perancangan kontrol beban elektronik generator …

7
PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR INDUKSI SATU FASA BERBASIS SMART RELAY Amir Hamzah, Iswadi, dan Feranita Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru, 28293, Indonesia EmaiV. [email protected] ABSTRAK Salah satu altematif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik, terutama untuk daya rendah (low power) adalah dengan memanfaatkan motor induksi satu fasa sebagai generator induksi. Generator induksi lebih murah, dan mudah diperoleh dalam berbagai ukuran dipasaran, tidak menggunakan sikat atau komponen lain yang memerlukan perawatan. Adapun kelemahan utama generator induksi adalah tegangan yang tidak konstan. Perubahan beban pada generator dapat menyebabkan perubahan pada tegangan keluaran. Tujuan penelitian ini adalah membuat kendali tegangan dan beban penyeimbang berbasis smart relay, besamya daya keluaran pada generator sebesar 240 watt dengan tegangan 220 volt. Tegangan inilah yang disensor, apabila tegangan melebihi 220 volt maka sensor mendeteksi sehingga smart relay menghidupkan beban penyeimbang dan begitu juga sebaliknya apabila tegangan kurang dari 220 volt maka sensor mendeteksi sehingga smart relay memutus beban penyeimbang. Kata Kunci: motor induksi, transformator step down, beban penyeimbang, generator induksi, zelio smart relay. PENDAHULUAN Generator induksi satu fasa sangat menguntungkan untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, khususnya pada penggunaan dengan daya listrik rendah. Dengan memanfaatkan sumber daya mikrohidro dan angin sebagai penggerak merupakan energi ramah lingkungan. Kelebihan dari generator induksi satu fasa yaitu konstruksi sederhana, tidak membutuhkan sikat, handal, biaya dan perawatan rendah dan tidak memakai penguatan dc (Djoekardi, 1996; 2-3) Kecepatan putaran generator dipengaruhi oleh beban konsumen yang berubah-ubah, jika beban generator stabil maka putaran, arus, tegangan dan frekuensi generator akan konstan. Karena beban konsumen yang berubah-rubah, maka dibuatlah kontrol beban elektroik (beban penyeimbang) pada pembangkit tenaga listrik agar putaran, arus, tegangan dan frekuensi pada generator stabil. Sistem beban elektronik pada pembangkit terdiri dari smart relay dan beban penyeimbang. Apabila sistem beban elektronik dilakukan dengan metode manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia kurang efisien apabila ditinjau dari waktu dan biaya. BAHAN DAN METODE Secara umum motor listrik adalah suatu alat yang dapat merubah energi listrik menjadi energi mekanik yang berupa tegangan putar dan motor ini bekerja berdasarkan prinsip induksi elektro maknetik. Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor mator ini bukan diperoleh dari sember tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasiikan oleh arus rotor. Konstruksi stator dan rotor Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi. Bagian dari stator ini terdiri dari laminasi-laminasi tipis yang disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga segmen yang dibentuk silinder berhubungan satu sama lainnya serta mempunyai alur-alur (slot) sebagai tempet konduktor, iubang pada lapisan laminasi yang berbentuk slot pada inti stator berupa kawat tembaga atau batang tembaga. Kumparan stator pada umumnya terdiri dari kawat tembaga untuk motor berdaya kecil, sedangkan untuk motor berdaya besar kumparan statomya terdiri dari lempengan tembaga. Kumparan stator berfungsi untuk menghasilkan fiuksi magnet pada saat diberikan tegangan tiga fasa. Kontruksi stator motor induksi terdiri dari bagian- bagian sebagai berikut ; a. Rumah stator dan besi tulang. 1

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR INDUKSI SATU FASA BERBASIS SMART RELAY

Amir Hamzah, Iswadi, dan Feranita

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Pekanbaru, 28293, Indonesia

EmaiV. [email protected]

ABSTRAK

Salah satu altematif untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik, terutama untuk daya rendah (low power) adalah dengan memanfaatkan motor induksi satu fasa sebagai generator induksi. Generator induksi lebih murah, dan mudah diperoleh dalam berbagai ukuran dipasaran, tidak menggunakan sikat atau komponen lain yang memerlukan perawatan. Adapun kelemahan utama generator induksi adalah tegangan yang tidak konstan. Perubahan beban pada generator dapat menyebabkan perubahan pada tegangan keluaran. Tujuan penelitian ini adalah membuat kendali tegangan dan beban penyeimbang berbasis smart relay, besamya daya keluaran pada generator sebesar 240 watt dengan tegangan 220 volt. Tegangan inilah yang disensor, apabila tegangan melebihi 220 volt maka sensor mendeteksi sehingga smart relay menghidupkan beban penyeimbang dan begitu juga sebaliknya apabila tegangan kurang dari 220 volt maka sensor mendeteksi sehingga smart relay memutus beban penyeimbang.

Kata Kunci: motor induksi, transformator step down, beban penyeimbang, generator induksi, zelio smart relay.

PENDAHULUAN

Generator induksi satu fasa sangat menguntungkan untuk digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik, khususnya pada penggunaan dengan daya listrik rendah. Dengan memanfaatkan sumber daya mikrohidro dan angin sebagai penggerak merupakan energi ramah lingkungan. Kelebihan dari generator induksi satu fasa yaitu konstruksi sederhana, tidak membutuhkan sikat, handal, biaya dan perawatan rendah dan tidak memakai penguatan dc (Djoekardi, 1996; 2-3)

Kecepatan putaran generator dipengaruhi oleh beban konsumen yang berubah-ubah, j ika beban generator stabil maka putaran, arus, tegangan dan frekuensi generator akan konstan. Karena beban konsumen yang berubah-rubah, maka dibuatlah kontrol beban elektroik (beban penyeimbang) pada pembangkit tenaga listrik agar putaran, arus, tegangan dan frekuensi pada generator stabil.

Sistem beban elektronik pada pembangkit terdiri dari smart relay dan beban penyeimbang. Apabila sistem beban elektronik dilakukan dengan metode manual yaitu dengan menggunakan tenaga manusia kurang efisien apabila ditinjau dari waktu dan biaya.

BAHAN DAN METODE

Secara umum motor listrik adalah suatu alat yang dapat merubah energi listrik menjadi energi

mekanik yang berupa tegangan putar dan motor ini bekerja berdasarkan prinsip induksi elektro maknetik.

Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor mator ini bukan diperoleh dari sember tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relative antara putaran rotor dengan medan putar yang dihasiikan oleh arus rotor.

Konstruksi stator dan rotor

Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi. Bagian dari stator ini terdiri dari laminasi-laminasi tipis yang disusun dan dibentuk sedemikian rupa sehingga segmen yang dibentuk silinder berhubungan satu sama lainnya serta mempunyai alur-alur (slot) sebagai tempet konduktor, iubang pada lapisan laminasi yang berbentuk slot pada inti stator berupa kawat tembaga atau batang tembaga.

Kumparan stator pada umumnya terdiri dari kawat tembaga untuk motor berdaya kecil, sedangkan untuk motor berdaya besar kumparan statomya terdiri dari lempengan tembaga. Kumparan stator berfungsi untuk menghasilkan fiuksi magnet pada saat diberikan tegangan tiga fasa. Kontruksi stator motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut ;

a. Rumah stator dan besi tulang.

1

Page 2: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

b. Inti stator dan besi lunaic atau baja silikon. c. Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti

stator dimana alur ini merupakan tempat meletekkan belitan stator.

d. Belitan stator dari tembaga. e. Bantalan poros.

Rotor merupakan bagian yang bergerak dari suatu motor induksi. Sebagaimana halnya dengan stator, inti rotor juga merupakan susunan dari laminasi-laminasi tipis yang umumnya terbuat dari baja silikon yang bermutu tinggi. Laminasi tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga merupakan segmen yang berbentuk silinder serta memiliki alur sebagai tempat konduktor. Kontruksi rotor motor induksi terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:

a. Inti rotor, bahannya sama dengan stator. b. Alur dan gigi, bahannya sama dengan inti,

alur merupakan tempat meletakkan belitan atau kumparan rotor.

c. Belitan rotor, bahannya dari tembaga. d. Poros atau as

Berdasarkan bentuk kontuksi rotomya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: rotor sangkar dan rotor belitan.

Motor induksi sebagai generator

Motor induksi satu fasa merupakan motor yang banyak digunakan. Motor induksi rotor sangkar sangat kokoh, sederhana, murah, dan mudah perawatanya. Motor induksi satu fasa dapat dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor pada kecepatan diatas kecepatan medan putar. Pada motor induksi yang dioperasikan sebagai generator tidak terdapat pengatur tegangan. Pada motor induksi sebagai generator tegangan keluara nya sangat dipengarihi oleh besamya beban dan nilai kapasitor eksitasi.

Pada umumnya pengendalian tegangan generator induksi menggunakan Induction Generator Controller (IGC). IGC merupakan piranti elektronis yang menyensor tegangan, kemudian mengatur besar beban penyeimbang. IGC berbasis computer dan berbasis komperator, kelemahan IGC adalah menggunakan teknologi yang tidak sederhana.

Motor induksi satu fasa dioperasikan sebagai generator dengan cara memutar rotor pada kecepatan diatas kecepatan medan putar atau mesin bekerja pada slip negatif agar motor induksi dapat berfungsi sebagai generator maka diperlukan arus eksitasi, arus eksitasi tersebut didapat dari kapasitor.

Salah satu cara untuk mengendalikan tegangan dan frekuensi pada generator ini adalah dengan cara mengatur beban pada (ouput) generator. Apabila beban nyata berkurang maka ada mekanisme yang mengatur beban penyeimbang (ballast load) agar terjadi keseimbangan antara masukan dan keluaran pada generator induksi tersebut.

Perancangan alat penelitian ini meliputi rancangan rangkaian dari keseluruhan sistem dan perakitan hasil rancangan. Spesifikasi kerja dari alat yang akan dirancang yaitu kontrol beban elektronik generator induksi satu fasa berbasis smart relay menggunakan sensor tegangan agar tegangan generator tetap stabil, yang hasilnya akan diolah secara langsung pada smart relay. Blok diagram rancangan dapat dilihat pada gambar 1.

" V

seraoR lEGANeAN

\ 7

B E B A N U T A k M

RANGKAIAN KONTROL

SHARTPELAt

BEBAN PENYEIMBANG

Gambar 1. Blok Diagram Rangkaian Kontrol Beban Elektronik Generator Induksi Satu Fasa Berbasisis

Smart Relay

Spesifikasi motor induksi satu fasa sebagai generator yang digunakan sebagai berikut:

Type Daya motor Sumber tegangan input Rating arus Frekuensi Kecepatan nominal

YC90S-4 1 HP 220 Volt 8.3 Amper 50 Hz 1440 rpm

Rangkaian Sensor Tegangan

Sensor tegangan adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi perubahan nilai tegangan pada output generator. Salah satu komponen sensor tegangan ini yaitu transformator step down. Cara kerja rangkaian sensor tegangan ini adalah apabila tegangan output generator lebih maka sensor mengirimkan nilai ke smart relay, kemudian smart relay mengola nilai tersebut yang akhimya mengaktifkan kontak output relay untuk bekerja menghidupkan beban penyeimbang supaya output tegangan generator kembali stabil, dan apabila tegangan output generator kurang maka sensor mengirimkan nilai ke smart relay, kemudian smart relay mengolah nilai tersebut yang akhimya membuka kontak smart relay untuk mematikan beban penyeimbang supaya tegangan output

2

Page 3: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

generator stabil. Gambar sensor tegangan dapat dilihat pada gambar 2.

4,5 volt

220 volt AC

Gambar 2. Rangkaian Sensor Tegangan

Perancangan Beban Utama

Beban utama yaitu beban yang dipakai untuk menguji alat tersebut. Beban yang dipakai yaitu lampu pjjar sebesar 240 Watt. Dengan daya masing-masing lampu yaitu 60 watt sebanyak 4 buah lampu pijar. Adapaun rangkaiannya dapat dilihat pada gambar 3.

-^60 watt ^ — ^ 6 0 watt ^ , — . ^ 6 0 watt ^ — ^ 6 0 watt

X

^̂ '"1 S 3 220 volt

. L

Gambar 3. Beban Utama

Perancangan Beban Utama

Beban penyeimbang yaitu beban yang berfungsi sebagai penyeimbang tegangan output generator. Pada beban penyeimbang ini digunakan 4 buah lampu pijar dengan daya 240 watt (gambar4). Prinsip kerja beban penyeimbang adalah jika terjadi tegangan over, maka sensor memerintahkan smart relay untuk menghidupkan beban penyeimbang tersebut sehingga tegangan generator menjadi normal kembali, dan jika terjadi tegangan under, maka relay akan mematikan beban penyeimbang sehingga tegangan generator menjadi stabil kembali.

Q1

, — 60 watt )watt , ^60 watt

/•••., ^ -x ••/•' v.. '

Q2' ' 0 4 " U - * .- - . i J

60 watt

220 volt

— . L

Gambar 4. Beban penyeimbang

Perancangan Perangkat Lunak {Software) Pemrograman yang dipakai pada smart relay ini adalah menggunakan software Zelio Soft 2. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah ladder diagram (LD). Berikut adalah gambar perancangan ladder diagram yang digunakan seperti terlihat pada gambar 5.

I-

m

Gambar 5. Ladder Diagram

Input yang digunakan pada smart relay ini sebanyak satu buah dan output yang digunakan sebanyak empat buah. Berikut adalah daftar alamat input dan output yang digunakan.

Perancangan Rangkaian Kontrol

Blok rangkaian kontrol merupakan blok yang sangat penting dalam perancangan pembuatan alat ini, karena terdapat sistem pengoprasian dan cara kerjanya.

ZEUO ' S R 2 B 1 2 1 B D ;

O G O O D O

\ ' S I \ S 2 ' ' 5 3 \ S 4 ! :

L1 5,2 5 3 S 4 ;

M | L 2 U 14 I;

r » . ,

Gambar 6. Rangkaian Kontrol

Dalam blok pada gambar 6, keluaran dari sensor masuk ke input analog (IB) zelio smart relay , dan output pada zelio terhubung ke beban penyeimbang. Dan 4 buah lampu pijar yang berfungsi sebagai beban utama serta 4 buah lagi lampu pijar yang berfungsi sebagi beban penyeimbang.

Zelio Logic Smart Relay

Smart relay adalah sebuah device yang mampu menerima banyak i/o yang beroperasi secara digital dimana sistem device ini menggunakan memory yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi - instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, pewaktuan, dan pencacahan untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul i/o digital maupun analog.

3

Page 4: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

Smart relay memiliki beberapa kelebihan antara lain : 1. Dua tipe smart relay yang dapat dipilih : tipe

modular dan kompak. 2. Memiliki spesifikasi yang bervariasi dan

pemrograman yang tidak membutuhkan waktu yang lama serta memiliki daya kerja yang baik.

3. Pemrograman dapat menggunakan dua metode yaitu menggunakan function block diagram (FBD) atau contact language (ladder).

4. Untuk memonitor kerja pada smart relay serta pemrograman secara langsung pada smart relay dapat menggunakan 2 cara, yaitu cara pertama adalah dengan cara langsung menggunakan tombol - tombol yang ada pada smart relay yang didukung juga dengan tersedianya layar L C D dengan menggunakan back-lit. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan sebuah komputer yang terinstall program untuk smart relay.

Smart relay yang digunakan adalah merk Telen\ecanique SR2 B121 B D yang dibuat oleh pabrikan Schneider. Smart relay ini merupakan Smart relay modular yang dapat diexpand. Software yang digunakan untuk Smart relay ini adalah Zelio Soft 2. Yang menggunakan bahasa ladder diagram atau bisa juga menggunakan function block diagram. Smart relay yang digunakan dapat diexpand sesuai dengan kebutuhan. Sehingga input maupun output dapat ditambahkan pada Smart Relay ini. Smart relay ini juga memiliki layar yang dapat digunakan untuk melihat maupun mengganti program yang telah Aunput ke dalam Smart relay ini.

Pada layar tersebut juga terdapat backlight jang digunakan untuk menerangi layar tersebut untuk memudahkan pembacaan pada layar tersebut. Smart relay ini juga memiliki data backup yang dilakukan oleh EEPROM Flash memory. Komunikasi yang digunakan adalah jaringan Modbus. Smart relay ini memiliki range power supply yang 24 V D C . Batasan tegangan supplynya adalah 19,2-30 V D C . Arus nominalnya 70 mA tanpa extensions jika menggunakan extensions 180 mA.

Diagram alur kerja

Dari flow chart pada gambar 7 dapat dilihat bahwa proses yang dilakukan oleh program zelio soft 2 dimulai dengan menekan saklar pada input 11 ke posisis ON kemudian proses dilakukan hingga selesai.

Proses pertama smart relay dalam kondisi O N dengan tegangan supply 24 Vdc dari power supply dan saklar pada input II ke posisis ON, input 11 berfungsi sebagai masukan digital berupa saklar untuk mengaktifkan beban penyeimbang.

Kemudian input smart relay IB digunakan sebagai input sensor tegangan. Sensor tegangan ini menyensor tegangan yang mengalir ke beban penuh 240 watt dan tegangan 220 volt, dengan output sensor tegangan sebesar 6,4 V . Ouput sensor inilah yang bekerja sebagai pembuatan keputusan pada program di smart relay, yaitu apabila output dari sensor > 6,4 V maka beban penyeimbang On dan apabila output dari sensor < 6,4 V maka beban penyeimbang akan Off Kemudian apabila power supply dimatikan maka smart relay akan mati dan proses akan selesai.

/ „ ^ O U /

mefubaca oulpuC

' TampiKcan nilai output ; , «ensof tegangan pada

ensor tegangan \ 6.4 Vdc ? .

sensor tegangan \ > 6,4 Vttc 7

' Afwkahoulpul sensor tegangan

< 6 . 4 V d c ?

Gambar 7. Diagram alur kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Generator Tanpa Beban

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan keluaran, kecepatan, dan frekuensi yang dihasiikan generator tersebut pada saat kondisi tanpa beban.

Pengujian generator tanpa beban dilakukan dengan cara mengoperasikan generator tanpa

4

Page 5: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

Smart relay memiliki beberapa kelebihan antara lain : 1. Dua tipe smart relay yang dapat dipilih : tipe

modular dan kompak. 2. Memiliki spesifikasi yang bervariasi dan

pemrograman yang tidak membutuhkan waktu yang lama serta memiliki daya kerja yang baik.

3. Pemrograman dapat menggunakan dua metode yaitu menggunakan function block diagram (FBD) atau contact language (ladder).

4. Untuk memonitor kerja pada smart relay serta pemrograman secara langsung pada smart relay dapat menggunakan 2 cara, yaitu cara pertama adalah dengan cara langsung menggunakan tombol - tombol yang ada pada smart relay yang didukung juga dengan tersedianya layar L C D dengan menggunakan back-lit. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan sebuah komputer yang terinstall program untuk smart relay.

Smart relay yang digunakan adalah merk Telemecanique SR2 B121 B D yang dibuat oleh pabrikan Schneider. Smart relay ini merupakan Smart relay modular yang dapat diexpand. Software yang digunakan untuk Smart relay ini adalah Zelio Soft 2. Yang menggunakan bahasa ladder diagram atau bisa juga menggunakan function block diagram. Smart relay yang digunakan dapat diexpand sesuai dengan kebutuhan. Sehingga input maupun output dapat ditambahkan pada Smart Relay ini. Smart relay ini juga memiliki layar yang dapat digunakan untuk melihat maupun mengganti program yang telah diinput ke dalam Smart relay ini.

Pada layar tersebut juga terdapat backlight yang digunakan untuk menerangi layar tersebut untuk memudahkan pembacaan pada layar tersebut. Smart relay ini juga memiliki data backup yang dilakukan oleh EEPROM Flash memory. Komunikasi yang digunakan adalah jaringan Modbus. Smart relay ini memiliki range power supply yang 24 V D C . Batasan tegangan supplynya adalah 19,2-30 V D C . Arus nominalnya 70 mA tanpa extensions jika menggunakan extensions 180 mA.

Diagram alur kerja

Dari flow chart pada gambar 7 dapat dilihat bahwa proses yang dilakukan oleh program zelio soft 2 dimulai dengan menekan saklar pada input II ke posisis ON kemudian proses dilakukan hingga selesai.

Proses pertama smart relay dalam kondisi O N dengan tegangan supply 24 Vdc dari power supply dan saklar pada input II ke posisis O N , input 11 berfungsi sebagai masukan digital berupa saklar untuk mengaktifkan beban penyeimbang.

Kemudian input smart relay IB digunakan sebagai input sensor tegangan. Sensor tegangan ini menyensor tegangan yang mengalir ke beban penuh 240 watt dan tegangan 220 volt, dengan output sensor tegangan sebesar 6,4 V . Ouput sensor inilah yang bekerja sebagai pembuatan keputusan pada program di smart relay, yaitu apabila output dari sensor > 6,4 V maka beban penyeimbang On dan apabila output dari sensor < 6,4 V maka beban penyeimbang akan Off Kemudian apabila power supply dimatikan maka smart relay akan mati dan proses akan selesai.

/ 7

f Sensor tegangan / membaca output

Tampihan nilai output sensof tegangan pada I

•ensor tegangan > 6 .4 Vdc ? .

Bet>an penyeimtang ON

( irjz Gambar 7. Diagram alur kerja

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Generator Tanpa Beban

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan keluaran, kecepatan, dan frekuensi yang dihasiikan generator tersebut pada saat kondisi tanpa beban.

Pengujian generator tanpa beban dilakukan dengan cara mengoperasikan generator tanpa

4

Page 6: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

memakai beban atau beban nol. Rangkaian pengujian generotor tanapa beban dapat dilahat pada gambar 8.

LI

Kapasitor Penguat |̂

Gambar 8. Rangkaian pengujian generator tanpa beban

Tabel 1. Hasil pengujian penerator tanpa beban

Tagangan (Volt)

Arus (Ampere)

Kecepatan Putar (rpm)

Frekuensi (Hz)

220 0 1541 52

Pengujian Generator Berbeban

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besamya tegangan yang dihasiikan generator tersebut jika beban yang diberikan berubah-ubah maka tegangan dalam pengukuranpun berubah-ubah.

Pengujian ini dilakukan dengan mengoperasikan generator induksi pada saat terbebani dengan beban resistif. Pengujian ini dilakukan dengan cara mengkonstankan tegangan keluaran generator.

Prime Move Generator Kopling

M LI

Beban

Gambar 9. Rangkaian Pengujian Generator Berbeban

Tegangan Arus Kecepatan Daya Frekuensi (Volt) (Apere) Putar (Watt) (Hz)

(rpm) 220 1 1623 240 52

Rangkaian Kontrol

Pada pengujian rangkaian kontrol yang telah dilakukan pada gambar maka dapat dianalisa pada gambar 10.

Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui dimana pengontrolan pada tabel 3 pada no.l dapat dilihat apabila beban utama pada kondisi on yaitu beban utama hidup, maka kondisi pada beban penyeimbangan off atau tidak aktif, apabila beban utama mati dua maka beban penyeimbang akan hidup dua, apabila beban utama mati tiga maka beban penyeimbang hidup tiga, pengontrolan ini untuk mempertahankan tegangan 220 volt dan daya 240 watt.

Output I Generator

Bebani Utama

S I

L1

S 2

L2

(X) 0 0

\ S 3

L3

\ S 4

L4

PenyeimbaiH^*^

L1 L2

I \Q1 \ Q2 \

L3

Q 3 \ Q4

Gambar 10. Rangkaian Kontrol

Tabel 3. Hasil pengujian rangkaian kontrol

NO

Beban Utama Beban Penyeimbang

NO LI 60

Watt

L2 60

Watt

L3 60

Watt

L4 60

Watt

LI 60

Watt

L2 60

Watt

L3 60

Watt

L4 60

Watt 1 ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF

2 OFF ON ON ON ON OFF OFF OFF

3 OFF OFF ON ON ON ON OFF OFF

4 OFF OFF OFF ON ON ON ON OFF

5 OFF OFF OFF OFF ON ON ON ON

Rangkaian Daya

Pada pengujian rangkaian daya yang dilakukan dapat dianalisa sebagai berikut:

telah

V1> w 1 ^

I VI f

U1

OUTPUT SATU 69 MF FASA

2 U2

GENERATOR INDUKSI

3 FASA

Gambar 11. Rangkaian Daya

Untuk mendapatkan tegangan keluaran satu fasa yang baik maka generator induksi dihubungkan dengan kapasitor sebesar 69 //F.

Dari tabel 4 diketahui, untuk mempertahankan tegangan sebesar 220 Volt dan frekuensi 52 Hz, dikontrol pada motor sebagai penggerak, dan semakin besar beban pada generator sehingga membuat putaran generator melambat oleh kerena itu tegangan supplai pada motor penggerak ditambah sampai tegangan normal. Apabila sudah dapat tegangan dan frekuensi yang telah ditetapkan maka pengontrolan dilakakan pada beban penyeimbang, apabila beban utama

Page 7: PERANCANGAN KONTROL BEBAN ELEKTRONIK GENERATOR …

berkurang maka sensor akan aktif sehingga memberikan input sinyal pada zelio smart relay dan kemudian mengaktifkan beban penyeimbang.

Tabel 4. Hasil Analisa Dari Rangkaian Daya

Motor Generator Beban frek Kec

V I V 1 (Watt) (Hz) (rpm)

152 4,2 220 1 240 52 1623

149 3,8 220 0,7 180 52 1592

146 3,55 220 0,48 120 52 1581

144 3,16 220 0,2 60 52 1559

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa : 1. Beban penyeimbang akan hidup apabila

tegangan sensor yang ditampilkan di L C D smart relay > 6,4 volt, dan beban penyeimbng akan mati apabila tegangan yang ditampilkan di L C D smart relay < 6,4 volt.

2. Untuk membangkitkan tegangan pada keluaran generator dibutuhkan daya reaktif sesuai dengan kebutuhan daya reaktif mesin induksi, dengan memasang kapasitor 69 jtF diterminal belitan utama..

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah membantu penulis dalam pemberian dana penelitian berbasis laboratorium, sehingga penelitian ini dapat kami iaksanakan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Motor induksi split phase sebagai generator. 2008.htt.7/joumal.uii.ac.id/index.php/tekoni n/ article.html.

Produk Datasheet Characteristics SR2121BD compact smart relay Zelio Logic-12 I/0-24 VDC-clock'display.

http://datasheet.octopart.com/SR2B 121BD-Telemecan ique-datasheet-34393. htm 1.

Wasimum Surya Saputra." Analisis Karakteristik Motor Induksi Sebagai Generator". http://flle.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR-P E N D - T E K N I K - E L E K T R O / 197008081997021-html.

Zuhal dan Zhanggischan. 2004. 'Trinsip Dasar Elektronik. " . PT Gramedeia Pustaka Utama. Jakarta.

6