peran hormon dalam proses dasar ginjal

4
Peran Hormon dalam proses dasar ginjal Hormon Aldosteron. Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral ( kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis / adrenal lain Na+ dan K+ yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+ dan sekresi K+. !a ini apabila aldosteron meningkat menyebabkan reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron membantu gin"al mengatur #olume plas atau $airan ekstra sel. Anti !iureti$ Hormon (A!H) %asopresin. Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai &anti diuretik dengan peker utama untuk &retensi $airan'. erutama untuk pengaturan #olume $airan ekst konsentrasi Na+ dan membantu gin"al mengatur tekanan osmotik plasma. ekanisme pengaturan sekresi A!H dipengaruhi oleh * .,enurunan #olume $airan ekstra sel. . ,eningkatan osmolaritas 0 ( terutama bila kadar Na+ meningkat ). Fungsi gin"al sebagai alat endokrin * .engahasilkan renin. . enghasilkan eritropoetin 1. embentuk prostaglandin 2. urut berperan dalam degradasi insulin 3. 4erperan dalam metbolisme #itamin ! men"adi bentuk aktifnya. 5. enghasilkan Kinin 2 .

Upload: rio-ramadhona

Post on 07-Oct-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Peran Hormon dalam proses dasar ginjal Hormon Aldosteron.Fungsi fisiologis hormon aldosteron yaitu mengatur unsur-unsur mineral (mineralo kottikoid / dihasilkan oleh bagian korteks glandula suprarenalis / adrenalis ) Antara lain Na+ dan K+, yakni terutama mengatur reabsorpsi Na+ dan sekresi K+. Dalam hal ini apabila aldosteron meningkat, menyebabkan reabsorpsi Na+ bertambah dan sekresi K+ bertambah pula. Aldosteron membantu ginjal mengatur volume plasma atau cairan ekstra sel. Anti Diuretic Hormon (ADH) Vasopresin.Hormon ini mempuyai fungsi fisiologi sebagai anti diuretik dengan pekerjaan utama untuk retensi cairan. Terutama untuk pengaturan volume cairan ekstra sel dan konsentrasi Na+ dan membantu ginjal mengatur tekanan osmotik plasma.Mekanisme pengaturan sekresi ADH dipengaruhi oleh :1. Penurunan volume cairan ekstra sel.2. Peningkatan osmolaritas CES ( terutama bila kadar Na+ meningkat ). Fungsi ginjal sebagai alat endokrin :1. Mengahasilkan renin.2. Menghasilkan eritropoetin3. Membentuk prostaglandin4. Turut berperan dalam degradasi insulin5. Berperan dalam metbolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.6. Menghasilkan Kinin 4.Sebagai alat endokrin ginjal menghasilkan:1. ReninRenin dihasilkan oleh sel-sel aparatus juxtaglomerularis pada waktu :1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )4. Innervasi ginjal dihilangkan5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )Sel aparatus juxtaglomerularis merupakan regangan yang apabila regangannya turun akan mengeluarkan renin. Renin mengakibatkan hipertensi ginjal, sebab renin mengakibatkan aktifnya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yg oleh enzim lain diubah menjadi angiotensin II; dan ini efeknya menaikkan tekanan darah . Renin cepat menghilang di dalam sirkulasi, karena mempunyai half life 30 menit, dalam sirkulasi dirusak oleh angiotensinase ; sedang angiotensinogen berasal dari plasma protein yaitu dari fraksi alfa-2 globulin 4.2. Erythropoietin Erythropoietin adalah glikoprotein. Hormon ini bekerja pada sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah. Stimuli seperti pendarahan atau pergi ke tempat ketinggian (dimana oksigen tipis) memicu pelepasan EPO. Orang yang mengalami gagal ginjal dapat tetap hidup dengan dialisis. Tetapi dialisis hanya membersihkan darah dari limbah. Tanpa sumber EPO, orang ini akan menderita anemia. Sekarang, berkat teknologi rekombinan DNA, rekombinan EPO manusia telah tersedia untuk mengobati pasien ini.Karena EPO meningkatkan hematocrit, ini menyebabkan lebih banyak oksigen mengalir ke otot kerangka. Sebagian pembalap sepeda dan pelari jarak jauh menggunakan rekombinan EPO untuk meningkatkan performa mereka. Walau rekombinan EPO memiliki sekuen yang persis sama dengan asam amino sebagai hormon alami, zat gula yang dilekatkan oleh sel yang digunakan oleh industri farmasi berbeda dengan yang dilekatkan oleh sel pada ginjal manusia. Perbedaan ini dapat dideteksi pada urin atlet.Kekurangan oksigen dalam jangka waktu lama (seperti hidup di pegunungan) menyebabkan meningkatnya sintesis EPO. Pada tikus, dan mungkin pada manusia, efek ini dipicu oleh kulit. Sel kulit tikus dapat mendeteksi kadar oksigen yang rendah (hypoxia) dan jika hal ini berlangsung terus, darah yang mengalir ke ginjal akan semakin berkurang dan menyebabkan meningkatnya sintesa EPO oleh ginjal.Belum lama ini ditemukan bahwa EPO juga disintesa oleh otak ketika terjadi kekurangan oksigen di otak (seperti terkena stroke), dan membantu melindungi neuron dari kerusakan. Mungkin rekombinan EPO manusia dapat berguna untuk korban stroke juga.93. Calcitriol Calcitriol adalah 1,25[OH]2 Vitamin D3, bentuk aktif dari vitamin D.7 Calcitriol diperoleh dari calciferol (vitamin D3) dari makanan yang dikonsumsi, yang kemudian disintesa oleh kulit yang terkena sinar ultraviolet dari cahaya matahari pagi hari. Calciferol dalam darah dirubah menjadi vitamin aktif dalam dua langkah:7a. Calciferol dirubah dalam liver menjadi 25[OH] vitamin D3 kemudian dibawa ke ginjal (terikat ke serum globulin) dimana selanjutnya dirubah menjadi calcitriol.b. Langkah terakhir ini dibantu oleh hormon parathyroid (PTH) Calcitriol bekerja dalam sel usus untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Calcitriol bekerja pula dalam tulang untuk memobilisasi calcium dari tulang kedalam darah.5 Calcitriol masuk kedalam sel, jika sel tersebut mengandung reseptor untuknya (sel usus memiliki reseptor tersebut), hormon ini kemudian terikat pada reseptor tersebut. Reseptor Calcitriol merupakan faktor transkripsi zinc-finger (lipatan berbentuk jari dari asam amino dan ion zinc, yang ditemukan di bagian molekul protein yang terikat pada DNA dan RNA) a finger-shaped fold of amino acids plus a zinc ion that is found in regions of protein molecules that bind to DNA and RNA. Kekurangan calcitriol mengakibatkan terkumpulnya kalsium di tulang menjadi terhambat.6 Pada masa kanak-kanak, hal ini mengakibatkan kelainan bentuk tulang atau rakitis. Pada orang dewasa, mengakibatkan kelemahan tulang dan menyebabkan osteomalacia. Penyebab yang paling sering adalah kurangnya jumlah vitamin dalam makanan atau kurang terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, suatu kasus yang disebabkan karena faktor keturunan timbul menjadi penyebab dengan mewariskan dua gen mutan untuk enzim ginjal yang mengubah 25[OH] vitamin D3 menjadi calcitrio. Kasus yang lain rakitis yang diakibatkan faktor keturunan (juga sangat jarang) adalah dengan mewariskan dua gen cacat pada reseptor calcitriol. Mutasi yang merubah asam amino pada satu atau yang lainnya dari pengaruh zinc-finger dengan pengikatan kepada DNA elemen penerima.5