pengaruh volume perdagangan saham dan ukuran …
TRANSCRIPT
ISSN: 2443-2164 E-ISSN 2621-2358
48
PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN UKURAN
PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR PADA INDEKS LQ45
Sustrianah
S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Trading Volume Activity and Company Size on Stock Returns in
companies listed on the LQ45 Index. This research uses quantitative methods. The population in this study
were companies listed on the LQ45 Index for the period 2015 - 2019. The sample selection used a purposive
sampling method. There are 9 companies that meet the criteria as research samples, so the research data
is 45 data. The data collection techniques used were document review, data analysis in the form of annual
financial reports, previous research journals and other literature related to research problems. The data
analysis technique used is multiple linear regression analysis. Data analysis using IBM SPSS statistics,
24.0 software. The results showed that partially the Trading Volume Activity variable had no significant
effect on Stock Returns. Firm Size Variable has a positive and significant effect on Stock Return. The
coefficient of determination shows that the value of Adjusted R Square is 0.168. This means that the ability
of the independent variable in explaining the variation of the dependent variable is 16.8% while 83.2% is
explained by other independent variables which are not explained in this study.
Keywords: stock trading volume; company size; stock returns
1. PENDAHULUAN
Tidak dapat dihindari bahwa kebutuhan hidup dari waktu ke waktu akan terus meningkat, baik kebutuhan
jangka waktu pendek maupun dalam jangka panjang. Kebutuhan jangka pendek seperti kebutuhan
makanan dan pakaian. Kebutuhan jangka panjang seperti rumah, pendidikan, kendaraan, dan lain
sebagainya. Namun didalam kehidupan selalu mengandung unsur risiko, contohnya seperti risiko keuangan
dan kesehatan. Untuk mengatasi adanya risiko yang mungkin akan terjadi di kemudian hari, perlu adanya
sebuah investasi sebagai cadangan dana dikemudian hari. Menabung di Bank saja tidak cukup dalam
berinvestasi, karena apabila aset kita hanya disimpan di Bank, uang yang disimpan jumlahnya akan tetap
sama bahkan bisa berkurang karena biaya administrasi yang ada. Salah satu investasi yang dapat
menghasilkan atau dapat memberikan keuntungan dikemudian hari salah satunya adalah berinvestasi
melalui pembelian saham di pasar modal.
Tujuan utama melakukan investasi di pasar modal selain sebagai cadangan dana, investor ingin
mendapatkan return atau tingkat pengembalian atau keuntungan sebesar - besarnya dengan risiko yang
kecil. Tidak bisa dipungkiri bahwa investasi sangat diperlukan karena akan mendapatkan penghasilan
tambahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup yang terus bertambah. Investasi adalah pengeluaran
yang dilakukan untuk membeli aktiva riil saat ini yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dimasa mendatang (Putra dan Dana, 2016).
Sebagian besar penghasilan yang diperoleh akan dipergunakan untuk kegiatan konsumsi dalam
rangka memenuhi kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Akan tetapi, kebutuhan dimasa yang akan
datang ataupun kebutuhan mendesak terkadang tidak dimasukkan dalam alokasi pengeluaran sebagai
pengurangan penghasilan. Disinilah diperlukannya invetasi untuk mengalokasikan sebagian penghasilan
yang kita peroleh untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang. Semakin tinggi return saham yang
diharapkan dari suatu investasi, maka semakin besar pula resikonya (Prasetyo, 2018). Berikut ini
dilampirkan grafik perkembangan return saham perusahaan LQ45 tahun 2015 – 2019.
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
49
Sumber: Diolah penulis, 2020
Gambar 1. Return Saham Perusahaan LQ45 Tahun 2015 – 2019
Gambar diatas merupakan grafik return saham tahun 2015 – 2019. Dari grafik diatas dapat dilihat
bahwa return saham dari tahun ketahun mengalami fluktuatif. Di tahun 2015 return saham sebesar -6.27%.
Pada tahun 2016 mengalami kenaikan drastis sebesar 20,10%. Namun pada tahun 2017 dan 2018
mengalami penurunan berturut turut, yaitu sebesar 9,28% pada tahun 2017 dan 8,37% pada tahun 2018.
Pada tahun 2019 kembali mengalami kenaikan sebesar 14,46%. Dari grafik diatas maka dapat diketahui
bahwa return saham dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Artinya ada faktor yang
mempengaruhi return saham.
Pasar modal menjadi alternatif dalam berinvestasi karena dapat mempertemukan antara investor
(pihak yang memiliki kelebihan dana dengan emiten (pihak yang membutuhkan dana) dengan cara
memperjual belikan sekuritas seperti obligasi, saham, dan reksadana. Dengan kegiatan tersebut, alokasi
penggunaan modal yang lebih efisien yaitu sektor yang menganggur ke sektor yang lebih produktif. Dilihat
dari pengertian yang dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan fasilitas dalam hal
penyaluran dana, yaitu dana dari pihak investor kepada emiten. Pasar modal berfungsi sebagai sarana
alokasi dana yang produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman (leaders) ke peminjam
(borrowers) (Novia, 2019).
Untuk meminimalkan risiko, investor perlu memiliki informasi yang berkaitan dengan perkembangan
saham agar ia dapat mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak untuk dipilih. Apabila
investor ingin mendapatkan return yang tinggi, ia harus dapat menganalisis laporan keuangan perusahaan
dengan baik. Laporan keuangan merupakan sarana bagi investor untuk mengetahui posisi keuangan
perusahaan dan bisa digunakan sebagai sarana dalam mengambil keputusan investasi yang tepat. Sebelum
membuat keputusan investasi, investor memerlukan informasi yang berhubungan dengan emiten sehingga
dapat melakukan pertimbangan dan analisa. Salah satu faktor dalam mengambil keputusan investasi di
pasar modal adalah dengan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham merupakan jumlah
lembar saham yang diperdagangakan secara harian (Novia, 2019). Volume perdagangan yang besar
menunjukkan bahwa saham sangat diminati oleh investor. Volume perdagangan saham adalah indikator
yang digunakan untuk menunjukan besarnya minat investor pada suatu saham. Semakin besar jumlah
volume perdagangan, berarti saham tersebut sering ditransaksikan (Hamdan dan Sri, 2016). Volume
perdagangan saham menggambarkan adanya kekuatan antara supply dan demand yang merupakan
manifestasi dari tingkah laku investor. Dengan naiknya volume perdagangan maka keadaan pasar bisa
dikatakan menguat, demikian pula sebaliknya (Puri dan A. Mulyo, 2013). Volume perdagangan merupakan
salah satu indikator likuiditas saham atas informasi yang terdapat pada pasar modal. Volume perdagangan
yang tinggi dianggap sebagai tanda pasar semakin bagus (Ariyani dan Zumrotun, 2017). Investor cenderung
tertarik pada saham yang memberikan return tinggi walau berisiko (Ahmad dan Andhi, 2016).
Besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menanggung
risiko yang mungkin terjadi akibat dari situasi yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan operasinya
(Jundan, 2012: 4). Untuk mengukur nilai ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset,
modal, atau penjualan perusahaan. Semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka semakin mudah
perusahaan untuk dipercaya kreditur dalam memperoleh sumber dana yang besar. Sumber dana tersebut
bisa digunakan perusahaan untuk lebih meningkatkan keuntungan perusahaan melalui ekspansi dan
efisiensi (Rahima, 2019). Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki aset yang stabil dari tahun
ke tahun. Artinya perusahaan besar mampu mengelola keuangannya dengan baik. Ukuran perusahaan yang
besar membuat investor tertarik dalam menanamkan modal ke perusahaan tersebut. Modal yang besar dapat
membuat perusahaan meningkatkan tingkat produksi serta penjualan. Penjualan yang tinggi berpengaruh
2015 2016 2017 2018 2019
Return -6,27% 13,83% 4,55% -12,92% 1,54%
-15,00%
-10,00%
-5,00%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%Return Saham
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 6, No. 1, Edisi Jan-Juni 2020, hal 48-59
50
terhadap pendapatan atau keuntungan perusahaan dan akan berdampak besar terhadap pemberian return
saham yang diberikan perusahaan kepada investor.
Indeks LQ45 adalah indeks yang menggunakan 45 perusahaan yang dipilih berdasarkan pertimbangan
likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan yang ditentukan oleh Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan yang
memiliki keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan yang baik serta termasuk saham yang paling aktif
diperdagangkan di BEI, dan merupakan saham unggulan yang dipilih sehingga lebih akurat dalam
melakukan analisis. Peneliti akan mengambil sampel perusahaan yang sahamnya terdaftar pada indeks
LQ45 untuk menghindari pengambilan sampel yang berpotensi mengikutkan adanya saham tidur.
2. TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Pengertian Saham
Menurut Hadi (2015) Saham merupakan komoditas keuangan yang diperdagangkan di Pasar Modal yang
paling populer. Investasi saham yang dilakukan oleh investor diharapkan dapat memberikan keuntungan
(return). Artinya saham merupakan investasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat atau investor.
Dengan tingginya minat investor dalam berinvestasi dalam bentuk saham, investasi ini berpeluang dapat
memberikan return yang tinggi.
2.2 Jenis Saham
Menurut Hadi (2015) jenis saham dilihat dari hak yang melekat pada saham terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Saham biasa (Common Stock)
Yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling akhir terhadap claim. Saham biasa adalah saham
yang paling dikenal di lingkungan masyarakat. Diantara emiten, saham biasa merupakan saham yang
paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat (investor).
2. Saham Preferen (Preferen Stock)
Yaitu gabungan antara obligasi dan saham biasa. Artinya, saham ini memiliki karakteristik seperti
obligasi dansaham biasa. Contoh karakteristikobligasi adalah memberikan hasil yang tetap seperti
bunga obligasi. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembegian dividen.
penerimaan dividen yang besarnya tetap sama setiap tahun, didahulukan dalam pembagian dividen,
dan lain sebagainya. Apabila emiten mengalami kerugian, pemegang saham preferen bisa saja tidak
menerima dividen yang sudah ditetapkan sebelumnya. Saham preferen adalah saham yang
memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya, yaitu:
1) Prioritas pembayaran, pemodal memiliki hak untuk didahulukan dalam hal pembayaran dividen.
2) Dividen tetap, pemodal memiliki hak mendapatkan pembayaran dividen dengan jumlah tetap.
3) Dividen kumulatif, pemodal berhak mendaptkan pembayaran semua deviden yang terutang pada
tahun-tahun sebelumnya.
4) Convertible Preferen Stock, pemodal berhak menukar saham preferen yang dipegangnya dengan
saham biasa.
5) Adjustable Devidend, pemodal mendapat prioritas pembayaran devidennya menyesuaikan dengan
saham biasa.
2.3 Return Saham
Return saham merupakan faktor utama yang mendorong investor berinvestasi. Investor melakukan investasi
tujuannya pasti adalah untuk mendapatkan pengembalian (return) sesuai yang diharapkan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Pendapatan investasi dalam saham ini merupakan keuntungan yang
diperoleh dari jual beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss
(Yusra, 2019). Return saham adalah tingkat keuntungan yang akan diperoleh oleh investor sebagai hasil
dari penanaman dananya di pasar modal (Amaliya dan Erman, 2019). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
return adalah keuntungan yang didapat karena keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya. Menurut (Amaliya dan Erman, 2019) formula untuk menentukan tingkat return saham
sebagai berikut:
Return = Pt – (Pt-1)
Pt-1
Pt = Harga saham pada periode t
Pt – 1 = Harga saham periode sebelumnya atau t-1
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
51
2.4 Volume Perdagangan saham
Secara umum volume perdagangan saham adalah banyaknya lembar saham yang diperdagangkan di pasar
modal setiap hari dengan tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli (Irma, 2017).
Volume perdagangan adalah banyaknya jumlah saham yang diperdagangkan dibandingkan dengan jumlah
saham yang beredar (Ahmad dan Andhi, 2016). Volume perdagangan merupakan suatu indikator likuiditas
saham atas suatu informasi dalam pasar modal. Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan
indikator Trading Volume Activity (aktivitas volume perdagangan) (Taslim, 2015). Artinya, apabila saham
aktif dalam perdaganganya, maka volume perdagangan saham meningkat sehingga menghasilkan return
saham yang tinggi, dan sebaliknya. Kecenderungan investor adalah tertarik pada saham yang memberikan
return tinggi walau berisiko (Ahmad dan Andhi, 2016). Adapun rumus untuk menghitung TVA (Trading
Volume Activity) yaitu:
TVA = ∑Saham diperdagangkan
∑ Saham yang beredar
2.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala dimana perusahaan diklasifikasikan menurut besar kecilnya
berdasarkan pada total aktiva suatu perusahaan, semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran
perusahaan tersebut (Sri dan Bernadeta, 2019). Perusahaan yang total aktivanya besar menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan. Semakian besar aset maka semakin banyak modal
yang ditanam, semakin banyak penjualan makan semakin banyak perputaran uang dan semakin besar pula
ia dikenal di dalam masyarakat. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan ditentukan dengan melihat total
aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan
logaritma natural dari total asset (Reza, dkk, 2018).
Ukuran perusahaan = Ln x Total Aset
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2008 Tentang “Usaha Kecil Mikro, Kecil dan Menengah"
mengklasifikasikan ukuran perusahaan menjadi 4 kategori yang diatur dalam UU RI No. 20 Tahun 2008
Pasal 6 yaitu: Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar. Adapun Kriteria perusahaan
yang diatur dalam UU No. 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Kriteria
Asset (tidak termasuk
tanah dan bangunan) Penjualan Tahunan
Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 juta
Usaha Kecil >50 Juta - 500 Juta >300 Juta - 2,5 Milyar
Usaha Menengah >500 Juta - 10 Milyar >2,5 Milyar - 50 Milyar
Usaha Besar >10 Milyar >50 Milyar
Sumber: UU No 20 Tahun 2008
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Volume perdagangan mencerminkan kekuatan antara supply dan demand yang merupakan manifestasi dari
tingkah laku investor. Semakin besar nilai Volume Perdagangan berarti efek saham semakin likuid dan
semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, maka resiko
yang dipegang oleh pemegang saham semakin kecil, hal ini menimbulkan kepercayaan para pemegang
saham dalam jangka panjang (Puri dan Mulyo, 2013). Volume perdagangan yang besar menunjukkan
bahwa saham sangat diminati oleh investor. Volume Perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham
yang yang diperdagangkan secara harian. Artinya, apabila saham aktif dalam perdaganganya, maka volume
perdagangan saham meningkat sehingga menghasilkan return saham yang tinggi. Sebaliknya, jika volume
perdagangan saham menurun, maka menghasilkan return saham yang kecil atau menurun (Novia, 2019).
Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 6, No. 1, Edisi Jan-Juni 2020, hal 48-59
52
2.6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham
Ukuran perusahaan merupakan alat ukur dimana besar kecilnya diklasifikasikan berdasarkan total aktiva
suatu perusahaan, semakin besar total aktiva maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut (Sri dan
Bernadeta, 2019). Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba,
maka memungkinkan perusahaan akan meningkatkan tingkat return saham perusahaan (Muhammad Reza,
dkk, 2018). Secara teoritis perusahaan yang lebih besar memiliki kepastian yang lebih besar daripada
perusahaan kecil sehingga akan mengurangi tingkat ketidakpastian mengenai prospek perusahaan ke depan.
Ukuran perusahaan menunjukkan semakin besar suatu perusahaan akan memiliki peluang yang lebih besar
ke pasar modal. Maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham
Gambar 2. Rerangka Pemikiran
3. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksplanatif. Metode ini menjelaskan pengaruh antara
dua variabel bebas yaitu Volume Perdagangan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Variabel terikat yaitu
Return Saham. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder. Data historis yang
digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar pada Indeks LQ45 terpilih periode
2015 - 2019 yaitu sebanyak 45 perusahaan. Pemiliihan sampel menggunakan Purposive Sampling sebanyak
9 perusahaan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS 24.0. Perangkat tersebut
digunakan untuk menhitung statistik deskriptif, Uji Koefisien determinasi, Uji korelasi Ganda, Uji Asumsi
Klasik, dan Uji hipotesis.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Uji Statistik Deskriptif
Tabel 2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Return Saham 45 -.440 .792 -.05518 .248518
Volume Perdagangan
Saham
45 .122 .989 .42789 .225439
Ukuran Perusahaan 45 28.989 34.371 31.23289 1.470468
Valid N (listwise) 45
Sumber: Output SPSS versi 24.0, 2020
Berdasarkan Tabel 2 di atas menunjukkan hasil statistik deskriptif yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
1. Variabel Return Saham (Y) dengan jumlah data 45, memiliki nilai minimum -0,440; nilai maksimum
0,792; rata-rata (mean) -0,05518 dan standar deviasi 0,248518.
2. Variabel Volume Perdagangan Saham (X1) dengan jumlah data 45, memiliki nilai minimum 0,122;
nilai maksimum 0,989; rata-rata (mean) 0,42789 dan standar deviasi 0,225439.
3. Variabel Ukuran Perusahaan (X2) dengan jumlah data 45, memiliki nilai minimum 28,989; nilai
maksimum 34,371; rata-rata (mean) 31,23289; dan standar deviasi 1,470468.
Volume Perdagangan
Ukuran Perusahaan
Return Saham
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
53
4.2 Uji Koefisien Determinasi
Tabel 3. Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .410a .168 .128 .232012 2.217
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Saham
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Output SPSS versi 24.0, 2020
Berdasarkan tabel 3 angka R2 sebesar 0,168 atau (16,8%), artinya presentase pengaruh variabel
independen (Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan) secara simultan mampu mempengaruhi
variabel dependen (Return Saham) sebesar 16,8% dan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
4.3 Uji Korelasi Ganda (R)
Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Ganda
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
1 .410a .168 .128
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Saham
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Output SPSS versi 24.0, 2020
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa besarnya variabel Volume Perdagangan Saham, dan Ukuran
Perusahaan secara simultan terhadap return saham dengan hasil 0,410, menunjukan hubungan yang sedang
antara variabel independen dan variabel dependen.
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu mempunyai
distribusi normal ataukah tidak. Pengujian ini menggunakan analisis kolmogrov. Pada Uji Kolmogorof-
Smirnov data dikatakan normal apabila nilai signifikansi kolmogrov > 0,05. Berikut ini adalah hasil output
dari Uji Normalitas:
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas
Sumber: Output SPSS, 2020.
Dari hasil tabel di atas menunjukan hasil output uji Kolmogorov Smirnov dan dapat diketahui bahwa
data berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,200. Karena signifikan lebih
besar dari 0,05 (0,200 > 0,05) maka dapat diinterpretasikan bahwa data berdistribusi normal. Secara
keseluruhan data observasi telah berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
lainnya.
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 6, No. 1, Edisi Jan-Juni 2020, hal 48-59
54
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang diteliti ditemukan korelasi
antar variabel bebas. Model regresi yang baik yaitu hasil penghitungan menghasilkan nilai VIF < 10.
Apabila nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinearitas yang serius di dalam model regresi. Jika nilai
tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar
variabel indpeneden dalam model regresi tersebut.
Tabel 6. Hasil Uji Mulltikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -
1.524
.775
-1.967 .056
Volume Perdagangan
Saham
-.251 .158 -.228 -1.588 .120 .961 1.041
Ukuran Perusahaan .050 .024 .299 2.080 .044 .961 1.041
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Output SPSS, 2020.
Berdasarkam hasil pengujian multikolinearitas didapat hasil nilai VIF < 10 untuk semua variabel bebas.
Demikian pula, nilai tolerance > 0,10 untuk semua variabel bebas. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa dalam regresi antara variabel Volume Perdagangan Saham (X1), dan Ukuran Perusahaan (X2)
terhadap Return Saham (Y) tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil Uji
Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Sumber: output SPSS, 2020
Gambar 3. Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar scatterplot di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah 0
(nol) pada sumbu Y, tidak terjadi pola tertentu, dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas.
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
55
4.4.4 Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dan tidak terjadi autokolerasi. Salah satu cara
yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson (DW Test).
Berikut ini hasil dari Uji Durbin-Watson:
Tabel 7. Hasil Uji Auto Korelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .410a .168 .128 .232012 2.217
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Saham
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber: Output SPSS, 2020
Dari hasil uji autokorelasi pada tabel model summary di atas, diperoleh nilai Durbin-Watson = 2,118.
Berdasarkan tabel DW untuk jumlah data yang valid dalam penelitian ini (n) = 45, k = 2, dan nilai signifikan
5% (0,05), diperoleh nilai dL = 1.4298 dan nilai dU = 1.6148. Dari hasil diatas dapat disimpulkan:
(1) DW (2,217) > dL (1,4298), maka tolak H0 artinya tidak ada autokorelasi positif.
(2) DW (2,217) > dU (1,6148), maka tolah H0 artinya tidak ada autokorelasi positif.
4.5 Pengujian Hipotesis
4.5.1 Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dilakukan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara
individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham.
Berdasarkan hasil Uji t pada tabel 6, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh Volume Perdagangan Saham terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji t, menunjukan bahwa nilai -ttabel < thitung < ttabel yaitu -2.018 < -1,588 < 2,018 dengan
nilai signifikansinya 0,120 > 0,05, maka dapat di interpretasikan bahwa variabel Volume Perdagangan
Saham secara parsial tidak berpengaruh terhadap Return Saham dan H1 ditolak.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji t, menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 2,080 > 2,018 dengan nilai
signifikansinya 0,044 < 0,05, maka dapat di interpretasikan bahwa variabel Ukuran Perusahaan secara
parsial berpengaruh positif signifikan terhadap Return Saham dan H2 diterima.
4.5.2 Uji Simultan (Uji-F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 8
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression .457 2 .228 4.242 .021b
Residual 2.261 42 .054
Total 2.717 44
a. Dependent Variable: Return Saham
b. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Volume Perdagangan Saham
Sumber: Output SPSS, 2020.
Karena Fhitung > Ftabel (4,242 > 3,220) dan signifikansi yaitu sebesar 0,021 < 0,05 maka H3 diterima,
artinya variabel independen Volume Perdagangan Saham (X1), dan Ukuran Perusahaan (X2) secara
simultan atau bersamaan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham (Y).
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 6, No. 1, Edisi Jan-Juni 2020, hal 48-59
56
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil pengujian analisis statistik deskriptif menunjukan bahwa Variabel Return Saham (Y) dengan
jumlah data 45, memiliki nilai minimum -0,440; nilai maksimum 0,792; rata-rata (mean) -0,05518 dan
standar deviasi 0,248518. Variabel Volume Perdagangan Saham (X1) dengan jumlah data 45, memiliki
nilai minimum 0,122; nilai maksimum 0,989; rata-rata (mean) 0,42789 dan standar deviasi 0,225439.
Variabel Ukuran Perusahaan (X2) dengan jumlah data 45, memiliki nilai minimum 28,989; nilai
maksimum 34,371; rata-rata (mean) 31,23289; dan standar deviasi 1,470468.
2. Hasil pengujian Analisis koefisien determinasi (R2) diperoleh angka R Square sebesar 0,168 atau
(16,8%) hal ini menunjukkan bahwa presentase pengaruh variabel independen (Volume Perdagangan
Saham dan Ukuran Perusahaan) secara simultan mampu menjelaskan variabel dependen (Return
Saham) sebesar 16,8% dan sisanya sebesar 83,2% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
3. Hasil pengujian Analisis koefisien korelasi parsial (R) diperoleh nilai koefisien korelasi parsial variabel
volume perdagangan saham terhadap return saham sebesar -0,238 dan signifikansi 0,120 > 0,05 maka
hubungan Volume Perdagangan Saham dan variabel Return saham adalah lemah. Dan nilai koefisien
korelasi parsial variabel ukuran perusahaan terhadap return saham sebesar 0,306 dan signifikansi 0,044
< 0,05 maka hubungan Ukuran Perusahaan dan variabel Return saham adalah lemah.
4. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Ganda menunjukan bahwa besarnya pengaruh besarnya variabel
Volume Perdagangan Saham, dan Ukuran Perusahaan secara simultan terhadap return saham dengan
hasil 0,410, menunjukan hubungan yang sedang antara variabel independen dan variabel dependen.
5. Hasil penelitian pada uji hipotesis variabel Volume Perdagangan saham menunjukan nilai -ttabel < thitung
< ttabel = -2.018 < -1,588 < 2,018 dengan nilai signifikansinya 0,120 > 0,05 maka dapat di interpretasikan
bahwa variabel Volume Perdagangan Saham secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return Saham.
6. Hasil penelitian pada uji hipotesis variabel Ukuran Perusahaan menunjukan bahwa nilai thitung > ttabel
(2,080 > 2,018) dengan nilai signifikansinya 0,044 < 0,05, maka dapat di interpretasikan bahwa
variabel Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham.
Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki aset yang stabil dari tahun ke tahun. Artinya
perusahaan besar mampu mengelola keuangannya dengan baik. Ukuran perusahaan yang besar
membuat investor tertarik dalam menanamkan modal ke perusahaan tersebut. Modal yang besar dapat
membuat perusahaan meningkatkan tingkat produksi serta penjualan. Penjualan yang tinggi
berpengaruh terhadap pendapatan atau keuntungan perusahaan dan akan berdampak besar terhadap
pemberian return saham yang diberikan perusahaan kepada investor.
7. Hasil penelitian pada uji F menunjukan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 4,242 > 3,220 dan signifikansi sebesar
0,021 < 0,05 maka H3 diterima, artinya variabel independen Volume Perdagangan Saham (X1), dan
Ukuran Perusahaan (X2) secara simultan atau bersamaan berpengaruh signifikan terhadap Return
Saham (Y).
5.2. Saran
Dari hasil kesimpulan, dapat dilihat bahwa besarnya nilai volume perdagangan saham tidak menjamin
bahwa saham perusahaan tersebut akan memberikan return yang besar, karena hasil penelitian
menyebutkan bahwa volume perdagangan saham tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Investor dapat menjadikan ukuran perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan pembelian saham,
karena ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Artinya ukuran perusahaan
yang besar berkemungkinan akan memberikan return saham yang besar juga. Selain itu bagi para investor
dan manajemen investasi, pembelian saham tidak hanya mempertimbangkan faktor internal seperti volume
perdagangan dan ukuran perusahaan dalam mengukur return saham, tetapi mempertimbangkan juga faktor
eksternal seperti kondisi ekonomi yang sedang terjadi, inflasi, nilai tukar, dan kurs karena hal ini secara
tidak langsung mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh dalam melakukan investasi. Bagi peneliti
selanjutnya, penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian satu variabel independen yang tidak
berpengaruh secara parsial bahwa adanya keterbatasan variabel volume perdagangan saham dan ukuran
perusahaan dalam menjelaskan variabel return saham, artinya 83,2% tidak dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Jadi ada faktor lain diluarpenelitian yang memengaruhi return saham. Sehingga disarankan
sebaiknya menambah ataupun mempertimbangkan kemungkinan variabel independen yang lain seperti
Nilai tukar, Kurs, Inflasi, Kapitalisasi pasar. Selain itu Penelitian ini hanya meneliti perusahaan LQ45 yang
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
57
konsisten masuk dalam pemeringkatan LQ 45 periode 2015–2019 sehingga masih banyak emiten lain yang
perlu diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
[ 1] Abdullah, M. N., Parvez, K., Karim, T., & Tooheen, R. B. (2015). The impact of financial leverage
and market size on stock returns on the Dhaka stock exchange: Evidence from selected stocks in the
manufacturing sector. International Journal of Economics, Finance and Management
Sciences, 3(1), 10-15.
[ 2] Adiwiratama, J. (2012). Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas Dan Size Perusahaan Terhadap Return
Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). Jurnal Ilmiah
Akuntansi Dan Humanika, 2(1).
[ 3] Ahmad, M. Idress, & Sarr, A. (2016). Joint distribution of stock market returns and trading
volume. Rev Integr Bus Res, 5(3), 110-116.
[ 4] Aisah, A. N., & Mandala, K. (2016). Pengaruh Return On Equity, Earning Per Share, Firm Size Dan
Operating Cash Flow Terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen, 5(11).
[ 5] Alviansyah, M. R., Suzan, L., & Kurnia, K. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2011–2015). Eproceedings Of Management, 5(1).
[ 6] Andriana, Siska, & Halim, A. (2016). Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Total Arus Kas dan Size
Perusahaan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 4(1).
[ 7] Anjani, J. R. D. (2016). Pengaruh Informasi Arus Kas, Laba Kotor, Ukuran Perusahaan, Return On
Asset (ROA) Dan Debt Equty Ratio (DER) Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Sektor
Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta).
[ 8] Arindia, Chikita. A., Handayani, S. R., & Rahayu, S. M. (2013). Analisis Rasio Keuangan dan
Metode Economic Value Added (EVA) Sebagai Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan Cement yang Termasuk dalam Saham Blue Chip yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011). Jurnal Administrasi Bisnis, 2(2), 208-116.
[ 9] Ayem, S., & Astuti, B. (2019). Pengaruh Earning Per Share (EPS), Leverage, Ukuran Perusahaan,
Dan Tax Planning Terhadap Return Saham Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Waktu 2013-2017). Akuntansi
Dewantara, 3(2), 89-105.
[ 10] Buana, Gresna, & Haryanto, M. (2016). Pengaruh Risiko Pasar, Nilai Tukar, Suku Bunga Dan
Volume Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam
indeks LQ45). Diponegoro Journal of Management, 5(2), 217-230.
[ 11] Darmayanti, N. (2018). Pengaruh Laba Akuntansi, Komponen Arus Kas Dan Size Perusahaan
Terhadap Return Saham (Study Kasus Perusahaan LQ-45 Di BEI Tahun 2013-2017). J-Macc:
Journal of Management and Accounting, 1(2), 139-152.
[ 12] Darwis, D. (2013). Pengaruh Volume Perdagangan Terhadap Return Saham LQ-45 Selama Bulan
Ramadhan Di BEI.
[ 13] Dewi, B. S., Paramita, P. D., & Hartono, H. (2017). Pengaruh Laba Akuntansi, Return on Assets,
Ukuran Perusahaan, Earning Per Share Dan Price Book Value Terhadap Return Saham (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). Journal of
Accounting, 3(3).
[ 14] Dewi, Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dan Diota Pramesti Vijaya. (2017). Investasi Dan Pasar Modal
Indonesia. Depok: Rajagrafindo Persada.
[ 15] Dewi, Ida, Ayu, Laksmi, dan Ni Made Dwi Ratnadi. (2019). Pengaruh Inflasi, Profitabilitas Dan
Ukuran Perusahaan Pada Return Saham Perusahaan Terindeks LQ45. E-Jurnal Akuntansi: 1120-
1143.
[ 16] Effendi, Erdianza, S., & Hermanto, S. B. (2017). Pengaruh Rasio Keuangan dan Volume
Perdagangan terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA), 6(11).
[ 17] Ferdinand, Augusty. (2014). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
[ 18] Firmansyah, Hamdan, & Hadijono, Sri. (2016). Analisis Pengaruh Volume Perdagangan Saham
terhadap Return Saham pada Perusahaan Peraih Penghargaan Annual Reporting Award (ARA)
Tahun 2014. Jurnal Ekonomi Akuntansi, 1(01).
JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 6, No. 1, Edisi Jan-Juni 2020, hal 48-59
58
[ 19] Fitri, L. N., Supriyanto, A., & Andini, R. (2017). Pengaruh Laba Akuntansi, Current Ratio, Return
on Asset, Debt to Equity Ratio, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris
Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Sub Sektor Pertambangan Batubara Yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2011-2015). Journal of Accounting, 3(3).
[ 20] Ghozali, Imam. (2013). Desain Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Semarang: Yoga Pratama.
[ 21] Ginting, S. (2012). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Arus Kas, Dan Profitabilitas Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil: Jwem,
2(1).
[ 22] Haris, M. A., & Sunyoto, Y. (2018). Analisis Pengaruh Total Arus Kas, Komponen Arus Kas, Laba
Akuntansi. Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2016.
Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, 25(44).
[ 23] Hidayat, Shodiq, N., & Isroah, I. (2016). Pengaruh karakteristik keuangan, ukuran perusahaan, dan
inflasi terhadap return. Jurnal Profita: Kajian Ilmu Akuntansi, 4(6).
[ 24] Hidayat, R., suhardi, suhardi, & Wijaya, A. (2020). Pengaruh Struktur Hutang, Struktur Aktiva dan
Struktur Modal Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018. JEM Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 5(2), 133-148.
Retrieved from http://www.stiepertiba.ac.id/ojs/index.php/jem/article/view/87
[ 25] Hutajulu, A. T., & Puspitasari, E. (2019). Analisis Pengaruh Capm Beta, Firm Size, Book To Market
Ratio, Dan Momentum Terhadap Return Saham. Jaf-Journal Of Accounting And Finance, 3(2), 1-
10.
[ 26] Indriastuti, Ariyani, & Nafiah, Z. (2017). Pengaruh Volume Perdagangan, Kurs dan Risiko Pasar
terhadap Return Saham. Jurnal Stie Semarang (Edisi Elektronik), 9(1), 57-66.
[ 27] Kosman, J. L., & Widjaja, I. (2018). Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan, Kebijakan Hutang,
Ukuran Perusahaan, Dan Nilai Perusahaan Terhadap Tingkat Pengembalian Investasi Pada
Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Periode 2014-2016. Jurnal
Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 2(3).
[ 28] Kuncoro, Mudrajad (2018). Metode Kuantitatif Edisi Kelima. Yogyakarta: Unit Penerbit Dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
[ 29] Kurniawan, A. (2015). Analisis Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Frekuensi Perdagangan
Saham, Dan Hari Perdagangan Saham Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan
Farmasi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2011-2013) (Doctoral Dissertation, Universitas Negeri
Semarang).
[ 30] Le, B., Sakchutchawarn, S., & Martin, S. (2018). Firm size, price to book, and government
ownership effects: evidence from stock markets in Vietnam. Price to Book, and Government
Ownership Effects: Evidence from Stock Markets in Vietnam (July 16, 2018).
[ 31] M’muriungi, C. K., Muturi, W., & Oluoch, O. (2019). Effect of firm characteristics on stock returns
of non-financial listed companies in Kenya. International Journal of Business Management and
Economic Research, 10(2), 1561-1573.
[ 32] Nasution, Latif Z., & Sulistyo, S. (2016). Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Frekuensi
Perdagangan Saham, Volatilitas Harga Saham, dan Kapitalsiasi Pasar terhadap Return Saham
Perusahaan Makananan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Mahasiswa Akuntansi, 4(2).
[ 33] Novaliasari, Erika. (2014). Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham
Dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham LQ45. Doctoral dissertation, Stie Perbanas
Surabaya.
[ 34] Prasetyo, Andi, & Adi, S. W. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Property, Real Estate dan
Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2016) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
[ 35] Pratiwi, T. W., & Putra, I. W. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan, Ukuran Perusahaan, Arus Kas
Aktivitas Operasi Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi, 531-546.
[ 36] Priyastama, Romie. (2017). Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data & Analisi Data. Yogyakarta:
SRART UP.
[ 37] Puspitasari, P. D., Herawati, N. T., Ak, S., & Sulindawati, N. L. G. E. (2017). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Total Asset Turnover, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dan
Earning Per Share Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, Dan
Investasi Yang Terdaftar Di Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) Periode 2012-2015. Jimat (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
Pengaruh Volume Perdagangan Saham dan Ukuran Perusahaan……………………………….Sustrianah
59
[ 38] Puspitasari, P. D., Herawati, N. T., AK, S., & Sulindawati, N. L. G. E. (2017). Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Total Asset Turnover, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan
Earning Per Share Terhadap Return Saham Syariah Pada Perusahaan Perdagangan, Jasa, Dan
Investasi Yang Terdaftar Di Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) Periode 2012-2015. JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 7(1).
[ 39] Putra, I. M. G. D., & Dana, I. M. (2016). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Farmasi Di BEI. E-Jurnal Manajemen, 5(11).
[ 40] Putra, I. N. S. A., & Budiasih, I. G. A. N. (2016). Pengaruh Produk Domestik Bruto Negara
Indonesia, Ukuran Perusahaan Dan Dividen Payout Ratio Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi,
283-310.
[ 41] Rahayu, A., Mahsuni, A. W., & Junaidi, J. (2019). Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Terhadap
Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Riset Akuntansi, 8(09).
[ 42] Rahmawati, Novia. (2019). Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham,
Suku Bunga, Dan Kurs Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan Dan
Minuman Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2016-2018). Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
[ 43] Rizqiyana, Amaliya, & Arfianto, E. D. (2019). Pengaruh Ambiguity, Market Risk Premium, Market
to Book, Size, dan Momentum terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks
LQ45 Periode 2017-2018. Diponegoro Journal of Management, 8(4), 70-79.
[ 44] Rochaety, Ety.,Ratih Tresnati, Dan H. Abdul Madjid Latief. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis
Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.
[ 45] Rochim, R., & Ghoniyah, N. (2017). Analysis on The Effect of Current Ratio, Cashflow From
Operation to Debt, Firm Size and Return on Equity on Stock Return. IJIBE (International Journal
of Islamic Business Ethics), 2(3), 41-51.
[ 46] Roiyah, Maratur, & Priyadi, M. P. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Good
Corporate Governance Terhadap Return Saham Syariah. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi
(Jira), 8(6).
[ 47] Sugiarto, A. (2011). Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, Der Dan PBV Ratio Terhadap Return
Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi, 3(1).
[ 48] Suhardi, Suhardi. (2018). Telaah Kepemilikan Kebenaran Ilmiah Pada Pengembangan Pengetahuan
Akuntansi. JEM Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 3(2), 68-79. Retrieved from
http://www.stiepertiba.ac.id/ojs/index.php/jem/article/view/23
[ 49] Suhardi, S. (2015). Persepsi pemakai laporan keuangan pemerintah daerah terhadap independensi
auditor badan pemeriksa keuangan. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 10(2), 1-29.
doi:10.19184/jauj.v10i2.1249
[ 50] Suhardi, Suhardi, and Afrizal Afrizal. Bagaimana pecking-Order Theory Menjelaskan Struktur
Permodalan Bank di Indonesia? University Library of Munich, Germany, 2019.
[ 51] Suhardi dan Darus Altin. "Analisis Kinerja Keuangan Bank BPR Konvensional di Indonesia Periode
2009 Sampai 2012." Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 5.2 (2013): 101-110.
[ 52] Tapa, A., & Hussin, M. (2016). The Relationship Between Stock Return and Trading Volume in
Malaysian Ace Market. International Journal of Economics and Financial Issues, 6(7s), 271-278.
[ 53] Taslim, Ahmad. (2015). Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham,
Kapitalisasi Pasar Dan Jumlah Hari Perdagangan Terhadap Return Saham (Studi Pada Saham
Perusahaan Dagang Eceran Yang Terdaftar Dalam Indeks Saham Syariah Indonesia Sebelumsampai
Sesudah Bulan Ramadhan Periode 2012-2014). Doctoral Dissertation, Universitas Negeri
Semarang.
[ 54] Trisnawati, W. (2013). Pengaruh Arus Kas Operasi, Investasi Dan Pendanaan Serta Laba Bersih
Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 1(1), 77-92.
[ 55] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah.
[ 56] Wijayanto, Andhi. (2016). Pengaruh Frekuensi Perdagangan Saham, Volume Perdagangan Saham,
Kapitalisasi Pasar dan Jumlah Hari Perdagangan terhadap Return Saham (Studi pada Saham
Perusahaan Dagang Eceran yang Terdaftar dalam Indeks Saham Syariah Indonesia Sebelum Sampai
Sesudah Bul. Management Analysis Journal, 5(1).
[ 57] Sumber lain: www.Idx.co.id