pengaruh penggunaan tepung keong mas (pomacea …

13
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canaliculata) TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG JOPER (Gallus gallus domesticus ) Noorhidayati Shofi 1 , Aam Gunawan 2 dan M. Irwan Zakir 3 Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin 2020 Jalan Adhyaksa No. 2 Kayu Tangi Banjarmasin 70123 Kalimantan Selatan Corresponding author email: [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Tepung Keong Mas (Pomacea canaliculata) Terhadap Performans Ayam Joper ( Gallus gallus domesticus ). Perlakuan terdiri atas P0 (0% tepung keong mas), P1 (5% tepung keong mas), P2 (10% tepung keong mas), P3 (15% tepung keong mas), P4 (20% tepung keong mas). Penelitian menggunakan 120 ekor ayam kampung joper yang dibagi 5 perlakuan dan 4 ulangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dalam hal tersebut perlakuan yang disarankan pada konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan berat badan akhir berpengaruh pada taraf 15%. Kata kunci : Konsumsi ransum, Pertambahan Berat Badan, Konversi ransum, Berat Badan Akhir ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of the use of Golden snail Flour (Pomacea canaliculata) on the Performance of Joper Chicken (Gallus gallus domesticus). The treatments consisted of P0 (0% golden snail flour), P1 (5% golden snail flour), P2 (10% golden snail flour), P3 (15% golden snail flour), P4 (20% golden snail flour). The study used 120 native hens, which were divided into 5 treatments and 4 replications. This study uses a Completely Randomized Design (CRD). In this case the recommended treatment for ration consumption, weight gain, ration conversion and final body weight have an effect on the level of 15%. Keywords: Ration consumption, Weight gain, Feed conversion, Final Weight

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canaliculata)

TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG JOPER (Gallus gallus

domesticus )

Noorhidayati Shofi1, Aam Gunawan2 dan M. Irwan Zakir3

Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan

Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin 2020

Jalan Adhyaksa No. 2 Kayu Tangi Banjarmasin 70123 Kalimantan Selatan

Corresponding author

email: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Tepung

Keong Mas (Pomacea canaliculata) Terhadap Performans Ayam Joper (Gallus gallus

domesticus ). Perlakuan terdiri atas P0 (0% tepung keong mas), P1 (5% tepung keong

mas), P2 (10% tepung keong mas), P3 (15% tepung keong mas), P4 (20% tepung keong

mas). Penelitian menggunakan 120 ekor ayam kampung joper yang dibagi 5 perlakuan

dan 4 ulangan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dalam

hal tersebut perlakuan yang disarankan pada konsumsi ransum, pertambahan berat

badan, konversi ransum dan berat badan akhir berpengaruh pada taraf 15%.

Kata kunci : Konsumsi ransum, Pertambahan Berat Badan, Konversi ransum, Berat

Badan Akhir

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of the use of Golden snail

Flour (Pomacea canaliculata) on the Performance of Joper Chicken (Gallus gallus

domesticus). The treatments consisted of P0 (0% golden snail flour), P1 (5% golden

snail flour), P2 (10% golden snail flour), P3 (15% golden snail flour), P4 (20% golden

snail flour). The study used 120 native hens, which were divided into 5 treatments and 4

replications. This study uses a Completely Randomized Design (CRD). In this case the

recommended treatment for ration consumption, weight gain, ration conversion and

final body weight have an effect on the level of 15%.

Keywords: Ration consumption, Weight gain, Feed conversion, Final Weight

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

PENDAHULUAN

Usaha peternakan semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Pembangunan sub sektor peternakan mempunyai tujuan untuk meningkatkan

pendapatan hidup masyarakat, serta membuka lapangan kerja untuk berusaha, oleh

sebab itu pembangunan sub sektor peternakan perlu dilanjutkan serta ditingkatkan

melalui kemampuan pengelolaan dan penerapan teknologi yang tepat, salah satu potensi

sub sektor peternakan yang dapat dikembangkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi

adalah ternak ayam kampung joper.

Ayam kampung joper ialah ayam lokal di Indonesia yang keberadaannya sudah

dekat dengan masyarakat (Iskandar, 2007). Pemeliharaan tersebut untuk menghasilkan

daging, telur dan sebagai tabungan. Penampilan fenotip ayam kampung joper beragam,

seperti warna bulu dan jengger (Iskandar, 2007). Peningkatan jumlah populasi serta

produksi harus di imbangi dengan ketersediaan pakan yang cukup. Untuk mendapatkan

pertumbuhan ayam yang cepat dan produktifitas tinggi diperlukan pakan yang cukup

mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan, baik secara kualitas maupun secara

kuantitas. Zat-zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin

harus tersedia dalam ransum. Ransum ialah komponen biaya terbesar yaitu 60-80% dari

seluruh biaya produksi pada ternak unggas (Rasyaf, 2006).

Performans adalah sifat-sifat yang dapat diamati atau dapat diukur merupakan

kombinasi antara faktor genetik dan lingkungan. Perbedaan performans dari setiap

ternak umumnya ialah terletak pada konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan

konversi ransum (Rasyaf, 2003).

Kalimantan selatan mempunyai luas 3.737.743 Ha sebagian besar adalah rawa

dengan luas 800.000 Ha, yaitu 500.000 Ha rawa, 200.000 Ha rawa pasang surut dan

100.000 Ha kawasan banjir, yaitu merupakan tempat potensial bagi perkembangan

keong rawa (Dinas Peternakan Tingkat I Kalimantan Selatan, 2014). Dari hasil survei

pada tahun 2014 – 2015, keong rawa yang terdapat di perairan Kalimantan Selatan

(Hulu Sungai Utara) salah satunya adalah keong mas yang berwarna kuning dengan

cangkang lebih tipis sehingga bagian dalamnya kelihatan (Pomacea canaliculata).

Perkembangan keong mas di perairan rawa Kalimantan Selatan relatif cukup tinggi.

keong yang hidup di alam bebas mempunyai jumlah telur 200 sampai 1300 butir per

ekor dewasa per siklus (Dharmwati, 2006). Menurut Srinivet, n.d. ; Gonzales dan Olive

(2001) keong rawa dapat berkembangbiak secara cepat satu ekor keong bisa bertelur

300-3000 butir per bulan dengan tingkat lebih kurang 80% dalam waktu kurang lebih 7

– 14 hari. Daya tetas keong rawa spesies Pomacea canaliculata yaitu dengan kisaran 80-

95%.

Hasil pengamatan keong spesies Pomacea canaliculata memiliki daur hidup

yang singkat, yaitu 2,5 bulan sampai 3 bulan tergantung habitatnya. Produksi telur per

induk betina antara 267 – 600 butir. Setiap induk dapat berproduksi 5 – 6 periode

selama hidupnya dengan jumlah telur 1200 butir. Bentuk telur bergerombol hingga

mencapai panjang hingga 7 cm dan lebar 2 cm, tebal 1 - 1,5 cm. Induk betina mampu

mendapatkan gumpalan telur sebanyak 10 sampai dengan 17 gumpalan per bulan.

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

Keong mas menurut Soenarjo.dkk (1989) dari stadium telur sampai stadium telur

selanjutnya membutuhkan waktu tiga bulan.

Berdasarkan dari hasil pengamatan di wilayah Kabupaten Banjar, Pomacea

canaliculta dapat bertahan terhadap lingkungan yang ekstrim seperti tempat yang

berlumpur dengan pH 4 - 4,5, dan tahan terhadap kekeringan dan bisa melakukan estivasi

cukup lama dengan cara membenamkan diri ke dalam lumpur. Menurut Alis (1997) bahwa

keong mas mampu melakukan estivasi lebih dari satu tahun tanpa makan dengan tingkat

mortalitas yang rendah.

Keong mas sangat berpotensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan campuran

pakan ternak unggas seperti itik, ayam atau puyuh. Penelitian ini keong mas diolah

menjadi tepung. Sebaiknya keong direbus dahulu hingga 15-20 menit agar

menghilangkan zat anti nutrisi berupa enzim thiaminase yang terdapat dalam lendir

keong mas. Kandungan thiaminase pada keong mas segar dalam ransum dapat

menurunkan produksi telur dan menghambat pertumbuhan ternak. Tepung Keong Mas

mengandung protein kasar 51,8 %, lemak kasar 13,61 %, serat kasar 6,09 %, kadar abu

24 %, energi metabolis 2094,98 Kkal/Kg (Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak

USU, 2007 dalam Tarigan, 2008. Keong mas memiliki protein cukup tinggi sehingga

dapat meningkatan pertumbuhan berat badan. Dalam penelitian ini perlakuan

penggunaan tepung keong mas pada ayam joper dimulai dari umur 2 minggu hingga 8

minggu, kerena pada umur DOC sampai 2 minggu diberikan pakan komersil.

METODE

DOC Ayam kampung (Joper) sebanyak 120 ekor namun pada saat penelitian

penggunaan tepung keong mas dimulai pada ayam umur 2 minggu diperoleh dari PT

Widodo Makmur Unggas Yogyakarta.

Bahan ransum yang digunakan adalah tersusun dari dedak, konsentrat, jagung,

kacang hijau, tepung ikan, tepung keong mas, minyak kelapa, top mix, mineral.

Komposisi zat pakan dalam kandungan gizi masing-masing perlakuan disajikan pada

Tabel 5 dan Tabel 6.

Pemberian BR 1 dimulai DOC sampai 2 minggu, berikut kandungan gizi

disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Kandungan Bahan Pakan BR 1

No Bahan Jumlah

1 Air 12.0%

2 Protein Kasar 20.0-22.0%

3 Lemak Kasar 5.0%

4 Serat Kasar 5.0%

5 Abu 7.5%

6 Calcium 0.9%

7 Phospor 0.6%

Sumber: PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

Tabel 6. Kandungan Nutrisi Bahan Ransum

No Bahan Protein

(%)

Lemak

(%)

Serat Kasar

(%)

EM

(Kkal/kg) Ca (%) P (%)

1 Tepung Keong Mas 51.80 13.61 6.09 2094.98 7.750 0.130

2 Dedak* 13.31 12.31 10.44 1630 0.160 1.390

3 Jagung* 7.51 3.42 3.28 3244 0.160 0.330

4 Tepung kedelai 41.7 27.1 3.20 440 195 554

5 Tepung ikan* 35.58 5.64 2.29 3080 7.890 0.600

6 Konsentrat** 37.00 6.00 6.00 2400 1.600 2.600

7 Minyak Kelapa 0.00 94.40 0.00 8600 0.000 0.000

8 Mineral 0.00 0.00 0.00 0 3.250 10.000

9 TTop mix 0.00 0.00 0.00 0 10.000 32.500

Sumber: *Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak USU (2007) **Laboratorium Ilmu dan

Teknologi Pakan IPB (2007)

Tabel 7. Susunan dan Kandungan Nutrisi Ransum Penelitian

Bahan Pakan* Perlakuan

TK0(%) TK5(%) TK10(%) TK (%) TK20(%)

Tepung Keong Mas 0.00 5 10 15 20

Dedak 12.00 11.00 13.00 15.00 14.00

Jagung 45.00 49.00 49.00 49.00 55.00

Tepung kedelai 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Tepung ikan 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Konsentrat 37.00 29.00 22.00 15.00 5.00

Minyak Kelapa 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00

Mineral 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Top mix 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

Komposisi Nutrien

Protein (%) 19.4 19.2 19.5 19.8 19

Lemak (%) 7.5 7.7 8.2 8.7 8.8

Serat kasar (%) 5.0 4.9 4.9 5.0 4.8

EM (Kkl/kg) 2.751 2.777 2.746 2.716 2.759

Ca (%) 2.845 3.109 3.388 3.666 3.902

P (%) 7.248 7.046 6.898 6.751 6.503

Keterangan: *Estimasi perhitungan formulasi ransum perlakuan

Metode penelitian menggunakan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 5

perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:

TK0 : 100% Ransum

TK5 : Penggunaan tepung Keong mas 5% dalam Ransum

TK10 : Penggunaan tepung Keong mas 10% dalam Ransum

TK15 : Penggunaan tepung Keong mas 15% dalam Ransum

TK20 : Penggunaan tepung Keong mas 20% dalam Ransum

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5

perlakuan 4 ulangan sehingga terdiri 20 satu persatu model umum rancangan percobaan

yang digunakan:

Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

Yij = µ + Ki + Ɛij

Keterangan :

Yij = Nilai hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan perlakuan ke-j

µ = Nilai rata-rata umum pengamatan

Ki = Pengaruh tepung keong mas terhadap perlakuan ke-i

Ɛij = Pengaruh galat acak yang menerima perlakuan ke-i ulangan ke-j

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sungai Andai Kecamatan Banjarmasin

Utara yang dimulai bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei 2020.

Variable yang diamati:

1. Konsumsi Ransum : Konsumsi ransum adalah banyaknya jumlah ransum yang

diberikan selama waktu tertentu dikurang dengan jumlah ransum yang tersisa (g).

Rumus Konsumsi Ransum = Ransum yang diberikan (g)–Ransum sisa (g).

2. Pertambahan Berat Badan : Pertambahan berat badan dihitung dengan cara

menimbang berat badan akhir penelitian dikurangi berat badan awal g/ekor.

Dihitung berdasarkan selisih antara berat badan akhir (g), dengan berat badan awal

dilakukan setiap minggu (Tilman,dkk. 1991).

3. Konversi Ransum : Merupakan perbandingan antara jumlah ransum yang dikonsumsi

dengan pertambahan berat badan pada waktu tertentu. Angka konversi ransum yang kecil

berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk menghasilkan satu kilogram daging

semakin sedikit.

Ransum = Jumlah Konsumsi Ransum

Pertambahan Berat Badan

4. Berat Badan Akhir : Diukur dengan menimbang berat badan akhir ayam kampung

(joper) umur 8 minggu pada akhir penelitian (g). Penimbangannya yaitu dengan

menggunakan timbangan duduk.

Data hasil pengamatan dari masing-masing respon variabel dikumpulkan dan

dianalisis. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variable respon yang

diamati, dliakukan analisis ragam setelah sebelumnya dilakukan uji Homogenitas

ragam dengan uji Bartlett. Jika hasil analisis ragam berpengaruh nyata, maka

dilanjutkan dengan uji wilayah berganda Duncan (DMRT) (Steel dan Torrie, 1993).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Ransum

Data konsumsi ransum selama penelitian pada lampiran 2. Berdasarkan hasil

analisis ragam terhadap konsumsi pakan pada lampiran 5. Diketahui bahwa

penambahan tepung keong mas pada ransum berpengaruh nyata terhadap konsumsi

ransum. Rata-rata konsumsi ransum disajikan pada tabel 8.

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

Tabel 8. Rata-rata Konsumsi Ransum

Penambahan T. Keong mas (%) Rata-rata Konsumsi Ransum

TK0 1472.10a ± 0.79

TK5 1476.10b ± 1.52

TK10 1477.15b ± 1.34

TK15 1479.40b ± 0.48

TK20 1476.90b ± 1.37

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata

menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT 5%.

Tabel 8. menunjukkan bahwa hasil analisis ragam dalam penggunaan tepung

keong mas pada konsumsi ransum dalam campuran pakan berpengaruh sangat nyata.

Berdasarkan hasil uji DMRT berbeda nyata pada komsumsi ransum ayam kampung

joper pada taraf TK5%, TK10%, TK15% dan TK20%. Konsumsi ransum tanpa

menggunakan tepung keong mas TK0% (1472.10g/ekor) lebih rendah dibandingkan

dengan ransum yang menggunakan TK5% (1476.10g/ekor), TK10% (1477.15g/ekor),

TK15% (1479.40g/ekor), dan TK20% (1476.90g/ekor). Hal ini diduga dipengaruhi oleh

jenis ayam kampung yang digunakan dan kualitas kecernaan bahan bahan pakan

(Pesti,2009).

Pakan yang diberikan pada percobaan ini sudah cukup baik untuk pertumbuhan.

Tepung keong mas mempunyai kandungan protein yang tinggi, sehingga mampu

meningkatkan konsumsi pakan ayam kampung joper.

Pertambahan Berat Badan

Data Pertambahan berat badan selama penelitian pada lampiran 3, berdasarkan

hasil uji analisis ragam lampiran 8. Diketahui bahwa penambahan tepung keong mas

pada ransum berpengaruh nyata terhadap pertambahan berat badan.

Pertambahan berat badan yang lebih besar diduga disebabkan oleh baiknya

pencernaan ransum sehingga mencukupi banyaknya nutisi yang diserap oleh tubuh

ayam. Rata-rata pertambahan berat badan ayam terlampir pada tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Pertambahan Berat Badan

Penambahan T. Keong mas (%) Rata-rata Pertambahan Berat Badan

TK0 724.35ab ± 1.51

TK5 726.58ab ± 1.88

TK10 730.46b ± 0.62

TK15 736.80c ± 1.20

TK20 721.62a ± 1.19

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata

menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT 5%.

Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil analisis ragam yang terlampir pada lampiran

6 dalam penggunaan tepung keong mas pada pertambahan berat badan berpengaruh

sangatt nyata. Pada hasil DMRT menunjukkan TK0%, TK5%, TK10%, TK15% dan

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

TK20% tidak berbeda nyata, tetapi pada TK15% menunujukkan berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya. Pertambahan berat badan ayam kampung joper nilai tertinggi pada

perlakuan TK15% sebesar 736.80 g/ekor dan nilai terendah pada perlakuan TK20%

sebesar 721.62 g/ekor. Hal ini Berbeda dengan hasil penelitian Adirangga F. dkk (2016)

nilai rata-rata pertambahan berat badan ayam lokal di Jimmy’s Farm sebesar 809,73

gram per 63 hari selama pemeliharaan dari awal hingga dipanen dengan rentan waktu

pemeliharaan bulan Mei sampai July 2016. Nilai minimal dan maksimal yang didapat

yaitu 611,88 gram per 63 hari dan 1020 gram per 63 hari.

Hal ini dapat menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ayam kampung

joper dengan penggunaan tepung keong mas dalam ransum menurun dengan

bertambahnya level pemberian tepung keong mas. Hal ini dapat disebabkan karena

faktor penggunaan ransum yang diberikan, bahwasannya pada keong mas yang diolah

masih terdapat kandungan zat anti nutrisi yaitu enzim thiaminase yang terdapat dalam

lendir keong mas. Kandungan thiaminase dalam ransum mampu menghambat

pertumbuhan ternak. Enzim tersebut merusak thiamin (vitamin B1), suatu senyawa

penting dalam metabolisme energi dan membuat thiamin tidak aktif. Defisiensi thiamin

pada ternak bisa menyebabkan gejala penurunan bobot badan dan lemas, hal ini

dikarenakan ternak tidak dapat menggunakan energi pakan secara maksimal. Ichwan

(2003) menyatakan bahwa, penambahan bobot badan akan di pengaruhi jumlah

konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan

tersebut. Pernyataan ini juga didukung oleh

Menurut Kurniawan, dkk (2012) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan ayam kampung joper yaitu faktor nutrisional seperti protein, mineral,

vitamin dan kalsium. Faktor genetik seperti umur, penyakit, jenis kelamin dan

manajemen pemeliharaan.

Konversi Ransum

Data konversi ransum uji homogenitas pada lampiran 10, berdasarkan hasil uji

analisis ragam konversi pakan pada lampiran 11. Diketahui bahwa penambahan Tepung

Keong mas pada ransum berpengaruh nyata terhadap konversi pakan. Rata-rata konversi

ransum terlampir pada tebel 10.

Tabel 10. Rata-rata Konversi Ransum

Penambahan T.Keong mas (%) Rata-rata Konversi Ransum

TK0 2.03b ± 0.00408

TK5 2.03b ± 0.00408

TK10 2.02a ± 0.0025

TK15 2.01a ± 0.00408

TK20 2.05c ± 0.00479

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata

menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT %5.

Tabel 10. menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan tepung keong mas TK0%

(2.03) berbeda nyata dengan penggunaan TK10% (2.02) TK15% (2.01) dan TK20%

(2.05). Untuk TK10% (2.02) berbeda nyata dengan TK0%, TK5%, dan TK20%,

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

sedangkan TK20% berbeda nyata dengan TK0% TK5% TK10% dan TK15%. Nilai

konversi ransum pada ayam kampung joper tertinggi terdapat pada perlakuan TK20%

yaitu (2.05) dan konversi ransum terendah terdapat pada perlakuan TK15% (2.01). Hal

ini tidak sesuai dengan pendapat Adirangga F,dkk (2016) nilai rata-rata konversi ransum

yang diperoleh dari perhitungan ialah 2,30 sedangkan untuk nilai minimal dan maksimal

adalah 1,79 dan 3,42. Bahwasannya semakin besar angka konversi ransum berarti tidak

efisien dalam mencerna ransum.

Hal ini dikarenakan dipengaruhi oleh bau dan bentuk dari ransum. Semakin

tinggi level penambahan tepung keong mas maka bau pakan lebih menyengat. Fera

(2013) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi konversi ransum diantaranya

bentuk fisik ransum, kandungan nutrisi ransum, lingkugan tempat pemeliharaan, strain,

berat badan dan jenis kelamin. Penggunaan tepung keong mas berpengaruh terhadap

konversi ransum jika semakin rendah konversi semakin tinggi efesiensi penggunaan

ransum.

Berat Badan Akhir

Data berat badan akhir uji homogenitas selama penelitian pada lampiran 13,

berdasarkan uji analisis ragam berat badan akhir lampiran 14. Diketahui bahwa

penambahan tepung keong mas pada ransum berpengaruh nyata terhadap berat badan

akhir. Rata-rata berat badan akhir terlampir pada Tabel 11.

Tabel 11. Rata-rata Berat Badan Akhir

Penambahan T.Keong mas (%) Rata-rata Berat Badan Akhir

TK0 801.75a ± 0.95

TK5 804.73b ± 0.96

TK10 811.06c ± 0.38

TK15 816.10d ± 0.19

TK20 802.07a ± 1.18

Keterangan: Angka yang diikuti dengan huruf superscript yang berbeda pada kolom rata-rata

menunjukkan perbedaan yang nyata pada DMRT %5.

Tabel 11. menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan tepung keong mas TK0%

(801.75 g/ekor) berbeda nyata dengan penggunaan keong mas TK5% (804.73 g/ekor),

TK10% (811.06 g/ekor) TK15% (816.10 g/ekor) dan pada TK5% berbeda nyata pada

TK0%, TK10%, TK15% dan TK 20%. Berat badan akhir ayam kampung joper nilai

tertinggi pada perlakuan TK15% TK15% (816.10 g/ekor) dan terendah pada perlakuan

pada TK0% (801.75 g/ekor). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Istna

M.dkk (2018) bahwa ayam kampung joper dapat dipanen pada umur 50-60 hari dengan

bobot badan 0,7-0,85 kg.

Hal ini dapat disebabkan karena faktor penggunaan ransum yang diberikan,

bahwasannya pada keong mas yang diolah masih terdapat kandungan zat anti nutrisi

yaitu enzim thiaminase yang ada dalam lender tersebut. Thiaminase pada ransum yang

dapat menghambat pertumbuhan ternak.

Penggunaan tepung keong mas terhadap pemberian pakan ayam dikarenakan

tepung keong mas memliki kandungan protein cukup tingggi yang mampu mempercepat

pertambahan berat badan.

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan bahwa pengunaan tepung keong mas terhadap

performans ayam kampung joper berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum,

pertambahan berat badan, konversi ransum dan berat badan akhir.

Saran

Disarankan melakukan penelitian terhadap performans ayam kampung joper

menggunakan tepung keong mas pada taraf 15%.

DAFTAR PUSTAKA

Adirangga F.dkk. 2016. Konsumsi Ransun, Pertambahan Bobot Badan Dan Konversi

Ransun Ayam Lokal Di Jimmy’s Farm Cipanas Kabupaten Cianjur, Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran

Alis, F. 1997. Pertumbuhan Keong Murbei (Pomacea sp) yang Diberi Pakan Beberapa

Jenis Tumbuhan. Skripsi Fakultas MIPA IPB

Dharmawati, S, 2006. Pengaruh Pengolahan Keong Rawa “ Kalambuai” terhadap Nilai

Energi Metabolis dan Kecernaan Protein Serta Implakasinya pada Ayam

Broiler. Hasil Penelitian. Faperta Uniska Banjarmasin. Hal 12

Fera Aryanti, Muh. Bayu Aji, Nugroho Budiono. 2013. Pengaruh pemberian air gula

merah terhadap performans ayam kampung pedaging. Jurnal Sains Veteriner

31(2): 156-165

Ichwan, W.M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Cet I.Jakarta: PT.

Agromedia Pustaka

Iskandar S. 2007. Mengenal PlasmaNutfah Ayam Indonesia dan Pemanfaatannya.

Edisipertama.Bogor (ID): Balai PenelitianTernak

Istna M..dkk. 2018. Perbaikan Pakan UntukMeningkatakan Produtivitas Ayam

Kampung Super Di Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal. Fakultas

Peternakan DAN Pertanian Universitas Di Penegoro Semarang Jurnal

DIANMAS, Volume 7, Nomor 1

Kurniawan, L.A; Atmomarsono, U dan Mahfudz, L. D. 2012. Pengaruh Berbagai

Frekuensi Pemberian Pakan dan Pembatasan Pakan Terhadap Pertumbuhan

Tulang Ayam Broiler. Jurnal Agromedia.

Pesti, G. M. 2009. Impact of dietary amino acid and crude protein levels in broiler feeds

on biological performance. Journal Appl. Poultry. Res. 18 : 477-486.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta

Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta

Soenarjo, E., Panuju, dan M. Syam , 1989. Siput Murbei Siput Indah yang dapat

Menimbulkan Malapetaka bagi Pertanaman Padi di Sawah. Warta Penelitian

dan Pengembangan Departemen Pertanian Jakarta 9 (5) : 132-136.

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …

Srinivet Sn.d. 2001. Management Options for the Golden Apple Snail. fdepartement of

Agriculture Extension, Ministry of Agriculture and Cooperative, Bangkok. 59

p.

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan

Biometri. Penerbit PT Gramedia Utama. Jakarta.

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …
Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …
Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KEONG MAS (Pomacea …