pada putingnya.
Ibu V menghentikan pemberian ASI sebelum bayi B
menghentikan menyusu.
Payudara ibu V tampak membesar, ariola menghitam dan
membesar.
Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar.
Payudara teraba kencang dana padat
Bayi rewel, dan mencari putting ibunya terus.
Posisi telinga bayi tidak sejajar dengan lengan bayi saat
menyusu
Saat menyusui bayi sambil tiduran, posisi kepala bayi
menoleh ke putting, badan tetap menghadap ke atas.
2. DS:
Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa
kehamilan ke bidan,
selalu memperhatikan pergerakan bayi,
ibu memperhatikan kebersihan pernieal,
ibu mencari tahu tentang menu diet, istirahat, aktifitas
yang baik untuk ibu hamil.
ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi,
ibu V mengatakan sudah berpengalaman dengan anak
pertama tapi karena sudah 3 tahun lalu,
ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi.
Kesiapan meningkatkan
proses Kehamilan-
melahirkan pada ibu V
(Nanda, 2014)
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
DO
ibu V menunjukkan perlengkapan bayi
ibu V menunjukkan kartu periksa ke bidan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 2
SKORING MASALAH KELUARGA BAPAK S
PK KKMP KOMUNITAS
SKORING MASALAH
1. Kesiapan meningkatkan proses Kehamilan-melahirkan pada ibu V (Nanda, 2014)
Kriteria Skor Angka
tertinggi
Bobot Perhitungan Pembenaran
Sifat masalah:
aktual
3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi pada
Ibu V
Kemungkinan
masalah untuk
diubah: mudah
2 2 2 2/2 x 2 = 2 Ibu V mengatakan mencari
tahu tentang menu diet,
istirahat, aktifitas yang baik
untuk ibu hamil.
ibu V merasa lupa beberapa
terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi
dan ingin tahu lebih dalam.
Potensi
masalah untuk
dicegah: tinggi
3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V lupa cara mengedan dan
teknik relaksasi saat kala
persalinan, tapi ibu V
termotivasi untuk mencari tahu
informasi terkait kehamilan
dan persalinan.
Menonjolnya
masalah :
segera
ditangani
2 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan latihan
untuk persalinan lebih utama
karena masa kehamilan ibu V
sudah 36minggu dan semakin
dekat menjelang persalinan
Total 5
2. Ketidakefektifan Pemberian ASI pada ibu V (Nanda, 2014)
Kriteria Skor Angka
tertinggi
Bobot Perhitungan Pembenaran
Sifat masalah:
Aktual
3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V mengatakan nyeri saat
menyusui bayinya, ibu V
merasa putingnya lecet dan
datar, dan sangat sakit jika
menyusui. Ibu V belum
berani menggendong bayi
sambil menyusui karena nyeri
persalinan. Ibu V mengatakan
merasa ASI nya terlalu sedikit
untuk kebutuhan anaknya
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 2
SKORING MASALAH KELUARGA BAPAK S
PK KKMP KOMUNITAS
nanti, Bayi rewel, dan mencari
putting ibunya terus.
Kemungkinan
masalah untuk
diubah:
sebagian
1 2 2 1/2 x 2 = 1 Ibu V mengatakan telah
mengetahui bahwa sebaiknya
6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi
Ibu V belum mengetahui
secara detail mengenai ASI
seperti pengertian ASI
Eksklusif, kandungan ASI,
manfaat ASI, dan teknik
menyusui yang benar.
Ibu V termotivasi untuk
memberikan ASI Eksklusif,
tapi keluarga yang masih
menganut budaya tentang
pemberian makanan selain
ASI Eksklusif sebelum 6
bulan.
Potensi
masalah untuk
dicegah: tinggi
3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V mengatakan telah
mendapat informasi terkait
ASI eksklusif dari bidan.
Menonjolnya
masalah :
1 2 1 1/2 x 1 = 1/2 Keluarga mengatakan bahwa
masalah pada ibu V bukan
masalah yang harus segera
ditangani
Total 3 1/2
PRIORITAS MASALAH
1. Kesiapan meningkatkan kehamilan-melahirkan pada ibu V (Nanda, 2014)
2. Ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V (Nanda, 2014)
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KELOLAN
No. Diagnosis Keperawatan
Tujuan Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1. Ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V (Nanda, 2014)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 6 kali kunjungan, Ibu V dapat menyusui secara efektif
Setelah dilakukan intervensi 1 x 30 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu : 1. Mengenal masalah
ketidakefektifan menyusui 1.1. Menyebutkan
pengertian menyusui yang tidak efektif
1.2. Menyebutkan penyebab
Verbal Verbal
Keluarga dapat menyebutkan pengertian menyusui yang tak efektif dengan bahasanya sendiri atau dengan bantuan leaflet. Menyusui yang tak efektif adalah keadaan dimana ibu, bayi atau anak mengalami atu beresiko mengalami ketidakpuasan atau kesukaran dengan
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang pengetahuan menyusui yang tidak efektif
2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3. Diskusikan pengertian menyusui tidak efektif dengan keluarga
4. Beri kesempatan keluarga untuk
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
menyusui tidak efektif
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 30 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu : 2. Mengambil keputusan
yang tepat untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui 2.1. Menyebutkan
akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui
Verbal
proses menyusui. Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7 penyebab menyusui tidak efektif dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan lembar balik - Puting susu
datar/terbenam. - Putting lecet dan
nyeri. - Payudara bengkak. - Saluran ASI
tersumbat. - Radang payudara. - Payudara abses. - Produksi ASI kurang
bertanya 5. Minta keluarga
untuk menyebutkan kembali
6. Jawab pertanyaan keluarga
1. Kaji pengetahuan tentang penyebab menyusui tidaak efektif
2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3. Diskusikan penyebab menyusui tidak efektif
4. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali
5. Beri reinforcement positif atas usaha keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
2.2. Memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui
Verbal
Keluarga dapat menyebutkan 3 dari 4 akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan lembar balik - Bayi merasa tidak
puas saat menyusui. - Bayi gelisah dan
rewel. - Bayi beresiko
kekurangan nutrisi. - Bayi mudah
terserang penyakit
Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan
1. Kaji pengetahuan
keluarga tentang akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui
2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
3. Diskusikan akibat lanjut dari ketidakefektifan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
masalah ketidakefektifan menyusui.
menyusui dengan keluarga
4. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
5. Jawab pertanyaan keluarga Kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui
6. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
7. Diskusikan akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui dengan keluarga
8. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
9. Jawab pertanyaan keluarga
1.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3 x 45 menit pertemuan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
diharapkan keluarga mampu : 3. Merawat keluarga
dengan ketidakefektifan menyusui 3.1. Menyebutkan
cara menyusui yang efektif (baik dan benar).
Verbal
Keluarga dapat menyebutkan 6 dari 10 cara menyusui yang baik dan benar dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan lembar balik. - Cuci tangan sebelum
menyusui - Bersihkan puting
susu dengan air hangat
- Dilakukan dengan posisi duduk, bayi di pangku, kepala bayi diletakkan pada siku ibu dan tangan ibu menopang bokong bayi.
- Tubuh bayi dekat/kontak danmenghadap ibu, perut ibu menempel pada bagian ibu.
- Sentuhkan puttingsusu pada bibir/pipi bayi untuk
1. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara menyusui yang efektif.
2. Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
3. Diskusikan cara menyusui yang efektif dengan keluarga.
4. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
5. Jawab pertanyaan keluarga.
6. Motivasi keluarga untuk mengulang kembali.
7. Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
3.2. Mendemonstrasi
kan cara menyusui yang efektif (baik dan benar)
Psikomotor
merangsang agar mulut bayi terbuka lebar.
- Ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan putting susu dan areola mamae ke dalam mulut bayi.
- Posisi menyusui yang benar bila ibu tidak merasa nyeri pada puting susu.
- Menyusui dengan kedua payudara secara bergantian
- Setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk, sampai bayi bersendawa.
- ASI diberikan sesering mungkin tanpa jadwal, lamanya 20-30 menit dengan jarak 2-3 jam.
Keluarga memdemonstrasikan
1. Diskusikan cara menyusui yang efektif dengan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
3.3. Mendemonstrasikan cara merawat payudara
Psikomotor
cara menyusui yang efektif dengan bantuan minimal : - Mencuci tangan
sebelum menyusui - Bersihkan puting
susu dengan air hangat
- Dilakukan dengan posisi duduk, bayi di pangku, kepala bayi diletakkan pada siku ibu dan tangan ibu menopang bokong bayi.
- Tubuh bayi dekat/kontak danmenghadap ibu, perut ibu menempel pada bagian ibu.
- Sentuhkan puttingsusu pada bibir/pipi bayi untuk merangsang agar mulut bayi terbuka lebar.
- Ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan putting susu dan areola
keluarga 2. Mendemonstrasi
kan menyusui yang efektif
3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4. Jawab pertanyaan keluarga
5. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara menyusui yang efektif.
6. Beri reinforcement positif atas kemauan keluarga mendemonstrasikan
7. Evaluasi pada kunjungan yang tidak direncanakan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
mamae ke dalam mulut bayi.
- Posisi menyusui yang benar bila ibu tidak merasa nyeri pada puting susu.
- Menyusui dengan kedua payudara secara bergantian
- Setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk, sampai bayi bersendawa.
mendemonstrasikan cara merawat payudara dengan bantuan maksimal. Cara melakukan perawatan payudara adalah : - Tuangkan minyak
secukupnya - Tempatkan kedua
telapak tangan diantara kedua payudara
1. Diskusikan cara merawat payudara dengan keluarga mendemonstrasikan cara merawat payudara.
2. Beri kesempatan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
3.4. Menyusun menu makanan sehat bernutrisi untuk ibu menyusui
Verbal dan psikomotor
- Urutlah payudara dari tengah atas kearah luar kiri dan kanan bersamaan
- Teruskan pengurutan ke arah bawah.
- Lalu urut ke atas sambil mengangkat kedua payudara dan lepaskan kedua payudara perlahanlahan.
- Sokong payudara dengan satu tangan sedang tangan yang lain mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah tepi ke arah putting lakuka sebanyak 30 kali, bergantian kiri dan kanan.
- Lakukan kembali seperti diatas tetapi mengurut payudara dengan buku-buku jari tangan.
- Payudara kiri dan
keluarga untuk bertanya jawab
3. Jawab pertanyaan keluarga
4. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali cara merawat payudara
5. Beri reinforcement positif atas kemauan keluarga mendemonstrasikan
6. Evaluasi pada kunjungan yang tidak direncanakan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
kanan dirangsang dengan air hangat kemudian air dingin bergantian dilakukan sedikitnya 5 kali.
Cara merawat payudara
yang bengkak : - Mengompres
payudara yang bengkak dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit
- Tetap menyusui dari payudara kiri dan kanan secara bergantian
- Mengeluarkan ASI pada payudara yang bengkak dengan cara menekan payudara berulangkali.
Mendiskusikan dengan keluarga terkait
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
pentingnya nutrisi bagi kesehatan ibu dan bayi, serta pentingnya pemenuhan kebutuhan kalori harian melalui menu makanan yang sehat. Keluarga dapat menyebutkan 2 dari 3 manfaat nutrisi bagi ibu menyusui: - Mempertahankan
tubuh dari infeksi
dan membantu
proses penyembuhan
luka jahitan
- Mempertahankan
kondisi sehat bagi
ibu
- Meningkatkan
jumlah dan kualitas
ASI sehingga bayi
tumbuh sehat
Keluarga mampu
menyebutkan 3 hal yang
harus diperhatikan
terkait nutrisi bagi ibu
menyusui:
- Makanan dengan
1. Diskusikan dengan keluarga nutrisi seimbang untuk ibu menyusui
2. Diskusikan menu makanan dengan nutrisi seimbang sesuai dengan kemampuan dan kondisi keluarga
3. Motivasi keluarga untuk menerapkan menu yang telah disepakati
4. Evaluasi pada kunjungan yang tidak direncanakan ke rumah keluarga.
5. Beri kesempatan keluarga mengekspresikan perasaannya dan mengajukan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
jumlah dan nutrisi
seimbang
- Makan dalam porsi
kecil namun sering
- Pilih makanan yang
sesuai selera dan
daya beli
- Cukup cairan (8
gelas/ 1500-2000
ml)
- Cegah lambung
kosong
- Hindari pantangan
makanan kecuali
atas petunjuk dokter
Keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 5
jenis makanan ya ng
dianjurkan untuk ibu
menyusui:
- Energy yang
dianjurkan ditambah
500 kkal untuk enam
bulan pertama dan
ditambahkan 550
kkal untuk enam
bulan berikutnya
- Protein berjumlah
10-15% dari totoal
kebutuhan energy
- Lemak berjumah 20-
pertanyaan. 6. Jawab pertanyaan
keluarga dan beri reinforcement positif.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
25% dari total
kebutuhan energy
per hari
- Karbohidrat
berjumlah 50-60%
dari total energy per
hari
- Vitamin dan mineral
yang sesuai
Keluarga mampu
menyusun menu sehat
bernutrisi bagi ibu
hamil sesuai dengan
kondisi dan selera untuk
menu makan satu hari
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 15 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu : 4. Memodifikasi suasana
dan lingkungan yang nyaman bagi ibu dan bayi ketika menyusui.
Respon verbal dan afektif
Pada kunjungan yang tidak direncanakan, keluarga telah melakukan 2 dari 3 cara memodifikasi lingkungan. Cara memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi adalah : - Berikan suasana
yang nyaman.
- Berikan lingkungan yang bersih dan
1. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi ketika menyusui.
2. Memotivasi keluarga untuk menerapkan cara memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi ketika menyusui.
3. Evaluasi pada kunjungan yang
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
menyenangkan. - Berikan penerangan
yang cukup.
tidak direncanakan ke rumah keluarga.
4. Beri kesempatan keluarga mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan.
5. Jawab pertanyaan keluarga dan beri reinforcement positif.
Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 15 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu : 5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan :
a. Pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
verbal
Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan :
- Rumah - Sakit/Puskesmas - Perawat keluarga - Praktek
dokter/bidan - Fasilitas yan kes
yang dapat dikunjungi pada jam kerja selain praktek dokter/bidan pada
1. Sebutkan pada keluarga beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
2. Diskusikan dengan keluarga berbagai sarana pelayanan kesehatan yang tersedia dapat dapat digunakan
3. Jelaskan akan pentingnya
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
b. Memberikan
dukungan pada keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan
c. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Verbal Afektif
sore hari - Fasilitas kesehatan
yang mudah dijangkau akan mengurangi biaya dan kemudahan dalam transportasi
- Biaya yang diperlukan sesuai pelayanan kesehatan yang digunakan.
Dukungan keluarga untuk menggunakan pelayanan kesehatan dapat mendorong keluarga untuk mengatasi ketidakefektifan menyusui. Pada kunjungan yang tidak direncanakan keluarga mampu menunjukkan kartu berobat atau obat -obatan yang diresepkan
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
4. Dorong keluarga untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan
1. Dukung keluarga untuk memutuskan tindakan
2. Evaluasi adanya keefektifan menyusui setelah menggunakan pelayanan kesehatan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
oleh fasilitas pelayanan kesehatan
3. Beri reinforcement positif.
1. Jelaskan kepada keluarga manfaat pelayanan kesehatan
2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan persepsi
3. Beri reinforcement positif.
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
2 Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan pada Ibu V
Setelah dilakukan pertemuan selama 2 minggu, diharapkan dalam kehamilan-
Setelah dilakukan pertemuan 1x60 menit, keluarga: A. Mampu mengenal kehamilan dan masalah kehamilan - Tanda-tanda
pasti
1. Diskusikan bersama keluarga apa yang diketahui
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
melahirkan berlangsung efektif.
kehamilan
- Perubahan yang terjadi pada ibu hamil baik fisik maupun psikologis
Mengenal tanda-tanda pasti dan palsu persalinan
Respon verbal Respon verbal Respon verbal
Keluarga mengenal tanda-tanda pasti kehamilan yaitu terlambat datang bulan, adanya mual dan muntah di pagi hari, hasil test kehamilan positif. Menyebutkan 3 dari 7 perubaha selama kehamilan khususnya trimester 3 yaitu: - ada peningkatan berat
badan rata-rata 8-12 kg dari berat badan sebelum hamil
- perubahan pola seksual (penurunan hasrat seksual)
- payudara semakin hitam dan menegang
- nyeri punggung bawah
- perubahan pola berkemih,
- Bengkak pada kaki. - cemas sebelum
melahirkan. Menyebutkan 2 dari 4 tanda-tanda pasti
mengenai kehamilan dan tanda-tanda kehamilan, perubahan normal pada ibu selama kehamilan, dan tanda pasti dan palsu persalinan
2. Berikan informasi kepada keluarga mengenai kehamilan dengan media yang mudah dipahami keluarga
3. Berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti
4. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang disampaikan
5. Berikan reinforcement positif atas apa yang telah dikemukakan keluarga yang tepat dan benar
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Mengenal tanda bahaya kehamilan
Respon verbal
persalinan, yakni; - mules yang teratur dan
semakin lama semakin sering
- nyeri di mulai dari belakang menjalar ke depan
- keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
- keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban.
Menyebutkan 2 dari 4 tanda palsu persalinan: - Terasa mules tetapi
tidak teratur dan tidak ada perubahan
- Nyeri hanya di bagian depan
- Tidak terjadi pengeluaran dari jalan lahir
- Mulas tidak meningkat intensitasnya
Menyebutkan 3 dari 6 tanda bahaya kehamilan:
1. Gali pengetahuan keluarga
tentang tanda-tanda pasti dan palsu persalinan
2. diskusikan bersama keluarga tentang tanda-tanda pasti dan palsu persalinan
3. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
4. Jawab pertanyaan keluarga 5. Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali 6. Berikan pujian atas usaha
keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
B. Mampu mengambil keputusan dalam merawat keluarga yang hamil dengan: - menyebutkan
akibat yang bisa terjadi jika kehamilan tidak dirawat.
\ - Mengambil
keputusan untuk merawat kehamilan
Setelah dilakukan pertemuan 2x60 menit, keluarga C. Mampu merawat anggota keluarga yang sedang hamil
Respon verbal
- Perdarahan - Bengkak di kaki,
tangan, dan wajah yang tidak hilang
- sakit kepala disertai kejang
- Demam tinggi - Keluar air ketuban
sebelum waktunya - Gerakan janin
berkurang/tidak bergerak
Keluarga menyebutkan akibat dari kehamilan yang tidak diperhatikan dan dirawat yakni masalah pada perkembangan janin dan kesulitan dalam proses persalinan Keluarga mengatakan akan siap untuk tetap mengontrol kehamilan dan mengatur pola hidup yang baik untuk masa kehamilan
1. Gali pengetahuan keluarga tentang tanda bahaya kehamilan
2. diskusikan bersama keluarga tentang tanda bahay kehamilan
3. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
4. Jawab pertanyaan keluarga 5. Motivasi keluarga untuk
mengulang kembali 6. Berikan pujian atas usaha
keluarga 1. Diskusikan bersama
keluarga apa yang diketahui
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
dengan: - Mampu
meredemonstrasikan massase untuk menghilangkan mengurangi nyeri
- Meredemonstra
sikan teknik relaksasi dan mengejan ketika bersalin
Respon Psiko-motorik Respon Psiko-motorik
Keluarga dapat menyebutkan manfaat massase punggung dan meredemonstasi cara massase punggung untuk mengurangi nyeri, yaitu: - Memijat punggung dari
sekeliling terutama punggung bagian bawah
- Melakukan massase dengan pijatan yang lembut
- Keluarga menyebutkan Massase dapat juga menggunakan minyak yang aman seperti zaitun dan baby oil
Ibu mampu melakukan teknik relaksasi dan mengejan ketika bersalin, keluarga mampu memimpin, yakni ; -Waktu kontraksi mulai
keluarga mengenai akibat dari kehamilan yang tidak dirawat
2. Berikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga yang benar
3. Berikan informasi kepada keluarga mengenai akibat kehamilan yang tidak dirawat
4. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
5. Bantu keluarga untuk memutuskan meningkatkan perawatan terhadap ibu hamil
6. Berikan reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil keluarga
1. Gali hal yang dilakukan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
- Meredemonstrasikan latihan senam hamil
Respon psikomo-tor
datang, tarik napas yang panjang kemudian dikeluarkan disesuaikan dengan kondisi yang nyaman, hembuskan pelan-pelan ( tidak bersuara) -berteriak dan mengeluarkan suara saat mengejan adalah pemborosan tenaga, kekuatan dipusatkan pada otot panggul, bukan pada leher. - mengejan saat ada kontraksi datang dan lakukan bila ada instruksi keluarga mampu melakukan senam hamil dan mengingat langkah-langkahnya, dari duduk bersila yang tegak, sikap merangkak, berbaring miring kiri dan kanan dan berbaring terlentang dengan posisi mengangkat kaki dan membuka lebar kaki (seperti posisi bersalin)
keluarga mengatasi nyeri punggung saat hamil
2. Diskusikan cara mengatasi keluhan nyeri pinggang bagian bawah pada ibu hamil
3. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya
4. jawab pertanyaan keluarga 5. Demonstrasikan cara
massase punggung bawah 6. Motivasi keluarga untuk
meredemonstrasikan tindakan.
7. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
1. Gali pengetahuan keluarga
tentang cara mengejan yang saat persalinan
2. Demostrasikan cara
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 1x60 menit, keluarga: D. Mampu
memodifikasi lingkungan yang sesuai untuk kehamilan
E. Mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan calon ibu dengan:
- Menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan dan proses
Respon verbal Respon verbal
Keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan mengurangi stres kehamilan pada keluarga yaitu dengan cara: menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman agar dapat beristirahat dengan baik Keluarga mampu menyebutkan tempat pelayanan kesehatan yaitu bidan, klinik, puskesmas, RS, kontrol setiap bulan, pada bulan ke 9 kontrol setiap minggu Keluarga mampu
mengejan yang benar 3. Anjurkan keluarga untuk
mendemonstrasikan tindakan.
4. Lakukan berulang-ulang hingga keluarga mampu mendemonstrasikan secara mandiri.
5. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
6. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan secara mandiri.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
persalinan - Menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan.
- Mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengontrol kehamilan
menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan yaitu untuk memeriksa dan mengontrol kehamilan Keluarga mengatakan akan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengontrol kondisi kehamilan. Keluarga menyatakan akan rutin ke pelkes
1. Demontrasikan senam hamil 2. Anjurkan keluarga untuk
mendemonstrasikan tindakan.
3. Lakukan berulang-ulang hingga keluarga mampu mendemonstrasikan secara mandiri.
4. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
5. Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan secara mandiri.
1. Jelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan bagi ibu hamil
2. Memotivasi keluarga untuk menerapkan cara memodifikasi lingkungan bagi ibu hamil
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
3. Evaluasi pada kunjungan yang tidak direncanakan ke rumah keluarga.
4. Beri kesempatan keluarga mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan.
5. Jawab pertanyaan keluarga
1. Dorong keluarga untuk menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk dirujuk
2. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
3. Motivasi keluarga untuk mengunjungi tempat pelayanan kesehatan secara
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
rutin setelah pertemuan selesai
4. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
5. Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Nama KK : Bapak RM
Nama Klien : Ibu V
DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
Kesiapan
meningkatkan
proses
Kehamilan-
melahirkan
(Nanda, 2014)
Rabu, 7Mei
2014
Pukul
10:00 –
10:30 WIB
Membina hubungan saling percaya
Memvalidasi keadaan keluarga
Melakukan kontrak
Menjelaskan tujuan kunjungan dan tujuan praktik
Melakukan pengkajian keluarga
Mendiskusikan dengan keluarga tentang
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan ibu V
Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah
yang timbul pada ibu V
Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
S:
Bapak RM dan Ibu V menyetujui kontrak
kunjungan selama masa praktik mahasiswa di RW
01
Bapak RM dan Ibu V menyetujui kunjungan saat ini
selama satu jam
Ibu V mengatakan sedang hamil kedua dan sudah
36 minggu dan sudah melakukan beberapa
persiapan untuk kehamilannya seperti rutin
berkunjung ke pelayanan kesehatan, memilih menu
makanan untuk kehamilan, melakukan aktifitas
seperti naik turun tangga, menyiapkan perlengkapan
untuk persiapan persalinan nanti.
Ibu V mengatakan lupa cara mengedan yang baik,
karena sebelumnya saat melahirkan anak pertama
ibu V diinduksi dan merasa mengedan dengan tidak
benar.
O:
Keluarga Bapak RM terlihat menerima kedatangan
mahasiswa dengan baik
Bapak RM dan Ibu V berespon baik terhadap tujuan
dari kunjungan mahasiswa dengan mengajukan
pertanyaan padari mahasiswa
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Ibu V nampak antusias dalam membicarakan apa
yang sudah dilakukan keluarga untuk proses
kehamilan- persalinan
A:
Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan
P:
- Melanjutkan pengkajian
- Melakukan TUK 1 sampai 3
Kesiapan
meningkatkan
proses
kehamilan-
melahirkan
(Nanda, 2014)
Kamis, 8
Mei 2014
Pukul
10:15-
11:00 WIB
Membina hubungan saling percaya
Memvalidasi keadaan keluarga
Melakukan kontrak
Menjelaskan tujuan kunjungan
Melakukan pengkajian keluarga
Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota
keluarga, pengukuran TTV, menimbang BB, TB
Melakukan pengkajian leopold
Mendiskusikan dengan keluarga tentang riwayat
kesehatan keluarga
TUK 1:
Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah
yang timbul pada ibu V
Bersama keluarga menyimpulkan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
TUK 2:
S
- Ibu V mengatakan Bapak RM memiliki
pekerjaan wiraswasta di suatu perusahaan
- Ibu V mengatakan penghasilan Bapak RM
tidak terkaji dengan lengkap, namun Ibu V
mengatakan penghasilan yang dimiliki lebih
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga sehari-hari, yaitu sekitar Rp.
7.000.000,- per bulan.
- Keluarga Bapak RM jarang pergi berekreasi
bersama karena pekerjaan Bapak RM
sebelumnya yang cukup menyita waktu.
- Aktivitas rekreasi keluarga yang biasa
dilakukan adalah berkunjung ke rumah saudara
yang ada di Jakarta atau hanya berjalan-jalan
di sekitar rumah. Keluarga Bapak RM lebih
sering menghabiskan waktu makan bersama di
rumah.
- Baik orang tua dari Ibu V maupun Bapak RM
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan
bersedia merawat anggota keluarga
Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
TUK 3:
Mendiskusikan dengan keluarga tentang arti
kehamilan, adaptasi maternal yang dirasakan ibu V
khusunya trisemester 3
Mendiskusikan dengan keluarga tentang proses
persalinan, nyeri persalinan.
Menjelaskan cara mengurangi nyeri persalinan.
Menjelaskan cara mengedan yang baik dan benar
Mendemonstrasikan posisi yang baik dan benar saat
mengedan, cara teknik relaksasi
Memotivasi ibu V untuk meredemonstrasikan posisi
yang baik dan benar saat mengedan dan teknik
relaksasi
Memberikan reinforcement positif pada usaha yang
dilakukan keluarga
tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru,
maupun diabetes mellitus.
- Ibu V mengatakan Ayah dan ibunya tidak
memiliki keluhan kesehatan, dan masih sehat
hingga saat ini.
- Bapak RM dan Ibu V telah menikah selama 4
tahun. Bapak RM mengatakan dirinya tidak
memiliki keluhan penyakit, namun pada saat
masih kecil Bapak RM pernah dibawa berobat
karena kejang demam hingga SMA.
- Ibu V mengatakan sampai saat ini dirinya tidak
memiliki keluhan penyakit. Saat usia
kehamilan anak pertama Ibu V diinduksi
karena kontraksi yang kurang saat menjelang
melahirkan. Melalui Ibu V, diketahui An A
memiliki riwayat penyakit flek paru atau TB
pada saat umur 3 bulan An A mendapat terapi
obat. Terkait An B, sebelum melahirkan ibu V
diinduksi karena kontraksi yang tidak kuat dan
tidak teratur, melainkan kepala sudah turun
masuk ke pintu panggul.
- Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin
periksa kehamilan ke bidan,
- selalu memperhatikan pergerakan bayi,
- ibu memperhatikan kebersihan pernieal,
- ibu mencari tahu tentang menu diet, istirahat,
aktifitas yang baik untuk ibu hamil.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
- ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting
bagi bayi,
- ibu V mengatakan sudah berpengalaman
dengan anak pertama tapi karena sudah 3
tahun lalu,
- ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan
seperti cara mengedan dan teknik relaksasi.
- Bapak RM dan Ibu E mengatakan siap sedia
merawat dan menjaga ibu V terutama masalah
kesehatannya khususnya jika ingin melahirkan
- Ibu V mengatakan hamil merupakan hasil dari
pembuahan sperma dari suami dengan sel telur
dari ibu sehingga menjadi janin dalam Rahim
ibu.
- Ibu V mengatakan merasa begah, nyeri di
punggung, dan merasa tertekan di area perut
bawah, BAK dan BAB lebih sering.
O
- Ibu tampak antusias bercerita tentang yang
dirasakan
- Pengkajian fisik bapak RM: 36,5 oC, 82
x/menit, 19 x/menit, 120/80 mmHg, BB 60 kg,
TB168 cm
- Pengkajian fisik ibu V: T36 oC, N 80 x/menit,
P 20 x/menit, TD 110/80 mmHg, BB 65 kg,
TB 154 cm
- Pengkajian fisik An. A: T 36,4 o C, N 80
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
x/menit, P 22 x/menit, BB 14,5 kg, TB 95 cm
- Leopold 1 tinggi fundus 28cm teraba bokong,
leopold 2 PUKA, leopold 3 presentasi kepala,
leopold 4 belum pasuk PAP
- Membantu keluarga untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul pada ibu V
- Keluargamampu menyimpulkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi oleh
keluarga
- keluarga mampu untuk mengambil keputusan
bersedia merawat anggota keluarga
- keluarha mampu menyebutkan tentang arti
kehamilan, adaptasi maternal yang dirasakan
ibu V khusunya trisemester 3
- keluarga mampu menyebutkan kembali
tentang proses persalinan, nyeri persalinan.
- Keluarga mampu menjelaskan kembali cara
mengurangi nyeri persalinan.
- Keluarga mampu menjelaskan kembali cara
mengedan yang baik dan benar
- Keluarga mampi mendemonstrasikan posisi
yang baik dan benar saat mengedan, cara
teknik relaksasi
A
- TUK 1-3 tercapai sebagian dengan keluarga
sudah menyiapkan persalinan dengan baik
P
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
- Tuk 4 dan 5 kesiapan meningkatkan proses
kehamilan-persalinan pada ibu V
Jumat, 9
Mei 2014
Pukul
10:30-
11:15 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Melakukan kontrak
Menjelaskan tujuan kunjungan
Melakukan pengkajian keluarga
Mengkaji skala nyeri ibu V
Mendorong keluarga meredemonstrasikan teknik
relaksasi dan cara mengedan yang baik dan benar
Melakukan pengkajian leopold 3 dan 4
TUK 4:
Memotivasi keluarga untuk menemani ibu V
sebelum saat dan setelah persalinan
Menghimbau ibu V tidur di kamar lantai bawah
Bapak RM menyiapkan kendaraan yang aman untuk
ibu V jika sudah saatnya proses persalinan
TUK 5:
Menjelaskan kepada keluarga tentang manfaat
fasilitas kesehatan, yaitu mendapatkan pemeriksaan,
perawatan, penyuluhan atau pendidikan kesehatan
Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali
manfaat fasilitas kesehatan
Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis-jenis
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yaitu
puskesmas, rumah sakit, dan klinik.
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
S
- Ibu V mengatakan kontraksi sudah semakin sering
datang, semakin terasa tertekan di area perut bawah
dan ngilu di pinggang. Nyeri dengan skala 4-5 dan
hilang timbul tidak tentu.
- Ibu mengatakan selalu menggunakan teknik napas
dalam dan selalu berhasil menurunkan skala nyeri
menjadi 2-3
- ibu E dan bapak RM mengatakan sudah
menyiapkan kamar di lantai bawah dan sudah
mengabari tetangga jika bapak RM tidak berada di
rumah untuk bersediia membawa ibu V ke bidan
Juju Heri untuk persalinan.
- Bapak RM mengatakan kemungkinan ibu V akan
melahirkan hari sabtu atau minggu jadi bapak RM
sedang di rumah.
- Untuk saat ini bapak RM sudah menyiapkan
kendaraan motor untuk mengantar ibu V ke bidan
juju yang jaraknya sekitar 500m dari rumah
- Keluarga mengatakan manfaat fasilitas kesehatan
diantaranya adalah mendapatkan pemeriksaan,
perawatan, penyuluhan atau pendidikan kesehatan
- Keluarga mengatakan jenis fasilitas kesehatan di
deket rumah adalah bidan juju, puskesmas cimanggi
dan puskesmas sukatani, RS setia bhakti
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan
- Ibu V memiliki kartu pengunjung di RS Setya
Bhakti
O
- Ibu V tampak memegang perut bagian bawah
beberapa kali
- Ibu V tampak meringis
- Ibu V tampak rileks saat memperagakan teknik
napas dalam
- Lepold 3 presentasi kepala, leopold 4 belum masuk
PAP
- Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesiapan persalinan ibu V
- Keluarga mampu menyebutkan manfaat dan jenis
fasilitas kesehatan di sekitar rumah yang bisa
digunakan
- Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehtan
dengan menunjukkan kartu anggota bidan juju dan
RS Setya Bhakti
A
- Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-
melahirkan teratasi keseluruhan
P
- Lanjutkan intervensi diagnose kedua
Ketidakefekti
fan
Pemberian
ASI pada ibu
Sabtu, 10
Mei 2014
09:00-
11:30 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Melakukan kontrak
Menjelaskan tujuan kunjungan
- S
- Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui
bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan
datar, dan sangat sakit jika menyusui.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
V (Nanda,
2014)
Melakukan pengkajian keluarga
TUK 1:
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang
pengetahuan menyusui yang tidak efektif
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
mendiskusikan pengertian menyusui tidak efektif
dengan keluarga
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
Meminta keluarga untuk menyebutkan kembali
Menjawab pertanyaan keluarga
Membantu keluarga untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul pada ibu V
Bersama keluarga menyimpulkan masalah-masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
Mengundang keluarga Bapak RM untuk mengikuti
acara penyuluhan manajemen laktasi
Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
TUK 2:
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang akibat
lanjut dari ketidakefektifan menyusui
Memberi reinforcement positif atas jawaban
keluarga.
Mendiskusikan akibat lanjut dari ketidakefektifan
menyusui dengan keluarga
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya.
Menjawab pertanyaan keluarga
Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan
- Ibu V mengatakan telah mendapat informasi
terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu V juga
telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan
pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan
tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail
mengenai ASI seperti pengertian ASI
Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, dan
teknik menyusui yang benar.
- Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu
sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan
mengatatakan belum pernah melakukan
perawatan payudara.
- Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai
terasa kencang.
- Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus
melakukan perawatan pada paydara.
- Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak
pernah mengompres payudara dengan air
hangat, dan tidak pernah melakukan pijat
payudara.
- Ibu V mengatakan menyusui yang tak efektif
adalah kalau bayi tidak puas dan malah rewel
saat menyusu
- Ibu V mengatakan tanda-tanda Puting susu
datar/terbenam; Putting lecet dan nyeri;
Payudara bengkak; Radang payudara; dan
Produksi ASI kurang.
- Ibu V mengatakan akibat dari tidak
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
bersedia merawat anggota keluarga
Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
dilakukan keluarga
TUK 3:
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara
menyusui yang efektif.
Memberi reinforcement positif atas jawaban
keluarga.
Mendiskusikan cara menyusui yang efektif dengan
keluarga.
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya.
Menjawab pertanyaan keluarga.
Motivasi keluarga untuk mengulang kembali.
Mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif
dengan keluarga.
Memorivasi keluarga meredemonstasikan cara
menyusui yang efektif dengan keluarga.
Beri reinforcement positif atas keberhasilan
keluarga.
memberikan ASI adalah: Bayi merasa tidak
puas saat menyusu;; Bayi gelisah dan rewel;
Bayi beresiko kekurangan nutrisi; dan Bayi
mudah terserang penyakit
- Bapak RM mengatakan bersedia merawat ibu
V dengan ketidakefektifan pemberian ASI
- Ibu menyebutkan dan mendemonstrasikan
kembali cara menyusui yang baik dan bemar
yaitu Cuci tangan sebelum menyusui;
Bersihkan puting susu dengan air hangat;
Dilakukan dengan posisi duduk, bayi di
pangku, kepala bayi diletakkan pada siku ibu
dan tangan ibu menopang bokong bayi; Tubuh
bayi dekat/kontak danmenghadap ibu, perut
ibu menempel pada bagian ibu; Sentuhkan
puttingsusu pada bibir/pipi bayi untuk
merangsang agar mulut bayi terbuka lebar;
Ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan
putting susu dan areola mamae ke dalam mulut
bayi; Posisi menyusui yang benar bila ibu
tidak merasa nyeri pada puting susu; Menyusui
dengan kedua payudara secara bergantian;
Setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk,
sampai bayi bersendawa; ASI diberikan
sesering mungkin tanpa jadwal, lamanya 20-30
menit dengan jarak 2-3 jam.
-
- O
- Payudara ibu V teraba pada dan bengkak.
- Ibu V mengolesi minyak kelapa sebelum dan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
sesudah menyusui pada putingnya.
- Ibu V menghentikan pemberian ASI sebelum
bayi B menghentikan menyusu.
- Ibu V belum berani menggendong bayi sambil
menyusui karena nyeri persalinan.
- Payudara ibu V tampak membesar, ariola
menghitam dan membesar.
- Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar.
Payudara teraba kencang dana padat.
- Keluarga mampu mengidentifikasi masalah
yang ada pada ibu V
- Keluarga mampu menyebutkan kembali arti
dari masalah
- Keluarga mampu menyebutkan akibat jika
tidak segera ditindaklanjuti
- Keluarga mampu mengambil keputusan
merawat ibu V
- Keluarga dapat menyebutkan 10 cara
menyusui yang baik dan benar dengan bahasa
sendiri atau dengan bantuan lembar balik.
A Masalah teratasi sebagian
P : Mengevaluasi kembali kepatuhan melakukan
BC dan Pijat Payudara, mengajarkan tentang cara
memanajemen Stress (Sebagian TUK 3)
Kamis, 15
Mei 2014
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
S:
Ibu V mengatakan pijat payudara dan pijat oksitosin
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Pukul
10:00-
10:45 WIB
Membuat kontrak
Mengevaluasi TUK 1-5 Kesiapan meningkatkan
proses kehamilan-persalina dan TUK 3 Resiko
Ketidakefektifan pemberian ASI sebelumnya
TUK 3:
Mendiskusikan cara merawat payudara dengan
keluarga mendemonstrasikan cara merawat
payudara.
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
jawab
Menjawab pertanyaan keluarga
Memotivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali cara merawat
payudara
Memberi reinforcement positif atas kemauan
keluarga mendemonstrasikan
berguna untuk memperbanyak produksi ASI
Ibu V mengatakan nutrisi seimbang bagus untuk
memperbanyak produksi ASI
Ibu V mengatakan sudah tidak memberikan susu
formula lagi buat anaknya
Ibu V mengatyakan anaknya sudah jarang rewel
ketika menyusui
Ibu V mengatakan dan merasakan ASInya sekarang
lebih banyak daripada sebelumnya
Ibu V mengatakan belum pernah memerah
payudara, karena belum ada alat dan belum mampu
untuk membelinya
O:
Ibu V mendemonstrasikan cara perawatan payudara,
pijat payudara, dan pijat oksitosin dengan benar
Ibu V mampu menyusun menu makanan seimbang
dalam satu hari
ASI ibu V keluar setiap melakukan pijatan
Bayi B tampak tenang ketika menyusu dengan
ibunya
BB sekarang 3700 gram
A: TUK 3 tercapai
P: melanjutkan inervensi keluarga
Selasa, 20 Memvalidasi keadaan keluarga S:
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Mei 2014
Pukul
10:30-
11:15 WIB
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 3:
Mendiskusikan cara merawat payudara dengan
keluarga mendemonstrasikan cara merawat
payudara.
Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
jawab
Menjawab pertanyaan keluarga
Memotivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali cara merawat
payudara
Memberi reinforcement positif atas kemauan
keluarga mendemonstrasikan
Ibu V mengatakan pijat payudara dan pijat oksitosin
berguna untuk memperbanyak produksi ASI
Ibu V mengatakan nutrisi seimbang bagus untuk
memperbanyak produksi ASI
Ibu V mengatakan sudah tidak memberikan susu
formula lagi buat anaknya
Ibu V mengatyakan anaknya sudah jarang rewel
ketika menyusui
Ibu V mengatakan dan merasakan ASInya sekarang
lebih banyak daripada sebelumnya
Ibu V mengatakan belum pernah memerah
payudara, karena belum ada alat dan belum mampu
untuk membelinya
O:
Ibu V mendemonstrasikan cara perawatan payudara,
pijat payudara, dan pijat oksitosin dengan benar
Ibu V mampu menyusun menu makanan seimbang
dalam satu hari
ASI ibu V keluar setiap melakukan pijatan
Bayi B tampak tenang ketika menyusu dengan
ibunya
BB sekarang 3700 gram
A: TUK 3 tercapai
P: melanjutkan inervensi keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Jumat, 23
Mei 2014
Pukul
10:30-
11:15 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 3
Diskusikan dengan keluarga nutrisi seimbang
untuk ibu menyusui
Diskusikan menu makanan dengan nutrisi
seimbang sesuai dengan kemampuan dan
kondisi keluarga
Motivasi keluarga untuk menerapkan menu
yang telah disepakati
Evaluasi pada kunjungan yang tidak
direncanakan ke rumah keluarga.
Beri kesempatan keluarga mengekspresikan
perasaannya dan mengajukan pertanyaan.
Jawab pertanyaan keluarga dan beri
reinforcement positif.
S:
Ibu V menyebutkan kembali manfaat nutrisi
seimbang bagi ibu menyusui adalah meningkatkan
produksi dan kualitas ASI, agar ibu sehat dan bayi
sehat, membantu penyembuhan luka
Ibu V mengatakan hal yang harus diperhatikan
selama ibu menyusui adalah makan nutrisi
seimbang, makan sayur, buah, banyak minum air
putih, makan sedikit namun sering.
Ibu V mengatakan makanan seimbang itu yang
mengandung zak gizi cukup bagi tubuh
O:
Ibu V menyebutkan 3 dari 3 manfaat mengkonsumsi
makanan seimbang selama menyusui dengan benar
Ibu V menyebutkan kembali hal yang harus
diperhatikan makananannya selama menyusui
dengan benar
Ibu V mengatakan kembali jenis makanan yang
seimbang dengan benar
IbuV mampu menyusun menu makanan seimbang
setiap hari
A: TUK 3 mengenai nutrisi tercapai
P:
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
- Melanjutkan TUK 3 manajemen stres
Senin, 26
Mei 2014
Pukul
10:00-
10:45 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 3:
Mendiskusikan dengan keluarga manajemen
stres untuk ibu menyusui
Mendiskusikan cara manajemen stres: teknik
relaksasi, pijat oksitosin
Mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat
oksitosin
Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan
teknik relaksasi dan pijat oksitosin
Memberi kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan.
Menjawab pertanyaan keluarga dan beri
reinforcement positif.
S : Keluarga mengatakan
- Ibu stres jika keponakannya datang
kerumah dan bermain dengan gaduh
- Kebutuhan dibantu oleh orang tua
- Kalau sedih Ibu V cendetung memendem
perasaannya
- Produksi susu jd kering saat sedih
- Setelah melakukan TND, perasaan menjadi
lebih tenang
O : Keluarga Mampu
- Menyebutkan sumber stress keluarga
- Cara menyelesaikan masalah secara asertif
- Mempraktikan teknik napas dalam secara
tepat
- Mampu meredemonstrasikan kembali cara
BC, Pijat payudara dan pijat oksitosin
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
A : Masalah teratasi sebagian
P : Mengevaluasi kembali posiis yang tepat saat
menyusui, menu harian untuk nutrisi Ibu
menyusui, kepatuhan melakukan BC dan Pijat
Payudara, (TUK 4-5)
Rabu, 28
Mei 2014
Pukul
10:30-
11:15 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 4 :
- Menjelaskan kepada keluarga tentang cara
memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi
ketika menyusui.
- Memotivasi keluarga untuk menerapkan cara
memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi
ketika menyusui.
- Mengevaluasi pada kunjungan yang tidak
direncanakan ke rumah keluarga.
- Memberi kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya dan
mengajukan pertanyaan.
- Menjawab pertanyaan keluarga dan
memberikan pujian atas usaha yang telah
dilakukan keluarga
Subjektif:
Keluarga mengatakan:
- cara memodifikasi lingkungan yaitu membuat
lingkungan yang bersih, tenang, pencahayaan
cukup
- ketika menyusui butuh lingkungan yang
tenang
- sudah melakukan modifikasi lingkungan,
membuat lingkungan rumah bersih, tenang,
dan menyenangkan
- pelayanan kesehatan yang ada, yaitu klinik,
bidan, puskesmas
- manfaat pelayanan kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan dan mendapatkan
informasi tentang ASI dan menyusui
- akan memanfaatkan pelayanan kesehatan,
memeriksakan Ibu dan bayi di klinik sekaligus
melakukan imunisasi
Objektif:
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
TUK 5 :
- Diskusikan bersama keluarga tentang manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan
- Evaluasi tingkat pemahaman keluarga tentang
manfaat fasilitas pelayanan kesehatan
- Diskusikan bersama keluarga tentang jenis
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat
digunakan
- Evaluasi tingkat pemahaman keluarga tentang
jenis fasilitas pelayanan kesehatan
- Motivasi keluarga untuk membawa anggota
keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan jika
ada masalah dalam pemberian ASI
- Berikan pujian atas usaha yang dilakukan
keluarga untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan baik untuk pemeriksaan, perawatan,
ataupun mendapatkan informasi
Keluarga mampu:
- menyebutkan kembali 2 dari 3 cara
memodifikasi lingkungan
- menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman,
dan tenang
- menyebutkan kembali 2 dari 3 manfaat
pelayanan kesehatan dalam proses pemberian
ASI
- menyebutan kembali 3 dari 6 pelayanan
kesehatan yang ada
- memanfaatkan pelayanan kesehatan,
menunjukkan kartu kunjungan ke pelayanan
kesehatan
Analisis:
- TUK 4 dan 5 tercapai
Perencanaan:
- evaluasi sumatif dan tingkat kemandirian
keluarga
- terminasi
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Diagnosa Waktu IMPLEMENTASI EVALUASI
Kurang
pengetahuan
mengenai alat
kontrasepsi
pada Ibu V
Senin, 2
Juni 2014
Pukul
10:30-
11:15 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 1:
Membina hubungan saling percaya dengan
keluarga
Menggali pengetahuan tentang alat kontrasepsi\
Memberikan informasi tentang definisi
kontrasepsi pada
Menggali pengetahuan terkait jenis-jenis
kontrasepsi
Memberikan informasi tentang jenis-jenis alat
kontrasepsi
Mendiskusi dengan , apakah sudah menggunakan
alat kontrasepsi
Menggali pengetahuan keluarga terkait kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing alat
kontrasepsi
Memberikan informasi pada tentang kelebihan
dan kekurangan dari alat kontrasepsi
Memberikan reinforcement positif pada keluarga
TUK 2:
Menggali pengetahuan keluarga dalam
menyebutkan akibat bila tidak menggunakan alat
Subjektif:
Ibu V mengatakan:
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
kehamilan, untuk merencanakan jumlah anak,
dan agar dapat memberikan perhatian dan
pendidikan maksimal pada anak.
jenis KB yaitu suntik 1 bulan, suntik 3 bulan, pil
KB, susuk/implant, kondom, spiral, tubektomi
kelebihan suntik KB: efektif, dapat
diberikanpada ibu menyusui. Kekurangan:
gangguan haid, BB naik, pusing
Pil KB, keuntungannya: dapat berhenti
kesuburan kembali cepat, tidak mengganggu
senggama. Kekurangan: mengurangi produksi
ASI, haid tidak teratur, keputihan
implant kelebihannya tidak merepotkan,
perlindungan cukup lama yaitu selama 5 tahun
Kelebihan Spiral/ IUD: sangat efektif, cocok
untuk yang tidak ingin memiliki anak dalam
jangka waktu yang lama. Kekurangan:
perdarahan dari kemaluan
Keluhan suami tidak nyaman berhubungan
seksual, infeksi
Ibu V belum menggunakan alat kontrasepsi
akibat bila tidak menggunakan alat kontrasepsi
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
kontrasepsi
Memberikan reinforcement positif pada keluarga
Menggali pengetahuan keluarga dalam
mengambil keputusan dalam merawat anggota
keluarga yang akan menggunakan alat
kontrasepsi
Memberikan reinforcement positif pada keluarga
TUK 3:
Mendemontrasikan pada keluarga dalam memilih
jenis-jenis alat kontrasepsi
Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya
Menjawab pertanyaan keluarga
Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan
memilih jenis-jenis alat kontrasepsi
Memberikan reinforcement positif
Memotivasi ibu untuk mengklasifikasikan jadwal
haid setiap bulannya apakah teratur atau tidur
teratur.
Mengajarkan perhitungan menggunakan rumus
untuk jadwal haid teratur.
Mengajarkan perhitungan menggunakan rumus
untuk jadwal haid yang tidak teratur.
mengajarkan cara menggunakan rumus dan catat
masa subur dan masa tidak subur berdasarkan
hasil perhitungan
memotivasi ibu dan keluarga untuk mencatat
adalah tidak dapat mengatur kelahiran dan risiko
hamil tua
akan mencoba berdiskusi dengan suami tentang
alat kontrasepsi yang akan digunakan, mungkin
akan menggunakan spiral
Objektif:
Ibu V mampu:
menyebutkan kembali pengertian dari alat
kontrasepsi
menyebutkan kembali jenis-jenis alat
kontrasepsi
menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan suntik KB
menyebut kembali 2 dari 2 kekurangan suntik
KB
menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan pil KB
menyebut kembali 2 dari 3 kekurangan pil KB
menyebut kembali 2 dari 4 kelebihan KB
implant
menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan KB
spiral/IUD
menyebut kembali 3 dari 7 kekurangan KB
spiral/IUD
menyebutkan 2 akibat bila tidak menggunakan
alat kontrasepsi
memutuskan untuk menggunakan salah satu
jenis alat kontrasepsi
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
jadwal masa subur dan masa tidak subur ibu
dalam kalender
Berikan reinforcement positif
mengidentifikasi jenis-jenis alat kontrasepsi
memilih alat kontrasepsi yang rencana akan
digunakan
Analisis:
TUK 1, 2, dan 3 tercapai
Perencanaan:
- TUK 4 dan 5
Kamis, 5
Juni 2014
Pukul
15:30-
16:00 WIB
Memvalidasi keadaan keluarga
Menjelaskan tujuan kunjungan
Membuat kontrak
TUK 4:
Mendiskusikan dan motivasi keluarga untuk
menyusun jadwal KB setiap bulannya
motivasi keluarga untuk manandakan waktu
menstruasinya setiap bulan pada kalender
Berikan reinforcement ositif
TUK 5:
Menggali pengetahuan keluarga terkait tempat
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
Memberikan informasi terkait tempat pelayanan
kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga
Mendiskusikan dengan keluarga terkait manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar tempat
tinggal
Subjektif:
Ibu V mengatakan:
jadwal haidnya tidak teratur tiap bulannya
akan mulai menandakan waktu menstruasi pada
kalender di tiap bulannya
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
keluarga adalah posyandu, puskesmas, bidan
manfaat pelayanan kesehatan yaitu mendapatkan
perawatan
dan mendapatkan informasi mengenai KB
rencana akan menggunakan KB spiral dan
memasangnya pada kegiatan KB gratis dari
puskesmas
Objektif
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS
Memotivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali manfaat dari fasilitas pelayanan
kesehatan
Memberikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Ibu V mampu:
memilih/mengidentifikasi jenis-jenis alat
kontrasepsi
menghitung jadwal KB sistem kalender untuk
Ibu menggunakan perhitungan sesuai masa subur
Ibu dengan benar
memodifikasi lingkungan dengan membuat
jadwal rutin KB tiap bulannya uintuk mencegah
kehamilan
mampu untuk memulai manandakan waktu
menstruasinya setiap bulan pada kalender
menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang
dapat dikunjungi
menyebutkan 2 dari 3 manfaat kunjungan ke
pusat pelayanan kesehatan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
Analisis:
TUK 4 dan 5 tercapai
Masalah kurang pengetahuan keluarga mengenai
alat kontrasepsi pada Ibu V teratasi
Perencanaan:
Validasi keputusan keluarga tentang alat kontrasepsi
yang akan digunakan oleh Ibu V , sesuai rencana yaitu
IUD/spiral
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
FORMAT EVALUASI SUMATIF
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa 1 : Risiko kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan
pada Ibu V
No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi
intervensi Ya Tidak
1 Keluarga mengenal tanda-tanda
pasti kehamilan yaitu terlambat
datang bulan, adanya mual dan
muntah di pagi hari, hasil test
kehamilan positif.
√
2 Menyebutkan 3 dari 7 perubaha
selama kehamilan khususnya
trimester 3 yaitu:
- ada peningkatan berat badan
rata-rata 8-12 kg dari berat
badan sebelum hamil
- perubahan pola seksual
(penurunan hasrat seksual)
- payudara semakin hitam dan
menegang
- nyeri punggung bawah
- perubahan pola berkemih,
- Bengkak pada kaki.
- cemas sebelum melahirkan.
√
3 Menyebutkan 2 dari 4 tanda-
tanda pasti persalinan, yakni;
- mules yang teratur dan
semakin lama semakin sering
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
- nyeri di mulai dari belakang
menjalar ke depan
- keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir
- keluar cairan ketuban dari
jalan lahir akibat pecahnya
selaput ketuban.
4 Menyebutkan 2 dari 4 tanda
palsu persalinan:
1. Terasa mules tetapi tidak
teratur dan tidak ada
perubahan
2. Nyeri hanya di bagian
depan
3. Tidak terjadi pengeluaran
dari jalan lahir
4. Mulas tidak meningkat
intensitasnya
√
5 Menyebutkan 3 dari 6 tanda
bahaya kehamilan:
1. Perdarahan
2. Bengkak di kaki, tangan,
dan wajah yang tidak
hilang
3. sakit kepala disertai kejang
4. Demam tinggi
5. Keluar air ketuban sebelum
waktunya
6. Gerakan janin
berkurang/tidak bergerak
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
6 Keluarga menyebutkan akibat
dari kehamilan yang tidak
diperhatikan dan dirawat yakni
masalah pada perkembangan
janin dan kesulitan dalam proses
persalinan
Keluarga mengatakan akan siap
untuk tetap mengontrol
kehamilan dan mengatur pola
hidup yang baik untuk masa
kehamilan
√
7 Keluarga dapat menyebutkan
manfaat massase punggung dan
meredemonstasi cara massase
punggung untuk mengurangi
nyeri, yaitu:
1. Memijat punggung dari
sekeliling terutama
punggung bagian bawah
2. Melakukan massase dengan
pijatan yang lembut
3. Keluarga menyebutkan
Massase dapat juga
menggunakan minyak yang
aman seperti zaitun dan
baby oil
√
8 Ibu mampu melakukan teknik
relaksasi dan mengejan ketika
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
bersalin, keluarga mampu
memimpin, yakni ;
-Waktu kontraksi mulai datang,
tarik napas yang panjang
kemudian dikeluarkan
disesuaikan dengan kondisi yang
nyaman, hembuskan pelan-pelan
( tidak bersuara)
-berteriak dan mengeluarkan
suara saat mengejan adalah
pemborosan tenaga, kekuatan
dipusatkan pada otot panggul,
bukan pada leher.
- mengejan saat ada kontraksi
datang dan lakukan bila ada
instruksi
9 keluarga mampu melakukan
senam hamil dan mengingat
langkah-langkahnya, dari duduk
bersila yang tegak, sikap
merangkak, berbaring miring kiri
dan kanan dan berbaring
terlentang dengan posisi
mengangkat kaki dan membuka
lebar kaki (seperti posisi bersalin)
√
10 Keluarga menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan
mengurangi stres kehamilan pada
keluarga yaitu dengan cara:
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
menciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman agar dapat
beristirahat dengan baik
11 Keluarga mampu menyebutkan
tempat pelayanan kesehatan yaitu
bidan, klinik, puskesmas, RS,
kontrol setiap bulan, pada bulan
ke 9 kontrol setiap minggu
√
12 Keluarga mampu menyebutkan
manfaat fasilitas pelayanan yaitu
untuk memeriksa dan mengontrol
kehamilan
√
13 Keluarga mengatakan akan
mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mengontrol
kondisi kehamilan. Keluarga
menyatakan akan rutin ke pelkes
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
Diagnosa 2:
Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu V
No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi
intervensi Ya Tidak
1 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian ASI Ekslusif adalah
pemberian ASI saja pada usia 6
bulan pertama dengan teknik yang
benar untuk mencapai hasil yang
optimal bagi ibu dan bayi.
√
2 Keluarga mampu menyebutkan
3 dari 5 Manfaat ASI bagi Bayi:
mengandung semua zat nutrisi
yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan
bayi normal.
mengandung zat-zat kekebalan
(antibodi) yang akan melindungi
bayi dari berbagai jenis infeksi.
mudah dicerna oleh bayi.
selalu tersedia dalam suhu yang
tepat dimana dan kapan saja.
membangun ikatan batin antara
ibu dan anak.
3 dari 5 Manfaat ASI bagi Ibu:
ASI dapat disusukan kepada bayi
setiap saat tanpa membutuhkan
persiapan apapun.
Menyusui membantu pengecilan
rahim kembali ke ukuran yang
normal.
Menyusui dapat memperlambat
datangnya haid lagi sesudah
melahirkan, yang akan mencegah
kehamilan.
Menyusui dapat mempercepat
mengembalikan bentuk tubuh ibu.
Menyusui merupakan peristiwa
dan pengalaman yang indah dan
sangat didambakan oleh para ibu.
√
√
3 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
3 perubahan yang terjadi pada
payudara, yaitu:
Payudara akan menjadi lebih
penuh, lebih keras, dan daerah
seputar puting menjadi lebih
gelap.
Terjadi pertumbuhan kelenjar susu
dan penimbunan lemak di
payudara.
Terasa geli atau tajam di sekitar
payudara, disebabkan oleh
meningkatnya aliran darah ke
dalam payudara.
√
4 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari
4 nutrisi yang tepat untuk ibu
menyusui, yaitu:
Kalsium, contohnya pada susu (2-
4 gelas/ hari).
Suplemen vitamin D.
Jus
Air mineral (8-10 gelas/ hari).
√
5 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari
4 akibat bila tidak menyusui dengan
benar:
Kurang gizi/ gizi buruk.
Gangguan tumbuh kembang.
Infeksi.
Kurangnya ikatan batin antara ibu-
anak.
√
6 Keluarga mampu
mendemonstrasikan cara menyusui
yang benar
√
7 Keluarga mampu
mendemonstrasikan cara perawatan
payudara, pijat payudara, dan pijat
oksitosin dengan benar
√
8 Keluarga mampu menyusun menu
sehat bernutrisi bagi ibu hamil
sesuai dengan kondisi dan selera
untuk menu makan satu hari
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
9 Keluarga mampu
mendemonstrasikan cara
manajemen stres
√
10 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian kontrasepsi adalah suatu
cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang bertujuan untuk
menjarangkan kehamilan,
merencanakan jumlah anak, dan
meningkatkan kesejahteraan
keluarga agar keluarga dapat
memberikan perhatian dan
pendidikan maksimal pada anak.
√
11 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari
3 jenis kontrasepsi:
- Hormonal: suntik 1 bulan,
suntik 3 bulan, pil KB,
susuk/implant
- Mekanik: kondom,
diafragma, IUD
Mantap: tubektomi, vasektomi
√
12 Keluarga mampu menyebutkan
kembali masing-masing 2 kelebihan
dan kekurangan alat kontrasepsi:
1. Suntik KB
Keuntungan :
- Sangat efektif
- Kemungkinan salah atau lupa
memakainya tidak ada
- Dapat diberikan pada ibu
menyusui karena tidak
mengurangi jumlah produksi
ASI
Kekurangan:
- Gangguan haid
- Pusing, mual, muntah, rambut
rontok, jerawatan, BB naik,
menurunnya gairah seksual, kulit
menghitam
2. Pil KB
Keuntungan: - Sangat efektif
- Dapat dihentikan dengan tingkat
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
kesuburan tinggi
- Tidak mengganggu senggama
Kekurangan:
- Mengurangi produksi ASI
- Mual, muntah, pembesaran
payudara, perasaan lelah
- TD naik, Kulit muka
menghitam, jerawatan,
keputihan, gangguan haid
3. Susuk/implant
Kelebihan :
- Efektif dan mengembalikan
kesuburan secara sempurna
- Tidak merepotkan
- Perlindungan 5 tahun
- Ideal bagi ibu yang tidak mau
punya anak lagi dan belum siap
untuk steril
4. Spiral/ IUD
Kelebihan:
- Daya kesuburan tinggi
Kekurangan:
- Perdarahan dari kemaluan
- Mulas/nyeri
- Keputihan
- Keluhan suami merasa tidak
nyaman
- Terlambat haid
- Luka rahim
- Infeksi
- Keluarnya spiral
13 Keluarga mampu mengulang lagi
langkah-langkah melakukan
perhitungan KB sederhana dengan
tanggal
√
14 Keluarga mampu menyebutkan 2
dari 3 cara memodifikasi
lingkungan untuk mendukung
pemberian ASI
- Berikan suasana yang
nyaman.
- Berikan lingkungan yang bersih
dan menyenangkan.
- Berikan penerangan yang cukup.
√
15 Keluarga mampu melakukan √
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
modifikasi lingkungan untuk
mengatasi masalah ketidakefektifan
ASI
16 Keluarga mampu menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan yaitu
sebagai sarana untuk pemeriksaan,
perawatan/pengobatan jika terjadi
masalah pada saat pemberian ASI,
sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan tepat
untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI
√
17 Keluarga mampu menyebutkan 3
dari 4 fasilitas pelayanan kes. yang
dapat digunakan dalam penanganan
masalah ketidakefektifan pemberian
ASI, yaitu:
puskesmas, posyandu, RS, dan
dokter praktek.
√
18 Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan untuk
penanganan masalah
ketidakefektifan pemberian ASI
√
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 6
EVALUASI TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
TINGKAT KEMANDIRIAN
Nama keluarga : Bapak RM
Alamat : RT 01 RW 01 Kelurahan Sukatani,
Kecamatan Tapos.
KESIMPULAN:
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan selama tujuh
minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin di
keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari keluarga mengenai masalah
kesehatan yang dialami keluarga. Selama tujuh minggu mahasiswa melakukan pembinaan
dan kunjungan rutin ke keluarga dan menemukan dua masalah kesehatan dan dapat
disimpulkan bahwa keluarga termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat IV” dengan
alasan:
Kriteria Ya Tidak Pembenaran
Keluarga
menerima
petugas
perawatan
kesehatan
masyarakat
√ Selama pelaksanaan 14 kali pertemuan keluarga,
anggota keluarga selalu menerima kedatangan
mahasiswa dengan ramah, terlibat dalam menentukan
kontrak waktu dan tempat interaksi. Anggota keluarga
Bapak RM, terutama Ibu V selalu menghentikan
sementara kegiatan rumah tangga saat mahasiswa
datang, mengikuti proses interaksi hingga selesai. Ibu
V juga memiliki rasa ingin tahu dan perhatian lebih
terhadap masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.
Keluarga Bapak RM juga terlihat antusias setiap
kedatangan kunjungan mahasiswa, dan ikut
mendengarkan proses interaksi. Ibu E turut ikut
berpartisipasi juga apabila sedang tidak ada pekerjaan,
namun biasanya hanya sebentar karena harus bekerja
dan melakukan aktivitas lainnya. Keluarga juga
menerima masukan dari mahasiswa dengan
menerapkan cara perawatan keluarga dengan masalah
kesehatan dan melaporkan hasilnya pada mahasiswa.
Keluarga
mengungkapk
an masalah
kesehatan
yang dialami
secara benar
√ Selama diwawancara oleh mahasiswa tentang riwayat
kesehatan dan keluhan saat ini, anggota keluarga
menjawab pertanyaan dengan jujur, beberapa
dibuktikan oleh bukti autentik, misalnya kartu
kunjungan rutinitas Ibu V mengunjungi bidan setiap
bulan. Keluhan kesehatan yang diungkapkan keluarga
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 6
EVALUASI TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS
telah diklarifikasi dengan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Menurut keluarga,
keberadaan mahasiswa bermanfaat untuk memperoleh
informasi tentang manajemen kesehatan keluarga dan
membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang
ada.
Keluarga
menerima
pelayanan
kesehatan
yang diberikan
sesuai dengan
rencana
keperawatan
√ Hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa kepada
keluarga selama 10 kali kunjungan, terdapat 3 masalah
keperawatan yang ada, yaitu kesiapan meningkatkan
proses kehamilan-persalinan, ketidakefektifan
pemberian ASI, kurang pengetahuan tentang jenis
kontrasespsi, kurang pengetahuan tentang perineal
hygene pada bayi B.. Selama intervensi keluarga
diberikan oleh mahasiswa terhadap 2 masalah utama,
keluarga menerima setiap jenis intervensi yang
dilakukan. Setiap diskusi, Ibu V tampak antusias untuk
mendengarkan, bertanya, dan melaporkan hasil
tindakan mandiri yang telah dilakukan oleh keluarga,
misalnya saat Ibu V akan melakukan proses persalinan
di bidan Juju, pertama kali menyusui dengan posisi
berbaring, perbedaan lingkar payudara setelah pijat
payudara, produksi ASI setelah mengonsumsi
beberapa makanan.
Keluarga
melakukan
tindakan
pencegahan
√ Keluarga sudah mampu melakukan pencegahan
terhadap masalah kesehatan yang dialami, diantaranya:
Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
ibu menyusui dua kali dari biasanya
Melakukan perawatan payudara dengan tepat dan
rutin dua kali sehari
Membersihkan payudara tidak menggunakan sabun
Menghindari mengonsumi obat selain dari resep
dokter
Keluarga
melakukan
promosi
kesehatan
secara aktif
√ Keluarga mampu melakukan promosi kesehatan secara
aktif, karena :
Sudah dapat menyediakan lingkungan yang sesuai
untuk masalah dalam pemberian ASI
Mampu mengedukasikan tentang pemberian ASI
yang efektif dan berkualitas ke kelompok ibu
menyusui yang lain
Aktif mengajak dan memberi contoh kepada ibu
menyusui di lingkungan sekitar untuk melakukan
perawatan payudara sebelum menyusui
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014