penjelasan teori peplau interpersonal jiwa.docx

10
Penjelasan teori peplau interpersonal jiwa Teori Hildegard peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses iteraktif (peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (torres, 1986 marriner-tomey, 1994). Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa miuncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan teraupetik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien, keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (chin dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai sumber daya manusia, narasumber, konseler atau konsultan, dan wali atau wakil bagian klien. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan m,asalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang btersedia. Sebagai contoh, ketika klien mencari pertolongan, langkah pertama perawat dan klien membahas pokok masalah dan perawat menjelaskan fasilitas yang ada. Dengan perkembangannya hubungan antara perawat dan klien, perawat dank lien bersama-sama mendifinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan

Upload: enggyinglian

Post on 09-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Penjelasan teori peplau interpersonal jiwaTeori Hildegard peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses iteraktif (peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (torres, 1986 marriner-tomey, 1994).Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa miuncul akibat adanya ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (anxiety). Ansietas timbul dan dialami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan teraupetik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien, keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian (chin dan Jacobs, 1995). Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai sumber daya manusia, narasumber, konseler atau konsultan, dan wali atau wakil bagian klien. Pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan m,asalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang btersedia. Sebagai contoh, ketika klien mencari pertolongan, langkah pertama perawat dan klien membahas pokok masalah dan perawat menjelaskan fasilitas yang ada. Dengan perkembangannya hubungan antara perawat dan klien, perawat dank lien bersama-sama mendifinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya. Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat-klien membentuk suatu kekuatan mendewasakan atau dorongan pertumbuhan melalui hubungan interpersonal yang efektif dala membantu pemenuhan kebutuhan klien (Beeber, Anderson dan sills, 1990).Ketika kebutuhan dasar telah di atasi kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpersonal perawat-klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut: orientasi, identifikasi, penjelasan, dan resolusi (Chin dan Jacobs, 1995).Model dan konsep teori keperawatan yang dijelaskan oleh peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal, perawa-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.Permasalahan Yang Mengakibatkan Gangguan InterpersonalAnsietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologic individu. Teori dan gagasan peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan psikiatri. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual peplau (Marriner-Tomey, 1994). Dalam permasalahan interpersonal, seorang individu akan menampakkan perilaku, di antaranya individu merasa terasing, merasakan kecemasan yang berlebihan, senang menyendiri dan enggan untuk membicarakan permasalahan yang di alaminya.Terapi InterpersonalKontribusi peplau dalam bidang keperawatan khususnya keperawatan psikiatri, sangat banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul Interpersonal Relations In Nursing. Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Pada awalnya, peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan Custodial Care, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya ia kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat teraupetik.Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendifinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan iniklien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.Teori dan gagasan peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual peplau.Peplau mengenbang modelnya dengan memerinci konseptual dari proses antar-personal- disinilah letak fase hubungan perawat-klien (nurse-patien relationship). Keempat fase tersebut saling berkaitan. Disetiap fase diperlukan peran yang berbeda sesuai dengan kebutuhan klien. Fase antara lain:1. Fase orientasiFase ini, perawat dank lien bertindak sebagai dua individu yang belum saling mengenal. Selama fase orientasi, klien merupakan seseorang yang memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yang klien perlukan saat itu. Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk menentukan adanya masalah, dimana perawat dank lien melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi proses pengumpulan data.Fase orientasi dipengaruhi langsung oleh sikap perawat dank lien dalam member atau menerima pertolongan. Selain itu fase ini juga dipengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman, latar belakang, dan harapan klien maupun perawat. Akhir dari fase ini adalah perawat dank lien bersama-sama mengidentifikasi adanya maslah serta menumbuhkan adanya rasa saling percaya sehingga keduanya siap melangkah ke fase berikutnya.2. Fase identifikasiPada fase ini klien memberikan respon atau mengidentifikasi personal;an yang ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respon setiap kloien berbeda satu sama lain. Disini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang meorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif serta member kepuasan yang perlukan.Fase identifikasi peran perawat apakah sudah melakukan atau tindakan sebagai fasilitator yang memfasilitaskan ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asihan keperawatan.Selama fase identifikasi klien diharapkan mulai memiliki perasaan terlibat dan mulai memiliki kemampuan untuk mengatasi masalahnya dengan mengurangi perasaan tidak berdaya dan putus asa. Upaya ini menumbuhakn sikap positif pada diri klien guna melaju ke fase selanjutnya. Jadi, fase identifikasi merupakan fase penentu bantuan apa yang diperlukan oleh klien. Fase ini, perawat juga memberi beberapa alternative untuk mengatasi masalah klien. 3. Fase eksploitasiPada fase ini, perawat membaeri layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan klien. Disini, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses interpersonal. Selama fase ekploitasi klien mengambil secara penuh nialai yang titawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.Prinsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi atau menggali, memahami keadaan klien dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali dan mengungkapakan, perasaan, emosi, p[ikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.Fase eksploitasi dimana perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien.Pada fase ini perawat juga dituntut untuk menguasai keterampilan berkomunikasi secara terapeutik. Denagn demikian, dapat dikatakan bahwa fase eksplorasi merupakan fase pemberian bantuan pada klien sebagai langkah pemecahan masalah. Jika fase ini berhasil, proses interpersonal akan berlanjut ke fase akhir, yaitu fase resolusi.4. Fase resolusi atau terminasiPada fase resolusi, tujaun bersama antara perawat dank lien sudah sampaitahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapeutik yang selama ini terjalin. Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua belah pihak sebab disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dan ketegangan jika ada hal-hal yang belum terselesaikan pada masing-masing fase. Indicator keberhasilan untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnya, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih berpengalaman. Dalam hubungan perawat-klien, ada enam peran perawat yang harus dilakukan. Peran tersebut berbeda pada setiap fasenya.keenam peran tersebut adalah orang asing(rol all the stranger), peran sebagai nara sumber rol of resource person), peran sebgai pengajar ( teaching role), sebagai kepemimpinan ( leadership role ), peran sebagai wali ( surriogate role ), dan peran sebagai penasehat ( conselling role). Role off streanger merupakan peran awal dalam hubungan perawat-klien. Disini, kedua belah pihak merupkan orang asing bagi pihak lain. Sebagai orang asing, perawat harus memperlakukan pasien secara sopan, tidak boleh memberi penilaian sepihak, menerima klien apa adanya, serta memeperlakukan klien dengan penuh perasaan. Dalam perannya sebagai narasumber (role of resource person), perawat memeberi jaawaban yang spesifik dari setiap pertanyaan klien, terutama mengenai informasi kesehatan. Selain itu, perawat juga mengiterpresentasikan kepeda klien rencana keperwatan dan rencana medis untuk hal tersebut. Teaching role merupkan kombinasi dari seluruh peran dalam menggunakan informasi. Teaching role menurut peplau terdiri dari dua kategori yaitu intruksional, eksperimental. Penyuluhan intruksional adalah pemberian informasi secara luas dan merupkan bentuk yang dipakai dalam literaratur pendidikan. Penyuluhan eksperimental adalah penyuluhan dengan menggunakan pengalaman dalam pengembangan pengajaran.Leadership role merupkan peran yang berkaitan dengan kepemimpinan, terutama mengenai proses demokratis dalam asuhan keperawatan. Peran pembantu klien dalam mengejarkan tugas-tugasnya melalui hubungan yang sifatnya kooperatif dan melibatkan partisipasi aktif klien. Dalam surrogate role, klien menganggap perawat sebagai walinya. Oleh sebab itu, sikap perawat dan prilakunya harus menciptakan perasaan tertentu dalam diri klien yang bersifat reaktif yang muncul dari hubungan sebelumnya. Fungsi perawat disini adalah pembimbing klien mengenali dirinya sendiri dengan sosok yang ia bayangkan lalu membantunya melibat perbedaan antara dirinya dan sosok yang ia bayangkan tersebut. Fase resolusi dimana perawat berusaha untuk secara bertahan klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan kepeda tenaga kesehatan dan dan menggunakan kemampuan yang dimiliki agar mampu menjalankan secara sendiri.Peplau mempercayai bahwa conselling role memiliki peranan yang besar dalam keperawatan psiatrik. Dalam hubungan perawat-klien peran ini sangat penting sebab tujuan teknik hubungan antar-personal adalah pembantu klien mengingat dan memahami sepenuhnya peristiwa yang terjadi pada dirinya. Dengan demikian, satu pengalaman dapat diintegrasikan dengan pengalaman lainya dalam hidupnya, bukan justru dipisahkan.Terapi penyelesain masalah kejiwaan interpersonalAda beberapa proses terapi menurut konsep teori ini diantara nya adalah: 1. Felling security Felling security yaitu, terapi yang berupa membangun rasa aman pada klien, perawat sebisa mungkin terapi ini membuat klien merasa aman, sebgai contoh perawat mengatakna bahwa klien berada ditempat yang aman dan tenang tidak ada yang akan menyakitinya seperti apa yang ada dipikirannya2. Trusting relationship and interpersonal satisfaction Trusting relationship and interpersonal satisfaction yaitu terapi yang menjalin hubungan yang saling percaya dan membina kepuasan dengan bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

Peran Perawat Dalam Melakukan TerapiPeran perawat dalam terapi1. Share anxietas(berupaya melakukan sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain).2. Therapist use emphatic and relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apaapa yang dirasakan orang klien)3. Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.