peningkatan minat dan hasil belajar pengolah kata …
TRANSCRIPT
346
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENGOLAH KATA
MELALUI METODE TUTOR SEBAYA
BAGI SISWA KELAS VIII H SMPN 10 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Bagus Wungu Hendrajati
SMP Negeri 10 Salatiga
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan hasil belajar TIK materi
Pengolah Kata bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
melalui metode tutor sebaya. Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis deskriptif
komparatif dengan membandingkan minat dan hasil belajar sebelum dan sesudah melaksanakan
metode tutor sebaya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa metode tutor sebaya terbukti dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, ditunjukan dengan hasil yang menyatakan bahwa terjadi
perbedaan minat dan hasil belajar yang signifikan antara metode tutor sebaya model group to tutor
dan student to student. Peningkatan minat belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-
turut nilai rata-ratanya 67,32 menjadi 72,25 dan 78,29. Hasil belajar juga mengalami peningkatan
yang signifikan dan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai rata-
ratanya 67,68 menjadi 72,32 dan 78,21. Adapun ketuntasan hasil belajar TIK naik dari kondisi awal
43%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus II meningkat menjadi 86%.
Kata kunci: tutor sebaya, minat belajar, hasil belajar
PENDAHULUAN
Teknologi informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang cepat dan
berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Mata pelajaran ini perlu dikenalkan,
dipraktekkan dan dikuasai oleh siswa sedini mungkin agar siswa memiliki kemampuan dan
kepercayaan diri untuk memahami berbagai jenis Teknologi Informasi dan Komunikasi dan
menggunakannya secara efektif serta mampu memanfaatkannya dengan baik. Melalui mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi diharapkan siswa dapat terlibat pada
perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam
penggunaan beragam produk teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya yaitu
menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mencari,
mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara efisien dan efektif.
Kenyataan yang terjadi pada siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun
Pelajaran 2017/2018 minat dan hasil belajar TIK masih rendah. Berdasarkan data kondisi
awal, hasil ulangan harian materi Menu dan Ikon Perangkat Lunak Pengolah Kata, dari 27
347
siswa kelas VIII H menunjukkan rata-rata nilai 68,37 dengan 11 siswa (41%) yang tuntas dan
16 siswa (59%) tidak tuntas. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa cenderung pasif, kurang
antusias, dan kurang memperhatikan pelajaran, serta tidak mau atau malu bertanya kepada
guru bila ada kesulitan. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak memperhatikan pelajaran
dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main dengan teman, bahkan ada beberapa
siswa yang mengantuk saat pelajaran dengan alasan bosan. Hal ini menunjukkan bahwa minat
belajar siswa masih rendah.
Diharapkan setelah guru menerapkan metode tutor sebaya siswa lebih berminat dalam
mengikuti pembelajaran dan hasil nilai dan minat siswa terhadap pelajaran TIK dapat
meningkat. Karena dengan menerapkan metode tutor sebaya, siswa akan lebih tertarik untuk
memperhatikan pelajaran, efektif, dan menyenangkan serta siswa dapat belajar lebih aktif dan
tidak malu bertanya kepada teman tutor sebayanya. Sehingga siswa mampu mengidentifikasi
menu dan ikon pada perangkat pengolah kata dengan baik.
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana metode tutor
sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar pengolah kata dan berapa banyak
peningkatan minat serta hasil belajar pengolah kata melalui metode tutor sebaya bagi siswa
kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK dan berapa
banyak peningkatan minat dan hasil belajar TIK materi perangkat lunak pengolah kata
melalui metode tutor sebaya bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Semester I
Tahun Pelajaran 2017/2018.
Manfaat teoretis dari penelitian ini yaitu memberikan kontribusi terhadap
pengembangan pengetahuan mengenai minat dan hasil belajar pengolah kata melalui
penggunaan metode tutor sebaya dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. Selain
manfaat teoretis, bermanfaat juga secara praktis yaitu meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa dalam belajar pengolah kata, meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan
berbagai metode pembelajaran, meningkatkan motivasi siswa untuk lebih giat lagi,
memberikan referensi literasi bagi perpustakaan dan meningkatkan kualitas pendidikan di
SMP Negeri 10 Salatiga.
348
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
Minat Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2008:132) “minat adalah kecenderungan yang
menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat
terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.”
Slameto (2010:180) menyatakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”
Oemar Hamalik (2011: 21) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang
baru berkat pengalaman dan latihan. Belajar menurut Slameto (2010:2) dapat diartikan
sebagai berikut: “b elajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Dari definisi para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan suatu
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau
usaha yang disengaja. Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi
seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti; gairah, keinginan, perasaan
suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi
mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian,
rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.
Hasil Belajar
Menurut Hamalik (2003) dalam Asep Jihad (2008: 15) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.
Sedangkan Juliah (2004) mengatakan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi
milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukan.
Menurut Muhibbin Syah (2005: 150) pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Sedangkan klasifikasi menurut Taksonomi Bloom yang dikutip Suharsimi Arikunto (2006:
117) secara garis besar hasil belajar terdiri dari tiga aspek yaitu: kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap) dan psikomotorik (ketrampilan).
349
Hasil belajar dari perangkat pengolah kata meliputi bertambahnya pengetahuan siswa
tentang menu, ikon dan fungsi perangkat pengolah kata dengan dilandasi sikap professional
serta meningkatnya ketrampilan menggunakan perangkat pengolah kata.
Perangkat Lunak Pengolah Kata
Salah satu software pengolah kata diantaranya adalah Microsoft Word 2016 yang
diproduksi oleh perusahaan pengembang perangkat lunak Microsoft Corporation. Aplikasi ini
Microsoft Word 2016 ini dijalankan dengan system operasi berbasis Windows. Selain fasilitas
yang semakin lengkap, penambahan Menu Ribbon dan Office Button pada Microsoft Word
2016 menjadikan tampilan Microsoft Word 2016 berbeda dan belum pernah ada pada versi
sebelumnya.
Komponen-komponen yang terdapat pada jendela Microsoft Word 2016 adalah title
Bar, office button, quick access toolbar, option bar, tab menu dan ribbon (ribbon menu),
document area, kursor, scroll bar, dan status bar. Ribbon Menu merupakan tempat menu-
menu perintah yang digunakan untuk mengedit dokumen. Ribbon Menu terdiri atas Menu Bar
dan Toolbars. Menu bar (Baris Menu) berisi barisan perintah menu, yaitu Home, Insert, Page
Layout, References, Mailings, Review, dan View. Sedangkan Toolbars berisi tombol perintah
menu yang merupakan isi dari menu-menu perintah dalam Menu bar. tampilan Toolbar
berubah-ubah tergantung pada menu yang diaktifkan. Toolbar ini dikelompokkan ke dalam
Ribbon.
Metode Pembelajaran Tutor Sebaya
Menurut Suherman dalam Anggorowati (2011) sumber belajar tidak harus selalu dari
guru. Sumber belajar dapat diperoleh dari teman satu kelas yang lebih pandai atau dari
keluarga. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut
tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman
sebaya yang lebih pandai. Dengan demikian, pemanfaatan siswa yang mempunyai
kemampuan akademis tinggi atau pandai sebagai tutor sebaya diharapkan dapat membantu
teman-temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa lebih
meningkat. Menurut Boud, D., Cohen, dan J. Sampson (Keppell, 2006), peer teaching is one
method to encourage meaningful learning which involves students teaching and learning from
each other. Artinya tutor teman sebaya merupakan salah satu metode untuk mendorong
pembelajaran yang bermakna yang melibatkan siswa melakukan pengajaran dan belajar dari
satu sama lain.
350
Menurut Branley dalam Pramesti (2014) ada tiga model dasar dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu Student to tutor, Group to tutor,
dan Student to student. Model student to tutor adalah menitik beratkan kepada peran tutor dan
arah informasinya juga dua arah, namun diskusi hanya sebatas dari tutor ke kelompok dan
dari kelompok ke tutor. Sedangkan model Group to tutor adalah memiliki ciri adanya suatu
tutor dalam kelompok. Tutor di sini bertanggung jawab untuk memberikan tutorial kepada
masing-masing anggota kelompoknya. Pada model Student to student memiliki karakteristik
yang tidak jauh berbeda dengan model-model yang lain. Perbedaannya hanya terletak pada
arah diskusi di dalam kelas. Jika dalam model student to tutor, dan model grup to tutor,
peranan tutor adalah menjadi sumber informasi. Namun, dalam model student to student
informasi tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang
sudah mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Di mana siswa yang sudah
mengerti dan memahami materi yang dijelaskan oleh tutor dapat menjelaskan materi kepada
siswa lain yang masih belum mengerti. Dengan demikian arah informasi dapat ke segala arah,
yaitu dari tutor ke siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa.
KERANGKA BERPIKIR
Dari skema siklus kerangka berpikir di atas pada kondisi awal guru dalam mengajar
belum menggunakan metode tutor sebaya. Selanjutnya guru sudah menggunakan metode tutor
sebaya, sehingga minat siswa meningkat yaitu dengan banyak siswa yang lebih
memperhatikan guru. Hasil belajar siswa juga meningkat karena siswa bisa menganalisis
gambar sesuai materi dan berdiskusi dengan kelompok yang telah dibentuk. Pada kondisi
akhir siswa diharapkan dapat meningkat minat dan hasil belajarnya. Berdasarkan kajian teori
dan kerangka berpikir di atas, maka dapat diduga bahwa dengan menggunakan metode tutor
351
sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK materi menu dan ikon perangkat
lunak pengolah kata bagi siswa Kelas VIII H tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 10
Salatiga.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, yaitu dari bulan Juli 2017 sampai dengan
bulan November 2017 yang dimulai dari perencanaan penelitian, pelaksanaan, hingga
penyusunan laporan. Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 10 Salatiga yang
beralamat di jalan Argoboga, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo. Subyek dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga Tahun Pelajaran
2017/2018, dengan jumlah 27 peserta didik yang terdiri dari 16 putra dan 11 putri. Obyek
penelitian ini yaitu minat belajar TIK, hasil belajar TIK, dan penggunaan metode tutor
sebaya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 2 siklus.
Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada siklus I pembelajaran dilakukan
dengan metode tutor sebaya model group to tutor, sedangkan pada siklus II dengan metode
tutor sebaya model student to student. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, pengamatan,dan refleksi deskriptif komparatif.
Sedangkan data yang didapat berupa data kuantitatif yang berisi data hasil belajar dan data
kualitatif yang berisi data hasil pengamatan aktivitas belajar. Data hasil belajar diperoleh
dengan cara memberikan tes pilihan ganda kepada peserta didik. Data minat peserta didik
diperoleh dengan cara observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran dan divalidasi
dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat.
Anaisis data pada penelitian tindakan kelas menggunakan analisis diskriptif
komperatif yaitu membandingkan minat dan hasil belajar pada kondisi awal dengan siklus I,
membandingkan minat dan hasil belajar siklus I dengan siklus II dan membandingkan minat
dan hasil belajar siswa kondisi awal dengan siklus II yang dilanjutkan refleksi. Refleksi
artinya kesimpulan berdasarkan diskrepsi komparatif kemudian dilanjutkan memberikan
ulasan untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa mencapai rerata skor minat
belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 75% siswa mencapai rerata skor
minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Untuk hasil belajar 60%
siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus I dan 75% siswa memperoleh nilai hasil
352
belajar ≥ 75 pada siklus II. Nilai 75 merupakan nilai ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran TIK kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga pada tahun pelajaran 2017/2018,
sedangkan 60% ketercapaian pada siklus I dan 75% pada siklus II adalah ketercapaian ideal
yang diharapkan dalam penelitian ini
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal siswa sebelum penelitian dari 27 siswa yang berminat memperhatikan
pelajaran hanya beberapa siswa saja. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui pengamatan
terhadap minat siswa. Pengamatan dilakukan pada aspek keseriusan, konsentrasi dan
keaktifan. Pengamatan minat belajar siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
dengan penilaian skor 0 – 30 sangat kurang, skor 31 – 50 kurang, skor 51 – 70 cukup, dan
skor 71 – 90 Baik, serta skor 91 – 100 sangat baik. Hasil pengamatan menunjukkan hanya
terdapat 10 siswa (37,04%) mencapai rerata skor 71 - 90 (kualifikasi baik), selebihnya ada 13
siswa (48,15%) hanya mencapai rerata skor 51 - 70 (kualifikasi cukup), bahkan masih ada 4
siswa (14,81%) mencapai kualifikasi kurang. Hal ini menunjukkan minat belajar masih
rendah.
Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari hasil ulangan harian pada kompetensi
dasar 1.1. Mengidentifikasi Menu dan ikon pada Perangkat lunak pengolah kata. Siswa
diminta mengerjakan soal tes tertulis berbentuk isian singkat. Ulangan harian terdiri dari 20
soal isian singkat. Nilai ulangan harian tersebut dianalisis untuk untuk mengetahui hasil
belajar di kondisi awal sebelum tindakan dilakukan. Hasil ulangan harian materi
mengidentifikasi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata kelas VIII H menunjukkan
nilai rata-rata 68,37, dengan 11 siswa (40,74%) yang tuntas dan 16 siswa (59,26%) tidak
tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar TIK masih rendah.mengingat batas KKM
mata pelajaran TIK adalah 75 sehingga dengan nilai rata-rata 68,37 tentunya masih jauh dari
batas ketuntasan minimal. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes kondisi awal adalah
sebesar 40,74% atau masih terdapat 16 siswa dari 27 siswa yang belum tuntas belajar. Pada
kondisi awal ini belum menggunakan metode tutor sebaya sehingga minat dan hasil belajar
TIK masih belum maksimal.
Deskripsi Siklus I
353
Pada tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode tutor sebaya model
group to tutor menurut Branley (1974: 53) yang dilengkapi dengan instrumen penilaian,
media LCD Proyektor, materi fungsi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata, dan
lembar observasi. Penyusunan RPP dilakukan dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan
program pembelajaran yang telah dibuat di awal semester dan dilengkapi dengan metode tutor
sebaya model group to tutor. Penggunaan metode tutor sebaya model group to tutor
digunakan untuk mendorong kegiatan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Lembar observasi minat siswa dirancang untuk melakukan pengamatan dan
penilaian pada aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan dan keaktifan.
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan
tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus I mengenai fungsi menu dan
ikon perangkat lunak pengolah kata, yang dilakukan dengan menggunakan metode tutor
sebaya model group to tutor. Pelaksanaan tindakan siklus I diawali dengan kegiatan apersepsi
dan motivasi, dilanjutkan kegiatan eksplorasi oleh guru dengan penyampaian metode
pembelajaran tutor sebaya model group to tutor dan mengarahkan siswa untuk membentuk
menjadi 6 kelompok, masing-masing beranggotakan 4-5 orang serta menunjuk siswa untuk
menjadi tutor dalam masing-masing kelompok yang bertugas menyampaikan materi dan
membantu teman dalam mengamati dan mengekplorasi menu yang terdapat pada perangkat
pengolah kata serta mendiskusikannya. Dalam kegiatan elaborasi, guru memberikan
pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan siswa mengenai materi fungsi menu dan ikon
perangkat lunak pengolah kata. Observer dan peneliti melaksanakan pengamatan terhadap
kegiatan pembelajaran mulai awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dipersiapkan.
Hasil pengamatan tentang minat siswa diperoleh peneliti saat pembelajaran dengan
dibantu teman sejawat. Ada tiga aspek yang diamati, yaitu keseriusan, konsentrasi dan
kerjasama. Pada Siklus I ini siswa sudah mulai tertarik memperhatikan pelajaran dan
sesekali aktif bertanya kepada teman tutor sebayanya. Pembelajaran berjalan kurang lancar
karena anggota kelompok hanya memperhatikan tutor kelompoknya masing-masing tanpa
bisa tahu kelompok yang lain. Selain itu penjelasan materi yang disampaikan tutor masing-
masing kelompok berbeda karena pemahaman masing-masing tutor berbeda. Materi yang
disampaikan tergantung kemampuan tutor dalam menyampaikan materi kepada anggota
kelompoknya, sehingga hasil pembelajaran kurang merata pada setiap kelompok. Keaktifan
354
bertanya sedikit meningkat, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya beberapa siswa ada yang
bertanya kepada tutor sebayanya mengenai materi yang belum dimengerti. Hasil pengamatan
minat belajar terdapat 17 siswa (62,96%) mencapai rerata skor minat belajar lebih besar dari
71 (kualifikasi baik) pada siklus I. Kualifikasi cukup sebanyak 7 siswa (25,93%) dan masih
terdapat siswa kualifikasi kurang sebanyak 3 siswa (11,11%). Rerata skor minat belajar TIK
pada siklus I adalah 70,43. Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis dilakukan pada akhir
siklus I untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Dari hasil tes tertulis siklus I diperoleh
nilai terendah 60, nilai tertinggi 85 dan rerata nilai 71,89. Ketuntasan hasil belajar
berdasarkan hasil tes siklus I adalah sebesar 71,89 % dan masih terdapat 10 siswa (37,04%)
dari 27 siswa yang belum tuntas serta 17 siswa (62,96%) dari 27 siswa yang sudah tuntas.
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ini dapat dilihat bahwa minat dan hasil belajar
kurang maksimal.
Dalam pelaksanaan tindakan pada Siklus I ini, terdapat beberapa hal yang menjadi
catatan, yaitu siswa kurang serius mengikuti bimbingan teman tutor, guru terlalu
mengandalkan siswa tutor, guru dan kolabolator harus ektra pengawasan untuk menghindari
anak gaduh dan bermain komputer di luar pembahasan pelajaran serta bercanda dengan teman
tutor sebayanya, dan anggota kelompok hanya memperhatikan tutor kelompoknya masing-
masing tanpa bisa tahu kelompok yang lain, serta hasil pembelajaran kurang merata pada
setiap kelompok, karena materi yang disampaikan tergantung kemampuan tutor dalam
menyampaikan materi kepada anggota kelompoknya.
Deskripsi Siklus II
Tahap perencanaan tindakan yang dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan RPP
dengan metode tutor sebaya model student to student yang dilengkapi dengan instrumen
penilaian dan materi penggunaan menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata. Penyusunan
RPP dilakukan dengan cara memperbaiki dan menyesuaikan program pembelajaran yang
telah dibuat di awal semester. RPP disusun dengan dilengkapi metode tutor sebaya model
student to student, yaitu dengan satu tutor memberi pemahaman terhadap temannya yang
memerlukan bimbingan secara bergantian.
Perbedaan penggunaan metode tutor sebaya siklus I dan penggunaan tutor sebaya
siklus II terletak pada arah informasi yang disampaikan tutor kepada anggotanya. Model tutor
sebaya yang digunakan pada Siklus I yaitu dengan menggunakan model group to tutor, yang
dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang agar berjalan lebih
355
efektif dan fokus pada masing-masing anggota. Sedangkan pada penggunaan metode tutor
sebaya siklus II dilakukan dengan menerapakan model student to student. Pada model ini
informasi tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang
sudah mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Di mana siswa yang sudah
mengerti dan memahami materi yang dijelaskan oleh tutor dapat menjelaskan materi kepada
siswa lain pada kelompoknya maupun beda kelompok. Dengan demikian arah informasi tidak
semata-mata dari siswa ke tutor atau dari tutor ke siswa (student to tutor), dan dari grup ke
tutor atau dari tutor ke grup (grup to tutor), melainkan dapat ke segala arah, yaitu dari tutor ke
siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa. Dengan demikian terlihat bahwa akan
timbul banyak tutor dalam kelas, namun tetap tutor yang ditunjuk pada awal pembelajaran
adalah siswa yang benar-benar memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa yang lainnya.
Lembar observasi minat siswa dirancang untuk melakukan pengamatan dan penilaian pada
aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan dan keaktifan.
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan
tindakan yang telah dibuat. Materi yang disajikan pada siklus II mengenai penggunaan menu
dan ikon perangkat lunak pengolah kata, yang dilakukan dengan menggunakan metode tutor
sebaya model student to student. Pelaksanaan tindakan siklus II diawali dengan kegiatan
apersepsi dan motivasi, dilanjutkan kegiatan eksplorasi oleh guru menyampaikan metode
pembelajaran yang akan digunakan dengan metode pembelajaran tutor sebaya model student
to student dan mengarahkan siswa untuk membentuk menjadi 6 kelompok,masing-masing
beranggotakan 4-5 orang. Guru meminta siswa yang ditunjuk sebagai tutor untuk
menyampaikan materi dengan ketentuan satu tutor satu siswa, jadi dalam satu kelompok bisa
terdapat dua tutor atau lebih. Dalam kegiatan elaborasi, guru memfasilitasi siswa untuk
berpikir kritis, menganalisis, memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut serta
memfasilitasi peserta didik untuk berkomunikasi dan diskusi dalam kelompoknya maupun
kelompok lain. Observer dan peneliti melaksanakan pengamatan terhadap pembelajaran mulai
awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Hasil pengamatan minat belajar pada siklus II, pembelajaran sudah berjalan dengan
lancar dan siswa lebih konsentrasi untuk menyelesaikan lembar kerja praktek. Tutor sudah
mulai lugas dalam menjelaskan kepada temannya. Dalam berdiskusi para siswa sudah mulai
aktif mengemukakan pendapatnya dan saling mengajukan pertanyaan. Kerjasama yang baik
dalam kelas juga sudah terlihat, dimana pada saat teman yang sedang praktek mengerjakan
lembar kerja mengalami kesulitan, teman yang lain membantu menyelesaikannya. Jika tidak
356
bisa, siswa bertanya kepada guru, tutor, atau teman kelompok lain bagaimana cara
mengerjakannya. Minat belajar TIK pada pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya
model student to student diamati dengan menggunakan lembar observasi siswa. Ada tiga
aspek yang diamati,yaitu aspek perhatian pada pelajaran, ketertarikan, dan keaktifan. Hasil
pengamatan minat belajar terdapat 22 siswa (81,48%) mencapai rerata skor minat belajar
lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Rerata skor minat pada siklus II adalah
78,09. Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis dilakukan pada akhir siklus II untuk
mendapatkan data hasil belajar siswa. Dari hasil tes tertulis siklus II diperoleh nilai terendah
65, nilai tertinggi 95 dan rerata nilai 78,21. Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes
siklus II adalah sebesar 85,19 % atau masih terdapat 4 siswa dari 27 siswa yang belum tuntas
belajar. Pada siklus II ini menggunakan metode tutor sebaya model student to student
sehingga minat belajar dan hasil belajar TIK maksimal.
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdapat hal yang menjadi catatan, yaitu
suasana sedikit gaduh, karena siswa ada yang jalan-jalan di laboratorium untuk melihat
pekerjaan temannya atau bertanya kepada tutor kelompok lain.
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, penggunaan metode tutor sebaya
pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I penggunaan metode tutor sebaya menggunakan
model group to tutor sedangkan pada siklus II menggunakan metode tutor sebaya model
student to student. Perbedaan tersebut terletak pada arah informasi yang disampaikan tutor
kepada anggotanya. Pada model group to tutor, informasi hanya terfokus pada setiap
kelompok sesuai yang disampaikan tutor. Sedangkan pada model student to student, informasi
tidak hanya didapatkan dari tutor semata, namun dapat juga dari teman lain yang sudah
mengerti dan memahami dengan penjelasan dari tutor. Dengan demikian arah informasi tidak
semata-mata dari siswa ke tutor atau dari tutor ke siswa (student to tutor), dan dari grup ke
tutor atau dari tutor ke grup (grup to tutor), melainkan dapat ke segala arah, yaitu dari tutor ke
siswa, dari siswa ke tutor, atau dari siswa ke siswa. Dengan demikian terlihat bahwa akan
timbul banyak tutor dalam kelas, namun tetap tutor yang ditunjuk pada awal pembelajaran
adalah siswa yang benar-benar memiliki kemampuan lebih dari siswa-siswa yang lainnya.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan metode tutor sebaya ternyata
berdampak pada minat dan hasil belajar TIK. Minat belajar TIK diamati pada aspek perhatian
pada pelajaran, ketertarikan, dan keaktifan menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus
357
I dan siklus II. Peningkatan rerata minat belajar TIK dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik di atas menunjukan bahwa rerata minat belajar dari kondisi awal, siklus I, dan
siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I minat rerata naik 5,2 yaitu dari 65,23 menjadi
70,43. Pada siklus II rerata naik 7,66 yaitu dari 70,43 menjadi 78,09. Rerata minat belajar
meningkat 12,86 dari kondisi awal 65,23 menjadi 78,09 pada kondisi akhir (siklus II). Jumlah
siswa dengan skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) juga meningkat.
Peningkatan persentase jumlah siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik di atas menunjukkan peningkatan, pada kondisi awal 37,04%, pada siklus I
meningkat menjadi 62,96% dan pada siklus II meningkat menjadi 81,48%. Pada indikator
kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa mencapai rerata
skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus I dan 75% siswa mencapai
rerata skor minat belajar lebih besar dari 70 (kualifikasi baik) pada siklus II. Dengan melihat
minat belajar maka pada siklus I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui pengunaan
55
60
65
70
75
80
KONDISI AWAL65.23
SIKLUS I70.43
SIKLUS II78.09
MINAT
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
KONDISI AWAL37.04%
SIKLUS I62,96%
SIKLUS II81.48%
KONDISI BAIK
Gambar 2
P
e
n
i
n
g
k
a
t
a
n
s
358
metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat belajar TIK bagi siswa kelas VIII H dari
kondisi awal 37,04% menjadi kondisi akhir 81,48%.
Hasil belajar yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari
kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Perbandingan hasil belajar siswa dari kondisi awal
Ketuntasan hasil belajar TIK juga mengalami kenaikan. Grafik berikut
menggambarkan ketuntasan belajar TIK dalam persentase.
Tabel 2. Perbandingan ketuntasan siswa dari kondisi awal
Dari kondisi awal 40,74%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 62,96% dan pada
siklus II ketuntasan naik menjadi 85,19% pada siklus II. Pada indikator kinerja penelitian,
indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75
pada siklus I dan 75% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 75 pada siklus II. Nilai 75
adalah nilai ketuntasan minimal. Dengan melihat ketuntasan belajar maka hasil dari siklus I
dan siklus II telah mencapai indikator tersebut. Dengan melihat hasil belajar maka pada siklus
I dan II telah tercapai indikator tersebut. Melalui penggunaan metode tutor sebaya dapat
meningkatkan hasil belajar TIK bagi siswa kelas VIII H dari kondisi awal ketuntasan 40,74%,
menjadi kondisi akhir 85,19%.
Berdasarkan perbandingan data kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dijabarkan
dalam pembahasan dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus I maupun
Kondisi
Awal Siklus I Siklus II
Refleksi dari Kondisi Awal ke Siklus II
atau Kondisi Akhir
Nilai Minimum 54 60 65 Nilai minimum naik 11
Nilai Maksimum 80 85 90 Nilai maksimum naik 10 Rerata Nilai 68,37 71,89 78,33 Rerata nilai naik 9,96
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Refleksi dari Kondisi
Awal ke Siklus II atau
Kondisi Akhir
Ketuntasan
11 siswa (40,74%) 17 siswa
(62,96%) 23 siswa
(85,19%) 12 siswa
359
siklus II membawa peningkatan baik minat belajar maupun hasil belajar. Minat belajar
mengalami peningkatan dari rerata skor 65,23 pada kondisi awal menjadi 78,09 pada kondisi
akhir, berarti meningkat 12,86. Persentase jumlah siswa dalam kategori minat belajar baik
meningkat dari 37,04% menjadi 81,48%, berarti meningkat 44,44%. Hasil belajar mengalami
peningkatan dari rerata 68,37 pada kondisi awal menjadi 78,33 pada kondisi akhir, berarti
meningkat 9,96. Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 40,74% menjadi
85,19%, berarti meningkat 44,45%. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa penggunaan metode tutor sebaya dapat meningkatkan minat dan hasil belajar TIK
materi perangkat lunak pengolah kata bagi siswa kelas VIII H SMP Negeri 10 Salatiga tahun
pelajaran 2017/2018 dapat terbukti.
PENUTUP
Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan metode tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar TIK materi perangkat lunak pengolah kata yang dilakukan dengan dua model tutor
sebaya. Pada siklus I menggunakan metode tutor sebaya model group to tutor kemudian pada
siklus II menggunakan metode tutor sebaya model student to student.
Minat dan hasil belajar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Untuk minat
belajar menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai
rata-ratanya 67,32 menjadi 72,25 dan 78,29. Hasil belajar juga mengalami peningkatan yang
signifikan dan secara bertahap dari kondisi awal, siklus I dan siklus II berturut-turut nilai rata-
ratanya 67,68 menjadi 72,32 dan 78,21. Adapun ketuntasan hasil belajar TIK naik dari
kondisi awal 43%, pada siklus I meningkat menjadi 61% dan pada siklus II meningkat
menjadi 86%.
Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah bahwa strategi pembelajaran dengan
menggunakan metode tutor sebaya materi menu dan ikon perangkat lunak pengolah kata
dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran mata pelajaran TIK. Penelitian ini selesai
dengan seluruh keterbatasan, temuan penelitian ini berimplikasi untuk penelitian lanjutan
dengan metode-metode pembelajaran yang lain yang lebih inovatif. Sehingga perlu kiranya
kepala sekolah memfasilitasi guru dalam mengembangkan metode-metode pembelajaran yang
baru, hal ini akan berdampak pada peningkatan hasil belajar sehingga prestasi sekolah juga
360
akan meningkat. Selain itu perlu dirancang pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya
dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Anggorowati. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran
Sosiologi. Jurnal Komunitas. (Nomor 3). Hlm. 105.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Asep Jihad & Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Multi Press.
Boud, D,. Cohen, R,. & Sampson, J. (2001). Peer learning in higher education:Learning from
and with each other. London: Kogan Press.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Muhibbin Syah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Oemar Hamalik. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pramesti, Riska Dian. (2014). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode
Pembelajaran Peer Teaching (Tutor Sebaya) Pada Mata Pelajaran Dasar
Kepariwisataan Kelas X JB 3 di SMKN 3 Magelang. http://eprints.uny.ac.id/34006/ diunduh Rabu 12 Oktober 2016, 10:41
Setyawan, Endar. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggunakan Perangkat
Lunak Pengolah Kata Word 2007 Untuk Menyajikan Informasi Melalui Metode
Simulasi Pada Siswa Kelas Viii B Semester 1 Smp Negeri 7 Sukoharjo Tahun
2017/2018. https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie/article/view/182/145 diunduh
Selasa, 20 Maret 2018,
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
BIODATA PENULIS
Bagus Wungu Hendrajati, S.T, NIP 19830801 201001 1 016, Pangkat/Golongan :
Penata/IIIc, lahir di Kebumen 1 Agustus 1983, mengajar mata pelajaran TIK di SMP
Negeri 10 Salatiga dari Tahun 2010. Saat ini masih aktif sebagai sekretaris MGMP TIK
SMP Kota Salatiga 2017-2019. Email : [email protected]