pengetahuan bahan teknik

22
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

Upload: albert-t-siahaan

Post on 07-Aug-2015

67 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

Pengetahuan Bahan Teknik

TRANSCRIPT

Page 1: Pengetahuan Bahan Teknik

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

Page 2: Pengetahuan Bahan Teknik

PENDAHULUAN

Mekanisasi pertanian memberikan kontribusi untuk menurunkan biaya

produksi, meningkatnya hasil dan menurunnya susut hasil, sehingga pada akhirnya

akan meningkatkan pendapatan usaha tani. Mekanisasi pertanian diyakini dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian jika teknologi yang digunakan

tepat (appropriate technology). Perkembangan mekanisasi pertanian bukan hanya

berkaitan dengan perkembangan penggunaan traktor saja tetapi juga penggunaan

setiap alat yang digunakan untuk proses produksi pertanian. Dalam kegiatan

pengolahan tanah, traktor merupakan sumber tenaga penggerak utamanya. Atas dasar

bentuk dan ukuran traktor, maka traktor pertanian dapat dibedakan menjadi tiga jenis,

yaitu traktor besar, traktor mini dan traktor tangan.

Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai

banyak digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin/alat pengolah tanah,

traktor haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya. Berdasarkan data

yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007(Sianipar,

2008), Kecamatan Perbaungan memiliki traktor roda dua sebanyak 309 unit dan

masih layak digunakan. Dibandingkan dengan lahan sawah yang luasnya 6700 ha,

maka efektivitas traktor sebesar 19,1 ha/unit. Dari 36 desa yang ada dikecamatan,

yang menjadi lokasi sampel penelitian hanya empat desa. Kepemilikan traktor ada

yang dimiliki oleh perorangan maupun kelompok. Dalam hal pengelolaanya, petani

masih belum mampu untuk memaksimalkan pengelolaan traktor sehingga keuntungan

yang diharapkan masih belum terpenuhi. Optimasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah untuk memaksimumkan pendapatan dan dapat mengambil keputusan

terhadap traktor mana yang akan dikembangkan (ditambah jumlahnya) agar dapat

meningkatkan nilai keuntungan/pendapatan.

2

Page 3: Pengetahuan Bahan Teknik

TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan tanah adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah untuk suatu

keperluan atau tujuan tertentu. Untuk keperluan penanaman, pengolahan tanah adalah

pekerjaan dalam menyiapkan tanah agar baik bagi pertumbuhan tanaman dengan

menciptakan sifat tanah yang baik untuk kehidupan tanaman (Direktorat Jenderal

Perkebunan, 1982).

Traktor sebagai alat pengolah tanah layak digunakan untuk mengganti

penggunaan tenaga ternak atau manusia, didasarkan kenyataan bahwa pengolahan

dengan traktor dapat menurunkan biaya pengolahan tanah. Penghematan biaya

pengolahan tanah akan meningkatkan pendapatan usaha tani (Simatupang, dkk,

1995).

Data dibawah ini merupakan data yang diperoleh dari beberapa instansi terkait

seperti data tahun 2000-2004 diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang,

sedangkan untuk tahun 2005-2007 diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Serdang

Bedagai.

Data Jumlah Traktor Tahun 2000-2007

TahunJumlah Traktor

Roda Dua (unit) Roda Empat (unit) 2000 351 22001 351 22002 95 422003 121 62004 121 62005 121 52006 301 52007 309 5

Seorang petani dalam menjalankan usaha taninya mempunyai berbagai

alternatif untuk memakai sumberdaya yang terbatas guna mencapai tujuan

memaksimumkan keuntungan usaha taninya. Keuntungan maksimum dengan

3

Page 4: Pengetahuan Bahan Teknik

pemakaian kendala yang terbatas dapat dihitung melalui teknik linier programming.

Linier progamming (LP) merupakan metode perhitungan untuk perencanaan terbaik

diantara kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dilakukan. Penentuan rencana

terbaik tersebut terdapat banyak alternatif dalam perencanaan untuk mencapai tujuan

spesifik pada sumberdaya yang terbatas (Soekartawi,1995).

Dalam perumusan masalah dalam linier programming, hal terpenting yang

perlu dilakukan adalah mengetahui tujuan penyelesaian masalah dan apa penyebab

masalah tersebut. Karena itu, ada dua macam fungsi linier programming, yaitu fungsi

tujuan (objective function) dan fungsi kendala/batasan (constraint). Fungsi tujuan

mengarahkan analis untuk mendeteksi tujuan perumusan masalah, sedangkan fungsi

kendala adalah untuk mengetahui sumberdaya yang tersedia dan permintaan atas

sumberdaya tersebut (Bustani, 2005).

Suatu solusi yang memuaskan semua kondisi problem dari tujuan yang telah

ditetapkan dinamakan solusi optimum. Pernyataan ini dapat dituliskan secara

sederhana dengan bantuan persamaan matematis sebagai berikut:

Memaksimumkan atau meminimumkan

a. Fungsi tujuan : Z = c1x1+c2x2+ ... +cnxn

b. Fungsi kendala : a11x11+a21x21+ ... +an1xn1 ≥ b1

a12x12+a22x22+ ... +an2xn2 ≥ b2

a1mx1m+a2mx2m+ ... +anmxnm ≥ bm

c. Asumsi : x1 , x2, ... , xn ≥ 0

Berdasarkan rumusan pernyataan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa dalam LP harus ada fungsi tujuan (f(Z)) yaitu sesuatu yang

dimaksimumkan atau diminimumkan; c adalah cost coefficient dan x adalah

aktivitas.

2. Bahwa dalam LP harus ada kendala yang dinyatakan dengan persamaan garis

lurus; dimana a = koefisien output input dan b = jumlah sumberdaya yang

tersedia

3. Bahwa semua nilai x adalah positif atau sama dengan nol (Soekartawi,1995).

4

Page 5: Pengetahuan Bahan Teknik

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa keuntungan

maksimum yang dapat diperoleh dari pengelolaan traktor tangan pada empat desa di

kecamatan Perbaungan dengan menggunakan perhitungan melalui teknik linier

programming. Sedangkan manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi

kepada para pengambil keputusan khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

traktor roda dua bahwa masih banyak peluang yang perlu dikembangkan dari

pengelolaan traktor roda dua dalam peningkatan pendapatan dan penghasilan petani

pemilik, pengguna maupun penyedia jasa traktor roda dua.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di Kecamatan Perbaungan dan

di Laboratorium Teknik Pertanian. Penelitian ini menggunakan data primer berupa

data survei kepemilikan traktor roda dua di Desa Kota Galuh, Melati II, Pematang

Sijonam,Suka Beras dan data sekunder yang diperoleh dari beberapa literatur (buku,

jurnal, skripsi maupun internet). Data-data ini kemudian akan dirangkum sesuai

dengan kebutuhan analisis. Analisis data akan dilakukan dengan perhitungan

menggunakan teknik linear programming dalam hal ini menggunakan software yang

bernama TORA. Software ini yang digunakan sebagai alat analisis yang outputnya

berupa nilai dari maksimasi keuntungan pengelolaan traktor serta analisa sensitifitas

dari variabel-variabel yang digunakan.

Dasar Penggunaan Input pada Fungsi Kendala

5

Page 6: Pengetahuan Bahan Teknik

No

Fungsi Kendala

X1 X2 X3 X4 X5 X6 Sumber daya

Keterangan

1. Luas lahan Terkerjakan (Ha)

23,5*

15,25*

21,12*

14,4*

19,2*

17,7*

< 1721 *)luas lahan yang dikerjakan masing-masing jenis traktor

2. Modal (Rp. 0000)

35,9 35,2 36,6 38,1 31,7 36,5 <*61956

*)modal yang dikeluarkan untuk mengolah tanah seluas 1721 Ha

3. Jumlah Traktor (unit)

2 31 40 6 3 12 <95

Keuntungan Bersih (Rp.000)

266 273 259 244 308 260

Fungsi Tujuan :

Z(maksimum) = 266X1 + 273X2 + 259X3 + 244X4 + 308X5 + 260X6

dimana:X1 = traktor quik G 1000X2 = traktor dong feng K 75 A X3 = traktor yanmar TF 85X4 = traktor kubota RD 65X5 = traktor mikawa T 55 X6 = traktor kubota GS 300

Data pendukung

6

Page 7: Pengetahuan Bahan Teknik

Desa X1 X2 X3 X4 X5 X6 Jumlah Traktor

Luas Lahan (Ha)

Kota galuh - 12 - - 3 - 15 231

Melati 2 2 15 31 5 - 9 62 847

Pematang Sijonam

- 2 7 - - 3 12 368

Suka Beras - 2 2 1 - 1 6 275

Total 95 1721

Parameter yang diharapkan adalah nilai keuntungan maksimum dari

pengelolaan traktor roda dua dan analisis sensitifitas untuk memungkinkan adanya

pengambilan keputusan dalam pengembangan traktor roda dua khususnya di wilayah

penelitian.

PEMBAHASAN

Nilai Optimum

Dari hasil analisis dengan program TORA dapat dilihat bahwa variabel X1

merupakan satu-satunya variabel penentu memiliki nilai untuk memberikan nilai

optimum pada persamaan tujuan. Dalam persamaan tujuan, variabel X1 mewakili

penggunaan traktor Quick G1000 untuk mengolah lahan, koefisien yang bernilai 266

merupakan margin keuntungan dalam ribuan rupiah yang akan didapatkan apabila

pengolahan lahan menggunakan traktor yang bersangkutan.

Hasil analisis juga memberikan nilai variabel X1 sebesar 47,5 hektar, dimana

setiap hektarnya diperkirakan akan memberikan keuntungan Rp.266.000, dengan

demikian keuntungan optimum yang didapatkan bila pengolahan lahan sebesar 47,5

hektar dilakukan dengan menggunakan traktor quick G1000 akan adalah sebesar

Rp.12.103.000, nilai yang dihasilkan oleh TORA besarnya sedikit berbeda yaitu

Rp.12.634.999, hal ini mungkin sekali disebabkan oleh faktor pembulatan.

Meskipun keuntungan yang didapatkan merupakan nilai optimum, dari hasil

perhitungan TORA juga dapat dilihat bahwa ada sumber daya (resource) yang

7

Page 8: Pengetahuan Bahan Teknik

terbuang, hal ini dapat dilihat dari nilai slack/slek untuk masing-masing pembatas

(constraint). Nilai slek dari masing-masing pembatas dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Nilai Slack masing-masing Pembatas

Pembatas/

Constraint

Nilai Sebelah Kanan (NSK) / Right Hand Side (RHS) / sumberdaya

Slack(-)/Surplus(+)

1 1721 -604,7501

2 61956 -60250,7500

3 95 0,0000

Tabel diatas menjelaskan bahwa dalam pembatas 1, luas lahan maksimum

yang dapat dikerjakan per musim tanam adalah 1.721 hektar, nilai slek adalah sebesar

-604,75, hal ini menunjukkan bahwa ada lahan yang tidak terolah seluas 604,75

hektar per musim tanam apabila lahan diolah dengan menggunakan traktor Quick

G1000.

Dari tabel juga dapat dilihat bahwa dalam pembatas 2, modal yang tersedia

untuk mengolah lahan adalah sebesar 61.956 (nilai ini setara dengan

Rp.619.560.000), nilai slek adalah sebesar 60.250,75, hal ini menunjukkan bahwa

dari nilai modal yang tersedia untuk mengolah seluruh lahan, ada modal yang tidak

digunakan sebesar Rp.602.507.500 per musim tanam apabila lahan diolah dengan

menggunakan traktor Quick G1000.

Satu-satunya pembatas yang tidak memiliki nilai slek adalah pembatas 3, hal

ini berarti bahwa seluruhnya sumber daya yang tersedia pada pembatas 3 terpakai

habis, hal ini juga dapat diartikan bahwa dalam mencapai keuntungan yang optimum,

dari batas 95 buah traktor yang boleh digunakan per musim tanam, seluruhnya

digunakan traktor quick G1000.

8

Page 9: Pengetahuan Bahan Teknik

Analisis Sensitifitas

Analisis sensitifitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan TORA. Untuk

permasalahan Programa Linier dalam penelitian ini, TORA menghasilkan nilai-nilai

untuk analisis sensitifitas dalam tabel berikut :

Nilai Analisis Sensitifitas

Variabel Koefisien Nilai koefisien minimum

Nilai koefisien maksimum

X1 266 205,33 Infinit

X2 273 -infinit 4122,99

X3 259 -infinit 5319,99

X4 244 -infinit 798

X5 308 -infinit 399

X6 260 -infinit 1596

Tabel diatas menunjukkan batas-batas nilai koefisien persamaan tujuan

dimana bila perubahan nilai koefisien masih ada dalam rentang nilai antara nilai

minimum dan maksimum, perubahan nilai yang dilakukan tidak akan nilai optimum.

Maka dengan itu, untuk melakukan analisis sensitifitas dapat diambil nilai untuk

masing-masing variabel diluar dari rentang nilai minimum dan maksimum diatas.

Untuk variabel X1, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai 205,33 dan maksimumnya ada pada nilai infinit atau tak hingga. Hal ini berarti,

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X1 hanya dapat ditentukan dibawah nilai

205,33 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Untuk variabel X2, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai infinit atau tak hingga dan maksimumnya ada pada nilai 4122,99. Hal ini berarti,

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X2 hanya dapat ditentukan diatas nilai

4122,99 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Untuk variabel X3, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai infinit atau tak hingga dan maksimumnya ada pada nilai 5319,99. Hal ini berarti,

9

Page 10: Pengetahuan Bahan Teknik

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X3 hanya dapat ditentukan diatas nilai

5319,99 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Untuk variabel X4, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai infinit atau tak hingga dan maksimumnya ada pada nilai 798. Hal ini berarti,

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X4 hanya dapat ditentukan diatas nilai

798 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Untuk variabel X5, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai infinit atau tak hingga dan maksimumnya ada pada nilai 399. Hal ini berarti,

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X5 hanya dapat ditentukan diatas nilai

399 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Untuk variabel X6, dapat dilihat bahwa nilai koefisien minimumnya ada pada

nilai infinit atau tak hingga dan maksimumnya ada pada nilai 798. Hal ini berarti,

dalam analisis sensitifitas, koefisien variabel X6 hanya dapat ditentukan diatas nilai

1596 untuk dapat memberikan nilai optimum yang berbeda.

Selain itu, persamaan tujuan juga dapat digunakan untuk melakukan analisis

sensitifitas dengan mengubah RHS (NSK) pada persamaan pembatas yang mewakili

nilai resource atau sumber daya yang tersedia. Nilai maksimal dan minimal untuk

RHS dapat dilihat pada tabel berikut.

Nilai RHS Maksimal dan Minimal

Pembatas/

Constraint

Nilai RHS Minimum

Nilai RHS Maksimum

1 1116,24 Infinit

2 1705,25 Infinit

3 00,00 146,46

Dalam melakukan analisis sensitifitas pada pembatas, nilai RHS pada

pembatas 1 harus di bawah 1.116,24 karena nilai maksimumnya ada pada nilai infinit

atau tak hingga. Untuk pembatas 2, nilai RHS harus di bawah 1.705,25 karena nilai

maksimumnya ada pada nilai infinit atau tak hingga. Untuk pembatas 3, nilai RHS

10

Page 11: Pengetahuan Bahan Teknik

harus di atas 146,46 karena nilai minimumnya bernilai 0. Ketentuan di atas harus

dilakukan untuk mendapatkan nilai optimum yang berbeda.

Untuk melihat faktor teknologi atau constraint mana yang berpengaruh atau

berkontribusi besar kepada keseluruhan masalah programa linier, dapat dilihat dari

analisis dualnya. Pada dasarnya, dari hasil analisis dual dapat dilihat sumber daya

mana yang jika tersedia dalam jumlah yang lebih banyak akan dapat memberikan

nilai keuntungan atau kerugian lebih optimal. Hal ini dapat dilihat pada dual price

dari sumber daya yang tersedia. Nilai dari sumber daya yang tersedia ini tergambar

pada nilai RHS pada pembatas. Hasil analisis dual pada problem awal adalah sebagai

berikut :

Nilai Dual PricePembatas Nilai dual /

harga bayangan/shadow price

1 0,02 0,03 133,0

Dari Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa pada pembatas 1 (luasan lahan) dan 2 (modal

yang tersedia) nilai harga bayangannya adalah 0, sedangkan pada pembatas 3 (jumlah

traktor yang tersedia), nilai harga bayangannya adalah 133,0. Pada hakikatnya,

menurut Taha (1993), nilai harga bayangan menunjukkan seberapa berharganya

sebuah sumber daya (dalam bentuk nilai RHS pembatas), besarnya nilai sendiri

menunjukkan biaya yang pantas untuk mendapatkan sumber daya yang bersangkutan

lebih banyak.

Berdasarkan analisis dual, maka analisis sensitifitas pertama dilakukan dengan

menaikkan nilai RHS pada pembatas ke-3 sebanyak 10% dari harga maksimum

sehingga nilainya menjadi sebesar 161,11. Hasil optimisasi setelah nilai RHS dari

pembatas 3 diubah menunjukkan nilai optimum yang berbeda. Hasil optimisasi

menunjukkan variabel X1 memiliki nilai sebesar 64,47 dan nilai variabel X5 memiliki

nilai 10,72 sehingga nilai keuntungan optimal dari persamaan tujuan adalah sebesar

11

Page 12: Pengetahuan Bahan Teknik

20.542,19. Nilai ini lebih tinggi daripada keuntungan optimal dari problem awal yaitu

sebesar 12.634. Dilihat dari nilai slek dan surplusnya, dapat dilihat bahwa setelah

perubahan dilakukan, nilai slek yang ada hanya pada pembatas 2, yaitu sebesar

59.301,51, sedangkan pembatas yang lain memiliki nilai slek 0. Dari hasil analisis

dual dapat dilihat bahwa pembatas 1 yang tadinya memiliki harga bayangan 0, kini

memiliki nilai 5,67, sedangkan pembatas 3, yang tadinya memiliki harga bayangan

133, kini memiliki nilai yang lebih kecil yaitu sebesar 66,38.

Dari hasil analisis sensitifitas diatas dapat disimpulkan bahwa dengan

perubahan pada jumlah traktor yang tersedia, maka traktor yang dapat

menguntungkan bertambah 1 jenis traktor lagi, yaitu jenis Mikawa T55 selain traktor

Quick G1000. Potensial kenaikan keuntungan yang dapat diperoleh adalah sebesar

Rp. 78.171.900 sedangkan dari nilai slek yang menurun dari 60250,75 menjadi

59301,51 dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan perubahan yang dilakukan dapat

dikurangi jumlah modal yang tidak terpakai sebanyak 949,24 atau Rp.9.492.400

sehingga penggunaan modal dapat lebih optimum.

Berdasarkan nilai harga bayangan dari pembatas-pembatas, dapat dilihat

bahwa pembatas 3 masih cukup berharga untuk dinaikkan nilai RHS-nya. Maka

dengan demikian dapat dilakukan analisis sensitifitas lebih lanjut dengan menaikkan

nilai RHS pembatas ke-3 sebesar 10% dari nilai maksimumnya yaitu 268,91 menjadi

295,79. Setelah perubahan dilakukan, hasil optimisasi menunjukkan perubahan yang

cukup mencolok. Hasil optimisasi menunjukkan bahwa variabel X1 tidak lagi

memiliki nilai untuk solusi, variabel X5 nilainya meningkat menjadi 84,26. Sebagai

ganti dari variabel X1, variabel X4 kini memiliki nilai, yaitu sebesar 7,17 sedangkan

variabel lainnya tetap memiliki nilai 0. Dengan perubahan nilai variabel maka nilai

dari persamaan tujuan juga ikut berubah menjadi sebesar 27.700,94, nilai ini lebih

tinggi daripada nilai objektif sebelumnya, yaitu sebesar 20.452,18. Dari nilai slek dan

surplus juga dapat dilihat bahwa satu-satunya pembatas yang memiliki nilai slek

adalah pembatas 2, dengan nilai sebesar 59.011,86. Dari hasil analisis dual dapat

dilihat bahwa nilai harga bayangan pembatas 1 kini memiliki nilai yang lebih tinggi,

12

Page 13: Pengetahuan Bahan Teknik

yaitu sebesar 15,5 sedangkan nilai harga bayangan pembatas 3 menjadi lebih kecil,

yaitu sebesar 3,47.

Dari hasil analisis sensitifitas dapat dilihat bahwa traktor Quick G1000 tidak

lagi menjadi solusi dalam persamaan tujuan, sebagai gantinya, traktor Kubota RD65

menjadi pilihan yang lebih baik. Hasil optimasi menunjukkan dengan nilai variabel

yang baru untuk penggunaan traktor Kubota RD65 dan Mikawa T55, persamaan

tujuan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada nilai sebelumnya sehingga memiliki

potensi keuntungan tambahan sebesar Rp. 7.248.760. Dari nilai slek dan surplus,

dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai slek pada pembatas ke-3 dari 59.301,51

menjadi 59.011,86 sehingga dengan selisih sebesar 289,65, atau setara Rp. 2.896.500

dapat disimpulkan bahwa modal yang tidak tergunakan dapat dikurangi sehingga

modal yang tersedia dapat digunakan lebih optimal.

Dari hasil analisis dual dapat dilihat adanya penurunan pada nilai harga

bayangan pembatas 3, hal ini menunjukkan bahwa penambahan berikutnya pada

jumlah traktor yang dapat digunakan akan memiliki dampak yang lebih kecil terhadap

perubahan nilai objektif, sehingga penambahan jumlah traktor yang tersedia lebih

lanjut akan menjadi tidak efektif. Sedangkan dari nilai harga bayangan pembatas 1

yang meningkat, dapat disimpulkan bahwa penambahan luas lahan yang dapat diolah

akan lebih berharga daripada penambahan jumlah traktor yang tersedia. Tetapi,

mengingat penambahan luas olahan lahan adalah hal yang relatif tidak mudah

dibandingkan menambah jumlah traktor untuk digunakan, sehingga analisis

sensitifitas dengan meningkatkan luasan lahan yang dapat diolah menjadi tidak

optimal untuk dilakukan. Dari perubahan nilai harga bayangan kedua pembatas diatas

dapat disimpulkan bahwa analisis sensitifitas lebih lanjut tidak perlu untuk dilakukan.

13

Page 14: Pengetahuan Bahan Teknik

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Nilai optimum dari Pengelolaan Traktor Roda Dua pada Pengolahan Tanah di

Kecamatan Perbaungan Kabhupaten Serdang Bedagai adalah Rp. 12.634.999

untuk satu kali musim tanam

2. Variabel yang paling menentukan besar kecilnya nilai optimum adalah X5 hal ini

dapat dilihat dari ketika dilakukan analisis sensitifitas lebih lanjut, variabel X5

ternyata menjadi variabel yang memiliki nilai paling besar dalam solusi optimal.

3. Jika akan diadakan penambahan traktor, maka dari hasil analisis sebaiknya dipilih

traktor Mikawa T55 sebab dalam hasil analisis sensitifitas akhir, traktor Mikawa

T55 (X5) adalah jenis traktor yang berpotensi memberikan keuntungan terbesar

dengan nilai variabel terbesar.

4. Berdasarkan jumlah traktor yang ada saat ini dengan jumlah ideal traktor yang

harus tersedia maka perlu diadakan penambahan traktor lagi dengan demikian

nilai dari pendapatan masih dapat ditingkatkan lagi dengan mengubah nilai dari

sumberdaya traktor.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk pengelolaan beberapa alat dan mesin

pertanian, mulai dari pra panen sampai pasca panen.

DAFTAR PUSTAKA

Bustani H., 2005. Fundamental Operation Research, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan, 1982. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat dan Mesin Budidaya Perkebunan, Jakarta

14

Page 15: Pengetahuan Bahan Teknik

Sianipar, A.E.P., 2008. Analisis Kebutuhan Bahan Bakar Traktor Roda Dua dan Roda Empat di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai, Skripsi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Simatupang P., A. Purwoto, B. Santoso, Hendiarto, Supriyati, S.H. Susilowati, V. Siagian, B. Prasetyo, E. Ariningsih, E.E. Ananto, J. Situmorang, 1995. Pola Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Indonesia PPSEP, Balitbangtan, Departemen Pertanian, Jakarta.

Soekartawi,1995. Linear Programming Teori dan Aplikasinya Khususnya dalam Bidang Pertanian, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Taha, H.A, 1993, Operation Research : An Introduction 3rd edition, MacMillan Publishing Co.Inc, New York, USA

15