penilaian kepuasan terhadap fasilitas non fisik...
TRANSCRIPT
Berdasarkan analisis tingkat kepuasan local business terhadap fasilitas
pelayanan umum perkotaan yang sifatnya fisik, diperoleh informasi bahwa:
• jenis pelayanan yang cenderung memberikan kepuasan yang lebih
tinggi bagi local business di Kota Depok adalah pelayanan
Telekomunikasi dan Ketersediaan Kawasan untuk Usaha,
• jenis pelayanan yang cenderung memberikan tingkat kepuasan yang
sama (stagnan) bagi local business di Kota Depok adalah pelayanan air
bersih, pelayanan air kotor dan drainase, pelayanan listrik, dan
pelayanan sampah perkotaan,
• jenis pelayanan yang cenderung memberikan ketidakpuasan kepada
local business diantaranya adalah pelayanan jaringan jalan, serta
terminal angkutan orang dan barang.
PENILAIAN KEPUASAN TERHADAP FASILITAS NON FISIK
PERKOTAAN
Setelah menganalisis kepuasan local business terhadap fasilitas fisik
perkotaan, kini dilakukan analisis tingkat kepuasan local business di Kota
Depok terhadap fasilitas non fisik perkotaan.
Berdasarkan informasi yang telah diperoleh, tingkat kepuasan para local
business terhadap jaminan keamanan perkotaan dari tahun 2004 hingga 2007
tidak mengalami perubahan. Local business umumnya cukup puas dengan
jaminan keamanan yang diberikan, meskipun dari tahun ke tahunnya tidak
banyak mengalami perubahan.
Apabila diperhatikan dengan seksama, pada tahun 2006, terjadi
peningkatan jumlah local business yang merasa semakin puas dengan kondisi
keamanan di kota ini. Hal ini mengindikasikan bahwa pada tahun tersebut
pemerintah Kota Depok telah melakukan sesuatu untuk menjamin keamanan
berusaha di kota ini. Namun kondisi tersebut tidak dibarengi dengan upaya
57
mengelola yang cukup baik, sehingga pada tahun 2007, jumlah local business
yang merasakan peningkatan kepuasan tersebut kembali mengalami
penurunan.
GAMBAR 3.15 KEPUASAN TERHADAP JAMINAN KEAMANAN USAHA
DI KOTA DEPOK
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
3
6
9
12
15
Freq
uenc
y
TAHUN 2006 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2005
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
3
6
9
12
15
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2005 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2004
TAHUN 2007 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006
Sumber: analisis, 2007
Sementara itu, masalah pengurusan izin usaha di Kota Depok dirasakan
local business sebagai sesuatu yang tidak pernah mengalami perubahan dari
tahun 2004 hingga 2007. Prosedur perizinan yang diberlakuan tidak banyak
mengalami perubahan.
58
Pelayanan yang diberikan dalam pengurusan izin usaha bisa menjadi
sangat rumit, karena kurangnya sosialisasi mengenai tahapan-tahapan yang
harus dilalui oleh local business dalam mengurus perizian ini. Padahal
pelayanan ini merupakan salah satu pelayanan mendasar yang dibutuhkan
oleh mereka. Kondisi seperti ini membuat local business berharap di masa
yang akan datang, bisa terjadi perubahan – perubahan ke arah yang lebih baik
dalam pengurusan izin usaha ini.
GAMBAR 3.16 KEPUASAN TERHADAP PENGURUSAN IZIN USAHA DI KOTA
DEPOK
semakin puas sama sajaKepuasan
0
5
10
15
20
25
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2006 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2005
TAHUN 2005 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2004
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2007 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006
Sumber: analisis, 2007
59
Sama halnya dengan pengurusan izin usaha, aspek kepastian hukum di
kota ini dinilai oleh sebagian besar local business sebagai sesuatu yang tidak
mengalami perubahan secara signifikan dari tahun ke tahunnya. Menurut local
business, kebijakan dan peraturan usaha yang dikeluarkan oleh pemerintah
hingga saat ini umumnya tidak banyak mengalami perubahan dan pergantian.
Meskipun demikian, local business di Kota Depok juga banyak yang masih
tidak paham mengenai masalah hukum ini. Bagi local business, asalkan usaha
bisa berjalan dengan lancar, masalah kepastian hukum tidak terlalu mendesak
untuk diperhatikan. Meskipun pada kenyataannya, kelancaran usaha sangat
dipengaruhi oleh aspek tersebut.
GAMBAR 3.17 KEPUASAN TERHADAP KEPASTIAN HUKUM DI KOTA DEPOK
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
25
Freq
uenc
yTAHUN 2006 DIBANDINGKAN
DENGAN TAHUN 2005TAHUN 2005 DIBANDINGKAN
DENGAN TAHUN 2004
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2007 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006
Sumber: analisis, 2007
Selain jaminan keamanan usaha,
60
pengurusan izin usaha dan kepastian hukum, fasilitas non fisik perkotaan yang
juga dinilai kondisinya oleh local business ini adalah aspek kesesuaian pajak
dengan pelayanan yang diperoleh. Pada kurun waktu tahun 2004 sampai
tahun 2007, local business merasa cukup puas dengan besaran pajak yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota Depok. Local business juga menilai besaran
pajak yang perlu dibayarkan secara umum sudah cukup sesuai dengan
pelayanan yang diterima. Dengan kata lain, pelayanan non fisik perkotaan
yang terkait dengan aspek perpajakan ini dinilai tidak banyak mengalami
perubahan oleh local business di Kota Depok.
GAMBAR 3.18 KEPUASAN TERHADAP KESESUAIAN BESARAN PAJAK DENGAN
PELAYANAN YANG DIPEROLEH DI KOTA DEPOK
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
25
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2006 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2005
TAHUN 2005 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2004
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2007 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006
Sumber: analisis, 2007
61
Dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah, seharusnya pola
kehidupan yang demokratis bisa lebih dinikmati oleh local business di Kota
Depok. Pemberlakuan sistem otonomi tersebut seharusnya dapat memberikan
kemudahan bagi local business untuk menyampaikan aspirasinya. Namun sejak
kurun waktu tahun 2004 hingga tahun 2007, local business tidak merasakan
perubahan pada aspek kemudahan penyampaian aspirasi ini. Local business
tetap saja sulit menyalurkan aspirasi yang dimilikinya. Oleh karena itu,
penilaian yang local business berikan terhadap aspek kemudahan menyuarakan
aspirasi ini adalah sama saja.
GAMBAR 3.19 KEPUASAN TERHADAP KEMUDAHAN MENYUARAKAN ASPIRASI
DI KOTA DEPOK
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
yTAHUN 2006 DIBANDINGKAN
DENGAN TAHUN 2005TAHUN 2005 DIBANDINGKAN
DENGAN TAHUN 2004
semakin puas sama saja semakin tidak puas
Kepuasan
0
5
10
15
20
Freq
uenc
y
TAHUN 2007 DIBANDINGKAN DENGAN TAHUN 2006
Sumber: analisis, 2007
62
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa
tingkat kepuasan yang dirasakan dari penyediaan pelayanan non fisik
perkotaan adalah sama. Local business selama ini belum merasakan
perubahan yang berarti dalam penyediaan fasilitasn non fisik di kota ini.
Padahal secara teori, justru aspek non fisik inilah yang memberikan dukungan
terbesar dalam peningkatan iklim investasi di sebuah kawasan. Berdasarkan
analisis kinerja pelayanan umum perkotaan ini diperoleh indikasi bahwa
Pemerintah Kota Depok umumnya masih mengutamakan penyediaan fasilitas
perkotaan yang sifatnya fisik daripada yang non fisik. Padahal, pelayanan non
fisik juga memberikan dukungan yang tidak sedikit terhadap kelangsungan
usaha local business di kota ini.
Dengan penilaian-penilaian yang mereka berikan terhadap fasilitas fisik
dan non fisik perkotaan tersebut, local business menyimpulkan bahwa kondisi
pelayanan yang saat ini ada sudah mendukung kegiatan usaha yang mereka
lakukan. Walaupun beberapa diantaranya, seperti jalan dan terminal masih
jauh dari harapan, local business tetap menilai bahwa pelayanan-pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah sudah cukup untuk membuat kegiatan
usahanya terus bertahan hingga saat ini.
Meskipun demikian, kondisi pelayanan perkotaan ini tidak bisa terus
dibiarkan dalam kondisi stagnan seperti yang banyak ditemukan saat ini.
Untuk dapat terus mendukung keberhasilan usaha di Kota Depok, diperlukan
upaya-upaya untuk meningkatkan kondisi pelayanan perkotaan ini. Sampai
saat ini pemerintah Kota Depok sudah berupaya meningkatkan kondisi
pelayanan perkotaan melalui rencana-rencana penyediaan sarana dan
prasarana kota yang tertuang secara umum dalam RTRW Kota. Namun,
rencana-rencana tersebut masih disusun tanpa memperhatikan preferensi local
business di Kota Depok.
Penelitian ini berusaha melihat fasilitas-fasilitas perkotaan mana yang
seharusnya menjadi prioritas untuk ditingkatkan kualitasnya oleh pemerintah
63
berdasarkan sudut pandang preferensi local business. Oleh karena itu, bagian
selanjutnya akan memberikan informasi mengenai urutan pelayanan fisik dan
non fisik perkotaan berdasarkan tingkat kepentingan penyediaannya dari yang
sangat penting hingga yang kurang penting.
PREFERENSI LOCAL BUSINESS TERHADAP PELAYANAN FISIK
DAN NON FISIK PERKOTAAN
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan metode rank sum
berbasis kriteria Borda, diperoleh urutan penyediaan fasilitas fisik perkotaan
di Kota Depok dari yang sangat penting hingga yang kurang penting menurut
local business Kota Depok sebagai berikut:
1. Jaringan jalan
2. Jaringan air bersih
3. Jaringan listrik
4. Jaringan telekomunikasi
5. Ketersediaan kawasan usaha untuk bisnis
6. Jaringan air kotor dan drainase
7. Pengumpulan dan pengelolaan sampah
8. Terminal angkutan orang dan barang
Jaringan jalan adalah jenis pelayanan fisik perkotaan yang
penyediaannya menjadi paling penting untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan
tingkat kepuasan yang dirasakan local business terhadap jaringan jalan yang
semakin lama menjadi semakin baik. Dengan menempatkan jaringan jalan
sebagai prioritas utama, local business berharap supaya kondisi jaringan jalan
di Kota Depok bisa menjadi lebih baik dan lebih mendukung kelancaran usaha
(distribusi) yang dilakukan.
Selanjutnya, local business menempatkan penyediaan jaringan air bersih
dan jaringan listrik sebagai prioritas kedua dan ketiga yang penyediaannya
64
perlu dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung usaha yang mereka
lakukan. Kedua jenis pelayanan ini, selama kurun waktu 3 tahun terakhir
hanya mampu memberikan kondisi yang kepuasan yang cenderung konstan
kepada local business. Oleh karena itu, dengan menempatkannya di urutan
kedua dan ketiga, local business ini sebenarnya mengharapkan kedua
pelayanan ini bisa disediakan dengan lebih baik lagi.
Pada urutan keempat dan kelima, local business menempatkan jaringan
telekomunikasi dan ketersediaan kawasan untuk bisnis sebagai prioritas,
meskipun kondisi yang ada saat ini sudah memberikan tingkat kepusan yang
memadai. Sementara itu pada urutan keenam dan ketujuh, local business
menempatkan dua jenis pelayanan yang selama ini memiliki performa cukup
stabil, yaitu jaringan air kotor dan drainase, serta pengumpulan dan
pengelolaan sampah. Namun yang cukup mengejutkan, local business
menempatkan terminal angkutan barang yang mereka nilai kondisinya sudah
sangat buruk. Hal ini terjadi karena local business jarang menggunakan
fasilitas terminal untuk mendukung usaha yang dilakukannya.
Berdasarkan uji keselarasan yang dilakukan dengan bantuan software
SPPS, diketahui bahwa sudah terdapat keselarasan urutan preferensi
penyediaan pelayanan fisik perkotaan di antara local business di Kota Depok.
Artinya, seluruh unit usaha lokal di Kota Depok akan memberikan jawaban
yang cenderung sama.
Sementara itu, urutan penyediaan fasilitas non fisik perkotaan yang
diharapkan oleh local business di Kota Depok dari yang penyediaannya sangat
penting dilakukan hingga yang kurang penting adalah sebagai berikut:
1. Jaminan keamanan usaha
2. Kemudahan perizinan usaha
3. Kepastian hukum
65
4. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan pelayanan yang
diperoleh
5. Kemudahan menyuarakan aspirasi.
Sama halnya dengan preferensi terhadap pelayanan fisik perkotaan,
urutan preferensi di atas juga sudah diuji keselarasannya dengan uji
keselarasan Kendall. Berdasarkan uji tersebut, urutan kepentingan di atas
sudah selaras di antara local business di Kota Depok.
Apabila preferensi tersebut dijabarkan berdasarkan kecamatan, diperoleh
hasil sebagai berikut:
TABULASI PREFERENSI III.1 PREFERENSI LOCAL BUSINESS TERHADAP SET PELAYANAN FISIK
PERKOTAAN DI KOTA DEPOK 2007
NAMA KECAMATAN
URUTAN PREFERENSI
SAWANGAN 1. Jaringan listrik 2. Jaringan jalan 3. Jaringan telekomunikasi 4. Jaringan air bersih 5. Kawasan usaha untuk bisnis 6. Terminal angkutan orang dan barang 7. Pengumpulan dan pengelolaan sampah 8. Jaringan air kotor dan drainase
PANCORAN MAS 1. Jaringan jalan 2. Jaringan listrik 3. Jaringan air bersih 4. Pengumpulan dan pengelolaan sampah 5. Jaringan telekomunikasi 6. Jaringan air kotor dan drainase 7. Terminal angkutan orang dan barang 8. Kawasan usaha untuk bisnis
SUKMAJAYA 1. Jaringan air bersih 2. Jaringan jalan 3. Jaringan telekomunikasi 4. Kawasan usaha untuk bisnis 5. Jaringan listrik 6. Pengumpulan dan pengeloaan sampah 7. Jaringan air kotor dan drainase 8. Terminal angkutan orang dan barang
66
67
NAMA KECAMATAN
URUTAN PREFERENSI
CIMANGGIS 1. Jaringan jalan 2. Kawasan usaha untuk bisnis 3. Jaringan air bersih 4. Jaringan air kotor dan drainase 5. Jaringan telekomunikasi 6. Jaringan listrik 7. Pengumpulan dan pengelolaan sampah 8. Terminal angkutan orang dan barang
BEJI 1. Jaringan jalan 2. Jaringan air bersih 3. Jaringan listrik 4. Jaringan telekomunikasi 5. Jaringan air kotor dan drainase 6. Kawasan usaha untuk bisnis 7. Pengumpulan dan pengelolaan sampah 8. Terminal angkutan orang dan barang
LIMO 1. Jaringan air bersih 2. Jaringan jalan 3. Jaringan air kotor dan drainase 4. Jaringan listrik 5. Kawasan usaha untuk bisnis 6. Pengumpulan dan pengelolaan sampah 7. Terminal angkutan orang dan barang 8. Jaringan telekomunikasi
Sumber: Analisis, 2007
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel rekapitulasi di atas,
dapat diketahui bahwa jaringan jalan merupakan fasilitas fisik perkotaan yang
penyediaannya dianggap paling penting oleh sebagian besar local business di
Kota Depok. Untuk lebih jelasnya mengenai urutan prerferensi local business
terhadap pelayanan fisik perkotaan menurut kecamatan adalah sebagai
berikut:
68
69
Sementara itu, preferensi local business terhadap set pelayanan umum
perkotaan yang sifatnya non fisik per kecamatan adalah sebagai berikut
TABULASI PREFERENSI III.2
PREFERENSI LOCAL BUSINESS TERHADAP SET PELAYANAN NON FISIK PERKOTAAN DI KOTA DEPOK 2007
NAMA KECAMATAN
URUTAN PREFERENSI
SAWANGAN 1. Jaminan keamanan usaha 2. Kemudahan perizinan usaha 3. Kemudahan menyuarakan aspirasi 4. Kepastian hukum 5. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh PANCORAN MAS 1. Jaminan keamanan usaha
2. Kemudahan perizinan usaha 3. Kepastian hukum 4. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh 5. Kemudahan menyuarakan aspirasi
SUKMAJAYA 1. Jaminan keamanan usaha 2. Kemudahan perizinan usaha 3. kepastian hukum 4. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh 5. Kemudahan menyuarakan aspirasi
CIMANGGIS 1. Jaminan keamanan usaha 2. Kemudahan perizinan usaha 3. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh 4. Kepastian hukum 5. Kemudahan menyuarakan aspirasi
BEJI 1. Jaminan keamanan usaha 2. Kemudahan perizinan usaha 3. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh 4. Kepastian hukum 5. Kemudahan menyuarakan aspirasi
LIMO 1. Jaminan keamanan usaha 2. Kepastian hukum 3. Kemudahan perizinan usaha 4. Kemudahan menyuarakan aspirasi 5. Kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan
pelayanan yang diperoleh Sumber: Analisis, 2007
70
Berdasarkan paparan tabulasi preferensi III.2 dan gambar 3.21,
diperoleh informasi bahwa untuk tingkat kecamatan, pelayanan non fisik
perkotaan yang perlu disediakan terlebih dahulu adalah jaminan keamanan
usaha. Urutan ini sudah sesuai dengan preferensi local business Kota Depok
terhadap set pelayanan umum non fisik perkotaan yang disampaikan pada
awal bagian ini.
Sebagai catatan, urutan kepentingan penyediaan pelayanan umum
perkotaan yang sifatnya fisik dan non fisik di atas dilakukan dengan asumsi
bahwa biaya yang diperlukan untuk membangun setiap jenis pelayanan di atas
adalah sama. Dalam kondisi nyata, tentunya hal ini akan sulit terjadi. Namun
dalam penelitian ini ingin diketahui urutan kepentingan penyediaan dari setiap
fasilitas tersebut dalam mendukung usaha local business apabila biaya
penyediaan yang dibutuhkan untuk setiap jenisnya adalah sama.
3.2.4 Analisis Hubungan antara Karakteristik dan Lokasi Usaha dengan
Preferensi Local Business di Kota Depok
Setelah mengetahui karakteristik local business serta preferensinya
terhadap pelayanan umum perkotaan, penelitian ini juga ingin mengetahui
hubungan antara kedua variabel tersebut. Untuk itu, pada bagian ini akan
dilakukan analisis lebih dalam dengan cara mengaitkan preferensi tersebut
dengan karakteristik usaha bisnis yang terdapat di Kota Depok.
HUBUNGAN ANTARA PREFERENSI LOCAL BUSINESS DENGAN
JENIS KEGIATAN USAHA POKOK
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa jenis
kegiatan usaha pokok pada dasarnya memberikan pengaruh kepada urutan
preferensi yang dimiliki oleh local business di Kota Depok. Usaha bisnis yang
bergerak di bidang perdagangan eceran dan industri pakaian jadi memerlukan
kelancaran dalam kegiatan distribusi barang. Oleh karena itu, kedua jenis
71
usaha ini menempatkan jaringan jalan sebagai jenis pelayanan fisik perkotaan
yang penyediaannya perlu diutamakan. Sementara itu, kegiatan reparasi alat
(yang didominasi oleh reparasi alat berat) memerlukan jaringan air bersih
yang memadai untuk mendukung kegiatan reparasi yang dilakukannya. Untuk
kegiatan jasa boga yang umumnya banyak menghasilkan sampah dapur,
ketersediaan fasilitas pengumpulan dan pengelolaan sampah yang memadai
sangat diperlukan.
Apabila ditinjau dari sisi kebutuhan pelayanan non fisik perkotaan,
kegiatan perdagangan eceran dan industri pakaian jadi merupakan kegiatan
yang berhubungan dengan produksi dan pemasaran barang. Akibatnya,
jaminan keamanan usaha menjadi prioritas utama yang perlu disediakan oleh
pemerintah kota. Sementara itu, fasilitas non fisik perkotaan yang juga
menjadi prioritas bagi kegiatan reparasi alat dan lainnya adalah kemudahan
perizinan usaha. Kondisi seperti ini memberikan informasi bahwa urutan
preferensi local business di Kota Depok dipengaruhi oleh kegiatan usaha
pokok yang dilakukannya.
TABULASI PREFERENSI III.3 HUBUNGAN PREFERENSI LOCAL BUSINESS DENGAN JENIS KEGIATAN
USAHA POKOK DI KOTA DEPOK 2007
JENIS USAHA BISNIS
URUTAN PREFERENSI TERHADAP PELAYANAN FISIK
PERKOTAAN
URUTAN PREFERENSI TERHADAP PELAYANAN NON FISIK PERKOTAAN
PERDAGANGAN ECERAN
1. jaringan jalan 2. jaringan air bersih 3. jaringan listrik 4. ketersediaan kawasan untuk
bisnis 5. jaringan telekomunikasi 6. jaringan air kotor dan drainase 7. pengumpulan dan pengelolaan
sampah 8. terminal angkutan orang dan
barang
1. jaminan keamanan usaha
2. kemudahan perizinan usaha
3. kesesuaian antara pajak yang dibayar dengan pelayanan yang diperoleh
4. kepastian hukum 5. kemudahan menyuarakan
aspirasi
72
JENIS USAHA BISNIS
URUTAN PREFERENSI TERHADAP PELAYANAN FISIK
PERKOTAAN
URUTAN PREFERENSI TERHADAP PELAYANAN NON FISIK PERKOTAAN
REPARASI ALAT
1. jaringan air bersih 2. jaringan jalan 3. jaringan listrik 4. jaringan air kotor dan drainase 5. jaringan telekomunikasi 6. terminal angkutan orang dan
barang 7. ketersediaan kawasan untuk
bisnis 8. pengumpulan dan pengelolaan
sampah
1. kemudahan perizinan usaha
2. jaminan keamanan usaha 3. kepastian hukum 4. kesesuaian antara pajak
yang dibayar dengan pelayanan yang diperoleh
5. kemudahan menyuarakan aspirasi
INDUSTRI PAKAIAN JADI
1. jaringan jalan 2. pengumpulan dan pengelolaan
sampah 3. jaringan air bersih 4. jaringan listrik 5. jaringan air kotor dan drainase 6. jaringan telekomunikasi 7. ketersediaan kawasan untuk
bisnis 8. terminal angkutan orang dan
barang
1. jaminan keamanan usaha
2. kemudahan perizinan usaha
3. kepastian hukum 4. kesesuaian antara pajak
yang dibayar dengan pelayanan yang diperoleh
5. kemudahan menyuarakan aspirasi
JASA BOGA
1. pengumpulan dan pengelolaan sampah
2. jaringan telekomunikasi 3. ketersediaan kawasan untuk
bisnis 4. jaringan air bersih 5. jaringan listrik 6. jaringan jalan 7. jaringan air kotor 8. terminal angkutan orang dan
barang
1. kepastian hukum 2. jaminan keamaan usaha 3. kemudahan menyuarakan
aspirasi 4. kemudahan perizinan
usaha 5. kesesuaian antara pajak
yang dibayar dengan pelayanan yang diperoleh
LAINNYA
1. jaringan jalan 2. jaringan listrik 3. jaringan telekomunikasi 4. jaringan air bersih 5. terminal angkutan orang dan
barang 6. jaringan air kotor dan drainase 7. ketersediaan kawasan untuk
bisnis 8. pengumpulan dan pengelolaan
sampah
1. kemudahan perizinan usaha
2. jaminan keamanan usaha 3. kepastian hukum 4. kesesuaikan antara pajak
yang dibayarkan dengan pelayanan yang diperoleh
5. kemudahan menyuarakan aspirasi
Sumber: Analisis, 2007
73
HUBUNGAN ANTARA PREFERENSI LOCAL BUSINESS DENGAN
LOKASI USAHA
Selain dipengaruhi oleh jenis kegiatan usaha pokok, preferensi local
business ini juga sangat dipengaruhi oleh tempat di mana unit bisnis tersebut
berlokasi. Apabila kita perhatikan Tabel II.1 dan II. 2 di atas, kita bisa melihat
bahwa pada lokasi yang berbeda, local business akan memberikan urutan
preferensi yang juga berbeda.
Local business di Kecamatan Sawangan menempatkan penyediaan
jaringan listrik sebagai prioritas utama yang penyediaannya perlu diperhatikan
oleh pemerintah. Menurut local business, pelayanan listrik yang diberikan di
kecamatan ini masih kurang baik. Ketika hujan lebat terjadi, sering dilakukan
pemadaman listrik yang tentunya sangat mengganggu kelancaran kegiatan
usaha bisnis di lokasi ini.
Sementara itu, local business di Kecamatan Pancoran Mas, Cimanggis
dan Beji memberikan prioritas utama pada penyediaan jaringan jalan yang
memadai. Apabila ditinjau secara spasial, Kecamatan Pancoran Mas dan Beji
pada dasarnya terletak pada daerah poros utara selatan Kota Depok. Oleh
karena itu, jalan-jalan yang berada di sekitar kecamatan ini merupakan jalur
padat yang sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan berat. Tingginya beban
pergerakan yang harus ditampung oleh ruas-ruas jalan ini membuat kondisi
jalan saat ini banyak yang rusak. Kerusakan jalan pada dasarnya akan sangat
menghambat kelancaran distribusi barang dan jasa yang dilakukan oleh local
business di kecamatan-kecamatan ini. Itulah sebabnya mengapa local business
ini mendudukkan penyediaan jaringan jalan sebagai prioritas utama dalam
penyediaan set pelayanan fisik perkotaan.
Sementara itu, sebagian besar local business di Kecamatan Cimanggis
menghadapi persoalan yang sama dengan local business di Kecamatan
Pancoran Mas dan Beji, karena dilalui oleh Jalan Raya Bogor-Jakarta. Namun,
sebagian dari local business lain yang berada di Cimanggis justru
74
memprioritaskan penyediaan jalan karena saat ini di daerahnya belum tersedia
jaringan jalan yang memadai. Kegiatan usaha bisnis yang terletak di Kp.
Sindang Karsa, Kecamatan Cimanggis umumnya mengalami persoalan
distribusi karena kondisi jaringan jalan yang saat ini masih kurang memadai.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi di Kecamatan Limo dan
Sukmajaya. Local business yang berlokasi di kedua kecamatan ini menilai
kondisi pelayanan air bersih yang diperoleh saat ini masih kurang memadai.
Usaha-usaha yang berlokasi di Kawasan Pasar Musi seringkali mengeluhkan
kurangnya ketersediaan air bersih yang memadai. Oleh karena itu, local
business yang beroperasi di kawasan ini menempatkan penyediaan air bersih
sebagai prioritas utama dalam penyediaan set pelayanan fisik perkotaan di
Kota Depok.
Meskipun memiliki prioritas penyediaan pelayanan fisik yang berbeda-
beda, local business di seluruh kecamatan memiliki prioritas penyediaan
pelayanan non fisik yang cenderung seragam. Seluruh local business
mengharapkan jaminan keamanan usaha menjadi prioritas utama dalam
penyediaan pelayanan non fisik perkotaan. Hal ini terjadi karena umumnya
kondisi keamanan usaha yang dirasakan oleh local business cenderung
seragam di semua tempat.
Dengan melihat penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa preferensi
local business di Kota Depok sesungguhnya dipengaruhi oleh jenis kegiatan
usaha pokok, dan lokasi tempat unit usaha tersebut beroperasi.
Sebagai ilustrasi, gambar-gambar berikut menunjukkan kondisi jaringan
pelayanan fisik di Kota Depok yang dinilai sangat mengganggu oleh local
business
75
GAMBAR 3.22 KONDISI RUAS JALAN DI KOTA DEPOK
Sumber: Dokumentasi, 2007
GAMBAR 3.23 KONDISI JARINGAN AIR KOTOR DAN DRAINASE DI KOTA
DEPOK
Sumber: Dokumentasi, 2007
GAMBAR 3.24
KONDISI PERSAMPAHAN DI KOTA DEPOK
Sumber: Dokumentasi, 2007
76