pengaruh pemberian keong mas pomacea canaliculata ... · hemoglobin (hb). penelitian ini dibagi...

64
PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS (Pomacea canaliculata) TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) WULAN DEWININGTIAS DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: truongtruc

Post on 11-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

4

PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS

(Pomacea canaliculata) TERHADAP PERTAMBAHAN

BOBOT BADAN DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

WULAN DEWININGTIAS

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

5

RINGKASAN

WULAN DEWININGTIAS C34080073. Pengaruh Pemberian Keong Mas

(Pomacea canaliculata) terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar

Hemoglobin (Hb) Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus). Dibimbing oleh

ELLA SALAMAH dan SRI PURWANINGSIH.

Keong emas (Pomacea canaliculatus) merupakan salah satu jenis moluska

yang sering ditemukan di sawah. Pandangan mengenai keong mas yang hanya

sebagai suatu hama merugikan dan hewan yang tidak memiliki manfaat, tidak

sepenuhnya benar. Sampai saat ini, keong mas telah dimanfaatkan menjadi

sumber pakan dan pangan. Keong mas memiliki kandungan mineral yang tinggi

terutama zat besi yaitu sebesar 44,16 mg/100 gr (bk). Zat besi memiliki fungsi

sebagai carrier oksigen dan berperan dalam pembentukan sel darah merah

(eritrosit), dimana hemoglobin merupakan komponen esensial eritrosit. Adanya

kandungan Fe yang tinggi pada keong mas maka perlu dilakukan penelitian

pengaruh pemberian keong mas terhadap bobot badan dan kandungan hemoglobin

tikus putih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian keong

mas (Pomacea canaliculata) terhadap pertambahan bobot badan dan kadar

hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu

penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah penelitian pendahuluan

meliputi preparasi sampel, pembuatan tepung keong mas dan pembuatan ransum.

Langkah penelitian utama meliputi persiapan kandang, masa adaptasi hewan

percobaan, masa perlakuan, pengambilan darah, dan analisis hemoglobin. Tikus

dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari sembilan ekor

tikus. Ketiga kelompok tikus dengan perlakuan perbedaan ransum yaitu ransum

komersial, ransum dengan penambahan daging, dan ransum dengan penambahan

daging dan jeroan keong mas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penambahan keong mas memberikan

pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan tikus. Perlakuan penambahan

daging merupakan kelompok perlakuan yang mengalami pertumbuhan tertinggi

yaitu rata-rata 5,2 gr/dua hari/ekor. Penambahan keong mas tidak memberikan

pengaruh yang nyata terhadap kadar hemoglobin tikus ketiga perlakuan. Rata-

rata kadar hemoglobin tikus pada kelompok ransum komersil, perlakuan dengan

penambahan daging keong mas, dan dengan penambahan daging daging dan

jeroan keong mas berturut-turut adalah adalah 13,253 (gr/dL), 13,443 (gr/dL) dan

13,373 (gr/dL).

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

6

PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS

(Pomacea canaliculata) TERHADAP PERTAMBAHAN

BOBOT BADAN DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb)

DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

WULAN DEWININGTIAS

C34080073

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Perikanan

pada Departemen Teknologi Hasil Perikanan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

7

Judul skripsi : Pengaruh Pemberian Keong Mas (Pomacea canaliculata)

terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar

Hemoglobin Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Nama Mahasiswa : Wulan Dewiningtias

NIM : C34080073

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Ella Salamah, M.Si Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si

NIP. 19530629 1988 03 2 001 NIP. 1965 0713 1990 02 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan

Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS, M.Phil

NIP. 19580511 198503 1 002

Tanggal pengesahan:........................

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

8

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh

Pemberian Keong Mas (Pomacea canaliculata) terhadap Pertambahan Bobot

Badan dan Kadar Hemoglobin (Hb) Tikus Putih (Rattus norvegicus)” adalah

benar karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor , Februari 2013

Wulan Dewiningtias

NRP C34080073

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

9

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadrat Allah SWT atas segenap limpahan karunia tak

terhitung banyaknya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasullah

SAW. Penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Keong Mas

(Pomacea canaliculata) terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar

Hemoglobin (Hb) Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus)” merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, diantanya kepada:

1) Dra. Ella Salamah, M.Si dan Dr. Ir. Sri Purwaningsih M.Si sebagai

komisi pembimbing atas segala saran, kritik, arahan, perbaikan dan

motivasi serta semua ilmu yang telah diberikan.

2) Dr. Desniar, S.Pi, M.Si selaku dosen penguji atas arahan dan perbaikan

yang telah diberikan.

3) Dr. Ir. Ruddy suwandi, MS, M.Phil selaku Ketua Departemen

Teknolgi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institus Pertanian Bogor.

4) Dr. Ir Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl Biol selaku komisi pendidikan

Departemen Teknologi Hasil perairan.

5) Kedua orang tua saya ayahanda Waryo dan Ibunda Sunariyah atas

segala doa dan apapun yang telah diberikan kepada penulis yang tak

terhitung banyaknya .

6) Pihak Kementrian Agama RI yang telah memberikan beasiswa kepada

penulis selama kuliah di Institut Pertanian Bogor.

7) Kakak bintng, ka asep dan adik Nita, Eki, dan Sela atas motivasi dan

segala canda tawanya.

8) Bu Ema, Mba Dini, Ka Riki dan seluruh staf THP terimakasih atas

bantuan dan bimbingannya selama penelitian.

9) Intan, Lista, Ida, Asni , Fitri , Hilma terimakasih atas kebersamaan

kita.

10) Rekan-rekan wisma kamila Nurul, Anik, icha, Eka, Iin Irma, Arum.

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

10

11) CSS Mora 45 IPB dan THP 45, 46 yang selalu memberikan bantuan

tenaga, fikiran, motovasi dan doa untuk membantu penulis dari kuliah,

penelitian sampai penyelesaian skripsi ini.

12) Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima

kasih atas semua yang telah diberikan. Hanya Allah sebaik-baik

Pemberi Balasan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangannya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukannya.

Bogor, Februari 2013

Wulan Dewiningtias

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

11

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang 26 Juni 1990 dari

ayahanda bernama Waryo dan Ibunda bernama Sunariyah.

Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan formal dimulai dari

SD Adiarsa VII Karawang dan lulus pada tahun 2002. Pada

tahun yang sama penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 2 Karawang, dan

lulus pada tahun 2005. Pendidikan selanjutnya ditempuh di MAN MODEL

Babakan Ciwaringin Cirebon dan lulus pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai

mahasiswa Institut pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2008 melalui jalur Beasiswa

Utusan daerah (BUD) dari Kementrian Agama RI diterima sebagai mahasiswa

Departemen Teknologi Hasil Perairan (THP), Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kalautan.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam berbagai organisasi

kemahasiswaan, seperti Himpunan Mahasiswa Hasil Perikanan (HIMASILKAN)

danComunity of Santri Scholars Ministry of Religious Affairs (CSS MoRA) IPB.

Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum Teknologi Pengolahan Tradisional

Hasil Perairan dan Biotoksikologi Hasil Perairan pada tahun 2012. Penulis

melakukan penelitian dan menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

dengan judul “Pengaruh Pemberian Keong Mas (Pomacea canaliculata)

terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar Hemoglobin (Hb) Darah

Tikus Putih (Rattus norvegicus)”, dibimbing oleh Dra. Ella Salamah, M.Si dan

Dr. Ir. Sri Purwaningsih, M.Si.

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

12

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................ ....... 2

2.. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Keong Mas ................................................ 4

2.2 Pemanfaatan Keong Mas................................................................... . 5

2.3 Mineral Fe dan Fungsinya .................................................................. 7

2.4 Darah dan Hemoglobin................................................................. ...... 9

2.5 Biologi Tikus Putih ........................................................................... . 11

3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat .............................................................................. 13

3.2 Bahan dan Alat .................................................................................... 13

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 13

3.3.1 Penelitian pendahuluan ............................................................ 15

3.3.2 Penelitian utama ....................................................................... 15

3.4 Analisis Penelitian ............................................................................. 16

3.4.1 Analisis proksimat .................................................................... 17

3.4.2 Analisis mineral Fe ................................................................... 19

3.4.3 Analisis kadar hemoglobin ....................................................... 20

3.4.4 Analisis parasit ......................................................................... 20

3.5 Rancangan Percobaan ........................................................................ 20

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Keong Mas .................................................................... 22

4.2 Rendemen................................................................... ........................ 23

4.3 Komposisi Kimia ............................................................................... 24

4.3.1 Komposisi kimia bahan baku .................................................. 24

4.3.2 Komposisi kimia tepung keong mas ...................................... 27

4.3.3 Komposisi kimia ransum ......................................................... 29

4.3.4 Parasit ...................................................................................... 31

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

13

4.5 Pertumbuhan Bobot Badan Tikus ...................................................... 31

4.6 Hemoglobin Darah tikus..................................................................... 35

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 36

5.2 Saran................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... ... 37

LAMPIRAN ................................................................................................... ... 42

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

14

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Komposisi kimia keong mas ......................................................................... 6

2. Klasifikasi mineral berdasarkan fungsinya ...... ............................................. 7

3. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi.................................................. 9

4. Komposisi kimia keong mas tanpa cangkang ............................................... 25

5. Komposisi kimia tepung keong mas segar dan tepung keong mas ...... ....... 27

6. Komposisi kimia ransum perlakuan..... .......................................................... 30

7. Hasil pengujian parasit keong mas ...... ........................................................ 31

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

15

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Keong mas .................................................................................................... 4

2. Metabolisme zat besi di dalam tubuh.................................................. ......... .. 8

3. Tikus putih...................................................... ................................................ 12

4. Diagram alir tahap penelitian................................................................. ........ 14

5. Keong mas utuh (Pomacea canaliculata) .................................................... 22

6. Bagian daging dan bagian jeroan keong mas ...... ........................................ 23

7. Diagram pie rendemen keong mas .............................................. ................ .. 23

8. Grafik pertumbuhan tikus selama penelitian ............................................. .... 33

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

16

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1 Lokasi pengambilan keong mas ................................................................. 42

2 Contoh perhitungan rendemen keong mas ...... ............................................ 42

3 Data komposisi kimia keong mas .............................................................. 43

4 Data komposisi kimia tepung keong mas...... .............................................. 43

5 Data komposisi kimia ransum perlakuan ................................................... 43

6 Formulasi pembuatan ransum ...................................................................... 44

7 Tabel pertambahan bobot tikus ...... ............................................................. 45

8 Gambar tempat makan dan minum tikus ................................................... 46

9 Prosedur pengukuran kadar hemolgobin...................................................... 47

10 Gambar Spektrofotometer UV-Vis............................................................. 47

11 Prosedur pengujian parasit................................................................... ........ 48

12 Hasil analisis ragam pertumbuhan bobot badan tikus... ............................... 48

13 Uji lanjut Duncan rataan pertumbuhan ....................................................... 48

14 Hasil analisis ragam pertumbuhan bobot badan tikus .................................. 49

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

1

1 PENDAHULUAN

Keong mas (Pomacea canaliculatus) merupakan salah satu jenis moluska

yang sering ditemukan di sawah. Keong mas merupakan hama tanaman padi

yang berbahaya karena memakan padi yang baru ditanam dan dapat

menghancurkan 50-80% potensi panen. Menjelang tahun 1988 keong mas

dianggap hama padi nomor dua yang paling membahayakan setelah wereng

coklat. Keong mas memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi, keong mas

muda dapat tumbuh dengan cepat dan hanya memerlukan waktu tiga bulan untuk

berkembang biak. Keong mas meletakkan gumpalan telurnya kurang lebih 20 cm

di atas permukaan air, dan setiap gumpalan telur mengandung sekitar 400-700

(Puspita et al. 2005).

Potensi keong mas dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi berkisar

10 - 40%, daerah penyebaran di wilayah Indonesia antara lain Jawa, Sumatra,

Kalimantan, NTB dan Bali. Wilayah D.I Yogyakarta daerah penyebarannya di

Sleman, Bantul, kota Yogyakarta dan Kulonprogo. Luas serangan yang terjadi di

wilayah D.I. Yogyakarta masih sangat rendah tetapi jangka waktu ke depan perlu

diwaspadai keberadaan hama keong mas karena perkembangan dan pertumbuhan

yang sangat cepat. Keong mas mudah ditemukan di daerah sawah, waduk, situ,

rawa dan genangan air ( Budiyono 2006)

Estebenet dan Martin (2002) menambahkan, keong mas termasuk dalam

keluarga Ampuliriadae yang dapat dilihat secara karakteristik anatomi, fisiologi

dan ekologi. Dampak biologi dan manajemen dari keong mas sebagai hama

dalam pertanian telah banyak dikaji. Hal ini menjadi kajian menarik para ilmuan

sejak lama. Beberapa studi lapang telah fokus pada dinamika populasi keong mas

tersebut. Keprihatinan internasional tentang keong mas ini telah terjadi sejak

keong mas yang berasal dari Argentina menjadi hama padi di Asia.

Suharto dan Kurniawati (2009) menyatakan pandangan mengenai keong

mas yang hanya sebagai suatu hama merugikan dan hewan yang tidak memiliki

manfaat, tidak sepenuhnya benar. Keong mas sampai saat ini telah dimanfaatkan

sebagai pakan ternak itik, kerajinan tangan, pupuk dan pangan

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

2

Keong mas mengandung gizi yang tinggi, selain lemak, protein, dan

vitamin keong mas juga tinggi akan mineral. Mineral merupakan zat tubuh yang

berfungsi sebagai pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh seperti tulang dan

gigi (Ca dan P) serta sel darah merah (Fe). Salah satu kandungan mineral yang

tinggi dari keong mas adalah zat besi (Fe). Menurut hasil penelitian

Purwaningsih et al. (2011) kadar Fe yang terdapat pada keong mas segar sebesar

44,16 mg/100 gr (bk). Hal ini menunjukkan bahwa keong mas memiliki kadar

besi yang sangat tinggi dibandingkan dengan komoditas perikanan penting

lainnya. Menurut Norwegian Directorate of Healt (2006) ikan salmon memiliki

kadar besi 0,4 mg/100 gr, udang 0,1 mg/100 gr, dan makarel 0,9 mg/100 gr.

Menurut Arifin (2008) zat besi termasuk mineral mikro yang merupakan bagian

hemoglobin, miglobin, enzim, sitokrom, dan komponen lain. Zat besi memiliki

beberapa fungsi diantaranya carrier oksigen dan pembentukkan darah dimana

hemoglobin merupakan komponen esensial di dalam eritrosit (sel darah merah).

Mengingat hal diatas dan berdasar pada keunggulan dari keong mas yang kaya

akan zat besi dan belum ada penelitian mengenai pengaruh keong mas khususnya

terhadap hemogolobin, maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh

pemberian keong mas terhadap pertambahan bobot badan dan kandungan

hemoglobin darah (Hb) pada tikus.

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai “Pengaruh Pemberian Keong Mas

(Pomacea canaliculata) terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar

Hemoglobin (Hb) Tikus Putih (Rattus norvegicus)”memiliki tujuan umum dan

tujuan khusus.

1.2.1 Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian

keong mas (Pomacea canaliculata) terhadap pertambahan bobot badan dan kadar

hemoglobin (Hb) tikus putih (Rattus norvegicus).

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a) menentukan rendemen keong mas

b) menganalisis komposisi kimia keong mas

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

3

c) menganalisis pengaruh keong mas terhadap pertumbuhan bobot badan tikus

d) menganalisis pengaruh keong mas terhadap kadar hemoglobin darah tikus

e) menganalisis keberadaan parasit pada keong mas

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck)

Keong mas atau siput murbai merupakan siput air tawar yang diintroduksi

ke Indonesia pada tahun 1981 sebagai hewan hias. Sejak diintroduksi ke

Indonesia, ada dua pendapat yang bertentangan perihal keong mas. Satu pihak

mendukung introduksi keong mas dan membiakkannya sebagai komoditas ekspor,

dan pihak lain berpendapat keong mas dikhawatirkan akan menjadi hama

tanaman. Bentuk morfologi keong mas dapat dilihat pada Gambar 1. Klasifikasi

keong mas (Pomacea canaliculata) menurut Cazzaniga (2002) adalah sebagai

berikut :

Filum : Molusca

Kelas : Gastropoda

Subkelas : Prosobranchiata

Ordo : Mesogastropoda

Famili : Ampullaridae

Genus : Pomacea

Spesies : Pomacea canaliculata

Gambar 1 Keong mas (Pomacea canaliculata) (Howells 2003)

Menurut Suharto dan Kurniawati (2009) keong mas Pomacea canaliculata

secara morfologi ditandai oleh karakteristik sebagai berikut: rumah siput bundar

dan menara pendek, mulut besar dengan bentuk bulat sampai oval, operkulum

tebal rapat menutup mulut, berwarna coklat sampai kuning muda, dagingnya

lunak berwarna putih krem. Estebenet dan Martin (2002) menambahkan siklus

hidup keong mas bergantung pada temperatur, hujan atau ketersedian air dan

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

5

makanan. Pada lingkungan dengan temperatur yang tinggi dan makanan yang

cukup, siklus hidup pendek (sekitar tiga bulan).

Budiyono (2006) menyatakan keong mas bersifat herbivore, yang

pemakan segala dan sangat rakus, tanaman yang disukai yaitu tanaman yang

masih muda dan lunak seperti bibit padi, tanaman sayuran, dan eceng gondok.

Apabila habitatnya dalam keadaan kekurangan air maka keong mas akan

membenamkan diri pada lumpur yang dalam, hal ini dapat bertahan selama 6

bulan. Bila habitatnya sudah kembali berisi air maka keong mas akan muncul

kembali pada saat pengolahan lahan. Keong mas dewasa meletakkan telur pada

tempat-tempat yang tidak tergenang air (tempat yang kering) dan bertelur pada

malam hari pada rumpun tanaman, tonggak, saluran pengairan bagian atas dan

rerumputan. Telur keong mas diletakkan secara berkelompok berwarna merah

jambu seperti buah murbei sehingga disebut juga keong murbei. Selama hidupnya

keong mas mampu menghasilkan telur sebanyak 15 - 20 kelompok, yang tiap

kelompok berjumlah kurang lebih 500 butir, dengan persentase penetasan lebih

dari 85%. Waktu yang dibutuhkan pada fase telur yaitu 1 - 2 minggu, pada

pertumbuhan awal membutuhkan waktu 2 - 4 minggu lalu menjadi siap kawin

pada umur 2 bulan. Keong mas dewasa berwarna kuning kemasan. Dalam satu

kali siklus hidupnya memerlukan waktu antara 2 - 2,5 bulan. Keong mas dapat

mencapai umur kurang lebih 3 tahun. Keong mas menyerang tanaman padi muda

dengan cara melahap pangkal bibit padi.

2.2 Pemanfaatan Keong Mas

Pemanfaatan keong mas, baik dibidang peyediaan pangan maupun pakan,

merupakan salah satu bentuk usaha pengendalian keong mas yang merupakan

hama sektor pertanian, khususnya pertanian padi. Pengumpulan keong-keong di

areal persawahan juga termasuk salah satu usaha pengendalian hama keong ini.

Keong yang terkumpul biasanya diolah menjadi bahan pangan ataupun pakan bagi

ternak. Pengolahannya sebagai bahan pangan telah banyak dilakukan, seperti

fortifikasi daging keong mas dalam pembuatan kerupuk keong mas, baso, sosis

(Miftakhurohmah 2010). Penggunaan lain dari keong mas adalah sebagai pakan

ikan itik, lele dan ayam. Daging keong mas yang akan digunakan untuk

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

6

fortifikasi tepung ikan (pakan), harus diolah terlebih dahulu menjadi tepung keong

mas. Komposisi kimia keong mas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi kimia keong mas

Komposisi kimia Daging segar

1) Daging segar

2)

Kadar air (%) 78,51 77,40

Kadar protein (%) 13,90 14,04

Kadar lemak (%) 0,70 0,99

Kadar abu (%) 4,55 5,44

Karbohidrat (%) 2,34 2,13

Sumber : 1) Susanto (2010; 2) Dewi (2012)

Berdasar pada Tabel 1, secara umum keong mas memiliki kandungan

protein yang lebih tinggi yaitu berkisar 13,90-14,14% dibandingkan dengan biota

perairan tawar lainnya, hasil penelitian Ningsih (2009) menyatakan bahwa

kandungan protein kijing lokal (Pilsbryoconcha exilis) memiliki kandungan

protein sebesar 8,90 % (bb). Menurut Mutusalach (2007) perbedaan komposisi

kimia dari suatu organisme dipengaruhi oleh faktor intrinsik maupun ekstrinsik.

Faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan ukuran dari organisme. Faktor

ekstrinsik yang diduga berpengaruh yaitu suhu, pH dan habitat. Keong mas juga

kaya akan mineral, dapat dilihat pada Tabel 1. bahwa kandungan mineral keong

mas menurut hasil penelitian Dewi (2012) sebesar 5,44 %, hasil ini lebih tinggi

dibanding dengan biota perairan lainnya, menurut penelitian Apriandi (2011)

kandungan mineral keong ipong-ipong (Fasciolaria salmo) sebesar 2,77 %.

Kandungan mineral keong mas menurut hasil penelitian Purwaningsih et al.

(2011) sebesar 9,03 %. Kadar mineral makro tertinggi yang dimiliki keong mas

adalah kalsium yaitu sebesar 7593,81 mg/100 g (bk). Menurut Marichamy et al.

(2011) perbedaan kandungan mineral dapat disebabkan oleh perbedaan perilaku

kebutuhan ekologis dan kegiatan metabolik antar spesias. Penyerapan logam

esensial dan nonesensial mungkin terjadi melalui rute pernapasan dan makanan.

Pemenuhan kebutuhan mineral pada manusia diperoleh dengan cara

mengkonsumsi bahan pangan yang berasal dari nabati dan hewani. Sumber

mineral paling baik adalah makanan hewani yang umumnya berasal dari laut

(Almatsier 2006).

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

7

2.3 Mineral Fe dan Fungsinya

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan

oleh makhluk hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga

dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Banyak mineral esensial yang

didistribusikan secara luas dalam makanan, dan kebanyakan orang mengonsumsi

makanan yang telah dicampur mungkin untuk mendapatkan asupan yang

memadai. Mineral di dalam tubuh ada 19 macam. Dari jumlah tersebut hanya

sekitar 13 yang esensial untuk kehidupan dan kesehatan

(Departemen Gizi dan Masyarakat 2007). Tabel 2 merupakan klasifikasi mineral

berdasarkan fungsinya.

Tabel 2 Klasifikasi mineral beradasarkan fungsinya

Mineral Fungsi

Kalsium, magnesium, fosfat Fungsi stuktural

Natrium, kalium Fungsi yang berhubungan dengan

membran

Kobalt, tembaga, besi, selenium, seng Fungsi sebagai gugus prostetik di enzim

Kalsium, kromium, yodium, magnesium,

mangan, natrium, kalium

Berperan mengatur atau berperan dalam

kerja hormon

Silikon, vanadium, nikel, timah Diketahui sebagai zat esensial, tetapi

fungsinya tidak diketahui

Alumunium, arsen, antimon, boran, bromium,

kadnium, sesium, germanium, timah hitam,

merkuri, perak, stronsium

Dapat ditemukan dalam makanan dan

bersifat toksik jika berlebihan

Sumber : Arifin 2008

Arifin (2008) menyatakan berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat

dalam bahan biologi, tetapi tidak atau belum semua mineral tersebut terbukti

esensial, sehingga ada mineral esensial dan nonesensial. Mineral esensial yaitu

mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk

membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral esensial

dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam tubuh lebih dari 100 mg

sehari, seperti kalsium, khlor, magnesium, kalium, natrium, dan belerang.

Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam tubuh kurang dari 100 mg

sehari, seperti tembaga, flour, iodium, mangan dan mineral nonesensial adalah

logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

8

kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat

merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia

dewasa (Almatsier 2006). Menurut Arifin (2008) zat besi dalam tubuh berperan

penting dalam berbagai reaksi biokimia, antara lain dalam memproduksi sel darah

merah. Zat besi berperan sebagai pembawa oksigen, bukan saja oksigen

pernapasan menuju jaringan, tetapi jaringan atau dalam sel. Zat besi bukan hanya

diperlukan dalam pembentukan darah, tetapi juga sebagai bagian dari beberapa

enzim hemoprotein. Bentuk aktif zat besi biasanya terdapat sebagai ferro,

sedangkan bentuk inaktif adalah sebagai ferri (misalnya bentuk storage)

(Sedioetomo 2006). Skema metabolisme besi dalam jaringan tubuh ditunjukkan

pada Gambar 2.

Gambar 2 Metabolisme zat besi di dalam tubuh (Gropper et al. 2009)

Kekurangan zat besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah,

letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya

kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka, selain itu kemampuan

mengatur suhu tubuh menurun (Almatsier 2006). Angka kecukupan rata-

ratasehari untuk besi bagi orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Transferin – Fe3+

Plasma

Fe 2+

nonheme enzymes

Heme enzymes

Fe2+ Fe3+

other cell uses

Ferritin - Fe3+

Hemosiderin - Fe3+

Jaringan

Hemoglobin – Fe2+

Sel darah merah

Degraded Hb

Fe2+

Ferritin- Fe3+

Hemosiderin – Fe3+

Retikulum endoplasma

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

9

Tabel 3. Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi

Usia Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)

Bayi 0,5-7

Anak-anak 8-10

Laki-laki dan wanita (10-18 tahun) 13-19

Usia 19-45 tahun keatas 13-26 Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004)

Salah satu akibat kekurangan asupan Fe adalah anemia. Anemia ditandai

dengan rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb), rendahnya produksi sel darah

merah (eritrosit), dan meningkatknya kerusakan eritrosit. Defisiensi Fe terjadi

saat jumlah Fe yang diabsorbsi tidak memadai kebutuhan tubuh. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya intake Fe, penurunan bioavablilitas Fe dalam tubuh,

peningkatan kebutuhan Fe karena perubahan fisiologi seperti kehamilan, dan

proses pertumbuhan. ketidakcukupan ini dapat diakibatkan oleh kurangnya

pemasukan zat besi, berkurangnya sediaan zat besi dalam makanan, meningkatnya

kebutuhan akan zat besi (Departemen Gizi dan Masyarakat 2007). Anemia yang

paling sering terjadi merupakan problem umum di Amerika Utara dan di bagian

negara lain (Linder 1992).

2.4 Darah dan Hemoglobin

Darah merupakan kumpulan elemen dalam bentuk suspensi atau sel yang

terendam di dalam cairan transparan berwarna kuning yang disebut sebagai

plasma darah dan terdiri dari berbagai macam molekul organik dan anorganik.

Darah sebagai media cair yang terdiri dari sel-sel yang diproduksi oleh jaringan

hemopoietika yang disirkulasikan ke dalam sel-sel tubuh. Darah memiliki fungsi

diantaranya adalah sebagai pembawa nutrien menuju jaringan tubuh, sebagai

pembawa oksigen dari paru-paru ke jaringan dan membawa produk buangan dari

jaringan ke paru-paru, pembawa produk buangan dari berbagai jaringan menuju

ginjal untuk diekskresikan, berperan penting dalam mengendalikan suhu tubuh,

dan mengandung faktor-faktor penting untuk mempertahankan tubuh terhadap

penyakit (Franson 1996).

Sel darah dapat dibedakan berdasarkan morfologinya terdiri atas tiga

bagian yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping

darah (trombosit). Komponen sel darah yang terkandung dalam darah merupakan

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

10

sel darah merah (eritrosit). Trombosit bertanggung jawab dalam proses

pembekuan darah sebesar 0,2%. Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem

imun dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan

berbahaya oleh tubuh, misalnya visur dan bakteri (Guyton dan Hall 2008).

Eritrosit merupakan sel darah merah yang berperah membawa hemoglobin

didalam sirkulasi. Eritrosit bersifat pasif dan berfungsi pembawa nutrien yang

telah disiapkan oleh saluran pencernaan ke jaringan tubuh, pembawa oksigen dari

paru-paru ke jaringan, pembawa sisa-sisa metabolisme dari jaringan ke ginjal

untuk dieksresikan, serta mempertahankan sistem keseimbangan dan buffer

(Guyton dan Hall 2008). Eritrosit merupakan produk erythropoieseis.

Erythropoieseis membutuhkan bahan dasar berupa protein, glukosa dan berbagai

aktifvator. Beberapa aktivator erythropoieseis adalah mikromineral berupa Cu,

Fe dan Zn. Mineral Cu, Fe dan Zn berperan dalam metabolisme protein, dan Fe

berfungsi dalam pembentukan senyawa heme (Swenson 1984).

Hemoglobin merupakan komponen utama dari sel darah merah.

Hemoglobin adalah protein terkonjugasi yang berfungsi sebagai pembawa oksigen

dan karbondioksida. Ketika hemoglobin berada dalam keadaan jenuh, setiap gram

hemoglobin dapat membawa kira-kira 1,34 ml oksigen. Sel darah merah orang

dewasa mengandung 600 gram hemoglobin yang dapat membawa 800 ml

oksigen. Hemoglobin (Hb) merupakan salah satu parameter yang digunakan

secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hemoglobin adalah suatu

struktur protein yang merupakan bagian dari sel darah merah dan yang

menyebabkan warna merah pada darah. Hemoglobin bertugas mengikat oksigen

dari paru-paru dan membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh untuk memenuhi

kebutuhan oksigen semua jaringan tubuh. Dalam pembentukan Hb diperlukan zat

besi yang merupakan salah satu komponen penyusun Hb, sehingga ketika tubuh

kekurangan zat besi, maka akan menghambat pembentukan Hb yang berakibat

pada terhambatnya pembentukkan sel darah merah. Sintesis hemoglobin

memerlukan suplai zat besi yang cukup dari makanan yang dimakan setiap hari.

Zat besi diserap di usus kecil dengan cara transpor aktif. Kemudian zat besi di

angkut ke dalam hematrokit. Beberapa makanan memiliki kandungan zat besi

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

11

yang lebih banyak dari yang lain, seperti daging merah memiliki kandungan zat

besi lebih tinggi daripada susu sapi (Ganong 2008).

2.5 Biologi Tikus Putih

Sistem taksonomi tikus diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia,

filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo Rodentia, subordo

Myomorpha, family Muridae, subfamily Murinae, dengan genus Rattus, dan

digolongkan ke dalam spesies Rattus norvegicus. Tikus putih (Rattus norvegicus)

merupakan salah satu hewan percobaan atau hewan laboratorium yang sering

digunakan dalam riset medis. Keuntungan utamanya adalah ketenangan dan

kemudahan penanganannya. Tikus putih merupakan rodensia yang mudah

dipelihara, praktis juga dapat berkembang biak dengan cepat, sehingga dapat

diperoleh keturunan dalam jumlah yang banyak dalam waktu singkat serta

anatomis dan fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik. Di Indonesia hewan

percobaan ini sering dinamakan tikus besar, sedangkan hewan percobaan lain

yang lebih kecil, dinamakan mencit (Smith & Mangkoewidjojo 1988).

Jika dibandingkan dengan tikus liar, tikus laboratorium lebih cepat

menjadi dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman, umumnya lebih

mudah berkembang biak, dan lebih ringan dibandingkan berat badan tikus liar.

Jika tikus liar dapat hidup selama 4 sampai dengan 5 tahun, tikus laboratorium

jarang hidup lebih dari 3 tahun. Ada dua sifat yang membedakan tikus dari

hewan percobaan lainnya, yaitu bahwa tikus tidak mudah muntah karena struktur

anatomi yang tidak lazim di tempat esofagus bermuara ke dalam lambung, dan

tikus tidak mempunyai kantung empedu (Bivin et al. 1979). Kebutuhan pakan

bagi seekor tikus putih setiap harinya kurang lebih sebanyak 10% dari bobot

tubuhnya, jika pakan tersebut merupakan pakan kering. Hal ini dapat meningkat

sampai 15% dari bobot tubuhnya, jika pakan yang dikonsumsi berupa pakan basah

(Priambodo 1995).

Data biologi dan fisiologis untuk volume darah normal tikus putih berkisar

antara 57-70 ml/kg; sel darah merah berkisar antara 7,2-9,6 x 106/mm

3; sel darah

putih berkisar antara 5-13 x 103/mm3; netrofil tikus putih berkisar antara 9-34%;

limfosit berkisar antara 63-84%; monosit berkisar antara 0-5%; eosinofil berkisar

antara 0-6%; nilai kadar hematrokit berkisar antara 45-47%; sedangkan nilai

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

12

kadar Hb berkisar antara 13-16 g/100 ml (Smith & Mangkoewidjojo 1988). Jenis

tikus putih Rattus norvegicus merupakan tikus yang paling sering digunakan

dalam penelitian. Bentuk morfologi tikus Rattus norvegicus dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3 Tikus putih (Suharma 2011)

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

13

3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Agustus 2012.

Sampel keong mas diambil dari daerah Perairan Situ Gede, Bogor, Jawa Barat.

Preparasi sampel dan penghitungan rendemen dilakukan di Laboratorium

Karakteristik Bahan Baku. Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium

Biokimia Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis Fe dilakukan di

Laboratorium Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahan Alam.

Pembuatan pakan dilakukan di Laboratorium Pembuatan Pakan, Departemen

Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institiut Pertanian

Bogor. Pemeliharaan hewan percobaan di Laboratorium Pemuliaan Hewan

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisis hemoglobin dilakukan di

Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, sedangkan

analisis parasit dilakukan di Laboratorium Helmit, Fakultas Kedokteran Hewan,

Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah keong mas

(Pomacea canaliculata), tikus putih (Rattus norvegicus), pakan tikus komersil

(terdiri atas tepung jagung, bungkil kedelai, garam, minyak kelapa, tepung ikan,

promix dan CaCO3), aquades, reagen hemoglobin, HCl 0,1 N, K2SO4, H2SO4

pekat, NaOH, H3BO3, indikator metil merah dan larutan heksana.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,

kandang tikus, tempat pakan, termometer, allumunium foil, mesin pencampur

pakan, spektropotometer Uv-vis (uji hemoglobin), Atomic Absorption

Spectrophotometer AAS (uji Fe), tabung reaksi, pipet mikro.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam dua tahap pekerjaan yaitu tahap pertama adalah

penelitian pendahuluan dan tahap kedua adalah penelitian utama. Penelitian

pendahuluan meliputi preparasi sampel, pembuatan tepung daging keong mas, dan

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

14

pembuatan ransum. Tahap penelitian utama meliputi persiapan kandang, masa

adaptasi hewan percobaan, pengukuran bobot tikus, pengambilan darah, dan

analisis hemoglobin. Diagram alir tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar

4.

Gambar 4 Diagram alir tahap penelian

Keongmas

Analisis proksimat

Analisis

proksimatdan Fe

Pembuatan tepung

Pencampuran dengan

ransum komersil

Masa perlakuan tikus : pemberian makan

setiap hari dan penimbangan badan setiap

dua hari selama 28 hari

Pengambilan darah setelah 28

hari pemeliharaan tikus

Analisis hemoglobin

Pemisahan cangkang,

daging dan jeroan

Perhitungan

rendemen

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

15

3.3.1 Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan meliputi preparasi sampel, pembuatan tepung

daging keong mas, dan pembuatan ransum.

1) Preparasi sampel

Preparasi sampel merupakan tahap pertama yang dilakukan pada

penelitian ini. Preparasi dimaksudkan untuk memisahkan daging keong mas dari

cangkangnya. Setelah cangkang, daging, jeroan dipisah kemudian dilakukan

perhitungan rendemen dan analisis proksimat keong mas. Analisis proksimat

dimaksudkan untuk mengetahui kandungan kimia keong mas yang meliputi kadar

air, abu, lemak dan protein.

2) Tahap pembuatan tepung keong

Pembuatan tepung keong mas diawali dengan memisahkan daging dan

jeroan keong mas. Daging dan jeroan yang sudah terpisah kemudian dimasukan

ke oven dengan suhu 75-80oC selama 24 jam, setelah daging kering kemudian

dijadikan tepung menggunakan alat penepung. Tepung daging dan daging +

jeroan kemudian dilakukan analisis proksimat (meliputi kadar air, abu, lemak dan

protein) dan kandungan Fe.

3) Tahap Pembuatan ransum

Pembuatan ransum dimulai dengan pembelian ransum komersil, ransum

komersil berasal dari Fakultas peternakan IPB. Ransum kemudian dianalisis

komposisi kimianya yang meliputi kadar air, abu dan lemak dan protein dan Fe.

Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tikus dilakukan simulasi formulasi

perhitungan dengan metode trial and eror sehingga nutrisi tikus sesuai dengan

kebutuhannya (lampiran 6), dari hasil perhitungan tepung daging keong mas yang

harus dicampurkan dengan ransum komersil sebanyak 10% dari bobot ransum

komersil. Setelah dicampurkan masing-masing ransum perlakuan kemudian diuji

komposisi kimia.

3.3.2 Penelitian utama

Langkah penelitian utama meliputi persiapan kandang, masa adaptasi hewan

percobaan, masa perlakuan tikus selama 28 hari, pengambilan darah, dan analisis

hemoglobin. Penelitian utama akan menguji pengaruh konsumsi keong mas

terhadap kadar hemoglobin tikus percobaan selama 28 hari pemberian ransum.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

16

1) Persiapan kandang

Tahap penelitian utama dimulai dengan persiapan kandang. Kandang

yang yang digunakan dilengkapi dengan tempat makan dan tempat minum

(Lampiran 8) dan diberi alas sekam padi dan berlokasi pada tempat yang bebas

dari keributan.

2) Masa adaptasi hewan percobaan

Setelah persiapan kandang selanjutnya adalah masa adaptasi hewan

percobaan selama 7 hari. Masa ini bertujuan untuk membiasakan tikus terhadap

lingkungan percobaan, untuk menghindari resiko timbulnya gangguan dan stres

dan untuk mengamati apakah tikus masih layak digunakan selama percobaan atau

tidak.

3) Masa perlakuan tikus

Tikus dibagi dalam tiga kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari

9 ekor tikus. Tikus-tikus tersebut dikandangkan sendiri-sendiri pada kandang non

metabolik. Tikus diberi makan dan minum secara ad libitum atau disediakan

secara terus menerus setiap hari selama 28 hari, dan berat badan tikus ditimbang

setiap dua hari sekali. Ketiga kelompok tikus dengan perlakuan ransum adalah

sebagai berikut:

A : ransum komersil

B : ransum komersil + daging keong mas

C : ransum komersil + daging dan jeroan keong mas

4) Pengambilan darah dan analisis kadar hemoglobin

Tahap selanjutnya adalah pengambilan darah dan analisis kadar

hemoglobin. Pengambilan darah tikus dilakukan melalui ekor tikus , sebelum

pengambilan darah disediakan tabung reaksi dengan penambahan Etilen diamin

tetraasetat (EDTA) 1-1,5 mg. Fungsi EDTA tersebut adalah sebagai

antikoagulan. Setelah itu darah kemudian dianalisis kadar hemoglobinnya.

3.4 Analisis Penelitian

Penelitian ini perlu dilakukan beberapa analisis diantaranya analisis

proksimat, analisis kadar Fe, analisis kadar hemoglobin dan uji parasit. Berikut

ini adalah uraian analisis tersebut.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

17

3.4.1 Analisis proksimat

Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk

menghitung komposisi kimia suatu bahan, termasuk di dalamnya analisis kadar

air, abu,lemak, dan protein.

1) Analisis kadar air (AOAC 2005)

Tahap pertama yang dilakukan untuk menganalisis kadar air adalah

mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 oC selama 1

jam. Cawan tersebut diletakkan ke dalam desikator (kurang lebih 15

menit) dan dibiarkan sampai dingin kemudian ditimbang. Cawan

tersebut ditimbang kembali hingga beratnya konstan. Sebanyak 5 gram

contoh dimasukkan ke dalam cawan tersebut, kemudian dikeringkan

dengan oven pada suhu 105 oC selama 5 jam, kemudian cawan

dimasukkan ke dalam desikator sampai dingin dan selanjutnya

ditimbang kembali. Perhitungan kadar air ditentukan dengan rumus :

% Kadar air =

× 100%

Keterangan : A = Berat cawan kosong (gr)

B = Berat cawan dengan keong (gr)

C = Berat cawan dengan keong setelah dikeringkan (gr). 2) Kadar abu (AOAC 2005)

Cawan pengabuan dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada

suhu 600 oC, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator

dan ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Sampel sebanyak

5 gram dimasukkan ke dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas

nyala api hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam

tanur pengabuan dengan suhu 600 oC selama 1 jam, kemudian ditimbang

hingga didapatkan berat yang konstan. Proses pengabuan dilakukan

sampai abu berwarna putih. Perhitungan kadar abu ditentukan dengan

rumus :

% Kadar Abu =

x 100 %

Keterangan: A = Berat cawan abu porselen kosong (g)

B = Berat cawan abu porselen dengan keong (g)

C = Berat cawan abu porselen dengan keong setelah dikeringkan (g)

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

18

3) Kadar protein (AOAC 2005)

Tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga

tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Pengukuran kadar protein

dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl. Sampel ditimbang sebanyak 1

gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 100 ml, lalu

ditambahkan setengah butir kjeltab dan 10 ml H2SO4 pekat. Contoh

didestruksi pada suhu 400 oC selama kurang lebih 1 jam sampai larutan

jernih lalu didinginkan. Setelah dingin, ke dalam labu Kjeldahl

ditambahkan akuades sampai 100 ml dan 10 ml NaOH 40 %, kemudian

dilakukan proses destilasi dengan suhu destilator 100 oC. Hasil destilasi

ditampung dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang berisi campuran 25 ml

asam borat (H3BO3) 2 % dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl

red yang berwarna merah muda. Setelah berwarna hijau kebiruan maka

proses destilasi dihentikan. Lalu destilat dititrasi dengan HCL 0,1 N

samapai terjadi perubahan warna hijau menjadi merah anggur. Volume

titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti contoh. Kadar

protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% N = ( )

x 100 %

% protein = % N x Faktor konversi (6,25)

Keterangan fp = Faktor pengencer

4) Kadar lemak (AOAC 2005)

Contoh seberat 5 gram dimasukkan ke dalam kertas saring pada

kedua ujung bungkus ditutup dengan kapas bebas lemak dan selanjutnya

sampel yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah

ditimbang berat tetapnya dan disambungkan dengan tabung Soxhlet.

Selongsong lemak dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor tabung Soxhlet

dan disiram dengan pelarut lemak (n-heksana), kemudian dilakukan

refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak didestilasi

hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan

tertampung di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

19

kembali ke dalam labu lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam

oven pada suhu 105 oC, setelah itu labu didinginkan dalam desikator dan

ditimbang sampai beratnya konstan.

% kadar lemak =

x 100 %

Keterangan: W1 = Berat sampel (g)

W2 = Berat labu lemak kosong (g)

W3 = Berat labu lemak dengan lemak (g)

3.4.1 Analisis mineral Fe (APHA 2005)

Prinsip penetapan mineral, yaitu sesudah penghilangan bahan-

bahan organik dengan pengabuan basah terlebih dahulu. Proses

pengabuan dilakukan dengan sampel ditimbang sebanyak 1 gram,

kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 150 ml. Ke dalam labu

ditambahkan 5 ml NHO3 dan dibiarkan selama semalam dalam keadaan

sampel tertutup, kemudian ditambahkan 0,4 ml H2SO4 pekat.

Ditambahkan 2-3 tetes campuran HCLO4 dan NHO3 (2:1), sampel tetap

berada diatas hotplate karena pemanasan terus berjalan hingga terjadi

perubahan warna. Setelah ada perubahan warna, pemanasan tetap

dilanjutkan 10-15 menit. Sampel dipindahakan, didinginkan, dan

ditambahkan 2 ml akuades dan 0,6 ml HCL pekat. Larutan contoh

kemudian diencerkan menajdi 100 ml dalam labu takar. Sejumlah larutan

stok standar dari masing-masing mineral diencerkan dengan menggunakan

akuades sampai konsentrasinya berada dalam kisaran kerja logam yang

diinginkan.

Larutan standar, blanko dan contoh dialirkan ke dalam

Spektrofotometer serapan atom (AAS) sehingga absorpsi atau emisi logam

dapat dianalisa dan diukur pada panjang gelombang tertentu. panjang

gelombang untuk mineral Fe adalah 248,3 nm.

3.4.2 Analisis kadar hemoglobin (Dacie dan lewis 1991).

Metode yang digunakan untuk mengukur kadar hemoglobin dalam

penelitian ini adalah metode Cyanomethemoglobin. Metode ini

berdasarkan pada pencampuran darah dalam larutan yang mengandung

kalium sianida dan kalium ferisianida (Lampiran 9). Absorbansi dari

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

20

campuran ini diukur dengan spektrofotometer UV-Vis (Lampiran 10)

pada panjang gelombang 541 nm.

3.4.3 Uji parasit (Kusumamihardja 1992)

pengujian parasit dilakukan untuk mengetahui keberadaan parasit-

parasit pada keong mas. Deteksi keberadaan parasit dalam keong mas

dilakukakan secara kualitatif dengan menggunakan metode pengapungan

sederhana ( Lampiran 11).

3.5 Rancangan Percobaan

Jenis penelitian ini dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Perlakuan dalam penelitian ini adalah tepung keong mas dari dua bagian

yaitu bagian daging dan daging dan jeroan. Adapun rumus RAL menurut (Steel

dan Torrie 1993)adalah sebagai berikut.

Yij = ∑

Dimana :

Yij = hasil pengamatan dari perlakuan berbagai bagian keong mas tingkat ke-i dan

pada ulangan ke-j

i= 0,1,2, (perlakuan)

j= 1,2,3,4,5,6,7,8,9 (ulangan)

= nilai rata-rata (mean ) harapan

= pengaruh berbagai bagian keong mas ke-i ∑ = pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Adapun perlakuan yang diteliti adalah sebagai berikut :

A : ransum komersil

B : ransum komersil + daging keong mas

C : ransum komersil + daging dan jeroan keong mas

Hipotesa terhadap data hasil pertambahan bobot badan dengan perbedaan

bagian keong adalah sebagai berikut :

H0 : Perbedaan bagian keong tidak memberikan pengaruh terhadap

pertambahan bobot badan tikus

H1 : Perbedaan bagian keong memberikan pengaruh terhadap pertambahan

bobot badan tikus

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

21

Hipotesa terhadap data hasil analisis kadar hemoglobin sebagai berikut :

H0 : Perbedaan bagian keong tidak memberikan pengaruh terhadap kadar

hemoglobin

H1 : Perbedaan bagian keong memberikan pengaruh terhadap kadar

hemoglobin

Jika uji F pada anova memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertambahan

bobot badan dan kandungan hemoglobin maka dilanjutkan dengan uji duncan,

dengan rumus sebagai berikut:

Duncan : tα/2;dbs√

Keterangan kts : kuadrat tengah sisa

dbs : derajat bebas sisa

r: banyaknya ulangan

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

22

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Keong Mas

Keong mas (Pomacea canaliculata) atau siput murbai (Gambar 5)

merupakan salah satu jenis moluska air tawar. Siput ini diintroduksi ke Indonesia

pada tahun 1981. Sampel keong mas yang digunakan pada penelitian ini berasal

dari perairan Situ Gede Bogor. Tubuh keong mas terdiri atas daging, cangkang

dan jeroan. Ukuran diameter cangkang keong mas berkisar 2-5 cm dengan berat

10-20 gram. Cangkang keong mas berwarna coklat gelap dengan pola garing-

garis hitam yang mengarah kelubang aperture, umbilicus terbuka dengan diameter

bervariasi. Cangkang keong mas berbentuk bundar. Rumah keong ini berujung

pada menara pendek 4-5 putaran kanal yang dangkal. Komponen penyusun

cangkang keong mas adalah kalsium karbonat. Pada mulut rumah keong terdapat

penutup mulut yang disebut operkulum. Operkulum keong mas berwarna coklat

dengan tipe konsentris, tipis dan keras tapi mudah dipatahkan.

Gambar 5 Keong mas utuh (Pomacea canaliculata)

Keong mas kemudian dipreparasi untuk mengeluarkan isi cangkang yaitu

bagian daging dan jeroan (Gambar 6). Berdasarkan hasil pengamatan

karakteristik keong mas dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara

bagian daging dan jeroan. Bagian daging berwarna krem kecoklatan dan memiliki

tekstur yang kenyal, sedangkan pada bagian jeroan ada yang berwarna hitam

dengan bintik-bintik putih, coklat dan merah muda. Bagian yang berwarna coklat

dan hitam dengan bintik-bintik putih merupakan saluran dan kelenjar pencernaan,

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

23

sedangkan bagian yang berwarna merah merupakan gonad. Bagian jeroan ini

merupakan bagian yang mudah hancur.

Gambar 6 Bagian daging dan bagian jeroan keong mas

Keterangan : 1) Daging keong mas

2) Jeroan keong mas.

4.2 Rendemen

Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui

efektivitas suatu produk dan nilai ekonomisnya. Rendemen dapat dihitung

berdasarkan persentase antara bobot contoh dan bobot total. Rendemen yang

dihitung meliputi cangkang, daging dan jeroan. Persentase rendemen keong mas

dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Diagram pie rendemen keong mas

1

2

Cangkang

47,74%

Jeroan

25,06%

Daging

27,20%

2

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

24

Diagram diatas (Gambar 7) menunjukkan nilai rata-rata rendemen

cangkang, daging dan jeroan keong mas. Hasil yang diperoleh nilai rata-rata

cangkang sebesar 47,74 %, rata-rata rendemen daging sebesar 27,20 %, dan nilai

rata-rata rendemen jeroan sebesar 25,06 %. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan

hasil penelitian Purwaningsih et al. (2011), yang menyatakan bahwa rendemen

cangkang, daging dan jeroan berturut-turut sebesar 53,01%, 22,80%, dan 24,10%,

namun terdapat sedikit perbedaan pada penelitian ini dimana rendemen daging

lebih besar dibandingkan dengan rendemen jeroan hal ini disebabkan sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah keong mas dengan ukuran yang besar dengan

diameter berkisar 4-5 cm. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

bobot terbesar yaitu cangkang. Hal ini disebabkan cangkang menutupi seluruh

tubuh keong mas.

Cangkang keong mas memiliki tiga lapisan yaitu lapisan nacre yang tipis,

lapisan prismatik yang mengisi hingga 90% cangkang yang mengandung CaCO3,

serta lapisan periostrakum yang tersusun atas zat tanduk (Suwignyo et al. 2005).

4.3 Komposisi Kimia

Komposisi kimia yang terkandung dalam suatu bahan makanan

menunjukkan seberapa besar kuantitas dan kualitas bahan dapat memberikan

asupan gizi sesuai kebutuhan manusia (Winarno 2008). Kompisisi kimia

dilakukan untuk memberikan informasi mengenai kandungan bahan baku.

Komposisi kimia yang dilakukan diantanya komposisi kimia bahan baku,

komposisi kimia tepung keong mas, serta komposisi kimia tepung keong mas.

4.3.1 Komposisi kimia bahan baku

Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah keong mas. Keong

mas dianalisis kandungan kimianya menggunakan analisis proksimat.Analisis

proksimat merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui komposisi kimia

dan gizi suatu bahan pangan. Analisis kimia yang dilakukan adalah analisis

kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan kadar protein. Hasil analisis komposisi

daging keong mas disajikan pada Tabel 4.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

25

Tabel 4 Komposisi kimia keong mas tanpa cangkang

Komposisi kimia

(%)

Daging segar

(bb)

Daging segar1)

(bb)

Daging segar2)

(bb)

Kadar air 78,05 77,9 77,40

Kadar protein 9,13 13,0 14,04

Kadar lemak 0,60 0,40 0,99

Kadar abu 3,23 4,00 5,44 Sumber : 1) Nurhasan et al. (2010); 2) Dewi (2012)

Air merupakan komposisi yang sangat penting dalam bahan pangan

maupun produk pangan, karena kadar air menentukan kadar dari komponen

lainnya (Andarwulan et al. 2011). Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air

dalam keong mas segar sebesar 78,05 % (bb). Hasil penelitian lain yang

dilakukan oleh Nurhasan et al. (2010) menyatakan kadar air keong mas yaitu

sebesar 77,9 % (bb).

Protein merupakan molekul makro yang mempunyai berat molekul antara

lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam

amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Unsur nitrogen

merupakan unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan

tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak (Almatsier 2006). Protein

keong mas merupakan protein yang cukup tinggi dibandingkan dengan keong

winga (Melo sp.). Hasil rata-rata analisis proksimat kadar protein pada daging

keong mas sebesar 9,13 %(bb). Tias (2010) menyatakan bahwa kadar protein

keong winga adalah sebesar 6,67%. Hal ini menunjukkan daging keong mas

memiliki potensi kandungan gizi yang besar dan dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kebutuhan dibandingkan dengan daging keong winga (Melo sp.).

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.

Kadar abu dari suatu bahan pangan menunjukan total mineral yang terkandung

dalam bahan pangan tersebut. Sebagian besar bahan makanan yaitu 96% terdiri

dari bahan organik dan air, sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral yaitu zat

anorganik atau yang lebih dikenal dengan kadar abu (Winarno 2008). Hasil

pengujian menunjukkan bahwa kadar abu dalam keong mas sebesar 3,23 % (bb).

Hasil penelitian lain yang dilakukan Nurjanah et al. (1996) dan Dewi (2012)

menunjukkan kadar abu keong mas sebesar 4,00% (bb) dan 5,44 % (bb).

Perbedaan habitat dan lingkungan dapat mempengaruhi kadar abu yang terdapat

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

26

pada keong mas. Setiap lingkungan perairan dapat menyediakan asupan mineral

yang berbeda-beda bagi organisme akuatik yang hidup di dalamnya. Hasil

analisis kadar abu keong mas menunjukkan bahwa lingkungan perairan Situ Gede

Bogor menyediakan asupan mineral yang cukup bagi organisme perairan yang

hidup di dalamnya. Marichamy et al. (2010) menyatakan perbedaan kandungan

mineral dapat disebabkan oleh perbedaan perilaku kebutuhan ekologis dan

kegiatan metabolik antar spesies. Penyerapan logam esensial dan nonesensial

mungkin terjadi melalui rute pernapasan dan makanan.

Mineral berasal dari dalam tanah. Tanamam yang ditanam di atas tanah

akan menyerap mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kemudian

disimpan dalam akar, batang, daun, bunga dan buah. Hewan makan tanaman dan

akan menyimpan mineral dalam tubuhnya (Departemen Gizi dan masyarakat

2007).

Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari atom karbon (C),

hidrogen (H),dan oksigen (O). Lemak bersifat larut dalam pelarut lemak, seperti

benzena eter, petroleum, dan sebagainya. Lemak yang mempunyai titik lebur

tinggi berbentuk padat pada suhu kamar disebut lipid, sedangkan yang

mempunyai titik lebur rendah berbentuk cair disebut minyak.Lemak juga menjadi

sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein

karena menyumbang kalori sebesar 9 kkal/gram atau 2 ¼ kali energi dari

kabohidrat dan protein (Departemen Gizi Masyarakat 2007). Hasil pengujian

menunjukkan bahwa kadar lemak dalam keong mas hasil penelitian sebesar

0,60 % (bb). Kandungan lemak keong mas ini lebih rendah dibandingkan dengan

kandungan lemak hasil perairan lain. Hasil penelitian Nurjanah et al. (2012)

menyatakan bahwa kandungan lemak cumi-cumi yaitu sebesar sebesar 0,8% (bb).

Kadar lemak basis basah yang rendah dapat disebabkan kandungan air dalam

keong mas sangat tinggi.

Lemak hasil perairan memiliki keunggulan dibanding lemak hewan

terestial. Kandungan lemak pada daging keong mas jika dibandingkan dengan

ayam ternyata cukup jauh yaitu dalam 100 gram keong mas terkandung 0,6 mg

lemak,hasil penelitian Miftakhurohmah (2010) menyatakan bahwa kandungan

lemak daging ayam adalah 25 gram per 100 gram berat. Rendahnya lemak dan

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

27

kolesterol ini berpotensi sebagai alternative bahan dasar menu diet

hiperkolesterolemia. Keong mas juga kaya akan asam lemak tak jenuh. Asam

lemak tak jenuh tunggal keong mas jenis asam oleat sebesar 6,44% dan asam

lemak tak jenuh jamak jenis asam linoleat sebesar 6,67% (Dewi 2012).

4.3.2 Komposisi kimia tepung keong mas

Pembuatan tepung dilakukan untuk mempermudah penambahan keong

mas sebelum dicampurkan dengan ransum komersil. Keong mas ditepungkan

menjadi dua bagian. Satu tepung yang berasal dari daging keong, dan satu lagi

tepung yang berasal dari daging dan jeroan keong mas. Tepung keong mas

dianalisis kandungan kimianya menggunakananalisis proksimat. Hasil analisis

komposisi tepung daging keong mas disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Komposisi kimia keong mas segar dan tepung keong mas

Komposisi

kimia (%) (bk)

Daging dan

jeroan segar

Tepung daging

dan jeroan

Daging

segar

Tepung

daging

Kadar air - 6,80 - 8,50

Kadar protein 41,59 29,59 50,61 32,17

Kadar lemak 2,73 3,38 2,01 3,91

Kadar abu 14,71 25,76 9,12 16,68 Keterangan : Bk = basis kering

Berdasar pada Tabel 5 diatas, dapat diketahui bahwa kadar air tepung

daging dan jeroan keong mas sebesar 6,80 % (bk) dan kadar air tepung daging

sebesar 8,50% (bk). Pada proses pembuatan tepung daging keong mas dilakukan

proses pengovenan pada suhu 75-80oC selama 24 jam. Proses pengovenan

mengakibatkan banyaknya air yang keluar. Menurut Prabandariet al.( 2005)

waktu, dan suhu pengolahan dapat mempengaruhi nilai kadar air suatu bahan

pangan. Semakin lama waktu pengolahan dan semakin tinggi suhu yang

digunakan akan mengakibatkan banyak air dalam bahan pangan yang keluar.

Penelitian ini didukung oleh Meunpol et al. (2009), menyatakan bahwa kadar air

pada marine shrimpsegar sebesar 93,38% ( bk) menurun setelah dilakukan

pengopenan suhu 100°C sebesar 7,58% (bk).

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

28

Menurut hasil penelitian daging keong mas memiliki kadar protein

sebesar 50,61% (bk), dan daging dan jeroan sebesar 41,59% (bk). Hasil ini

didukung oleh penelitian Tias (2010) yang menyatakan kadar protein pada

daging keong pepaya lebih besar jika dibandingkan jeroan keong pepaya.

Daging keong pepaya kadar protein sebesar 61,58% (bk), sedangkan jeroan

sebesar 52,84% (bk). Hal ini dapat disebabkan banyaknya kandungan protein

yang terdapat dalam daging. Hasil penelitian Kamil (1998) menyatakan

kandungan protein tepung keong mas sebesar 65,50-70,67% (bk). Keong mas

juga kaya akanasam amino esensial. Menurut Kamil (1998 )tepung keong mas

tinggi akan leusin (44,8 mg/g protein) dan terendah adalah metionin (10,54 mg/g

protein). Leusin yang biasanya menjadi asam amino pembatas, ternyata pada

tepung keong mas ini memiliki skor kimia yang cukup (44,8 mg/g protein) dan

tidak menjadi asam amino pembatas, sehingga dapat digunakan sebagai suplemen

pakan yang kurang lisin.

Menurut hasil penelitian kadar protein daging dan jeroan segar keong mas

sebesar 41,59% (bk) hasil ini menurun setelah dibuat tepung daging dan jeroan

keong mas yaitu menjadi sebesar 29,59% (bk). Perbedaan ini dikarenakan

penggunaan suhu tinggi sebagai metode pengolahan. Menurut Erkan et al. (2011)

kadar protein ikan baik dalam basis basah maupun basis kering dapat berubah

bergantung kepada jenis spesies dan metode pengolahannya. Panas menyebabkan

sebagian protein ikut hilang bersama-sama dengan air yang keluar dari daging.

Pengolahan menggunakan suhu tinggi mengakibatkan jumlah air bebas

hilang dan terjadinya koagulasi sehingga tekstur daging semakin memadat, sejalan

dengan itu protein akan mengalami denaturasi. Proses denaturasi mengakibatkan

protein berubah menjadi peptida yang kemudian menjadi asam amino, hal ini

merupakan proses yang umum terjadi akibat pengaruh suhu selama proses

pengolahan dan akhirnya dapat menyebabkan berkurangnya kadar protein yang

dikandung dalam suatu bahan. Semakin tinggi suhu maka protein akan

terhidrolisis dan terdenaturasi, kehilangan aktivitas enzim, terjadi peningkatan

kandungan senyawa terekstrak bernitrogen, ammonia, dan hidrogen sulfida dalam

daging (Zaitzev et al. 1969).

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

29

Lemak pada tubuh umumnya disimpan sebesar 45% disekeliling organ

rongga perut (Almatsier 2006). Kadar lemak daging dan jeroan keong mas segar

hasil penelitian sebesar 2,73 % (bk) dan kadar lemak daging sebesar 2,01% (bk).

Hasil ini menunjukkan bahwa kadar lemak pada daging jeroan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan pada daging keong. Penyimpanan lemak pada tubuh inilah

yang menyebabkan kadar lemak pada jeroan tinggi. Menurut hasil penelitian

Dewi (2012) kandungan lemak pada daging keong mas sebesar 4,3 % (bk).

Perbedaan kadar lemak ini diduga karena pengaruh faktor yaitu umur, ukuran

habitat, dan tingkat kematangan gonad. Kadar lemak daging dan jeroan sebesar

2,73% (bk) dan tepung daging dan jeroan keong mas sebesar 3,38% (bk).

Unsur mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Kadar abu

dari suatu bahan pangan menunjukkan total mineral yang terkandung dalam bahan

pangan (Winarno 2008). Berdasarkan Tabel 5 kadar abu tepung daging keong

mas sebesar 16,68 % (bk) kadar abu tepung daging dan jeroan keong mas sebesar

25,76 % (bk). Hal ini dapat disebabkan banyaknya kandungan mineral pada

jeroan keong mas, menurut Marichamy et al.(2010) penyerapan logam esensial

dan nonesensial mungkin terjadi melalui rute pencernaan dan makanan

(pencernaan).

Kadar abu daging dan jeroan keong mas sebesar 14,71 % (bk) meningkat

setelah dilakukan pembuatan tepung yaitu sebesar 25,76% (bk). Hal ini dapat

disebabkan oleh berkurangnya kadar air dalam keong. Penelitian ini didukung

oleh penelitian Okanlawon (2010) yang menyatakan kadar abu Snail Offal

Meal segar sebesar 7,74% (bb) meningkat setelah dilakukan pembuatan tepung

sebesar 18,80% (bb).

4.3.3 Komposisi Kimia Ransum

Ransum perlakuan disusun dengan memenuhi kebutuhan nutrien tikus.

Komposisi ransum disusun berdasarkan standar AOAC ( 1995) dalam Suharma

(2011) yaitu mengandung protein, lemak, mineral, vitamin, serat, dan air.

Kandungan kimia ransum untuk tikus percobaan disajikan pada Tabel 6.

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

30

Tabel 6 Kandungan kimia ransum perlakuan

Nutrien Satuan (bk) R01)

R12)

R23)

Air % 9,60 6,75 6,65

Protein % 10,13 12,35 10,54

Lemak % 6,92 14,24 11,63

Abu % 7,53 7,90 9,00

Zat besi mg/100 g 4,65 5,69 9,62 Keterangan: R0) ransum komersil

R1) ransum + tepung daging keong

R2) ransum + tepung daging dan jeroan keong

Ransum merupakan campuran dua atau lebih bahan pakan yang disusun

untuk memenuhi kebutuhan hewan percobaan. Komposisi ransum disusun

berdasarkan prosedur AOAC yaitu mengandung protein, vitamin, karbohidrat,

mineral dan air. Ransum harus memenuhi kebutuhan standar hewan

percobaan.Komposisi standar protein sebesar 10-12%, kadar abu sebesar 5 %,

lemak 8% dan air sebesar 5 % (Muchtadi 1993). Hasil pengujian ransum

perlakuan menunjukkan hampir semuanya memenuhi standar.

Ransum dengan penambahan tepung daging merupakan ransum yang

memiliki kandungan protein yang cukup besar yaitu sebesar 12,35 % (bk). Hal ini

dikarenakan tingginya kandungan protein pada daging keong mas. Kandungan zat

besi dalam ransum penambahan daging dan jeroan merupakan ransum dengan

kadar zat besi paling tinggi yaitu sebesar 9,62 mg/100g. Menurut hasil

penelitian Purwaningsih et al. (2011) kadar besi yang terdapat pada keong mas

segar sebesar 8,20 mg/100g. Keong mas memiliki kadar besi yang sangat tinggi

dibandingkan dengan komoditas perikanan penting lainnya. Menurut hasil

penelitian Okozumi dan Fuji (2000), kadar besi yang terdapat pada cumi-cumi

sebesar 0,2 mg/100 g (bb) dan kepiting sebesar 0,5 mg/100 g (bb). Hal ini

menunjukkan bahwa keong mas sangat potensial sebagai sumber zat besi karena

memiliki kadar besi sangat tinggi. Arifin (2008) menyatakan besi merupakan

elemen penting, dan berperan penting dalam proses metabolisme yang terjadi

dalam sistem regulasi manusia dan darah.

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

31

4. 3.4 Parasit

Keong mas di sawah memberikan risiko bahaya pada kesehatan, karena

keong mas merupakan inang parasit cacing nematoda Angiostrongylus

cantonensis (Parastrongylus cantongensis) atau rat lung worm yang dapat

menyebabkan eosinophilic meningonoecephaliti atau meningitis pada manusia

(Chen at al. 2011). Hasil analisis parasit secara kualitatif dapat dilihat pada

Tabel7.

Tabel 7 Hasil pengujian parasit pada keong mas

Berdasar Tabel 7 dapat dilihat daging keong mas baik segar maupun

setelah perebusan negatif mengandung parasit, sedangkan pada jeroan keong mas

segar positif mengandung parasit, namun setelah perebusan selama 5 menit pada

suhu 100oC jeroan keong mas negatif mengandung parasit. Menurut

Priosoeriyanto (2011) pemasakan ikan atau daging dengan panas 70oC selama 10

menit atau 7 menit dapat membunuh parasit, sehingga disarankan jika

mengumsumsi keong mas dalam keadaaan sudah mengalami proses pengolahan,

agar tidak terjadi kasus meningitis akibat mengonsumsi keong mas. Menurut

Chen et al. (2011) selama tahun 2000-2006 terdapat total tujuh kasus dilaporkan

mengenai wabah Angiostrongylus cantonensisdi China yang diakibatkan

mengonsumsi keong mas.

4.4 Pertambahan Bobot Badan Tikus

Tikus merupakan salah satu hewan percobaan yang sering digunakan

untuk penelitian di labolatorium, khususnya untuk mengevaluasi nilai biologis

pangan dan efeknya terhadap kesehatan. Tikus termasuk dalam ordo Rodentia,

mirip dengan mencit tetapi lebih besar. Beberapa sifat tikus diantaranya adalah

nocturnal (aktif pada malam hari), tidak memiliki kantung empedu (gall

bladder), tidak dapat memuntahkan kembali isi perutnya, tidak pernah berhenti

tumbuh, namun kecepatan tumbuhnya akan menurun setelah berumur 100 hari

Keong mas Segar Setelah pengolahan (perebusan )

Daging keong mas Negatif Negatif

Jeroan keong mas Positif Negatif

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

32

(Muchtadi 1992). Tikus mula-mula diadaptasikan selama satu minggu. Masa

adaptasi tikus terhadap lingkungan ini dilakukan untuk menghindari resiko

timbulnya gangguan stres dan untuk mengamati kondisi tikus apakah dapat terus

digunakan selama percobaan atau tidak. Pemberian makan tikus secara ad libitum

dilakukan setiap hari sekali yaitu pada sore hari hal ini dikarenakan mengingat

tikus adalah hewan nokturnal. Tikus dewasa membutuhkan 10 g ransum per hari

per 100 g bobot badan (Malole dan Pramono 1989).

Air merupakan zat kimiawi organik terpenting dalam tubuh hewan,

berfungsi sebagai cairan interseluler dan intraseluler pengangkut zat-zat

makanan, metabolit dan zat-zat sisa dari dan ke seluruh tubuh, melumas

persendian, bantalan bagi sistem syaraf dan banyak lagi manfaat dari air

( Pribadi 2008). Berdasarkan jenis kegunaannya, air dapat dianggap sebagai suatu

zat makanan yang sangat esensial. Air minum untuk tikus harus selalu tersedia,

tidak terkontaminasi, tidak kotor. Air adalah salah satu zat makanan yang

penting bagi hewan dan kebutuhan hewan akan air sangat tinggi karena air

berfungsi sebagai media untuk aktivitas metabolik. Setiap hari seekor tikus

dewasa minum 20-45 ml air (Malole dan pranomo 1989)

Selain nutrisi, hal lain yang perlu diperhatikan dalam penggunaan tikus

putih sebagai hewan percobaan adalah kandangan yang baik. Kandang harus jauh

dari kebisingan. Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan tikus biasanya

berupa kotak yang terbuat dari plastik. Tutup untuk kandang berupa kawat

dengan ukuran lubang 1,6 cm2. Alas kandang yang digunakan adalah sekam padi

yang tidak menyebabkan alergi dan selalu dalam keadaan kering. Selama

penelitian kadang tikus dibersihkan dan dilakukan pergantian sekam setiap

minggu untuk menjaga kesehatan tikus. Selama penelitian temperatur lingkungan

kandang berkisar 24-28o

C. Temperatur ideal kandang yaitu 18-27o

C dan

kelembaban relatif 40-70% (Malole dan Pramono 1989).

Tingkat konsumsi ransum dan air minum bervariasi menurut suhu

kandang, kelembaban, kualitas makanan, kesehatan, dan kadar air dalam makanan

(Smith dan Mangkoewidjojo 1988).

Pertambahan bobot badan dapat digunakan sebagai kriteria untuk

mengukur pertumbuhan yaitu suatu proses yang sangat kompleks yang meliputi

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

33

pertambahan bobot hidup dan perkembangan semua bagian tubuh secara serentak

dan merata. Nilai pertambahan bobot badan diperoleh melalui pengukuran bobot

badan yang dilakukan secara berkala pada waktu tertentu (Bahar 2011).

Penimbangan hewan percobaan dilakukan setiap dua hari selama 28 hari, hal

dilakukan untuk mengetahui pertambahan bobot badan dan kesehatan tikus selama

berlangungnya penelitian. Grafik pertumbuhan tikus setiap dua hari dapat dilihat

pada Gambar 8.

Gambar 8 Grafik pertumbuhan tikus selama perlakuan, ransum komersil,

ransum + tepung daging keong mas, ransum + tepung daging dan jeroan

keong.

Hasil analisis ragam (Lampiran 12) pada tingkat kepercayaan 95%

menunjukkan bahwa perbedaan ransum memberikan pengaruh nyata pada

pertambahan bobot badan tikus. Hasil uji lanjut Duncan (Lampiran 13)

menunjukkan rataan pertambahan bobot badan tikus yang diberi tepung

dagingkeong berbeda nyata (P>0,05) dengan pertambahan bobot badantikus yang

diberi ransum tepung daging dan jeroan keong mas, sedangkan rataan

pertumbuhan tikus yang diberi tepung daging tidak berbeda nyata (P>0,05)

dengan yang diberi ransum komersil. Menurut hasil penelitian pertambahan bobot

badan tikus ransum komersil sebesar 4,6 g/ekor/duahari, tikus dengan ransum

penambahan daging keong sebesar 5,2 g/ekor/duahari, dan tikus dengan

y = 2,3223x + 219,64

R² = 0,9994

y = 2,7155x + 214,02

R² = 0,9973

y = 1,9698x + 199,13

R² = 0,9934

180

190

200

210

220

230

240

250

260

270

280

290

300

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Bo

bo

t B

ad

an

(g

)

Hari Ke-

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

34

penambahan daging dan jeroan keong sebesar 4g/ekor/duahari. Rataan

pertumbuhan bobot badan tikus yang diberi ransum dengan penambahan tepung

daging memiliki pertambahan bobot lebih besar jika dibanding kan dengan

pertumbuhan tikus yang diberi daging dan jeroan tikus. Hal ini menunjukkan

bahwa pemberian tepung daging dan jeroan pada tikus menimbulkan respon yang

negatif terhadap pertumbuhan tikus tersebut. Okanlawon (2010) menyatakan

bahwa dalam jeroan keong terdapat banyak mukosa (lendir) yang memiliki sifat

antinutrisi dan susah dicerna.

Tikus dengan ransum penambahan tepung daging keong bertambah bobot

badannya sebesar 5,2 g/ekor/duahari/ekor. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan

hasil penelitian Raimon (2006) pertambahan bobot badan tikus jantan dari umur

3-8 minggu sebesar 5 g/ekor/duahari yang diberi 16% protein.

Tikus yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah kelompok tikus

ransum dengan penambahan daging keong mas, hal ini kemungkinan dikarenakan

zat gizi yang terkandung dalam pakan tersebut telah mencukupi kebutuhan

tikus.Hasil pengujian komposisi kimia ransum (Tabel 6) menunjukkan kandungan

protein pada ransum dengan penambahan daging keong sebesar 12,35% (bk),

hasil ini lebih besarjika dibandingkan dengan ransum tepung daging dan jeroan

keong yang mengandung protein sebesar 10,54% (bk).

Protein sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita melalui

peran-perannya yang tidak bisa digantikan oleh zat gizi makro lainnya. Protein

berperan penting dalam metabolisme sebagai enzim dan media pengangkut

molekul-molekul seperti ion dan oksigen. Protein juga berfungsi sebagai pengatur

gerakan otot, penunjang mekanis dari kulit dan tulang, dan terutama adalah

pertahanan tubuh atau imunisasi (Winarno 2008). Hasil perairan sering dijadikan

sumber protein karena absorsi protein hasil perairan lebih tinggi jika

dibandingkan daging sapi dan ayam. Daging hasil perairan memiliki serat-serat

protein yang lebih pendek daripada serat-serat protein daging maupun ayam

(Sajogjo 2000).

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

35

4.4 Hemoglobin Darah Tikus

Hemoglobin adalah substansi pembawa oksigen dalam eritrosit

(Ganong 2008). Hemoglobin adalah pigmen merah protein dalam eritrosi

Cunnigham (1997). Hemoglobin terdiri atas protein 96% globin dan 4% hem

(Hartono 1988). Rataan nilai hemoglobin setiap kelompok dapat dilihat pada

Tabel 8.

Tabel 8 Rataan nilai hemoglobin tikus

Hasil pengujian (Lapiran 14) menunjukkan perlakuan perbedaan bagian

keong tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar hemoglobin. Hasil ini

merupakan kadar normal hemoglobin tikus pada umumnya yaitu 12-18 gr/dL

(Onabanjo et al.2008).

Pembentukan hemoglobin dalam eritrosit sangat ditentukan oleh asupan

nutrisi terutama protein dan mineral zat besi. Zat besi yang ada dalam tubuh

berasal dari tiga sumber yaitu besi yang diperoleh dari hasil perusakan sel-sel

darah merah (hemolisis), besi yang diambil dari penyimpanan dalam badan, dan

besi yang diserap dalam saluran pencernaan. Dari ketiga sumber tersebut besi

hasil hemolisis merupakan sumber utama. Pada hewan atau manusia dalam

keadaan normal kira- kira 70% besi perhari berasal dari hemolisis. Hanya sekitar

5 % yang berasal dari makanan (Winarno 2008). Hal ini yang diduga

menyebabkan kadar hemoglobin tikus dari ketiga perlakuan tidak berbeda nyata

meskipun kandungan zat besi pada ransum daging dan jeroan mengandung zat

besi yang tinggi (Tabel 5). Proses penyerapanbesi terdapat zat penghambat salah

satunya adalah kalsium (EFSA 2010). Kadar kalsium pada keong mas cukup

tinggi yaitu 7593,81 mg/100g (bk) (Purwaningsih et al. 2011), hal ini mungkin

yang menyebabkan tidak optimalnya penyerapan zat besi dalam tubuh tikus.

Perlakuan ransum Rataan

Komersil 13,25a

Komersil + tepung daging keong 13,44a

Komersil + tepung daging dan jeroan keong 13,37a

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

36

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Keong mas memiliki rendemen cangkang 47,74%, daging 27,20% dan

jeroan 25,06%. Komposisi kimia keong mas segar mengandung air 78,05% (bb),

abu 3,23% (bb), protein 9,13% (bb), dan lemak 0,60% (bb). Daging keong mas

baik segar maupun setelah perebusan negatif mengandung parasit, sedangkan

pada jeroan keong mas segar positif mengandung parasit, namun setelah

perebusan keong mas kandungan parasitnya negatif. Penambahan keong mas

memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan tikus.

Perlakuan penambahan tepung daging keong mas merupakan kelompok

perlakuan yang mengalami pertambahan bobot badan tertinggi yaitu dengan rata-

rata pertambahan 5,2 gram/duahari/ekor. Pemberian daging keong mas tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar hemoglobin tikus ketiga

perlakuan.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perlakuan yaitu tikus

yang digunakan sebaiknya dalam keadaan kekurangan darah atau anemia sehingga

dapat dilihat pengaruh penambahan keong mas serta perlu dilakukan pengujian

kuantitatif lanjut mengenai parasit pada keong mas.

Page 50: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

37

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analitycal Chemis. 1995. Official Metodh of

Analisys of The Association of Official Analitycal of Chemist. Arlington,

Virginia USA: Published by The Assiciation of Analitycal Chemist, Inc

[APHA] American Public Health Association. 2005. Standars Methods for the

Examination of Water and Wastewater. Washington. American Public

Health Association.

Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: Dian

Rakyat.

Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Apriandi A. 2011. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif pada keong

ipong-ipong (Fasciolaria salmo) [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Arifin Z. 2008. Beberapa unsur mineral esensial mikro dalam sistem biologi dan

metode analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian. 27 (3)

Bahar NW. 2011. Pengaruh pemberian ekstrak dan fraksi daun katuk terhadap

gambaran hematologi tikus putih laktasi [skripsi]. Bogor: Fakultas

Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Bivin WS, Crawford MP, Brewer NR. 1979. The Laboratory Rat. Di dalam:

Baker HJ, Lindsey JR, Weisbroth SH, editor. The Laboratory Rat Vol.1.

New York: Academic Press.

Budiyono S. 2006. Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi.

Jurnal-jurnal Ilmu Pertanian.: 2(2.)

Cazzaniga NJ. 2002. Old species and new concept in the taxonomy of Pomacea

(Gastropoda: Ampullariidae). Biocell 26 (1): 71-81.

Chen R, Tong Q, Lou D. 2011. Loop mediated isothermal amplification : rapid

detection of Angiostrongylus cantonensis infection in Pomacea

canaliculata. Parasit and victorc 4 (202).

Cunningham JG. 1997. Cardiovascular Physiology. Di dalam: text Book of

Veterinary Physiology. Philadelphia, Pennsylvania: WB Saunders

Company. hlm 127-142.

Decie SJV, Lewis SM. 1991. Pratical haetomologi. New York: Churchill

Livingstone.

Page 51: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

38

Departemen Gizi dan Masyarakat. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Dewi YP. 2012. Pengaruh pengolahan terhadap kandungan asam lemak keong

mas (Pomacea canaliculata )[skripsi]. Bogor: Departemen Teknologi

Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

[EFSA] European Food SafetyAuthority. 2010. Scientific opinion on the safety of

heme iron (blood peptonates) for theproposed uses as a source of iron

added for nutritional purposes to foodsfor the general population,

including food supplements. EFSA Journal 8(4):1585

Erkan N, Ozden O, Selcuk A. 2010. Effect of frying, grilling, and steaming on

amino acid composition of marine fishes. Journal of Medicinal Food

13(6): 1524-1531.

Estebenet AL dan Martin PB. 2002. Pomacea canaliculata (Gastropoda

Ampullariidae): Life-history Traits and their Plasticity: Biocell 26(1)

:83-89.

Franson. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Ed ke-4. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Ganong WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-22. Widjajakusumah

MD, penerjemah. Jakarta: EGC.

Gropper, S. S., Jack L. S. & James L. G. 2009. Advanced Nutrition and Human

Metabolism. 5th Ed. Pre-Press PMG, Canada.

Guyton AC, Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-11. Irawati et

al. penerjemah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari:

Textbook of Medical Physiology.

Hartono. 1988. Jaringan Ikat. Di dalam: Histologi Veteriner. Bogor: Laboratorium

Histologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institus Pertanian Bogor.

Howells. 2003. Pomacea canaliculata: Channeled Apple Snail Releases Threaten

U.S. J. Journal Agriculture and Aquatic Environments.

Joshi RC. 2005. Managing Invasive Alien Mollusc Species in Rice. Maligaya:

Departemen od agriclture-The Philippine Rice Research Institute.

Page 52: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

39

Kamil, Zahirrudin W, Sumaryanto H. 2009 . pengaruh metoda pengolahan

terhadap mutu tepung siput murbei (Pomacea sp.). [skripsi]. Bogor:

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Kusumamihardja. 1992. Parasit dan Parasitosis pada Hewan Ternak dan Hewan

Peliharaan di Indonesia. Bogor : PAU IPB.

Linder MC. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia Press.

Malole, M. B. M. dan C. S. Pramono. 1989. Penggunaan Hewan-hewan

Percobaan Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas

Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Marichamy G, Shanker S, Saradha A, Nazar A R. 2011. Proximate composition

and bioaccumulation of metals in some finfishes and shellfishes of Vellar

Estuary (South east coast of India). Journal of Experimental Biology, 1

(2): 47-55.

Meunpol O, Ruangpan, Vallisut S. 2009. Replacement of soybean meal protein in

fish meal diet in organic marine shrimp feed. Food Ag-Ind. 1(1) 175-181.

Miftakhurohmah (2010). Formulasi sosis rendah lemak dan kolesterol berbahan

dasar daging keong mas (Pomacea canaliculata) sebagai alteratif menu

diet hiperkolesterol. [ Laporan akhir Program Kreatifitas mahasiswa].

Institut Pertanian Bogor.

Muchtadi, D. 1993. Teknik Evaluasi Nilai Gizi Protein. Program Pascasarjana.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Metusalach. 2007. Pengaruh fase bulan dan ukuran tubuh terhadap rendemen,

kadar protein, air dan abu daging kepiting rajungan, Portunus spp. Jurnal

Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 17(3):233-239.

Myers P, Espinosa R, Parr CS, Jones T, Hammond GS, Dewey TA. 2008. The

Animal Diversity. University of Michigan Museum of Zoology.

Ningsih P. 2009. Karakteristik protein dan asam amino kijing lokal dari perairan

situ gede, Bogor akibat proses pengukusan. [skripsi]. Bogor : Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Nurhasan M, Maehre HK, Malde M. 2010. Nutritional composition of aquatic

species in Laotian rice field ecosystems. Journal Food Composition and

Analysis 23 : 205-213.

Page 53: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

40

Nurjanah, Fitrial Y, Suwandi R, Daritri ES. 1996. Pembuatan kerupuk keong mas

(Pomacea sp.) dengan penambahan tepung beras dan flavor udang. Buletin

Teknologi Hasil Perikanan 2 (2): 43-51.

Nurjanah, Jacoeb AM, Nurzakiyah, Nugraha R, Karmila. 2012. Proximate and

mineral composition of cuttlefish (Sepia recurvirostra). Journal of Food

Science and Technology 4(4):220-224.

Norwegian Food Safety Authority, 2006. Food compositiontable. Journal of

Food, Agriculture & Environment .6 (3&4): 210 – 214.

Onabanjo OO, Dixon BD, Oguntana C, 2008. Iron bioavailability and utilization

in rats fed cassava-based complementary diets. Journal of Biochemisty (2):

22-32.

Okozumi M, Fujii T. 2000. Nutritional and Functional Properties of Squid and

Cuttle Fish. Japan: National Cooperate Association of Squid Processors.

Okanlawon SS, Oladipupo SA. 2010. Nutritional evaluation of snail offal meal as

animal protein supplement in the diets of Clarias gariepinus (Burchell,

1822) Fingerlings. Journal of Fish and Marine Sciences 2 (2): 103-108.

Prabandari R, Mangalik A, Achmad J, Agustiana. 2005. Pengaruh waktu

perebusan dari dua jenis udang yang berbeda terhadap kualitas tepung

limbah udang putih (Penaeus indicus) dan udang windu (Penaeus

monodon). Enviroscienteae. 1(1): 24-28.

Priambodo, S. 1995. Pengendalian Tikus Terpadu. Seri PHT. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Priosoeryanto RT. 2011. Cacing parasitic pada satwa akuatik. Jurnal Veteriner

Indonesia 1(2): 11-28.

Purwaningsih S, Salamah E, Pambudi N. 2011. Pengaruh metode pengolahan

terhadap kelarutan mineral keong mas (Pomacea canaliculata) dari

perairan Situ gede, Bogor. Di dalam: International Symposium on Marine

Ecosystems, Natural Product and Their Bioactive Metabolisme. Bogor

Indonesia, Oktober 25-27, 2011.

Puspita L, Ratnawati INN, Suryadiputra A, Meutia A. 2005. Lahan Basah Buatan

di Indonesia. Bogor: Wetlands International Indonesia Program.

Raimon, D. 2006. Suplumentasi zeolit dalam ransum basal yang mengandung

bungkil kedelai terhadap performans tikus putih (Rattus novergicus).

[Skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Page 54: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

41

Sajogjo.2000. Menuju Gizi Baik Merata di Pedesaan dan Dikota. Yogyakarta :

UGM press.

Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jilid I. Dian

Rakyat. Jakarta.

Suharto dan Kurniawati. 2009. Keong mas dari hewan peliharaan menjadi hama

utma padi sawah. Journal Penelitian Tanaman Padi.1(1) 1-11

Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan

hewan percobaan di daerah Tropis. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Steel RGD, Torei JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statiskita Suatu Pendekatan

Biometrik. Ed ke-3. Sumantri B, penerjemah. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. Terjemahan dari: Principle and Procedure of statistics.

Suharma CDN. 2011. Dampak konsumsi fruit soy bar terhadap profil hematologi

dan lipid darah tikus percobaan. [skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Suwignyo S, Widagdo B, Krisantu M, Wardianto Y 2005. Avertebrata Air. Jilid 2.

Bogor : IPB Press.

Swenson. 1984. Duke’s physilogy of domestic animal 10th

Ed. Publishing

Associate a division of cornell university. Ithaca and London.

Tias A. 2010. Aktivitas antioksidan dan komponen bioaktif dari kerang papaya

(Melo sp.) [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut

Pertanian Bogor.

Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di Era

Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan.

Winarno. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.

Yunizal, Murtini JT, Dolaria N, Purdiwoto B, Abdulrokhim, Carkipan. 1998.

Prosedur Analisis Kimiawi Ikan dan Produk Olahan Hasil-Hasil

Perikanan. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.

Zaitsev V, Lagunov L, Minder L, Podsevalon V. 1969. Fish Curing and

Processing. Uni Soviet: Mir Publisher.

Page 55: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

42

Lampiran

Page 56: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

42

Lampiran 1 Lokasi pengambilan keong mas

Lampiran 2 Contoh perhitungan rendemen keong mas

Diketahui : Berat Total = 500 g

Berat cangkang = 237 g

Berat daging = 136 g

Berat jeroan = 127 g

Rendemen cangkang =

=

= 47,74 %

Rendemen daging =

=

= 27,20 %

Rendemen jeroan =

=

= 25,06%

Page 57: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

42

Lampiran 3 Data komposisi kimia keong mas segar (bb)

Perlakuan Ulangan Kadar air

(%bb)

Kadar abu

(%)

Kadar

protein (%)

Kadar

lemak (%)

Segar 1 76,16 3,56 9,12 0,60

2 79,72 3,17 9,14 0,60

Rata-rata 78,05 3,36 9,13 0,60

Lampiran 4 Data komposisi kimia tepung keong mas

Perlakuan Ulangan Kadar air (%) Kadar abu

(%)

Kadar

protein (%)

Kadar

lemak (%)

Daging 1 8,55 16,10 29,52 3,58

2 8,33 14,43 29,40

Rata-rata 8,44 15,27 29,46 3,58

Daging

keseluruhan

1 6,50 23,43 27,72 3,17

2 6,13 24,85 27,72

Rata-rata 6,31 24,14 27,72 3,17

Lampiran 5 Data komposisi kimia ransum perlakuan

Perlakuan Ulangan Kadar air

(%bb)

Kadar abu

(%)

Kadar

protein (%)

Kadar

lemak (%)

komersil 1 9,18 6,82 9,17 5.51

2 9,29 6,86 9,23 5,55

Rata-rata 9, 23 6,84 9,20 5,53

Daging 1 6,20 7,24 11,23 13,12

2 6,29 7,64 11,93 13,58

Rata-rata 6,25 7,44 11,58 13,35

Daging

keseluruhan

1 6,34 8,12 11,01 10,11

2 6,19 8,76 10,07 11,71

Rata-rata 6,27 8,44 10,54 10,91

43

Page 58: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

43

Lampiran 6 Formulasi pembuatan ransum

44

Page 59: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

44

Lampiran 7 Tabel pertambahan bobot tikus

Kelompok

Perlakuan

bobot

akhir

bobot

awal selisih

A 280 211 69

A 286 220 66

A 291 232 59

A 250 187 63

A 246 207 39

A 303 224 79

A 301 227 74

A 320 240 80

A 288 235 53

B 288 206 82

B 289 218 71

B 254 205 49

B 279 205 74

B 277 207 70

B 317 232 85

B 306 212 94

B 292 232 60

B 288 202 86

C 261 200 61

C 235 191 44

C 220 164 56

C 305 208 97

C 250 200 50

C 233 192 41

C 243 188 55

C 263 222 41

C 260 201 59

Keterangan:

A : ransum komersil

B : ransum komersil + daging keong mas

C : ransum komersil + daging dan jeroan keong mas

45

Page 60: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

45

Lampiran 8 Gambar tempat minum, makan dan kandang tikus

Keterangan : a) tempat minum

b) tempat makan

c) kandang tikus

a

c

b

46

Page 61: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

46

Lampiran 9 Prosedur pengukuran kadar hemolgobin

I mL darah tikus yang telah diberi antikoagulan

Reagen hemoglobin untuk 1 liter: Perhitungan :

kalium ferisianida 200 mg Hb g/L : absorben terukur x 36,8

Hb/100 ml

kalium sianida 40 mg

kalium dihidrogen fosfat 140 mg

non ionik detergen 1 ml

reagen reagen tersebut kemudian dicampurkan dengan akuades.

Lampiran 10 Gambar Spektrofotometer Uv_vis

I mL darah tikus yang telah diberi antikoagulan

Darah dihisap hingga angka 0,02 dengan pipet hemolgobin

Darah dicampur dengan teagen Hb

inkubasi pada suhu 20-25OC selama 15 menit

Absorben diukur pada =541 nm

Hitung konsentrasi hemoglobin

47

Page 62: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

47

Lampiran 11 Prosedur pengujian parasit

Ambil beberapa tetes masukan dalam obyek gelas

Langsung Periksa

Lampiran12 Hasil analisis ragam pertumbuhan bobot badan tikus

Sumber

keragaman

Db(gerajat

bebas)

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hitung sig

Perlakuan 3 112,3 146,7 16,01 0,010

Galat 4 10,2 123

Total 7 122,5

Lampiran 13 Uji lanjut duncan rataan pertambahan bobot badan tikus

Grup N Perlakuan

A 9 komersil

A 9 Daging

B 9 Daging dan jeroan

Timbang 3 gram sampel

gerus

Penambagan lautan pengapung 42 cc air

Sentrifuse 1500 rpm/5 menit

Masukkan dalam tabung reaksi

Tutup cover glass (5-10 menit)

Ambil beberapa tetes masukan dalam obyek gelas

Langsung periksa

48

Page 63: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah

48

Lampiran 14 Hasil analisis ragam hemoglobin

Sumber

keragaman

Db(gerajat

bebas)

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F hitung

Perlakuan 3 123,3 146,7 816,01

Galat 4 20,2 123

Total 7 143,5

49

Page 64: PENGARUH PEMBERIAN KEONG MAS Pomacea canaliculata ... · hemoglobin (Hb). Penelitian ini dibagi dalam dua langkah pekerjaan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Langkah